LOGO Titrasi pengendapan
LOGO
Titrasi pengendapan
Company name
wwwthemegallerycom
Pendahuluan
Kelarutan Adalah sejumlah
(massa) zat terlarut dalam 100 mL larutan
Tanpa dinyatakan lain pelarut adalah air
2d2
2d1
Double layer
Partic le
Company name
wwwthemegallerycom
Pendahuluan
Larutan jenuh Adalah larutan yang tepat berada dalam
kesetimbangan antara larutan dan pengendapan
dapat dicapai dengan penambahan zat ke dalam pelarut secara terus menerus hingga zat tidak melarut lagi atau dengan cara menaikkan konsentrasi ion-ion tertentu hingga terbentuk endapan
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor2 yg mempengaruhi kelarutan
1 SUHU2 SIFAT PELARUT3 ION SEJENIS4 AKTIVITAS ION5 pH6 HIDROLISIS7 HIDROKSIDA LOGAM8 PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Berdasar pada pembentukan endapan yang terjadi antara titran dan titer
Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna endapan
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Paling sering dilakukan untuk menetapan kadar Halogen Klorida Bromida Iodida Sianida
Positively charged prim ary adsorption layer on collo idal particle
A g + Cl-
A g +A g +
A g +
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
Cl- Cl-
Cl-
Cl-
Cl- Cl-
Cl- Cl- Cl-A g +A g +
A g +A g +
A g +
A g +
Cl-
Cl-
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
A g +
H +
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
Colloidal Solid
Counter-ion layer of solution w ith excess anions
Hom ogeneous solution (charged balanced)
H +
A g +
Electric double layer
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 010 M dititrasi dengan larutan AgNO3 010 M Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3 Ksp AgCl = 1 x 10-10
Awal sebelum titrasi [Cl-] = 010 M maka pCl = 100
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 100 mmol 500 mmolperubahan -10 mmol -10 mmolkesetimbangan - 40 mmol
[Cl-] = 400 mmol 600 ml = 0067 MpCl = 117
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 499 ml AgNO3
Ag+ + Cl- rarr AgCl (p) awal 499 mmol 500 mmolperubahan -499 mmol -499 mmolkesetimbangan - 001 mmol[Cl-] = 001 mmol 999 ml = 10 x 10-4 MpCl = 400
Pada titik ekivalen (TE) Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 500 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 10 x 10-10[Cl-] = 10 x 10-5 maka pCl = 500
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 600 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr
AgCl (p) awal 600 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan 100 mmol -
[Ag+] = 100 mmol 110 ml = 91 x 10-3 MpAg = 204 maka pCl = 1000 ndash 204 = 796
Secara umum untuk halida Ag+ + X- rarr AgX (p)
Tetapan kesetimbangan K = 1 [Ag+][X-] = 1 KspMakin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Pendahuluan
Kelarutan Adalah sejumlah
(massa) zat terlarut dalam 100 mL larutan
Tanpa dinyatakan lain pelarut adalah air
2d2
2d1
Double layer
Partic le
Company name
wwwthemegallerycom
Pendahuluan
Larutan jenuh Adalah larutan yang tepat berada dalam
kesetimbangan antara larutan dan pengendapan
dapat dicapai dengan penambahan zat ke dalam pelarut secara terus menerus hingga zat tidak melarut lagi atau dengan cara menaikkan konsentrasi ion-ion tertentu hingga terbentuk endapan
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor2 yg mempengaruhi kelarutan
1 SUHU2 SIFAT PELARUT3 ION SEJENIS4 AKTIVITAS ION5 pH6 HIDROLISIS7 HIDROKSIDA LOGAM8 PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Berdasar pada pembentukan endapan yang terjadi antara titran dan titer
Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna endapan
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Paling sering dilakukan untuk menetapan kadar Halogen Klorida Bromida Iodida Sianida
