Apa itu Material Requirement Planning (MRP)? Material Requirement Planning (MRP) merupakan metode yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan, dan seperangkat mekanisme pencatatan yang berkaitan secara logis dan dirancang untuk menjabarkan suatu jadwal induk produksi (master production schedule, MPS) ke dalam kebutuhan setiap konsumen atau material yang dibutuhkan. Jadwal kebutuhan ini meliputi kapan dan berapa jumlah komponen atau material yang diperlukan atau dipesan. MRP merupakan suatu sistem time phase order point karena mampu mengintegrasikan antara waktu dan jumlah kebutuhan komponen atau material. Penambahan dimensi waktu ini mengharuskan adanya informasi tentang status persediaan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut: Apa yang dipunyai? Apa yang dibutuhkan? Apa yang harus dilakukan? Manufacturing resource planning II Manufacturing Resource Planning (MRP II) metode efektif dalam perencanaan semua sumber daya manufaktur perusahaan. Idealnya, metode ini terdapat perencanaan operasional dalam unit, perencanaan finansial dalam dollar dan mempunyai simulasi kapabilitas untuk menjawab pertanyaan "what-if" dan eksistensi penggunaan MRP. Metode ini tidak mengandalkan fungsi software saja, tetapi menggabungkan skill manajer yanng diperuntukkan untuk akurasi data base dan sumber daya komputer. Hal ini merupakan total konsep manajemen dalam penggunaan sumber daya manusia secara lebih produktif. 1. MRP II is not Beberaapa item berikut merupakan bagian MRP II; a computer system manufacturing control system
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Apa itu Material Requirement Planning (MRP)?Material Requirement Planning (MRP) merupakan metode yang terdiri
dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan, dan seperangkat
mekanisme pencatatan yang berkaitan secara logis dan dirancang untuk
menjabarkan suatu jadwal induk produksi (master production schedule,
MPS) ke dalam kebutuhan setiap konsumen atau material yang
dibutuhkan. Jadwal kebutuhan ini meliputi kapan dan berapa jumlah
komponen atau material yang diperlukan atau dipesan.
MRP merupakan suatu sistem time phase order point karena mampu
mengintegrasikan antara waktu dan jumlah kebutuhan komponen atau
material. Penambahan dimensi waktu ini mengharuskan adanya
informasi tentang status persediaan untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan berikut:
Apa yang dipunyai?
Apa yang dibutuhkan?
Apa yang harus dilakukan?
Manufacturing resource planning II
Manufacturing Resource Planning (MRP II) metode efektif dalam perencanaan semua sumber
daya manufaktur perusahaan. Idealnya, metode ini terdapat perencanaan operasional dalam unit,
perencanaan finansial dalam dollar dan mempunyai simulasi kapabilitas untuk menjawab
pertanyaan "what-if" dan eksistensi penggunaan MRP.
Metode ini tidak mengandalkan fungsi software saja, tetapi menggabungkan skill manajer yanng
diperuntukkan untuk akurasi data base dan sumber daya komputer. Hal ini merupakan total konsep
manajemen dalam penggunaan sumber daya manusia secara lebih produktif.
JIT merupakan filosofi pemanufakturan yang memiliki impilkasi penting dalam manajemen biaya. Ide dasarJIT sangat sederhana, yaitu produksi hanya apabila ada permintaan (pull system) atau dengan kata lain hanya memproduksi sesuatu yang diminta dan hanya sebesar kuatitas yang diminta. Filosofi JIT digunakan pertama kali oleh Toyota dan kemudian diadopsi oleh banyak perusahaan manufaktur dijepang .
Bila JIT merupakan suatau filosofi manajemen operasi yang berusaha untuk menghilangkan pemborosan pada semua aspek dari kegiatan-kegiatan produksi perusahaan. Sasaran utama JIT adalah menngkatkan produktivitas system produksi atau opersi dengan cara nenghilangkan semua macam kegiatan yang tidak menembah nilai bagi suatui produk.Just in Time (JIT) mendasakan pada delapan kunci utama, yaitu:
1. Menghasilakn produk yang sesuai dengan jadwal yang
didasarkan pada permintaan.
