Top Banner

of 33

Askep TB Pd Anak

Jun 03, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    1/33

    1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Penyakit tuberkulosis pada anak merupakan penyakit yang bersifat sistemik,

    yang dapat bermanifestasi pada berbagai organ, terutama paru. Sifat sistemik ini

    di seba bkan ol eh penyebaran hematogen dan limfogen setelah terjadi infeksi

    Mycobacterium tuberculosis . Data umum tuberkulosis pada anak tidak mudah.

    Penelitian indeks tuberkulin dapat diperkirakan angka kejadian tuberkulosis anak.

    Kriteria masalah tuberkulosis di suatu negara adalah kasus BTA positif per satu juta

    penduduk. Jadi sampai saat ini belum ada satu negara pun yang bebas dari tuberkulosis. TB

    merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian imunisasi BCG pada

    anak dan pengobatan sumber infeksi, yaitu penderita TB dewasa. Disamping itu

    dengan adanya penyakit HIV maka perhatian pada penyakit TB harus di

    tingkatkan anak biasanya tertular TB atau uga disebut mendapat infeksi primer

    TB, a k a n membentuk imunitas sehingga uji tuberkulin akan menjadi positif. Tidak semua

    anak yang terinfeksi TB primer ini akan sakit TB (Nurul Najwa Kamel, 2012).

    Sejarah eradikasi TB dengan kemoterapi di mulai pada tahun 1944 ketika seorang

    perempuan umur 21 tahun dengan penyakit TB paru lanjut menerima injeksi pertama

    streptomisin yang sebelumnya diisolasi oleh Selman Waksman. Segera disusul dengan

    penemuan asam para amino salisilik (PAS). Kemudian di lanjutkan dengan penemuan

    Isoniazid yang signifikan yang dilaporkan oleh Robitzek dan Selikoff 1952. Kemudian

    diikuti penemuan berturut-turut pirazinamid tahun 1954 dan Etambutol 1952, Rifampisin

    1963 yang menjadi obat utama TB sampai saat ini.

    Walaupun pengobatan TB yang efektif sudah tersedia tapi sampai saat ini TB masih

    tetap menjadi problem kesehatan dunia yang utama. Pada bulan maret 1993 WHOmendeklarasikan TB sebagai Global Health Emergency .

    Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di Negara-

    negara berkembang. Di antara mereka 75 % berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun.

    Karena penduduk yang padat dan tingginya prevalensi maka lebih dari 65 % dari kasus-kasus

    TB yang baru dan kematian yang muncul terjadi di Asia.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    2/33

    2

    Alasan utamanya munculnya atau meningkatnya beban TB global ini antara lain

    disebabkan: 1. Kemiskinan pada berbagai penduduk, tidak hanya pada Negara yang sedang

    berkembang tetapi juga pada penduduk erkotaan tertentu pada Negara maju. 2. Adanya

    perubahan demografik dengan meningkatnya penduduk dunia dan perubahan dari struktur

    usia manusia yang hidup. 3. Perlindungan kesehatan yang tidak mencukupi pada penduduk di

    kelompok yang rentan terutama di Negara-negara miskin. 4. Tidak memadainya pendidikan

    mengenai TB di antara para dokter. 5. Terlantar dan kurangnya biaya untuk berobat, sarana

    diagnostic, dan pengawasan kasus TB dimana terjadi deteksi dan tatalaksana kasus yang

    tidak adekuat. 6. Adanya epidemic HIV terutama di Afrika dan Asia.

    Tuberculosis paru di Indonesia masih menempati urutan ke 3 tertinggi di dunia setelah

    China dan India. Di Sulawesi Utara penyakit Tuberculosis paru Pada tahun 2008 penderita

    Tuberculosis paru berjumlah 3.495 penderita (http://profil kesehatan sulawesi utara, 2008).

    B. Tujuan Penulisan

    1. Tujuan Umum

    Megetahui Asuhan Keperawatan pada pasien dengan TB paru pada anak.

    2. Tujuan Khusus

    Mengetahui pendekatan proses keperawatan :

    a. Pengumpulan data.

    b. Analisa data yang diperoleh.

    c. Merumuskan masalah kesehatan pada klien TB Paru

    d. Menentukan diagnosa keperawatan.

    e. Menyusun rencana keperawatan.

    f. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah dibuat.

    g. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan

    C. Metode

    Metode yang dilakukan dalam pembuatan makalah ini adalah :

    1. Studi kasus

    Kelompok melakukan asuhan keperawatan secara langsung pada seorang Anak dengan

    penyakit TB paru di RSUD Prof Kandou.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    3/33

    3

    2. Observasi.

    Mengobservasi gejala gejala TB Paru pada anak dan observasi keberhasilan standard

    asuhan keperawatan yang diberikan.

    3. Wawancara

    Pengkajian dalam rangka pengumpulan data dilakukan terhadap anak, keluarga anak serta

    perawat ruangan.

    4. Studi perpustakaan

    Dengan mempelajari beberapa buku yang berhubungan dengan TB Paru termasuk bahan

    bahan perkuliahan agar makalah ini mempunyai nilai ilmiah untuk dipertahankan.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    4/33

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Definisi

    TBC Paru merupakan penyakit infeksi yang menyerang parenkim paru-paru dan di

    sebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis (Somantri, 2008). Sementara itu, menurut

    (Junaidi 2010 dalam Ardiansyah 2012) menyebutkan tuberculosis (TB) sebagai suatu infeksi

    akibat Mycobacterium Tuberculosis yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-

    paru dengan gejala yang sangat bervariasi.

    B. Anatomi Fisiologi

    A. Saluran pernafasan atas Hidung

    Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua

    lubang ( kavum nasi ), dipisahkan oleh sekat hidung. Didalamnya terdapat bulu-bulu yang

    berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.

    1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit

    2. lapiasan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    5/33

    5

    3. lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang

    hidung ( konka nasalis ), yang berjumlah 3 buah :

    a. konka nasalis inferior ( karang hidung bagian bawah )

    b. konka nasalis media ( karang hidung bagian tengah )

    c. konka nasalis superior ( karang hidung bagian atas ).

    Di antara konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior ( lekukan

    bagian atas), meatus medialis (lekukan bagian tengah dan meatus inferio (lekukan bagian

    bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara pernapasan, sebelah dalam terdapat

    lubang yang berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana. Dasar dari rongga hidung

    di bentuk oleh tulang rahang atas, keatas rongga hidung berhubungan dengan beberapa rongga

    yang disebut sinus paranalis, yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis

    pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmoidalis padarongga tulang tapis.

    Pada sinus etmoidalis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka

    nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut terutam terdapat dibagian

    atas. Pada hidung dibagian mukosa terdapat serabut saraf atau reseptor dari saraf penciuman (

    nervus olfaktoris ).

    Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit

    terdapat satu lubang pembulu yang menghubung rongga tekak dengan rongga pendengaran

    tengah. Saluran ini disebut tuba audutiva eustaki yang menghubungkan telinga tengah dengan

    faring dan laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakrimalis.

