Page 1
LITERATURE REVIEW : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia
Neonatorum
Apriliani1, Muaningsih2
1Mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKES Panakkukang Makassar
2Dosen STIKES Panakkukang Makassar
Email: [email protected]
ABSTRAK
Pendahuluan: Asfiksia merupakan suatu kejadian berupa gagal nafas secara spontan
setelah lahir dan sangat beresiko untuk terjadinya kematian yang dapat di buktikan dengan kondisi
atau keadaan bayi baru lahir dengan keadaan janin tidak spontan bernafas dan teratur sehingga
dapat menurunkan oksigen. Asfiksia neonatorum merupakan sesuatu kejadian emergensi
neonatal yang dapat menimbulkan rendahnya suplai oksigen ke otak serta jaringan dan bisa terjadi
kerusakan otak maupun kematian apabila tidak ditangani dengan benar.
Tujuan: Rangkuman literatur ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum
Metode: metode yang di gunakan adalah metode studi literature review dengan
menganalisis dari artikel-artikel yang telah dipilih dan dianalisis dari beberapa sumber sehingga
menjadi pembahasan baru.
Hasil: studi literatur ini didapatkan sepuluh artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi
dan eksklusi. Hasil analisis ditemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian
asfiksia neonatorum yaitu usia ibu, usia kehamilan, paritas, dan bayi berat lahir rendah.
Kesimpulan : kejadian asfiksia ada beberapa faktor-fsktor yang dapat mempengaruhi yaitu :
faktor usia ibu dengan rentang usia di bawah 20tahun dan di atas 35 tahun, faktor usia kehamilan
dapat mempengaruhi dengan usia kehamilan <37 minggu dan >42 minggu. Faktor parita lebih dari
3 dapat menimbulkan resiko pada ibu dan bayi. Faktor berat badan bayi lahir rendah dapat
mempengaruhi dengan berat <2500gram dan >4000gram. Dan dari beberapa faktor dia atas yang
paling berpengaruh dalam kejadian asfiksia yaitu : usia kehamilan di mana usia <37 minggu dapat
terjadinya ,fungsi organ yang kurang sempurna dan usia kehamilan 42 minggu dapat menyebabkan
plasenta terus pengalami penuaan
Kata kunci: faktor-faktor, asfiksia
Referensi : 15 jurnal ilmiah ( 2015- 2020 )
Page 2
ABSTRACT
APRILIANI : LITERATURE REVIEW: FACTORS RELATED TO THE EVENT OF
NEONATORUM ASFICITY SUPERVISED BY: Muaningsih, (i-xvi+ 42 pages + 3 tables + 1 image )
Introduction:. Asphyxia is an event in the form of spontaneous respiratory failure after
birth and is very risky for death which can be proven by the condition or condition of the newborn
with the fetus not breathing spontaneously and regularly so that it can reduce oxygen. Neonatal
asphyxia is a neonatal emergency that can cause low oxygen supply to the brain and tissues and
brain damage and death can occur if not treated properly. Objective: This literature summary generally aims to determine the factors associated
with neonatal asphyxia.
Method: the method used is the method of literature review study by analyzing from
articles that have been selected and analyzed from several sources so that it becomes a new
language.
Result: This literature study found ten articles that match the inclusion and exclusion
criteria. The results of the analysis found that the factors associated with the incidence of neonatal
asphyxia were maternal age, gestational age, parity, and low birth weight babies.
Conclusions: There are several factors that can affect the incidence of asphyxia, namely:
maternal age factors with a range of ages below 20 years and over 35 years, gestational age factors
can affect gestational age <37 weeks and> 42 weeks. A parity factor of more than 3 can pose a risk
to both mother and baby. Low birth weight factors can affect those weighing <2500gram and>
4000gram. And from some of the factors he mentioned the most influential in the incidence of
asphyxia, namely: gestational age where the age <37 weeks can occur, incomplete organ function
and 42 weeks of gestation can cause the placenta to continue to experience aging.
.
Keywords: factors, asphyxia
References : 15 scientific journals ( 2015 - 2020 )
Page 3
PENDAHULUAN
Asfiksia merupakan keadaan
darurat, berupa ketidakmampuan
bernafas otomatis segera setelah
lahir, dan sangat mungkin
menyebabkan kematian. di mana
keadaan bakal anak tidak otomatis
bernafas dan tertib sehingga dapat
merendahkan oksigen serta makian
tingkatkan karbondioksida yang
menimbulkan akibat kurang baik
dalan kehidupan selanjutnya.
Asfiksia neonatorum yakni sesuatu
emergensi neonatal yang dapat
menimbulkan rendahnya suplai
oksigen ke otak serta jaringan dan
bisa jadi kehancuran otak maupun
kematian apabila tidak ditangani
dengan benar.
