Top Banner
ASAM SULFAT I. Tujuan Percobaan 1. Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat. 2. Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator. 3. Mengetahui perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu, Fe, maupun Zn. 4. Mengetahui perubahan reaksi yang terjadi ketika ditambahkan asam sulfat pekat dan encer. 5. Memahami dasar teori tentang asam sulfat. II. Dasar Teori 2.1 Pengertian Asam Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H + ) kepada zat lain (yang disebut basa ), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam .Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka ) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat 1
22

Asam Sulfat

Jan 16, 2016

Download

Documents

HarMelly

kimia unud
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Asam Sulfat

ASAM SULFAT

I. Tujuan Percobaan

1.      Mampu melakukan pengenceran asam sulfat pekat.

2.      Memahami sifat asam sulfat pekat sebagai oksidator dan dehidrator.

3.      Mengetahui perbedaan reaksi asam sulfat pekat dengan logam Cu, Fe,

maupun Zn.

4.      Mengetahui perubahan reaksi yang terjadi ketika ditambahkan asam sulfat

pekat dan encer.

5.      Memahami dasar teori tentang asam sulfat.

II. Dasar Teori

2.1 Pengertian Asam

Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA) secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi penetralan untuk membentuk garam.Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil).Asam umumnya berasa masam, tapi cairan asam pekat sangat berbahaya dapat merusak kulit dan hati-hati mata, jika terpercik asam pekat bisa berakibat kebutaan.Jika kena asam pekat harus langsung dicuci dengan air mengalir sampai benar-benar bersih.

Istilah “asam” merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam. Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus.Terdapat tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.

1

Page 2: Asam Sulfat

2.2 Teori tentang Asam-Basa

2.2.1 Teori Asam dan Basa Menurut Arrhenius

Larutan asam dan basa merupakan contoh dari larutan elektrolit. Pada tahun 1884, Svante Arrhenius (1859-1897) seorang ilmuwan Swedia yang memenangkan hadiah nobel atas karyanya di bidang ionisasi, memperkenalkan pemikiran tentang senyawa yang terpisah atau terurai menjadi bagian ion-ion dalam larutan. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam larutan aqua (air) tergantung pada konsentrai ion-ion hidrogen di dalamnya.

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang dalam air melepakan ion H+, sedangkan basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–. Jadi pembawa sifat asam adalah ion H+, sedangkan pembawa sifat basa adalah ion OH–. Asam Arrhenius dirumuskan sebagai HxZ, yang dalam air mengalami ionisasi sebagai berikut :

HxZ –> x H+ + Zx–

Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam, sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+ disebut ion sisa asam.

Basa Arrhenius adalah hidroksida logam, M(OH)x, yang dalam air terurai sebagai berikut :

M(OH)x –> Mx+ + xOH-

Jumlah ion OH– yang dapat dilepaskan oleh satu molekul basa disebut valensi basa.

2.2.2.Teori Asam-Basa Bronsted-Lowry

Dalam kimia, teori Brønsted-Lowry adalah teori mengenai asam basa yang digagaskan oleh Johannes Nicolaus Brønsted dan Thomas Martin Lowrypada tahun 1923 secara terpisah.[1][2] Dalam teori ini, asam Brønsted didefinisikan sebagai sebuah molekul atau ion yang mampu melepaskan atau “mendonorkan” kation hidrogen (proton, H+), dan basa Brønsted sebagai spesi kimia yang mampu menarik atau “menerima” kation hidrogen (proton). Ketika sebuah senyawa yang berperilaku seperti asam mendonorkan proton, haruslah terdapat basa yang menerima proton tersebut. Sehingga konsep asam basa Brønsted–Lowry dapat didefinisikan sebagai reaksi:

Asam + Basa  basa konjugat + asam konjugat.

2

Page 3: Asam Sulfat

Basa konjugat adalah ion atau molekul yang dihasilkan setelah asam kehilangan protonnya, sedangkan asam konjugat adalah spesi yang dihasilkan ketika basa menerima proton. Reaksi ini bersifat reversibel dan dapat berjalan terbalik maupun ke depan.

Air bersifat amfoterik dan berperilaku sebagai asam maupun basa. Dalam reaksi asam asetat (CH3CO2H) dengan air (H2O), air berperan sebagai basa.

