Top Banner
PERITONITIS MAKALAH oleh KELOMPOK 2
31

Askep PERITONITIS

Apr 08, 2023

Download

Documents

Keep Smile
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Askep PERITONITIS

PERITONITIS

MAKALAH

oleh

KELOMPOK 2

Page 2: Askep PERITONITIS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNVERSITAS JEMBER

2015

Page 3: Askep PERITONITIS

PERITONITIS

MAKALAH

diajukan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah KeperawatanKlinik IIIA

dengan dosen: Murtaqib, M.Kep

oleh:

Auliya Hidayati NIM 122310101001Jamilarul Komari NIM 132310101004

Fikri Nur Latifatul Q NIM 132310101011Mashilla Refani P NIM 132310101013

Dwi Yoga Setyorini NIM 132310101027Novita Nurkamilah NIM 132310101028

Rizky Bella M NIM 132310101043Afan Dwi Anwar NIM 132310101044Rizka Inna Safitri NIM 132310101047

ii

Page 4: Askep PERITONITIS

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNVERSITAS JEMBER

2015

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan karuni-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Peritonotis”. Makalah ini disusun berdasarkan untuk

memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Klinik IIIA

Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.

Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari

kontribusi berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis

menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Murtaqib,M.Kep, selaku Penanggung Jawab Mata

Kuliah Keperawatan Klinik IIIA Program Studi Ilmu

Keperawatan Universitas Jember;

2. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mencurahkan

perhatian dan dukungannya baik secara materil

maupun non materil;

iii

Page 5: Askep PERITONITIS

3. Rekan-rekan satu kelompok yang sudah bekerjasama

dan berusaha semaksimal mungkin sehingga makalah

ini dapat terealisasi dengan baik;

4. Semua pihak yang secara tidak langsung membantu

terciptanya makalah ini yang tidak dapat disebutkan

satu per satu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari

semua pihak demi kesempurnaan makalah ini. Akhirnya

penulis berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Jember, Maret 2015

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL...................................... i

HALAMAN JUDUL....................................... ii

iv

Page 6: Askep PERITONITIS

KATA PENGANTAR.......................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................... iv

BAB 1. PENDAHULUAN.................................. 1

1.1.............................................Latar Belakang................................. 1

1.2.............................................Rumusan Masalah................................ 1

1.3.............................................Tujuan......................................... 2

BAB 2. PEMBAHASAN................................... 3

2.1 Definisi.................................... 32.2 Etiologi.................................... 42.3 Manifestasi Klinis.......................... 62.4 Patofisiologi............................... 72.5 Pathway..................................... 82.6 Komplikasi.................................. 92.7 Pemeriksaan Diagnostik...................... 92.8 Penatalaksanaan............................. 10

BAB 3. PENUTUP...................................... 14

3.1 Kesimpulan.................................. 143.2 Saran....................................... 14

DAFTAR PUSTAKA...................................... 15

v

Page 7: Askep PERITONITIS

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peradangan merupakan respon terhadap cedera. Arti

khususnya, peradangan adalah reaksi vascular yang

hasilnya merupakan pengiriman cairan, zat-zat yang

terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan

interstitial pada daerah cedera atau nekrosis.

Peradangan sebenarnya adalah gejala menguntungkan dan

pertahanan, yang hasilnya adalah netralisasi dan

pembuangan agen-agen penyerang, penghancur jaringan

nekrosis, pembentukan keadaan yang dibutuhkan untuk

perbaikan serta pemulihan. Peradangan bisa terjadi di

seluruh bagian tubuh manusia, misalnya peritonitis.

Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan oleh

infeksi pada selaput organ perut (peritonieum).

Peritoneum adalah selaput tipis dan jernih yang

membungkus organ perut dan dinding perut sebelah dalam.

Lokasi peritonitis bisa terlokalisir atau difuse,

riwayat akut atau kronik dan patogenesis disebabkan

oleh infeksi atau aseptik.Pada keadaan normal,

peritoneum resisten terhadap infeksi bakteri (secara

inokulasi kecil-kecilan); kontaminasi yang terus

menerus, bakteri yang virulen, resistensi yang menurun,

dan adanya benda asing atau enzim pencerna aktif.

Keputusan untuk melakukan tindakan bedah harus

segera diambil karena setiap keterlambatan akan

Page 8: Askep PERITONITIS

menimbulkan penyakit yang berakibat meningkatkan

morbiditas dan mortalitas. Ketepatan diagnosis dan

penanggulangannya tergantung dari kemampuan melakukan

analisis pada data anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi peritonitis?