Asfiksia neonatorum dapat
pula diakibatkan oleh ibu yang
melahirkan dengan resiko pada usia
< 20 tahun serta > 35 tahun.
Kehamilan antara 28 hingga dengan
36 minggu kehamilan prematur.
Kehamilan yang terakhir ini akan
mempengaruhi kelangsungan hidup
bayi yang dilahirkan, sebab bayi
yang sangat muda memiliki
prognosis kurang baik . masalah
yang terjadi pada bayi baru lahir dari
ibu yang menderita pre eklamsia
diakibatkan oleh beberapa faktor di
antara lain merupakan umur ibu,
paritas, usia kehamilan, serta berat
badan lahir bayi.
Paritas yang besar dapat
menyebabkan pembentukan
komplikasi kehamilan dan
persalinan, yang dapat mengganggu
pengangkutan O2 dari ibu ke janin,
yang dapat menyebabkan mati lemas,
yang biasanya dapat disimpulkan
dari skor APGAR beberapa menit
setelah lahir. Semakin pendek usia
kehamilan dan semakin kecil
bayinya, semakin tinggi morbiditas
dan mortalitas. Semakin rendah berat
badan lahir, semakin tinggi
kemungkinan terjadinya sesak napas
dan sindrom gangguan pernapasan.
Kejadian asfiksia sangat
beragam serta terdapat banyak faktor
yang mempengaruhi serta
berhubungan dengan peristiwa
asfiksia. Hasil beberapa penelitian
menunjukkan bahwa jika dilakukan
pemeriksaan, waktu persalinan lama,
, berat bayi lahir rendah, ketuban
pecah dini, persalinan dengan
Page 4
tindakan, umur ibu 35 tahun, paritas,
usia kehamilan, riwayat obstetri
jelek, kelainan letak janin, dan status
ANC kurang baik dengan peristiwa
asfiksia bayi baru lahir
Beberapa peneliti
sebelumnya telah melakukan
penelitian mengenai faktor-faktor
yang pengaruhi terbentuknya
peristiwa asfiksia neonatorum, oleh
karna itu peneliti ingin merangkum
literatur yang bertujuan untuk
mengetahui semua faktor yang
berhubungan dengan terjadinya
asfiksia neonatorum
TUJUAN PENELITIAN
Rangkuman literatur ini
secara umum bertujuan untuk
Mengetahui “faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian
asfiksia neonatorum”
METODE
A. PENCARIAN LITERATURE
1. kata kunci
Pencarian artikel atau jurnal
menggunakan keyword dan boolean
operator ( AND, OR, NOT ) yang
digunakan untuk menspesifikkan
pencarian, sehingga mempermudah
dalam penentuan artikel atau jurnal
yang ingin digunakan Adapun kata
kunci yang di gunakan dalam
penyusunan literature review ini
terdiri dari sebgai berikut :
Faktor
faktor
Asphyxia Neonatorum
Factors Incidence of
asphyxia
neonatus
OR OR OR
Factor Berhubunga
n dengan
kejadian
asfikasi
Neonatorum
Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review
2. Database Pencarian
Literature review merupakan
rangkuman menyeluruh terkait
beberapa studi penelitian yang
ditentukan berdasarkan tema tertentu.
Pencarian literatur dilakukan pada
bulan Desember 2020. Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
data sekunder ialah data yang
diperoleh dari hasil penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti
terdahulu. Sumber data sekunder yang
didapat berupa artikel jurnal
bereputasi baik nasional maupun
internasional dengan tema yang sudah
ditentukan. Pencarian artikel dalam
literature review ini menggunakan
beberapa database dengan kriteria
kualitas tinggi hingga rendah yaitu,
Pubmed, garuda dan Google scholar.
3. strategi pencarian
Pencarian artikel atau jurnal
menggunakan keyword dan boolean
operator (AND OR NOT) yang
digunakan untuk menspesifikkan
pencarian, sehingga mempermudah
dalam penentuan artikel atau jurnal
yang ingin digunakan. Adapun kata
kunci yang digunakan dalam
penyusunan literature review ini terdiri
sebagai berikut: Factors OR factor
AND asphyxia neonatorum OR
Page 5
Neonatus AND incidence of asphyxia
neonatorum
A. KRITERIA INKLUSI DAN
EKSLUSI
Strategi yang digunakan untuk
mencari artikel menggunakan PICOS
framework (Schardt et al., 2007) yang
terdiri dari:
1. Population/problem ialah populasi
atau masalah yang akan di analisis
sesuai dengan tema yang sudah
ditentukan dalam literature review
2. Intervention ialah suatu tindakan
penatalaksanan terhadap kasus
perorangan atau masyarakat serta
pemaparan tentang penatalaksanaan
studi sesuai dengan tema yang sudah
ditentukan dalam literature review.
