BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU) Sanitasi Tempat-Tempat Umum merupakan gabungan dari dua kata dengan pengertian yang berbeda yaitu sanitasi dan Tempat-Tempat Umum. Pengertian Sanitasi menurut WHO ialah : “The control of all those factors in man’s physical environment with exercise a deleterious effect on his physical development, health and survival”, dapat diartikan secara bebas sebagai upaya pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh berbahaya terhadap perkembangan jasmani, kesehatan, dan kelangsungan hidup manusia. Sedangkan Tempat-Tempat Umum menurut Departemen Kesehatan RI adalah: Tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta, perorangan, yang dilangsungkan oleh masyarakat mempunyai tempat-tempat dan kegiatan tetap, serta memiliki fasilitas. Dari kedua pengertian tersebut dapat bahwa Sanitasi Tempat-Tempat Umum adalah suatu upaya pengendalian/pengawasan terhadap faktor-faktor yang dapat menganggu perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia yang ditimbulkan oleh tempat-tempat yang digunakan untuk kegiatan umum. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU)
Sanitasi Tempat-Tempat Umum merupakan gabungan dari dua kata dengan
pengertian yang berbeda yaitu sanitasi dan Tempat-Tempat Umum.
Pengertian Sanitasi menurut WHO ialah : “The control of all those factors in
man’s physical environment with exercise a deleterious effect on his physical
development, health and survival”, dapat diartikan secara bebas sebagai upaya
pengendalian semua faktor lingkungan fisik yang dapat memberikan pengaruh
berbahaya terhadap perkembangan jasmani, kesehatan, dan kelangsungan hidup
manusia. Sedangkan Tempat-Tempat Umum menurut Departemen Kesehatan RI
adalah: Tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah,
swasta, perorangan, yang dilangsungkan oleh masyarakat mempunyai tempat-tempat
dan kegiatan tetap, serta memiliki fasilitas.
Dari kedua pengertian tersebut dapat bahwa Sanitasi Tempat-Tempat Umum
adalah suatu upaya pengendalian/pengawasan terhadap faktor-faktor yang dapat
menganggu perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup manusia yang
ditimbulkan oleh tempat-tempat yang digunakan untuk kegiatan umum.
B. Peranan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Tempat-Tempat Umum dalam masyarakat atau orang banyak berkumpul dan
melakukan banyak berbagai aktifitas, mempunyai potensi besar dalam terjadinya
penyakit maupun timbulnya gangguan kesehatan lainnya.
Pengawasan dan pemeriksaan yang teratur khususnya di bidang sanitasi pada
semua jenis Tempat-Tempat Umum perlu dilakukan secara baik dan benar, terus
menerus dan berkesinambungan. Dengan demikian sanitasi Tempat-Tempat Umum
dapat ditingkatkan, sehingga kemungkinan terjadinya penyebaran penyakit dan
timbulnya gangguan kesehatan lainnya melalui Tempat-Tempat Umum dapat dicegah
1
dan dikendalikan. Tempat-Tempat Umum yang dikelola secara saniter akan mendapat
penilaian yang memuaskan diri para pengunjung. Hal ini merupakan suatu promosi
yang baik dan akan sangat menguntungkan baik dari segi bisnis maupun dalam
menunjang perkembangan pariwisata.
Dengan demikian Sanitasi Tempat-Tempat Umum berperan dalam :
1. Menjamin keadaan lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan antara lain adanya
penyediaan air bersih, pembuangan kotoran, pembuangan limbah, sampah,
perlindungan terhadap serangga dan binatang pengganggu, pencahayaan, ventilasi,
yang memenuhi syarat serta terpeliharanya keadaan fisik bangunan dan fasilitasnya.
2. Memberikan jaminan psikologis pada masyarakat pengunjung maupun masyarakat
sekitarnya berupa rasa aman (secure), dan kenyamanan (comfort).
