PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG DEWAN PENYANTUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN, Menimbang : a. bahwa dalam pengelolaan dan memecahkan permasalahan universitas ke depan yang semakin kompleks diperlukan partisipasi serta peran masyarakat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diperlukan dewan penyantun universitas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b perlu ditetapkan peraturan rektor; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859); 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 tahun 1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 tahun 1963 jo Skep. Ment. PTIP No 153 Tahun 1963 Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 1 Salinan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 01 TAHUN 2006
TENTANG
DEWAN PENYANTUN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,
Menimbang : a. bahwa dalam pengelolaan dan memecahkan permasalahan
universitas ke depan yang semakin kompleks diperlukan
partisipasi serta peran masyarakat;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diperlukan dewan
penyantun universitas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b perlu ditetapkan peraturan rektor;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195 tahun
1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153 tahun
1963 jo Skep. Ment. PTIP No 153 Tahun 1963 tentang
Pendirian Universitas Jenderal Soedirman;
4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005 tanggal 14
Oktober 2005 tentang pengangkatan Rektor Universitas
Jenderal Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 1
Salinan
272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas
Jenderal Soedirman;
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 090/O/2004
tentang Statuta Universitas Jenderal Soedirman;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG DEWAN PENYANTUN
Pasal 1
Dalam peraturan rektor ini yang dimaksudkan dengan :
1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.
2. Rektor adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman.
3. Senat adalah Senat Universitas Jenderal Soedirman.
4. Dewan Penyantun adalah Dewan Penyantun Universitas Jenderal Soedirman.
Pasal 2
(1) Anggota Dewan Penyantun adalah tokoh masyarakat yang mempunyai minat
dan perhatian terhadap universitas.
(2) Anggota Dewan Penyantun diangkat dan diberhentikan oleh rektor atas saran
dan pertimbangan senat.
Pasal 3
(1) Struktur Dewan Penyantun terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara dan
anggota.
(2) Ketua, sekretaris dan bendahara dipilih oleh dan di antara para anggota.
(3) Dewan Penyantun mempunyai masa kerja 2 (dua) tahun, dan dapat
diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan apabila diperlukan.
Pasal 4
Dewan Penyantun mempunyai tugas :
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 20062
a. membantu memecahkan masalah yang dihadapi universitas;
b. membuat laporan tahunan kepada rektor;
Pasal 5
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,
ttd
Prof. Dr. Ir. Sudjarwo
NIP. 130529551
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 3
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 20064
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 02 TAHUN 2006
TENTANG
MAJELIS ETIKA AKADEMIK UNIVERSITAS
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,
Menimbang : a. bahwa untuk menegakkan disiplin dalam proses
pembelajaran, maka perlu dibentuk Majelis Etika
Akademik Universitas Jenderal Soedirman;
b. bahwa berdasarkan saran dan pertimbangan senat
universitas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a dan b perlu ditetapkan Peraturan rektor.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
PendidikanNasional (Lembaran Negara tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 1999 tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 195
tahun 1963 dan Keputusan Menteri PTIP Nomor 153
tahun 1963 jo Skep. Ment. PTIP No 153 Tahun 1963
tentang Pendirian Universitas Jenderal Soedirman;
4. Keputusan Presiden No. 170/M Tahun 2005 tanggal 14
Oktober 2005 tentang pengangkatan Rektor Universitas
Jenderal Soedirman masa jabatan 2005 - 2009;
5. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 5
Salinan
jo. No. 272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja
Universitas Jenderal Soedirman;
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
090/O/2004 tentang Statuta Universitas Jenderal
Soedirman.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG MAJELIS ETIKA AKADEMIK
UNIVERSITAS
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Universitas adalah Universitas Jenderal Soedirman.
2. Rektor adalah Rektor Universitas Jenderal Soedirman.
3. Majelis etika akademik universitas yang selanjutnya disebut majelis adalah
majelis yang diberi tugas untuk menangani, memproses serta memberikan
rekomendasi kepada rektor tentang pelanggaran akademik.
4. Pelanggaran akademik oleh mahasiswa/alaumni adalah pelanggaran yang
dilakukan oleh mahasiswa/alumni sebagaimana tercantum dalam buku pedoman
universitas yang tidak dapat diselesaikan di tingkat fakultas.
