ASKEB ANC PATOLOGIS (ABORTUS INCOMPLETUS)BAB IPENDAHULUAN1.1
Latar BelakangMasalah kesehatan ibu merupakan masalah nasional yang
perlu mendapat prioritas utama, karena sangat menentukan kuaitas
sumber daya manusia mendatang. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI),
serta lambatnya penurunan angka kematian ibu menunjukkan bahwa
pelayanan KIA sangat mendesak untuk ditingkatkan baik dari segi
jangkauan maupun kualitas pelayanan.Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) memperkirakan di seluruh dunia lebih dari 585.000 ibu
meninggal tiap tahun saat hamil atau bersalin. Artinya, setiap
menit ada satu perempuan yang meninggal. Dikawasan Asia Tenggara
total kematian ibu dan bayi baru lahir diperkirakan berturut-turut
170.000 dan 1,3 juta pertahun. Di Indonesia menurut Survei
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2008 Angka Kematian Ibu
(AKI) masih cukup tinggi, yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup.Sri
Hermiyati (2008), mengatakan terdapat 4.692 jiwa ibu melayang
karena ketiga kasus (kehamilan, persalinan dan nifas). Kematian
langsung ibu hamil dan melahirkan tersebut akibat terjadinya
perdarahan (28%), eklampsia (24%), infeksi (11%), partus lama (5%)
dan abortus (5%). Perdarahan yang menyebabkan kematian ibu sekarang
yang banyak ditemui adalah abortus (Saleh, 2010).Di dunia terjadi
20 juta kasus abortus tiap tahun dan 70.000 wanita meninggal karena
abortus tiap tahunnya. Angka kejadian abortus di Asia Tenggara
adalah 4,2 juta pertahun termasuk Indonesia, sedangkan frekuensi
abortus spontan di Indonesia adalah 10% - 15% dari 6 juta kehamilan
setiap tahunnya atau 600 - 900 ribu, sedangkan abortus buatan
sekitar 750 ribu 1,5 juta setiap tahunnya. (Ulfa Anshor,
2006).Manuaba (2007), mengemukakan diperkirakan terjadi gugur
kandung secara ilegal pada kehamilan yang tidak di inginkan
sebanyak 2,5 3 juta orang pertahun dengan kematian sekitar 125.000
130.000 orang pertahun di Indonesia.1.2 Tujuan1.2.1Tujuan
UmumMahasiswa diharapkan mengerti dan memahami teori yang
didapatkan selama proses belajar mengajar sehingga dapat menerapkan
secara nyata, sesuai tugas dan wewenang bidan dan untuk menambah
pengetahuan tentang ibu hamil dengan abortus inkompletus, macam,
serta penanganannya.1.2.2Tujuan Khusus1.Mahasiswa mampu
melaksanakan pengkajian pada ibu hamil dengan abortus
inkompletus.2.Mahasiswa mampu mengintepretasikan data dasar /
diagnosa masalah.3.Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa
potensial.4.Mahasiswa mampu mengidentifikasi tindakan kebutuhan
segera5.Mahasiswa mampu merencanakan tindakan dan rasionalisasi
berdasarkan diagnosa6.Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan
kebidanan yang telah dibuat7.Mahasiswa mampu melakukan evaluasi
hasil asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan
BAB IITINJAUAN TEORI2.1 Definisi AbortusAbortus adalah keadaan
terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup
sendiri diluar uterus, belum sanggup diartikan apabila fetus itu
beratnya terletak antara 400 1.000 gram, atau usia kehamilan kurang
dari 28 minggu. (Eastman)Abortus adalah pengeluaran dari hasil
konsepsi sebelum usia kehamilan 28 minggu, yaitu fetus belum viable
by law. (Jeffcoat)Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum
minggu ke-16, dimana proses plasentasi belum selesai.
(Holmer)(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 209)Abortus adalah
berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia
luar.(Obstetri Patologi, Hal : 7)Abortus adalah berakhirnya
kehamilan dengan umur kehamilan (Pedoman Diagnosis & Terapi
Ilmu Kebidanan dan Kandungan RSUD Dr. Soetomo)Abortus adalah
berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada
kehamilan atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau
buah kehamilan belum mampu untuk hidup di luar kandungan.(Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal, hal : 145)2.2 Klasifikasi
Abortus2.2.1 Menurut Macam-Macamnya1.Abortus SpontanAbortus yang
terjadi dengan sendirinya.2.Abortus ProvokatusAbortus yang
disengaja di gugurkan.3.Abortus Provokatus TerapeutikusAbortus yang
terjadi dengan alasan kehamilan membahayakan ibunya atau
janin.4.Abortus Provokatus KriminalisAbortus yang dilakukan tanpa
alasan medis yang sah.2.2.2 Menurut Derajatnya1.Abortus
ImminensAbortus imminens adalah keguguran yang mengancam. Abortus
ini baru mengancam dan masih ada harapan untuk
mempertahankannya.2.Abortus IncipiensAbortus incipiens adalah
keguguran yang berlangsung. Abortus ini sudah berlangsung dan tidak
dapat dicegah lagi.3.Abortus IncompletusAbortus incompletes adalah
keguguran yang tidak lengkap. Sebagian dari buah kehamilan telah
dilahirkan tetapi sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih
tertinggal di dalam rahim.4.Abortus CompletusAbortus completus
adalah keguguran yang lengkap. Seluruh buah kehamilan telah
dilahirkan dengan lengkap.5.Missed AbortionMissed abortion adalah
keguguran yang tertunda. Missed abortion ialah keadaan dimana janin
telah mati sebelum minggu ke-22, tetapi tertahan di dalam rahim
selama 2 bulan atau lebih setelah janin mati.6.Abortus
HabitualisAbortus habitualis adalah keguguran yang berulang-ulang.