3. Comparation ialah intervensi atau
penatalaksanaan lain yang digunakan
sebagai pembanding, jika tidak ada
bisa menggunakan kelompok kontrol
dalam studi yang terpilih.
4. Outcome ialah hasil atau luaran yang
diperolah pada studi terdahulu yang
sesuai dengan tema yang sudah
ditentukan dalam literature review.
5. Study design ialah desain penelitian
yang digunakan dalam penyusunan
literature review Kriteria Inklusi Ekslusi
Population
/Problem
Asfiksia
neonatorum
selain
asfiksia
neonatorum
Interventio
n
- -
Comparato
r
Tidak ada
pembanding
-
Outcome Faktor-faktor
yang
berhubungan
dengan
kejadian
asfiksia
neonatorum
Tidak faktor
yang
berhungan
dengan
kejadian
asfiksia
neonatorum
Study
desain and
type
publication
Descriptive
desain, cross
sectional studi,
deskriptif
korelasi,
deskritif
kuantitatif
kualitatif
-
Publicatio
n years
Tahun 2015
sampai 2020
Sebelum
tahun 2015
Language Bahasa
Indonesia dan
Inggris
Bahasa
selain
bahasa
Inggris dan
Indonesia
Tabel 2,2 Format PICOS dalam Literature
Review
B. PROSES SELEKSI LITERATUR
Hasil pencarian literature melalui
publikasi pada tiga database dengan
menggunakan kata kunci yang sudah di
sesuaikan, kemudian peneliti mendapatkan
210 artikel yang sesuai dengan kata kunci
tersebut Hasil seleksi artikel studi menurut
Romi Satria Wahono (2015) dapat
digambarkan dalam diagram flow di bawah
inI :
HASIL DAN ANALISIS
A. KARAKTERISTIK STUDI Sebelas artikel yang telah dipilih serta
memenuhi kriteria inklusi yang berkaitan
dengan faktor kejadian asfiksia neonatorum .
jumlah rata-rata peserta lebih dari seribu.
Secara keseluruhan setiap penelitian
membahas tentang faktor peristiwa asfiksia
neonatorum. Studi yang sesuai dengan
tinjauan mengenai faktor kejadian asfiksia
neonatorum ini di lakukan di indonesia
dengan 9 studi ( Wulandari, et.al 2015, , Sri
dan fitriana 2017, Ira dan Diana 2018
Endang dan Novita 2018, Elfira, Et.Al.2018,
Darmiati dan Siskawati 2019, Septi indriani
2019 Novria dan Widya 2020 ) dan yang
lainnya di lakukan di Ethiopia (Neil
abdulrashid ibrahim,et.al.,2017
Page 6
B. Hasil Pencarian Literature
No Penulis Tahu
n
Vol, No Judul Metode, Desain, Populasi,
Variabel
Hasil Penelitian Sumber
Database
1 Wuland
ari,et.al
2015 Faktor – faktor
yang berhubungan
dengan kejadian
asfiksia neonatorum
di ruang melati rsud
dr.h.soewondo
kendal
Jenis penelitian yang digunakan
penelitian korelasi dengan
pendekatan retrospektif.
Populasi dalam penelitian ini
adalah semua bayi baru lahir
yang ada di ruang melati RSUD
Dr. H. Soewondo Kendal pada
tahun 2015 sebanyak 377.
Teknik pengambilan sampel
total sampling. Menggunakan
uji chi –square.
Hasil penelitian
menunjukkan Di RSUD dr.
H. Soewondo Kendal jumlah
asfiksia neonatorum yang
terbanyak adalah asfiksia
sedang162 responden (74,31
%), usia ibu jumlah asfiksia
neonatorum terbanyak
berada pada usia 20 - 35
tahun berjumlah 151 orang
(40,1) paritas jumlah asfiksia
neonatorum terbanyak
berada pada paritas
primipara berjumlah 181
orang (48,0%), BBL dengan
kejadian asfiksia
neonatorum sebagian besar
BBL Rendah sebanyak 104
orang (75,4%). Ada
hubungan antara usia ibu,
usia kehamilan, paritas,
jarak kehamilan dan BBL
dengan Kejadian Asfiksia
Neonatorum dengan nilai p
value 0,000 (p<0,05)
Google
Scholer
2 Sri dan
fitriana
2017 Vol. 9,
No.17,
Faktor-faktor yang
berhubungan
dengan kejadian
asfiksia pada bayi
baru lahir di
rsmuhammadiyah
palembang tahun
2017
Penelitian ini menggunakan
metode kuantitatif Yang
Bersifat deskriptif analitik
dengan pendekatan retrospektif.
Pengambilan sampel
menggunakan teknik simple
random samplingsebanyak 81
bayi.
