BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Pada hakikatnya pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai unsur kesejahteraan umum yang merupakan bagian dari tujuan nasional dan amanat dari mukadimah UUD 1945. Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah diakui oleh semua pihak bahwasannya peran serta masyarakat sangat menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian, dan kesinambungan pembangunan kesehatan dimana menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan disebutkan bahwa sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal. 22
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan di Indonesia adalah penyelenggaraan upaya
kesehatan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Pada hakikatnya
pembangunan kesehatan merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mencapai
kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan masyarakat yang optimal sebagai unsur kesejahteraan umum yang
merupakan bagian dari tujuan nasional dan amanat dari mukadimah UUD 1945.
Pentingnya peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan telah
diakui oleh semua pihak bahwasannya peran serta masyarakat sangat menentukan
terhadap keberhasilan, kemandirian, dan kesinambungan pembangunan kesehatan
dimana menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan disebutkan bahwa sehat
adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi sehingga tercapai derajat
kesehatan yang optimal.
Dalm mewujudkan visi Indonesia sehat 2014 telah ditetapkan misi
pembangunan yaitu menggerakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
Mendiorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat. Memelihara dan
meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau, serta
memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat
beserta lingkungannya. Untuk melaksanakan misi pembangunan kesehatan
diperlukan promosi kesehatan. Hal ini disebabkan program promosi kesehatan
berorientasi pada proses pemberdayaan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, melalui peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan
kesehatannya. Hal ini sesuai dengan ditekankan dalam paradigm sehat, dan salah
satu pilar utama Indonesia Sehat 2014.
22
Pelaksanaan praktek belajar lapangan merupakan perwujudan dari
pelaksanaan asuhan keperawatan pada komunitas yang telah kami dapatkan di
Institusi pendidikan dan dilaksanakan di masyarakat mencakup proses
keperawatan individu, keluarga dan masyarakat. Pendekatan pembangunan
masyarakat merupakan alat dalam pelaksanaan kegiatannya. Keperawatan
masyarakat ini dilakukan di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan
Gunung Puyuh Kota Sukabumi.
Sejalan dengan hal itu, kurikulummahasiswa S1 Keperawatan STIKES
Kota Sukabumi semester VII mewajibkan peserta didiknya untuk melaksanakan
praktek klinik keperawatan komunitas II dalam bentuk Early exposure II part 2.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktek klinik keperawatan komunitas adalah
mahasiswa mampu menerapkan program asuhan keperawatan komunitas
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari praktek klinik keperawatan komunitas ini,
diharapkan mahasiswa dapat :
a. Melakukan pengkajian keperawatan komunitas dengan menggunakan
berbagai sumber.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan komunitas.
c. Menyusun perencanaan keperawatan komunitas dengan
mengutamakan peran serta aktif masyarakat.
d. Mengimplementasikan kegiatan ari perencanaan yang telah dilaukan.
e. Mengevaluasi hasil dari implementasi yang dilakukan
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada studi kasus ini
diantaranya adalah sebagai berikut :
23
a. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab dengan
masyarakat yang dilakukan dari rumah kerumah untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam melakukan proses keperawatan komunitas.
b. Observasi
Penulis melakukan pengamatan secara langsung yang meliputi hal-hal
yang tidak perlu ditanyakan dengan berbagai pertimbangan, seperti luar
rumah, jarak antara sumber air bersih yang digunakan keluarga dengan limbah
keluarga ataupun septik tank.
c. Studi kepustakaan
Melakukan studi kepustakaan melalui buku-buku sebagai konsep dasar
yang menunjang terhadap data-data yang sudah diperoleh
D. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan
Terdiri dari latar belakang yang menggambarkan alasan
dilaksanakannya kegiatan, tujuan rumusan masalah, teknik pengumpulan
data dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teoritis
Berisi teori yang berkaitan dengan kegiatan yang tengah
dilaksanakan.
Bab III Metode Asuhan
Berisi pemaparan tentang struktur asuhan keperawatan dan strategi
dalam asuhan keperawatan.
Bab IV Tinjauan Kasus dan Pembahasan
Berisi pemaparan kegiatan yang terdiri dari pengkajian,
penyusunan diagnosa keperawatan komunitas dan perencanaan
keperawatan komunitas.
Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi
Berisi kesimpulan dari kegiatan yang dilaksanakan dan saran-saran
yang dapat diberikan serta rekomendasi dari hasil kegiatan
24
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Konsep Keperawatan Komunitas
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal di suatu tempat,
saling berinteraksi satu sama lain, mempunyai minat dan interest yang
umum (WHO). Keperawatan komunitas adalah perpaduan dari praktek
keperawatan dan prakterk kesehatan masyarakat dalam rangka
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat (DEPKES RI).
Keperawatan komunitas (di adopsi dari pengertian Community
Health Nursing) pertama kali dikenal sejak tahun 1970 yang merupakan
kelanjutan sejarah keperawatan kesehtan public terutama perkembangan di
daratan Eropa dan Amerika Serikat. Para perawat bekerja di klinik-klinik
berbasiskan masyarakat yang merupakan koordinasi dalam menangani
berbagai kasus-kasus di kesehatan masyarakat dengan melibatkan disiplin
keilmuan. Keperawatan komunitas merupakan disiplin ilmu kesehtan
masyarakat dengan ilmu keperawatan. Keperawatan komunitas juga dikenal
sebagai suatu spesialisasi yang memiliki unit pelayanan yang berbasiskan
pada masyarakat tertentu atau sekumpulan orang dimana perawat
mengambil tanggung jawab untuk menolong meningkatkan derajat kesehtan
masyarakat.
Keperawatan komunitas dikenal dengan sebutan perawatan
kesehatan masyarakat (PERKESMAS) yang dimulai sejak permulaan
konsep puskesmas diperkenalkan sebagai institusi pelayanan kesehatan
professional terdepan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Kesehatan masyarakat merupakan ilmu dan seni dalam
pencegahan penyakit, memperpanjang hidup dan meningkatkan kesehtan
melalui pengorganisasian masyarakat dalam upaya sanitasi lingkungan,
pengawasan penyakit menular, pendidikan mengenai kebersihan
perseorangan, organisasi medis, pelayanan kepoerawatan, diagnosa dini,
melakukan tindakan penyakit, dan mengembangkan perangkat sosial untuk
menjamin kesehatan.
25
Dari karakteristik yang dimilikinya, maka keperawatan komunitas
dapat dilihat sebagai berikut :
1. Berorientasikan kepada masyarakat, artinya segala kegiatan mulai dari
pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi semua diarahkan dari
dan oleh masyarakat itu sendiri.
2. Fokus pelayanannya ditujukan kepada populasi, artinya bahwa dalam
pelayanan keperawatan ditujukan kepada sekumpulan orang yang
didalamnya terdapat unsure berkaitan antar individu dalam suatu
masyarakat.
3. Pelayanan dasar yang bersifat relationship artinya bahwa pelayanan yang
diberikan meliputi beberapa aspek yang dibutuhkan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral.
Perawatan komunitas dapat melaksanakan praktek keperawatan
pada enam tingkatan klien yaitu :
1. Individu
2. Keluarga
3. Kelompok
4. Bagian dari populasi
5. Populasi
6. Masyarakat
Melihat beragamnya klien yang dapat dilayani oleh perawat
perkesmas, maka tempat para perawat perkesmas untuk melaksanakan praktek
keperawatan menyebar dari tingkatan rumah sampai kepada tingkatan khusus
yang ada di masyarakat. Secara rinci dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Rumah, dimana pelayanan keperawatan merupakan kelanjutan dari rumah
sakit untuk dilakukan follow up kesehatan, misalnya perawatan luka,
promosi kesehatan yang meliputi perawatan keluarga, perawatan anak dan
lain-lain.
