E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng EDISI AGUSTUS 2011 “ONE TEAM, ONE SPIRIT...TO BE NUMBER ONE” Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 S E M A R A N G 5 0 2 4 1 website : http://dinperindag.jatengprov.go.id
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
E-PAPER DINPERINDAG Provinsi Jateng
EDISI AGUSTUS 2011
“ONE TEAM, ONE SPIRIT...TO BE NUMBER ONE”
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Jl. Pahlawan No. 4 Telp. 8311705, 8311708, Fax.8311707, 8451700 S E M A R A N G 5 0 2 4 1
Sumber : Pantauan di Pasar Tradisional Kota Semarang - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Prov. Jateng
INFORMASI PERKEMBANGAN HARGA KEPOKMAS
PERIODE BULAN AGUSTUS S/D 5 SEPTEMBER 2011
Informasi Harga Rata-Rata Harian
Agustus 2011No. Nama Barang Sat Sep-11
EDISI AGUSTUS 2011
HARGA KEPOKMAS SELAMA BULAN PUASA DAN LEBARAN 1432 H. RELATIF STABIL
Menjelang bulan Puasa tahun 2011 beberapa
komoditi Kepokmas mengalami kenaikan yaitu :
Daging Ayam Broiler dan Telur Ayam Ras,
namun memasuki bulan Puasa harga komoditi
tersebut mengalami penurunan dan stabil pada
saat bulan Puasa. Harga mulai naik ketika
lebaran kurang 4 hari atau (H-4) Lebaran, untuk
Lebaran tahun ini hanya beberapa komoditi
yang mengalai kenaikan yaitu Kelompok Daging
dan Kelompok Cabe : Daging Sapi murni dari
harga normal Rp. 59.000,-/ kg menjadi Rp.
61.000,-/kg (3,38%), Daging Ayam Broiler dari
Rp. 24.000,-/kg menjadi Rp. 26.600,-/kg
(8,33%), Daging Ayam Kampung dari
Harga Normal Rp. 40.000,-/kg menjadi Rp.
47.000,-/kg (17,5%), untuk kelompok Cabe
mengalami kenaikan yang cukup signifikan
(diatas 100%) walaupun masih dalam lefel
harga yang relatife murah, Cabe Merah Keriting
dari harga Rp. 6.500,-/kg menjadi Rp. 14.000,-
/kg (115,38%), Cabe Merah Biasa dari Rp.
7.000,-/kg menjadi 18.000,-/kg (157,14%), Cabe
Rawit Merah dari Rp. 10.000,-/kg menjadi Rp.
21.000,-/kg (110%) dan cabe rawit Hijau dari
Rp. 7.000,-/kg menjadi Rp. 14.400,-/kg (105%).
Sedangkan untuk komoditi yang lain relatife
stabil, diperkirakan harga akan mulai normal
lagi setelah H+8 atau setelah Bakdo Sawal
(Bakdo Kupat).
EDISI AGUSTUS 2011
PENGHARGAAN IKM PANGAN AWARD JAWA TENGAH 2011 IKM pangan di Jawa Tengah berkembang cukup pesat. Berbagai produk pangan olahan, diolah dari berbagai sumber bahan baku lokal di daerah. Keberadaan IKM pangan olahan di Jateng ini sudah dikenal dan diakui di kalangan nasional. Berbagai jenis makanan olahan tradisional yang ada di daerah sudah menjadi branding di tingkat nasional, seperti : getuk goreng dari Banyumas, enting-enting dari Salatiga, Telur asin Brebes, getuk Magelang, bandeng presto Semarang, Serabi Solo, abon Boyolali dsb. Potensi IKM makanan olahan di Jateng telah menjadi tolok ukur / barometer pusat makanan tradisional tingkat nasional. Citra industri makanan Jateng perlu dipertahankan dan menjadi perhatian kita bersama. Proses produksi yang masih sangat tradisional dan sederhana menjadikan makanan olahan ini kurang memiliki daya saing dan inovasi. Berbagai aturan untuk meningkatkan mutu dan citra pelaku usaha di bidang makanan olahan ini diharapkan menjadi pedoman bagi proses produksi yang berkualitas, seperti aturan PiRT , SNI, GMP, sampai dengan HaCCP. Namun demikian, saat ini masih banyak IKM makanan olahan yang belum mampu mengaplikasikan pedoman-pedoman tersebut.
Begitu banyaknya jumlah IKM makanan olahan di Jateng, diperlukan dukungan /motivasi bagi peningkatan proses produksi sesuai dengan aturan yang berlaku dan didukung oleh segenap stakeholder terkait sejak dari penyediaan bahan baku sampai dengan pemasaran. Untuk memberikan dorongan dan motivasi bagi IKM makanan tersebut, maka perlu dilakukan penghargaan bagi IKM makanan potensial dan unggulan daerah untuk senantiasa memperbaiki proses dan meningkatkan kualitas produk makanannya dan mampu berkembang dengan baik, sehingga diharapkan IKM tersebut dapat menjadi contoh bagi IKM makanan yang lainnya.
