BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia lanjut atau lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih, yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya,sedangkan pra lansia adalah usia 45-59 tahun. Lansia dengan resiko tinggi adalah umur 70 tahun atau lebih dan lansia berusia 60 tahun dengan masalah kesehatan.Pada individu usia lanjut, kesehatan dan status fungsional ditentukan oleh resultan dari faktor- faktor fisik, psikologis, dan sosioekonomi individu tersebut. Oleh karena itu biasanya penyakit yang timbul pada usia lanjut akan berbeda perjalanan dan penampilannya dengan yang terdapat pada populasi lain sehingga pelayanan kesehatan pada usia lanjut akan berbeda dengan pelayanan kesehatan pada golongan populasi lain. (1) Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat menyeluruh atau yang disebut dengan Comperhensive Health Care Service yang meliputi aspek promotive, preventive, curative, dan rehabilitative.Prioritas yang 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Usia lanjut atau lanjut usia (lansia) adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih,
yang secara fisik terlihat berbeda dengan kelompok umur lainnya,sedangkan pra lansia
adalah usia 45-59 tahun. Lansia dengan resiko tinggi adalah umur 70 tahun atau lebih
dan lansia berusia 60 tahun dengan masalah kesehatan.Pada individu usia lanjut,
kesehatan dan status fungsional ditentukan oleh resultan dari faktor-faktor fisik,
psikologis, dan sosioekonomi individu tersebut. Oleh karena itu biasanya penyakit yang
timbul pada usia lanjut akan berbeda perjalanan dan penampilannya dengan yang
terdapat pada populasi lain sehingga pelayanan kesehatan pada usia lanjut akan berbeda
dengan pelayanan kesehatan pada golongan populasi lain.(1)
Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, pelayanan kesehatan usia lanjut
ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu kehidupan lansia untuk
mencapai masa tua bahagia dan berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat sesuai dengan keberadaannya. Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat
menyeluruh atau yang disebut dengan Comperhensive Health Care Service yang
meliputi aspek promotive, preventive, curative, dan rehabilitative.Prioritas yang harus
dikembangkan oleh Puskesmas harus diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar
(basic health care service) yang lebih mengedepankan upaya promosi dan preventif
(public health service).(1)
Salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada lansia adalah
kunjungan rumah atau home visit geriatry.Pada home visit geriatry dilakukan asesmen
geriatri yang akan mengevaluasi kesehatan secara komprehensif pada lansia dengan
harapan dapat meningkatkan kualitas kesehatan lansia yang dikunjungi. Dari home visit
geriatry dapat ditemui berbagai permasalahan pada lansia. (1)
Pada penulisan ini akan dibahas hasil home visit geriatry seorang wanita berumur 73
tahun dengan dermatitis atopik dan hipertensi.Dermatitis atopik merupakan masalah
kesehatan, karena sifatnya yang kronik residif, sehingga dapat mempengaruhi kualitas
1
hidup pasien. Walaupun predisposisi genetik merupakan salah satu faktor risiko yang
paling penting, tetapi meningkatnya prevalensi dermatitis atopik di negara-negara
industri menunjukkan bahwa faktor lingkungan (pajanan mikroba dan nutrisi) juga
mempunyai peran yang cukup penting.Etiologi pasti dermatitis atopik ini belum
diketahui, namun berbagai penelitian menunjukkan bahwa dermatitis atopik ini
disebabkan dari interaksi antara genetik, lingkungan, defek sawar kulit dan sistem
imun.Tidak ada penyembuhan yang total untuk dermatitis atopik, namun gejala yang
timbul cenderung berkurang seiring dengan perjalanan usia. Sebagian besar penderita
mengalami periode remisi dan periode kambuh penyakit ini selama bertahun-tahun.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya dermatitis atopik yang persisten
antara lain, Prevalensi dermatitis atopik pada anak cenderung meningkat pada beberapa
dekade terakhir. Di Asia Tenggara didapatkan prevalensi dermatitis atopik pada orang
dewasa adalah sebesar kurang lebih 20%.Data mengenai penderita dermatitis atopik di
Indonesia belum diketahui secara pasti.(2)
Hipertensi didefinisikan sebagai peningakatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140
mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg menurut JNC VII.Pada orang yang
berumur lebih dari 50 tahun, tekanan darah sistolik > 140 mmHg merupakan faktor
risiko yang lebih penting untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler daripada tekanan
darah diastolik.
