PERKEMBANGAN PROFESI INTERNAL AUDIT ABAD 21 OLEH : MUH. ARIEF EFFENDI, SE, MSI, AK. QIA (INTERNAL AUDITOR PT. KRAKATAU STEEL & DOSEN LUAR BIASA FE UNIVERSITAS TRISAKTI SERTA STIE TRISAKTI JAKARTA ) DISAMPAIKAN PADA SEMINAR / KULIAH UMUM SENIN , 11 DESEMBER 2006
32
Embed
Auditor Internal : - Muhariefeffendi's Website | · Web viewInternal auditing is an independent appraisal function establised within an organization to examine and evaluate its activities
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERKEMBANGAN PROFESI INTERNAL AUDIT ABAD 21
OLEH :
MUH. ARIEF EFFENDI, SE, MSI, AK. QIA
(INTERNAL AUDITOR PT. KRAKATAU STEEL & DOSEN LUAR BIASA FE UNIVERSITAS TRISAKTI
SERTA STIE TRISAKTI JAKARTA )
DISAMPAIKAN PADA
SEMINAR / KULIAH UMUM
SENIN , 11 DESEMBER 2006
UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM
A. PENDAHULUANPerkembangan profesi internal auditing, dewasa ini melaju sangat cepat seiiring
dengan perkembangan jaman pada era globalisasi. Definisi / pengertian internal
auditing juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
1. Pengertian Menurut Sawyer“ Internal auditing is an independent appraisal function establised
within an organization to examine and evaluate its activities as a service
to organization”
(Internal audit adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk
dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktivitas
organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi).
2. Pengertian Menurut Institute of internal Auditor“ Internal auditing is an independent , objective assurance and
consulting activity designed to add value and improve an organization’s
operations. It helps an organization accomplish its objective by bringing
a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the
effectiveness of risk management, control and governance process”.
(Internal audit adalah suatu aktivitas independen, yang memberikan
jaminan keyakinan serta konsultasi yang dirancang untuk memberikan
suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Internal
auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan
cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk
mengevaluasi dan meningkatkan keefektivan manajemen resiko,
pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi).
B. PARADIGMA BARU INTERNAL AUDITBertolak dari definisi tersebut diatas, dalam perkembangannya penekanan dan
mekanisme internal audit telah bergeser (berubah). Pada masa lalu fokus utama
peran internal auditor adalah sebagai ‘watchdog’ dalam perusahaan, sedangkan
pada masa kini dan mendatang proses internal auditing modern telah bergeser
menjadi ‘konsultan intern’ (internal consultant) yang memberi masukan
berupa pikiran-pikiran untuk perbaikan (improvement) atas sistem yang telah
1
ada serta berperan sebagai katalis (catalyst). Fungsi internal auditor sebagai
‘watchdog’ membuat perannya “kurang disukai” kehadirannya oleh unit
organisasi lain. Hal ini mungkin merupakan konsekuensi logis dari profesi
internal auditor yang tugasnya memang tidak dapat dilepaskan dari fungsi audit
(pemeriksaan), bahwa antara pemeriksa (auditor) dan pihak yang diperiksa
(auditee) berada pada posisi yang saling berhadapan.
Fungsi konsultan bagi internal auditor merupakan peran yang relatif baru.
Peran konsultan membawa internal auditor untuk selalu meningkatkan
pengetahuan baik tentang profesi auditor maupun aspek bisnis, sehinga dapat
membantu manajemen dalam memecahkan suatu masalah. Kemampuan untuk
merekomendasikan pemecahan suatu masalah (problem solver) bagi internal
auditor dapat diperoleh melalui pengalaman bertahun-tahun melakukan audit
berbagai fungsi di perusahaan.
Pada saat ini, konsultasi internal merupakan aktivitas yang sangat dibutuhkan
oleh manajemen yang perlu dilakukan oleh internal auditor. Selain sebagai
konsultan, internal auditor harus mampu berperan sebagai katalisator. Katalis
adalah suatu zat yang berfungsi untuk mempercepat reaksi namun tidak ikut
reaksi. Peran auditor internal sebagai katalisator yaitu memberikan jasa kepada
manajemen melalui saran-saran yang bersifat konstruktif dan dapat
diaplikasikan bagi kemajuan perusahaan namun tidak ikut dalam aktivitas
operasional di perusahaan.
