1 ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
1
ASPEK LEGAL DAN ETIK DALAM
PRAKTIK KEPERAWATAN
PRAKTIK KEPERAWATAN:Unik:• Konstan: pemberian asuhan tidak terputus
• Kontinyu: pemberian asuhan tidak terputus saat bergeser dalam rentang sehat - sakit
• Kordinatif: menjamin ketepatan, diberikan interdisiplin untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
• Advokasi: bertindak demi hak konsumen asuhan
2
3
Standar profesi
Standar kinerja
professional
Standar kompetensi
Standar praktik
Standar pendidikan
Standar Etik/Kode Etik
PRAKTIK KEPERAWATAN
4
Hak Pasien (Patient rights) :
• to safety • to be informed • to choose• to be heard
PERAWAT sbg pemberi asuhan kesehatan/keperawatan
mempunyai:
• Hak
• Tanggung-jawab
• Pengakuan
5
Melalui Undang undang hukum
6
UU. No.8/1999 tentang PERLINDUNGAN
KONSUMEN
• Mengatur tentang Hak dan Kewajiban Pemberi Jasa dan
Penerima Jasa, termasuk tenaga kesehatan
7
PENGERTIAN LEGISLASI
KEPERAWATAN• Ketetapan hukum yang mengatur
hak & kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan
• Berada dalam payung legislasi kesehatan
• Mengendalikan mutu pendidikan & praktik keperawatan
8
PENGERTIAN TENTANG ETIK (ETHICS):
• Concerned with what ought to be (yang seharusnya); what is right or wrong (salah atau benar), good or bad (baik atau buruk) (AARN, 1996)
• The study of reasoning about moral issues (alasan tentang isu moral) (Rowson, 1992)
9
PENGERTIAN TENTANG ETIK (ETHICS)…..
• Nursing ethics is an expression of how nurses ought to conduct themselves (ekspresi bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri)
• Merujuk pada standar etik yang mengatur dan menuntun perawat dalam praktik sehari hari: tulus dan mengedepankan kebenaran terhadap klien, menghormati kerahasiaan klien, & melakukan advokasi demi/atas nama klien
10
LANDASAN ETIK/MORAL PERILAKU PERAWAT
OTONOMI: mandiri & bersedia menanggung resiko dan bertanggung gugat terhadap keputusan dan tindakan.
BENEFICIENCE: tiap keputusan dibuat berdasarkan keinginan untuk melakukan yang terbaik & tidak merugikan klien.
11
LANDASAN ETIK/MORAL PERILAKU PERAWAT……
NONMALEFICENCE: Tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik & psikologik.
ADIL: tidak mendiskriminasikan klien, memperlakukannya berdasarkan keunikan klien, kebutuhan spiritual klien.
12
LANDASAN ETIK/MORAL PERILAKU PERAWAT……
FIDELITY: “caring”, selalu berusaha menepati janji, memberikan harapan memadai, komitmen moral & peduli
VERACITY: mengatakan tentang kebenaran, tidak berbohong dan menipu, fokus informed consent.
13
SIKAP PEDULI KASIH SAYANG & CINTA
INGIN MEMBANTU EMPATI
SIAP MEMBANTU MELINDUNGI & MENDUKUNG
MEMBERI RASA NYAMAN
CARING
Setiap hari perawat membuat keputusan etis di dlm praktik
kepterkait dgn
• Asuhan pasien • Tindakan “Co-Workers”• Hubungan dokter-
perawat
14
Pd suatu saat, perawat terperangkap di tengah-tengah
dilema etis – di antara konflik tugas & tanggung jawab thd:
Pasien Atasan
Diri Sendiri
15
Tidak ada petunjuk otomatis utk menyelesaikan semua konflik
etis
16
Perawat perlu mengerti prinsip2 etika Yang dapat membimbing dalam
praktik keperawatan
Perawat bertanggung-jawab secara legal utk menggunakan
pengetahuan & keterampilan guna melindungi keamanan &
kenyamanan pasien.
Pada saat yg sama, secara etis perawat bertanggung-jawab dlm bertindak sbg pembela pasien
(patient advocate) utk mengawal
(safeguard) hak2 pasien.
17
HUKUM vs ETIKA
• Etika adalah area studi filosofis yg menguji ttg values, tindakan, dan pilihan/choice utk menentukan benar & salah.
• Hukum adalah peraturan2 ttg tingkah laku yg mengikat & dilaksanakan oleh org yg berwenang (pemerintah).
18
Hubungan antara Hukum & Etika
Ketika hukum ditantang spt pd ketidak-adilan, tantangan biasanya merefleksikan bbrp prinsip etis yg mendasari. Hal itu disebabkan idealnya hukum didasarkan pd benar & baik. Walau demikian, secara realistik, hubungan antara hukum & etika adalah kompleks.
Peran perawat sbg “patient advocate” menjembatani hukum-etika.