3. Mempromosikan Tempat-Tempat Umum tersebut.
C. Landasan Hukum
Dalam rangka pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum perlu adanya
landasan hukum yang berupa peraturan perundang-undangan sehingga pelaksanaan
pengawasan dan pemeriksaan sanitasi Tempat-Tempat Umum dapat berjalan lancar.
Landasan Hukum yang dapat dijadikan dasar untuk berpijak adalah :
1. UU No. 23 tahun 1992 pasal 22 pokok-pokok kesehatan
2. Kepmenkes 288/ Menkes/SK/ III/ 2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum
3. Pasal 54 UU Parawisata No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan yang mengatur
Sertifikasi Hotel
4. PP No. 112 tahun 2007 tentang Penataan & Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat
Perbelanjaan dan Toko Modern
5. UU RI No. 26 tahun 2007 tentang Penata Ruang
6. Peraturan Pemerintah RI No. 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan
7. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
2
8. Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
9. UU RI No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 tentang Baku
Mutu Air Limbah Domestik.
D. Aspek-Aspek dalam Penyelenggaraan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Untuk penyelenggaraan Usaha Sanitasi Tempat-Tempat Umum perlu
memperhatikan 3 aspek penting, yaitu:
1. Aspek Teknis dan Hukum
Dalam penyelenggaraan Usaha Sanitasi Tempat-Tempat Umum petugas/
pelaksana perlu menguasai pengetahuan tentang aspek-aspek teknis dan hukum
yang meliputi persyaratan hygiene sanitasi (sanitary codes) dan sanitary items.
Pada dasarnya usaha Sanitasi Tempat-Tempat Umum merupakan suatu
usaha yang dilakukan untuk kepentingan bersama yaitu baik untuk masyarakat
umum maupun untuk pengusaha sendiri, demi menjamin kelangsungan usahanya.
Tujuan adanya peraturan perundangan-undangan dan persyaratan Tempat-
Tempat Umum adalah untuk membatasi agar Tempat-Tempat Umum tidak
membahayakan bagi masyarakat banyak, antara lain untuk mencegah terjadinya
kecelakaan maupun menjalarnya suatu penyakit.
Dengan adanya Peraturan Perundang-undangan akan dapat melindungi
serta membantu para petugas dalam menjalankan tugasnya. Selama Peraturan
Perundang-undangan banyak mengalami hambatan, hal ini disebabkan karena
beberapa faktor antara lain adalah :
a. Belum adanya pengertian dari pengusaha mengenai Peraturan/Per Undang-
undangan yang menyangkut usaha sanitasi Tempat-Tempat Umum dalam
kaitannya dengan kesehatan masyarakat
b. Belum adanya pengertian serta kesadaran baik dari pengusaha maupun
karyawan mengenai pentingnya usaha sanitasi Tempat-Tempat Umum untuk
menghindarkan terjadinya kecelakaan maupun penularan penyakit
3
c. Adanya sikap keberatan dari pengusaha untuk memenuhi persyaratan, karena
untuk memenuhi persyaratan tersebut memerlukan biaya extra
d. Adanya sikap apatis dari masyarakat tentang adanya peraturan/persyaratan dari
Tempat-Tempat Umum.
2. Aspek Sosial
Dalam pendekatan aspek sosial perlu penguasaan pengetahuan antara lain
tentang kebiasaan hidup, adat istiadat, kebudayaan, keadaan ekonomi, kepercayaan,
komunikasi dan ekonomi.
Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri. Untuk
mempertahankan hidupnya, manusia akan bekerja sama dengan manusia lainnya.