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa didapatkan
- hasil bahwa dari
81responden, variabel
umur ibumenunjukkan
responden yang
menyatakan
berisikosebanyak
35responden (43,2%), lebih
sedikit dibandingkan
dengan responden yang
menyatakan tidak
berisikosebanyak
46responden (56,8%)
- hasil bahwa dari 81
responden variabel berat
bayi baru
lahirmenunjukkan bahwa
Gogle
scolar
Page 7
responden yang menyatakan
berat lahir bayi
normalsebanyak
60responden (74,1%), lebih
banyak dibandingkan
dengan responden yang
menyatakan berat bayi lahir
rendahsebanyak
21responden (25,9% ).
berdasarkan uji chi-square
didapatkan hasil bahwatidak
ada hubungan yang
bermakna antara kejadian
asfiksia dan ada hubungan
yang bermakna antaraumur
kehamilan ibu (p value =
0,424)dan berat bayi baru
lahir (p value = 0,000)
dengan kejadian asfiksia
3 Ibrahim
,et.al.
2017 Prevalence of Birth
Asphyxia and
Associated Factors
among Neonates
Delivered in
Dilchora Referral
Hospital, in Dire
Dawa, Eastern
Ethiopia
Desain penelitian yang di
gunkan ialah retrospektif
berbasis di rumah sakit di
gunakan ada bayi yang baru
lahir di rumah sakit dilchora
dengan masa studi tiga tahun
serta di rawat di NICU dengan
apgar score <7 pada menit ke 5.
Pengumpulan data yang di
laukan secara langsung dan
mneggunakan buku registrasi
NICU
Hasil peneltian menyatakan
dari 9738 bayi yang lahir
dalam masa studi, 302
,(3,1%) yang mengalami
asfiksia, tetapi hanya 246
(81,5%) dengan flie dan
dokumentasi yang lengkap
yang di ambil dan
memberikan pervalansi
25/1000 kelahiran hidup. Rentang usia antara 15
sampai 25 (AOR, 0,04; CI
0,03-0,07)
Pubmed
4 Endang
dan
novita
2018 VOL. 5
NO.1
JUNI 2020
Faktor-faktor yang
berhubungan
dengan kejadian
asfiksia neonatorum
pada bayi di rsud
kabupaten tapanuli
selatan tahun 2018
Desain dalam penelitian ini
merupakan penelitian analitik
dengan pendekatan case series
untuk mengetahui faktor–faktor
yang berhubungan dengan
kejadian asfiksia neonatorum
pada bayi di RSUD Kabupaten
Tapanuli Selatan Tahun 2018.
Populasi dalam penelitian ini
merupakan semua bayi
penderita asfiksia neonatorum
berdasarkan hasil diagnosis
penolong persalinan di RSUD
Kabupaten Tapanuli Selatan
yang berjumlah 113 orang pada
bulan Januari – Desember tahun
2016 dengan jumlah sampel
sebanyak 113 orang (total
sampling).
Hasil tentang karakteristik
responden yang dilibatkan
dalam penelitian ini adalah
sebanyak 113 orang. Hasil
uji statistik diperoleh ada
hubungan antara umur ibu
dengan kejadian asfiksia
neonatorum (p= 0,027), ada
hubungan antara usia
kehamilan dengan kejadian
asfiksia neonatorum (p=
0,026), dan ada hubungan
antara paritas dengan
kejadian asfiksia
neonatorum (p= 0,001).
Google Scholer
Page 8
5 Emilda
veronik
a
2018 Faktor - faktor
yang
mempengaruhi
kejadian asfiksia
neonatorum di rsu
pku
muhammadiyah
bantul yogyakarta
tahun 2016 - 2018
Metode penelitian Kuantitatif,
desain penelitian case control
dengan pendekatan retrospektif,
menggunakan data sekunder
RSU PKU Muhammadiyah
8.Variabel bebas penelitian
yaitu usia ibu, paritas, usia
kehamilan dan riwayat
persalinan sedangkan variabel
terikat adalah kejadian asfiksia
neonatorum. Populasi penelitian
berjumlah 3.166 ibu melahirkan
dan 317 diantaranya melahirkan
bayi asfiksia
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada
hubungan antara usia
kehamilan dan riwayat
persalinan dengan kejadian
asfiksia. Diketahui usia
kehamilan 42 mg pada
kelompok asfiksia sebesar
20,4% sedangkan pada
kelompok tidak asfiksia
sebesar 5,4% (p-value =
0,002; OR = 4,519; 95%CI =
1,609-12,68). Usia
kehamilan (42 minggu)
berisiko mengalami asfiksia
4,519 kali lebih besar
dibandingkan dengan bayi
lahir aterm (37 mg - 42 mg)
Google
Scholer
6 Ira dan
diana
2018 Vol. I1I
No. 3
Faktor yang
berhubungan
dengan kejadian
asfiksia neonatorum
Jenis penelitian yang di gunakan
merupakan jenis : deskriptif
analitik dengan desain
penelitian menggunakan
pendekatan retrospectif,
Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh bayi yang lahir di
RSUD Pariaman pada tahun
2018 yang berjumlah 267 bayi.