2. Pelayanan kesehtan ambulatory, seperti pusat kesehatan masyarakat.
3. Sekolah, meliputi Usaha Kesehatan Sekolah.
4. Industri, baik formal maupun informal.
26
5. Institusi pelayanan kebutuhan masyarakat seperti tempat penitipan anak
dan lain-lain.
6. Institusi keagamanaan, seperti pondok pesantren dan lain-lain.
A. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
Dalam keperawatan kesehatan masyarakat, perlu diperhatikan tiga bagian
yang diantaranya yaitu konsep masyarakat dan masalah kesehatan, proses
keperawatan masyarakat di tingkat masyarakat, serta pengelolaan kesehatan
masyarakat di Puskesmas.
1. Konsep Dasar Masyarakat dan Masalah Kesehatan
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling bergaul atau
istilah lain saling berinteraksi. Kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat
oleh suatu rasa identitas bersama. (Koentjoroningrat, 1990 )
a. Ciri-Ciri Masyarakat
1). Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.
2). Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu.
3). Saling bergantung satu dengan lainnya.
4). Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan.
5). Memiliki identitas bersama.
b. Tipe-Tipe Masyarakat :
Menurut Gillin dan Gillin lembaga lembaga masyarakat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Dilihat dari sudut perkembangannya
1) Cresive Institution
Merupakan lembaga masyarakat paling primer, yang secara tidak
sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat.
27
2) Enacted Institution
Lembaga masyarakat yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
tujuan tertentu dari sudut sistem nilai yang diterima oleh
masyarakat
3) Basic Institution
Lembaga kemasyarakatan yang penting untuk memelihara tata
tertib dalam masyarakat.
2) Subsidiari Institution
Lembaga kemasyarakatan yang muncul untuk memenuhi kegiatan
tertentu saja
c. Ciri- Ciri Masyarakat Indonesia
1) Masyarakat Desa
Hubungan keluarga dan masyarakat sangat kuat
Hubungan didasarkan atas adat istiadat yang kuat sebagai
organisasi sosial
Percaya kepada kekuatan-kekuatan gaib
Tingkat buta hurup relatif tinggi
Berlaku hukum tidak tertulis
Tidak ada lembaga pendidikan khusus dibidang teknologi dan
keterampilan
Sistem ekonomi sebagian besar ditu\jukan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga dan sebagian kecil tujuan dipasaran untuk
memenuhi kebutuhan lainnya
Semangat gotong royong dalam bidang ekonomi sangat kuat
2) Masyarakat Madya
- Hubungan keluarga tetap kuat, hibingan masyarakat
mulai mengendor
- Adat istiadat masih menghormati, mulai terbuka dari
pengaruh luar
- Timbul rasionalitas pada cara berfikir
28
- Timbul lembaga pendidikan formal dalam masyarakat
terutama pendidikan dasar dan menengah
- Tingkat buta hurup mulai menurun
- Hukum tertulis mulai mendampingi hukum tidak tertulis
- Ekonomi masyarakat banyak mengarah pada produksi
pasaran
- Gotong royong tradisional tingkat utnuk keperluan sosial
dikalangan keluarga dan tetangga
3) Ciri-Ciri Masyarakat Modern
- Hubungan antar manusia didasarkan atas kepentingan
pribadi.
- Hubungan antar manusia dilakukan secara terbuka dalam
suasana saling mempengaruhi.
- Keperluan masyarakat yang kuat terhadap manfaat ilmu
pengetahuan dan teknologi.
- Strata masyarakat digolongkan menurut profesi dan keahlian.
- Tingkat pendidikan formal tinggi dan merata.
- Hukum yang berlaku adalah hukum tertulis yang kompleks.
- Ekonomi hampir seluruhnya ekonomi pasar.
d. Ciri-Ciri Masyarakat Sehat
1) Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2) Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya
peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit dan pemulihan
kesehatan terutama untuk ibu dan anak
3) Peningkatan upaya kesehatan lingkungan terutama penyediaan
sanitasi dasar.
4) Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan
status sosial ekonomi masyarkat
5) Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit
29
2.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan social yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomi.
(Undang – undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 tahun 1992)
Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan sekaligus merupakan
investasi sumber daya manusia, serta memiliki kontribusi yang besar untuk
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Indikator Kesehatan
a.Indikator Positif
• Status Gizi
• Tingkat Pendapatan
b. Indikator Negatif
• Mortalitas (Angka Kematian)
• Morbiditas (Angka Kesakitan)
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah respon seseorang
(organism) terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit,
sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan (Simons-Morton
et al.,1995). Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang
dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah
suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang
bersangkutan. (Notoatmodjo, 2005).
Dasar orang berperilaku dipengaruhi oleh :
a. NILAI
b. SIKAP
c. PENDIDIKAN/PENGETAHUAN
PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran, sehingga keluarga beserta semua
yang ada di dalamnya dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan
dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.
30
PHBS itu jumlahnya banyak sekali, bisa ratusan. Misalnya tentang
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, ditemukan sebanyak 55
bayi (83,3) kunjungan bayi dan balita rutin setiap bulan ke posyandu.
Hal ini dapat membuktikan bahwa kesadaran ibu terhadap kesehatan
tinggi sehingga dapat menunjang peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
TABEL 4. 3
DISTRIBUSI FREKUENSI ALASAN TIDAK MENGUNJUNGI POSYANDUDI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Alasan Tidak Mengunjungi
Posyandu Jumlah%
1. Sibuk 6 40
2. Malas 8 53,3
51
3. Tempat Jauh 1 6,7
4. Tidak Tahu 0 -
Jumlah 15 100
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, 14 keluarga yang tidak membawa bayi dan balitanya ke posyandu di karenakan malas dan sibuk. Hal ini menunjukan bahwa kesadaran ibu terhadap kesehatan bayi dan balita kurang.
TABEL 4. 4
DISTRIBUSI FREKUENSI STATUS GIZI BALITA PADA
KMS DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
No
Status Gizi Balita pada
KMS Jumlah%
1. Pada garis hijau 60 91
2. Pada garis kuning 4 6,06
3. Bawah garis merah -
Jumlah 64 100
Status gizi balita di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan
Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi berada
pada garis hijau yaitu sebanyak 91%. Hal ini membuktikan bahwa
status gizi yang baik dapat meningkatkan status kesehatan dan
terlindungi dari penyakit.
TABEL 4. 5
52
DISTRIBUSI FREKUENSI BAYI DAN BALITA
BERDASARKAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA
SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoPemberian Asi Exklusif
Jumlah
%
1. Ya 51 77,2
2. Tidak 15 22,7
Jumlah 66 100
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas ditemukan sebanyak 77,2
% ibu memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
TABEL 4. 6
DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBERIAN VITAMIN A
PADABALITA DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG
PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Pemberian Vitamin A pada
Balita Jumlah
%
1. Ya 60 91
2. Tidak 6 9
Jumlah 66 100
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar balita di
RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang Tengah
Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi diberi vitamin A yaitu
sebanyak 91 %. Hal tersebut baik sekali karena dapat melindungi
bayi terhadap penyakit mata.
