Top Banner
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. “S” UMUR 1 HARI DENGAN ASFIKSI SEDANG DI PAVILYUN ANGGREK RSUD SWADANA JOMBANG Oleh : IKA RACHMAWATY NIM : 03.134
29

ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

Jun 30, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. “S”

UMUR 1 HARI DENGAN ASFIKSI SEDANG

DI PAVILYUN ANGGREK RSUD SWADANA

JOMBANG

Oleh :

IKA RACHMAWATY

NIM : 03.134

AKADEMI KEBIDANAN HUSADA

JOMBANG

2005

Page 2: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat

serta hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan pada

Bayi Ny. ”S” Umur 1 hari dengan Asfiksi Sedang di Pavilyun Anggrek RSUD

Swadana Jombang.

Pada kesempatan kali ini dengan segala kerendahan hati kami

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Soelijah Hadi, M.Kes, selaku Direktur Akademi Kebidanan Husada

Jombang.

2. Kharisma K, S.Si.T, selaku dosen pembimbing Akademi Kebidanan Husada

Jombang.

3. Sri Endah Wahyuni, AMK, selaku pembimbing Ruangan di Pavilyun Anggrek

RSUD Swadana Jombang.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan asuhan kebidanan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

Asuhan Kebidanan ini. Untuk itu penulis membuka diri untuk menerima kritik

dan saran demi kesempurnaan Asuhan Kebidanan ini.

Semoga Asuhan Kebidanan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan

khususnya bagi mahasiswa Akademi Kebidanan Husada Jombang.

Jombang, November 2005

Penulis

Page 3: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini angka kematian perinatal di Indonesia masih tinggi

menurut survey demografi dan kesehatan di Indonesia tahun 1997 angka

kematian perinatal 25/100.000 kelahiran hidup.

Trias klasik yang menyebabkan kematian perinatal adalah

asphixia, infeksi dan hipotermi. Angka kejadian asphixia yang dialami oleh

BBLR tidak bisa disepelekan begitu saja karena bahaya yang akan datang

mengancam jiwa BBL.

Penyebab dari asphixia terdiri dari beberapa faktor antara lain

faktor ibu (hipoxia, usia ibu, multigravida, gizi buruk, gangguan his,

penyakit menahun), faktor janin (prematur, IUGR, gemeli, tali pusat

menumbung, perdarahan intra cranial, kelainan kongenital), faktor placenta

(solisio placenta, placenta previa, kelainan bentuk), faktor persalinan

(partus lama dan partus dengan tindakan).

Maka dari itu penanganan yang tepat dan cepat sewaktu

melahirkan dan sesudah melahirkan adalah penting. Tidak kalah pentingnya

memperhatikan kondisi ibu dan janin selama kehamilan. Hal ini dapat

dicegah atau dikurangi dengan melakukan pemeliharaan antenatal yang

sempurna sehingga perbaikan sedini mungkin dapat diusahakan.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Mahasiswa dapat menerapkan pola pikir ilmiah kedalam proses

Asuhan Kebidanan Komprehensif menurut Helen Varney.

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penulisan laporan ini dapat ditunjukkan setelah

melakukan asuhan kebidanan sehingga dapat :

1. Melakukan pengkajian pada bayi dengan asfiksi

Page 4: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

2. Mengidentifikasi masalah atau diagnosa pada bayi dengan

asfiksi

3. Mengidentifikasi masalah potensial

4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi dengan asfiksi

5. Merencanakan tindakan yang dilakukan pada bayi dengan

asfiksi

6. Melaksanakan tindakan dari rencana yang telah dibuat

7. Mengevaluasi pelaksanaan

1.3 Metode Pengumpulan Data

1.3.1 Wawancara

Pengambilan data melalui tanya jawab langsung dengan keluarga.

1.3.2 Observasi

Pengambilan data dengan melihat, memantau perkembangan

keadaan Pasien

1.3.3 Dokumentasi

Pengambilan data dengan melihat buku status Pasien.

1.3.4 Studi Kepustakaan

Pengambilan data dari buku-buku litaratur.