Oleh karena itu, dalam rangka peningkatan usaha sanitasi Tempat-Tempat Umum
pendekatan yang digunakan dalam aspek ini adalah pendekatan edukatif :
Pendekatan aspek sosial dengan pendekatan edukatif ini ditujukan kepada :
a. Pengusaha dan karyawan Tempat-Tempat Umum
Pendekatan edukatif yang ditujukan pada pengusaha dan karyawan
bertujuan untuk memberikan pengertian dan kesadaran bahwa Tempat-Tempat
Umum yang menyelenggarakan tanpa memenuhi persyaratan hygiene dan
sanitasinya akan dapat menimbulkan bahaya bagi masyarakat, dengan demikian
pengusaha dan karyawan Tempat-Tempat Umum diharapkan akan menyadari
pentingnya upaya hygiene dan sanitasi berpartisipasi dalam upaya meningkatkan
sanitasi Tempat-Tempat Umum.
Partisipasi aktif dari pihak pengusaha sebagai unsur penentu dan
pengawas langsung dari Tempat-Tempat Umum sangat diperlukan dalam rangka
menjamin kesehatan karyawan, pengunjung dan masyarakat pada umumnya.
Tanpa adanya partisipasi dari pengusaha maupun karyawan maka usaha
peningkatan sanitasi Tempat-Tempat Umum tidak mungkin berhasil.
b. Masyarakat
Masyarakat umum dan masyarakat pengunjung Tempat-Tempat
Umum khususnya perlu diberi pengertian dan kesadaran tentang usaha sanitasi
4
Tempat-Tempat Umum, dengan adanya pengertian dari pengunjung bahwa
Tempat-Tempat Umum yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan
terjadinya kecelakaan dan menyebarkan penyakit, maka pengunjung/masyarakat
akan berusaha untuk senantiasa memelihara sanitasi Tempat-Tempat Umum.
3. Aspek Administrasi dan Manajemen
Sanitasi Tempat-Tempat Umum akan berhasil dengan baik apabila dalam
pengelolaan dan peraturannya memperhatikan aspek administrasi dan manajemen,
sebagai dasar pendekatan administrasi dan manajemen perlu memperhatikan fungsi
manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan beserta unsur-unsurnya yang menyangkut manusia, dana, bahan, cara
dan teknik (5 M = Man, Money, Material, Method and Machine).
Untuk mencapai hasil yang baik perlu adanya kerja sama lintas program
dan lintas sector. Oleh karena itu, dalam perencanaan atau pelaksanaan program
sanitasi Tempat-Tempat Umum perlu melibatkan instansi/lembaga yang terkait.
5
BAB II
KEGIATAN SANITASI TEMPAT-TEMPAT UMUM
A. Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Sebagaimana telah disebutkan pada Bab Pendahuluan, Tempat-Tempat Umum
adalah suatu tempat dimana orang banyak/masyarakat umum melakukan kegiatan baik
yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta maupun perseorangan. Oleh
karena itu, tempat kegiatan tersebut akan memungkinkan timbulnya penyakit, baik
penyakit yang menular maupun penyakit yng tidak menular bahkan dapat juga terjadi
kecelakaan. Untuk mencegah timbulnya penyakit maupun terjadinya kecelakaan di
Tempat-Tempat Umum maka perlu dilakukan pengawasan dan pemeriksaan yang
berkesinambungan.
Yang dimaksud dengan pemeriksaan itu sendiri adalah kegiatan melihat,
menyaksikan serta mengamati secara langsung di tempat serta memberikan petunjuk
dan saran-saran perbaikan.
1. Tujuan Pengawasan
Ada dua tujuan dalam pengawasan sanitasi Tempat-Tempat Umum yaitu
tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Untuk mewujudkan kondisi Tempat-Tempat Umum yang memenuhi syarat
kesehatan agar masyarakat pengunjung terhindar dari kemungkinan bahaya
penularan penyakir dan terjadinya kecelakaan serta tidak menyebabkan
gangguan terhadap kesehatan masyarakat sekitarnya.
b. Tujuan Khusus
1) Agar pengunjung Tempat-Tempat Umum menggunakan dan memelihara
fasilitas sanitasi yang tersedia di Tempat-Tempat Umum tersebut.
