1 ARTIKEL ILMIAH ANALISIS FAKTOR – FAKTOR DETERMINAN KEBERHASILAN PEMBINAAN GURU SD PASCASERTIFIKASI DI KABUPATEN DEMAK Oleh : SRI UTAMININGSIH NIM : Q 100110174 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA 2013
17
Embed
ARTIKEL ILMIAH ANALISIS FAKTOR – FAKTOR DETERMINAN KEBERHASILAN PEMBINAAN GURU …eprints.ums.ac.id/27409/9/NASKAH_PUBLIKASI.pdf · 2014-01-17 · melaksanakan pembelajaran dengan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
ARTIKEL ILMIAH
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR DETERMINAN
KEBERHASILAN PEMBINAAN GURU SD PASCASERTIFIKASI DI KABUPATEN DEMAK
Oleh :
SRI UTAMININGSIH NIM : Q 100110174
PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH SURAKARTA 2013
2
3
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN KEBERHASILAN PEMBINAAN GURU SD PASCASERTIFIKASI
Oleh : Sri Utaminingsih1, Sutama2, Suyatmini3 1) Mahasiswa Pascasarjana Universitas Muhamadiyah Surakarta
2)Staf Pengajar Universitas Muhamadiyah Surakarta 3)Staf Pengajar Universitas Muahamadiyah Surakarta
Abstract
This research aims to analyze the factors determinant Postcertified teacher mentoring in Demak. To answer the problem how to influence directly the working motivation, abilities and attitudes of teachers toward success coaching supervisor through the method and principles of construction of the primary school teachers Postcertified. This research is expected to benefit the coaching wisdom of Post Certified teacher primary school teachers. The subject of research is the primary teachers of postcertification in Demak as much as 285 as the sample by using the purposive propotional method sampling and quantitative research method paradigm of path analysis. The findings of this research is a determinant factor of models are said to be in accordance with the empirical data in the field, and after having tested the hypothesis that exogenous variables known to work motivation of teachers, teachers ' skills, and attitude of supervisors has direct and indirect influence through the techniques and principles of supervise to supervise successfull. Contribution of the motivation of working with 0, 101, influence 10 % contribution of capability of teachers as 0 .9 with influence 9%, attitudes of supervisors 9 0,122 with 45% influences, and the rest is influenced by other factors. The conclusion is that the model of factors – factors of determination pascasertifikasi teacher mentoring generally accepted theoretical models as fit or in accordance with the data in the field. Suggestions or recommendations is the need to incorporate the element of motivation in the construction of the teacher who had been less aware of. Keywords : analysis, supervise , teacher, postcertified
PENDAHULUAN
Pembinaan guru pascasertifikasi penting dilakukan untuk perbaikan dan
peningkatan kualitas pendidikan. Keberhasilan Pembinaan guru pascasertifikasi
dapat dipakai untuk menutupi atau melengkapi kekurangan pelaksanaan
sertifikasi yang belum mampu mengangkat kinerja guru.
Beberapa hasil kajian menunjukan bahwa sertifikasi guru ternyata belum
mampu meningkatkan kualitas kinerja guru, kajian Ditjen Peningkatan Mutu
Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas tahun 2008 dimana nilai
kompetensi guru meskipun lulus sertifikasi rata-rata di angka kisaran 52-64
4
persen. Kemudian dilihat dari kelayakan guru mengajar, untuk tingkat SD baik
negeri maupun swasta ternyata hanya 28,94%, guru SMP 54,12% dan swasta
60,99%. Hasil penelitian Koswara dkk (2009;27) dimana sertifikasi memiliki
pengaruh yang rendah terhadap profesionalisme dan mutu pembelajaran. Model-
model pembinaan guru pascasertifikasi sudah banyak dikembangkan, hasil
penelitian Santyasa (2012:7) menemukan perlunya pembelajaran dan asesmen
inovatif, lesson study, dan penelitian tindakan kelas. Ngabiyanto (2011: 17- 28)
menganjurkan untuk peningkatan kompetensi paedagogik dengan menggunakan
lesson study, case study, dan teaching clinic. Menurut Haryono (2010:47)
pembinaan guru harus mengidentifikasikan adanya kebutuhan guru seperti model
teaching clinic (TC), hanya karena keterbatasan dana model ini walau baik belum
banyak membantu keberhasilan proses pembinaan guru pascasertfikasi.