1.2.2 Apa etiologi peritonitis?

1.2.3 Bagaimanamanifestasi klinis peritonitis?

1.2.4 Bagaimana patofisiologi peritonitis?

1.2.5 Apa komplikasi pada peritonitis?

1.2.6 Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada

peritonitis?

Page 9: Askep PERITONITIS

2

1.2.7 Bagaimana penatalaksanaan pada peritonitis?

1.2.8 Bagaimana asuhan keperawatan pada klien

peritonitis?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui definisi peritonitis;

1.3.2 untuk mengetahui etiologi peritonitis;

1.3.3 untuk mengetahuimanifestasi klinis pada

peritonitis;

1.3.4 untuk mengetahui patofisiologi peritonitis;

1.3.5 untuk mengetahui komplikasi pada peritonitis;

1.3.6 untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik pada

peritonitis;

1.3.7 untuk mengetahui penatalaksanaan pada

peritonitis;

1.3.8 untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien

peritonitis

Page 10: Askep PERITONITIS

3

Page 11: Askep PERITONITIS

BAB. 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Peritonitis adalah suatu kondisi medis yang

ditandai dengan peradangan pada peritoneum. Peritoneum

adalah lapisan tipis dari jaringan yang melapisi organ-

organ perut dan terletak di dalam dinding perut.

Peradangan ini disebabkan oleh infeksi bakteri atau

jamur pada membrane ini. Ada dua tipe peritonitis yaitu

primer dan sekunder. Peritonitis primer disebabkan oleh

penyebaran infeksi dari pembuluh darah dan pembuluh

limfe ke peritoneum. Penyebab peritonitis primer yang

paling umum adalah penyakit hati. Peritonitis sekunder

adalah tipe peritonitis yang lebih umum. Hal ini

terjadi ketika infeksi yang berasal dari saluran

pencernaan atau saluran empedu menyebar ke dalam

peritoneum. Peritonitis juga dapat bersifat akut atau

kronis. Peritonitis akut adalah peradangan yang tiba-

tiba pada peritoneum sedangkan peritonitis kronis

adalah peradangan yang berlangsung sejak lama pada

peritoneum. Peritonitis adalah keadaan darurat yang

mengancam jiwa karena memerlukan perawatan medis

secepatnya. Infeksi menghentikan pergerakan usus yang

normal (peristaltik). Tubuh segera mengalami dehidrasi,

dan zat-zat kimia penting yang disebut elektrolit dapat

menjadi sangat terganggu. Seseorang yang menderita

Page 12: Askep PERITONITIS

peritonitis dan tidak dirawat dapat meninggal dalam

beberapa hari.

Peritonitis adalah inflamasi rongga peritoneal

dapat berupa primer atau sekunder, akut atau kronis dan

diakibatkan oleh kontaminasi kapasitas peritoneal oleh

bakteri atau kimia. Primer tidak berhubungan dengan

gangguan usus dasar (contoh: sirosis dengan asites,

system urinarius); sekunder inflamasi dari saluran GI,

ovarium/uterus, cedera traumatic atau kontaminasi bedah

(Doenges, 1999). Peritonitis adalah inflamasi

peritonium yang bias terjadi akibat infeksi bacterial

atau reaksi kimiawi (Brooker, 2001). Peritonitis adalah

infeksiseius atau peradangan dari sebagian atau seluruh

peritonium, penutup dari saluran usus (Griffith, 1994)

Page 13: Askep PERITONITIS

4

2.2 Etiologi

Peritonitis dapat disebabkan oleh kelainan didalam

abdomen berupa inflamasi dan penyulitnya misalnya

perforasi appendisitis, perforasi tukak lambung,

perforasitifus abdominalis. Ileus obstruktif dan

perdarahan oleh karena perforasi organ berongga karena

trauma abdomen.

1. Bakterial, misalnya Bacteroides, E.Coli,

Streptococus,Pneumococus, proteus, kelompok

Enterobacter-Klebsiella, Mycobacterium Tuberculosa.

Misalnya peradangan dinding peritonium yang terjadi

bila benda asing termasuk bakteri atau isi

gastrointestinal.

2. Kimiawi, yaitu pada getah lambung,dan pankreas,

empedu,darah, urin, benda asing (talk, tepung).

