PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PAGE
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. U DENGAN MASALAH UTAMA HARGA DIRI
RENDAH DI RUANG ANTAREJA RUMAH SAKITDR. MARZOEKI MAHDI BOGOR
LAPORAN KASUS KELOMPOK 21. Arif Budiyanto2. Asep Rifai3. Dana
Nurhasan4. Riki Akbar S5. Fitri Susanti6. Nurfriani Ella7.
SukaryaPRODI NERS KEPERAWATANSTIKES KHARISMA KARAWANG
TAHUN 2015BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangWHO mencatat harga diri rendah adalah gangguan
mental yang umum terjadi di antara populasi. Diperkirakan 121 juta
manusia di muka bumi ini menderita harga diri rendah. Dari jumlah
itu 5,8 persen laki-laki dan 9,5 persen perempuan, dan hanya
sekitar 30 persen penderita harga diri rendah yang benar-benar
mendapatkan pengobatan yang cukup, sekalipun telah tersedia
teknologi pengobatan harga diri rendah yang efektif. Ironisnya,
mereka yang menderita harga diri rendah berada dalam usia
produktif, yakni cenderung terjadi pada usia kurang dari 45 tahun.
Tidaklah mengherankan, bila diperkirakan 60 persen dari seluruh
kejadian bunuh diri terkait dengan harga diri rendah (termasuk
skizofrenia). (WHO, 2007 dalam Varcarolis & Halter, 2010).
Prevalensi gangguan jiwa di indonesia teutama gangguan jiwa
berat (psikosis/skizofrenia) pada penduduk Indonesia 1,7 per mil.
Proporsi RT yang memiliki ART psikosis dan pernah melakukan
pemasungan 14,3%.. Prevalensi gangguan mental emosional pada
penduduk umur 15 tahun sebesar 6,0% (95% CI 5,87 ; 6,08). Proporsi
RT yang pernah membawa ART psikosis mendapatkan pengobatan 61,8%.
Proporsi ART gangguan mental emosional pernah berobat 26,6%
sedangkan berobat 2 minggu terakhir 11,9%. (Riskepdas, 2013)
Data klien di RS Dr.Marzoeki Mahdi Bogor menunjukkan bahwa dari
60 klien skizofrenia mengalami masalah harga diri rendah,
halusinasi dan perilaku kekerasan (Lelono, Keliat, Besral, 2011).
Skizofrenia itu sendiri adalah adalah ahw Skizofrenia itu sendiri
adalah bahwa penderita Skizofrenia umunya pikiranya tidak konsisten
demikian juga perilakunya. Jadi mereka ini tidak konsisten tidak
rasional dan tidak pasti (tobing, 2007) namun kadang-kadang
penderita dapat berfikir dan berkomunikasi dengan jelas, meiliki
pandangan yang tepat dan berfungsi secara baik dalam kehidupan
sehari-hari. Namun pada saat yang lainya juga, pemikiranya
kata-kata terbalik, mereka tidak mampu memelihara diri mereka
sendiri.
Masalah harga diri rendah sendiri salah satunya timbul dari
trauma seperti penganiayaan seksual, dan psikologis atau kejadian
yang mengancam kehidupan, ketegangan peran. Menurut (Suart &
Sundeen, 2013) tanda dan gejala harga diri rendah adalah sebagai
berikut: Mengkritik diri, produktivitas menurun, gangguan
berhubungan, merasa diri paling penting, merasa tidak mampu dan
bersalah, mudah tersinggung/ marah, merasaan negatif terhadap
tubuh, pesimis menghadapi hidup, keluhan fisik, menolakan kemampuan
diri, Pandangan hidup bertentangan, destruktif terhadap diri,
menarik diri secara sosial dan dari masyarakat.Di dalam ruangan
Antareja sendiri tercatat dari mulai 1 bulan terakhir kasus Harga
diri rendah dengan persentase 22,2 %, pasien dengan isolasi sosial
23,20 %, halusinasi 17,99%. Dari semua kasus di ruang antareja,
meskipun harga diri rendah bukan menjadi kasus terbanyak di
ruangan, kelompok memandang perlu melakukan Asuhan keperawatan
dengan masalah Harga diri rendah karena dampak dari harga diri
rendah pasien dapat mengalami isolasi sosial, oleh karena itu
makalah ini dibuat untuk dapat mengatasi masalah yang terdapat pada
pasien.
