PENGKAJIAN KEPERAWATAN ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH STIKES HANG TUAH SURABAYA Nama mahasiswa : Nurul Fahmi R.L Tgl/jam pengkajian : 22-09- 2014/19.00 Diagnosa medis : Fraktur Kruris Tgl/jam MRS : 20-08-14/21.08 No. RM : 460811 Ruangan/kelas : C1/3 No.kamar :5 I. IDENTITAS 1. Nama : An A 2. Umur : 13 3. Jenis kelamin : Laki-laki 4. Status : Belum kawin 5. Agama : Islam 6. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia 7. Bahasa : Jawa/Indonesia 8. Pendidikan : SMP 9. Pekerjaan : Pelajar 10. Alamat dan no. telp : Sidoarjo 11. Penanggung jawab : BPJS II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN 1. Keluhan utama : Nyeri pada kaki kanan 2. Riwayat penyakit sekarang : Pasien mengalami kecelakaan sepeda motor pada 16-08-2014. Pasien mengalami luka terbuka di kaki kanan, lalu pasien dibawa ke RSUD Sidoarjo untuk di operasi, akan tetapi karena Hb pasien rendah (3) maka ditunda dulu. Pada 19-08-2014 dilakukan operasi pada kaki An A. Setelah dilakukan operasi didapatkan darah masih mengucur dari kaki pasien. Dokter menyarankan untuk melakukan angiografi, karena di RSUD tidak ada angiografi, maka pasien dirujuk ke RSAL. Sampai pada saat ini pasien telah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
I. IDENTITAS1. Nama : An A2. Umur : 133. Jenis kelamin : Laki-laki4. Status : Belum kawin5. Agama : Islam6. Suku/bangsa : Jawa/Indonesia7. Bahasa : Jawa/Indonesia8. Pendidikan : SMP9. Pekerjaan : Pelajar10. Alamat dan no. telp : Sidoarjo11. Penanggung jawab : BPJS
II. RIWAYAT SAKIT DAN KESEHATAN1. Keluhan utama :
Nyeri pada kaki kanan
2. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien mengalami kecelakaan sepeda motor pada 16-08-2014. Pasien mengalami luka terbuka
di kaki kanan, lalu pasien dibawa ke RSUD Sidoarjo untuk di operasi, akan tetapi karena Hb
pasien rendah (3) maka ditunda dulu. Pada 19-08-2014 dilakukan operasi pada kaki An A.
Setelah dilakukan operasi didapatkan darah masih mengucur dari kaki pasien. Dokter
menyarankan untuk melakukan angiografi, karena di RSUD tidak ada angiografi, maka pasien
dirujuk ke RSAL. Sampai pada saat ini pasien telah dilakukan operasi sebanyak 4 kali (1 di
RSUD sidoarjo dan 3 kali di RSAL). Pada saat dilakukan pengkajian pada 22-09-2014, pasien
masih mengeluh nyeri pada kaki kanan.
3. Riwayat penyakit dahulu :
Pasien perah mengalami demam, batuk, namun tidak samapi dirawat di Rumah Sakit.
4. Riwayat kesehatan keluarga :
Keluarga pasien tidak ada yang menderita asma, DM, dan hipertensi
5. Susunan keluarga (genogram) :
Keterangan:
: Laki-laki.
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal dalam satu rumah.
6. Riwayat alergi :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi, obat-obatan, makanan, debu.
III. POLA FUNGSI KESEHATAN1. Persepsi Terhadap Kesehatan (Keyakinan Terhadap Kesehatan & Sakitnya)
Pasien merasa sangat sedih karena tidak bisa menggerakkan kaki kanannya. Pasien mengatakan
ingin cepat sembuh.
