Ardianysah Dan Indasnah. Masyarakat Dan Kebudayaan Individu,Keluarga Dan Masyarakat

I. MASYARAKAT DAN KEBUDAYAANII. INDIVIDU,KELUARGA DAN MASYARAKATARDIANSYAHINDASNAH

1. MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN1.1 PENDEKATAN TEORITIS DALAM MEMPELAJARI MASYARAKAT

SELO SOEMARJAN BAPAK SOSIOLOGI INDONESIA (1989) MENJELASKAN BAHWA ADA DUA GRAND THEORY YANG DAPAT DIJADIKAN PISAU ANALISIS UNTUK MEMPELAJARI MASYARAKAT YAITU : TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL DAN TEORI KONFLIK. MENURUT BELIAU SUDUT PENDEKATAN YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN UTAMA ADALAH SEBUAH PENDEKATAN YANG SANGAT BERPENGARUH DI KALANGAN AHLI SOSISOLOGI YAITU PENDEKATAN YANG MENGANGGAP BAHWA MASYARAKAT PADA DASARNYA TERINTEGRASI DI ATAS DASAR KATA SEPAKAT PARA ANGGOTANYA AKAN NILAI-NILAI KEMASYARAKATAN TERTENTU ATAU GENERAL AGREMENTS YANG MEMILIKI KEMAMPUAN MENGATASI PERBEDAAAN-PERBEDAAN PENDAPAT DAN KEPENTINGAN DI ANTARA ANGGOTA MASYARAKAT. PENDEKATAN INI MEMANDANG BAHWA MASYARAKAT SEBAGAI SUATU SISTEM SECARA FUNGSIONAL TERINTEGRASI KE DALAM SUATU BENTUK EQUILIBRIUM. OLEH KARENA SIFATNYA YANG DEMIKIAN ALIRAN PEMIKIRAN INI DISEBUT DENGAN ISTILAH INTERGRATION APPROACH ATAU EQUILIBRIUM APPROACH ATAU LEBIH DIKENAL STRUCTUR FUNCTIONA APPROACH (TEORI STRUKTURAL FUNGSIONAL/ FUNGSIONAL STRUKTURAL).

MENURUT SELO SOEMARJAN, (1989) PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL YANG TELAH DIKEMBANGKAN OLEH PARSON DAN PARA PENGIKUTNYA DAPAT DIKAJI DENGAN MELALUI SEJUMLAH ANGGAPAN DASAR YAITU SEBAGAI BERIKUT :MASYARAKT HARUS DILIHAT SEBAGAI SEBUAH SISTEM DARIPADA BAGIAN-BAGIAN YANG SALING BERHUBUNGAN SATU SAMA LAIN. DENGAN DEMIKIAN HUBUNGAN PENGARUH MEMPENGARUHI DI ANTARA BAGIAN-BAGIAN TERSEBUT ADALAH BERSIFAT GANDA DAN TIMBAL BALIK. SEKALIPUN INTEGRASI SOSIAL TIDAK PERNAH DAPAT DICAPAI DENGAN SEMPURNA NAMUN SECARA FUNDAMENTAL SISTEM SOSIAL SELALU CENDERUNG BERGERAK KE ARAH EQUILIBRIUM YANG BERSIFT DINAMIS ; MENANGGAPI PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG DATANG DARI LUAR DENGAN KECENDERUNG MEMELIHARA AGAR PERUBAHAN YANG TERJADI DI DALAM SISTEM SEBAGAI AKIBATNYA HANYA AKAN MENCAPAI DERAJAT YAG MINIMAL. PERUBAHAN-PERUBAHAN DALAM SISTEM SOSIAL PADA UMUMNYA TERJADI SECARA GRADUAL, MELALUI PENYESUAIAN-PENYESUAIAN DAN TIDAK SECARA REVOLUSINER. PERUBAHAN-PERUBAHAN YAG TERJADI SECARA DRASTIS PADA UMUMNYA HANYA MENGENAI BENTUK LUARNYA SAJA, SEDANGKAN UNSUR-UNSUR SOSIAL BUDAYA YANG MENJADI BANGUNAN DASARNYA TIDAK SEBERAPA MENGALAMI PERUBAHAN. PADA DASARNYA PERUBAHAN SOSIAL TIMBUL ATAU TERJADI MELALUI TIGA MACAM KEMUNGKINAN YAITU PENYESUAIAN-PENYESUAIAN YANG DILAKUKAN OLEH SISTEM SOSIAL TERSEBUT TERHADAP PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG DATANG DARI LUAR, PERTUMBUHAN MELALUI PROSES DIFRENSIASI STRUKTUR FUNGSIONAL, SERTA PENEMUAN-PENEMUAN BARU OLEH ANGGOTA MASYARAKAT.FAKTOR YANG PALING PENTING YANG MEMILIKI DAYA MENGINTEGRASIKAN SUATU SISTEM SOSIAL ADALAH KONSENSUS DI ANTARA PARA ANGGOTA MASYARAKAT MENGENAI NIAI-NILAI KEMASYARAKATAN TERTENTU.