Positively charged prim ary adsorption layer on collo idal particle
A g + Cl-
A g +A g +
A g +
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
Cl- Cl-
Cl-
Cl-
Cl- Cl-
Cl- Cl- Cl-A g +A g +
A g +A g +
A g +
A g +
Cl-
Cl-
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
A g +
H +
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
Colloidal Solid
Counter-ion layer of solution w ith excess anions
Hom ogeneous solution (charged balanced)
H +
A g +
Electric double layer
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 010 M dititrasi dengan larutan AgNO3 010 M Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3 Ksp AgCl = 1 x 10-10
Awal sebelum titrasi [Cl-] = 010 M maka pCl = 100
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 100 mmol 500 mmolperubahan -10 mmol -10 mmolkesetimbangan - 40 mmol
[Cl-] = 400 mmol 600 ml = 0067 MpCl = 117
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 499 ml AgNO3
Ag+ + Cl- rarr AgCl (p) awal 499 mmol 500 mmolperubahan -499 mmol -499 mmolkesetimbangan - 001 mmol[Cl-] = 001 mmol 999 ml = 10 x 10-4 MpCl = 400
Pada titik ekivalen (TE) Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 500 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 10 x 10-10[Cl-] = 10 x 10-5 maka pCl = 500
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 600 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr
AgCl (p) awal 600 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan 100 mmol -
[Ag+] = 100 mmol 110 ml = 91 x 10-3 MpAg = 204 maka pCl = 1000 ndash 204 = 796
Secara umum untuk halida Ag+ + X- rarr AgX (p)
Tetapan kesetimbangan K = 1 [Ag+][X-] = 1 KspMakin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Pendahuluan
Larutan jenuh Adalah larutan yang tepat berada dalam
kesetimbangan antara larutan dan pengendapan
dapat dicapai dengan penambahan zat ke dalam pelarut secara terus menerus hingga zat tidak melarut lagi atau dengan cara menaikkan konsentrasi ion-ion tertentu hingga terbentuk endapan
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor2 yg mempengaruhi kelarutan
1 SUHU2 SIFAT PELARUT3 ION SEJENIS4 AKTIVITAS ION5 pH6 HIDROLISIS7 HIDROKSIDA LOGAM8 PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Berdasar pada pembentukan endapan yang terjadi antara titran dan titer
Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna endapan
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Paling sering dilakukan untuk menetapan kadar Halogen Klorida Bromida Iodida Sianida
Positively charged prim ary adsorption layer on collo idal particle
A g + Cl-
A g +A g +
A g +
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
Cl- Cl-
Cl-
Cl-
Cl- Cl-
Cl- Cl- Cl-A g +A g +
A g +A g +
A g +
A g +
Cl-
Cl-
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
A g +
H +
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
Colloidal Solid
Counter-ion layer of solution w ith excess anions
Hom ogeneous solution (charged balanced)
H +
A g +
Electric double layer
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 010 M dititrasi dengan larutan AgNO3 010 M Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3 Ksp AgCl = 1 x 10-10
Awal sebelum titrasi [Cl-] = 010 M maka pCl = 100
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 100 mmol 500 mmolperubahan -10 mmol -10 mmolkesetimbangan - 40 mmol
[Cl-] = 400 mmol 600 ml = 0067 MpCl = 117
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 499 ml AgNO3
Ag+ + Cl- rarr AgCl (p) awal 499 mmol 500 mmolperubahan -499 mmol -499 mmolkesetimbangan - 001 mmol[Cl-] = 001 mmol 999 ml = 10 x 10-4 MpCl = 400
