Top Banner
LIST Class 2D Sem 2010 APLIKASI MOTOR INDUKSI PENERAPAN PADA LIFT / ELEVETOR
74

Aplikasi Motor Listrik - Lift

Jul 14, 2016

Download

Documents

Motor Listrik
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Aplikasi Motor Listrik - Lift

Ryanto Sidiki & Fransiscus R.KNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK EL

KONSENTRASI LISTClass 2D Sem

2010

APLIKASI MOTORINDUKSIPENERAPAN PADA LIFT / ELEVETOR

Tewuh POLYTE EKTRO

RIK D4ester II

Page 2: Aplikasi Motor Listrik - Lift

KATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan rahmatnya

sehingga Tugas Hasil kelompok kami dapat terselesaikan.Terutama kepada semua pihak yang

telah membantu dalam penyelesaian Tugas ini.Secara khusus kami selaku penulis Tugas ini

mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah ini atas bimbingan beliau

sehingga saya bisa memperoleh informasi-informasi dalam pengembangan diri dan intelektual.

Seperti pepatah yang mengatakan “Tak ada Gading yang tak retar” begitu juga dengan

Tugas ini, tentu tidak lepas dari ketidak-sempurnaan. kami selaku penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran guna pengembangan dalam diri kami. Akhir kata sekali lagi kami mengucapkan

banyak terima kasih atas partisipasi anda membaca tulisan ini.Terima kasih.

Manado, 18 April 2010

Penulis,

Page 3: Aplikasi Motor Listrik - Lift

DAFTAR

Kata Pengatar

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan

Bab II. Teori Dasar

1. Elektro-mekanik

2. Elektro-magnetik

Bab III. Teori Terapan

1. Motor Induksi

Bab IV. Pembahasan

1. Lift / Elevator

Bab V. Kesimpulan

Daftar Pustaka

Page 4: Aplikasi Motor Listrik - Lift

BAB I.

Setiap hari kita banyak melakukan aktifitas yang begitu banyak. Tahukah anda kalau

90% pekerjaan atau aktifitas kita telah dibantu oleh sebuah motor listrik khususnya motor

induksi. Pompa air, DVD Player, Kipas angin, AC, Mesin cuci, Blendder,dan masih banyak lagi,

yang merupakan peralatan yang sering kita gunakan. Motor induksi adalah komponen utamanya.

Coba kita bayangkan tanpa adanya motor induksi, pasti kita akan sulit untuk melakukan aktifitas.

Melalui tulisan ini akan dibahas secara mendalam tentang Motor Induksi khususnya Aplikasinya

pada Lift listrik. Mesin-mesin listrik digunakan untukmengubah suatu bentuk energi keenergi

yang lain, misalnya mesin yangmengubah energi mekanis ke energy listrik disebut generator,

dan sebaliknyaenergi listrik menjadi energy mekanis disebut motor. Masing-masingmesin

mempunyai bagian yang diamdan bagian yang bergerak.Bagian yang bergerak dan diam

terdiri dari inti besi, dipisahkan oleh celahudara dan membentuk rangkaian magnetic dimana

fluksi dihasilkan oleh aliranarus melalui kumparan/belitan yangterletak didalam kedua bagian

tersebut.Pada umumnya mesin-mesin penggerakyang digunakan di Industri mempunyaidaya

keluaran lebih besar dari 1HP dan menggunakan motor InduksiTiga Fasa.

Adapun kelebihan dan kekurangan motor induksi bila dibandingkan dengan jenis motor lainnya,

adalah :

Kelebihan Motor Induksi

� Mempunyai konstruksi yang sederhana.

� Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yang lainnya.

� Menghasilkan putaran yang konstan.

� Mudah perawatannya.

� Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.

� Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.

Kekurangan Motor Induksi

� Putarannya sulit diatur.

� Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal motor

Page 5: Aplikasi Motor Listrik - Lift

BAB II. TEORI DASAR

1. ELEKTROMEKANIK

DASAR ELEKTROMEKANIK

1.1. Konversi Energi ElektromekanikKonversi energi baik dari energi listrik menjadi energi mekanik (motor) maupun sebaliknya dari energi mekanik menjadi energi listrik (generator) berlangsung melalui medium medan magnet. Energi yang akan diubah dari satu system ke system lainnya, sementara akan tersimpan pada medium medan magnet untuk kemudian dilepaskan menjadi energi system lainnya. Dengan demikian, medan magnet di sini selain berfungsi sebagai tempat penyimpanan energi juga sekaligus sebagai medium untuk mengkopel perubahan energi.

Dengan mengingat hukum kekekalan energi, proses konversi energi elektromekanik dapat dinyatakan sebagai berikut (untuk motor):

(Energi Listrik sebagai input) = (Energi Mekanik sebagai output + Energi panas) + (Energi pada medan magnet dan rugi-rugi magnetic)

atau dalam persamaan differensial, konversi energi dari elektris ke mekanis adalah sebagai berikut:dWE = dWM + dWF

Ini hanya berlaku ketika proses konversi energi sedang berlangsung pada keadaan dinamis yang transient. Untuk keadaan tunak, dimana fluks merupakan harga yang konstan, makadWF = 0dWE = dWM

1.2. Gaya Gerak ListrikApabila sebuah konduktor digerakkan tegak lurus sejauh ds memotong suatu medan magnet dengan kerapatan fluks B, maka perubahan fluks pada konduktor dengan panjang efektif l adalah:d = B l ds

Dari Hukum Faraday diketahui bahwa gaya gerak listrik (ggl) E = d/dtMaka e = B l ds/dt; dimana ds/dt = v = kecepatan

Jadi, e = B l v

1.3. KopelArus listrik I yang dihasilkan di dalam suatu medan magnet dengan kerapatan fluks B akan menghasilkan suatu gaya F sebesar:

Page 6: Aplikasi Motor Listrik - Lift

F = B I l

Jika jari-jari rotor adalah r, maka kopel yang dibangkitkan adalahT = F r

Perlu diingat bahwa saat gaya F dibangkitkan, konduktor bergerak di dalam medan magnet da seperti diketahui akan menimbulkan gaya gerak listrik yang merupakan reaksi (lawan) terhadap tegangan penyebabnya. Agar proses konversi energi listrik menjadi energi mekanik (motor) dapat berlangsung, tegangan sumber harus lebih besar daripada gaya gerak listrik lawan.

Begitu pula, suatu gerak konduktor di dalam medan magnet akan membangkitkan tegangan e = B l V dan bila dihubungkan dengan beban, akan mengalir arus listrik I atau energi mekanik berubah menjadi energi listrik (generator). Arus listrik yang mengalir pada konduktor tadi merupakan medan magnet pula dan akan berinteraksi dengan medan magnet yang telah ada (B). Interaksi medan magnet merupakan gaya reaksi (lawan) terhadap gerak mekanik yang diberikan. Agar konversi energi mekanik ke energi listrik dapat berlangsung, energi mekanik yang diberikan haruslah lebih besar dari gaya reaksi tadi.

