Atrial Septal Defect pada Pasien berumur 49 tahun Andi Susilo, Gunachitra Devarajoo Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. Insidens PJB berkisar 8-10 bayi per 1000 kelahiran hidup. Di Indonesia, setiap tahun diperkirakan akan lahir 40.000 bayi dengan PJB. 7 Diperkirakan 10% daripada kesemua PJB adalah Atrial Septal Defect (ASD) dan 20 – 40% dari PJB terjadi pada orang dewasa. 4 Di Eropa, diestimasi lebih kurang 1,2 juta orang dewasa menderita PJB walaupun terdapat kemajuan teknologi terkini dalam metode diagnostic dan penatalaksanaan PJB. 2 Antara PJB yang sering adalah Atrial Septal Defect (ASD). ASD adalah kelainan jantung bawaan akibat adanya lubang pada septum interatrial dan terjadi akibat kegagalan fusi septum interatrial semasa janin. 6 Laporan Kasus Seorang laki-laki bernama B.S. Berumur 49 tahun bekerja sebagai petani datang ke IGD RS HAM dengan keluhan sesak nafas. Hal ini dialami sejak 1 tahun terakhir yang memberat dalam 1 minggu ini. Pada pemeriksaan dijumpai Dyspnoe on Effort, Paroxysmal Nocturnal Dyspnoe, Ortopnoe dan dijumpai juga oedem pretibia. Perut semakin membesar dalam 1 tahun, pasien mengeluhkan batuk selama 1 minggu tanpa dahak dan demam. OS selama ini berobat ke puskesmas atau bidan didekat rumah. Riwayat sering sesak sejak kecil tidak ada. Riwayat persalinan
13
Embed
Atrial Septal Defect pada Pasien berumur 49 tahun.docx
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Atrial Septal Defect pada Pasien berumur 49 tahun
Andi Susilo, Gunachitra Devarajoo
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan kelainan pada struktur
jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir. Insidens PJB berkisar 8-10 bayi
per 1000 kelahiran hidup. Di Indonesia, setiap tahun diperkirakan akan lahir 40.000 bayi
dengan PJB.7 Diperkirakan 10% daripada kesemua PJB adalah Atrial Septal Defect (ASD)
dan 20 – 40% dari PJB terjadi pada orang dewasa.4 Di Eropa, diestimasi lebih kurang 1,2 juta
orang dewasa menderita PJB walaupun terdapat kemajuan teknologi terkini dalam metode
diagnostic dan penatalaksanaan PJB.2Antara PJB yang sering adalah Atrial Septal Defect
(ASD). ASD adalah kelainan jantung bawaan akibat adanya lubang pada septum interatrial
dan terjadi akibat kegagalan fusi septum interatrial semasa janin.6
Laporan Kasus
Seorang laki-laki bernama B.S. Berumur 49 tahun bekerja sebagai petani datang ke
IGD RS HAM dengan keluhan sesak nafas. Hal ini dialami sejak 1 tahun terakhir yang
memberat dalam 1 minggu ini. Pada pemeriksaan dijumpai Dyspnoe on Effort, Paroxysmal
Nocturnal Dyspnoe, Ortopnoe dan dijumpai juga oedem pretibia. Perut semakin membesar
dalam 1 tahun, pasien mengeluhkan batuk selama 1 minggu tanpa dahak dan demam. OS
selama ini berobat ke puskesmas atau bidan didekat rumah. Riwayat sering sesak sejak kecil
tidak ada. Riwayat persalinan dan kehamilan ibu OS tidak diketahui. OS merupakan pasien
baru rawat inap di RS HAM.
Pada status present keadaan umum pasien sedang dan tampak sesak dengan Heart
Rate 50 kali per menit, Respiratory Rate 30 kali per menit, Tekanan darah 150/70. Pada
Rekomendasi penutupan penutupan ASD dengan cara percutaneous atau operasi
diindikasikan untuk pembesaran RA dan RV dengan atau tanpa simptoms (level of evidence:
B). Sinus venous, coronary sinus atau primum ASD dioperasi dengan operasi daripada
perkutaneous (level of evidence: B). Penutupan dengan operasi secundum ASD disertai
operasi memperbaiki/mengganti katup tricuspid dapat dipertimbangkan atau ketika anatomi
dari defek dapat dilakukan dengan alat percutaneous.Penutupan ASD, secara percutaneous
atau operasi dengan alasan: Paradoxical emobilsm (level of evidence: C), dan Documented
orthodeoxia-platypnea ((level of evidence: B)9
Prognosis ukuran ASD dengan dilatasi jantung kanan berhubungan dengan morbiditas
dan mortalitas umur. Penutupan ASD akan meningkatkan harapan hidup pasien2. Prognosis
sangat baik bila ASD di operasi sebelum terjadi hipertensi pulmonal dan kelainan pada
jantung3. Pada kasus sudah terdapat pembesaran RA, RV,LV, kelainan pada katup MR, TR,
dan hipertensi pulmonal. Namun tidak dilakukan sadap jantung, dan angiografi ventrikel kiri/
kanan yang penting untuk menentukan apakah pasien dapat dioperasi atau perbaikan ASD.
