Artikel Pengembangan Media Pembelajaran Pronunciation
PENGEMBANGAN MULTI MEDIA
UNTUK PEMBELAJARAN MATAKULIAH PRONUNCIATION DI JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FBS UNY
(Artikel penelitian)Jamilah (Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FBS
UNY)AbstractThe objective of this research is to develop
instructional media to be used in the class of pronunciation in the
English Education Department, Faculty of languages and Arts,
Yogyakarta State University. This research is included in the
Research and development following the steps: 1) Need analysis, 2)
developing syllabus and teaching materials, 3) developing the
media, 4) trying out and revising the media. The setting of this
research was the English Education Department, FBS UNY, so the
media was tried out in the class of Pronunciation of that
institution. The data were collected through the use of
questionairs and classroom observation.The research result is that
the audio-visual media for teaching and learning Pronunciation is
in the form of CD. It contains all the materials needed for the
whole semester, the models of pronunciation, materials for
practice, and also feedback to student practices. Based on the try
out, the media is found to be interesting and effective, and it can
facilitate the Pronunciation teaching learning process very
much.
Key words: development, instructional media, pronunciation
A. Pendahuluan
Pronunciation di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris adalah salah
satu matakuliah dasar yang sangat penting dalam pengembangan
keterampilan berbahasa lisan, listening dan speaking. Tanpa
penguasaan pronunciation yang memadai mustahil seseorang dapat
berbicara bahasa Inggris dengan baik. Kesalahan pronunciation dapat
menimbulkan salah paham. Untuk dapat dipahami orang lain seseorang
harus dapat mengucapkan bahasa Inggris dengan benar dan untuk dapat
memahami bahasa Inggris orang lain seseorang harus dapat menangkap
dan memahami pronunciation orang lain.
Penguasaan Pronunciation meliputi kemampuan memahami sistem tata
bunyi atau fonologi bahasa Inggis dan kemampuan memproduksi bunyi
bahasa Inggris dengan baik dan benar, yang meliputi kata-kata
lepas, frase, kalimat dan dialog atau wacana bahasa Inggris. Untuk
dapat memahami diperlukan teori, dan untuk dapat memproduksi
diperlukan banyak latihan atau praktik. Karena hal inilah maka
matakuliah Pronunciation di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBS
UNY berisi teori sekaligus praktik dengan proporsi dua banding
delapan. Seorang mahasiswa yang telah lulus matakuliah
Pronunciation idealnya telah menguasai teori sistem tata bunyi
Bahasa Inggris dan mampu mengucapkan bahasa Inggris dengan benar,
sehingga mereka tidak akan melakukan kesalahan dalam mengucapkan
kata-kata, frase, maupun kalimat Bahasa Inggris. Mereka semestinya
juga memiliki keterampilan membaca simbol bunyi (transkripsi) yang
digunakan dalam kamus-kamus sehingga jika menemukan kata baru yang
belum diketahui secara pasti ucapannya dapat mengeceknya melalui
kamus. Namun kenyataannya tidak selalu demikian. Dalam berbagai
kesempatan, bahkan dalam ujian skripsi, masih sering ditemukan
mahasiswa yang salah mengucapkan kata-kata, bahkan kata-kata yang
sering digunakan dalam komunikasi dan pembelajaran sehari-hari.
Lebih parah lagi, jika mereka diminta mengecek ke dalam kamus,
mereka tidak mampu membaca simbul bunyi dengan tepat. Fakta ini
menunjukkan bahwa pembelajaran Pronunciation belum berhasil secara
maksimal yang akan berdampak buruk pada penguasaan Bahasa Inggris
secara keseluruhan, terutama pada bahasa lisan. Untuk itu perlu
diupayakan usaha yang serius agar perkuliahan ini dapat berhasil
dengan maksimal.
Hasil pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor. Menurut AECT
(Association of Education Communication Technology), komponen
sistem pembelajaran meliputi orang-orangnya (guru dan siswa), isi
materi (bahan ajar), metode dan teknik pengajaran, media dan seting
pengajaran (tempat dan waktu) (Miarso, 1994:9).
Siswa atau mahasiswa merupakan komponen utama dalam menentukan
hasil belajar, karena merekalah yang menjadi subyek pelaku kegiatan
belajar. Hasil belajar siswa sangat ditentukan oleh motivasi
belajar, kemauan belajar, keaktifan dalam proses pembelajaran dan
kemampuan dalam menerima dan memproses bahan belajar. Perbedaan
karakteristik siswa ini akan mempengaruhi hasil belajar yang
berbeda pula. Mahasiswa dengan motivasi belajar tinggi akan
berusaha maksimal untuk mencapai hasil belajar yang diinginkan.
Untuk itu pembelajaran harus mampu menimbulkan motivasi belajar
siswa. Selain motivasi belajar kemampuan awal juga ikut menentukan
hasil belajar. Mahasiswa dengan kemampuan awal cukup cenderung
lebih mudah dalam menerima dan memproses bahan ajar dan latihan
dibanding dengan mahasiswa dengan kemampuan awal rendah. Kemampuan
awal juga ikut berpengaruh pada komponen pembelajaran yang lain,
seperti pada penentuan silabus, tingkat kesulitan bahan ajar,
teknik pengajaran dan ragam latihan. Kemampuan awal siswa yang
beragam cenderung menyulitkan guru dalam merencanakan dan mengelola
pengajaran. Berdasarkan pengamatan selama ini, hasil belajar
pronunciation yang baik hanya dapat dicapai oleh mahasiswa yang
telah memiliki kemampuan awal cukup, sedangkan mahasiswa dengan
kemampuan awal rendah kurang menampakkan hasil yang memuaskan.
Guru atau dosen turut juga dalam menentukan tinggi rendahnya
hasil belajar siswanya. Peran dosen dalam pembelajaran
Pronunciation adalah sebagai pengelola kegiatan pembelajaran,
sebagai motivator, fasilitator dan model. Pengajar Pronunciation
harus mampu merancang kegiatan PBM yang layak, memilih materi yang
sesuai, membantu mahasiswa dalam latihan, memonitor latihan dan
kemajuan belajar mahasiswa, dan juga harus dapat menjadi contoh
atau model bagaimana mengucapkan Bahasa Inggris dengan baik dan
benar. Beban tugas dosen PBI yang terlalu padat terkadang menjadi
pemicu kurang maksimalnya usaha dan peran dosen dalam proses
belajar mengajar.
Selain ditentukan oleh pelaku pembelajaran, yaitu mahasiswa dan
dosen, hasil belajar Pronunciation ini juga ditentukan oleh isi
pembelajaran dan media yang dipakai untuk menyampaikan pesan
pembelajaran tersebut. Isi pembelajaran ditentukan oleh kurikulum
yang tercermin pada deskripsi mata kuliah, sedangkan media yang
dipakai ditentukan oleh banyak hal, antara lain ketersediaan dan
kualitas media, kemauan dan kemampuan dosen dalam memilih dan
menggunakan media, serta ketersediaan sarana dan prasara
pendukungnya. Media pembelajaran Pronunciation di jurusan Bahasa
Inggris selama ini berupa modul yang ditulis sekitar sepuluh tahun
yang lalu, yang memuat materi disertai bahan latihan yang cukup
banyak. Meskipun demikian, dirasa modul ini masih belum mencukupi,
sehingga para pengajar pronunciation masih harus mencari tambahan
bahan lain yang diperlukan. Selain itu dosen juga masih harus
bekerja keras untuk menjadi model bagaimana mengucapkan
latihan-latihan yang ada di dalamnya. Hal ini dirasa cukup berat
dan melelahkan bagi dosen saat mengajar, dan dilihat dari sisi
mahasiswa pemodelan cara ini belum mencukupi, karena contoh ucapan
hanya dapat didengar sekali atau dua kali saja, sehingga mahasiswa
akan cepat lupa. Mahasiswa memerlukan model ucapan yang dapat
didengar setiap saat diperlukan, sedangkan dosen memerlukan sarana
yang dapat meringankan pekerjaannya. Masalah ini akan dapat diatasi
dengan tersedianya media pembelajaran yang tepat.