1.4. Mesin Dinamik ElementerPada umumnya mesin dinamik terdiri atas bagian yang berputar disebut rotor dan bagian yang diam disebut stator. Di antara rotor dan stator terdapat celah udara. Stator merupakan kumparan medan yang berbentuk kutub sepatu dan rotor merupakan kumparan jangkar dengan belitan konduktor yang saling dihubungkan ujungnya (lihat gambar) untuk mendapatkan tegangan induksi (ggl).

Jika kumparan rotor diputar dengan arah berlawanan dari arah jarum jam, tegangan akan dibangkitkan dengan arah yang berlawanan pada kedua ujung rotor yang tidak dihubungkan.

Simulasi mesin dinamis (generator) dapat dilihat pada situs ini. ht t p: / /ww w .sci e n ce j o y w a g on. c om / p h y sics z on e / l e s son/othe r pub/w fe ndt / g e n e r a to r e n g l. htm

1.5. Interaksi Medan MagnetKerja suatu mesin dinamis dapat juga dilihat dari segi adanya interaksi antar medan magnet stator dan rotor, yaitu:F = B I lSeperti diketahui, arus listrik (I) pada persamaan di atas akan menimbulkan fluks juga di sekitar konduktor yang dilalui. Bila kerapatan fluks akibat arus listrik dinyatakan

Page 7: Aplikasi Motor Listrik - Lift

dengan Bs (pada stator), sedang kerapatan fluks akibat kumparan medan adalahBr (pada rotor), maka dapat dituliskan:

T = K Br Bs sin

Dimana adalah sudut antara kedua sumbu medan magnet Br dan BsK adalah konstanta l x r

Sudut dikenal sebagai sudut kopel atau sudut daya dengan harga maksimum =90o. Dengan menganggap Br dan Bs sebagai fungsi arus rotor dan arus stator, persamaan kopel menjadi:

T = K Ir Is sin

Dengan demikian, kopel terjadi sebagai interaksi antara dua medan magnet atau dua arus.

1.6. Derajat ListrikPada setiap satu kali putaran mesin, tegangan induksi yang ditimbulkan sudah menyelesaikan p/2 kali putaran. Maka untuk mesin 4 kutub, satu kali putaran mekanik mesin (360o) berarti sama dengan dua kali putaran listrik (720o). Persamaan umumnya adalah sebagai berikut:

e = (p/2) mp = jumlah kutub mesine = sudut listrikm = sudut mekanik

1.7. FrekuensiDari persamaan di atas, diketahui bahwa untuk setiap satu siklus tegangan listrik yang dihasilkan, mesin telah menyelesaikan p/2 kali putaran. Karena itu frekuensi gelombang tegangan adalah:

f = (p/2) (n/60)

n = rotasi per menit n/60 = rotasi perdetik

Kecepatan sinkron untuk mesin arus bolak-balik lazim dinyatakan dengan ns = 120 (f/p)

Jadi misalnya untuk generator sinkron yang bekerja dengan frekuensi 50 putaran per detik dan mempunyai jumlah kutub p=2, maka kecepatan berputar mesin tersebut adalah:ns = (120 x 50)/2 = 3000 rpm.

Page 8: Aplikasi Motor Listrik - Lift

2. Elektromagnetik

Menurut fisika: Elektromagnet adalah fenomena fisika yang berupa interaksi antara

medan listrik dan medan magnet. Cahaya adalah satu diantara fenomena gelombang

elektromagnet yang memiliki sifat ambigu, di satu pihak bersifat gelombang elektromagnet, di

lain pihak merupakan gerakan partikel yang disebut foton.Menurut Teori Minimalis cahaya

merupakan symetrical trans wave yang mengakibatkan timbulnya foton pada saat terjadi

keseimbangan prima antar medan magnet dan medan listrik.

Magnet listrik atau elektromagnet adalah inti (biasanya besi lunak) yang menjadi bersifat

magnet karena ter induksi oleh arus listrik yang mengalir dalam suatu konduktor yang dililitkan

mengelilingi inti besi lunak itu. Magnet jenis ini sifatnya tak tetap. Jika inti besi lunak diganti

dengan baja maka yang terjadi adalah magnet tetap. Besi lunak akan kehilangan sifat magnet nya

jika arus listrik diputus, sedangkan baja masih bersifat magnet jika listrik searahnya

diputus.Magnet listrik jika yang mengalir arus searah atau direct current (DC) maka yang terjadi

adalah magnet berkutub utara dan selatan, jika yang mengalir arus listrik bolak balik atau

alternating current (AC) maka akan terjadi magnet yang kutubnya berubah-ubah (Vibrator).

Dalam eksperimen Oersted, Biot-Savart dan Ampere menyatakan bahwa adanya gaya dan

medan magnet disekitar kawat berarus. Kemudian timbul pertanyaan “Apakah medan magnet

dapat menghasilkan arus listrik?”. Awal tahunn 1830, dua orang ilmuwan yaitu Michael

Faraday(Inggris) dan Joseph Henry(Amerika) menemukan bahwa perubahan medan magnet

dapat menghasilkan tegangan dan arus yang disebut sebagai ggl induksi dan arus induksi.

Proses terjadi ggl induksi dan arus induksi dikenal sebagai induksi magnetik

Page 9: Aplikasi Motor Listrik - Lift
Page 10: Aplikasi Motor Listrik - Lift
Page 11: Aplikasi Motor Listrik - Lift
Page 12: Aplikasi Motor Listrik - Lift

BAB III. TEORI TERAPAN

MOTOR INDUKSI

Page 13: Aplikasi Motor Listrik - Lift
Page 14: Aplikasi Motor Listrik - Lift

-

A .. A ,.•

(e)

Gambar 5.100 Proses Terjadinya Medan Putar

(f)

Dari gambar diatas terlihat bahwa fluks resultan akan berputar, dan jumlah putarannya bisa ditentukan berdasarkan

120.f

• Selanjutnya arus di dalam medan magnet menimbulkan gaya (F) pada rotor.

persamaan : Ns = p Rpm

5.6.1.3 Prinsip Kerja Motor lnduksiTiga Fasa

Prinsip kerja motor induksi atau terjadinya putaran pada motor, bisa dijelaskan sebagai berikut :• Bila kumparan stator diberi suplai

tegangan tiga fasa, maka akan terjadi medan putar dengan

kecepatan Ns = 120.f

p• Medan putar stator tersebut akan

mengimbas penghantar yang ada pada rotor, sehingga pada rotor timbul tegangan induksi.

• Tegangan yang terjadi pada rotor menyebabkan timbulnya arus pada penghantar rotor.

