Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA AN.IA DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : GASTROENTERITIS DI RUANG AN-NISA 2 RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI Disusun Oleh : ROBI’AH ALBAB 2015750039 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2018
111

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

Oct 01, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

PADA AN.IA DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN : GASTROENTERITIS DI RUANG AN-NISA 2 RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA PONDOK KOPI

Disusun Oleh :

ROBI’AH ALBAB 2015750039

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2018

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …
Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …
Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah

SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan

menyelesaikan pembuatan karya tulis ini dengan judul “Asuhan Keperawatan

Dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar Pada An.IA Dengan Gangguan Sistem

Pencernaan : Diare di Ruang An-Nisa 2 RSIJ Pondok Kopi”. Tujuan penulisan

karya tulis ini adalah sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program DIII

Keperawatan FIK UMJ.

Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan menemukan banyak hambatan serta kesulitan karena terbatasnya

ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Namun karena adanya bimbingan, arahan,

dukungan, dan bantuan dari berbagai pihak, maka penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini pada waktu yang telah ditentukan. Dalam kesempatan ini,

penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan

dukungan secara langsung maupun tidak langsung kepada :

1. Bapak Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

2. Ibu Ns. Titin Sutini, M.Kep.,Sp.Kep.An selaku Ka. Prodi Program DIII

Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

dan pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

3. Ibu Ns. Nur’aenah, M.Kep selaku wali akademik Program DIII Keperawatan

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

4. Para dosen dan staff Program DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta yang telah memberikan ilmu yang sangat

bermanfaat untuk angkatan 33 khususnya dan selalu sabar menghadapi kami

yang sedikit malas dan tidak tepat waktu.

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

ii

5. Kepala ruangan dan staf di ruang An-Nisa 2 Rumah Sakit Islam Pondok Kopi

Jakarta Timur yang membantu penulis dapat menentukan data-data yang

diperlukan.

6. Semua keluarga tercinta, terutama untuk kedua orang tua yang tidak pernah

berhenti memberikan dukungan kepada penulis, serta doa yang selalu

dipanjatkan demi kemudahan dan kelancaran penulis dalam menyelesaikan

makalah ilmiah ini.

7. Teman-teman angkatan 33 yang selalu kompak dan semangat serta turut

berpartisipasi dan selalu memberikan masukan baik secara langsung maupun

tidak langsung selama tiga tahun lamanya.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan belum sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga keperawatan, dan khususnya

penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah ilmu

pengetahuan dibidang keperawatan.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 21 Mei 2018

Penulis

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

iii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR.......................................................................... i

DAFTAR ISI......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................. 1

B. Tujuan Penulisan........................................................... 5

1. Tujuan Umum........................................................... 5

2. Tujuan Khusus.......................................................... 5

C. Ruang Lingkup............................................................. 6

D. Metode Penulisan.......................................................... 6

E. Sistematika Penulisan................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep kebutuhan dasar manusia................................. B. Konsep dasar diare........................................................

8

11

1. Pengertian................................................................. 11

2. Etiologi..................................................................... 12

3. Patofisiologi.............................................................. 4. Klasifikasi.................................................................

13

15

5. Manifestasi klinis......................................................

6. Komplikasi...............................................................

16

18

7. Penatalaksanaan........................................................ 18

8. Pemeriksaan penunjang............................................ 20

C. Konsep tumbuh kembang.............................................. D. Konsep hospitalisasi.....................................................

E. Konsep asuhan keperawatan..........................................

20

26

30

1. Pengkajian keperawatan........................................... 30

2. Diagnosa keperawatan.............................................. 34

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

iv

3. Perencanaan keperawatan......................................... 34

4. Penatalaksanaan keperawatan.................................. 38

5. Evaluasi keperawatan............................................... 39

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian keperawatan............................................... 41

B. Diagnosa keperawatan.................................................. 48

C. Perencanaan keperawatan............................................. 48

D. Penatalaksanaan keperawatan....................................... 52

E. Evaluasi keperawatan................................................... 68

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian keperawatan................................................ 78

B. Diagnosa keperawatan.................................................. 81

C. Perencanaan keperawatan............................................. 84

D. Penatalaksanaan keperawatan....................................... 85

E. Evaluasi keperawatan.................................................... 87

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................... 90

B. Saran............................................................................. 91

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN 1. DAFTAR RIWAYAT HIDUP

2. FORMAT PENGKAJIAN 3. SAP DIARE 4. LEAFLET

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Diare adalah peningkatan frekuensi atau penurunan konsistensi feses. Diare

pada anak dapat bersifat akut atau kronik. Diare infeksius akut

(gastroenteritis) tetap menjadi penyebab utama kematian di seluruh dunia. Di

amerika Serikat, lebih dari 3,5 juta bayi mengalami diare setiap tahun,

menyebabkan lebih dari 500.000 kunjungan ke klinik dokter dan 55.000

hospitalisasi (Tablang, 2009).

Dibandingkan penyakit lain yang menyerang saluran cerna, diare merupakan

masalah kesehatan yang paling sering ditemukan pada anak. Diare merupakan

penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak di negara berkembang,

dengan perkiraan 1,3 milyar episode dan 3,2 juta kematian setiap tahun pada

balita. Secara keseluruhan, anak-anak mengalami diare rata-rata 3,3 episode

diare pertahun, tetapi pada beberapa tempat, dapat lebih dari 9 episode

pertahun. Di daerah dengan episode diare yang tinggi, seorang balita dapat

menghabiskan 15% waktunya dengan diare. Dari 367 anak yang dirawat inap,

36,78% di antaranya menderita diare (Sodikin, 2011).

Menurut WHO pada tahun 2017, penyakit diare merupakan penyebab utama

kematian pada anak balita. Hal ini bisa dicegah dan bisa diobati. Setiap tahun

diare membunuh sekitar 525.000 anak balita. Sebagian besar penyakit diare

dapat dicegah melalui air minum yang aman dan sanitasi kebersihan yang

memadai. Secara global, ada hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare pada

anak setiap tahun. Diare adalah penyebab utama malnutrisi pada anak balita.

Riskesdas 2013 mengumpulkan informasi insiden diare agar bisa

dimanfaatkan program, dan period prevalen diare agar bisa dibandingkan

dengan Riskesdas 2007. Period prevalen diare pada Riskesdas 2013 (3,5%)

lebih kecil dari Riskesdas 2007 (9,0%). Penurunan period prevalen yang

1

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

2

tinggi ini dimungkinkan karena waktu pengambilan sampel yang tidak sama

antara 2007 dan 2013. Pada Riskesdas 2013 sampel diambil dalam rentang

waktu yang lebih singkat. Insiden diare untuk seluruh kelompok umur di

Indonesia adalah 3.5 persen. Insiden diare balita di Indonesia adalah 6,7

persen. Lima provinsi dengan insiden diare tertinggi adalah Aceh (10,2%),

Papua (9,6%), DKI Jakarta (8,9%), Sulawesi Selatan (8,1%), dan Banten

(8,0%). Karakteristik diare balita tertinggi terjadi pada kelompok umur 12-23

bulan (7,6%), laki-laki (5,5%), tinggal di daerah pedesaan (5,3%), dan

kelompok nilai indeks kepemilikan terbawah (6,2%).

Berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita adalah kelompok

yang paling tinggi menderita diare. Berdasarkan nilai indeks kepemilikan,

semakin rendah nilai indeks kepemilikan, maka semakin tinggi proporsi diare

pada penduduk. Petani, nelayan dan buruh mempunyai proporsi tertinggi

untuk kelompok pekerjaan (7,1%), sedangkan jenis kelamin dan tempat

tinggal menunjukkan proporsi yang tidak jauh berbeda.

Menurut catatan medical record Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta

pada tahun 2017 didapatkan data bahwa anak yang menderita diare sebanyak

685 kasus, dengan uraian sebagai berikut : usia <28hr sebanyak 5 anak, usia

28hr-1tahun sebanyak 54 anak, usia 1-4tahun sebanyak 478 anak, usia 5-

14tahun sebanyak 146 anak, dan usia 15-24tahun sebanyak 2 anak. Jumlah

kasus menurut jenis kelamin yakni laki-laki sebanyak 402 anak dan

perempuan 283 anak.

Sedangkan pada tahun 2018 selama tiga bulan terakhir, terhitung dari bulan

Januari sampai Maret, didapatkan data bahwa anak yang menderita diare

sebanyak 127 kasus, dengan uraian sebagai berikut : anak usia 28hr-1tahun

sebanyak 1 anak, usia 1-4tahun sebanyak 90 anak, dan usia 5-14tahun

sebanyak 36 anak. Jumlah kasus menurut jenis kelamin yakni laki-laki

sebanyak 72 anak, dan perempuan sebanyak 55 anak.

Berdasarkan data yang didapatkan diatas, penulis menyimpulkan adanya

penurunan jumlah kasus diare di Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta

dari tahun 2017-2018 dengan rincian yakni pada tahun 2017 anak yang

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

3

menderita diare sebanyak 685 kasus dalam jangka waktu 12 bulan, maka rata-

rata perbulan ialah 57 kasus. Sedangkan pada tahun 2018, jumlah anak yang

menderita diare yakni sebanyak 127 kasus dalam jangka waktu 3 bulan,

sehingga rata-rata perbulannya yakni 42,3 kasus. Terjadi penurunan sebanyak

14,7 kasus atau sebanyak 25,7%. Penurunan ini terjadi dimungkinkan karena

waktu pengambilan sampel yang tidak sama antara 2017 dan 2018. Pada

medical record Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta tahun 2017 sampel

diambil dalam rentang waktu yang lebih lama yakni 12 bulan. Sedangkan

tahun 2018, sampel diambil dalam rentang waktu yang lebih singkat yakni

hanya 3 bulan terakhir.

Data-data tersebut sesuai dengan data yang didapat dari Riskesdas (2013),

dimana angka kejadian tertinggi terdapat pada rentang usia 1-3 tahun.

Terdapat kesenjangan antara teori dan realita, pada teori angka kejadian

tertinggi terdapat pada rentang usia 0-1 tahun karena anak pada fase oral

dimana mulut merupakan sumber kenikmatan. Sedangkan pada realita, angka

kejadian tertinggi terdapat pada rentang usia 1-3 tahun. Hal ini disebabkan

karena anak dalam masa perkembangan sensorik yang menggunakan semua

indranya untuk mengeksplorasi dunia di sekitar mereka. Todler mengkaji

benda-benda baru dengan merasakan benda-benda tersebut, melihatnya,

mengocoknya untuk mendengar bunyi apa yang dapat dihasilkannya,

menciumnya, dan menempatkan benda tersebut kedalam mulutnya. Sehingga

kurangnya pengawasan orang tua dalam menjaga kebersihan dapat

mengakibatkan masuknya faktor kuman yang menyebabkan diare. Namun

faktor lain yakni anak usia todler mulai mengenal makanan luar yang dapat

menjadi faktor masuknya kuman kedalam tubuh.

Menurut Sodikin (2011) penyebab utama kematian terkait diare adalah

dehidrasi, akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses. Dasar dari

semua diare adalah gangguan transportasi larutan usus, akibat perpindahan air

melalui membran usus berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh

aliran larutan secara aktif maupun pasif, terutama natrium, klorida dan

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

4

glukosa. Di Indonesia, prevalensi yang tinggi penyakit diare disebabkan oleh

kombinasi sumber air yang tercemar dan kurang protein kalori yang

menyebabkan turunnya daya tahan tubuh.

Pada umumnya anak dengan diare mengalami gangguan pemenuhan dasar

diantaranya adalah gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit, gangguan

kebutuhan nutrisi dan kebutuhan rasa aman nyaman hingga dapat

mengakibatkan komplikasi seperti dehidrasi, hipokalemia, hipokalsemia,

hiponatremia, syok hipovolemik bahkan sampai pada kematian jika penyakit

tersebut tidak ditangani. Komplikasi tersebut dapat dicegah atau

diminimalkan dengan cara memberikan penanganan yang cepat dan tepat

serta komprehensif.

Sehubungan dengan hal tersebut maka penulis ingin mengaplikasikan konsep

teori pada kasus diare yang terjadi pada anak-anak agar dapat mencegah dan

meminimalkan komplikasi-komplikasi yang terjadi dengan memberikan

asuhan keperawatan secara komprehensif untuk membantu pasien mencapai

kondisi kesehatan yang lebih baik. Peran perawat melalui upaya promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif sangat dibutuhkan untuk mengurangi

jumlah penderita diare. Upaya promotif dapat dilakukan dengan cara

memberikan pendidikan kesehatan atau penjelasan tentang penyakit terkait

kepada pasien dan keluarga serta perilaku hidup bersih dan sehat. Sedangkan

upaya preventif merupakan pencegahan terjadinya diare yakni seperti

mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, menutup tempat makanan dan

botol susu serta imunisasi yang lengkap. Dalam upaya kuratif dapat dilakukan

melalui implementasi asuhan keperawatan yang mandiri maupun kolaborasi.

Aspek rehabilitatif dapat dilakukan dengan mempercepat proses

penyembuhan melalui cara yakni meneruskan terapi dan kontrol dirumah,

meningkatkan daya tahan tubuh, dan makan makanan bergizi.

Maka dari itu penulis mengambil karya tulis ilmiah ini dengan judul “ Asuhan

Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada Anak dengan

Gangguan Sistem Pencernaan : Gastroenteritis”

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

5

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan

penulis mendapatkan gambaran dan pengalaman nyata dalam memberikan

pemenuhan kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan sistem

pencernaan : gastroenteritis, melalui pendekatan proses keperawatan tanpa

mengabaikan aspek tumbuh kembang anak.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada

anak dengan gangguan sistem pencernaan : gastroenteritis.

b. Mampu menentukan masalah keperawatan dalam pemenuhan

kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan sistem pencernaan :

gastroenteritis.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi

kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan sistem pencernaan :

gastroenteritis.

d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan untuk memenuhi

kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan sistem pencernaan :

gastroenteritis.

e. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada masalah kebutuhan

dasar anak dengan gangguan sistem pencernaan : gastroenteritis.

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan

kasus pasien anak dengan gangguan sistem pencernaan : gastroenteritis.

g. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung maupun penghambat

serta dapat mencari solusi pada kasus anak dengan gangguan sistem

pencernaan : gastroenteritis.

h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan asuhan keperawatan

dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan sistem

pencernaan : gastroenteritis dalam bentuk narasi.

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

6

C. Ruang lingkup

Permasalahan yang dialami pada anak sakit sangat banyak, begitu pun pada

anak yang mengalami gangguan sistem pencernaan : gastroenteritis. Oleh

karena itu, mengingat banyaknya kasus anak dengan gangguan sistem

pencernaan, maka dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup bahasannya

pada “Asuhan Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada

An.IA Dengan Gangguan Sistem Pencernaan : Gastroenteritis Di Ruang

An-Nisa 2 RSIJ Pondok Kopi Jakarta Timur” selama 3 hari perawatan

mulai tanggal 9-11 April 2018.

D. Metode penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menggunakan metode deskritif

dan studi kepustakaan, yaitu dengan cara melakukan pendekatan pada klien

untuk mengumpulkan data, mempelajari catatan medis, dan catatan

keperawatan. Dilakukan dengan cara mengadakan wawancara pada klien dan

keluarga, observasi dan partisipasi aktif dimana penulis terlibat langsung

dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar

pada anak dengan gangguan sistem pencernaan : gastroenteritis. Selain itu,

metode yang digunakan adalah studi literatur seperti menggunakan bahan-

bahan ilmiah berupa buku-buku dan hasil penelitian yang sesuai dengan

kasus.

E. Sistematika penulisan

Dalam penulisan kasus ini dari BAB I sampai BAB V disusun secara

sistematis dengan urutan sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan yang terdiri

dari tujuan umum dan tujuan khusus, ruang lingkup,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

7

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Terdiri dari konsep dasar kebutuhan dasar manusia,

konsep dasar diare meliputi : pengertian, etiologi,

patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinik, komplikasi,

penatalaksanaan, pemeriksaan penunjang, konsep tumbuh

kembang anak usia 1-3 tahun, konsep hospitalisasi, dan

konsep asuhan keperawatan meliputi : pengkajian

keperawatan, diagnosa keperawatan, perencanaan

keperawatan, pelaksanaan keperawatan, dan evaluasi

keperawatan.

BAB III : TINJAUAN KASUS

Merupakan laporan hasil asuhan keperawatan yang

membahas tentang pengkajian, diagnosa keperawatan,

perencanaan, pelaksanaan tindakan keperawatan dan

evaluasi pada An.IA dengan gangguan sistem pencernaan :

gastroenteritis di Ruang An-Nisa 2 RSIJ Pondok Kopi

mulai tanggal 9-11 April 2018.

BAB IV : PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang kesenjangan yang terkait

antara teori pada landasan teori dengan pelaksanaan yang

penulis dapatkan di lapangan selama melakukan asuhan

keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada

An.IA dengan gangguan sistem pencernaan :

gastroenteritis.

BAB V : PENUTUP

Pada kesimpulan berisi tentang asuhan keperawatan dalam

pemenuhan kebutuhan dasar pada anak dengan gangguan

sistem pencernaan : gastroenteritis dan permasalahan yang

timbul pada anak tersebut. Sedangkan saran berisi tentang

harapan masukan dari penulis yang berhubungan dengan

asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar

pada An.IA dengan gangguan sistem pencernaan :

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

8

gastroenteritis yang bertujuan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan dan perawatan yang diberikan.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

Pada BAB ini, penulis akan menguraikan tentang konsep dasar yang berhubungan

dengan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar pada anak dengan

gangguan sistem pencernaan : gastroenteritis.

A. Konsep kebutuhan dasar manusia

Menurut Hidayat (2014), konsep dasar manusia merupakan unsur-unsur yang

dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan kesimbangan fisiologis

maupun psikologis, yang tentunya bertujuan untuk mempeetahankan

kehidupan dan kesehatan.

Kebutuhan dasar manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut:

1. Penyakit. Adanya penyakit dalam tubuh dapat menyebabkan perubahan

pemenuhan kebutuhan, baik secara fisiologis maupun psikologis, karena

beberapa fungsi organ tubuh memerlukan pemenuhan kebutuhan lebih

besar dari biasanya.

2. Hubungan keluarga. Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan

pemenuhan kebutuhan dasar karena adanya saling percaya, merasakan

kesenangan hidup, tidak ada rasa curiga, dan lain-lain.

3. Konsep diri. Konsep diri manusia memiliki peran dalam pemenuhan

kebtuhan dasar. Konsep diri yang positif memberikan makna dan

keutuhan (wholeness) bagi seseorang. Konsep diri yang sehat

menghasilkan perasaan positif terhadap diri. Orang yang merasa positif

tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali kebutuhan, dan

mengembangkan cara hidup yang sehat, sehingga mudah memenuhi

kebutuhan dasarnya.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

9

4. Tahap perkembangan. Sejalan dengan meningkatnya usia, manusia

mengalami perkembangan. Setiap tahap perkembangan tersebut memiliki

kebutuhan yang berbeda, baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial,

maupun spiritual, mengingat berbagai fungsi organ tubuh mengalami

proses kematangan dengan aktivitas yang berbeda.

Teori hierki kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan Abraham Maslow

dapat dikembangkan untuk menjelaskan kebutuhan dasar manusia sebagai

berikut :

1. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar, yaitu kebutuhan

fisiologis seperti oksigen, cairan (minuman), nutrisi (makanan),

kesimbangan suhu tubuh, eliminasi, tempat tinggal, istirahat dan tidur

serta kebutuhan seksual.

2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi perlindungan

fisikdan perlindungan psikologis.

a. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman terhadap

tubuh atau hidup. Ancaman tersebut dapat berupa penyakit,

kecelakaan, bahaya diri lingkungan dan sebagainya.

b. Perlindungan psikologis, yaitu perlindungan atas ancaman dari

pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang

dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena merasa

terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain dan

sebagainya.

3. Kebutuhan rasa cinta serta rasa memiliki dan dimiliki, antara lain

memberi dan menerima kasih sayang, mendapatkan kehangatan keluarga,

memiliki sahabat, diterima oleh kelompok sosial dan sebagainya.

4. Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain.

Kebutuhan ini terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan,

meraih prestasi, rasa percaya diri dan kemerdekaan diri. Selain itu, orang

juga memerlukan pengakuan dari orang lain.

5. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi dalam hierarki

Maslow, berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain atau

lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.