Media belajar mengajar Pronunciation menggunakan komputer
sebenarnya sudah banyak yang ditawarkan, misalnya adanya kamus
audio-visual. Materi dan latihan pronunciation juga sudah banyak
ditawarkan melalui internet. Kondisi ini sangat kondusif bagi dosen
maupun mahasiswa, sehingga mereka dapat mencari sumber belajar
lebih banyak, lebih variatif dan juga lebih menarik. Namun
sayangnya, belum semua dosen dan mahasiswa mampu melakukan kegiatan
ini. Di samping itu, waktu juga dapat menjadi kendala karena
banyaknya bahan yang tersedia, kadang tidak terbatas, yang belum
dipilih dan disusun sesuai dengan kebutuhan perkuliahan. Usaha
untuk memilih dan menyusun bahan-bahan yang telah tersedia tersebut
dirasa masih sangat diperlukan sehingga tersedia media pembelajaran
pronunciation yang tepat yang dapat membantu dosen dan mahasiswa
dalam kegiatan belajar mengajar Pronunciation. Secara umum
penelitian ini bertujuan untuk: a) mengembangkan satu model
multimedia untuk dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
Pronunciation dengan menerapkan langkah-langkah penelitian
pengembangan, b) meneliti daya tarik media tersebut bagi mahasiswa,
dan c) meneliti dampak media tersebut pada proses belajar mengajar
pronunciation di Jurusan pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY.
B. Kajian Pustaka1. Computer Assisted Language Learning
(CALL)
Saat ini teknologi komputer yang digunakan dalam pembelajaran
bahasa lebih dikenal dengan sebutan CALL (Computer assisted
Language Learning). Beberapa ahli dalam pembelajaran bahasa
menyatakan bahwa penggunaan multi media berbasis komputer sangat
potensial untuk menciptakan pembelajaran bahasa yang efektif,
karena kemanfaatannya untuk memadukan berbagai media seperti audio
dan video dengan kualitas tinggi dan dapat diatur sendiri oleh si
pembelajar. Penggunaan multi media berbasis komputer dalam
pembelajaran bahasa menjadi sangat bermanfaat karena selain dapat
menyajikan materi melalui media teks, gambar, film, suara, maupun
grafik, ia juga memiliki fasilitas hipermedia. Fasilitas ini
memberikan berbagai keuntungan bagi pembelajar bahasa, seperti: 1)
terciptanya lingkungan/situai autentik, karena aspek mendengarkan
sekaligus dipadu dengan aspek melihat, seperti yang terjadi dalam
dunia nyata, 2). Integrated skill activity, yaitu kegiatan belajar
yang melibatkan keterampilan terpadu antara mendengarkan, membaca,
berbicara dan sekaligus menulis yang terpola dengan lebih mudah, 3)
siswa memiliki keleluasaan untuk menjalankan kegiatan sesuai dengan
keinginan dan kemampuan mereka dalam memilih materi yang lebih
disukai dan mengulang kembali hal-hal yang masih perlu, menentukan
rentang waktu belajar yang diperlukan, menentukan sendiri urutan
langkah pembelajaran dimana untuk setiap individu belum tentu
selalu sama (Warschaurer, 1996 dalam Harjanti, 2005).
Teknologi multimedia komputer mampu membuat proses pembelajaran
menjadi suatu pengalaman yang berharga. Guru, pelajar dan lembaga
yang terlibat dalam pendidikan tidak terikat dalam kaidah
pengajaran kovensional. Di samping itu mereka dapat berinteraksi
dengan negara lain dalam multimedia. Multimedia merupakan satu
teknologi baru dan satu pilihan dalam menyampaikan materi
pembelajaran. Untuk membuat maupun membaca file bertema multimedia
tersebut tentunya dibutuhkan sebuah aplikasi yang mampu
menerjemahkan format tersebut ke dalam bentuk yang dapat dinikmati
oleh kita, baik itu berwujut gambar, suara ataupun gabungan
keduanya yaitu animasi atau video. Secara garis besar aplikasi
multimedia terbagi atas dua golongan utama yaitu player/viewer yang
digunakan untuk menerjemahkan file multimedia ke dalam bentuk yang
dapat dinikmati manusia seperti gambar, suara ataupun animasi dan
maker/creator yang digunakan untuk membuat file multimedia
tersebut. Tetapi banyak pula aplikasi yang menggabungkan kedua
fungsi ini sehingga dapat dikatakan aplikasi tersebut selain dapat
digunakan untuk membuat (maker/creator) juga sebagai penerjemah
(viewer/player) (Avianto, 2005:1).
2. Software dalam pembuatan media berbantuan komputer
Ada bermacam-macam software yang dapat digunakan dalam
pengembangan multimedia seperti Macromedia flash MX, Authorware,
Dreamweare, Swismax, Uleat Cool, dsb. Pada pengembangan multimedia
pembelajaran ini biasanya juga tidak lepas dari penggunaan
software-sotfware lain sebagai pendukung, misalnya aplikasi
pengolah gambar, seperti Photoshop, Corel photopaint, Corel Draw
yang sudah menjadi aplikasi standar untuk malakukan desain grafik
seperti untuk pembuatan logo, banner, publishing, dll.
Macromedia Flash adalah salah satu software yang paling popular
saat ini terutama dalam hal animasi dan web. Software ini adalah
program grafis animasi standar professional untuk menghasilkan
halaman web yang menarik. Movie Flash terdiri grafik, teks,
animasi, dan aplikasi yang mengutamakan grafis berbentuk vector.
Flash memiliki akses lebih cepat dan akan terlihat halus pada skala
resolusi layer besar atau kecil, selain itu juga memiliki kemampuan
untuk mengimpor video, suara, suara dan aplikasi. Macromedia Flash
MX juga bisa memasukkan aspek interaktif dalam movienya dengsn
menggunakan actionscript (bahasa pemrograman berorientasi obyek),
yang pengguna bisa berinteraksi dengan movie, dengan menggunakan
keyboard atau mouse untuk berpindah-pindah ke bagian-bagian yang
bebeda, dari sebuah movie, mengontrol movie, memindahkan
obyek-obyek, memasukkan informasi melalui form dan operasionalisasi
lainnya.