2. Pola Aktivitas Dan Latihana. Kemampuan perawatan diri
AktivitasSMRS MRS
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4Mandi √ √Berpakaian/berdandan √ √Eliminasi/toileting √ √Mobilitas di tempat tidur √ √Berpindah √ √Berjalan √ √Naik tangga √ √BerbelanjaMemasakPemeliharaan rumah
Skor 0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain & alat
4 = tergantung/tidak mampu
Alat bantu : ( ) tidak ( ) kruk ( ) tongkat
( √) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi roda
b. Kebersihan diri
Di rumah
Mandi : 2¿ /hr
Gosok gigi : 2¿ /hr
Keramas : 4¿ /mgg
Potong kuku : 1¿ /mgg
Di rumah sakit
Mandi : 1¿ /hr
Gosok gigi : 1¿ /hr
Keramas : -¿ /mgg
Potong kuku : 1¿ /mgg
c. Aktivitas sehari-hari
Sebelum masuk rumah sakit, pasien dapat melakukan berbagai kegiatan, seperti sekolah
dan bermain dengan teman. Setelah masuk rumah sakit, pasien tampak baring di tempat
tidur, berbicara dengan keluarga dan perawat, sambil sesekali bermain handphone dan
membaca koran.
d. Rekreasi
Sebelum masuk rumah sakit pasien sering bermain musik dan pergi bersama keluarga dan
teman-temannya.
e. Olahraga : (√ ) tidak ( ) ya
Sebelum masuk rumah sakit, pasien aktif bermain basket. Setelah masuk rumah sakit pasien
tidak bisa bermain basket.
3. Pola Istirahat Dan TidurDi rumahWaktu tidur : Siang 13.00 -15.00
Malam 21.00-05.00
Jumlah jam tidur :10 jam
Di rumah sakitWaktu tidur : Siang 11.00-14.30
Malam 21.00 – 05.00
Jumlah jam tidur : 10,5 jam
Masalah di RS : ( √) tidak ada ( ) terbangun dini ( ) mimpi buruk
( ) insomnia ( ) Lainnya, ...............................
4. Pola Nutrisi – Metabolika. Pola makan
Di rumah
Frekuensi : 3 x/hr
Jenis : nasi
Porsi : 11 sendok
makan
Pantangan : tidak ada
Makanan disukai : maicih
Di rumah sakit
Frekuensi : 3 x/hr
Jenis : nasi
Porsi : 11 sendok makan
Diit khusus : diit TKTP extra putih
telor
Nafsu makan di RS : ( √) normal ( ) bertambah ( ) berkurang
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam, aktivitas fisik pasien dapat meningkat dengan kriteria hasil :
a. Tidak mengalami kontraktur sendi
b. Kekuatan otot bertambahc. Pasien menunjukkan tindakan
untuk meningkatkan mobilitas
a. Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur fungsi motorik.
b. Anjurkan pasien melakukan latihan gerak aktif pada ektremitas yang tidak sakit
c. Bantu pasien melakukan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi
d. Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik pasien
a. Mengetahui tingkat kemampuan pasien dalam melakukan aktivitas
b. Gerakan aktf memberikan massa, onus, dan kekuatan otot, serta memperbaiki fungsi jantung dan pernapasan
c. Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan
d. Kemampuan mobilisasi ekstremitasdapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi.
3 Resiko terjadinya infeksi b.d Adanya port de entree luka operasi
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, infeksi tidak terjadi dengan kriteria hasil :
a. Luka bersih dan tidak mengeluarkan eksudat serta tidak adanya tanda-tanda infeksi.
b. Setelah diberikan pendidikan kesehatan pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda infeksi dan memahami tentang pencegahan kekambuhan
a. Identifikasi tanda-tanda infeksi, seperti perubahan warna, suhu, adanya cairan yang keluar, bengkak.
b. Observasi tanda-tanda vital klien.
c. Lakukan perawatan luka dengan teknik kurangi organisme yang masuk ke dalam luka dengan: cuci tangan dengan
a. Untuk mengenal secara dini terjadinya infeksi
b. Perubahan tanda vital mengidentifikasi terjadinya infeksi.
c. Agar luka insisi tetap dalam keadaan steril.
cermat, teknik aseptik dalam mengganti balutan luka.
d. Pertahankan masukan kalori protein yang adekuat
e. Kolaborasi dalam pemberian antiobiotik.
f. Jika di temukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit.
g. Berikan pendidikan kesehatan persiapan pulang
d. Agar daya tahan tubuh pasien meningkat dan infeksi dapat menghindari.
e. Antibiotik dapat mencegah infeksi.
f. Penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal bias terjadi akibat terjadinya proses infeksi.
g. Untuk mencegah kekambuhan penyakit.