(a)

(b)

Page 15: Aplikasi Motor Listrik - Lift

E2

Jadi untuk Slip S, tegangan induksi rotor akan S kali tegangan induksi saat diam, oleh karena itu pada kondisi ber-putar :

E21· = SE2

5.6.2.2 Slip dan Frekuensi Rotor

Seperti telah dijelaskan diatas, putaran rotor tidak akan sama dengan putaran medan stator, karena bila rotor berpu• tar sama cepatnya dengan medan sta• tor, tidak akan timbul perbedaan kece• patan sehingga tidak ada Ggl induksi yang timbul pada rotor, tidak ada arus dan tidak ada kopel yang mendorong rotor.

ltulah sebabnya rotor selalu berputar pada kecepatan dibawah kecepatan medan putar stator. Perbedaan kece• patan tergantung pada besarnya beban motor. Slip mutlak menunjukkan kece• patan relatif rotor terhadap medan putar.

Slip Mutlak = Ns - Nr

5.6.3 Rangkaian Ekuivalen

Dalam beberapa hal mesin lnduksi me• nyerupai mesin sinkron, tetapi pada da• sarnya mesin induksi ini hampir sama dengan transformator, terutama saat belum berputar.

Energi yang "dipindahkan" dari stator ke rotor dilakukan berdasarkan azas imbas elektromagnet(induksi) dengan bantuan fluksi bersama, karena itu rangkaian ekuivalen motor induksi digambarkan seperti rangkaian ekuivalen transforma• tor. Bagian stator membentuk sisi primer dan rotor sebagai sisi sekunder.

5.6.3.1 Rangkaian Ekuivalen Rotor

Slip (S) merupakan perbandingan slip mutlak terhadap Ns, ditunjukkan per unit atau prosen oleh hubungan :

Ns - XrS = xl00%

NsDalam keadaan diam, frekuensi rotor ( f2) sama besarnya dengan frekuensi sumber tegangan, bila rotor berputarfrekuensi rotor tergantung pada besar•nya kecepatan relatif atau slip mutlak. Hubungan antara frekuensi dengan slip dapat dilihat sebagai berikut :

120.f1 P.~sNs=-- dan f1 =--

p 120dan pada rotor berlaku hubungan :

Ti2

( b)

l( c )

R,s

I: f-: - I)

-f2 f1

= S => f2 = Sxf1 Gambar 5.102 Rangkaian EkuivalenRntr,r

Page 16: Aplikasi Motor Listrik - Lift

= r

Jadi untuk Slip S, tegangan induksi rotor akan S kali tegangan induksi saat diam, oleh karena itu pada kondisi ber-putar :

E2r =SE2

5.6.2.2 Slip dan Frekuensi Rotor

Seperti telah dijelaskan diatas, putaran rotor tidak akan sama dengan putaran medan stator, karena bila rotor berpu• tar sama cepatnya dengan medan sta• tor, tidak akan timbul perbedaan kece• patan sehingga tidak ada Ggl induksi yang timbul pada rotor, tidak ada arus dan tidak ada kopel yang mendorong rotor.

ltulah sebabnya rotor selalu berputar pada kecepatan dibawah kecepatan medan putar stator. Perbedaan kece• patan tergantung pada besarnya beban motor. Slip mutlak menunjukkan kece• patan relatif rotor terhadap medan putar.

Slip Mutlak = Ns - Nr

Slip (S) merupakan perbandingan slip mutlak terhadap Ns, ditunjukkan per unit atau prosen oleh hubungan :

Ns-~rS xl00%

1'sDalam keadaan diam, frekuensi rotor ( f2) sama besarnya dengan frekuensi sumber tegangan, bila rotor berputarfrekuensi rotor tergantung pada besar•nya kecepatan relatif atau slip mutlak. Hubungan antara frekuensi dengan slip dapat dilihat sebagai berikut :

5.6.3 Rangkaian Ekuivalen

Dalam beberapa hal mesin lnduksi me• nyerupai mesin sinkron, tetapi pada da• sarnya mesin induksi ini hampir sama dengan transformator, terutama saat belum berputar.

Energi yang "dipindahkan" dari stator ke rotor dilakukan berdasarkan azas imbas elektromagnet(induksi) dengan bantuan fluksi bersama, karena itu rangkaian ekuivalen motor induksi digambarkan seperti rangkaian ekuivalen transforma• tor. Bagian stator membentuk sisi primer dan rotor sebagai sisi sekunder.

5.6.3.1 Rangkaian Ekuivalen Rotor

( a )x2

TE, s

( b)

120.f1 P.NsNs=-- dan f1 =--

P 120dan pada rotor berlaku hubungan :

1 l

( c )

? ~ -1)

-f2

f1= S => f2 = Sxf1 Gambar 5.102 RangkaianEkuivalen

Rotor

Page 17: Aplikasi Motor Listrik - Lift
Page 18: Aplikasi Motor Listrik - Lift

Inti besi stator dan rotor terbuat dari la• pisan baja silikon yang tebalnya berkisar antara 0,35 mm - 1 mm yang tersusun secara rapi dan masing-masing teriso• lasi secara listrik dan diikat pada ujung• ujungnya.

Celah udara antara stator dan rotor pada motor yg berukuran kecil 0,25 mm-0, 75 mm, sedangkan pada motor yangberukuran besar bisa mencapai 10 mm. Celah udara yang besar ini disediakan untuk mengantisipasi terjadinya peleng• kungan pada sumbu sebagai akibat pembebanan. Tarikan pada pita (belt) atau beban yang tergantung akan me• nyebabkan sumbu motor melengkung.

5.6.1.1 Stator

Gambar 5. 96 Lilitan Motor lnduksi

Pada dasarnya belitan stator motor in• duksi tiga fasa sama dengan belitan motor sinkron. Konstruksi statornya be• lapis-Iapis dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator mempunyai tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan penyambungan de• ngan sumber tegangan. Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa buah kutub, jumlah kutub ini menen-

tukan kecepatan motor tersebut. Sema• kin banyak jumlah kutubnya maka puta• ran yang terjadi semakin rendah.

5.6.1.2 Rotor

Motor lnduksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar dan rotor lilit.

•:• Rotor Sangkar

Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor lilit, sebab rotor sangkar mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batang-batang penghantar yang ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tern• baga, alloy atau alumunium. Ujung• ujung batang penghantar dihubung sing• kat oleh cincin penghubung singkat, se• hingga berbentuk sangkar burung. Mo• tor induksi yang menggunakan rotor ini disebut Motor lnduksi Rotor Sangkar.

Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak dibu• tuhkan tahanan luar yang dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak dihubungkan sejajar dengan sum• bu (pores) tetapi sedikit miring.

Gambar 5.97 Rotor Sangkar

Page 19: Aplikasi Motor Listrik - Lift
Page 20: Aplikasi Motor Listrik - Lift

5.6.4 Torsi dan Daya atau

E2 R2Seperti telah dibahas pada sub bab mengenai konstruksi dan prinsip kerja motor induksi, tidak ada suplai listrik yang dihubungkan secara langsung ke bagian rotor motor, daya yang dilewat• kan senjang udara adalah dalam bentuk magnetik dan selanjutnya diinduksikan ke rotor sehingga menjadi energi listrik. Rata-rata daya yang melewati senjang udara harus sama dengan jumlah rugi daya yang terjadi pada rotor dan daya yang dikonversi menjadi energi meka• nis.

