BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional dari beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian. A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah lepas dari manusia lainnya. Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling membutuhkan. Tidak ada satu pun manusia yang mampu hidup sendiri tanpa bantuan manusia yang lain. Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk menjalin hubungan antar sesama manusia. Salah satu cara yang memudahkan terjalinnya hubungan dengan orang lain adalah melakukan komunikasi. Oleh karena itu komunikasi menjadi sangat penting dalam hubungan antara dua individu atau lebih. Ada sejumlah kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi dengan sesamanya, seperti kebutuhan untuk melakukan sosialisasi dengan orang lain, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk mendapat pengakuan dari orang lain dan kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan orang lain. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, komunikasi memegang peranan sangat penting, karena hanya dengan komunikasilah kita dapat mengetahui keinginan dan kebutuhan orang lain. 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional dari beberapa istilah yang
digunakan dalam penelitian.
A. Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial tidak pernah lepas dari manusia lainnya.
Manusia yang satu dengan manusia yang lain saling membutuhkan. Tidak ada
satu pun manusia yang mampu hidup sendiri tanpa bantuan manusia yang lain.
Oleh karena itu diperlukan suatu cara untuk menjalin hubungan antar sesama
manusia. Salah satu cara yang memudahkan terjalinnya hubungan dengan orang
lain adalah melakukan komunikasi. Oleh karena itu komunikasi menjadi sangat
penting dalam hubungan antara dua individu atau lebih. Ada sejumlah
kebutuhan di dalam diri manusia yang hanya dapat dipuaskan lewat komunikasi
dengan sesamanya, seperti kebutuhan untuk melakukan sosialisasi dengan orang
lain, kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk mendapat pengakuan dari
orang lain dan kebutuhan lainnya yang berkaitan dengan orang lain. Dalam
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut, komunikasi memegang peranan
sangat penting, karena hanya dengan komunikasilah kita dapat mengetahui
keinginan dan kebutuhan orang lain.
1
2
Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal dan/atau nonverbal antara si
pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku (Muhammad,
2009: 4). Melalui komunikasi inilah kita menjadi tahu apa keinginan orang lain
terhadap diri kita dan sebaliknya. Dengan komunikasi kita dapat menyampaikan
ide, gagasan atau keinginan kita kepada orang-orang di sekitar kita.
Kecenderungan manusia untuk berhubungan melahirkan komunikasi dua arah
dengan menggunakan bahasa yang mengandung makna. Banyak ahli
berpendapat bahwa komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat fundamental
dalam hidup bermasyarakat. Schramm (Croft, 2004: 4) menyebutkan bahwa
komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat
terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat manusia tidak mungkin dapat
mengembangkan komunikasi.
Agar mampu memulai, mengembangkan dan memelihara komunikasi
yang akrab, hangat dan produktif dengan orang lain, diperlukan sejumlah
keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu mampu saling memahami,
mampu mengkomunikasikan pikiran dan perasaan secara tepat dan jelas,
mampu saling menerima dan saling memberikan dukungan atau saling
menolong, dan mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah
antarpribadi lain yang mungkin muncul dalam komunikasi dengan orang lain
melalui cara-cara yang konstruktif (Johnson, 1981 dalam Supratiknya, 2009:
10).
3
Komunikasi disebut efektif apabila penerima menginterpretasikan pesan
yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim. Kenyataannya,
sering kita gagal saling memahami. Sumber utama kesalahfahaman dalam
komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan berbeda
dari yang dimaksud oleh pengirim, antara lain karena penerima tidak
memperhatikan apa yang disampaikan oleh pengirim pesan.
Menurut Johnson (Supratiknya, 2009: 42), beberapa kesalahan umum
yang sering dilakukan penerima pesan dalam komunikasi antara lain adalah: 1. Tidak menaruh perhatian kepada pengirim. 2. Sudah merumuskan jawaban sebelum mendengarkan semua yang hendak
dikatakan oleh pengirim. 3. Cenderung mendengarkan detail-detail, seperti kata, intonasi dan
sebagainya, bukan mendengarkan pesan secara keseluruhan. 4. Memberikan penilaian benar atau salah, sebelum memahami sepenuhnya
pesan yang dikirim.
Untuk meminimalkan kesalahan-kesalahan seperti tersebut di atas orang perlu mendengarkan secara seksama apa yang dibicarakan oleh lawan
bicaranya. Cara mendengarkan dan menanggapi lawan bicara sangat penting
dalam komunikasi. Agar komunikasi yang terjalin lebih intim dan personal,
lawan bicara harus mendengarkan dan memahami pesan yang dibicarakan.
Dalam berkomunikasi, tidak semua pesan yang disampaikan pembicara
diterima oleh pendengar. Ada beberapa pesan yang diabaikan, karena menurut
pendengar pesan tersebut tidak perlu ditanggapi. Kondisi ini disebut dengan
4 persepsi yang selektif dalam mendengarkan dan menanggapi. Terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi seleksi dalam menanggapi suatu komunikasi yaitu
hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih. f. Rasa heran (Surprise): terkejut, terkesiap,takjub, terpana. g. Kejijikan (Disgust): jijik, hina, muak, mual, benci, tidak suka,
muntah. h. Malu ( Shame): rasa salah, malu, kesal, hati hancur lebur.
23
Ada dua cara mengungkapkan emosi, yaitu secara verbal dan
secara non verbal (Supratiknya, 1995: 55). Yang dimaksud secara verbal
adalah dengan menggunakan kata-kata, baik yang secara langsung
mendeskripsikan perasaan yang kita alami maupun tudak. Sedangkan
yang dimaksud secara nonverbal adalah dengan menggunakan kata- kata,
misalnya sorot mata, raut muka, kepalan tinju, dan sebagainya. Dalam
kenyataan sehari-hari, kedua cara tersebut sebenarnya susah dipisahkan
sebab lazimnya hadir bersam-sama. Kalau kita membisikan kata-kata
mengungkapkan cinta, misalnya, biasanya juga disertai suara lembut,
mata berbinar, wajah berseri, belaian tangan yang halus, dan sebagainya.
Maka, agar komunikasi kita jelas dan efektif, ungkapan verbal dan non
verbal dari perasaan kita itu memang harus cocok atau sesuai.
C. Definisi dan Ragam Bimbingan
1. Definisi Bimbingan
Istilah bimbingan berasal dari bahasa Inggris “guidance” yang
berasal dari kata “guide” yang berarti menunjukkan jalan (showing the way),
memimpin (leading); menuntun (conducting); memberikan petunjuk (giving
instruction); mengatur (regulating); mengarahkan (governing); memberikan
nasehat (giving advice) (Winkel dan Hastuti, 2006: 27).