Area kerja Flash MX atau area gambar di Flash MX terdiri atas
enam bagian, yaitu: 1) Menu, berisi kumpulan instruksi atau
perintah-perintah yang digunakan dalam Flash. Misalnya, klik menu
File, Save berfungsi untuk menyimpan dokumen. 2) Stage, adalah
dokumen atau layer yang akan digunakan untuk meletakkan obyek-obyek
dalam Flash. 3) Timeline, berisi frame-frame yang berfungsi untuk
mengontrol obyek yang akan dianimasi; 4) Toolbox, berisi tool-tool
yang berfungsi untuk membuat, menggambar, memilih , dan
memanipulasi obyek atau isi yang terdapat di layer (stage) dan
timeline. Toolbox dibagi menjadi empat bagian, yaitu Tool, View,
Colors, dan Options. 5) Panel, berisi kontrol fungsi yang dipakai
dalam Flash, yang berfungsi untuk mengganti dan memodifikasi
berbagai atribut dan obyek atau animasi secara cepat dan mudah; dan
6) Properties, fungsinya sama dengan Panels, hanya saja Properties
merupakan penggabungan atau penyedarhanaan dari panels. Jadi, dapat
lebih mempercepat dalam mengganti dan memodifikasi berbagai atribut
dan obyek, animasi, frame, dan komponen secara langsung. 3.
Pembelajaran Pronunciation Selain hardware dan software, masalah
yang harus mendapat perhatian lebih banyak dalam pengembangan media
pembelajaran adalah isi dari media pembelajaran tersebut. Untuk itu
perlu dikaji hakekat pengajaran Pronunciation dalam pengajaran
Bahasa Inggris secara mendalam. Pertama, kita perlu mengkaji tujuan
dan cakupan isi pembelajaran Pronunciation. Menurut Kenworthy
(1977) belajar pronunciation memiliki dua tujuan, yaitu pertama
untuk mencapai kemampuan memproduksi bunyi bahasa mendekati
kualitas native speaker (penutur asli) dan yang kedua untuk bisa
menghasilkan bahasa yang bisa dipahami dengan mudah dan benar,
meskipun aksennya tidak begitu sempurna. Paulston dan Bruder (1976:
82) mengatakan bahwa tujuan belajar Pronunciation adalah kemampuan
memproduksi bunyi bahasa kedua atau bahasa asing yang tidak
menghambat jalannya komunikasi, baik dari sisi pembicara maupun
pendengar. Berdasar pendapat ini, tujuan minimal belajar
pronunciation adalah agar bahasa yang kita ucapkan dapat mudah
dipahami (intelligible). Setiap orang yang belajar bahasa Inggris
harus mencapai tujuan ini, sedangkan untuk mahasiswa Jurusan Bahasa
Inggris semestinya untuk tujuan yang lebih tinggi yaitu mampu
memproduksi bahasa lisan sebagaimana para penutur asli atau
mendekati penutur asli. Belajar Pronunciation meliputi kemampuan
memahami (perception) dan kemampuan memproduksi bahasa yang
dipelajari. Sedangkan menurut Kelly (2000), materi yang tercakup
dalam pembelajaran Pronunciation meliputi tiga hal, yaitu : 1)
Segmental features of phonology(consonants-voiced, unvoiced-,
vowels-long and short- and diphtongs), 2) Suprasegmental features
of phonology (stress, intonation), dan 3) Other aspects of
connected speech (assimilation, elision, linking and intrusion,
junctures and contractions).
Berikutnya kita juga mesti memperhatikan sumber kesulitan
belajar Pronunciation bagi orang Indonesia, karena media yang akan
dikembangkan ini diperuntukkan bagi mahasiswa Indonesia. Untuk
mencapai hasil belajar Pronunciation yang maksimal, yaitu bisa
dipahami orang lain terlebih jika ingin mendekati bahasa penutur
asli tidaklah mudah.Tujuan ini sering tidak dapat dicapai dengan
baik, sehingga masih sering ditemukan kesalahan pengucapan. Menurut
Ur (1999: 52) kesalahan pronunciation dapat diakibatkan oleh : 1)
bunyi bahasa tertentu tidak terdapat pada bahasa pertama / ibu,
sehingga pembelajar tidak terbiasa memproduksi bunyi bahasa
tersebut, sehingga cenderung menggantinya dengan bunyi bahasa yang
mendekati, yang bisa dia produksi, 2) bunyi bahasa tersebut
sebenarnya ada dalam bahasa pertama, tetapi tidak merupakan fonem
tersendiri, sehingga pembelajar tidak mampu menangkap bunyi bahasa
tersebut sebagai fonem tersendiri yang dapat membedakan makna kata,
dan 3) pembelajar mampu memproduksi bunyi bahasa dengan benar,
tetapi belum mempelajari pola tekanan (stress pattern) dalam bahasa
Inggris, sehingga cenderung menggunakan intonasi bahasa pertama,
yang tidak sesuai dengan bahasa target, Bahasa Inggris. Menurut
Poulston dan Bruder (Yulia, 2004), kesalahan pronunciation
disebabkan oleh perbedaan sistem tata bunyi bahasa target dan
bahasa pertama. Yulia dkk (2004) membandingkan antara bahasa
Inggris dan bahasa Indonesia, dan menemukan perbedaan-perbedaan
sebagai berikut: a). Beberapa bunyi konsonan bahasa Inggis tidak
terdapat dalam bahasa Indonesia [, , ,,y,v], b) beberapa konsonan
bahasa Inggris ada dalam bahasa Indonesia tetapi sifatnya berbeda,
misalnya [d, t, , ). Dalam bahasa Indonesia s, dan z ; s dan
bersifat alofonik, sedangkan dalam bahasa Inggris merupakan fonem
tersendiri. Perbedaan ini juga terdapat dalam vokal maupun
difthong, [,i:,a:,:,ei,u,e,au,u dsb.].
Selain kesulitan yang disebabkan oleh sistem tata bunyi yang
berbeda, ada juga sumber kesulitan yang lain yaitu masalah ejaan.
Dalam bahasa Indonesia ejaan sangat dekat dengan ucapan, sehingga
mengucapkan bahasa Indonesia yang ditulis sangatlah mudah, Bahasa
seperti ini juga disebut bahasa fonetis. Bahasa Inggris bukanlah
bahasa fonetis, karena hubungan antara ejaan dan ucapan sangat
kompleks, sehingga dapat menjadi sumber kesulitan tersendiri dalam
belajar pronunciation bagi pembelajar bahasa Inggris sebagai bahasa
asing yang mengenal bahasa Inggris berawal dari bahasa tulis
(Kelly, 2000)
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, pronunciation biasanya
diajarkan atau dibahas bersamaan dengan pembelajaran ketrampilan
dan komponen bahasa lain, seperti misalnya, dalam Reading. Kelly
(2000) menyebutkan 3 model pembelajaran Pronunciation, yaitu
Integrated, Remidial, dan Practice. Integrated, ialah dimana
pronunciation dijadikan komponen penting dalam analisis bahasa,
dimasukkan dalam rencana dan pelaksanaan pembelajaran. Remidial,
pembahasan pronunciation hanya merupakan reaksi dari ditemukannya
kesalahan / kesulitan pronunciation yang muncul di kelas, dan
practice, dimana poin-poin pronunciation tertentu dipisahkan dan
dilatihkan secara tersendiri, dan menjadi topic utama dalam
pelajaran.
Terkait dengan pembelajaran Pronunciation di Jurusan Pendidikan
Bahasa Inggris model pembelajaran yang dipakai adalah model ketiga,
yaitu model practice lesson, yang diberikan secara tersendiri
selama satu semester dengan bobot dua sks. Kegiatan latihan ini
terdiri dari dua macam, yaitu kegiatan reseptif dan produktif.