Page 5: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Asphixi

2.1.1 Definisi

Asphixia neonatorum adalah keadaan dimana bayi tidak dapat

bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Hal ini

disebabkan karena hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini

berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan,

persalinan atau segera setelah bayi lahir. (Prawiroharjo Sarwono,

1999 : 709).

2.1.2 Etiologi

a. Faktor Ibu

- Hipoksia ibu

- Usia ibu (< 20 th / > 35 th)

- Multigravida

- Gizi ibu yang buruk

- Gangguan his misalnya hipertensi / tetanus

- Penyakit menahun seperti anemia, hipertensi, jantung, dll

b. Faktor Janin

- Prematur

- IUGR

- Gemeli

- Tali pusat menumbung

- Perdarahan intrakranial

- Kelainan kongenital seperti hernia, diafragmatika, atresia

esofagus, hipoplasia, paru-paru, dll

c. Faktor Placenta

- Solusio placenta

Page 6: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

- Placenta previa

- Kelainan bentuk placenta (placenta membranosa, placenta

suksenturiata, placenta efuria, placenta bilabus / trilobus, dll)

d. Faktor Persalinan

- Partus lama

- Partus dengan tindakan (vakum ekstraksi, forcep)

2.1.3 Tanda dan Gejala

1. Pernafasan cuping hidung

2. Pernafasan cepat > 60 x/mnt

3. Nadi cepat 100 x/mnt

4. Sianosis / pucat

5. AS < 6

2.1.4 Patogenesis

Janin kekurangan O2

Kadar CO2 meningkat

Timbul rangsangan terhadap aesofagus

Detak jantung lemah

Kurang O2 terus berlangsung

Timbul rangsangan hilus simpatikus

Detak jantung cepat irreguler

Detak jantung menghilang

Merangsang usus

Meconium keluar

Meconium ada dalam cairan ketuban

Janin melakukan pernafasan intrauterin

Paru-paru banyak mengandung meconium

Bronkus tersumbat

Atelektasis

Janin lahir alveoli tidak berkembang

Page 7: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

2.1.5 Gambaran Klinis

Ada 2 macam

1. Asphixia Livida (biru)

2. Asphixia palida (putih)

Perbedaan Asphixia Livida Asphixia Palida

Warna kulit

Tonus otot

Reaksi rangsangan

Prognosis

Kebiru-biruan

Masih baik

Masih teratur

Lebih baik

Pucat

Kurang

Tidak teratur

Jelek

Tanda-tanda asphixia

- Detak jantung > 160 x/mnt atau 120 x/mnt, irreguler

- Adanya pengeluaran mekonium

2.1.6 Diagnosa

a. Intra Utero

- Detak jantung irreguler frekwensi > 160 x/mnt atau 120 x/mnt

- Terdapat meconium dalam air ketuban

- Amnioscopi pemeriksaan ph adalah janin

- Ultra sonografi

b. Extra utero

- Bayi pucat dan kebiruan

- Tidak bernafas (apnoe)

- Bila ada perdarahan otak, timbul gejala neurologi seperti

kejang histakmus kurang atau tidak menangis.

2.1.7 Prognosis

Tergantung pada kurangnya O2 luasnya perdarahan intrakranial

secara geris besar, perubahan yang terjadi pada asphixia adalah :

- Menurunnya tekanan O2 srterial

- Meningkatnya tekanan O2

- Turun Ph darah yaitu < 7,2

Page 8: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

- Dipakainya simpanan glikogen tubuh untuk metabolisme anaerobik

- Terjadinya perubahan fungsi sistem kardio vaskuler yang

disebabkan oleh :

Kerja jantung terganggu akibat dipakainya simpanan

glikogen dalam jaringan jantung

Asidosis metabolisme yang mengganggu fungsi sel-sel jantung

Gangguan peredaran darah ke paru karena tetap tinggalnya

palmoryt vaskuler resistence

- Bila bayi dapat pulih kemungkinan menderita cacat mental

seperti epilepsi

2.1.8 Penatalaksanaan

a. Hindari forcep, versi dan ekstraksi pada panggul sempit dan

pemberian pituitarin dosis tinggi

b. Perbaiki keadaan umum ibu yang anemis

c. Hindari pemberian obat bius dan jangan menunggu lama pada

saat kala II.