8

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

10

Harga diri

Rasa cinta memiliki dan dimiliki

Dalam hal ini, kebutuhan dasar yang terganggu pada anak dengan

gangguan sistem pencernaan : gastroenteritis, ialah sebagai berikut :

1. Kebutuhan fisiologis

Pada anak dengan gangguan sistem pencernaan : diare, kebutuhan

fisiologis yang terganggu yakni kebutuhan cairan dan elektrolit dan

kebutuhan nutrisi.

a. Kebutuhan cairan dan elektrolit

Meningkatnya mortilitas dan cepatnya pengosongan pada

intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi

cairan dan elektrolit yang berlebihan. Cairan, sodium, potasium

dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke dalam

tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit,

dan dapat terjadi asidosis metabolik (Suriadi, 2010).

b. Kebutuhan nutrisi

Pada anak dengan diare biasanya akan terjadi perubahan status

nutrisi, hal ini disebabkan adanya peningkatan peristaltik usus

akibat tekanan osmotik yang meningkat dalam rongga usus.

Peningkatan peristaltik usus dapat mempengaruhi absorbsi

Kebutuhan fisiologis

Sumber : Hidayat (2014)

Rasa aman dan perlindungan

Aktualisasi

diri

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

11

nutrisi di usus. Kondisi lain yang dapat mempengaruhi

gangguan pemenuhan nutrisi pada anak dengan diare yaitu

kondisi vili usus yang lisis sehingga menurunkan fungsinya

dalam menyerap nutrisi, hal ini sering disebut malabsorbsi

sekunder.

2. Kebutuhan rasa aman nyaman

Peningkatan frekuensi BAB dapat menyebabkan iritasi atau

gangguan integritas kulit pada daerah perianal, hal ini menyebabkan

gangguan rasa nyaman : nyeri dan resiko infeksi akibat adanya iritasi

yang dimanifestasikan dengan kondisi anak yang menjadi rewel dan

sering menangis. Selain itu lingkungan yang asing, prosedur

tindakan dan orang asing dapat menyebabkan gangguan rasa nyaman

pada anak.

B. Konsep dasar diare

1. Pengertian

Diare akut adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair

atau setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak

dari pada biasanya lebih dari 200 gram atau 200ml/24 jam. Definisi lain

memakai frekuensi, yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali perhari.

Buang air besar tersebut dapat atau tanpa disertai lendir dan darah

(Sudoyo, 2009).

Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang

terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan

bentuk tinja yang encer atau cair (Suriadi, 2010).

Diare adalah gangguan buang air besar/BAB ditandai dengan BAB

lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja cair, dapat disertai

dengan darah dan atau lendir (Riskesdas 2013).

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

12

Diare adalah peningkatan mendadak frekuensi defekasi yang cair dan

berair. Diare paling sering disebabkan oleh patogen didalam saluran

cerna. Stress, peningkatan suhu berkepanjangan, dan makanan basi

merupakan penyebab lain. Antibiotik tertentu dapat mengubah bakteri

yang normalnya berada didalam usus, mengakibatkan peningkatan

kuantitas feses (Rosdahl, 2017).

Berdasarkan dari beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa

diare adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi buang

air besar dengan penurunan konsistensi hingga berbentuk cair.

2. Etiologi

Penularan diare karena infeksi melalui transmisi fekal oral langsung

dari penderita diare atau melalui makan / minuman yang terkontaminasi

bakteri patogen yang berasal dari tinja manusia / hewan atau bahan

muntahan penderita dan juga dapat melalui udara atau melalui aktivitas

seksual kontak oral-genital atau oral-anal (Sudoyo, 2009).

Diare paling sering disebabkan oleh patogen didalam saluran cerna.

Stress, peningkatan suhu berkepanjangan, dan makanan basi merupakan

penyebab lain. Antibiotik tertentu dapat mengubah bakteri yang

normalnya berada didalam usus, mengakibatkan peningkatan kuantitas

feses (Rosdahl, 2017).

a. Faktor infeksi

Infeksi yang terjadi dalam saluran pencernaan :

1) Bakteri ; enteropathogenic escherichia coli, salmonella,

shigella, yersinia enterocolitica

2) Virus ; enterovirus echoviruses, adenovirus, human retrovirua

seperti agent, rotavirus

3) Jamur ; candida enteritis

4) Parasit ; giardia clamblia, crytosporidium

5) Protozoa

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

13

Infeksi dibagian tubuh lain (diluar alat pencernaan) :

1) Otitis media akut

2) Infeksi saluran nafas atas

3) Infeksi saluran kemih

4) Bronchopneumonia

b. Bukan faktor infeksi

1) Alergi makanan ; susu, protein

2) Gangguan metabolik atau malabsorpsi ; penyakit celiac, cystic

fibrosis pada pankreas

3) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan

4) Obat-obatan ; antibiotik

5) Penyakit usus ; colic ulcerative, entercolitis

6) Emosional atau stress

7) Obstruksi usus

3. Patofisiologi

Menurut Suriadi (2010), meningkatnya mortilitas dan cepatnya

pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi

dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan. Cairan, sodium,

potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke dalam

tinja, sehigga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat

terjadi asidosis metabolik.

Diare yang terjadi merupakan proses dari :

a. Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit

ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi

dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme

yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga

menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas

intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

14

b. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk

mengabsorbsi cairan dan elektrolit serta bahan-bahan makanan. Ini

terjadi pada sindrom malabsorbsi.

c. Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan

absorbsi intestinal.

Diare akut pada anak paling sering disebabkan oleh virus, tetapi juga

dapat berkaitan dengan enteropatogen bakteri atau parasit. Virus

mencederai permukaan absorptif sel vilosa matur, menyebabkan

penurunan absorpsi cairan dan defisiensi enzim disakaridase. Bakteri

menyebabkan cedera usus dengan secara langsung menginvasi mukosa,

merusak permukaan vilosa, atau melepaskan toksin (Riskesdas 2013).

Pathway gastroenteritis pada anak

Infeksi

Berkembang di usus

Hipersekresi air & elektrolit

Isi usus

Diare

Distensi abdomen Frekuensi BAB

meningkat

Hilang cairan &

elektrolit berlebihan

Mual muntah Kerusakan integritas

kulit perianal Nafsu makan menurun

Asidosis metabolik Gangguan keseimbangan

cairan & elektrolit Ketidakseimbanga

n nutrisi kurang

dari kebutuhan

tubuh

Sesak

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

15

4. Klasifikasi

Menurut Sudoyo (2009), diare dapat diklasifikasikan berdasarkan :

a. Lama waktu diare :

1) Akut : berlangsung kurang dari 2 minggu

2) Kronik : berlangsung lebih dari 2 minggu

b. Mekanisme patofisiologis : osmotik atau sekretorik dll

c. Berat ringan diare : kecil atau besar

d. Penyebab infeksi atau tidak : infeksi atau non infeksi

e. Penyebab organik atau tidak : organik atau fungsional

f. Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare :

1) Dehidrasi berat

Terdapat 2 atau lebih tanda : letargis/tidak sadar, mata cekung,

tidak bisa minum atau malas minum, dan cubitan kulit perut

kembali sangat lambat (> 2 detik)

2) Dehidrasi ringan atau sedang

Terdapat 2 atau lebih tanda : rewel atau gelisah, mata cekung,

minum dengan lahap atau haus, dan cubitan kulit kembali

dengan lambat (2 detik)

3) Tanpa dehidrasi

Tidak terdapat cukup tanda untuk diklasifikasikan sebagai

dehidrasi ringan atau berat

Menurut Sodikin (2011), secara klinis diare dapat dibedakan menjadi

tiga macam sindrome, yaitu diare akut, disentri dan siare persisten.

Dehidrasi

Resiko syok

(hipovolemi)

Gangguan pertukaran gas

Kekurangan volume

cairan

Sumber : Nurafif (2015)

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

16

Masing-masing mencerminkan patogenesis berbeda dan memerlukan

pendekatan yang berlainan dalam pengobatannya.

a. Diare akut (gastroenteritis)

Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi

dan anak yang sebelumnya sehat. Diare akut lebih sering terjadi

pada bayi daripada anak yang lebih besar. Penyebab terpenting

diare cair akut pada anak-anak di negara berkembang adalah

rotavirus, escherichiacoli enterotoksigenik , shigella,

campylobacterjejuni, dan cryptosporidium. Penyakit diare akut

dapat ditularkan dengan cara fekal-oral melalui makanan dan

minuman yang tercemar. Peluang untuk mengalami diare akut

antara anak laki-laki dan perempuan hampir sama. Diare cair akut

menyebabkan dehidrasi dan bila asupan makanan berkurang juga

mengakibatkan kurang gizi. Kematian dapat diakibatkan oleh

dehidrasi.

b. Disentri

Disentri adalah diare yang disertai darah dalam feses,

menyebabkan anoreksia, penurunan berat badan dengan cepat, dan

kerusakan mukosa usus akibat bakteri invasif. Penyebab utama

disentri akut adalah shigella, sedangkan penyebab lainnya adalah

campylobacter jejuni dan penyebab yang jarang adalah E.coli

enteroinvasife atau salmonella. Pada orang dewasa muda, disentri

yang serius sering kali disebabkan oleh Entamoeba histolytica.

Akan tetapi, bakteri tersebut jarang menjadi penyebab disentri pada

anak-anak.

c. Diare persisten

Diare persisten adalah diare yang pada mulanya akut, tetapi

berlangsung lebih dari 14 hari. Kejadian dapat dimulai sebagai

diare cair atau disentri. Diare jenis ini mengakibatkan kehilangan

berat badan yang nyata, dengan volume feses dalam jumlah yang

banyak sehingga pasien beresiko mengalami dehidrasi. Diare

persisten tidak disebabkan oleh penyebab mikroba tunggal, E.coli

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

17

enteroaggregative, shigella dan cryptosporidium mungkin berperan

lebih besar dari penyebab lain. Diare persisten tidak boleh

dikacaukan dengan diare kronik, yakni diare intermiten atau hilang

timbul, atau berlangsung lama dengan penyebab noninfeksi, seperti

penyakit sensitif terhadap gluten atau gangguan metabolisme yang

diwariskan.

5. Manifestasi klinis

Menurut Yuliana (2009) dalam buku aplikasi asuhan keperawatan

Nurarif (2015), manifestasi klinisnya ialah sebagai berikut.

Diare akut :

a. Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset

b. Onset yang tak terduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam

perut, rasa tidak enak, nyeri perut

c. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada

perut

d. Demam

Diare kronik :

a. Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang

b. Penurunan BB dan nafsu makan

c. Demam indikasi terjadi infeksi

d. Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah

Sedangkan menurut Suriadi (2010) ialah :

a. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

b. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi ; turgor kulit jelek (elastisitas

kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa

kering

c. Keram abdominal atau distensi abdomen

d. Demam

e. Mual dan muntah

f. Anoreksia

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

18

g. Lemah

h. Pucat

i. Perubahan tanda-tanda vital ; nadi dan pernapasan cepat

j. Menurun atau tidak ada pengeluaran urine

Tahapan dehidrasi dari Ashwill and Droske (1997) dalam buku Suriadi

(2010) :

a. Dehidrasi ringan : berat badan menurun 3-5%, dengan volume

cairan yang hilang kurang dari 50ml/kg

b. Dehidrasi sedang : berat badan menurun 6-9%, dengan volume

cairan yang hilang 50-90ml/kg

c. Dehidrasi berat : berat badan menurun lebih dari 10%, dengan

volume cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100ml/kg

6. Komplikasi

Menurut Suriadi (2010), akibat diare dan kehilangan cairan serta

elektrolit secara mendadak dapat terjadi berbagai komplikasi sebagai

berikut :

a. Dehidrasi (ringan,sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau

hipertonik)

b. Syok hipovolemik

c. Hipokalemia

d. Hipokalsemia

e. Hiponatremia

f. Asidosis

g. Cardiac dysrhytmias akibat hipokalemia dan hipokalsemia

7. Penatalaksanaan

Menurut Behrman (2010), terapi harus diarahkan untuk mengobati

kejadian awal, mengkoreksi dehidrasi dan defisit cairan serta elektrolit

yang sedang berlangsung, dan untuk menangani komplikasi sekunder

akibat jejas mukosa. Pengobatan defisit cairan memerlukan perkiraan

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

19

derajat dehidrasi dan penentuan setiap ketidakseimbangan elektrolit,

seperti hipernatremia, hiponatremia, atau asidosis metabolik. Asidosis

disebabkan oleh kehilangan bikarbonat pada tinja, asidosis laktat

dihasilkan dari fermentasi karbohidrat yang dimalabsorbsi atau syok,

dan retensi fosfat akibat dari insurfisiensi prerenal-renal sementara.

Terapi kehilangan cairan dan elektrolit berat melibatkan pemberian

makan intravena, sedangkan derajat dehidrasi yang kurang berat

(<10%) pada bayi tanpa muntah yang berlebihan atau syok dapat

ditangani dengan larutan rehidrasi oral yang mengandung glukosa dan

elektrolit. Absorbsi glukosa yeyunum dan ileum membawa natrium ke

dalam enterosit, dengan demikian juga menarik air ke dalam.

Menurut Suandi (2011), persyaratan diet yang diperlukan pada anak

dengan diare akut :

a. Pasien segera diberikan makanan oral setelah rehidrasi atau

keadaan telah memungkinkan, sedapat mungkin dilakukan dalam

24 jam pertama.

b. Makanan cukup energi dan protein.

c. Pemberian ASI diutamakan pada bayi. Pada anak yang mendapat

susu formula dapat diberikan selang-seling dengan oralit sehingga

terjadi pengenceran laktosa di dalam perut. Bila diare bertambah

parah, pikirkan kemungkinan terjadinya intoleransi terhadap

laktosa sehingga susu formula bebas laktosa dapat dianjurkan

selama kira-kira 2-3 minggu, selanjutnya dapat dicoba ke susu

formula yang biasa dipakai sebelumnya.

d. Pemberian cairan dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan menurut

berat badan dan umur.

e. Pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup.

f. Makanan yang diberikan tidak merangsang (bumbu tajam, tidak

menimbulkan gas dan rendah serat).

g. Makanan diberikan bertahap mulai dengan yang mudah dicerna ke

bentuk yang sesuai umur dan keadaan penyakit.

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

20

h. Makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering.

i. Khusus untuk penderita diare karena malabsorbsi, makanan yang

diberikan disesuaikan dengan penyebabnya :

1) Malabsorbsi lemak (berikan trigliserida rantai menengah)

2) Intoleransi laktosa (berikan makanan rendah atau bebas

laktosa)

3) Panmalabsorbsi (berikan makanan rendah laktosa atau

disakarida lain, glukosa polimer, trigliserida rantai menengah

dan protein hidrolisat yang bersifat isomolar dan hipoalergis)

Nutrisi parenteral dapat dimulai apabila dalam 5 atau 7 hari masukan

nutrisi tidak optimal.

8. Pemeriksaan penunjang

Menurut Nurafif (2015), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan

pada anak dengan diare ialah :

a. Pemeriksaan tinja

1) Makroskopis dan mikroskopis

2) Ph dan kadar gula dalam tinja

3) Biakan dan resistensi feses (colok dubur)

b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan

keseimbangan asam basa (pernapasan kusmaul)

c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal

ginjal

d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Posfat

C. Konsep tumbuh kembang

Menurut Soetjiningsih (2012), istilah tumbuh kembang sebenarnya

mencakup 2 peristiwa yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan

sulit dipisahkan, yaitu peertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan

pengertian mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan

perkembangan perdefinisi adalah sebagai berikut :

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

21

1. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam

besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun

individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound,

kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan

keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

2. Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan

(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam

pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses

pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel

tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang

berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat

memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,

intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya.

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembang anak, yaitu :

1. Faktor genetik

Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh

kembang anak. Melalui insruksi genetik yang terkandung di dalam sel

telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas

pertumbuhan.

2. Faktor lingkungan

Lingkungan yang cukup baik akan memungkinkan tercapainya potensi

bawaan, sedangkan lingkungan yang kurang baik akan

menghambatnya. Lingkungan ini mencakup “bio-fisiko-psiko-sosial”.

Secara garis besar dibagi menjadi faktor lingkungan pranatal dan

faktor lingkungan postnatal.

Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling

berhubungan dan berkelanjutan pada masa bayi dan masa kanak-kanak

pertumbuhan merujuk pada peningkatan ukuran fisik. Perkembangan

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

22

adalah proses berurut, yang selama proses tersebut bayi dan anak-anak

memperoleh berbagai keterampilan dan fungsi.(Kyle, 2014)

Pertumbuhan fisik dan pencapaian keterampilan motorik baru sedikit

melambat selama masa todler. Penghalusan keterampilan motorik,

kelanjutan pertumbuhan kognitif dan pencapaian keterampilan bahasa

yang tepat merupakan pokok penting selama masa todler.

1. Pertumbuhan fisik

Tinggi dan berat badan todler terus meningkat secara kontinu.

Pertambahan berat badan todler rata-rata adalah 1,4-2,3 kg per tahun.

Panjang atau tinggi badan meningkat rata-rata 7,5 cm per tahun.

Lingkar kepala bertambah sekitar 2,54 cm sejak anak berusia antara 1

dan 2 tahun, kemudian bertambah rata-rata 1,27 cm per tahun sampai

anak berusia 5 tahun.

2. Maturasi sistem organ

a. Sistem neurologi

Pertumbuhan otak terus berlanjut selama masa todler, dan ukuran

otak mencapai sekitar 80% dari ukuran dewasanya pada usia 3

tahun. Mielinisasi otak dan medula spinalis terus berkembang dan

sempurna pada usia sekitar 24 bulan. Mielinisasi menghasilkan

peningkatan koordinasi dan ekuilibrium serta kemampuan untuk

mempraktikkan kontrol sfingter, yang penting untuk penguasaan

defekasi dan berkemih.

b. Sistem pernapasan

Alveoli terus meningkat jumlahnya, tidak mencapai jumlah dewasa

sampai sekitar usia 7 tahun. Trakea dan jalan napas bawah terus

tumbuh tetapi tetap kecil dibandingkan dengan ukuran dewasa.

c. Sistem kardiovaskuler

Frekuensi jantung menurun dan tekanan darah meningkat dimasa

todler. Pembuluh darah mendekati permukaan kulit sehingga

mudah terkompresi ketika dipalpasi.

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

23

d. Sistem gastrointestinal

Ukuran lambung terus bertambah, memungkinkan todler

mengkonsumsi tiga kali makanan reguler perhari. Produksi pepsin

matang pada usia 2 tahun. Panjang usus halus terus tumbuh,

meskipun tidak mencapai panjang maksimalnya, yaitu 2 sampai 3

meter sampai anak mencapai masa dewasa. Pengeluaran feses

berkurang frekuensinya menjadi satu kali atau lebih perhari. Warna

feses dapat berubah bergantung pada diet todler. Karena usus todler

masih belum matang, todler sering kali mengeluarkan seluruh

potongan makanan yang sulit dicerna, seperti biji jagung. Kontrol

usus umumnya dicapai di akhir periode todler.

e. Sistem genitourinarius

Fungsi kandung kemih dan ginjal mencapai tingkat dewasa pada

saat usia 16 sampai 24 bulan. Kapasitas kandung kemih meningkat,

memungkinkan todler menahan urine dalam periode waktu yang

lebih lama. Haluaran urine harus sekitar 1mL/kg/jam. Uretra tetap

pendek pada todler laki-laki dan perempuan, membuatnya lebih

rentan terhadap infeksi saluran kemih dibandingkan orang dewasa.

f. Sistem muskulokeletal

Selama masa todler, panjang tulang bertambah dan otot matang

serta menjadi lebih kuat. Otot abdomen lemah diawal masa todler,

menghasilkan tampilan perut buncit. Todler tampak memiliki gaya

berjalan mengayun ke belakang (sedikit bungkuk) bersamaan

dengan perut yang buncit. Sekitar usia 3 tahun, otot menguat dan

tampilan abdomen menjadi lebih rata.

3. Perkembangan psikososial

Erikson mendefinisikan periode todler sebagai waktu otonomi versus

rasa malu dan ragu. Ini adalah waktu memperlihatkan kemandirian.

Todler sering kali mengalami ambivalensi tentang perpindahan dari

kemandirian ke otonomi, dan ini menghasilkan labilitas emosional.

Todler dapat dengan cepat berubah dari rasa bahagia dan senang

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

24

menjadi menangis dan berteriak. Penggunaan kemandirian juga

menghasilkan respon favorit todler.