Kegiatan reseptif berupa kegiatan mendengarkan. Aktifitas
mendengarkan ini terkait dengan pemodelan dan latihan mengenali dan
membedakan bunyi bahasa yang menjadi fokus latihan, sedangkan
kegiatan produktif adalah berupa kegiatan mengucapkan bahan-bahan
latihan (bahasa tulis).C. Metode Penelitian
Untuk menghasilkan produk media pembelajaran yang layak pakai
dan sesuai dengan kebutuhan, maka perlu ditempuh suatu pendekatan
penelitian dan pengembangan. Penelitian dan pengembangan merupakan
metode untuk mengembangkan dan menguji suatu produk. Menurut
Sukmadinata (2005: 57) dalam bidang pendidikan, penelitian dan
pengembangan dapat digunakan untuk mengembangkan buku, modul, media
pembelajaran, instrument evaluasi, model-model kurikulum,
pembelajaran, evaluasi dan lain-lain. Menurutnya secara garis besar
ada tiga langkah penelitian dan pengembangan, yaitu, : 1) Studi
pendahuluan dengan mengkaji teori dan mengamati produk atau
kegiatan yang ada, 2) Melakukan pengembangan produk atau program
kegiatan baru, dan 3) Menguji atau memvalidasi produk atau program
kegiatan yang baru. Langkah pertama telah dilakukan studi
pendahuluan dengan cara mengkaji teori tentang pembuatan media dan
isi media yang akan dikembangkan yang tertuang dalam kajian
pustaka.
Sedangkan untuk pengembangan media pembelajaran Pronunciation
ditempuh dengan langkah: 1) melakukan analisis kebutuhan, 2)
mengembangkan silabus, materi pembelajaran dan bahan latihan, 3)
pembuatan media pembelajaran dalam bentuk CD, dan 4) melakukan
ujicoba dan perbaikan media.
Penelitian ini di laksanakan di Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta,
pada periode 2007-2008. Data penelitian diambil dari dosen-dosen
dan mahasiswa klas Pronunciation dari tempat ini juga. Data berupa
data kualitatif, yaitu berupa pendapat dan saran baik dari dosen
maupun mahasiswa, yang dikumpulkan dengan cara diskusi dengan teman
sejawat, observasi kelas, dan kuesioner. Selanjutnya data
dianalisis secara deskriptif kualitatif dan langsung diterapkan
untuk pembuatan dan perbaikan media.
D. Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil penelitian ini berupa satu set media pembelajaran
Pronunciation berbentuk CD yang berisi semua materi pembelajaran,
bahan latihan yang dapat dibaca dan sekaligus didengar. Berikut
dipaparkan proses pengembangan media tersebut.
Pengembangan media ini dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1) analisis kebutuhan, 2) pengembangan silabus dan penyusunan
materi dan bahan latihan, 3) Pembuatan Media, 4) Uji coba dan
perbaikan Media. 1. Analisis kebutuhanUntuk mengetahui dengan pasti
media seperti apa yang dibutuhkan dalam pembelajaran Pronunciation
di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY, peneliti melakukan
refleksi tentang pembelajaran pronunciation yang telah berlangsung
selama ini. Hasil refleksi ini dibahas dalam tim yang terdiri dari
dosen-dosen pengajar pronunciation untuk mendapatkan tambahan dan
validasi data tentang permasalahan yang ada dalam perkuliahan
Pronunciation dan media seperti apa yang diperlukan untuk mengatasi
permasalahan yang ada.
Pengajaran Pronunciation selama ini terasa belum berhasil dengan
maksimal yang ditandai dengan berbagai hal. Pertama, hasil belajar
mahasiswa kurang begitu memuaskan saat menempuh ujian. Sudah begitu
banyak kata-kata, frase, kalimat yang dilatihkan pada mahasiswa
untuk diucapkan di dalam kelas saat perkuliahan, namun tidak dapat
diucapkan dengan benar saat ujian. Mahasiswa dapat menirukan apa
yang diucapkan oleh dosen saat pengajaran, namun mereka cepat
melupakannya. Hal ini bukannya tidak disadari oleh mahasiswa.
Mereka sadar dan ketika ditegur atas kegagalannya, mereka
mengungkapkan sebagai berikut:Ibu, mbok suara ibu direkam dan kami
diberi rekamannya, sehingga kami dapat berlatih di rumah. Dari
jawaban mahasiswa ini peneliti sadar bahwa mereka membutuhkan model
pronunciation yang bagus yang dapat didengar dan ditirukan setiap
saat mereka butuhkan yang tidak terbatas oleh ruang dan waktu.
Selama ini model pronunciation diberikan langsung oleh dosen saat
mengajar di dalam kelas saja.
Memberikan model pronunciation di dalam kelas langsung oleh
dosen tanpa disertai dengan rekaman, disamping cepat dilupakan oleh
mahasiswa juga cukup melelahkan bagi dosen pengajar. Dosen harus
berteriak mengulang-ulang kata-kata, frase, kalimat-kalimat yang
sama dari kelas ke kelas, karena dosen di jurusan ini biasa
mengajar banyak kelas dalam seminggu, tidak hanya satu atau dua
kelas, bahkan tiga, empat, lima, atau enam kelas parallel. Alangkah
enaknya jika model pronunciation itu dibuat rekamannya dan dosen
tinggal replay jika akan mengajar di kelas parallel yang lain.
Pemodelan langsung oleh dosen di dalam kelas juga menuntut
penguasaan pronunciation oleh dosen pengajar secara maksimal. Dosen
tidak semestinya membuat kesalahan ucapan baik dalam pengucapan
bahan latihan maupun pengucapan Bahasa Inggris yang mereka gunakan
saat memberikan perkuliahan. Kesalahan ucapan dosen akan ditirukan
oleh mahasiswa dan ini akan berakibat fatal karena dapat merusak
Bahasa Inggris mahasiswa. Di sisi lain, dosen Bahasa Inggris juga
seorang pembelajar Bahasa Inggris yang dengan demikian kemungkinan
untuk membuat kesalahan ucapan masih cukup besar. Ada kemungkinan
dosen menemukan kata baru yang masih asing dan belum sempat
mengecek ucapannya dengan pasti, sehingga dosen juga masih sering
merasa ragu terhadap ucapan kata-kata tersebut. Ada kemungkinan
juga dosen kurang menyadari bahwa ucapan bahasa Inggris yang dia
tampilkan selama ini kurang tepat, sehingga sering memberikan model
yang kurang bagus juga bagi para mahasiswa. Ini mungkin saja
terjadi karena dosen-dosen ini bukanlah penutur asli Bahasa Inggris
dan banyak juga yang belum pernah tinggal di Negara berbahasa
Inggris. Untuk mengatasi masalah ini bahan-bahan rekaman dengan
penutur asli Bahasa Inggris untuk pengajaran Listening atau
pengajaran Pronunciation yang ada di internet dapat dimanfaatkan,
namun sayangnya bahan-bahan tersebut belum dipilih dan disusun
sesuai dengan kebutuhan perkuliahan Pronunciation di Jurusan Bahasa
Inggris.
