BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal dari sel induk sistem hematopoetik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darah putih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang. Ini adalah suatu penyakit darah dan organ-organ dimana sel-sel darah tersebut dibentuk dan ditandai dengan proliferasi sel-sel imatur abnormal yang mempengaruhi produksi dari sel-sel darah normal lainnya. Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah yaitu pada sum-sum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah normal. Walaupun penyebab dasar leukemia tidak diketahui, pengaruh genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan peranan. 1.2. Tujuan a. Tujuan Umum Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah kesehatan terutama leukemia. b. Tujuan Khusus 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal dari
sel induk sistem hematopoetik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darah
putih tidak terkontrol dan pada sel-sel darah merah namun sangat jarang.
Ini adalah suatu penyakit darah dan organ-organ dimana sel-sel darah
tersebut dibentuk dan ditandai dengan proliferasi sel-sel imatur abnormal
yang mempengaruhi produksi dari sel-sel darah normal lainnya.
Penyakit ini disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat
sel darah yaitu pada sum-sum tulang bekerja aktif membuat sel-sel darah
tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak normal dan sel ini
mendesak pertumbuhan sel darah normal.
Walaupun penyebab dasar leukemia tidak diketahui, pengaruh
genetik maupun faktor-faktor lingkungan kelihatannya memainkan
peranan.
1.2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan masalah
kesehatan terutama leukemia.
b. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dan keluarga
dengan masalah leukemia.
Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah leukemia.
Mahasiswa mampu menyusun rencana dan interfensi keperawatan
terhadap klien dengan leukemia.
Mahasiswa mampu melakukan implementasi sesuai dengan
interfensi keperawatan yang telah disusun.
Mahasiswa mampu melakukan evaluasi terhadap implementasi
keperawatan yang telah dilaksanakan.
1
BAB IIPEMBAHASAN
2.1. Konsep Teori
DEFENISI
Penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel sel
hematopietik.(Sylvia&Lorraine,1992)
Proliferasi tidak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum
tulang menggantikan elemen sumsum tulang normal.(Brunner&Suddarth,1996)
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah
dalam sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001).
Leukemia adalah istilah umum yang digunakan untuk keganasan pada
sumsum tulang dan sistem limpatik (Wong, 1995).
ETIOLOGI
Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya
dengan kanker lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yang
mengaktifkan onkogenesis atau menonaktifkan gen suppressor tumor, dan
menganggu regulasi dari kematian sel, diferensiasi atau divisi.
Tapi penelitian telah dapat mengemukakan factor resiko dari Leukemia
ini, antara lain:
1. Tingkat radiasi yang tinggi
Orang – orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih mudah terkena
leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi. Radiasi
tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di
Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber dari
paparan radiasi tinggi.
2. Orang-orang yang bekerja dengan bahan – bahan kimia tertentu
Terpapar oleh benzene dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapat
menyebabkan leukemia. Benzene digunakan secara luas di industri kimia.
Formaldehid juga digunakan luas pada industri kimia, pekerja yang terpapar
formaldehid memiliki resiko lebih besar terkena leuikemia.
2
3. Kemoterapi
Pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang – kadang
berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai agen
alkilating dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir – akhir ini.
4. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnya
Beberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin
meningkatkan resiko leukemia.
5. Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I)
Virus ini menyebabkan tipe yang jarang dari leukemia limfositik kronik yang
dikenal sebagi T-cell leukemia.
6. Myelodysplastic syndrome
Orang – orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko terhadap
berkembangnya leukemia myeloid akut.
7. Fanconi Anemia
Menyebabkan akut myeloid leukemia
KLASIFIKASI
1. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik Akut
AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke
semua sel Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit.
Semua kelompok usia dapat terkena; insidensi meningkat sesuai
bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering
terjadi. Pasien hanya dapat bertahan sampai 1 tahun, kematian disebabkan
oleh infeksi dan pendarahan.