5. Pelanggaran akademik oleh dosen adalah pelanggaran yang dilakukan oleh
dosen yang berkaitan dengan pelaksanaan tridharma perguruan tinggi yang tidak
dapat diseselesaikan di tingkat fakultas.
BAB II
KEANGGOTAN
Pasal 2
(1) Majelis etika akademik dibentuk oleh rektor.
(2) Anggota majelis berjumlah 11 (sebelas) orang.
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 20066
(3) Majelis beranggotakan unsur pimpinan universitas, dekan, serta pejabat lain
yang ditunjuk rektor.
(4) Rektor karena jabatannya adalah ketua majelis.
(5) Masa kerja majelis adalah 4 (empat) tahun, dan dapat diangkat kembali.
BAB III
TUGAS DAN WEWENANG MAJELIS
Pasal 3
Majelis bertugas untuk memeriksa dan memberi rekomendasi kepada rektor atas
pelanggaran akademik yang dilakukan oleh mahasiswa, dosen maupun alumni
universitas.
Pasal 4
Dalam menjalankan tugasnya majelis berhak untuk :
a. mengembalikan berkas berita acara pemeriksaan dari fakultas yang belum lengkap;
b. memberikan rekomendasi sanksi apabila pelapor terbukti tidak memberikan
keterangan yang benar;
c. menyatakan hak terlapor gugur apabila terlapor tidak hadir setelah dipanggil secara
patut;
d. memberikan rekomendasi sanksi yang lebih berat apabila terlapor terbukti tidak
memberikan keterangan yang benar.
Pasal 5
Dalam menjalankan tugasnya majelis berkewajiban untuk :
a. menindaklanjuti laporan dari fakultas/program studi tentang adanya pelanggaran
akademik yang dilakukan oleh dosen, mahasiswa, maupun alumni;
b. memanggil pelapor untuk hadir dan memberikan keterangan yang benar di depan
sidang majelis;
c. menilai kebenaran keterangan pelapor;
d. merahasiakan identitas pelapor;
e. memanggil terlapor untuk hadir dan memberikan keterangan yang benar serta
pembelaan diri di depan sidang majelis;
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 7
f. menilai kebenaran keterangan serta pembelaan diri terlapor;
g. memberikan rekomendasi kepada rektor tentang sanksi yang akan diberikan kepada
dosen, mahasiswa, dan alumni yang melakukan pelanggaran akademik.
Pasal 6
Dalam menjalankan tugasnya majelis berwenang untuk:
a. memanggil dan memeriksa terlapor, pelapor dan saksi-saksi;
b. meminta dan memeriksa BAP, alat bukti, dan alat bukti tambahan.
Pasal 7
(1) Setelah menerima laporan, majelis wajib melakukan pemeriksaan dan
melaporkan hasil pemeriksaan kepada rektor dalam waktu paling lama 30 hari.
(2) Setelah menerima laporan Majelis, Rektor harus menerbitkan keputusan dalam
waktu paling lama 14 hari kerja.
(3) Keputusan rektor bersifat final.
Pasal 8
(1) Rekomendasi sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan
oleh dosen mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Rekomendasi sanksi terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh mahasiswa
mengacu pada buku pedoman universitas.
(3) Rekomendasi sanksi terhadap alumni dapat berupa pencabutan gelar akademik,
profesi, dan vokasi yang tidak sah kepada rektor.
Pasal 9
Rekomendasi yang diberikan oleh Majelis bersifat mengikat.
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 20068
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 10
(1) Dengan berlakunya peraturan rektor ini, maka keputusan rektor yang telah ada
dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam
peraturan ini.
(2) Hal-hal lain yang belum diatur dalam peraturan ini akan diatur lebih lanjut
dengan peraturan lain.