Pekerjaan mengumpulkan, memilih bahan ajar yang tepat dan
menyusunnya sesuai dengan kebutuhan perkuliahan memerlukan waktu
dan keseriusan dalam pengerjaannya. Kemungkinan semua dosen dapat
malakukannya, namun karena kendala waktu pekerjaan ini tidak dapat
terlaksana dengan baik, sehingga terkadang dosen hanya menggunakan
bahan ajar seadanya yang terkadang tidak sesuai dengan tuntutan
kurikulum apalagi dengan tuntutan kemajuan jaman. Untuk mengatasi
masalah ini modul perkuliahan yang baik sangat diperlukan. Bahan
ajar Perkuliahan Pronunciation yang ada di Jurusan Bahasa Inggris
selama ini berupa modul perkuliahan yang berjudul Learning English
Pronunciation Systematically yang disusun oleh Prof. Suwarsih Madya
Ph.D. Modul ini terdiri dari 12 lesson yang memuat semua materi
perkuliahan disertai dengan bahan latihan yang cukup memadai.
Sayangnya modul ini tidak disertai dengan rekaman model ucapan yang
sangat diperlukan baik oleh dosen maupun mahasiswa. Dari sini
terasa benar bahwa kita memerlukan modul perkuliahan yang baik yang
disertai dengan rekaman model ucapan yang baik pula.
Membuatkan bahan rekaman untuk modul yang sudah ada sangat
mungkin dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
Pronunciation, sehingga media pengajaran tidak hanya berupa modul
tapi juga kaset rekaman bahan latihan yang akan memudahkan kerja
dosen dalam memberikan model ucapan dan yang akan dapat digunakan
oleh mahasiswa belajar di rumah. Namun jika mengingat kamajuan IT
saat ini yang sudah berkembang dengan sangat pesat, pangajaran
dengan modul dan kaset barang kali sudah tidak begitu menarik lagi.
Sudah saatnya kita mengembangkan modul yang sudah ada ini menjadi
media pengajaran Pronunciation yang lebih menarik dengan
memanfaatan teknologi yang ada, yaitu dengan memanfaatkan teknologi
komputer. Dengan teknologi ini kita juga dapat memanfaatkan
internet dan kamus audio sebagai sumber belajar.
Hasil refleksi tentang pengajaran Pronunciation di jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris ini dibawa ke forum diskusi dosen
pengajar Pronunciation untuk mendapatkan tanggapan, tambahan dan
kejelasan mengenai media seperti apa yang sebenarnya kita perlukan.
Berikut adalah hasil dari diskusi tersebut.
Para dosen umumnya menghadapi permasalahan yang sama dalam
pengajaran pronunciation, sehingga semua sepakat bahwa yang
diperlukan adalah materi perkuliahan yang telah tersusun secara
sistematis yang disertai dengan bahan-bahan latihan yang memadai
disertai bahan rekaman materi latihan yang dapat dipakai dalam
pengajaran pronunciation di kelas dengan mudah dan dapat dipelajari
mahasiswa di rumah atau di luar kelas.
Seorang dosen berpendapat bahwa bentuk media tidak harus sangat
canggih bahkan cukup modul dan kaset rekaman. Namun ada juga yang
berpendapat bahwa mestinya kita mengikuti perkembangan teknologi,
sehingga tidak ada salahnya media ini berbasis computer sehingga
kemudahan-kemudahan dan fasilitas yang ada dalam computer dapat
dimanfaatkan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran maupun
hasilnya.
Bahan-bahan yang mesti harus tercakup dalam media ini meliputi,
bunyi-bunyi bahasa Inggris, pola tekanan kata maupun kalimat,
intonasi, aspek-aspek lain dalam connected speech, hubungan antara
ejaan dan ucapan. Sedangkan materi latihan harus meliputi kata-kata
lepas, kelompok kata, kalimat berbagai bentuk, dialog, maupun
paragraph.
Ada juga dosen yang berpendapat bahwa media yang ada mesti
menarik, sehingga minat belajar mahasiswa dapat ditingkatkan. Hal
ini dapat dibuat dengan menambahkan unsur musik dan lagu ke
dalamnya. Meskipun musik dan lagu ini bukan meteri perkuliahan dan
latihan pokok dan hanya sebagai unsur tambahan saja, namun
manfaatnya dapat dioptimalkan dengan cara memilih lagu dengan
syair-syair bahasa Inggris yang bagus baik secara ucapan, kosa kata
maupun tata bahasanya. Dari hasil diskusi ini maka disusunlan
silabus, materi perkuliahan dan bahan latihan mata kuliah
Pronunciation.
2. Penyusunan silabus, materi perkuliahan dan bahan latihan
Silabus perkuliahan disusun berdasarkan deskripsi mata kuliah
Pronunciation Kurikulum Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY th.2000,
tujuan pembelajaran Pronunciation yang diajukan oleh Kenworthy
(1977), cakupan materi pengajaran Pronunciation yang diajukan oleh
Kelly (2000), dan hasil diskusi dosen pengajar Pronunciation pada
tahap analisis kebutuhan. Bahan latihan dikembangkan sesuai dengan
materi perkuliahan ditambah dengan latihan-latihan lain untuk
pengembangan keterampilan yang diperlukan yang meliputi pengucapan
kata-kata lepas, kelompok kata, kalimat, paragraph dan dialog.
Materi perkuliahan juga dilengkapi dengan lagu-lagu dengan syair
yang bagus yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar tambahan
yang menyenangkan. Silabus perkuliahan ini mencakup lima komponen:
1) Topik pembelajaran, 2) tujuan pembelajaran, 3) materi
pembelajaran, 4) latihan, dan 5) materi tambahan. Tabel 1: Silabus
PronunciationTopicTujuanMateri/ModelLatihanPenutup
1.Overview:
The
Components of PronunciationMhs. Memiliki gambaran secara
menyeluruh isi perkuliahan PronunciationThe components of
Pronunciation:segmental features of pron, supra segmental features
of pron, other aspects of connected speechKata-kata lepas (regular,
irregular verbs, plural forms),frase, kalimat berbagai bentuk,
paragraph, dialogLagu: 1. Mother how are you today 2.When I need
you
2.English Sounds and their transcription symbols1,Mhs.dpt
menyebutkan bunyi-bunyi Bahasa Inggris
2. Mahasiswa dapat memproduksi bunyi-bunyi Bahasa Inggris1.
Segmental features of English phonology: vowels, diphtongs, and
consonants
Kata-kata lepas semua bunyi Bhs. Inggris
Minimal pairs dari bunyi-bunyi yang sulit bagi mhs.
IndonesiaLagu: 1. I have a dream, 2. A song for the Children
3. Spelling and Pronunciation1.Mhs memiliki gambaran tentang
hubungan spelling dan pronunciation
2. Mhs.dpt mengucapkan kata-kata dg. Benar tanpa melihat
kamusRingkasan dalam bentuk table spelling kata-kata dengan
ucapannyaKata-kata lepas dengan kelompok spelling yang sejenisLagu:
1. Dont cry for me Argentina, 2. Make it with you
4. Stress Patterns1. Mhs. Dapat membedakan perbedaan letak
tekanan kata.
2.Mhs. dpt mengucapkan kata-kata dengan tekanan yang berbeda
3. Mhs. Dpt.menentukan kata yang mendapat tekanan dalam frase
dan kalimat
4. Mhs, dpt mengucapkan frase dan kalimat dengan tekanan yang
benarWord Stress
Sentence StressKata-kata lepas: verbs and Nouns, kata-kata
dengan derivational affixes;phrases; sentencesLagu: 1. Sound of
silence, 2. Fernando
5. Other Aspects of Connected SpeechMhs. Dpt mengucapkan
phrases, sentences, passages, dialogues dengan benar dan
lancar1.Assimilation
2. Elision
3. Linking and
Intrusion
4. ContractionContoh-contah kalimat yang mengandung unsur
assimilation,elision, linking and intrusion serta contractionLagu:
1. Vincent, 2. Nobodys child
Berdasarkan silabus tersebut di atas, disusunlah materi
perkuliahan yang terdiri dari lima unit pelajaran, yaitu: 1.