2. Memproduksi dengan jumlah kecil
3. Menghilangkan pemborodan
4. Memperbaiki aliran produksi
5. Menyempurnakan kualitas produk
6. Orang-orang yang tanggap
7. Menghilangkan ketidakpastian
8. Penekananan pada pemeliharaan jangka panjang.
Persyaratan-persyaratan JIT
Terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi pemerapan JIT:
1. Organisasi Pabrik : Pabrik dengan sisitem JIT berusaha untuk
mengatur layout berdasarkan produk. Semua proses yang
diperlukan untuk membuat produk tertentu diletakkan dalam
satu lokasi.
2. Pelatihan/Tim/keterampilan : JIT memerlukan tambahan
pelatihan yang lebih banyak bila dibandingkan dengan system
tradisional. Karyawan diberi pelatihan mengenai bagaimana
menghadapi perubahanyang dilakukan dari system tradisional
dan bagaimana cara kerja JIT yaitu 1. Membentuk
Aliran/Penyederhanaan : Idealnya suatu lini produksi yang baru
dapat di setup sebagai batu ujian untuk membentuk aliran
produksi, menyeimbangkan aliran tersebut, dan memecahkan
masalah awal. 2. Kanbal Pull System : Kanbal merupakan
system manajemen suatu pengendalian perusahaan, karena
itu kanbal memiliki beberapa aturan yang perlu diperhatikan.
3. Jangan mengirim produk rusak ke prosess berikutnya. 4.
Proses berikutnya hanya mengambil apa yang dibutuhkan
pada saat dibutuhkan. 5. Memproduksi hanya sejumlah proses
kanban pada saat fine tuning. 8. Melakukan stabilisasi dan
rasionalisasi proses.
3. Visibiltas/ pengendalian visual : Salah satu kekuatan JIT adalah
sistemnya yang merupakan system visual. Melacaknya apa
yang terjadi dalam system tradisional sulit dilakukan karena
para karyawan mondar-mandir mengurus kelebihan barang
dalam prosess dan banyak rute produksi yang saling
bersilangan.
4. Eliminasi Kemacetan : Untuk menghapus kemcetan, baik
dalam fase setup maupun dalam masa produksi, perlu
dilakukan beberapa pendekatan yang melibatkan tim fungsi
silang. Tim ini terdiri dari berabagi departemen, seperti
perekayasaan, manufaktur, keuangan dan departemen lainnya
yang relevan.
5. Ukuran Lot Kecil Dan Pengurangan Waktu Setup : Ukuran lot
yang ideal bukan ukuran yang terbesar, tetapi ukuran lot yang
terkecil. Pendekatan ini pendekatan ini esuai bila nesin-mesin
digunakan untuk menghasilkan berbagai bagian atau
komponen yang berbeda yang digunakan proses berikutnya
dalam tahap produksi.
6. Total Productive Maintance : TPM merupakan suatu keharusan
dalam sisitem JIT. Mesi-mesin membersihkan dan diberi
pelumas secara rutin, biasanya dilakukan oleh operator yang
menjalankan mesin tersebut.
7. Kemampuan Proses, Statistical Proses Control (SPC), Dan
Perbaikan Berkesinambungan.
Kemampuan proses, SPC, dan perbaikan berkesinambungan harus ada dalam pemanufakturan JIT, karena beberapa hal: Pertama, segala sesuatu harus bekerja sesuai dengan harapan dan mendekati sempurna. Kedua, dalam JIt tidak ada bahan cadangan untuk kemacetan perusahaan dan Ketiga, semua kondisi mesin harus bekerja dengan prima.
Startegi Penerapan Just in Time
Ada beberapa strategi dalam mengimplementasikan JIT dalam perusahaan, antara lain:
Startegi Penerapan pembelian Just in Time. Dukungan, yaitu dari semua pihak terutama yang berkaitan dengan kegiatan pembelian,
dan khususnya dukungan dari pimpinan. Tanpa ada komitmen dari pinpinan tersebut JIt tidak dapat terlaksana. Mengubah system, yaitu mengubah cara mengadakan pembelian, yaitu dengan membuat kontrak jangka panjang dengan pemasok sehingga perusahaan cukup hanya memesan sekali untuk jangka panjang, selanjutnya barang akan dating sesuai kebutuhan atau proses produksi perubahan kita.