Daya yang ada pada bagian rotor meng• hasilkan tarsi mekanik, tetapi besar-nya tarsi yang terjadi pada poros motor di• mana tempat diletakkannya beban, ti• dak sama dengan besarnya tarsi meka• nik, hal ini disebabkan adanya tarsi yang hilang akibat gesekan dan angin.

5.6.4.1 Torsi Motor

,Tarsi Asut (Starting Torque)

Tarsi yang dihasilkan oleh sebuah motor pada saat mulai diasut disebut Torsi Asut, nilainya bisa lebih besar atau lebih kecil dari Tarsi putar dalam keadaan normal.

Tarsi Asut

T5 = k.E 2. x ----;=====

JR/ +X/ JR22 +X22

= k.E2 2

.R2

R/ + x/

, Tarsi saat Rotor(Motor) Berputar

Pada saat motor berputar, maka :

T o: E 2i· .I2r .Cose 2

dimana

E2r· = Tegangan rotor I fasa saat

berputar

I2r = Arus rotor/fasa saat berputar

3 k = konstanta, nilainya =2.1t.Ns

3 S.E2 2 .R2T= x------2.1t.Ns R/ +(S.X2))2

,Tarsi Maksimum saat Motor Ber-

putar

Kondisi Torsi Maksimum pada saatmotor berputar bisa diperoleh dengan mendeferen-tialkan persamaan Tarsi terhadap Slip S.

Page 21: Aplikasi Motor Listrik - Lift

r

Torsi Maksimum ~ clT = 0 clS

Berdasarkan hasil diferensial ini akan diperoleh;

Sm= R2X2

2 Sm S-+•s Sm

)"Torsi Asut dan Torsi Maksimum

~= k.R2.E/ x-2._x_= 2 2.R2.X2

Tm.ax R/ + x/ k.£2 R/ + x/

2. R2

1+(R2 1 + Sm 2

= X2

X2

2.Sm=

Gambar 5.105 Karakteristik Slip VsTorsi

,Torsi Beban Penuh dan Torsi Mak•simum

);.Torsi pada Rotor Lilit

Untuk menentukan Arus, daya, dan Tarsi pada Motor lnduksi rotor lilit tidak berbeda dengan rotor sangkar, hanya pada rotor lilit kita bisa menambahkan tahanan luar terhadap bagian rotor terse but.

Gambar 5. 106 Rangkaian Ekuivalen Motor lnduksi Rotor U/it

Page 22: Aplikasi Motor Listrik - Lift

-

I

u a I Daya

• Saat Pengasutan S = 1 • Saat Berputar

12 =E2

Ampere 12 =S.E2

Ampere~(R2 +Rx)2 +(X2)2 ~(R2 +Rx)2 +(S.X2)2

Cosq>-,- = R2 +RxI ., ., R-,+Rx, (R2 +Rx)-+ (X2)- Cosq>2 = -

~(R2 +Rx)2 +(S.X2)2k.E2 2 .(R2 + Rx)

T= N-m 2(R2 + Rx)2 + (X2)2 T=

k.S.E2 .(R2 + Rx) N-m

(R2 +Rx) .,

(S.X2) 2

5.6.4.1 Daya Motor lnduksi Tiga Fasa

Diagram aliran daya dari sebuah Motor lnduksi Tiga Fasa seperti diperlihatkan pada gambar 5. 106

Daya Masuk Stator= Daya Keluar Stator+ Rugi Tembaga StatorDaya Masuk Rotor = Daya Keluar StatorDaya Keluar Rotor Kotor = Daya Masuk Rotor - Rugi Tembaga Rotor

Daya Masuk pada Stator, P1

II I

Rug, Tembaga Daya Masukn Besi pada Stat , pada Rotor, P2

II I

p ... .....:, atau Daya KeluarRotor Kotor

II I

~i Gesek, Daya Keluar Rotor an Angm atau

Daya Keluar Motor

Gambar 5.107 Diagram A/Iran Daya Motor lnduksi Tiga Fasa

Daya keluar rotor dikonversi ke dalam energi mekanis dan menghasilkan Torsi Tg. Sebagian torsi yang dihasilkan Tg hilang karena gesekan dan angin di rotor disebut Torsi Poros Tsh.

Page 23: Aplikasi Motor Listrik - Lift

R

-

r

Keterangan :

Daya Keluar Rotor kotor = Pout rotor

Daya Masuk Rotor = Pin1,0tor

Rugi Tembaga Rotor = Pcurotor

Pout rotor = Tg.z.x.Nr

Rugi Tem bag a Rotor untuk Sistem TigaFasa, adalah :

Pcu=3.I/.R2

3.S 2

.E2 2

.R1 W= - att+s2.x/

Tg= Pout rotor----2.1t.Nr

3.S 2 .E2 2 .R2 1Pin rotor = T gx2.1t.Ns

Pcurotor = Tgx2.1t(~s - Nr)

Pcurotor Tgx2.1t(~s- ~r)

Pin1.otoi· Tgxz.n.Ns

Ns-Nr= =S

~sPcu rotor = SxPin rotor

Pout rotor = Pin rotor - Pcu rotor

= Pin rotor - S X Pin rotor

------x-R/+s2.x/ S

_ 3.S.E2 2 .R2

- R22+S2.X22

Daya Mekanik (Pm) atau

Pout1·oto1· =(1. S) Pin1·oto1·

Pm PmTo=--=----

e co 21tNr/60Pout rotorPin,.oror 1-S

l'is-:-ir

Pm 2.1t.~s(l - S) / 60

=1---• xs 1 3.S.E2 2 .R2 _

Ns l'is-l'ir

Ns xs

EftstenstRutor = Ns:-ir

-2.1t.:"'is/

x 260 R2 + (S.X2) 2:\-m

Juga

V1

PcUrotor Pout,.oror

s1-S

SxPinroror(1- S)Pinroror

l Gambar 5.108 Rangkaian EkuivalenMotor lnduksi

Page 24: Aplikasi Motor Listrik - Lift

le

la

Menentukan Torsi dan daya pada motor induksi tiga fasa, bisa dilakukan pula berdasarkan rangkaian ekuivalen (Gambar 5.107).

Rugilnti =Ir 2 .Re

Pcustator =3.11 2 .R1 \.VattDayayanglntransferkekotor =

• 2 •Pcu,-otor =3.(12) .R2 Watt

Daya.Mekanik Pm = Pin rotor -Pcu rotor

bila harga lo diabaikan => 11 = 12

DaynKehaar:MotorPg(Pout) = 3112 .RL

I - Y1I - / 2 ?

\I (Reql + RL) + Xeql-

Pg= 3.\'/ .RL.kdi

. sums

. = 1= 3(12')2 .R2'(1 ~ s )watt (Reql + RL)

2 + Xeq 2

lkan

Tgxro= Tgxzx.Nr I 60

= 3.(r2'l .R2'(-~1 -8)

3(12,)2 .R2'(1 ~ S)Tg=~~~~---'-~....a...