Kondisi yang berkaitan dengan usia ini adalah produk samping dari arteriosklerosis dari
arteri-arteri utama, terutama aorta, dan akibat dari berkurangnya kelenturan.
Dengan mengerasnya arteri-arteri ini dan menjadi semakin kaku, arteri dan aorta itu
kehilangan daya penyesuaian diri. Dinding,yang kini tidak elastis, tidak dapat lagi
mengubah darah yang keluar dari jantungmenjadi aliran yang lancar. Hasilnya adalah
gelombang denyut yang tidak terputus dengan puncak yang tinggi (sistolik) dan lembah
yang dalam (diastolik).(3)
1.2. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Mengetahui hasil asesmen geriatrik
pada seorang wanita berumur 73 tahun dengan dermatitis atopik dan hipertensi
1.3. Tujuan Penelitian
2
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui, menganalisa, dan mendeskripisikan hasil asesmen geriatri pada seorang
wanita berumur 70 tahun dengan hipertensi
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam asesmen geriatri ini adalah:
1. Untuk mengetahui faktor resiko yang terdapat pada pasien
2. Untuk mengetahui fungsi biologis,psikologis dan sosial pasien
3. Untuk memberikan intervensi yang bisa diterapkan oleh pasien
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas
Manfaat bagi Puskesmas yaitu dapat membantu Puskesmas dalam memberikan
alternatif penyelesaian terhadap masalah tersebut. Dengan adanya kegiatan ini dapat
membantu Puskesmas dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dalam rangka
meningkatkan upaya kesehatan perorangan.
2. Bagi Pasien
Pasien dapat megetahui penyakit yang dideritanya beserta penanganannya sehingga
pasien mengerti dan menerapkan masukan yang telah diberikan untuk meningkatkan
kualitas hidup pasien.
2. Bagi Mahasiswa
Manfaat asesmen geriatri ini bagi mahasiswa yaitu sebagai syarat untuk mengikuti ujian
kepaniteraan klinik Ilmu kesehatan Masyarakat.Selain itu dapat melatih kemampuan
analisis dan pemecahan terhadap masalah yang ditemukan pada pasien.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 2.1 Hipertensi
National Center for Health Statistics mendefinisikan tekanan darah sebagai
kekuatan yang memungkinkan darah mengalir dalam pembuluh darah untuk
bersirkulasi ke seluruh tubuh. Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor
yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke, dan merupakan penyebab
utama kematian di Amerika Serikat.8
Menurut penelitian yang dilakukan Ezzati M, et al, tekanan darah merupakan
faktor risiko terpenting untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler di dunia, yakni
45% dari angka morbiditas dan mortalitas.9 Diagnosis dan pengobatan awal
hipertensi tergantung pada pengukuran akurat tekanan darah.10
Hipertensi merupakan suatu kondisi medis kronis dan sering tanpa gejala.
Kondisi hipertensi ini memaksa jantung bekerja lebih keras untuk mengatasi
tekanan sistemik yang meningkat agar dapat mendistribusikan darah ke seluruh
jaringan tubuh. Beban jantung yang bertambah menyebabkan disfungsi
kardiovaskuler dan merupakan penyebab dari kematian dikarenakan gagal
jantung kongestif, infark miokard, emboli paru, aneurisma otak dan gagal ginjal.7
The Seventh Report of Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) mendefinisikan
hipertensi sebagai tekanan darah 140/90 mmHg. Seseorang dengan tekanan
darah diatas batas optimal yaitu tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau
tekanan darah diastolik 80-89 mmHg, didefinisikan sebagai “pre-hipertensi”.11
Seseorang dengan pre-hipertensi memiliki risiko lebih besar terkena hipertensi
dibandingkan dengan yang memiliki tekanan darah normal.12 Selain itu, pre-
hipertensi dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular daripada
faktor risiko lainnya.13
2.1.1 Epidemiologi hipertensi
4
Global burden of Hypertension : analysis of worldwide data (2005),
mengungkapkan bahwa lebih dari 25% dari populasi dewasa di dunia mengalami
hipertensi pada tahun 2000, dan proporsinya diperkirakan akan meningkat menjadi 29%
pada tahun 2025.14 World Health Organiation memperkirakan hipertensi merupakan
penyebab 4,5% dari global burden of disease dan sering ditemukan di negara
berkembang dan juga negara maju.15 Prevalensi hipertensi di wilayah Asia-Pasifik
berkisar 5-47% pada pria dan 7-38% pada wanita16 dan akan terus meningkat sesuai
dengan peningkatan usia.17 Patricia K,et al melaporkan prevalensi hipertensi di antara
negara-negara di kawasan Asia Tenggara yaitu Malaysia (32,2%) adalah yang tertinggi
dibandingkan dengan Singapura (26,6%), Indonesia (23,0%), dan Thailand (20,5%).18
The Seventh Report of Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC7) mengklasifikasikan
tekanan darah normal adalah tekanan darah sistolik <120 mmHg dan tekanan
darah diastolik <80 mmHg; pre-hipertensi tekanan darah sistolik 120-139 mmHg
atau tekanan darah diastolik 80-89 mmHg; hipertensi tahap 1 tekanan darah
sistolik 140-159 mmHg atau tekanan darah diastolik 90-99 mmHg; dan hipertensi
tahap 2 tekanan darah sistolik 160 mmHg atau tekanan darah diastolik 100.