Ruang lingkup (scope) kegiatan audit semakin luas, pada saat ini tidak sekedar
audit keuangan (financial audit) dan audit ketaatan (compliance audit), tetapi
perhatian lebih ditujukan pada semua aspek yang berpengaruh terhadap kinerja
perusahaan dan pengendalian manajemen serta memperhatikan aspek resiko
bisnis / manajemen. Perubahan orientasi audit dari teknik-teknik pengendalian
intern ke arah pengendalian bisnis perusahaan yang didasarkan atas risiko
bisnis (business risk) atau rmanajemen risiko (risk management) ini akan terus
berjalan seiring dengan kebutuhan perusahaan yang semakin kompleks di masa
mendatang. Oleh karena itu saat ini berkembang pendekatan teknik audit dalam
internal auditing yang berbasiskan risiko (risk based internal auditing).
2
Perbedaan antara paradigma lama dan paradigma baru internal auditor sebagai
berikut :
TABEL 1
INTERNAL AUDITOR : PARADIGMA LAMA VS PARADIGMA BARU
NO. URAIAN PARADIGMA LAMA PARADIGMA BARU
1 Fungsi ‘Watchdog’
Mengungkap temuan
Mengganggu obyek
Reaktif
‘Watchdog’, konsultan dan katalisator
Memecahkan masalah
Proaktif
2 Sifat Audit / Rekomendasi
Post audit Korektif
Post audit dan Pre audit Korektif, Preventif,
Prediktif3 Sikap Kaku
Pasif Fleksibel dan konstruktif Aktif dan komunikatif
4 Pendekatan Subyek - Obyek Menang - Kalah
Subyek - Subyek Menang - Menang
5 Type Staf Setengah – setengah
Tuntas / Paripurna
6 Organisasi Pelengkap / memenuhi persyaratan
Tools management Pusat keunggulan
7 Ukuran Sukses Jumlah temuan Jumlah bantuan / manfaat Pencapaian tingkat Good
Corporate Governance (GCG)
C. STANDAR The Standards for The Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA)
tahun 2002 yang ditetapkan oleh The institute of Internal Auditors mulai berlaku
efektif pada tanggal 1 Januari 2002 merupakan revisi dari Standar Profesi
Auditor Internal tahun 1999.
3
TABEL 2
STANDARDS PROFESSIONAL PRACTICE OF INTERNAL AUDITING
ATTRIBUTE STANDARDS
1000 Purpose, Authority & Responsibility
1100 Independence & Objectivity
111011201130
Organizational IndependenceIndividual ObjectivityImpairments to Independence or Objectivity
1200 Professional Proficiency & Due Professional Care
12101220
1230
ProficiencyDue Professional CareContinuing Professional Development
1300 Quality Assurance & Improvement Program
1310132013301340
Quality Program AssesmentsReporting on the Quality ProgramUse of “Conducted in Accordance with the Standards”Disclosure of Non compliance
PERFORMANCE STANDARDS
2000 Managing the Internal Audit Activity
201020202030204020502060
PlanningCommunication & ApprovalResource ManagementPolicies & ProceduresCoordinationReporting to the Board & Senior Management
2100 Nature of Works 211021202130
Risk ManagementControlsGovernance
2200 Engagament Planning 22012210222022302240
Planning ConsiderationEngagament ObjectivesEngagament ScopeEngagament Resources AllocationEngagament Work Program
3 Orientasi Saat ini dan yang akan datang(current & future oriented)
Yang lalu sampai saat ini (Historical to current)
10
4 Pengendalian Langsung (Direct) Tidak langsung (Indirect)5 Kecurangan Langsung (Direct) Tidak langsung (Indirect)6 Kebebasan Obyektivitas (Objectivity) Berdasarkan status7 Kegiatan Proses yang sedang berjalan
(On going process)Tiap periode akuntansi(Accounting period)
G. SERTIFIKASI INTERNAL AUDITOR1. Tingkat Nasional
Sertifikasi internal auditor tingkat nasional dilakukan oleh Dewan Standar
Qualified Internal Auditor yang berhak mengeluarkan gelar QIA bagi
auditor yang telah memiliki persyaratan tertentu. Gelar QIA dapat
diperoleh oleh seorang auditor setelah menjalani serangkaian pelatihan /
ujian sertifikasi yang dilaksanakan oleh Institut Pendidikan Audit
Manajemen / Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA) yang terdiri dari
3 (tiga) jenjang, sebagai berikut :
Pelatihan Audit Intern Tingkat Dasar I & II
Pelatihan Audit Intern Tingkat Lanjutan I & II
Pelatihan Audit Intern Tingkat Manajerial.