Menurut sumber pustaka dan melihat kondisi pasien angka mortalitas pasien dapat meningkat
bila dilakukan operasi9.
Kesimpulan
Tuan B.S. 49 tahun menderita gagal jantung kongestif disebabkan Atrial Septal Defect (ASD)
dengan ukuran 19,4 mm dan respon terhadap pengobatan diuretic furosemide, captopril,
KSR, Laxadyn syrup, KSR, spironolakton memberikan hasil yang diharapkan yang terlihat
dari penurunan kelas gagal jantung NYHA. Dianjurkan dilakukan pemeriksaan sadapat
jantung dan angiografi ventrikel kiri/kanan sebelum dilakukan operasi ataupun tindakan
penutupan ASD yang diperlukan untuk oleh pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Froescj; M., Roberts, R., Cardiovascular Diseases Cause by Genetic Abnormalities. Dalam : HURTST’S The Heart Manual of Cardiology 12th Edition. Singapore: McGrawHill, 2009. P 533-534
2. Webb, G. Atrial Septal Defects in the Adult Recent Progress and Overview. Diunduh dari htttp://circ.ahajournals.org
3.Standar Pelayanan Medik (SPM) Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Hrapan Kita.
Jakarta, 2009.
4.Markham, L.W. Atrial Septal Defect. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/162914
5. Ejim E.C., Anisiuba B.C., Ike S.O., Essien I.O., Atrial Septal Defects Presenting Initially In Adulthood: Patterns of Clinical Presentations in Enugu, South-East Nigeria., Journal of Tropical Medicine. 2011
6. McCormick D.J., atrial Septal Defect: Pathophysiology, Diagnosis and Treatment. Diunduh dari http://www.medscape.com/viewarticle/567119
7. Sastroasmoro S, Bambang Madiyono. Epidemiologi dan etiologipenyakit jantung bawaan. Dalam: Sastroasmoro S, Madiyono B. Buku ajar kardiologi anak. Jakarta: IDAI; 1994. p. 167-73
8. Edwards, M., Lilly, L.S., O’Gara, P.T., Valvular Heart Disease.Pathophysiology of Heart Disease fourth edition. USA: Lippincott Williams & Wilkins; 2007 hal. 380-382
9. Warnes et al. Guidelines for adults with CHD. Volume 52 No.53. Diunduh dari http//ACC.com/AHA
10. Marian, A.J., Brugada, R., Roberts, R., Atrial Septal Defect in Cardiovascular Disease Caused by Genetic Abnormalities. HURST’S The Heart 12th Edition. New York: McGraw Hill. 2008. Hal. 1934-1936
11. Harris, I.S., Foster,E. Atrial Septal Defect dalam: Congenital Heart Disease in Adults. CURRENT Diagnosis & Treatment Cardiology 3rd Edition. USA: McGraw Hill. 2009. P 379-384
12. Gray,H.H, Dawkins,K.D., Morgan, J.M., Simpson,I.A., Defek Septum Atrium Dalam: Penyakit Jantung Kongenital pada pasien Dewasa.Jakarta: Erlangga. 2002. Hal. 260-262.
13. Tjay , T.H. , Rahardja , K. , 2007. Antihipertensiva. In : Tjay , T.H. , Rahardja , K. , ed. Obat – Obat Penting edisi keenam. Jakarta : Elex Media Komputindo. 538 – 566.
14. Lim , H. , 2009. Obat Gagal jantung. In : Lim , H. , ed. Farmakologi Kardiovaskuler Mekanisme dan Aplikasi Klinis edisi 2. Jakarta : SOFMEDIA. 87 – 110.