DARI ANGGAPAN DASAR YANG MENYATAKAN BAHWA SISTEM SOSIAL MEMILIKI KECENDRUNGAN UNTUK MENCAPAI STABLITAS/ EQUILIBRIM DI ATAS KONSENSUS ANGGOTA MASYARAKAT AKAN NILAI-NILAI UMUM TERTENTU, MENGAKIBATKAN PARA PENGANUTNYA PENDEKATAN FUNGSIONAL STRUKTURAL KEMUDIAN MENGANGGAP BAHWA DISFUNGSI, KETEGANGAN-KETEGANGAN, PENYIMPANGAN-PENYIMPANGAN SOSIAL YANG MENGAKIBATKAN TERJADINYA PERUBAHAN-PERUBAHAN KEMASYARAKATAN DALAM BENTUK TUMBUHNYA DIFERENSIASI SOSIAL YANG SEMAKIN KOMPLEKS ADALAH AKIBAT DARI PENGARUS FAKTOR-FAKTOR YANG DATANG DARI LUAR.

ANGGAPAN-ANGGAPAN SEMACAM ITU MENGABAIKAN KENYATAN-KENYATAAN SEBAGAI BERIKUT :SETIAP STRUKTUR SOSIAL DIDALAM DIRINYA SENDIRI MENGANDUNG KONFLIK-KONFLIK DAN KONTRADIKSI-KONTRADIKSI YANG BERSIFAT INTERNAL YANG PADA GILIRANNYA JUSTRU MENJADI SUMBER BAGI TERJADINYA PERUBAHAN-PERUBAHAN SOSIAL. REAKSI DARI SISTEM SOSIAL TERHADAP PERUBAHAN YANG AKAN DATANG DARI LUAR SELALU BERSIFAT ADJUSTIF DAN DIDALAM WAKTU YANG PANJANG DAPAT JUGA MENGALAMI KONFLIK-KONFLIK SOSIAL YANG BERSIFAT VISIOUS CIRCLE. PRUBAHAN-PRUBAHAN SOSIAL TIDAK SELALU TERJADI SECARA GRADUAL MELALUI PENYESUAIAN YANG LUNAK, AKAN TETAPI JUGA TERJADI SECARA REVOLUSIONER.OLEH KARENA MENGABAIKAN KENYATAAN-KENYATAAN ITULAH MAKA PENDEKATAN STRUKTURAL FUNGSIONAL DIPANDANG OLEH BANYAK PARA AHLI SOSIOLOGI SEBAGAI PENDEKATAN YANG BERSIFAT REAKSIONER DAN DIANGGAP KURANG MAMPU MENGANALISIS MASALAH-MASALAH PERUBAHAN KEMASYARAKAAN.