Moegiadi (Winkel dan Hastuti, 2006: 29) menyatakan bahwa
bimbingan dapat berarti:
24 a. Suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan,
pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri. b. Suatu cara pemberian pertolongan atau bantuan kepada individu
untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif
segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya.
c. Sejenis pelayanan kepada individu-individu, agar mereka dapat
menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun
rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri
dengan memuaskan di dalam lingkungan di mana mereka hidup. d. Suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu
dalam hal: memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman
tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih, menentukan dan
menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan
dari lingkungan.
Natawidjaja (Winkel dan Hastuti, 2006: 29) menyatakan bahwa
bimbingan adalah proses pemberian bantuan kepada individu yang
dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu yang bersangkutan
dapat memahami dirinya, sanggup mengarahkan diri dan dapat bertindak
wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan keluarga serta masyarakat.
Dengan demikian dia dapat mengecap kebahagiaan hidupnya serta dapat
memberikan sumbangan yang berarti.
25 2. Ragam Bimbingan
Terdapat tiga macam ragam bimbingan, yaitu (Winkel dan
Hastuti, 2006: 2114):
a. Bimbingan karier
Bimbingan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan diri
menghadapi dunia pekerjaan, dalam memilih lapangan pekerjaan atau
jabatan/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku
jabatan itu dan dalam menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan
dari lapangan pekerjaan yang telah dimasuki.
b. Bimbingan akademik
Bimbingan akademik adalah bimbingan dalam hal menemukan
cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai dan
dalam mengatasi kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-
tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan.
c. Bimbingan pribadi-sosial
Bimbingan pribadi-sosial berarti bimbingan dalam membina
hubungan kemanusiaan dengan sesama di berbagai lingkungan.
Bimbingan pribadi-sosial dapat membantu siswa antara lain dalam
meningkatkan kemampuan mendengarkan aktif. Hal tersebut dapat
dilakukan dengan membantu siswa berlatih memahami perasaan, ide/
pendapat/ pikiran maksud pembicara dan kemudian merumuskan hal
yang ditangkapnya dengan kata-katanya sendiri (pengertiannya dalam
kalimat) dan mengirimkannya kembali kepada pembicara.
26 D. Kemampuan Mendengarkan Aktif Siswa Kelas X SMA Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013
adalah bagian dari sekelompok individu yang sedang mengalami masa
remaja. Masa remaja merupakan masa di mana individu merasa menyatu
dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa bahwa
dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
sama, atau paling tidak sejajar. Dalam masa ini remaja dituntut mampu
membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang sejenis maupun
berlainan jenis serta lingkungan sosial, untuk ini diperlukan kemampuan
komunikasi yang baik.
Dalam menjalin komunikasi dengan sesama teman, diperlukan
kemampuan-kemampuan tertentu seperti kemampuan mendengarkan aktif.
Dengan kemampuan mendengarkan aktif remaja dapat memasuki kelompok
tertentu yang sesuai dengan minatnya, dapat bergaul dengan kelompok sosial,
baik yang lebih kecil seperti persahabatan maupun kelompok yang lebih besar
seperti organisasi kepemudaan. Siswa dapat menjalin komunikasi yang lebih
intim dengan orang-orang disekitarnya baik teman, orang tua, guru. Selain itu,
siswa dapat memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga
inti dari pelajaran dapat dimengerti oleh siswa., Oleh karena itu, sebagai remaja
siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 kiranya
perlu untuk memiliki kemampuan mendengarkan aktif,
27
untuk mendukung pergaulannya dengan kelompok sosialnya sesuai tugas
perkembangan yang telah disebutkan sebelumnya.
E. Penelitian yang Berkaitan dengan Topik Skripsi ini
Furi (2007) mengadakan penelitian tentang persepsi siswa-siswi kelas XI
SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2006/2007 tentang
keterampilan mendengarkan aktif ibunya. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman
yogyakarta tahun ajaran 2006/2007. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Penilaian Acuan Patokan (PAP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa-siswi kelas XI SMA Negeri I Depok Sleman Yogyakarta tahun
ajaran 2006/2007 berpandangan bahwa keterampilan mendengarkan
aktif ibunya masih kurang tinggi.
Sarianne (2008) mengadakan penelitian tentang persepsi keterampilan
mendengarkan aktif para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun
ajaran 2007/2008 dan implikasinya terhadap usulan kegiatan bimbingan. Sampel
dalam penelitian tersebut adalah seluruh siswa kelas X SMA Pangudi Luhur
Sedayu tahun ajaran 2007/2008. Teknik analisis data yang digunakan adalah
Penilaian Acuan Patokan (PAP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
keterampilan mendengarkan aktif sebagian besar siswa kelas X SMA
Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2007/2008 belum setinggi yang
diharapkan atau masih kurang dan perlu ditingkatkan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini dibahas jenis penelitian, subjek penelitian, instrumen
penelitian, prosedur pengumpulan data dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan metode survei.
Sugiyono (2009: 6) menyebutkan bahwa metode survei digunakan untuk
mendapatkan data dari tempat tertentu secara alamiah (bukan buatan).
Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data dari
subjek. Metode ini sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui kemampuan mendengarkan aktif siswa kelas X SMA Stela Duce
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.
B. Subjek Penelitian
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Stela Duce 2
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Siswa kelas X SMA Stela Duce
Yogyakarta terdiri dari lima pararel kelas, yaitu XA 30 siswa, XB 29 siswa,
XC 30 siswa, XD 29 siswa dan XE 29 siswa. Semua anggota populasi
dijadikan subyek penelitian. Karena itu penelitian ini termasuk penelitian
populasi. Rincian jumlah siswa masing-masing kelas disajikan dalam tabel 1.
28
29
Tabel 1
Rincian Jumlah Siswa Kelas X
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Tahun Ajaran 2012/2013
Kelas Jumlah Siswa
Xa 30
Xb 29
Xc 30
Xd 29
Xe 29
Total siswa 147
C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa
kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner dalam penelitian ini
bersifat tertutup, artinya alternatif jawaban telah ditentukan sebelumnya
(Furchan. 2007: 46). Kuesioner ini dikembangkan dari aspek-aspek
kemampuan mendengarkan aktif yang meliputi: (1) kemampuan
memahami/mengungkapkan kembali ide/fakta/pendapat/pikiran (pribadi,
belajar, karier, sosial); (2) kemampuan memahami perasaan (amarah,
kesedihan, rasa takut, kesenangan, cinta, rasa heran, kejijikan, malu).