CH3COOH + H2O –> CH3COO- + H3O+

Ion asetat, CH3CO2-, adalah basa konjugat dari asam asetat, dan

ion hidronium, H3O+, adalah asam konjugat dari air.

Air juga dapat berperan sebagai asam. Ketika bereaksi dengan amonia:

H2O + NH3  –> OH- + NH4+

H2O mendonorkan proton kepada NH3.Ion hidroksida adalah basa konjugat dari air yang berperan sebagai asam, sedangkan ionamonium adalah asam konjugat dari basa amonia.

2.2.3.Teori Asam-Basa menurut Lewis

Pada umumnya definisi asam-basa mengikuti apa yang dinyatakan oleh Arrhenius atau Bronsted-Lowry, tapi dengan adanya struktur yang diajukan Lewis muncul definisi asam dan basa baru.

Asam Lewis didefinisikan sebagai spesi yang menerima pasangan elektron.

Basa Lewis didefinisikan sebagai spesi yang memberikan pasangan elektron.

Sehingga H+ adalah asam Lewis, karena ia menerima pasangan elektron, sedangkan OH- dan NH3 adalah basa Lewis, karena keduanya adalah penyumbang pasangan elektron. Yang menarik dalam definisi asam Lewis adalah, terdapat senyawa yang tidak memiliki hidrogen dapat bertindak sebagai asam.Contoh, molekul BF3. Jika kita menentukan struktur Lewis dari BF3, tampak B kurang dari oktet dan dapat menerima pasangan elektron., sehingga dapat bertindak sebagai asam Lewis Dalam kenyataan molekul yang tidak mencapai oktet sering merupakan asam Lewis yang kuat karena molekul tersebut dapat mencapai konfigurasi oktet dengan menerima pasangan elektron tak berikatan. Senyawa yang termasuk dalam perioda yang lebih bawah dari perioda dua dapat bertindak sebagai asam Lewis sangat baik, dengan

3

Page 4: Asam Sulfat

memperbanyak susunan valensi terluar mereka. Akibatnya, SnCl4 bertindak sebagai asam Lewis berdasarkan  reaksi berikut:

SnCl4  +   2Cl-( aq)  →   SnCl 62-

Atom pusat dikelilingi 12 elektron valensi, elektronnya menjadi lebih banyak dari 8.

2.3Sifat Asam

Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:

Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air. Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, dan dapat merusak

kulit, terutama bila asamnya asam pekat.

Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.

Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan cairan elektrolit.

 2.4 Asam sulfat (H2S O 4)

Asam sulfat (H2S O 4) merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat

ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak

kegunaan dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi

dunia asam sulfat pada tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai

perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan utamanya termasuk pemrosesan

bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.

Gambar 1. Struktur Kimia Asam Sulfat

4

Page 5: Asam Sulfat

Asam sulfat diproduksi dari belerang, oksigen, dan air melalui proses

kontak. Pada langkah pertama, belerang dipanaskan untuk mendapatkan sulfur

dioksida:

S (s) + O2 (g) → SO2 (g)

Sulfur dioksida kemudian dioksidasi menggunakan oksigen dengan

keberadaan katalis vanadium(V) oksida:

2 SO2 + O2(g) → 2 SO3 (g)   (dengan keberadaan V2O5)

Sulfur trioksida diserap ke dalam 97-98% H2SO4 menjadi oleum (H2S2O7),

juga dikenal sebagai asam sulfat berasap. Oleum kemudian diencerkan ke

dalam air menjadi asam sulfat pekat.

H2SO4 (l) + SO3 → H2S2O7 (l)

H2S2O7 (l) + H2O (l) → 2 H2SO4 (l)

Perhatikan bahwa pelarutan langsung SO3 ke dalam air tidaklah praktis

karena reaksi sulfur trioksida dengan air yang bersifat eksotermik. Reaksi ini

akan membentuk aerosol korosif yang akan sulit dipisahkan.