Startegi penerapan Just in Time dalam system produksi. Penemuan system produksi yang tepa, yaitu dengan system tarik yang bertujuan memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan dengan menghilangkan sebanyakmungkin pemborosan. Penemuan lini produksi yaitu dalam satu lini produksi harus dibuat bermacam-macam barang, sehingga semua kebutuhanpelanggan yang berbeda-beda itu dapat terpenuhi. Selain itu lini produksi tersebut dapat menghemat biaya, biaya bahan, persediaan, dan sebagainya. JIT bukan hany sekedar metode pengedalian persediaan, tetapi juga merupakan system produksi system produksi yang saling berkaitan dengan semua fungsi dan aktivitas.
Keuntungan JIT antar lain
1. Waktu set-up pada gudang dapat dikurangi. Dengan
pemotongan waktu dan biaya ini akan membuat perusahaan
lebih efficient, dan perusahaan dapat lebih fokus untuk
perbaikan pada bidang lainnya.
2. Aliaran barang dari gudang ke produksi akan meningkat.
Beberapa pekerja akan fokus pada daerah pekerjaannya untuk
bekerja secara cepat.
3. Pekerja yang menguasai berbagai keahlian digunakan secara
lebih efisien.
4. Penjadwalan produk dan jam kerja karyawan akan lebih
konsisten.
5. Adanya peningkatan hubungan dengan suplyer.
6. Persediaan selalu dipertahankan untuk menjaga produkstivitas
pekerja dan bisnis akan fokus pada turn over.
Apa itu Just In Time? Arifin ibnadam No comments
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
Bagi sebagian orang masih merasa asing dengan istilah Just In Time ( JIT ). Just In Time (JIT)
adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkan kualitas, menekan biaya, dan
mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh jenis pemborosan
yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan produknya
(baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.Untuk mencapai sasaran
dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta
konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun
menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.
Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi
Toyota, yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production
System) dan sistem kanban.
Konsep Just In Ti me (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan oleh
perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT pertama kali
dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi Ohno, oleh
itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip hanya memproduksi
jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How much) dan pada saat
dibutuhkan (When) oleh konsumen.
Prinsip dasar Just In Time adalah peningkatan kemampuan perusahaan secara terus menerus
untuk merespon perubahan dengan minimisasi pemborosan. Terdapat empat aspek pokok
dalam konsep Just In Time yaitu:
1. Menghilangkan semua aktifitas atau sumber-sumber yang tidak memberikan nilai tambah
terhadap produk atau jasa.
2. Komitmen terhadap kualitas prima.
3. Mendorong perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan efisiensi.
4. Memberikan tekanan pada penyederhanaan aktivitas dan peningkatan visibilitas aktivitas yang
memberikan nilai tambah.
Untuk mencapai empat konsep tersebut perlu diterapkan sistem dan metode sebagai berikut :
a. Sistem kanban untuk mempertahankan produksi Just In Time (JIT).
b. Metode kelancaran dan kecepatan produksi untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
permintaan.
c. Optimalisasi waktu penyiapan untuk mengurangi waktu pesanan produksi.
d. Tata letak proses dan pekerja fungsi ganda untuk konsep tenaga kerja yang fleksibel.
e. Aktifitas perbaikan lewat kelompok kecil (small group) dan sistem saran untuk meningkatkan
skills tenaga kerja.
f. Sistem manajemen fungsional untuk mempromosikan pengendalian mutu ke seluruh bagian
perusahaan
Persediaan JIT adalah untuk sistem persediaan yang dirancang guna mendapatkan barang
secara tepat waktu. Pada persediaan JIT mensyaratkan bahwa proses atau orang yang
membuat unit-unit rusak dapat dikirim untuk menunggu pengerjaan ulang atau menjadi bahan
sisa. Sistim JIT menghapus kebutuhan akan persediaan karena tidak ada produksi sampai
barang akan dijual. Hal ini berarti bahwa perusahaan harus mempunyai pesanan terus menerus
agar dapat berproduksi.