Misalnya, robek atau perforasi dari organ mana saja

diperut, seperti apendiksitis, tukak peptik, atau

divetikulum yang terinveksi atau kandung kemih. Juga

luka pada dinding perut, seperti karena pisau atau

luka karena tembak, atau dapat pula karena penyakit

radang panggul atau robeknya kehamilan ektopi

Infeksi peritoneal dapat diklasifikasikan sebagai

bentuk:

1. Peritonitis primer (Spontaneus)

Disebabkan oleh invasi hematogen dari organ

peritoneal yang langsung dari rongga peritoneum.

Page 14: Askep PERITONITIS

5

Penyebab paling sering dari peritonitis primer

adalah spontaneous bacterial peritonitis (SBP) akibat

penyakit hepar kronis. Kira-kira 10-30% pasien dengan

sirosis hepatis dengan ascites akan berkembang

menjadi peritonitis bakterial.

2. Peritonitis sekunder

Penyebab peritonitis sekunder paling sering adalah

perforasi appendicitis, perforasi gaster dan penyakit

ulkus duodenale, perforasi kolon (paling sering kolon

sigmoid) akibat divertikulitis, volvulus, kanker

serta strangulasi usus halus (Brian,2011).

Berikut penyebab peritonitis sekunder

Regio

AsalPenyebab

Esophagus

Boerhaave syndrome

Malignancy

Trauma (mostly penetrating)

Iatrogenic*

Stomach

Peptic ulcer perforation

Malignancy (eg, adenocarcinoma, lymphoma,

gastrointestinal stromal tumor)

Trauma (mostly penetrating)

Iatrogenic*

Page 15: Askep PERITONITIS

6

Duodenum

Peptic ulcer perforation

Trauma (blunt and penetrating)

Iatrogenic*

Biliary

tract

Cholecystitis

Stone perforation from gallbladder (ie,

gallstone ileus) or common duct

Malignancy

Choledochal cyst (rare)

Trauma (mostly penetrating)

Iatrogenic*

Pancreas

Pancreatitis (eg, alcohol, drugs,

gallstones)

Trauma (blunt and penetrating)

Iatrogenic*

Small

bowel

Ischemic bowel

Incarcerated hernia (internal and

external)

Closed loop obstruction

Crohn disease

Malignancy (rare)

Meckel diverticulum

Trauma (mostly penetrating)

Large

bowel and

appendix

Ischemic bowel

Diverticulitis

Malignancy

Ulcerative colitis and Crohn disease

Page 16: Askep PERITONITIS

7

Appendicitis

Colonic volvulus

Trauma (mostly penetrating)

Iatrogenic

Uterus,

salpinx,

and

ovaries

Pelvic inflammatory disease (eg,

salpingo-oophoritis, tubo ovarian

abscess, ovarian cyst)

Malignancy (rare)

Trauma (uncommon)

2.3 Manifestasi Klinis

Adanya darah atau cairan dalam rongga peritonium

akan memberikan tanda-tanda rangsangan peritonium.

Rangsangan peritonium menimbulkan nyeri tekan dan

defans muskular, pekak hati bisa menghilang akibat

udara bebas di bawah diafragma. Peristaltik usus

menurun sampai hilang akibat kelumpuhan sementara usus.

Bila telah terjadi peritonitis bakterial, suhu

badan penderita akan naik dan terjadi takikardia,

hipotensi dan penderita tampak letargik dan syok.

Rangsangan ini menimbulkan nyeri pada setiap gerakan

yang menyebabkan pergeseran peritonium dengan

peritonium. Nyeri subjektif berupa nyeri waktu

penderita bergerak seperti jalan, bernafas, batuk, atau

mengejan. Nyeri objektif berupa nyeri jika digerakkan

Page 17: Askep PERITONITIS

8

seperti palpasi, nyeri tekan lepas, tes psoas, atau tes

lainnya.