PENGABAIAN YANG TERJADI OLEH PARA PENGANUT STRUKTURAL FUNGSIONAL INI JUSTRU MENJADI PUSAT ANALISIS OLEH PARA PENGANUT PENDEKATAN KONFLIK (CONFLICT APPROACH). PANDANGAN PENDEKATAN KONFLIK BERPANGKAL PADA ANGGAPAN DASAR SEBAGAI BERIKUT :SETIAP MASYARAKAT SENANTIASA BERADA DALAM PROSES PERUBAHAN YANG TIDAK PERNAH BERAKHIR ATAU PERUBAHAN SOSIAL MERUPAKAN GEJALA YANG MELEKAT DI DALAM SETIAP MASYARAKAT. SETIAP MASYARAKAT MENGANDUNG KONFLIK-KONFLIK DALAM DIRINYA DAN SETIAP UNSUR DI DALAM MASYARAKAT MEMBERIKAN SUMBANGAN BAGI TERJADINYA DISINTEGRASI DAN PERUBAHAN SOSIAL. SETIAP MASYARAKAT TERINTEGRASI DI ATAS PENGUASAAN ATAU DOMINASI OLEH SEJUMLAH ORANG ATAS SEJUMLAH ORANG YANG LAIN. SUATU HAL YANG KURANG DIPERHATIKAN OLEH PARA PENGANUT PENDEKATAN STRUKTUR FUNGSIONAL BAHWA PERUBAHAN SOSIAL MERUPAKAN GEJALA YANG MELEKAT DALAM KEHIDUPAN SETIAP MASYARAKAT MALAHAN DIANGGAP BRSUMBER DI DALAM FAKTOR-FAKTOR YANG ADA DI MASYARAKAT ITU SENDIRI. PERUBAHAN SOSIAL TIMBUL DARI KENYATAAN AKAN ADANYA UNSUR-UNSUR YANG SALING BERTENTANGAN DI DALAM SETIAP MASYARAKAT.

1.2 MASYARAKAT DAN KEBUDAYAANMASYARAKAT ADALAH KUMPULAN MANUSIA YANG HIDUP DALAM SUATU WILAYAH TERTENTU, MEMPUNYAI ATURAN DAN TUJUAN YANG SAMA. MASYARAKAT TIDAK DAPAT DIPISAHKAN DARI MANUSIA KARENA HANYA MANUSIA SAJA YANG HIDUP BERMASYARAKAT, SEBALIKNYA MANUSIA PUN TIDAK DAPAT DIPISAHKAN DARI MASYARAKAT. SESEORANG MANUSIA TIDAK PERNAH MENGALAMI HIDUP BERMASYARAKAT TIDAK DAPAT MENUNAIKAN BAKAT-BAKAT KEMANUSIAANNYA YAITU MENCAPAI KEBUDAYAAN ATAU DENGAN KATA LAIN DIMANA ORANG HIDUP BERMASYARAKAT AKAN MUNCUL KEBUDAYAAN. OLEH SEBAB ITU ANTARA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN DIIBARATKAN SEPERTI MATA UANG YANG MEMPUNYAI DUA SISI YANG BERARTI BAHWA KEBUDAYAAN LAHIR DI TENGAH-TENGAH MASYARAKAT DAN TIDAK ADA MASYARAKAT DAN TIDAK ADA MASYARAKAT YANG TIDAK MEMPUNYAI KEBUDAYAAN MESKIPUN IA MASYARAKAT TERBELAKANG (PRIMITIF). MASYARAKAT TERBENTUK MELALUI CARA SENGAJA ATAU DIPAKSAKAN (COERCION), MISALNYA SUATU MASYARAKAT ATAU NEGARA DIBENTUK SECARA SENGAJA ATAU MASYARAKAT PENGUNGSI DIBENTUK SECARA SENGAJA. ADA JUGA MASYARAKAT TERBENTUK DENGAN SENDIRINYA SEPERTI SUATU SUKU BANGSA, MASYARAKAT TERASING, MASYARAKAT PETANI DAN LAIN SEBAGAINYA. DISAMPING ITU JUGA ADA MASYARAKAT TERBENTUK KARENA ADANYA KEYAKINAN ATAU KEPERCAYAAN (AGAMA) SEHINGGA DIKENAL MASYARAKAT MUSLIM, NASRANI, BUDHIS, DAN HINDU.