Abortus yang telah berulang dan berturut-turut terjadi
sekurang-kurangnya 3 kali berturut-turut.7.Abortus Infeksiosus dan
Abortus SeptikAbortus infeksiosus adalah keguguran yang disertai
infeksi genital. Abortus septik adalah keguguran disertai infeksi
berat dengan penyebaran kuman atau toksinnya kedalam peredaran
darah atau peritoneum.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 211)2.2.3
Etiologia.Ovum patologik (Blighted Ovum)Embrio degenerasi yang
kadang-kadang disertai pertumbuhan plasenta abnormal.b.Kromosom
AbnormalMisalnya : Monosomia dan Trisomiac.Kelainan pada sel telur
dan SpermaSpermatozoa maupun sel telur yang mengalami aging process
sebelum fertilisasi akan meningkatkan insiden abortus.d.Kondisi
Rahim yang tidak optimalGangguan kontrol hormonal dan faktor-faktor
endogen lainnya yang berhubungan dengan persiapan uterus dalam
menghadapi proses implantasi dan penyediaan nutrisi
janin.e.Penyakit IbuPenyakit Kronis: Hepatitis, TBC, Diabetes
Melitus, Hipertensi, dll.Penyakit Infeksi: Toksoplasmosis, Sipilis,
dll.f.Malnutrisig.Incompabilitas RhesusReaksi antara Rh dan anti Rh
menyebabkan proses automoklogik sehingga terjadi enteroblastosis
fetalis.h.LaparatomiMakin dekat lokasi pembedahan ke organ pelvic,
kemungkinan abortus akan meningkat.i.Organ Reproduksi
AbnormalMisalnya : Mioma Uteri, Leukompetensia Serviksj.Trauma
Fisik dan JiwaMisalnya : Rasa Frustasi, Kepribadian
Prematurek.KeracunanMisalnya : Keracunan Tembakau, Alkohol,
Radiasi, dll2.2.4 PatologisAbortus biasanya ditandai dengan adanya
perdarahan di dalam desidua basalis dan perubahan nekrotik di
jaringan sekitarnya, buah kehamilan dapat terlepas sebagian atau
seluruhnya dan menjadi benda asing di dalam uterus, sehingga
merangsang kontraksi uterus yang mengakibatkan pengeluaran
janin.(Obstetri Patologi, hal : 9)Pada kehamilan dibawah 8 minggu
hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis belum
menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 14
minggu telah masuk agak dalam, sehingga sebagian keluar dan
sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan banyak terjadi
perdarahan.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 221)2.2.5 Masa
Terjadinya AbortusKebanyakan abortus terjadi dalam kehamilan 12
minggu, mengeluh perdarahan antara kehamilan 12 -20 minggu, sekitar
1 dalam 6 kehamilan berakhir dengan abortus sering kali antara 6 10
minggu abortus jarang pada wanita dibawah usia 25 tahun kasusnya 1
dalam 10 wanita, usia lebih tua 35 tahun 1 dalam 5 kehamilan
berakhir dengan abortus.Diperkirakan frekuensi keguguran berkisar
antara 10 15 % frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar
ditentukan karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, juga
karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan tanda
ringan sehingga penderita tidak datang ke dokter, rumah sakit atau
fasilitas kesehatan.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 221)2.2.6
Komplikasi Abortusa.PerdarahanDapat diatasi dengan pengosongan
uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian
transfusi darah, kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.b.Perforasi UterusDapat
terjadi perforasi pada kerokan terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi, jika terjadi perforasi harus segera dilakukan
laparatomi.c.InfeksiInfeksi dalam uterus atau sekitarnya dapat
terjadi pada tiap abortus. Lebih sering ditemukan pada abortus
inkompletus dan abortus buatan yang tanpa memperhatikan aseptik dan
antiseptik.d.SyokKeadaan syok dapat ditimbulkan oleh bermacam-macam
sebab yang terbanyak adalah syok hipovolemik yaitu adanya
kekurangan volume darah yang beredar akibat perdarahan atau
dehidrasi.(Ilmu Kebidanan, hal : 311)2.3 Konsep Dasar Abortus
Incompletus2.3.1 Pengertian Abortus IncompletusAbortus incompletus
adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah keluar dari cavum uteri melalui kanalis
servikalis.Abortus incompletus adalah hanya sebagian dari hasil
konsepsi yang dikeluarkan dan yang tertinggal adalah desidua /
plasenta.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 212)Abortus incompletus
adalah hanya sebagian dari buah kehamilan telah dilahirkan tetapi
sebagian (biasanya jaringan plasenta) masih tertinggal di dalam
rahim.(Obstetri Patologi, hal : 8)Abortus incompletus adalah
pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan masih ada sisa tertinggal di dalam uterus.(Ilmu
Kebidanan, hal : 307)2.3.2 Gejala Abortus
Incompletusa.Amenorheab.Sakit Perut (kram / nyeri perut di bagian
bawah)c.Mules-mulesd.Perdarahan biasanya berupa stosel (darah
beku)e.Perdarahan bisa sedikit atau banyakf.Sudah ada keluar fetus
atau jaringang.Setelah terjadi abortus dengan pengeluaran jaringan
perdarahan berlangsung terus.h.Pada abortus yang sudah lama terjadi
atau pada abortus provokatus yang dilakukan oleh orang yang tidak
ahli, sering terjdi infeksi.i.Pada VT untuk abortus yang baru
terjadi di dapati serviks terbuka, kadang-kadang dapat diraba
sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau kavum
uteri.j.Uteri berukuran lebih kecil dari seharusnya dan ada pula
yang seusia kehamilan.(Sinopsis Obstetri Jilid 1, hal : 212)2.3.3
Komplikasi Abortus Incompletus1.Perdarahan mengakibatkan syok
hemoragik2.Perforasi sering terjadi sewaktu dilatasi dan
curettage3.Infeksi dan Tetanus4.Payah ginjal akut5.Syok(Ilmu
Kebidanan, hal : 309)2.3.4 Penatalaksanaan Abortus
Incompletusa.Temukan besarnya uterus (taksir usia gestasi) kenali
dan atasi setiap komplikasi (perdarahan hebat, syok, infeksi /