53
TABEL 4. 7
DISTRIBUSI FREKUENSI RIWAYAT PEMBERIAN
MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI DAN DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG
TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA
SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Pemberian Makanan
Tambahan pada Bayi Jumlah
%
1. < dari 6 bulan 23 34,85
2. > dari 6 bulan 43 65,15
Jumlah 66 100
Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan kelompok bayi
dan balita di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang
Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar
bayi dan balita diberikan makanan tambahan lebih dari 6 bulan yaitu
berjumlah 43 bayi (65,15%)
TABEL 4. 8
DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS MAKANAN TAMBAHAN
YANG DIBERIKAN PADA BAYI DAN BALITA DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG
TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA
SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Jenis Makanan Tambahan
Pada Bayi Jumlah%
1. Bubur biasa 30 45,5
54
2. Nasi tim 23 34,8
3. Nasi biasa 6 9,3
4. Buah-buahan 1 0,20
5. Lain-lain 6 9,3
Jumlah 66 100
Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan kelompok bayi
dan balita di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang
Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar
bayi diberikan jenis makanan tambahan bubur biasa sebanyak 30bayi
(45,5%)
Bumil
TABEL 4. 9
DISTRIBUSI FREKUENSI IBU HAMIL MENURUT USIA
DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
NoUsia Kehamilan
Jumlah%
1. 1-3 bulan 3 33,3
2. 4-6 bulan 4 44,4
3. 7-9 bulan 2 22,3
Jumlah 9 100
Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan kelompok ibu hamil menurut usia kehamilan di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang TengahKelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi pada umumnya usia kehamilan ibu hamil berada pada trimester II sebanyak 4 orang (44,4%)
55
TABEL 4. 10
DISTRIBUSI FREKUENSI JUMLAH IBU HAMIL
BERDASARKAN USIA IBU SAAT KEHAMILAN
SEKARANG DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG
PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Usia Ibu saat Hamil
sekarang Jumlah%
1. < 20 tahun - -
2. 20 – 35 tahun 9 100
3. > 35 tahun - -
Jumlah 9 100
Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan penduduk ibu
hamil menurut usia kehamilan yaitu terdapat 9 orang ibu hamil
dalam rentang usia 20-35 tahun (100%)
TABEL 4. 11
DISTRIBUSI FREKUENSI KELUHAN DARAH TINGGI
BENGKAK DAN KEJANG RIWAYAT KEHAMILAN DI
RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoRiwayat Kehamilan
Jumlah%
1. Ya - -
2 Tidak 9 100
Jumlah 9 100
56
Interpretasi data : Dari data di atas ditemukan bahwa 9 ibu hamil
atau 100% tidak mempunyai keluhan darah tinggi bengkak dan
kejang.
TABEL 4. 12
DISTRIBUSI FREKUENSI TEMPAT PEMERIKSAAN
KEHAMILAN DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
NoPemeriksaan kehamilan K1
Jumlah
%
1. Dukun bayi - -
2. Tenaga kesehatan 9 100
Jumlah 9 100
Interpretasi data : Berdasarkan data dapat dilihat bahwa sebanyak
(100 %) ibu hamil pada memeriksakan kehamilannya di Puskesmas.
TABEL 4. 13
DISTRIBUSI FREKUENSI PEMERIKSAAN KEHAMILAN
DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
NoPemeriksaan Kehamilan
Jumlah
%
1. Belum pernah - -
57
2. Satu kali 2 33,3
3 Dua kali 4 44,5
4 Lebih dari dua kali 3 22,2
Jumlah 9 100
Interpretasi data : Berdasarkan data di atas ditemukan sebanyak 2 orang (22,2 %) ibu hamil yang memeriksakan kehamilan lebih dari satu kali. Hal ini merupakan hal positif bagi kesehatan Ibu hamil.
TABEL 4. 14
DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBERIAAN IMUNISASI
TT PADA BUMIL DI RW 09 KAMPUNG KARANG
TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH
KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI
NOVEMBER 2011
NoPemberiaan Imunisasi TT
Jumlah%
1. Tidak Pernah 2 22,2
2. Satu kali 4 44,5
3. Dua Kali 3 33,3
Jumlah 9 100
Interpretasi data : Berdasarkan data diatas ditemukan data sebanyak 2 orang (14,3 %) ibu hamil yang tidak pernah mendapatkan imunisasi TT. Hal ini dapat mengancam kesehatan ibu hamil, khususnya kepada bayi. Dan sebanyak 77.8 % ibu hamil yang mendapat imunisasi TT. Hal ini menggambarkan adanya pengertian ibu hamil terhadap pelayanan kesehatan yang optimal terhadap kehamilannya .
TABEL 4. 18
DISTRIBUSI FREKUENSI PANTANGAN SAAT HAMIL
58
NoPantangan Saat Hamil
Jumlah
%
1. Ya 4 44,5
2. Tidak 5 55,5
Jumlah 9 100
Interpretasi data : Dari data diatas ditemukan sebanyak 5 orang (55,5%) tidak melakukan pantangan saat hamil.
Keluarga berencana
TABEL 4. 19
DISTRIBUSI KEIKUTSERTAAN PUS MENJADI PESERTA
KB DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG
PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Keikutsertaan PUS
Menjadi Peserta KB Jumlah
%
1. Ya 106 79,69
2. Tidak 27 20,4
Jumlah 133 100
Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 106 orang (79,69%) PUS yang menjadi akseptor KB. Hal ini menunjukkan tingginya kesadaran PUS untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarga.
TABEL 4. 21
59
DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS KONTRASEPSI YANG
DIPERGUNAKAN PESERTA KB AKTIF DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG
TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA
SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Jenis Kontrasepsi Yang
Dipergunakan Jumlah%
1. Pil 33 27,05
2. IUD 11 9,02
3. Suntik 64 52,46
4. Implant 14 11,47
5. Steril - -
6. Kondom - -
Jumlah 122 100
Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 33 orang (27,05%) memakai kontrasepsi jenis pil, 11 orang memakai kontrasepsi IUD (9,02 %), 64 orang memakai kontrasepsi suntik (52,46%), 5 orang memakai kontrasepsi implat. Hal ini membuktikkan kesadaran PUS cukup tinggi untuk menggunakan jenis kontrasepsi.
TABEL 4 .22
DISTRIBUSI FREKUENSI NON AKSEPTOR KB
BERDASARKAN ALASAN TIDAK MENGIKUTI PROGRAM
KB DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG
PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Alasan tidak mengikuti
Program KB Jumlah%
1. Alasan Ekonomi 2 28,57
2. Belum punya Anak 3 42,86
60
3. Tidak Tahu 2 28,57
4. Dilarang Suami - -
5. Keyakinan - -
6 Tidak cocok - -
Jumlah 7 100
Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 2 (26,57 %) PUS yang tidak mengikuti program KB dengan alasan ekonomi, alas an belum punya anak sebanyak 3 orang (42,86 %) dan alasan tidak tau sebanyak 2 orang (28,57%).
Remaja
TABEL 4. 24
DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS PERILAKU REMAJA
YANG MERUGIKAN KESEHATAN ( MEROKOK , NAPZA ,
MIRAS )DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG
PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Perilaku Remaja Yang
Merugikan Kesehatan Jumlah
%
1. Ya 76 67.85
2. Tidak 36 32.14
Jumlah 112 100
Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 36
orang (32.14 %) perilaku yang tidak merugikan kesehatan. Hal ini
menunjukkan bahwa kebiasaan remaja tersebut menunjang terhadap
upaya kesehatan .