Kuesioner disusun oleh peneliti dengan berpedoman pada teknik
penyusunan skala Guttman yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti,
sehingga terdiri dari empat alternatif tanggapan, tanggapan yang paling tepat
30
diberi skor 1 dan tanggapan yang kurang tepat diberi skor 0 (Djaal dan
Mulyono, 2007).
D. Validitas dan Reliabilitas
1. Pengujian Validitas
Validitas yaitu suatu pengujian yang digunakan untuk mengetahui
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Azwar, 2012: 131). Validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan antara
data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada proyek
yang diteliti, sehingga dapat diperoleh data yang valid. Instrumen dikatakan
valid bila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dan mampu
mengungkap data yang diteliti secara tepat.
Jenis validitas yang digunakan adalah validitas isi (content
validity). Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat
pengujian isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional
judgment (Azwar, 2012: 132). Penelaahan butir-butir pada instrumen
dilakukan oleh dosen pembimbing skripsi Drs. R.H.Dj. Sinurat, M.A,
salah satu dosen bimbingan dan konseling yaitu A. Setyandari, S.Pd, Psi,
M.A dan Guru Bimbingan dan Konseling SMA Stella Duce 2
Yogyakarta yaitu V. Siwi Sridinarti, S.pd. Setelah instrumen ditelaah,
disadarilah bahwa perlu dilakukan perbaikan pada instrumen agar setiap
komentar yang dibuat mudah dipahami. Perbaikan juga terdapat pada
kata pengantar dan petunjuk agar mudah dipahami oleh responden.
31
Setelah diperoleh expert judgment, kuesioner diujicobakan. Untuk
menguji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program
SPSS for windows versi 17.0 dengan metode Split-half, karena skala yang
digunakan merupakan skala dikotomi. Suatu instrument di katakana
valid, jika mempunyai nilai koefisien validitas lebih besar dari nilai r
kritis sebesar 0,30. Apabila koefisien validitas tersebut kurang dari 0,30
dianggap tidak valid (Azwar, 2012: 143).
Dari uji coba diketahuilah bahwa dari 40 item pernyataan, ada 6
item yang mempunyai koefisien validitas kurang dari nilai r kritis sebesar
0,30 yaitu item nomor 3, 6, 8, 15, 23 dan 28. 34 item temasuk valid
karena mempunyai koefisien validitas > 0,30. Item-item yang gugur tidak
dipakai dalam pengambilan data sesungguhnya. Kisi-kisi instrumen yang
final disajikan dalam tabel 2.
32
Tabel 2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mendengarkan Aktif Siswa Kelas X
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta 2012/2013 (Final)
No Aspek-aspek kemampuan Indikator Pernyataan Jumlah
mendengarkan aktif
1 Mampu Pribadi 1,2,4,21,22,24,9 7
memahami/mengungkapkan Belajar 5,25,26 3
kembali Karier 7,38,37 3
ide/fakta/pendapat/pikiran Sosial 10,11,12,13,27,35 7
,36
2 Mampu Amarah 14,9, 2
memahami/mengungkapkan Kesedihan 15,30 2
kembali perasaan Rasa takut 16, 1
Kesenangan 17,29 2
Cinta 18,34 2
Rasa heran 40,31 2
Kejijikan 19,32 2
Malu 20,33 2
Jumlah 34
2. Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk menunjukkan kestabilan dan
konsistensi hasil instrumen atau alat ukur, sehingga nilai yang diukur tidak
berubah (Arikunto, 2010: 231). Uji reliabilitas dalam penelitian ini
menggunakan metode Guttman Split-half dengan program SPSS for
windows versi 17,0. Dari pengujian diperoleh nilai reliabilitas Guttman
Split-half sebesar 0,829. Nilai ini menunjukkan bahwa kuesioner
33
mendengarkan aktif termasuk reliabel karena lebih besar dari 0,7 (Ghozali,
2011: 47). E. Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
Pada tahap peneliti melakukan beberapa usaha sebagai persiapan
melakukan penelitian, yaitu:
a. Menyusun kuesioner tentang kemampuan mendengarkan aktif.
b. Menentukan responden yaitu siswa kelas kelas X A SMA Stela Duce
2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 sebagai subjek uji coba dan
siswa kelas X B, C, D dan E SMA Stela Duce 2 Yogyakarta tahun
ajaran 2012/2013 sebagai subjek penelitian.
c. Meminta ijin untuk melakukan uji coba maupun penelitian kepada
pihak sekolah.
d. Pengujian instrumen oleh ahli, yang dilakukan oleh dosen
pembimbing skripsi pada saat bimbingan dan guru BK SMA Stela
Duce 2 Yogyakarta.
e. Menghubungi pihak SMA Stela Duce Yogyakarta untuk meminta ijin
melaksanakan uji coba kuesioner pada para siswa kelas X.
f. Pengujian empirik terhadap validitas dan reliabilitas kuesioner dengan
melakukan uji coba kuesioner kepada para siswa kelas kelas X A SMA
34
Stela Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 pada tanggal 15 Mei
2013.
g. Menganalisis data uji empirik dengan memeriksa validitas dan
reliabilitas kuesioner kemampuan mendengarkan aktif dengan
menggunakan bantuan program SPSS for windows Versi 17.0 dengan
metode split-half.
h. Menghubungi pihak SMA Stela Duce 2 Yogyakarta untuk meminta
ijin melaksanakan penelitian pada para siswa kelas X. 2. Tahap pelaksanaan pengumpulan data
Kuesioner yang telah diujicobakan digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian. Pengisian kuesioner dilaksanakan pada para siswa kelas X
SMA Stela Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 pada tanggal 28-30
Mei 2013. Penyebaran kuesioner penelitian dilakukan oleh peneliti dan
dibantu guru BK. Saat pelaksanaan penelitian, peneliti membagikan
kuesioner kepada siswa dan menjelaskan maksud dari penelitian. Peneliti
menjelaskan cara mengisi kuesioner tersebut. Kemudian peneliti
mempersilahkan siswa mengisi kuesioner. Saat mengisi kuesioner siswa
terlihat serius, suasana kelas tenang. Siswa mengatakan bersemangat
membaca dan mengisi, karena model kuesioner yang diisi merupakan model
baru. Siswa baru pertamakali mengisi kuesioner dengan model yang peneliti
pakai. Keseriusan juga terlihat dari cara mereka bertanya apakah
jawabannya apabila merasa kurang yakin dengan jawaban yang
35
pertama. Pada saat penelitian kuesioner yang dibagikan berjumlah 147
eksemplar dan kembali sebanyak 132 eksemplar.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif yang meliputi penyajian data melalui tabel, perhitungan mean,
standar deviasi serta pengkategorisasian menurut norma yang telah
ditentukan penulis. Langkah-langkah yang digunakan peneliti untuk
menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Memeriksa keabsahan administrasi hasil jawaban responden untuk diolah
lebih lanjut.
