-
☜HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN TINGKAT
KEPARAHAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK☝
☜THE RELATIONSHIP BETWEEN SMOKING HABITS AND THE
SEVERITY LEVEL OF CHRONIC OBSTRUCTIVE
PULMONARY DISEASE☝
RYSKA AL NURFIANTY ANSAR10542059614
Skripsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
GelarSarjana Kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2018
-
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN TINGKATKEPARAHAN PENYAKIT
PARU OBSTRUKTIF KRONIK
RYSKA AL NURFIANTY ANSAR
10542 0596 14
Skripsi ini telah disetujui dan diperiksa oleh Pembimbing
SkripsiFakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, 3 Maret 2018
Menyetujui pembimbing,
dr. Sumarni, Sp. JP
-
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
TELAH DISETUJUI UNTUK DICETAK DAN DIPERBANYAK
Judul Skripsi :
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN TINGKATKEPARAHAN PENYAKIT
PARU OBSTRUKTIF KRONIK
Makassar, 3 Maret 2018
Pembimbing,
dr. Sumarni, Sp. JP
-
PANITIA SIDANG UJIANFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Skripsi dengan judul ☜HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOKDAN
TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF
KRONIK☝. Telah diperiksa, disetujui, serta di pertahankan di
hadapan TimPenguji Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Makassar pada :
Hari/Tanggal : Sabtu, 3 Maret 2018
Waktu : 14.00 WITA - selesai
Tempat : Ruang Rapat Lantai 2 FK Unismuh
Ketua Tim Penguji :
dr. Sumarni, Sp. JPAnggota Tim Penguji:
Anggota I Anggota II
dr. Ummu Kalzum Malik, M.Med. Ed Drs. Samhi Mu'awan Djamal,
M.Ag
-
DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Ryska Al Nurfianty Ansar
Tanggal Lahir : 21 Desember 1996
Tahun Masuk : 2014
Peminatan : Kedokteran Komunitas
Nama Pembimbing Akademik : dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Sumarni, Sp. JP
JUDUL PENELITIAN:
HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK DAN TINGKATKEPARAHAN PENYAKIT
PARU OBSTRUKTIF PARU KRONIK
Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah memenuhi
persyaratanakademik dan administrasi untuk mengikuti ujian skripsi
Fakultas KedokteranUniversitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, 3 Maret 2018Mengesahkan,
Juliani Ibrahim, M.Sc., Ph.DKoordinator Skripsi Unismuh
-
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama Lengkap : Ryska Al Nurfianty Ansar
Tanggal Lahir : 21 Desember 1996
Tahun Masuk : 2014
Peminatan : Kedokteran Komunitas
Nama Pembimbing Akademik : dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes
Nama Pembimbing Skripsi : dr. Sumarni, Sp. JP
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat
dalampenulisan skripsi saya yang berjudul:HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN
MEROKOK DAN TINGKATKEPARAHAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF PARU
KRONIK
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan
plagiat, makasaya akan menerima sanksi yang telah
ditetapkan.Demikian surat penyataan ini saya buat dengan
sebenar-benarnya.
Makassar, 3 Maret 2018
Ryska Al Nurfianty AnsarNIM 10542059614
-
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Nama : Ryska Al Nurfianty Ansar
Tempat, Tanggal Lahir : Makassar, 21 Desember 1996
Agama : Islam
Alamat : BTN AURA Permai G1 No. 17
Nmor Telepon/Hp : 082293121331
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. TK Anggrek2. SD Inpres Bontoala I3. SMP Ummul Mukminin4. SMA
Ummul Mukminin
Riwayat Organisasi :
1. Anggota Tim Bantuan Medis FK Unismuh 2016-20172. Anggota
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Pimpinan Komisariat Fakultas
Kedokteran 2016-20173. Sekretaris Umum Badan Eksekutif Mahasiswa
Fakultas Kedokteran 2017-
2018.
-
i
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR Ryska Al Nurfianty Ansar 10542
0596 14 Sumarni HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK DAN TINGKAT KEPARAHAN
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
x+54 halaman+8 tabel+4 gambar+11 lampiran
ABSTRAK
LATAR BELAKANG : Kebiasaan merokok memicu terjadinya masalah
pada kesehatan. Indonesia menempati posisi peringkat ke-4 dengan
jumlah terbesar perokok di dunia. Dampak yang paling sering terjadi
akibat asap rokok yang mengakibatkan inflamasi poten adalah
penyakit degeneratif yaitu Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK).
TUJUAN : Mengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dan
tingkat keparahan PPOK. METODE PENELITIAN : Penelitian cross
sectional dengan teknik Purposive Sampling yang menggunakan
analisis Two – Sample Kolmogrov – Smirnov, yang telah dilakukan di
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar dan RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo pada bulan September 2017 – Januari 2018.
HASIL : Hasil uji statistik dengan sampel berjumlah 53 orang
didapatkan nilai p = 0.194 (p = < 0.05), didapatkan secara
statistik dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
kebiasaan merokok dengan tingkat keparahan PPOK, sehingga H0
diterima dan H1 ditolak.
KESIMPULAN : Tidak ada hubungan kebiasaan merokok dengan tingkat
keparahan PPOK.
Kata Kunci : Kebiasaan Merokok, PPOK
-
ii
FACULTY OF MEDICINE MAKASSAR MUHAMMADIYAH UNIVERSITY
Ryska Al Nurfianty Ansar 10542 0596 14 Sumarni THE RELATIONSHIP
BETWEEN SMOKING HABITS AND THE SEVERITY LEVEL OF CHRONIC
OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE
x+54 pages+8 tables+4 pictures+11 attachments
ABSTRACT
BACKGROUND : Smoking habits lead to health problems. Indonesia
ranks 4th as the largest number of smokers in the world. The most
frequent effects of cigarette smoke that lead to potent
inflammation are degenerative diseases such as Chronic Obstructive
Pulmonary Disease (COPD).