Dalam system JIT menerapkan untuk membeli barang hanya dalam kuantitas yang dibutuhkan
saja. Untuk itu perusahaan harus mengikat kontrak panjang kepada pemasok agar bersedia
mengirimkan barang yang kita pesan sesering mungkin. Hal ini agar tidak adanya persediaan di
gudang.
Produsi JIT adalah suatu sistem dimana tiap komponen dalam jalur produksi menghasilkan
secepatnya saat diperlukan dalam langkah selanjutnya dalam jalur produksi. Perusahaan harus
memproduksi barang sesuai dengan jumlah pesanan agar tidak adanya persediaan.
Pada system JIT perusahaan harus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan
perusahaan yang lain. Untuk perusahaan harus memperhatikan kualitas mutunya. Dalam
pengiriman barang dalam JIT harus tepat waktu, sesuai dengan jumlah pesanan dan dengan
kualitas yang bermutu tinggi. Karena hal ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan produksi. Jika pelanggan senang maka ia akan sering melakukn pesanan
terhadap perusahaan produksi dan sebaliknya jika pelanggan tidak puas maka pelanggan akan
memilih ke perusahaan produksi lainnya.
Just In Time (JIT) adalah suatu sistem produksi yang dirancang untuk mendapatkankualitas,
menekan biaya, dan mencapai waktu penyerahan seefisien mungkin dengan menghapus seluruh
jenis pemborosan yang terdapat dalam proses produksi sehingga perusahaan mampu menyerahkan
produknya (baik barang maupun jasa) sesuai kehendak konsumen tepat waktu.[1][2] Untuk mencapai
sasaran dari sistem ini, perusahaan memproduksi hanya sebanyak jumlah yang dibutuhkan/diminta
konsumen dan pada saat dibutuhkan sehingga dapat mengurangi biaya pemeliharaan maupun
menekan kemungkinan kerusakan atau kerugian akibat menimbun barang.[1][2]
Sistem ini dirintis oleh Toyota Motor Corporation dan dikenal juga dengan Sistem Produksi Toyota,
yang kemudian dikenal juga dengan istilah Sistem Produksi Ramping (Lean Production System) dan
sistem kanban.[3]
Kanban (カンバン?), berarti sinyal, yang merupakan sebuah konsep berhubungan dengan Lean
manufaktur dan Just In Time (JIT). Menurut pencetusnya, Taiichi Ohno, kanban merupakan salah
satu cara untuk mencapat JIT.[2][3]
Kanban bukanlah sistim pengontrol persediaan, namun merupakan sistim pengaturan yang
membantu menentukan apa, kapan dan berapa banyak sebuah produk harus dibuat.[4]
Pengertian : Konsep dan Metode Kanban
ASAL-USUL
Istilah Kamban menggambarkan kayu atau logam menghiasi tanda sering mewakili sebuah merek dagang atau segel. Kamban menjadi bagian penting dari adegan perdagangan Jepang pada abad ke-17, sangat mirip dengan militer telah panji-panji kepada para samurai. Visual permainan kata-kata, kaligrafi dan cerdik bentuk yang bekerja untuk menunjukkan perdagangan dan kelas bisnis atau pedagang.
Pada akhir 1940-an, Toyota mulai mempelajari supermarket dengan tujuan untuk menerapkan dan menyimpan stoking rak-teknik untuk lantai pabrik, memperkirakan, di supermarket, pelanggan mendapatkan apa yang mereka butuhkan, pada waktu yang diperlukan, dan dalam jumlah yang diperlukan. Selain itu, hanya supermarket saham-saham apa yang percaya itu akan
menjual, dan pelanggan hanya mengambil apa yang mereka butuhkan karena pasokan masa depan terjamin. Ini menyebabkan Toyota untuk melihat proses sebagai pelanggan dari proses sebelumnya, dan proses-proses sebelumnya sebagai semacam toko. Proses pelanggan ini pergi ke toko untuk membeli komponen yang diperlukan, dan toko restocks. Seperti di supermarket, awalnya, papan yang digunakan untuk memandu "pembeli" Restocking spesifik lokasi.
