LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Dasar1. Pengertian Mastoiditis merupakan keradangan
kronik yang mengenai rongga mastoid dan komplikasi dari Otitis
Media Kronis. Lapisan epitel dari telinga tengah adalah sambungan
dari lapisan epitel sel-sel mastoid udara (mastoid air cells) yang
melekat ditulang temporal. Mastoiditis adalah penyakit sekunder
dari otitis media yang tidak dirawat atau perawatannya tidak
adekuat. Mastoiditis dapat terjadi secara akut maupun kronis. Pada
saat belum ditemukan-nya antibiotik, mastoiditis merupakan penyebab
kematian pada anak-anak serta ketulian/hilangnya pendengaran pada
orang dewasa. Saat ini, terapi antibiotik ditujukan untuk
pengobatan infeksi telinga tengah sebelum berkembang menjadi
mastoiditis2. EtiologiMenurut Reeves (2001: 19) etiologi
mastoiditis adalah:1. Menyebarnya infeksi dari telinga bagian
tengah, infeksi dan nanah mengumpul di sel-sel udara mastoid2.
Mastoiditis dapat terjadi 2-3 minggu setelah otitis media akut
Menurut George (1997: 106) etiologi mastoiditis antara lain:1.
Klien imunosupresi atau orang yang menelantarkan otitis media akut
yang dideritanya2. Berkaitan dengan virulensi dari organisme
penyebab otitis media akut yaitu streptococcus pnemonieae.Bakteri
penyebab lain ialah Streptococcus hemolytikus (60%), Pneumococcus
(30 %), staphylococcus albus, Streptococcus viridians, H.
Influenza
3. Manifestasi KlinisMenurut George (1997: 106) manifestasi
klinis pada penderita mastoiditis antara lain:1. Demam biasanya
hilang dan timbul.2. Nyeri cenderung menetap dan berdenyut,
terletak di sekitar dan di dalam telinga, dan mengalami nyeri tekan
pada mastoid.3. Gangguan pendengaran sampai dengan kehilangan
pendengaran.4. Membran timpani menonjol berisi kulit yang telah
rusak dan bahas sebaseus (lemak).5. Dinding posterior kanalis
menggantung.6. Pembengkakan postaurikula.7. Temuan radiologis yaitu
adanya apasifikasi pada sel-sel udara mastoid oleh cairan dan
hilangnya trabukulasi normal sel-sel tersebut.8. Keluarnya cairan
yang melimpah melalui liang telinga dan berbau.
4. Pohon Masalah
Gram negative : proteus, pseudomonas spp E colli, kuman
aerobBakterioides spp Gram positif : s pyogenes dan s albusKuman
aerob
Timbul Infeksi pada telinga
Otitis Media akut
Endogen : alergi, DM, TBC paruRinogen :dari penyakit ronggga
hidung dan sekitarnyaEksogen: infeksi dari luar melalui perforosi
membrane tympani
Peradangan padda Mastoid
NyeriKemerahan pada mastoidTimbul suara denging
Sekret
Gangguan harga diriKerusakan jaringan/dikontinuitas
jaringanPeningkatan suhu tubuhKerusakan pendengaran
Perubahan persepsi/sensoriGangguan Komunikasi
Resiko infeksi
Cemas5. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan penunjang dari
mastoditis dalah : a. Laboratorium Spesimen dari sel mastoid
diperoleh selama operasi dan myringotomy cairan, bila diperoleh,
harus dikirim untuk budaya untuk kedua bakteri aerobik dan
anaerobic, Gram staining, dan asam-cepat staining. Jika selaput
anak telinga yang sudah berlubang, kanal eksternal dapat
dibersihkan, dan contoh yang segar drainase cairan diambil.
Perawatan harus diambil untuk mendapatkan cairan dari telinga dan
bukan eksternal kanal. Budaya dan kelemahan dari pengujian isolates
dapat membantu memodifikasi terapi antibiotik empiris awal. Hasil
benar budaya dikumpulkan untuk kedua aerobik dan anaerobic bakteri
panduan yang pasti harus pilihan terapi. Gram noda yang dapat
contoh awalnya panduan empiris antimicrobial therapy. Darah budaya
harus diperoleh. Dasar yang CBC count dan sedimentasi menilai
ditentukan kemudian untuk mengevaluasi keefektifan dari terapi.