B. Tujuan Khusus
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang Asuhan keperawatan jiwa
pada klien dengan Harga diri rendah di ruangan Antareja RSJ. Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor.2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Harga diri rendah
b. Melakukan diagnosa keperawatan jiwa pada klien dengan Harga
diri rendah
c. Melakukan intervensi keperawatan pada klien Harga diri
rendah
d. Melakukan tindakan keperawartan pada klien Harga diri
rendah
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien Harga diri
rendah
f. Pendokumentasian Asuhan keperawatan pada klien pada Harga
diri rendah
g. Dapat membandingkan kesenjangan antara teori dengan kenyataan
yang kelompok dapatkan.
C. Sistematika Penulisan
Kata pengantarBAB I PENDAHULUANA. Latar belakang
B. Tujuan umum dan khusus
C. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep dasar
B. Konsep asuhan keperawatan
1. Pengkajian
2. Pohon masalah
3. Masalah keperawatan yang bisa ditemukan
4. Rencana tindakan keperawatan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengumpulan data
B. Daftar masalah keperawatan
C. Analisa data
D. Pohon masalah
E. Daftar diagnosa keperawatan
F. Daftar diagnosa berdasarkan pioritas
G. Rencana tindakan keperawatan
H. Catatan asuhan keperawatan
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARANBAB II
TINJAUAN TEORIA. Konsep Harga Diri Rendah
1. DefinisiHarga diri adalah penilaian individu terhadap hasil
yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh perilaku memenuhi
ideal dirinya. Dapat disimpulkan bahwa harga diri menggambarkan
sejauh mana individu tersebut sebagai seorang yang memiliki
kemampuan, keberartian, berharga, dan kopeten. Secara singkat,
harga diri adalah personal jugment perasaan berharga atau berarti
yang diespresikan dalam sikap-sikap individu terhadap dirinya
(Stuart & Sundeen, 2013)Harga diri rendah adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh
perilaku sesuai dengan ideal diri, pencapaian ideal diri atau
cita-cita atau harapan langsung menghasilkan perasaan berharga.
dimana individu sering mengalami kegagalan dalam pencapaian tujuan.
Merasa tidak ada yang mencintai dan tidak diterima dalam sebuah
lingkungan. (Keliat 2012; Stuart & Sundeen 2013).B.
Psikodinamika
1. Factor predisposisi Faktor yang mempengaruhi harga diri,
meliputi penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan yang
berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis,
tuntutan peran kerja, dan harapan peran cultural. Ketidak percayaan
orang tua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan dalam
struktur social. 2. Factor presipitas
Stressor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber internal dan
eksternal: Trauma seperti penganiyayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan. Dimana individu
mengalami frustasi. Ada tiga jenis transisi peran (Stuart &
Sundeen, 2013):Transisi peran perkembangan adalah perubahan
normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan, perubahan ini termasuk
tahap perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan
norma-norma budaya, nilai-nilai dan tekanan untuk penyusuaian diri.
Sedangkan Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau
berkurangnya anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
Transisi peran sehat-sakit, sebagai akibat pergeseran dari keadaan
sehat keadaan sakit. Transisi ini mungkin dicetuskan oleh :
a) Kehilangan bagian tubuh
b) Perubahan bentuk, penampilan dan fungsi tubuh
c) Prosedur medis dan keperawatan 3. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendek dan
jangkapanjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang
menyakitkan. Pertahanan jangka pendek termasuk sebagai berikut
:Aktifitas yang dapat memberikan pelarian sementara dari krisis
indentitas (konser music, bekerja keras, menonton televisi, secara
obsesif). Aktivitas yang dapat memberikan indentitas pengganti
sementara (ikut serta dalam melakukan kegiatan social, agama, klub
politik, kelompok atau geng). Aktivitas yang mewakili jangka pendek
untuk membuat masalah indentitas menjadi kurang. berarti dalam
kehidupan individu (penyalahgunaan obat) Aktivitas yang secara
sementara menguatkan perasaan diri (olahraga yang kompetitif,
pencapaian akademik, kontak untuk mendapatkan popularita).
