BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan dan teknologi telah meningkat pesat. Kemajuan di bidang teknologi membawa manfaat yang besar bagi manusia. Penambahan jalan raya dan penggunaan kendaraan bermotor yang tidak seimbang menyebabkan jumlah korban kecelakaan lalu lintas menigkat, tetapi peningkatan jumlah tinggi lebih banyak terjadi di Negara berkembang. Tingginya angka kecelakaan menyebabkan angka kejadian fraktur semakin tinggi, dan kondisi fraktur yang paling sering terjadi, yang termasuk dalam kelompok tiga besar kasus fraktur yang disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dan harus menjalani pembedahan dengan konsekuensi didapatkan efek nyeri. Nyeri akut fraktur setidak–tidaknya mempunyai fungsi fisiologis positif, berperan sebagai peringatan bahwa perawatan khusus harus dilakukan untuk mencegah 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada perkembangan dewasa ini, ilmu pengetahuan
dan teknologi telah meningkat pesat. Kemajuan di
bidang teknologi membawa manfaat yang besar bagi
manusia. Penambahan jalan raya dan penggunaan
kendaraan bermotor yang tidak seimbang menyebabkan
jumlah korban kecelakaan lalu lintas menigkat, tetapi
peningkatan jumlah tinggi lebih banyak terjadi di
Negara berkembang. Tingginya angka kecelakaan
menyebabkan angka kejadian fraktur semakin tinggi,
dan kondisi fraktur yang paling sering terjadi, yang
termasuk dalam kelompok tiga besar kasus fraktur yang
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas dan harus
menjalani pembedahan dengan konsekuensi didapatkan
efek nyeri.
Nyeri akut fraktur setidak–tidaknya mempunyai
fungsi fisiologis positif, berperan sebagai peringatan
bahwa perawatan khusus harus dilakukan untuk mencegah
trauma lebih lanjut pada daerah tersebut. Nyeri
fraktur normalnya dapat diramalkan hanya terjadi dalam
durasi yang terbatas, lebih singkat dari waktu yang
1
2
diperlukan untuk perbaikan alamiah jaringan- jaringan
yang rusak (Morison, 2004).
Individu yang merasakan nyeri merasa tertekan
atau menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan
nyeri. Perawat menggunakan berbagai intervensi untuk
menghilangkan nyeri atau mengembalikan kenyamanan.
Perawat tidak dapat melihat atau merasakan nyeri yang
klien rasakan. Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua
individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada
dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau
perasaan yang identik pada individu. Nyeri merupakan
sumber frustasi, baik klien maupun tenaga
kesehatan(Potter dan Perry, 2006).
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya
kontinuitas tulang atau tulang rawan umumnya di
karenakan rudapaksa (Mansjoer, 2008).
Data World Health Organization (WHO) diperkirakan
setiap tahun ada 230 juta operasi utama dilakukan di
seluruh dunia, satu untuk 25 orang hidup (Haynes, et
al. 2009).penelitian di 56 negara dari 192 negara
anggota WHO tahun 2004 diperkirakan 234,2 juta
prosedur pembedahan dilakukan setiap tahun berpotensi
komplikasi dan kematian (Weiser, et al. 2008). (WHO,
2009).
3
Masih menurut WHO, kasus fraktur di dunia kurang
lebih 13 juta orang pada tahun 2010, dengan angka
prevalensi sebesar 2,7%. Sedangkan pada tahun 2011
terdapat kurang lebih 18 juta orang mengalami fraktur
dengan prevalensi sebesar 4,2%. Tahun 2012 meningkat
menjadi 21 juta orang dengan prevalensi sebesar 3,5%.
Terjadi fraktur tersebut terjadi insiden kecelakaan,
cidera olahraga, bencana kebakaran dan lain sebagainya
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
(RISKESDAS) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan
Depkes RI tahun 2011 di Indonesia terjadi kasus
fraktur yang disebabkan oleh cedera antara lain karena
jatuh, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam/
tumpul. Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang mengalami
fraktur sebanyak 1.775 orang(3,8%), dari 20.829 kasus
kecelakaan lalu lintas, yang mengalami fraktur
sebanyak 1.770 orang (8,5%), dari 14.127 trauma benda
tajam/ tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236
orang (1,7%).10 .