4. Perkembangan kognitif

Todler muda terlibat dalam reaksi sirkular tersier dan berkembang

menjadi kombinasi mental. Bukan hanya mengulangi perilaku, todler

mampu bereksperimen dengan perilaku untuk melihat apa yang akan

terjadi. Pada usia 2 tahun, todler mampu menggunakan simbol untuk

memungkinkan imitasi/peniruan. Dengan peningkatan kemampuan

kognitif, todler kini terlibat dalam imitasi lambat. Misalnya, mereka

dapat meniru tugas rumah tangga yang mereka lihat dilakukan oleh

orang tua beberapa hari yang lalu.

5. Perkembangan keterampilan motorik

a. Motorik kasar

Umur 12-15 bulan dapat berjalan secara mandiri, 18 bulan dapat

menaiki tangga dengan bantuan dan menarik mainan sambil

berjalan. Pada 24 bulan dapat berlari, menendang bola, berdiri di

ujung jari kaki, membawa beberapa mainan saat berjalan dan

menaiki atau menuruni furnitur tanpa bantuan. Pada 36 bulan

dapat menanjak atau mendaki dengan baik, mengayuh sepeda

roda tiga, berlari dengan mudah, berjalan menaiki dan menuruni

tangga dengan kaki bergantian, membungkukkan tubuhnya

dengan mudah tanpa terjatuh.

b. Motorik halus

Umur 12-15 bulan dapat memasukkan makanan kecil kedalam

mulutnya dan menggunakan jari telunjuk untuk menunjuk. Pada

18 bulan dapat menggenggam, menumpuk 4 balok, menempatkan

benda pada lubang atau celah, membalik halaman buku, melepas

sepatu dan kaos kaki. Pada 24 bulan dapat membangun menara

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

25

dari 6 atau 7 balok, dominan tangan kanan atau kiri, menulis

secara berantakan dan mewarnai, memutar kenop (pegangan

pintu), memasukkan penjepit bulat kedalam lubang. Dan 36

bulan dapat melepaskan pakaian sendiri, menyalin atau meniru

gambar lingkaran, membangun menara dari 9 atau 10 balok,

memegang pensil dalam posisi menulis, memasang atau

membuka tutup sekrup baut, dan membalik halaman buku satu

persatu.

6. Perkembangan sensorik

Todler menggunakan semua indranya untuk mengeksplorasi dunia di

sekitar mereka. Todler mengkaji benda-benda baru dengan merasakan

benda-benda tersebut, melihatnya, mengocoknya untuk mendengar

bunyi apa yang dapat dihasilkannya, menciumnya, dan menempatkan

benda tersebut kedalam mulutnya.

7. Perkembangan komunikasi dan bahasa

Perkembangan bahasa terjadi secara cepat selama masa todler.

Perkembangan bahasa reseptif (kemampuan untuk memahami apa

yang dikatakan atau diminta) biasanya jauh lebih maju dibandingkan

perkembangan bahasa ekspresif (kemampuan untuk

mengomunikasikan keinginan dan perasaan seseorang). Terkait

perkembangan bahasa ekspresif, todler muda mulai menggunakan

kalimat singkat dan akan berkembang menjadi kosakata berjumlah 50

kata pada usia 2 tahun.

8. Perkembangan emosional dan sosial

Perkembangan emosional di masa todler berfokus pada perpisahan

dan individuasi. Melihat diri sendiri sebagai individu yang terpisah

dari orang tua atau pemberi asuhan primer disertai oleh pembentukan

sensasi diri sendiri dan belajar mengeluarkan kontrol atas lingkungan

seseorang. Karena kebutuhan untuk merasakan kontrol atas

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

26

lingkungan ini muncul, todler menunjukan egosentrisme (berfokus

pada diri sendiri). Kebutuhan untuk kontrol ini menghasilkan labilitas

emosional ; sangat senang dan bahagia pada satu momen, kemudian

bereaksi berlebihan terhadap batasan lingkungan dengan sikap temper

tantrum di momen berikutnya.

9. Perkembangan moral dan spiritual

Selama masa todler, anak-anak mungkin merasakan kenyamanan dari

rutinitas berdoa, tetapi mereka tidak memahami keyakinan keagamaan

karena kemampuan kognitif mereka yang terbatas. Membaca cerita

kitab suci yang sederhana dapat memberikan dasar untuk pengajaran

keagamaan di masa depan.

D. Konsep hospitalisasi

Menurut Wong (2008), penyakit dan hospitalisasi sering kali menjadi

krisis pertama yang harus dihadapi anak. Anak-anak, terutama selama

tahun-tahun awal, sangat rentan terhadap krisis penyakit dan hospitalisasi

karena stres akibat perubahan dari keadaan sehat biasa dan rutinitas

lingkungan, dan anak memiliki jumlah mekanisme koping yang terbatas

untuk menyelesaikan stressor. Stressor utama dari hospitalisasi antara lain

adalah :

1. Cemas akibat perpisahan

Stres utama dari masa bayi pertengahan sampai usia prasekolah,

terutama untuk anak-anak yang berusia 6 sampai 30 bulan, adalah

kecemasan akibat perpisahan, disebut juga depresi anaklitik. Perilaku

utama sebagai respon terhadap stresor ini ialah sebagai berikut :

a. Fase protes

Anak-anak bereaksi secara agresif terhadap perpisahan dengan

orang tua. Mereka menangis dan berteriak memanggil orang tua

mereka, menolak perhatian dari orang lain, dan kedukaan mereka

tidak dapat ditenangkan. Perilaku lain yang diobservasi selama

masa todler ialah menyerang orang asing secara verbal (pergi),

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

27

menyerang orang asing secara fisik (memukul, menendang),

mencoba kabur untuk mencari orang tua, mencoba menahan

orang tua secara fisik agar tetap tinggal. Perilaku-perilaku

tersebut dapat berlangsung dari beberapa jam sampai beberapa

hari, protes seperti menangis dapat terus berlangsung hanya

berhenti bila lelah, dan pendekatan orang asing dapat

mencetuskan peningkatan stres.

b. Fase putus asa

Tangisan berhenti dan muncul depresi. Anak tersebut menjadi

kurang begitu aktif, tidak tertarik untuk bermain atau terhadap

makanan, dan menarik diri dari orang lain. Perilaku yang

diobservasi ialah tidak aktif, menarik diri dari orang lain, depresi

atau sedih, tidak tertarik terhadap lingkungan, tidak komunikatif,

dan mundur ke perilaku awal (mengisap ibu jari, mengompol dll).

Lamanya perilaku tersebut berlangsung bervariasi. Kondisi fisik

anak dapat memburuk karena menolak untuk makan, minum atau

bergerak.

c. Fase pelepasan

Disebut juga fase penyangkalan. Pada tahp ini, secara superfisial

tampak bahwa anak akhirnya menyesuaikan diri terhadap

kehilangan. Anak tersebut menjadi lebih tertarik terhadap

lingkungan sekitar, bermain dengan orang lain, dan tampak

membentuk hubungan baru. Akan tetapi, perilaku ini merupakan

hasil dari kepasrahan dan bukan tanda-tanda kesenangan. Perilaku

yang diobservasi ialah menunjukan peningkatan minat terhadap

lingkungan sekitar, berinteraksi dengan orang asing atau pemberi

asuhan yang dikenalnya, membentuk hubungan baru namun

dangkal, dan tampak bahagia. Pelepasan biasanya terjadi setelah

perpisahan yang terlalu lama dengan orang tua ; jarang terlihat

pada anak-anak yang dihospitalisasi. Perilaku tersebut mewakili

penyesuaian superfisial terhadap kehilangan.

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

28

2. Kehilangan kendali

Salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah stres akibat hospitalisasi

adalah jumlah kendali yang orang tersebut rasakan. Kurangnya

kendali akan meningkatkan persepsi ancaman dan dapat

mempengaruhi keterampilan kopimg anak-anak. Kebutuhan anak-

anak sangat bervariasi yang bergantung pada usia mereka maka area

utama mengenai kehilangan kendali dalam hal pembatasan fisik,

perubahan rutinitas atau ritual, dan ketergantungan didiskusikan

berdasarkan setiap kelompok usia. Todler berusaha mendapatkan

autonomi, dan tujuan ini sudah terlihat dalam sebagian besar perilaku

mereka (keterampilan motorik, bermain, hubungan interpersonal,

aktivitas harian, dan komunikasi). Pada saat kesenangan egosentrik

mereka mengalami hambatan, maka todler akan bereaksi secara

negativisme, terutama temper tantrum. Adanya restriksi atau

pembatasan gerak, seperti tindakan sederhana membuat todler

berbaring, dapat menyebabkan resistensi yang kuat dan

ketidakpatuhan. Area utama todler dalam hal ritual mencakup makan,

tidur, mandi, toileting dan bermain. Jika rutinitas tersebut terganggu

maka dapat terjadi kesulitan di salah satu atau semua area tersebut.

3. Cedera tubuh dan nyeri

Takut akan cedera tubuh dan nyeri sering terjadi diantara anak-anak.

Konsekuensi rasa takut ini dapat sangat mendalam. Dalam merawat

anak, perawat harus menghormati kekhawatiran anak terhadap cedera

tubuh dan reaksi terhadap nyeri sesuai dengan periode

perkembangannya. Konsep todler tentang citra tubuh, terutama

definisi batasan tubuh, perkembangannya masih sangat buruk.

Pengalaman intrusif seperti pemeriksaan telinga atau mulut,

pemeriksaan suhu rektal merupakan prosedur yang sangat

mencemaskan. Todler dapat bereaksi terhadap prosedur yang tidak

menimbulkan nyeri tersebut sama kerasnya dengan prosedur yang

menyakitkan. Secara umum, anak dalam kelompok usia ini terus

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

29

bereaksi dengan kemarahan emosional yang kuat dan resistensi fisik

terhadap pengalaman nyeri baik yang aktual maupun yang dirasakan.

Perilaku yang mengindikasikan nyeri antara lain, meringis kesakitan,

mengatupkan gigi dan bibir, membuka mata lebar-lebar,

mengguncang-guncang, menggosok-gosok dan bertindak agresif

seperti menggigit, menendang, memukul, atau melarikan diri.

4. Efek hospitalisasi pada anak

Anak-anak dapat bereaksi terhadap stres hospitalisasi sebelum mereka

masuk, selama hospitalisasi, dan setelah pemulangan. Konsep sakit

yang dimiliki ank bahkan lebih penting dibandingkan usia dan

kematangan intelektual dalam memperkirakan tingkat kecemasan

sebelum hospitalisasi. Hal ini bisa saja dipengaruhi oleh durasi kondisi

dan atau sebelum hospitalisasi, bisa juga tidak. Oleh karna itu,

perawat tidak boleh terlalu berlebihan memperkirakan konsep sakit

anak dengan pengalaman medis sebelumnya. Sejumlah faktor resiko

membuat anak-anak tertentu lebih rentan terhadap stres hospitalisasi

dibandingkan dengan lainnya seperti temptamen, ketidaksesuaian

antara anak dan orang tua, usia (terutama antara 6 bulan dan 5 tahun),

jenis kelamin laki-laki, kecerdasan dibawah rata-rata, stres multipel

dan kontinu (sering dihospitalisasi).

5. Reaksi orang tua

Krisis penyakit dan hospitalisasi pada masa anak-anak mempengaruhi

setiap anggota keluarga inti. Reaksi orang tua terhadap penyakit anak

mereka bergantung pada beberapa faktor sebagai berikut :

a. Keseriusan ancaman terhadap anak

b. Pengalamn sebelumnya dengan sakit atau hospitalisasi

c. Prosedur medis yang terlibat dalam diagnosis dan pengobatan

d. Sistem pendukung yang ada

e. Kekuatan ego pribadi

f. Kemampuan koping sebelumnya

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

30

g. Stres tambahan pada sistem keluarga

h. Keyakinan budaya dan agama

i. Pola komunikasi diantara anggota keluarga

Hampir semua orang tua berespon terhadap penyakit dan hospitalisasi

anak mereka dengan reaksi yang luar biasa konsisten.

6. Reaksi sibling

Reaksi sibling terhadap penyakit atau hospitalisasi saudaranya ialah

sibling mengalami kesepian, ketakutan, dan khawatir, juga marah, iri,

benci, dan merasa bersalah. Berbagai faktor telah diidentifikasi

mempengaruhi dampak hospitalisasi anak pada sibling. Faktor-faktor

terkait sibling berikut ini berhubungan secara spesifik dengan

pengalaman rumah sakit dan ternyata meningkatkan dampak pada

sibling :

a. Berusia lebih muda dan mengalami banyak perubahan

b. Dirawat diluar rumah oleh pengasuh yang bukan kerabat

c. Menerima sedikit informasi tentang penyakit saudaranya

d. Menganggap orang tua memperlakukan mereka secara berbeda

dibandingkan sebelum hospitalisasi sibling mereka

7. Perubahan peran keluarga

Selain dampak perpisahan terhadap peran keluarga, kehilangan peran

orang tua, sibling, dan peran keturunan dapat mempengaruhi setiap

anggota keluarga dengan cara yang berbeda. Salah satu reaksi orang

tua yang paling banyak terjadi adalah perhatian khusus dan intensif

terhadap anak yang sedang sakit. Anak-anak yang lain biasanya

menganggap hal ini sebagai sesuatu yang tidak adil dan

menginterpretasikan sikap orang tua terhadap mereka sebagai

penolakan.

E. Konsep asuhan keperawatan

1. Pengkajian keperawatan

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

31

Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan, semua data

dikumpulkan secara sistematis guna menentukan status kesehatan klien

saat ini. Pengkajian harus dilakukan secara komprehensif terkait dengan

aspek biologis, psikologis, social, maupun spiritual. Tujuan pengkajian

adalah untuk mengumpulkan informasi dan membuat data dasar klien.

Data yang diperoleh sangat berguna untuk menentukan tahap

selanjutnya dalam proses keperawatan. Kegiatan yang utama dalam

tahap pengkajian adalah pengumpulan data, pengelompokkan data dan

analisa data untuk merumuskan diagnosa keperawatan. Metode utama

yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara,

observasi, dan pemeriksaan fisik serta diagnostik (Asmadi, 2008).

a. Identifikasi anak dan keluarga

1) Anak : nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal

lahir, umur, diagnosa keperawatan

2) Orang tua : nama, umur, pekerjaan, suku, pendidikan, alamat

3) Sibling rivalry : urutan anak dalam keluarga, umur, keadaan

(hidup/meninggal)

b. Riwayat keperawatan

1) Riwayat kesehatan sekarang

a) Serangan awal

Mula-mula anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan

mungkin meningkat, kemungkinan timbul diare

b) Keluhan utama

Buang air besar lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi

cair mungkin disertai lendir atau darah. Warna feses

kuning kehijauan, mual muntah, tidak nafsu makan

2) Riwayat kesehatan masa lalu

a) Riwayat penyakit yang diderita

Riwayat penyakit yang sering pada anak dibawah 2 tahun

biasanya batuk, panas, pilek, dan kejang yang terjadi

sebelum, selama, atau setelah diare. Hal ini untuk melihat

tanda atau gejala infeksi lain yang menyebabkan diare,

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

32

seperti OMA, tonsillitis, faringitis, bronchopneumonia,

dan ensefalitis.

b) Riwayat imunisasi

Kelengkapan anak terhadap imunisasi yang diberikan pada

usia 0-14 bulan dengan berbagai macam imunisasi yaitu

BCG, DPT I, II, III dan campak pada usia 9 bulan,

hepatitis serta polio. Diare lebih sering terjadi dan

berakibat pada anak dengan campak atau yang menderita

campak dalam 4 minggu terakhir yaitu akibat penurunan

kekebalan pada pasien.

c) Keadaan psikososial keluarga

1. Emosi anak ditandai dengan anak akan menangis,

perasaan gelisah, tidak mau diatur, interaksi anak

dengan anggota keluarga lain berkurang.

2. Tingkat perkembangan, mekanisme koping, kebiasaan

anak (pola makan, pola tidur, mainan yang disukai)

d) Kebutuhan dasar

1. Pola eliminasi

Pola eliminasi biasanya akan mengalami perubahan

yaitu buang air besar lebih dari 3 kali sehari, buang air

kecil sedikit atau jarang bahkan anuria pada anak

dengan dehidrasi berat.

2. Pola nutrisi

Pada anak dengan diare biasanya disertai dengan mual

muntah dan tidak nafsu makan yang menyebabkan

terjadinya penurunan berat badan.

3. Pola tidur atau istirahat

Pola tidur atau istirahat pada anak dengan diare akan

terganggu karena seringnya buang air besar dan

adanya distensi abdomen yang dapat menimbulkan

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

33

rasa tidak nyaman sehingga anak rewel dan dapat

mengganggu istirahat tidurnya.

4. Pola aktivitas

Pada anak dengan diare pola aktivitasnya akan

terganggu atau berkurang dikarenakan kondisi tubuh

yang lemah akibat buang air besar yang terus menerus

e) Pemeriksaan fisik

1. Fisiologis

Keadaan umum tampak lemah, kesadaran

komposmentis bahkan bisa berlanjut menjadi koma,

suhu tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak

cepat.

2. Pemeriksaan sistematika

Inspeksi : bentuk kelopak mata normal (diare tanpa

dehidrasi), kelopak mata cekung (dehidrasi

sedang/ringan), kelopak mata sangat cekung

(dehidrasi berat), mulut dan lidah kering (dehidrasi

sedang/ringan), mulut dan lidah sangat kering

(dehidrasi berat), ubun-ubun cekung, anus dan

sekitarnya kemerahan dan lecet karena seringnya

buang air besar.

Palpasi : turgor kulit kembali segera atau sangat

lambat.

Perkusi : kemungkinan adanya distensi abdomen

Auskultasi : bising usus meningkat (>20x/menit)

Pemeriksaan singkat pertumbuhan dan perkembangan

pada anak penderita diare biasanya mengalami

gangguan pada pertumbuhan fisiknya karena anak

mengalami dehidrasi sehingga berat badan menurun,

namun jika kondisi tersebut tidak ditangani dengan

cepat maka anak akan mengalami gangguan

perkembangan.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

34

f) Pemeriksaan penunjang

Menurut Nurafif (2015), pemeriksaan penunjang yang

dapat dilakukan pada anak dengan diare ialah :

1. Pemeriksaan tinja

a. Makroskopis dan mikroskopis

b. Ph dan kadar gula dalam tinja

c. Biakan dan resistensi feses (colok dubur)

2. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda

gangguan keseimbangan asam basa (pernapasan

kusmaul)

3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk

mengetahui faal ginjal

4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium

dan Posfat

2. Diagnosa keperawatan

Menurut Nurafif (2015), diagnosa keperawatan sesuai dengan

patofisiologi penyakit diare yakni :

a. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air

besar

d. Ansietas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,

lingkungan tidak familier, prosedur yang menimbulkan stres

e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi,

kurang pengetahuan

f. Resiko syok (hipovolemi) berhubungan dengan kehilangan cairan

dan elektrolit

3. Perencanaan keperawatan

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

35

Menurut Sodikin (2011), perencanaan keperawatan ialah sebagai

berikut:

a. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Tujuan : pasien menunjukkan tanda rehidrasi dan mempertahankan

hidrasi adekuat

Kriteria hasil :

1) Pengeluaran urine sesuai

2) Capillary refill kurang dari 2 detik

3) Turgor kulit elastis

4) Mukosa bibir lembab

5) Cubitan perut kembali cepat (<2detik)

Intervensi :

1) Berikan larutan rehidrasi oral sedikit tetapi sering

2) Beri agens antimikroba sesuai ketentuan untuk mengobati

patogen khusus yang menyebabkan kehilangan cairan yang

berlebihan.

3) Setelah rehidrasi, berikan diet reguler pada anak sesuai

toleransi untuk menurunkan jumlah defekasi dan memperbaiki

penurunan berat badan.

4) Beri cairan rendah natrium seperti air, ASI, formula bebas

laktosa, atau formula yang mengandung setengah laktosa untuk

mempertahankan terapi cairan.

5) Pertahankan pencatatan yang ketat terhadap asupan dan

haluaran untuk mengevaluasi keefektifan intervensi.

6) Pantau berat jenis urine sesuai indikasi untuk mengkaji hidrasi.

7) Timbang berat badan anak untuk mengkaji hidrasi

8) Kaji tanda-tanda vital, turgor kulit, membran mukosa, dan

status mental

9) Hindari asupan cairan jernih seperti jus buah, minuman

bikarbonat, dan gelatin karena cairan ini biasanya tinggi

karbohidrat, rendah elektrolit, dan mempunyai osmolalitas

tinggi.