    Faring

    Tekak atau faring merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan

    makanan, terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakan rongga hidung dan mulut sebelah

    depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain : keatas berhubungan

    dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana, ke depan

    berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium : ke

    bawah terdapat 2 lubang: kedepan lubang laring: ke belakang lubang esofagus. Dibawah

    selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat terdapat folikel getah bening.

    Perkumpulan getah bening ini dinamakan adenoid. Disebelahnya terdapat 2 buah tonsil

    kiri dan kanan dari tekak. Disebelah belakang terdapat epiglotis ( empang tenggorok )

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    6/33

    6

    yang berfungsi untuk menutup laring pada waktu menelan makanan.

    Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian :

    1. Bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana disebut nasofaring.

    2. bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring.

    3. bagian bawah sekali dinamakan laringofaring. Laring

    Laring atau pangkal tenggorok merupakan saluran udara yang bertindak sebagai

    pembentukan suara, terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis

    dan masuk kedalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorok ini dapat ditutup oleh sebuah

    empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang

    berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.

    Laring terdiri dari 5 tulang rawan antar lain :1. Kartilago tiroid ( 1 buah ) depan jakun ( adams apple ), sangat jelas terlihat pada

    pria.

    2. kartilago ariteanoid ( 2 buah ) yang berbentuk beker.

    3. kartilago krikoid ( 1 buah ) yang berbentuk cincin. Kartilago ini menjaga agar bagian

    inferior laring selalu terbuka.

    4. kartilago epiglotis ( 1 buah ).merupakan sekeping tulang rawan elastis yang menutupi

    lubang ke laring sewaktu menelan dan terbuka kembali sesudahnya,

    Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang

    dilapisi oleh sel epitelium berlapis. Pita suara ini berjumlah 2 buah : dibagian atas adalah

    pita suara palsu dan tidak mengeluarkan suara yang dusebut dengan ventrikularis :

    dibagian bawah adalah pita suara yang sejati yang membentuk suara yang disebut

    vokalis, terdapat 2 buah otot. Oleh gerakan 2 buah otot ini maka pita suara dapat bergrtar

    dengan demikian pita suara ( irima glotidis ) dapat melebar dan mengecil, sehingga disini

    terbentuklah suara.

    B. Saluran pernafasan bawah Trakea

    Trakea atau batang tenggorok merupakan lanjutan dari laring yang dibentuk oleh

    16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku

    kuda ( huruf C ). Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    7/33

    7

    disebut sel bersilia, hanya bergerak kearah luar. Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakng

    terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos.

    Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda asing yang masuk bersama dengan

    udara pernapasan memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.

    Bronkus

    Bronkus atau cabang tenggorok merupakan lanjutan dari trakea, ada 2 buah yang

    terdapat pada ketinggian vertebra torakalis IV dan V, mempunyai struktur serupa dengan

    trakea dan dilapisi oleh jenis set yang sama. Bronkus itu berjalan ke bawah dan ke

    samping kearah tampuk paru-paru. Bronkus kanan lebih pendek dan lebih besar daripada

    bronkus kiri, terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai 3 cabang. Bronkus kiri lebih panjang dan

    lebih ramping dari yang kanan, terdiri dari 9-12 cincin mempunyai 2 cabang. Bronkus bercabang-cabang, cabang yang lebih kecil disebut bronkiolus ( bronkioli ).pada

    bronkioli tak terdapat cincin lagi, dan pada ujung bronkioli terdapat gelembung paru /

    gelembung hawa atau alveoli.

    PARU-PARU

    Paru-paru merupakan sebuah alat tubuh yang sebagian besar terdiri dari

    gelembung ( gelembung hawa, alveoli ). Gelembung alveoli ini terdiri dari sel-sel apitel

    dan endotel. Jika dibentangkan luas permukaannya lebih kurang 90 M . pada lapisan ini

    terjadi pertukaran udara, O masuk ke dalam darah dan CO dikeluarkan dari darah.

    Banyaknya gelembung paru-paru ini kurang lebih 700.000.000 buah ( paru-paru kiri dan

    kanan ).

    Paru-paru di bagi dua : paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus ( belah paru ), lobus

    pulma dekstra superior, lobus media, dan lobus inferior. Tiap lobus tersusun oleh lobulus.

    Paru-paru kiri, terdiri dari pulmo sinistra lobus superior dan lobus inferior. Tiap-tiap

    lobus terdiri dari belahan yang lebih kecil bernama segmen. Paru-paru kiri mempunyai 10segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, dan 5 buah segmen pada inferior. Paru-

    paru kanan mempunyai 10 segmen yaitu 5 buah segmen pada lobus superior, 2 buah

    segmen pada lobus medial, dan 3 buah segmen pada lobus inferior. Tiap-tiap segmen ini

    masih terbagi lagi menjadi belahan-belahan yang bernama lobulus.

    Diantara lobulus satu dengan yang lainnya dibatasi oleh jaringan ikat yang berisi

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    8/33

    8

    pembuluh darah getah bening dan saraf. Dalam tiap-tiap lobulus terdapat sebuah

    bronkiolus. Didalam lobulus, bronkiolus ini bercabang-cabang banyak sekali, cabang-

    cabang ini disebut duktus alveolus. Tiap-tiap duktus alveolus berakhir pada alveolus yang

    diameternya antara 0,2-0,3 mm.

    Letak paru-paru dirongga dada dataranya menghadap ke tengah rongga dada/kavum

    mediastinum. Pada bagian tengah terdapat tampuk paru-paru atau hilus.pada mediastinum

    depan terletak jantung. Paru-paru dibungkus oleh selaput yang bernama pleura. Pleura

    dibagi menjadi dua : 1) pleura viseral ( selaput dada pembungkus ) yauti selaput paru

    yang berlangsung membungkus paru-paru : 2)pleura parietal yaitu selaput yang melapisi

    rongga dada sebelah luar. Antara kedua pleura ini terdapat rongga (kavum) yang disebut

    kavum pleura. Pada keadaan normal, kavum pleura ini vakum ( hampa udara ) sehingga

    paru-paru dapat berkembang kempis dan juga terdapat sedikit cairan ( eksudat ) yang berguna untuk meminyaki permukaannya ( pleura ), menghidarkan gesekan antara paru-

    paru dan dinding dada sewaktu ada gerakan bernapas.

    C. Etiologi

    Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang di sebabkan oleh basil

    Micobacterium tuberculosis tipe humanus sejenis kuman yang berbentuk batang

    berukuran panjang 1-4 mm dengan tebal 0,3-0,6 mm. Sebagian besar komponen

    Micobacterium Tuberkulosis adalah berupa lemak /lipid sehingga kuman mampu tahan

    terhadap asam serta sangat tahan terhadap zat kimia dan faktor fisik. Mikroorganisme ini

    bersifat aerob yakni menyukai daerah yang banyak oksige. Oleh karena itu

    Micobacterium Tuberkulosis senang tinggal didaerah apeks paru-paru yang kandungan

    oksigen tinggi. Daerah tersebut menjadi tempat kondusif ntuk penyakit tuberkulosis

    (Somantri,2008).