Diagnosis peritonitis ditegakkan secara klinis

dengan adanya nyeri abdomen (akut abdomen) dengan nyeri

yang tumpul dan tidak terlalu jelas lokasinya

(peritoneum visceral) yang makin lama makin jelas

lokasinya (peritoneum parietal). Tanda-tanda

peritonitis relative sama dengan infeksi berat yaitu

demam tinggi atau pasien yang sepsis bisa menjadi

hipotermia, takikardi, dehidrasi hingga menjadi

hipotensi. Nyeri abdomen yang hebat biasanya memiliki

punctum maximum ditempat tertentu sebagai sumber

infeksi. Dinding perut akan terasa tegang karena

mekanisme antisipasi penderita secara tidak sadar untuk

menghindari palpasinya yang menyakinkan atau tegang

karena iritasi peritoneum. Pada wanita dilakukan

pemeriksaan vagina bimanual untuk membedakan nyeri

akibat pelvic inflammatoru disease. Pemeriksaan-

pemeriksaan klinis ini bisa jadi positif palsu pada

penderita dalam keadaan imunosupresi (misalnya diabetes

berat, penggunaan steroid, pascatransplantasi, atau

HIV), penderita dengan penurunan kesadaran (misalnya

trauma cranial,ensefalopati toksik, syok sepsis, atau

penggunaan analgesic), penderita dengan paraplegia dan

penderita geriatric.

2.4 Patofisiologi

Page 18: Askep PERITONITIS

9

Peritonitis disebabkan oleh kebocoran isi dari

organ abdomen ke dalam rongga abdomen sebagai akibat

dari inflamasi, infeksi, iskemia, trauma atau perforasi

tumor. Terjadinya proliferasi bacterial, terjadinya

edema jaringan dan dalam waktu singkat terjadi eksudasi

cairan. Cairan dalam rongga peritoneal menjadi keruh

dengan peningkatan jumlah protein, sel darah putih,

debris seluler dan darah. Respons segera dari saluran

usus adalah hipermotilitas, diikuti oleh ileus

paralitik disertai akumulasi udara dan cairan dalam

usus.

Page 19: Askep PERITONITIS

8

2.5 Pathway

Streptokok.Stapilokokeksternal

Masuk kaeginjal

Merangsangaktivitas

parasimpatik

Perdanganginjal

PERITONITIS

Keluarnyaenzim

pancreas,asam

Cederaperforasi

Masuk ke ronggaperitoneum

Fasepenyembuhan

Diare

Peradangansaluran

Masuksaluran

Bakteri Benda asing,dialysis,

Porte deentre benda

asing,

Merangsangpusat nyeri

Perangsanganpirogen dihipotalamus

Absorpsimenurun

Kekuranganvolume

Perlekatanfibrosa

Obstruksiusus

Refluk makanke atas

Mual,muntah,

nyeri hipertermi

Page 20: Askep PERITONITIS

8

Intakeinadekuat

Perubahan nutrisikurang dari

Page 21: Askep PERITONITIS

9

2.6 Komplikasi

Menurut Chushieri komplikasi dapat terjadi pada

peritonitis bakterial akut sekunder, dimana komplikasi

tersebut dapat dibagi menjadi komplikasi dini dan

lanjut, yaitu :

a. Komplikasi dini

1) Septikemia dan syok septic

2) Syok hipovolemik

3) Sepsis intra abdomen rekuren yang tidak dapat

dikontrol dengan kegagalan multi system

4) Abses residual intraperitoneal

5) Portal Pyemia (misal abses hepar)

b. Komplikasi lanjut

1) Adhesi

2) Obstruksi intestinal rekuren

2.7 Pemeriksaan Diagnostik

a. Test laboratorium

1) Leukositosis

Pada peritonitis tuberculosa cairan peritoneal

mengandung banyak protein (lebihdari 3 gram/100 ml)

danb anyak limfosit, basil tuberkel diidentifikasi

dengan kultur. Biopsi peritoneum per kutan atau

secara laparoskopi memperlihatkan granuloma

tuberkuloma yang khas, dan merupaka

ndasardiagnosasebelum hasil pembiakan didapat.

a) Hematokritmeningkat

Page 22: Askep PERITONITIS

10

b) Asidosis metabolic

(darihasilpemeriksaanlaboratoriumpadapasien

peritonitis didapatkan PH =7.31, PCO2= 40, BE= -4

)

2) X. Ray

Dari tesX Ray didapat:

Fotopolos abdomen 3 posisi (anterior, posterior,

lateral), didapatkan:

a) Illeus merupakan penemuan yang tidak khas

pada peritonitis.

b) Usus halus dan usus besar dilatasi.

Page 23: Askep PERITONITIS

10

c) Udara bebas dalam rongga abdomen terlihat

pada kasus perforasi

3) Gambaran Radiologis

Pemeriksaan radiologis merupakan pemeriksaan

penunjang untuk pertimbangan dalam memperkirakan

pasien dengan abdomen akut. Pada peritonitis

dilakukan fotopolos abdomen 3 posisi, yaitu :

a) Tiduran terlentang (supine), sinar dari arah

vertikal dengan proyeksi anteroposterior.

b) Duduk atau setengah duduk atau berdiri kalau

memungkinkan, dengan sinar dari arah horizontal

proyeksi anteroposterior.

c) Tiduran miring kekiri (left lateral decubitus

= LLD), dengansinar horizontal

proyeksianteroposterior.