Pada tahun 2011 ini, untuk pertama kalinya Dinas Perindag Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan seleksi IKM pangan award tingkat Jawa Tengah. Seleksi IKM pangan award ini, diharapkan dapat membangun kesadaran produsen pangan olahan untuk memenuhi hak-hak konsumen antara lain kenyamanan, keamanan, keselamatan dalam mengkonsumsi produk sesuai dengan aturan undang-undang perlindungan pangan sekaligus dapat menghasilkan produk makanan yang berdaya saing di pasar global. Upaya seleksi ini, juga penting dilakukan oleh pemerintah, dalam arti memberikan informasi kondisi dan permasalahan serta solusi bagi pembinaan IKM pangan yang lebih tepat dan bermanfaat. Hasil dari seleksi IKM makanan di Jateng ini, dapat diketahui bahwa pembinaan IKM makanan belum dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan, sehingga keberhasilan kemandirian IKM makanan masih sangat terbatas. Seleksi yang dilakukan di Provinsi untuk usulan 35 Kab/Kota, ternyata hanya 26 Kab/Kota yang mengajukan usulan calon IKM pangan award dengan pemenuhan beberapa kualifikasi, termasuk pemenuhan aturan / persyaratan yang berlaku bagi perijinan proses produksi. Keberanian Kab/Kota untuk mencalonkan IKM pangan award , juga bersifat asal-asalan, mengingat pemenuhan kualifikasi persyaratan tidak dapat dipenuhi, sesuai dengan pedoman / kriteria yang telah ditetapkan, sehingga dari 26 usulan kab/kota. Ternyata hanya 19 IKM makanan yang benar-benar telah memenuhi aturan yang berlaku dan
EDISI AGUSTUS 2011
memenuhi kriteria sebagai produsen makanan yang legal. Memperhatikan kondisi tersebut di
atas, pembinaan IKM makanan masih perlu dilakukan secara lebih intensif dan berkelanjutan. Kemandirian IKM makanan perlu ditingkatkan. Sifat wirausaha dan keberanian berjuang dari awal, juga menjadi salah satu kriteria penting bagi penetapan IKM pangan award. Semangat inovasi dengan diversifikasi produk makanan olahannya termasuk kreasi bahan baku, kreasi proses sampai dengan kemasan, menjadi tolok ukur penilain tim juri pada saat presentasi langsung di hadapan Tim Juri. Tim juri yang terpilih berasal dari berbagai latar belakang kompetensi yaitu dari kompetensi motivasi, kewirausahaan, kepraktisan berusaha, pengetahuan bahan dan proses, pengetahuan kemasan, keahlian pemilihan bahan baku, pemilihan jenis produk dan kreasi kemasan. Akhirnya dengan seleksi yang super ketat terhadap 19 IKM makanan terpilih, diperoleh 6 nominator yang memperebutkan gelar ikm pangan award I s/d VI tingkat Jateng pada event Festival Industri makanan olahan pada bulan Juli yang baru lalu di Java Mall. Presentasi 6 nominator, sangat menarik dengan display produk, display kemasan dan display film kondisi proses masing-masing IKM, yang digelar di hadapan segenap tim juri dan tamu undangan. Kelebihan dan kelemahan IKM
pangan nominator mulai terlihat saat pertanyaan dewan juri mengarah pada berbagai ketentuan profesionalisme pengelolaan usaha masing-masing. Melalui diskusi segenap tim juri, akhirnya sepakat untuk menetapkan pemenang sebagai berikut :
Pemenang Nama IKM Jenis produk
Juara I IKM Yuasafood Berkah Makmur, Wonosobo
IKM Mkn aneka olahan Carica
Juara II IKM Kopmir Karsa, Kendal
IKM Mkn aneka olahan Bandeng
Juara III IKM Muria Jaya, Kudus
IKM jenang
Juara IV IKM Maha, Pemalang
IKM Aneka Kripik buah
Juara V IKM Wana Lestari, Purworejo
IKM Gula Aren Kristal
Juara VI IKM Bara Snack, Banjarnegara
IKM aneka kripik & snack
Pemenang I memiliki keunggulan yang lebih dibandingkan yang lain dalam hal pemanfaatan bahan baku local, diversifikasi produk, kreasi kemasan dan legalitas produksi serta keprofesionalan pengelola usaha . Pemenang I ini akan dikirim untuk mengikuti ajang seleksi IKM pangan Award tingkat nasional di Bali pada bulan November 2011 yang akan datang. Bimbingan terhadap pemenang ini masih terus dilakukan oleh segenap tim klaster industri makanan berbasis ketela. Dengan doa restu segenap masyarakat Jawa Tengah, diharapkan IKM carica ini dapat mengangkat nama baik Jawa Tengah di tingkat nasional.