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

36

10) Instruksikan keluarga dalam memberikan terapi yang tepat.

b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan penurunan intake makanan

Tujuan : pasien mengkonsumsi nutrisi adekuat untuk

mempertahankan berat badan yang sesuai usia

Kriteria hasil :

1) Anak mengkonsumsi nutrisi yang ditentukan

2) Anak menunjukan kenaikan berat badan yang memuaskan

Intervensi :

1) Setelah rehidrasi, instruksikan ibu menyusui untuk

melanjutkan pemberian ASI

2) Hindari pemberian diet dengan pisang, beras, apel, dan roti

panggang atau teh karena diet ini rendah energi dan protein,

terlalu tinggi karbohidrat, dan rendah elektrolit.

3) Observasi dan catat respons terhadap pemberian makanan

untuk mengkaji toleransi pemberian makanan.

4) Instruksikan keluarga dalam memberikan diet yang tepat.

5) Anjurkan keluarga untuk memberikan makanan pada anak

selagi hangat

c. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air

besar

Tujuan : anak tidak menunjukan adanya kerusakan kulit

Kriteria hasil :

1) Tidak ada iritasi dan kemerahan disekitar anus

2) Kulit perineal tampak utuh

Intervensi :

1) Ganti popok dengan sering untuk menjaga agar kulit tetap

bersih dan kering

2) Bersihkan bokong dengan perlahan menggunakan sabun

lembut non-alkalin dan air atau celupkan anak dalam bak

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

37

untuk pembersihan yang lembut karena feses diare sangat

mengiritasi kulit

3) Beri salep, seperti zink oksida untuk melindungi kulit dari

iritasi

4) Pajankan dengan ringan kulit utuh yang kemerahan pada udara

jika mungkin untuk meningkatkan penyembuhan

5) Hindari menggunakan tisu basah yang dijual bebas yang

mengandung alkohol pada kulit yang ekskoriasi karena akan

menyebabkan rasa menyengat

6) Observasi bokong dan perineum terhadap tanda infeksi

d. Ansietas berhubungan dengan perpisahan dengan orang tua,

lingkungan tidak familier, prosedur yang menimbulkan stres

Tujuan : anak dapat menunjukan tanda kenyamanan

Kriteria hasil :

1) Anak menunjukkan tanda stres fisik atau emosional yang

minimal

2) Keluarga sedapat mungkin berpartisipasi dalam perawatan

anak

Intervensi :

1) Lakukan perawatan mulut dan beri empeng kepada bayi untuk

memberikan rasa nyaman

2) Dorong kunjungan dan partisipasi keluarga dalam perawatan

seoptimal mungkin untuk mencegah stres akibat perpisahan

3) Sentuh, gendong dan bicara pada anak sebanyak mungkin

untuk memberikan rasa nyaman dan menghilangkan stres

4) Beri stimulasi sensori dan aktivitas pengalihan yang sesuai

tingkat perkembangan anak dan kondisinya untuk

meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal

e. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan krisis situasi,

kurang pengetahuan

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

38

Tujuan : keluarga mampu memahami tentang penyakit anak dan

pengobatannya serta mampu memberikan perawatan

Kriteria hasil :

1) Keluarga mampu menunjukan kemampuan untuk merawat

anak, khususnya dirumah

2) Keluarga dapat mengungkapkan secara verbal tentang

pembatasan diet dan cara penanganannya

Intervensi :

1) Berikan informasi kepada keluarga tentang penyakit anak dan

tindakan terapeutik untuk mendorong kepatuhan terhadap

program terapeutik

2) Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan

kepada anak

3) Instruksikan kepada keluarga mengenai pencegahan

penyebaran infeksi

4) Ajarkan orang tua cara membuat, menyimpan, dan

memberikan makanan formula dengan tepat

5) Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk

menghindari kontaminasi

f. Resiko syok (hipovolemi) berhubungan dengan kehilangan cairan

dan elektrolit

Tujuan : tidak terdapat tanda-tanda syok pada anak

Kriteria hasil :

1) Nadi dalam batas normal (<120x/menit) dan palpasi kuat

2) Frekuensi napas dalam batas normal (20-30x/menit)

3) Tidak ada sianosis

4) Akral hangat

5) Capillary refill <2detik

Intervensi :

1) Monitor tanda-tanda vital

2) Jaga kepatenan jalan napas

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

39

3) Monitor tanda awal syok

4) Monitor tanda dan gejala asites

5) Berikan cairan IV dan atau oral yang teppat

6) Ajarkan keluarga tentang tanda dan gejala datangnya syok

7) Tempatkan pasien pada posisi supine, kaki elevasi untuk

peningkatan preload dengan tepat

4. Implementasi keperawatan

Menurut Asmadi (2008), implementasi adalah tahap ketika perawat

mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan kedalam bentuk

implementasi keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang

telah ditetapkan.

Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi

adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk

menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan

untuk melakukan teknik psikomotorik, kemampuan melakukan

observasi sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan,

kemampuan advokasi, dan kemampuan evaluasi.

Adapun prinsip-prinsip implementasi pada anak dengan diare adalah :

a. Mempertahankan cairan dan elektrolit seimbang

b. Mempertahankan status nutrisi

c. Mempertahankan integritas kulit perianal

d. Meminimalkan dampak hospitalisasi

e. Membantu keluarga memahami penyakit anak

5. Evaluasi keperawatan

Menurut Asmadi (2008), evaluasi adalah tahap akhir dari proses

keperawatan yang merupakan perbandingan yang sistematis dan

terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil

yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi dilakukan secara

berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan

lainnya. Tujuan dari evaluasi dilakukan adalah untuk melihat dan

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

40

menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan, menentukan pakah

tujuan keperawatan telah tercapai atau belum, mengkaji penyebab bila

tujuan asuhan keperawtan belum tercapai. Evaluasi dibagi menjadi 2

jenis yaitu:

a. Evaluasi formatif (proses)

Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah perawat

mengimplementasikan rencana keperawatan untuk menilai

keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Perumusan

evaluasi formatif ini meliputi empat komponen yang dikenal

dengan istilah SOAP, yaitu subjektif, objektif, analisa data dan

perencanaan.

b. Evaluasi sumatif (akhir)

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan setelah semua

aktivitas proses keperawatan dilakukan, sesuai dengan waktu yang

telah ditetapkan dalam tujuan untuk dapat menilai bahwa tujuan itu

tercapai.

Masalah sebagian tercapai atau belum tercapai dapat dibuktikan dari

hasil perilaku klien. Ada tiga hasil evaluasi yang terkait dengan

pencapaian tujuan yaitu :

a. Tujuan tercapai

Masalah tercapai apabila klien menunjukan perubahan sesuai

dengan waktu atau tanggal yang telah ditentukan sesuai dengan

pernyataan tujuan.

b. Tujuan tercapai sebagian

Masalah tercapai sebagian apabila klien menunjukan perubahan

pada sebagian kriteria yang sesuai dengan pernyataan tujuan yang

telah ditentukan.

c. Tujuan tidak tercapai

Masalah tidak tercapai apabila klien hanya menunjukan sedikit

perubahan dan tidak ada kemajuan sama sekali yang diharapkan

atau tidak sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

41

Adapun evaluasi yang diharapkan pada anak dengan diare adalah :

a. Status cairan dan elektrolit seimbang

b. Nutrisi anak terpenuhi

c. Gangguan integritas kulit pada daerah anus dapat diatasi

d. Rasa takut anak berkurang

e. Keluarga mampu memahami penyakit anak

Bab III

TINJAUAN KASUS

Dalam BAB ini, penulis melaporkan kasus anak dengan gangguan sistem

pencernaan : gastroenteritis pada An.IA yang dirawat di Ruang An-Nisa II Rumah

Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi.

Pelaksanaan asuhan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar ini

dilakukan selama 3 hari yaitu mulai tanggal 9-11 April 2018. Untuk melengkapi

data-data yang diperoleh penulis melakukan wawancara dengan orang tua dan

keluarga, perawat yang bertugas, melakukan observasi, data-data dan catatan

medis serta catatan keperawatan.

Laporan ini sesuai dengan tahap proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan tindakan dan tahap evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

1. Data dasar (terlampir)

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

42

2. Resume

An. IA berusia 1 tahun 5 bulan jenis kelamin perempuan datang ke UGD

Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi bersama orang tuanya pada

tanggal 6 April 2018 pukul 18.00 WIB dengan keluhan utama buang air

besar sudah kurang lebih 4 kali dengan konsistensi cair, berwarna

kuning, tidak ada lendir dan darah sejak kurang lebih 2 hari yang lalu,

muntah sudah 2 kali dalam sehari, demam sudah 2 hari pada pagi dan

sore hari, tidak ada batuk dan pilek, nafsu makan kurang.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan data : kesadaran komposmentis,

keadaan umum lemah, BB : 8,5kg, hasil observasi TTV : suhu 39,8oC,

nadi 100x/menit, RR 34x/menit, ubun-ubun tidak cekung, mukosa bibir

dan mulut kering, konjungtiva ananemis, cubitan dinding perut kembali 2

detik, bising usus 36x/menit, akral teraba hangat, capillary refill <2detik,

dan hasil pemeriksaan laboratorium : haemoglobin 11.6 mg/dL (N : 10.5-

13.5), leukosit 12.9 10^3/ul (N : 6.0-15.0), hematokrit (L) 33% (N : 36-

44), trombosit 350 10^3/ul (N : 200-475). Masalah keperawatan yang

muncul pada An.IA adalah defisit volume cairan. Tindakan keperawatan

yang sudah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu kolaborasi

dalam pemberian terapi cairan KAEN 3B 14tpm, ranitidine 10mg via IV,

ondancentrone 1mg via IV dan propiretin via suppositoria 80mg, dokter

menganjurkan bahwa An.IA harus dirawat dengan diagnosa

gastroenteritis.

Anak dipindahkan ke ruangan An-Nisa 2 kamar 12 pada pukul 21.30

WIB, dilakukan pengkajian oleh perawat di ruang An-Nisa 2 tanggal 6

April 2018 pukul 21.30 WIB. Pada saat dikaji ulang didapatkan data :

kesadaran komposmentis, keadaan umum sakit sedang, suhu 37,7oC, nadi

110x/menit, RR 24x/menit, konjungtiva ananemis, kelopak mata tidak

cekung, mukosa bibir dan mulut lembab, turgor kulit elastis, BB 8,5 kg,

buang air besar 4 kali dengan konsistensi cair, buang air kecil 6 kali

dalam sehari, tidak ada distensi abdomen, tidak ada riwayat alergi, tidak

41

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

43

ada riwayat kejang, tidak ada batuk, akral teraba hangat, bising usus

6x/menit, nafsu makan kurang, anak tampak rewel.

Diagnosa keperawatan yang muncul adalah defisit volume cairan

berhubungan dengan output yang berlebihan. Tindakan yang sudah

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengobservasi TTV,

mengukur intake output, mengkaji tanda-tanda dehidrasi, membantu

memenuhi kebutuhan anak. Anak mendapatkan terapi cairan KaEn 3B

17tpm, ondancentrone 4mg (dosis tunggal) pemberian pada tanggal 7

April 2018 pukul 02.00 WIB, terapi oral pamol drop 6x0,8ml, daryazinc

1x2ml, dan terapi injeksi ceftizoxim 2x250mg serta mendapat tambahan

obat microlax extra (dosis tunggal) pada tanggal 7 April 2018 pukul

17.00 WIB (suppositoria).

3. Data fokus

Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 April 2018 pukul 07.30 WIB.

Didapatkan data sebagai berikut :

a. Data Subjektif

Ibu mengatakan “sampai sekarang masih diare, diare sudah 3 kali,

pagi 2 kali dan siang 1 kali, BAB cair berwarna kuning, tidak ada

darah, buang air kecil sehari kurang lebih 10x, berwarna kuning

bening, tidak ada muntah, minum susu formula sehari 6 botol kecil

(120ml), minum ASI kurang lebih 8 kali sehari <100cc, nafsu makan

kurang, tetapi makan habis ¾ porsi karena disuapi ibu, BB sebelum

sakit kurang lebih 9,5kg, kebiasaan pembuatan susu dengan

menggunakan botol yang sudah dicuci dalam rak, peletakan susu

formula dalam toples di dapur, terkadang mencuci tangan sebelum

membuat susu, setiap hari saya membuat susu seperti itu, tetapi

kenapa setelah ganti susu diare, anak saya selalu tenang jika ada

perawat, ketika ada perawat ingin memberikan obat anak saya tidak

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

44

rewel, tetapi kalau masuk ke ruang tindakan anak saya menangis,

mungkin trauma karena kemarin diinfus, sekitar anus kemerahan,

saya mengganti popoknya ketika anak BAB, dibersihkannya hanya

menggunakan tisu basah tanpa dikeringkan dengan tisu kering”

b. Data Objektif

Dari hasil pemeriksaan didapatkan data :

1) Kesadaran komposmentis

2) Keadaan umum sakit sedang

3) Suhu 36,2oC, nadi 116x/menit, RR 34x/menit

4) LLA 15cm dan TB 64cm

5) BB ketika masuk UGD 8,5kg

BB saat pengkajian 9kg

BB sebelum sakit 9,5kg

6) Rambut tampak lebat dan tidak rontok

7) Ubun-ubun dan kelopak mata tidak cekung

8) Konjungtiva ananemis

9) Mukosa bibir dan mulut lembab

10) Tidak ada stomatitis, lidah bersih dan kelengkapan gigi 7 buah

11) Turgor kulit elastis <2 detik

12) Capillary refill <2detik

13) Tidak ada distensi abdomen

14) Cubitan dinding perut kembali < 2 detik

15) Bising usus 34x/menit

16) Tinja cair dan berwarna kuning

17) Tidak ada darah atau lendir

18) Anus tampak kemerahan

19) PH feses 6

20) Makan habis ¾ porsi

21) Anak tampak tenang ketika didekati perawat

22) Anak tampak tenang ketika pemberian obat via IV

23) Anak tampak rewel jika masuk ruang tindakan

24) Ibu tampak menyalahkan susu sebagai penyebab diare

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

45

25) Ibu tampak tidak mengetahui penyebab lain dari diare selain dari

susu

1) Intake dan output dalam 24 jam

Intake :

Infuse 17 x 3 x 24 =1224 cc

Minum 6 x 120 = 720 cc

Air metabolisme 10,5x 8 = 84 cc

Total intake 2028 cc

Output :

BAB 5 x 100 cc = 500 cc

BAK 10 x 100 cc = 1000 cc

IWL : (30-1,5)x 10,5 = 299,25 cc

Kenaikan suhu 299,25 + 200 x 1,3 = 559,25 cc

Total output 2059,25 cc

Balance cairan = I-O = 2028-2059,25 = - 31,25 cc

BBI = 2n+8 = 2x1,5+8 = 11kg

2) Mengetahui status nutrisi :

(11kg-9kg) / 11kg x 100% = 18 % (penurunan dari BB normal)

3) Mengetahui status dehidrasi :

(9,5-9kg) /10kg x 100% = 5% (dehidrasi ringan)

Kebutuhan cairan 9kg x 100 cc/hari = 900 cc/hari

Kebutuhan kalori 9kg x 100 kkal/hari = 900 kkal/hari

4. Pemeriksaan penunjang

Hasil pemeriksaan lab hematologi tanggal 6 April 2018

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan haemoglobin leukosit hematokrit trombosit

11.6 12.9 (L) 33 350

mg/dL 10^3/ul % 10^3/ul

10.5-13.5 6.0-15.0 36-44 200-475

+

+

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

46

Hasil pemeriksaan gastrointestinal fecal analysis tanggal 8 April 2018

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan color consitensy mucous PH glucose faeces fecal occult blood leukocyte erythrocyte ephitel fiber bacteria ova parasite amoeba yeast fecal fat

yellow soft negative 6 negative negative 2-3 1-2 1-2 positive positive tidak ditemukan tidak ditemukan tidak ditemukan tidak ditemukan negative

/HPF /HPF /HPF /HPF /HPF /HPF /HPF /HPF /HPF

negative negative negative negative negative negative

5. Penatalaksanaan

Terapi oral

a. Pamol drop 6x0,8ml jam (06,10,14,18,22,24)

b. Daryazinc 1x2ml jam (06)

Terapi injeksi

a. Ceftizoxim 2x250mg jam (12,24)

Terapi parenteral

a. Infuse KaEn 3B 17tpm

6. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi

1

DS : Ibu mengatakan “sampai sekarang masih diare, diare sudah 3 kali, pagi 2 kali dan siang 1 kali, BAB cair berwarna kuning, tidak ada darah, buang air kecil sehari kurang lebih 10x, berwarna kuning bening, tidak ada muntah, minum susu formula sehari 6 botol kecil (120ml), minum ASI kurang lebih 8 kali sehari <100cc”

Resiko defisit volume cairan

Output yang berlebihan

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

47

2

3

DO : - Kesadaran komposmentis - Keadaan umum sakit sedang - Tinja cair, berwarna kuning,

tidak ada darah atau lendir - Mukosa bibir dan mulut

lembab - Ubun-ubun dan kelopak

mata tidak cekung - Cubitan dinding perut

kembali < 2 detik - Bising usus 34x/menit - Capillary refill <2detik - TTV : suhu 36,2oC, nadi

116x/menit, RR 34x/menit DS : Ibu mengatakan “nafsu makan kurang, tetapi makan habis ¾ porsi karena disuapi ibu, BB sebelum sakit kurang lebih 9,5kg” DO :

- A : BB saat ini : 9kg TB : 64cm LILA : 15cm BBI : 11kg Status nutrisi : penurunan dari BB Normal 18 %

- B : Hasil lab tanggal 6 April 2018 : pemeriksaan lab : hemoglobin 11,6 mg/dL

- C : Kesadaran komposmentis, keadaan umum sakit sedang, konjungtiva ananemis, bising usus 34x/menit, rambut tampak lebat dan tidak rontok, tidak ada stomatitis, lidah bersih, kelengkapan gigi 7 buah

- D : Variasi : bubur tim dan buah Frekuensi : 3x sehari Konsistensi : lembut atau lembek Komposisi : karbohidrat, protein, vitamin dan mineral

DS : Ibu mengatakan “anak saya selalu tenang jika ada perawat, ketika ada perawat ingin memberikan obat anak saya tidak rewel, tetapi kalau

Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Ansietas (pada anak)

Intake yang tidak adekuat Prosedur tindakan

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

48

4

5

masuk ke ruang tindakan anak saya menangis, mungkin trauma karena kemarin diinfus” DO :

- anak tampak tenang ketika didekati perawat

- anak tampak tenang ketika pemberian obat via IV

- anak tampak rewel jika masuk ruang tindakan

DS : Ibu mengatakan “kebiasaan pembuatan susu dengan menggunakan botol yang sudah dicuci dalam rak, peletakan susu formula dalam toples di dapur, terkadang mencuci tangan sebelum membuat susu, setiap hari saya membuat susu seperti itu, tetapi kenapa setelah ganti susu diare” DO :

- Ibu tampak menyalahkan susu sebagai penyebab diare

- Ibu tampak tidak mengetahui penyebab lain dari diare selain dari susu

DS : Ibu mengatakan “sampai sekarang masih diare, diare sudah 3 kali, pagi 2 kali dan siang 1 kali, BAB cair berwarna kuning, tidak ada darah, sekitar anus kemerahan, saya mengganti popoknya ketika anak BAB, dibersihkannya hanya menggunakan tisu basah tanpa dikeringkan dengan tisu kering” DO :

- anus tampak kemerahan - konsistensi feses cair - PH feses 6

Perubahan proses keluarga Gangguan integritas kulit perianal

Kurang pengetahuan Frekuensi BAB meningkat

7. Diagnosa keperawatan

Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil analisa data, maka dapat

ditentukan urutan prioritas diagnosa keperawatan pada kasus diatas

adalah sebagai berikut :

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

49

1. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan output yang

berlebihan

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat

3. Gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan frekuensi

BAB meningkat

4. Ansietas (pada anak) berhubungan dengan prosedur tindakan

5. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan kurang

pengetahuan

8. Perencanaan keperawatan

Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dirumuskan maka disusun

rencana keperawatan sebagai berikut :

1. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan output yang

berlebihan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada An.IA

selama 3x24 jam diharapkan resiko defisit volume cairan dapat

teratasi.