Lansia
TABEL 4. 25
61
DISTRIBUSI KEMAMPUAN LANSIA DALAM
BERAKTIFITAS DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG
PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Kemampuan Lansia Dalam
Beraktifitas Jumlah%
1. Tidak mampu/dibantu 4 4,17
2. Mandiri 92 95,83
Jumlah 96 100
Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 92 orang (95,83%) lansia mandiri dalam beraktivitas . Hal ini belum tentu menjamin lansia tidak membutuhkan bantuan dari orang lain.
TABEL 4. 26
DISTRIBUSI FREKUENSI KELUHAN YANG
DIRASAKAN PADA LANSIA DI RW 09 KAMPUNG
KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH
KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI
NOVEMBER 2011
No
Masalah Fisik Yang
Dialami Lansia Jumlah
%
1. Penyakit jantung - -
2. Sulit makan 12 12.5
3 Gangguan penglihatan - -
4 Tekanan darah tinggi 20 20.8
5 Batuk terus – menerus 4 4.16
6 Gangguan pendengaran 4 4.16
7 Lumpuh 2 2.08
62
8 Rematik 30 31.35
9 Batuk darah - -
10 Sesak napas 6 6.25
11 Lain – lain 18 18.75
Jumlah 96 100
Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 30 orang mengalami rematik. Hal ini membuktikan bahwa lansia sangat rentan terhadap masalah kesehatan.
TABEL 4. 28
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGETAHUAN TENTANG
KESEHATAN LANSIADI RW 09 KAMPUNG KARANG
TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Pengetahuan Tentang
Kesehatan Lansia Jumlah
%
1. Tahu 26 27,1
2. Tidak Tahu 70 72,9
Jumlah 96 100
Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 70 orang (72,9 %) lansia tidak mengetahui kesehatannya. Hal ini dapat menghambat upaya promotif dan preventif terhadap kesehatan lansia.
(2) Berdasarkan jenis kelamin
TABEL 4.29
63
DISTRIBUSI FREKUENSI PENDUDUK
BERDASARKAN JENIS KELAMIN DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No Jenis Kelamin Jumlah %
1. Laki – laki 714 50.24
2. Perempuan 707 49.76
Jumlah 1421 100
Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar berjenis kelamin laki-laki yaitu 50,24%.
d) Kebudayaan Penduduk
(1) Latar belakang budaya / etnik penduduk
Mayoritas penduduk RW 09 Kelurahan Karang tengah
menganut adat istiadat budaya Sunda.
(2) Sejarah budaya penduduk
Sejarah budaya kampung Karang Tengah RW 09
Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung puyuh
Kota Sukabumi yaitu budaya yang diturunkan secara
turun temurundari generasi penduduk sebelumnya.
e) Kelas sosial Penduduk
(1) Kesejahteraan
TABEL 4.30
64
DISTRIBUSI FREKUENSI KK BERDASARKAN
PENGHASILAN RATA-RATA PER BULAN DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoPenghasilan KK
Jumlah
%
1. < Rp. 250.000,- 15 5.6
2. Rp. 250.000,- -
Rp.500.000,-
50 18.86
3. > Rp. 500.000,- 80 30.18
4. Tidak tentu 120 45.28
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Sebagian besar komposisi kesejahteraan keluarga di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi umumnya termasuk keluarga sejahtera.
(2) Kemampuan baca tulis
Sebagian besar masyarakat di wilayah RW 09 Kelurahan
Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh sudah dapat
membaca dan menulis.
(3) Pendidikan penduduk
TABEL 4.36
DISTRIBUSI FREKUENSI PENDUDUK BERDASARKAN
TINGKAT PENDIDIKAN DI RW 09 KAMPUNG KARANG
TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH
KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI
NOVEMBER 2011
65
NoTingkat Pendidikan
Jumlah%
1. SD 81 30,56
2. SMP 79 29,81
3. SMU 85 32,07
4. PT 20 7,54
5. Tidak Sekolah - -
6 Belum Sekolah - -
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan
Gunung Puyuh Kota Sukabumi semuanya bersekolah. Maka
dianggap bisa baca tulis dan itu merupakan potensi untuk
meningkatkan promosi kesehatan, tetapi hal itu tidak menjamin
adanya perubahan perilaku hidup sehat.
(4) Pekerjaan Penduduk
TABEL 4.37
DISTRIBUSI FREKUENSI PENDUDUK
BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoJenis Pekerjaan
Jumlah
%
1. Buruh 71 26,8
2. Tani 31 11,7
3. PNS 30 11,32
66
4. Swasta 86 32,45
5. Supir 31 11,7
6. Tidak bekerja 36 13,58
Jumlah 2256 100
Interpretasi data : Komposisi penduduk berdasarkan jenis
pendidikan di RW 09 Kampung karang tengah Kelurahan Karang
Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi dari data
tersebut ditemukan pekerjaan yang paling banyak adalah swasta
sebanyak 32,45%.
f)Mobilitas penduduk
(1) Jenis kependudukan
Mayoritas penduduk di RW 09 Kelurahan Karang Tengah
Kecamatan Gunung Puyuh adalah penduduk menetap.
TABEL 4.38
DISTRIBUSI FREKUENSI MOBILITAS PENDUDUK
BERDASARKAN KEPEMILIKAN RUMAH DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoKepemilikan Rumah
Jumlah
%
1. Sendiri 230 86.8
2. Kontrak 26 9.8
3. Menumpang 9 3.4
Jumlah 265 100
67
Interpretasi data : Komposisi mobilitas penduduk berdasarkan kepemilikan rumah di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar memiliki rumah sendiri yaitu 86.8%.
3) Dimensi Sistem Sosial
a) Sistem kesehatan
(1) Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Jenis pelayanan kesehatan di wilayah RW 09 adalah Puskesmas
karang tengah dan Posyandu.
(2) Jumlah Pelayanan Kesehatan
Jumlah pelayanan kesehatan yang tersedia adalah 1 Puskesmas
dan 1 Posyandu.
(3) Jumlah Kader Kesehatan
Jumlah kader kesehatan yang aktif terdapat di RW 09 adalah
sebanyak 6 orang, 3 orang yang aktif dan 3 orang yang non
aktif.
(4) Jenis Pembiayaan kesehatan
Jenis pembiyaan yang terdapat diwilayah RW 09 adalah
JAMKESMAS, JAMKESDA, dan ASKES.
(5) Riwayat Kejadian Luar Biasa
Tidak terdapat riwayat kejadian luar biasa di RW 09.
b) Sistem Pendidikan
(1) Jenis Pendidikan
jenis pendidikan formal di wilayah RW 09 ada 3 yaitu TK, SD,
MTS,SMK dan terdapat jenis pendidikan keagamaan yang
sifatnya non formal yang diadakan di madrasah yaitu ada
madrasah sekolah agama.
(2) Program Pemberantasan Buta Huruf
Tidak terdapat program Pemberantasan Buta Huruf di wilayah
RW 09.
68
c) Sistem Keluarga
(1) Tipe Keluarga
Di RW 09 sebagian besar merupakan Nuclear Family.
(2) Pola Hidup Sehat Keluarga
Pola hidup sehat keluarga di RW 09 masih belum merata, hal
ini dibuktikan dengan masih terdapatnya gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh perilaku yang kurang sehat.
Rumah
TABEL 4.40
DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK
BERDASARKAN RASIO PENGHUNI DENGAN LUAS
RUMAH DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
NoRasio Penghuni
Jumlah
%
1. Terpenuhi 177 66.8
2. Tidak Terpenuhi 88 33.2
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Komposis rumah penduduk berdasarkan rasio penghuni dengan luas rumah di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 66,8% memiliki luas rumah yang mencukupi.