EDISI AGUSTUS 2011
PENTINGNYA LABEL PADA PRODUK PANGAN
Apa yang dimaksud dengan Label ?
Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang dapat berupa gambar, tulisan dan atau kombinasi keduanya
atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disertakan pada produk, dimasukkan kedalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan.
Kegunaan Label adalah memberi kan informasi yang benar, jelas dan lengkap baik mengenai kuantitas, isi, kualitas maupun hal-hal lain yang diperlukan mengenai barang yang diperdagangkan. Label bagi Konsumen adalah agar konsumen akan memperoleh informasi yang benar, jelas dan baik mengenai kuantitas, isi, kualitas mengenai barang / jasa beredar dan dapat menentukan pilihan sebelum membeli atau mengkonsumsi barang dan jasa. Bagaimana Kewajiban Pelaku Usaha mencantumkan Label?
Pelaku Usaha yang memproduksi dan atau memperdagangkan barang ke pasar dalam negeri wajib mencantumkan label dalam dan atau luar kemasan. Pencantuman label di kemasan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mudah lepas, tidak mudah luntur atau rusak dan letaknya mudah untuk dilihat dan dibaca Dalam UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 8 ayat 1 dijelaskan bahwa pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagang- kan barang dan/atau jasa yang tidak memasang label atau membuat penjelasan barang yang memuat nama barang, ukuran, berat/isi bersih
atau netto, komposisi, aturan pakai, tanggal pembuatan, akibat sampingan, nama dan alamat pelaku usaha serta keterangan lain untuk penggunaan yang menurut ketentuan harus dipasang / dibuat.
Sedangkan dalam UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan, dijelaskan bahwa setiap orang yang memproduksi atau memasukkan ke dalam wilayah Indonesia pangan yang dikemas untuk diperdagangkan wajib mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan.
Dalam UU No. 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal disebutkan Semua barang dalam keadaan terbungkus yang diedarkan, dijual, ditawarkan atau dipamerkan wajib diberitahukan atau dinyatakan pada bungkus atau pada labelnya dengan tulisan yang singkat, benar dan jelas mengenai : nama barang dalam bungkusan itu, ukuran, isi, atau berat bersih barang dalam bungkusan itu dengan satuan atau lambang yang telah ditetapkan, jumlah barang dalam bungkusan itu jika barang itu dijual dengan hitungan.
Yang perlu diperhatikan dalam label pangan adalah :
1. Nama makanan / nama produk;
2. Komposisi/daftar ingredien;
3. Berat, isi bersih netto;
4. Nama dan Alamat Pabrik/Importir; 5. Nomor Pendaftaran; 6. Kode Produksi; 7. Tanggal Kadaluarsa; 8. Petunjuk atau Cara Penyimpanan; 9. Petunjuk atau Cara Pengunaan.
(Tim PBBJ)
EDISI AGUSTUS 2011
EKSPOR JAWA TENGAH KE KAWASAN ASIA MENINGKAT TAJAM
Trend Ekspor Jawa Tengah sampai
pertengahan tahun 2011 mengalami
peningkatan terutama ekspor ke negara-negara
di kawasan Asia seperti Jepang, China dan Korea
Selatan serta ke Malaysia dan Singapura ,
kondisi ini menunjukkan upaya yang ditempuh
pemerintah mendapat respon yang positif dari
dunia usaha khususnya esksportir dimana
ketergantungan ekspor ke negara – negara
besar seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa
mulai berkurang, beberapa keuntungan ekspor
ke negara di kawasan Asia antara lain harga
yang kompetitif, biaya dan waktu freight lebih
effisien serta resiko diatas kapal berkurang
karena waktu pengapalan yang relative singkat.
Nilai ekspor Jawa Tengah ke China pada
periode Januari –Juni 2011 meningkat tajam
sebesar 120,92 persen atau US$ 56.200.449
dari US $ 46.474.497 pada tahun 2010 menjadi
US $ 102.674.946 kemudian disusul Jepang
meningkat sebesar 71,11 persen atau US $
67.233.035 dari US $ 94.482.567 pada tahun
2010 menjadi US $ 161.715.602 pada tahun
2011, pada urutan ke tiga Korea Selatan dari US
$66.101.573 pada tahun 2010 menjadi US
$91,703.789 meningkat sebesar 38,73 persen
atau US $ 25.602.236, dan urutan ke empat
Singapura dengan kenaikan sebesar 21,12
persen atau US $ 6.004.880 dan terakhir
Malaysia dengan kenaikan nilai ekspor sebesar
15,67 persen atau sebesar US $ 8.599.167.
