Atresia Duodenum adalah tidak terbentuknya atau tersumbatnya
duodenum (bagian terkecil dari usus halus) sehingga tidak dapat
dilalui makanan yang akan ke usus. Atresia duodenum merupakan salah
satu abnormalitas usus yang biasa ditemui didalam ahli bedah
pediatrik dan merupakan lokasi yang paling sering terjadinya
obstruksi usus di hampir semua kasus osbtruksi.1. Atresia duodenum
dijumpai satu diantara 6.00010.000 kelahiran hidup. Dasar
embriologi terjadinya atresia duodenum disebabkan karena kegagalan
rekanalisasi duodenal pada fase padat intestinal bagian atas dan
terdapat oklusi vascular di daerah duodenum dalam masa perkembangan
fetal.2 Setengah dari semua bayi baru lahir dengan atresia duedenal
juga mempunyai anomali kongenital pada sistem organ lainnya. Lebih
dari 30% dari kasus kelainan ini ditemukan pada bayi dengan sindrom
down. Keterlambatan diagnosis dan tatalaksana mengakibatkan bayi
dapat mengalami asfiksia, dehidrasi, hiponatremia dan hipokalemia
yang diakibatkan muntahmuntah Kata Kunci : atresia duodenum, tanda
double bubble sign
Nama : By. Norma Tgl. Lahir : 25/02/2013 BB : 2500 gram PB : 36
cm RM : 597024 MRS : 02/03/2013 Ruangan : Level room II A
Keluhan Utama : muntah AT : dialami sejak lahir sampai sekarang.
Riwayat muntah hijau tidak menyemprot bercampur lendir, ada sejak
dilahirkan.Pasien tidak pernah diberikan minum sejak lahir. Riwayat
keluar lendir warna putih dari anus setelah pasien lahir 3 hari.
Buang air kecil lancar. Riwayat perut cembung ada
Riwayat kehamilan : kontrol teratur di bidan dan puskesmas
mendapat vitamin suntik TT dua kali. Ibu tidak pernah sakit, tidak
pernah minum obat dan minum jamu-jamuan. Riwayat bersalin : bayi
lahir kurang bulan, lahir spontan di puskesmas, ditolong oleh
bidan, tidak segera menangis, biru lalu diberikan oksigen, beberapa
jam setelah lahir, keluar cairan hijau dari mulut.
Riwayat menyusu : tidak pernah asi dan menetek. Riwayat di
puskesmas selama satu malam, lalu bayi dirujuk di Rumah Sakit
Makassau karena tidak minum (menelan) susu, dan keluar cairan hijau
dari mulut. Di Rumah Sakit Makassau dirawat selama 5 hari dan
mendapat terapi IVFD, antibiotik, dan OGT lalu, dirujuk ke RSWS
dengan diagnosa atresia duodeni.
Status Generalis : sakit sedang/Gizi kurang/ Composmentis Status
vital : HR : 152 x/menit P : 47 x/menit (bronkhovesikular) S :
36,8
Status Lokalis Regio Abdomen : Inspeksi : tampak datar dan ikut
gerak napas, warna kulit sama dengan sekitarnya, tidak ada
pelebaran vena Palpasi : distended abdomen (-), MT (-), Hepar/lien
tidak teraba Perkusi : timpani Auskultasi : peristaltik (+) kesan
menurun
Ureum Kreatinin
10 0,03
GOTGPT Natrium Kalium Clorida HBsAg
3117 130 2,7 52 (-)