Keberhasilan tentang pembinaan guru tolok ukurnya adalah tercapainya
tujuan pembinaan yaitu untuk peningkatan kualitas pembelajaran dan
peningkatan kinerja profesionalisme, oleh karena itu merujuk pada hal tersebut
keberhasilan pembinaan parameternya adalah peningkatan kualitas pembelajaran
dengan indikator guru mampu membedakan karakteristik peserta didik,
melaksanakan pembelajaran dengan prinsip pakem dan melaksanakan evaluasi
sesuai materi dan karakteristik siswa. Kinerja profesional indikatornya adalah ada
peningkatan hasil test KUA, Peningkatan hubungan dengan kolega dan Lebih
paham tentang fungsi profesinya. (Hammond,2000; Brewer,1997; Heck,2007;
Monk, 1994; Strauss and Sawyer,1986; Suyanto,2012; C.Houle,1980).
Penelitian tentang faktor-faktor yang berpengaruh pada keberhasilan
pembinaan guru banyak di teliti oleh para pakar, Bafadal (2001:1) menemukan
pengaruh keteguhan prinsip pembinaan. Prinsip adalah acuan yang dipakai dalam
pembinaan, dalam penelitian ini indikatornya yaitu pembinaan dilaksanakan
secara ilmiah, demokratis, komperenship dan konstruktif serta memperhatikan
aspek penunjang seperti ketersedian narasumber atau instruktur, sarana prasarana serta
dana. (Segiovani, 1987; Glickman,1981; Gwyn, 2002)
Sundari (2002) lebih melihat pada teknik yang diambil untuk
melaksanakan pembinaan. Teknik pembinaan adalah cara yang dipakai dalam
5
pembinaan dengan Indikator yaitu teknik perorangan, apabila guru meminta
bimbingan sendiri dapat melalui orentasi guru, kunjungan pribadi dll, dan teknik
kelompok jika banyak guru yang mengalami permasalahan yang sama bisa melalui
rapat, workshop, seminar, dll. Tehnik langsung misalnya menyelenggarakan rapat
guru, worksop, mengunjungi kelas, mengadakan conference. Sedangkan tidak
langsung misalnya melalui bulletin board dan quistionaire. ( Gwynn,2002 dalam
Bafadal,2006:13 ; Sahaertian dalam Sagala,2010:173).
Yung (2009:17) mengatakan supervisi atau pembinaan peningkatan
kinerja guru memerlukan sikap yang sabar dan toleransi. Indikator sikap
supervisor dalam penelitian ini dilihat dari posisi supervisor yaitu atasan
langsung atau tidak langsung guru, aktif dan hubugan manusiawi seperti terbuka,
humanis, menempatkan guru sebagai obyek dan subyek. (Mantja, 1998:8 ;
Baedhowi, 2001:4). Hasil penelitian Yung juga menyebutkan bahwa kinerja guru
ditentukan oleh motivasi guru secara pribadi untuk meningkatkan diri dengan
Indikatonya dorongan/motif, tujuan kerja dan motivasi berprestasi (Santrock,
1997:132); Kenneth dkk,1977:77; Mc. Cleland, 1987). Selain itu keberhasilan
pembinaan guru juga ditentukan oleh kemampuan guru itu sendiri. Kemampuan
guru dilihat dari kemampuan melakukan administrasi, kemampuan dalam
pembelajaran dan pembimbingan siswa. (Garry Thomas,1997 ;Margareth Thomas,
2007)
Merujuk pada diskusi diatas maka dapat disimpulkan adanya sejumlah
faktor yang mempengaruhi pembinaan guru pascasertifikasi dan penelitian ini
mencari faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembinaan
guru pascasertifikasi di SD. Permasalahan yang diangkat adalah apakah faktor
motivasi kerja, kemampuan guru dan sikap supervisor, prinsip dan tehnik
pembinaan berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap keberhasilan
pembinaan guru SD pascasertifikasi di Kabupaten Demak. Tujuannya adalah
menemukan model keberhasilan pembinaan guru SD pascasertifikai di Kabupaten
Demak. Hasil kajian ini diharapkan dengan menemukan faktor determinan dalam
proses pembinaan peningkatan kinerja guru pascsertifikasi.
6
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif berdasarkan ex-post karena
bertujuan untuk merekonstruksi atau mengkonfirmasi teori atau faktor-faktoryang
mempengaruhi keberhasilan pembinaan guru SD pascasertifikasi. (Dantes, 2012:60-62).