2) Agar pengelola/penanggung jawab Tempat-Tempat Umum dengan upaya
sendiri menciptakan sanitasi Tempat-Tempat Umum yang dikelolanya.
6
2. Ruang Lingkup Pengawasan
Ruang Lingkup Sanitasi Tempat-Tempat Umum dapat dikelompokkan
berdasarkan jenisnya, yaitu :
a. Tempat-Tempat Umum yang berhubungan dengan sarana pariwisata :
1) Hotel/Penginapan
2) Kolam renang, Pemandian umum
3) Restoran/Rumah Makan
4) Bioskop
5) Taman Wisata Lainnya
6) Taman Hiburan
b. Tempat-Tempat Umum yang berhubungan dengan sarana perhubungan :
1) Pasar
2) Tempat Ibadah
3) Salon Kecantikan
4) Barber Shop
5) Supermarket
6) Kantor Pos, dll.
Langkah-langkah dalam pengawasan sanitasi Tempat-Tempat Umum
adalah :
a. Identifikasi masalah sanitasi Tempat-Tempat Umum
Bertujuan untuk mencari permasalahan hygiene sanitasi Tempat-Tempat
Umum yang dilihat atau diperiksa, dengan jalan melaksanakan “orientasi
keadaan hygiene sanitasi secara garis besar” (survey pendahuluan).
Dalam mengidentifikasi masalah hygiene sanitasi Tempat-Tempat
Umum, perlu dilakukan :
1) Pencatatan tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah umum dari
Tempat-Tempat Umum adalah masalah yang dibuat secara garis besar.
Adapun yang dimaksud dengan masalah umum dari Tempat-Tempat Umum
adalah masalah yang menjadi ciri khas itu sebdiri adalah masalah yang tidak
mudah diatasi.
7
Sebagai contoh :
Sebuah hotel yang terletak di dekat pantai akan mengalami kerusakan-
kerusakan khususnya barang-barang yang terbuat dari logam sehingga
akan terjadi perkaratan karena uap air laut (asin).
Sebuah hotel yang terletak di dekat pantai mengalami pengotoran dari
luar dan lain-lain jenis lumu, serta akan mengalami gangguan dari
serangga.
2) Mengadakan orientasi/observasi dengan cara :
Wawancara dengan manager/petugas tempat-tempat umun
Peninjauan lapangan : dimulai dari bagian luar (external area), kemudian
bagi dalam (internal area) dari Tempat-Tempat Umum
Penekanan orientasi/observasi dilakukan dengan menitik beratkan
perhatian kepada “public area” (wilayah untuk umum) baik “internal
public area”.
Langkah pelaksanaan orientasi/observasi sebagaimana tersebut di atas
apabila kita jabarkan lebih lanjut maka pelaksanaannya akan meliputi beberapa
hal yaitu:
1) Datang ke tempat (on the spot checking)
2) Memelihara/meninjau tempat umum secara garis besar
3) Mengetahui garis besar keadaan sanitasi senyatanya
4) Identifikasi dan sensus masalah umum sanitasi
5) Dicatat dan dilaporkan
B. Pemeriksaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Dalam rangka memeriksa sanitasi Tempat-Tempat Umum terdapat 2 langkah
yang perlu dilaksanakan yaitu persiapan dan pelaksanaan pemeriksaan.
1. Mengadakan survey wilayah
Tindakan pokok yang harus dilaksanakan yaitu :
Membagi wilayah tempat umum yang akan diperiksa menjadi unit
wilayah.
8
Contoh :
Hotel sebagai tempat umum maka dapat dibagi menjadi unit-unit areas, antara
lain: kamar tamu, ruang tunggu, dapur, restoran hotel, dll.
Pemangkas rambut dapat dibagi atas unit-unit areas antara lain : ruang tunggu,
ruang pangkas, urinoir, dll.