sepsis)b.Hasil konsepsi yang terperangkap pada serviks yang
disertai perdarahan hingga ukuran sedang, dapat dikeluarkan secara
digital atau cunam ovum, setelah itu evaluasi perdarahan.Bila
perdarahan berkausi, beri ergometrin 0,2 mg IM atau misoprostol 400
mg per oral.Bila perdarahan terus berlangsung, evakuasi sisa hasil
konsepsi dengan AVM atau DDK (pilihan tergantung dari usia /
gestasi, pembukaan serviks dan keberadaan bagian janin).c.Bila
tidak ada tanda-tanda infeksi beri antibiotik provilaksis
(acupisillin 3x500 mg selama 5 hari, atau doksisiklin 100 mg)d.Bila
terjadi infeksi, beri ampisilin 1 gr dan metronidazol 500 mg setiap
8 jam.e.Bila terjadi perdarahan hebat dan usia gestasi di bawah 16
minggu segera lakukan evakuasi dengan AVM.f.Bila pasien tampak
anemia, berikan sulfat ferosus 600 mg perhari selama 2 minggu
(anemi sedang) atau transfusi darah.g.Setelah syok diatasi lakukan
gerakan dengan karet tajam lalu suntikkan erginetrium 0,2 mg
IM.h.Bila janin sudah keluar tetapi plasenta belum terlepas,
lakukan pelepasan plasenta secara manual.i.Berikan antibiotik untuk
mencegah infeksi.2.3.5 Hal-hal yang harus diperhatikan pada Abortus
IncompletusPada beberapa kasus, abortus incompletus erat kaitannya
dengan abortus tidak acuan. Oleh sebab itu, perhatikan hal-hal
berikut dibawah ini :a.Pastikan tidak ada komplikasi berat,
perforasi uterus atau oedema intra abdomen (mual, muntah, nyeri
panggul, demam, perut kembung, nyeri perut bagian bawah, duktus
perut tegang, nyeri tulang)b.Berdasarkan ramuan tradisional, jamu
bahan kautik, kayu atau benda-benda lainnya dari rasio
genetalia.c.Berikan booster tetanus toksoid 0,5 ml bila tampak luka
kotor pada dinding vagina atau kanalis servikalis dan pasien pernah
di imunisasid.Bila riwayat pemberian imunisasi tidak jelas, berikan
Anti Tetanus Serum (ATS) 1500 unit mm diikuti dengan pemberian
terutama 0.5 ml setelah 4 minggu.e.Konseling untuk kontrasepsi
pasca keguguran dan pemantauan lebih lanjut.2.4 Konsep Dasar Asuhan
KebidananAsuhan kebidanan ini adalah bantuan yang diberikan oleh
bidan kepada klien atau pasien yang pelaksanaannya dilakukan dengan
cara : Bertahap dan Sistematis Melalui suatu proses yang disebut
manajemen kebidananvManajemen Kebidanan menurut Varney, 1997
:1.PengertianProses pemecahan masalahDigunakan sebagai metode
untukmengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah.Penemuan-penemuan keterampilan dalamrangkaian atau tahapan
yang logis.Untukpengambilan suatu keputusanYang berfokus pada
klien.2.Langkah-langkahLangkah I:Tahap Pengumpulan Data Dasar /
PengkajianPada langkah pertama ini berisi semua informasi yang
akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi
klien. Yang terdiri dari data subjektif data objektif. Data
subjektif adalahyang menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa.Yang termasuk data
subjektif antara lain biodata, riwayat kesehatan, keluhan utama,
riwayat menstruasi, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas, pengetahuan klien.Data objektif adalahyang
menggambarkanpendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalamdata
fokus. Data objektif terdiri dari pemeriksaan fisik yang sesuai
dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital, pemeriksaan
khusus (inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi) dan pemeriksaan
penunjang (laboratorium, catatan baru dan sebelumnya).Langkah
II:Intepretasi Data Dasar / Diagnosa MasalahPada langkah ini
dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah berdasarkan
interpretasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan.Langkah III:Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial & Mengantisipasi PenanganannyaPada langkah ini kita
mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa potensial
berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan
pencegahan. Bidan diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap
diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.Langkah
IV:Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera untuk Melakukan
Konsultai, Kolaborasi dengan Tenaga Kesehatan lain berdasarkan
kondisi klien.Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.Langkah
V:Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh / IntervensiPada langkah
ini direncanakan usaha yang ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap
masalah atau diagnosa yang telah di identifikasi atau di
antisipasi.Langkah VI:Pelaksanaan Langsung Asuhan dengan Efisien
dan Aman / ImplementasiPada langkah keenam ini rencana asuhan
menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan
secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya
oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan
lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untukmengarahkan pelaksanaannya.Langkah
VII:EvaluasiPada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan kebidanan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan
akan bantuan apakah benar-benar tetap terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah di identifikasi didalam diagnosa dan
masalah. Rencana tersebut dianggap efektif jika memang benar dalam
pelaksanaannya.(Saminem, 2008)BAB IIITINJAUAN KASUS3.1
PENGKAJIANTanggal: 21 Oktober 2010Jam : 16.00 WIBOleh : Yusraini
JabbarRS / BPS / Klinik: RS. Wijaya, Surabaya3.1.1 DATA
SUBYEKTIF1.BiodataNama:Ny. ANama Suami:Tn. RUmur:18 thUmur:23
thBangsa:IndonesiaBangsa:IndonesiaAgama:IslamAgama:IslamPendidikan:SMPPendidikan:SMAPekerjaan:IRTPekerjaan:SwastaPenghasilan:-Penghasilan:-Alamat:Jl.