Penelitian ini dilaksanakan pada guru-guru SD pascasertifikasi di Kabupaten
Demak. Populasi dari penelitian ini adalah semua guru SD di Kabupaten Demak
yang bersertifikat pendidik mulai tahun 2006-2011 berjumlah..... Besarnya sampel
n=285, ditentukan dengan rumus yang dikembangkan Isaac dan Michael (Sugiono,
2006:126-128).
Pengambilan sampel dilakukan secara propusive proportional rondom
sampling dengan kriteria: telah memperoleh pembinaan guru pascasertifikasi,
guru SD di bawah Kementrian Pendidikan Nasional, tinggal diwilayah terjangkau
maka dipilih 3 kecamatan yaitu kecamatan Demak Kota mewakili kota kabupaten
dan Kecamatan Mranggen mewakili kecamatan yang dekat dengan Kota Semarang
dan Kecamatan Karangnyar.
Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: kuesioner, wawancara,
dan dokumentasi. Instrumen penelitian berupa angket dan pedoman wawancara.
Angket yang dipakai untuk mengambil data telah memenuhi uji validitas dengan
rumus product momet dan dan reabilitas. K-12. (Sugiyono,2006: Arikunto,2006
:168).
Tehnik analisa data dengan menggunakan path analisis diolah dengan lisrel
untuk memperoleh goodnes of fit model dan software spss versi 16 . (Ghozali,
Dalam supervise minimalnya ada 2 sisi yang terlibat yaitu supervisor dan
subyek yang disupervisi, kerja sama antar keduanya harus dijaga, kesetaraan
dalam hubungan akan sangat berpengaruh pada hasil supervise. Menjaga
hubungan pembinaan tersebut maka seorang supervisor hendaknya memiliki sifat
luwes (flexible) dalam artian mau memahami subyek yang harus dibina. Ketidak
luwesan seorang Pembina (supervisor) sering kali menghalangi dalam proses
pengembangan ilmu, dalam pola-pola penyampaian informsi baru, pengenalan
hasil inovasi ataupun penyampaian sejumlah aturan dan kebijakan seorang
komunikator perlu bersifat tidak over acting dan arogan, karena akan
menghambat proses penerimaan. (Schofield, 2004:217, Keating,2003:367, Muller
,2000:316)
Hubungan keberhasilan pembinaan dengan sikap supervisor dapat
dikatakan cukup kuat baik dilihat dari hasil penelitian ini maupun sejumlah
penelitian lain cukup memberikan deskripsi besarnya pengaruh sikap supervisor
dalam pembinaan. Respek tidaknya seorang pembina terhadap subyek
pembinaan akan sangat mempengaruhi keberhasilan pembinaan. (Taylor, 1988:
283-295)
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pendapat ahli menunjukan
bahwa sikap supervisor berpengaruh terhadap keberhasilan pembinaan guru
pascasertifikasi sehingga dalam pembinaan diharapkan sikap supervisor lebih
menghargai, humanis, dinamis dan tidak memposisikan sebagai atasan.
Simpulan
Hasil pengujian analisis faktor dengan menggunakan SEM dapat
disimpulkan sebagai berikut : Masing-masing variable independen memiliki
pengaruh langsung dan tidak langsung serta sumbangan terhadap variable
dependen yang dapat dirinci sebagai berikut kontribusi motivasi kerja secara
langsung sebesar 0,27 tidak langsung sebesar 0,5124; kontribusi kemampuan guru
15
secara langsung sebesar 0,28, tidak langsung sebesar 0,3424; kontribusi sikap
supervisor secara langsung sebesar 0,79, tidak langsung sebesar 0,886; Terbukti
bahwa keberhasilan pembinaan guru pascasertifikasi dipengaruhi oleh variable
prinsip pembinaan dan tehnik pembinaan. Sekecil apapun pengaruh faktor
tersebut tidak bisa diabaikan, karena hal ini mempengaruhi tingkat keberhasilan
pembinaan guru SD pascasertifikasi di Kabupaten Demak; terbukti variable
eksogen motivasi kerja, kemampuan guru, dan sikap supervisor berpengaruh
terhadap tehnik dan prinsip pembinaan guru SD pascasertifikasi di Kabupaten
Demak, hal ini membuktikan bahwa variable yang dipilih untuk mendukung
variable teknik dan prinsip pembinaan memiliki signifikansi.