4 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan tekanan, perubahan status metabolik, kerusakan sirkulasi.
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam, kerusakan kulit dapat teratasi, penyembuhan luka sesuai waktu dengan kriteria hasil :a. Tidak ada tanda- tanda infeksi
seperti pus, kemerahan, luka bersih tidak lembab dan tidak kotor,
b. Tanda- tanda vital dalam batas normal atau dapat di toleransi.
a. Kaji kulit dan identitas pada tahap perkembangan luka
b. Kaji lokasi, ukuran, warna, bau, serta jumlah dan tipe cairan luka
c. Pantau peningkatan suhu tubuh
d. Jika pemulihan tidak terjadi kolaborasi tindakan lanjutan, misalnya debridement.
e. Kolaborasi pemberian anti biotic sesuai indikasi
a. Mengetahui sejauhmana perkembangan luka mempermudah dalam melakukan tindakan yang tepat
b. mengidentifikasi tingkat keparahan luka akan mempermudah intervensi
c. suhu tubuh yang meningkat dapat diidentifikasi sebagai adanya proses peradangaN
d. agar benda asing atau jaringan yang terinfeksi tidak menyebar luas pada area kulit normal lainya.
e. anti biotik berguna untuk mematikan mikroorganisme pathogen pada daerah yang beresiko terjadi infeksi.
5 Defisit perawatan diri b.d Kelemahan Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama a. Kaji kemampuan dan tingkat a. Membantu dalam
neuromuskular dan penurunan kekuatan tungkai bawah
1x24 jam perawatan diri pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :a. pasien dapat melakukan aktivitas
perawatan diri sesuai dengan kemampuan
penurunan dalam skla 0-4 untu melakukan aktivitas hidup sehari-hari
b. Hindari apa yang tidak dapat dilakukan pasien dan bantu bila perlu
c. Ajak pasien untuk berpikir positif terhadap kelemahan yang dimilikiya. Berikan pasien motivasi dan izinkan pasien untuk melakukan tugas dan berikan umpan balik positif atas usahanya.
d. Rencanakan tindakan untuk mengurangi pergerakan pada sisi tungkai bawah yang sakit, seperti tempatkan makanan dan peralatan dalam suatu tempat yang berlawanan dengan sisi yang sakit.
e. Indentifikasi kebiasaan BAB. Anjurkan minum dan meningkatkan latihan
megantisipasi dan merencanakan pertemuan untuk kebutuhan individual
b. Hal ini dilakukan untuk mencegah frustasi dan menjaga harga diri pasien karena pasien dalam keadaa cemas dan membutuhkan orang lain.
c. Pasien memerlukan empati. Itervensi tersebut dapat meningkakan harga diri, memandirikan pasien dan menganjurkan pasien untuk mencoba
d. Pasien akan lebih mudah mengambil peralatan yang diperlukan karena lebih dekat dengan lengan yang sehat
e. Meningkatkan latihan dapat membantu mencegah konstipasi
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN
No Hari / Tanggal Masalah Keperawatan Implementasi TT Evaluasi TT
1 Senin, 22
September
2014
Nyeri akut b.d Kompresi
saraf, cedera
neuromuskular, trauma
jaringan, dan refleks
spasme otot sekunder ;
Hambatan mobilitas fisik
b.d Nyeri sekunder akibat
pergerakan fragmen
tulang, pemasangan
fiksasi eksterna; Resiko
terjadinya infeksi b.d
Adanya port de entree
luka operasi; Kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
tekanan, perubahan status
metabolik, kerusakan
07.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur08.00 Mengkaji tingkat persepsi pasien terhadap nyeri.08.45 Mengkaji derajat imobilisasi pasien
09.00 Rawat luka – basah kering
10.00 Mengindentifikasi tanda-tanda infeksi, seperti
perubahan warna, suhu, adanya cairan yang keluar,
bengkak.
