1 BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelenjar hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh manusia, kelenjar ini mnegatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal, ovarium dan testis, kontrol laktasi, kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan tumbuh kembang yang linear, dan mengatur osmolalitas dan volume dari cairan intravascular dengan memelihara resorpsi cairan di ginjal. Kelenjar hipofisis terletak pada sella turcica, pada konvavitas berbentuk sadel dari tulang sphenoid. Superior dari kelenjar hipofisis terdapat diaphragma sella, yang merupakan perluasaan secara transversal dari duramater dimana tungkai hipofisis menembusnya. Diatas diaphragma ini terletak nervus optikus, chiasma dan traktus.Pada dinding lateral dari sella terdapat dinding medial dari sinus kavernosus yang berisi N III, IV, VI, V1,V2 dab A.karotis interna. Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus anterior dan lobus posterior, pada lobus anterior kelenjar ini terdapat 5 type sel yang memproduksi 6 hormon peptida. Sedangkan pada lobus posterior dilepaskan 2 macam hormon peptida. Sekresi hormon pada adenohipofisis diatur oleh hypothalamus dan oleh umpan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelenjar hipofisis medula kelenjar yang sangat penting bagi tubuh
manusia, kelenjar ini mnegatur fungsi dari kelenjar tiroid, kelenjar adrenal,
ovarium dan testis, kontrol laktasi, kontraksi uterine sewaktu melahirkan dan
tumbuh kembang yang linear, dan mengatur osmolalitas dan volume dari cairan
intravascular dengan memelihara resorpsi cairan di ginjal.
Kelenjar hipofisis terletak pada sella turcica, pada konvavitas berbentuk
sadel dari tulang sphenoid. Superior dari kelenjar hipofisis terdapat diaphragma
sella, yang merupakan perluasaan secara transversal dari duramater dimana
tungkai hipofisis menembusnya. Diatas diaphragma ini terletak nervus optikus,
chiasma dan traktus.Pada dinding lateral dari sella terdapat dinding medial dari
sinus kavernosus yang berisi N III, IV, VI, V1,V2 dab A.karotis interna.
Kelenjar hipofisis terdiri dari 2 lobus, lobus anterior dan lobus posterior,
pada lobus anterior kelenjar ini terdapat 5 type sel yang memproduksi 6 hormon
peptida. Sedangkan pada lobus posterior dilepaskan 2 macam hormon peptida.
Sekresi hormon pada adenohipofisis diatur oleh hypothalamus dan oleh umpan
balik negatif dari target organ. Sedangkan pada nuerohipofisis vassopresin (ADH)
dan oxytocin diproduksi oleh hypothalamus lalu dibawa dan ditimbun untuk
akhirnya dilepaskan dri hipofisis. Berbagai faktor dari hypothalamus
mempengaruhi lebih dari satu type sel pada lobus anterior dan mempengaruhi
sekresi lebih dari satu macam hormone lobus anterior, miss TRH akan
merangsang produksi TSH juga merangsang pelepasan prolactin.
Tumor pada kelenjar ini akan memberikan gejala oleh karena adanya efek
masa atau gangguan produksi hormon pada penderitanya. Evaluasi endokrin
diperlukan untuk mengkonfirmasi ada atau tidak adanya suatu endokrinopathy
yang akan menolong menetapkan etiologinya.
2
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah tumor hipofisis itu?
1.2.2 Bagaimana epidemiologi tumor hipofisis?
1.2.3 Bagaimana etiologi tumor hipofisis?
1.2.4 Bagaimana patofisiologi tumor hipofisis?
1.2.5 Bagaimana tanda dan gejala tumor hipofisis?
1.2.6 Bagaiamana komplikasi dan prognosis tumor hipofisis?
1.2.7 Bagaimana pengobatan tumor hipofisis?
1.2.8 Bagaimana pencegahan tumor hipofisis?
1.2.9 Pemeriksaan apakah yang diperlukan untuk penegakan diagnosis tumor
hipofisis?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1.3.1 Untuk mengetahui definisi dari tumor hipofisis;
1.3.2 Untuk mengetahui epidemiologi dari tumor hipofisis;
1.3.3 Untuk mengetahui etiologi dari tumor hipofisis;
1.3.4 Untuk mengetahui patofisiologi dari tumor hipofisis;
1.3.5 Untuk mengetahui tanda dan gejala dari tumor hipofisis;
1.3.6 Untuk mengetahui komplikasi dan prognosis dari tumor hipofisis;
1.3.7 Untuk mengetahui pengobatan dari tumor hipofisis;
1.3.8 Untuk mengetahui pencegahan dari tumor hipofisis;
1.3.9 Untuk mengetahui pemeriksaan yang diperlukan untuk penegakan
diagnosis dari tumor hipofisis.
3
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Hiperpituitary adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor
atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatkan sekresi salah
satu hormon hipofisis atau lebih.
Hiperpituitary adalah suatu keadaan dimana terjadi sekresi yang
berlebihan satu atau lebih hormon-hormon yang disekresikan oleh kelenjar
pituitary (hipofisis) biasanya berupa hormon-hormon hipofisis anterior.
Tumor hipofisis berasal dari sel-sel kromofob, eosinofil atau basofil dari
hipofisis anterior. Tumor-tumor ini menimbulkan nyeri kepala, hemianopsis
bitemporalis (akibat penekanan pada kiasma optikum), dan tanda-tanda gangguan
sekresi hormon hipofisis anterior (Price dan Wilson, 2005).
2.2 Epidemiologi
Sekitar 10% dari seluruh tumor intrakranial merupakan tumor hipofisis,
terutama terdapat pada usia 20-50 tahun, dengan insiden yang seimbang pada laki-
laki dan wanita. Adenoma hipofisis terutama timbul pada lobus anterior hipofisis,
sedangkan pada lobus posterior (neurohipofisis) jarang terjadi. Tumor ini juga
biasanya bersifat jinak (Japardi,2012).
2.3 Etiologi
Penyebab tumor hipofisis masih belum diketahui secara pasti, namun
sebagian besar diperkirakan tumor hipofisis ini merupakan hasil dari perubahan
pada DNA dari satu sel, sehingga menyebabkan pertumbuhan sel yang tidak
terkendali. Cacat genetik, sindroma neoplasia endokrin multipel tipe I juga dapat
dikaitkan dengan tumor hipofisis. Namun, hal tersebut hanya sebagian kecil dari
penyebab kasus-kasus tumor hipofisis. Selain itu, tumor hipofisis juga dapat
terjadi akibat dari hasil penyebaran (metastasis) dari kanker area organ tubuh yang
4
lain. Kanker payudara pada wanita dan kanker paru-paru pada pria merupakan
kanker yang paling sering diperkirakan dapat menyebar pada kelenjar pituitari.
Kanker lainnya yang menyebar pada kelenjar pituitari adalah kanker ginjal,
kanker prostat, melanoma, dan kanker pencernaan.
Hiperpituitari juga dapat terjadi akibat malfungsi kelenjar hipofisis atau
hipotalamus, penyebabnya meliputi :
1. Adenoma primer, merupakan salah satu jenis sel penghasil hormone,
biasanya sel penghasil GH, ACTH atau prolakter.
2. Tidak ada umpan balik kelenjar sasaran, misalnya peningkatan kadar
TSH terjadi apabila sekresi HT dan kelenjar tiroid menurun atau tidak ada.
(Buku Saku Patofisiologis, Elisabeth, Endah P., 2000).
Disamping itu juga terdapat beberapa klasifikasi pada tumor hipofisis ini,
yaitu:
A. Klasifikasi berdasarkan gambaran patologi (mulai jarang digunakan)
1. Chromophobe, asalnya dianggap sebagai non fungsional, walaupun pada
kenyataannya memproduksi prolactin, GH atau TSH. Perbandingan insiden
antara chromophobe dengan acidophil 4-20:1. Tumor kromofob adalah tumor
non sekretoris yang menekan kelenjar hipofisis, kiasma optikum dan
hipotalamus. Gejala-gejala tumor otak ini adalah depresi fungsi seksual,
hipotiroidisme sekunder, dan hipofungsi adrenal (amenore, impotensi, rambut
rontok, kelemahan, hipotensi, metabolisme basal rendah, hipoglikemi, dan
gangguan elektrolit).
2. Acidophil (eosinophilic), memproduksi prolactin, TSH dan GH yang
menyebabkan acromegaly dan gigantisme. Adenoma eosinofil umumnya
berukuran lebih kecil dan tumbuh lebih lambat daripada tumor kromofob.
Gejalanya adalah akromegali pada orang dewasa (dan gigantisme pada anak-
anak), nyeri kepala, gangguan berkeringat, parestesia, nyeri otot dan hilangya
libido. Gangguan pada lapang pandang (hemianopsia bitemporalis) jarang
terjadi.
3. Basophil, memproduksi LH, FSH, beta lipoprotein dan terutama ACTH yang
5
menyebabkan caushing’s disease. Adenoma basofilik pada umumnya
berukuran kecil. Tumor ini dihubungkan dengan gejala-gejala sindrom
Nama klien sangat dibutuhkan sebagai identitas klien dan untuk
membangun hubungan salling percaya sehingga mempermudah
dalam melakukan askep.
2. Umur
Umur berguna dalam pemberian dosis obat.
3. Jenis kelamin
Jenis kelamin dalam insidensi kejadian tumor hipofisis seimbang
antara laki-laki dan perempuan.
4. Agama
Untuk mengakaji status spiritual sehingga kebutuhan fisik, psikis dan
spiritual dapat dipenuhi.
5. Pendidikan
Untuk mengkaji tingkat pengetahuan klien terkait penyakit yang
dideritanya.
6. Pekerjaan
Untuk mengkaji tempat bekerja pasien yang mungkin mempengaruhi
kejadian sakitnya.
7. Alamat
Untuk mengkaji status lingkungan tempat tinggal yang mungkin
mempengaruhi keadaan sakitnya.
Data disamping tujuannya yaitu untuk mempermudah dalam melakukan pengenalan dan pendataan terkait pelayanan yang nantinya akan diberikan kepada pasien.
18
8. Status kawin
9. Tgl masuk
Untuk melihat bagaimana perkembangan status kesehatannya dari
hari ke hari semakin baik atau buruk selama dilakukan perawatan.
10. Tgl pengkajian
Untuk memastikan perkembangan status kesehatan pada saat itu.
11. Diagnosa medik
Mengetahui penyakit apa yang diderita oleh pasien.
b. Riwayat Kesehatan
Pengakajian riwayat kesehatan didapatkan melalui anamnesa, baik
dengan pasien maupun dengan keluarga pasien. Riwayat pengkajian
pasien terdiri dari:
1. Riwayat kesehatan sekarang
Klien mengeluhkan sakit kepala, pandangan kabur yang
disebabkan oleh tekanan pada saraf yang menuju ke mata,