2. Leukemia Mielogenus/Mieloblastik Kronis
CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun
lebih banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini
lebih ringan. CML jarang menyerang individu di bawah 20 tahun.
Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi tanda dan gejala lebih
ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,
peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa
membesar.
3
3. Luekemia Limfositik Akut
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada
anak-anak, laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden
usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit
immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer,
sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
4. Leukemia Limfositik Kronis
CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70
tahun. Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru
terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau penanganan penyakit lain.
TANDA DAN GEJALA
Leukemia Mieloblastik Akut
1. Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang
2. Anemia
3. Perdarahan, petekie
4. Nyeri tulang
5. Infeksi
6. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediatinum
7. Kadang – kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5
8. Sakit kepala
Leukemia Mieloblastik Kronik
1. Rasa lelah
2. Penurunan berat badan
3. Rasa penuh di perut
4. Kadang – kadang rasa sakit di perut
5. Mudah mengalami perdarahan
6. Diaforesis meningkat
7. Tidak tahan panas
Leukemia Limfositik Akut
4
1. Malaise, demam, letargi, kejang
2. Keringat pada malam hari
3. Hepatosplenomegali
4. Nyeri tulang dan sendi
5. Anemia
6. Macam – macam infeksi
7. Penurunan berat badan
8. Muntah
9. Gangguan penglihatan
10. Nyeri kepala
Leukemia Limfositik Kronik
1. Mudah terserang infeksi
2. Anemia
3. Lemah
4. Pegal – pegal
5. Trombositopenia
6. Respons antibodi tertekan
7. Sintesis immonuglobin tidak cukup
PATOFISIOLOGI
Leukemia akut dan kronis merupakan suatu bentuk keganasan atau
maligna yang muncul dari perbanyakan koloni sel-sel pembentuk sel darah yang
tidak terkontrol. Mekanisme kontrol seluler normal mungkin tidak bekerja dengan
baik akibat adanya perubahan pada kode genetik yang seharusnya bertanggung
jawab atas pengaturan pertubuhan sel dan diferensiasi.
Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat
dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap
dan lambat serta dapat bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang
normal.
WOC → terlampir
5
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medis AML
Terapi induksi dan terapi konsolidasi
Terapi induksi (kemoterapi) → untuk membunuh sel leukimia
Cytarabine (cystosal, ara C) daunorubbin (daunomycin, cerubidine) atau
mitoxantrone atau idarubicin, mercaptopurine (purinethol)
Supportive care (darah dan platelet) untuk infeksi, perdarahan, mukositis
dan diare.
Granulocyte growth factor.
Terapi konsolidasi/post remisi (untuk menghilangkan sisa sel leukimia yang
tidak terdeteksi secara klinis) → Cytarabine
Transplantasi sumsum tulang
Donor sumsum tulang menggantikan produksi sel darah. Sebelumnya
dilakukan kemoterapi dan radiasi untuk menghancurkan sumsum iskemik.
Bisa terjadi resiko penolakan dan infeksi.
2. Penatalaksanaan medis KML
Fase kronis
Interferon dan cytocyne untuk memperbaiki kelainan kromosom
Hydroxyurea atau busulfan (myleran) untuk mengurangi SDP
Leukopheresis : memisahkan dan membuang leukosit
Antracyline (daunomycin) untuk mengurangi SDP secara cepat
Fase transformasi
Terapi induksi dan transplantasi sumsum tulang.
3. Penatalaksaan medis ALL
Terapi induksi dengan tambahan kortikosteroid dan vinca alkaloid
Intrathecal kemoterapi (methotrexate) sebagai profilaksis SSP
Maintenance : kemoterapi dosis rendah selama 3 tahun
Anti virus untuk mengurangi efek samping kortikosteroid
Transpalantasi sumsum tulang dapat menyembuhkan penyakit
4. Penatalaksaan medis KLL
Koemoterapi dengan kortikosteroid dan klorambusil (leukeran)
6
Cyplofosfamide, vincristine, doxorubicin
Imunoglobin IV untuk menangani efek samping obat seperti infeksi:
pneumocystis, listeria, mikobakteria, virus herpes dan sitomegalovirus.