Raya Ngelom IV no.73Alamat:Jl. Raya Ngelom IV no.73Sepanjang -
SidoarjoSepanjang Sidoarjo2.Alasan kunjungan saat ini / Keluhan
utamaIbu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu
disertai nyeri perut bagian bawah dan keluar darah / flek-flek
sudah 3 hari yang lalu dan sejak tadi malam mulai keluar gumpalan
darah bewarna merah dan sampai sekarang bertambah banyak.3.Riwayat
PerkawinanRIWAYAT PERKAWINANSTATUS :MENIKAH/ BELUM MENIKAH / PERNAH
MENIKAH
KawinkeUmurKawinLamaKawinJumlahAnakSebab
PisahSebabMeninggalTempatMeninggal
CeraiMeninggal
117 th1 th-----
4.Riwayat Kebidanan4.1Riwayat MenstruasiSiklus
Menstruasi:28hariMenarche:12tahunLama:7hariHPHT:08 07
2010Warna:Merah segarHPL:15 04 2011Teratur / Tidak:TeraturFlour
AlbusYa/ Tidak, Jumlahsedikit, Warnajernih, BaukhasDymenorheaYa/
Tidak,Sebelum/ Sesudah haid4.2Riwayat Kehamilan, Persalinan dan
Nifas yang laluSuamikeKEHAMILANPERSALINANKEADAAN ANAKNIFAS
1HamilKeUsiaKehamilanJenisPersalinanPenolongTempatPenyulitBB /
TBJenisKelaminHidup / MatiUmurLaktasiKB
4.3Riwayat kehamilan ini / ANCa.Trimester I:Pada trimester I ibu
mengatakan mual muntah dan kadang-kadang kepala terasa
pusingb.Trimester II:Belum dilakukanc.Trimester III:Belum
dilakukan4.4Riwayat pemberian TT (lingkari TT yang terakhir kali
diberikan)TT1/ TT2/ TT3/ TT4/ TT54.5Riwayat Kesehatana.Riwayat
penyakit yang pernah/sedang diderita (Peny. Menahun, PMS, dll)Ibu
Hamil:Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular
seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM,
Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti (Jantung,
Ginjal).Suami:Ibu mengatakan suami tidak pernah menderita penyakit
menular seperti (HIV/AIDS, TBC, Hepatitis), penyakit menurun
seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan penyakit menahun seperti
(Jantung, Ginjal).Keluarga:Ibu mengatakan didalam keluarganya tidak
ada yang menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,
Hepatitis), penyakit menurun seperti (DM, Hipertensi, Asma) dan
penyakit menahun seperti (Jantung, Ginjal).b.Perilaku KesehatanIbu
mengatakan selama hamil tidak pernah minum-minuman yang beralkohol,
tidak pernah merokok serta tidak pernah memakai obat-obatan
terlarang4.6Riwayat Psiko-Sosial-BudayaIbu mengatakan tidak pernah
meminum jamu saat hamil, ibu juga tidak pernah pantang terhadap
makanan dan ibu juga mengatakan suami dan keluarganya sangar senang
atas kehamilannya ini, karena merupakan anak pertama.5.Pola
Kehidupan Sehari-haria.Pola NutrisiSebelum Hamil:Ibu mengatakan
makan 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk pauk, sayur) dan minum 6-7
gelas perhari air putih.Selama Hamil:Ibu mengatakan makan 3x sehari
porsi sedang (nasi, lauk pauk, sayur dan buah) dan minum 7-8 gelas
perhari air putih dan terkadang teh manis.b.Pola EliminasiSebelum
Hamil:Ibu mengatakan BAK 5-6 x perhari, warna kuning, bau khas,
konsistensi cair dan BAB 1x perhari, warna khas, bau khas,
konsistensi lembek.Selama Hamil:Ibu mengatakan BAK 6-7 x perhari,
warna kuning, bau khas, konsistensi cair dan BAB 1x perhari, warna
khas, bau khas, konsistensi lembek.c.Pola AktivitasSebelum
Hamil:Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
menyapu, mengepel, mencuci, mensetrika dan memasak.Selama Hamil:Ibu
mengatakan melakukan pekerjaan rumah tangga seperti menyapu,
mengepel, mencuci, mensetrika dan memasak dengan bantuan
suami.d.Pola Istirahat / TidurSebelum Hamil:Ibu mengatakan tidur
siang 2 jam (13.00-15.00 WIB) dan tidur malam 7 jam (22.00-05.00
WIB).Selama Hamil:Ibu mengatakan tidur siang 3 jam (12.00-15.00
WIB) dan tidur malam 8 jam (21.00-05.00 WIB).e.Personal
HygieneSebelum Hamil:Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 3x
seminggu, menggosok gigi 2x sehari dan mengganti pakaian 2x
sehari.Selama Hamil:Ibu mengatakan mandi 2x sehari, keramas 4x
seminggu, menggosok gigi 2x sehari dan mengganti pakaian 2x
sehari.f.Hubungan SeksualSebelum Hamil:Ibu mengatakan melakukan
hubungan seksual 2x seminggu, selama melakukan hubungan seksual
tidak ada keluhan apapun.Selama Hamil:Ibu mengatakan selama hamil
dirinya dan suami jarang berhubungan seksual.3.1.2 DATA
OBYEKTIF1.Pemeriksaan Umuma.Kesadaran:Composmentisb.Keadaan
Umum:LemahBB sebelum hamil:40kgBB saat hamil:41,5kgTinggi
Badan:150cmLingk. Lengan Atas:23,5cmc.Tanda-Tanda
VitalTD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22
x/menit2.Pemeriksaan Fisika.InspeksiKepalaKeadaan kulit
kepala:Bersih dan tidak ada ketombeWarna
rambut:HitamJumlah:LebatRontok / Tidak:Tidak RontokMukaCloasma
gravidarum:Tidak adaPucat:PucatOedema:Tidak
oedemaMataBentuk:SimetrisConjungtiva:AnemisSklera:Tidak
ikterusPalpebra:Tidak oedemaHidungKebersihan:BersihPernafasan
cuping hidung:Tidak adaPolip:Tidak adaSekret:Tidak
adaTelingaBentuk:SimetrisKelainan:Tidak adaKebersihan:Bersih dan
tidak ada serumenMulutBentuk:SimetrisBibir:Tidak ada
stomatitisGigi:Keadaan gigi rapi, bersih dan tidak ada caries
gigiMukosa mulut:LembabLidah:BersihLeherPembesaran kel.
