BAB IPENDAHULUAN1. Latar BelakangBursitis adalah peradangan pada
bursa yang disebabkan oleh adanya friksi benturan secara langsung
padda persendian atau disebabkan oleh infeksi bakteri. Bursitis
adalah peradangan pada bursa yang disertai rasa nyeri.Bursa adalah
kantong datar yang mengandung cairan sinovial, yang memudahkan
pergerakan normal dari beberapa sendi pada otot dan mengurangi
gesekan. (Marylinn Doenges. 2001).Bursa merupakan suatu tempat yang
berisi cairan yang berada di antara 2 struktur tulang yang
bersentuhan satu sama lain. Cairan ini adalah minyak yang sama
dengan cairan persendian dan secara normal memang jumlahnya hanya
sedikit.Bursitis paling sering mengenai di bursa subdeltoid, bursa
olekranon, bursa prepatela dan bursa radiohumenal. Pada bursitis
tersebut lebih sering menonjol rasa nyeri daripada keparahan
penyakitnya. Kemudian bursitis dapat dikelompokkan menjadi bursitis
akut dan bursitis kronik, yang mana keduanya membutuhkan perhatian
dan penanganan khusus agar tidak menjadi lebih parah.
A. TUJUAN PENULISAN1. Tujuan umumMahasiswa dapat mengerti dan
memahami tentang penyakit Konjungtivitis.2. Tujuan khususMahasiswa
diharapkan :a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian penyakit
Bursitis.b. Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala
Bursitis.c. Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab Bursitis.d.
Mahasiswa mampu memberikan penyuluhan tentang Bursitis.B. METODE
PENULISANMetode deskriptif dengan melakukan penelusuran melalui
buku-buku, literatur, dan bahan-bahan bacaan lain seperti majalah
yang berhubungan dengan penyakit Bursitis dan juga melalui internet
lalu melakukan analisis.C. SISTEMATIKA PENULISANPenulisan makalah
ini terdiri dari 4 Bab yang disusun secara sistematis, meliputi :
BAB I : pendahuluan, meliputi : latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II : tinjauan teoritis, meliputi : definisi, klasifikasi,
anatomi fisiologi, patoflow, etiologi, manifestasi klinis,
komplikasi, pemeriksaan diagnostik, penatalksanaan.
BAB III : Tinjauan kasus, meliputi : pengkajian, diagnosa
keperawatan, dan intervensi keperawatan
BAB IV : penutup, meliputi : kesimpulan dan daftar pustaka
BAB IITINJAUAN TEORITIS1. Konsep Dasar MedikA. Pengertian
Bursitis adalah peradangan bursa, yang terjadi pada tempat
perlekatan tendon atau otot dengan tulang oleh sebab yang belum
diketahui dengan pasti. Bursa terletak pada sisi yang mengalami
gesekan, terutama ditempat dimana otot melewati tulang. Dalam
keadaan normal, sebuah bursa mangandung sangat sedikit cairan.
Tetapi jika terluka, bursa akan meradang dan terisi oleh
cairan.
B. KlasifikasiBursa yang sering terkena adalah : Bursa sub
akromial dan bursa deltoid pada bahu yaitu bursa yang paling
penting dalam tubuh, inflamasi pada bursa ini menimbulkan perasaan
nyeri akut serta pergerakan yang terbatas terutama gerakan abduksi
pada sendi bahu, dan nyeri menetap pada insersi deltoid terutama
pada malam hari. Sering kali sekunder akibat robeknya bungkus
rotator yang terjadi tanpa di ketahui.
Siku1. Bursitis olekranon, pada bursitis olekranon, bursa yang
menyelubungi prosesus olekranon membersar dan tender. Inflamasi
dapat terjadi akibat pukulan langsung atau iritasi berulang yang
disebabkan seringnya bersandar pada siku. Juga dapat terjadi
sekunder akibat konndisi lain artitis pirai atau artitis
reumatoid.