"Kanban" menggunakan tingkat permintaan untuk mengontrol tingkat produksi, melewati permintaan dari pelanggan akhir melalui rantai proses pelanggan toko. Pada 1953, Toyota logika ini diterapkan dalam mesin pabrik utama mereka berbelanja
DEFINISI KANBAN
Kanban dalam bahasa jepang berarti "Visual record or signal". Sistem produksi JIT menggunakan aliran informasi berupa kanban yang berbentuk kartu atau peralatan lainnya seperti bendera,lampu dan lain-lain. Sistem kanban adalah suatu sistem informasi yang secara harmonis mengendalikan "produksi produk yang diperlukan dalam jumlah yang diperlukan pada waktu yang diperlukan" dalam tiap proses manufakturing dan juga diantara perusahaan. Menurut Taiichi Ohno, Kanban adalah suatu alat untuk mengendalikan produksi", yang digunakan dalam mengendalikan aliran-aliran material melalui sistem produksi JIT dengan menggunakan kartu-kartu untuk memerintahkan suatu work center memindahkan dan menghasilkan material atau komponen tertentu.
Persiapan Pra Kanban
Sebelum melakukan sistem kanban perlu dilakukan persiapan-persiapan dengan baik. Dalam SPT, penerapan sistem kanban didukung oleh persiapan-persiapan yang meliputi:
1. Pelancaran Produksi
Pelancaran produksi adalah syarat yang paling penting untuk produksi dengan kanban dan untuk meminimalkan waktu mengganggur dalam hal tenaga kerja, perlengkapan dan barang dalam pengolahan.
Pelancaran produksi memberikan beberapa keuntungan, yaitu memungkinkan operasi produksi menyesuaikan diri dengan cepat terhadap fluktuasi permintaan harian dengan secara rata memproduksi bebrbagai jenis produk setiap hari dalam jumlah kecil dan memungkinkan tanggapan terhadap variasi dalam pesqnan pelanggan tiap hari tanpa menyadarkan diri pada persediaan produk, serta jika semua proses mencapai produksi sesuai dengan waktu siklus, pengimbangan antar berbagai akan membaik dan persediaan WIP dapat berkurang.
2. Memperpendek Waktu Penyiapan
Untuk memperpendek waktu penyiapan perlu dilakukan dua fase penyiapan, yaitu:
a. Fase Penyiapan Eksternal
Yang terlebih daproses awal disiapkan adalah mal, peralatan, cetakan berikutnya dan bahan yang diperlukan.
b. Fase Penyiapan Internal
Fase dimana pekerja harus memusatkan perhatian pada pergantian cetakan, peralatan dan bahan sesuai dengan perincian yang terdapat dalam pesanan berikutnya.
3. Tata Letak Proses
Menurut SPT, tata letak proses dan mesin akan disusun kembali untuk melancarkan aliran produksi berdasarkan sistem Penanganan Proses Ganda (multi-proses holding) dimana pekerja menjadai pekerja fungsi ganda. Dalam suatu lini penanganan proses ganda, seorang pekerja menangani beberapa mesin dari berbagai proses satu per satu; pekerjaan di tiap proses akan berlangsung hanya bila pekerja itu menyelesaikan pekerjaan yang diberikan padanya dalam eaktu siklus yang ditentukan. Akibatnya masuknya tiap unit ke dalam lini diimbangi dengan selesainya unit produk akhir lainnya, seperti dipesan oleh operasi dari suatu waktu siklus.
4. Pembakuan Pekerjaan atau Operasi
Operasi baku menunjukkan operasi rutin yang dilakukan oleh pekerja yang menangani berbagai jenis mesin sebagai pekerja fungsi ganda. Operasi baku rutin ini menunjukkan urutan proses yang harus dikerjakan oleh seorang pekerja dalam proses penanganan ganda di bagiannya. Keseimbangan lini dapat dicapai di antara pekerja dalam bagian ini karena setiap pekerja akan mengakhiri semua proses operasi sesuai waktu siklus.