2.8 Penatalaksanaan

2.8.1 Pembedahan

Management peritonitis tergantung dari diagnosis

penyebabnya. Hampir semua penyebab peritonitis

memerlukan tindakan pembedahan (laparotomieksplorasi).

Pertimbangan dilakukan pembedahan a.l:

a. Pada pemeriksaan fisik didapatkan defansmuskuler

yang meluas, nyeri tekan terutama jika meluas,

distensi perut, massa yang nyeri, tanda perdarahan

(syok, anemia progresif), tanda sepsis (panastinggi,

Page 24: Askep PERITONITIS

11

leukositosis), dan tanda iskemia (intoksikasi,

memburuknya pasien saat ditangani).

b. Pada pemeriksaan radiology didapatkan pneumo

peritoneum, distensiusus, extravasasi bahan kontras,

tumor, danoklusi vena atau arteri mesenterika.

c. Pemeriksaan endoskopi didapatkan perforasi saluran

cerna dan perdarahan saluran cerna yang tidak

teratasi.

d. Pemeriksaan laboratorium.

Pembedahan dilakukan bertujuan untuk :

a. Mengeliminasi sumber infeksi.

b. Mengurangi kontaminasi bakteri pada cavum peritoneal

c. Pencegahan infeksi intra abdomen berkelanjutan.

Apabila pasien memerlukan tindakan pembedahan maka kita

harus mempersiapkan pasien untuk tindakan bedah a.l :

a. Mempuasakanpasienuntukmengistirahatkansalurancerna.

b. Pemasangan NGT untukdekompresilambung.

c. Pemasangankateteruntuk diagnostic maupun monitoring

urin.

d. Pemberianterapicairanmelalui I.V.

e. Pemberian antibiotic.

Terapi bedah pada peritonitis a.l :

a) Kontrol sumber infeksi, dilakukan sesuai dengan

sumber infeksi. Tipe dan luas dari pembedahan

tergantung dari proses dasar penyakit dan keparahan

infeksinya.

Page 25: Askep PERITONITIS

12

b) Pencucian rongga peritoneum: dilakukan dengan

debridement, suctioning, kainkassa, lavase, irigasi

intra operatif. Pencucian dilakukan untuk

menghilangkan pus, darah, danjaringan yang nekrosis.

c) Debridemen: mengambiljaringan yang nekrosis, pus dan

fibrin.

d) Irigasi kontinyu pasca operasi.

Terapi post operasi a.l:

a) Pemberiancairan I.V, dapat berupa air,

cairanelektrolit, dannutrisi.

b) Pemberian antibiotic

c) Oral-feeding, diberikan bila sudah flatus,

peristaltic usus pulih, dan tidak ada distensi

abdomen.

2.8.2 Terapi

Prinsip umum terapi adalah penggantian cairan dan

elektrolit yang hilang yang dilakukan secara intravena,

pemberian antibiotika yang sesuai, dekompresi saluran

cerna dengan penghisapan nasogastrik dan intestinal,

pembuangan fokusseptik (apendiks, dsb) atau penyebab

radang lainnya, bila mungkin mengalirkan nanah keluar

dan tindakan-tindakan menghilangkan nyeri.

Resusitasi hebat dengan larutan saline isotonic

adalah penting. Pengembalian volume intravascular

memperbaiki perfusi jaringan dan pengantaran oksigen,

nutrisi, dan mekanisme pertahanan. Keluaran urine

Page 26: Askep PERITONITIS

13

tekanan vena sentral, dan tekanan darah harus dipantau

untuk menilai keadekuatan resusitasi.

1) Terapi antibiotic harus diberikan segera setelah

diagnosis peritonitis bakteri dibuat. Antibiotik

berspektrum luas diberikan secara empirik, dan

kemudian dirubah jenisnya setelah hasil kultur

keluar. Pilihan antibiotika didasarkan pada organism

mana yang dicurigai menjadi penyebab. Antibiotika

berspektrum luas juga merupakan tambahan drainase

bedah. Harus tersedia dosis yang cukup pada saat

pembedahan, karena bakterei akan berkembang selama

operasi.