tyroid:Tidak adaPembesaran vena jugularis:Tidak
adaAksillaPembesaran kel. limfe:Tidak adaDada dan
payudaraBentuk:SimetrisPembesaran:Tidak adaHiperpigmentasi
areola:Tidak adaPapilla mammae:MenonjolStriae:Tidak
adaKebersihan:Payudara bersihAbdomenPembesaran:Ada pembesaran
sesuai UK (13 14 minggu)Linea:NigraStriae:LividaeBekas luka
operasi:Tidak adaPunggungPosisi tulang belakang:Normal / Lordosis
(Tegak)GenetaliaKebersihan:BersihWarna:KemerahanKelainan:Tidak
adaPengeluaran pervaginam:Keluar darah / flek-flek dari vagina 350
cc / 4 kotekVarices:Tidak adaOedema:Tidak oedemaPerineumLuka
parut:Tidak adaAnusHemmoroid:Tidak adaVarises:Tidak adaEkstermitas
atas & bawahSimetris:SimetrisOedema:Tidak adab.PalpasiDada
& payudaraNyeri tekan:Tidak adaTumor / benjolan:Tidak
adaKeluaran:Tidak adaLeherPembesaran kel. tyroid:Tidak
adaPembesaran vena jugularis:Tidak adaAbdomenLeopold I:TFU 1-2 jari
di atas symphisis, terdapat nyeri tekan diperut bagian bawah,
kontraksi uterus baikLeopold II:Tidak dilakukanLeopold III:Tidak
dilakukanLeopold IV:Tidak dilakukanc.AuskultasiDadaRonchi:Tidak
adaWhezing:Tidak adaAbdomenBising usus:Positif (+)DJJ (Denyut
Jantung Janin):Tidak dilakukan pemeriksaan DJJd.PerkusiRefleks
patella:Ka/Ki(+)/(+)e.TBJ:Tidak dilakukan3.Pemeriksaan
Khususa.Ukuran Panggul Luar1.Distansia Spinarum:Tidak
dilakukan2.Distansia Cristarum:Tidak dilakukan3.Boudeloque:Tidak
dilakukan4.Lingkar Panggul:Tidak dilakukanb.Pemeriksaan
DalamPemeriksaan dalam tanggal 21 Oktober 2010 jam 16.10 WIB, ada
perdarahan banyak dari jalan lahir, porsio membuka, ada gumpalan
darah dan sebagian jaringan yang keluar4.Pemeriksaan
Penunjanga.DarahHemoglobin:Tidak dilakukanb.UrineAlbumin:Tidak
dilakukanReduksi:Tidak dilakukanc.Pemeriksaan Laboratorium
lain-lainUSG:Pada hasil USG tanggal 21 Oktober 2010 tampak sisa
jaringan janin dalam uterus dan didapatkan endometrium yang tipis
dan irregular.3.2 INTEPRETASI DATA DASAR / DIAGNOSA
MASALAHTanggal:21 Oktober 2010Jam:16.15 WIBDiagnosa:GIP00000, UK 13
14 minggu dengan abortus incompletusDS:Ibu mengatakan hamil anak
pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut bagian
bawah dan keluar darah / flek-flek sudah 3 hari yang lalu dan sejak
tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan sampai
sekarang bertambah banyak.DO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22
x/menitBB:41,5 kgTB:150 cmLingk. Lengan Atas:23,5 cmVT:Ada
pembukaanPerdarahan: 350 cc / 4 kotekMasalah:Mules dan nyeri perut
bagian bawahDS:Ibu mengatakan merasakan nyeri perut yang hebat pada
bagian bawah perut.DO:Ekspresi wajah tampak menyeringai
kesakitan3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIALPotensial terjadinya
anemi dan syok3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERAPasang O2 dengan
kecepatan 2 lpmPasang infuse RLKolaborasi dengan dokter untuk
segera dilakukan tindakan curettage3.5 INTERVENSITanggal:21 Oktober
2010Jam:16.30 WIBDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan abortus
incompletusTujuan:Setelah dilakukan asuhan kebidanan 2 jam
diharapkan pasien mengerti dan memahami tindakan yang akan
dilakukan, serta diharapkan keadaan ibu akan lebih membaik.Kriteria
Hasil:Kesadaran:ComposmentisKeadaan Umum:BaikTTV dalam Batas
normal:TD:130/11090/70mmHgSuhu:36,5 37,5 CNadi:60 100 x/menitRR:16
22 x/menitPerdarahan:BerhentiINTERVENSIRASIONAL
1.Lakukan pendektan pada klien dengan komunikasi
terapeutik1.Agar terjalin hubungan kerjasama yang baik antara
petugas dengan klien
2.Berikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada
klien2.Dengan menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien diharapkan
klien mengetahui kondisinya saat ini
3.Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettage3.Dengan
melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan diharapkan keadaan klien
bisa dipantau serta dapat mencegah terjadinya komplikasi
4.Lakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pro
curettage4.Dengan melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn
diharapkan tindakan curettage segera dilakukan
5.Lakukan informed consent / persetujuan untuk dilakuakan
tindakan curettage5.Bukti tertulis klien dan keluarga menyetujui
tindakan medis yang akan dilakukan
6.Siapkan pasien dan peralatan untuk curettage serta
obat-obatan6.Dengan menyiapkan pasien serta peralatan untuk
curettage dan obat-obatan diharapkan tindakan curettage bisa
dilakukan dengan efektif dan efisien
7.Berikan O2serta pemasangan infuse7.Dengan diberikan O2sebanyak
2 lpm serta pemasangan infuse diharapkan dapat membebaskan jalan
nafas dan mengganti cairan tubuh yang hilang.
8.Bantu pelaksanaan curettage secara septik dan
antiseptik8.Untuk mempermudah dan mempercepat proses curettage
9.Lakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian
terapi post curettage9.Agar terapi yang diberikan sesuai dengan
keadaan klien dan mempercepat proses pemulihan
10.Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan post
curettage10.Agar KU, TTV dan perdarahan dalam batas normal dan
untuk memastikan tidak terjadi syok.
11.Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi, istirahat dan personal
hygiene11.a.NutrisiDengan mengkonsumsi makan bernutrisi seimbang
diharapkan memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga mempercepat proses
pemulihan klienb.IstirahatDengan istirahat cukup diharapkan mampu
mengembalikan stamina tubuh klien.c.Personal HygieneDengan menjaga
kebersihan khususnya pada daerah kemaluan agar tidak terjadi
infeksi
12.Beritahukan kepada klien untuk kontrol ulang12.Untuk
mengetahui dan dapat memantau perkembangan kondisi klien.
Masalah:Mules dan nyeri perut bagian bawahTujuan:Setelah
dilakukan asuhan kebidanan 30 menit diharapkan rasa mules dan nyeri
perut dapat berkurang.Kriteria Hasil:Diharapkan ibu memahami dengan
penjelasan yang diberikan oleh petugasRasa mules dan nyeri perut
teratasiINTERVENSIRASIONAL
1.Jelaskan pada ibu tentang penyebab rasa nyeri1.Dengan
diberikan penjelasan pada ibu tentang penyebab rasa nyeri dan
diharapkan pasien mengerti tentang penyebab rasa nyeri yang
dialaminya
2.Berikan posisi yang nyaman pada pasien2.Dengan memberikan
posisi yang nyaman diharapkan rasa nyeri dapat berkurang
3.Berikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa nyeri
dengan teknik relaksasi3.Dengan melaksanakan teknik relaksasi otot
dan pernafasan akan mengurangi rasa nyeri
4.Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian obat-obatan
untuk mengurangi rasa sakit4.Analgesik dapat mempengaruhi syarat
yang dapat menyebabkan rasa nyeri hilang
3.6 IMPLEMENTASIDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan
abortus incompletusTanggalJamImplementasi / Tindakan
21-10-201016.301.Melakukan pendekatan pada klien dengan
komunikasi terapeutik agar terjalin kerja sama yang baik antara
petugas dengan pasien secara ramah dan sopan
16.322.Memberikan penjelasan tentang hasil pemeriksaan pada
pasien
16.353.Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro
curettageKesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgSuhu:37,5 CNadi:88 x/menitRR:22
x/menitPerdarahan: 350 cc / 4 kotek
16.404.Melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn agar
tindakan curettage segera dilakukan
16.435.Melakukan informed consent pada klien untuk menyetujui
tindakan medis yang akan dilakukan
16.476.Menyiapkan pasien di meja ginekologi serta peralatan
untuk tindakan curettage :CelemekLampu sorotObat-obatan:Metergin 1
ampul, syntocinon 2 ampul, petidin 1 ampulPeralatan curettage:Kapas
savlon, cucing, betadine, duk, depress, handscoon, spekulum,
tenakulum, tampon tang, busi / diktator, sendok curet ukuran
1/2/3/4, king tang, kokel tang, abortus tang dan kateter
16.527.Memberikan O2sebanyak 2 lpm untuk membebaskan jalan nafas
saat pasien tidak sadar dan memasang infuse untuk menggantikan
cairan tubuh yang hilang
16.558.Membantu pelaksanaan curettage dengan cara aseptik dan
antiseptik
17.109.Melakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk
pemberian terapi :Antibiotik:Amoxilin 3x500 mgAnalgesik:As.
Mefenamat 3x500 mgSelama 5 hariUterotonika:Metergin 3x1 ampul
17.1510.Melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan post
curettageKesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:CukupTTV:TD:120/70mmHgSuhu:37 CNadi:80 x/menitRR:20
x/menitPerdarahan: 150 cc / 2 kotek
17.2011.Memberikan HE kepada pasien tentang
:a.Nutrisi:Mengkonsumsi nutrisi yang seimbang dan 4 sehat 5
sempurnab.Istirahat:Banyak beristirahat dan jangan melakukan
aktivitas yang beratc.Personal Hygiene:Mandi 2x sehari, mengganti
pakaian dalam 2x sehari dan menjaga kebersihan vagina agar tetap
selalu kering dan tidak timbul jamur atau bakteri
17.2512.Memberitahukan tanggal kontrol kepada pasien yaitu 1
minggu lagi pada tanggal 28 Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika
ada keluhan
Masalah:Mules dan nyeri perut bagian bawahTanggalJamImplementasi
/ Tindakan
21-10-201017.281.Menjelaskan pada klien tentang penyebab rasa
nyeri. Rasa nyeri yang timbul disebabkan oleh kontraksi uterus
17.322.Memberikan posisi yang nyaman pada ibu agar rasa nyeri
dapat berkurang
17.363.Memberikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa
nyeri dengan teknik relaksasi otot dan menarik nafas panjang
17.404.Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
untuk mengurangi rasa nyeri
3.7 EVALUASITanggal:21 Oktober 2010Jam:16.30 WIBS:Ibu mengatakan
merasa sudah lega setelah dilakukan
curettageO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:CukupTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20
x/menitPerdarahan: 150 cc / 2 kotekA:P000102 jam post