Pada titik ekivalen (TE) Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 500 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 10 x 10-10[Cl-] = 10 x 10-5 maka pCl = 500
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 600 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr
AgCl (p) awal 600 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan 100 mmol -
[Ag+] = 100 mmol 110 ml = 91 x 10-3 MpAg = 204 maka pCl = 1000 ndash 204 = 796
Secara umum untuk halida Ag+ + X- rarr AgX (p)
Tetapan kesetimbangan K = 1 [Ag+][X-] = 1 KspMakin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor2 yg mempengaruhi kelarutan
1 SUHU2 SIFAT PELARUT3 ION SEJENIS4 AKTIVITAS ION5 pH6 HIDROLISIS7 HIDROKSIDA LOGAM8 PEMBENTUKAN SENYAWA KOMPLEKS
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Berdasar pada pembentukan endapan yang terjadi antara titran dan titer
Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna endapan
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Paling sering dilakukan untuk menetapan kadar Halogen Klorida Bromida Iodida Sianida
Positively charged prim ary adsorption layer on collo idal particle
A g + Cl-
A g +A g +
A g +
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
Cl- Cl-
Cl-
Cl-
Cl- Cl-
Cl- Cl- Cl-A g +A g +
A g +A g +
A g +
A g +
Cl-
Cl-
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
A g +
H +
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
Colloidal Solid
Counter-ion layer of solution w ith excess anions
Hom ogeneous solution (charged balanced)
H +
A g +
Electric double layer
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 010 M dititrasi dengan larutan AgNO3 010 M Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3 Ksp AgCl = 1 x 10-10
Awal sebelum titrasi [Cl-] = 010 M maka pCl = 100
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 100 mmol 500 mmolperubahan -10 mmol -10 mmolkesetimbangan - 40 mmol
[Cl-] = 400 mmol 600 ml = 0067 MpCl = 117
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 499 ml AgNO3
Ag+ + Cl- rarr AgCl (p) awal 499 mmol 500 mmolperubahan -499 mmol -499 mmolkesetimbangan - 001 mmol[Cl-] = 001 mmol 999 ml = 10 x 10-4 MpCl = 400
Pada titik ekivalen (TE) Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 500 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 10 x 10-10[Cl-] = 10 x 10-5 maka pCl = 500
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 600 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr
AgCl (p) awal 600 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan 100 mmol -
[Ag+] = 100 mmol 110 ml = 91 x 10-3 MpAg = 204 maka pCl = 1000 ndash 204 = 796
Secara umum untuk halida Ag+ + X- rarr AgX (p)
Tetapan kesetimbangan K = 1 [Ag+][X-] = 1 KspMakin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Berdasar pada pembentukan endapan yang terjadi antara titran dan titer
Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna endapan
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Paling sering dilakukan untuk menetapan kadar Halogen Klorida Bromida Iodida Sianida
Positively charged prim ary adsorption layer on collo idal particle
A g + Cl-
A g +A g +
A g +
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
Cl- Cl-
Cl-
Cl-
Cl- Cl-
Cl- Cl- Cl-A g +A g +
A g +A g +
A g +
A g +
Cl-
Cl-
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
A g +
H +
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
Colloidal Solid
Counter-ion layer of solution w ith excess anions
Hom ogeneous solution (charged balanced)
H +
A g +
Electric double layer
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 010 M dititrasi dengan larutan AgNO3 010 M Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3 Ksp AgCl = 1 x 10-10
Awal sebelum titrasi [Cl-] = 010 M maka pCl = 100