2) Pembuangan focus septic atau penyebab radang lain

dilakukan dengan operasi laparotomi. Insisi yang

dipilih adalah insisi vertical di garis tengah yang

menghasilkan jalan masuk keseluruh abdomen dan mudah

dibuka serta ditutup. Jika peritonitis

terlokalisasi, insisi ditujukan di atas tempat

inflamasi.Tehnik operasi yang digunakan untuk

mengendalikan kontaminasi tergantung pada lokasi dan

sifat patologis dari saluran gastrointestinal. Pada

umumnya, kontaminasi peritoneum yang terus menerus

dapat dicegah dengan menutup, mengeksklusi, atau

mereseksi viskus yang perforasi.

3) Lavase peritoneum dilakukan pada peritonitis yang

difus, yaitu dengan menggunakan larutan kristaloid

Page 27: Askep PERITONITIS

14

(saline). Agar tidak terjadi penyebaran infeksi ke

tempat yang tidak terkontaminasi maka dapat

diberikan antibiotika (misalsefalosporin) atau

antiseptik (misalpovidon iodine) pada cairan

irigasi. Bila peritonitisnya terlokalisasi,

sebaiknya tidak dilakukan lavase peritoneum, karena

tindakan ini akan dapat menyebabkan bakteri menyebar

ke tempat lain.

4) Drainase (pengaliran) pada peritonitis umum tidak

dianjurkan, karena pipa drain itu dengan segera akan

terisolasi/terpisah dari cavum peritoneum, dan dapat

menjadi tempat masuk bagi kontaminaneksogen.

Drainase berguna pada keadaan dimanater jadi

kontaminasi yang terus-menerus (misal fistula) dan

diindikasikan untuk peritonitis terlokalisasi yang

tidak dapat direseksi.

2.8.3 Pngobatan

Biasanya yang pertama dilakukan adalah pembedahan

eksplorasi darurat, terutama bila terdapat

apendisitis, ulkus peptikum yang mengalami perforasi

atau divertikulitis. Pada peradangan pankreas

(pankreatitisakut) atau penyakit radang panggul pada

wanita, pembedahan darurat biasanya tidak

Page 28: Askep PERITONITIS

15

dilakukan. Diberikan antibiotik yang tepat, bila

perlu beberapa macam antibiotic diberikan bersamaan.

Page 29: Askep PERITONITIS

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peritonitis adalah peradangan yang disebabkan

oleh infeksi pada selaput organ perut

(peritonieum). Peritoneum adalah selaput tipis dan

jernih yang membungkus organ perut dan dinding

perut sebelah dalam. Lokasi peritonitis bisa

terlokalisir atau difuse, riwayat akut atau kronik

dan patogenesis disebabkan oleh infeksi atau

aseptik.

Ada dua tipe peritonitis yaitu primer dan

sekunder. Peritonitis primer disebabkan oleh

penyebaran infeksi dari pembuluh darah dan

pembuluh limfe ke peritoneum. Penyebab peritonitis

primer yang paling umum adalah penyakit hati.

Peritonitis sekunder adalaht ipe peritonitis yang

lebih umum.

Peritonitis juga dapat bersifat akut atau

kronis. Peritonitis akut adalah peradangan yang

tiba-tiba pada peritoneum sedangkan peritonitis

kronis adalah peradangan yang berlangsung sejak

lama pada peritoneum.

3.2 Saran

Dengan adanya makalah ini diharapkan perawat dapat

menangani dan dapat mengatasi apabila pasien dengan

Page 30: Askep PERITONITIS

peritonitis. Perawat diharapakan dapat melaksanakan

asuhan keperawatan dengan baik kepada klien dengan

peritonitis.

Page 31: Askep PERITONITIS

DAFTAR PUSTAKA

Brooker, Chris. 2009. Ensiklopedia Keperawatan. Alih bahasaoleh Hartono, dkk. Jakarta: EGC.

Dongoes, M.E., Mary F.M., dan Alice C. G. 2002. RencanaAsuhan Keperawatan. Jakarta: EGC.

http://www.pers ify.com/id/perspectives/medical- conditions-diseases/peritonitis-_-951000103799.diakses tanggal 27 Maret 2015 pukul 10.30 WIB

Heather, Herdman. 2010. Diagnosis Keperawatan Definisi danKlasifikasi. Jakarata : EGC

Wilkinson, J.M, 2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatandengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC.EGC: Jakarta.