TABEL 4.41
69
DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK
BERDASARKAN JENIS VENTILASI DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoJenis Ventilasi
Jumlah
%
1. Jendela 36 13,58
2. Pintu 35 13.2
3. Dua-duanya 194 73.2
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan jenis ventilasi di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebagian besar memiliki ventilasi jendela dan pintu sebanyak 73,2%.
TABEL 4. 42
DISTRIBUSI FREKUENSI KK BERDASARKAN KEBIASAAN MEMBUKA VENTILASI DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA
SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Kebiasaan Membuka
Ventilasi Jumlah
%
1. Setiap Hari 137 51.7
2. Kadang-kadang 90 33.9
3. Tidak Pernah 38 14.4
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan
kebiasaan membuka jendela. Terdapat 38 KK yang tidak pernah
membuka jendela yaitu 14.4% dan hal ini dapat menyebabkan resiko
tinggi ISPA.
70
TABEL 4. 43
DISTRIBUSI FREKUENSI RUMAH PENDUDUK
BERDASARKAN JENIS LANTAI RUMAH PENDUDUK
DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
NoJenis Lantai
Jumlah
%
1. Tanah Keras 20 7.54
2. Papan 11 4.15
3. Tembok / keramik 234 88.3
Jumlah 265 100
Interpretasi data : komposisi rumah penduduk berdasarkan jenis
lantai rumah penduduk di RW 09 Kelurahan Karang Tengah
Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 234 rumah
(88,3%) memiliki lantai tembok. Hal ini dapat mempermudah upaya
kebersihan dan kesehatan.
TABEL 4. 44
71
DISTRIBUSI FREKUENSI KEBERSIHAN DALAM
RUMAH DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
NoKebersihan Rumah
Jumlah
%
1. Bersih 189 71.32
2. Kotor 76 28.67Jumlah 265 100
Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan
kebersihan dalam rumah di RW 09 Kelurahan Karang Tengah
Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 28,67 %
memiliki rumah yang kotor. Hal ini membuktikan belum adanya
kesadaran akan menjaga kebersihan.
TABEL 4.45
DISTRIBUSI FREKUENSI PENATAAN RUANGAN DI
RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoPenataan Ruangan
Jumlah
%
1. Teratur 170 64.91
2. Tidak Teratur 93 35.09
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan penataan
ruangan di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung
72
Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 35.09 % penataan ruangan yang
tidak teratur. Hal ini membuktikan bahwa kesadaran penduduk
terhadap masalah kesehatan masih relatif kurang.
TABEL 4.46
DISTRIBUSI FREKUENSI PEMANFAATAN
PEKARANGAN RUMAH DENGAN TOGA DI RW DI
RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoPemanfaatan Pekarangan
Jumlah
%
1. Tidak ditanami 164 61.88
2. Ditanami 101 38.12
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan
pemanfaatan pekarangan rumah dengan tanaman obat keluarga di
RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung Puyuh Kota
Sukabumi sebanyak 61.88 % tidak ditanami dengan tanaman obat
keluarga. Maka salah satu sumber untuk upaya kesehatan menjadi
tidak ada.
TABEL 4.47
73
DISTRIBUSI FREKUENSI KEPEMILIKAN KANDANG
TERNAK DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
No
Kepemilikan Kandang
Ternak Jumlah
%
1. Ya 36 13.58
2. Tidak 229 86.42
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Komposisi rumah penduduk berdasarkan
kepermilikan kandang ternak di RW 09 Kelurahan Karang Tengah
Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 13.58 %
memiliki kandang ternak.
TABEL 4.48
DISTRIBUSI FREKUENSI LETAK KANDANG
TERNAK DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
NoLetak Kandang Ternak
Jumlah
%
1. Menempel pada rumah 11 30.5
2. Di dalam rumah 1 3.6
3. Terpisah dari rumah 24 66.9
Jumlah 36 100
74
Interpretasi data : Komposisi kandang ternak berdasarkan letak
kandang ternak di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan
Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 66.9 % terpisah dari rumah
TABEL 4.49
DISTRIBUSI FREKUENSI DIBERSIHKANNYA
KANDANG TERNAK DI RW 09 KAMPUNG KARANG
TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH
KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI
NOVEMBER 2011
No
Frekuensi Dibersihkannya
Kandang Ternak Jumlah%
1. Setiap hari 8 22.2
2. Dua kali seminggu 12 33.3
3. Seminggu sekali 14 38.8
4. Tidak pernah 2 5.5
Jumlah 36 100
Interpretasi data : Komposisi kandang ternak berdasarkan frekuensi
dibersihkannya kandang ternak di RW 09 Kelurahan Karang Tengah
Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 38.8 % yaitu
dibersihkan satu minggu sekali. Kondisi ini belum dapat memenuhi
upaya kesehatan dan masih rentan terhadap timbulnya ISPA.
TABEL 4.50
75
DISTRIBUSI FREKUENSI KEBERSIHAN KANDANG
TERNAK DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
NoKebersihan Kandang Ternak
Jumlah
%
1. Kotor 22 61.1
2. Bersih 14 38.9
Jumlah 36 100
Interpretasi data : Komposisi kandang ternak berdasarkan kebersihan
kandang ternak di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan
Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 61.1 % memiliki kondisi
kandang ternak kotor. Hal ini mengakibatkan timbulnya penyakit
ISPA.
Air Bersih
TABEL 4.51
76
DISTRIBUSI FREKUENSI SUMBER AIR BERSIH
YANG DIGUNAKAN DI RW 09 KAMPUNG KARANG
TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH
KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI
NOVEMBER 2011
NoSumber Air Bersih
Jumlah%
1. Sumur Gali 76 28.67
2. Mata Air 18 6.8
3. Sumur Bor 4 1.50
4
5.
Kali / Kolam
PAM
2
165
0.75
62.26
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas
penduduk di RW 09 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Gunung
Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 28.67 % air bersih yang berasal dari
sumur gali. namun masih ada 62.26 % dari penduduk yang
menggunakan PAM.
TABEL 4.52
DISTRIBUSI FREKUENSI SYARAT FISIK AIR BERSIH DI
RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoSyarat Fisik Air Bersih
Jumlah
%
1. Terpenuhi 265 100
2. Tidak Terpenuhi 0 0
77
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Komposisi penggunaan air bersih berdasarkan
syarat fisik air bersih di RW 09 Kelurahan Karang Tengah
Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi sebanyak 100%
memenuhi syarat air bersih. Hal ini memungkinkan terjadinya
peningkatan angka kesehatan di RW 09 Kelurahan Karang Tengah
Kecamatan Gunung Puyuh Kota Sukabumi.
Kakus
TABEL 4.53
DISTRIBUSI FREKUENSI TEMPAT BUANG AIR
BESAR KELUARGA DI RW 09 KAMPUNG KARANG
TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH
KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI
NOVEMBER 2011
NoTempat BAB Kelurga
Jumlah%
1. Di kolam -
2. Di kali 4 1,50
3. Di sungai 10 3,77
4. Di WC 251 94,71
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Berdasarkan tabel diatas, sebagian besar
masyarakat memiliki kebiasaan BAB di WC sendiri yaitu sebanyak
94,71 % dan sebanyak 10,8% memiliki kebiasaan BAB di kolam.
TABEL 4.54
78
DISTRIBUSI JARAK PEMBUANGAN LIMBAH ( SAPTIC
TANK )DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoJarak Pembuangan Limbah
Jumlah
%
1. ≤ 10 Meter 134 50.56
2. ≥ 10 Meter 131 49.43
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar jarak
pembuangan limbah/septic tank kurang dari 10 meter sebanyak 50.56
% dan 49.43% masyarakat yang memiliki jarak pembuangan
limbah/septik tank lebih dari 10 meter.