Setiap jenjang pendidikan akan dilakukan ujian-ujian dan bagi peserta
yang lulus dijenjang pelatihan tersebut akan memperoleh sertifikat.
Khusus pada Tingkat Manajerial selain auditor harus menempuh ujian
komprehensif serta wajib membuat paper (makalah) yang dipresentasikan
dihadapan Dewan Penguji dari dewan sertifikasi QIA. Apabila peserta
telah berhasil lulus untuk ketiga jenjang yang disyaratkan tersebut, maka
yangbersangkutan berhak memperoleh gelar QIA (Qualified Internal
Auditor).
Apabila setelah 3 tahun sejak internal auditor tersebut memperoleh gelar
QIA, namun belum memenuhi perolehan / kewajiban PPL minimal 180
jam, maka gelar QIA tersebut dapat dicabut kembali oleh Dewan
Sertifikasi QIA.
Ketentuan tentang Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL) diatur oleh
Dewan sertifikasi QIA sebagai berikut :
Kredit PPL untuk memenuhi kewajiban tersebut dapat diperoleh
nelalui 3 (tiga) jalur kegiatan sebagai berikut :
11
a. Pendidikan / pengajaran : kuliah pada lembaga pendidikan
Indonesia (PAII) serta Institute of Internal Auditors (IIA) Indonesian
Chapter.
2. Para internal auditor pada saat ini sedang
berupaya untuk menuju paradigma baru serta bernilai tambah (value
added) bagi peningkatan kinerja perusahaan.
17
3. Respon dari kalangan perguruan tinggi
terhadap perkembangan internal audit juga cukup baik, internal
auditing saat ini sudah menjadi mata kuliah wajib pada kurikulum
Program S1 Akuntansi.
2. Saran
1. Organisasi profesi internal auditor (FK SPI, PAII dan IIA Indonesia
Chapter) agar secara rutin melakukan kegiatan Lokakarya / Seminar
untuk selalu meningkatkan profesionalisme para anggotanya.
2. Mengingat abad 21 merupakan era globalisasi , maka diharapkan para
internal auditor agar selalu meningkatkan pengetahuan dan
profesionalisme melalui pendidikan profesi berkelanjutan (PPL).
3. Kalangan Perguruan Tinggi agar selalu melakukan updating atas
Satuan Acara Perkuliahan (SAP) mata kuliah Internal Auditing
disesuaikan dengan perkembangan praktik di perusahaan /
pemerintahan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, M. Arief, ”Komunikasi Komite Audit : Antara Harapan dan Kenyataan”, Majalah Media Akuntansi, Jakarta, Edisi Juli – Agustus 2002.
_______________ , “Paradigma Baru Internal Auditor”, Majalah Auditor, Jakarta, Edisi No. 5, 2002.
_______________ , “Risk Based Internal Auditing”, Majalah Media Akuntansi, Jakarta, Edisi April 2003.
________________ , “Value Added Internal Auditing”, Majalah Auditor, Jakarta, Edisi No. 8, 2003.
Hery, “Menuju Reposisi Peran Internal Audit dala Era Globalisasi”, Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi (LPFE) Universitas Trisakti, Jakarta, Volume 4, No. 3, Desember 2004,
Hoesodo, Soekardi, Peran Internal Auditor Abad 21, Materi Training Internal Audit Tingkat Manajerial, Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Jakarta, 1999.
Konsorsium Organisasi Audit Internal,”Standar Profesi Audit Internal”, Yayasan Pendidikan Internal Audit (YPIA), Jakarta, 2004.
Sawyer, Lawrence B., “Sawyer’s Internal Auditing : The Practice of Modern Internal Auditing”, The Institute of Internal Auditors, 2003.
The Institute Internal Auditors, The Standards For The Professional Practice of Internal Auditing (SPPIA), 2002.