2. Memberi skor setiap alternatif jawaban. Jawaban benar diberi skor 1 dan
jawaban salah diberi 0.
3. Membuat tabulasi data, menghitung skor total dari masing-masing item
kuesioner dan skor rata-rata subjek.
4. Mengkategorikan subjek yang berpedoman pada penjelasan menurut
Azwar (2012: 148).
Adapun kategorisasi kemampuan mendengarkan aktif siswa kelas
X SMA Stela Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 secara
keseluruhan diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut: jumlah item
34; nilai tertinggi: 1x34=34, nilai terendah: 0x34=0, sehingga luas jarak
sebenarnya: 34-0=34. Dengan demikian satuan deviasi standarnya adalah
36
34/6=5,7 dan mean teoritisnya adalah (34+0)/2=17. Kategorisasi
kemampuan mendengarkan aktif siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3 Kategori Kemampuan Mendengarkan Aktif Siswa Kelas X SMA Stella
Duce 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
No Formula Kategori Rentang skor Keterangan
1 X < [µ - 1,5σ] 0 – 8,45 Sangat Kurang Mampu
2 [µ - 1,5σ] < X < [µ - 0,5σ] 8,46 – 14,15 Kurang Mampu
3 [µ - 0,5σ] < X < [µ + 0,5σ] 14,16 – 19,85 Cukup Mampu
4 [µ + 0,5σ] < X < [µ + 1,5σ] 19,86 – 25,55 Mampu
5 [µ + 1,5σ] < X 25,56 - 34 Sangat Mampu
Sumber: Azwar (2012: 148)
5. Menyajikan hasil olahan data dalam bentuk tabel “penggolongan
kemampuan mendengarkan aktif Siswa Kelas X SMA Stella Duce 2
Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013.” Tabel ini menjadi dasar untuk
melihat hasil penelitian.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi uraian mengenai (1) Hasil penelitian mengenai kemampuan
mendengarkan aktif siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013, (2) Pembahasan hasil penelitian.
A. Kemampuan Mendengarkan Aktif Siswa Kelas X SMA Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
Dari pengolahan data, diperoleh hasil mengenai kemampuan siswa kelas X
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dalam mendengarkan
aktif, seperti yang ditampilkan pada tabel 4.
Tabel 4 Kemampuan Mendengarkan Aktif Siswa Kelas X SMA Stella Duce 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012/2013
No Rentang Skor Kategori Kemampuan Jumlah Persentase Mendengarkan Aktif Siswa Siswa 1 0 – 8,45 Sangat Kurang Mampu 13 12,38 2 8,46 – 14,15 Kurang Mampu 29 27,62 3 14,16 – 19,85 Cukup Mampu 19 18,10 4 19,86 – 25,55 Mampu 43 40,95 5 25,56 - 34 Sangat Mampu 1 0,95
105 100,00
Dari tabel 4 tampak bahwa :
1. Ada 13 siswa (12,38%) yang sangat kurang mampu dalam mendengarkan
aktif.
37
38
2. Ada 29 siswa (27,62%) yang kurang mampu dalam mendengarkan aktif.
3. Ada 19 siswa (18,10%) yang cukup mampu dalam mendengarkan aktif.
4. Ada 43 siswa (40,95%) yang mampu dalam mendengarkan aktif.
5. Ada 1 siswa (0,95%) yang sangat mampu dalam mendengarkan aktif. Dengan
memperhatikan banyaknya siswa yang termasuk cukup mampu,
kurang mampu dan yang sangat kurang mampu, dapat disimpulkan bahwa
sebagian besar siswa kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran
2012/2013 termasuk kurang mampu mendengarkan aktif.
B. Pembahasan
Sudah dikemukanan di atas bahwa sebagian besar siswa kelas X SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk kurang mampu
dalam mendengarkan aktif. Ada beberapa dampak atau akibat yang dapat timbul
apabila siswa kurang mampu dalam mendengarkan aktif. Pertama, siswa dapat
mengalami kesulitan. Siswa yang kurang mampu dalam mendengarkan aktif
cenderung tidak teliti dalam memperhatikan petunjuk, saran, peringatan, sehingga
dapat mengalami kesulitan atau masalah akibat kelalaian yang seharusnya tidak
perlu terjadi. Siswa yang kemampuannya kurang dalam mendengarkan aktif akan
mudah salah memahami atau menafsirkan suatu informasi, siswa dapat
memperoleh dan memiliki pengetahuan yang salah. Gordon (2009: 66)
menyatakan bahwa mendengarkan aktif merupakan cara yang ampuh untuk
menyelesaikan masalah. Apabila orang kurang mampu dalam mendengarkan
aktif, orang yang bersangkutan bisa
39 jadi tidak akan mampu menyelesaikan masalahnya sendiri atau membantu
orang lain mengatasi masalahnya.
Kedua, siswa tidak dapat menerima banyak informasi. Dengan
rendahnya kemampuan mendengarkan aktif, siswa hanya akan menerima
sedikit informasi sehingga tidak dapat menambah wawasannya misalnya
dalam hal yang berkaitan dengan pelajaran. Ketiga, membuat siswa
cenderung untuk memaksakan pendapatnya. Dengan kemampuan mendengar
aktif yang rendah, seorang siswa tidak memiliki banyak informasi yang dapat
digunakan sebagai referensi dalam mengambil keputusan, sehingga setiap
keputusan yang diambilnya dapat kurang tepat dan tidak mempertimbangkan
atau mendengarkan pendapat orang lain. Gordon (2009: 57) menyatakan
bahwa salah satu manfaat mendengarkan aktif adalah mempengaruhi orang
untuk mau lebih mendengarkan pendapat-pendapat orang lain, sehingga
keputusan yang diambilnya dapat lebih bijaksana.
Keempat, siswa dapat kurang mampu memahami orang lain dengan tepat.
Dengan kemampuan mendengarkan aktif yang rendah, siswa tidak mampu
memahami sepenuhnya apa yang dibicarakan oleh orang lain, sehingga tidak bisa
mengikuti jalan pikirannya. Kondisi ini dapat menyebabkan siswa yang
bersangkutan tidak tahu harus bertindak, bersikap dan memposisikan diri seperti
apa dalam hubungannya dengan orang lain. Padahal salah satu manfaat dari
mendengarkan aktif adalah mengembangkan hubungan yang hangat dengan
pendengar, sehingga terjalin hubungan yang harmonis, pendengar
40 mampu mengikuti jalan pikiran pembicara sehingga dapat memposisikan
dirinya sesuai keinginan pembicara.