Overview, 2. English Sounds and their transcription symbols, 3.
Spelling and Pronunciation, 4. Stress Patterns, dan 5. Other
Aspects of connected Speech. Setiap unit diawalai dengan paparan
materi, contoh-contoh yang dikuti dengan latihan-latihan, dan
ditutup dengan materi tambahan berupa lagu-lagu berbahasa Inggris.
Materi perkuliahan sebagian besar diambil dari Kelly (2000) dalam
bukunya yang berjudul How to teach Pronunciation, sedangkan bahan
latihan diambil dari berbagai sumber, baik berupa buku-buku teks
maupun sumber lain, misalnya dari internet. Materi perkuliahan dan
latihan selengkapnya ditulis dalam modul perkuliahan. Isi materi
secara garis besar adalah sebagai berikut:Lesson 1 :Overview
A. Pronunciation Components
B English Sound System
C. Supra segmental features of pronunciation
D. Sound changes in connected speech
Exercise 1. Pronounce the following words
Exercise 2.Pronounce the following sentences
Exercise 3. Read the following dialogues
Exercise 4. Read the following passage
Exercise 5. Listen to the following songs and sing along
Song 1: Mother how are you today
Song 2: When I need you
Lesson 2: English Sounds and their Transcription Symbols
A. Human Speech Organs
B. The Articulation of Vowels
C. Diphthongs
D. The articulation of Consonants
Exercise 1: Vowels and Diphthongs
Exercise 2: Minimal pairs of vowels and diphthongs
Exercise 3: Consonants
Exercise 4: Minimal pairs of consonants
Exercise 5: Read the following dialogues
Exercise 6: Read the following passage
Exercise 7: Sing along
Song 1: I have a dream
Song 2: A song for the Children
Lesson 3: Pronunciation and Spelling
A. English spelling is not phonetic
B. Regular features of English Pronunciation and Spelling
C. Spelling and Pronunciation Tables
Table 1: Simple consonants
Table 2: Silent consonants
Table 3: Consonants with different flavours
Table 4: Double consonants
Table 5: Consonants digraphs and other combinations
Table 6: The basic menu of vowel letters
Table 7: Vowel digraphs and other combinations
Table 8: Modifiers and preservatives
Exercise 1: Pronounce the following words
Exercise 2: Read the following dialogues
Exercise 3: Read the following passage
Exercise 4: Sing along
Song 1: Dont cry for me Argentina
Song 2: Make it with you
Lesson 4: Stress Patterns
A. Word Stress
1. What is stressed?
2. What is unstressed
3. Rules of word stress
4. Levels of stress
5. Exercise 1: Read the following words
B. Sentence Stress
Exercise 2: Underline the words which are stressed in the
following sentences
Exercise 3: Read the following phrases
Exercise 4: Read the following dialogues
Exercise 5: Read the following passage
Exercise 6: Sing along
Song 1: Sound of Silence
Song 2: Fernando
Lesson 5: Other Aspects of Connected Speech
A. Assimilation
B. Elision
C. Linking and Intrussion
D. Contractions
Exercise 1: Read the following sentences
Exercise 2: Read the following dialogues
Exercise 3: Read the following passage
Exercise 4: Sing along
Song 1: Vincent (Starry Eyes)
Song 2: Nobodys Child
3. Pembuatan Media
Materi perkuliahan dan bahan latihan yang telah tersusun
kemudian dituangkan dalam bentuk CD pembelajaran interaktif. CD
interaktif pronunciation ini dibuat dengan menggunakan program
Macromedia Flash 2004. Program ini sebenarnya dapat digunakan untuk
membuat gambar bergerak hingga film kartun. Namun, dalam CD ini,
peneliti hanya menggunakan fitur sederhana dari program ini dengan
memanfaatkan link dengan file lain, baik yang berbentuk halaman
maupun MP3.
Pembuatan CD ini dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu:
pengetikan materi, perekaman suara, dan pengecekan tiap
halaman.Materi yang telah dikembangkan pada langkah sebelumnya
diketik pada program Microsoft Word karena jika materi diketik
langsung pada progam Macromedia Flash, akan terlalu panjang dan
sangat susah untuk diedit. Setelah semua materi selesai diketik,
langkah selanjutnya adalah mengkopi materi ke dalam program
Makromedia Flash. Setelah itu, pada setiap halaman file Makromedia
disisipkan perintah yang dikehendaki yang antara lain menuju dan
kembali ke halaman berikutnya ataupun sebelumnya, memutar dan
menghentikan suara, menuju file lain, memutar dan menghentikan
lagu, memunculkan gambar dan lain-lain.
Proses selanjutnya adalah perekaman suara. Suara hasil rekaman
digunakan untuk mengisi setiap halaman yang terdapat dalam CD ini.
Suara tersebut direkam dari suara dosen Jurusan Pendidikan Bahasa
Inggris, dan juga dari CD dan kamus elektronik yang menggunakan
pengucapan penutur asli Bahasa Inggris. Suara direkam dengan
menggunakan program Adobe Audition 1.5. Setelah suara direkam, file
suara kemudian disimpan dalam format MP3 dan baru kemudian diedit
untuk disesuaikan tinggi rendahnya, volumenya, dan menghilangkan
noise yang ada. File suara yang telah diedit kemudian dihubungkan
dengan file Macromedia yang telah disisipi perintah.
Setelah tiap halaman dihubungkan dengan file suara, proses
selanjutnya adalah pengecekan tiap halaman. Proses ini dilakukan
untuk mengecek kesesuaian perintah yang diberikan dengan hasil yang
dikehendaki. Pengecekan ini sangatlah diperlukan sebab setelah
dicek, ternyata masih banyak perintah yang tidak berjalan maupun
tidak sesuai dengan yang dikehendaki. Setelah file dicek, kemudian
dilakukan pembenahan/perbaikan file yang dilakukan oleh peneliti
sendiri.
4. Uji coba dan perbaikan media
Media pembelajaran yang telah dikembangkan ini kemudian
diujicobakan untuk
pembelajaran di kelas. Uji coba ini dilakukan di dalam kelas
pronunciation untuk mengetahui lebih detail beberapa bagian yang
mungkin masih belum terdeteksi pada proses pengecekan oleh
peneliti. Proses ini juga sangat diperlukan untuk mendapatkan saran
yang membangun dari mahasiswa.Uji coba ini melibatkan 22 mahasiswa
kelas Pronunciation (Klas Dik 1B). Pada akhir pembelajaran mereka
diminta memberikan komentar pada media pembelajaran yang baru saja
mereka gunakan. Komentar mereka meliputi tiga hal, yaitu kelebihan
dan kekurangan media tersebut serta saran perbaikannya. Berikut
adalah komentar-komentar yang mereka ajukan.