5. Autonomasi
Autonomasi berarti membuat suatu mekanisme untuk mencegah diproduksinya barang cacat secara masal pada mesin atau lini produk. Untuk mencapai JIT sempurna, unit yang 100% bebas cacat harus mengalir ke proses berikut secara kontinu tanpa terputus. Karena itu pengendalian mutu harus selalu berdampingan dengan operasi JIT dalam seluruh sistem Kanban.
6. Aktivitas Perbaikan
Aktivitas perbaikan adalah suatu unsur pokok dari sistem produksi yang membuat sistem produksi sungguh-sungguh dapat bekerja dengan baik. Tiap karyawan mempunyai kesempatan untuk memberikan saran dan mengusulkan perbaikan lewat suatu gugus kecil yang disebut Gugus Kendali Mutu (GKM). GKM adalah sekelompok kecil pekerja yang mempelajari konsep dan teknik kendali mutu secara spontan dan terus menerus untuk memberi pemecahan masalah di tempat kerja.
FUNGSI KANBAN DAN ATURAN KANBAN
Fungsi Kanban
Kanban mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai pengendalian produksi dan sebagai sarana peningkatan produksi. Fungsinya sebagai pengendali produksi diperoleh dengan menyatukan proses bersama dan mengembangkan suatu sistem yang tepat waktu sehingga bahan baku, komponen atau produk yang dibutuhkan akan datang pada saat dibutuhkan dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan di seluruh workcenter yang ada di lantai produksi, bahkan meluas sampai ke pemasok yang terkait dengan perusahaan. Sedangkan fungsinya sebagai sarana peningkatan produksi dapat diperoleh jika penerapannya dengan menggunkan pendekatan pengurangan tingkat persediaan. Tingkat persediaan dapat dikurangi secara terkendali melalui pengurangan jumlah Kanban yang beredar selama proses produksi.
Menurut Yasuhiro Monden secara terperinci sistem kanban digunakan untuk melakukan fungsi sebagai berikut:
Perintah
Kanban berlaku sebagai alat perintah antara produksi dan pengiriman. Kanban yang dituliskan merupakan suatu alamat yang menginformasikan proses sebelum tempat penyimpanan komponen yang telah diolah, dan menginformasikan proses yang sesudah tempat komponen yang dibutuhkan.
Pengendalian diri sendiri untuk mencegah over production.
Sistem kanban merupakan mekanisme pengendalian diri sendiri sehingga memungkinkan tiap proses melakukan penyesuaian kecil terhadap pasokan untuk jadwal produksi bulanannya karena adanya fluktuasi permintaan bulanan.
Pengendalian Visual
Sistem kanban barlaku sebagai alat untuk pengendalian visual karena bukan saja memberikan informasi numerik, tetapi juga informasi fisik dalam bentuk kartu kanban.
Perbaikan Proses dan Operasi Manual
Penggunaan sistem kanban untuk membantu perbaikan operasi sangat dibutuhkan karena peningkatan produktivitas mengakibatkan perbaikan keuangan sehingga memperbaiki perusahaan secara keseluruhan.
Pengurangan Biaya Pengelolaan
Sistem kanban juga berfungsi mengurangi biaya manajemen dengan membantu mengurangi jumlah perencanaan menjadi nol.
Apa itu Manajemen Persediaan atau Inventory ManagementPosted in Management By wibisono On November 16, 2011Perusahaan yang sudah mapan dan maju biasanya sudah bisa mengatur manajemen
persediaan untuk menunjang barang dan jasa yang mereka jual kepada perusahaan.
Kadang jika perusahaan itu tidak bisa mengatur persediaannya entah itu produk
mereka sendiri atau barang setengah jadi dan barang mentah kadang juga bisa
menghambat proses dari pembuatan barang tersebut atau kadang juga bisa
menghambat pelaksanaan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan. Inilah mengapa
manajemen persediaan atau Inventory Management itu penting.