Sampah
TABEL 4.55
DISTRIBUSI FREKUENSI PENGELOLAAN SAMPAH
DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER
2011
NoPengelolaan Sampah
Jumlah%
1. Ditimbun 15 5.66
2. Ke selokan/ sungai 35 13.20
3. Dibakar 30 11.32
4 TPS 185 69.81
Jumlah 265 100
79
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, sebagian masyarakat
dalam pengelolaan sampahnya dengan cara dibakar yaitu sebanyak
11.32%. Namun hanya sebesar 69.81% masyarakat membuang
sampah ke TPS. Sedangkan masyarakat lainnya memiliki kebiasaan
membuang sampah ke selokan sebesar 13.20% dan ditimbun sebesar
5.66%.
TABEL 4.56
DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS SAMPAH DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG
TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA
SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoJenis Sampah
Jumlah
%
1. Organik 0 0
2. Anorganik 6 4,1
3. Dua-duanya 142 95,9
Jumlah 148 100
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, sebagian besar masyarakat memiliki jenis sampah organik dan anorganik yaitu sebanyak 95,9% dan hanya 6% masyarakat yang memiliki jenis sampah anorganik,
Air Limbah
TABEL 4.57
DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBUANGAN AIR LIMBAH
KELUARGA DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
80
No
Pembuangan Air Limbah
Keluarga Jumlah%
1. Selokan/ kali 53 35,8
2. Kolam 17 11,5
3. Rembesan di pekarangan 0 0
4. Septik tank 78 52,7
Jumlah 148 100
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat
pembuangan limbah lebih banyak ke selokan/kali yaitu sebanyak
35,8%. Sedangkan sisanya ke kolam sebanyak 11,5%, rembesan di
pekarangan sebanyak 0%, dan septic tank sebanyak 52,7%.
Masalah Kesehatan akibat Lingkungan dan Perilaku
TABEL 4.58
DISTRIBUSI FREKUENSI RIWAYAT KELUHAN BATUK
PILEK DI RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN
GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Riwayat keluhan batuk
pilek Jumlah
%
1. Ada 50 18.86
2. Tidak Ada 215 81.13
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 50 KK (18.86 %) keluarga mempunyai keluhan batuk pilek.
81
TABEL 4.62
DISTRIBUSI FREKUENSI KELUARGA BERDASARKAN
RIWAYAT KELUHAN SISTEM PENCERNAAN (DIARE) DI
RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Riwayat Keluhan Sistem
pencernaan Jumlah
%
1. Ya 97 36.60
2. Tidak 168 63.4
Jumlah 265 100
Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 97 KK (36.60 %) keluarga yang mempunyai keluhan sistem pencernaan ( Diare ).
TABEL 4. 63
DISTRIBUSI FREKUENSI BAK AIR DIKURASDI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG
TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA
SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoBak air dikuras
Jumlah
%
1. 2 x seminggu 74 60,6
2. 1 x seminggu 22 18
3. 1 x sehari 18 14,8
4. Tiap kotor 8 6,6
Jumlah 122 100
82
Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 8 KK (6,6 %) keluarga yang menguras bak mandi setiap kotor. Hal ini merupakan kebiasaan yang harus dirubah.
TABEL 4.64
DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN KELUARGA
MENCUCI TANGAN SEBELUM MAKAN DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Kebiasaan Mencuci Tangan
Sebelum Makan Jumlah%
1. Selalu 200 75.47
2. Tidak 0 0
3. Kadang – kadang 65 24.53
Jumlah 265 100
Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 200 KK (75.47 %)yang mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan yang kadang - kadang mencuci tangan sebelum makan sebanyak 65 KK (24.53 %).
TABEL 4.65
DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN MENCUCI
MAKANAN SEBELUM DIMASAK DI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Kebiasaan Mencuci
Makanan Sebelum Dimasak Jumlah%
1. Ya 265 100
83
2. Tidak 0
3. Kadang-kadang - -
Jumlah 265 100
Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 100 % mempunyai kebiasaan mencuci makanan sebelum di masak
TABEL 4.56
DISTRIBUSI FREKUENSI JENIS SAMPAHDI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG
TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA
SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoJenis Sampah
Jumlah
%
1. Organik 0 0
2. Anorganik 0 0
3. Dua-duanya 265 100
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, seluruh masyarakat memiliki jenis sampah organik dan anorganik yaitu sebanyak 100 %
Air Limbah
TABEL 4.57
84
DISTRIBUSI FREKUENSI PEMBUANGAN AIR
LIMBAH KELUARGA DI RW 09 KAMPUNG KARANG
TENGAH KELURAHAN KARANG TENGAH
KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI
NOVEMBER 2011
No
Pembuangan Air Limbah
Keluarga Jumlah%
1. Selokan/ kali 231 87,16
2. Kolam 3 1,13
3. Rembesan di pekarangan 31 11,69
Jumlah 265 100
Interpretasi data : Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat
pembuangan limbah lebih banyak ke selokan/kali yaitu sebanyak
87,16%. Sedangkan sisanya ke kolam sebanyak 1,13%, rembesan di
pekarangan sebanyak 11,69%.
TABEL 4.63
DISTRIBUSI FREKUENSI BAK AIR DIKURASDI RW 09
KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN KARANG
TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA
SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoBak air dikuras
Jumlah
%
1. 2 x seminggu 37 13,96
2. 1 x seminggu 107 40,37
3. 1 x sehari 7 2,64
4. Tiap kotor 114 43,01
Jumlah 265 100
85
Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 43,01 % keluarga yang menguras bak mandi setiap kotor. Hal ini merupakan kebiasaan yang harus dirubah.
TABEL 4.66
DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN MENGGUNAKAN ALAS KAKI DI RW 08 KELURAHAN KARANG TENGAH
KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Kebiasaan Menggunakan
Alas Kaki Jumlah%
1. Selalu 265 100
2. Tidak Pernah 0
3. Kadang – kadang 0
Jumlah 265 100
Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 100 % mempunyai kebiasaan selalu menggunakan alas kaki. Hal ini merupakan pola prilaku yang baik sesuai dengan kesehatan.
TABEL 4.67
DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN MENGKONSUMSI
SAYUR – SAYURAN DI RW 08 PANGKALAN
KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG
PUYUH KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
No
Kebiasaan Mengkonsumsi
Sayur – sayuran Jumlah%
1. Selalu 89 33,58
2. Tidak Pernah 1 0,37
3. Kadang – kadang 175 66,03
Jumlah 265 100
Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 33,58 % selalu mengkonsumsi sayuran. Dan sebanyak 66,03 % kadang – kadang
86
mengkonsumsi sayuran. Hal ini berpotensi bisa menurunkan derajat kesehatan apabila dipertahankan.
TABEL 4.68
DISTRIBUSI FREKUENSI KEBIASAAN
MENGKONSUMSI BUAH – BUAHAN DI RW 08
PANGKALAN KELURAHAN KARANG TENGAH
KECAMATAN GUNUNG PUYUH KOTA SUKABUMI
NOVEMBER 2011
No
Kebiasaan Mengkonsumsi
Buah – buahan Jumlah%
1. Selalu 70 26,41
2. Kadang – kadang 16 6,03
3. Tidak Pernah 179 67,54
Jumlah 265 100
Dari tabel data diatas ditemukan sebanyak 26,41 % yang selalu mengkonsumsi buah-buahan dan sebanyak 67,54 % tidak pernah mengkonsumsi buah – buahan. Hal ini perlu ditingkatkan supaya kesehatan dapat terjaga.