SO3(g) + H2O (l) → H2SO4(l)

2.5 Kuprum Sulfat Pentahidrat (CuSO4·5H2O)

Tembaga (II) sulfat berbentuk serbuk, manakala tembaga (II) sulfat

terhidrat berwarna biru terang. Nama kuno bagi tembaga (II) sulfat ialah vitriol

biru. Kebanyakan kuprum sulfat wujud dalam alam semula jadi dalam bentuk

pentahidrat (CuSO4·5H2O), mineral ini dikenali sebagai kalkantit. Tembaga (II)

sulfat mengurai sebelum melebur. Bentuk pentahidrat yang lazim terhidratnya,

yaitu kehilangan empat molekul airnya pada 110°C dan kelima-lima molekul

air pada 150 °C. Pada 650 °C, tembaga (II) sulfat mengurai menjadi tembaga

(II) oksida (CuO), sulfur dioksida (SO2) dan oksigen (O2).

5

Page 6: Asam Sulfat

Gambar 2. Kuprum Sulfat Pentahidrat (CuSO4·5H2O)

Tembaga (II) sulfat mempunyai banyak kegunaan di bidang industri

diantaranya untuk mebuat campuran Bordeaux (sejenis fungisida) dan senyawa

tembaga lainnya. Senyawa ini juga digunakan dalam penyepuhan dan

pewarnaan tekstil serta sebagai bahan pengawet kayu. Bentuk anhidratnya

digunakan untuk mendeteksi air dalam jumlah kelumit. Tembaga sulfat juga

dikenal sebagai vitriol biru. Tembaga (II) sulfat merupakan padatan kristal biru,

CuSO4.5H2O triklini. Pentahidratnya kehilangan 4 molekul air pada 1100C dan

yang ke lima pada 1500C membentuk senyawa anhidrat berwarna putih.

Pentahidrat ini dibuat dengan mereaksikan tembaga (II) oksida atau tembaga

(II) karbonat dengan H2SO4 encer, larutannya dipanaskan hingga jenuh dan

pentahidrat yang biru mengkristal jika didinginkan. Pada skala industri,

senyawa ini dibuat dengan memompa udara melaluicampuran tembaga panas

dengan H2SO4 encer. Dalam bentuk pentahidrat, setiap ion tembaga (II)

dikelilingi oleh empat molekul air pada setiap sudut segi empat, kedudukan

kelima dan keenam dari oktahedral ditempati oleh atom oksigen dari anion

sulfat, sedangkan molekul air kelima terikat oleh ikatan hidrogen.

2.6 Seng (Zn)

. Bijih seng yang paling banyak ditambang adalah sfalerit (seng sulfida).

Seng Seng adalah unsur kimia dengan lambang kimia Zn, nomor atom 30, dan

massa atom relatif 65,39. Merupakan unsur pertama golongan 12 pada tabel

periodik. Seng merupakan unsur paling melimpah ke-24 di kerak Bumi dan

memiliki lima isotop stabilmerupakan logam yang berwarna putih kebiruan,

6

Page 7: Asam Sulfat

berkilau, dan bersifat diamagnetik. Walau demikian, kebanyakan seng mutu

komersial tidak berkilau. Seng sedikit kurang padat daripada besi dan

berstruktur kristal heksagonal.

Gambar 3. Logam Zn

2.7 Logam Fe

Besi adalah logam yanh berasal dari bijih besi ( tambang ) yang banyak

digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari.Dalam tabel periodik,besi

mempunyai simbol Fe dan nmor atom 26.Besi juga mempunyai nilai ekonomis

yang tinggi.

Salah satu kelemahan besi adalah mudah mengalami korosi.Korosi besi

memerlukan oksigen dan air.Berbagai jenis logam contohnya zink dan

magnesium dapat melindungi besi dari korosi.

2.8 Tembaga (Cu)

Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa Latin

Cuprum. Tembaga merupakan konduktor panas dan listrik yang baik. Selain itu

unsur ini memiliki korosi yang cepat sekali. Tembaga murni sifatnya halus dan

lunak, dengan permukaan berwarna jingga kemerahan. Tembaga dicampurkan

dengan timah untuk membuat perunggu. Logam Cu termasuk logam berat

essensial, jadi meskipun beracun tetapi sangat dibutuhkan manusia dalam

jumlah yang kecil. Toksisitas yang dimiliki Cu baru akan bekerja bila telah

7

Page 8: Asam Sulfat

masuk ke dalam tubuh organisme dalam jumlah yang besar atau melebihi nilai

toleransi organisme terkait.