Tabel 2: Komentar mahasiswa pada uji coba media
pertamaNoKomentarFrekuensi
1Kelebihan media:
1. Sangat bermanfaat bagi mahasiswa dalam belajar
Pronunciation17
2. Mudah dioperasikan11
3. Berisi bahan (teori) yang cukup lengkap6
4. Berisi latihan yang cukup lengkap5
5. Membantu mahasiswa dalam belajar mandiri2
6.Fleksibel, mahasiswa dapat memilih sendiri bahan/latihan yang
mau dipelajari2
7. Menarik2
8. Modelnya jelas1
9. suaranya jelas1
10.Musiknya mengasikkan1
2Kelemahan media
1. Model ucapan kurang jelas dan terlalu cepat9
2. Banyak kesalahan ejaan6
3. Kemasan kurang menarik5
4. Masih banyak kesalahan (ucapan, stress, kalimat)4
5 Tidak dapat digunakan jika mahasiswa tidak punya computer2
6. Kurang praktis, karena mahasiswa harus ngeklik banyak
ikon1
7. Terdapat penjelasan-penjelasan yang tidak diperlukan1
8. Kurang latihan dan contoh1
3Saran perbaikan
1. Model ucapan agar diperjelas6
2. Perbaiki kesalahan yang ada4
3. Tambah animasi3
4. Agar dibuat lebih pelan/ lambat2
5. Tambahkan musik di tengah program1
6. Tambahkan contoh-contoh lebih banyak1
7. Supaya warna dibuat lebih lembut1
8.Supaya warna dibuat lebih cerah1
9. Tambahkan gambar bunyi yang diucapkan1
10 Tambahkan penjelasan lebih jauh mengenai schwa, dan perubahan
bunyi dalam connected speech1
11. Agar CD diberikan kepada mahasiswa secara gratis1
Dari hasil uji coba tersebut, ternyata masih banyak ditemukan
kesalahan baik yang berupa pengejaan kata maupun perintah sehingga
dirasa perlu untuk menindaklanjuti dengan langkah perbaikan.
Pertama, untuk membuat media tersebut lebih menarik, ditambahkan
iringan musik, lagu-lagu, dan ilustrasi visual dalam bentuk gambar.
Kedua, semua tulisan yang ada dalam media tersebut diteliti ulang,
dan semua kesalahan ejaan diperbaiki, dan yang ketiga, model-model
ucapan yang kurang jelas diperjelas.
Selanjutnya setelah dilakukan revisi-revisi yang diperlukan, CD
tersebut kemudian di cek ulang. Dari hasil pengecekan ulang,
ternyata dirasa perlu untuk menambah beberapa materi baru dan juga
penambahan file teks dari CD serta lagu. Dengan demikian dilakukan
revisi lagi untuk menindaklanjuti hasil pengecekan ulang
tersebut.
Langkah selanjutnya adalah uji coba yang kedua, yaitu
menggunakan CD yang telah direvisi tersebut dalam pembelajaran di
kelas dan meminta mahasiswa untuk memberi umpan balik terhadap
media pembelajaran yang berbentuk CD tersebut. Secara umum
mahasiswa berpendapat bahwa media pembelajaran yang mereka gunakan
saat itu sangat bagus, sangat cocok dengan kebutuhan mereka, sangat
menarik, menyenangkan dapat membantu mereka belajar pronunciation
dengan lebih baik dan dapat dipakai untuk belajar mandiri. Selain
berkomentar, mereka juga memberikan beberapa masukan untuk
perbaikan media ini lebih lanjut. Secara lengkap tanggapan
mahasiswa pada tahap ini tertuang pada table berikut: Tabel 3:
Komentar mahasiswa dalam uji coba media kedua
Mhs NoKomentar
1It,s great, Quite complete, but we need more. Maybe with
lecturer,s
accompanion will be better. Its nice to be in the class and get
the last part.
You have to make other CDs
2Kegiatan ini sangat menarik dan menyenangkan, menambah
pengetahuan, menambah wawasan tentang kosa kata, dan dapat langsung
praktik.
3Menurut saya model pembelajaran dengan CD sangat bagus. Selain
menyenangkan kita bisa belajar sendiri dan kita bisa tahu langsung
bagaimana pengucapan yang benar.
4Ternyata dosen saya punya metode yang bagus sekali dalam
mengajar. Menggunakan CD audiovisual yang di dalamnya terdapat
materi kuliah kami.Itu sangat membantu kami dalam belajar. Karena
kita sangat membutuhkan suasana baru dalam kuliah kita. Semoga
dalam waktu ke depan dapat lebih mengembangkan metode mengajar yang
lebih baik lagi. Thanks a lot.
5Efektif, efisien, mudah dimengerti sebagai media pembelajran
siswa. Siswa dapat menguasai materi dengan baik apabila menggunakan
CD ini, dikarenakan siswa dapat belajar lebih mandiri.
6Dengan fasilitas ini saya dapat mengerti tentang Pronunciation
dengan lebih jelas tentang cara pengucapannya yang benar. Selain
itu, dengan CD ini siswa dapat belajar sendiri dengan
panduannya.
7Ini sangat membantu saya dalam mempelajari bahasa Inggris
terutama dalam pronunciation. Selain itu apabila saya masih belum
mengerti tentang suatu materi, saya dapat memutar ulang CDnya.Besar
harapan saya bila setiap mata kuliah mempunyai CD
masing-masing.
8CD ini tentu sangat menarik karena memberikan alternative
belajar yang lain. Tapi untuk masuk ke Pronunciation ternyata
panjang jalannya, tidak praktis. Sangat menyenangkan karena kita
dapat belajar sendiri apa yang kita inginkan, tentu karena sudah
diajarkan sebelumnya.
9Menurut saya CD ini sangat bagus untuk belajar sendiri. Mungkin
CD ini dapat dijadikan alternative lain untuk belajar karena
mungkin kita jenuh dengan cara belajar (membaca saja). Lebih banyak
lagi kalau lagu-lagunya diperbanyak. Terimakasih.
10Menurut saya CD ini sangat menarik. Saya dapat belajar dengan
sangat menyenangkan. CD ini dapat membantu saya dalam belajar
Pronunciation.
11Ya CDnya sudah bagus koq, dan sudah sesuai dengan yang
diajarkan.
12Menurut saya CD ini bagus dan menyenangkan, karena bisa
sekaligus mengerti ucapan-ucapan ini secara langsung.
13Saya sangat suka dan sangat setuju dengan metode pembelajaran
seperti ini karena lebih menarik sehingga tidak membuat mahasiswa
merasa bosan. Dan harapan saya metode pembelajaran seperti ini
dapat terus dilakukan.
14Menurut saya model pembelajaran ini sangat membantu mahasiswa
untuk lebih memahami dan mendalami mata kuliah Pronunciation dengan
suasana menyenangkan. Hal ini merupakan variasi yang membuat
mahasiswa belajar dengan menarik dan tidak membosankan.
15Pembelajaran dengan menggunakan CD ini sangat baik dan
menyenangkan. Menurut saya materi yang disediakan kurang cukup
banyak
16Menurut saya pembelajaran Pronunciation memang lebih pas
dengan cara seperti ini, sehingga siswa dapat langsung
mempraktikkan. Jadi selain itu bisa lebih bersemangat dalam
belajar. Kenapa gak dari dulu-dulu, Bu? he he he
17Cukup menarik karena ini lebih mudah dari pada mendengarkan
lewat kaset biasa. To the point banget. Jadi kita dapat memutar apa
yang kita mau. Contoh bacaannya kurang.
18Program pembelajaran ini sangat mendukung kami dalam belajar.