Pengambilan sampel dilakukan
dengan teknik case control
dalam penelitian ini jumlah
sampel sebanyak 72 sampel
kasus dan 72 sampel kontrol
Hasil penelitian ini Hampir
seluruh responden memiliki
usia tidak berisiko (81,9%),
sebagian besar responden
memiliki usia kehamilan
tidak berisiko (78,5%),
sebagian besar responden
memiliki berat badan bayi
lahir normal (≥ 2500 gram)
(50,7%), sebagian responden
mengalami asfiksia (50%)
dan sebagiannya lagi tidak
asfiksia (50%), Terdapat
hubungan yang bermakna
antara usia ibu Dengan
kejadian asfiksia
neonatorum (p value = 0.004
< 0.05), Terdapat hubungan
yang bermakna antara usia
kehamilan Dengan kejadian
asfiksia neonatorum (p value
= 0.014 < 0.05),
Garuda
7 Elfira
et.al
2018 Vol. 1, No.
1,
Hubungan Berat
Badan Lahir Risiko
(4000gr) Dengan
Asfiksia
Neonatorum Di Rsd
Mayjen Hm
Ryacudu Kotabumi
Lampung Utara
Tahun 2018
Metode penelitian
menggunakan desain deskriptif
analitik, dengan pendekatatan
cross sectional ,Sampel
sebanyak 269 sampel diambil
dengan teknik random
sampling.
Hasil penelitian didapatkan
nilai pvalue 0.003 berarti
pvalue4000 gram) memiliki
potensi 2,2 kali lipat terjadi
asfiksia neonaturum
dibandingkan berat badan
lahir tidak beresiko.
Garuda
8 Darmia
ti dan
Siskaw
2019 Vol 3,
No.2,
Hubungan Umur
Ibu Dan Paritas
Terhadap Kejadian
Asfiksia
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian analitik
dengan melakukan pendekatan
Cross Sectional Study untuk
Hasil penelitian mengatakan
pada tabel umur ibu nilai p=
0,235 > dari α = 0,05 artinya
tidak ada hubungan antara
Garuda
Page 9
ati Neonatorum Di
RSIA Sitti Khadijah
1 Makassar
mengetahui hubungan antara
umur ibu dan paritas terhadap
kejadian asfiksia neonatorum di
RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar
dengan jumlah populasi
sebanyak 870 orang dan jumlah
sampel 134 orang dengan
menggunakan teknik Random
Sampling
umur terhadap kejadian
asfiksia neonatorum. Untuk
varibel paritas nilai p= 0,001
< dari α = 0,05 artinya ada
hubungan antara paritas
terhadap kejadian asfiksia
neonatorum. Kesimpulan
dari dua variable yaitu umur
ibu dan paritas, hanya
variable paritas yang
berhubungan dengan
kejadian asfiksia
neonatorum di RSIA Sitti
Khadujah 1 Makassar 2019.
9 Septi
indriani
2019 Faktor - Faktor
yang Berhubungan
dengan Kejadian
Asfiksia
Neonatorum di
RSUP Dr M.Djamil
Padang Tahun 2018
Jenis penelitian ini adalah
survey analitik dengan disai
n cross sectional Pengumpulan
data dilakukan di ruang rekam
medik RSUP DR M. Djamil
Padang pada tanggal 18 sampai
29 Maret 2019
. Populasi penelitian ini adalah
seluruh ibu bersalin berjumlah
477 orang Sampel diambil
secara
systematic random sampling
sebanyak 83 orang. Jenis data
penelitian ini adalah data
sekunder yang diolah dan
dianalisa menggunakan uji
statistik Chi-Square
secara komputerisasi
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa
44,6% ibu melahirkan bayi
dengan asfiksia
neonatorum, 31,3% ibu
melahirkan usia berisiko,
10,8% ibu melahirkan
dengan paritas berisiko,
32,5% ibu melahirkan
dengan usia kehamilan
berisiko dan 85,5% ibu
melahirkan dengan cara
persalinan berisiko.