Gambar 5. Logam Tembaga (Cu)

III. Alat dan Bahan

A. Alat-alat:

1. Tabung reaksi

2. Gelas beker

3. Gelas ukur

4. Pipet tetes

5. Batang pengaduk

B. Bahan-bahan:

1. H2SO4 pekat

2. CuSO4.5H2O

3. Gula pasir

4. Kayu (korek api)

5. Logam Zn,Fe, dan Cu

6. Air

8

Page 9: Asam Sulfat

IV.Cara Kerja

Percobaan I : Reaksi pengenceran asam sulfat pekat

1. Asam sulfat pekat diambil sebanyak 2 mL kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi.

2. Air dingin dimasukkan kedalam gelas beker sebanyak 25 mL.

3. Asam sulfat pekat ditambahkan secara perlahan kedalam air dingin sambil diaduk. Kemudian diamati dan dirasakan perubahan suhu yang terjadi pada gelas beker.

Percobaan II : Reaksi dehidrasi

3 buah tabung reaksi disiapkan, masing-masing diisi dengan 2 mL asam sulfat pekat.

1. Sekitar 1 gram CuSO4.H2O dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 ml asam sulfat. Perubahan yang terjadi diamati dan dicatat sampai diatas 30 menit.

2. Sekitar 1 gram gula pasir dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi 2 ml asam sulfat pekat.

3. Sepotong kayu ( batang korek api) dimasukkan kedalam tabung rekasi yang berisi 2 ml asam sulfat.

4. Tabung reaksi yang berisi garam CuSO4 dan tabung reaksi yang berisi kayu diambil. Asam sulfat dituangkan dari tabung reaksi tersebut kedalam tempat asam sulfat pekat. CuSO4 dikeluarkan, kayu dari tabung dan dengan hati-hati dimasukkan CuSO4 dan kayu tersebut kedalam gelas beker berisi 50 ml air. Perubahan yang terjadi diamati.

Percobaan III : Reaksi Oksidasi

1. Sepotong logam : Zn, Fe, dan Cu dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi.

2. Sebanyak 2 ml larutan asam sulfat encer dimasukkan kedalam logam diatas dan diamati dengan teliti. Gas yang timbul diamati lalu ditulis reaksi kimia yang terjadi.

3. 3 tabung reaksi lainnya diambil dan dimasukkan sebanyak 1 ml asam sulfat pekat kedalamnya. Kedalam masing-masing tabung rekasi dimasukkan sepotong logam Zn, Fe, dan Cu. Dipanaskan dan diamati perubahan yang terjadi.

9

Page 10: Asam Sulfat

V. Data Pengamatan

Percobaan 1. Reaksi Pengenceran Asam Sulfat Pekat

Asam sulfat pekat Air Perubahan suhu

2 mL 25 mL Suhu meningkat (menjadi lebih panas)

Percobaan 2. Reaksi Dehidrasi

No Bahan kimia Dehidrator Pengamatan dan hasil

1. CuSO4.5H2O Asam sulfat pekat Warna CuSO4.5H2O dari biru menjadi

putih.

2. Gula pasir Asam sulfat pekat Warna gula pasir dari putih menjadi

hitam.

3. Kayu (korek

api)

Asam sulfat pekat Kayu berubah warna menjadi hitam.

4. Hasil no. 1 Air Larutan menjadi berwarna biru muda.

5. Hasil no. 3 Air Kayu tetap berwarna hitam.

Percobaan 3. Reaksi Oksidasi

No Bahan Oksidator Pengamatan dan Hasil

1. Zn Asam sulfat encer Terdapat banyak gelembung gas

2. Fe Asam sulfat encer Tidak larut,menghasilkan endapan dan ada

gelembung gas

3. Cu Asam sulfat encer Tidak terjadi reaksi dan tidak ada gelembung gas

4. Zn Asam sulfat pekat Terjadi reaksi,dan banyak gelembung gas

5. Fe Asam sulfat pekat Timbul busa berwarna putih dan gelembung gas

6. Cu Asam sulfat pekat Terjadi reaksi dan terdapat gelembung gas

10

Page 11: Asam Sulfat

VI. Pembahasan

Praktikum asam sulfat di atas, dilakukan percobaan sebanyak tiga kali

dimana percobaan pertama mengenai reaksi pengenceran asam sulfat pekat,

percobaan kedua reaksi dehidrasi dan percobaan ketiga tentang reaksi oksidasi.