2.1.9 Profilaksis

1. Membersihkan jalan nafas dengan penghisapan lendir dan

pengusapan muka menggunakan kasa steril

2. Potong tali pusat dengan teknik septik aseptik

3. Bila bayi tidak menangis

a. Lakukan rangsangan taktil

b. Bila tidak berhasil lakukan PTV (Ventilasi Tekanan Poitif)

4. Pertahankan suhu tubuh normal

5. Agar apgar skor pada menit ke – 5 sudah baik (7-10) lakukan

perawatan selanjutnya

- Pertahankan suhu tubuh bayi

- Perawatan tali pusat

- Pemberian ASI sedini mungkin

- Melaksanakan antropometri dan pengkajian kesehatan

- Memasang pakaian bayi

Page 9: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

- Memasang tanda pengenal dan gelang bayi

6. Mengajarkan pada orang tua cara untuk :

- Membersihkan jalan nafas

- Meneteki dengan baik

- Perawatan tali pusat

- Memandikan bayi

- Mengopservasi keadaan pernafasan bayi

7. Menjelaskan akan pentingnya :

- Pemberian ASI sedini mungkin sampai umur 6 bulan

- Makanan bergizi pada ibu

- Makanan tambahan bayi diatas 4 bulan

- Mengikuti A - S pada menit ke 5 belum

mencapai normal (7-10) rujuk ke RS

Penilaian Apgar Skor

Penilaian 0 1 2

Apperance / warna

kulit

Biru pucat Tubuh

kemerahan

extremitas biru

Seluruh tubuh

kemerahan

Pulse / denyut

nadi

Tidak ada < 100 x/mnt > 100 /mnt

Grimace / reaksi

terhadap

rangsangan

Tidak ada Menyeringai Bersin/batuk

Activity/tonus

otot

Tidak ada Ekstrimitas

sedikit fleksi

Gerakan aktif

Respiration/

pernafasan

Tidak ada Lemah/tidak

teratur

Menangis kuat

Klasifikasi klinik asphixia

a. Nilai Apgar 7-10 bayi normal

b. Nilai Apgar 4-6 asphixia sedang

c. Nilai Apgar 0-3 Asphixia berat

Page 10: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

Kategori penilaian

- Pernafasan

Asphixia sedang > 60 x/mnt

Asphixia berat 0 (apnu) - < 40 x/mnt

- Biru / sianosis

Asphixia sedang biru disekitar mulut

Asphixia berat biru sentral (lidah biru)

2.2 Askeb Teori

2.2.1 Pengkajian

A. Data Subyektif

a. Biodata

Nama, umur, no reg, nama orang tua, pekerjaan,

pendidikan, agama, alamat.

b. Keluhan Utama

Keadaan bayi saat pengkajian (BB < 2500 gram)

hipotermi, lemah, sesak.

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Dilahirkan usia kehamilan < 37 minggu, kehamilan

tunggal atau kembar, penyakit yang berhubungan langsung

dengan kehamilan misalnya DM, PEB, Perdarahan PP,

Nefritis Akut.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Penyakit menahun atau menular seperti TBC, DM,

Hipertensi.

e. Riwayat Neonatal

Pre natal : Keadaan bayi ketika dalam kandungan, keadaan

ibu saat hamil, keluhan selama hamil,

pemeriksaan yang dilakukan.

Page 11: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

Natal : Riwayat persalinan, umur kehamilan, keadaan

saat lahir, yang menolong, berapa APGAR

scorenya.

Post natal : Keadaan bayi setelah lahir, bagaimana tumbuh

kembangnya.

f. Riwayat Imunisasi

- Apakah bayi sudah diimunisasi, jika sudah jenisnya apa saja.