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 100 mmol 500 mmolperubahan -10 mmol -10 mmolkesetimbangan - 40 mmol
[Cl-] = 400 mmol 600 ml = 0067 MpCl = 117
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 499 ml AgNO3
Ag+ + Cl- rarr AgCl (p) awal 499 mmol 500 mmolperubahan -499 mmol -499 mmolkesetimbangan - 001 mmol[Cl-] = 001 mmol 999 ml = 10 x 10-4 MpCl = 400
Pada titik ekivalen (TE) Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 500 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 10 x 10-10[Cl-] = 10 x 10-5 maka pCl = 500
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 600 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr
AgCl (p) awal 600 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan 100 mmol -
[Ag+] = 100 mmol 110 ml = 91 x 10-3 MpAg = 204 maka pCl = 1000 ndash 204 = 796
Secara umum untuk halida Ag+ + X- rarr AgX (p)
Tetapan kesetimbangan K = 1 [Ag+][X-] = 1 KspMakin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Pengendapan
Paling sering dilakukan untuk menetapan kadar Halogen Klorida Bromida Iodida Sianida
Positively charged prim ary adsorption layer on collo idal particle
A g + Cl-
A g +A g +
A g +
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
Cl- Cl-
Cl-
Cl-
Cl- Cl-
Cl- Cl- Cl-A g +A g +
A g +A g +
A g +
A g +
Cl-
Cl-
A g +
A g +
A g +A g +
A g +
A g +
H +
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
H +
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
NO 3-
Colloidal Solid
Counter-ion layer of solution w ith excess anions
Hom ogeneous solution (charged balanced)
H +
A g +
Electric double layer
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 010 M dititrasi dengan larutan AgNO3 010 M Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3 Ksp AgCl = 1 x 10-10
Awal sebelum titrasi [Cl-] = 010 M maka pCl = 100
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 100 mmol 500 mmolperubahan -10 mmol -10 mmolkesetimbangan - 40 mmol
[Cl-] = 400 mmol 600 ml = 0067 MpCl = 117
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 499 ml AgNO3
Ag+ + Cl- rarr AgCl (p) awal 499 mmol 500 mmolperubahan -499 mmol -499 mmolkesetimbangan - 001 mmol[Cl-] = 001 mmol 999 ml = 10 x 10-4 MpCl = 400
Pada titik ekivalen (TE) Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 500 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 10 x 10-10[Cl-] = 10 x 10-5 maka pCl = 500
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 600 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr
AgCl (p) awal 600 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan 100 mmol -
[Ag+] = 100 mmol 110 ml = 91 x 10-3 MpAg = 204 maka pCl = 1000 ndash 204 = 796
Secara umum untuk halida Ag+ + X- rarr AgX (p)
Tetapan kesetimbangan K = 1 [Ag+][X-] = 1 KspMakin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
50 ml larutan NaCl 010 M dititrasi dengan larutan AgNO3 010 M Hitung konsentrasi ion klorida selama titrasi dan buat kurva pCl vs ml AgNO3 Ksp AgCl = 1 x 10-10
Awal sebelum titrasi [Cl-] = 010 M maka pCl = 100
Setelah penambahan 10 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 100 mmol 500 mmolperubahan -10 mmol -10 mmolkesetimbangan - 40 mmol
[Cl-] = 400 mmol 600 ml = 0067 MpCl = 117
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 499 ml AgNO3
Ag+ + Cl- rarr AgCl (p) awal 499 mmol 500 mmolperubahan -499 mmol -499 mmolkesetimbangan - 001 mmol[Cl-] = 001 mmol 999 ml = 10 x 10-4 MpCl = 400
Pada titik ekivalen (TE) Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 500 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 10 x 10-10[Cl-] = 10 x 10-5 maka pCl = 500
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 600 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr
AgCl (p) awal 600 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan 100 mmol -
[Ag+] = 100 mmol 110 ml = 91 x 10-3 MpAg = 204 maka pCl = 1000 ndash 204 = 796
Secara umum untuk halida Ag+ + X- rarr AgX (p)
Tetapan kesetimbangan K = 1 [Ag+][X-] = 1 KspMakin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 499 ml AgNO3
Ag+ + Cl- rarr AgCl (p) awal 499 mmol 500 mmolperubahan -499 mmol -499 mmolkesetimbangan - 001 mmol[Cl-] = 001 mmol 999 ml = 10 x 10-4 MpCl = 400
Pada titik ekivalen (TE) Ag+ + Cl- rarr AgCl (p)
awal 500 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan - -
[Ag+] = [Cl-] [Ag+][Cl-] = Ksp = 10 x 10-10[Cl-] = 10 x 10-5 maka pCl = 500
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 600 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr
AgCl (p) awal 600 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan 100 mmol -
[Ag+] = 100 mmol 110 ml = 91 x 10-3 MpAg = 204 maka pCl = 1000 ndash 204 = 796
Secara umum untuk halida Ag+ + X- rarr AgX (p)
Tetapan kesetimbangan K = 1 [Ag+][X-] = 1 KspMakin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Setelah penambahan 600 ml AgNO3 Ag+ + Cl- rarr
AgCl (p) awal 600 mmol 500 mmolperubahan -500 mmol -500 mmolkesetimbangan 100 mmol -
[Ag+] = 100 mmol 110 ml = 91 x 10-3 MpAg = 204 maka pCl = 1000 ndash 204 = 796
Secara umum untuk halida Ag+ + X- rarr AgX (p)
Tetapan kesetimbangan K = 1 [Ag+][X-] = 1 KspMakin kecil Ksp makin besar K suatu titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Kurva Titrasi
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Metode titrasi pengendapan
1048707 Argentometri1048707 Merkurimetri1048707 Titrasi Kolthoff
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI
Titrasi pengendapan yang paling banyak dipakai adalah Argentometri karena hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudohalida) sangat kecil
Ksp AgCl = 182 10-10
Ksp AgCN = 22 10-16
Ksp AgCNS = 11 10-12
Ksp AgI = 83 10-17
Ksp AgBr = 50 10-13
Tiga cara penentuan titik akhir titrasi cara Mohr indikator CrO4
-2
cara Volhard indikator Fe3+
cara Fajans Fluorescein (indikator adsorpsi)
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash MOHR
Titrasi Mohr digunakan untuk menentukan kadar halida atau pseudohalida di dalam larutan Kromat (CrO4 2-) sbg indikator titik akhir karena membentuk endapan Ag2CrO4 berwarna merah saat bereaksi dengan ion perakKsp Ag2CrO4 = 12 10-12 mol3L-3
Ksp AgCl = 182 10-10 mol2L-2
[ Perhatikan satuan stoikiometrinya ]
Meskipun tetapan hasilkali kelarutan (Ksp)AgCrO4 hampir sama dengan Ksp perak (pseudo)halida tetapi kelarutan kedua garam perak tsb berbeda
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr dilakukan pada pH 7-9 (netral hingga basa lemah)
Jika pH terlalu kecil (asam) kesetimbangan kromat-dikromat akan menurunkan kepekaan [CrO4
2-] shg menghambat pembentukan endapan Ag2CrO4
Jika pH terlalu besar (larutan basa) akan terbentuk endapan Ag2O
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Ag+ + Cl- AgCl (p)Ag+ + CrO4
2- Ag2CrO4 (p) merah
Kelarutan Ag2CrO4 gt Kelarutan AgCl (84 x 10-5 M) (135 x 10-5 M)
Jika larutan Ag+ ditambahkan ke dalam larutan Cl- yang mengandung sedikit CrO4
2- maka AgCl akan mengendap lebih dulu sementara itu Ag2CrO4 belum terbentuk dan [Ag+] naik hingga hasilkali kelarutan melampaui Ksp Ag2CrO4 (20 x 10-12) sehingga terbentuk endapan merah
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Pada TE pAg = pCl = 500[Ag+][CrO4
2-] = 200 x 10-12
[ CrO42-] = 200x10-12 (10x10-5)2 = 002 M
Konsentrasi tersebut terlalu tinggi karena warna kuning CrO4