Persediaan
Persediaan adalah suatu bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan
untuk tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau persediaan untuk dijual
kembali dan untuk suku cadang dari peralatan atau mesin.
Persediaan terdiri dari :
o Persediaan alat – alat kantor, adalah persediaan yang diperlukan dalam
menjalankan fungsi organisasi dan tidak menjadi bagian dari produk akhir. Misal
alat tulis,kertas, tinta printer.
o Persediaan bahan baku, adalah item yang dibeli dari para Supplier untuk
digunakan sebagai input dalam proses produksi. Bahan baku ini yang akan
diproses atau dioleh sehingga menjadi produk barang jadi. misalnya untuk
industri mebel membutuhkan persediaan bahan baku berupa kayu jati dan
rotan.
o Persediaan barang dalam proses, adalah bagian dari produk akhir tetapi
masih dalam proses pengerjaan karena masih menunggu item yang lain untuk
diproses. Misalnya dalam industri makanan roti persediaan dalam proses berupa
adonan roti dari beberapa bahan yang nantinya siap dimasak untuk menjadi roti.
o Persediaan barang jadi, adalah persediaan produk akhir yang siap untuk
dijual, didistribusikan atau disimpan yang menjadi inti proses dari perusahaan.
Misalnya dalam industri mobil itu meliputi mobil itu sendiri.
Manajemen Persediaan atau inventory management
Manajemen Persediaan atau inventory management merupakan salah satu
aset penting dalam perusahaan. Perencanaan dan pengendalian
persediaan merupakan suatu kegiatan penting yang mendapat perhatian khusus
dari manajemen perusahaan. Karena pemborosan terjadi didalam persediaan.
Namun jika tidak dipenuhi maka bisa menghambat produksi barang atau jasa.
Mengendalikan persediaan atau inventory management yang tepat bukanlah
hal yang mudah. Apabila jumlah persediaan terlalu besar mengakibatkan timbulnya
dana yang dikeluarkan terlalu besar, meningkatnya biaya penyimpanan (seperti
Artikel ini membutuhkan tambahan kutipan untuk verifikasi. Silakan bantu memperbaiki artikel ini dengan menambahkan kutipan ke sumber terpercaya . Unsourced bahan mungkin akan menantang dan dihapus . (Desember 2009)
Sebuah lead time adalah latency (delay) antara inisiasi dan pelaksanaan proses. Misalnya, lead time
antara penempatan order dan pengiriman mobil baru dari produsen mungkin di mana saja dari 2 minggu
sampai 6 bulan. Dalam industri, penurunan lead time adalah bagian penting dari lean manufacturing .
Isi
[hide]
1 Jurnalisme
2 Manajemen rantai suplai
3 Manufaktur
o 3.1 Semikonduktor industri
4 Proyek Manajemen
5 Lead Time dalam Perencanaan Produksi
6 Referensi
7 Lihat juga
[ sunting ]Jurnalisme
Timbal waktu dalam penerbitan menggambarkan jumlah waktu bahwa wartawan memiliki antara menerima
tugas menulis dan mengirimkan potongan selesai. Tergantung pada publikasi, lead bisa apa saja dari
beberapa jam untuk berbulan-bulan.
[ sunting ]Manajemen rantai suplai
Definisi yang lebih konvensional lead time dalam manajemen rantai pasokan alam adalah waktu dari saat
pelanggan tempat pesanan (saat Anda belajar dari kebutuhan) untuk saat itu diterima oleh
pelanggan. Dengan tidak adanya barang jadi atau setengah jadi (work in progress) persediaan, itu adalah
waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar memproduksi pesanan tanpa persediaan selain bahan baku.
[ sunting ]Manufaktur
Dalam lingkungan manufaktur, lead time memiliki definisi yang sama dengan Supply Chain Management,
tetapi mencakup waktu yang dibutuhkan untuk kapal bagian dari pemasok. Waktu pengiriman disertakan
karena perusahaan manufaktur perlu tahu kapan bagian akan tersedia untuk perencanaan kebutuhan
material . Hal ini juga mungkin bagi lead time untuk memasukkan waktu yang diperlukan untuk sebuah