DI DALAM SUATU MASYARAKAT SENANTIASA TERJADI INTERAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR DASAR TERJADINYA PROSES INTERAKSI SOSIAL TERSEBUT ADALAH FAKTOR SUGESTI, IMITASI, IDENTIFIKASI DAN SIMPATI. SEDANGKAN SYARAT TERJADINYA INTERKASI SOSIAL ADALAH KONTAK SOSIAL (CONTACT SOCIAL) DAN KOMUNIKASI SOSIAL (SOCIAL COMMUNICATION). ADAPUN BENTUK INTERAKSI SOSIAL ITU ANTARA LAIN KERJASAMA (COOPERATION), KOMPETISI (COMPETITION) PERTENTANGAN (CONFLICT) DAN AKOMODASI (ACCOMODATION). SEDANGKAN BENTUK KONTAK SOSIAL DAPAT ORANG PERORANGAN, ORANG PERORANGAN DENGAN KELOMPOK DAN KELOMPOK DENGAN KELOMPOK. DARI SUDUT SOSIOLOGI KEBUDAYAAN MEMPUNYAI ARTI YANG LUAS YAITU MELIPUTU SEMUA HASIL CIPTA, KARSA RASA DAN KARYA MANUSIA BAIK YANG MATERIAL (SIFAT KEBENDAAN) MAUPUN NON MATERIAL (KEROHANIAN). KEBUDAYAAN MATERIA ADALAH HASIL CIPTA YANG BERWUJUD BENDA-BENDA ATAU BARANG-BARANG ATAU ALAT PENGOLAHAN ALAM SEPERTI GEDUNG, PARIK, JALAN, RUMAH, ALAT KOMUNIKASI, MESIN DAN SEBAGAINYA. SEDANGKAN KEBUDAYAAN NON MATERIAL ADALAH HASIL CIPTA KARSA YANG BERWUJUD KEBIASAAN, ADAT ISTIADAT, KESUSILAAN, ILMU PENGETAHUAN, KEYAKINAN, KEAGAMAAN. PARSUDI SUPARLAN (1982) MEMBERIKAN DEFINISI TENTANG KEBUDAYAAN SEAGAI KESELURUHAN PENGETAHUAN MANUSIA SEBAGAI MAHKLUK SOSIAL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGINTERPRESTASIKAN DAN MEMAHAMI LINGKUNGAN YANG DIHADAPI DAN UNTUK MENCIPTAKAN SERTA MENDORONG TERWUJUDNYA KELAKUAN. LEBIH LANJUT PARSUDI SUPARLAN MENGATAKAN BAHWA YANG TERMASUK KEBUDAYAAN HANYA MENCAKUP PENGETAHUAN ATAU IDE ATAU GAGASAN SAJA SEDANGKAN KELAKUAN DAN HASIL KELAKUAN DAN HASIL KELAKUAN TIDAK TERMASUK KATEGORI KEBUDAYAAN HANYA SAJA ANTARA KEBUDAYAAN (SATUAN IDE) DENGAN KELAKUAN DAN HASIL KELAKUAN SALING BERKAITAN DAN SALING MEMPENGARUHI DALAM KEGIATAN KEHIDUPAN MANUSIA. SATUAN IDE HANYA ADA DI DALAM PIKIRAN MANUSIA DAN TIDAK BISA DILIHAT SEMENTARA KELAKUAN DAN HASIL KELAKUAN SEBAGAI SUATU GEJALA BERADA PADA TINGKATAN KENYATAAN YANG DAPAT DILIHAT PADA RUANG DAN WAKTU TERTENTU.

KOENTJARANINGRAT (1986) MERUMUSKAN 3 WUJUD KEBUDAYAAN. WUJUD PERTAMA ADALAH IDE, GAGASAN, NILAI-NILAI, NORMA, PERATURAN. IDE SIFATNYA ABSTRAK, TAK DAPAT DIRABA, LOKASI ADA DI DALAM KEPALA MASING-MASING.WUJUD KEBUDAYAAN DIATAS MEMPUNYAI KEGUNAAN BAGI MANUSIA DAN MASYARAKAT TERUTAMA DALAM MENGHADAPI KEKUATAN ALAM, KEKUATAN DI DALAM MASYARAKAT SENDIRI YANG TIDAK SELALU BAIK BAGI MASYARAKAT. KEBUDAYAAN YANG MERUPAKAN HASIL KARYA RASA CIPTA DAN KARSA DAPAT MELINDUNGI MANUSIA DARI ANCAMAN DAN BENCANA ALAM. SELAIN ITU, KEBUDAYAAN DAPAT DIMANFAATKAN MANUSIA UNTUK MANGATUR HUBUNGAN SESAMA ANGGOTA MASYARAKAT DAN SEBAGAI WADAH BAGI MANUSIA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, TANPA KEBUDAYAAN MANUSI TIDAK BISA MEMBENTUK PERADABAN KARENA PERADABAN ADALAH PUNCAK DARI KEBUDAYAAN MANUSIA.