Perlu diketahui bahwa unit wilayah yang ada pada tempat umum yang
satu sengan tempat umum selalu tergantung dari jenis tempat umum yang
diperiksa juga tergantung dari besar kecinya tempat umum sejenis.
Contoh :
Tidak sejenis :
Unit wilayah bioskop adalah ruang pertunjukkan dan ruang tunggu.
Unit Wilayah hotel ruang tamu, ruang dapur dan kamar.
Sejenis :
Unit wilayah dapur hotel kecil yaitu pantry (dapur kecil) dan gudang
makanan.
Unit Wilayah dapur hotel besar yaitu “pantry”, “pastry”, “bakery”,
Setelah kita mengadakan langkah-langkah pemeriksaan selanjutnya
adalah langkah pelaksanaan pemeriksaan. Dalam langkah pelaksanaan
pemeriksaan ada 2 tindakan yang dikerjakan, yaitu :
a. Penilaian
1) Pengertian penilaian
Penilaian adalah pengujian dari sesuatu hal dengan menggunakan alat
pengukur atau standar ukuran tertentu yang diisyaratkan. Ada 2
macam obyek pilihan, yaitu :
(a) Kebersihan (clean Iness)
Pada dasarnya penilaian kebersihan ini sifatnya subyektif, karen
hasilnya tergantung dari masing-masing penilaian.
(b) Persyaratan (sanitary codes)
Penilaian persyaratan sifatnya obyektif, karena berdasarkan
standar ukuran tertentu yang diinginkan.
2) Sistem penilaian
(a) Membandingkan antara keadaan senyatanya (rill) dengan sesuatu
standart ukuran tertentu, yang berlaku dan digunakan untuk
penilaian.
(b) Membandingkan hasil pengukuran dengan suatu alat pengukuran
dengan standart ukur tertentu yang diinginkan.
3) Metode Penilaian
Cara metode penilaian dilakukan sebagi berikut :
(a) Menilai dengan cara membuat perkiraan (assumption) dan
dinyatakan dalam presentase (%)
(b) Menilai dengan “konkrit” atau “mutlak” dan dinyatakan dalam
(-) = negative = tidak ada masalah
(+) = positive = ada masalah
Contoh : menilai sebuah piring
Piring kotor
12
Kebersihannya positif berarti K = (+). Dengan demikian ada
masalah dengan kebersihannya.
Piring bersih
Kebersihannya negative berarti K = (-). Dengan demikian tidak
ada masalah dengan kebersihannya.
Piring gompel
Persyaratannya positif berarti P = (+). Dengan demikian piring
tidak memenuhi persyaratan.
Piring tidak gompel
Persyaratannya negative berarti P = (-). Dengan demikian piring
memenuhi persyaratan.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Piring yang kotor tetapi memenuhi syarat fisik : K (+) dan P (-)
Piring yang kotor dan tidak memenuhi persyaratan fisik : K (+)
dan P (-)
Piring yang bersih dan memenuhi syarat fisik : K (-) dan P (-)
Piring yang bersih tetapi tidak memenuhi syarat fisik : K (-) dan
P (+)
4) Tujuan Penilaian :
Tujuan penilaian adalah untuk :
(a) Mendeteksi dan mengidentifikasi masalah yang ditemukan untuk
segera dilakukan tindakan perbaikan
(b) Mengetahui kemajuan dan kemunduran suatu usaha dalam
periode tertentu
(c) Mengetahui efektifitas dan efisiensi hasil usaha yang diperoleh
(tepat, hemat, cepat, selamat)
5) Pelaksanaan Kegiatan
13
Untuk mengetahui keadaan sanitasi TTU perlu adanya pelaksanaan