Kriteria hasil :

a. Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (kelopak mata tidak cekung,

mukosa bibir dan mulut lengkap, turgor kulit elastis, cubitan

dinding abdomen <2detik)

b. Intake dan output seimbang

c. TTV anak normal (usia todler : RR 20-30x/menit, nadi

<120x/menit, suhu 36,5-37,5oC)

d. BAB 1x/hari dengan konsistensi semi padat/lembek

Intervensi :

a. Monitor tanda-tanda vital/shift

b. Kaji status hidrasi (turgor kulit, kelopak mata, mukosa bibir,

cubitan perut)

c. Catat intake dan output cairan (urine, feses, dan emesis)/8 jam

d. Pantau kelancaran pemberian terapi cairan infuse

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

50

e. Anjurkan pada orang tua untuk memberi minum pada anak

200ml/shift

f. Kolaborasikan untuk pemeriksaan elektrolit terutama kadar

natrium, kalium, kalsium dan posfat

g. Kolaborasikan dengan dokter dalam pemberian :

Terapi oral :

- Pamol drop 6x0,8ml jam (06,10,14,18,22,24)

- Daryazinc 1x2ml jam (06)

Terapi injeksi :

- Ceftizoxim 2x250mg jam (12,24)

2. Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan intake yang tidak adekuat

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada An.IA

selama 3x24 jam diharapkan resiko perubahan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh dapat teratasi.

Kriteria hasil :

a. Nafsu makan meningkat

b. Anak dapat menghabiskan makanan yang disediakan

c. Tidak ada mual dan muntah

d. Konjungtiva ananemis

e. Hematologi dalam batas normal : hemoglobin 10,5-13,5 mg/dL

Intervensi

a. Timbang berat badan anak/2 hari

b. Kaji status nutrisi

c. Monitor intake nutrisi/shift

d. Observasi dan catat respon terhadap pemberian makanan untuk

mengkaji toleransi pemberian makanan

e. Pantau hasil laboratorium hematologi

f. Motivasi orang tua dan dampingi anak saat makan

g. Kolaborasi dalam pemberian diet sesuai dengan kebutuhan anak

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

51

3. Gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan frekuensi

BAB meningkat

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada An.IA

selama 3x24 jam diharapkan gangguan integritas kulit perianal pada

anak teratasi.

Kriteria hasil :

a. Tidak ada iritasi dan kemerahan disekitar anus

b. Kulit perineal tampak utuh

Intervensi :

a. Kaji daerah bokong

b. Kaji kerusakan kulit atau iritasi

c. Anjurkan ibu untuk menghindari dari pakaian dan pengalas

tempat tidur yang lembab

d. Anjurkan ibu untuk mengganti popok/kain apabila kotor,

lembab atau basah

e. Ajarkan orang tua cara perawatan perineal hygiene pada anak

dengan benar

f. Anjurkan untuk menjaga daerah anus tetap bersih dan kering

g. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian salep zink oksida

untuk melindungi kulit dari iritasi

4. Ansietas (pada anak) berhubungan dengan prosedur tindakan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada An.IA

selama 3x24 jam diharapkan ansietas akibat dampak hospitalisasi

dapat teratasi.

Kriteria hasil :

a. Anak tampak nyaman dan aman saat bersama dengan perawat

b. Tidak tampak rasa takut

c. Anak dapat kooperatif saat dilakukan prosedur tindakan

Intervensi :

a. Kaji tingkat kecemasan pada anak

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

52

b. Bina hubungan saling percaya

c. Panggil nama anak dan lakukan sentuhan

d. Lakukan kontak singkat tapi sering

e. Anjurkan pada orang tua untuk mendampingi anak selama

prosedur tindakan

f. Berikan terapi bermain sesuai dengan tingkat usia dan kondisi

anak

5. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan kurang

pengetahuan

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kepada An.IA

selama 3x24 jam diharapkan perubahan proses keluarga pada orang

tua dapat teratasi.

Kriteria hasil :

a. Keluarga mampu menunjukkan kemampuan untuk merawat

anak

b. Keluarga memahami tentang penyakit anak dan pengobatannya

Intervensi :

a. Berikan informasi kepada keluarga tentang penyakit anak dan

tindakan terapeutik untuk mendorong kepatuhan terhadap

program terapeutik

b. Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan

kepada anak

c. Instruksikan kepada keluarga mengenai pencegahan penyebaran

infeksi

d. Ajarkan orang tua cara membuat, menyimpan, dan memberikan

makanan formula dengan tepat

e. Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk

menghindari kontaminasi, serta menjaga kebersihan mainan dan

tempat bermain

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

53

9. Penatalaksanaan keperawatan

Penatalaksanaan tindakan keperawatan dilakukan berdasarkan rencana

tindakan keperawatan yang telah dibuat, maka penulis melakukan

tindakan keperawatan selama 3 hari dari tanggal 9-11 April 2018. Dalam

melaksanakan tindakan keperawatan penulis bekerja sama dengan

perawat di Ruangan An-Nisa 2 Rumah Sakit Islam Pondok Kopi dan juga

dengan tim kesehatan lainnya.

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf Senin,

9 April 2018 07.30

07.35

07.40

08.00

5

5

1

5

- Membina hubungan saling percaya DS : Ibu mengatakan “biasanya saya juga dekat dengan mahasiswa perawat, mohon bantuannya ya sus untuk kesembuhan anak saya” DO : -Ibu tampak senang dengan kehadiran perawat -Anak tampak tenang -Memanggil nama anak dan melakukan sentuhan DS : Ibu mengatakan “anak saya sudah bisa merespon jika dipanggil namanya” DO : -Anak tampak merespon dengan menoleh -Memonitor tanda-tanda vital DS : Ibu mengatakan “anak saya sudah tidak demam” DO : Nadi : 124 x/menit, suhu : 36,8oC, RR : 32 x/menit - Mengkaji tingkat kecemasan pada anak DS : Ibu mengatakan “anak saya rewel kalau masuk ke ruang tindakan sus, jika dikamar anak saya tenang” DO : - Anak tampak tenang saat di dalam kamar

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

54

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

08.05

08.10

08.20

08.25

08.35

08.45

3

1

3

2

2 1

-Mengkaji daerah bokong DS : Ibu mengatakan “daerah anus bersih, tapi tampak kemerahan” DO : -Area perineal tampak bersih -Tampak kemerahan disekitar anus -Mengkaji status hidrasi (turgor kulit, kelopak mata, mukosa bibir, cubitan perut) DS : - DO : -Turgor kulit elastis Kelopak mata tidak cekung Mukosa bibir lembab Cubitan perut kembali <2detik -Mengkaji kerusakan kulit atau iritasi DS : Ibu mengatakan “mulai kemerahan hari ini sus” DO : -Daerah sekitar bokong tampak kemerahan -Menimbang berat badan anak DS : Ibu mengatakan “alhamdulilah beratnya bertambah” DO : -BB anak 9kg -Mengkaji status nutrisi DS : - DO : -BB : 9kg -BBI : 11kg (11kg-9kg) / 11kg x 100% = 18 % (penurunan dari BB normal) -Mencatat intake dan output cairan (urine, feses, dan emesis) DS : Ibu mengatakan “minum 2 botol susu 120ml, saat sarapan minum sedikit hanya beberapa tegukan aja, diare sudah 3x, buang air kecil 3x satu popok penuh”

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

55

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

08.55

10.00

10.10

11.15

12.00

12.15

2 1 1 5

1 2

DO : Intake : Infuse : sisa 250cc Minum : 250cc Output : BAB : 3x100cc BAK : 3x100cc -Memonitor intake nutrisi DS : Ibu mengatakan “sarapan ini hanya habis ¾ porsi” DO : -Tampak sisa makanan 4 sendok -Memberikan terapi oral pamol drop 0,8ml DS : Ibu mengatakan “minum obatnya harus didorong air sus” DO : -Anak tampak meminum obat -Menganjurkan pada orang tua untuk memberi minum anak DS : Ibu mengatakan “oh iya sus, tadi sudah minum 2 botol susu” DO : -Ibu tampak telah melakukan anjuran yang diberikan perawat -Menganjurkan pada orang tua untuk mendampingi anak selama prosedur tindakan DS : Ibu mengatakan “iya sus, akan selalu saya dampingi, tidak akan saya tinggal” DO : -Ibu tampak paham dengan anjuran dari perawat -Memberikan terapi injeksi ceftizoxim 250mg DS : - DO : -Injeksi ceftizoxim yang telah diencerkan 10cc telah dimasukan -Mengobservasi dan mencatat respon

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

56

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

12.55

13.55

14.00

14.40

14.45

5

1 1

2

1

terhadap pemberian makanan DS : Ibu mengatakan “kalau makan harus sambil jalan-jalan sus, tidak ada alergi ataupun muntah ketika makan” DO : -Anak tampak memakan makanan yang disuapi dengan tambahan air -Melakukan kontak singkat tapi sering DS : Ibu mengatakan “saya senang kalau suster sering datang” DO : -Ibu tampak menerima kehadiran perawat -Anak tampak tenang -Memantau kelancaran terapi cairan infuse DS : Ibu mengatakan “habis ya sus infusnya, alhamdulillah infusnya lancar dari pagi” DO : -Cairan KaEn 3B sudah terpasang kembali 17tpm/10 jam mulai pukul 14.00-24.00 WIB -Tidak ada udara atau sumbatan darah dalam selang infuse -Memberikan terapi oral pamol drop 0,8ml DS : Ibu mengatakan “hari ini sudah tidak demam” DO : -Anak tampak meminum obat tanpa menolak -Memonitor intake nutrisi/shift DS : Ibu mengatakan “alhamdulillah siang ini makannya habis sus” DO : -Makanan tampak habis 1 porsi -Memonitor tanda-tanda vital/shift DS : Ibu mengatakan “alhamdulillah normal semua ya sus”

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

57

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

17.45

18.00

19.30

21.00

22.00

24.00

2 1 1

1

1 1

DO : Nadi : 110x/menit, suhu : 36,2oC, RR : 24x/menit -Memonitor intake nutrisi/shift DS : Ibu mengatakan “baru selesai makan sus” DO : -Makan tampak tidak ada sisa -Memberikan terapi pamol drop DS : Ibu mengatakan “alhamdulillah minum obatnya teratur, jadi sudah tidak demam” DO : -Obat masuk via oral sesuai dosis 0,8ml -Mencatat intake dan output cairan (urine, feses, dan emesis) DS : Ibu mengatakan “dari siang sampai sekarang minum susu 2 botol kecil, minum air putih kira-kira ½ gelas kecil, diarenya sore 1x, buang air kecil 4x” DO : Intake : Minum 240+50= 290cc Infuse : sisa 150cc Output : BAB : 1x100cc BAK : 4x100cc -Memonitor tanda-tanda vital/shift DS : - DO : Nadi : 100 x/menit, suhu : 37,2oC, RR : 25 x/menit -Memberikan terapi oral pamol drop 0,8ml DS : - DO : -Obat telah diminum anak sesuai dengan dosis yang diberikan -Memberikan terapi injeksi ceftizoxim

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

58

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

24.05

24.10

1

1

250mg DS : - DO : -Injeksi ceftizoxim 250mg=10cc telah diberikan -Anak tampak tenang -Memberikan terapi oral pamol drop DS : - DO : -Obat telah diminum -Anak tampak tertidur kembali -Memantau kelancaran pemberian terapi cairan infuse DS : - DO : -Cairan infuse KaEn 3B telah diganti, 17tpm/10 jam mulai pukul 24.00-10.00 WIB -Daerah pemasangan infuse tampak bersih, tidak ada flebitis, tidak ada udara dalam selang infuse

TIM

TIM

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

Selasa, 10April2018

06.00 06.05 06.30

1 1

1

-Memberikan terapi oral pamol drop 0,8ml DS : - DO : -Anak tampak meminum obat sesuai dengan dosis yang diberikan -Memberikan terapi oral daryazinc 2ml DS : Ibu mengatakan “alhamdulillah setelah minum obat ini diarenya mulai berkurang” DO : -Obat telah masuk via oral sesuai dosis yang dianjurkan -Mencatat intake dan output cairan DS : Ibu mengatakan “dari semalam sampai sekarang hanya minum susu 1 botol kecil, anak belum BAB, BAK 1x” DO : Intake : Minum : 120cc Infuse : sisa 200cc Output :

TIM

TIM

TIM

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

59

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

07.15 07.20 07.30 07.35 08.05

5 1

3

1

4

BAB :- BAK :1x100cc -Memanggil nama anak dan melakukan sentuhan DS : Ibu mengatakan “anak saya selalu menoleh kalau dipanggil namanya” DO : -Anak tampak menoleh dan melanjutkan bermain kembali dengan kakaknya -Menganjurkan pada orang tua untuk memberi minum DS : Ibu mengatakan “iya sus pagi ini belum dibuatkan susu, hanya minum ASI saja, setelah ini akan saya buatkan” DO : -Ibu tampak melaksanakan anjuran perawat dengan membuatkan susu -Mengkaji daerah bokong DS : Ibu mengatakan “masih kemerahan sus, padahal sudah dioleskan baby oil setiap setelah mandi” DO : -Daerah sekitar anus masih tampak Kemerahan -Memonitor tanda-tanda vital DS : Ibu mengatakan “sudah membaik ya sus kondisi anak saya, demam sudah tidak ada” DO : Nadi : 120 x/menit, suhu : 36,4oC, RR : 28 x/menit -Membantu keluarga dalam memberikan rasa aman dan nyaman kepada anak DS : Ibu mengatakan “terima kasih sus selalu menemani anak saya, saat saya ke kamar mandi”

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

60

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

08.10 08.30 08.40 08.45 08.50

5

5

3

3

3

DO : -Ibu tampak senang dengan bantuan perawat -Menganjurkan pada orang tua untuk mendampingi anak selama prosedur tindakan DS : Ibu mengatakan “saya selalu dampingi anak saya, supaya tidak menangis” DO : -Ibu tampak paham dan melakukan anjuran dari perawat -Memberikan terapi bermain sesuai dengan tingkat usia dan kondisi anak DS : Ibu mengatakan “anak saya sudah kuat menggenggam, jika dikasih mainan akan digenggam erat dan dipukul-pukul ke kasur” DO : -Anak tampak memukul kasur dengan pulpen yang diberikan perawat -Menganjurkan ibu untuk menghindari dari pakaian dan pengalas tempat tidur yang lembab DS : Ibu mengatakan “kalau baju yang lembab saya akan langsung ganti, tetapi jika seprei setiap hari diganti oleh suster” DO : -Ibu tampak paham dan mengikuti anjuran perawat -Menganjurkan ibu untuk mengganti popok/kain DS : Ibu mengatakan “baik sus, saya selalu ganti popok ketika basah dan kotor, terkadang setiap 3 jam ganti” DO : -Ibu tampak paham dan mengikuti anjuran perawat -Tampak sediaan popok banyak -Mengajarkan orang tua cara perawatan perineal hygiene pada anak dengan

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

61

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

09.10 09.15 09.45 09.55 10.00 10.30

3

2 1

1

1 1

benar DS : Ibu mengatakan “dari atas ya cara membersihkannya, biasanya saya langsung bawahnya saja, dan harus dikeringkan ya sus” DO : -Ibu tampak paham dengan yang diajarkan perawat -Ibu dapat mengulangi yang telah diajarkan perawat -Menganjurkan untuk menjaga daerah anus tetap bersih dan kering DS : Ibu mengatakan “iya sus, jika ganti popok akan saya bersihkan lalu dikeringkan dulu” DO : -Ibu tampak telah mengikuti anjuran perawat -Memonitor intake nutrisi DS : Ibu mengatakan “makan pagi ini habis sus alhamdulillah, tapi lama makannya” DO : -Makan tidak ada sisa -Memantau kelancaran pemberian terapi cairan infuse DS : Ibu mengatakan “sus ini bengkak lagi tangannya, dilepas ya sus seperti kemarin dan dipasang ulang” DO : -Tampak bengkak pada area pemasangan infuse -Melepas infuse pada anak DS : Ibu mengatakan “kapan dipasang lagi sus” DO : -Infuse telah dilepas -Memberikan terapi oral pamol drop DS : Ibu mengatakan “anak saya sudah tidak demam ya sus”

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

62

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

11.00 12.00 12.05 13.00 13.10

2

1

2 1

1

DO : -Anak mulai terbiasa dengan obat -Melakukan pemsangan infuse pada anak DS : Ibu mengatakan “semoga setelah ini tidak bengkak lagi ya sus” DO : -Anak tampak menangis dan gelisah ketika penyuntikan aboket infuse dalam ruang tindakan -Infuse telah terpasang -Memantau hasil laboratorium hematologi DS :- DO : -Hasil lab hematologi : haemoglobin 10.5 mg/dL (10.5-13.5) leukosit 9.2 10^3/ul (6.0-15.0) hematokrit (L) 31% (36-44) trombosit 321 10^3/ul(200-475) -Memberikan terapi injeksi ceftizoxim 250mg DS : - DO : -Obat telah masuk via IV dengan dosis sesuai -Anak tampak tertidur saat pemberian terapi injeksi -Memotivasi orang tua untuk dampingi anak saat makan DS : Ibu mengatakan “iya sus, saya suapin setiap makan, anak saya belum bisa makan sendiri” DO : -Ibu tampak paham dan telah mengikuti anjuran perawat -Mengkaji status hidrasi DS :- DO : -Turgor kulit elastis -Kelopak mata tidak cekung -Mukosa bibir lembab -Cubitan perut kembali <2detik

dan TIM

TIM

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

63

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

13.20 13.25 14.00 15.00 18.00

2

2

1

1

1

-Mencatat intake dan output cairan DS : Ibu mengatakan “minum susu jam 10 1 botol, air putih ½ gelas saat makan siang, alhamdulillah diare baru sekali, BAK 4kali” DO : Intake : Minum : 120+50cc Infuse : sisa 350cc Output : BAB : 1x100cc BAK : 4x100cc -Memonitor intake nutrisi/shift DS : Ibu mengatakan “makan siang habis 1 porsi sus” DO : -Makan tampak tidak ada sisa -Memberikan diet sesuai dengan kebutuhan anak DS : Ibu mengatakan “terima kasih sus, sudah mau menyuapi anak saya” DO : -Anak tampak makan disuapi oleh perawat -Tidak tampak alergi ataupun tersedak pada anak -Memberikan terapi oral pamol drop 0,8ml DS :- DO : -Obat telah diminum sesuai dengan dosis tanpa penolakan dari anak -Memonitor tanda-tanda vital DS : Ibu mengatakan “kondisi anak saya sudah baik kan sus?” DO : Nadi : 112 x/menit, suhu : 37,0oC, RR : 25 x/menit -Memberikan terapi oral pamol DS : Ibu mengatakan “tadi sore diukur

Robiah

Robiah

Robiah

TIM

TIM

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

64

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

18.30 18.35 20.00 21.00 24.00

2

1

1

1

1

suhunya normal sus, sudah tidak demam” DO : -Obat telah diberikan via oral dengan dosis 0,8ml -Memonitor intake nutrisi/shift DS : Ibu mengatakan “tadi sore makan tidak habis” DO : - Tampak sisa makanan 2 sendok -Makan habis ¾ porsi -Mencatat intake dan output cairan DS : Ibu mengatakan “sore ini minum susu 1 botol, air putih setengah gelas, diare 1 kali, BAK 3kali” DO : Intake : Minum : 120cc+50cc Infuse : sisa 250cc Output : BAB : 1x100cc BAK : 3x100cc -Memantau kelancaran pemberian terapi cairan infuse DS : Ibu mengatakan “saya lupa sus tidak lihat kalau infusnya habis, botolnya sudah kosong” DO : -Terdapat banyak udara dalam selang infuse -Infuse set diganti dengan instoper sesuai anjuran dokter -Memonitor tanda-tanda vital DS :- DO : Nadi : 110 x/menit, suhu : 36,2oC, RR : 22 x/menit -Memberikan terapi injeksi ceftizoxim 250mg DS :- DO : -Terapi injeksi telah diberikan via IV sesuai dosis