Berdasarkan simpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut: (1)
Model ini dapat digunakan untuk menguji hal-hal yang mempengaruhi
keberhasilan pembinaan, karena memiliki kepercayaan dengan terpenuhinya
Goodnes of Fit; (2) Variabel yang sumbangannya kecil dalam pelaksanaan
pembinaan sebaiknya tetap digunakan karena memiliki peranan yang cukup
penting;(3) Faktor tehnik pembinaan dan prinsip pembinaan yang baik perlu
mendapat perhatian instansi terkait dalam mewujudkan keberhasilan pembinaan;
(4) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkapkan faktor-faktor lain
yang dapat memberikan kontribudi terhadap peningkatan keberhasilan
pembinaan
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor Universitas
Muhamadiyah Surakarta, Direktur Pascasarjana dan Kaprodi Manajemen
Pendidikan UMS, dosen pembimbing tesis serta guru-guru SD pascasertifikasi di
Kabupaten Demak yang telah membantu penelitian ini. Harapan penulis penelitian
dapat memberikan kontribusi pemikiran dan pengembangan dalam pembinaan
guru-guru SD pascasertifikasi sehingga lebih profesional.
A. Daftar Pustaka
Agee, J. 2004, Negotiating a teacher identity: An African-American teacher’s struggle to teach in test-driven contexts. Teachers-College Record
Baedhowi dan Hartoyo. 2005. Laporan 2005 Learning Round-tabel on Advanced
Teacher Profesionalism. Bangkok, Thailand 13-14 Juni 2005.
16
Bafadal, Ibrahim 2006. Pentingnya Peningkatan Kemampuan Profesional Guru
Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 1, Nomor 2, Maret 2006
Barnes, James G. 2003. Secrets of Customer Relationship Management (rahasia
Manajemen Hubungan Pelanggan). Andi, Yogyakarta. Bembenutty, H. 2007. Pre-service Teachers’ Motivational Beliefs and Self-
Regulation of Learning. Paper presented at the annual meeting of the American Educational Research Association, Chicago.
Dantes, Nyoman, 2012. Metode Penelitian. Andi Offset, Yogyakarta. Danziiger, Kurt & Shermer, P. 2004. The Varieties of Replication: A historical
Introduction. Ablex Publishing Corporation :Norwood New Jersey Elawar1, Maria Cardelle; Irwin, Leslie, Lizarraga, María Luisa Sanz de Acedo 2007.
A Cross Cultural Analysis of Motivational Factors That Influence Teacher Identity; Electronic Journal of Research in Educational Psychology, N. 13 Vol 5 (3), 2007. ISSN: 1696-2095
Gwynn, Porter 2002. A Cross Cultural Analysis of Motivational Factors That
Influence Teacher Identity; Electronic Journal of Research in Educational Psychology, N. 13 Vol 5 (3), . ISSN: 1696-2095
Koontz , Harold, 1997. Management Ninth Rdition. Mc. Graw Hill Book Company,
New York. The manufactured crisis: Myths, frauds, and the attack on Maerica’s public schools. White Plains: Longman
Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2004. Dasar-Dasar Pemasaran. PT Indeks
Kelompok Gramedia: Jakarta Moore, R. and Muller, J. 2002. The Growth of Knowledge and the Discursive Gap,
British Journal of Sociologyo f Education. Poerksen, Bernhard, 2005. Learning how to learn, Kybernetes, Vol. 34 No. 3/4,
2005 pp. 471-484, Emerald Group Publishing Limited Robbins,Stepphen P. 2003; Organizational Behaviour: Consepts, Controversies,
Applications. Prentice Hall: New Jersey Russell. Lincoln Ackoff, 2009. Was an American organizational theorist,
consultant, and Anheuser-Busch Professor Emeritus of Management en.wikipedia.org/wiki/Russell_L._Ackof
17
Schofield, K. & McDonald, R. 2004. Moving on reporto f the highl evel reviewo f training packages. Brisbane, Australian National Training Authority: Australian
Sergiovanni, T.J, 1987. The Principalship: A Reflective Practice Perspectives, Allyn &
Bacon,:Boston
Sundari, Sri 2002.Upaya Meningkatkan Mutu Proses Belajar Mengajar Di SD Pertiwi II Dengan Pemahaman Kurikulum Berbasis Kompetensi , Dinas Pendidikan Kota Bandung Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat
Yang , Ming Chou 2011. Motivation in Adult Education: A problem solver or a
euphemism for direction and control. International Journal of Lifelong Education; USA