Perkembangan ekspor Jawa Tengah ke
negara-negara tersebut merupakan dampak
dari diberlakukannya kerjasama baik bilateral,
regional maupun multilateral dengan
menerapkan Free Trade Area (FTA), dengan
Jepang Indonesia mempunyai kerjasama
Bilateral yang tertuang dalam IJ EPA (Indonesia
Jepang Economic Partnertship Agreement)
dengan Malaysia dan Singapura dibawah
payung kerjasama ATIGA (Asean Trade in Good
Agreement) merupakan kerjasama dalam satu
area perdagangan negara-negara ASEAN,
kemudian dengan China Indonesia merupakan
bagian kerjasama ACFTA (Asean China Free
Trade Area) serta dengan Korea Selatan
tertuang dalam AK FTA (Asean Korea Free Trade
Agreement)
Secara umum perkembangan ekspor
Jawa Tengah sampai dengan semester I (Januari
– Juni) 2011 berdasarkan nilai ekspor, Jawa
Tengah mengalami peningkatan sebesar 25,18
persen atau US $ 492.280.370 bila
dibandingkan periode yang sama tahun 2010,
kenaikan ekspor Jawa Tengah didukung oleh
meningkatnya ekspor migas sebesar 96,84
dengan nilai ekspor untuk migas sebesar US $
267.741.875 dan kenaikan ekspor non migas
sebesar 19,82 persen dengan nilai ekspor non
migas sebesar US $ 2.179.520.677. Jika
dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Mei)
nilai ekspor Jawa Tengah mengalami
EDISI AGUSTUS 2011
peningkatan sebesar 3,59 persen atau sebesar
US $ 13. 648.980 kenaikan yang relative kecil
disebabkan karena nilai ekspor pada bulan Mei
sudah cukup tinggi.
Nilai ekspor non migas Jawa Tengah
pada tahun 2011 sampai dengan bulan Juni
sebesar US $ 3.179.520.677 meningkat sebesar
US $ 360.557.571 atau 19,82 persen dibanding
nilai ekspor non migas pada periode yang sama
tahun 2010 sebesar US $ 1.818.963.106,
dibandingkan dengan kenaikan ekspor secara
nasional Jawa Tengah masih dibawah, ekspor
nasional mengalami peningkatan ekspor
sebesar 33,29 persen sedangkan share /
kontribusi ekspor jawa tengah terhadap ekspor
nasional sebesar 3 persen. Meningkatnya
ekspor Jawa Tengah disebabkan meningkatnya
kebutuhan barang terutama produk garment,
kayu olahan, kopi dan ikan di negara tujuan
ekspor kita, ekspor komoditi garment menjadi
komoditi urutan pertama dengan nilai terbesar.
Sedangkan ekspor Jawa Tengah
berdasarkan komoditi untuk periode Januari –
Juni 2011 masih didominasi oleh Tektil dan
Produk Tekstil, dan Kayu Olahan. Komoditi
Tekstil dan Produk Teksil mengalami
peningkatan yang sebesar 259 persen atau US $
275.991.999 dari sebesar US $ 695.603.777
pada tahun 2010 menjadi US $ 971.595.776
pada tahun 2011, untuk Kayu Olahan pada
periode yang sama mengalami kenaikan
sebesar 34,63 persen atau sebesar US $
78.427.659. Untuk komoditi kopi nilai ekspor
Jawa Tengah meningkat 226,57 persen dari US
$ 3.819.728 pada tahun 2010 menjadi US $
12.474.247 pada tahun 2011, selanjutnya untuk
komoditi ikan meningkat 24,12 persen dari
sebesar US $ 18.800.825 pada tahun 2010
meenjadi US $ 23.336.186 sampai dengan
pertengahan tahun 2011. Kenaikan ekspor
komoditi ikan disebabkan meningkatnya
permintaan ikan dari China yang merupakan
negara tujuan ekspotir produk ikan dari daerah
Rembang.
Sementara itu impor Jawa Tengah
sampai dengan bulan Juni 2011 secara akumulif
sebesar US $ 6.089.651.092 meningkat sebesar
20 ,78 persen atau senilai US $ 1,602,451,191
bila dibandingkan dengan tahun 2010 sebesar
US $ 1.818.963.106, kenaikan impor didorong
oleh kenaikan impor barang migas sebesar
40,30 persen tetapi impor non migas
mengalami penurunan sebesar 3,00 persen.
kenaikan impor migas menunjukan konsumsi
bahan bakar minyak mengalami peningkatan
yang signifikan. Meningkatnya impor
menyebabkan neraca perdagangan Jawa
Tengah negative sebesar US $ 3.642.388.540.