12.00 Melakukan TTV :
T = 110/80 mmHg
S = 37,50 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Injeksi methylcobalt 1x1 amp IV
Memberikan diit TKTP extra putih telur
14.00 Mengkaji kulit dan identitas pada tahap perkembangan luka
M 14.00
S : Pasien mengatakan masih nyeri, belum
bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat
mandi, miksi, BAB mandiri
O: TTV
T = 110/80 mmHg
S = 37,50 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Pasien terlihat berbaring di tempat tidur dan
hanya menggerakkan bagian tubuh yang tidak
sakit, segala kebutuhan pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
M
sirkulasi; Defisit
perawatan diri b.d
Kelemahan
neuromuskular dan
penurunan kekuatan
tungkai bawah
16.00 Merawat luka kompres basah kering
Injeksi amikasin di drip dalam Ns 100 cc
17.20 Mengkaji kemampuan dan tingkat penurunan dalam skla 0-4 untu melakukan aktivitas hidup sehari-hari
18.00 Melakukan TTV :
T = 110/70 mmHg
S = 37,50 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
19.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur
19.30 Memberikan informasi tentang peningkatan atau penurunan rasa nyeri.20.00 Mengindentifikasi kebiasaan BAB.
Menganjurkan minum dan meningkatkan latihan
01.00 Merencanakan tindakan untuk mengurangi
pergerakan pada sisi tungkai bawah yang sakit
04.00 Injeksi ceftazidimie 1 x 1 gr IV
05.00 Melakukan TTV :
T = 110/90 mmHg
S = 370 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
21.00
S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum
bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat
mandi, miksi, BAB mandiri
O: TTV
T = 110/90 mmHg
S = 370 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Pasien terlihat berbaring di tempat tidur dan
hanya menggerakkan bagian tubuh yang tidak
sakit, segala kebutuhan pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan
05.00
S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum
bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat
mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat
memakai baju sendiri
O: T = 110/90 mmHg
S = 37 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Tangan dan kaki kanan pasien tampak
terkulai lemah, segala kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
2 Selasa, 23
September
2014
Nyeri akut b.d Kompresi
saraf, cedera
neuromuskular, trauma
jaringan, dan refleks
spasme otot sekunder ;
Hambatan mobilitas fisik
b.d Nyeri sekunder akibat
pergerakan fragmen
tulang, pemasangan
fiksasi eksterna; Resiko
terjadinya infeksi b.d
Adanya port de entree
luka operasi; Kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
tekanan, perubahan status
metabolik, kerusakan
sirkulasi;
07.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur08.00 Mengajarkan metode distraksi selama nyeri akut.09.00 Rawat luka – basah kering
10.00 Menganjurkan pasien melakukan latihan gerak aktif pada ektremitas yang tidak sakit12.00 Melakukan TTV :
T = 110/70 mmHg
S = 37,50 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Injeksi methylcobalt 1x1 amp IV
Memberikan diit TKTP extra putih telur
14.00 Membantu pasien melakukan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi
16.00 Merawat luka kompres basah kering
Injeksi amikasin di drip dalam Ns 100 cc
17.20 Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik pasien
18.00 Melakukan TTV :
T = 90/70 mmHg
S = 370 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
M 14.00
S: Pasien mengatakan masih nyeri berkurang,
belum bisa menggerakkan kaki kanan, tidak
dapat mandi, miksi, BAB mandiri, namun
dapat memakai baju sendiri
O: T = 110/70 mmHg
S = 37,5 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Tangan dan kaki kanan pasien tampak
terkulai lemah, segala kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
21.00
S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum
bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat
mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat
memakai baju sendiri
O: T = 90/70 mmHg
S = 37 C
N = 80 X/mnt
M
GCS = 4,5,6
19.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur
20.00 Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa
nyeri dan berikan posisi yang nyaman.