Kelima, siswa mempunyai rasa marah dan curiga terhadap orang lain.
Kemampuan mendengarkan aktif yang rendah dapat membuat siswa curiga
terhadap orang-orang di sekitarnya, dan dapat membuat siswan tidak mampu
memberikan tanggapan yang baik terhadap emosi dari pembicara, tidak mampu
menunjukkan empati dan meredakan emosinya. Pendengar yang baik mampu
mendorong terjadinya katarsis yaitu berkurangnya perasaan negatif karena ada
kesempatan untuk mengungkapkannya secara terbuka (Gordon, 2009: 57).
Dampak keenam dari kurangnya kemampuan mendengarkan aktif
adalah siswa kurang menghayati cinta dalam hidup. Salah satu ungkapan rasa
cinta yang meyakinkan adalah dengan mendengarkan. Seseorang akan merasa
sangat dihargai dan dipedulikan, apabila didengarkan apa yang
diungkapkannya. Kurangnya kemampuan mendengarkan aktif, membuat
orang tidak mampu menghargai pembicaraan orang lain, sehingga tidak
mampu menunjukkan rasa cinta pada orang yang sedang mengajaknya
berbicara. Kondisi ini membuat orang yang bersangkutan tidak mampu
menolong pembicara untuk tidak terlalu takut dengan perasaan-perasaan
negatif (Gordon, 2009: 57).
Kurangnya kemampuan mendengarkan aktif dari siswa kelas X SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 dapat disebabkan oleh
berbagai faktor: pertama, karena siswa kiranya belum pernah dilatih untuk
mendengarkan aktif baik dirumah dan disekolah. Supratiknya (1995)
41 menegasakan bahwa untuk membangun hubungan yang erat dan memuaskan,
pembicara harus merasa bahwa pendengar menerima pembicara tanpa syarat
dan tanpa penilaian. Kedua, siswa merasa bosan dengan apa yang dibicarakan
pembicara, merasa tidak tertarik dengan bahan pembicaraan, merasa sudah
tahu dengan apa yang akan dibicarakan pembicara. Ketiga, kurang
tersedianya kesempatan/waktu bagi siswa untuk belajar meningkatkan
kemampuan mendengarkan aktif. Faktor-faktor tersebut dapat membuat siswa
malas untuk sungguh-sungguh mendengarkan orang lain dan menjadi kurang
tanggap terhadap perasaan orang lain.
Untuk meningkatkan kemampuan mendengar aktif siswa diperlukan
kerjasama antara siswa, guru dan orang tua. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh
siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam mendengarkan aktif antara
lain: pertama, siswa belajar mengungkapkan dengan kata-katanya sendiri apa
yang diungkapkan/ dimaksudkan pembicara. Kedua, bersikap seperti anak kecil
yang selalu ingin tahu dengan memberi pertanyaan-pertanyaan pada diri sendiri,
berpikir secara terbuka terhadap ide orang lain dan membiarkan pembicara
mengeluarkan semua pendapatnya. Seperti yang diungkapkan oleh Gordon
(2009: 59), untuk menjadi pendengar yang baik, orang harus bersedia
mendengarkan apa yang dikatakan pembicara, bersedia menolong pembciara
dalam menghadapi masalahnya pada saat itu, dapat menerima perasaan-perasaan
pembicara yang berbeda dengan perasaan pendengar, percaya pada kemampuan
pembicara untuk mengatasi perasaannya dan mencari penyelesaian terhadap
masalah tersebut, menyadari bahwa perasaan hanya sementara dan
42 mampu melihat pembicara yang dihadapinya sebagai pribadi yang unik, yang
mempunyai kehidupan sendiri dan identitas sendiri.
Hal-hal yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan
kemampuan mendengarkan aktif siswa antara lain: pertama, guru dapat
mengadakan pelatihan kemampuan komunikasi, khususnya mendengarkan
aktif. Kedua, mengadakan seminar yang menunjang peningkatan kemampuan
mendengarkan aktif siswa, dapat mendatangkan pembicara yang ahli dalam
bidang komunikasi khususnya mendengarkan aktif. Ketiga, mengadakan
sharing dengan siswa terkait kemampuan mendengarkan aktif. Dalam sharing
tersebut siswa dapat saling mengkomunikasikan gagasan, pendapat, kesulitan
dalam mendengarkan aktif
Keluarga terutama orang tua, mempunyai peranan penting untuk
meningkatkan kemampuan anak dalam mendengarkan aktif. Keluargalah
merupakan tempat pertama bagi anak untuk belajar mendengarkan,
bagaimana mengerti pesan dari anggota keluarga yang lain dan bagaimana
memantulkan kembali pesan dengan kata-kata sendiri sesuai maksudnya.
Keluarga yang mempunyai kebiasaan berkumpul merupakan tempat yang
baik untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan aktif. Dengan
berkumpul, orang tua berkesempatan mengajak anak untuk terbuka,
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengeluarkan pendapat dan
perasaannya, memberikan contoh dari mendengarkan aktif dengan tepat dan
membiarkan anak untuk mendengrkan aktif.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dikemukakan kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran
bagi pihak-pihak yang terkait.
A. Kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa kelas X
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 termasuk kurang
mampu dalam mendengarkan aktif, sehingga perlulah dilakukan upaya-
upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mendengarkan aktif. B. Saran
Berikut ini dikemukakan beberapa saran untuk berbagai
pihak. 1. Guru Pembimbing
Guru pembimbing hendaknya dapat membantu siswa meningkatkan
kemampuannya dalam mendengarkan aktif, dengan mengadakan
pelatihan yang relevan. Layanan bimbingan dan konseling atau pelatihan
tentang kemampuan mendengarkan aktif bisa melalui bimbingan
kelompok, atau bimbingan klasikal.
2. Sekolah
Pihak sekolah hendaknya memberikan dukungan terhadap guru
pembimbing dalam pelaksanakan pelatihan untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam mendengarkan aktif.
43
44 3. Peneliti lain
a. Kuesioner yang digunakan oleh peneliti menggunakan empat
alternatif tanggapan. Peneliti lain dapat membuat alternatif
tanggapan menjadi lima atau tiga.
b. Kemampuan yang diungkap dalam penelitian ini lebih
mengungkap kemampuan kognitif yaitu tafsiran atau tanggapan
yang lebih tepat; belum tentu responden dalam kenyataannya
mampu secara spontan memberikan respons yang empatik.