TIM

TIM

TIM

TIM

TIM

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

65

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf Rabu,

11April2018 06.05 06.30 07.00 07.05 07.30

1

1

1

5

5

-Memberikan terapi oral daryazinc DS : Ibu mengatakan “anak saya sudah membaik, pamolnya sudah tidak diminum ya sus” DO : -Obat daryazinc telah diberikan via oral 2ml -Mencatat intake dan output cairan DS : Ibu mengatakan “malam ini belum BAB, BAK sudah 2kali, minum susu 1botol dan air putih 1 botol 120ml” DO : Intake : Minum : 2x120cc Infuse :- Output : BAB :- BAK : 2x100 -Menganjurkan pada orang tua untuk memberi minum DS : Ibu mengatakan “pagi ini belum saya buatkan susu, setelah ini akan langsung saya buatkan” DO : -Ibu tampak paham dan langsung melakukan anjuran perawat -Mengkaji tingkat kecemasan pada anak DS : Ibu mengatakan “sekarang anak saya sudah lupa tentang tindakan pemasangan infus, sudah mulai mengenal dan senang dengan perawat” DO : -Anak tampak senang dan menggenggam tangan perawat -Memanggil nama anak dan melakukan kontak singkat tapi sering DS : Ibu mengatakan “anak saya sudah mengenal suara perawatnya” DO : -Anak tampak menoleh ketika

TIM

TIM

Robiah

Robiah

Robiah

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

66

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

07.35 08.00 08.10 09.00 09.15 09.25

3

1

2 4

4

4

dipanggil namanya -Menganjurkan ibu untuk mengganti popok/kain

DS : Ibu mengatakan “iya sus ini baru akan diganti” DO : -Ibu tampak paham dengan anjuran perawat dan segera mengganti popok -Memonitor tanda-tanda vital DS : Ibu mengatakan “alhamdulillah suhunya sudah bagus ya sus” DO : Nadi : 118 x/menit, suhu : 36,7oC, RR : 32 x/menit -Memonitor intake nutrisi DS : Ibu mengatakan “buburnya belum habis sus, nanti disuapin lagi, karena baru minum susu masih kenyang“ DO : -Makanan tampak masih utuh -Memberikan informasi kepada keluarga tentang penyakit anak dan tindakan terapeutik DS : Ibu mengatakan “saya kira anak saya diare karena ganti susu, soalnya mulai diare setelah ganti susu” DO : -Ibu tampak mengerti dan paham mengenai penjelasan yang diberikan -Menginstruksikan kepada keluarga mengenai pencegahan penyebaran infeksi DS : Ibu mengatakan “iya sus, saya juga takut jika kakaknya ketularan DO : -Ibu tampak antusias mengikuti anjuran perawat -Mengajarkan orang tua cara membuat, menyimpan, dan

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

67

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

09.35 10.05 10.15 10.20 12.00

4

1

3 3

1

memberikan makanan formula dengan tepat DS : Ibu mengatakan “saya hanya tahu membuat susu seperti biasa, ternyata dari penyajian susu yang salah bisa diare juga ya sus” DO : -Ibu tampak kooperatif dengan mengulang penjelasan dari perawat -Mengajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan untuk menghindari kontaminasi, menjaga kebersihan mainan dan tempat bermain DS : Ibu mengatakan “cuci tangannya 6 gerakan ya, saya biasanya asal yang penting bersih tangannya, setelah ini akan saya praktekan” DO : -Ibu dapat mendemonstrasikan ulang cuci tangan 6 langkah -Mengkaji status hidrasi anak DS : Ibu mengatakan “anak saya tidak pucat kan ya sus” DO : -Turgor kulit elastis -Kelopak mata tidak cekung -Mukosa bibir lembab -Cubitan perut kembali <2detik -Mengkaji daerah bokong DS : Ibu mengatakan “kemerahannya sudah mulai berkurang ya sus” DO : -kemerahan disekitar anus tampak berkurang -Mengkaji kerusakan kulit atau iritasi DS :- DO : -Tidak tampak iritasi atau kerusakan kulit pada perineal -Tampak kemerahan pada area perineal

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

68

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

12.15 12.25 12.30 12.40 15.00

2 2 1

2

1

-Memberikan terapi injeksi ceftizoxim 250mg DS :- DO : -Obat injeksi ceftizoxim telah diberikan via IV sesuai dosis -Menimbang berat badan anak DS : Ibu mengatakan “alhamdulillah masih sama ya sus” DO : -BB : 9kg -Mengkaji status nutrisi DS : DO : -konjungtiva ananemis, turgor kulit elastis -BB : 9kg -BBI : 11kg (11kg-9kg) / 11kg x 100% = 18 % (tidak ada penurunan atau kenaikan BB) -Mencatat intake dan output cairan (urine, feses, dan emesis)/shift DS : Ibu mengatakan “minum susu 1kali, air putih 1 botol suli yang kecil itu, BABnya 1 kali tapi udah mulai kentel gitu, engga encer seperti kemarin, pipisnya sudah 4 kali” DO : Intake : Minum :120+330cc Infuse :- Output : BAB : 1x50cc BAK : 4x100cc -Memonitor intake nutrisi DS : Ibu mengatakan “baru selesai makan sus, habis ya makannya” DO : -Makan sisa 1 sendok -Memonitor tanda-tanda vital DS :- DO :

Robiah

Robiah

Robiah

Robiah

TIM

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

69

Hari/Tanggal Jam No.Dx Tindakan Keperawatan dan Respon Paraf

19.00 19.30 21.00 24.00

2

1

1 1

Nadi : 100 x/menit, suhu : 36,9oC, RR : 28 x/menit -Memonitor intake nutrisi/shift DS : Ibu mengatakan “makannya engga habis sus, soalnya tadi minum susu dulu sebelum makan” DO : -Makan habis ¾ porsi -Mencatat intake dan output cairan (urine dan feses) DS : Ibu mengatakan “minum susu sore 1 botol, siang juga 1 botol, air putih 1 gelas kecil saat makan, BAB belum, BAK kurang lebih 3kali” DO : Intake : Minum : (2x120) +150cc Infuse :- Output : BAB:- BAK : 3x100cc -Memantau tanda-tanda vital DS :- DO : Nadi : 112 x/menit, suhu : 36,2oC, RR : 24 x/menit -Memberikan terapi injeksi ceftizoxim 250mg DS :- DO : -Terapi injeksi telah diberikan dengan pengencer 1 : 4

TIM

TIM

TIM

TIM

10. Evaluasi Keperawatan

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

1

Senin 9 April 2018

14.00

S : Ibu mengatakan “anak saya dari kemarin siang sampai sekarang kira-kira sudah 4kali BAB, BABnya cair berampas, BAK sudah 8 kali kurang lebih, minum

Robiah

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

70

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

2

14.05

susu 5 botol” O : -Turgor kulit elastis Kelopak mata tidak cekung Mukosa bibir lembab Cubitan perut kembali <2detik -Nadi : 110x/menit, suhu : 36,2oC, RR : 24x/menit -Intake-output : Minum 250+290+120= 660cc Infuse 250+350+300= 900cc AM 10,5x8ml= 84cc Total intake : 1644cc BAB : 300+100= 400cc BAK : 300+400+100= 800cc IWL : (30-1,5)x 10,5 = 299,25 cc Total output : 1499,25cc -Balance cairan : 144,75 A : Masalah tidak terjadi P : Lanjutkan intervensi

1. Pantau kembali tanda-tanda vital/shift

2. Kaji ulang status hidrasi 3. Catat intake dan output

cairan/shift 4. Pantau kelancaran terapi cairan

infuse 5. Berikan terapi oral :

- Pamol drop 6x0,8ml

jam (06,10,14,18,22,24) - Daryazinc 1x2ml jam (06) Terapi injeksi : - Ceftizoxim2x250mg jam

(12,24) S : Ibu mengatakan “nafsu makan anak saya baik,makan habis, tidak ada mual atau muntah, BB saat ini 9kg, BB sebelum sakit 9,5kg” O :

- A : BB saat ini : 9kg, TB : 64cm, LILA : 15cm, BBI : 11kg Status nutrisi : penurunan dari BB Normal 18%

- B : Hemoglobin 11,6 mg/dL - C : Konjungtiva ananemis,

kesadaran komposmentis, keadaan umu sakit sedang

- D : Makan 3x sehari habis ¾ porsi, jenis bubur tim, komposisi : karbohidrat, protein, mineral dan

Robiah

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

71

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

3

4

14.10 14.15

vitamin.. A : Masalah tidak terjadi P : Lanjutkan intervensi

1. Pantau intake nutrisi/shift 2. Observasi kembali respon

terhadap pemberian makanan 3. Pantau hasil laboratorium

hematologi 4. Motivasi kembali orang tua untuk

dampingi anak saat makan 5. Berikan diet sesuai kebutuhan

anak

S : Ibu mengatakan “disekitar anus kemerahan, BABnya sudah 4kali dari kemarin” O : -Terdapat kemerahan pada daerah bokong A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi

1. Pantau kembali daerah bokong 2. Ingatkan ibu untuk menghindari

dari pakaian yang lembab 3. Ingatkan kembali ibu untuk

mengganti popok apabila kotor atau basah

4. Ajarkan orang tua cara perawatan perineal hygiene

5. Anjurkan untuk menjaga daerah anus tetap bersih dan kering

S : Ibu mengatakan “anak saya tidak takut sama suster, tidak rewel atau menangis saat ada perawat” O : -Anak tampak tenang dengan kehadiran perawat -Tidak tampak rasa takut pada anak A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi

1. Kaji ulang tingkat kecemasan pada anak

2. Panggil nama anak dan lakukan sentuhan

3. Ingatkan kembali pada orang tua untuk mendampingi anak selama prosedur tindakan

4. Berikan terapi bermain sesuai dengan tingkat usia dan kondisi

anak

Robiah

Robiah

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

72

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

5

1

Selasa 10 April 2018

14.20 14.05

S : Ibu mengatakan “selama dirawat saya hanya melakukan apa yang diberikan dan dianjurkan oleh perawat” O : -Ibu tampak belum memahami penyakit anaknya -Ibu tampak merawat anaknya dengan baik A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi

1. Berikan informasi kepada

keluarga tentang penyakit anak 2. Bantu keluarga dalam

memberikan rasa nyaman dan dukungan kepada anak

3. Instruksikan kepada keluarga mengenai pencegahan penyebaran infeksi

4. Ajarkan orang tua cara membuat, menyimpan, dan memberikan makanan formula dengan tepat

5. Ajarkan pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan

S : Ibu mengatakan “alhamdulillah kemarin BAB nya sudah berkurang, hanya 2kali sehari, tapi masih cair berampas, buang air kecil kurang lebih 9kali, minum susu 4 botol, air putih 1 gelas kurang lebih” O : -Nadi : 112x/menit, suhu : 36,2oC, RR : 25x/menit - Mukosa bibir lembab Kelopak mata tidak cekung Cubitan perut kembali <2detik Turgor kulit elastis -Intake-output : Minum 170+170+240= 580cc Infuse 150+250+500= 900cc AM 10,5x8ml= 84cc Total intake : 1564cc BAB : 100+100= 200cc BAK : 400+300+200= 900cc IWL : (30-1,5)x 10,5 = 299,25 cc Total output : 1399,25cc -Balance cairan : 164,75 A : Masalah tidak terjadi P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor tanda-tanda vital /shift 2. Monitor status hidrasi 3. Catat intake dan output

Robiah

Robiah

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

73

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

2

14.10

cairan/shift 4. Ingatkan kembali pada orang tua

untuk memberi minum pada anak karena pemberian cairan parenteral telah dihentikan

5. Berikan terapi oral : - Pamol drop 6x0,8ml

Dihentikan pemberiannya

sesuai konsultasi dengan

dokter - Daryazinc 1x2ml jam (06) Terapi injeksi : - Ceftizoxim2x250mg jam

(12,24)

S : Ibu mengatakan “anak saya tidak mual atau muntah, nafsu makannya baik, makan habis 1porsi” O :

- A : BB saat ini : 9kg, TB : 64cm, LILA : 15cm, BBI : 11kg Status nutrisi : penurunan dari BB Normal 18 %

- B : Hemoglobin 10,5 mg/dL - C : Konjungtiva ananemis, rambut

tampak lebat - D : Makan 3x sehari, jenis

bubur tim, komposisi : karbohidrat, protein, mineral dan vitamin..

- Hasil lab hematologi tanggal 10 April 2018 : haemoglobin 10.5 mg/dL (10.5-13.5), leukosit 9.2 10^3/ul (6.0-15.0), hematokrit (L) 31% (36-44), trombosit 321 10^3/ul(200-475)

A : Masalah tidak terjadi P : Lanjutkan intervensi

1. Timbang kembali berat badan anak

2. Kaji ulang status nutrisi 3. Pantau intake nutrisi/shift 4. Catat kembali respon terhadap

pemberian makanan 5. Ingatkan orang tua untuk

dampingi anak saat makan

6. Berikan diet yang telah ditentukan untuk anak

Robiah

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

74

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

3

4

14.15 14.20

S : Ibu mengatakan “sudah dioles baby oil tapi masih kemerahan ya sus, padahal BABnya sudah berkurang jadi 2 kali sehari” O : -Masih terdapat kemerahan disekitar anus A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi

1. Pantau kembali daerah bokong 2. Ingatkan ibu untuk menghindari

pakaian yang lembab 3. Anjurkan kembali ibu untuk

mengganti popok apabila kotor atau basah

4. Ajarkan kembali pada orang tua cara perawatan perineal hygiene

5. Anjurkan untuk menjaga daerah anus tetap bersih dan kering

6. Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian salep zink

oksida untuk melindungi kulit dari

iritasi

S : Ibu mengatakan “anak saya sudah mulai mengoceh kalau ada perawat, biasanya ia mengoceh saat tidak ada suster” O : -Anak tampak mengoceh “awawa” dengan kakaknya saat perawat menghampiri -Tidak tampak rasa takut pada anak A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi

1. Pantau kembali tingkat kecemasan pada anak

2. Panggil nama anak dan lakukan sentuhan

3. Lakukan kontak singkat tapi sering

4. Ingatkan pada orang tua untuk mendampingi anak selama prosedur tindakan

S : Ibu mengatakan “saya hanya tahu penyebab diare pada anak saya karena susu, cara saya mengolah makanan dan membuat susu seperti biasa, tapi baru diare setelah ganti susu” O : -Ibu tampak belum memahami penyebab diare pada anaknya

Robiah

Robiah

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

75

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

5

1

Rabu 11 April 2018

14.25 14.00

A : Masalah belum teratasi P : Lanjutkan intervensi

1. Berikan informasi kembali kepada keluarga tentang penyakit anak

2. Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan kepada anak

3. Instruksikan ulang kepada

keluarga mengenai pencegahan

penyebaran infeksi 4. Evaluasi cara orang tua membuat,

menyimpan, dan memberikan makanan formula dengan tepat

5. Ingatkan kembali pada orang tua tentang pentingnya cuci tangan dan menjaga kebersihan mainan

S : Ibu mengatakan “sekarang anak saya minumnya lebih banyak, karena infusnya sudah dilepas sus, minum susu 6 kali, air putih 1 gelas, BAB alhamdulillah hanya 1 kali, sudah mau sembuh ya sus, BAK seperti biasa, kurang lebih 9kali” O : - Cubitan perut kembali <2detik Kelopak mata tidak cekung Mukosa bibir lembab Turgor kulit elastis - Nadi : 100 x/menit, suhu : 36,6oC, RR : 28 x/menit -Intake-output : Minum 240+470+390= 1100cc Infuse - AM 11x8ml= 88cc Total intake : 1188cc BAB : 100cc BAK : 200+400+200= 800cc IWL : (30-1,5)x 11 = 313,5 cc Total output : 1213,5cc -Balance cairan : -25,5 A : Masalah tidak terjadi P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor kembali tanda-tanda vital/shift

2. Kaji ulang status hidrasi 3. Pantau intake dan output

cairan/shift 4. Anjurkan kembali pada orang tua

untuk memberi minum anak 5. Berikan terapi oral :

- Daryazinc 1x2ml jam (06)

Robiah

Robiah

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

76

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

2

14.10

Terapi injeksi : - Ceftizoxim2x250mg - jam (12,24)

S : Ibu mengatakan “tadi ditimbang beratnya masih tetap 9kg ya sus, alhamdulillah tidak turun, nafsu makannya baik, makan selalu habis” O :

- A : BB saat ini : 9kg, TB : 64cm, LILA : 15cm, BBI : 11kg Status nutrisi : penurunan dari BB normal 18 %

- B : Hemoglobin 10,5 mg/dL - C : Turgor kulit

elastis,konjungtiva ananemis - D : Makan 3x sehari habis 1

porsi, jenis bubur tim, komposisi : karbohidrat, protein, mineral dan vitamin.

A : Masalah tidak terjadi P : Lanjutkan intervensi

1. Pantau status nutrisi 2. Kaji ulang intake nutrisi/shift 3. Observasi kembali respon

terhadap pemberian makanan 4. Motivasi dan ingatkan

orang tua untuk

dampingi anak saat makan 5. Berikan diet sesuai program

S : Ibu mengatakan “BABnya sudah berkurang baru1kali dari kemarin, kemerahan didaerah anus berkurang ya sus” O : -Kemerahan disekiar anus tampak memudar - Tidak tampak iritasi atau kerusakan kulit pada perineal A : Masalah teratasi sebagian P : Lanjutkan intervensi

1. Observasi daerah bokong 2. Pantau adanya kerusakan kulit

atau iritasi 3. Anjurkan kembali ibu untuk

menghindari dari pakaian yang

lembab 4. Ingatkan ibu untuk mengganti

popok apabila kotor atau basah 5. Ingatkan kembali pada orang tua

Robiah

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

77

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

3

4

5

14.15 14.20 14.25

cara perawatan perineal hygiene 6. Ingatkan untuk menjaga daerah

anus tetap bersih dan kering

S : Ibu mengatakan “anak saya senang saat diajak bercanda suster, kalau libur main ya sus” O : -Anak tampak terbiasa dengan perawat -Tidak tampak rasa takut pada anak A : Masalah teratasi P : Lanjutkan intervensi

1. Monitor kembali tingkat kecemasan pada anak

2. Panggil nama anak dan lakukan sentuhan

3. Ingatkan pada orang tua untuk mendampingi anak selama prosedur tindakan

4. Berikan terapi bermain sesuai dengan tingkat usia dan kondisi anak

S : Ibu mengatakan “iya sus setelah ini saya akan jaga kebersihan, botol susu saya jaga agar steril, tempat penyimpanan susu juga harus bersih dan jauh dari bumbu dapur, sekarang saya tahu cara membuat oralit dirumah” O : -Ibu dapat menyebutkan kembali pengertian penyebab dan tanda gejala diare -Ibu dapat menyebutkan kembali pencegahan dan penanganan anak diare -Ibu dapat mendemonstrrassikan ulang cuci tangan 6 langkah A : Masalah teratasi P : Lanjutkan intervensi

1. Evaluasi kembali kepada keluarga tentang penyakit anak

2. Bantu keluarga dalam memberikan rasa nyaman dan dukungan kepada anak

3. Ingatkan kembali kepada keluarga mengenai pencegahan penyebaran infeksi

4. Ingatkan pada orang tua untuk menerapkan apa yang telah dijelaskan perawat

5. Ingatkan kembali pada

Robiah Robiah

Robiah

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

78

No.Dx Hari/Tanggal Jam Perkembangan Paraf

orang tua untuk selalu menjaga

kebersihan tangan, mainan dan tempat bermain anak

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada BAB ini, penulis akan membahas berbagai kesenjangan yang terjadi antara

tinjauan teoritis pada BAB II dengan tinjauan kasus pada BAB III Asuhan

Keperawatan dalam Pemenuhan Kebutuhan Dasar pada An.IA dengan Gangguan

Sistem Pencernaan : Gastroenteritis yang dirawat di Ruang An-Nisa 2 Rumah

Sakit Islam Pondok Kopi. Penulis akan membahas secara menyeluruh mengenai

masalah-masalah yang ada hubungannya dengan perawatan anak dengan

gangguan sistem pencernaan : diare yang meliputi, pengkajian, diagnosa,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

A. Pengkajian

Pada tahap pengkajian penulis mengacu pada pengkajian yang menjadi

sumber penulis yaitu BAB II, dalam melakukan pengkajian, penulis tidak

mendapatkan kesulitan karena tersedianya format pengkajian, status klien,

catatan keperawatan dan catatan medis, serta keluarga klien yang terbuka dan

kooperatif terhadap perawat, senantiasa perawat ruangan membantu dalam

pengkajian dan tindakan keperawatan yang dilakukan oleh penulis.