    Tuberkulosis paru merupakan infeksi pada saluran pernapasan yang vital. Basil

    Mycobacterium masuk ke dalam jaringan paru melalui saluran napas (droplet infection)

    sampai alveoli dan terjadilah infeksi primer. Kemudian, di kelenjar getah bening

    terjadilah primer kompleks yang disebut tuberculosis primer . Dalam sebagian besar

    kasus, bagian yang terinfeksi ini dapat mengalami penyembuhan. Peradangagan terjadi

    sebelum tubuh mempunyai kekebalan spesifik terhadap basil Mycobacterium pada usia 1-

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    9/33

    9

    3 tahun. Sedangkan, post primer tuberculosis (reinfection ) adalah peradangan yang

    terjadi pada jaringan paru yang disebabkan oleh penularan ulang, Ardiansyah (2012).

    Faktor penyebab Tuberculosis paru ini meliputi :

    1. Lingkungan yang tidak higienis. Tuberculosis menyebar dengan cepat pada tempat

    tinggal yang kurang ventilasi, sempit dan sesal, karenanya angka penularan tinggi di

    lingkungan yang penuh sesak dan kumuh.

    2. Kurangnya akses keperawatan medis, baik karena ketidakmampuan ekonomi atau

    ketidaktahuan. Kondisi ini membuat penderita tidak mendapatkan tindakan medis yang

    cukup sehingga memperburuk penyebaran.

    3. Turunya kekebalan tubuh. Jika sistem kekebalan tubuh bekerja dengan baik, maka sel

    darah putih akan menjadi benteng peling dari bakteri tuberculosis. Tapi jika sistemimunnya berkurang, maka kuman akan lebih mudah masuk kedalam tubuh.

    4. Kontak dengan penderita tuberculosis paru lainnya. Jika hidup dengan penderita

    tuberculosis aktif yang tidak mendapatkan pengobatan akan membuat resiko tertular

    semakin tinggi, baik di lingkungan keluarga maupun rekan kerja.

    5. Jenis kelamin dan usia. Umumnya jenis kelamin dewasa lebih beresiko terkena

    Tuberculosis paru.

    6. Alkohol dan penyalahgunaan obat-obatan. Konsumsi alkohol dan obat-obatan bisa

    memperlemah sistem kekebalan tubuh sehingga lebih mudah terinfeksi.

    7. Diet yang terlalu ketat. Jika seorang melakukan diet dengan ketat, maka ia tidak

    mendapatkan asupan nutrisi yang cukup serta kurangnya konsumsi kalori yang

    membuatnya beresiko tinggi terkena Tuberculosis paru.

    8. Tinggal atau bekerja dilingkungan fasilitas perawatan Tuberculosis paru. Kelompok ini

    beresiko tertular tuberculosis, karenanya gunakan masker dan sering mencuci tangan

    mengurangi resiko tertular.

    D. Patofisiologi

    Infeksi diawali karena seorang, menghirup basil Mycobacterium Tuberculosis.

    Bakteri menyebar melalui jalan nafas menuju alveoli lalu berkembang biak dan terlihat

    bertumpuk. Perkembangan Mycobacterium tuberculisis juga dapat menjangkau sampai

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    10/33

    10

    kearea lain dari paru-paru (lobus atas). Basil juga menyebar melalui sistem limfe dan

    aliran darah kebagian tubuh lainnya (ginjal, tulang dan korteks serebri) dan area lain dari

    paru-paru (lobus atas). Selanjutnya sitem kekebalan tubuh memberikan respon dengan

    melakukan reaksi inflamasi. Neutrofil dan makrofag melakukan aksi fogositosis (menelan

    bakteri), sementara limfosit spesifik-tuberculosist (menghancurkan) melisiskanbasil dan

    jaringan normal. Reaksi jaringan inimengakibatkan terakumulasinya eksudat dalam

    alveolidan mneyebakan bronkopneumoni. Infeksi awal biasanya timbul dalam aktu 2-10

    minggu setelah terpapar bakteri.

    Interaksi antara Mycobacterium Tuberculosis dan sistem kekebalan tubuh pada

    masa awal infeksi membentuk sebuah massajaringan baru yang disebut granuloma.

    Granuloma terdiri atas gumpalan basil hidup dan mati yang dikelilingi oleh makrofag

    seperti dinding. Granuloma selanjutnya beruba bentuk menjadimasa jaringan fibrosa.Bagian tengah dari masa tersebut disebut ghon tubercle. Membentuk materi yang

    penampakanya seperti keju (Nekrotizing Caseosa) hal ini kan menjadi klasifikasi dan

    akhirnya membentuk jaringan kolagen, kemudian bakteri menjadi nonaktif.

    Setelah infeksi awal, jika respons sitem imun tidak adekuat maka penyakit akan

    menjadi lebih parah. Penyakit yang kian parah dapat timbul akibat infeksi ulang atau

    bakteri yang sebelumnya tidak aktif kembali menjadi aktif. Pada kasus ini Ghon tubercle

    mengalami ulserasi sehingga menghasilkan Necrotizing Caseosa di dalam bronkhus dan

    selanjutnya menjadi sembuh dan membentuk jaringan parut. Paru-paru yang terinfeksi

    kemudian meradang, mengakibatkan timbulnya Bronkopneumonia, membentuk tuberkel,

    dan sterusnya. Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya. Proses ini berjalan

    terus dan basil terus difagosit atau berkembang biak didalam sel. Membentuk sel tubercel

    epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit (Membutuhkan 10-20 hari). Daerah yang

    mengalami nekrosis dan jaringan granulasi yang dikelilingi oleh sel epiteloid dan fibrolas

    akan menimbulkan respon berbeda, kemudian pada akhirnya akan membentuk suatu

    kapsul yang dikelilingi oleh tuberkel.

    E. Manisfestasi Klinis

    a. Sistemik : Malaise, anoreksia, berat badan menurun, dan keluar keringat

    pada malam hari.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    11/33

    11

    b. Akut : deman tinggi, seperti flu dan menggigil.

    c. Milier : deman akut, sesak napas, dan sianosis (kulit kuning).

    d. Respiratorik : batuk lama lebih dari dua minggu, sputum yang mukoid atau

    mukopurulen, nyeri dada, batuk darah, dan gejala lain. Bila

    ada tanda-tanda penyebaran ke oragan lain, seperti pleura,

    akan terjadi nyeri pleura, sesak napas, ataupun gejala

    maningeal (nyeri kepala, kaku kuduk, dan lain sebagainya.