Panggul 1. Bursitis Trokanterik peradangan bursa yang terjadi
pada tempat perlekatan tendon atau otot dengan tulang oleh sebab
yang belum diketahui dengan jelas. Penyakit ini dominan sering
terkena pada usia pertengahan hingga usia tua dan sedikit lebih
sering didapati pada perempuan dibanding laki-laki.Gejala utama :
nyeri di daerah trokanter mayor nyeri tekan di atas daerah panggul
lateral dan dapat menjalar kebawah, ke kaki atau lutut. Rasa nyeri
di rasakan pada malam hari dan bertambah nyeri kalau mendapat
penekanan.2. Bursitis illiopsoas (illiopectinical), bursitis
illiopsoas berbatasan di belakang dengan otot illiopsoas, di
anterior dengan sendi panggul, di lateral dengan pembuluh femoral.
Nyeri di jumpai pada sendi paha dan anterior paha apabila bursa
sudah terlibat dan dapat menjalar sepanjang tungkai dan lutut.
Nyeri bertambah berat dalam keadaan hiperekstensi pasif dan panggul
dan kadang-kadang pada keadaan fleksi terutama dengan adanya
tahanan3. Bursitis ischial (ischiogluteal), peradangan bursa yang
disebabkan oleh trauma atau duduk yang berlama-lama pada kursi yang
keras.Gejala utama : Nyeri pada bokong (pantat) Nyeri sering
bertambah berat dalam keadaan duduk atau tidur terlentang dan dapat
menjalar kebelakang paha.
Lutut 1. Bursitis anserina, tampak dominan pada perempuan
bertubuh gemuk, dijumpai pada usia pertengahan hingga usia tua dan
sering didapati bersamaan dengan OA (osteoarthritis) lutut. Cedera
bursa anserina terjadi karena tekanan 3-5 cm ke arah distal pada
medial artikular line dan semakin parah bila lutut
difleksikan.Gejala utama : Nyeri Tendernnes Kadang-kadang
membengkak dan terasa panas dibagian medial inferior dan distal
garis sendi lutut. Nyeri bertambah berat jika menaiki tangga Cedera
(trauma) merupakan penyebab dari kasus ini2. Bursitis prepatelar
(housemaids knee). Manifestasi klinis berupa bengkak superfisial
pada tempurung lutut diakibatkan oleh trauma yang berulang-ulang.
Penyebab yang apling sering bertumpu pada lantai.Gejala umum :
Nyeri suatu berlutut Terasa kaku Bengkak dan kemerahan pada bagian
anterior lutut (patella).
Bursitis digolongkan menjadi dua yaitu :1. Bursitis akut
(terjadi secara mendadak)Jika disentuh atau digerakan, akan tibul
nyeri di daerah yang meradang. Kulit diatas bursa tampak kemerahan
dan membengkak. Bursitis akut yang disebabakan oleh suatu infeksi
atau gout menyebabkan nyeri luar biasa dan daerah yang terkena
tampak kemerahan dan teraba hangat.
2. Bursitis kronikMerupakan akibat dari serangan bursitis akut
sebelumnya atau cedera yang berulang. pada akhirnya, dinding bursa
akan menembal dan di dalamnya terkumpul endapan kalsium padat yang
menyerupai kapur. Bursa yang telah mengalami kerusakan sangat peka
terhadap peradangan. Nyeri menahun dan pembengkakan bisa membatasi
pergerakan, sehingga otot mengalami penciutan (atrofi) dan menjadi
lemah. Serangan bursitis kronis berlangsung selama beberapa hari
sampai beberapa minggu dan sering kambuh.
C. Anatomi fisiologiBursa (kantong lendir)Kantong yang mempunyai
dua lapis. Lapis fibrosa disebelah luar dan lapis synovial bagian
dalam. Suatu bursa terdapat diantara tendon/otot dengan bungkul
tulang. Sel-sel dilapisan synovial menghasilkan cairan yang
berfungsi melindungi otot/tendon terhadap pergesekan dengan tulang.
Contohnya : Bursa Calcanea subtendinea yang terletak antara
calcaneus (tuber calcis) dengan tendon M.flexsor digitalis
superfisialis Bursa Podotrochelaris yang terletak antara os
sesamoideum distale dengan M.flexsor digitalis profundus. Sistem
Persendian
Tulang-tulang dalam tubuh dihubungkan satu sama lain dengan
sendi atau artikulasi yang memungkinkan berbagai macam gerakan.