PALING SEDIKIT AD TIGA MACAM BENTUK BAGAIMANA KEBUDAYAN DAPAT DIPELAJARI MANUSIA SERTA DITERIMA SEBAGAI MILIKNYA (AWAN MUTTAKIN, 1998). PERTAMA, KEBUDAYAAN DIPEROLEH MANUSIA LEWAT PENGALAMAN HIDUP DALAM MENGHADAPAI LINGKUNGANNYA, RANGSANGAN LINGKUNGAN, TERUTAMA DARI ASPEK-ASPEK FISIK, BAIK YANG NON-HAYATI MAUPUN YANG HAYATI DI LUAR MANUSIA. KEDUA, KEBUDAYAAN DIPEROLEH MANUSIA LEWAT PENGALAMAN HIDUPNYA SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL, SUMBER STIMULUS, TERUTAMA BERASAL DARI UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN SOSIAL SEBAGAI KONSEKUENSI DARI BERBAGAI BENTUK HUBUNGAN SOSIAL DALAM BENTUK INTERAKSI, INTERDEPENDENSI, ADAPTASI, IMITASI, SOSIALISASI, IDENTIFIKASI, DAN SEJENISNYA. KETIGA, KEBUDAYAAN DIPEROLEH MELALAUI KOMUNIKASI SIMBOLIK SEPERTI DENGAN BENDA, MANUSIA, TINDAKAN, UCAPAN, GERAK TUBUH, PERISTIWA YANG MEMILIKI MAKNA; KHUSUSNYA BAGI YANG BELAJAR, MAKNA-MAKNA TERSEBUT DIDEFINISIKAN OLEH KEBUDAYAAN DIMANA DALAM PROSES PENERIMAAN PENGETAHUAN LEWAT KOMUNIKASI SIMBOLIK INI, PETUJUK-PETUNJUK ATAU PETUAH-PETUAH LEBIH DITEKANKAN DARIPADA PENGALAMAN DARI ISI SI PENERIMA PESAN ITU SENDIRI.

1.3 STRUKTUR MAJEMUK MASYARAKAT INDONESIAMASYARAKT DIKATEGORIKAN SEBAGAI MASYARAKAT YANG PLURALIS ATAU MAJEMUK DARI BERBAGAI SEGI. ADA DUA SUDUT PANDANG YANG DAPAT DIJADIKAN SEBAGI ALAT ANALISIS UNTUK MENGETAHUI KEMAJEMUKAN MASYARAKAT INDONESIA. PERTAMA DARI SISI HORIZONTAL YAITU PEMAHAMAN INI DIDASARKAN KEPADA FAKTA YANG MENUNJUKKAN ADANYA SATUAN SOSIAL YANG KERAGAMANNYA DICIRIKAN OLEH PERBEDAAN SUKU, AGAMA, BAHASA, ADAT ISTIADAT, SERTA PERBEDAAN UNSUR-UNSUR KEDAERAHAN. PERBEDAAN INI TIDAK DIUKUR DARI SEGI KUALITAS DARI UNSUR-UNSUR YANG MEMBUAT KERAGAMAN TERSEBUT TERJADI DALAM MASYARAKAT INDONESIA. SEBAGAI CONTOH PRBEDAAN BAHASA DAERAH YANG DIANUT OLEH SATU MASYARAKAT INDONESIA TIDAK DIARTIKAN SEBAGAI LEBIH BAIKNYA BAHASA DAERAH LAIN DARI MASYARAKT ITU ATAU TRADISI MASYARAKT BATAK LEBIH BAIK DARI TRADISI MASYARAKAT PAPUA.KEDUA, DILIHAT DARI SISI VERTIKAL DIMANA PEMAHAMAN INI DIDASARKAN PADA PERBEDAAN-PERBEDAAN YANG BERSIFAT VERTIKAL. ARTINYA PERBEDAAN DARI UNSUR YANG MEMBUAT KERAGAMAN TERSEBUT DAPAT DIUKUR BERDASARKAN KUALITAS ATAU KADARNYA. ADA DAERAH YANG MEMILIKI SUMBER KEKAYAAN ALAM YANG MELIMPAH DAN ADA PULA YANG MEMILIKI SUMBER DAYA KEKAYAAN ALAM YANG MISKIN. ADA DAERAH YANG MEMILIKI SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS, SEBALIKNYA ADA DAERAH YANG KURANG MEMILIKI SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS.