Impor non migas Jawa Tengah terbesar untuk
sektor industri ini artinya industri pengolahan
kita masih sangat tergantung akan komponen
EDISI AGUSTUS 2011
impor, industri pengguna komponen impor
terbesar saat ini adalah industri PMA dimana
produk mereka akan diekspor dan memerlukan
bahan baku impor yang berkualitas dan belum
bisa diganti oleh barang dalam negeri.
Sedangkan negara pengimpor terbesar Jawa
Tengah khususnya impor non migas sampai
dengan 2011 adalah Cina dengan nilai sebesar
US$ 658.466.624 meningkat sebesar 12,45
persen bila dibandingkan periode tahun 2010,
berikutnya AS sebesar US$ 245.805.912
meningkat sebesar 72,11 persen, sedangkan
Jepang mengalami penurunan yang drastis
sebesar -81,40 persen hal itu disebabkan
beberapa alat berat yang akan digunakan oleh
PLTU Tanjung Jati B Kabupaten Jepara sudah
dikirim pada akhir tahun 2010.
PANEN RAYA, HARGA BAWANG MERAH ANJLOK
Puluhan karung transparan warna merah berisi bawang merah teronggok di ruko milik Titik, salah satu pedagang besar bawang merah di Pasar Bawang Klampok, Wanasari, Brebes. Berton-ton bawang merah itu siap diangkut ke truk, lalu dibawa ke Pelabuhan Tanjung Priok untuk dikirim ke beberapa kota di Pulau Sumatera, seperti Medan, Pekanbaru, Padangpanjang, Jambi dan Lampung. Begitulah aktivitas perdagangan di pasar di pusat transaksi bawang di Brebes. Saat musim panen raya, pedagang besar mampu memasok bawang merah dalam partai besar hingga ke luar pulau. Dalam sehari, pedagang besar bisa mengirim tiga hingga empat truk bawang merah dengan kapasitas tujuh ton per truk. Sebaliknya, saat paceklik, stok distributor hanya sanggup memenuhi permintaan di pasar lokal. Namun sudah lazim terjadi, harga bawang merah merosot tajam saat panen raya. Titik menuturkan harga bawang merah anjlok menjadi Rp7.000 per kg, bahkan Rp5.000 per kg untuk pembelian dalam partai besar minimal satu ton. Dia menceritakan sejak awal Juli, harga bawang merah di tingkat distributor turun berangsur-angsur dari Rp20.000 per kg menjadi menjadi Rp 9.000 pada awal Agustus. Penurunan harga bawang merah semakin tajam memasuki medio Agustus hingga mencapai Rp7.000 per kg, padahal biasanya harga bawang merah “berkilau” menjelang Lebaran. “Saya ambil dari pengepul Rp6.500 per kg. Biasa, kalau panen raya memang seperti ini,”
EDISI AGUSTUS 2011
kata pemilik UD Budi Hasil Tani itu. Kondisi puasa dan menjelang Lebaran, ujar dia, tak memengaruhi harga di pasaran karena stok yang cukup melimpah. Harga yang merosot tajam di tingkat distributor berdampak pula pada harga di tingkat eceran. Di Pasar Pagi, Kota Tegal, harga bawang merah dipatok Rp9.000 per kg, atau turun drastis dari semula Rp22.000 per kg. Bahkan di pasar ini, bawang merah impor dari China juga dijual dengan harga lebih murah antara Rp 6.000-Rp 7.000 per kg. Demikian pula di Pasar Grogolan Baru, Kota Pekalongan. Harga bawang merah sejak Juli turun bertahap dari semula Rp 23.000 per kg menjadi Rp14.000 per kg, dan sekarang mencapai Rp 8.000 per kg.
“Harga bawang merah turun karena di Brebes sedang panen raya,” ungkap Riyanto, penjual bawang di Pasar Grogolan Baru. Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI), Juwari, mengatakan panen raya berlangsung hingga September dengan luas areal panen 14.000 hektare. Meskipun Brebes tengah panen raya, daerah itu ternyata juga mendapat pasokan bawang merah dari Sukomoro, Jawa Timur, rata-rata sebanyak 160 ton per hari, sehingga stok bawang merah menjadi sangat melimpah. Menurut dia, pemerintah harus membantu petani agar harga bawang merah tidak semakin turun, misalnya dengan membeli bawang hasil panen petani.
EDISI AGUSTUS 2011
TREND DI BULAN RAMADHAN DAN TIPS-TIPS BELANJA
Pemerintah menjamin harga pangan selama Ramadhan tidak terpengaruh oleh upaya spekulan, mengingat stok kebutuhan menjelang bulan puasa sangat mencukupi. Jika ada spekulasi, pemerintah akan meminta aparat menindak tegas mereka yang berupaya menyengsarakan rakyat.
Pemerintah juga berharap selama bulan puasa tidak terjadi penimbunan yang kemudian mengerek naik harga komoditas. Untuk mengantisipasi gejolak harga, kementerian terkait terus mengawasi tindakan spekulan yang bisa menaikkan harga kebutuhan pangan.