Klasifikasi ditentukan berdasarkan kategori tekanan darah tinggi
berdasarkan rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah.19
Tabel 1 Klasifikasi hipertensi menurut JNC 719, 20
Klasifikasi Tekanan Darah(mmHg)Sistolik Diastolik
Normal <120 dan <80Pre-hipertensi 120-139 atau 80-89
Hipertensi tahap 1 140-159 atau 90-99Hipertensi tahap 2 160 atau 100
2.1.2 Etiologi hipertensi
Hipertensi umumnya dibagi menjadi dua kategori utama: hipertensi esensial
dan hipertensi sekunder. Hipertensi esensial atau primer merupakan yang paling
umum ditemukan, yang mempengaruhi antara 90-95% pasien yang didiagnosis
dengan hipertensi. Penyebab hipertensi esensial belum banyak teridentifikasi
karena bersifat multifaktorial. Banyak faktor penyebab telah dikaitkan dengan
5
hipertensi esensial termasuk gaya hidup, merokok, stres yang berlebihan, obesitas
abdominal, hipokalemia, asupan tinggi natrium dan kebiasaan diet lainnya,
sensitivitas terhadap natrium, konsumsi alkohol, dan kekurangan vitamin D.21-23
Peningkatan risiko hipertensi esensial juga telah dikaitkan dengan usia
lanjut, mutasi genetik, riwayat keluarga hipertensi, berat badan lahir rendah,
resistensi insulin, peningkatan kadar renin, dan aktivitas berlebihan sistem saraf
simpatis.29,30 Kasus Hipertensi dengan persentase 5-10% diklasifikasikan sebagai
hipertensi sekunder. Penyebab hipertensi sekunder dapat digolongkan menjadi
empat kategori: 1) Hipertensi kardiovaskuler (aterosklerosis); 2) hipertensi renal;
3) hipertensi endokrin (feokromositoma, Sindrom Conn); dan 4) hipertensi
neurogenik.24
2.1.3 Faktor resiko hipertensi
Faktor-faktor yang menimbulkan risiko hipertensi adalah:
a. Riwayat hipertensi dalam keluarga
Seseorang dengan orangtua yang menderita hipertensi memiliki risiko dua kali lebih
besar untuk menderita hipertensi daripada seseorang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi. Akan tetapi bukan hanya faktor riwayat
hipertensi dalam keluarga yang meningkatkan resiko menderita hipertensi, tetapi
juga dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko lain.31
b. Usia
Menurut Depkes RI (2008), insidensi peningkatan tekanan darah akan
meningkat seiring dengan pertambahan usia.31 Dengan bertambahnya usia, resiko
terjadinya hipertensi juga semakin meningkat, hal ini menyebabkan presentase
prevalensi tekanan darah di kalangan usia lanjut mengalami peningkatan yang cukup
tinggi yaitu berkisar 40% dan disertai dengan angka kematian 50% diatas usia 60
tahun.38 Dari hasil penelitian lain yang diperoleh,umumnya hipertensi pada pria
terjadi diatas usia 31 tahun sedangkan pada wanita peningkatan tekanan darah
terjadi diatas usia 45 tahun atau setelah mengalami menopause.39
Peningkatan tekanan darah seiring bertambahnya usia dapat dianggap sebagai
hal yang wajar, hal ini disebabkan karena proses alamiah pada jantung, pembuluh
6
darah dan hormon.Tetapi peningkatan ini dapat dianggap tidak wajar ketika adanya
kontribusi dari faktor-faktor lain yang dapat meningkatkan resiko terjadinya
komplikasi dari hipertensi tersebut.38
Kejadian hipertensi pada umumnya banyak terjadi pada usia dewasa ataupun
usia lanjut, tetapi hal ini tidak menutup kemungkinan anak-anak dan remaja juga
dapat mengalami hipertensi. Walaupun hipertensi jarang terjadi pada anak-anak dan
remaja, tetapi prevalensinya terus meningkat seiring meningkatnya kasus overweight