21t.Xr I 60karenalxr = Xs(l- Sj.maka

rv,

lGambar 5. 109 Rangkaian Ekuivalen dengan

Refrensi Stator

Daya Keluar Motor akan maksimum,

bila: RL = Zeql

5.6.5 Penentuan ParameterMotor lnduksi

Parameter dari rangkaian ekuivalen Rc,X111,R.,X1,X2,dm1R2, dapat diten• tukan berdasarkan hasil tes tanpa be• ban, tes hubung singkat, dan dari pe•ngukuran tahanan de dari belitan stator.

Page 25: Aplikasi Motor Listrik - Lift

yRugi

r

Tes tanpa beban pada motor induksi, seperti tes tanpa beban pada sebuah transformator,yang hasilnya memberi• kan informasi nilai arus magnetisasi dan rugi gesekan.

Tes ini dilakukan dengan memberikan tegangan tiga fasa seimbang pada belitan stator pada rating frekuensinya. Bagian rotor pada kondisi pengetesan jangan terhubung dengan beban meka•nis, rugi daya yang terukur pada kondisi

$umberTegangan Tigi'.I Fasa Vorlobol

Wolo

i.....::::::::::-:-:.:.Yx wo

........... L- Statortes tanpa beban disebabkan rugi inti,rugi gesekan dan angin.

Tes hubung singkat pada motor induksi, seperti tes hubung singkat pada trans• formator, yang hasilnya memberikan in• formasi kerugian karena impedansi. Pada tes ini rotor ditahan sehingga motor tidak bisa berputar. Untuk meng• hindari hal-hal yang tidak ingin selama pengetesan biasanya tegangan yang diberikan hanya 15% - 20% dari tega• ngan normal motor, sedangkan untuk mendapatkan nilai parameter motor, te• tap berdasarkan nilai nominalnya de• ngan melakukan konversi dari hasil pe• ngukuran.

Hasil pengetesan terhadap motor ini selain untuk menentukan parameter, dapat dimanfaatkan juga untuk meng• gambarkan diag-ram lingkaran. Rugi• rugi tembaga stator dan rotor dapat dipi• sahkan dengan menggambarkan garis torsi.

5.6.5.1 Tes Tanpa Beban

A.,···· O ..Tegangan

O ...._~~~~~-=~B~"'-

~~Normavl

Gambar 5.110 Tes Tanpa Beban

OA=Menunjukkan rugi-rugi yang dise•babkan gesekan dan angin.

Besarnya nilai Wo yang terbaca pada saat tes tanpa beban, menunjukkan nilai kerugian yang diakibatkan oleh adanya :• Rugi tembaga Stator 3.Ic2 .R1.

• Rugi Inti 3.Go.v2.

• Rugi disebabkan gesekan dan angin.

OB Menunjukkan tegangan normal, sehingga rugi-rugi pada tegangan nor• mal dapat diketahui dengan menggam• barkan garis vertikal dari titik 8.BD = Rugi disebabkan gesekan dan

angin.DE = Rugi tembaga stator. EF = Rugi inti

Test tanpa beban dilakukan pada motor indukasi tiga fasa untuk memproleh data daya masuk Wo, lo, dan Vo (V) seperti yang diperlihatkan pada gambar 5.109Pada gambar 5.109 b,kurva Wo ter•potong sumbu vertikal pada titik A.

Coscp0 =Wo

"3 .v.r,

Page 26: Aplikasi Motor Listrik - Lift

-

·

5.6.5.2 Tes Hubung Singkat

SumberTeganganTiga FasaVariabel

Tes ini dilakukan untuk:

Gambar 5.111 Tes Hubung Singkat

Whs = Total daya masuk saat hubung

• Arus hubung singkat saat tegangan normal diberikan pada stator.

• Faktor daya pada saat hubung singkat.

• Reaktansi total Xeql dari motor

dengan refrensi sisi primer (stator).• Resistansi total Reql dari motor

dengan refrensi sisi primer.

SingkatVhsL = Tegangan Jala-jala saat hubung

Singkat.I1isL = Arus Jala-jala saat hubung

singkatRugiTembagaTotal = \Vhs - Winti

23.11is .Reql = \Vhs - Winti

W,. -W· t iSPada saat test dilakukan rotor ditahan

dan untuk jenis rotor belitan, kumparan· · eql = lL llll

3.lhs rotor dihubung singkat pada slipring. z eql - V11-s :.X eql = Vlz eql-? - R eql 2

Kurangi tegangan suplai (± 5 atau 20 %) dari tegangan normal) dan diatur sampai arus beban penuh mengalir dalam stator. Pada saat pengetesan dilakukan catat nilai arus, tegangan, dan daya masuk yang terukur.

vlhsN = I1isX-•

V1is

lhsN = Arus hubung singkat diperoleh saat tegangan normal diberikan.

I hs = Arus hunbung singkat diperolehsaat tegangan pengujuan diberi•kan.

W11s = J3.VbsL .IbsL .Cosq>bs

whsCosq>hs = t:

v 3 .VhsL .IhsL

hs

5.6.6 Pengaturan Kecepatan Motor lnduksi Tiga Fasa

Motor induksi akan berputar pada kece• patan konstan saat dihubungkan pada tegangan dan frekuensi yang konstan, kecepatannya sangat mendekati kece• patan sinkronnya. Bila torsi beban ver• tambah, maka kecepatannya akan se• dikit mengalami penurunan, sehingga motor induksi sangat cocok digunakan menggerakkan sistem yang membu• tuhkan kecepatan konstan.

Namun dalam kenyataannya terutama di industri terkadang dikehendaki juga ada-

Page 27: Aplikasi Motor Listrik - Lift

nya pengaturan kecepatan. Pengaturan kecepatan sebuah motor induksi memerlukan biaya yang relatif mahal. Pengaturan kecepatan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti dengan mengubah jumlah kutub, mengatur ta• hanan luar, mengatur tegangan jala-jala, dan mengatur frekuensi jala-jala.

5.6.6.1 Mengubah Jumlah Kutub

Karena kecepatan operasi motor induksi mendekati kecepatan sinkron, maka ke• cepatan motor dapat diubah dengan cara mengubah jumlah kutubnya, se-

s . d engan persamaan : Ns = 120f

5.6.6.2 Pengaturan TahananRotor

Pengaturan kecepatan putaran dengan cara pengaturan tahanan luar hanya bisa dilakukan pada motor induksi rotor belitan, dengan cara menghubungkan tahanan luar ke dalam rangkaian rotor melalui slipring.Pengaturan tahanan secara manual ter•kadang kurang sempurna untuk bebe• rapa jenis penggunaan,seperti sistem kontrol umpan balik. Kontrol dengan memanfaatkan komponen elektronik pada tahanan luar akan lebih mernper•halus operasi pengaturan .

uai --P

Hal ini dapat dilakukan dengan mengu• bah hubungan lilitan dari kumparan stator motor. Normalnya diperoleh dua perubahan kecepatan sinkron dengan mengubah jumlah ku-tub, misalnya dari2 kutub menjadi 4 kutub. Dengan caraini perubahan kecepatan yang diha•silkan hanya dalam " discrete steps".