Saat ini stok beras telah mencukupi, karena Indonesia sudah mendekati swasembada beras dengan produksi mencapai 98,2 persen dari kebutuhan.
Bahkan, Indonesia mampu mengekspor beras jenis premium. Pemerintah juga mengandalkan ekspor sebagian beras untuk menandakan swasembada telah berlangsung. Namun demikian, Bulog telah siap untuk menambah stok persediaan beras sebagai cadangan dan antisipasi adanya kegagalan panen, karena iklim yang tidak dapat diprediksi.
Kementerian Pertanian menjamin bahwa produksi pangan sesuai dengan perencanaan. Kementerian Perdagangan dan Badan Urusan Logistik (Bulog) melakukan operasi pasar dan menyalurkan beras untuk rakyat miskin (raskin). Sebagai bentuk tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR), BUMN dan perusahaan swasta juga menggelar pasar murah, dengan dikoordinasi oleh Kemendag.
Kendati demikian tidak bisa dimungkiri, harga kebutuhan pokok pangan di sejumlah daerah terus merangkak naik, melebihi daya beli masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah. Masyarakat cemas, kenaikan harga kebutuhan pokok itu akan terus berlanjut
selama Ramadhan hingga mendekati Hari Raya Lebaran.
Di beberapa daerah, kenaikan harga kebutuhan pokok dipicu oleh ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan barang. Menjelang Ramadhan, permintaan meningkat signifikan, tetapi tak diimbangi oleh pasokan bahan pangan ke pasar. Akibatnya, harga beberapa bahan pokok, seperti beras, minyak goreng, dan gula pasir naik signifikan.
Di Brebes, Jawa Tengah, harga daging ayam terus melonjak. Di sejumlah pasar tradisional, harga daging ayam ras naik Rp 2.500 menjadi Rp 23.000 per kg, sedangkan harga daging ayam kampung naik Rp 4.000 menjadi 38.000 per kg.
Bahkan, harga bawang merah menembus Rp 15.000 per kg. Kalangan pedagang menyebutkan, kenaikan harga tersebut dipicu oleh lonjakan permintaan, sedangkan pasokan tidak berubah.
Ramadhan sudah seminggu berjalan. Pada bulan suci yang menuntut kita untuk menahan menahan hawa nafsu ini, kita perlu mengatur pengeluaran. Seperti biasa, di bulan puasa dan menjelang hari raya, kebutuhan bertambah. Walaupun cuma makan dua kali sehari, umumnya kita justru merogoh kocek lebih banyak untuk membeli dan memasak makanan selama Ramadhan. Selain itu, kita juga berbelanja untuk keperluan hari raya, mulai dari pakaian baru hingga kue-kue suguhan. Berbelanja bisa jadi “lampu kuning” jika kita tergiur dengan aneka diskon Lebaran yang marak ditawarkan mall dan toko. Pengeluaran juga lazimnya bertambah seiring dengan harga bahan-bahan kebutuhan pokok yang mendadak menanjak. Belum lagi
EDISI AGUSTUS 2011
pengeluaran sampingan untuk menikmati ngabuburit. Praktis, uang akan mengalir keluar seperti air dari dompet kita. Jika tak cermat mengatur belanja dan pengeluaran, bisa-bisa tunjangan hari raya atau THR terkuras, bahkan tak jarang pengeluaran lebih besar dari pendapatan alias besar pasak daripada tiang
Agar itu tak terjadi, ada baiknya, kita simak tips-tips belanja Ramadhan berikut. Mari berbelanja dengan pintar Sebisa mungkin hindari penyakit compulsive shopper atau belanja mendadak karena lapar mata. Ini berbahaya karena tanpa kita sadari tiba-tiba struk belanja sudah menguras dompet. Jadi, usahakanlah berbelanja dengan perencanaan. Tidak sulit kok, cukup membuat daftar belanja terlebih dulu dan patuhi daftar itu. Nah, khusus pada bulan puasa ini, belilah bahan-bahan makanan pokok yang sering dibutuhkan, misalnya daging, telur, beras dan bumbu-bumbuan. Bila perlu kita menyetoknya, sebab biasanya harga bahan pangan ini akan semakin melonjak mendekati akhir Ramadhan. Menjelang Lebaran pula, kita akan bertemu dengan banyak kata ‘sale’di mana-mana. Nah, pikir baik-baik apakah kita memang membutuhkan barang itu atau tidak. Masih susah menahan nafsu belanja? Trik lainnya adalah membawa uang secukupnya saat belanja. Tinggalkan kartu kredit di rumah. Hindari pula berbelanja ketika perut lapar, lelah, dan terburu-buru, karena kita akan cenderung berbelanja lebih banyak. Akan lebih baik jika kita berbelanja dalam kondisi perut kenyang, misalnya pada pagi hari.