PROGNOSIS
LLA resiko normal prognosisnya lebih baik dari resiko tinggi. Faktor
prognosis yang kurang baik antara lain : usia kurang dari 2 tahun, usia lebih dari
10 tahun, jumlah leukosit (sel darah putih) saat awal lebih dari 50x109/L, jumlah
trombosit (keping darah) kurang dari 100x109/L, ada masa mediastinum, ras
hitam, laki-laki, ada pembesaran kelenjar limfe, pembesaran hati lebih dari 3 cm,
tipe limfoblas L2 atau L3, dan adanya penyakit susunan syaraf pusat saat
diagnosisi. Viana dkk (1994) mendapatkan, penderita dengan gizi buruk (menurut
standar tinggi badan/ umur) resiko kambuhnya lebih tinggi dibanding yang
gizinya baik. Di Singapura walaupun ada perbaikan, 30%-40% penderita
mengalami kambuh, dan kelompok ini prognosisinya baik. Perkembangan dan
keberhasilan pengobatan pencegahan untuk leukemia meningeal yang diikuti
dengan kemoterapi sistemik memperbaiki secara progresif angka kesembuhan
LLA pada anak. Angka kelangsungan hidup 5 tahun LLA sekitar 66-67%. Pada
LMA, jumlah lekosit yang tinggi (>100.000/µL), ras hitam, koagulasi abnormal
berprognosis jelek.
2.2. Asuhan Keperawatan
ILUSTRASI KASUS
An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat. Pasien baru masuk bagian anak untuk yang
ke dua kalinya atas indikasi ALL. Prositostatika.
Pemeriksaan Fisik :
I. Identitas Pasien
Nama anak :An.D
Tanggal masuk :20-10-2009 No.RM : 613096
7
Tempat/tgl lahir :Pondok/ 05-10-2004
BB/TB saat lahir :3500 gram/ 111 cm
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan anak :Taman Kanak-kanak
Anak Ke :1 (satu)dalam keluarga
Nama ayah :Mahatir
Pekerjaan :Sopir
Pendidikan :D3
Nama ibu :Nike
Pekerjaan :Ibu RT
Pendidikan :D3
Alamat :Pondok, Kota Padang
Diagnosa Medis :LLA. Prositostatika
II. Keluhan Utama
Alasan masuk ke RS: An.D kelihatan lesu, lemas dan pucat dan
diindikasikan ALL. Prositostatika.
III. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran
1. Prenatal:
Ibu dari anak mengatakan selama hamil an. D, ia tidak mengalami
kelainan dan gizinya cukup.
2. Intranatal:
Ibu mengatakan, an.D lahir dengan normal di bantu oleh bidan. Lahir
dengan cukup umur yaitu 9 bulan. Berat badan lahir 3500 gram dan
panjang badan 42cm. Saat lahir, An. R menangis spontan.
3. Postnatal:
Ibu mengatakan, ia tidak mengalami perdarahan yang banyak setelah
melahirkan. Kondisinya normal.
IV. Riwayat Kesehatan Dahulu
1. Penyakit yang diderita sebelumnya :
Ibu mengatakan, an.D pernah menderita ALL. Prositostatika.
8
2. Pernah dirawat di RS :
Sebelumnya, an.D pernah di rawat di RS
3. Obat-obatan yang pernah digunakan :
Orang tua an.D mengatakan bahwa dulu an.D pernah
mengkomsumsi kortikosteroid, sitostatik dan imunoterapi.
4. Alergi :
An.D tidak memiliki riwayat alergi.