2- akan mengganggu pengamatan terbentuknya endapan Ag2CrO4 (merah) Dalam praktek biasanya digunakan 0005 sd 001 M supaya kesalahan titrasi diperkecil dan masih bisa dikoreksi dengan titrasi blanko indikator atau dengan membakukan AgNO3 terhadap suatu garam klorida yang murni (titrasi dilakukan dalam kondisi yang sama dengan titrasi sampel)
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Titrasi Mohr terbatas pada pH 6-10 (atau 7-9)Dalam larutan basa akan terjadi reaksi
Ag+ + OH- rarr 2AgOH rarr Ag2O + H2O
Dalam larutan asam jumlah [CrO4]2- turun sehingga hanya sedikit HCrO4
- yang terionisasi karena reaksi akan berlanjut sbb 2H+ + CrO4
2- 2HCrO4- Cr2O7
2- + H2O (kromat) (dikromat)
Jika [CrO42-] terlalu rendah ( lt 0005 M) akan
memerlukan penambahan [Ag+] yang berlebih untuk mengendapkan Ag2CrO4 hal itu akan menjadi sumber kesalahan titrasi
Cr2O72- tidak dapat digunakan sebagai indikator
argentometri karena Ag2Cr2O7 mudah larut
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Mohr dapat digunakan untuk titrasi Br- dan CN- dalam larutan basa lemah sedangkan untuk I- dan CNS- tidak feasible karena akan terjadi adsorpsi oleh endapan Ag+ tidak dapat dititrasi langsung oleh Cl menggunakan indikator CrO4
2- karena Ag2CrO4 akan terbentuk lebih awal dan melarut lambat menjelang TE
Untuk hal tsb dapat digunakan teknik titrasi balik Ag+ ditambah Cl- baku (berlebih) kemudian Cl- sisa dititrasi dengan larutan Ag+ baku menggunakan indikator CrO4
2-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI - VOLHARD
Titrasi Volhard merupakan teknik titrasi balik digunakan jika reaksi berjalan lambat atau jika tidak ada indikator yang tepat utk pemastian TE
Prinsip titrasi Larutan perak ditambahkan berlebih ke dalam larutan (pseudo)halidaBr- + Ag+ rarr AgBr (endapan)
berlebih
Setelah reaksi sempurna endapan disaring kemudian larutan dititrasi dengan larutan baku tiosianatAg+ + SCN- rarr AgSCN (larutan)
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Indikator Fe(III) akan membentuk senyawa larut berwarna merah hasil reaksi Fe3+ dgn ion tiosianat Fe3+ + SCN- rarr [Fe(SCN)]2+
Reaksi harus suasana asam karena jika basa akan mudah sekali terbentuk endapan Fe(OH)3
Ksp Fe(OH)3 = 210-39 mol3L-3
(dalam titrasi biasa digunakan [Fe3+] = 10-2 M)
Soal Larutan mengandung sejumlah tertentu KBr dititrasi secara Volhard Diperlukan penambahan 100 ml [AgNO3] 0095 M berlebih kemudian dititrasi dengan 183 ml larutan KSCN 0100 M menggunakan indikator Fe3+ Hitung berapa konsentrasi Br- yang terdapat dalam larutan awal
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Metode Volhard banyak digunakan untuk reaksi Ag+ dan Cl- karena selain kelarutan endapannya kecil suasana asam akan mencegah hidrolisis indikator Fe3+ Jika metode ini dilakukan dalam suasana netral akan terganggu oleh endapan kation-kation lain
Metode Volhard digunakan pada titrasi langsung Ag+ dengan larutan CNS- atau titrasi tidak langsung pada penentuan kadar Cl- Br- dan I-
Pada titrasi tidak langsung Br- dan I- tidak terganggu oleh CNS- karena kelarutan AgBr = kelarutan AgCNS sedangkan kelarutan AgI lt kelarutan AgCNS
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Kesalahan titrasi Cl- dapat terjadi jika endapan AgCl bereaksi lanjut dengan CNS-
AgCl(p) + CNS- rarr AgCNS + Cl-
Karena kelarutan AgCNS lt kelarutan AgCl maka reaksi di atas akan bergeser ke arah kiri sehingga hasil analisis Cl- menjadi lebih kecil Hal tsb dapat dicegah dengan penyaringan endapan AgCl atau dengan penambahan nitrobenzen (racun ) sebelum titrasi dengan CNS- Nitrobenzen menjadi lapis minyak yang memisahkan endapan dari CNS-
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
ARGENTOMETRI ndash FAJANS
Titrasi Fajans menggunakan indikator adsorpsi yakni senyawa organik yg teradsorpsi ke permukaan padat endapan (koloidal) selama proses titrasi berlangsung