NASIKUN (1989) MENJELASKAN SIFAT-SIFAT DASAR DARI MASYARAKAT MAJEMUK ADALAH SEBAGAI BERIKUT :ADANYA SEGMENTASI KELOMPOK-KELOMPOK YANG MEMILIKI SUB KEBUDAYAAN YANG BERBEDA DARI SATU DENGAN LAINNYA. STRUKTUR SOSIALNYA TERPILAH KE DALAM LEMBAGA-LEMBAGA DIMANA ANTARA LEMBAGA SATU DENGAN LAINNYA MEMILIKI HUBUNGAN YANG NON KOMPLEMENTER. TIDAK BERKEMBANGNYA CONSENSUS (KESEPAKATAN BERSAMA) TERHADAP NILAI-NILAI DASAR ANTARA PADA ANGGOTA MASYARAKAT YANG BERSANGKUTAN. INTERGRASI SOSIAL TERJADI KARENA ADANYA FUNGIS PELAKSANAAN.DIANTARA KELOMPOK YANG SATU DENGAN LAINNYA RAWAN KONFLIK ATAU SANGAT RAWAN UNTUK TERJADINYA PERTENTANGAN. TERJADINYA DOMINASI POLITIK DARI KELOMPOK TERTENTU TERHADAP KELOMPOK-KELOMPOK LAINNYA.

KEMAJEMUKAN MASYARAKAT INDONESIA DAPAT JUGA DIANALISIS DARI SEGI; PERTAMA FAKTOR ATAU LATAR BELAKANG HISTORIS DIMANA MASYARAKAT INDONESIA PADA DAHULUNYA TERDIRI DARI KELOMPOK-KELOMPOK YANG BERIMIGRASI DARI DAERAH UTARA YANG TERJADI PADA MASA PREHISTORIS, YANG MENYEBAR KE DAERAH KAWASAN KEPULAUAN INDONESIA, ADA YANG MENUJU DAERAH SELATAN NEW ZEALAND DAN AUSTRALIA BBAHKAN ADA YANG SAMPAI KE AFRIKA DI MADAGASKAR. KEDUA, FAKTOR EKOLOGIS YAITU ADANYA ASPEK GEOGRAFIS YANG BERBEDA YANG DITEMPATI OLEH PARA IMIGRAN PENDATANG TADI YANG AKAN MENGALAMI PERKEMBANGAN DAN PERUBAHAN YANG BERBEDA-BEDA PULA SEHINGGA TIDAK ADANYA UNSUR EKTERNAL YANG MEMPENGARUHINYA KARENA DAERAHNYA TERISOLISASI SATU DENGAN LAINNYA.KETIGA FAKTOR PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA BAIK YANG DATANG DARI LINGKUNGAN SENDIRI MAUPUN LINGKUNGAN LUAR. SEPERTI MASUKNYA PENGARUH DARI ARAH BARAT CINA, INDIA, ARAB DAN PERSIA, PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM SERTA KEDATANGAN BANGSA BARAT. SEMUANYA ITU MENIMBULKAN KERAGAMAN DARI BERBAGAI SISI YAG AKHIRNYA MELAHIRKAN SEBUAH MASYARAKAT YANG BERSIFAT MAJEMUK.

II. INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT2.1 HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU DENGAN KELUARGAMANUSIA MERUPAKAN MAKHLUK INDIVIDU SEKALIGUS SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL. SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU BERARTI MAKHLUK YANG TIDAK DAPAT DIBAGI BAGI TIDAK DAPAT DIPISAHKAN ANTARA JIWA DAN RAGA. PARA AHLI PSIKOLOGI MODERN MENGATAKAN BAHWA MANUSIA ITU MERUPAKAN SUATU KESATUAN JIWA RAGA YANG KEGIATANNYA SEBAGAI KESELUUHAN. SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU IA AKAN MENGALAMI KEGEMBIRAAN ATAU KEKECEWAAN YANG TERPAUT KEPADA JIWA DAN RAGANYA. DALAM KEGEMBIRAAN MANUSIA BISA MERASAKAN SESUATU KEINDAHAN KARENA MEMPUNYAI PANCAINDERA SEPERTI MATA. TEGASNYA BILA KITA MELIHAT SESUATU TIDAK HANYA MATA SAJA YANG MENIKMATINYA MELAINKAN SELURUH HAL YANG BERKAITAN DENGAN MINAT, PERHATIAN, MOTIVASI YANG BERADA DALAM JIWA KITA.