Untuk percobaan pertama dilakukan pengenceran sebanyak 2 mL asam sulfat

pekat yang sudah dituangkan ke dalam tabung reaksi dengan air 25 mL. Air

tersebut kemudian dituangkan dalam gelas beker dan kemudian masukkan

perlahan asam sulfat tersebut. Sehingga terjadi reaksi yang dihasilkan oleh

larutan tersebut adalah suhu meningkat (menjadi lebih panas).

Percobaan kedua tersebut merupakan reaksi dehidrasi. Dalam percobaan

kedua ini digunakan tiga bahan yaitu CuSO4.5H2O, gula pasir, dan kayu (korek

api). Serta digunakan dua dehidrator berupa asam sulfat pekat dan air. Sebelum

direaksikan, disiapkan dahulu tiga buah tabung reaksi yang masing-masingnya

telah diisi 2mL asam sulfat pekat. Kemudian CuSO4.5H2O yang berupa serbuk

berwarna biru terang ini dimasukkan ke dalam tabung reaksi pertama. Sehingga

terjadi reaksi perubahan warna pada serbuk dari biru menjadi putih yang

merupakan CuSO4. Ini terjadi karena air (H2O) yang diikat oleh CuSO4.5H2O

terdehidrasi oleh asam sulfat sehingga tersisa CuSO4. Untuk tabung reaksi

kedua, direaksikannya gula pasir dengan asam sulfat pekat dan didapatkan hasil

berupa kristal yang berubah warna dari putih menjadi hitam. Air yang

dikandung di dalam gula (CnHnOn) tersebut ditarik oleh asam sulfat pekat

sehingga perubahan warna dialami oleh gula pasir. Tabung yang ketiga juga

terjadi reaksi dehidrasi dengan reaksi dari kayu (korek api) yang molekul-

molekul airnya ditarik menyebabkan kayu yang semula berwarna cokelat

berubah menjadi warna hitam.

Kemudian asam sulfat dari tabung reaksi tersebut dituangkan ke dalam

tempat asam sulfat pekat lalu keluarkan CuSO4 dan kayu dari tabung. Setelah

itu masukkan kedua bahan tersebut ke dalam gelas beker yang telah diisi 50 mL

air. Didapatkan perubahan untuk CuSO4 dari padatan yang berwana putih

11

Page 12: Asam Sulfat

menjadi larutan yang berwarna biru muda. Ini terjadi karena air tersebut diikat

oleh CuSO4 sehingga berubah menjadi warna sebelum didehidrasi berupa

CuSO4.5H2O yang berbentuk cair . Begitu juga untuk kayu, setelah dicelupkan

ke dalam air, kayu tersebut tetap berwarna hitam.Terbukti bahwa ketika kayu

terdehidrasi oleh asam sulfat, airnya akan ditarik sehingga tersisa senyawa

karbon yang berwarna hitam dan ketika diberikan air akan berwarna seperti

semula.

Percobaan yang dilakukan kemudian adalah reaksi oksidasi pada logam

seng (Zn),besi (Fe) dan logam tembaga (Cu). Reaksi ini dilakukan dengan

menggunakan dehidrator berupa asam sulfat pekat dan encer. Sebelumnya

disiapkan empat buah tabung reaksi yang masing-masing terisi logam seng,besi,

dan logam tembaga. Lalu tambahkan 2 mL asam sulfat encer ke dalam tabung

satu dan tabung dua yang berisi logam, sehingga diperoleh hasil yaitu pada

logam seng menimbulkan banyak gelembung gas, dapat ditulis reaksinya yaitu

Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g). Untuk logam Fe yang direaksikan dengan

asam sulfat encer tidak larut,menghasilkan endapan dan ada gelembung

gas,dapat ditulis reaksinya yaitu H2SO4(aq) + Fe(s) –> FeSO4(aq) + H2(g). Sedangkan

untuk logam tembaga yang direaksikan dengan asam sulfat encer tidak terjadi

reaksi serta tidak ada gelembung gas. Untuk tabung keempat,kelima dan

keenam logamnya tersebut diisi dengan asam sulfat pekat lalu dipanaskan.