TABEL 4.69
87
DISTRIBUSI FREKUENSI PENOLONG PERSALINAN DI
RW 09 KAMPUNG KARANG TENGAH KELURAHAN
KARANG TENGAH KECAMATAN GUNUNG PUYUH
KOTA SUKABUMI NOVEMBER 2011
NoPENOLONG
Jumlah%
1. Dukun Beranak - -
2. Tenaga Kesehartan 9 100
Jumlah 9 100
Dari Tabel Diatas diperoleh data sebanyak 9orang ibu hamil menginginkan tenaga kesehatan untuk menolong proses persalinan.
d) Sistem Kesejahteraan
(1) Program Pengentasan Kemiskinan
Terdapat program pengentasan kemiskinan di RW 09 yaitu
P2KP, KBBS (Kartu Bebas Biaya Sekolah), Peminjaman
Modal, dan Program KB.
(2) Kegiatan Gotong royong
Kegiatan gotong royong selalu ada di RW 09 diantaranya
gotong royong menbersihkan wilayah, kegiatan siskamling dan
kegiatan jumsih.
e) Sistem Ekonomi
(1) Mata Pencaharian
Sebagian besar msyarakat RW 09 Bermata pencaharian sebagai
buruh.
(2) Sumber Daya Alam
Sumber daya alam yang tersedia berupa kondisi tanah
persawahan dan kebun yang subur.
f) Sistem Politik
(1) Cara Pemilihan Tokoh Masyarakat Formal
88
Cara pemilihan tokoh masyarakat formal ( RT / RW ) yaitu
dengan cara musyawarah untuk mencapai mufakat dengan
menunjuk calon-calon yang dipercaya untuk memimpin
masyarakat.
(2) Cara Penetapan Peraturan
Cara penetapan peraturan dilakukan melalui musyawarah
mufakat.
g) Sistem Rekreasi
(1) Kebiasaan Rekreasi Penduduk
Kebiasaan rekreasi penduduk adalah dengn menonton TV,
mendengarkan radio atau kadang-kadang pergi ke tempat
wisata dalam momen-momen tertentu.
(2) Sarana Rekreasi
Tidak terdapat sarana rekreasi di lingkungan RW 09.
h) Sistem Komunikasi
(1) Hirarki Sistem Komunikasi Pendudukl
(2) Alat / Media Komunikasi
Alat media komunikasi yang digunakan adalah pengeras suara
mesjid dan telepon rumah atau selular.
i) Sistem Keagamaan
(1) Aktifitas Kegiatan Keagamaan Penduduk
89
Kelurahan Tokoh Masyarakat
Ketua RW
Ketua RT
Masyarakat
Aktifitas kegiatan keagamaan penduduk di RW 09 adalah
pengajian rutin mingguan yang telah terjadwal. Adapun bagi
ibu-ibu adalah hamper setiap hari ada pengajian rutin.
Sedangkan untuk bapak-bapak adalah setiap hari kamis malam.
(2) Organisasi Keagamaan
Organisasi keagamaan yang terdapat di RW 09 adalah Dewan
Keluarga Mesjid (DKM).
j) Sistem Legal
(1) Peraturan atau Ketentran Penduduk
Peraturan dan ketentuan penduduk tidak tertulis.
(2) Keamanan
Keamanan di RW 09 tertata dengan baik. Hal ini dibuktikan
dengan adanya daftar ronda malam yang aktif, selain itu juga di
wilayah ini terdapat LINMAS.
90
4. Interpretasi Data
DATA MASALAH
- Jenis ventilasi rumah yang banyak digunakan sebanyak 36
(13,58 %) jendela dan 35 (13,2 %) pintu, dan yang
menggunakan pintu dan jendela sebanyak 194(73,2%) dari
265 KK
- Kebiasaan membuka jendela kadang-kadang sebesar 90KK
(33,9%) dari 265 KK
- Kebiasaan tidak pernah membuka jendela sebesar 38KK
(14,4%)dari 265 KK
- Kebersihan didalam rumah yang kotor sebanyak 76 KK dari
(28,67%) 265 KK
- Kandang ternak yang menempel pada rumah sebanyak 11 KK
(30,5%), dan yang di dalam rumah 1 KK (3,6 %) dari 36 KK
- Kandang ternak di bersihkan seminggu sekali sebanyak 14 KK
(38,8%),dibersihkan 2 minggu sekali sebanyak 12 KK
(33,3%), tidak pernah dibersihkan sebanyak 2KK (5,5 %) dari
36 KK
- Kondisi kandang ternak kotor sebanyak 22 KK (61,1%) dari
36 KK
- Buang air besar dikali sebanyak 4 KK (1,50%) dari 265 KK
- Buang air besar disungai sebanyak 10 KK(3,77%) dari 265 KK
- Jarak septic tank dengan sumur < 10 meter sebanyak 134 KK
(50,56%) dari 265 KK
- Pembuangan sampah ke selokan/sungai sebanyak 35
KK(13,20%) dari 265 KK
- Jenis sampah yang paling banyak adalah organic dan
anorganik sebanyak 142 KK (95,9%) dari 265 KK
- Pembuangan air limbah ke septic tank sebanyak 78 KK (78,52
%), ke kolam 17 KK (16,5%), ke selokan 53 KK (35,8 %) dari
265 KK
Lingkungan
yang tidak
sehat
- Status gizi balita sebanyak 4 balita( 6,06 % ) dari 66 balita
pada garis kuning
Buruknya
Gizi Balita
91
- Bayi yang diberikan makanan tambahan < dari 6 bulan
sebanyak 23 balita ( 34,85%) dari 66 balita
- Bayi yang tidak di berikan ASI eksklusif 15 bayi (22,7%) dari
66 balita
- Jenis makanan tambahan yang diberikan pada bayi adalah
bubur biasa sebanyak 30 bayi (45,5 %) dari 66 balita .
- Jumlah lansia di RW 09 sebanyak 96 dari jumlah pendukduk
584 jiwa
- Lansia yang di bantu sebanyak 4 orang (4,17%)dari 96 lansia
- Lansia yang mengalamiSulit makan sebanyak 12 (12,5%) dari
96 lansia
- Lansia yang mempunyai tekanan darah tinggi sebanyak 20
lansia (20,8 %) dari 96 lansia
- Lansia yang mengalami batuk terus menerus sebanyak 4 lansia
(4,16 %) dari 96 lansia
- Lansia yang mengalami gangguan pendengaran sebanyak 4
lansia (4,16%) dari 96 lansia
- Lansia yanng mengalami rematik sebanyak 30 lansia (31,35%)
darl 96 lansia
- Lansia yang lumpuh 2 orang (2,08%) dari 96 lansia
- Lansia yang sesak 6 orang (6,25%)dari 96 lansia
- Di Rw 09 sarana pelayanan kesehatan untuk lansia (Posbindu)
kurang berjalan dengan lancar
Ancaman
Kesehatan
Lansia
- Kebiasaan remaja : Pengguna merokok dan minum-minuman
keras sebanyak 76 remaja (67,85)% dari 112 remaja
Ancaman
Kesehatan
remaja
92
B. PEMBAHASAN
Dalam bab ini penyusun akan membahas mengenai kesenjangan antara teori
yang didapat dengan praktek di lapangan. Adapun pemecahan masalah yang digunakan
adalah dengan pendekatan metode proses keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
perencanaan, implementasi atau pelaksanaan dan penilaian atau evaluasi.