    F. Penatalaksanaan Medis

    1.Pencegahan Tuberkulosis Paru

    Pencegahan tuberkulosis paru menurut Ardiansyah (2012).

    a. Pemeriksaan kontak, yaitu pemeriksaan terhadap individu yang bergaul erat dengan

    penderita TB paru BTA Positif. b. Mass chest X-ray , yaitu pemeriksaan missal terhadap kelompok-kelompok populasi

    tertentu, misalnya karyawan rumah sakit atau puskesmas atau balai pengobatan,

    penghuni rumah tahanan, dan siswa-siswi pesantren.

    c. Vaksinasi BCG; reaksi positif terjadi jika setelah mendapat vaksinasi BCG langsung

    terdapat reaksi local yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah penyuntikan.

    d. Kemoprokfilaksis, yaitu dengan menggunakan INH 5 mg/kg BB selama 6-12 bulan

    dengan tujuan menghancurkan atau mengurangi populasi bakteri yang masih sedikit.

    e. Komunikasi, informasi ,dan edukasi (KIE) tentang penyakit tuberculosis kepada

    masyarakat di tingkat puskesmas maupun rumah sakit oleh petugas pemerintah atau

    petugas LSM.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    12/33

    12

    BAB III

    TINJAUAN TEORITIS ASKEP

    A. PENGKAJIANa. Biodata

    1. Nama :

    2. Tempat/tgl lahir :

    3. Usia :

    4. Nama Ayah/Ibu :

    5. Pekerjaan Ayah :

    6. Pekerjaan Ibu :

    7. Alamat :8. Agama :

    9. Suku Bangsa :

    10. Pendidikan Ayah :

    11. Pendidikan Ibu :

    Penyakit Tuberkulosa dapat menyerang dari mulai anak sampai dengan dewasa dengan

    komposisi antara laki-laki dan perempuan yang hampir sama menderita. Biasanya timbul

    padalingkungan rumah dengan kepadatan tinggi yang tidak memungkinkan cahaya matahari

    masuk kedalam rumah.

    TB pada anak dapat terjadi pada usia berapa pun, namun usia paling umum adalah antara

    1-4tahun. Anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru (extrapulmonary) dibanding TB

    paru-paru dengan perbandingan 3:1., TB luar paru-paru dan TB yang berat terutama

    ditemukan pada usia < 3tahun. Angka kejadian (prevalensi) TB paru-paru pada usia 5-12

    tahun cukup rendah, kemudian meningkat setelah masa remaja di mana TB paru-paru

    menyerupai kasus pada pasien dewasa (seringdisertai lubang/kavitas pada paru-paru).

    b. Keluhan utama :

    1. Demam : subfebris, febris (40-41C) hilang timbul.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    13/33

    13

    2. Batuk : terjadi karena adanya iritasi pada bronchus, batuk ini terjadi untuk membuang /

    mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai dengan batuk purulen

    (menghasilkan sputum).

    3. Sesak nafas : bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah paru.

    4. Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura

    sehingga menimbulkan pleuritis.

    5. Malaise : ditemukan berupa anorexia, nafsu makan menurun, berat badan menurun, sakit

    kepala,nyeri otot, keringat malam.

    6. Pada atelektasis terdapat gejala berupa : cyanosis, sesak nafas, kolaps. Bagian dada klien

    tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong ke sisi yang sakit. Pada foto

    thorax tampak pada sisi yang sakit bayangan hitam dan diafragma menonjol ke atas.

    7. Perlu ditanyakan dengan siapa pasien tinggal, karena biasanya penyakit ini muncul bukankarena sebagai penyakit keturunan tetapi merupakan penyakit infeksi menular.

    c. Riwayat kesehatan sekarang

    Menggambarkan keluhan pada saat dikaji.

    d. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran :

    1. Pre Natal : kurang asupan nutrisi , terserang penyakit infeksi selama hamil2. Intra Natal : Bayi terlalu lama di jalan lahir , terjepit jalan lahir, bayi menderita caput

    sesadonium, bayi menderita cepal hematom

    3. Post Natal : kurang asupan nutrisi , bayi menderita penyakit infeksi , asfiksia icterusa. Riwayat Masa Lalu

    1. Penyakit waktu kecil :Penyakit yang pernah diderita (tanyakan, apakah klien pernah sakit

    batuk yang lama dan benjolan bisul pada leher serta tempat kelenjar yang lainnya dan

    sudah diberi pengobatan antibiotik tidak sembuh-sembuh? Tanyakan, apakah pernah

    berobat tapi tidak sembuh? Apakah pernah berobat tapi tidak teratur?)

    2. Pernah di rawat di Rumah Sakit : Tanyakan apakah sakit yang dialami di waktu kecil

    sampai membuat pasien dirawat dirumah sakit, jika ia, apakah keadaannya parah atau

    seperti apa.

    3. Obat-obatan yang pernah digunakan : Obat-obatan yang pernah diberikan sangat penting

    untuk diketahui, agar kerja obat serta efek samping yang timbul dapat di ketahui.

    Pemberian antibiotik dalam jangka panjang perlu di identifikasi

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    14/33

    14

    4. Tindakan (operasi) : Apakah sebelumnya pernah melakukan tindakan operasi, pada bagian

    apa, atas indikasi apa

    5. Alergi :Apakah mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan, udara atau makanan

    6. Kecelakaan :Pernah mengalami kecelakaan ringan sampai hebat sebelumnya, apabila

    mengalami kecelakaan apakah langsung di beri tindakan, atau di bawa berobat ke dokter

    atau hanya di diamkan saja

    7. Imunisasi

    a) Imunisasi aktif : merupakan imunisasi yang dilakukan dengan cara menyuntikkan

    antigen ke dalam tubuh sehingga tubuh anak sendiri yang akan membuat zat antibody

    yang akan bertahan bertahun-tahun lamanya. Imunisasi aktif ini akan lebih bertahan lama

    daripada imunisasi pasif

    b) Imunisasi pasif : disini tubuh tidak membuat sendiri zat anti akan tetapi tubuh

    mendapatkannya dari luar dengan cara penyuntikkan bahan atau serum yang telah

    mengandung zat anti. Atau anak tersebut mendapatkannya dari ibu pada saat dalam

    kandungan

    Vaksin polio Vaksin campak Vaksin BCG ( Bacillus Calmet Guirnet) Vaksin DPT ( Difetri Pertusis Tetanus ) Vaksin toxoid difetri

    b. Riwayat Keluarga (di sertai Genogram)Tanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita TB paru hipertensi,

    diabetes milistus, atau penyakit bawaan lainnya.