curettageP:Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginamBerikan HE
pada ibu tentang:NutrisiIstirahatPersonal HygieneAnjurkan pasien
meminum obat secara teratur*Catatan PerkembanganTanggal:22 Oktober
2010Jam:08.00 WIBS:Ibu mengatakan rasa mules dan nyeri perut bagian
bawah sudah mulai mereda / berkurangO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:BaikTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20
x/menitPerdarahan: 100 cc / 2 kotekEkspresi Wajah:Tampak baik dan
tidak menyeringai kesakitanA:P00010post curettage hari
pertamaP:Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginamAnjurkan ibu
untuk tidak berhubungan seksual selama 1 bulanAnjurkan ibu untuk
kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober 2010 atau
sewaktu-waktu jika ada keluhanBAB IVPENUTUPSetelah penulis
memberikan asuhan kebidanan pada Ny. A GIP00000dengan abortus
incompletus di ruang VK / bersalin RS. Wijaya, Surabaya, maka
penulis dapat mengambil suatu kesimpulan dan saran sesuai uraian
dibawah berikut :4.1 Kesimpulan1.PengkajianDS:Ibu mengatakan hamil
anak pertama dengan usia 3 bulan 2 minggu disertai nyeri perut
bagian bawah dan keluar darah / flek-flek sudah 3 hari yang lalu
dan sejak tadi malam mulai keluar gumpalan darah bewarna merah dan
sampai sekarang bertambah banyak.DO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22
x/menitBB:41,5 kgTB:150 cmLingk. Lengan Atas:23,5 cmVT:Ada
pembukaanPerdarahan: 350 cc / 4 kotek2.Intepretasi Data Dasar /
Diagnosa MasalahDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan abortus
incompletusDS:Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan usia 3 bulan
2 minggu disertai nyeri perut bagian bawah dan keluar darah /
flek-flek sudah 3 hari yang lalu dan sejak tadi malam mulai keluar
gumpalan darah bewarna merah dan sampai sekarang bertambah
banyak.DO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22
x/menitBB:41,5 kgTB:150 cmLingk. Lengan Atas:23,5 cmVT:Ada
pembukaanPerdarahan: 350 cc / 4 kotekMasalah:Mules dan nyeri perut
bagian bawahDS:Ibu mengatakan merasakan nyeri perut yang hebat pada
bagian bawah perut.DO:Ekspresi wajah tampak menyeringai
kesakitan3.Identifikasi Diagnosa PotensialPotensial terjadinya
anemi dan syok4.Identifikasi Kebutuhan SegeraPasang O2 dengan
kecepatan 2 lpmPasang infuse RLKolaborasi dengan dokter untuk
segera dilakukan tindakan curettage5.IntervensiDiagnosa:GIP00000,
UK 13 14 minggu dengan abortus incompletus1.Lakukan pendektan pada
klien dengan komunikasi terapeutikR/Agar terjalin hubungan
kerjasama yang baik antara petugas dengan klien2.Berikan penjelasan
tentang hasil pemeriksaan pada klienR/Dengan menjelaskan hasil
pemeriksaan pada klien diharapkan klien mengetahui kondisinya saat
ini3.Lakukan observasi KU, TTV dan perdarahan pro curettageR/Dengan
melakukan observasi KU, TTV dan perdarahan diharapkan keadaan klien
bisa dipantau serta dapat mencegah terjadinya komplikasi4.Lakukan
pro kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pro curettageR/Dengan
melakukan pro kolaborasi dengan dokter obgyn diharapkan tindakan
curettage segera dilakukan5.Lakukan informed consent / persetujuan
untuk dilakuakan tindakan curettageR/Bukti tertulis klien dan
keluarga menyetujui tindakan medis yang akan dilakukan6.Siapkan
pasien dan peralatan untuk curettage serta obat-obatanR/Dengan
menyiapkan pasien serta peralatan untuk curettage dan obat-obatan
diharapkan tindakan curettage bisa dilakukan dengan efektif dan
efisien7.Berikan O2serta pemasangan infuseR/Dengan diberikan
O2sebanyak 2 lpm serta pemasangan infuse diharapkan dapat
membebaskan jalan nafas dan mengganti cairan tubuh yang
hilang.8.Bantu pelaksanaan curettage secara septik dan
antiseptikR/Untuk mempermudah dan mempercepat proses
curettage9.Lakukan pre kolaborasi dengan dokter obgyn untuk
pemberian terapi post curettageR/Agar terapi yang diberikan sesuai
dengan keadaan klien dan mempercepat proses pemulihan10.Lakukan
observasi KU, TTV dan perdarahan post curettageR/Agar KU, TTV dan
perdarahan dalam batas normal dan untuk memastikan tidak terjadi
syok11.Berikan HE kepada ibu tentang nutrisi, istirahat dan
personal hygieneR/a.Nutrisi:Dengan mengkonsumsi makan bernutrisi
seimbang diharapkan memenuhi kebutuhan nutrisi sehingga mempercepat
proses pemulihan keadaan klien.b.Istirahat:Dengan istirahat cukup
diharapkan mampu mengembalikan stamina tubuh klien.c.Personal
Hygiene:Dengan menjaga kebersihan khususnya pada daerah kemaluan
agar tidak terjadi infeksi12.Beritahukan kepada klien untuk kontrol
ulangR/Untuk mengetahui dan dapat memantau perkembangan kondisi
klienMasalah:Mules dan nyeri perut bagian bawah1.Jelaskan pada ibu
tentang penyebab rasa nyeriR/Dengan diberikan penjelasan pada ibu
tentang penyebab rasa nyeri dan diharapkan pasien mengerti tentang
penyebab rasa nyeri yang dialaminya2.Berikan posisi yang nyaman
pada pasienR/Dengan memberikan posisi yang nyaman diharapkan rasa
nyeri dapat berkurang3.Berikan HE kepada pasien tentang cara
mengurangi rasa nyeri dengan teknik relaksasiR/Dengan melaksanakan
teknik relaksasi otot dan pernafasan akan mengurangi rasa