Terdapat hubungan usia
ibu dengan kejadian
asfiksia neonatorum
(p=0,036), usia kehamilan
dengan kejadian asfiksia
neonatorum (p=0,000) dan
cara persalinan dengan
kejadian asfiksia
neonatorum (p=0,035)
sedangkan tidak terdapat
hubungan antara paritas
dengan kejadian asfiksia
neonatorum (p=0,071)
Gogle
scolar
10 Novria
dan
Widya
2020 Vol 2 no2 Gambaran faktor
resiko ibu terhadap
kejadian asfiksia
neonatorum di rsud
rasidin padang
tahun 2017
Jenis penelitian yang di gunakan
adalah descriptif dengan
populasi seluruh ibu melahirkan
dengan bayi asfiksia di RSUD
Rasidin, dengan teknik
pengambilan sampel total
sampling, data yang digunakan
merupakan data sekunder, data
diolah melalui teknik editing,
coding, entry data,tabulating,
cleaning
Hasil penelitian didapatkan
lebih separuh (66,67%) ibu
yang yang melahirkan bayi
dengan asfiksia memiliki
usia < 20 tahun atau > 35
tahun. Lebih separuh (57,57
%) ibu yang melahirkan bayi
dengan asfiksia merupakan
paritas ibu yang beresiko.
Kurang Separuh 12,12%
Google
scholar
Page 10
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan pemaparan
hasil penelitian setelah dilakukan terlebih dahulu
analisis data, pemeparan hasil penelitian tersebut
disajikan untuk mengatahui faktor-faktor yang
berhubungan dengan kejadian asfiksia
neonatorum
1. Usia ibu
Dalam penyusunan literatur
review ini ada sepulih artikel
yang hendak di gunakan dan di
temukan sebanyak 4 artikel yang
membahas terkait hubungan usia
dengan peristiwaa asfiksia
neonatorum . Usia merupakan
salah satu faktor yang
berhubungan dengan peristiwa
asfiksia pada ibu hamil.
Sementara itu, penelitian yang
dilakukan oleh Emilda Veronika
(2018) menunjukkan bahwa
tidak ada hubungan antara usia
dengan asfiksia neonatal, karena
sebagian besar ibu dalam
penelitian ini berusia subur serta
cenderung melahirkan bayi
asfiksia dengan usia <20thn dan
>35 thn dengan p-value =0,168.
teori mengatakan Dari segi
kesehatan ibu yang berumur
<20thn serta >35thn tidak
sebaik seperti saat ibu
berumur 20-35 tahun.
Kehamilan di usia muda atau
remaja di bawah usia 20 tahun
akan mengakibatkan rasa takut
terhadap kehamilan serta
persalinan, hal ini dikarenakan
pada usia tersebut ibu belum
siap untuk memiliki anak serta
alat-alat reproduksi ibu belum
siap untuk hamil. sedangkan
umur ibu >35 tahun
merupakan umur yang
tidak reproduktif atau umur
usia yang beresiko tinggi dalam
kehamil. .
Page 11
Peneliti beramsumsi usia
seorang wanita pada saat hamil
sebaiknya tidak sangat muda
serta tidak sangat tua.usia ibu
memiliki resiko untuk
mendaptkan masalah dalam
persalinan ataupun masalah pada
bayi yang akan di lahirkan.
Salahsatu masalah pada bayi
baru lahir merupakan asfiksia
meonatorum pada ibu dengan
dibawah usia 20 tahun, serta
organ reproduksi belum siap
menerima kehamilan serta
persalinan, sehingga mengalami
komplikasi selama masa
kehamilan serta persalinan.
Begitu pula dengan usia di atas
35 tahun di mana ada terdapat
kemunduran fungi alat-alat
reproduksi. Akibatnya,
komplikasi termasuk fungsi
uterus dan plasenta yang buruk,
yang membatasi transfer oksigen
ke janin serta dapat
menyebabkan asfiksia pada bayi
baru lahir..
2. Usia kehamilan
Dalam penyusunan literatur
review ini terdapat sepulih
artikel yang akan di gunakan dan
di temukan sebanyak dua artikel
yang membahas terkait
hubungan usia kehamilan
dengan asfiksia neonatorum.
Usia kehamilan memiliki
hubungan dengan peristiwa
asfiksia Sri handayani serta
fitriana (2017) menunjukkan
bahwa responden yang
menyatakan aterm dengan
keajadian asfiksia sebanyak 22
responden (36,7), lebih banyak
dibanding dengan preterm
sebanyak 19 responden
(90,5).serta hasil uji stastistik
Page 12
dengan memakai chi - squaare di
dapatkan p value (0,000) berarti
bahwa terdapat ada hubungan
yang signifikan antara umur
kehamilan dengan peristiwa
asfikisia. penelitian yang
dilakukan yang dilakukan oleh
Ira dan dina (2018)
menunjukkan bahwa usia
kehamilan tampaknya cukup
mempengaruhi peristiwa
asfiksianeonatrum. Dimana ibu
lahir dalam keadaan usia yang
berisiko <37 minggu pada
umumnya mengalami bayi yang
lahir dalam kondisi asfiksia
berat. Usia kehamilan > 42
minggu (post term) atau disebut
dengan lewat bulan, juga
merupakan faktor resiko dimana
bayi yang dilahirkan dapat
mengalami asfiksia diakibatkan
oleh fungsi plasenta yang tidak
optimal lagi akibat proses
penuaan yang menyebabkan
gangguan oksigen dari ibu ke
janin.