Membuat budget pengeluaran
Pertama, buatlah neraca sederhana untuk pengeluaran satu bulan. Buatlah tabel kiri dan kanan. Di sisi kiri, tulislah pendapatan atau gaji plus THR yang diperoleh bulan ini. Di sisi kanan,
tuliskan daftar pengeluaran dan perkiraan belanja. Yang perlu diingat, sisi kanan tidak boleh lebih besar dari sisi kiri. Karenanya, dalam merencanakan pengeluaran, susunlah menurut prioritas, mana yang lebih penting cantumkan di awal. Tulis dulu tabungan dan pengeluaran rutin seperti cicilan utang, belanja kebutuhan pokok, hingga kebutuhan zakat. Setelahnya baru pengeluaran untuk hari raya. Tapi, upayakan agar pengeluaran belanja baju plus hadiah Lebaran, kue-kue, dan biaya mudik tidak diambil dari gaji, tetapi idealnya dari THR. Menahan diri dan disiplin
Dua hal yang paling penting, baik pada saat merencanakan pengeluaran maupun ketika menjalankan planning tersebut. Jangan merencanakan belanja berlebihan di luar kemampuan kita, misalnya berbelanja baju Lebaran yang mewah dengan alasan setahun sekali atau sekadar tak mau kalah dari tetangga sebelah. Banyak dari kita juga yang membeli berbagai barang elektronik dan hadiah untuk dibawa mudik. Ingat, kita puasa sejatinya menahan diri, termasuk menahan diri dari belanja berlebihan dan menahan sifat ingin pamer.
EDISI AGUSTUS 2011
Tas Eceng Gondok yang Mendunia
Masuk ke dalam Webe Galery, mata Anda akan tertumbuk pada koleksi tas warna-warni, mulai dari tas natural (berbahan alami) hingga tas kanvas, mulai dari tas untuk orang dewasa (fashion bag) hingga anak-anak (blinkforkids).
Semua begitu menakjubkan. Tas-tas apik itu tak kalah dari yang dijajakan di Bandung. Jangankan disandingkan dengan kualitas Kota Kembang, tas dengan merek Webe itu sudah berkualitas ekspor alias sudah mampu bersaing di negara manca.
Adalah PT Webe Inter Tirzada yang bergerak di sektor industri manufaktur fashion bag berbahan dasar eceng gondok, akar wangi dan mendong. Selain itu, ada juga produk pabrikasi dari polyester.
“Hasil karya dari eceng gondok bisa bernilai jual tinggi jika kita mampu mengkreasi tumbuhan yang dianggap sebagian besar orang tidak bermanfaat itu,” ungkap pemilik sekaligus Presiden Direktur PT Webe Inter Tirzada Wenny Sulistyowati Hartanto soal pilihannya pada eceng gondok.
Ternyata apa yang diyakininya itu tidak meleset. Order pertama yang diterimanya seusai mengikuti pameran di luar negeri adalah 100 unit tas bahan alami yang dipesan buyer asal Jepang.
Kemampuannya untuk terus meningkatkan kualitas dan kepekaannya membaca selera pasar membuat permintaan dari buyer terus meningkat dari tahun ke tahun. Wenny tidak saklek memproduksi tas berbahan dasar alami meskipun produk itu menjadi andalan usahanya. Produksi tetap disesuaikan dengan kondisi negara tujuan, misalnya selama musim panas (summer), Webe akan mengirim tas berbahan
dasar alami. Adapun pada musim dingin (winter), Webe akan memproduksi tas berbahan wool dan nilon.
Sejak 2006, Webe tak hanya dikenal di Jepang, tetapi juga telah merambah Amerika Serikat dan sejumlah negara di kawasan Eropa.
Kapasitas produksi industri yang berlokasi di Jalan Gatot Subroto Kawasan Industri Candi Blok 23A No 1 itu pun sudah mencapai 15.000 unit per triwulan atau melesat dibanding sebelumnya yang hanya 7.500 unit per triwulan saat pabrik itu baru berdiri pada 1998.
Namun, karena sering menerima masukan, Wenny memutuskan untuk membidik pasar domestik pula. Sebanyak 30% dari hasil produksi ditujukan untuk mengisi pasar dalam negeri.
Respons konsumen lokal pun bak gayung bersambut. Webe sekarang menjelajah Bali, Jakarta, dan Bandung. Hingga kini tercatat ada 10 reseller yang memenuhi kebutuhan konsumen seantero Nusantara.
Wenny mengaku memang ada yang berubah pada struktur pemasaran sejak terjadi krisis global di AS pada 2008 yang menurunkan daya beli masyarakat di Negeri Paman Sam itu.