atau obesitas yang dialami anak-anak dan remaja.40
c. Jenis kelamin
Faktor jenis kelamin berpengaruh pada terjadinya hipertensi, dimana laki-laki
lebih banyak menderita hipertensi di bandingkan dengan perempuan, dengan rasio
sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Laki-laki diduga memiliki
gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibandingkan
dengan perempuan.45
d. Diabetes
Menurut The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (2003), Sekitar 60
persen dari orang penderita diabetes juga menderita tekanan darah tinggi.32
e. Diet tinggi garam
Konsumsi garam merupakan salah satu faktor resiko yang memiliki peran
cukup besar terhadap terjadinya hipertensi. Hal ini didukung dengan terjadinya
peningkatan kadar garam yang dikonsumsi per harinya. Garam yang biasa kita
konsumsi yaitu garam dapur, memiliki kandungan 40% natrium dan 60% klorida.41
Banyak kemungkinan proses yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan darah akibat konsumsi garam. Diantaranya, garam dapat menyebabkan
terjadinya vasokontriksi, terjadinya perubahan dari vaskularisasi, dan disebabkan
dari kedua mekanisme volume, baik yang dependent maupun yang independent.
Pada mekanisme volume dependent, natrium merupakan kation utama ekstraseluler
yang memiliki tugas utama sebagai penentu cairan ekstraseluler, baik itu pada
terjadinya preload jantung maupun curah jantung. Peningkatan terhadap curah
jantung dapat menyebabkan terjadinya hipertensi, hal ini disebabkan karena
2 bulan yl 1 bulan yl Saat iniBerat badan 51 kg 51 kg 51 kgTinggi badan 150 cm 150 cm 150 cm
18
BMI 22.67 22.67 22.67
2. Keadaan kulit : Kering Sekali
Bercak kemerahan : Tidak ada
Lesi kulit lain : Curiga keganasan (tidak ada)
Dekubitus : ada / tidak
Status Lokalis :
Lesi : Soliter, ireguler, 10 cm x 4 cm, batas tegas, menimbul dari
permukaan kulit, kering
Efloresensi : Eritema ditutupi skuama halus
Pendengaran
Ya Tidak
Dengar suara normal ✔Pakai alat bantu dengar ✔Cerumen impaksi ✔
Kesimpulan : Pendengaran dalam batas normal
3. Penglihatan
Ya Tidak
Dapat membaca huruf surat kabar ✔ - Tanpa kaca mata ✔ - Dengan kaca mata - - Terdapat katarak / tidak - - Kanan -
- Kiri -
Dapatan Funduskopi: Normal Abnormal Tak terlihatKanan Tidak dilakukan pemeriksaanKiri Tidak dilakukan pemeriksaan
Kesimpulan: Penglihatan dalam batas normal
4. Mulut
Buruk BaikHigiene mulut ✔
Ada TidakGigi palsu ✔ Terpasang Baik Tidak Lecet di bawah gigi palsu - -Lesi yang lain (kalau ada jelaskan) - -
Kesimpulan : Oral higiene baik
19
5. Leher
Normal Abnormal (jelaskan)Derajat gerak ✔Kel. Tiroid ✔
Bekas luka pada tiroid : Tidak ada
Masa lain : Tidak ada
Kelenjar limfe : Tidak membesar
Kesimpulan : Dalam batas normal
6. Dada
Massa teraba Tidak, bila ya: kanan / kiri
Kelainan lain: Tidak ada
7. Paru – paru
Kiri KananPerkusi Sonor Sonor
Auskultasi:- suara dasar SN vesikuler SN vesikuler
- suara tambahan Rh (-) / wh (-) Rh (-) / wh (-)
Kesimpulan : Paru-paru dalam batas normal
8. Kardiovaskuler
a. Jantung - Irama Regular Ireguler
✔ - Bising Tidak Tidak
✔ ✔ - Gallop Tidak Tidak
✔ ✔Lain – lain (jelaskan)b. Bising Tidak Tidak - Karotis : Kiri ✔Kanan ✔ - Femoralis : kiri ✔Kanan ✔c. Denyut nadi perifer Ada Tidak - A. dorsalis pedis Kiri ✔ Kanan ✔ - A. tibialis posterior Kiri ✔
20
Kanan ✔Tak ada +1 +2 +3 +4