Berapapun besarnya gerakan yang mungkin dilakukan, hubungan atara
dua tulang atau lebih dinamakan tulang sendi. Ada tiga macam sendi
:a. Sinatrosis adalah sendi yang tak dapat digerakan, misalnya
adalah sendi pada tulang tengkorak.b. Amfiartosis, seperti sendi
pada vertebrata dan simfisis pubis, memungkinkan gerakan
terbatas.c. Diartrosis adalah sendi yang tak mampu digerkan secara
bebas. Jenis-jenis Diartrosis Sendi peluru, misalnya pada
persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan bebas penuh.
Sendi engsel, memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan
contohnya adalah siku dan lutut. Sendi pelana, memungkinkan gerakan
pada dua bidang yang saling tegak lurus. Sendi pada dasar ibu jari
adalah sendi pelana dua sumbu. Sendi pivot, contohnya adalah sendi
antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk melakukan
aktivitas seperti memutar pegangan pintu. Sendi peluncur,
memungkinkan gerakan terbatas ke semua arah dan contohnya adalah
sendi-sendi tulang karpila dipergelangan tangan.
D. EtiologiPenyebabnya seringkali belum diketahui dengan jelas,
tetapi burnitis dapat disebabkan oleh :1. Pergeseran yang
berulang-ulang akibat gesekan dimana dinding bursa menebal dan
dapat terjadi efusi pada bursa.2. Bursitis juga dapat berhubungan
dengan jenis pekerjaan tertentu seperti prepatela bursitis pada
lutut (contoh : pada pembantu rumah tangga ).3. Cedera, seperti
jatuh atau kecelakaan dan luka tersebut mengenai sendi pada tangan
atau kaki.4. Gout (produk terakhir metabolisme purin), Gangguan
metabolisme yang menimbulkan serangan peradangan atritis akut sendi
paroksismal,biasanya mengenai sendi perifer tunggal.5. Arthtritis
rematoid, Kelainan inflamasi yang terutama mengenai membran
sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan dengan nyeri
persendian, kaku sendi, penurunan mobilitas, dan keletihan.
E. Patofisiologigaris sinovial dari pundi bursa meradang,
akibatnya cairan sinovial diproduksi lebih banyak, sehingga bursa
membengkak. Kadang-kadang terkumpul sisa kalsium. Pembengkakakn
disertai nyeri dan terbatas gerakan sendi atau ekstremitas. Adapun
nyeri yang sering terkena atau bursitis yang sering terjadi adalah
:1) Sendi bahu (yang paling sering terserang) yaitu bursa
subdeltoid dan subkromial yang menimbulkan rasa nyeri akut yang
gerkannya terbatas pada sendi bahu.2) Bursitis prepatelar dengan
gejala nyeri sewaktu berlutut dan rasa kaku, bengkak, dan kemerahan
pada bagian anterior lutut. Keadaan ini biasanya terjadi bila
sering berlutut.3) Bursitis olecranon yang terjadi pada punjak
sikut4) Bursitis pada panggul
F. Manifestasi Klinis Gejala utama pada bursitis pada umumnya
berupa pembengkakan lokal, panas, merah dan nyeri. Bursitis
menyebabkan nyeri dan cenderung membatasi pergerakan, tetapi gejala
yang khusus tergantung kepada lokasi bursa yang meradang. Jika
bursa dibahu meradang, maka jika penderita mengangkat lengannya
untuk memakai baju akan mengalami kesulitan dan merasakan nyeri.
Busitis akut : Nyeri hebat dan dapat menyebar pada sekitar
sendi/bursa yang terinfeksi Teraba lunak pada area yang terinfeksi
Lingkup gerak sendi terbatas Bursitis kronik : Nyeri terjadi pada
saat pergerakan ekstremitas Kulit berwarna kemerahan dan panas
Terjadi pembengkakan dan teraba lunak
G. Pemeriksaan DiagnostikAda pemeriksaan khusus untuk memastikan
adanya bursitis yaitu dengan : Radiografi. Pada daerah yang
terserang biasanya menunjukkan adanya klasifikasi dalam bursa,
tendon atau jaringan lunak yang berdekatan. X-ray, untuk mengetahui
luasnya sendi yang terkena.
H. Penatalaksanaan Berikan kompres dingin dengan fase akut,
untuk menekan rasa tidak nyaman dan nyeri. Hindarkan dari panas,
karena dapat meningkatkan produk cairan pada bursa fase peradangan.