KENYATAAN MENUNJUKKAN KEPADA KITA BAHWA INDIVIDU BERKEMBANG SEJALAN DENGAN CIRI-CIRI KHAS KEPRIBADIANNYA MESKIPUN TERDAPAT ADA PENGARUH LINGKUNGAN DIMANA IA BERADA. INDIVIDU UNTUK BISA MANDIRI IA MELALUI SUATU PROSES. PROSES PERTAMA YANG DIALAMAI INDIVIDU ADALAH KETIKA IA BERADA DI KELUARGANYA. LINGKUNGAN KELUARGA MEMPUNYAI PERANAN YANG BEGITU BESAR UNTUK TERBENTUK KEPRIBADIAN MANDIRI BAGI SETIAP INDIVIDU. BEGITU BESARNYA PENGARUH KELUARGA SEHINGGA PARA AHLI MENGATAKAN BAHWA KELUARGA ADALAH PELETAK BATU PERTAMA KEPRIBADIAN SESEORANG, BILA DALAM KELUARGA ITU TERJALIN KOMUNIKASI YANG HARMONIS MAKA DIHARAPKAN INDIVIDU ITU AKAN MEMPUNYAI KEPRIBADIAN YANG MATANG DAN TAHAN UJI DARI TERPAAN YANG DATANG DARI LUAR DIRINYA. SEBALIKNYA BILA DALAM KELUARGA ITU TIDAK TERCIPTA HUBUNGAN YANG HARMONIS DIANTARA SESAMA ANGGOTA KELUARGA BESAR KEMUNGKINAN AKAN TERJADI KEPRIBADIAN YANG MENYIMPANG BAHKAN MENIMBULKAN POTENSI UNTUK TERJADINYA PENYIMPANGAN TERHADAP NORMA-NORMA YANG ADA DALAM MASYARAKAT.

OLEH SEBAB ITU, KELUARGA MEMPUNYAI MAKAN YANG BERARTI BAGI SETIAP INDIVIDU. KELUARGA ADALAH KELOMPOK PRIMER YANG PENTING DI DALAM MASYARAKAT. KELUARGA MERUPAKAN SEBUAH KELOMPOK YANG TERBENTUK DARI ADANYA PERHUBUNGAN ANTARA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN MELALUI JALINAN PERKAWINAN. HUBUNGAN ITU BISA BERLANGSUNG SEUMUR HIDUP ATAU BERLANGSUNG DALAM WAKTU YANG SINGKAT SAJA. ADA YANG BERBENTUK MONOGAMI DAN POLIGAMI. PERKAWINAN INI, ADA PULA YANG BERBETUK INODOGAMI YAITU KAWIN DI DALAM GOLONGAN SENDIRI DAN ADA PULA YANG BERBENTUK EXOGAMI YAITU KAWIN DILUAR GOLONGAN SENDIRI, YANG KEDUA-DUANYA MEMPUNYAI DAMPAK POSITIF ATAUPUN NEGATIF.