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

79

Pada saat pengkajian, penulis melakukan pengkajian secara komprehensif

yang meliputi bio, psiko, sosial, kultural dan spiritual sebagai dasar dalam

merumuskan diagnosa keperawatan pada An.IA. Pada tahap pengkajian ini,

penulis menemukan beberapa kesenjangan atau ketidaksesuaian antara teori

dengan kasus. Perbedaan yang didapatkan yakni : pada landasan teori

didapatkan manifestasi klinik berupa turgor kulit jelek (elastisitas kulit

menurun), ubun-ubun cekung, dan kelopak mata cekung, pucat, tidak ada atau

penurunan pengeluaran urine, dan perubahan tanda-tanda vital : nadi dan

pernapasan cepat. Sedangkan pada kasus tidak didapatkan manifestasi klinis

tersebut. Ubun-ubun sudah menutup pada usia 9-18 bulan sehingga pada

kasus An.IA tidak terdapat manifestasi tersebut. Nadi dan pernapasan cepat,

pucat, tidak ada atau penurunan pengeluaran urine merupakan tanda-tanda

syok yang biasanya terjadi pada anak gastroenteritis dengan dehidrasi berat.

Pada kasus AnIA didapatkan turgor kulit elastis, kelopak mata tidak cekung,

anak tidak pucat, terdapat pengeluaran urine, nadi dan pernapasan dalam

batas normal. Hal ini dikarenakan pada An.IA masih dalam status

gastroenteritis dengan dehidrasi ringan.

Manifestasi klinis yang terjadi pada An.IA ialah turgor kulit elastis, mukosa

bibir dan mulut lembab, konjungtiva ananemis, tinja cair berampas, berwarna

kuning, tidak ada darah atau lendir, turgor kulit <2 detik, kelopak mata tidak

cekung, cubitan dinding perut kembali <2 detik, bising usus 36x/menit,

capillary refill <2detik, rambut tampak lebat dan tidak rontok, suhu 36,2oC,

nadi 116x/menit, RR 34x/menit, makan habis ¾ porsi, dan anus tampak

kemerahan. Hasil lab pemeriksaan feses pada tanggal 8 April 2018 bacteria :

positive, fiber (serat) : positive, hasil lab hematologi pada tanggal 6 April

2018 hemoglobin 11,6 mg/dL, hematokrit 33%, dan terjadinya penurunan BB

sekitar 18 %.

Pada etiologi yang terdapat di tinjauan teoritis sesuai dengan kasus yang ada.

Penyebab gastroenteritis pada An.IA adalah faktor infeksi oleh bakteri. Hal

ini didapatkan dari hasil pemeriksaan penunjang dan pengkajian bahwa

78

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

80

terdapat bakteri pada feses anak. Menurut penulis, ibu kurang memperhatikan

kebersihan makanan dan minuman pada An.IA, sehingga perilaku hidup

bersih dan sehat tidak dipertahankan dalam keluarga An.IA. Pada masa

perkembangan sensorik, todler menggunakan semua indranya untuk

mengeksplorasi dunia di sekitar mereka. Todler mengkaji benda-benda baru

dengan merasakan benda-benda tersebut, melihatnya, mengocoknya untuk

mendengar bunyi apa yang dapat dihasilkannya, menciumnya, dan

menempatkan benda tersebut kedalam mulutnya. Sehingga pengawasan orang

tua sangat dibutuhkan dalam hal tersebut. Kurangnya menjaga kebersihan

mainan dan tempat bermain dapat menjadi pintu masuknya kuman kedalam

tubuh.

Pemeriksaan penunjang pada kasus ini sudah sesuai dengan tinjauan teoritis

yakni pemeriksaan feses, tetapi ada yang belum sesuai yaitu tidak

dilakukannya pemeriksaan elektrolit. Pemeriksaan ini tidak dilakukan karena

pada anak dengan gastroenteritis terjadi pergeseran cairan dan elektrolit dari

dalam sel ke rongga usus dan keluar melalui feses, sehingga terjadi

kehilangan cairan dan elektrolit yang ditandai dengan distensi abdomen

(kekurangan kalium dalam darah) dengan manifestasi klinis yakni adanya

mual dan muntah, hal ini biasanya terjadi pada kondisi dehidrasi berat.

Sedangkan pada kasus An.IA tidak terdapat adanya mual dan muntah karena

An.IA dalam kondisi dehidrasi ringan. Pemeriksaan tersebut tidak perlu

dilakukan karena sudah cukup dengan manifestasi klinis untuk menentukan

anak tidak mengalami gangguan keseimbangan elektrolit.

Pemeriksaaan urinalisis, pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin juga tidak

dilakukan pada klien, tujuan pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin ialah

untuk mengetahui gambaran drerajat dehidrasi dan gangguan fungsi ginjal

pada diare akut. Pada anak dengan gastroenteritis terjadi pergeseran cairan

dan elektrolit dari dalam sel ke rongga usus dan keluar melalui feses sehingga

anak mengalami dehidrasi, yang menyebabkan berkurangnya perfusi jaringan

dan penurunan input ke ginjal, hal ini dapat memicu penurunan fungsi ginjal.

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

81

Akan tetapi, kejadian tersebut biasanya dialami oleh pasien dengan dehidrasi

berat. Pada An.IA tidak perlu dilakukan pemeriksaan tersebut karena cukup

dengan melihat status dehidrasi anak yakni dehidrasi ringan (kehilangan

cairan 5%) sehingga komplikasi tersebut tidak akan terjadi.

Pemeriksaan analisa gas darah merupakan penatalaksanaan untuk mengetahui

status oksigenasi dan keseimbangan asam basa. Gejala utama pada anak

dengan gastroenteritis ialah dehidrasi atau kekurangan cairan dalam tubuh

akibat terjadinya pergeseran cairan dan elektrolit dari dalam sel ke rongga

usus, menyebabkan berkurangnya perfusi jaringan yang mengakibatkan

terjadinya asidosis metabolik, sehinga terjadi ketidakseimbangan asam basa

dalam darah yang dimanifestasikan dengan adanya pernapasan kusmaul.

Selain itu dari status oksigenasi pemeriksaan hemoglobin dan saturasi

oksigen yang normal dapat menggambarkan transport ikatan oksigen dalam

darah yang normal yang dimanifestasikan dengan tidak adanya hipoksia.

Tidak terdapat manifestasi pernapasan kusmaul dan kondisi anak dengan

dehidrasi ringan, sudah cukup untuk melihat tidak adanya gangguan

keseimbangan asam basa sehingga tidak perlu dilakukan pemeriksaan analisa

gas darah.

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada An.IA hanya pemeriksaan darah

lengkap dan pemeriksaan feses, hal ini sesuai dengan tinjauan teori, karena

untuk menegakkan diagnosa gastroenteritis tidak cukup dengan mengkaji dan

menganalisis manifestasi yang timbul pada An.IA, perlu adanya data yang

menunjang manifestasi yang timbul pada An.IA dengan pemeriksaan lanjut.

Adanya pemeriksaan darah lengkap pada An.IA untuk mengetahui status

nutrisi anak yang ditunjang dengan kadar hemoglobin dalam batas normal.

Faktor pendukung dalam melakaukan pengkajian ini ialah informasi dari

orang tua dan catatan pengkajian keperawatan diruangan yang

didokumentasikan sehingga membantu penulis dalam melengkapi data-data

secara komprehensif dan lebih valid.

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

82

B. Diangnosa keperawatan

Dari 6 diagnosa keperawatan yang terdapat dalam tinjauan teoritis, 5 diagnosa

yang muncul pada tinjauan kasus yaitu : resiko defisit volume cairan

berhubungan dengan output yang berlebihan, resiko perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,

gangguan integritas kulit berhubungan dengan frekuensi BAB meningkat,

ansietas berhubungan dengan prosedur yang menimbulkan stres, dan

perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang pengetahuan. Untuk

diagnosa resiko defisit volume cairan dan resiko perubahan nutrisi kurang

dari kebutuhan tubuh sesuai dengan tinjauan teoritis. Akan tetapi 2 diagnosa

tersebut pada tinjauan teoritis sudah aktual sedangkan pada kasus masih

beresiko. Diagnosa yang ada pada tinjauan teoritis namun tidak muncul pada

kasus ialah resiko syok (hipovolemi) dikarenakan kondisi An.IA diare dengan

dehidrasi ringan dan tidak ada tanda-tanda yang mengindikasikan syok

hipovolemi. Pada An.IA tidak terdapat tanda-tanda syok hipovolemi yakni

pernapasan cepat dan dangkal, nadi cepat dengan pulsasi lemah, akral dingin,

capillary refill >2detik, pucat, tidak ada atau penurunan haluaran urine.

Pada prioritas masalah penulis mendapatkan diagnosa keperawatan yaitu

resiko defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan,

karna menurut teori maslow kebutuhan cairan dan elektrolit merupakan

kebutuhan yang harus dipenuhi setelah kebutuhan oksigen dan pertukaran

gas, jika kebutuhan cairan terganggu maka harus segera ditangani. Masalah

ini muncul karena adanya faktor infeksi oleh bakteri yang berkembang biak

dalam usus menyebabkan hipersekresi air dan elektrolit dalam rongga usus

sehingga terjadi diare pada anak. Ketika frekuensi BAB meningkat dan tidak

diimbangi dengan intake yang adekuat maka masalah defisit volume cairan

dapat terjadi. Menurut penulis tanda dan gejala yang muncul pada klien

memenuhi syarat untuk menegakan diagnosa resiko, dan dari status hidrasi

anak mendukung adanya diagnosa resiko defisit volume cairan yakni

kehilangan cairan 5% dan ditunjang dari hasi pemeriksaan lab hematokrit

33%. Kondisi tersebut ialah diare dengan dehidrasi ringan.

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

83

Sebagian besar tubuh anak terdiri dari cairan, kekurangan cairan akan

menyebabkan dehidrasi yang ditandai dengan turgor kulit buruk, membran

mukosa mulut dan bibir kering, cubitan abdomen kembali lambat >2detik,

dan mata cekung. Devisit volume cairan dan elektrolit juga dapat dipengaruhi

oleh peningkatan suhu tubuh.

Kemudian pada diagnosa kedua penulis mengangkat diagnosa resiko

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat, karena menurut teori maslow pada kebutuhan fisiologis,

kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang harus diatasi setelah kebutuhan

cairan dan elektrolit. Masalah ini muncul karena pada An.IA terdapat

penurunan nafsu makan akibat mual muntah pada awal diare. Pada An.IA

didapatkan data nafsu makan anak menurun, makan hanya habis ¾ porsi,

konjungtiva ananemis. Hasil pemeriksaan laboratorium tanggal 6 April 2018 :

hemoglobin 11,6 mg/dL. Data status nutrisi An.IA : BB saat ini : 9kg, TB :

64cm, LILA : 15cm, dan BBI : 11kg. Sehingga terjadi penurunan dari BB

normal 18 %. Dari data status nutrisi tersebut, An.IA belum mengalami

penurunan BB hingga 20% , hal ini masih dalam kategori resiko perubahan

nutrisi.

Pada diagnosa ketiga penulis menganggkat gangguan integritas kulit

berhubungan dengan seringnya buang air besar. Masalah ini muncul karena

frekuensi BAB yang sering dapat menimbulkan iritasi disekitar anus serta pH

feses yang asam dapat menyebabkan iritasi pada anus. Didapatkan data dari

kasus yaitu BAB cair kurang lebih 5x sehari berwarna kuning, tidak ada

lendir dan darah, serta terdapat kemerahan disekitar anus. Didukung oleh data

penunjang yakni pH feses 6, hal ini sesuai karena pH yang asam dapat

mengiritasi daerah sekitar perianal.

Pada diagnosa keempat, didapatkan diagnosa ansietas pada anak berhubungan

dengan prosedur tindakan. Stressor pada anak yang dirawat di rumah sakit

khususnya untuk anak todler disebabkan karena perpisahan terutama orang

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

84

yang terdekat bagi anak, selain itu lingkungan yang asing serta prosedur

tindakan yang menurut anak menyakitkan dapat mengakibatkan perasaan

takut dan cemas pada anak. Masalah ini diangkat sesuai dengan data yang

mendukung pada masalah anak yang sesuai dengan sumber penulis ditinjauan

teoritis yakni stressor anak akibat prosedur tindakan. Hal ini telah memenuhi

syarat untuk ditegakkannya diagnosa aktual, data yang didapat yaitu anak

tampak tenang ketika didekati perawat dan saat pemberian obat via IV, anak

tampak rewel dan menangis jika masuk ruang tindakan. Hal ini disebabkan

anak mengingat prosedur tindakan yang menurutnya menyakitkan yaitu

tindakan pemasangan infus yang dilakukan di ruang tindakan, akan tetapi

anak tampak tenang bersama perawat. Sehingga penulis mengangkat diagnosa

untuk dampak hospitalisasi yang dialami anak.

Pada diagnosa kelima, penulis mengangkat perubahan proses keluarga

berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan anak

dengan diare. Masalah ini diangkat sesuai dengan data yang mendukung pada

masalah orang tua yang sesuai dengan sumber penulis ditinjauan teoritis yaitu

terdapat masalah perubahan proses keluarga pada anak dengan perubahan

status kesehatan. Dengan manifestasi sebagai berikut : ibu tampak

menyalahkan susu sebagai penyebab diare, tidak mengetahui penyebab lain

dari diare selain dari susu, terjadi perubahan dukungan terhadap satu sama

lain yakni ibu tampak menyalahkan suami karena mengganti susu anak yang

menyebabkan anak diare. Dari batasan karakteristik tersebut, maka masalah

perubahan proses keluarga diangkat sesuai dengan data yang didapatkan.

Faktor pendukung dalam menegakan diagnosa pada An.IA yaitu adanya data-

data yang cukup menunjang dan sesuai dengan kondisi yang terjadi pada

anak.

Faktor pendukung yang penulis temukan saat merumuskan diagnosa adalah

terdapatnya data-data yang relevan yang memudahkan penulis dalam

merumuskan diagnosa keperawatan. Sedangkan faktor penghambat yang

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

85

penulis temukan adalah perawat ruangan belum menegakan diagnosa

berdasarkan kebutuhan klien, tetapi hanya menegakan diagnosa utama saja

sehingga terjadi perbedaan jumlah diagnosa yang ditegakan antara penulis

dan perawat ruangan. Diharapkan kepada perawat ruangan hendaknya

menegakan diagnosa secara komprehensif, mulai dari aspek tumbuh

kembang, dampak hospitalisasi dan dampak pada keluarga karena anak

dengan kondisi sakit sangat rentan terhadap gangguan atau komplikasi dari

penyakit tersebut terutama yang menyebabkan gangguan pada tumbuh

kembang anak, serta tercapainya asuhan keperawatan yang optimal sehingga

dapat mempercepat proses penyembuhan.

C. Perencanaan keperawatan

Pada tahap perencanaan penulis mengacu pada perencanaan yang terdapat

dalam tinjauan teoritis perencanaan terdiri dari 4 tahap yaitu menentukan

prioritas masalah, menentukan tujuan, kriteria hasil dan merencanakan

tindakan keperawatan. Adapun yang menjadi prioritas masalah pada An.IA

ialah defisit volume cairan, diagnosa ini diprioritaskan karena data-data yang

menunjang baik pemeriksaan fisik maupun hasil laboratorium merupakan

masalah yang terjadi saat ini dan mengancam keselamatan anak serta

merupakan kebutuhan dasar yang utama berdasarkan 5 kebutuhan dasar

menurut Maslow.

Pada tahap perencanaan ini tidak terdapat kesenjangan yang berarti. Adapun

faktor yang mendukung dalam perencanaan adalah tersedianya format untuk

menuliskan rencana tindakan sehingga tidak terjadi ketidaksesuaian dalam

komunikasi secara langsung antara perawat satu dengan perawat lainnya

dalam hal perencanaan keperawatan terhadap An.IA, dalam penyusunan

tujuan dan kriteria hasil sudah dibuat sesuai tinjauan teoritis yaitu mencakup

variable SMART sehingga tujuan dan kriteria hasil yang dibuat bersifat

spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, dan mencakup batas waktu pencapaian

tujuan yang diharapkan dari setiap masalah keperawatan yang ada.

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

86

Tujuan yang ditetapkan pada masing-masing diagnosa disesuaikan

berdasarkan kondisi klien, beratnya masalah sehingga waktu yang ditentukan

untuk setiap diagnosa berbeda-beda. Hal ini dibuat dengan maksud jika

tujuan tersebut belum teratasi pada waktu yang ditentukan maka rencana

tindakan yang telah dibuat dapat dilimpahkan kepada perawat ruangan tempat

klien dirawat. Sedangkan dalam merencanakan tindakan keperawatan penulis

tidak banyak menemui kesulitan, hal ini dikarenakan keluarga klien dan

perawat ruangan kooperatif dan dapat diajak bekerja sama serta tersedianya

ruangan yang cukup memadai khususnya yang terkait dengan prosedur

tindakan keperawatan.

D. Penatalaksanaan keperawatan

Dalam rangka memberi asuhan keperawatan yang sesuai dengan rencana

keperawatan yang sudah dibuat, maka penulis dalam melaksanakan rencana

keperawatan selama klien dirawat mengacu pada tindakan yang ada pada

tinjauan teoritis. Pelaksanaan keperawatan dapat dilaksanakan dengan baik

dan lancar karena adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan

keluarga, perawat ruangan dan dengan teman sejawat yang sedang praktek di

ruang An-Nisa 2.

Selama penulis melakukan asuhan keperawatan klien tampak tenang karena

klien masih berusia 1 tahun 5 bulan yang dimana belum mengerti tentang

perawatan di rumah sakit. Dalam hal memonitor intake dan output cairan

penulis tidak menemukan kesulitan karena disamping kerja sama dari perawat

ruangan, keluarga juga kooperatif sehingga dapat melengkapi

pendokumentasian didalam catatan keperawatan ataupun dicatatan

perkembangan, untuk terus memantau perkembangan klien selama 24 jam.

Untuk setiap diagnosa keperawatan, perawat ruangan sudah melakukan

pelaksanaannya sesuai dengan rencana tindakan yang telah dibuat oleh

penulis. Untuk diagnosa ansietas pada anak dengan dampak hopitalisasi

(prosedur tindakan) penulis hanya melakukan terapi bermain dikamar An.IA

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

87

dan melakukan pendekatan secara bertahap pada klien dan perawat ruangan

sendiri pun tampak belum memperhatikan tindakan terapi bermain secara

khusus, karena terapi bermain sangatlah penting untuk mengurangi stress

pada anak dan berguna untuk kelangsungan tumbuh kembang anak.

Untuk diagnosa perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang

pengetahuan tentang penatalaksanaan pada anak dengan diare, penulis hanya

melakukan pendidikan kesehatan kepada orang tua klien tentang

penatalaksanaan pada anak dengan diare dan mengajarkan cuci tangan 6

langkah serta menjaga kebersihan mainan dan tempat bermain. Perawat

ruangan tampak kurang memberikan pemahaman tentang penyakit anak pada

keluarga.

Penulis mempunyai hambatan dalam informasi respon subjektif maupun

objektif karena pendokumentasian di ruangan umumnya perawat hanya

menulis kegiatan harian yang sudah pasti ditanyakan oleh dokter ataupun data

yang diperlukan untuk laporan pada setiap pergantian shift seperti TTV,

kolaborasi dalam pemberian terapi, intake-output cairan dan nutrisi, dan

hanya berorientasi pada diagnosa keperawatan atau masalah keperawatan

pada awal klien masuk. Diagnosa tumbuh kembang anak dan dampak

hospitalisasi tidak ada pada pendokumentasian, sehingga penulis mengalami

kesulitan dalam memantau perkembangan anak selama 24 jam. Penulis

berkolaborasi dengan teman sejawat yang sedang praktek diruangan tersebut

untuk memantau perkembangan anak selama 24 jam, sehingga dapat

melengkapi pendokumentasian pada diagnosa tumbuh kembang anak dan

dampak hospitalisasi. Selain itu perawat ruangan kurang memperhatikan

intake cairan yang diberikan, sehingga rentan terjadinya overload pada anak

dengan terapi pemberian cairan parenteral.

E. Evaluasi keperawatan

Evaluasi dinilai berdasarkan perkembangan yang terjadi pada klien setelah

dilakukan tindakan keperawatan yang mengacu pada tujuan dan kriteria hasil

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

88

yang telah ditentukan. Adapun dalam mengevaluasi, penulis menggunakan

tehnik SOAP sehingga masalah terlihat apakah sudah teratasi, teratasi

sebagian, belum teratasi atau masalah tidak terjadi.