Peneliti meyakini bahwa usia
kehamilan berisiko mengalami
berbagai komplikasi, salah
satunya ialah asfiksia
neonatorum, hal ini dikaitan
dengan teori serta penelitaian
dimana usia kehamilan
prematur organ pernafasan bayi
belum sempurna sehingga
teeganggu perafasan bayi setelah
lahir. Semakin muda umur
kehamilan hingga sangat
dikhawatirkan keadaan neonatal
seperti pernafasan belum
sempurna serta semakin tua usia
kehamilan plasenta akan
mengalami penuaan yang akan
berdampak pada penurunan
fungsi plasenta.
Page 13
3. Paritas
Dalam penyusunan literatur
review ini terdapat sepulih
artikel yang akan di gunakan dan
di temukan sebanyak 2 artikel
yang membahas terkait
hubungan paritas dengan
kejadian asfiksia neonatorum.
Paritas merupakan jumlah
persalinan yang dialami wanita.
Paritas dibagi dalam beberapa
bagian ataupun klasifikasi ialah
primipara adalah wanita yang
sempat melahirkan sebanyak
satu kali, multipara adalah
wanita yang pernah melahirkan
kurang dari 5 kali, sedangkan
grandemultipara merupakan
wanita yang sempat melahirkan
lebih dari 5 kali Menurut teori
Isrofiana (2017). kehamilan
yang terlalu banyak merupakan
salah satu pemicu dalam
kehamilan beresiko tinggi.
Paritas 1-3 ialah paritas yang
paling aman buat kesehatan ibu
maupun janin. Ibu yang
memiliki anak lebih dari 3 dapat
menimbulkan resiko pada ibu
dan bayi. dapat di kategorikan
ibu yang memiliki paritas > 3
beresiko dalam kehamian dan
ibu yang memiliki ≤ 3 tidak
berisiko..
Peneliti beramsumsi ibu
dengan peritas di atas 3x
memiliki pengaruh terhadap
peristiwa asfiksia neonatorum.
Hal ini disebebkan karena
terjadinya kemunduran fungsi
alat reproduksi dimana
kelemahan otot-otot rahim, serta
mempengaruhi terhadap plasenta
dimana plasenta merupakan
penyuplai oksigen pada bayi saat
dalam rahim, sehingga
Page 14
terganggu pasokan oksigen yang
bisa berujung jadi asfiksia
neonatorum.
4. Berat badan bayi lahir
rendah
Dalam penyusunan literatur
review ini terdapat sepulih
artikel yang akan di gunakan dan
di temukan sebanyak dua artikel
yang membahas terkait berat
badan bayi lahir rendah dengan
kejadian asfiksia neonatorum.
Berat badan lahir merupakan
bagain adri faktor neonatus yang
dapat menyebabkan asfiksia
neonatorum dan merupakan
salah satu indikator kesehatan
bayi baru lahir. Elfira et. Al.
(2018) mengatakan bahwa berat
badan lahir beresiko
berhubungan dengan peristiwa
asfiksia dan memiliki nilai
peluang untuk kejadian asfiksia
sebanyak 2,2 kali lipat dibanding
dengan berat badan lahir tidak
resiko. Nilai p value 0.003
berarti yang berarti berat badan
lahir risiko (< 2500 gram dan >
4000 gram) .
Menurut peneliti (Ira dan
dina,2018) mengatakan bahwa
Berat bayi lahir cukup
mempengaruhi kejadian asfiksia
yang di alami oleh bayi. Dimana
bayi yang lahir dalam berat
badan BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) umumnya mengalami
kejadian asfiksia, begitu juga
sebaliknya bahwa bayi yang
lahir dalam keadaan BBLN
(Berat Badan Normal), pada
umumnya tidak mengalami
asfiksia. Hal ini jelas bahwa
berat badan bayi bergantung
pada masa gestasi / masa
Page 15
kehamilan yang dialami oleh
ibu.
Peneliti beramsumsi bahwa
Berat lahir berkaitan dengan
masa gestasi. Makin rendah
masa genstasi dan makin kecil
bayi, makin tinggi morbiditas
dan mortalitasnya. Prognosis
bayi berat lahir rendah
tergantung berat ringannya
masalah perinatal. Makin rendah
berat bayi lahir makin tinggi
kemungkinan terbentuknya
asfiksia serta sindroma
gangguan pernafasan.