2.2 HUBUNGAN ANTARA KELUARGA DAN MASYARAKAT DI DALAM BEBERAPA MASYARAKAT, KETURUNAN DAPAT DILIHAT DARI GARIS LAKI-LAKI (PATRILINEAL) SEPERTI PADA MASYARAKAT BATAK DAN ADAPULA DARI GARIS KETURUNAN PEREMPUAN (MATRILINEAL) SEPERTI DI MINANGKABAU. BAIK MASYARAKAT YANG BERSIFAT PATRILINEAL MAUPUN MATRILINEAL MEMPUNYAI ATURAN MASING-MASING DALAM MENJALANI KEHIDUPAN MEREKA. DISINI LETAK PENTING MASYARAKAT SEBAGAI SATUAN KESATUAN YANG TERDIRI DARI BERBAGAI JENIS KELUARGA. ADA YANG DISEBUT DENGAN NUCLEAR FAMILIY YAITU KELUARGA INTI YANG TERDIRI DARI AYAH, IBU DAN ANAK YANG KEBANYAKAN DIANUT OLEH KELUARGA EROPA DAN AMERIKA. SEDANGKAN YANG KEDUA EXTENDED FAMILIY YAITU KELUARGA LUAS DIMANA DI DALAMNYA TIDAK HANYA TERDAPAT AYAH, IBU, ANAK TAPI JUGA ADA SAUDARA LAKI-LAKI, SAUDARA PEREMPUAN, SAUDARA SEPUPU, KAKEK DAN NENEK YANG BANYAK DIANUT OLEH KELUARGA-KELUARGA DI INDONESIA. MAKNA KELUARGA BAGI MASYARAKAT SANGATLAH PENTING TERUTAMA DALAM MENJAGA KELANGSUNGAN TATANAN BUDAYA YANG AD DI DALAM MASYARAKT ITU. KARENA DI DALAM KELUARGA TERJADI PROSES TRASFORMASI NILAI-NILAI BUDAYA YANG DIWARISKAN KEPADA ANAK-ANAK SEBAGAI GENERASI PENERUS. DALAM ARTI SEMPIT MASYARAKAT ADALAH SEKELOMPOK MANUSIA YANG DIBATASI OLEH ASPEK-ASPEK TERTENTU SEPERTI TERITORIAL, GOLONGAN DAN LAIN SEBAGAINYA. SEDANGKAN MASYARAKAT DALAM ARTI LUAS ADALAH KESELURUHAN HUBUNGAN-HUBUNGAN DALAM HIDUP BERSAMA YANG TIDAK DIBATASI OLEH LINGKUNGAN, BANGSA, ETNIS DAN SEBAGAINYA. BEBERAPA DEFENISI DIKEMUKAKAN OLEH PARA AHLI TENTANG MASYARAKAT SEPERTI R.LINTONG MENYATAKAN BAHWA MASYARAKAT ADALAH SETIAP KELOMPOK MANUSIA YANG TELAH CUKUP LAMA HIDUP DAN BEKERJASAMA, SEHINGGA MEREKA ITU DAPAT MENGORGANISIR DIRINYA DAN BERPIKIR TENTANG DIRINYA SEBAGAI SATU KESATUAN SOSIAL DENGAN BATAS-BATAS TERTENTU. J.I.GILLIN DAN J.P GILLIN DALAM SOEJONO SOEKANTO (1986) MENGATAKAN BAHWA MASYARAKAT ADALAH KELOMPOK MANUSIA YANG TERSEBAR DAN MEMPUNYAI KEBIASAAN, TRADISI, SIKAP, PERASAAN PERSATUAN BERSAMA. SEORANG AHLI SOSIOLOGI SR STEINMETZ MEMBERIKAN DEFENISI BAHWA MASYARAKAT ADALAH KELOMPOK MANUSIA YANG TERBESAR, YANG MELIPUTI PENGELOMPOKAN-PENGELOMPOKAN MANUSIA YANG LABIH KECIL YANG MEMPUNYAI PERHUBUNGAN ERAT DAN TERATUR.

MANUSIA TIDAK MUNGKIN HIDUP SENDIRI KARENA SECARA KODRATNYA MANUSIA ADALAH MAKHLUK INDIVIDU SEKALIGUS MAKHLUK SOSIAL YANG BERKEINGINAN UNTUK HIDUP BERSAMA DAN SALING BERINTERAKSI SATU DENGAN LAINNYA SEHINGGA TERBENTUK SUATU MASYARAKAT. FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN MANUSIA HIDUP BERSAMA KARENA ADANYA DORONGAN MENCARI MAKAN, DORONGAN UNTUK MEMPERTAHANKAN DIRI DAN DORONGAN UNTUK MELANGSUNGKAN KETURUNAN. SEBAGAI MAKHLUK SOSIAL INDIVIDU ATAU MANUSIA AKAN BERHUBUNGAN DENGAN ALAM SEKITARNYA KHUSUSNYA MASYARAKAT. DENGAN SADAR MEREKA BERSIKAP, BERTINGKAHLAKU DAN BERBUAT DENGAN INDIVIDU LAINNYA SEHINGGA LAMA KELAMAAN MENJADI SEBUAH KELOMPOK BESAR YANG KITA NAMAKAN MASYARAKAT. JADI ANTAR INDIVIDU, KELUARGA DAN MASYARAKAT TERDAPAT HUBUNGAN YANG ERAT SEKALI. SUATU MASYARAKAT TERCIPTANYA KARENA ADANYA HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU DENGAN INDIVIDU LAIN YANG MEMBENTUK KELOMPOK-KELOMPOK DAN KELOMPOK YANG PALING KECIL DALAM MASYARAKAT DISEBUT KELUARGA, YANG PADA AKHIRNYA MENCIPTAKAN SUATU KESATUAN SEBAGAI SEBUAH MASYARAKAT.