d. Edema - Pedal ✔ - Tibial ✔ - Sakral ✔
Kesimpulan: Kardiovaskular dalam batas normal
9. Abdomen
Hati: tidak membesar
Massa abdomen: tidak ada
Bising / bruit: tidak ada
Nyeri tekan: tidak ada
Cairan asites: tidak ada
Limpa: tidak membesar
Kesimpulan : Abdomen dalam batas normal
10. Rektum/anus
Ada TidakTonus sphincter ani
Tidak dilakukan pemeriksaan
Pembesaran prostat Jelaskan kalau adaMassa di rectumImpaksi fekal
Kesimpulan: Tidak dilakukan permerikasaan
11. Genital/pelvis: Tidak dilakukan pemeriksaan
12. Muskuloskeletal
Tak ada
Tl.blkg Bahu Siku Tangan Pinggul Lutut Kaki
Deformitas ✔Gerak terbatas
✔
Nyeri ✔ Benjolan / peradangan
✔
Kesimpulan: Muskuloskletal dalam batas normal
13. Neurologik / Psikologik
21
a. Status mentalis:
Baik TergangguOrientasi Orang ✔ Waktu ✔ Tempat ✔ Situasi ✔Daya ingat Sangat lampau ✔ Baru terjadi ✔ Ingat obyek stlh 5 menit segera (mengulang)
✔
Kuisioner pendek / portable ttg Status Mental:
Betul SalahTanggal berapakah hari ini? ✔Hari apakah hari ini? ✔Apakah nama tempat ini? ✔Berapakah nomor telpon rumah anda? ✔Berapakah usia anda? ✔Kapankah anda lahir (tgl/bln/thn)? ✔Siapa nama gubernur sekarang? ✔Nama gubernur sebelum ini? ✔Nama ibumu sebelum menikah? ✔20 dikurangi 3 dan seterusnya ✔
Jumlah kesalahan
0-2 kesalahan : baik
3-4 kesalahan : gangguan intelek ringan
5-7 kesalahan : gangguan intelek sedang
7-10 kesalahan : gangguan intelek berat
(Bila terdapat kecurigaan adanya dementia, asesmen lebih lanjut perlu dikerjakan)
Kesimpulan : Status mental baik
b. Perasaan hati / afeksi
Baik / labil / depresif / agitatif / cemas
c. Umum
Normal Abnormal (jelaskan)Syaraf otak ✔Motorik : - kekuatan ✔ - tonus ✔Sensorik: - tajam ✔ - raba ✔ - getaran ✔
22
Refleks ✔Sereblar : - jari ke hidung ✔ - tumit ke ujung kaki ✔ - Romberg ✔Gerak langkah ✔
a. Tanda – tanda lain
Ya Tidak Bila Ya, jelaskanTremor saat istirahat ✔Rigiditas cogwebell ✔Bradikinesia ✔Tremor intense ✔Gerakan tak sadar ✔Refleks patologis ✔
Kesimpulan : Dalam batas normal
4.2.3 DATA LABORATORIK (Tidak diperiksa)
Tanggal Jenis Tes Hasil- - -
4.2.4 HASIL PEMERIKSAAN TAMBAHAN LAIN:
(EKG, sinar tembus, USG, dll) : Tidak diperiksa
4.2.5 POLA KONSUMSI MAKANAN PASIEN
FORMULIR 24 HOUR RECALL(Catatan : asupan makanan/minuman KEMARIN mulai bangun pagi hingga tidur malam)
Waktu JamNama makanan atau
minumanBahan makanan
JumlahURT Gram
Sahur 7.00 Bahan makanan pokok Nasi merah 1 piring 100
Lauk-pauk Ikan 1 butir 100
- Sayur Sop 1 mangkuk 150
Buka Puasa 18.00 Makanan pembuka Kolak pisang 1 mangkuk 100
Bahan makanan pokok Nasi merah 1 piring 100
Lauk pauk Ikan mas 1 potong 90
Sayur sop 1 mangkuk 150
Selingan 20.00 Buah-buahan pepaya 1 mangkuk 100
4.2.6 DAFTAR MASALAH & RENCANA PENANGANAN
23
Tanggal Problem / diagnostic Rencana
10 September 2015
Hipertensi - Memberikan penyuluhan tentang hipertensi dan komplikasi yang ditimbulkan bila tidak terkontrol
- Memotivasi pasien agar mau berobat dan rutin kontrol ke dokter
- Memotivasi agar pasien mau meminum obat anti hipertensi secara teratur
- Edukasi mengurangi makanan yang tinggi garam karena dapat menaikkan tekanan darah
4.2.7 LAPORAN LANJUTAN
Saat dilakukan kunjungan kedua yaitu tanggal 14 September 2015, klinis pasien
membaik dibandingkan kunjungan pertama, pasien sudah menggunakan body lotion untuk
melembabkan kulit pasien yang kering.