- Bayi belum boleh diimunisasi sampai BB bayi mencapai

2500 gram dan kondisi bayi stabil.

g. Pola kebiasaan Sehari-hari

Bagaimana kebutuhan nutrisinya (ASI dan PASI)

Pola istirahat Lebih banyak tidur.

Pola eliminasi BAB bagaimana, BAK

bagaimana.

B. Data Obyektif

a. Kesadaran : Composmentis, apatis, samnolen.

b. Keadaan umum : Baik / tidak.

c. Tanda-tanda Vital : Nadi, suhu, pernafasan (Suhu < 37 C

pernafasan belum teratur)

d. Pemeriksaan Fisik :

Dilakukan dari ujung kepala sampai kaki, hasil

pemeriksaan dicatat, data yang menunjang adalah : Lemak

subcutan, lanugo banyak terutama pada dahi / pelipis.

e. Pertumbuhan dan Perkembangan

Bagaimana reflek bayi dan indera bayi (reflek masih

lemah / tidak).

- Fisik : Kecil dan lemah.

- Motorik : Pergerakan kurang aktif.

- Vokalisasi : Menangis lemah.

2.2.2 Identifikasi Diagnosa / Masalah

Page 12: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa / masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi

yang benar atas data yang telah dikumpulkan.

- Gangguan keseimbangan suhu tubuh.

- Resiko terjadinya infeksi.

2.2.3 Antisipasi Masalah Potensial

- Potensial terjadi infeksi neonatus yang ditandai dengan ketuban

mikonial.

2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

- Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi.

- Perawatan tali pusat

2.2.5 Intervensi

Diagnosa : By Ny. “S” umur 1 hari dengan NCB SC BBLR

asfiksia sedang

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 1 x 30

detik sesak bisa berkurang dengan kriteria hasil

- Tidak sesak

- RR 40-60 x/mnt

- Cyanosis (-)

- Hypersalivasi (-)

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada keluarga pasien

R/ Dengan pendekatan dengan keluarga akan terjalin kerjasama yang

baik antara keluarga dan petugas kesehatan

2. Posisikan bayi ekstensi

R/ Untuk melancarkan jalan nafas

3. Bersihkan jalan nafas yang terdapat lendir

R/ Untuk melancarkan jalan nafas

4. Berikan lampu pemanas

R/ Mencegah terjadinya hipotermi

5. Lanjutkan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi dan O2

Page 13: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

R/ Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat proses penyembuhan

6. Observasi pernafasan tiap 4 jam sekali

R/ Untuk mengetahui perkembangan bayi

2.2.6 Implementasi

Implementasi yang komprehensif merupakan pemngeluaran

dan perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap-tahap

perencanaan dapat terealisasi dengan baik apabila berdasarkan

hakekat masalah, jenis tindakan atau pelaksanaan bisa dikerjakan

oleh bidan itu sendiri, kolaborasi sesama tim / kesehatan lain dan

rujukan dari profesi lain.

2.2.7 Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan yang berhubungan dengan

pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria, guna

mengevaluasi untuk menyusun langkah baru asuhan kebidanan,

menunjang tanggung jawab dan tanggung gugat dalam asuhan

kebidanan, dalam hal ini menggunakan SOAP yaitu :

S : Data yang diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan

pasien.

O : Data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan kita.

A : Pemeriksaan yang terdiri dari data S + O.

P : Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah.

Page 14: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian

MRS 7 November 2005 Jam 06.00

Nama : By. Ny. “S” Nama orang tua : Ny. ”S”

Umur : 1 hari Umur : 18 tahun

Alamat : Mojoanyar Bareng Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SMP