04.00 Injeksi ceftazidimie 1 x 1 gr IV
05.00 Melakukan TTV :
T = 90/70 mmHg
S = 370 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Tangan dan kaki kanan pasien tampak
terkulai lemah, segala kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
05.00
S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum
bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat
mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat
memakai baju sendiri
O: T = 90/700 mmHg
S = 37 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Tangan dan kaki kanan pasien tampak
terkulai lemah, segala kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
3 Nyeri akut b.d Kompresi
saraf, cedera
neuromuskular, trauma
jaringan, dan refleks
spasme otot sekunder;
Resiko terjadinya infeksi
07.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur08.00 Mengajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
09.00 Rawat luka – basah kering
10.00 Menganjurkan pasien melakukan latihan gerak aktif pada ektremitas yang tidak sakit
12.00 Melakukan TTV :
M 14.00
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang skala
(4), belum bisa menggerakkan kaki kanan,
tidak dapat mandi, miksi, BAB mandiri,
namun dapat memakai baju sendiri
O: T = 110/70 mmHg
M
b.d Adanya port de entree
luka operasi; Kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
tekanan, perubahan status
metabolik, kerusakan
sirkulasi;
T = 110/70 mmHg
S = 37,50 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Injeksi methylcobalt 1x1 amp IV
Memberikan diit TKTP extra putih telur
14.00 Membantu pasien melakukan ROM dan perawatan diri sesuai toleransi
16.00 Merawat luka kompres basah kering
Injeksi amikasin di drip dalam Ns 100 cc
17.20 Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk melatih fisik pasien
18.00 Melakukan TTV :
T = 90/70 mmHg
S = 370 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
19.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur
20.00 Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa
nyeri dan berikan posisi yang nyaman.
04.00 Injeksi ceftazidimie 1 x 1 gr IV
05.00 Melakukan TTV :
T = 90/70 mmHg
S = 370 C
N = 80 X/mnt
S = 37,5 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Kaki kanan pasien tampak terkulai lemah,
segala kebutuhan pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
21.00
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang skala
(4), belum bisa menggerakkan kaki kanan,
tidak dapat mandi, miksi, BAB mandiri,
namun dapat memakai baju sendiri
O: T = 90/70 mmHg
S = 37 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Tangan dan kaki kanan pasien tampak
terkulai lemah, segala kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
05.00
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang skala
(4), belum bisa menggerakkan kaki kanan,
tidak dapat mandi, miksi, BAB mandiri,
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
namun dapat memakai baju sendiri
O: T = 90/700 mmHg
S = 37 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Tangan dan kaki kanan pasien tampak
terkulai lemah, segala kebutuhan pasien
dibantu oleh keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
4 Kamis, 25
September
2014
Nyeri akut b.d Kompresi
saraf, cedera
neuromuskular, trauma
jaringan, dan refleks
spasme otot sekunder ;
Hambatan mobilitas fisik
b.d Nyeri sekunder akibat
pergerakan fragmen
tulang, pemasangan
fiksasi eksterna; Resiko
terjadinya infeksi b.d
Adanya port de entree
luka operasi; Kerusakan
integritas kulit
berhubungan dengan
tekanan, perubahan status
metabolik, kerusakan
07.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur08.00 Atur posisi immobilisasi pada tungkai bawah
09.00 Rawat luka – basah kering
12.00 Melakukan TTV :
T = 110/70 mmHg
S = 37,50 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Injeksi methylcobalt 1x1 amp IV
Memberikan diit TKTP extra putih telur
14.00 Ajarkan metode penurun nyeri non invasif seperti : relaksasi.
16.00 Merawat luka kompres basah kering
Injeksi amikasin di drip dalam Ns 100 cc
18.00 Melakukan TTV :
T = 90/70 mmHg
M 14.00
S: Pasien mengatakan nyeri berkurang, belum
bisa menggerakkan kaki kanan, tidak dapat
mandi, miksi, BAB mandiri, namun dapat
memakai baju sendiri
O: T = 110/70 mmHg
S = 37,5 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
Kaki kanan pasien tampak terkulai lemah,
segala kebutuhan pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat.
A: masalah keperawatan teratasi sebagian
P: intervensi dilanjutkan
21.00
S: Pasien mengatakan masih nyeri, belum
M
sirkulasi; S = 370 C
N = 80 X/mnt
RR= 20 X /mnt
GCS = 4,5,6
19.00 Memberikan diit TKTP extra putih telur
20.00 Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa