Top Banner
LITERATURE REVIEW : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum Apriliani 1 , Muaningsih 2 1 Mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKES Panakkukang Makassar 2 Dosen STIKES Panakkukang Makassar Email: [email protected] ABSTRAK Pendahuluan: Asfiksia merupakan suatu kejadian berupa gagal nafas secara spontan setelah lahir dan sangat beresiko untuk terjadinya kematian yang dapat di buktikan dengan kondisi atau keadaan bayi baru lahir dengan keadaan janin tidak spontan bernafas dan teratur sehingga dapat menurunkan oksigen. Asfiksia neonatorum merupakan sesuatu kejadian emergensi neonatal yang dapat menimbulkan rendahnya suplai oksigen ke otak serta jaringan dan bisa terjadi kerusakan otak maupun kematian apabila tidak ditangani dengan benar. Tujuan: Rangkuman literatur ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum Metode: metode yang di gunakan adalah metode studi literature review dengan menganalisis dari artikel-artikel yang telah dipilih dan dianalisis dari beberapa sumber sehingga menjadi pembahasan baru. Hasil: studi literatur ini didapatkan sepuluh artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil analisis ditemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum yaitu usia ibu, usia kehamilan, paritas, dan bayi berat lahir rendah. Kesimpulan : kejadian asfiksia ada beberapa faktor-fsktor yang dapat mempengaruhi yaitu : faktor usia ibu dengan rentang usia di bawah 20tahun dan di atas 35 tahun, faktor usia kehamilan dapat mempengaruhi dengan usia kehamilan <37 minggu dan >42 minggu. Faktor parita lebih dari 3 dapat menimbulkan resiko pada ibu dan bayi. Faktor berat badan bayi lahir rendah dapat mempengaruhi dengan berat <2500gram dan >4000gram. Dan dari beberapa faktor dia atas yang paling berpengaruh dalam kejadian asfiksia yaitu : usia kehamilan di mana usia <37 minggu dapat terjadinya ,fungsi organ yang kurang sempurna dan usia kehamilan 42 minggu dapat menyebabkan plasenta terus pengalami penuaan Kata kunci: faktor-faktor, asfiksia Referensi : 15 jurnal ilmiah ( 2015- 2020 )
18

Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

Mar 23, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

LITERATURE REVIEW : Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia

Neonatorum

Apriliani1, Muaningsih2

1Mahasiswa Program Studi Profesi Ners STIKES Panakkukang Makassar

2Dosen STIKES Panakkukang Makassar

Email: [email protected]

ABSTRAK

Pendahuluan: Asfiksia merupakan suatu kejadian berupa gagal nafas secara spontan

setelah lahir dan sangat beresiko untuk terjadinya kematian yang dapat di buktikan dengan kondisi

atau keadaan bayi baru lahir dengan keadaan janin tidak spontan bernafas dan teratur sehingga

dapat menurunkan oksigen. Asfiksia neonatorum merupakan sesuatu kejadian emergensi

neonatal yang dapat menimbulkan rendahnya suplai oksigen ke otak serta jaringan dan bisa terjadi

kerusakan otak maupun kematian apabila tidak ditangani dengan benar.

Tujuan: Rangkuman literatur ini secara umum bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor

yang berhubungan dengan kejadian asfiksia neonatorum

Metode: metode yang di gunakan adalah metode studi literature review dengan

menganalisis dari artikel-artikel yang telah dipilih dan dianalisis dari beberapa sumber sehingga

menjadi pembahasan baru.

Hasil: studi literatur ini didapatkan sepuluh artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi

dan eksklusi. Hasil analisis ditemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian

asfiksia neonatorum yaitu usia ibu, usia kehamilan, paritas, dan bayi berat lahir rendah.

Kesimpulan : kejadian asfiksia ada beberapa faktor-fsktor yang dapat mempengaruhi yaitu :

faktor usia ibu dengan rentang usia di bawah 20tahun dan di atas 35 tahun, faktor usia kehamilan

dapat mempengaruhi dengan usia kehamilan <37 minggu dan >42 minggu. Faktor parita lebih dari

3 dapat menimbulkan resiko pada ibu dan bayi. Faktor berat badan bayi lahir rendah dapat

mempengaruhi dengan berat <2500gram dan >4000gram. Dan dari beberapa faktor dia atas yang

paling berpengaruh dalam kejadian asfiksia yaitu : usia kehamilan di mana usia <37 minggu dapat

terjadinya ,fungsi organ yang kurang sempurna dan usia kehamilan 42 minggu dapat menyebabkan

plasenta terus pengalami penuaan

Kata kunci: faktor-faktor, asfiksia

Referensi : 15 jurnal ilmiah ( 2015- 2020 )

Page 2: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

ABSTRACT

APRILIANI : LITERATURE REVIEW: FACTORS RELATED TO THE EVENT OF

NEONATORUM ASFICITY SUPERVISED BY: Muaningsih, (i-xvi+ 42 pages + 3 tables + 1 image )

Introduction:. Asphyxia is an event in the form of spontaneous respiratory failure after

birth and is very risky for death which can be proven by the condition or condition of the newborn

with the fetus not breathing spontaneously and regularly so that it can reduce oxygen. Neonatal

asphyxia is a neonatal emergency that can cause low oxygen supply to the brain and tissues and

brain damage and death can occur if not treated properly. Objective: This literature summary generally aims to determine the factors associated

with neonatal asphyxia.

Method: the method used is the method of literature review study by analyzing from

articles that have been selected and analyzed from several sources so that it becomes a new

language.

Result: This literature study found ten articles that match the inclusion and exclusion

criteria. The results of the analysis found that the factors associated with the incidence of neonatal

asphyxia were maternal age, gestational age, parity, and low birth weight babies.

Conclusions: There are several factors that can affect the incidence of asphyxia, namely:

maternal age factors with a range of ages below 20 years and over 35 years, gestational age factors

can affect gestational age <37 weeks and> 42 weeks. A parity factor of more than 3 can pose a risk

to both mother and baby. Low birth weight factors can affect those weighing <2500gram and>

4000gram. And from some of the factors he mentioned the most influential in the incidence of

asphyxia, namely: gestational age where the age <37 weeks can occur, incomplete organ function

and 42 weeks of gestation can cause the placenta to continue to experience aging.

.

Keywords: factors, asphyxia

References : 15 scientific journals ( 2015 - 2020 )

Page 3: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

PENDAHULUAN

Asfiksia merupakan keadaan

darurat, berupa ketidakmampuan

bernafas otomatis segera setelah

lahir, dan sangat mungkin

menyebabkan kematian. di mana

keadaan bakal anak tidak otomatis

bernafas dan tertib sehingga dapat

merendahkan oksigen serta makian

tingkatkan karbondioksida yang

menimbulkan akibat kurang baik

dalan kehidupan selanjutnya.

Asfiksia neonatorum yakni sesuatu

emergensi neonatal yang dapat

menimbulkan rendahnya suplai

oksigen ke otak serta jaringan dan

bisa jadi kehancuran otak maupun

kematian apabila tidak ditangani

dengan benar.

Asfiksia neonatorum dapat

pula diakibatkan oleh ibu yang

melahirkan dengan resiko pada usia

< 20 tahun serta > 35 tahun.

Kehamilan antara 28 hingga dengan

36 minggu kehamilan prematur.

Kehamilan yang terakhir ini akan

mempengaruhi kelangsungan hidup

bayi yang dilahirkan, sebab bayi

yang sangat muda memiliki

prognosis kurang baik . masalah

yang terjadi pada bayi baru lahir dari

ibu yang menderita pre eklamsia

diakibatkan oleh beberapa faktor di

antara lain merupakan umur ibu,

paritas, usia kehamilan, serta berat

badan lahir bayi.

Paritas yang besar dapat

menyebabkan pembentukan

komplikasi kehamilan dan

persalinan, yang dapat mengganggu

pengangkutan O2 dari ibu ke janin,

yang dapat menyebabkan mati lemas,

yang biasanya dapat disimpulkan

dari skor APGAR beberapa menit

setelah lahir. Semakin pendek usia

kehamilan dan semakin kecil

bayinya, semakin tinggi morbiditas

dan mortalitas. Semakin rendah berat

badan lahir, semakin tinggi

kemungkinan terjadinya sesak napas

dan sindrom gangguan pernapasan.

Kejadian asfiksia sangat

beragam serta terdapat banyak faktor

yang mempengaruhi serta

berhubungan dengan peristiwa

asfiksia. Hasil beberapa penelitian

menunjukkan bahwa jika dilakukan

pemeriksaan, waktu persalinan lama,

, berat bayi lahir rendah, ketuban

pecah dini, persalinan dengan

Page 4: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

tindakan, umur ibu 35 tahun, paritas,

usia kehamilan, riwayat obstetri

jelek, kelainan letak janin, dan status

ANC kurang baik dengan peristiwa

asfiksia bayi baru lahir

Beberapa peneliti

sebelumnya telah melakukan

penelitian mengenai faktor-faktor

yang pengaruhi terbentuknya

peristiwa asfiksia neonatorum, oleh

karna itu peneliti ingin merangkum

literatur yang bertujuan untuk

mengetahui semua faktor yang

berhubungan dengan terjadinya

asfiksia neonatorum

TUJUAN PENELITIAN

Rangkuman literatur ini

secara umum bertujuan untuk

Mengetahui “faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian

asfiksia neonatorum”

METODE

A. PENCARIAN LITERATURE

1. kata kunci

Pencarian artikel atau jurnal

menggunakan keyword dan boolean

operator ( AND, OR, NOT ) yang

digunakan untuk menspesifikkan

pencarian, sehingga mempermudah

dalam penentuan artikel atau jurnal

yang ingin digunakan Adapun kata

kunci yang di gunakan dalam

penyusunan literature review ini

terdiri dari sebgai berikut :

Faktor

faktor

Asphyxia Neonatorum

Factors Incidence of

asphyxia

neonatus

OR OR OR

Factor Berhubunga

n dengan

kejadian

asfikasi

Neonatorum

Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review

2. Database Pencarian

Literature review merupakan

rangkuman menyeluruh terkait

beberapa studi penelitian yang

ditentukan berdasarkan tema tertentu.

Pencarian literatur dilakukan pada

bulan Desember 2020. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah

data sekunder ialah data yang

diperoleh dari hasil penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti

terdahulu. Sumber data sekunder yang

didapat berupa artikel jurnal

bereputasi baik nasional maupun

internasional dengan tema yang sudah

ditentukan. Pencarian artikel dalam

literature review ini menggunakan

beberapa database dengan kriteria

kualitas tinggi hingga rendah yaitu,

Pubmed, garuda dan Google scholar.

3. strategi pencarian

Pencarian artikel atau jurnal

menggunakan keyword dan boolean

operator (AND OR NOT) yang

digunakan untuk menspesifikkan

pencarian, sehingga mempermudah

dalam penentuan artikel atau jurnal

yang ingin digunakan. Adapun kata

kunci yang digunakan dalam

penyusunan literature review ini terdiri

sebagai berikut: Factors OR factor

AND asphyxia neonatorum OR

Page 5: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

Neonatus AND incidence of asphyxia

neonatorum

A. KRITERIA INKLUSI DAN

EKSLUSI

Strategi yang digunakan untuk

mencari artikel menggunakan PICOS

framework (Schardt et al., 2007) yang

terdiri dari:

1. Population/problem ialah populasi

atau masalah yang akan di analisis

sesuai dengan tema yang sudah

ditentukan dalam literature review

2. Intervention ialah suatu tindakan

penatalaksanan terhadap kasus

perorangan atau masyarakat serta

pemaparan tentang penatalaksanaan

studi sesuai dengan tema yang sudah

ditentukan dalam literature review.

3. Comparation ialah intervensi atau

penatalaksanaan lain yang digunakan

sebagai pembanding, jika tidak ada

bisa menggunakan kelompok kontrol

dalam studi yang terpilih.

4. Outcome ialah hasil atau luaran yang

diperolah pada studi terdahulu yang

sesuai dengan tema yang sudah

ditentukan dalam literature review.

5. Study design ialah desain penelitian

yang digunakan dalam penyusunan

literature review Kriteria Inklusi Ekslusi

Population

/Problem

Asfiksia

neonatorum

selain

asfiksia

neonatorum

Interventio

n

- -

Comparato

r

Tidak ada

pembanding

-

Outcome Faktor-faktor

yang

berhubungan

dengan

kejadian

asfiksia

neonatorum

Tidak faktor

yang

berhungan

dengan

kejadian

asfiksia

neonatorum

Study

desain and

type

publication

Descriptive

desain, cross

sectional studi,

deskriptif

korelasi,

deskritif

kuantitatif

kualitatif

-

Publicatio

n years

Tahun 2015

sampai 2020

Sebelum

tahun 2015

Language Bahasa

Indonesia dan

Inggris

Bahasa

selain

bahasa

Inggris dan

Indonesia

Tabel 2,2 Format PICOS dalam Literature

Review

B. PROSES SELEKSI LITERATUR

Hasil pencarian literature melalui

publikasi pada tiga database dengan

menggunakan kata kunci yang sudah di

sesuaikan, kemudian peneliti mendapatkan

210 artikel yang sesuai dengan kata kunci

tersebut Hasil seleksi artikel studi menurut

Romi Satria Wahono (2015) dapat

digambarkan dalam diagram flow di bawah

inI :

HASIL DAN ANALISIS

A. KARAKTERISTIK STUDI Sebelas artikel yang telah dipilih serta

memenuhi kriteria inklusi yang berkaitan

dengan faktor kejadian asfiksia neonatorum .

jumlah rata-rata peserta lebih dari seribu.

Secara keseluruhan setiap penelitian

membahas tentang faktor peristiwa asfiksia

neonatorum. Studi yang sesuai dengan

tinjauan mengenai faktor kejadian asfiksia

neonatorum ini di lakukan di indonesia

dengan 9 studi ( Wulandari, et.al 2015, , Sri

dan fitriana 2017, Ira dan Diana 2018

Endang dan Novita 2018, Elfira, Et.Al.2018,

Darmiati dan Siskawati 2019, Septi indriani

2019 Novria dan Widya 2020 ) dan yang

lainnya di lakukan di Ethiopia (Neil

abdulrashid ibrahim,et.al.,2017

Page 6: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

B. Hasil Pencarian Literature

No Penulis Tahu

n

Vol, No Judul Metode, Desain, Populasi,

Variabel

Hasil Penelitian Sumber

Database

1 Wuland

ari,et.al

2015 Faktor – faktor

yang berhubungan

dengan kejadian

asfiksia neonatorum

di ruang melati rsud

dr.h.soewondo

kendal

Jenis penelitian yang digunakan

penelitian korelasi dengan

pendekatan retrospektif.

Populasi dalam penelitian ini

adalah semua bayi baru lahir

yang ada di ruang melati RSUD

Dr. H. Soewondo Kendal pada

tahun 2015 sebanyak 377.

Teknik pengambilan sampel

total sampling. Menggunakan

uji chi –square.

Hasil penelitian

menunjukkan Di RSUD dr.

H. Soewondo Kendal jumlah

asfiksia neonatorum yang

terbanyak adalah asfiksia

sedang162 responden (74,31

%), usia ibu jumlah asfiksia

neonatorum terbanyak

berada pada usia 20 - 35

tahun berjumlah 151 orang

(40,1) paritas jumlah asfiksia

neonatorum terbanyak

berada pada paritas

primipara berjumlah 181

orang (48,0%), BBL dengan

kejadian asfiksia

neonatorum sebagian besar

BBL Rendah sebanyak 104

orang (75,4%). Ada

hubungan antara usia ibu,

usia kehamilan, paritas,

jarak kehamilan dan BBL

dengan Kejadian Asfiksia

Neonatorum dengan nilai p

value 0,000 (p<0,05)

Google

Scholer

2 Sri dan

fitriana

2017 Vol. 9,

No.17,

Faktor-faktor yang

berhubungan

dengan kejadian

asfiksia pada bayi

baru lahir di

rsmuhammadiyah

palembang tahun

2017

Penelitian ini menggunakan

metode kuantitatif Yang

Bersifat deskriptif analitik

dengan pendekatan retrospektif.

Pengambilan sampel

menggunakan teknik simple

random samplingsebanyak 81

bayi.

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa didapatkan

- hasil bahwa dari

81responden, variabel

umur ibumenunjukkan

responden yang

menyatakan

berisikosebanyak

35responden (43,2%), lebih

sedikit dibandingkan

dengan responden yang

menyatakan tidak

berisikosebanyak

46responden (56,8%)

- hasil bahwa dari 81

responden variabel berat

bayi baru

lahirmenunjukkan bahwa

Gogle

scolar

Page 7: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

responden yang menyatakan

berat lahir bayi

normalsebanyak

60responden (74,1%), lebih

banyak dibandingkan

dengan responden yang

menyatakan berat bayi lahir

rendahsebanyak

21responden (25,9% ).

berdasarkan uji chi-square

didapatkan hasil bahwatidak

ada hubungan yang

bermakna antara kejadian

asfiksia dan ada hubungan

yang bermakna antaraumur

kehamilan ibu (p value =

0,424)dan berat bayi baru

lahir (p value = 0,000)

dengan kejadian asfiksia

3 Ibrahim

,et.al.

2017 Prevalence of Birth

Asphyxia and

Associated Factors

among Neonates

Delivered in

Dilchora Referral

Hospital, in Dire

Dawa, Eastern

Ethiopia

Desain penelitian yang di

gunkan ialah retrospektif

berbasis di rumah sakit di

gunakan ada bayi yang baru

lahir di rumah sakit dilchora

dengan masa studi tiga tahun

serta di rawat di NICU dengan

apgar score <7 pada menit ke 5.

Pengumpulan data yang di

laukan secara langsung dan

mneggunakan buku registrasi

NICU

Hasil peneltian menyatakan

dari 9738 bayi yang lahir

dalam masa studi, 302

,(3,1%) yang mengalami

asfiksia, tetapi hanya 246

(81,5%) dengan flie dan

dokumentasi yang lengkap

yang di ambil dan

memberikan pervalansi

25/1000 kelahiran hidup. Rentang usia antara 15

sampai 25 (AOR, 0,04; CI

0,03-0,07)

Pubmed

4 Endang

dan

novita

2018 VOL. 5

NO.1

JUNI 2020

Faktor-faktor yang

berhubungan

dengan kejadian

asfiksia neonatorum

pada bayi di rsud

kabupaten tapanuli

selatan tahun 2018

Desain dalam penelitian ini

merupakan penelitian analitik

dengan pendekatan case series

untuk mengetahui faktor–faktor

yang berhubungan dengan

kejadian asfiksia neonatorum

pada bayi di RSUD Kabupaten

Tapanuli Selatan Tahun 2018.

Populasi dalam penelitian ini

merupakan semua bayi

penderita asfiksia neonatorum

berdasarkan hasil diagnosis

penolong persalinan di RSUD

Kabupaten Tapanuli Selatan

yang berjumlah 113 orang pada

bulan Januari – Desember tahun

2016 dengan jumlah sampel

sebanyak 113 orang (total

sampling).

Hasil tentang karakteristik

responden yang dilibatkan

dalam penelitian ini adalah

sebanyak 113 orang. Hasil

uji statistik diperoleh ada

hubungan antara umur ibu

dengan kejadian asfiksia

neonatorum (p= 0,027), ada

hubungan antara usia

kehamilan dengan kejadian

asfiksia neonatorum (p=

0,026), dan ada hubungan

antara paritas dengan

kejadian asfiksia

neonatorum (p= 0,001).

Google Scholer

Page 8: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

5 Emilda

veronik

a

2018 Faktor - faktor

yang

mempengaruhi

kejadian asfiksia

neonatorum di rsu

pku

muhammadiyah

bantul yogyakarta

tahun 2016 - 2018

Metode penelitian Kuantitatif,

desain penelitian case control

dengan pendekatan retrospektif,

menggunakan data sekunder

RSU PKU Muhammadiyah

8.Variabel bebas penelitian

yaitu usia ibu, paritas, usia

kehamilan dan riwayat

persalinan sedangkan variabel

terikat adalah kejadian asfiksia

neonatorum. Populasi penelitian

berjumlah 3.166 ibu melahirkan

dan 317 diantaranya melahirkan

bayi asfiksia

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada

hubungan antara usia

kehamilan dan riwayat

persalinan dengan kejadian

asfiksia. Diketahui usia

kehamilan 42 mg pada

kelompok asfiksia sebesar

20,4% sedangkan pada

kelompok tidak asfiksia

sebesar 5,4% (p-value =

0,002; OR = 4,519; 95%CI =

1,609-12,68). Usia

kehamilan (42 minggu)

berisiko mengalami asfiksia

4,519 kali lebih besar

dibandingkan dengan bayi

lahir aterm (37 mg - 42 mg)

Google

Scholer

6 Ira dan

diana

2018 Vol. I1I

No. 3

Faktor yang

berhubungan

dengan kejadian

asfiksia neonatorum

Jenis penelitian yang di gunakan

merupakan jenis : deskriptif

analitik dengan desain

penelitian menggunakan

pendekatan retrospectif,

Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh bayi yang lahir di

RSUD Pariaman pada tahun

2018 yang berjumlah 267 bayi.

Pengambilan sampel dilakukan

dengan teknik case control

dalam penelitian ini jumlah

sampel sebanyak 72 sampel

kasus dan 72 sampel kontrol

Hasil penelitian ini Hampir

seluruh responden memiliki

usia tidak berisiko (81,9%),

sebagian besar responden

memiliki usia kehamilan

tidak berisiko (78,5%),

sebagian besar responden

memiliki berat badan bayi

lahir normal (≥ 2500 gram)

(50,7%), sebagian responden

mengalami asfiksia (50%)

dan sebagiannya lagi tidak

asfiksia (50%), Terdapat

hubungan yang bermakna

antara usia ibu Dengan

kejadian asfiksia

neonatorum (p value = 0.004

< 0.05), Terdapat hubungan

yang bermakna antara usia

kehamilan Dengan kejadian

asfiksia neonatorum (p value

= 0.014 < 0.05),

Garuda

7 Elfira

et.al

2018 Vol. 1, No.

1,

Hubungan Berat

Badan Lahir Risiko

(4000gr) Dengan

Asfiksia

Neonatorum Di Rsd

Mayjen Hm

Ryacudu Kotabumi

Lampung Utara

Tahun 2018

Metode penelitian

menggunakan desain deskriptif

analitik, dengan pendekatatan

cross sectional ,Sampel

sebanyak 269 sampel diambil

dengan teknik random

sampling.

Hasil penelitian didapatkan

nilai pvalue 0.003 berarti

pvalue4000 gram) memiliki

potensi 2,2 kali lipat terjadi

asfiksia neonaturum

dibandingkan berat badan

lahir tidak beresiko.

Garuda

8 Darmia

ti dan

Siskaw

2019 Vol 3,

No.2,

Hubungan Umur

Ibu Dan Paritas

Terhadap Kejadian

Asfiksia

Penelitian ini menggunakan

metode penelitian analitik

dengan melakukan pendekatan

Cross Sectional Study untuk

Hasil penelitian mengatakan

pada tabel umur ibu nilai p=

0,235 > dari α = 0,05 artinya

tidak ada hubungan antara

Garuda

Page 9: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

ati Neonatorum Di

RSIA Sitti Khadijah

1 Makassar

mengetahui hubungan antara

umur ibu dan paritas terhadap

kejadian asfiksia neonatorum di

RSIA Sitti Khadijah 1 Makassar

dengan jumlah populasi

sebanyak 870 orang dan jumlah

sampel 134 orang dengan

menggunakan teknik Random

Sampling

umur terhadap kejadian

asfiksia neonatorum. Untuk

varibel paritas nilai p= 0,001

< dari α = 0,05 artinya ada

hubungan antara paritas

terhadap kejadian asfiksia

neonatorum. Kesimpulan

dari dua variable yaitu umur

ibu dan paritas, hanya

variable paritas yang

berhubungan dengan

kejadian asfiksia

neonatorum di RSIA Sitti

Khadujah 1 Makassar 2019.

9 Septi

indriani

2019 Faktor - Faktor

yang Berhubungan

dengan Kejadian

Asfiksia

Neonatorum di

RSUP Dr M.Djamil

Padang Tahun 2018

Jenis penelitian ini adalah

survey analitik dengan disai

n cross sectional Pengumpulan

data dilakukan di ruang rekam

medik RSUP DR M. Djamil

Padang pada tanggal 18 sampai

29 Maret 2019

. Populasi penelitian ini adalah

seluruh ibu bersalin berjumlah

477 orang Sampel diambil

secara

systematic random sampling

sebanyak 83 orang. Jenis data

penelitian ini adalah data

sekunder yang diolah dan

dianalisa menggunakan uji

statistik Chi-Square

secara komputerisasi

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

44,6% ibu melahirkan bayi

dengan asfiksia

neonatorum, 31,3% ibu

melahirkan usia berisiko,

10,8% ibu melahirkan

dengan paritas berisiko,

32,5% ibu melahirkan

dengan usia kehamilan

berisiko dan 85,5% ibu

melahirkan dengan cara

persalinan berisiko.

Terdapat hubungan usia

ibu dengan kejadian

asfiksia neonatorum

(p=0,036), usia kehamilan

dengan kejadian asfiksia

neonatorum (p=0,000) dan

cara persalinan dengan

kejadian asfiksia

neonatorum (p=0,035)

sedangkan tidak terdapat

hubungan antara paritas

dengan kejadian asfiksia

neonatorum (p=0,071)

Gogle

scolar

10 Novria

dan

Widya

2020 Vol 2 no2 Gambaran faktor

resiko ibu terhadap

kejadian asfiksia

neonatorum di rsud

rasidin padang

tahun 2017

Jenis penelitian yang di gunakan

adalah descriptif dengan

populasi seluruh ibu melahirkan

dengan bayi asfiksia di RSUD

Rasidin, dengan teknik

pengambilan sampel total

sampling, data yang digunakan

merupakan data sekunder, data

diolah melalui teknik editing,

coding, entry data,tabulating,

cleaning

Hasil penelitian didapatkan

lebih separuh (66,67%) ibu

yang yang melahirkan bayi

dengan asfiksia memiliki

usia < 20 tahun atau > 35

tahun. Lebih separuh (57,57

%) ibu yang melahirkan bayi

dengan asfiksia merupakan

paritas ibu yang beresiko.

Kurang Separuh 12,12%

Google

scholar

Page 10: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan pemaparan

hasil penelitian setelah dilakukan terlebih dahulu

analisis data, pemeparan hasil penelitian tersebut

disajikan untuk mengatahui faktor-faktor yang

berhubungan dengan kejadian asfiksia

neonatorum

1. Usia ibu

Dalam penyusunan literatur

review ini ada sepulih artikel

yang hendak di gunakan dan di

temukan sebanyak 4 artikel yang

membahas terkait hubungan usia

dengan peristiwaa asfiksia

neonatorum . Usia merupakan

salah satu faktor yang

berhubungan dengan peristiwa

asfiksia pada ibu hamil.

Sementara itu, penelitian yang

dilakukan oleh Emilda Veronika

(2018) menunjukkan bahwa

tidak ada hubungan antara usia

dengan asfiksia neonatal, karena

sebagian besar ibu dalam

penelitian ini berusia subur serta

cenderung melahirkan bayi

asfiksia dengan usia <20thn dan

>35 thn dengan p-value =0,168.

teori mengatakan Dari segi

kesehatan ibu yang berumur

<20thn serta >35thn tidak

sebaik seperti saat ibu

berumur 20-35 tahun.

Kehamilan di usia muda atau

remaja di bawah usia 20 tahun

akan mengakibatkan rasa takut

terhadap kehamilan serta

persalinan, hal ini dikarenakan

pada usia tersebut ibu belum

siap untuk memiliki anak serta

alat-alat reproduksi ibu belum

siap untuk hamil. sedangkan

umur ibu >35 tahun

merupakan umur yang

tidak reproduktif atau umur

usia yang beresiko tinggi dalam

kehamil. .

Page 11: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

Peneliti beramsumsi usia

seorang wanita pada saat hamil

sebaiknya tidak sangat muda

serta tidak sangat tua.usia ibu

memiliki resiko untuk

mendaptkan masalah dalam

persalinan ataupun masalah pada

bayi yang akan di lahirkan.

Salahsatu masalah pada bayi

baru lahir merupakan asfiksia

meonatorum pada ibu dengan

dibawah usia 20 tahun, serta

organ reproduksi belum siap

menerima kehamilan serta

persalinan, sehingga mengalami

komplikasi selama masa

kehamilan serta persalinan.

Begitu pula dengan usia di atas

35 tahun di mana ada terdapat

kemunduran fungi alat-alat

reproduksi. Akibatnya,

komplikasi termasuk fungsi

uterus dan plasenta yang buruk,

yang membatasi transfer oksigen

ke janin serta dapat

menyebabkan asfiksia pada bayi

baru lahir..

2. Usia kehamilan

Dalam penyusunan literatur

review ini terdapat sepulih

artikel yang akan di gunakan dan

di temukan sebanyak dua artikel

yang membahas terkait

hubungan usia kehamilan

dengan asfiksia neonatorum.

Usia kehamilan memiliki

hubungan dengan peristiwa

asfiksia Sri handayani serta

fitriana (2017) menunjukkan

bahwa responden yang

menyatakan aterm dengan

keajadian asfiksia sebanyak 22

responden (36,7), lebih banyak

dibanding dengan preterm

sebanyak 19 responden

(90,5).serta hasil uji stastistik

Page 12: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

dengan memakai chi - squaare di

dapatkan p value (0,000) berarti

bahwa terdapat ada hubungan

yang signifikan antara umur

kehamilan dengan peristiwa

asfikisia. penelitian yang

dilakukan yang dilakukan oleh

Ira dan dina (2018)

menunjukkan bahwa usia

kehamilan tampaknya cukup

mempengaruhi peristiwa

asfiksianeonatrum. Dimana ibu

lahir dalam keadaan usia yang

berisiko <37 minggu pada

umumnya mengalami bayi yang

lahir dalam kondisi asfiksia

berat. Usia kehamilan > 42

minggu (post term) atau disebut

dengan lewat bulan, juga

merupakan faktor resiko dimana

bayi yang dilahirkan dapat

mengalami asfiksia diakibatkan

oleh fungsi plasenta yang tidak

optimal lagi akibat proses

penuaan yang menyebabkan

gangguan oksigen dari ibu ke

janin.

Peneliti meyakini bahwa usia

kehamilan berisiko mengalami

berbagai komplikasi, salah

satunya ialah asfiksia

neonatorum, hal ini dikaitan

dengan teori serta penelitaian

dimana usia kehamilan

prematur organ pernafasan bayi

belum sempurna sehingga

teeganggu perafasan bayi setelah

lahir. Semakin muda umur

kehamilan hingga sangat

dikhawatirkan keadaan neonatal

seperti pernafasan belum

sempurna serta semakin tua usia

kehamilan plasenta akan

mengalami penuaan yang akan

berdampak pada penurunan

fungsi plasenta.

Page 13: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

3. Paritas

Dalam penyusunan literatur

review ini terdapat sepulih

artikel yang akan di gunakan dan

di temukan sebanyak 2 artikel

yang membahas terkait

hubungan paritas dengan

kejadian asfiksia neonatorum.

Paritas merupakan jumlah

persalinan yang dialami wanita.

Paritas dibagi dalam beberapa

bagian ataupun klasifikasi ialah

primipara adalah wanita yang

sempat melahirkan sebanyak

satu kali, multipara adalah

wanita yang pernah melahirkan

kurang dari 5 kali, sedangkan

grandemultipara merupakan

wanita yang sempat melahirkan

lebih dari 5 kali Menurut teori

Isrofiana (2017). kehamilan

yang terlalu banyak merupakan

salah satu pemicu dalam

kehamilan beresiko tinggi.

Paritas 1-3 ialah paritas yang

paling aman buat kesehatan ibu

maupun janin. Ibu yang

memiliki anak lebih dari 3 dapat

menimbulkan resiko pada ibu

dan bayi. dapat di kategorikan

ibu yang memiliki paritas > 3

beresiko dalam kehamian dan

ibu yang memiliki ≤ 3 tidak

berisiko..

Peneliti beramsumsi ibu

dengan peritas di atas 3x

memiliki pengaruh terhadap

peristiwa asfiksia neonatorum.

Hal ini disebebkan karena

terjadinya kemunduran fungsi

alat reproduksi dimana

kelemahan otot-otot rahim, serta

mempengaruhi terhadap plasenta

dimana plasenta merupakan

penyuplai oksigen pada bayi saat

dalam rahim, sehingga

Page 14: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

terganggu pasokan oksigen yang

bisa berujung jadi asfiksia

neonatorum.

4. Berat badan bayi lahir

rendah

Dalam penyusunan literatur

review ini terdapat sepulih

artikel yang akan di gunakan dan

di temukan sebanyak dua artikel

yang membahas terkait berat

badan bayi lahir rendah dengan

kejadian asfiksia neonatorum.

Berat badan lahir merupakan

bagain adri faktor neonatus yang

dapat menyebabkan asfiksia

neonatorum dan merupakan

salah satu indikator kesehatan

bayi baru lahir. Elfira et. Al.

(2018) mengatakan bahwa berat

badan lahir beresiko

berhubungan dengan peristiwa

asfiksia dan memiliki nilai

peluang untuk kejadian asfiksia

sebanyak 2,2 kali lipat dibanding

dengan berat badan lahir tidak

resiko. Nilai p value 0.003

berarti yang berarti berat badan

lahir risiko (< 2500 gram dan >

4000 gram) .

Menurut peneliti (Ira dan

dina,2018) mengatakan bahwa

Berat bayi lahir cukup

mempengaruhi kejadian asfiksia

yang di alami oleh bayi. Dimana

bayi yang lahir dalam berat

badan BBLR (Berat Badan Lahir

Rendah) umumnya mengalami

kejadian asfiksia, begitu juga

sebaliknya bahwa bayi yang

lahir dalam keadaan BBLN

(Berat Badan Normal), pada

umumnya tidak mengalami

asfiksia. Hal ini jelas bahwa

berat badan bayi bergantung

pada masa gestasi / masa

Page 15: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

kehamilan yang dialami oleh

ibu.

Peneliti beramsumsi bahwa

Berat lahir berkaitan dengan

masa gestasi. Makin rendah

masa genstasi dan makin kecil

bayi, makin tinggi morbiditas

dan mortalitasnya. Prognosis

bayi berat lahir rendah

tergantung berat ringannya

masalah perinatal. Makin rendah

berat bayi lahir makin tinggi

kemungkinan terbentuknya

asfiksia serta sindroma

gangguan pernafasan.