Contoh Fluoresens sbg anion fluoresenat (hijau kuning) bereaksi dg Ag+ membentuk endapan merah intensif yg teradsorpsi ke permukaan endapan koloidal krn adanya pasangan muatan ion
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Adsorpsi senyawa organik berwarna pada permukaan endapan dapat menginduksi pergeseran elektronik intramolekuler yang mengubah warna
Gejala tsb digunakan untuk mendeteksi titik akhir titrasi pengendapan garam-garam perak
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Suatu endapan cenderung mengadsorpsi lebih mudah ion-ion yang membentuk senyawa tidak larut dengan satu dari ion-ion dalam kisi endapan
Jadi Ag+ ataupun Cl- akan lebih mudah diadsorpsi oleh endapan AgCl daripada oleh ion Na+ ataupun NO3
- Anion yang ada dalam larutan akan tertarik membentuk lapisan sekunder
Fluoresein adalah asam organik lemah membentuk anion fluoreseinat yang tidak dapat diadsorpsi oleh endapan koloidal AgCl selama Cl- berlebih Akan tetapi saat Ag+ berlebih akan terjadi adsorpsi anion fluoreseinat ke lapisan Ag+ yang melapisi endapan diikuti dengan perubahan warna menjadi pink
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalammemilih indikator adsorpsi
1) Pada TE jangan dibiarkan AgCl menggumpal menjadi partikel besar karena akanmenurunkan dengan tajam daya adsorpsi permukaan endapan terhadap indikator Jika itu terjadi diatasi dengan penambahan dextrin sebagai koloid pelindung agar endapan terdispersi lebih banyak Dengan adanya dextrin maka perubahan warna menjadi reversibel dan setelah lewat TE dapat dilakukan titrasi balik dengan larutan baku Cl-
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
2) Adsorpsi indikator harus mulai terjadi sesaat sebelum TE dan makin cepat pada TE Indikator yang jelek performansinya akan teradsorpsi kuat sehingga mensubstitusi ion-ion yang telah teradsorpsi sebelum TE
3) pH larutan harus terkontrol agar dapat mempertahankan konsentrasi ion dari indikator asam lemah ataupun basa Misalnyafluoresein (Ka = 10-7) dalam larutan yang lebih asam dari pH 7 melepas fluoreseinat sangat kecil sehingga perubahan warna tidak dapat diamati Fluoresein hanya dapat digunakan pada pH 7-10 sedangan difluoresein (Ka=10-4) digunakan pada pH 4-10
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
4) Sebaiknya dipilih ion indikator yang muatannya berlewanan dengan ion penitrasi Adsorpsi indikator tidak terjadi sebelum terjadi kelebihan titran Pada titrasi Ag+ dengan Cl- dapat digunakan metil violet (garam klorida dari suatu basa organik) sebagai indikator adsorpsi Kation tidak teradsorpsi sebelum terjadi kelebihan Cl- dan koloid bermuatan negatif Dalam hal tersebut dapat digunakan indikator diklorofluoresein tetapi harus ditambahkan sesaat menjelang TE
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI MERKURIMETRI
Hg2+ + 2 Cl- rarr HgCl2 (berlaku utk halida lain)
Jika ion halida dititrasi dengan merkuri nitrat pd TE tidak ada [Hg2+] karena selama titrasi terbentuk endapan HgCl2 namun setelah TE terjadi kenaikan [Hg2+] yg segera bereaksi dg indikator membentuk kompleks Hg-Indikator mis indikator nitroprusid membentuk endapan putih indikator difenilkarbazid atau difenilkarbazon dlm asam membentuk warna ungu intensif Diperlukan koreksi dg titrasi blanko
017 ml Hg(NO3)2 01 N untuk 50 ml HgCl2 005 NVolume titrasi blanko bervariasi sesuai besarnya [HgCl2] TE karena [Hg2+] berlebih akan beraksi dg HgCl2
HgCl2 + Hg2+ rarr 2 HgCl+
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek
Company name
wwwthemegallerycom
TITRASI KOLTHOFF
wwwthemegallerycom
LOGO
Selanjutnyahellip titrasi pembentukan komplek