Menurut (Direktur Lalu Lintas Polda) di daerah
Nusa Tenggara Barat selama tahun 2011-2013 tercatat
2.132 yang mengalami kecelakaan lalu lintas dengan
jumlah korban meninggal sebanyak 504 jiwa. (Direktur
Lalu Lintas Polda.)
4
Menurut hasil survey pendahuluan calon peneliti
Diwilayah Nusa Tenggara Barat, khususnya di kabupaten
sumbawa RSUD Sumbawa, terhitung dalam tiga tahun
terakhir (2011-2013) terdapat 468 jumlah pasien
fraktur, 182 orang pasien fraktur perempuan, dan 286
orang pasien fraktur laki-laki, dalam tiga tahun
terakhir jumlah pasien fraktur di Ruang Bedah RSUD
Sumbawa semakin meningkat. (Direktur RSUD Sumbawa dr.
Selvi).
Menurut Walsh dalam (Harnawatiaj, 2008) pada
pasien fraktur seringkali mengalami nyeri hebat
meskipun tersedia obat-obatan analgesi yang efektif,
namun nyeri fraktur tidak dapat diatasi dengan baik,
sekitar 50% pasien tetap mengalami nyeri sehingga dpat
mengganggu kenyamanan pasien.
Distraksi yang memfokuskan perhatian pasien pada
sesuatu selain pada nyeri, dapat menjadi strategi yang
sangat berhasil dan mungkin merupakan mekanisme
terhadap teknik kognitif efektif lainnya. Distraksi
diduga dapat menurunkan persepsi nyeri dengan
menstimulasi system kontrol desenden, yang
mengakibatkan lebih sedikit stimuli nyeri yang
ditransmisikan ke otak. Teknik relaksasi dipercaya
dapat menurunkan intensitas nyeri dengan merilekskan
ketegangan otot yang menunjang nyeri (Smeltzer and
5
Bare, 2004). Teknik distraksi audio dan visual dapat
membantu mengurangi dan mengontrol nyeri pada pasien
dan tehnik distraksi audio dan visual dapat
dipraktekkan serta tidak menimbulkan efek samping.
Mencatat studi yang menunjukkan bahwa 60% sampai 70%
pasien dengan ketegangan nyeri dapat mengurangi
nyerinya minimal 50% dengan melakukan tehnik distraksi
audio dan visual.
Berdasarkan uraian diatas maka calon peneliti
melakukan penelitian dengan judul pengaruh tehnik
distraksi terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur
di Ruang Bedah RSUD Sumbawa dengan jenis distraksi
visual dan audio untuk mengurangi rasa nyeri pada
pasien fraktur.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat
dirumuskan masalah seperti berikut : “Apakah ada
pengaruh tehnik distraksi terhadap penurunan nyeri
pasien fraktur di Ruang Bedah RSUD Sumbawa.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh tehnik distraksi terhadap penurunan nyeri
pasien fraktur di ruang Bedah RSUD Sumbawa.
6
2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi perubahan nyeri pada pasien
fraktur sebelum dilakukan tehnik distraksi di
Ruang Bedah RSUD Sumbawa.
2. Mengidentivikasi perubahan nyeri pada pasien
fraktur setelah dilakukan tehnik distraksi di
Ruang Bedah RSUD Sumbawa.
3. Menganalisa pengaruh tehnik distraksi terhadapa
perubahan nyeri pada pasien fraktur di Ruang
Bedah RSUD Sumbawa.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi pembaca. Yaitu pihak yang nantinya
dapat mengembangkan dan apabila perlu ditindak lanjuti
dalam dunia kesehatan. Adapun manfaat yang dapat
diambil adalah sebagai berikut :
1. Institusi pendidikan Stikes Mataram
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
tambahan refrensi, dan dapat pula dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam penyusunan materi yang
akan diberikan.
2. Responden
Responden mengerti akan pentingnya Tentang
Tehnik distraksi terhadap penurunan nyeri.