Peniliti lain yang ingin mengembangakan topik ini dianjurkan
agar lebih mengungkap kemampuan responden memberikan
tanggapan berdasarkan pengalamanya. Peneliti lain diharapkan
mencoba mengungkap kemampuan subyek penelitiannya dalam
mendengarkan aktif berdasarkan pengalaman konkrit, misalnya
subyeknya dihadapkan pada situasi konkrit kemudian dilihat
responnya yang sepontan.
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad dan Asrori, Mohammad. 2005. Psikologi Remaja:
Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara Alwi, Hasan dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesi., Edisi Ketiga. Jakarta:
Balai Pustaka Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.
Pelajar Croft, Richard S. 2004T.Teori Komunikasi. New York: Harper Devito. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Profesional Books Djaal dan Mulyono, Pudji. 2007. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.
Jakarta: PT Grasindo Jakarta Furchan, H.Arief. 2007. Pengantar Penelitian dalam Pendidikan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar Furi, Frisca Ema Ratna. 2007. Persepsi Siswa-Siswi Kelas XI SMA Negeri I
Depok Sleman Yogyakarta Tahun Ajaran 2006/2007 tentang Keterampilan Mendengarkan Aktif Ibunya. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM
Utama Gordon, Thomas. 2009. Menjadi Orang Tua Efektif; Cara Pintar Mendidik Anak
agar Bertanggungjawab. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Gunarsa, Singgih D dan Gunarasa, Yuli. 2008. Perkembangan Anak dan
Remaja. Jakarta: Gunung Mulia Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gelora Aksara
Pratama.
45
46 Muhammad, Arni. 2009. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara. Safaria, F. 2005. Interpersonal Intelligence: Metode Pengembangan
Interpersonal Anak. Yogyakarta: Kanisius Sarianne, Mega. 2008. Persepsi Keterampilan Mendengarkan Aktif para Siswa
kelas X SMA Pangudi Luhur Sedayu tahun ajaran 2007/2008 dan Implikasinya terhadap Usulan kegiatan Bimbingan. Skripsi. Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta Supratiknya, 1995. Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta:
Kanisius Winkel, W.S dan Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.
Jakarta: Gramedia
47 Lampiran 1: Angket Komunikasi Siswa
Angket Komunikasi Siswa Kata Pengantar
Adik-adik terkasih, Pada kesempatan ini, saya memohon kesediaan adik-adik untuk mengisi
kuesioner ini. Maksud kuesioner ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang
pengalaman adik-adik dalam berkomunikasi. Informasi yang adik-adik berikan
dengan menjawab kuesioner ini, akan diolah dan hasilnya akan digunakan untuk
mengembangkan program bimbingan dan konseling di sekolah.
Jawaban adik-adik terhadap kuesioner ini tidak mempengaruhi penilaian
terhadap adik. Setiap jawaban adik adalah baik asal benar-benar sesuai dengan
pengalaman adik-adik dan saya mengharapkan adik-adik menjawabnya dengan
jujur. Jawaban adik akan dirahasiakan, dan adik-adik tidak perlu menuliskan
namamu.
Atas perhatian dan bantuan adik-adik, saya mengucapkan banyak
terimakasih. Petunjuk:
Bacalah komentar atau situasi yang berikut dengan teliti. Lalu lingkarilah
nomor dari tanggapan yang paling tepat menunjukkan bahwa anda memahami hal
yang dimaksudkan oleh orang yang bersangkutan (perasaan dan ide yang mau
dikemukakannya). Dengan kata lain pilihlah tanggapan yang paling tepat supaya
orang yang anda hadapi itu sungguh-sungguh merasa diperhatikan dan dipahami.
SELAMAT BEKERJA DAN TERIMAKASIH
48 Sekolah: Nomor : Kelas: Tanggal Pengisian: Komentar 1: Tidak enak rasanya karena saya belum sembahyang. Tanggapan : 1. Sebaiknya kamu sembahyang dulu agar merasa tenang. 2. Kamu merasa tidak nyaman kalau belum sembahyang? 3. Tampaknya sembahyang perlu bagimu supaya kamu merasa enak. 4. Kamu merasa tidak enak karena belum sembahyang. Komentar 2: Saya merasa tidak siap menghadapi UAS. Akhir-akhir ini banyak
masalah yang menggangu konsentrasi belajar saya. Tanggapan : 1. Masalah apa yang mengganggu konsentrasimu? 2. Sebaiknya sementara waktu kamu jangan terlalu memikirkan masalah
tersebut. Cobalah memusatkan konsentrasi pada UAS. 3. Kamu merasa tidak siap menghadapi ujian karena banyak masalah yang
kamu alami dan itu mengganggu konsentrsimu dalam belajar. 4. Tampaknya masalahmu begitu berat sehingga konsentrasi belajarmu
terganggu. Komentar 3: Saya bukanlah wanita yang cantik. Badan saya gemuk. Tidak
satupun laki-laki yang akan mendekatiku. Tanggapan : 1. Kamu mengira bahwa laki-laki tidak suka dengan wanita gemuk. 2. Apakah kamu merasa bahwa badan gemuk itu tidak cantik? 3. Kamu merasa tidak senang karena kamu tidak cantik dan gemuk dan
mengira tidak ada laki-laki yang akan mendekatimu. 4. Biarpun kamu gemuk, akan ada laki- laki yang mau mendekatimu.
49 Komentar 4: Saya suka belajar di rumah. Suasananya tenang sehingga mudah
berkonsentrasi. Tanggapan : 1. Saya memahami rasa nyaman yang kamu rasakan. 2. Nampaknya konsentrasimu dalam belajar sangat dipengaruhi oleh suasana
tenang. 3. Seharusnya kamu tetap dapat belajar dengan tenang walaupun suasananya
tidak tenang. 4. Kamu merasa nyaman belajar di rumah karena suasananya tenang. Komentar 5: Saya ingin menjadi guru TK karena saya menyukai anak-anak. Tanggapan : 1. Apa yang membuat kamu menyukai anak-anak? 2. Kamu ingin menjadi guru TK,karena kamu senang dengan anak-anak. 3. Sebaiknya kamu memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakatmu. 4. Rasa sukamu pada anak-anak bisa menjadi modal kamu menjadi guru TK. Komentar 6: Setiap saya berangkat sekolah bersama Eno pasti terlambat. Dia
itu pemalas, bangunnya selalu siang. Tanggapan : 1. Mengapa kamu tidak meminta Eno untuk bangun lebih awal? 2. Kamu sebenarnya ingin agar temanmu rajin dan disiplin. 3. Kamu tidak begitu suka berangkat sekolah bersama Eno karena dia pemalas. 4. Kamu bisa meminta Eno untuk bangun lebih awal, agar kalian tidak terlambat. Komentar 7: Guru itu sungguh tidak menguasai bahan, mudah marah. Tanggapan : 1. Kamu tidak boleh berpandangan negatif terhadap guru. 2. Kamu berkata seperti itu karena mungkin kamu tidak suka dengan guru
tersebut. 3. Kenapa kamu berkata seperti itu? 4. Kamu tidak senang dengan gurumu karena menurutmu guru itu kurang
menguasai bahan.