KESIMPULAN

1. Faktor yang berkontribusi

terhadap kejadian asfiksia

neonatorum di sebabkan oleh

usia ibu, usia kehamilan, paritas

dan berat bayi lahir rendah

2. Dalam penyusunan literatur

review terdapt sapuluh artikel

yang akan di gunakan dan di

temukan sebanyak 4 artikel yang

membahas terkait hubungan usia

ibu dengan kejadian asfiksia

neonatorum

3. Dalam penyusunan literatur

review terdapt sapuluh artikel

yang akan di gunakan dan di

temukan sebanyak 2 artikel yang

membahas terkait hubungan usia

kandungan dengan kejadian

asfiksia neonatorum

4. Dalam penyusunan literatur

review terdapt sapuluh artikel

yang akan di gunakan dan di

temukan sebanyak 2 artikel yang

membahas terkait hubungan

Paritas dengan kejadian asfiksia

neonatorum

5. Dalam penyusunan literatur

review terdapt sapuluh artikel

yang akan di gunakan dan di

temukan sebanyak 2 artikel yang

Page 16: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

membahas terkait hubungan

Berat Bayi Lahir rendah dengan

kejadian asfiksia neonatorum

SARAN

1. Profesi Keperawatan

Saran peneliti kepada tenaga

kesehtan agar memberikan

informasi terkait faktor-faktor

yang berhubungan dengan

kejadian asfiksia neonatorum

melalui pemberian spanduk tau

poster di setiap fasilitas

pelayanan kesehtan. Pemberian

penyuluhan baik secra personal

maupun kelompok sehingga

dapat menambah pengatahuan

ibu tentang asfiksia neonatorum.

2. Peneliti selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya

dapat melakukan penelitan

lanjutan terkait kejadian asfiksia

neonatorum bisa menggunakan

faktor-faktor yang belum di teliti

seperti jarak kehamilan , ketuban

pecah dini, preeklamsia,

pendarahan trimester III, riwayat

persalinan.

Page 17: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

DAFTAR PUSTAKA

Aminah; Wahyuni Sri Maesyaroh.

2015. Hubungan Bayi

Prematur Dengan Kejadian

Asfiksia Neonatorum. Jurnal

obstretika scientia. Vol 4

No.2

Dinkes Sulsel. (2015).

ProfilKesehatan Provinsi

Sulawesi Selatan.

Indriani, S. (2019). Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan

Kejadian Asfiksia

Neonatorum di RSUP Dr M.

Djamil Padang Tahun 2018.

Ligawati. 2018. Asuhan Persalinan

& Bayi Baru Lahir.

Yogyakarta; Penerbit Wineka

Media

Lubis, T. E. F., & Batubara, N. S.

(2020). FAKTOR-FAKTOR

YANG BERHUBUNGAN

DENGAN KEJADIAN

ASFIKSIA NEONATORUM

PADA BAYI DI RSUD

KABUPATEN TAPANULI

SELATAN TAHUN 2018.

Jurnal Kesehatan Ilmiah

Indonesia (Indonesian Health

Scientific Journal), 5(1), 27-

34

Manuaba, Ida Ayu Chandraniata,

dkk. 2009. Buku Ajar

Patologi Obstetri Untuk

Mahasiswa Kebidanan.

Jakarta: EGC

Oktavianita Vina. 2017. Perbedaan

Angka Kejadian Risiko

Asfiksia Neonatorum Antara

Bayi Kurang Bulan Dengan

Bayi Cukup Bulan Pada

Berat Bayi Lahir Rendah

(BBLR). Program studi

Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Primasari Putri Eka, Silvia Matasari.

2017. Hubungan Partus Lama

Dengan Kejadian Asfiksia

Neonatorum di RSUD.dr

Rasidin Padang. Prodi DIII

Kebidanan, Stikes

Marcubaktijaya Padang.

Saputro SD. Hubungan Antara Berat

Badan Lahir Rendah (BBLR)

Dengan Asfiksia

Neonatorum. Vol. 53,

Metrologia. 2015

SA'DANOER, Ira Maulina. Faktor

yang Berhubungan dengan

Kejadian Asfiksia

Neonatorum di RSUD

Pariaman. Jurnal Bidan

Komunitas, 2020, 3.3: 93-98.

Veronika, E., Nikmah, L., & Utami,

F. S. (2019). FAKTOR-

FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI

KEJADIAN ASFIKSIA

NEONATORUM DI RSU

PKU MUHAMMADIYAH

BANTUL YOGYAKARTA

TAHUN 2016-2018

WHO. (2014). World Health

Statistik . WHO: WHO

WULANDARI, Priharyanti;

ARIFIANTO, Arifianto;

SENJANI, Fessa Puji.

Faktor–Faktor Yang

Berhubungan Dengan

Kejadian Asfiksia

Neonatorum Di Ruang Melati

RSUD Dr. h. soewondo

Page 18: Apriliani1, Muaningsih2 - STIKES Panakkukang

Kendal. Journal of Holistic

Nursing Science, 2016, 3.1:

1-10.Yulaikhah, L. (2008).

Kehamilan: Seri Asuhan

Kebidanan. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC.