Top Banner

of 27

Atresia Ani

Feb 29, 2016

Download

Documents

kimiwahime

Lapkas bedah anak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Slide 1

PENDAHULUANAtresia ani atau anus imperforata disebut sebagai malformasi anorektal, adalah suatu kelainan kongenital tanpa anus atau dengan anus tidak sempurna, termasuk Agenesis ani, Agenesis rekti dan Atresia rekti.

Insiden 1 : 5000 kelahiran yang dapat muncul sebagai penyakit tersering yang merupakan syndrom VACTRERL ( Vertebra, Anal, Cardial, Esofageal, Renal, Limb).TINJAUAN PUSTAKADefinisiAtresia ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya lubang atau saluran anus.Etiologi Gangguan organogenesis dalam kandungan.Sindrome downGenetik KLASIFIKASI: MelbourneAtresia ani adalah suatu kelainan bawaan, terdapat tiga letak: Tinggi (supralevator) : rektum berakhir di atas M. levator ani (M. puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rektum dengan kulit perineum lebih dari 1 cm. Letak upralevator biasanya disertai dengan fistel ke saluran kencing atau saluran genital.Intermediate : rektum terletak pada M. levator ani tetapi tidak menembusnya. Rendah : rektum berakhir di bawah M. Levator Ani.Gambaran Atresia Ani

Gambaran malformasi anorektal pada laki-laki

Anorectal ReconstructionKlasifikasi menurut Pena:

Perineal fistulaVestibular fistulaFemalPersistent cloaca3cm common channelImperforate anus without fistulaRectal atresiaMalePerineal fistulaRectourethral fistulaBulbar Prostatic Rectovesical fistulaImperforate anus without fistulaRectal atresiaMANIFESTASIS KLINISTidak Ada MekoniumPerut Kembung (mulai 4-8 jam)Muntah-muntah ( terjadi setelah 24-48 jam)Tidak tampak adanya anusPENATALAKSANAANLEAPE 1987 :

Atresia letak tinggi kolostomi dahulu, setelah 6 12 bulan baru dikerjakan tindakan definitif (PSARP)2. Atresia letak rendah perineal anoplasti, dimana sebelumnya dilakukan tes provokasi dengan stimulator otot untuk identifikasi batas otot sfingter ani ekternusBila terdapat fistula cut back incision Stenosis ani cukup dilakukan dilatasi rutin

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan Post OperasiPerawatan Pasca Operasi PSARPAntibiotik intra vena diberikan selama 3 hari ,salep antibiotik diberikan selama 8- 10 hari.2 minggu pasca operasi dilakukan anal dilatasi dengan heger dilatation, 2 kali sehari dan tiap minggu dilakukan anal dilatasi dengan anal dilator yang dinaikan sampai mencapai ukuran yang sesuai dengan umurnya. Businasi dihentikan bila busi nomor 13-14 mudah masuk.

LAPORAN KASUSIDENTITAS PENDERITANama: BY. MAUmur: 3 BulanJenis kelamin: Laki-lakiSuku: AcehAgama : IslamAlamat: Fajar Harapan Aceh SelatanTgl Masuk: 08 juni 2015Tgl pemeriksaan: 09 Juni 2015No CM:1-04-41-36

Keluhan Utama :Tidak Ada Lubang Anus Sejak Lahir

Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien diketahui tidak memiliki anus sejak lahir. Kondisi ini diketahui pada saat pasien berusia 0 hari oleh ibu pasien. Menurut orangtua pasien, sejak lahir sampai diketahui tidak memiliki anus, pasien tidak pernah buang air besar. Pada usia 1 hari, pasien menjalani operasi kolostomi dan dipasang stoma di RSUDZA. ANAMNESISSejak operasi stoma hingga saat ini, BAB pasien keluar melalui stoma dan ditutupi dengan kasa. Setiap BAB kasanya di ganti oleh ibu pasien. Riwayat perdarahan, infeksi, dan keluhan terkait stoma pada pasien disangkal. Riwayat demam, muntah kehijauan, perut yang membesar, tidak BAB lebih dari 3 hari disangkal. Riwayat keluar kotoran dari lubang kencing saat BAK atau tanpa BAK disangkal, tidak ada keluhan BAK lainnya.Kepala: normocephaliRambut: hitam sukar dicabutMata: konj. Palp. Inf pucat (+/+), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-), pupil isokor (+), refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tak langsung (+/+)Telinga: bentuk normoaurikular, serumen (-)Hidung: NCH (-), sekret (-)Mulut: mukosa bibir lembab (-), lidah kotor (-), sianosis (-)Gigi: karies (-)Leher : bentuk simetris, pembesaran KGB (-)ToraksI : simetris, iga gambang (-), retraksi intercostal (-), retraksi suprasternal (-), retraksi supraclavicular (-)P: nyeri tekan (-), gerakan dinding dada simetrisP: sonorA: vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-), stridor (-/-)JantungI : iktus kordis tidak tampakP : iktus kordis teraba sela iga ke v 2 midclavikula sisnistra, tidak kuat angkat, tidak melebarP : konfigurasi jantung jantung dalam batas normalA : BJ I > BJ II, reguler, bising (-)AbdomenI : simetris, datar, ada stoma di regio kiri bawah, Feses (+)P : nyeri tekan (-), P : Timpani (+) A : peristaltik usus terdengar.Genitalia: Laki-lakiAnus: tidak ada anus

Status LokalisRegio AnusInspeksi : Tidak Tampak Adanya Anus, Fistel (-)

FOTO KLINIS PASIEN

Pemeriksaan laboratorium darah (29 mei 2015)Hemoglobin : 9,2 g/dlEritrosit : 3,9 106/mm3Lekosit : 8,0 106/mm3Hematokrit : 29%Trombosit : 427 106/mm3

Foto 03 juni 2015Penatalaksanaan

IVFD 4:1 10 gtt/i makroPerawatan StomaPROGNOSISBila tindakan dilakukan dengan segera :Quod ad vinam : dubia ad bonamQuod ad sanam : dubia ad bonamQuod ad fungsionam : dubia ad bonamFOTO POST OP POD 1 1O JUNI 2015

POST OP H 4

TERIMA KASIH