Agama : Islam

Alamat : Mojoanyar Bareng

Tanggal pengkajian : 07 November 2005

3.1.1 Anamnase

- Keluhan utama

Sesak dengan RR 52x/mnt, tangis lemah, hypersalivasi

- Riwayat kesehatan sekarang

Bayi lahir Sc dengan Placenta previa totalis ketuban jernih AS 6-7

- Riwayat kehamilan

GIP00000, ANC 7x, umur ibu waktu hamil (18 tahun, usia

kehamilan 38 minggu / 9 bulan

- Riwayat persalinan

P10001 hamil (38 minggu / 9 bulan, lahir sc dengan placenta previa

totalis, ketuban jernih pada tanggal 6 November 05 jenis kelamin

perempuan, AS 1 mnt pertama 6, 5 menit kedua 7

- Riwayat penyakit keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun suaminya tidak ada

yang pernah menderita penyakit menular dan menahun sperti

Page 15: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

paru-paru, hepatitis, DM, darah tinggi, jantung dll, juga tidak ada

keturunan kembar.

- Riwayat neonatal

a. Prenatal : Ini merupakan kehamilan pertama dengan usia

kehamilan 38 minggu/9 bulan, ANC 7x di bidan

mendapatkan tablet Fe, vit C dan kalk.

b. Natal : Bayi perempuan lahir secara sc karena placenta

previa totalis ditolong dokter, ketuban jernih,

sesak (+), lemah, BB : 2340 gram, BB 46 cm,

LD : 32 cm, LK = MO ; 35 cm, SOB : 31 cm.

c. Post Natal : Bayi lahir sc, tidak menangis, ketuban jernih,

sesak (+) hypersalivaasi (+) AS 6-7

- Riwayat imunisasi

Belum mendapatkan imunisasi

- Pola kebiasaan sehari-hari

- Pola nutrisi

Bayi masih puasa

- Pola aktivitas

Bayi bergerak kurang aktif, graps reflek masih lemah

- Pola istirahat

Bayi tidur 19-20 jam/hari

- Pola eliminasi

Sejak lahir sampai hari ini bayi sudah BAB 5x warna hitam

kehijauan konsistensi lembek, BAK 7x warna kuning jernih

3.1.2 Pemeriksaan

a. Kesadaran : composmentis

Keadaan umum : lemah sekali

b. TTV N : 124 x/mnt BB : 2340 g

RR : 62 x/mnt TB : 46 cm

Page 16: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

S : 36,8 0C

c. Pemeriksaan fisik

Kepala : Bentuk bulat, rambut hitam, tidak ada lesi, tidak

ada caput sucsadenium, tidak ada cepal hematum

Hidung : Simetris, tidak ada sekret, terpasang 02 2l,

terpasang sonde

Mata : Simetris, konjungtiva tidak pucat, skelra putih

Telinga : Simetris, bersih

Mulut&gigi : Mukosa bibir lembab, reflek menghisap lemah,

mulut bersih

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada

pembendungan vena jugularis

Dada : Simetris, pernafasan belum teratur tidak ada

wheezing dan ronchi

Abdomen : Tidak kembung, tali pusat belum kering, tidak ada

luka

Punggung : Simetris, tidak ada kelainan bentuk

Genetalia : Bersih, labia mayor belum menutup labra minor

Eks. Atas : Simetris, gerak masih lemah, tidak oedem, jari

lengkap, reflek menggenggam (+) lemah, akral

dingin, jari lengkap

Eks. Bawah : Simetris, gerak masih lemah, tidak oedem, jari

lengkap, reflek babinsky baik

Integumen / : Kulit merah, tipis, tidak ada lanuga

kulit

d. Pertumbuhan dan perkembangan

1. Pertumbuhan

BB : 2340 gr

PB : 46 cm

LD : 32 cm

LK : - MO : 35

- FO : 32 cm

Page 17: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

- SOB : 31 cm

2. Perkembangan

- Indra penglihatan

Mata berkedip bila ada rangsangan

- Indra pendengaran

Telinga bayi bisa mendengar suara keras

- Indra peraba

Saat kulit bayi disentuh bayi bereaksi

- Reflek bayi

Babinski (+)

Rooting (+)

Suckling (+) lemah

Swallowing (+) lemah

Leher (+)

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Diagnosa: By Ny. ”S” umur 1 hari dengan NCB SC BBLR Asfiksi sedang