Memperoleh cairan tulang belakang untuk evaluasi jika intracranial
perpanjangan proses diduga.
b. CT Scan dan MRIYang sensitif dari CT di mastoiditis akut
adalah 87-100%. Anda mungkin terlalu sensitif karena setiap AOM
memiliki komponen radang mastoid. Segera CT scan intracranial
kapanpun diperlukan adalah perpanjangan atau komplikasi yang
dicurigai. Bukti yang digambarkan oleh mastoiditis Tampilan
kekaburan atau kerusakan yang mastoid garis besar dan penurunan
atau hilangnya ketajaman dari sel udara mastoid bertulang septa.
Dalam kasus di mana CT scan menunjukkan kesuraman dari udara sel,
yang technetium-99 bone scan adalah membantu dalam mendeteksi
osteolytic perubahan. Plain radiography yang diandalkan, dan hasil
temuan gejala klinis ketinggalan di belakang. Di daerah-daerah di
dunia di mana CT scan tidak segera tersedia, plain radiography dari
mastoids mengungkapkan clouding udara dari sel-sel dengan kerusakan
tulang di ASM. Dalam sebagian besar kasus, radiography mencukupi
untuk membuat diagnosis tetapi tidak sensitif dalam differentiating
tahapan dari penyakit dan gagal mengungkapkan apex kaku dalam
setiap detail besar. Temuan berikut ini digunakan untuk membedakan
AOM dan / atau tanpa osteitis akut mastoiditis kronis dan
mastoiditis akut : Clouding atau kekaburan dari sel udara mastoid
dan telinga tengah dapat hadir. Hal ini disebabkan oleh kobaran
pembengkakan dari mucosa dan dikumpulkan cairan. Hilangnya
ketajaman atau visibilitas mastoid dinding sel karena
demineralization, atrophia, atau kebekuan dari bertulang septa
Kekaburan mastoid atau distorsi dari garis besar, mungkin dengan
cacat terlihat dari tegmen atau mastoid bozonty Peningkatan bidang
formasi abscess Ketinggian dari periosteum dari proses mastoid atau
lekuk bokong berhubung dgn tengkorak Osteoblastic aktivitas di
mastoiditis kronis MRI lebih sering digunakan pada pasien dengan
gejala klinis atau CT temuan yang bernada intracranial komplikasi.
Namun, MRI tidak secara rutin digunakan untuk mengevaluasi mastoid.
MRI adalah standard untuk evaluasi menyebelah lunak jaringan,
khususnya struktur intracranial, untuk mendeteksi dan ekstra-aksial
cairan koleksi dan vascular yang terkait masalah. MRI adalah
membantu dalam perencanaan bedah perawatan efektif.c.
Tympanocentesis dan myringotomy Myringotomy mungkin awalnya
dilakukan, diikuti dengan terapi antibiotik.d. Culturing
tengah-cairan telinga sebelum antimicrobial therapy adalah
keharusan. Meskipun penggunaan mikroskop operasi yang dirancang
secara khusus dan sedotan perangkap memfasilitasi sampel dari
bagian tengah telinga, sebuah otoscope, jarum tulang belakang, dan
jarum suntik yang sama-sama membantu. e. Kanal yang mensterilkan
dengan antiseptik. Dengan anak terkendali, aspirate cairan dari
anterior setengah dari selaput anak telinga.f. Melakukan lumbar
menusuk tulang belakang dan keran jika intracranial perpanjangan
dari infeksi diduga.
6. KomplikasiMenurut H. Nurbaiti Iskandar. (1997), komplikasi
dari mastoiditis adalah :1. Abses retro aurikula2.
Paresis/paralisis syaraf fasialis3. Labirintitis4. Komplikasi intra
kranial: meningitis, abses extra dural, abses otak.
7. Terapi1. Tipe tube timpanal stadium akhira. Antibiotik :
ampisilin/ amoksilin,(3-4 X 500mg oral) atau klidomisin
(3X150-300mg oral) per hari selama 5-7 hari.b. Pengobatan sumber
infeksi di rongga hidung dan sekitarnya.c. Perawatan lokal dengan
perhidoral 3% dan tetes telinga (Klora menikol 1-2%)d. Pengobatan
alergi bila ada latar belakang alergie. Pada stadium tenang
(kering) dilakukan miringoplastik. ICOPIM2. Tipe degeneratifa.
Atikoantritomi (5,203)b. Timpanoplastik (5.195)3. Tipe metaplastik
/ campurana. Mastoidektomi radikal (5.203)b. Mastoidektomi radikal
dan rekonstruksi
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATANPengkajian1. Pengumpulan Dataa.