5. Kecelakaan :
An.D tidak pernah jatuh yang sampai mencederai kepalanya.
Kalaupun jatuh, an.D tidak sampai mengelami luka berat.
6. Riwayat imunisasi :
I II III
BCG 1bln 2 bln 3 bln
DPT 1 bln 2 bln 3 bln
POLIO 1 bln
CAMPAK 9 bln
HEPATITIS B 0 bln 2 bln 6 bln
V. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Tanggal 21 Oktober 2009 kemaren, an.D telah mendapatkan kemo terapi.
Saat pengkajian tanggal 22 Oktober 2009, an. D sedang demam, suhu 38,6 0C. An.D tidak mau makan, perutnya kembung dan lidahnya terdapat
sariawan.. Setelah diberi roti, an.D muntah. An.D mengeluhkan nyeri pada
sendinya dan terasa pegal-pegal. An.D meraba-raba perutnya dan
mengatakan sakit pada perutnya.
VI. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu an.D mengatakan, tidak ada penyakit keturunan, apalagi penyakit
turunan yang seperti dialami oleh an.D.
VII. Riwayat Tumbuh Kembang
1. Kemandirian dan bergaul :
Sebelum sakit, an.D mampu melakukan aktivitas sehari-hari seperti
9
makan sendiri, pasang baju sendiri. An.D berteman baik dengan teman
sebaya. Tapi semenjak sakit, An. D sudah tidak mampu melakukan
aktifitas sehari-hari dan memiliki keterbatasan dalam bermain dengan
teman-temannya.
2. Motorik kasar :
Umur 3 bulan, an.D sudah bisa tengkurap. Umur 8 bln anak sudah bisa
duduk, umur 9 bln berdiri dan umur 10,5 bulan sudah bisa berjalan.
3. Motorik halus :
Umur 5 tahun ini, an.D sudah bisa menulis coret-coretan
4. Kognitif dan bahasa :
Umur 5 tahun ini, an.D sudah bisa memahami perintah dari orang lain,
an.D mengerti apa yang ditanyakan orang padanya. Perkembangan
bahasa normal, anak mulai bisa bicara umur 12 bulan.
5. Psikososial :
Saat pengkajian, An.D mau berinteraksi dengan orang lain selain orang
tua bila di beri mainan terlebih dahulu.
6. Lain-lain :
Emosi an.D saat ini labil
VIII.Riwayat Sosial
1. Yang mengasuh klien :
Keluarga (ibu, bapak, dan neneknya)
2. Hubungan dengan anggota keluarga :
An.D merupakan anak kandung dari Ibu Nike dan Bpk mahatir. Saat
pengkajian, Bapak dari An.D sering memaksa anaknya makan-minum
dengan paksa dan sedikit marah-marah pada an.D
Menurut Ibunya, An.D sangat sayang sama adiknya. Mereka jarang
sekali ribut.
3. Hubungan dengan teman sebaya :
Sebelum sakit, an.D berteman baik dengan teman sebayanya.
4. Pembawaan secara umum :
10
Normal, tidak mengalami kelainan mental ataupun IQ yang lemah
(anak tidak sinroma down)
5. Lingkungan rumah :
- Luas rumah 8 x 10 m
- Ventilasi cukup, penerangan cukup
- Pakai sumur gali
- Sampah dibakar
- Jarak rumah dengan rumah tetangga tidak terlalu jauh kira-kira
10 m
IX. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : sadar/compos mentis
2. TB/BB (cm) :111 cm/ 15 kg
3. Kepala :46 cm
a. Lingkar kepala :
b. Rambut : kebersihan.(bersih) warna. (hitam)
Tekstur (kasar) distribusi rambut.(merata)
Kuat/mudah tercabut....( kuat )
4. Mata :
a. Sklera :Normal/non ikterik
b. Konjungtiva :anemis
c. Palpebra :
d. Pupil :ukuran........2mm.........bentuk.....isokor.........