Suplai 3 Cl>

Motor lnduksi Slipring

Slipring

Tahanan Luar ( R•k• )

a. Rangkaian Tahanan Rotor

T

Gambar 5.112 Mengubah JumlahKutub

b. Kurva Pengaturan Tahanan

Page 28: Aplikasi Motor Listrik - Lift

c. Pengaturan Secara Elektronis

Suplai 3 cv

(a)

R..,

d. Pengaturan dengan /up TertutupGambar 5.113 Pengaturan Tahanan

Rotor Motor

5.6.6.3 Pengaturan Tegangan

Untuk melakukan pengaturan kecepatan dengan daerah pengaturan yang sempit pada motor induksi rotor sangkar dapat dilakukan dengan cara menurunkan (mengatur) besarnya tegangan masu• kan.

Set lhni:kaianKc·ccputun "Tri~i:cr~·

Ra11).tkui:n11"Tri=.('r"

(b)

Perlu diperhatikan pengaturan kecepat• an seperti ini bisa menyebabkan naik• nya slip, sehingga efisiensi menurun dengan menu-runnya kecepatan, dan pemanasan berlebihan pada motor bisa menimbulkan masalah.

Pengaturan tegangan untuk mengatur kecepatan dapat diimplementasikan de• ngan mensuplai kumparan stator dari sisi sekunder autotransformator yang bisa diatur atau dengan komponen elektronik seperti rang-kaian thyristor yang biasa disebut u voltage controller".

(c)

Gambar 5.114 Pengaturan Tegangan

5.6.6.4 Pengaturan Frekuensi

Pengaturan putaran motor induksi dapat dilakukan dengan mengatur nilai fre• kuensi jala-jala. Aplikasi metoda penga• turan kecepatan ini memerlukan se• buah pengubah frekuensi.

Page 29: Aplikasi Motor Listrik - Lift

r--...__,,

0 ~

> Berapa besar torsi asut, torsi ke•cepatan, torsi

maksimumbutuhkan?

yang di•

Gambar 5.113 memperlihatkan blok diagram sistem pengaturan kecepatan umpan terbuka (open loop), frekuensi sup-lai ke motor dapat diatur (diubah• ubah).Untuk menghindari saturasi yang tinggidalam magnetik, tegangan terminal ke motor harus bervariasi sebanding de• ngan frekuensi.

Kon1101 PonrcMah hv.-1e,IAC-OCI 1----+--t fOC-AC)

t Kontroll

.,. Dimana motor akan diletakan?

dan masih banyak lagi hal-hal yang harus dijadikan acuan sebelum kita me• milih motor listrik, supaya motor dapat menggerakan beban secara optimal dan efisien.

Berikut ini beberapa faktor/standar yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih motor, supaya sesuai dengan kebutuhan beban.

.,. Faktor Pelayanan ( Service Faktor)

0

.v,

Gambar 5.115 SkemaPengaturanFrekuensi

•wt

Motor induksi tersedia dengan berbagai tipe dan ukuran daya, apabila motor mempunyai faktor pelayanan (servicefaktor = SF) 1, 15, hal ini menunjukanbahwa motor dapat beroperasi pada115% beban secara terus menerus, walaupun beroperasi pada efisiensi yang lebih rendah dari yang seharus• nya. Pengunaan motor dengan beban lebih sesuai SF untuk jangka waktu tertentu biasanya menjadi alternatif pengguna motor, daripada harus mem• beli motor dengan daya yang lebih besar.

5.6.7 Pemilihan Motor

Sebelum menggunakan motor listrik un• tuk menggerakan suatu beban, maka terlebih dahulu kita harus mengetahui karakteristik beban yang akan digerakan tersebut, seperti :,. Apakah beban akan terhubung lang•

sung ke poros motor ?:,. Berapa besarnya daya yang dibu•

tuhkan?> Bagaimana hubungan torsi beban

dengan kecepatan ?

, Penutup Motor

Penutup motor dirancang untuk membe• rikan perlindungan terhadap bagian• bagian yang ada didalam motor, tergan• tung pada lingkungan dimana motor ter• sebut akan dipergunakan. Beberapa jenis penutup yang umum dipergunakan adalah:

•:• ODP (Open Drip-Proof), jenis ODP digunakan pada lingkungan yang bersih dan memberikan toleransi ter• hadap tetesan cairan tidak lebih besar 15°secara vertikal. Pendi• nginan untuk motor memanfaatkan udara sekitarnya.

Page 30: Aplikasi Motor Listrik - Lift

Desain TorsiAsut

ArusAsut

Slip Be ban Penuh

TorsiPatah

A N N R LTB N N R Nc T N R ND T R T TF R R R R l

solasiKlas B Klas F Klas HMotor tanpaSF

80°C 105°C 125°C

Motor denganSF 1, 15 90°C 115°C 135°C

•:• TEFC(Totally Enclosed Fan Cooled), motor dengan penutup jenis ini di• gunakan untuk lingkungan yang ber• debu dan korosif. Motor didingin• kan oleh kipas angin eksternal.

~ Klasifikasi Karakteristik Torsi Motor

NEMA (National Electrical Manufactu• res Association) telah membuat standar• disasi untuk motor induksi berdasarkan karakteristik torsinya, yaitu rancangan A, B, C, D, dan F. Tabel 5.6 memper• lihatkan karakteristik torsi motor berda• sarkan standar NEMA.

Tabel 5.6 Karakteristik TorsiMotor lnduksi

tahanan rotor tinggi yang dibuat dari kuningan, motor bekerja antara 85% s.d95% dari kecepatan sinkronnya.Motor dengan desain D biasanya diper• gunakan untuk menggerakan beban yang mempunyai kelembaman tinggi, sehingga membutuhkan waktu yang re• latif lama untuk mencapai kecepatan penuh.

~ Klasifikasi lsolasi Motor

lsolasi motor diklasifikasikan dengan hu• ruf, sesuai dengan kemampuannya ter• hadap suhu untuk bisa bertahan tanpa mengakibatkan penurunan karakteristik yang serius. Tabel 5.7 memperlihatkan kenaikan suhu diatas suhu kamar ber• dasarkan klas isolasi. Jenis isolasi motor yang paling umum digunakan adalah klas B.

-

Ket : N = Normal, T =Tinggi,R = Rendah, LT= Lebih Tinggi

Motor induksi rotor sangkar adalah mo• tor yang paling sederhana karena diba• gian rotornya tidak ada sikat. Motor in• duksi rotor sangkar (desain B) umum• nya dipergunakan untuk menggerakan kipas, pompa sentrifugal, dan sebagai• nya.

Motor induksi dengan torsi asut tinggi (desain C) digunakan apabila diperlu• kan torsi pengasutan tinggi, seperti ele• vator dan kerekan yang harus diasut dalam keadaan berbeban. Motor jenis ini umumnya mempunyai rotor sangkar ganda.