1. Pengkajian
Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi survey, wawancara
dan quesioner. Dalam pengumpulan data, kelompok tidak mengalami kendala yang
berarti namun ada sebagian kecil masyarakat yang menolak untuk kedatangan
mahasiswa dan tidak mau di wawancara dan ada juga warga yang sibuk bekrja. namun
di samping itu lebih banyak masyarakat yang aktif. Hal ini terjadi karena masyarakat
Rw 09 baru kedatangan mahasiswa STIKESMI untuk Early Exposure II bagian II yang
pertama kalinya, Sehingga masyarakat ada yang kurang aktif namun lebih banyak yang
aktif berpartisipasi dalam memberikan informasi atau data-data yang diperlukan.
Keterlibatan TOMA dan RT-RW dirasakan sangat membantu dalam proses ini.
Dalam tahap pengkajian ini, kelompok berusaha semaksimal mungkin untuk
mengaplikasikan teori proses keperawatan komunitas.
Selama proses pengkajian dari 16 sampai 17 november 2011, data dikumpulkan
kemudian di analisa dan ditabulasikan sesuai dengan teori yang didapat. Di dalam
pelaksanaannya kelompok tidak mengalami kesulitan. Kesenjangan antara teori dengan
praktik pada tahap ini tidak begitu tampak. Yang nampak adalah peran serta /
keterlibatan TOMA/Pokjakes maksimal hanya sebatas memobilisasi dan mengajak
masyarakat untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendataa.
2. Perencanaan
Perencanaan meliputi masalah dan prioritas masalah. Masalah yang muncul
merupakan hasil dari Musyawarah Masyarakat Desa / Lokakarya Mini pada tanggal 26
november 2011 masalah yang di temukan yaitu: lingkungan yang tidak sehat, ancaman
kesehatan pada lansia, buruknya gizi pada balita, dan ancaman kesehatan pada remaja.
kemudian dijadikan acuan dalam membuat perencanaan dimana upaya untuk
mengatasinya diserahkan pada masyarakat.
Pada konsep teori disebutkan bahwa penentuan prioritas masalah (skoring)
dihitung bersama-sama masyarakat dalam Lokakarya mini. Pada saat lokakarya mini
93
penentuan prioritas masalah di lakukan secara musyawarah bersama masyarakat RW
09.
Dalam pelaksanaannya Lokakarya Mini berjalan dengan lancar dan interaktif.
Masyarakat yang datang dalam lokakarya mini memenuhi syarat dalam musyawarah
yaitu sebanyak 60 KKdari 316 KK. Dalam lokakarya mini di sajikan data tahun
sebelumnya dan data terbaru, sehingga masyarakat dapat membandingkan apakah ada
peningkatan dalam status kesehatan di RW 09.
Hasil dari perencanaan tersebut kemudian dikoordinasikan dengan pihak terkait
yaitu ke Puskesmas Karang Tengah dan Kelurahan Karang Tengah.
3. Implementasi
Pada saat implementasi berlangsung, kelompok tidak mengalami
kesulitan/hambatan yang berarti. Untuk masalah kesehatan lingkungan, kesehatan pada
lansia, kesehatan pada remaja serta masalah gizi pada balita berjalan dengan lancar, hal
ini dikarenakan peran aktif masyarakat di wilayah RW 09. Namun dari masalah yang di
temukan di RW 09 yang masih belum tercapai yaitu :
fasilitas maupun sarana prasarana untuk menanggulangi sampah
Antusias lansia yang kurang maksimal di karenakan kesadaran lansia yang
kurang aktif dalam hal pentingnya kesehatan bagi lansia itu sendiri.
Antusias Ibu yang memiliki anak bayi dan balita masih kurang dikarenakan
pengetahuan dan kesadaran Ibu yang kurang terhadap pentingnya menjaga
kesehatan anak.
4. Evaluasi
Sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam perencanaan, tampak bahwa
beberapa tujuan jangka pendek telah tercapai. Diantaranya masalah lingkungan yang
tidak sehat, ancaman kesehatan bagi lansia, buruknya gizi pada balita, dan ancaman
kesehatan pada remaja. Akan tetapi untuk kesehatan pada lansia masih belum tercapai
secara optimal di karenakan kurangnya motivasi para lansia akan pentingnya kesehatan
pada lansia begitupun dengan ibu yang memiliki anak bayi dan balita terutama ibu
menyusui yang sangat kurang motivasi.
94
RENCANA TINDAK LANJUT
No Masalah RTL Hambatan Saran
1 masalah kesehatan
lingkungan (sampah)
Mengaktifkan organisasi
penanggulangan sampah di
RW 09
Sarana yang belum
lengkap : roda
sampah
Sosialisasi dari
puskesmas, PHBS nya
harus seperti apa
Penjadwalan secara
rutin, ada komitmen
setiap hari minggu, 1
bulan 2 kali
2 Masalah kesehatan
Lansia
Memberikan pelatihan
kepada kader setempat
untuk bisa memberikan
penyuluhan jika terjadi
masalah kesehatan pada
lansia
Sedikitnya jumlah
kader yang ada di RW
09
Disarankan kepada
pemangku jabatan dan
tokoh masyarakat agar
melakukan regenerasi
kader
3 Masalah pemberian
ASI ada BBL samai
usia 6 bulan
Memberikan pelatihan
kepada kader setempat
untuk bisa memberikan
penyuluhan jika terjadi
masalah kesehatan yang
berhubungan dengan ibu
menyusui
Sedikitnya jumlah
kader yang ada di RW
09
Disarankan kepada
pemangku jabatan dan
tokoh masyarakat agar
melakukan regenerasi
kader
4 Masalah pemberian
vitamin pada ibu
hamil
Memberikan pelatihan
kepada kader setempat
untuk bisa memberikan
penyuluhan jika terjadi
masalah kesehatan yang
berhubungan dengan ibu
hamil
Sedikitnya jumlah
kader yang ada di RW
09
Disarankan kepada
pemangku jabatan dan
tokoh masyarakat agar
melakukan regenerasi
kader
95
BAB V
KESIMPULAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil kajian kelompok di wilayah rw 09 kelurahan
karangtengah kecamatan gunung puyuh kota sukabumi, maka hasil untuk
agregat phbs masyarakat rw 09 adalah :
Untuk petolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, maka 100%
ibu melahirkan di rw 09 sudah ditolong oleh tenaga kesehatan.
Bayi diberi asi sejak lahir sampai berusia 6 bulan ditemukan
sebanyak 77,2 % ibu memberikan asi eksklusif kepada bayinya dan
sisanya kurang dari 6 bulan atau menggunakan susu formula.
Mayoritas penduduk di rw 09 kelurahan karang tengah kecamatan
gunung puyuh kota sukabumi sudah mempunyai ketersediaan air bersih,
sebanyak 28.67 % air bersih yang berasal dari sumur gali, 62.26 % dari
penduduk yang menggunakan pam.komposisi penggunaan air bersih
berdasarkan syarat fisik air bersih di rw 09 kelurahan karang tengah
kecamatan gunung puyuh kota sukabumi sebanyak 100% memenuhi syarat
air bersih. hal ini memungkinkan terjadinya peningkatan angka kesehatan
di rw 09 kelurahan karang tengah kecamatan gunung puyuh kota
sukabumi.
Sebagian besar masyarakat memiliki kebiasaan BAB di WC
sendiri yaitu sebanyak 94,71 % dan sebanyak 10,8% memiliki kebiasaan