nyeri4.Kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian obat-obatan
untuk mengurangi rasa sakitR/Analgesik dapat mempengaruhi syarat
yang dapat menyebabkan rasa nyeri
hilang6.ImplementasiDiagnosa:GIP00000, UK 13 14 minggu dengan
abortus incompletus1.Melakukan pendekatan pada klien dengan
komunikasi terapeutik agar terjalin kerja sama yang baik antara
petugas dengan pasien secara ramah dan sopan2.Memberikan penjelasan
tentang hasil pemeriksaan pada pasien3.Melakukan observasi KU, TTV
dan perdarahan pro curettageKesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:LemahTTV:TD:110/70mmHgNadi:88 x/menitSuhu:37,5 CRR:22
x/menitPerdarahan: 350 cc / 4 kotek4.Melakukan pro kolaborasi
dengan dokter obgyn agar tindakan curettage segera
dilakukan5.Melakukan informed consent pada klien untuk menyetujui
tindakan medis yang akan dilakukan6.Menyiapkan pasien di meja
ginekologi serta peralatan untuk tindakan curettage :CelemekLampu
sorotObat-obatan:Metergin 1 ampul, syntocinon 2 ampul, petidin 1
ampulPeralatan curettage:Kapas savlon, cucing, betadine, duk,
depress, handscoon, spekulum, tenakulum, tampon tang, busi /
diktator, sendok curet ukuran 1/2/3/4, king tang, kokel tang,
abortus tang dan kateter7.Memberikan O2sebanyak 2 lpm untuk
membebaskan jalan nafas saat pasien tidak sadar dan memasang infuse
untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang8.Membantu pelaksanaan
curettage dengan cara aseptik dan antiseptik9.Melakukan pre
kolaborasi dengan dokter obgyn untuk pemberian terapi
:Antibiotik:Amoxilin 3x500 mgAnalgesik:As. Mefenamat 3x500
mgDilakukan selama 5 hariUterotonika:Metergin 3x1 ampul10.Melakukan
observasi KU, TTV dan perdarahan post
curettageKesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:CukupTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20
x/menitPerdarahan: 150 cc / 2 kotek11.Memberikan HE kepada pasien
tentang :a.Nutrisi:Mengkonsumsi nutrisi yang seimbang dan 4 sehat 5
sempurnab.Istirahat:Banyak beristirahat dan jangan melakukan
aktivitas yang beratc.Personal Hygiene:Mandi 2x sehari, mengganti
pakaian dalam 2x sehari dan menjaga kebersihan vagina agar tetap
selalu kering dan tidak timbul jamur atau bakteri12.Memberitahukan
tanggal kontrol kepada pasien yaitu 1 minggu lagi pada tanggal 28
Oktober 2010 atau sewaktu-waktu jika ada keluhan agar dapat
memantau perkembangan pasien.Masalah:Mules dan nyeri perut bagian
bawah1.Menjelaskan pada klien tentang penyebab rasa nyeri. Rasa
nyeri yang timbul disebabkan oleh kontraksi uterus2.Memberikan
posisi yang nyaman pada ibu agar rasa nyeri dapat
berkurang3.Memberikan HE kepada pasien tentang cara mengurangi rasa
nyeri dengan teknik relaksasi otot dan menarik nafas
panjang4.Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat
untuk mengurangi rasa nyeri7.EvaluasiS:Ibu mengatakan merasa sudah
lega setelah dilakukan curettageO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:CukupTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20
x/menitPerdarahan: 150 cc / 2 kotekA:P000102 jam post
curettageP:Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginamBerikan HE
pada ibu tentang:NutrisiIstirahatPersonal HygieneAnjurkan pasien
meminum obat secara teratur*Catatan PerkembanganS:Ibu mengatakan
rasa mules dan nyeri perut bagian bawah sudah mulai mereda /
berkurangO:Kesadaran:ComposmentisKeadaan
Umum:BaikTTV:TD:120/70mmHgNadi:80 x/menitSuhu:37 CRR:20
x/menitPerdarahan: 100 cc / 2 kotekEkspresi Wajah:Tampak baik dan
tidak menyeringai kesakitanA:P00010post curettage hari
pertamaP:Observasi KU, TTV dan perdarahan pervaginamAnjurkan ibu
untuk tidak berhubungan seksual selama 1 bulanAnjurkan ibu untuk
kontrol ulang 1 minggu lagi pada tanggal 28 Oktober 2010 atau
sewaktu-waktu jika ada keluhan4.2 Saran4.2.1Bagi MahasiswaHendaknya
mahasiswa dapat lebih memperhatikan setiap kasus yang terjadi di
tempat praktek sehingga mahasiswa dapat menyusun setiap asuhan
kebidanan yang sesuai.4.2.1Bagi Instansi PelayananDalam memberikan
pelayanan kesehatan hendaknya harus sesuai dengan wewenang yang
telah ditentukan serta dapat bekerja sama dengan klien dan dapat
memahami sedalam-dalamnya tentang masalah yang dialami klien agar
dapat memberikan pelayanan kesehatan secara optimal.4.2.3Bagi
Instansi PendidikanDapat memberikan bimbingan kepada mahasiswa baik
dari segi teori maupun keterampilan secara maksimal agar mahasiswa
dapat bekerja secara mudah dan mandiri dalam memberikan pelayan
dengan baik dan benar sesuai dengan protap yang ada.DAFTAR
PUSTAKAhttp://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/112/jtptunimus-gdl-anggunnur-5598-2-babi.pdf(Di
akses tanggal 15 Februari 2010)Mansjoer, Arief. 2001.Kapita Selekta
Jilid 1. Jakarta : Media AesculapiusMochtar, Rustam. 1998.Sinopsis
Obstetri Jilid 1. Jakarta : EGCPrawirohardjo, Sarwono.
2002.Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo___________________. 2007.Ilmu
Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
PrawirohardjoSastrawinata, Sulaiman. 1992.Obstetri Patologi.
Bandung : FK Unpad