50 Komentar 8: Saya tidak suka dengan sikap orangtuaku. Mereka selalu mengatur
apa yang akan saya kerjakan. Mereka menganggap saya seperti anak kecil yang harus diawasi.
Tanggapan : 1. Kamu merasa tidak senang dengan orangtuamu yang selalu mengawasimu. 2. Itu hal yang biasa, banyak anak yang merasa tidak senang jika diatur
orangtuanya. 3. Semua itu mereka lukukan karena mereka sayang kepadamu. 4. Pernah kamu mengemukakan keberatanmu kepada orangtua? Komentar 9: Tetanggaku sungguh tidak mempunyai aturan. Sudah malam tetap
saja membunyikan musik dengan keras. Tanggapan : 1. Kamu merasa terganggu dengan tetanggamu karena membunyikan musik
dengan keras. 2. Saya juga agak terganggu bila ada yang membunyikan musik keras pada
malam hari. 3. Kamu hendaknya menegurnya agar tidak membunyikan musik dengan keras. 4. Apakah kamu tidak menegurnya? Komentar 10: Tetangga baruku orang yang ramah. Setiap bertemu selalu
tersenyum dan menyapa. Tanggapan : 1. Kamu merasa senang dengan tetangga barumu yang ramah dan selalu
menyapa. 2. Tiap orang tentu merasa senang kalau mempunyai tetangga yang ramah. 3. Pantaslah kamu bersyukur karena memiliki tetangga yang ramah. 4. Menurutmu orang yang bertetangga haruslah ramah dan saling menyapa.
51 Komentar 11: Saya tidak mau berteman dengan Ani. Dia pembohong dan tidak
bisa menjaga rahasia. Tanggapan : 1. Kamu berpendapat berteman haruslah jujur dan dapat menyimpan rahasia. 2. Apakah Ani menceritakan rahasiamu kepada orang lain? 3. Kamu tidak senang kepada Ani karena menurutmu dia itu pembohong dan
tidak bisa menjaga rahasia. 4. Sebaiknya kamu mengingatkan dia supaya jujur dan dapat menyimpan
rahasia. Komentar 12: Saya tidak berani melihat film horor sendiri. Saya selalu
meminta ibu untuk menemani. Tanggapan : 1. Itu hal yang biasa banyak yang merasa takut nonton film horor sendirian. 2. Sebaiknya kamu selalu meminta seseorang untuk menemanimu saat melihat
film horor. 3. Mengapa kamu takut melihat film horor sendirian? 4. Kamu merasa takut melihat film horor sendirian karena itu kamu meminta
ibu kamu untuk menemani. Komentar 13: Saya senang sekali mendapatkan nilai yang sesuai dengan
harapanku. Tanggapan : 1. Agar nilaimu tetap baik hendaknya kamu tetap rajin belajar. 2. Saya pernah merasakan perasaan persis seperti yang kamu alami. 3. Tampaknya kamu mendapatkan nilai bagus. 4. Kamu mersa senang karena mendapatkan nilai yang sesuai dengan harapanmu Komentar 14: Saya merasa cinta kepada Tom, tetapi apakah dia mencintai saya? Tanggapan : 1. Tampaknya kamu ingin agar Tom berterus terang menyatakan cintanya
padamu. 2. Apakah kamu sudah menyatakan perasaanmu kepadanya? 3. Kamu merasa cinta kepada Tom, namun masih ragu apakah dia mencintai
kamu. 4. Sebaiknya kamu menanyakan perasaannya kepadamu.
52 Komentar 15: Saya sangat jijik dengan binatang melata. Rasanya ingin sekali
memusnahkan semua binatang tersebut. Tanggapan : 1. Kamu merasa jijik dengan binatang melata sehingga tidak mau melihatnya. 2. Kamu tidak boleh memusnahkan binatang apapun. 3. Menurutmu binatang melata tidak ada manfaatnya sehingga ingin
memusnahkannya. 4. Banyak orang merasa jijik melihat binatang melata. Komentar 16: Saya malu tampil di depan banyak orang. Saya selalu gemetaran. Tanggapan : 1. Kamu hendaknya tenang dan percaya diri agar tidak gemetaran. 2. Tampaknya kamu cenderung berfikir negatif sewaktu mau tampil di muka
umum. 3. Itu hal yang biasa; banyak orang gemetaran kalau mau tampil di depan umum. 4. Kamu merasa malu dan gemetaran sewaktu mau tampil di depan banyak
orang. Komentar 17: Nyaman rasanya karena saya sudah sembahyang. Tanggapan : 1. Sebaiknya kamu selalu sembahyang agar merasa tenang. 2. Kamu merasa nyaman karena sudah sembahyang. 3. Menurutmu suatu cara untuk merasa nyaman adalah rutin sembahyang. 4. Apakah setiap hari kamu sembahyang? Komentar 18: Saya siap menghadapi ujian. Saya sudah memusatkan
konsentrasi saya untuk ujian. Tanggapan : 1. Sudah seharusnya kamu memusatkan perhatianmu pada pelajaran sehingga
siap menghadapi ujian. 2. Wajarlah merasa tenang dan siap menghadapi ujian kalau sudah belajar
dengan sungguh-sungguh. 3. Kamu merasa siap menghadapi ujian karena sudah belajar dengan penuh
konsentrasi. 4. Kamu yakin akan lulus karena sudah sungguh-sungguh mempersiapkan diri.