7
3. Peneliti
Peneliti mendapat pengetahuan dan pengalaman
dalam melakukakn penelitian serta dapat mengetahui
bagaimana tingkat perubahan terhadap penurunan rasa
nyeri pada pasien fraktur.
4. Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan atau acuan untuk pengembangan
penelitian selanjutnya.
5. Tenaga Kesehatan
Dalam hal ini adalah perawat yang berperan
sebagai seorang Change Agent berkaitan dengan salah
satu peran dan fungsi perawat yaitu sebagai seorang
pendidik. Berperan dalam memberikan pengetahuan
tentang Tehnik distraksi penurunan rasa nyeri pada
pasien Fraktur
8
Keaslian penelitian
JenisPeneliti dan Tahun Peneliti
Endah Estria Nurhayati(2011)
Rusdha Sarifitri(2014)
Judul pengaruh tehnik distraksi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi di PKU MuhammadiyahGombong
pengaruh tehnik distraksi terhadap penurunan nyeri pasien fraktur di Ruang Bedah RSUD Sumbawa Besardengan jenis distraksi Visual dan audio
Sampel kelayan PKU MuhammadiyahGombong dengan menggunakan teknik pengambilan sampel purposive Sampel
pasien fraktur di Ruang Bedah RSUD Sumbawa dengan tehnik pengambilan sempel purposive sampling
Variable Variable Independent :Pengaruh tehnik distraksi yang diberikan kepada pasien post operasi
Variable dependen:Nyeri post operasi
Variable Independent :Pengaruh tehnik distraksi yang diberikan kepada pasien fraktur
Variable dependen:Nyeri fraktur
Rancangan penelitian
pre eksperimen pre eksperimen
Analisa data
one group pre test–post test
one group pre test–post test
Hasil Ada pengaruh tehnik distraksi terhadap penurunan intensitas nyeri pada pasien post oprasi di PKU MuhammadiyahGombong
-
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Nyeri
1.Pengertian Nyeri
Menurut International Association for Study of Pain
(1979), nyeri sebagia suatu sensori subjektif dan
pengalaman emosional yang tidak menyenangkan berkaitan
dengan kerusakan jaringan yang bersifat actual atau
potensial atau yang dirasakan dalam kejadian-kejadian
di mna terjadi kerusakan.
Arthur C. Curton (1983), nyeri merupakan suatu
mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan
sedang rusa, dan menyebabkan individu tersebut
bereaksi untuk menghilangkan rasa nyeri.
2. Respon terhadap Nyeri
a. Respon fisiologis
Perubhan fisiologis dianggap sebagai
indicator nyeri yang lebih akuratdibandingkan
dengan laporan verbal pasien. (Smeltzer, S.C &Bare,
B.G, (2002).)mengungkappan bahwa respon fisiologik
harus digunakan sebagai pengganti untuk laporan
verbal dari nyeri pada pasien tidak sadar dan
10
jangan digunakan untuk mencoba memvalidasi laporan
verbal dari nyeri individu.
b. Penilaian respon intensitas nyeri
Intensitas nyeri merupakan gambaran seberapa
parah nyeri diraskan oleh individu, pengukuran
nyeri sangat subjektif dan individual serta
kemugkinan nyeri dalam intensitas yang samadiraskan
sangat berbeda oleh dua orang yang berbeda.
Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang
paling mungkin adalah menggunakan respon
fisikologik tubuh terhadap tubuh itu sendiri
( Tamsuri, 2007).
c. Karakteristik Nyeri (Metode P, Q, R,S,T)
1) Faktor Pencetus (P: Provocate)
Pengkajian tentang stimulus nyeri pada klien,
perawat juga dapat mengobservasi bagian-bagian
tubuh yang mengalami cedera. Apabila perawat
mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat
harus dapat mengeksplore perasaan klien dengan
menanyakan perasaan-perasaan apa yang dapat
mencetuskan nyeri.
11
2) Kualitas (Q: Quality)
Kualitas nyeri merupakan suatu yang subjektif
yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien
mendeskripsikan nyeri dengan kalimat-kalimat:
tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah, seperti