    Tuliskan susunan keluarga pasien melalui genogram hingga 3 generasi sebelum

    pasien.

    c. Riwayat social1. Siapa yang mengasuh anak : Hubungan keluarga dapat mempengaruhi tumbuh kembang

    anak. Siapa yang lebih intensif dan secara konstan menekankan perkembangan,

    pertumbuhan si anak dapat mempengaruhi perilaku, sikap dan pengontrolan emosi serta

    perkembangan anak

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    15/33

    15

    2. Hubungan dengan anggota keluarga :Keluarga diharapkan untuk dapat lebih menekankan

    perkembangan individu setiap anaknya, kemudian orangtua akan lebih intensif dan secara

    konstan menekankan harapan keluarga terhadap anaknya

    3. Hubungan dengan teman sebaya :Terciptanya hubungan yang hangat dengan teman

    sebayanya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan emosi, sosial dan intelektual

    anak

    4. Lingkungan rumah :Lingkungan tempat tinggal (Lingkungan kurang sehat (polusi,

    limbah), pemukiman yang padat, ventilasi rumah yang kurang, jumlah anggota keluarga

    yang banyak), pola sosialisasi anak.

    f. KEBUTUHAN DASAR

    1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatanSubjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang.

    Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, prilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul

    bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.

    2) Pola nutrisi metabolic

    - Makanan yang disukai/ tidak disukai :

    - Selera :

    - Alat makan yang dipakai :

    - Pola makan / Jam :

    Subjektif : Anoreksia, mual, tidak enak diperut, penurunan berat badan.

    Objektif : Turgor kulit jelek, kulit kering/bersisik, kehilangan lemak subkutan

    3) Pola eliminasi

    Subjektif : Perubahan karakteristik feses dan urine.

    Objektif :nyeri tekan pada kuadran kanan atas dan hepatomegali, nyeri tekan pada

    kuadran kiri atas dan splenomegali.

    4) Pola tidur dan istirahat

    Kebiasaan Sebelum tudur :

    - Yang di bawa saat tidur :

    - Tidur siang :

    Subjektif : Nyeri dada meningkat karena batuk berulang sehingga kadang tak bias tidur.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    16/33

    16

    Obiektif : Berhati-hati pada area yang sakit, perilaku distraksi, gelisah, nyeri bisa timbul

    bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga timbul pleuritis.

    5) Pola aktivitas dan latihan

    Subjektif : Rasa lemah cepat lelah, aktivitas berat timbul. sesak (nafas pendek), sulit

    tidur, demam, menggigil, berkeringat pada malam hari

    Objektif : Tachicardi, tachipneu/dispneu saat kerja, irritable, sesak (tahap, lanjut; infiltrasi

    radang sampai setengah paru), demam subfebris (40 -410C) hilang timbul

    Subjektif : Batuk produktif/non produktif sesak napas, sakit dada

    Objektif : Mulai batuk kering sampai batuk dengan sputum hijau/purulent, mukoid

    kuning atau bercak darah, pembengkakan kelenjar limfe, terdengar bunyi

    ronkhi basah, kasar di daerah apeks paru, tachipneu (penyakit luas atau fibrosis

    parenkim paru dan pleural), sesak napas, pengembangan pernapasan tidaksimetris (effusi pleura.), perkusi pekak dan penurunan fremitus (cairan pleural),

    deviasi trakeal (penyebaran broncogenik).

    g.Keadaan kesehatan saat ini.

    1. Diagnosa Medis : Diagnosa medis apa yang ada sekarang.

    2. Tindakan Operasi : Ada operasi atau Tidak ada

    3. Status Nutrisi : Apa Terjadi perubahan, Biasanya makan berapa porsi sehari,

    dan minum berapa gelas sehari.

    4. Status Cairan : Cairam apa yang terpasang dan berapa tts/mnt, minum susu

    berapa kali sehari.

    5. Obat-obatan : Obat obatan apa yang diminum pasien saat ini.

    6. Aktivitas :apakah Terjadi intoleransi aktivitas pada pasien. Aktivitas anak

    apa dibantu keluarga dan perawat, apakah selama dirawat anak hanya berbaring dan

    duduk saja di tempat tidur

    7.

    Hasil Laboratorium : cek tanggal setiap pemeriksaan labolatorium.8. Hasil Rongen : Cek tanggal setiap pemeriksaan rongen.

    9. Data tambahan : tuliskan apabila ad data tambahan yang penting.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    17/33

    17

    h. Pemeriksaan Fisik

    1) Keadaan umum : pada umumnya pasien tuberkulosis anak yang berobat sering ditemukan

    sudah dalam keadaan lemah, pucat, kurus dan tidak bergairah.

    2) Tanda-tanda vital : sering demam walaupun tidak terlalu tinggi, demam dapat lama atau

    naik turun, nafas cepat dan pendek, saat badan demam atau panas biasanya tekanan nadi

    anak menjadi tachicardi

    3) Antropometri

    Mengukur :

    a. lingkar kepala (Lingkar kepala bayi yang baru lahir di Indonesia rata-rata 3 cm dan di

    Negara maju 3,5 cm. kemudian pada usia 6 bulan menjadi 40 cm (bertambah 1,5 cm

    setiap bulan). Pada umur 1 tahun lingkar kepala mencapai 45-47 cm (bertambah 0,5

    cm tiap bulan). Pada usia 3 tahun menjadi 50 cm dan pada umur 10 tahun 53 cm).

    b. lingkar lengan atasSalah satu cara untuk mengetahui baik atau tidaknya pertumbuhan anak, adalahdengan menukur lingkar lengan atasnya. berdasarkan standar Walanski,perkembanganukuran lingkar lengan atas bayi dan balita berdasarkan umur terbilang normal padaukuran berikut:

    6- 8 bulan 14.75 cm

    9-11 bulan 15.10 cm

    1 tahun 16.00 cm

    2 tahun 16.25 cm

    3 tahun 16.50 cm

    4 tahun 16.75 cm

    5 tahun 17.00 cm

    c. lingkar dada

    d. panjang badan(Seperti halnya berat badan, tinggi badan juga dapat diperkirakan berdasarkan rumusdari Behram (1992), yaitu :

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    18/33

    18

    1. Perkiraan panjang lahir : 50 cm

    2. Perkiraan panjang badan usia 1 tahun = 1,5 Panjang Badan Lahir

    3. Perkiraan panjang badan usia 4 tahun = 2 x panjang badan lahir

    4. Perkiraan panjang badan usia 6 tahun = 1,5 x panjang badan usia 1 tahun

    5. Usia 13 tahun = 3 x panjang badan lahir

    6. Dewasa = 3,5 x panjang badan lahir atau 2 x panjang badan 2 tahun

    Atau dapat digunakan rumus Behrman (1992):

    a) Lahir : 50 cm

    b) Umur 1 tahun : 75 cm

    c) 2 12 tahun ; umur (tahun) x 6 + 77

    e. berat badan

    Berat badan akan mengalami penurunan yang sifatnya normal, yaitu sekitar !0% dari berat badan lahir. Hal ini disebabkan karena keluarnya mekonium dan air seni yang belum diimbangi asupan yang mencukupimisalnya produksi ASI yang belum lancar.Umumnya berat badan akan kembali mencapai berat badan lahir pada hari kesepuluh.Pada bayi sehat, kenaikkan berat badan normal

    pada triwulan I adalah sekitar 700 1000 gram/bulan, pada triwulan II sekitar 500 600 gram/bulan, pada triwulan III sekitar 350 450 gram/bulan dan pada triwulan IV sekitar 250 350 gram/bulan.Dari perkiraan tersebut, dapat diketahui bahwa pada usia 6 bulan pertama berat badanakan bertambah sekitar 1 kg/bulan, sementara pada 6 bulanberikutnya hanya + 0,5kg/bulan. Pada tahun kedua, kenaikannya adalah + 0,25 kg/bulan. Setelah 2 tahun,kenaikkan berat badan tidak tentu, yaitu sekitar 2,3 kg/tahun. Pada tahapadolesensia(remaja) akan terjadi pertambahan berat badan secara cepat ( growth spurt)Selain perkiraan tersebut, berat badan juga dapat diperkirakan dengan menggunakanrumus atau pedoman dari Behrman (1992), yaitu :1. Berat badan lahir rata-rata : 3,25 kg2. Berat badan usia 3 12 bulan, menggunakan rumus :