Pasal 11
Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Purwokerto
Pada tanggal : 31 Agustus 2006
Rektor,
ttd
Prof. Dr. Ir. Sudjarwo
NIP. 130529551
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 9
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200610
PERATURAN REKTOR
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
NOMOR : 07 TAHUN 2006
TENTANG PEDOMAN UMUM DAN AKADEMIK
PROGRAM MAGISTER UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
REKTOR UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN,
Menimbang : a.
b
.
c
bahwa untuk ketertiban, kelancaran dan kepastian serta
penjaminan mutu penyelenggaraan pendidikan Program
Magister Universitas Jenderal Soedirman maka perlu
ditetapkan peraturan.
bahwa sehubungan dengan huruf a tersebut di atas perlu
dibuat pedoman umum dan akademik Program Magister
Universitas Jenderal Soedirman.
bahwa sehubungan dengan huruf a dan b tersebut di atas
perlu ditetapkan peraturan rektor.
Mengingat : 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003,
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4301);
2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005,
tentang Guru dan Dosen;
3 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 1999, tentang
Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara tahun 1999 Nomor
115, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3859);
4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496);
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 11
Salinan
5 Keputusan Presiden RI Nomor 195 Th 1963 jo. Surat
Kept.Menteri PTIP Nomor 153 Th.1963 tentang Pendirian
Universitas Jenderal Soedirman
6 Keputusan Presiden RI Nomor 170/M Tahun 2005 tgl.14
Oktober 2005, tentang Pengangkatan Rektor Universitas
Jenderal Soedirman;
7
8
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 0166/O/1995 tgl.18 Juli 1995 jo. No.
272/O/1999 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas
Jenderal Soedirman;
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 090/2004
tgl. 29 Juli 2004, tentang Statuta Universitas Jenderal
Soedirman;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG PEDOMAN UMUM DAN
AKADEMIK PROGRAM MAGISTER UNIVERSITAS JENDERAL
SOEDIRMAN
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:
1. Sistem kredit adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan dengan
menggunakan satuan kredit semester untuk menyatakan beban studi mahasiswa,
beban kerja staf pengajar dan beban penyelenggaraan program lembaga
pendidikan.
2. Satuan kredit semester yang selanjutnya disebut SKS adalah satuan kredit yang
dipakai untuk menyatakan jumlah kredit dari satu mata kuliah dalam satu
semester.
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200612
3. Semester adalah kurun waktu kegiatan yang terdiri atas 16 sampai 18 minggu
kuliah atau kegiatan terjadwal lainnya berikut kegiatan iringannya, termasuk dua
sampai empat minggu kegiatan penilaian.
4. Dosen adalah tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi tertentu yang khusus
diangkat pada Program Magister Universitas Jenderal Soedirman, untuk
melaksanakan tridharma perguruan tinggi.
5. Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Program Magister
Universitas Jenderal Soedirman.
6. Masa studi adalah lama waktu yang ditempuh oleh mahasiswa untuk
menyelesaikan program magister.
7. Konsentrasi adalah bidang kekhususan sebuah keilmuan dari program studi.
8. Matrikulasi adalah kegiatan pembelajaran yang dimaksudkan untuk
mempersiapkan, dan memberikan pengetahuan dasar bagi mahasiswa baru
program magister.
9. Kartu rencana studi yang selanjutnya disebut KRS adalah formulir rencana mata
kuliah yang akan diambil mahasiswa dalam suatu semester tertentu.
10. Kartu hasil studi yang selanjutnya diesbut KHS adalah kumpulan nilai yang
diperoleh oleh seorang mahasiswa dalam satu semester tertentu.
11. Ujian tertulis adalah evaluasi atas kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan
materi suatu mata kuliah tertentu yang dilakukan secara tertulis.
12. Ujian lisan adalah evaluasi atas kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan
materi suatu mata kuliah tertentu yang dilakukan secara lisan.
13. Ujian perbaikan adalah evaluasi yang dimaksudkan untuk perbaikan nilai.
14. Tugas terstruktur adalah tugas yang diberikan oleh seorang dosen dalam satu mata
kuliah tertentu, sebagai salah satu komponen penilaian atas kemampuan
mahasiswa.
15. Seminar usul penelitian adalah kegiatan penyampaian rencana penelitian untuk
penyusunan tesis.
16. Penelitian adalah kegiatan telaah ilmiah taat kaidah dalam upaya menemukan
kebenaran dan/atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi
dan/atau seni.