Identitas klien Meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,
pendidikan, pekerjaan, no. register, diagnosa medis, dan tanggal
MRS.b. Keluhan utamaPasien biasanya mengeluh nyeri di belakang
telingac. Riwayat penyakit sekarangPada umumnya didapatkan keluhan
utama pada klien seperti nyeri di depan telinga d. Riwayat penyakit
dahuluBiasanya dikaitkan dengan penyakit yang sama pada masa
sebelumnya.e. Riwayat penyakit keluargaMeliputi susunan keluarga
dengan penyakit yang sama (mastoiditis), ada/tidak dalam anggota
keluarganya yang menderita penyakit menular, turunan.f. Pola-pola
fungsi kesehatan Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.Kaji
kebiasaan pasien tentang melaksanakan hidup sehat seperti mandi,
sikat gigi dan makan atau periksa kalau sakit. Pola nutrisi dan
metabolisme.Pada pasien mastoiditis bisa mengalami penurunan nafsu
makan karena nyeri dibelakang telinga Pola eliminasi.Kaji kebiasaan
BAB atau BAK apakah ada perubahan atau tidak pada pasien
pneumothoraks. Pola tidur dan istirahat.Pada pasien mastoiditis
biasanya mengalami gangguan pola tidur diakibatkan nyeri di
belakang telinga Pola sensori dan kognitif.Pada pasien mastoiditis
biasanya mengalami gangguan pada pendengaran. Pola
aktifitas.Biasanya pada pola aktivitas mengalami gangguan karena
nyeri. Pola reproduksi sexual.Kaji jenis kelamin pasien, mengalami
gangguan dalam melaksanakan hubungan seksual apa tidak kelainan
pada alat genitalia. Pola hubungan peran.Apakah mengalami gangguan
dalam menjalankan perannya seshari-hari. Pola penanggulangan
stress.Kaji kebiasaan pasien dalam menghadapi masalah / stres.
Pemeriksaan fisik1. Sistem respirasiBiasanya tidak mengalami
gangguan2. Sistem kardiovaskulerPada kasus mastoiditis biasanya
tidak mengalami gangguan3. Sistem PersyarafanBiasanya Pasien sering
merasa gelisah4. Sistem Perkemihan Eliminasi UriPada kasus
mastoiditis biasanya tidak mengalami gangguan5. Sistem Pencernaan
Eliminasi AlviPada kasus mastoiditis biasanya tidak mengalami
gangguan6. Sistem Tulang-Otot-IntegumenBiasanya tidak mengalami
gangguan7. Sistem endokrinBiasanya pada kasus ini sistem endokrin
tidak mengalami gangguan8. Sistem genitourinariaBiasanya tidak
mengalami gangguan
DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnosa keperawatan yang dapat muncul pada
mastoiditis antara lain:1) Nyeri akut berhubungan dengan peradangan
pada tulang mastoid akibat infeksi2) Peningkatan suhu tubuh
berhubungan dengan proses inflamasi.3) Perubahan persepsi/ sensori
auditoris berhubungan dengan kerusakan pendengaran.4) Risiko
infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan.5) Ansietas
berhubungan dengan ketidakmampuan unutk berkomunikasi6) Gangguan
harga diri berhubungan dengan stigmasi berkenaan dengan
kondisiINTERVENSI KEPERAWATAN1. Nyeri akut berhubungan dengan
peradangan pada tulang mastoid akibat infeksiTujuan: Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam nyeri teratasiKH:
Pasien mengatakan nyeri berkurang Skala nyeri turun Wajah pasien
rileksINTERVENSIRASIONAL
1. Kaji ulang skala nyeri, lokasi, intensitas.2. Berikan posisi
yang nyaman 3. Ajarkan teknik relaksasi dan ciptakan lingkungan
yang tenang4. Kolaborasi pemberian analgesik, antibiotika, dan anti
inflamasi sesuai indikasiMengetahui ketidakefektifan intervensi
Mengurangi nyeriMengalihkan perhatian pasien terhadap nyeri dan
mengurangi nyeriDapat mengurangi nyeri, membunuh kuman dan
mengurangi peradangan sehingga mempercepat penyembuhan.
2. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses
inflamasiTujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24
jam suhu tubuh dapat normal (360-370C)Kriteria Hasil : Suhu tubuh
dalam rentang normal (360-370C) Kulit tidak teraba hangat Wajah
tidak tampak merah Tidak terjadi dehidrasi
INTERVENSIRASIONAL
1. Pantau input dan output2. Ukur suhu tiap 4-8 jam3. Kolaborasi
dengan pemberian antipiretik4. Ajarkan kompres hangat dan banyak
minumUntuk mengetahui balance cairan pasienUntuk mengetahui
perkembangan klienUntuk menurunkan panas
Untuk menurunkan panas tubuh dan mengganti cairan tubuh yang
hilang
3. Perubahan sensori/ persepsi (auditoris) berhubungan dengan
kerusakan pendengaranTujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x24 jam pasien mampu mendengar dengan baikKH: Pasien
mengalami potensial pendengaran maksimum Pasien menggunakan alat
bantu dengar dengan tepatINTERVENSIRASIONAL
1. Kaji tentang ketajaman pendengaran2. Diskusikan tipe alat
bantu dengar dan perawatannya yang tepat3. Bantu pasien berfokus
pada semua bunyi di lingkungan dan membicarakannya hal
tersebutMenentukan seberapa baik tingkat pendengaran klienUntuk
menjamin keuntungan maksimal
Untuk memaksimalkan pendengaran
4. Risiko infeksi berhubungan dengan kerusakan jaringan.Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam risiko
infeksi dapat hilang atau teratasiKH : Pasien tidak menunjukkan
tanda-tanda infeksi
INTERVENSIRASIONAL
1. Observasi keadaan umum pasien selama 24 jam2. Anjurkan
pentingnya cuci tangan3. Ajarkan prosedur mencuci telinga luar4.
Kolaborasi pemberian antibiotik profilaksiMengetahui keadaan umum
pasien
Mencegah penularan penyakitMencegah infeksi berlanjut
Agar dapat membunuh kuman, sehingga tidak menularkan penyakit
terus-menerus
5. Ansietas berhubungan dengan Ketidakmampuan
berkomunikasi.Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
3x24 jam ansietas berkurang.KH: Menunjukkan ketrampilan interaksi
sosial yang efektif
INTERVENSIRASIONAL
1. Informasikan pasien tentang peran advokat perawat intra
operasi2. Identifikasi tingkat rasa takut yang mengharuskan
dilakukan penundaan prosedur pembedahan
3. Cegah pemajan tubuh yang tidak diperlukan selama pemindahan
ataupun pada tulang operasi4. Berikan petunjuk/ penjelasan yang
sederhana pada pasien yang tenang
5. Kontrol stimulasi eksternal
6. Berikan obat sesuai petunjuk, misal; zat-zat sedatif,
hipnotisKembangkan rasa percaya/ hubungan, turunkan rasa takut akan
kehilangan kontrol pada lingkungan yang asing Rasa takut yang
berlebihan/ terus-menerus akan mengakibatkan reaksi stress yang
berlebihan, risiko potensial dari pembalikan reaksi terhadap
prosedur/ zat-zat anestesi
Pasien akan memperhatikan masalah kehilangan harga diri dan
ketidakmampuan untuk melatih controlKetidakseimbangan dari proses
pemikiran akan membuat pasien menemui kesulitan untuk memahami
petunjuk-petunjuk yang panjang dan berbelit-belit Suara gaduh dan
keributan akan meningkatkan ansietasUntuk meningkatkan tidur malam
hari sebelum pembedahan; meningkatkan kemampuan koping
ImplementasiAdalah mengelolah dan mewujudkan dari rencana
perawatan meliputi tindakan yang telah direncanakan oleh perawat,
melaksanakan anjuran dokter dengan ketentuan rumah sakit.Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses perawatan dan
merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah dilakukan dengan cara
melibatkan klien dan sesama tenaga kesehatan (Nasrul F, 1995)
DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan. EGC. Jakarta.Donna. 1995. Medical Surgical Nursing;
2nd Edition. WB Saunders.Iskandar, H. Nurbaiti,dkk 1997. Buku Ajar
Ilmu Penyakit THT. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.Mukmin, Sri;
Herawati, Sri. 1999. Teknik Pemeriksaan THT. Laboratorium Ilmu
Penyakit THT, FK UNAIR. Surabaya.
PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HUSADA JOMBANGJln. Veteran Ds. Mancar Kec. Peterongan Kab. Jombang
Jawa TimurTelp/Fax (0321) 877025
Dokumentasi Asuhan KeperawatanNama: Ny SNo. Reg: 150965Umur: 31
tahunTgl MRS: 25 Oktober 2011Jenis kelamin: Perempuan 08.30
WIBSuku/bangsa: Jawa/indonesiaDiagnosa: MastoiditisAgama:
IslamPekerjaan: SwastaPendidikan: SMAAlamat: Ds. Mancar Kec.
Peterongan Kab. Jombang
I. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)Riwayat keluhan utama
:Pasien mengatakan nyeri pada telinga.
Riwayat penyakit sekarang :Pasien mengatakan nyeri pada telinga
disertai keluarnya cairan, kemudian pasien berobat ke poliklinik
THT RSUD JOMBANG, pasien dianjurkan untuk rawat inap.
Upaya yang dilakukan :Pasien mengatakan pasien pergi berobat ke
poliklinik THT.
Terapi/operasi yang pernah dilakukan :Pasien mengatakan tidak
pernah melakukan terapi/operasi apapun.
Riwayat kesehatan keluarga :Pasien mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit menurun (DM, asma ,hemofilia) dan
penyakit menular (HIV/ AIDS, hepatitis).
Genogram :
= perempuan = Laki - laki = pasien= satu rumah =
meninggalRiwayat kesehatan masa lalu :Pasien mengatakan sejak 2
tahun yang lalu telinganya sering mengeluarkan cairan berbau
(Otitis Media Akut).
Riwayat kesehatan lainnya :Pasien mengatakan tidak memiliki
penyakit menurun (DM, asma ,hemofilia) dan menular (HIV/ AIDS,
hepatitis).
Alat bantu yang dipakai : Gigi Palsu: yatidak Pendengaran:
yatidak Kacamata:yatidak
Riwayat sebelum sakit :Pasien mengatakan sebelum menderita
penyakit ini, pasien sering membersihkan telinga dengan cotton bud
terlalu dalam. Akibat kebiasaannya itu telinga pasien mengeluarkan
cairan yang berbau.
Riwayat berat yang pernah diderita :Pasien mengatakan tidak
pernah memiliki penyakit berat.
Obat obat yang biasa d konsumsi:Pasien mengatakan biasanya minum
obat dari poliklinik dan obat-obatan warung (penyakit ringan)
Kebiasaan berobat:Pasien mengatakan biasanya berobat ke
poliklinik terdekat atau puskesmas
Alergi:Pasien mengatakan tidak memiliki alergi obat atau makanan
apapun.
Kebiasaan merokok/alkohol:Pasien mengatakan tidak merokok dan
tidak mengkonsumsi minuman beralkohol.
II. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK.Keadaan umum : pasien tampak
menyeringai kesakitan.Tanda tanda vital, TB dan BB :S : 36,5oCN :
84x/menitTD : 130/80mmHgAxila (ya)teratur(ya)lengan kiri
(ya)rectaltidak teraturlengan kananoralkuatberbaringlemahdudukRR :
20x/menitHR : ..... x/menitnormal(ya)teraturcyanosistidak
teraturcheynestokekusmaulLainnya
(sebutkan)................................................................................................................................
TB : 158 cmBB : 60 kg
Body Systems :1. Pernapasan (B1 : Breathing)Hidung : simetris,
tidak ada nyeri tekan, tidak ada massaRR :20x/menit Trachea
:nyeridyspneaorthopneacyanosisbatuk darahnapas dangkalretraksi
dadasputumtracheostomyrespiratorSuara napas
:Vesikuler(ya)BronchovesikulerronchialeSuara ucapan
:BronchofonipectoryloquisophoniPerkusi :sonor (ya)reduppekakSuara
tambahan :Wheezing: tidak adaRochi: tidak adaRales: tidak
adaCrackles: tidak ada
Bentuk dada :Simetris (ya)tidak simetrisLainnya
(sebutkan).......................................................................................................................Masalah
keperawatan : TIDAK ADA
2. Kardiovaskuler (B2 : Bleeding)Nyeri dadapusingkram
kakipalpitasiClubbing fingerSuara jantung :Perkusi: S1 S2 Tunggal
Palpasi: Tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.Ictus cordis :
terasa Irama jantung :N : 84x/menitCRT : 2 SEdema
:palpebraanasarkaekstremitas atasekstremitas bawahascitestidak ada
(ya)lainnya (sebutkan)
:...................................................................................................................................Masalah
keperawatan : TIDAK ADA
3. Persyarafan (B3 : Brain)Composmetis
(ya)apatissomnolentspoorkomagelisahGlasgow Coma Scale (GCS) :E : 4V
: 5 M : 6Nilai normal : 15Kepala dan wajah :Mata :Sklera :
putih(ya)icterusmerahperdarahankonjungtiva : pucatmerah muda
(ya)pupil : isokor (ya)anisokormiosismidriasisLeher (sebutkan)Tidak
ada pembesaran kelenjar limfe, teraba vena jugularisRefleks
(spesifik)...................................................................................................................................Lainnya
(sebutkan)...................................................................................................................................