Evaluasi yang penulis dapatkan setelah tindakan keperawatan adalah sebagai

berikut :

1. Masalah resiko defisit volume cairan berhubungan dengan output yang

berlebih dapat teratasi, dengan manifestasi sebagai berikut : cubitan perut

kembali <2detik, kelopak mata tidak cekung, mukosa bibir lembab, turgor

kulit elastis, nadi : 100 x/menit, suhu : 36,9oC, RR : 28 x/menit, tidak

terpasang infus, ibu dapat mempertahankan asupan cairan anak, dan

balance cairan : -25,5. Tindak lanjut untuk anak yakni pertahankan asupan

cairan anak, monitor kembali intake dan output, status hidrasi dan tanda-

tanda vital, serta lanjutkan terapi sesuai program.

2. Masalah resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dapat teratasi, dengan

manifestasi : makan habis 1 porsi, BB saat ini 9kg, tidak ada penurunan

berat badan, dan hasil lab hemoglobin 10,5 mg/dL. Dari data penunjang

tersebut disimpulkan bahwa status nutrisi anak dapat dipertahankan.

Adapun tindak lanjutnya ialah sebagai berikut : berikan diet sesuai

program, pertahankan intake makanan, monitor status nutrisi dan intake

nutrisi.

3. Masalah gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang

air besar, masalah teratasi sebagian dikarenakan pada An.IA masih

terdapat kemerahan disekitar anus, tidak tampak iritasi dan kerusakan pada

kulit perianal serta frekuensi BAB kurang lebih 2x sehari. Tindak lanjut

yang harus dilakukan ialah ingatkan untuk menjaga daerah anus tetap bersih

dan kering dengan cara perawatan perineal hygienen yang benar, pantau kembali

adanya iritasi daerah perianal, ingatkan kembali untuk menghindari pakaian yang

lembab.

4. Masalah ansietas pada anak berhubungan dengan prosedur tindakan,

masalah dapat teratasi dengan manifestasi anak tampak senang dengan

kehadiran perawat, anak tampak terbiasa dengan perawat, tidak tampak

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

89

rasa takut pada anak, dan tidak rewel ketika dilakukan proseduer tindakan.

Tindak lanjut untuk anak yakni lakukan kontak singkat tapi sering,

ingatkan pada orang tua untuk mendampingi anak selama prosedur

tindakan, berikan terapi bermain anak untuk mencegah kejenuhan.

5. Masalah perubahan proses keluarga berhubungan dengan kurang

pengetahuan, masalah ini teratasi karena orang tua klien dapat

menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala diare serta

penanganan pada anak dengan diare serta dapat mendemonstrasikan cuci

tangan 6 langkah yang telah diajarkan oleh penulis. Orang tua klien

tampak paham apa yang sudah dijelaskan oleh penulis, untuk tindak lanjut

yakni ingatkan pada orang tua untuk menjaga kebersihan tangan, mainan

dan tempat bermain, ingatkan kembali kepada keluarga mengenai

pencegahan penyebaran infeksi dan ingatkan keluarga untuk menerapkan

apa yang telah dijelaskan dan diajarkan perawat.

Masalah-masalah tersebut dapat diatasi karena adanya sikap keluarga yang

kooperatif. Adapun kendala yang didapat oleh penulis adalah perawat ruangan

tidak mendokumentasikan catatan keperawatan dengan rinci untuk setiap

diagnosa keperawatan, hal ini mungkin disebabkan karena minimnya jumlah

perawat ruangan dengan banyaknya jumlah pasien tidak mencukupi untuk

memenuhi semua kebutuhan pasien sehingga pendokumentasian catatan

keperawatan tidak komprehensif, namun catatan keperawatan sangat penting

sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat serta penting untuk mengetahui

kondisi dan perkembangan klien, sehingga penulis berupaya dengan cara

memvalidasi kembali tentang keluhan klien terkait dengan tindakan

keperawatan yang telah penulis dan perawat ruangan lakukan kepada An.IA.

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

90

BAB V

PENUTUP

Setelah dalam pembahasan, penulis membandingkan antara tinjauan teoritis dan

tinjauan kasus anak dengan gangguan sistem pencernaan : diare pada An.IA di

Ruang An-Nisa 2 Rumah Sakit Islam Pondok Kopi Jakarta maka penulis akan

memberikan kesimpulan dan saran sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Diare adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi buang air

besar dengan penurunan konsistensi hingga berbentuk cair, dengan atau tanpa

disertai lendir dan darah dengan manifestasi klinik turgor kulit jelek

(elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa

mulut kering, keram abdominal (distensi abdomen) dan mungkin disertai

demam.

Diagnosa keperawatan yang dimunculkan penulis dan sesuai dengan tinjauan

teori ada 5 yaitu resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan

cairan aktif, resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan penurunan intake makanan, gangguan integritas kulit

berhubungan dengan seringnya buang air besar, resiko ansietas berhubungan

dengan prosedur yang menimbulkan stres, dan perubahan proses keluarga

berhubungan dengan kurang pengetahuan. Sedangkan diagnosa yang tidak

muncul dari tinjauan teori yaitu resiko syok (hipovolemi).

Pada perencanaan yang perlu diperhatikan yaitu kondisi atau kebutuhan klien

sesuai dengan kebutuhan Maslow yaitu dari yang mengancam kehidupan

klien, serta harus memperhatikan sarana dan prsarana yang ada di ruangan.

Dalam pembuatan perencanaan ini penulis tidak mendapatkan kesulitan,

karena rencana ini sesuai dengan tinjauan teoritis.

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

91

Pada tahap implementasi An.IA, penulis melakukan asuhan keperawatan

bersama tim perawat yang ada diruang An-Nisa 2. Namun pada diagnosa

resiko ansietas pada anak berhubungan dengan prosedur yang menimbulkan

stres, perawat ruangan kurang memperhatikan, terutama pada pelaksanaan

terapi bermain yaitu kurangnya prasarana yang sesuai, sehingga dalam

pelaksanaannya penulis hanya melakukan pendekatan sambil bermain secara

sederhana bersama An.IA

Pada tahap penatalaksanaan keperawatan dalam pemenuhan kebutuhan dasar

pada An.IA dengan gangguan sistem pencernaan : diare, penulis

berkolaborasi bersama perawat ruangan. Hal ini menghambat dalam

melaksanakan implementasi karena perawat hanya mendokumentasikan dan

mengerjakan hal-hal yang rutinitas dalam keseharian dan tidak semua

pendokumentasian disertai respon klien, sedangkan dalam pendokumentasian

ini sangatlah penting mengingat untuk memantau sejauh mana perkembangan

klien dan sebagai salah satu pelindung perawat dari tanggung jawab dan

tanggung gugat jika keluarga klien ada yang mengajukan hal tersebut.

Pada tahap evaluasi, dari kelima masalah keperawatan yang muncul pada

An.IA, 1 diagnosa yang sudah dapat teratasi yaitu perubahan proses keluarga

berhubungan dengan kurang pengetahuan, 1 diagnosa sudah teratasi sebagian

yaitu gangguan integritas kulit berhubungan dengan seringnya buang air

besar, sedangkan 3 diagnosa terakhir yang tidak terjadi yaitu diagnosa resiko

defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, resiko

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

penurunan intake makanan, dan resiko ansietas berhubungan dengan prosedur

yang menimbulkan stres.

B. Saran

Dari kesimpulan yang telah didapat, maka penulis sangat mengharapkan dari

asuhan keperawatan dapat membantu klien untuk meningkatkan dan

mempertahankan derajat kesehatan secara optimal, penulis memberikan saran

90

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

92

yang diharapkan dapat membantu memberikan asuhan keperawatan dalam

pemenuhan kebutuhan dasar pada An.IA, khususnya pada anak dengan

gangguan sistem pencernaan : diare yaitu :

1. Untuk perawat ruangan

Penulis menyarankan:

a. Diharapkan kepada perawat ruangan hendaknya setelah melakukan

tindakan harus didokumentasikan secara lengkap (respon subjektif dan

objektif) dan catatan keperawatan terintegrasi lebih mudah untuk

dimengerti.

b. Diharapkan untuk tindakan keperawatan harus lebih berkembang

sehingga tindakan keperawatan tidak hanya rutinitas yang ada di

ruangan saja atau tindakan kolaboratif dengan dokter agar asuhan

keperawatan yang diberikan dapat terlaksana secara optimal.

c. Diharapkan kepada perawat ruangan hendaknya menegakan diagnosa

secara komprehensif, mulai dari aspek tumbuh kembang, dampak

hospitalisasi dan dampak pada keluarga karena anak dengan kondisi

sakit sangat rentan terhadap gangguan atau komplikasi dari penyakit

tersebut terutama yang menyebabkan gangguan pada tumbuh kembang

anak, serta tercapainya asuhan keperawatan yang optimal sehingga

dapat mempercepat proses penyembuhan.

d. Diharapkan kepada perawat ruangan hendaknya lebih memperhatikan

intake cairan pada anak dengan terapi hidrasi cairan parenteral, karena

dapat berakibat fatal pada anak yang mengalami overload saat hidrasi.

2. Institusi

Fasilitas institusi sudah cukup baik karena telah menyediakan banyak

literatur untuk buku keperawatan anak dan standar diagnosa pada anak

dengan gangguan sistem pencernaan : diare, namun tidak banyak

ditemukan penerbitan untuk 5 tahun terakhir.

3. Keluarga klien

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

93

Hendaknya dapat menjaga perilaku hidup bersih dan sehat serta menjaga

kebersihan makanan dan minuman untuk menghindari terjadinya diare

berulang.

4. Rumah Sakit

Hendaknya memberi fasilitas khususnya pada perawat ruangan anak untuk

diberikan pelatihan terkait dengan asuhan keperawatan dengan pendekatan

terapi bermain. Serta memfasilitasi prasarana untuk Terapi Aktivitas

Bermain.

5. Penulis (Perawat/ Tenaga Kesehatan)

Penulis menyadari dalam memberikan asuhan keperawatan dalam

pemenuhan dasar pada An. IA dengan gangguan sistem pencernaan : diare

masih belum sempurna, untuk itu penulis menyarankan bagi teman-teman

tim kesehatan agar tetap belajar sepanjang hayat untuk perkembangan

profesi keperawatan dalam menuntut ilmu pengetahuan khususnya dalam

bidang ilmu keperawatan. Penulis juga perlu pemahaman tentang konsep

secara mendalam, sehingga mampu mendapatkan data-data yang lebih

valid dan mempermudah dalam melakukan asuhan keperawatan.

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

1

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta : EGC.

Behrman, R. E. (2010). Esensi pediatri nelson. Edisi 4. Jakarta : EGC

Hidayat, A. A. A & Uliyah M. (2014). Pengantar kebutuhan dasar manusia. Buku 1, Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Kyle, T.(2014). Buku ajar keperawatan pediatri. Edisi 2. Volume 1. Jakarta :

EGC

Kyle, T.(2014). Buku ajar keperawatan pediatri. Edisi 2. Volume 3. Jakarta :

EGC Kyle, T.(2014). Buku praktik keperawatan pedriatri. Jakarta : EGC

Kemenkes RI. (2013). Riset kesehatan dasar.

http://depkes.go.id/resources/download/general/hasil%20Riskesdas%202013.pdf. Di unduh pada 22 Februari 2018 pukul 09.42 WIB.

Nurarif, A. H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan : berdasarkan diagnosa medis dan nanda nic-noc. Jilid 1. Mediaction jogja

Rosdahl, C. B.(2017). Buku ajar keperawatan dasar : keperawatan pediatrik .

Edisi 10. Jakarta : EGC Suriadi & Yuliani, Rita.(2010). Asuhan keperawatan pada anak. Edisi 2. Jakarta :

CV. Sagung Seto

Soetjiningsih.(2012). Tumbuh kembang anak. Jakarta : EGC Sodikin. (2011). Keperawatan anak : gangguan pencernaan. Jakarta : EGC

Suandi. (2011). Diet anak sakit : gizi klinik . Edisi 2. Jakarta : EGC

Sudoyo, A. W. (2009). Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 1. Edisi 5. Jakarta :

Interna Publishing

WHO. (2017). Insiden demam berdarah. Diunduh pada tanggal 05 mei 2018 dari

http://www.who.int/csr/resources/publications/diarrhea/Diarrheapublication/en/

Wong, D. L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik . Edisi 6. Jakarta : EGC

Wong, D. L. (2008). Pedoman klinis keperawatan pediatrik . Edisi 4. Jakarta : EGC

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

2

Daftar Riwayat Hidup

I. Riwayat Diri

Nama Lengkap : Robi’ah Albab

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, tanggal lahir : Bogor, 13 Maret 1996

Agama : Islam

No HP, e-mail : 082213478230, [email protected]

Alamat : Jl.Cempaka Baru V/A no.13 RT 011/007

Kelurahan Cempaka Baru Kecamatan

Kemayoran, Jakarta Pusat

Riwayat Pendidikan

A. Pendidikan Umum

1. TK Islam Ulil Albab 2001-2002

2. SDN Sukatani VII 2002-2008

3. Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 2008-2014

4. Diploma III Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta 2015-2018

B. Pendidikan Tambahan

1. Pelatihan Baitul Arqam 2015

2. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Tingkat Prodi

Tahun 2016

3. Pelatihan Basic Trauma & Cardiac Life Support Tahun 2017

4. Course National English Center Tahun 2015-2018

II. Pengalaman Organisasi

Pengurus Ikatan Keluarga Mahasiswa FIK UMJ periode 2016-2017

Page 103: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

3

Susunan Keluarga (genogram 3 generasi)

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Penderita

: Tinggal satu rumah

: Bercerai

Ny.R

(32th)

Tn.I

(38th)

AnA (8th)

AnIA (1,5th)

AnK (4th)

Page 104: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

4

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

Topik : Diare pada Anak

Sasaran : Orang tua An.IA

Hari/Tanggal : 11 April 2018

Jam : 09.00 WIB - selesai

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang An-Nisa II RS.pondok kopi

A. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit,

diharapkan orang tua dapat memahami tentang penanganan anak dengan

diare dan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang diare selama 30 menit,

diharapkan orang tua pasien dapat mengetahui tentang :

1. Pengertian Diare

2. Penyebab Diare

3. Tanda dan Gejala Diare

4. Penanganan Diare

5. Pencegahan Diare

6. Teknik Mencuci Tangan dengan Benar

7. Pembuatan dan Pemberian Oralit

B. MATERI (Terlampir)

C. MEDIA

1. Leaflet

4. METODE

1. Diskusi

Page 105: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

5

2. Tanya jawab

5. TABEL KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Kegiatan Pembelajaran

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 5 menit

Pembukaan :

Memberi salam

Menjelaskan tujuan penyuluhan

Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan

Menjawab salam,

mendengarkan dan memperhatikan

2 15 menit

Pelaksanaan : Menjelaskan materi penyuluhan secara berurutan dan teratur.

Materi : 1. Pengertian Diare 2. Penyebab Diare 3. Tanda dan Gejala Diare 4. Penanganan Diare 5. Pencegahan Diare 6. Teknik Mencuci Tangan

dengan Benar 7. Pembuatan dan

Pemberian Oralit

Menyimak dan memperhatikan

3 5 menit

Evaluasi : 1. Menyimpulkan inti

penyuluhan. 2. Menyampaikan secara singkat

materi penyuluhan. 3. Memberi kesempatan kepada

peserta untuk mengulang teknik cuci tangan yang diajarkan

4. Memberi kesempatan kepada peserta untuk mengulang cara pembuatan dan pemberian oralit

5. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya.

6. Memberi kesempatan kepada peserta untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan.

Menyimak,

mempraktekkan dan mendengarkan

4 5 menit

Penutup : Menyimpulkan materi

penyuluhan yang telah disampaikan.

Menyampaikan terimakasih atas perhatian dan waktu yang telah di berikan kepada peserta

Mengucapkan salam

Menjawab salam

Page 106: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

6

6. EVALUASI

a. Prosedur : Post test

b. Bentuk : Lisan

c. Jenis : Tanya jawab

d. Pertanyaan :

Apa pengertian diare ?

Apa saja yang dapat menyebabkan diare ?

Apa tanda dan gejala diare ?

Bagaimana cara membuat larutan gula dan garam ?

Demonstrasikan cuci tangan 6 langkah !

Page 107: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

7

MATERI LAMPIRAN

A. Pengertian

suatu kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi buang air besar dengan

penurunan konsistensi hingga berbentuk cair.

B. Penyebab Diare

Diare disebabkan oleh masuknya kuman kedalam tubuh melalui perantara

hewan, kuman yang berada dalam makanan, air, melalui tubuh (tidak mencuci

tangan waktu makan), malabsorbsi karbohidrat, protein atau lemak serta

makanan beracun.

C. Tanda dan Gejala Diare

Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair

Terdapat tanda dan gejala dehidrasi ; turgor kulit jelek (elastisitas kulit

menurun), ubun-ubun dan mata cekung, mulut dan bibir kering

Demam

Mual dan muntah

Tidak nafsu makan

Napas cepat atau sesak

Anak menangis gelisah

D. Penanganan Diare

Diare menyebabkan khilangan cairan dan elektrolit sehingga penderita harus

diberi cairan sebanyak mungkin untuk mengganti cairan yang hilang. Sebagai

pertolongan pertama, diberi cairan rumah tangga seperti tajin, air sayur, air

matang, teh. Disamping itu, harus diberi cairan elektrolit berupa oralit. Jika

tidak ada oralit, bisa menggunakan larutan gula garam.

Beri ASI lebih lama pada setiap pemberian

Jika anak sudah tidak diberi asi, ganti dengan cairan seperti air putih

matang , teh atau kuah sayur

Page 108: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

8

Berikan oralit atau larutan gula garam dengan cara :

- tuangkan air matang 200cc

- masukan satu sendok teh gula

- masukan seperempaat sendok teh garam

Selanjutnya penderita diberi minum.

E. Pencegahan Diare

Adapun pencegahan diare adalah :

Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan

Menutup makanan dan minuman

Mencuci buah atau sayuran sebelum dimakan atau dimasak

Selalu minum air yang sudah dimasak

Menjaga kebersihan lingkungan : rumah, aliran air, sampah di buang

pada tempatnya dan ditutup

Makan makanan yang sehat dan bergizi

Bila telah dilakukan upaya pertolongan pertama namun diare masih terus

berlangsung segera bawa penderita ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.

F. Teknik cuci tangan

Cuci tangan 6 langkah merupakan cara membersihkan tangan sesuai prosedur

yang benar untuk membunuh kuman penyebab penyakit. Dengan mencuci

tangan memakai sabun baik sebelum makan ataupun sebelum memulai

pekerjaan, akan menjaga kesehatan tubuh dan mencegah penyebaran penyakit

melalui kuman yang menempel di tangan. Berikut langkah cuci tangan yang

baik dan benar :

1. Basahi kedua telapak tangan setinggi pertengahan tangan memakai air

yang mengalir, ambil sabun kemudian usap dan gosok kedua telapak

tangan secara lembut

2. Usap dan gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian

3. Jangan lupa jari-jari tangan, gosok sela-sela jari hingga bersih

Page 109: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

9

4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan

5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian

6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan

G. Cara pembuatan dan takaran pemberian oralit

Bahan – bahan yang dibutuhkan untuk membuat oralit adalah :

1 sendok teh gula

Seperempat (1/4) sendok teh garam

1 gelas air putih (200 ml)

Cara membuatnya adalah dengan melarutkan bahan-bahan di atas yaitu 1

sendok teh gula dan seperempat sendok teh garam ke dalam 1 gelas air putih

(200 ml). Kemudian aduk perlahan hingga semuanya larut lalu bisa diminum.

Untuk memberian oralit, tentu ada takarannya sehingga tidak terlalu

berlebihan yang malah akan membahayakan. Dan juga jangan terlalu sedikit

sehingga diharapkan dapat memberikan hasil yang optimal. Berikut aturannya

:

Untuk anak di bawah 1 tahun, 3 jam pertama diberikan 1,5 gelas oralit.

Selanjutnya 0,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret.

Untuk anak di bawah 5 tahun (balita), 2 jam pertama diberikan 3 gelas

oralit. Selanjutnya 1 gelas setiap kali selesai berak/mencret.

Untuk anak di atas 5 tahun, 3 jam pertama diberikan 6 gelas oralit.

Selanjutnya 1,5 gelas setiap kali selesai berak/mencret.

Untuk anak di atas 12 tahun dan dewasa, 3 jam pertama diberikan 12

gelas oralit. Selanjutnya 2 gelas setiap kali selesai berak/mencret

Page 110: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

x

Page 111: ASUHAN KEPERAWATAN DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR PADA …

xi