WBC RBC HGB HCT PLT BIL.TOTAL BIL. DIREK PT APTT
11,5 5,7 19,0 56,3 344 11,92 2,02 16,6 93,6
Kesan : Double bubble
Merupakan
bagian terpendek dari usus halus, berbentuk huruf C yang
melingkari caput pankreas
Berawal
dari bulboduodenale dan berakhir pada duodenojejunal junction
(ligamentum Treitz)organ retro peritoneal, tidak terbungkus
seluruhnya oleh selaput peritoneum
Merupakan
Merupakan bagian teratas usus halus Panjang 25 cm, berliku-liku
di sekitar caput pancreas Fungsi utama : absorpsi produk-produk
pencernaan Merupakan struktur retroperitoneal Seluruh permukaan
duodenum dilapisi peritoneum, kecuali 2,5 cm pertama
A. Gastrica dextra A. Pancreatico-duodenalis superior A.
Pancreatico-duodenalis inferior
Plexus coeliacus Plexus mesentericus superior
Tidak terbentuknya atau tersumbatnya sebagian duodenum sehingga
tidak dapat dilalui makanan yang akan ke usus
Insiden
1 per 6000 kelahiran Atresia duodenal 40-60%, Hidramnion terjadi
pada sekitar 40% kasus obstruksi duodenum 22-30% pasien obstruksi
duodenum menderita trisomi 21
Kelainan bawaan yang belum diketahui jelas.
penyebabnya
Kelainan pengembangan embrionik saat
masih
dalam
kehamilan.lumen
Terjadiusus
kegagalan minggu ke 5
rekanalisasi
selama masa kehamilan minggu ke 4 dan
Dapat disebabkan faktor intrinsik didalam duodenum, dapat total
atau parsial, atau tanpa diafgrama mukosa. Diameter bukaan dapat
kecil sekali atau besar, mendekati diameter lumen normal. Faktor
ekstrinsik tekanan laur duodenum seperti pita Ladd.
Jaringan mukosa utuh atau intak yang terbentuk dari mukosa dan
submukosa. Dari luar tampak perbedaan diameter proksimal dan
distal. Lambung dan duodenum proksimal atresia mengalami
dilatasi
Ujung buntu duodenum dihubungkan oleh pita jaringan ikat
Dua ujung buntu duodenum terpisah tanpa hubungan pita jaringan
ikat
Bisa ditemukan abdomen bagian atas
pembengkakan
Muntah banyak segera setelah lahir, berwarna kehijauan akibat
adanya empedu (biliosa)
Muntah terus-menerus meskipun bayi dipuasakan selama beberapa
jam
Tidak memproduksi urin beberapa kali buang air kecil
setelah
Hilangnya bising usus setelah beberapa kali buang air besar
mekonium.
Rontgen Polos abdomen :
2 bayangan gelembung udara, gelembung lambung dan duodenum
proksimal atresia.
Obstruksi duodenum ditandai khas oleh gambaran double-bubble
(gelembung ganda) pada USG prenatal. Gelembung pertama mengacu pada
lambung, dan gelembung kedua mengacu pada loop duodenal postpilorik
dan prestenotik yang terdilatasi
Persiapan prabedah:
Dekompresi dengan NGT, Isap udara, cairan, mencegah muntah dan
aspirasi. Resusitasi cairan dan elektrolit, koreksi asam basa,
hiponatremia dan hipokalemia. Pembedahan elektif pada pagi hari
berikutnya.
Side-to-side Duodeno-duodenostomy Dilakukan insisi pada dinding
duodenum dan melakukan eksisi pada jaringan lalu melakukan
penjahitan pada bekas insisi
Dilakukan diamond-shaped anastomosis
Dilakukan A duodenoduodenostomy atau gastrojejunostomy
The atretic segment is by passed by creating an opening between
the stomach and jejunum
Tidak dilakukan reseksi bagian atresia, karena dapat terjadi
pemotongan ampula vateri dan saluran Wirsungi.
Dehidrasi Refluks gastroesofageal---pneumoni aspirasi Perforasi
Megaduodenum
Sebelum abad 20 angka mortalitas > 90%.
kemajuan di bidang anestesi pediatrik, neonatologi, dan teknik
pembedahan, angka kesembuhannya telah meningkat hingga 90%