Terutama bila dalam penggunaan fasilitas ini dibebaskan dan tidak
dipungut biaya. Kurang banyak bacaannya. Akan lebih bagus lagi jika
alatnya berjumlah sekitar 30 buah dan tidak ada yang rusak.
19Saya sungguh merasa senang dengan adanya CD ini, karena begitu
membantu dalam saya belajar. Kita bisa lebih tahu bagaimana
Pronunciation langsung dari native speakers. Sejauh ini saya belum
menemukan kekurangan dalam CD ini, tapi pastilah ada
kekurangannya.
20I am happy with this disc. It is a good facility to learn
pronunciation subject, because it is not enough by reading books.
We also practice by hearing the sound.
21Yang jalas memudahkan kita untuk belajar. Sayang komputernya
kurang, jadi harus berbagi dengan teman.
22Ya, gimana ya. Menurut saya cukup bagus dan lengkap. Mulai
dari materi-materinya dan yang paling menyenangkan adalah ada
lagunya. Jadi bisa refreshing sejenak. Pokoknya TOP BGT DEH.
Dari proses uji coba tahap kedua ini diperoleh beberapa masukan
yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan revisi seperlunya.
Dengan revisi ini, CD interaktif yang dekembangkan dirasa telah
sesuai dengan rencana dan harapan, dan siap digunakan.E.
Penutup
Setelah melalui proses pengembangan media dan melakukan ujicoba
penggunaan media tersebut dalam pembelajaran Pronunciation di dalam
kelas, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu:
1. Proses pengembangan media pembelajaran adalah bidang antar
disiplin. Di sini diperlukan kerjasama yang sinergis antara dosen
yang menguasai bidang ilmu dan pengajarannya dan orang yang ahli di
bidang teknik pembuatan media, yang menguasai program-program
komputer dan juga memahami bidang pengajaran yang akan
dikembangkan. Selain itu masih diperlukan orang lain lagi untuk
mengisi suara, dalam hal ini adalah orang yang membacakan materi
pembelajaran. Selain bersuara bagus, orang ini juga dituntut
memiliki kemampuan mengucapkan Bahasa Inggris mendekati sempurna,
atau bahkan kalau perlu menggunakan penutur asli. Selain ketiga
kelompok ini, media yang bagus masih memerlukan sentuhan ahli lain,
yaitu ahli di bidang seni untuk memperindah tampilan baik visual
maupun audial.
2. Isi dari media pengajaran yang dikembangkan ini diambil dari
sumber-sumber yang sudah ada, baik sumber yang berupa tulisan
maupun rekaman suara. Sumber-sumber tertulis berasal dari Kelly,
Suwarsih Madya, Philip Banham, dan Nilsen and Nilsen. Sedangkan
sumber berupa rekaman suara berasal dari Kamus audio Cambridge,
TOEFL practice materials, Nick Brieger and Jeremy Comfort, dan
lagu-lagu yang dibawakan oleh artis-artis terkenal. Sumber-sumber
tersebut milik orang lain, dengan demikian media pengajaran yang
dikembangkan ini tidak boleh diperjual-belikan. Media ini hanya
dipakai untuk kalangan terbatas, yaitu untuk pengajaran
Pronunciation di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FBS UNY3. Media
yang telah berhasil dekembangkan ini adalah media pembelajaran
berbasis komputer, dengan demikian untuk dapat menggunakan media
ini dalam pembelajaran diperlukan fasilitas tertentu. Misalnya
laboratorium bahasa, laboratorium komputer, atau paling tidak ruang
kelas biasa yang dilengkapi dengan komputer, LCD, dan speaker.
Demikian juga bagi mahasiswa yang mau menggunakan CD ini untuk
belajar mandiri di rumah, mereka harus memiliki komputer di
rumahnya. Meskipun penggunaan media ini memerlukan syarat tertentu,
yaitu adanya komputer, media ini cukup efektif dalam memfasilitasi
guru maupun siswa dalam proses belajar mengajar. Guru mendapatkan
kemudahan dalam menyampaikan materi dan memberikan model ucapan
yang baik dan benar. Siswa dapat lebih memahami isi materi, dapat
menikmati proses belajar mengajar di kelas dengan senang dan
tertarik untuk belajar dan belajar lagi, dan yang paling penting
adalah siswa dapat berlatih secara mandiri sebanyak yang mereka
inginkan di luar kelas. Di samping itu mahasiswa juga dapat dengan
mudah memilih materi atau bahan latihan yang diinginkan.Berdasarkan
kesimpulan di atas diajukan beberapa saran, yaitu:1. Perlu digalang
kerjasama antar disiplin ilmu untuk dapat menghasilkan media
pembelajaran yang berkualitas. Di samping itu, dosen bidang studi
tertentu, misalnya dosen Bahasa Inggris, juga perlu melek komputer
dan teknik pemrograman sederhana, sehingga jika menemukan kesalahan
atau kekurangan saat menggunakan media ini dapat melakukan
perbaikan seperlunya. 2. Lembaga, dalam hal ini universitas atau
fakultas perlu menyediakan fasilitas yang diperlukan dalam proses
belajar mengajar sehingga dosen dan mahasiswa dapat melakukan
proses belajar mengajar dengan maksimal. Fasilatas ruang kelas yang
dilengkapi dengan komputer, LCD dan speaker adalah hal yang
diperlukan dalam pembelajaran pronunciation yang baik.
3. Pengajar, guru atau dosen perlu senantiasa berupaya
meningkatkan kualitas pengajarannya dengan menggunakan media yang
telah tersedia, atau dengan mengembangkan media yang diperlukan,
karena pengajaran yang berkualitas akan mampu membantu mahasiswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kualitas
pembelajaran di kelas adalah salah satu indikator perguruan tinggi
yang berkualitasDAFTAR REFERENSI
Avianto, 2005. Multimedia di Linux, diambil pada tgl.15 Juli
2006, dari
http://www.infolinux.web.idBinham,Philip, 1980. How to say it,
Penerbit Kanisius Yogyakarta, Indonesia
Brieger, Nick dan Jeremy Comfort, 1995. Early Business Contacts,
Phoenix ELT,
Prentice Hall International, London
Hetch, B.F. dkk. 1987. The Acquisition of Second Language
Phonology: Interaction of Transfer and Development Factors,
Cambridge, Newbury
House Publisher
Fry, Edward and Timothy Rasinski, 2007. Increasing Fluency with
High
Frequency Word Phrases, Shell Education, Huntington Beach,
California
USAKelly, Gerald, 2000. How to Teach Pronunciation, Longman
Pearson Education
Limited, England
Madya, Suwarsih. 2000. Learning English Pronunciation
Systematically, Faculty
of Languages and Atrs, State University of Yogyakarta.
Nilsen, Don L.F. dan Alleen Pace Nilsen, 2002. Pronunciation
Contrast in English, Pearson Education Inc., Waveland Illinois
USA
Sadiman, A. dkk. 2005. Media Pendidikan. Jakarta. PT Raja
Grafindo Perkasa
Seels, B.B., Richey, R.C. 1994. Instructional Technology: The
Definition and Domain of the Field, Washington D.C: AECTTomlinson,
Brian (ed). 1998. Materials Development in Language Teaching.
Cambridge University Press, United Kingdom
Yulia, M.F., dan Ouda Teda Ena, 2004. Pronunciation Problems of
Indonesians EFL Teachers (the proceeding of the 9th English in
Southeast Asia
Coference) USD., Yogyakarta