Persepsi sensori :Pendengaran :Lesi : tidak adaMasa : adaNyeri
tekan : adaPenciuman: Fungsi Penciuman : baik Pengecapan : manis:
baikasin : baikpahit : baikPengelihatan : Kanan: baik Kiri:
baikPerabaan :panas : baikdingin : baiktekan : baikMasalah
keperawatan : GANGGUAN PENDENGARAN
4. Perkemihan (B4 : Bladder)Produksi urine: 1650 mLfrekuensi :
2-3x/hariWarna: Kuning jernihbau : khas (
ammonia/urea)oliguripoliuridysurihematurinucturinyeridipasang
katetermenetespanasseringinkontinenretensicystotomitidak ada
masalah (ya)lainnya (sebutkan)
:...................................................................................................................................Masalah
keperawatan : TIDAK ADA
5. Pencernaan (B5 : Bowel)Mulut dan tenggorokan : Warna lidah :
merah muda Lesi : tidak ada Masa : tidak ada Gangguan bicara :
tidak ada Sakit tenggorokan :tidak adaAbdomen : Inspeksi :
simetris, tidak ada massa, tidak ada lesi Auskultasi : bising usus
10x/menit Perkusi : timpani Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak
ada pembesaran hatiRectum : BAB: 1x/harikonsestensi :
lembekdiarekonstipasifeses berdarahtidak
berasakesulitanmelenacolostomiwasirpencaharlavamenttidak ada
bermasalah (ya)Lainnya
(sebutkan)................................................................................................................................diet
: tidak adaMasalah keperawatan : TIDAK ADA
6. Tulang (B6 : Bone)Kemampuan pergerakan sendi bebas terbatas
Parese:tidak Paralise:tidak Hemiparasetidak Lainnya
(sebutkan)...................................................................................................................................Ekstremitas
: Atas: tidak ada kelainan (ya)peradanganpatah
tulangperlukaanLokasi
.......................................................................................................................
Bawah:tidak ada kelainan (ya)peradanganPatah tulangperlukaanLokasi
.......................................................................................................................Uji
kekuatan otot :55 55Jelaskan: kekuatan normal, gerakan penuh yang
normal melawan gravitasi dan tahanan penuh.Tulang belakang:Tidak
ada kelainan, tidak ada nyeri tekan Kulit : Warna kulit :
ikterikcyanoticpucatkemerahanpigmentasi Akral : hangat
(ya)panasdingin keringDingin basah Turgor : baik
(ya)cukupjelek/menurunMasalah keperawatan : TIDAK ADA
Sistem Endokrin (tidak dikaji)Terapi hormon :Karakteristik sex
sekunder :Riwayat pertumbuhan dan perkembangan fisik : Perubahan
ukuran kepala, tangan atau kaki pada waktu dewasa. Kekeringan kulit
atau rambut Exopthalmus Goiter Hipoglikemia Tidak toleran terhadap
panas Tidak toleran terhadap dingin Polidipsi Poliuria Poliphagi
Postural hipotensi KelemahanSistem Reproduksi (tidak
dikaji)Laki-laki: Kelamin: Bentuknormaltidak
normal(Jelaskan).......................................................................................................
Kebersihan :
bersihkotor(Jelaskan).......................................................................................................Perempuan
: Payudara :
Bentuksimetrisasimetris(Jelaskan).......................................................................................................
Benjolan : tidak
adaada(Jelaskan).......................................................................................................
Kelamin : Bentuknormaltidak
normal(Jelaskan).......................................................................................................Keputihan
: tidak
adaada(Jelaskan).......................................................................................................
Siklus haid : ............hariteraturtidak
teratur(Jelaskan).......................................................................................................Masalah
Keperawatan
:.......................................................................................................................