    Umur (bulan) + 9 = n + 92 2

    3. Berat badan usia 1 6 tahun, menggunakan rumus :( Umur(tahun) X 2) + 8 = 2n + 8Keterangan : n adalah usia anak

    4. Berat badan usia 6 12 tahun , menggunakan rumus :Umur (tahun) X 7 5

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    19/33

    19

    24) Pemeriksaan fisik head to toe.

    a) Kepala : kaji bentuk kepala, kebersihan rambut

    b) Mata : kaji bentuk mata, konjungtiva, sklera, pupil

    c) Hidung : terdapat cuping hidung atau tidak, ada penumpukkan sekret atau tidak,

    simetris tidak.

    d) Mulut : kaji kebersihan mulut, apakah ada stomatitis, gigi yang tumbuh

    e) Telinga : kaji kebersihan telinga, bentuk sejajar dengan mata, ada cairan atau tidak, uji

    pendengaran anak

    f) Leher : Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal), axilla, inguinal dan sub

    mandibula.

    g) Dada : Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang/mengeluarkan produksi radang, dimulai dari batuk kering sampai batuk purulen

    (menghasilkan sputum).

    - Sesak nafas: terjadi bila sudah lanjut, dimana infiltrasi radang sampai setengah

    paru.

    - Nyeri dada: ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke

    pleura.

    - Malaise: ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri

    otot dan kering diwaktu malam hari.

    - Ronchi basah, kasar dan nyaring.

    - Hipersonor/timpani bila terdapat kavitas yang cukup dan pada auskultasi memberi

    suara limforik.

    - Atropi dan retraksi interkostal pada keadaan lanjut dan fibrosis.

    - Bila mengenai pleura terjadi efusi pleura (perkusi memberikan suara pekak)

    h) Perut : kaji bentuk perut, bising usus

    i) Ekstermitas : kaji kekuatan ekstermitas atas dan bawah, apakah ada kelemahan j) Kulit : Pembesaran kelenjar biasanya multipel.

    - Benjolan/pembesaran kelenjar pada leher (servikal), axilla,

    - inguinal dan sub mandibula. Kadang terjadi abses.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    20/33

    20

    k) Genetalia : kaji apakah ada disfungsi pada alat genitalia, kaji bentuk, skrotum sudah

    turun atau belum, apakah lubang ureter ditengah

    i. Pemeriksaan tingkat perkembangan untuk anak usia < 6 tahun

    a. Kemandirian dan bergaul : Merasa dikucilkan, kaji perasaan pasien atau keluarga pasien

    atas penyakit yang diderita dan dapatkah anak berkomunikasi dengan bebas ataukah

    menarik diri.

    b. Motorik halus : sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka

    kotak, melempar benda

    c. Kognitif dan bahasa : sudah bisa mengetahui apa yang ada di sekitarnya dan bisa

    bercerita dengan baik atau belum.

    d. Motorik kasar : sudah bisa berjalan sendiri tanpa bantuan orang laine. Motorik halus : sudah bisa memegangi cangkir, memasukkan jari ke lubang, membuka

    kotak, melempar benda

    J. Informasi lain : informasi tambahan apa lagi yang di katakana olaeh pasien.

    K.Ringkasan Riwayat keperawatan : tuliskan ringkasan riwayat keperawatan dengan baik.

    L.Analisa Data

    No Data penunjang Masalah Etiologi

    1. Subyektif : mengatakan batuk sudah

    3 hari disertai sesak nafas

    Obyektif : sesak, ronki dan wheezing

    paru kiri dan kanan, RR 54

    X/menit

    Bersihan jalan

    napas tidak efektif

    Virus

    Paru-paru

    Peradangan bronkus dan

    alveolus

    Sel radang berisi eksudat

    Penumpukan sekret

    Bersihan j alan napas tidakefektif

    2. Subyektif : orang tua mengatakan

    anak malas makan dan sesak.

    Obyektif : BB 6 kg, rewel, RR 54

    X/menit, lemah

    Resiko

    ketidakseimbangan

    nutrisi

    Virus

    Paru-paru

    Peradangan bronkus dan

    alveolus

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    21/33

    21

    Sel radang berisi eksudat

    Penumpukan sekret

    Sekret tidak bisa dikeluarkan

    Anoreksia, nausea

    Intake makanan tidak adekuat

    Resiko ketidakseimbangan

    nutrisi

    3. Subyektif : orang tua mengatakan

    suhu badan klien meningkat

    Obyektif : Suhu badan klien 38,6 oC

    Hypertermi Virus

    Paru-paru

    Peradangan bronkus dan

    alveolus

    Demam

    Hypertermi

    M. Prioritas Masalah.

    1. Bersihan jalan napas tidak efektif2. Resiko ketidakseimbangan nutrisi3. Hypertermi

    2. DIAGNOSA KEPERAWATAN, KRITERIA NANDA, NOC dan NIC.

    1. BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF NANDA- Domain 11: Keselamatan/Perlindungan.

    (bebas dari rasa bahaya, cedera fisik, kerusakan sistem imun, penjagaan darikehilangan, perlindungan keselamatan dan keamanan)

    - Kelas 2 : cedera fisik(tubuh terluka atau terkena bahaya).

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    22/33

    22

    - Diagnosa : bersihan jalan napas tidak efektifa. Pengertian

    Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

    b. Batasan karakteristik- Dispnea- Penurunan suara napas- Orthopnea- Suara napas tambahan :rales, crakles, ronkhi, wheezing.- Batuk tidak efektik atau tidak dapat batuk- Produksi sputum- Sianosis- Kesulitan bicara- Mata melebar

    - Perubahan ritme dan frekuensi pernapasan- Gelisah

    c. Faktor yang berhubunganLingkungan

    - Asap- Asap rokok- Inhalasi asap- Perokok pasif

    Obstruksi j alan n apas

    - Spasme jalan napas- Mucus banyak- Sekresi yang tertahan- Adanya jalan napas buatan- Benda asing di jalan napas- Sekresi di bronchus- Eksudat di alveoli

    fisiologi- Distribusi neuromuscular- Hyperplasia dinding bronchial- Penyakit paru obstruksi kronik- Infeksi- Asthma- Alergi

    KLIEN OUTCOME:

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    23/33

    23

    Pasien mampu mempertahankan jalan napas yang bersih, tanda-tanda vital stabil.

    NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION (NOC)Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran

    pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.Hasil yang disarankan:

    - Kontrol aspirasi- Status pernapasan : pola jalan napas- Status pernapasan : pertukaran gas- Status pernapasan : ventilasi

    Status pernapasan : pola jalan napas (0410)Domain : kesehatan psikologis (II)

    Class : kardiopulmonal (E)Scale : sangat berbahaya sampai tidak berbahaya (a)

    Indikator : Sangat berbahaya BerbahayaCukup

    BerbahayaBahayaringan

    Tidak berbahaya

    041001 Demam tidaknampak

    041002 Kecemasantidak nampak

    041003 Menelan terpaksa

    tidak nampak041004 Jumlah pernapasan

    041005 Ritme pernapasan041006 Mengeluarkan

    sputum dari jalannapas

    041007 Bebas dari bunyinapas tambahan

    041008 Lainnya....?

    1

    1

    1

    1

    11

    1

    1

    2

    2

    2

    2

    22

    2

    2

    3

    3

    3

    3

    33

    3

    3

    4

    4

    4

    4

    44

    4

    4

    5

    5

    5

    5

    55

    5

    5

    Status pernapasan : ventilasi (0403)

    Domain : kesehatan psikologis (II)

    Class : kardiopulmonal (E)

    Scale : sangat berbahaya sampai tidak berbahaya (a)

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    24/33

    24

    Indikator : Sangat berbahaya BerbahayaCukup

    BerbahayaBahayaringan

    Tidak berbahaya

    040301 Kecepatan pernapasan

    040302 Ritme pernapasan

    040303 Kedalaman inspirasi040304 Simetris ekspansidada

    040305 Kemudahan bernapas040306 Mengeluarkan sputum

    dari jalan napas040307 Bersuara dengan

    adekuat040308 Pengeluaran udara

    dengan paksa040309 Menggunakan otot

    tambahan tidaknampak040310 Bunyi napas yang

    tidak biasa tidaknampak

    040311 Retraksi dada tidaknampak.

    040312 Bernapas denan muluttidak nampak

    040313 Dispnue saat istirahattidak nampak

    040314 Tidak menggunakanalat bantu napas040315 Tulang tidak nampak040316 SOB Tidak nampak040317 Tactile fremitus tidak

    nampak040318 Suara perkusi IER040319 Suara asukultasi

    pernapasan IER040320 Suara auskultasi IER040321 Peradangan IER040322 egophony IER040323 wheezing dada IER040324 Volume gelombang IER040325 Kaspasitas vital IER040326 X-ray dada ditemukan

    IER040327 Test uji pulmonal IER040328 Lainnya...?

    1

    1

    11

    11

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1111

    11

    11111

    11

    1

    2

    2

    22

    22

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2222

    22

    22222

    22

    2

    3

    3

    33

    33

    3

    3

    3

    3

    3

    3

    3

    3333

    33

    33333

    33

    3

    4

    4

    44

    44

    4

    4

    4

    4

    4

    4

    4

    4444

    44

    44444

    44

    4

    5

    5

    55

    55

    5

    5

    5

    5

    5

    5

    5

    5555

    55

    55555

    55

    5

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    25/33

    25

    1 2 3 4 5

    NURSING INTERVENTIONS CLASSIFICATION (NIC)- Defenisi : Suatu keadaan seseorang tidak dapat untuk membersihkan sekresi atau

    obstruksi dari saluran pernapasan untuk memeprtahankan jalan napas yang paten

    .

    - Intervensi yang disarankan: penanganan jalan napas

    Penaganan Jalan NapasDefinisi : suatu usaha yang tepat / nyata untuk memudahkan jalan nafas. Penatalaksanaan:

    1. Buka jalan nafas, dengan menggunakan teknik angkat dagu dan dorong

    rahang bawah (mandibula) secara tepat.

    2. Posisi pasien berada dalam keadaan ventilasi maksimal.

    3. Identifikasi / tentukan pasien yang benar benar memerlukan jalan nafas

    buatan.

    4. Lakukan jalan nafas lewat mulut (oral ) atau nasfaring secara tepat.

    5. Lakukan penangan fisik dinding dada secara tepat.

    6. Bersihkan lendir dengan cara merangsang batuk atau dengan bantuan

    suction(alat penghisap lendir).

    7. Dirangsang secara perlahan, menarik napas dalam, secara bergantian, dan

    batukkan.

    8. Beri petunjuk bagaiman cara batuk yang tepat.

    9. Bantu dangan alat spirometer intensif, secara tepat.10. Auskultasi (dengarkan) suara pernafasan, tidak adakah daerah yang

    terdapat penurunan atau hilang ventilasi (sirkulasi) dan munculnya suara

    pernapasan.

    11. Lakukan pengisapan lendir lewat endotracheal (mulut) atau

    nasotrachel(hidung).

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    26/33

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    27/33

    27

    - Kehilangan rambut banyak- Suara usus hiperaktif- Kurang informasi. Misinformasi

    c. Faktor yang berhubungan- Tidak mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena

    faktor biologi. Psikologi, atau ekonomi.

    KLIEN OUTCOME:Asupan nutrisi klien terpenuhi

    NURSING OUTCOMES CLASSIFICATION (NOC)

    Definisi : keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi

    kebutuahan metabolik.Hasil yang diharapkan :

    - Status nutrisi - Status nutrisi : makanan dan cairan masuk- Status asupan makanan - Kontrol BB

    Status Nutrisi (1004)

    Domain : kesehatan psikologis (II)

    Class : Nutrisi (K)Scale : sangat baik sampai tidak baik (a)

    Indikator : Sangat baik baikCukup baik

    Kurang baik

    Tidak baik

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    28/33

    28

    100401 Intake nutrisi100402 Intake makanan

    dan minuman100403 Energy100404 Badan terasa berat

    100405 Berat100406 Ukuran biokimia100407 Lainnnya...?

    11

    11

    111

    22

    22

    222

    33

    33

    333

    44

    44

    444

    55

    55

    555

    Status Nutrisi : Tenaga (1007)

    Domain : kesehatan psikologis (II)

    Class : Nutrisi (K)

    Scale : sangat baik sampai tidak baik (a)

    Indikator : Sangat baik baikCukup baik

    Kurang baik

    Tidak baik

    100701 Stamina100702 Daya tahan tubuh100703 Kekuatan otot100704 Penyembuhan

    jaringan100705 Perlawanan infeksi100706 Pertumbuhan (anak-

    anak)100707 Lainnya...?