Pada status fungsional pasien bisa dikatakan mandiri dalam aktivitas sehari-hari.Dari
status mental pasien, pasien digolongkan masih baik (tidak terdapat gangguan
intelek).Edukasi terhadap pola makan gizi seimbang dengan mengurangi konsumsi garam
serta lemak dan memperbanyak protein, sayurdan buah dan memotivasi untuk berobat dan
mengkonsumsi obat antihipertensi secara teratur.
4.3 Plan of action
Tanggal Masalah Kegiatan Tempat
10 September 2015
- Hipertensi - Anamnesis, pemeriksaan fisik, dan identifikasi masalah yang ada pada pasien
- Edukasi mengenai penyakitnya dan akibat yang ditimbulkan
- Edukasi mengurangi makanan bergaram tinggi
- Edukasi untuk makan berserat dan buah-buahan
- Memotivasi pasien agar rutin kontrol ke Puskesmas dan rutin meminum obat antihipertensi
Kediaman pasien
14 September 2015
- Hipertensi - Follow up pasien apa saja yang sudah diterapkan dari penjelasan kemarin
- Memotivasi agar pasien rutin minum obat
Kediaman pasien
24
antihipertensi
4.4 Rencana Perawatan Terpadu / Comprehensive Care
Rencana perawatan terpadu untuk pasien ini yaitu :
- Makan teratur gizi seimbang, terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein nabati,
sayur, dan buah serta kurangi makanan yang mengandung garam tinggi.
- Istirahat cukup
- Olahraga teratur sesuai kemampuan fisik dan bila perlu olahraga pernapasan.
- Kontrol kesehatan ke puskesmas untuk mendapatkan pengobatan secara rutin
BAB V PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien menderita dermatitis atopik dan
hipertensi. Dermatitis atopik pada pasien ini menyebabkan gatal di kaki dan seluruh
tubuh di sebelah kanan dan menyebabkan pasien tidak tidur sehingga menganggu
aktivitas sehari-hari.Dari riwayat penyakit keluarga diketahui ibu pasien juga
mengalami hal yang sama dengan pasien.Pada status fungsional pasien masih mandiri
dalam aktivitas sehari-hari.Pada status mental, pasien masih digolongkan masih baik
(tidak terdapat gangguan intelek).
1.2 Saran
25
Saran yang dapat diberikan kepada pasien yaitu enggunakan body lotion untuk
melembabkan kulit agar tidak kering, Istirahat yang cukup,memakan makanan secara
teratur dengan gizi seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein hewani, protein
nabati, sayur, dan buah serta kurangi makanan yang mengandung garam tinggi.Selain
itu, dianjurkan untuk olahraga teratur sesuai kemampuan fisik dan bila perlu olahraga
pernapasan.Selanjutnya, kontrol kesehatan ke puskesmas untuk mendapatkan
pengobatan secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
1. Darmojo RB.Buku Ajar Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut.Jakarta:FKUI.19992. Dermatitis Atopic
http://stacommunicatuions.com/journals/pdfs/cme/cmenov2003/dermatitis.pdf Accessed july 4 2015
3. Silvia A, Lorraince. Patofisiologi.Jakarta:EGC.20034. Mechanism of Disease Atopic Dermatitis.
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMra074081 Accesed on: 4 July 20155. Dermatitis Atopic Available at:
http://www.nejm.org/doi/pdf/10.1056/NEJMcp042803 Accesed on: 5 July 20156. Roduit C, Frei R, Loss G,Buchele G, Weber J,Depner M,et al.Development of atopic
dermatitis according to age of onset and association with early-life exposures.Geneva. American Academy of Allergy.2012
7. Djuanda A, HamzahM, Aisah S. Dermatitis Atopik. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin.Edisi 5.Jakarta: Balai Penerbit FKUI.2009
8. Bannister MJ, Freeman S.Adult-onset atoic dermatitis.Geneva. American Academy of Allergy.2010