“Meskipun kapasitas produksi tetap, sejak 2009 komposisi kami ubah menjadi 70% untuk pasar lokal dan 30% untuk pasar ekspor,” tuturnya.
Saat ini Webe mempekerjakan kurang lebih 250 karyawan yang 90% di antaranya perempuan, sedangkan 10% sisanya laki-laki. Karyawan sebanyak itu juga terdiri atas 30 orang staf dan 60 orang tenaga tetap produksi. Adapun sisanya adalah para pengrajin yang bekerja di rumah dan diawasi langsung dari pabrik.
Karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan butuh keterampilan tinggi, tas Webe yang
EDISI AGUSTUS 2011
memang eksklusif itu dibanderol mulai Rp300.000 per piece hingga jutaan rupiah.
Konsumen tidak perlu terpaku dengan produk Webe yang sudah jadi, sebab mereka dapat memesan sesuai desain sendiri.
Wenny dan Cinta Eceng Gondong
Rasanya sulit membayangkan apa yang akan dilakukan perempuan belia terhadap tanaman eceng gondok yang dipandang sebagian besar orang kurang bermanfaat. Namun, bukan Wenny Sulistiowaty namanya jika tidak berhasil menjadikannya sebagai benda cantik penuh kreasi.
Siapa sangka, tumbuhan yang dianggap sebagai gulma bagi lingkungan perairan itu, justru menginspirasinya untuk menciptakan tas natural hingga tas kanvas. Semua berkualitas ekspor!
“Saya terjun ke dunia kerajinan tangan mulai 1997. Awalnya saya tertarik pada produk kerajinan yang dibuat dari bahan alami, seperti eceng gondok, mendong, rotan, dan akar wangi. Kemudian, saya putuskan untuk mencoba membuat beberapa pernak-pernik dari bahan yang sama,” ujar Wenny, pemilik sekaligus Presiden Direktur PT Webe Inter Tirzada, beberapa waktu lalu.
Perempuan kelahiran Purwokerto, 19 Oktober 1976, ini tertarik dan jatuh cinta pada dunia kerajinan tangan sejak remaja. Ia mengaku senang memadupadankan aksesoris untuk dikreasikan menjadi pernak-pernik. Perasaannya luar biasa gembira saat berhasil memamerkan buah karyanya berupa tas berbahan alami di sejumlah pusat perbelanjaan.
“Sebelum memiliki toko WeBe Art dan WeBe Gallery seperti saat ini, saya masih
menampilkan produk saya ini di stan-stan kecil yang saya sewa di mal,” kenangnya.
Tanggapan yang positif dari pengunjung mall membuat Wenny menyimpan impian untuk melihat produknya berhasil menembus pasar ekspor. Berbekal semangat, kemauan, dan perhatian yang besar untuk mengangkat potensi produk berbahan dasar alami, Wenny muda kemudian mendirikan PT Webe Inter Tirzada.
Dia yang saat itu masih duduk di bangku kuliah semester IV Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga mulai merekrut pegawai untuk dipekerjakan di industri rumah tangganya.
“Saya merekrut ibu-ibu muda di daerah Mranggen (perbatasan Kota Semarang-Demak) untuk menjadi perajin, membantu industri kerajinan tas eceng gondok yang saya rintis pada 1999,” tutur istri Budi Husodo ini.
Kendati sangat disiplin, ibu satu putri ini terbukti dicintai para pegawainya. Keuletan dan kesabarannya melatih dan mendidik para ibu muda selama satu tahun membuahkan hasil yang manis. Seratus orang pegawainya ini memiliki kemampuan yang handal sehingga produksi tasnya pun makin disukai para buyer asing.
“Order pertama untuk pasar ekspor saya terima dari buyer asal Jepang. Jumlah pesanan saat itu sekitar 100 unit tas. Dari buyer ini saya banyak belajar bagaimana meningkatkan kualitas bahan, jahitan, dan ketelitian dalam membaca selera pasar luar negeri,” ungkapnya.
Dari tahun ke tahun, usaha kerajinan tas alaminya makin dilirik dan digemari pasar asing, seperti Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan Eropa.
Kini, kapasitas produksi tas eceng gondok Wenny sudah mencapai angka 5.000 per bulan dengan omzet mencapai 50 juta. Padahal pada 1999, kapasitas produksi tasnya baru mencapai 2.500 unit per bulan.
Wenny menyadari usaha yang ia jalankan tidak main-main. Oleh karena itu, ia memindahkan galerinya yang semula di Jalan Wahid Hasyim No 142 ke Jalan Gatot Subroto Kawasan Industri Candi Blok 23A No 1.
Di kawasan industri itulah, ia kini memusatkan tempat produksi sekaligus galerinya, semata-mata agar buyer tahu bahwa produk tasnya yang sudah moncer di luar negeri itu asli terbuat dari eceng gondok.