    1111

    11

    1

    2222

    22

    2

    3333

    33

    3

    4444

    44

    4

    5555

    55

    5

    Status Nutrisi : Pemasukan Nutrisi (1009)

    Domain : kesehatan psikologis (II)

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    29/33

    29

    Class : Nutrisi (K)

    Scale : tidak adekuat sampai adekuat tota l(f)

    Indikator : TidakadekuatKurangadekuat

    Cukupadekuat adekuat

    Sangatadekuat

    100901 intake kalori100902 intake protein100903 intake lemak100904 intake karbohidrat100905 intake vitamin100906 intake mineral100907 intake zat besi100908 Intake kalsium100909 Lainnya..?

    111111111

    222222222

    333333333

    444444444

    555555555

    NURSING INTERVENSION CLASSIFICATION (NIC)

    Definisi : keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhikebutuahan metabolik.

    Intervensi yang disarankan : Pengaturan nutrisi

    Pengaturan Nutrisi

    Pengertian : pengenalan dari keseimbangan nutrisi dan pencegahan akibatkomplikasi dari kelainan atau kebutuhan nutrisi yang kurang.

    Penatalaksanaan :

    1. Menanyakan apakah pasien memiliki alergi terhadap makanan.

    2. Memastikan pemilihan makanan pasien.

    3. Menentukan dalam kolaborasi dengan ahli diet mana yang tepat jumlah kalori

    dan tipe kebutuhan nutrisi yang memenuhi syarat nutrisi.

    4. Menganjurkan pemasukan kalor yang tepat untuk tipe tubuh dan gaya hidup.5. Menganjurkan peningkatan pemasukan makanan yang mengandung zat besi

    secara tepat.

    6. Mengnjurkan peningkatan pemasukan protein , zat besi, dan vit C secara tepat.

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    30/33

    30

    7. Pemberian makanan tambahan (minuman dan buah segar / jus buah buahan

    )secara tepat.

    8. Berikan makanan lunak , murni dan ringan secara tepat.

    9. Memberikan tambahan gula secara tepat.

    10. Memastikan bahwa diet yang dihasilkan termasuk makanan dengan serat yang

    tinggi untuk mencegah konstipasi.

    11. Pemberian tubuh-tubuhan dan rempah rempah sebagai penganti garam.

    12. Memberikan pasien tinggi protein,tinggi kalor, makanan ringan dan minuman

    yang selalu tersedia untuk dikonsumsi secara tepat.

    13. Memberikan seleksi makan

    14. Mengatur diet pasien sesuai gaya hidup secara tepat.

    15. Ajarkan pasien bagaimana menjaga makanan diet tiap hari sesuai kebutuhan.16. Monitor pencatatan pemantau dari nutrisi dan kalor.

    17. Interval berat badan pasien secara tepat.

    18. Menganjukan pasien untuk menggunakan gigi palsu dengan pantas atau

    memperoleh perawatan gigi.

    19. Menberikan informasi yang tepat tentang kebutuhan nutrisi dan bagaimana

    bertemu dengan mereka.

    20. Menganjurkan teknik persiapan dan penyajian makanan yang aman.

    21. Menentukan kemampuan pasien untuk bertemu dengan ahli gizi yang

    dibutuhkan.

    22. Membutuhkan pasien dalam menerima bantuan bantuan dari program nutrisi

    komentar yang tepat serta kebutuhan.

    3. Hipertermi b.d Demam Domain : Hipertermia

    Client Out Comes : Suhu tubuh normal ditandai dengan : Suhu dan Respirasi

    dalam batas normal, tidak adalagi keluhan pusing Nursing Out comes (NOC)

    1) Thermoregulation (0800)

    080001 Temprature Kulit dalam rentang yang diharapkan

    080002 Suhu Tubuh dalam batas normal

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    31/33

    31

    080003 Tidak nampak sakit kepala

    080004 Tidak ada nyeri otot

    080005 Tidak ada iritasi

    080007 Tidak ada perubahan warna kulit

    080012 nadi dalam rentang yang diharapkan

    080013 Respirasi dalam rentang yang diharapkan

    080014 Hidrasi Adekuat

    080015 Melaporkan Status Suhu

    2) Hydration (0602)

    060201 Hidrasi Kulit

    060202 Kelembapan membran mukosa060203 Tidak ada Edema Periferal

    060204 Tidak ada Asites

    060205 Tidak ada haus yang abnornal

    060206 Tidak ada bunyi napas adventif

    060207 Tidak ada bunyi napas pendek

    060208 Mata tidak cekung

    060209 Tidak demam

    060210 Kemampuan berkeringat

    060211 Urin dalam batas nornal

    060212 TD dalam batas normal

    Nursing Interfention Classification (NIC)

    PENATALAKSANAAN :

    1. Monitor selalu suhu tubuh sesuai dengan kebutuhan.2. Monitor terhadap kehilangan cairan .3. Memantau pusat suhu tubuh secara bertahap sesuai dengan yang dibutuhkan4. Monitor warna kulit dan suhu tubuh .

    5. Monitor tekanan darah , nadi , dan respirasi / pernapasan dengan tepat sesuai

    kebutuhan.

    6. Monitor tingkat / derajat kesadaran .

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    32/33

    32

    7. Monitor terhadap serangan aktivitas .

    8. Monitor jenis leukosit , hemoglobin , dan nilai hematokrit .

    9. Monitor intake dan output .

    10. Monitor terhadap kehilangan / kelainan elektrolit .

    11. Monitor keseimbangan asam basa .

    12. Monitor terhadap serangan jantung .

    13. Gunakan / berikan terapi antipiretik sesuai dengan kebutuhan .14. Berikan pengobatan untuk perawatan yang disebabkan oleh panas sesuai dengan

    kebutuhan .15. Tutup / berikan selimut kepada pasien hanya bila diperlukan .

    16. Gunakan selimut yang hangat dan mandi air hangat sesuai dengan kebutuhan .

    17. Mengajurkan cairan yang masuk lewat oral sesuai dengan kebutuhan .

    18. Berikan cairan intravena sesuai dengan kebutuhan .

    19. Gunakan washlap dingin (atau kantong es yang dibalut dengan handuk) pada

    pasien dilipatan paha dan aksilla .

    20. Gunakan sirkulasi pernapasan yang berputar diruangan pasien .

    21. Menganjurkan untuk melakukan perawatan mulut yang sesuai .

    22. Berikan pengobatan yang tepat untuk mencegah / mengontrol gemetar yang

    dialami

    23. Berikan oksigen sesuai dengan kebutuhan .24. Berikan selimut / blangket bila diperlukan ( kedinginan )25. Monitor temperatur untuk mencegah perawatan pada atau dari hipotermi (

    penurunan suhu tubuh ) .

    DAFTAR PUSTAKA

  • 8/12/2019 Askep TB Pd Anak

    33/33

    Hirmawan S. 1999. Kumpulan Kuliah Patologi , FKUI: Jakarta

    Wong, Donna L.2003. Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta

    Mansjoer arief 1999. Kapita selekta kedokteran, FKUI; jakarta