penilaian. Agar keadaan sanitasi dapat dihitung. Hal-hal yang perlu
diketahui dalam pelaksanaan penilaian adalah :
(a) Jumlah “item” yang diperiksa
(b) Jumlah “item” yang dalam keadaan bersih. Untuk itu, maka
harus dihitung jumlah K (-)
(c) Jumlah “item” yang memenuhi persyaratan. Untuk itu, maka
harus dihitung jumlah P (-)
Untuk jelasnya dalam menghitung keadaaxn sanitasi dapat digunakan
rumus-rumus sebagai berikut :
Rumus I : Keadaan Sanitasi
% K ¿¿
Rumus II : Keadaan Sanitasi
Ʃ K ¿¿
Keterangan : K = Kebersihan (clean lines)
P = Persyaratan (sanitary codes)
b. Saran-saran perbaikan (order for improvement) penilaian
5. Instrument Pengawasan
Instrument yang dapat digunakan dalam pengawasan, yaitu :
a. Instrument administrasi yang terdiri dari :
1) Formulir pendataan tempat-tempat umum
2) Kartu pemeriksaan sanitasi tempat-tempat umum
3) Catatan item yang diperiksa dalam pemeriksaan STTU
b. Formulir laporan penyehatan TTU
Contoh Instrument Administrasi adalah sebagai berikut :
Formulir Pendataan Tempat-Tempat Umum
No Nama dan Jenis TTU AlamatNama pemilik/
pengelolaSurat Izin No
14
Kartu Pemeriksaan Sanitasi Tempat-Tempat Umum
Nama tempat-tempat umum :
Alamat :
Nama pemilik/pengelola :
Jenis tempat-tempat umum :
Jumlah karyawan :
Surat izin no :
Tanggal Pemeriksaaan : Nama Petugas:
Permasalahan yang dijumpai :
Rekomendasi :
Diskusi/Pembinaan :
Tanda tangan Pemilik Tanda Tangan Petugas
Item yang diperiksa dalam sanitasi tempat-tempat umum, menurut jenis
tempat-tempat umum.
Jenis Tempat Umum Kualitas Kuantitas Penempatan
I. Tempat Peribadatan1. Penyediaan air bersih2. Jamban/Kakus3. Peturasan/urinoir4. Fasilitas berwudhu5. Kebersihan dinding dan langit-langit6. Kebersihan lantai/tikar7. Index jentik8. Sarana pembuangan air limbah
II. Kolam Renang1. Jamban/kakus2. Peturasan3. Kamar bilas4. Tempat sampah 5. pH air kolam6. sisa khlor kolam7. sisa chlor bak cuci kaki
++++++++
+++++++
+--+----
----+--
-++-----
+------
15
8. sisa keseluruhan9. indeks jentik
III. Pemandian Umum1. Jamban/kakus2. Peturasan3. Kamar bilas 4. Tempat sampah
IV. Terminal 1. Penyediaan air bersih/kamar mandi2. WC/Urinoir3. Sistem drainasi/saluran pembuangan air
hujan4. Pembuangan sampah5. Sistem pembuanga air limbah
V.Hotel/Penginapan1. Kebisingan2. Kelembaban3. Pencahayaan4. Penyediaan air bersih5. Bak/tong sampah6. Indeks jentik7. Ruang linen/laundry8. Kebersihan dinding/langit-langit9. Pengawasan serangga/tikus10. Sistem pengelolaan air limbah11. WC/Urinoir12. Tempat pembuangan sampah sementara
VI. Rumah Sakit1. Kebisingan2. Penyediaan air bersih3. Pencahayaan4. Kelembaban5. Sarana pembuangan sampah6. Sarana pengelolaan air limbah7. Kebersihan dinding/langit – langit/lantai8. Sarana pengelolaan air kotor/faces9. Laundry/lynon10. Indeks nyamuk
VII.Lembaga Permasyarakatan1. Kebisingan2. Kelembaban3. Pencahyaan4. Penyediaan air bersih5. Penyediaan air kotor6. WC/Urinoir7. Pengelolaan sampah8. Indeks nyamuk