Berikan obat-obat anti radang sesuai indikasi Terapi fisik
dilakukan untuk mengembalikan fungsi sendi. Latihan sendi bisa
membantu mengembalikan kekuatan otot dan jangkasendi. Bursitis
dapat kambuh jika penyebabnya tidak diatasi. Aspirasi sendi
dilakukan untuk memperoleh cairan sinovial untuk keperluan
pemeriksaan untuk mengilangkan nyeri akibat efusi.
PengobatanBursa yang terinfeksi harus dikeringakan dan diberikan
obat antibiotik. Burnitis akut non-infeksius biasanya diobati
dengan istirahat sementara waktu sendi yang terkena tidak
digerakkan dan diberikan obat peradangan non-steroid (misalnya
indometasin, ibuprofen atau naproksen). Kadang diberikan obat
pereda nyeri. Selain itu bisa disuntikkan campuran dari obat bius
lokan dan kortikosteroid langsung ke dalam bursa. Penyuntikan ini
mungkin perlu dilakukan lebih dari satu kali. Pada burnitis yang
berat dibrikan kortikostiroid (misalnya perdnison) per-oral
(ditelan) selama beberapa hari. Setelah nyeri mereda, dianjurkan
untuk melakukan latihan khusus guna meningkatkan daya jangkau
sendi. Bursitis kronis diobati dengan cara yang sama. Kadang
endapan kalsium yang besar di bahu bisa dibuang melalui jarun atau
melalui pembadahan. Kortikosteoid bisa langsung disuntikkan ke
dalam sendi. Terapi fisik dilakukan untuk mengemblikan fungsi
sendi. Latihan bisa membantu mengembalikan kekuatan otot dan daya
jankau sendi. Bursitis sering kambuh jika penyebabnya ( misalnya,
gout, arthritis rematoid atau pemakaianberlebihan) tidak
diatasi.
I. Komplikasi Terjadi bursitis kronik Terlalu banyak suntikan
steroid selama waktu singkat dapat menyebabkan cedera pada tendon
sekitarnya.
BAB IIITINJAUAN KASUSA. Konsep Dasar Keperawatan1. Pengkajian
Biodata : jenis kelamin dan usia Keluhan utama : nyeri,
pembengkakan dan merah Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit
terdahulu : apakah kalien menderita aritis rematoid, gaut, apakah
pernah cedera atau koma Riwayat penyakit keluarga Pola mobilitas
fisik Pola perawatan diri : klien dalam pemenuhan perawatan diri (
mandi, gosok gigi, mencuci rambut) mengalami keterbatasan karena
nyeri tersebut Konsep diri : klien dengan penyakit bursitis akut
amupun kronik sering mengalami nyeri sehingga gambaran dirinya
terganggu.2. Diagnosa Keperawatana) Nyeri berhubungan dengan
distensi jaringan oleh akumulasi cairan atau proses inflamasi.b)
Gangguan intolerasi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan/keletihan.c) Kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi
3. Intervensi Dx 1: Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan
oleh akumulasi cairan atau proses inflamasiTujuan : Klien dapat
menunjukkan nyeri hilang atau terkontrol setelah dilakukan asuhan
keperawatanKH: TTV dalam batas normalTD 120/80 mmHgN 60-100
x/menitS 36-37cRR 12-20 x/menit Skala nyeri 0-3 Klien tampak
rileksIntervensi :1) Kaji keluhan nyeri dan catat mengenai lokasi,
intensitas (pada skala 0-10). R/ Membantu dalam menentukan
kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.2) Kaji
faktor-faktor yang mencetus rasa nyeri dan tanda-tanda nyeri non
verbal.R/ Membantu mengidentifikasi faktor pencetus sehingga rasa
nyeri dapat dihindari atau diminimalkan.3) Berikan matras atau
kasur keras, bantal kecil, dan tinggikan linen tempat tidur sesuai
kebutuhan.R/ Matras yang lembut/empuk dan bantal yang besar akan
mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan
stres pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur dapat
menurunkan tekanan pada sendi yang terinflamasi atau nyeri.4)
Anjurkan pasien untuk mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur
atau duduk dikursi dan tingkatkan istirahat ditempat tidur sesuai
indikasi.R/ Pada penyakit berat atau eksaserbasi, tirah baring
diperlukan (sampai perbaikan objektif dan subjektif) untuk
membatasi nyeri/ cedera sendi.5) Anjurkan untuk penggunaan bantal,
karung pasir, gulungan trokanter, bebat, brace.R/ Mengistirahatkan
sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan posisi netral. catatan:
penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan mungkin dapat
mengurangi kerusakan pada sendi. Meskipun demikian, ketidakaktifan
yang lama dapat mengakibatkan hilangnya mobilitas atau fungsi
sendi.6) Anjurkan pasien untuk sering mengubah posisi dan bantu
pasien untuk bergerak di tempat tidur. Sokong sendi yang sakit
diatas dan dibawah dan hindari gerakan yang menyentak. R/ Mencegah
terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi,
mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi. 7) Anjurkan pasien
untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu bangun dan
pada waktu tidur. Sediakan waslap untuk mengompres sendi-sendi yang
sakit beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi,
dsb.R/ Panas dapat meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas yang
menurunkan rasa sakit serta melepaskan kekakuan dipagi hari.
Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat
disembuhkan. 8) Berikan masase yang lembut.R/ Meningkatkan
relaksasi atau mengurangi tegangan otot.9) Ajarkan teknik manajemen
stres, misalnya relaksasi progresif, sentuhan terapeutik,
biofeedback, visualisasi, pedoman imajinasi, hipnosis diri, dan
pengendalian nafas.R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa
kontrol dan mungkin meningkatkan kemampuan koping.10) Libatkan
pasien dalam melakukan aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi
individu.R/ Memfokuskan kembali perhatian, membalikan stimulasi dan
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan sehat.11) Berikan obat
sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.R/
Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot atau spasme,
memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.Kolaborasi 12) Berikan
obat-obatan Asetilsalisilat (aspirin)R/ ASA bekerja sebagai
antinflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan
dan meningkatkan mobilitas. ASA harus dipakai secara reguler untuk
mendukung kadar dalam darah terapeutik. Riset mengindikasikan bahwa
ASA memiliki indeks toksisitas yang paling rendah dari NSAID lain
yang diresepkan. NSAID misalnya: ibuprofen (Motrin), naprokksen
(naprosyn), Sulindak (Clinoril), Piroksikam (Feldene), fenoprofen
(nalfon).R/ Dapat digunakan bila pasien tidak memberikan respon
pada aspirin atau untuk meningkatkan efek dari aspirin. Catatan:
obat-obatan ini harus diberikan dengan urutan yang meningkat
menurut keparahan relatif dari efek-efek samping (indeks
toksisitas). D-penisilamin (cuprimine)R/ dapat mengontrol dari
efek-efek sistemik dari AR jika terapi lainnya berhasil. Tingkat
yang tinggi dari efek-efek samping (misalnya: trombositopenia,
leukopenia, anemia aplastik) membutuhkan pemantauan ketat. catatan
: obat-obatan harus diberikan diantara waktu makan karena absorpsi
obat menjadi tidak seimbang karena makanan, produk antasida dan
besi. AntasidaR/ Diberikan dengan agen NSAID untuk meminimalkan
iritasi atau ketidaknyamanan lambung. Produk kodein R/ Meskipun
narkotik umumnya adalah kontraindikasi karena sifat kronis dari
kondisi, penggunaan jangka pendek mungkin diperlukan selama periode
eksaserbasi akut untuk mengontrol nyeri parah.13) Bantu dengan
terapi fisik, misalnya: sarung tangan parifin, bak mandi dengan
kolaam bergelombangR/ memberikan dukungan panas untuk sendi yang
sakit. Panas merupakan kontraindikasi pada adanya sendi-sendi yang
panas dan bengkak.14) Berikan es atau kompres dingin bila
dibutuhkanR/ Rasa dingin dapat mengilangkan nyeri dan bengkak
selama periode akut. 15) Pertahankan unit TENS jika digunakan.R/
Rangsang elektrik tingkat rendah yang konstan dapat menghambat
transmisi sensasi nyeri.16) Siapkan intervensi operasi, misalnya
sinovektomi.R/ Pengangkatan sinovium yang meradang dapat mengurangi
nyeri dan membatasi progresi dari perubahan degeneratif.