KESIMPULAN
1. Faktor yang berkontribusi
terhadap kejadian asfiksia
neonatorum di sebabkan oleh
usia ibu, usia kehamilan, paritas
dan berat bayi lahir rendah
2. Dalam penyusunan literatur
review terdapt sapuluh artikel
yang akan di gunakan dan di
temukan sebanyak 4 artikel yang
membahas terkait hubungan usia
ibu dengan kejadian asfiksia
neonatorum
3. Dalam penyusunan literatur
review terdapt sapuluh artikel
yang akan di gunakan dan di
temukan sebanyak 2 artikel yang
membahas terkait hubungan usia
kandungan dengan kejadian
asfiksia neonatorum
4. Dalam penyusunan literatur
review terdapt sapuluh artikel
yang akan di gunakan dan di
temukan sebanyak 2 artikel yang
membahas terkait hubungan
Paritas dengan kejadian asfiksia
neonatorum
5. Dalam penyusunan literatur
review terdapt sapuluh artikel
yang akan di gunakan dan di
temukan sebanyak 2 artikel yang
Page 16
membahas terkait hubungan
Berat Bayi Lahir rendah dengan
kejadian asfiksia neonatorum
SARAN
1. Profesi Keperawatan
Saran peneliti kepada tenaga
kesehtan agar memberikan
informasi terkait faktor-faktor
yang berhubungan dengan
kejadian asfiksia neonatorum
melalui pemberian spanduk tau
poster di setiap fasilitas
pelayanan kesehtan. Pemberian
penyuluhan baik secra personal
maupun kelompok sehingga
dapat menambah pengatahuan
ibu tentang asfiksia neonatorum.
2. Peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya
dapat melakukan penelitan
lanjutan terkait kejadian asfiksia
neonatorum bisa menggunakan
faktor-faktor yang belum di teliti
seperti jarak kehamilan , ketuban
pecah dini, preeklamsia,
pendarahan trimester III, riwayat
persalinan.
Page 17
DAFTAR PUSTAKA
Aminah; Wahyuni Sri Maesyaroh.
2015. Hubungan Bayi
Prematur Dengan Kejadian
Asfiksia Neonatorum. Jurnal
obstretika scientia. Vol 4
No.2
Dinkes Sulsel. (2015).
ProfilKesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan.
Indriani, S. (2019). Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
Kejadian Asfiksia
Neonatorum di RSUP Dr M.
Djamil Padang Tahun 2018.
Ligawati. 2018. Asuhan Persalinan
& Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta; Penerbit Wineka
Media
Lubis, T. E. F., & Batubara, N. S.
(2020). FAKTOR-FAKTOR
YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN
ASFIKSIA NEONATORUM
PADA BAYI DI RSUD
KABUPATEN TAPANULI
SELATAN TAHUN 2018.
Jurnal Kesehatan Ilmiah
Indonesia (Indonesian Health
Scientific Journal), 5(1), 27-
34
Manuaba, Ida Ayu Chandraniata,
dkk. 2009. Buku Ajar
Patologi Obstetri Untuk
Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta: EGC
Oktavianita Vina. 2017. Perbedaan
Angka Kejadian Risiko
Asfiksia Neonatorum Antara
Bayi Kurang Bulan Dengan
Bayi Cukup Bulan Pada
Berat Bayi Lahir Rendah
(BBLR). Program studi
Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Primasari Putri Eka, Silvia Matasari.
2017. Hubungan Partus Lama
Dengan Kejadian Asfiksia
Neonatorum di RSUD.dr
Rasidin Padang. Prodi DIII
Kebidanan, Stikes
Marcubaktijaya Padang.
Saputro SD. Hubungan Antara Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR)
Dengan Asfiksia
Neonatorum. Vol. 53,
Metrologia. 2015
SA'DANOER, Ira Maulina. Faktor
yang Berhubungan dengan
Kejadian Asfiksia
Neonatorum di RSUD
Pariaman. Jurnal Bidan
Komunitas, 2020, 3.3: 93-98.
Veronika, E., Nikmah, L., & Utami,
F. S. (2019). FAKTOR-
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
KEJADIAN ASFIKSIA
NEONATORUM DI RSU
PKU MUHAMMADIYAH
BANTUL YOGYAKARTA
TAHUN 2016-2018
WHO. (2014). World Health
Statistik . WHO: WHO
WULANDARI, Priharyanti;
ARIFIANTO, Arifianto;
SENJANI, Fessa Puji.
Faktor–Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Kejadian Asfiksia
Neonatorum Di Ruang Melati
RSUD Dr. h. soewondo
Page 18
Kendal. Journal of Holistic
Nursing Science, 2016, 3.1:
1-10.Yulaikhah, L. (2008).
Kehamilan: Seri Asuhan
Kebidanan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.