19
ETIKA KEPERAWATAN & HUKUM
Berikut ini memperlihatkan 4 jenis situasi yg terjadi dlm keperawatan, masing2 dgn hubungan yg berbeda
antara etika & hukum
20
Jenis/Type 1
21
ETIKA KEPERAWATAN &
HUKUM……
Tindakan2 keperawatan mencakup baik etis maupun legal
Contoh : Seorang perawat memberi obat yg benar, dgn cara yg benar, dlm jml yg benar, pd pasien yg benar, pd waktu yg benar, sesuai dgn pesan dokter
Jenis/Type 2
22
ETIKA KEPERAWATAN &
HUKUM……
Tindakan2 keperawatan yg mungkin dipertimbangkan etis tetapi tdk legal
Contoh : Seorang perawat yg merawat pasien terminal dgn kesakitan yg sdh tdk dpt ditahan. Perawat mengatur dgn desakan pasien, membantunya menyepakati suicide dgn obat tanpa resep dan dosis berlebih
23
Jenis/Type 3
ETIKA KEPERAWATAN &
HUKUM……
Tindakan2 keperawatan yg mungkin dipertimbangkan legal tetapi tdk etis
Contoh : Perawat memberi obat utk menghilangkan rasa sakit dgn dosis tinggi kpd pasien AIDS, sebagaimana yg ditetapkan oleh dokter, walaupun dia takut hal tsb akan membahayakan pernafasan
24
Jenis/Type 4
ETIKA KEPERAWATAN &
HUKUM……
Tindakan2 keperawatan yg tidak legal, juga tidak etis
Contoh : Seorang perawat yg memberi pengobatan salah pd pasien, tdk memberitahu dokter pasien ttg kesalahan tsb, dan tidak membuat laporan kejadian (incident)
DILEMA MORAL
• Perawat yg hrs memutuskan apakah mengikuti instruksi dokter utk memberikan dosis tinggi yg tdk biasanya dari obat2 narkotik, dihadapkan pd dilema moral.
• Dilema tertentu membawa sejumlah
besar stress. Ketika perawat menghadapi situasi tsb, mencoba memutuskan apa yg hrs dikerjakan, kemungkinan akan mengalami stress psikologis & emosional, yg ditimbulkan oleh perasaan takut & bersalah.
25
DILEMA MORAL……
• Dilema moral memerlukan pilihan etis dlm menghadapi ketidakpastian. Kadang2 mungkin perawat tdk tahu apa yg benar atau etis dari tindakan tsb.
• Pd saat yg lain, perawat benar2 yakin akan kebenaran tindakan khusus, dan masih utk bbg alasan, mendapatkan kesulitan utk bertindak.
26
Kebanyakan dilema moral dlm keperawatan dpt diidentifikasikan
sesuai klasifikasi berikut:1. Dilema Beneficence 2. Dilema Otonomi 3. Dilema Justice (keadilan) 4. Dilema Fidelity (kesetiaan)5. Dilema Nonmaleficence 6. Dilema Confidentiality 7. Dilema Veracity (kejujuran)
27
JENIS DILEMA
Jenis Dilema……
1. Dilema BeneficenceDilema yg mencakup memutuskan apa yg baik yg bertentangan dgn apa yg berbahaya, mis: dilema yg biasa timbul ketika pemberi asuhan kesehatan pasien, atau anggota keluarga tdk setuju thd tindakan utk kepentingan pasien.
2. Dilema Otonomi Mencakup memutuskan tindakan utk memaksimalkan hak pasien utk menentukan dirinya, dilema ini serupa dgn dilema beneficence, terutama ketika seseorang selain pasien hrs menentukan apa yg terbaik utk dirinya.
28
Jenis Dilema……
3. Dilema Justice (Keadilan) Dilema yg mencakup membagi sumber2 askes yg terbatas secara jujur.
4. Dilema Fidelity Mencakup menghargai janji2, mis: Dilema yg terjadi ketika tugas/kewajiban perawat thd pasien konflik dgn tugas/kewajiban lainnya, misalnya kpd dokter.
5. Dilema NonmaleficenceDilema yg mencakup menghindarkan dr bahaya, hal ini timbul ketika perawat yakin tindakan anggota staf lain adalah mencurigakan thd keamanan pasien, memaksanya utk “blow the whistle” (meniup pluit).
29
Jenis Dilema……
6. Dilema ConfidentialityMencakup menghargai hak istimewa dlm informasi, dilema ini seringkali menghilangkan hak pasien thd privacy berlawanan dgn hak masyarakat diinformasikan yg merupakan ancaman potensial thd kesehatan masyarakat.
7. Dilema Veracity (kejujuran)Dilema yg mencakup menyampaikan atau menyembunyikan kebenaran, spt ketika pasien tdk sepenuhnya terinformasi ttg kondisi medisnya.
8. 30
Persoalan2 khusus dlm praktik keperawatan professional
• Setiap hari perawat membuat keputusan yg mempengaruhi kesejahteraan pasiennya
• Perawat seringkali tahu “personal information” ttg pasiennya, dan dlm posisi dgn kepercayaan besar
31
• Beberapa bidang praktik keperawatan penuh dgn resiko hukum, mencakup:
1. Mal practice2. Delegation 3. Assault an battery 4. Informed Consent 5. Confidentiality
32
MENCEGAH MASALAH-MASALAH LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN
• Beberapa strategi efektif yang dapat digunakan perawat professional untuk terhindar dari masalah-masalah legal dalam praktik keperawatan:
1. Praktik dalam tatanan yang aman2. Komunikasi dng para professional kesehatan lain3. Memenuhi standar asuhan4. Mempunyai jaminan pertanggung jawaban
professional5. Meningkatkan hubungan interpersonal yang positif
33
34