53 Komentar 19: Saya pusing dan badan terasa lemas sekali. Tanggapan : 1. Kamu merasa tidak enak badan, pusing dan lemas. 2. Sebaiknya kamu beristirahat. 3. Saya pernah merasakan sama persis seperti yang kamu rasakan. 4. Sudah berapa lama kamu merasa demikian? Komentar 20: Saya tidak bisa berkonsentrasi saat belajar di rumah. Suasananya
sangat gaduh. Tanggapan : 1. Sebaiknya kamu mencari tempat belajar yang lain. 2. Rupanya ada masalah di rumahmu yang membuat suasana gaduh. 3. Saya juga merasa sulit berkonsentrasi jika suasananya gaduh. 4. Kamu merasa sulit berkonsentrasi saat belajar di rumah karena suasananya
gaduh. Komentar 21: Menyenangkan sekali belajar di sekolah; jika ada kesulitan bisa
langsung bertanya pada guru. Tanggapan : 1. Kamu ingin agar guru-guru selalu bersedia menjawab pertanyaanmu. 2. Kamu merasa senang belajar di sekolah karena bisa bertanya kepada guru
jika mengalami kesulitan. 3. Apakah kamu selalu bertanya kepada guru jika mengalami kesulitan? 4. Tentu baik kalau kamu selalu berani bertanya kalau ada kesulitan. Komentar 22: Saya tidak lagi berteman dengan Rini. Dia itu penipu. Tanggapan: 1. Apa yang telah kamu lakukan terhadap dia? 2. Tidak baik mengatakan teman penipu jika tidak ada bukti. 3. Kamu dikecewakannya sehingga kamu tidak ingin lagi berteman dengannya. 4. Kamu tidak senang lagi dekat dengan Rini karena menurutmu dia penipu.
54 Komentar 23: Saya sangat bahagia. Hari ini ulang tahun saya. Orangtua
memberi saya hadiah. Tanggapan : 1. Hadiah apa yang kamu terima? 2. Menurutmu menerima hadiah pada waktu ulang tahun adalah sangat penting. 3. Kamu merasa bahagia karena hari ini ulang tahunmu dan kamu mendapat
hadiah dari orangtuamu. 4. Kamu hendaknya bersyukur karena kebahagiaan yang kamu dapatkan hari ini. Komentar 24: Saya sedih sekali. Sudah bekerja mati-matian, tetapi usaha saya
tidak dihargai teman-teman. Tanggapan : 1. Bisa dipahami bagaimana rasanya kalau kerja keras kita tidak dihargai teman. 2. Kamu sungguh-sungguh mengharap teman-temanmu menghargai kerja
kerasmu. 3. Kamu merasa sedih karena usahamu tidak dihargai oleh teman-temanmu. 4. Sebaiknya kamu membicarakan hal ini dengan teman-temanmu, agar mereka
menghargai usahamu. Komentar 25: Saya terkejut ketika melihat nilai ujian yang jelek. Tanggapan : 1. Kamu merasa heran dan kecewa melihat nilai ujian yang jelek. 2. Apakah yang menyebabkan nilai ujianmu jelek? 3. Kamu sebenarnya berharap nilaimu selalu baik. 4. Sebaiknya kamu lebih giat belajar agar mendapatkan nilai bagus. Komentar 26: Saya jijik melihat kecoa di kamar mandi itu. Kecoa binatang
yang jorok. Tanggapan : 1. Apakah kamu sering melihatnya? 2. Tampaknya kamu ingin supaya kecoa binasa saja. 3. Kamu merasa jijik melihat kecoa di kamar mandi itu. Menurutmu kecoa jorok. 4. Gampang sebenarnya mengusir atau mematikan kecoa.
55 Komentar 27: Saya bisa bernyanyi namun masih malu tampil bernyanyi di
depan umum. Tanggapan : 1. Mengapa kamu merasa malu? 2. Mungkin kamu mudah berfikir negatif sehingga malu tampil di muka umum. 3. Kamu hendaknya terus belajar agar berani tampil di depan umum. 4. Kamu bisa bernyanyi tetapi masih merasa malu tampil menyanyi di depan
umum. Tanggapan 28: Guru itu pandai menjelaskan materi pelajaran. Sangat sabar dan
tidak pernah marah. Tanggapan : 1. Kamu berkata seperti itu karena kamu suka dengan guru tersebut. 2. Saya juga merasa seperti yang kamu rasakan. 3. Mengapa kamu berkata seperti itu? 4. Kamu merasa senang dengan guru tersebut. Komentar 29: Saya tidak suka sama ayah. Dia otoriter. Tanggapan: 1. Kamu merasa tidak suka sama ayahmu; menurutmu dia otoriter. 2. Menurutmu ayahmu seharusnya memberikan kebebasan. 3. Mengapa kamu berfikir ayahmu otoriter? 4. Saya pernah merasakan persis seperti yang kamu rasakan. Komentar 30: Saya tidak lagi suka bermain dengan Sinta. Dia itu orang tolol,
dan dia itu egois. Tanggapan: 1. Kamu diancamnya sehingga kamu tidak ingin lagi bermain dengannya. 2. Tidak baik menyebut seseorang tolol. 3. Kamu marah dengan Sinta karena menurutmu dia egois. 4. Apa yang telah kamu lakukan terhadap dia?
56 Komentar 31: Saya ingin menjadi penyanyi karena saya suka bernyanyi. Tanggapan : 1. Apa yang membuat kamu suka bernyanyi? 2. Menurut kamu orang perlu mengembangkan apa yang disukainya saja. 3. Sebaiknya kamu memilih pekerjaan yang sesuai dengan bakatmu. 4. Kamu ingin menjadi penyanyi, karena kamu suka bernyanyi. Komentar 32: Saya tidak tahu harus memilih Fakultas apa. Tanggapan : 1. Kamu merasa bingung memilih Fakultas. 2. Apakah yang menyebabkan kamu bingung memilih Fakultas. 3. Saya juga pernah merasa persis seperti yang kamu rasakan. 4. Sebaiknya kamu memilih Fakultas yang sesuai dengan bakatmu. 5. Komentar 33: Saya benci dengan mantan pacar saya, Dia telah menghianati cintaku. Tanggapan: 1. Saya tahu bagaimana perasaanmu. 2. Tampaknya kamu ingin membalas penghianatan mantan pacar kamu. 3. Kamu merasa benci kepada pacar kamu karena dia telah menghianati
cintamu. 4. Apa yang telah kamu lakukan terhadap dia? Komentar 34: Saya terkejut ketika melihat ada seekor ular masuk kedalam
rumah. Tanggapan : 1. Menurutmu ular tidak bisa masuk kedalam rumah. 2. Sebaiknya kamu selalu menutup pintu dengan rapat agar tidak ada ular yang
masuk. 3. Kamu merasa terkejut ketika melihat ada seekor ular yang masuk kedalam
rumahmu. 4. Ular apa yang masuk kedalam rumahmu?
57 Lampiran 2: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas dan Reliabilitas Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 27 100.0
Excludeda 0 .0
Total 27 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Part 1 Value .869
N of Items 20a Part 2 Value .819
N of Items 20b Total N of Items 40 Correlation Between Forms .713 Spearman-Brown Coefficient Equal Length .832 Unequal Length .832 Guttman Split-Half Coefficient .829 a. The items are: item 1, item 2, item 3, item 4, item 5, item 6, item 7, item 8, item 9,