Ds : -

DO : - Bayi sesak

- Terpasang O2 pada hidung 2 l

- BB : 2340 gram

- TTV S : 36,80 C

N : 124 x/mnt

RR : 62 x/mnt

- Cyanocis (-)

- Moro reflek (+)

- Reflek menggenggam (+)

- Rooting reflek lemah

- Reflek menelan lemah

- Reflek menghisap lemah

3.3 Antisipasi Masalah Potensial

Page 18: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

- Hipotermi

- Resiko infeksi

- RDS

- Nutrisi

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

- Perawatan bayi

- Pembebasan jalan nafas

- Pemberian O2

- Menjaga agar suhu tetap hangat

- Kolaborasi dengan tim medis

3.5 Intervensi

Diagnosa : By Ny. “S” umur 1 hari dengan NCB SC BBLR asfiksi sedang

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanna selama 1x30 detik sesak

bisa berkurang dengan kriteria hasil

- Tidak sesak

- RR 40-60 x/mnt

- Cyanosis (-)

- Hypersalivasi (-)

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada keluarga pasien

R/ Dengan pendekatan dengan keluarga akan terjalin kerjasama yang

baik antara keluarga dan petugas kesehatan

2. Posisikan bayi ekstensi

R/ Untuk melancarkan jalan nafas

3. Bersihkan jalan nafas yang terdapat lendir

R/ Untuk melancarkan jalan nafas

4. Berikan lampu pemanas

R/ Mencegah terjadinya hipotermi

5. Lanjutkan kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi dan O2

Page 19: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

R/ Pemberian terapi yang tepat dapat mempercepat proses

penyembuhan

6. Observasi pernafasan tiap 4 jam sekali

R/ Untuk mengetahui perkembangan bayi

3.6 Implementasi

Tanggal 7 November 2005

Diagnosa : By Ny. “S” umur 1 hari dengan NCB SC BBLR asfiksi sedang

Implementasi

1. Melakukan pendekatan dengan keluarga pasien secara terapeutik

2. Memposisikan bayi dalam posisi ekstensi

3. Membersihkan jalan nafas yang terdapat lendir

4. Memberikan lampu penghangat

5. Berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi

- Inf D 10 % 550 cc/ 24 jam

- Cefo 2x125 mg (injeksi 1 M)

- O2 nasal 2 l

6. Observasi pernafasan tiap 4 jam

RR : 52 x/mnt

Nadi : 124 x/mnt

3.7 Evaluasi

Tanggal 7 November 2005

Diagnosa : By Ny. “S” umur 1 hari dengan NCB SC BBLR asfiksi sedang

S : -

O : - KU lemah

- Sesak (+)

- Cyanosis (-)

- Tangis lemah

- RR 52 x/mnt

A : Masalah belum teratasi

P : Rencana dilanjutkan

Posisikan bayi ekstensi

Page 20: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

Longgarkan pakaian

Lanjutkan kolaborasi dengan tim medis

Observasi pernafasan tiap 4 jam

Beri lampu agar tubuh bayi tetap hangat

Perawatan bayi

Perawatan tali pusat

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 8 November 2005

S : -

O : - Ku baik

- Sesak (+)

- Cyanosis (-)

- Tangis (+)

- Puasa

- Retensi (+) 4,5 cc kecoklatan

- Tumpah (-) kembung (-)

A : Masalah belum teratasi

P : Rencana dilanjutkan

Posisikan bayi ekstensi

Longgarkan pakaian

Lanjutkan kolaborasi dengan tim medis

Observasi pernafasan tiap 4 jam

Beri lampu agar tubuh bayi tetap hangat

Perawatan bayi

Perawatan tali pusat

Tanggal 9 November 2005

S : -

O : - Ku lemah

- Sesak (-)

- Cyanosis (-)

- Tangis (+)

- Tumpah (-)

Page 21: ASKEB DENGAN ASFIKSIA SEDANG

- Kembung (-)

A : Masalah teratasi

P : Rencana dilanjutkan

- Perawatan bayi dan tali pusat

- Beri lampu agar bayi tetaphangat

- Belajar minum ASI