Sehingga diperoleh hasil untuk logam seng dengan timbulnya banyak

gelembung gas yang persamaan reaksinya berupa : Zn(s) + 2H2SO4(aq)

ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g).Untuk logam Fe timbul busa berwarna putih dan

terdapat gelembung gas. Sedangkan untuk logam tembaga terjadi reaksi

berupa : Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g).

Adapun beberapa kendala yang dialami pada saat praktikum ini adalah

ketika logam dan asam sulfat tersebut diperlukan waktu yang lama untuk

pemanasannya karena H+ yang dimiliki oleh asam berikatan dengan H2O (uap

12

Page 13: Asam Sulfat

air). Sehingga sebelum pemanasan logam lebih cepat larut dibandingkan

sebelum pemanasan. Jadi dalam praktikum ini dapat dibuktikan bahwa asam

sulfat pekat itu bertindak sebagai dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa

lainnya. Juga sebagai oksidator pada logam-logam sehingga dapat terjadinya

reaksi kimia.

13

Page 14: Asam Sulfat

VII. Kesimpulan

Adapun beberapa kesimpulan yang didapatkan dari lapran ini yaitu :

1. Asam sulfat akan mengalami kenaikan suhu ketika bereaksi dengan

air dan juga lingkungan (udara).

2. Ketika direaksikan dengan asam sulfat pekat, terjadi perubahan

warna pada serbuk CuSO4.5H2O dari warna biru menjadi putih, gula

pasir dari warna putih menjadi hitam dan kayu menjadi hitam. Itu

dikarenakan air (H2O) yang terkandung dalam kedua senyawa

tersebut terdehidrasi oleh asam sulfat pekat

3. Ketika dicelupkan ke dalam air, padatan CuSO4 yang berwana putih

berubah menjadi larutan yang berwarna biru muda dan kayu tetap

berwarna hitam. Ini terjadi karena air tersebut diikat oleh CuSO4 dan

kayu.

4. Untuk reaksi oksidator yang direaksikan dengan asam sulfat encer,

logam seng menimbulkan banyak gelembung gas, dapat ditulis

reaksinya yaitu Zn(s) + H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + H2(g). Untuk logam Fe

yang direaksikan dengan asam sulfat encer tidak larut,menghasilkan

endapan dan ada gelembung gas,dapat ditulis reaksinya yaitu

H2SO4(aq) + Fe(s) –> FeSO4(aq) + H2(g). Untuk logam Fe timbul busa

berwarna putih dan terdapat gelembung gas. Sedangkan untuk logam

tembaga tidak terjadi reaksi. Untuk reaksi dengan asam sulfat pekat

lalu dipanaskan, diperoleh hasil logam seng dengan timbulnya

banyak gelembung gas yang persamaan reaksinya berupa : Zn(s) +

2H2SO4(aq) ZnSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g). Sedangkan untuk logam

tembaga terjadi reaksi berupa : Cu(s) + 2H2SO4(aq) CuSO4(aq) +

2H2O(l) + SO2(g). Dapat dibuktikan bahwa asam sulfat pekat itu

14

Page 15: Asam Sulfat

bertindak sebagai dehidrator, yaitu menarik air dari senyawa lainnya.

Juga sebagai oksidator pada logam-logam sehingga dapat terjadinya

reaksi kimi

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Saeful dkk. 2009. Membuka Cakrawala Alam Sekitar . Jakarta.

Keenan, Kleinfelter, Wood. 1992. Kimia untuk Universitas Jilid 2 Edisi

Keenam. Jakarta : Erlangga.

Petrucci, Ralph H, 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid

3. Penerbit Erlangga.

Sudarmo, Unggul. 2004. Kimia Untuk SMA. Jakarta : Erlangga.

Tim Kimia Dasar. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II. Jurusan

Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Udayana.

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2007/Abdullah%20Fauzi

%20Gofur/arrhenius.html / diakses 9 Maret 201 5

http://id.wikipedia.org/wiki/Asam / diakses 9 Maret 201 5

http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_asam_basa_Br%C3%B8nsted

%E2%80%93Lowry/ diakses 9 Maret 2015

15