Dx : Gangguan inteloriensi aktifitas berhubungan dengan
kelemahan/ keletihan.Tujuan : Klien dapat melakukan aktifitasnya
setelah dilakukan asuhan keperawatan.KH: Klien dapat melakukan
aktifitas sehari-hari sesuai dengan tingkat kemampuan. Klien dapat
mengidentifikasikan faktor-faktor yang menurunkan toleransi
aktivitas.Intervensi 1. Evaluasi laporan kelemahan, perhatikan
ketidak mampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas sehari-hariR/
tingkat aktivitas/latihan tergantung dari perkembangan atau
resulusi dari proses inflamasi.2. Tingkatkan aktivitas sesuai
toleransi, bantu melakukan latihan rentang gerak sendi
pasif/aktifR/ tirah baring lama dapat menurunkan kemampuan
kemampuan. Ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang
mengganggu periode istirahat.3. Berikan lingkungan tenang dan
periode istirahat tanpa gangguanR/ menghindari cedera akibat
kecelakaan/terjatuh.4. Dorong pasien mempertahannkan postur tegak
dan duduk tinggi, berdiri dan berjalan.R/ memaksimalkan fungsi
sendi, memp[ertahankan mobilitas. 5. Atur interval waktu antar
aktivitas untuk meningkatkan istirahat dan latihan yang dapat
ditelerir.R/ Mendorong aktivitas sambil memberikan kesempatan untuk
mendapatkan istirahat yang adekuat6. Pertahankan istirahat tirah
baring / duduk jika diperlukanR/ Istirahat sistemik dianjurkan
selama eksaserbasi dan seluruh fase penyakit yang penting mencegah
kelemhan, mempertahankan kekuatan.7. Bantu aktivitas perawatan
mandiri ketika pasien berada dalam keadaan lelah.R/ Memberi
kesempatan pada pasien untuk berpartisipasi dalam aktivitas
perawatan mandiri.8. Berikan stimulasi melalui percakapan dan
aktifitas yang tidak menimbulkan stress.R/ Meningkatkan perhatian
tanpa terlalu menimbulkan stress pada pasien.9. Pantau respons
pasien terhadap peningkatan aktititasR/Menjaga pasien agar tidak
melakukan aktivitas yang berlebihan atau kurang.
Kolaborasi10. Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan
spesialis vokasionalR/ berguna dalam mempormulasikan program
latihan/aktivitas yang berdasarkan pada kebutuhan individual dan
dalam mengidentifikasikan alat bantu.
Dx : Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasiTujuan : Klien dapat menunjukkan pemahaman tentang
kondisi, prognosis dan pengobatan setelah dilakukan asuhan
keperawatan.KH : Klien dapat menjelaskan alasan tindakan Klien
dapat mengidentifikasi tanda dan gejala dengan proses penyakit
Klien menyatakan pemahaman kondisi/proses penyakit dan tindakan
Klien dapat melakukan perubahan pola hidup dan berpartisipasi dalam
program pengobatan. Intervensi:1) Kaji mengenai proses penyakit,
prognosis dan harapan masa depan.R/ Memberikan pengetahuan dimana
pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi.2) Diskusikan
kebiasaan klien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui diet,
obat-obatan, program diet seimbang, latihan dan istirahat.R/ Tujuan
kontrol penyakit adalah untuk menekankan inflamasi sendiri/jaringan
lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas.3)
Bantu klien dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang
realistis yakni istirahat, perawatan pribadi, pemberian
obat-obatan, terapi fisik dan manajemen stres.R/ Memberikan
struktur dan mengurangi ansietas pada waktu menangani proses
penyakit kronik komplekss.4) Jelaskan pentingnya melanjutkan
manajemen farmakoterapeutik.R/ Keuntungan dari terapi obat-obatan
tergantung pada ketepatan dosis. misalnya: aspirin harus diberikan
secara reguler untuk mendukung kadar terapeutik darah 18-25 mg.5)
Rekomendasikan penggunaan apirin bersalut/ dibuffer enterik atau
solusilat nonasetil, misalnya kolinsalisilat (Arthropan) atau kolin
magnesium trisalsilat (Trilisate).R/ Preparat bersalut/dibufer
dicerna dengan makanan meminimalkan iritasi gaster, mengurangi
resiko perdarahan. Catatan: produk nonasetil sedikit dibutuhkan
untuk mengurangi iritasi lambung.6) Anjurkan pada klien untuk
mencerna obat-obatan dengan makanan, susu atau antasida pada waktu
tidur.R/ Membatasi iritasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan
meningkatkan tidur dan meningkatkan kadar darah, mengurangi
kekakuan dipagi hari.7) Identifikasi efek samping obat-obatan yang
merugikan, misalnya: tinitus, lambung tidak toleran, perdarahan
gastrointestinal dan ruang purpurik. R/ Memperpanjang dan
memaksimalkan dosis aspirin dapat mengakibatkan takar lajak.