III. POLA AKTIVITASNutrisiDi rumahDi Rumah Sakit
Makan :FrekuensiJenis dietPorsi yang dihabiskanKomposisi
menu
PantanganAlergiMinum :FrekuensiJenis
minumanPantanganAlergiKeluhan3x/hari4 sehat,5 sempurna1
piringNasi,sayur sayuran,lauk pauk
Tidak adaTidak ada
1LiterAir putih,susu,tehTidak adaTidak adaTidak ada3x/hari4
sehat,5senpurna1 piringSusu,nasi,sayur-syuran ,lauk
pauk,buah-buahanTidak adaTidak ada
1 literSusu,air putih,tehTidak adaTidak adaTidak ada
Kebersihan diri:Mandi: 2x/hariKeramas: 3x/mingguSikat gigi:
2x/hariMemotong kuku: 1x/mingguGanti pakaian: 1x/hari
Istirahat dan aktivitas:Sehat:Tidur siang: lama 2 jam; jam 12.00
s/d 15.00 jam Tidur malam: lama 8 jam; jam 21.00 s/d 05.00 jam
Sakit :Tidur siang: lama 1,5 jam; jam 12.30 s/d 14.00 jam Tidur
malam: lama 5 jam; jam 22.00 s/d 07.00 jam
IV. PSIKOSOSIAL1. Sosial/Interaksi: Hubungan dengan klien:
KenalDukungan keluarga: aktifDukungan kelompok/teman/masyarakat:
aktifReaksi saat interaksi: defensiveLainnya(sebutkan) : Bicara
dengan pasien harus keras dan menggunakan isyarat dengan tangan
jarak jauh harus dengan klienKonflik yang terjadi terhadap : peran
dalam keluargaLainnya(sebutkan) : Pasien memikirkan penyakitnya dan
juga memikirkan keluarganya (suami dan anak-anaknya).
2. Spiritual:Konsep tentang penguasa kehidupan:AllahSumber
kekuatan/harapan saat sakit:AllahRitual agama yang
bermakna/berarti/diharapkan saat ini:ShalatSarana/peralatan/orang
yang diperlukan untuk melaksanakan ritual agama yang diharapkan
saat ini:Lewat ibadahUpaya kesehatan yang bertentangan dengan
keyakinan agama:MakananKeyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan
menolong dalam menghadapi situasi sakit saat
ini:yaKeyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat
disembuhkan:yaPersepsi terhadap penyebab penyakit
:cobaan/peringatan
V. PEMERIKSAAN PENUNJANGFoto Ro pada tanggal 25 Oktober 2011
Mastoiditis bilateral tipe sklerotik. Cor: besar dan bentuk normal.
Pulmo: tidak tampak kelainan. Sinus phrenice-costalis kiri dan
kanan.
Laboratorium pada tanggal 25 Oktober 2011 Urea N: 6 mg/dl.
Kreatinin serum: 0,7 mg/dl. Bilirubin direk: 0,18 mg/dl. Bilirubin
total: 0,73 mg/dl. SGOT: 20 U/L. SGPT: 18 U/L.
TERAPIJenis TerapiDosis
Infus RL Klindamycin Mefenamat acid Rawat luka (ganti verban)20
tetes/ menit3x300 mg3x500 mg k/p
ANALISA DATANoDATAETIOLOGIMASALAH
1DS: pasien mengatakan nyeri telingaDO: Pasien terlihat
menyeringai kesakitan Adanya otore Adanya nyeri tekanP = nyeri
telingaQ = Belakang daun telingaR = cenut cenutS = 5T =
kambuh-kambuhanTTV : S:36,5 O C N: 84x/menit RR: 20x/menit
TD:130/80 mmhg
Nyeri akut
2DS: pasien mengatakan tidak dapat mendengarDO: Pasien terlihat
kurang respon dalam berkomunikasi Bicara harus keras Adanya otore
Adanya nyeri tekanTTV S:36,5 O C N: 84x/menit RR: 20x/menit
TD:130/80 mmhg Perubahan persepsi dan sensori
3DS: Pasien takut penyakitnya bertambah parah.
DO: Pasien tampak gelisah Bicara harus keras Komunikasi dengan
orang lain sulit.
Cemas
DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan
pada tulang mastoid akibat infeksi.2. Perubahan sensori dan
persepsi berhubungan dengan kerusakan pendengaran3. Cemas
berhubungan dengan ketidakmampuan berkomunikasi.