Pertahanan jangka panjang termasuk sebagai berikut : Penutupan
indentitas, adopsi indentitas prematur yang di inginkan, aspirasi
dan potensi diri individu tersebut. Indentitas negatife, asumsi
indentitas yang tidak wajar untuk dapat diterima oleh nilai dan
harapan masyarakat. Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan
fantasi, disosiasi, isolasi, proyeksi, pergeseran (displacement),
peretakan (splitting), berbalik marah pada diri sendiri dan
mengamuk. 4. Rentang respon konsep diri
Rentang respon konsep diri
(Stuart and Laraia, 2013)
Respons adatif
respon maladatif
Uraian dari masing-masing komponen adalah sebagai berikut :
1) Respons adatif
Yaitu respons dimana klien jika menghadapi sutau maslah akan
dapat memecahkan maslah tersebut(Stuart & Sundeen, 2013).
a) Aktualisasi diri Yaitu kesadaran akan diri sendiri,
berdasarkan atas observasi mandiri, termasuk persepsi saat akan
lalu akan diri sendiri dan perasaannya. b. Konsep diri positif
Yaitu menunjukan bahwa individu akan sukses hidupnya.
2) Respons maladatif
Yaitu respons dimana klien menhadapi masalah, klien tidak dapat
memecahkan masalah tersebut dan akan masalah tersebut sebagai
beban.
a) Harga diri rendah
Seseorang yang menganggap dirinya tidak mampu mengatasi
kekurangannya, tidak ingin melakukan sesuatu, menghindari kegagalan
atau takut gagal dan tidak berani mencapai sukses.
b) Keracunan indentitas
Individu klien kacau atau tidak jelas sehingga tidak memberikan
indentitas yang jelas
c) Depersonalosasi Individu masalah aneh terhadap diri sendiri,
lingkungan dan orang lain.
1. Prinsip tindakan
a. Perluas kesadaran klien b. Bina hubungan saling percaya c.
Berikan pekerjakan kepada klien pada tingkat kemampuan yang
dimiliki d. Maksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapeutik
e. Dukung ekplorasi diri klien f. Bantu klien untuk menerima
perasaan dan pikiran-pikiranya g. Bantu mengklarifikasi konsep diri
dan hubungan dengan orang lain melalui keterbukaan h. Berikan
respons empati bukan simpati dan tekankan bahwa kekuatan untuk
berubah ada pada diri klien i. Bantu klien untuk merumuskan
perencanaan yang realistis j. Bantu klien mengindentifikasi
alternatife pemecahan masalah
k. Bantu klien mengindentifikasi alternatife pemecahab masalah
C. Asuhan Keperawatan
1. Pohon masalahIsolasi sosial
Core problem/ masalah utama
Berduka difungfusional2. Masalah keperawatan data yang perlu
dikaji Harga diri rendah
Diagnosa KeperawatanData subjektifData objektif
Harga diri rendah Ungkapan mengkritik diri sendiri, merendahkan
diri sendiri
Ungkapan rasa brsalah, khawatir
Ungkapan suka menunda keputusan
Menyangkal kesenangan sendiri
Bosan
Polarisasi pandangan hidup Kontak mata kurang
Tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
Tampak malas-malasan
Produktivitas menurun
Isolasi sosial Mengatakan malas berinteraksi
Mengatakan orang lain tidak mau menerima dirinya
Merasa orang lain tidak selepel
Curiga dengan orang lain
Mendengar suara-suara/melihat bayangan
Merasa tidak berguna Menyendiri
Mengurung diri
Tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain
Mematung
Mondar-mandir tanpa arah
Tidak berinisiatif berhubungan dengan orang lain
D. Diagnosa keperawatanHarga diri rendah E. Rencana tindakan
keperawatan
(terlampir )BAB III
TINJAUAN KASUSI. Identitas Klien
Inisial
: Tn.U (L)
Umur
: 20 tahun
No. RM
: 30.23.56Ruang Rawat
: Antareja
Tanggal Dirawat
: 18 Januari 2015Tanggal Pengkajian: 14 Februari 2015II. Alasan
Masuk
Klien diantar oleh keluarga pada tanggal 18-01-2015 ke RSJ. Dr.