Tinitus umumnya mengindikasikan kadar terapeutik darah yang tinggi
sehingga jika terjadi tinitus, dosis umumnya diturunkan menjadi 1
tablet setiap 2 atau 3 hari sampai berhenti. 8) Jelaskan pada klien
pentingnya membaca label produk dan mengurangi penggunaan
obat-obatan yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter.R/ banyak
produk mengandung salisilat tersembunyi (misalnya: obat pilek, anti
diare) yang dapat meningkatkan resiko takar lajak obat/efek samping
yang berbahaya.9) Jelaskan pentingnya diet yang seimbang dengan
makanan yang banyak mengandung vitamin, protein dan zat besi.R/
meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan dan regenasi
jaringan.10) Anjurkan pasien obesitas untuk menurunkan berat badan
dan berikan informasi tentang caranya sesuai kebutuhan.R/ penurunan
berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi, teruatma pinggul,
lutut, pergelangan kaki dan telapak kaki.11) Berikan informasi
mengenai alat bantu, misalnya mainan beroda untuk barang-barang
bergerak, tongkat untuk mengambil, piring-piring ringan, tempat
duduk toilet yang dapat dinaikkan, palang keamanan.R/ Mengurangi
paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan individu untuk
ikut serta secara lebih nyaman dan aktivitas yang dibutuhkan atau
diinginkan.12) Diskusikan teknik menghemat energi misalnya: duduk
sewaktu mempersiapkan makanan dan mandi.R/ Mencegah kepenatan,
memberikan kemudahan perawatan diri dan kemandirian.13) Ajarkan
pasien untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat
istirahat maupun saat melakukan aktivitas, misalnya: menjaga agar
sendi tetap meragang, tidak fleksi, menggunakan bebat untuk periode
yang ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh saat
menggunakan dan bergeser.R/ Mekanika tubuh yang baik harus menjadi
bagian dari gaya hidup pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan
nyeri.
14) Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan.R/ Informasi
engenai posisi-posisi yang berbeda dan teknik atau pilihan lain
untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan hubunga pribadi
dan perasaan harga diri atau percaya diri.
BAB IVPENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran1) Bagi PendidikanDemi meningkatkan kualitas dan
menghasilkan tenaga keperawatan yang handal serta profesional perlu
diperhatikan untuk :0. Menambah tenaga pengajar yang
berpengalaman0. Melengkapi literatur pustaka yang lengkap0.
Melengkapi alat alat laboratorium untuk mengasah keterampilan
mahasiswa2) Bagi Masyarakat0. Dapat menjaga kesehatan pribadi dan
keluarga dengan pola hidup sehat dan lebih memperhatikan kondisi
dalam beraktivitas.0. Mengetahui tanda dan gejala, cara pencegahan
dan pengobatan Bursitis.3) Bagi Mahasiswa0. Lebih terampil dalam
menggunakan fasilitas/alat kesehatan dan memberikan rencana asuhan
keperawatan (pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan
evaluasi).0. Lebih mengerti dan memahami konsep penyakit
Bursitis.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marylin E. 2000. Rencana Asuhan keperawatan Pedoman
Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawat dan Pasien. Jakarta
; EGC
Mansjoer, arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid
2. Jakarta : Media Aesculapius, FKUI
Price. Sylvia anderson. 2006. Patofisiologi Konsep klinis
proses-proses Penyakit Vol 2 Edisi 6. Jakarta ; EGCSmeltzer, Suzane
C. 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edisi 8 vol 3. Jakarta : EGC
W. Sudoyo, Aru, dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
5 Jilid III, Jakarta : Interna Publishing
5