Motor induksi desain D dirancang untuk mempunyai torsi asut tinggi dengan arus asut rendah. Motor jenis ini mempunyai

Tabel 5. 7 Klasifikasi Jso/asi Motor

Page 31: Aplikasi Motor Listrik - Lift

BAB IV. PEMBAHASAN

Elevator/Liftsalah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi ataupun sebaliknya. Adapun jenis mesin lift dibagi menjadi dua yaitu mesin lift penumpang dan lift barang. Gerak kerja dari mesin lift ini adalah dengan cara menaik turunkans a n g k a r pada sebuah lorong lift dimana gerakannya berasal dari putaran motor listrik.Konstuksi umum mesin lift/elevator berupa sebuah sangkar yang dinaik turunkan oleh mesin pengangkat, dimana yang akan direncanakan disini adalah dua sangkar tanpa penyeimbang(Counter Weight) yang mana apabila salah satu sangkar naik maka sangkar yang satu lagi harus turun begitu pula untuk sebaliknya. Sangkar tersebut dijalankan pada rel-rel dengan menggunakan alat penuntun sangkar yang terpasang tetap, hal ini dimaksudkan agar lift tersebut tidak bergoyang pada saat berjalan.

1. Control System

2. G ea r e d M ac hi n e

3. Primary Velocity Tranducer

4. Governor

5. Hoisting Ropes

Page 32: Aplikasi Motor Listrik - Lift

6. Roller Guide/ Guide Shoe

7. Secondary Possition Tranducer

8. Door Operator

9. Entrance Protection System

10. Load Weighing Tranducers

11. Car Safety Device

12. Traveling Cable

13. Elevator Rail

14. Counterweight

15. Compesation Ropes

16. Governor Tension Sheave

17. Counterweight Buffer

18. Car Buffer

bagian-bagian diatas belum termasuk system control pada rangkaian eleckto penggatur arus listrik pada elevator. bagian-bagian lain dapat dilihat dibawah ini.

Bagian-bagian Lift

1. Motor Penggerak

Mesin penggerak ini menggunakan motor listrik tiga phase yang putarannya diteruskan dengan transmisi roda gigi cacing.Motor penggerak ini dilengkapi dengan rem magnet ( magnetic brake) yang berfungsi menahan motor ketika kereta elevator telah sampai pada lantai yang dituju, pergerakan cepat atau lambatnya elevator diatur oleh PLC (Programable Logic Control) .Motor penggerak dalam menarik dan menurunkan elevator menggunakan tali baja ( rope ) yang melingkar pada puli mesin ( sheave ).

Page 33: Aplikasi Motor Listrik - Lift

2. Pulley

Sistem puli dalam konstruksi mesin lift terdiri atas sistem tunggal dan majemuk.

3. Tali Baja

Tali baja berfungsi untuk meneruskan gerakan dari putaran puli ke gerakan naik turun sangkar pertama dan sangkar kedua. Jumlah dan diameter tali baja ditentukan dari besarnya beban yang akan diangkat.4. S angka r / Ker eta

Sangkar adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengangkut penumpang maupun barang.

sangkar elevator beroperasi pada ruang luncur dan menapak pada rail di kedua sisinya, pada sisi kanan dan kiri terdapat pemandu rail ( sliding guide ) yang berfungsi memandu atau menapaki rail.

Selain pemandu rail ( sliding guide ) juga terdapat karet peredam ( silencer rubber ) yang berfungsi untuk mengurangi kejutan ketika elevator berhenti maupun mulai start, selain itu pula terdapat pendeteksi beban ( switch overload ) yang terdapat dibawah kereta elevator. Pada pintu kereta elevator juga terdapat sensor gerak ( safety ray ) dan sensor sentuh ( safety shoe ) yang terpasang pada pintu kereta dan berfungsi supaya untuk penumpang elevator tidak terjepit pintu elevator, didalam kereta elevator juga terdapat tombol-tombol pemesanan lantai ( floor button ) yang akan dituju oleh pengguna elevator.

Page 34: Aplikasi Motor Listrik - Lift

Kereta elevator memiliki pintu otomatis yang digerakkan oleh motor stepper yang bekerja berdasarkan sinyal digital yang asalnya dari sensor kedekatan ( proximity ) yang berfungsi menentukan level atau tidaknya lantai, setelah lantai dinyatakan level atau rata maka motor stepper akan membuka pintu secara otomatis

Selain yang disebutkan diatas, ada beberapa komponen pendukung kerja elevator antara lain seperti dibawah ini :

1. Saklar pintu ( door contact )

Saklar pintu ( door contact ) ini termasuk dalam komponen pengaman elevator.

1. Kunci pintu ( door lock )

Berfungsi untuk mengunci pintu agar pintu tidak dapat dibuka dari luar

1. Saklar batas atas ( final up ) dan bawah ( final down )

Saklar batas atas dan bawah berfungsi untuk mengamankan kereta elevator terhadap kemungkinan terjadinya kelebihan kecepatan.

Penjelasan mengenai komponen pengaman elevator akan dibahas pada bahasan keamanan pada elevator.

5. B obot P e n y e i m b a n g ( Counter W e i g ht) Penyeimbang (Counter Weight) dimaksudkan untuk mengimbangi dari berat sangkar sehingga mesin tidak menahan beban yang tinggi. Pada umumnya berat penyeimbang sama dengan berat maksimum sangkar ditambah 40% -50% .

Page 35: Aplikasi Motor Listrik - Lift

sebagai contoh, konstruksi lift atau elevator dengan kapasitas angkat maksimal Q= 1300 kg, dengan berat kosong angkat 2600kg diperoleh berat bobot penyeimbang?

jawab

Beban penyeimbang dihitung menggunakan power pada saat naik beban penuh = power pada saat turun kosong

Dimana :

Sp= Sangkar pada saat beban penuh = 2600 kg

Page 36: Aplikasi Motor Listrik - Lift

Untuk mendapatkan hasil berat penyeimbang dengan ketentuan beban naik penuh sama dengan beban turun kosong, maka persamaan diatas dapat disubtitusikan sebagai berikut :

(Sp – X) v.g = 0

(X – S k) v.g =0 +

2X = Sp + Sk

2X = 2600 + 1300

X = 1950 kg

Maka berat penyeimbang adalah 1950 kg

biasanya penyeimbang direncanakan menggunakan besi cor GG 45 hasil diatas sama hal nya :Qt = 40%-50% x Q1 + Q1950 kg = 50 % (1300) +13001950 kg = 650 kg + 1300 kg

6. Rem

Mesin lift dilengkapi dengan rel elektromagnetik tertutup. Yang paling umum adalah rem lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah solenoida. Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara

Page 37: Aplikasi Motor Listrik - Lift

langsung di salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan menghentikan putaran sebuah bahan dengan koefisien gesekan tinggi digunakan keandalan saat gesekan dalam pengereman, seperti seng asbes terikat berserat. Sebuah bahan yang terlalu tinggi koefisien gesekan dapat menyebabkan gerakan hentakan dalam sangkar. Bahan pengereman ini harus dipilih dengan hati-hati.