Marzoeki Mahdi Bogor, dengan alasan dirumah marah-marah, sulit
tidur, mondar-mandir, sering melamun, dan malas mandi dan selalu
menyendiri. III. Faktor PredisposisiSebelumnya pasien tidak pernah
mengalami gangguan jiwa. keluarganya. Pada tanggal 18 Januari 2015
membawa klien dirawat di RSMM Bogor. klien pernah mengalami aniaya
fisik yaitu sebagai pelaku pada usia 19 tahun, karena klien sering
marah-marah. Dalam keluarga tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan yaitu klien selalu
jauh dari anaknya. Masalah keperawatan : Resiko perilaku
kekerasan
Koping keluarga in efektifIV. Aspek Fisik
1. Tanda Vital: TD=120/80mmhg
N= 80 x/menit
S= 36,0 0 C P= 20 x/menit2. Ukur
: TB=165 cm
BB= 55 kg3. Keluhan Fisik: TidakMasalah keperawatan : tidak ada
masalah
III. Aspek Psikososial
1. Genogram
Ket:
: Laki-laki
............. : Tinggal serumah
: Perempuan
: Berpisah/bercerai
: Klien
: Garis perkawinan
: Yang telah meninggal
: Garis Keturunan
Keterangan :
Klien anak ke 2 dari 4 bersaudara klien mempunyai 1 anak
perempuan tinggal dengan istri, dan keluarganya dari istrinya.
Komunikasi dalam keluarga baik. Pengambil keputusan dalam keluarga
adalah orang ayahnya. Dalam keluarga klien tidak ada yang mengalami
gangguan jiwa seperti yang pasien alami saat ini.2. Konsep Diri
a. Gambaran diri/citra tubuh
klien menyukai semua bagian anggota tubuhnya, klien besyukur
dilahirkan dengan keadaan sempurna. Masih banyak orang
disekelilingnya yang tidak sempurna. Masalah keperawatan : tidak
ada masalah
b. IdentitasKlien puas sebagai laki-laki, berusia 20 tahun,
sudah menikah dan mempunyai anak. Pasien mengetahui identitas saat
ini di rumah sakitMasalah keperawatan : tidak ada masalah
c. PeranKlien puas sebagai seorang suami atau kepala keluarga,
klien anak ke 2 dari 4 bersaudara dan klien bekerja sebagai kuli
bangunanMasalah keperawatan : tidak ada masalah
d. Ideal diriHarapan klien ingin cepat sembuh dari penyakitnya,
ingin cepat pulang berkumpul dengan keluarga dan anaknya serta
ingin bekerja lagi.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
e. Harga diriKlien mengatakan tidak memiliki kelebihan apapun,
klien mengatakan malu bila diajak bicara. Klien mengatakan tidak
bisa saat ditanya kemampuan serta tidak berinisiatif berinteraksi
dengan orang lain. Klien tamapak malas beraktivitas. Masalah
keperawatan : Harga Diri Rendah3. Hubungan SosialKlien mengatakan
orang yang sangat berarti adalah ibu, anak dan istrinya, peran
serta klien dalam kegiatan di masyarakat yaitu kerja bakti,
pengajian dan acara 17an. Hambatan klien adalah kurang
bersosialisasi selama di ruangan antareja. Klien terlihat selalu
menyendiri dan mengatakan malas berinteraksi. Masalah keperawatan :
isolasi sosial 4. SpiritualAgama klien islam, klien seorang muslim,
pada saat di rumah klien jarang melakukan ibadah. dan sekarang
pasien tidak menjalankan ibadahnya.
Masalah keperawatan : tidak ada masalahIV. Status Mental 1.
Penampilan Penampilan klien kurang rapih, klien menggunakan pakaian
sesuai dengan identitasnya sebagai seorang laki-laki dan cara
berpakaiannya layaknya seorang laki-laki, kancing baju bagian atas
selalu terbuka rambut klien terlihat tidak rapih.Masalah
keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan Klien bicara tidak terlalu cepat, kontak mata
kurang, klien suka kadang tersenyum kalau di ajak bicara
perawat.Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah3. Aktivitas motorik
Klien terlihat selalu tiduran, malas, melamun dan produktivitasnya
pun menurunMasalah keperawatan : Harga Diri Rendah4. Afek Saat
berbicara tidak ada ekspresi (datar) walau pun ketika diajak
berbincang dalam hal yang menyenangkan maupun menyedihkan.Masalah
keperawatan : isolasi sosial5. Alam perasaan
Klien tampak tenang, tidak merasa sedih dan ketakutan pasien
juga tidak putus asa. Perubahan roman muka klien sesuai dengan
perasaannya tersenyum ketika senang. Masalah keperawatan : tidak
ada masalah6. Interaksi selama wawancara
Selama proses wawancara klien tampak malu-malu, kontak mata
kurang, tidak defensif dan curiga.
Masalah keperawatan : harga diri rendah7. PersepsiSaat
pengkajian tidak ditemukan adanya halusinasi, berdasarkan informasi
dari perawat ruangan klien pernah mendengar suara yang menyuruhnya
untuk bunuh diri. Masalah Keperawatan: resiko halusinasi8. Isi
PikirPasien tidak memiliki obsesi, fobia, depersonalisasi, maupun
hipokondria yang berlebihan. Masalah Keperawatan: tidak ada
masalah9. Proses PikirProses pikir klien juga sesuai denga
pembicaraannya, tidak terjadi sirkumtansial, flight of ideas,
blocking dan tangensial.Masalah Keperawatan: tidak ada masalah10.
Tingkat KesadaranTingakat kesadaran kien baik klien tidak mengalami
disorientasi ruang, tempat dan waktu juga orang klien bisa
menjelaskan klien sedang berada di Rumah Sakit Dr.Marzoeki Mahdi
Bogor ruang Antareja.Masalah Keperawatan: tidak ada masalah11.
MemoriDaya ingat klien juga baik, daya ingat jangka panjang dan
pendek baik tidak terjadi Konfabulasi.Masalah Keperawatan: tidak
ada masalah12. Tingkat Konsentrasi dan BerhitungTingkat konsentrasi
dan berhitung pasien masih baik.Masalah Keperawatan: tidak ada
masalah13. Kemampuan PenilaianKemampuan penilaian dan analisa
pasien baik, klien dapat menjelaskan maksud dari sebuah musik dari
lagu senang atau sedih.Masalah Keperawatan: tidak ada masalah14.
Daya Tilik Diriklien tidak mengingkari penyakitnya, klien menerima
penyakitnya dengan baik, dan semangat untuk cepat sembuh dan
pulang.Masalah Keperawatan: tidak ada masalahVII. Kebutuhan
Persiapan Pulang1. Makan
Klien makan dengan mandiri, makan 3x sehari, makanan tidak ada
yang tidak disukainya. 2. Defekasi/berkemih BAB dan BAK mandiri dan
kemudian membersihkannya. 3. Mandi
Klien mengatakan malas mandi, mandipun harus di suruh dan belum
cuci rambut, kuku klien terlihat panjang.
4. Berpakaian
Klien dalam berpakaian harus dibantu untuk mengambil dan memilih
pakaian, tetapi untuk mengenakannya klien bisa mandiri5. Istirahat
dan tidur
Pasien tidur selama 7-8 jam pada malam hari dan 2 jam pada siang
hari. 6. Penggunaan obat
Untuk minum obat klien selalu diingatkan oleh perawat.7.
Pemeliharaan kesehatan
Dalam perawatan pasien sangat di dukung oleh keluarga8.
Aktivitas di dalam rumah
klien terkadang membereskan tempat tidur sendiri..9. Aktivitas
di luar rumah
klien bekerja sebagai seorang tukang kuli bangunan. Masalah
keperawatan : 3 Defisit Perawatan DiriVIII . Mekanisme KopingKlien
sudah adaptif, klien sudah bisa melakukan hal yang dilatih bersama
untuk mengatasi harga diri rendah dengan mengajak klien melakukan
hal yang klien bisa lakukan seperti bermain gitar dan mengaji dan
klien pun merasa senang karena bisa bermain gitar. Masalah
Keperawatan: tidak ada masalahIX. Aspek Medika. Diagnosa Medik:
Schzoprenia Paranoid b. Terapi Medik
: Haloperidol 3 x 5 mg Trihexipenidil 3 x 2 mg Chlorpromazine 1
x 100 mgX. Daftar Masalah Keperawatana. Resiko perilaku kekerasanb.
Koping keluarga in efektifc. Isolasi sosiald. Harga Diri Rendahe.
Defisit perawatan dirif. Resiko halusinasiPohon masalah dan Dx
keperawatan
A. Pohon Masalah RESIKO HALUSINASI
ISOLASI SOSIAL DEFISIT PERAWATAN DIRI
Core problem
KOPING KELUARGA IN EFEKTIFB. Daftar diagnosa keperawatan
berdasarkan perioritas :1. Harga Diri Rendah2. Isolasi sosial3.
Koping keluarga in efektif4. Defisit Perawatan DiriXI. Analisa
Data
TanggalDataMasalahTtd
14/02/2015S : Klien mengatakan malu
Klien mengatakan merasa tidak memiliki kelebihan apapun Klien
mengatakan tidak bisa saat ditanya kemampuan
O : Klien terlihat malas malasan Klien terlihat selalu
tiduran
Klien terlihat malu malu saat di ajak bicara Produktivitas
menurun
Klien tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain Kontak
mata kurangHarga Diri Rendah
14/02/2015S : Klien mengatakan kurang bersosialisasi selama di
ruangan antareja Klien mengatakan malas berinteraksi. O :
Klien terlihat Menyendiri di tempat tidur Saat berbicara tidak
ada ekspresi (datar) Klien mengatakan malas berinteraksi. Isolasi
sosial
14/02/2015S : O :
Penampilan klien kurang rapih Kancing baju bagian atas selalu
terbuka Rambut klien terlihat tidak rapih. Kuku klien terlihat
panjang.Defisit Perawatan Diri
14/02/2015S : Klien mengatakan pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan yaitu klien selalu jauh dari anaknya.O:
Klien terlihat melamun
Klien menyendiriKoping keluarga in efektif
14/02/2015S: berdasarkan informasi dari perawat ruangan klien
pernah mendengar suara yang menyuruhnya untuk bunuh diri.
O:
klien sering melamun
Klien terlihat Menyendiri di tempat tidurResiko halusinasi
CATATAN PERKEMBANGAN KEPERAWATANNama Klien: Tn. U
Dx. Medis: Shizofrenia ParanoidRuangan: Antareja
No. RM:
30.31.29Hari/TanggalPertemuanImplementasiEvaluasi/SOAPParaf
Sabtu 14-02-20151Ds:
Klien mengatakan malu
Klien mengatakan merasa tidak memiliki kelebihan apapun Klien
mengatakan tidak bisa saat ditanya kemampuanDo: Klien terlihat
malas malasan
Klien terlihat selalu tiduran
Klien terlihat malu malu saat di ajak bicara Produktivitas
menurun
Klien tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
Kontak mata kurangDx: Harga Diri RendahT :
Melatih klien bermain gitar RTL :
Latih membereskan tempat tidur
S : Klien mengatakan malu
Klien mengatakan tidak bisaO : klien terlihat menghindar
klien terlihat malu-malu
A : klien mampu melakukan main gitar cukup baik P : latihan main
gitar 2x sehari
Senin 16-02-20152Ds: Klien mengatakan malu
Klien mengatakan merasa tidak memiliki kelebihan apapun Klien
mengatakan tidak bisa saat ditanya kemampuanDo: Klien terlihat
malas malasan
Klien terlihat selalu tiduran
Klien terlihat malu malu saat di ajak bicara Produktivitas
menurun
Klien tidak berinisiatif berinteraksi dengan orang lain
Kontak mata kurangDx: Harga Diri RendahT :
Melatih klien membereskan tempat tidurRTL :
Melatih cara berkenalan
S : klien merasa senang klien merasa bergunaO :
Klien dapat membereskan tempat tidur dengan baik Harga diri
klien meningkatA :
Klien mampu membereskan tempat tidurP : Latihan mengitar 2x
sehari
Latihan membereskan tempat tidur.
Selasa 17-02-20153Ds:
Klien mengatakan kurang bersosialisasi selama di ruangan
antareja Klien mengatakan malas berinteraksi. Do :
Klien terlihat Menyendiri di tempat tidur Saat berbicara tidak
ada ekspresi (datar) Klien mengatakan malas berinteraksi.Dx:
Isolasi Sosial
T :
Melatih klien berkenalan
RTL :
Melatih cara bekenalan S :
Klien mengatakan senang bisa mendapatkan teman baru
O :
Klien dapat mengetahui cara berkenalan Klien terlihat senang
mengetahui cara berkenalan Klien dapat menyebutkan cara berkenalan
(nama, alamat, dan hobby)A :
Klien mampu berkenalan dengan baik.P :
Ingatkan klien cara berkenalan
Latihan klien berkenalan dengan orang lain 2x sehari
Rabu 18-02-20153Ds:
Klien mengatakan kurang bersosialisasi selama di ruangan
antareja Klien mengatakan malas berinteraksi. Do :
Klien terlihat Menyendiri di tempat tidur Saat berbicara tidak
ada ekspresi (datar) Klien mengatakan malas berinteraksi.Dx:
Isolasi Sosial
T :
Melatih klien cara berkenalan dengan orang lain
RTL :
Latihan cara berkenalan dengan 1 orangS :
Klien mengatakan senang bisa mendapatkan teman baru
O :
Klien dapat mengetahui cara berkenalan
Klien terlihat senang mengetahui cara berkenalan
Klien dapat menyebutkan cara berkenalan (nama, alamat, dan
hobby)A :
Klien mampu berkenalan dengan baik.
P :
Ingatkan klien cara berkenalan
Latihan klien berkenalan dengan orang lain.
Kamis
19-02-20155Ds:
Klien mengatakan kurang bersosialisasi selama di ruangan
antarejaDo:
Klien terlihat Menyendiri Saat berbicara tidak ada ekspresi
(datar)
Dx: isolasi sosial
T :
Melatih klien berkenalan lebih dari 2 orang
RTL :
Latih cara berkenalan dengan lebih dari 2 orang
S :
Klien mengatakan senang bisa mendapatkan teman lebih banyak
lagiO :
Klien dapat berkenalan dengan lebih dari 2 orang dengan baik
A :
Klien mampu berkenalan dengan lebih dari 2 orang.
P :
Ingatkan klien cara berkenalan
Latihan klien berkenalan lebih dari 2 orang 2 kali sehari.
Aktualisasi diri
Konsep diri positif
Harga diri rendah
Keracunan indentitas
Depersonalisasi
Harga diri rendah
HARGA DIRI RENDAH