17. Tesis adalah karya tulis akademik hasil penelitian mendalam yang dilakukan secara
mandiri dan berisi sumbangan baru atas perkembangan ilmu pengetahuan atau
menemukan jawaban baru bagi masalah-masalah yang sementara telah mapan
atau megajukan pertanyaan-pertanyaan baru terhadap hal yang dipandang mapan
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 13
di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, atau seni yang dilakukan oleh calon
magister di bawah pengawasan para pembimbingnya.
18. Pembimbing tesis adalah orang atau sekelompok orang yang memiliki kualifikasi
dan kewenangan tertentu untuk melakukan pembimbingan tesis.
19. Tim penguji adalah sekelompok orang yang memiliki kualifikasi keilmuan dan
kewenangan tertentu untuk melakukan uji kemampuan mahasiswa.
20. Ujian tesis adalah evaluasi atas kemampuan mahasiswa terhadap penguasaan tesis
yang telah disusunnya yang dilakukan oleh tim penguji.
21. Transkrip akademik adalah kumpulan nilai dari mata kuliah yang telah diambil
oleh mahasiswa selama mengikuti proses pembelajaran di program magister.
22. Indeks prestasi (IP) adalah rata-rata nilai yang dicapai untuk semua mata kuliah
dengan memperhitungkan jumlah kredit masing-masing mata kuliah dalam satu
semeter.
23. Indeks prestasi kumulatif (IPK) adalah rata-rata nilai yang dicapai untuk semua
mata kuliah dengan memperhitungkan jumlah kredit masing-masing mata kuliah
yang telah ditempuh di Program Magister.
24. Yudisium adalah kegiatan pemberian gelar kepada seorang mahasiswa yang telah
memenuhi persyaratan untuk dinyatakan lulus oleh direktur program.
25. Gelar adalah sebutan akademik atau profesi yang diberikan kepada lulusan
perguruan tinggi dan dicantumkan dalam ijazah.
26. Pembimbing akademik adalah dosen yang diberi tugas membantu mahasiswa
dalam menyusun rencana dan proses studi.
BAB IIPENERIMAAN MAHASISWA BARU
Pasal 2
(1) Pendaftaran mahasiswa baru program magister dilakukan dengan mengajukan
lamaran disertai dokumen berikut :
a. lamaran tertulis untuk menjadi calon mahasiswa baru dengan menyebutkan
program studi yang diminati;
b. mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan dengan dilampiri:
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200614
1. fotokopi Ijazah dan transkrip yang telah dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang perguruan tinggi asal atau oleh Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi;
2. surat keterangan kesehatan dari dokter yang telah mendapatkan izin dari
departemen kesehatan;
3. daftar riwayat hidup;
4. surat rekomendasi dari dua orang yang dapat dimintai keterangan
tentang kelayakan akademik pelamar;
5. surat izin/persetujuan dari atasan pelamar (bagi yang sudah bekerja);
6. surat jaminan biaya pendidikan dan biaya hidup dari penyandang dana
di atas meterai Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah);
7. bukti pembayaran pendaftaran ke rekening Rektor;
8. foto berwarna dengan latar belakang merah ukuran 4x6 Cm;
(2) dokumen dimaksud pada ayat (1) diajukan dalam rangkap 2 (dua).
(3) formulir yang sudah diisi dan dilengkapi dengan persyaratan dikirimkan
langsung atau melalui pos ke alamat direktur Program Pascasarjana Universitas
Jenderal Soedirman.
Pasal 3
Setiap calon mahasiswa baru harus memiliki ijazah sarjana atau ijazah dari pendidikan
yang sederajat dan berasal dari program studi yang memiliki izin dari Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi.
Pasal 4
(1) Seleksi calon mahasiswa baru didasarkan atas kriteria sebagai berikut:
a. kelengkapan administrasi;
b. indeks prestasi kumulatif (IPK);
c. kemampuan lain yang menunjang;
d. hasil tes tertulis dan/atau wawancara.
(2) Tes tertulis dan/atau wawancara dilakukan di program studi dengan melibatkan
komisi program studi.
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 15
(3) Penentuan akhir seleksi penerimaan mahasiswa baru dilakukan melalui rapat yang
terdiri dari rektor, direktur program pascasarjana, sisten direktur, ketua komisi
program studi dan ketua program studi.
(4) Hasil seleksi penerimaan mahasiswa baru pascasarjana ditetapkan oleh rektor.
BAB III KEGIATAN AKADEMIK
Pasal 5
(1) Selama masa studi setiap mahasiswa diwajibkan membayar biaya pendidikan.
(2) Apabila waktu penyelesaian studi melebihi empat semester, mahasiswa diwajibkan
membayar biaya pendidikan yang diatur dengan ketentuan tersendiri.
(3) Biaya pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk biaya
penelitian.
Pasal 6
(1) Kegiatan matrikulasi diselenggarakan setelah calon mahasiswa yang dinyatakan
diterimamenjadi mahasiswa.
(2) Penyelenggaraan matrikulasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan program studi
dan diatur dengan keputusan direktur program pascasarjana atas usulan ketua
program studi.
(3) Jumlah dan jenis mata kuliah disesuaikan dengan kebutuhan program studi.
(4) Besarnya biaya matrikulasi ditetapkan oleh program pascasarjana (atas usulan
ketua program studi) dan ditanggung oleh mahasiswa.
Pasal 7
Untuk memperoleh gelar magister mahasiswa diwajibkan menempuh minimal 36 SKS
dan maksimal 50 SKS.
Pasal 8
(1) Masa studi untuk mendapat gelar magister adalah tidak lebih dari 6 (enam)
semester sejak terdaftar sebagai mahasiswa.
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 200616
(2) Apabila masa studi tersebut pada ayat (1) terlampaui mahasiswa dapat mengajukan
perpanjangan masa studi paling lama 2 (dua) semester.
(3) Ketentuan mengenai tata cara dan prosedur pegajuan perpanjangan masa studi;
diatur tersendiri melalui surat keputusan rektor.
(4) Apabila setelah diperpanjang selama dua semester mahasiswa belum dapat
menyelesaikan studinya maka mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan putus
studi.
(5) Putus studi ditetapkan dengan keputusan rektor atas usulan direktur pascasarjana.
Pasal 9
Ketentuan mengenai tata cara dan prosedur perpanjangan masa studi ditetapkan dengan
keputusan rektor.
Pasal 10
(1) Pada awal semester setiap mahasiswa wajib mengisi KRS.
(2) KRS harus mendapat persetujuan dari pembimbing akademik.
(3) Dengan persetujuan pembimbing akademik, mahasiswa dapat melakukan
perubahan KRS.
(4) Perubahan KRS dilaksanakan paling lambat 2 (dua) minggu setelah perkuliahan
berlangsung.
Pasal 11
(1) Kegiatan perkuliahan dilakukan dengan tatap muka langsung di dalam suatu
ruangan atau di tempat lain yang memenuhi syarat untuk proses pembelajaran.
(2) Lama perkuliahan ditentukan oleh besaran SKS mata kuliah yang bersangkutan.
(3) Jumlah tatap muka untuk satu mata kuliah dalam satu semester minimal 4 kali dan
maksimal 16 kali termasuk kegiatan penilaian.
(4) Setiap mata kuliah harus memiliki garis-garis besar program pembelajaran (GBPP)
dan satuan acara perkuliahan (SAP).
Himpunan Peraturan Rektor Tahun 2006 17
Pasal 12
(1) Dosen yang berhak mengajar pada program magister adalah dosen yang telah lulus
pendidikan doktor dan memiliki kualifikasi keilmuan yang sesuai dengan mata
kuliah yang diajarkan.
(2) Pengecualian atas ketentuan dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan keputusan
rektor;
(3) Pengangkatan dosen program magister ditetapkan dengan keputusan direktur
program pascasarjana.
Pasal 13
(1) Setiap mata kuliah yang diajarkan wajib dilakukan evaluasi keberhasilan.
(2) Evaluasi keberhasilan dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui ujian
tertulis/lisan, praktikum, tugas terstruktur atau bentuk lain yang dapat mengukur
tingkat kemampuan mahasiswa.
(3) Evaluasi keberhasilan minimal dilakukan 1 (satu) kali dalam satu semester untuk