Biasanya efisiensi dari mesin dirancang adalah 60 persen untuk motor dan perakitan kotak perlengkapan gigi traksi. Efisiensi ini diperkirakan untuk beban sekitar 1135 kg, yang cocok dengan ukuran ideal ruangan lift, yang didorong dengan kecepatan di 1.75 m / s.

Diagram benda bebas di bawah ini menunjukkan bagaimana kekuatan ini didistribusikan. Gaya yang

diberikan oleh pegas adalah jauh lebih dekat dengan pin sambungan lengan penarik dan oleh karena itu,

dengan mudah dikalahkan oleh kekuatan lengan tarik magnetik (jarak jauh dari titik rotasi).

Gambar 3. Diagram sistem pengereman

Page 38: Aplikasi Motor Listrik - Lift

Gambar 4. Diagram benda bebas dari sistem pengereman

7. Governor

Governor ini dihubungkan ke kereta dengan menggunakan tali baja pengaman. Tali pengaman ini meneruskan gerakan dari kereta ke governer dan memutar roda governor. Apabila kecepatan kereta melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara sebagai berikut :a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja.Perawatan Elevator

Perawatan terhadap elevator yang sehari-hari terus beropearasi perlu dilakukan dengan baik dan benar. Hal ini agar elevator dalam operasinya tidak mendapat gangguan atau kemacetan dan agar umur pemakaian elevator tersebut dapat memenuhi harapan yang wajar.

Ada beberapa perawatan dan pemeliharaan lift, sebagai berikut :

1. Pemeliharaan ringanYaitu pekerjaan pemeliharaan yang hanya meliputi service rutin dan penggantian bahan/alat pakai seperti :1. Penggantian oli2. Penggantian bola lampu3. Penggantian sepatu pintu4. Pelumasan2. Pemeliharaan keseluruhanYaitu pekerjaan pemeliharaan yang meliputi service rutin dan penggantian spare part seperti :1. Penggantian tali baja2. Penggantian komponen control sistim

Page 39: Aplikasi Motor Listrik - Lift

3. Penggantian traveling cable4. Readjustment.

DOMINAN FISIKA:

Ada perhitungan pengalihan kekuatan daya listrik seluruh sistem lift. Listrik dimasukkan ke

dalam motor sama dengan: (untuk AC motor)

Di mana V adalah tegangan dan I / akar 2 adalah sumber arus AC. Hasil perhitungan Power konsumsi ini kemudian ditransfer melalui output dari poros motor,

Dimana T adalah torsi dan w adalah Kecepatan rotasi. Setelah daya ditransfer melalui gigi (pengurang kecepatan) output akan berkurang dan torsi akan lebih besar. Daya secara keseluruhan akan sedikit lebih rendah karena sistem tidak 100% efisien. Tegangan pada tali baja dari katrol lift adalah sama dengan berat dari lift, W e. The tension on the rope from the counter weight is W c . Tegangan pada tali baja dari pemberat adalah W c.

Gambar 1. Benda bebas dari sistem katrol

Analisis berikut telah dilakukan untuk kondisi mapan (tanpa percepatan) operasi. Tekanan gaya pada katrol pengemudi sama dengan perbedaan dari kedua ketegangan yang diberikan di setiap sisi. Di satu sisi, gaya ini sama dengan W e dan di sisi lain, itu adalah W c. Oleh karena itu, gaya total yang diberikan pada katrol 1 (drive katrol) adalah:

Dalam rangka untuk mencari daya yang diperlukan untuk gerakan lift, baik

Page 40: Aplikasi Motor Listrik - Lift

kecepatan rotasi poros drive (melekat pada katrol 1) atau kecepatan lift harus diketahui. Daya keluaran (asumsinya 100% efisiensi),

di mana r adalah radius katrol (katrol 1).

Gambar 2. Power mengalir melalui lift biasa

PERHITUNGAN BEBAN SIRKULASI VERTIKAL (LIFT)

Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menetukan jumlah lift yang mempengaruhi pula kualitas pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersil.Instalasi lift yang ideal ialah yang menghasilkan waktu menunggu disetiap lantai yang minimal, percepatan yang komfortavel, angkutan vertical yang cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat di setiap lantai.

Page 41: Aplikasi Motor Listrik - Lift
Page 42: Aplikasi Motor Listrik - Lift
Page 43: Aplikasi Motor Listrik - Lift

BAB V. KESIMPULAN

salah satu jenis pesawat pengangkat yang berfungsi untuk membawa barang maupun penumpang dari suatu tempat yang rendah ketempat yang lebih tinggi ataupun sebaliknya. Adapun jenis mesin lift dibagi menjadi dua yaitu mesin lift penumpang dan lift barang.

Untuk satu buah lift dengan kapasitas 3500 lb=1587,6 Kg dengan kecepatan 3 m/detik dengan perkraan 1 orang beat 75 Kg eerlukan daya sebesar 48 HP.

Pemilihan kapasitas-kapasitas lift akan menetukan jumlah lift yang mempengaruhi pula kualitas pelayanan gedung, terutama proyek-proyek komersil.Instalasi lift yang ideal ialah yang menghasilkan waktu menunggu disetiap lantai yang minimal, percepatan yang komfortavel, angkutan vertical yang cepat, pemuatan dan penurunan yang cepat di setiap lantai.

rem lift terdiri dari perakitan kompresi pegas , sepatu rem dengan lapisan, dan perakitan sebuah solenoida . Bila solenoida tidak berenergi, kekuatan pegas sepatu rem untuk mencengkeram drum rem yang menimbulkan torsiatau tekanan pengereman. Magnet dapat mengerahkan gaya horizontal untuk menahan rem terbuka dan kembali menutup saat tidak digunakan. Hal ini dapat dilakukan secara langsung di salah satu lengan operasi atau melalui sistem linkage. Dalam kedua kasus, hasilnya adalah sama. Saat diaktifkan pegas sepatu rem ditarik magnet menjauh dari poros drum rem bersamaan dengan putaran mesin elevator tersebut.. Apabila kecepatan kereta melebihi kecepaan aman yang diijinkan, maka governor akan bekerja dengan cara sebagai berikut :a. Memutus jalur kontrol melalui saklar pembatas kecepatan.b. Menjepit tali governor dan membuat rem pengaman bekerja.

.

Page 44: Aplikasi Motor Listrik - Lift

DAFTAR PUSTAKA h t t p: // www .s c i e n ce joyw a g o n .co m /ph y s i c s z o n e / l e s so n / o t h e r p u b / w fe nd t / g e n e

ra t o r e n g l . h t m h tt p:// www.wi kip edi a.com h t t p: // www . d u n i a l i s t r ik . b lo g sp ot . c o m h t t p: / / d e e - e l e v a t o r - s y st e m .b l og s po t .co m / 2 0 10 / 0 2 / p e r s y ara t a n - f u ng s i o n a l -

ut a m a.h t m l "