OBJECTIVES : To know the relationship between smoking habits and
the severity level of COPD.
METHODS : A cross sectional study with a purposive sampling
technique using Kolmogrov - Smirnov Two - Sample analysis, which
has been done at the Center for Community Lung Health (BBKPM)
Makassar and Dr. Wahidin Sudirohusodo Hospital on September 2017 -
January 2018.
RESULTS : The results of statistical tests with sample totaled
53 people obtained the value of p = 0194 (p = < 0.05) statistics
obtained, it can be concluded that there is no relationship between
smoking habit with the severity of COPD, so H0 and H1 is accepted
rejected.
CONCLUSION : There is no relationship of smoking habit with the
severity of COPD. KEYWORDS : Smoking Habits, COPD
-
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan mengucapkan segala puji syukur kehadirat
Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga
penulis akhirnya
dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Hubungan Antara
Kebiasaan
Merokok dan Tingkat Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Paru
Kronik”
sebagai salah satu syarat untuk melanjutkan penelitian.
Salawat serta salam tak lupa saya haturkan kepada junjungan kita
Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan teladan yang baik bagi
seluruh umat
manusia terutama dalam menuntut ilmu.
Penyusunan propsal ini tidak lepas dari hambatan dan kesulitan,
namun
atas dorongan, bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
akhirnya penulis dapat
menyelesaikan proposal ini. Dan penulis juga mengucapkan terima
kasih dan
penghargaan sebesar-besarnya kepada dr. Sumarni, Sp. JP selaku
pembimbing
yang senantiasa meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan
dan arahan
kepada penulis dalam menyelesaikan proposal ini.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah mendapat banyak
dukungan
dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu perkenankan saya
menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Keluarga khususnya untuk kedua orang tua Ayahanda H. Muh
Ansar, S. Sos
dan Ibunda Hj. Saida, S. Ag yang telah memberikan kasih sayang,
dorongan
-
iv
moril maupun materil yang tak terhingga sehingga penulis mampu
dalam
menyelesaikan skripsi ini.
2. dr. H. Mahmud Ghaznawie Ph. D, Sp. PA (K), sebagai dekan
Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. dr. A. Salsa Anggeraini, M.Kes, selaku penasehat akademik
(PA) yang selalu
memberi nasehat, pengarahan dan bekal pengetahuan.
4. Seluruh staf pengajar Program Studi Pendidikan Dokter
Universitas
Muhammadiyah Makassar, atas tambahan ilmu yang sangat berharga
untuk
dapat diamalkan dalam melaksanakan tugas-tugas selanjutnya.
5. dr. Ummu Kalzum Malik, M.Med.Ed selaku penguji yang telah
berkenan
menguji sekaligus memberikan saran dan kritik guna melengkapi
kekurangan
dalam skripsi ini.
6. Ayahanda Drs. Samhi Mu'awan Djamal, M.Ag yang telah
meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam kajian Al-Islam
Kemuhammadiyahan dalam skripsi ini.
7. Ibunda Juliani Ibrahim, Ph.D, M.Sc yang banyak memberikan
masukan dan
dukungan.
8. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar dan
RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo yang telah bersedia memberikan izin untuk
melakukan
penelitian.
9. Para teman sejawat, angkatan 2014 EPINEFRIN yang telah
membantu dan
memberikan dukungan kepada penulis selama penyusunan skrpsi
ini.
-
v
10. Teman bimbingan Nurul Hidayah Hamzah, Hardianti, dan
Fizzilmi Dhahilah
Mansyur yang telah bersama-sama dan menemani serta saling
memberi
semangat selama beberapa bulan mulai dari penelitian hingga
penyusunan
skripsi ini.
11. Teman belajar dan sahabat saya, (Indah, riri, rizal, alif)
yang telah sama-sama
berjuang, saling membantu ,memberikan motivasi dan semangat
dalam hal
apapun.
12. Teman-teman Angkatan 05 TBM FK Unismuh (Penghuni Surga) yang
telah
sama-sama berjuang dan memberikan motivasi dan semangat
dalam
penyusunan skripsi.
13. Keluarga Perindu Surga (fitrah, yaya, itsna) yang selalu
bisa meluangkan
waktu, pikiran, dan semangat serta motivasi dalam penelitian
hingga
penyusunan skripsi ini.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah memberikan
bantuannya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bermanfaat bagi pembaca
pada
umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Sehingga, saran dan
kritik yang
membangun sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaannya.
Makassar, 28 Februari 2018
Penulis
-
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERNYATAAN PERSETUJUAN PENGUJI
PERNYATAAN PENGESAHAN
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK
...........................................................................................................................
i
KATA PENGANTAR
.........................................................................................................
ii i
DAFTAR
ISI........................................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL
...............................................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR
..........................................................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
.........................................................................................
1
B. Rumusan Masalah
....................................................................................
3
C. Tujuan Penelitian
.....................................................................................
3
1. Tujuan
Umum..............................................................................
3
2. Tujuan Khusus
.............................................................................
4
D. Manfaat Penelitian
...................................................................................
4
-
vii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kebiasaan Merokok
.................................................................................
5
1. Definisi Merokok
........................................................................
5
2. Prevalensi Merokok di Indonesia
................................................ 5
3. Kandungan Rokok
.......................................................................
6
4. Klasifikasi Perokok
.....................................................................
8
B. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
................................................ 9
1. Definisi
........................................................................................
9
2. Epidemiologi
...............................................................................
10
3. Faktor Resiko
..............................................................................
11
4. Patofisiologi dan Patologi
........................................................... 13
5. Gejala Klinis
................................................................................
17
6. Diagnosis
.....................................................................................
18
7. Klasifikasi
....................................................................................
20
8. Prognosis
.....................................................................................
21
C. Hubungan Merokok dengan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
................ 22
D. Pandangan Islam Tentang
Merokok.........................................................
23
E. Kerangka
Teori.........................................................................................
27
BAB III KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
.....................................................................................
28
B. Definisi
Operasional.................................................................................
28
C. Hipotesis Penelitian
..................................................................................
29
BAB IV METODE PENELITIAN
-
viii
A. Obyek Penelitian
......................................................................................
31
B. Metode
Penelitian.....................................................................................
32
C. Teknik Pengambilan Sampel
...................................................................
33
D. Teknik Pengumpulan Data
......................................................................
35
E. Teknik Analisis Data
................................................................................
36
F. Etika penelitian
........................................................................................
37
G. Alur Penelitian
........................................................................................
38
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sampel
.......................................................................
39
B. Analisis
Univariat.....................................................................................
40
C. Analisis Bivariat
......................................................................................
42
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian
..................................................................
46
B. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Sebelumnya
............. 48
C. Keterbatasan Penelitian
...........................................................................
49
BAB VII
A. Kesimpulan
.............................................................................................
51
B. Saran
........................................................................................................
52
DAFTAR PUSTAKA
................................................................................................
53
LAMPIRAN
-
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Perokok
....................................................................................
9
Tabel 2.2 Patologi PPOK
..........................................................................................
17
Tabel 2.3 Derajat PPOK
............................................................................................
21
Tabel 3.1 Variabel Independen & Dependen
............................................................ 28
Tabel 5.1 Distribusi Kebiasaan Merokok
..................................................................
40
Tabel 5.2 Distribusi Tingkat Keparahan PPOK
........................................................ 41
Tabel 5.3 Distribusi Usia
...........................................................................................
41
Tabel 5.4 Pengaruh Kebiasaan Merokok dan Tingkat Keparahan PPOK
................ 42
Tabel 5.5 Pengaruh Usia dan Tingkat Keparahan PPOK
.......................................... 44
Tabel 5.6 Pengaruh Kebiasaan Merokok dan Usia
.................................................... 45
-
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Patogenesis PPOK
..................................................................................
13
Gambar 2.2 Mekanisme molekular dan seluler PPOK
............................................. 16
Gambar 2.3 Kerangka Teori
......................................................................................
27
Gambar 4.1 Alur Penelitian
.......................................................................................
38
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. L���� B�������
�rokok merup�n slh �tu ke�s
n yng ��tem ui �lmkehi���n se�ri ��ri �� �nurut World Health
Organization (WHO),Indonesia menempati posisi peringkat ke-4 dengan
jumlah terbesar perokokdi dunia. Dari segi konsumsi rokok,
Indonesia menempati urutan ke-5 setelahCina, Amerika Serikat, Rusia
dan Jepang. Indonesia menduduki peringkatkedua dalam populasi
dewasa pria yang merokok setiap hari.2 Rerata batangrokok yang
dihisap per hari per orang di Indonesia adalah 12,3 batang
(setarasatu bungkus) adapun di Sulawesi Selatan jumlah rokok yang
dihisap adalah14,6 batang per hari.3
Kebiasaan merokok memicu terjadinya masalah pada
kesehatan.Dampak yang paling sering terjadi akibat asap rokok yang
mengakibatkaninflamasi poten adalah penyakit degeneratif yaitu
Penyakit Paru ObstruktifKronik (PPOK) yang umum, dapat dicegah, dan
dapat ditangani, yangmemiliki karakteristik gejala pernapasan yang
menetap dan keterbatasanaliran udara, dikarenakan abnormalitas
saluran napas dan/atau alveolus yangbiasanya disebabkan oleh
pajanan gas atau partikel berbahaya.4 Namun tidaksemua perokok
berkembang menjadi PPOK secara klinis, karena dipengaruhioleh
faktor risiko genetik dari setiap individu.5
-
2
Prevalensi PPOK di Indonesia adalah sebesar 3,7 persen, adapun
diSulawesi Selatan sebesar 6,7%.3 Terdapat sekitar 4,8 juta
penderita PPOK. DiIndonesia angka ini dapat meningkat dengan
semakin banyaknya jumlahperokok sebab 90% penderita PPOK adalah
perokok atau bekas perokok.5
Berdasarkan Global Initiative for Chronic Obstructive Lung
Disease(GOLD, 2017) yang merupakan panduan strategi global untuk
diagnosis,penatalaksanaan, dan pencegahan PPOK menerangkan bahwa
pemeriksaanspirometri perlu dilakukan untuk memastikan diagnosis,
menentukan derajatpenyakit dan memantau progresivitasnya.4
Hasil penelitian di RS M. Djamil Padang mendapatkan hubunganyang
signifikan antara derajat merokok dengan derajat keparahan
PPOK.6
Hasil penelitian yang sama juga didapatkan oleh Salawati, Liza
di RuangInap Paru RSUDZA Banda Aceh bulan September ♠ November
2014,terdapat hubungan merokok dengan derajat PPOK pada penderita
PPOK.7
Oleh karena itu penulis tertarik mengambil tema penelitian
yangserupa yaitu ☜Hubungan antara kebiasaan merokok dan tingkat
keparahanPenyakit Paru Obstruktif Kronik☝ dengan melihat suatu
kebiasaan merokokyang terjadi sekarang telah menjadi kebiasaan yang
bukan hal asing lagi ditengah masyarakat. Sehingga bisa memberikan
data dan informasi mengenaihal tersebut di Wilayah Sulawesi
Selatan, khususnya di Makassar.
Abu Hurairah radhiyallahu ☁anhu, dari Nabi shallallahu ☁alaihi
wasallam, beliau bersabda :
-
3
偽 亀紀 妓貴 亀 鬼希 鬼紀 鬼 : 鬼紀 鬼 亀 妓 鬼 亀 鬼 偽 鬼希 鬼危 鬼希 妓 鬼希 亀尭 偽 鬼雁 妓規 鬼
偽規 妓 亀 妓規 偽 :徽 貴
偽 妓 偽 妓 鬼 鬼 鬼 亀 亀 妓希 鬼 偽翫 妓希 鬼 妓 企 偽徽鬼 妓 偽顔Artinya: ☝Rasulullah
shallallahu`alaihi wasallam bersabda:
Merupakan tanda baiknya seorang Islam, dia meninggalkan sesuatu
yangtidak berguna baginya☝ (Hadits Hasan riwayat Tirmizi dan
lainnya).8
Hadis tersebut menyebutkan bahwa seorang muslim akanmeninggalkan
sesuatu yang tidak berguna, salah satunya merokok yang telahmenjadi
kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Memberikan dampak
salahsatunya yaitu kesehatan, maka harus di tinggalkan. Sehingga
lakukanlah suatuyang dapat memberikan dampak yg baik pada diri
sendiri ataupun untuk oranglain dan bernilai ibadah di sisi Allah
SWT.
B. R������ M������
Apakah terdapat hubungan antara kebiasaan merokok dan
tingkatkeparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik ?
C. T����� P����� ���
1. Tujuan UmumMengetahui hubungan antara kebiasaan merokok dan
tingkat keparahanPPOK.
-
4
2. Tujuan khususa. Mengidentifikasi klasifikasi derajat
kebiasaan merokok pada pasien
PPOK.b. Mengidentifikasi tingkat derajat keparahan pasien
PPOK.c. Mengetahui data dan informasi mengenai hubungan
kebiasaan
merokok dengan tingkat keparahan PPOK.d. Mengetahui pandangan
islam tentang merokok.
D. M!"#!!$ P%"%&'$'!"
1. Manfaat untuk pengetahuana. Memberikan informasi bahwa
frekuensi kebiasaan merokok
mungkin berhubungan dengan tingkat keparahan PPOK.b. Hasil
penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan informasi
penelitian yang serupa untuk pengembangan ilmu kedokteranmaupun
ilmu kesehatan masayarakat.
2. Manfaat untuk klinisiMemberikan informasi bahwa kebiasaan
merokok memberikan
dampak salah satunya yaitu PPOK dengan tingkat
keparahanberdasarkan frekuensi kebiasaan merokok.
3. Manfaat untuk masyarakatSebagai bahan bacaan untuk menjaga
kesehatan agar tidak
terkena PPOK dengan tidak merokok dan menjaga pola hidup
yangsehat.
-
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. K()*+,++- M(./0/0
1. DefinisiMerokok adalah kegiatan atau aktivitas membakar rokok
yang
kemudian dihisap dan dihembuskan keluar sehingga orang
yangdisekitarnya juga bisa terhisap asap rokok yang
dihembuskannya.Kebisaan merokok adalah kegiatan mengisap rokok yang
dilakukan secaraberulang-ulang.9
2. Prevalensi Merokok di IndonesiaMenteri Kesehatan RI
meluncurkan Global Adult Tobacco Survey
(GATS) Indonesia tahun 2011, di Jakarta. Hasil GATS
menunjukkan,Indonesia menduduki posisi pertama dengan prevalensi
perokok aktiftertinggi, yaitu 67,0 % pada laki-laki dan 2,7 % pada
wanita. Dapatdikemukakan bahwa walaupun 86.0% orang dewasa percaya
bahwamerokok dapat menyebabkan penyakit serius, namun 67,4%
laki-laki dan4,5% wanita atau rata-rata 36,1% orang dewasa di
Indonesiamengkonsumsi tembakau dengan merokok atau mengkonsumsi
tembakautanpa asap. GATS juga menemukan bahwa 60,9% pria, 2,7%
wanita danrata-rata 31,5% atau 54,3 juta orang dewasa saat ini
merokok kretek.Survai juga menemukan bahwa 1,5% pria, 2,3% wanita
dan 1,7% atau 2,9juta orang dewasa saat ini mengkonsumsi tembakau
tanpa asap. Sekitar
-
6
50% perokok saat ini berencana atau sedang memikirkan untuk
berhentimerokok.10
Rerata batang rokok yang dihisap per hari per orang di
Indonesiaadalah 12,3 batang (setara satu bungkus) adapun di
Sulawesi Selatanjumlah rokok yang dihisap adalah 14,6 batang per
hari.3
3. Kandungan RokokBahan utama rokok adalah tembakau, dan setelah
dibakar, asap
rokok mengandung lebih dari 4000 zat-zat yang
membahayakankesehatan. Kandungan utama pada tembakau adalah tar,
nikotin, dan CO.Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandungi
bahan-bahan kimialain yang juga sangat beracun.11 Zat-zat beracun
yang terdapat di dalamrokok antara lain :
a. Karbon Monoksida (CO) adalah unsur yang dihasilkan
olehpembakaran tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon.
GasCO yang dihasilkan sebatang tembakau dapat mencapai 3% - 6%,dan
gas ini dapat dihisap oleh siapa saja. Seorang yang merokokhanya
akan menghisap sepertiga bagian saja yaitu arus tengahsedangkan
arus pinggir akan tetap berada di luar. Sesudah ituperokok tidak
akan menelan semua asap tetapi ia semburkankeluar.
b. Nikotin adalah suatu zat yang memiliki efek adiktif dan
psikoaktifsehingga perokok akan merasakan kenikmatan,
kecemasanberkurang, toleransi dan keterikatan. Banyaknya nikotin
yang
-
7
terkandung dalam rokok adalah sebesar 0,5-3 nanogram dansemuanya
diserap sehingga di dalam cairan darah ada sekitar 40-50 nanogram
nikotin setiap 1 ml-nya. Nikotin bukan merupakankomponen
karsinogenik.
c. Tar adalah sejenis cairan kental berwarna coklat tua atau
hitamyang merupakan substansi hidrokarbon yang bersifat lengket
danmenempel pada paru-paru. Kadar tar dalam tembakau antara 0.5-35
mg/batang. Tar merupakan suatu zat karsinogen yang dapatmenimbulkan
kanker pada jalan nafas dan paru-paru.
d. Kadmium adalah zat yang dapat meracuni jaringan tubuh
terutamaginjal.
e. Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna terdiri dari
nitrogendan hydrogen, zat ini mempunyai bau yang tajam dan
sangatmerangsang. Karena kerasnya racun yang terdapat pada
amoniaksehingga jika masuk sedikit saja ke dalam peredaran darah
akanmengakibatkan seseorang pingsan atau koma.
f. HCN ( Asam Sianida ) merupakan sejenis gas yang
tidakberwarna, tidak berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat
inimerupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar, dan
sangatefisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak
saluranpernafasan.
-
8
g. Formaldehid adalah sejenis gas yang mempunyai bau tajam,
gasini tergolong sebagai pembasmi hama. Gas ini juga sangat
beracunterhadap semua organisms hidup.
h. Metanol adalah sejenis cairan ringan yang mudah menguap
danmudah terbakar. Jika meminum atau menghisap
methanolmengakibatkan kebutaan bahkan kematian.
i. Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH), Senyawa inimerupakan
senyawa reaktif yang cenderung bersifat genotoksik.Senyawa tersebut
merupakan penyebab tumor.
j. Volatik nitrosamine merupakan jenis asap tembakau
yangdiklasifikasikan sebagai karsinogen yang potensial.12
4. Klasifikasi PerokokAda beberapa cara untuk mengklasifikasikan
intensitas merokok.
Salah satunya adalah yang dilakukan Sitepoe pada tahun 1999.
Sitepoemelakukan klasifikasi perokok berdasarkan jumlah rokok yang
dikonsumsitiap hari. Klasifikasi ini membagi perokok menjadi
perokok ringan,perokok sedang dan perokok berat. Perokok ringan
adalah perokok yangmengonsumsi satu hingga sepuluh batang rokok per
hari. Perokok sedangadalah perokok yang mengonsumsi sebelas hingga
dua puluh empat batangper hari. Sementara perokok berat mengonsumsi
lebih dari dua puluhempat batang rokok per hari.
Klasifikasi lain menggunakan keterkaitan antara jumlah rokok
yangdikonsumsi dengan lamanya konsumsi rokok semasa hidup.
Klasifikasi ini
-
9
menggunakan Indeks Brinkman yang menggunakan hasil perkalian
antararerata jumlah batang rokok yang dihisap tiap hari dan lama
merokok dalamtahun.13
K1234546234P789696
K1234546234 :7;
-
10
a. Bronkhitis KronikBronkhitis kronik adalah adanya sekresi
mukus yang
berlebihan pada saluran pernapasan secara terus menerus
(kronik)dengan disertai batuk selama tidak kurang dari tiga bulan
dalamsetahun dan telah berlangsung selama dua tahun
berturut-turut.
b. EmfisemaEmfisema adalah keadaan paru yang abnormal, yaitu
adanya
pelebaran rongga udara pada asinus yang sifatnya permanen,
akibatkerusakan dinding asinus. Asinus adalah bagian paru yang
terletakdi bronkiolus terminalis distal. 14
2. Epidemiologi
Menurut World Health Organitation (WHO) pada tahun 2012,jumlah
penderita PPOK mencapai 274 juta jiwa dan di perkirakanmeningkat
menjadi 400 juta jiwa di tahun 2020 mendatang, dan setengahdari
angka tersebut terjadi di negara berkembang, termasuk
negaraIndonesia. Angka kejadian PPOK di Indonesia menempati urutan
kelimatertinggi di dunia yaitu 7,8 juta jiwa.15
Prevalensi PPOK di Indonesia adalah sebesar 3,7 persen, adapun
diSulawesi Selatan sebesar 6,7%.3 Terdapat sekitar 4,8 juta
penderita PPOK.Di Indonesia angka ini dapat meningkat dengan
semakin banyaknyajumlah perokok sebab 90% penderita PPOK adalah
perokok atau bekasperokok.5
-
11
3. Faktor Risikoa. Kebiasaan merokok
Kebiasaan merokok adalah satu-satunya penyebab kausalyang
terpenting. Asap rokok mempunyai prevalensi yang tinggisebagai
penyebab gejala respirasi dan gangguan fungsi paru.Beberapa
penelitian terdapat rerata penurunan Volume EkspirasiPaksa detik
pertama (VEP1) pada pemeriksaan spirometri yaitusebuah alat untuk
mengukur kapasitas atau fungsi paru (ventilasi).
Risiko PPOK pada perokok tergantung dari dosis rokokyang
dihisap, usai mulai merokok, jumlah batang rokok pertahundan
lamanya merokok. Perokok pasif dapat juga memberikontribusi
terjadinya gejala respirasi dan PPOK, dikarenakanterjadinya
peningkatan jumlah inhalasi partikel dan gas.
b. Polusi udaraBerbagai macam partikel dan gas yang terdapat
udara
sekitar, ukuran dan macam partikel akan memberikan efek
yangberbeda terhadap timbulnya dan beratnya PPOK. Polusi
udaraterbagi menjadi:
(1) Polusi di dalam ruangan(a) Asap rokok(b) Asap Kompor
(2) Polusi di luar ruagan(a) Gas buang kendaraan bermotor
-
12
(b) Debu jalanan(3)Polusi tempat kerja (bahan kimia, zat
iritasi, gas beracun)
c. Stres oksidatifParu selalu terpajan oleh oksidan endogen dan
eksogen.
Oksidan endogen timbul dari sel fagosit dan tipe sel
lainnyasedangkan oksidan eksogen dari polutan dan asap rokok.
Ketikakeseimbangan antara oksidan dan antioksidan berubah
bentukmaka terjadi stres oksidatif yang akan menimbulkan
efekkerusakan pada paru serta menimbulkan aktifitas
molekulersebagai awal inflamasi paru.
d. Infeksi saluran nafas bawah berulangInfeksi virus dan bakteri
berperan dalam patogenesis dan
progresifitas PPOK. Kolonisasi bakteri menyebabkan
inflamasijalan napas, menimbulkan eksaserbasi.
e. Sosial ekonomiBelum dapat dijelaskan secara pasti. Pajanan
polusi di
dalam dan di luar ruangan, pemukiman yang padat, nutrisi
yangjelek, dan faktor lain yang berhubungan status
ekonomikemungkinan dapat menjelaskan hal ini.
f. Tumbuh kembang paruPertumbuhan paru ini berhubungan dengan
proses selama
kehamilan, kelahiran, dan pajanan waktu kecil. Kecepatanmaksimal
penurunan fungsi paru sesorang adalah risiko untuk
-
13
terjadinya PPOK. Studi metaanalisis menyatakan bahwa berat
bayilahir rendah mempengaruhi nilai VEP pada masa anak.
g. AsmaBelum dapat disimpulkan, namun didapatkan bahwa orang
dengan asma 12 kali lebih tinggi risiko terkena PPOK dari
padabukan asma meskipun telah berhenti merokok. Penelitian lain
20%dari asma akan berkembang menjadi PPOK dengan
ditemukannyaobstruksi jalan napas ireversibel.
h. GenFaktor risiko yang paling sering terjadi adalah
kekurangan
alpha-1 antitrypsin sebagai inhibitor dari protease serin.
Meskipunsebagian kecil di dunia yang mengalami kekurangan
alpha-1antitrypsin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor
genetikmempengaruhi kerentanan timbulnya PPOK.5
4. Patofisiologi dan Patologi4. 1 Patofisiologi
Gambar 2. 1 Patogenesis PPOK(Sumber : Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia. 2011)
-
14
Hambatan aliran udara merupakan perubahan fisiologiutama pada
PPOK yang diakibatkan oleh adanya perubahan yangkhas pada saluran
nafas bagian proksimal, perifer, parenkim danvaskularisasi paru
yang dikarenakan adanya suatu inflamasi yangkronik dan perubahan
struktural pada paru. Lumen saluran nafaskecil berkurang akibat
penebalan mukosa yang mengandungeksudat inflamasi, yang meningkat
sesuai berat sakit.
Pengaruh gas polutan dapat menyebabkan stress
oksidan,selanjutnya akan menyebabkan terjadinya peroksidasi
lipid.Peroksidasi lipid selanjutnya akan menimbulkan kerusakan sel
daninflamasi. Proses inflamasi akan mengaktifkan sel
makrofagalveolar, aktivasi sel tersebut akanmenyebabkan
dilepaskannyafaktor kemotataktik neutrofil seperti interleukin 8
danleukotrienB4, tumor necrosis factor (TNF), monocyte
chemotacticpeptide (MCP)-1 dan reactive oxygen species (ROS).
Faktor-faktortersebut akan merangsang neutrofil melepaskan protease
yang akanmerusak jaringan ikat parenkim paru sehingga timbul
kerusakandinding alveolar dan, hipersekresi mukus. Rangsangan sel
epitelakan menyebabkan dilepaskannya limfosit CD8, selanjutnya
terjadikerusakan seperti proses inflamasi. Pada keadaan normal
terdapatkeseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Enzim
NADPHyang ada dipermukaan makrofag dan neutrofil akan
mentransfersatu elektron ke molekul oksigen menjadi anion
superoksida
-
15
dengan bantuan enzim superoksid dismutase. Zat hidrogenperoksida
(H2O2) yang toksik akandiubah menjadi OH denganmenerima elektron
dari ion feri menjadi ion fero, ion fero denganhalida akan diubah
menjadi anion hipohalida (HOCl).16
Tingkat peradangan, fibrosis, dan eksudat luminal dalamsaluran
udara kecil berkorelasi dengan penurunan VEP1 dan rasiovolume
ekspirasi paksa detik pertama terhadap kapasitas vitalpaksa
(VEP1/KVP).
Penurunan VEP1 merupakan gejala yang khas pada PPOK,obstruksi
jalan napas perifer ini menyebabkan udara terperangkapdan
mengakibatkan hiperinflasi.
Selama eksaserbasi terlihat peningkatan hiperinflasi
danterperangkapnya udara, dengan aliran ekspirasi
berkurang,sehingga terjadi sesak napas yang meningkat. Terdapat
jugamemburuknya abnormalitas VA / Q yang mengakibatkanhipoksemia
berat.5
-
16
4. 2 Patologi
Gambar 2.2 Mekanisme molekular dan seluler PPOK(Sumber :
http://www.klikpdpi.com/jurnal-warta/jri-01-07/jurnal-6.html)
Perubahan patologis karakteristik PPOK ditemukan disaluran napas
proksimal, saluran napas perifer, parenkim danvascular paru.
Perubahan patologis akibat inflamasi kronis terjadikarena
peningkatan sel inflamasi kronis di berbagai bagian paruyang
menimbulkan kerusakan dan perubahan struktural akibatcedera dan
perbaikan berulang.5
SDEFGDH HDIDJ IGKLJMNDE (trakea, bronkus, diameter > 2 mm)Sel
inflamasi : Makrofag 綷, limfosit CD8 (sitotoksik) 綷, sedikit
neutrofil ataueosinofilPerubahan struktural : Sel goblet 綷,
pembesaran kelenjer submukosa (keduanyamenyebabkan hipersekresi
lendir) metaplasia sel epitel skuomosa.SDEFGDH HDIDJ IOGMPOG
(bronkiolus diameter < 2 mm)
-
17
Sel inflamasi : Makrofag 綷, limfosit T (CD8 > CD4), limfosit
B 綷, folikel limfoid,fibroblas 綷, sedikit neutrofil atau
eosinofil.PQRSTUVW XQRY (bronkhiolus dan alveoli)Sel inflamasi :
Makrofag 綷, limfosit CD 8 綷Perubahan struktural : Kerusakan dinding
alveoli, apoptosis sel epitel dan endotel
Emfisema sentrilobular : Dilatasi dan kerusakan bronkiolus,
paling seringterlihat pada perokok.Emfisema paracinar : Kerusakan
alveolus dan bronkiolus, paling seringterlihat pada kekurangan サ-1
antitrypsin.
PSWZY[Y\ ]QRQ\ XQRYSel inflamasi : Makrofag 綷, limfosit T
綷Perubahan struktural : Penebalan intima, disfungsi sel endotel,
penebalan ototpolos (hipertensi pulmonal).
Tabel 2. 2 Patologi PPOK(Sumber : Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia. 2011)
5. Gejala Klinisa. Sesak yang progresif (bertambah berat seiring
berjalannya waktu),
bertambah berat dengan aktifitas, persisten (menetap
sepanjanghari)
b. Batuk kronik, hilang timbul dan mungkin tidak berdahak,
sertawheezing yang berulang
c. Batuk kronik berdahakd. Infeksi saluran pernapasan bawah yang
berulange. Riwayat terpajan faktor resiko, terutama asap rokok,
debu dan
bahan kimia di tempat kerja serta aspa dapur
-
18
f. Riwayat keluarga PPOK dan/atau faktor resiko anak-anak
sepertiberat badan lahir rendah dan infeksi saluran pernapasan4
6. DiagnosisUntuk menegakkan diagnosis PPOK secara rinci
dapat
dilakukan, dengan cara :a. Anamnesis
(1) Riwayat merokok atau bekas perokok dengan atau tanpa
gejalapernapasan
(2) Riwayat terpajan zat iritan yang bermakna di tempat kerja(3)
Riwayat penyakit emfisema pada keluarga(4) Terdapat faktor
predisposisi pada masa bayi/anak, misalnya :
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), infeksi saluran napasberulang,
lingkungan asap rokok dan polusi udara
(5) Batuk berulang dengan atau tanpa dahak(6) Sesak dengan atau
tanpa bunyi mengi
b. Pemeriksaan fisis(1) Inspeksi
(a) Pursed-lips breathing (mulut setngah terkatup / mencucu)(b)
Barrel chest (diameter antero-posterior dan transversal
sebanding)(c) Penggunan otot bantu pernapasan(d) Hipertrofi otot
bantu napas(e) Pelebaran sela iga
-
19
(f) Bila terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut
venajugularis di leher dan edema tungkai
(g) Penampilan pink puffer atau blue bloater(2) Palpasi
Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar(3) Perkusi
Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil,
letakdiafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
(4) Auskultasi(a) Suara napas vesikuler normal(b) Terdapat ronki
dan atau mengi pada waktu bernapas biasa
atau pada ekspirasi paksa(c) Ekspirasi memanjang(d) Bunyi
jantung redup
c. Pemeriksaan penunjang(1) Faal paru, dengan cara menggunakan
spirometri
(a) Menilai VEP1 % merupakan parameter yang paling umumdipakai
untuk menilai beratnya PPOK dan memantauperjalanan penyakit.
(b) Obstruksi ditentukan oleh nilai VEP1 prediksi (%) danatau
VEP1/KVP (%).
(c) Obstruksi : % VEP1 (VEP1/VEP1 pred) < 80% VEP1%(VEP1/KVP)
< 75%
-
20
(2) Laboratorium darah (Hb, Ht, Tr, Leukosit, dan Analisis
GasDarah)
(3) Radiologi (foto thoraks PA)(a) Emfisema : terlihat gambaran
hiperinflasi, hiperlusen,
ruang retrosternal melebar, diafragma mendatar, serta teardrop
appearance
(b) Bronchitis kronik : normal atau corakan
bronkovaskulerbertambah
(4) BakteriologiPemeriksaan sputum untuk mengetahui pola kuman
danantibiotik yang tepat untuk penyakit infeksi.5
Menilai gejala-gejala PPOK juga dapat menggunakankuesioner yang
sudah divalidasi, yaitu COPD Assessment Test (CAT)merupakan
kuesioner berisi 8 pertanyaan yang dapat menilai aspekkualitas
hidup penderita PPOK dan the Modified British MedicalResearch
Council (mMRC) yang mengukur derajat sesak napas padakegiatan
sehari-hari.4
7. KlasifikasiBerdasarkan (GOLD 2017), klasifikasi tingkat
keparahan batas
udara dibagi atas 4 derajat (berdasarkan post-bronkodilator VEP1
<0.70), yaitu :
-
21
D^_`a`b F``c P`_d
Derajat 1 (PPOK ringan) VEP1 u 80% prediksi
Derajat 2 (PPOK sedang) 50% t VEP1 u 80% prediksiDerajat 3 (PPOK
berat) 30% t VEP1 u 50% prediksiDerajat 4 (PPOK sangat berat) 30% t
VEP1 uprediksi
Tabel 2.3. Derajat PPOK(Sumber : GOLD 2017)
Penilaian pasien PPOK harus menjalani spirometri untukmenentukan
tingkat keparahan pembatasan aliran udara (yaitu,
kadarspirometri).4
8. PrognosisPrognosis bergantung pada beberapa faktor
termasuk
predisposisi genetik, paparan lingkungan, komorbiditas, dan
padatingkat yang lebih rendah, eksaserbasi akut. Meskipun
kelangsunganhidup jangka pendek untuk pasien dengan PPOK dan
kegagalanpernafasan bergantung pada tingkat keparahan penyakit akut
secarakeseluruhan, kelangsungan hidup jangka panjang terutama
dipengaruhioleh tingkat keparahan PPOK dan adanya kondisi komorbid.
Secaratradisional, prognosis telah dilaporkan berdasarkan VEP1,
yangmerupakan bagian dari pengujian fungsi paru. Selain VEP1,
faktor lainyang memprediksi prognosis adalah berat badan sangat
rendah adalah
-
22
faktor prognostik negatif, jarak berjalan dalam 6 menit, dan
tingkatsesak napas dengan aktivitas.17
C. Hefeghig Mjklmlm njghig Pjgoimpq Pike Ofrqkemqps Kklgpm
Kebiasaan merokok adalah satu-satu faktor risiko penyebab
kausalPenyakit Paru Obstruktif Kronik yang terpenting, jauh lebih
penting darifaktor penyebab lainnya.
Di Indonesia dengan semakin banyaknya jumlah perokok didapatkan
data dengan jumlah 90% penderita PPOK adalah perokok ataubekas
perokok. Pajanan yang terus menerus dan berlangsung lama denganasap
rokok dapat menyebabkan gangguan dan perubahan mukosa jalannapas.5
Hal ini sesuai dengan penelitian Yolandha di bangsal paru RSUPM.
Djamil yang menyatakan indeks brinkman pada penderita PPOK
yangterbanyak adalah derajat berat dengan presentase 71,7% dari 120
sampel.Nilai indeks brinkman penderita PPOK dengan hasil indeks
brinkmanberat sebanyak 15 orang dengan presentase 75%.7
Asap rokok mempunyai prevalensi yang tinggi sebagai
penyebabgejala respirasi dan gangguan fungsi paru. Dari beberapa
penelitiandilaporkan bahwa terdapat rerata penurunan VEP1. Angka
kematian padaperokok mempunyai nilai yang bermakna dibandingkan
dengan bukanperokok. Perokok dengan pipa dan cerutu mempunyai
morbiditas danmortalitas lebih tinggi dibandingkan bukan
perokok.
-
23
Risiko PPOK pada perokok tergantung dari dosis rokok
yangdihisap, usia mulai merokok, jumlah batang rokok pertahun dan
lamanyamerokok ( Indeks Brinkman ). Tidak semua perokok berkembang
menjadiPPOK secara klinis, karena dipengaruhi oleh faktor risiko
genetik setiapindividu. Perokok pasif (atau dikenal sebagai
environmental tobaccosmoke) dapat juga memberi kontribusi
terjadinya gejala respirasi danPPOK, dikarenakan terjadinya
peningkatan jumlah inhalasi pertikel dangas.5
D. Ptuvtuwtu Ixytz T{u|tuw }{~
Sesungguhnya Allah ta☂ala mengutus Nabi Muhammad SAWdengan
petunjuk-Nya dan agama yang hak, untuk mengeluarkan manusiadari
alam kegelapan menuju alam yang terang-menderang danmembersihkan
serta mensucikan hati mereka dari kotoran kekufuran dankefasikan
dan membebaskan mereka dari belenggu penghambaan kepadaselain Allah
ta☂ala.
Dia (Rasulullah Shalallahu ☁alaihi wassalam) juga
mensucikanmanusia dari setiap kebusukan maksiat dan perbuatan dosa,
maka diamelarang manusia atas setiap perbuatan keji dan buruk yang
dapatmerusak hati seorang hamba dan mematikan cahayanya dan
agarmenghiasinya dengan akhlak mulia dan budi perkerti luhur serta
pergaulanyang baik untuk membentuk pribadi muslim yang sempurna.
Maka dari itu
-
24
dia menghalalkan setiap sesuatu yang baik dan mengharamkan
setiap yangkeji, baik makanan, minuman, pakaian, pernikahan dan
lainnya.
Termasuk yang diharamkan merokok, karena berbahaya bagi fisikdan
mengdatangkan bau yang tidak sedap, sedangkan Islam adalah(agama)
yang baik, tidak memerintahkan kecuali yang baik. Sewajarnyabagi
seorang muslim untuk menjadi orang yang baik, karena sesuatu
yangbaik hanya layak untuk orang yang baik, dan Allah ta☂ala adalah
MahaBaik tidak menerima kecuali yang baik.18
Di dalam al-Qur☂an memang tidak menyebutkan secara
langsungmengenai hukum merokok, tetapi di dalam al-Qur☂an telah
menyebutkanbahwa, sesuai firman Allah SWT :
鞠桔詰 ... 鬼器偽 鬼 鬼 妓 企 亀徽 偽 妓 鬼 鬼 亀徽希 鬼 亀 鬼貴 偽喜 鬼 既 企 亀徽亀 鬼 紀偽 亀
鬼貴...Terjemahnya :☜...dan yang menghalalkan segala yang baik bagi
mereka dan
mengharamkan segala yang buruk bagi mereka...☝ (Departemen
Agama, al♠ Qur☂an dan Terjemahannya Mushaf Al Hilali surah
al-A☂raaf : 157)
希 偽岐 妓 鬼 妓希岐 鬼 亀 鬼 鬼貴 偽紀 偽 企 鬼規 妓 企 鬼貴 鬼規 偽 妓 偽 妓 企 鬼貴 亀 鬼 丘 鬼
妓希亀 妓 企 企 鬼岐 偽喜贋 鬼貴
Terjemahnya :☜Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga
kepada orang miskindan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah
kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.☝ (Departemen
Agama, al ♠ Qur☂an danTerjemahannya Mushaf Al Hilali surah al-Isra
: 26)
-
25
衿 偽規 偽既 鬼 企 鬼規企 鬼貴 妓 偽顔 企貴亀 鬼 鬼規 偽希岐 鬼 亀 妓 企 規偽顔企 輝希貴亀 鬼 偽 鬼希偽
亀規 鬼既 妓 企 鬼規 鬼 鬼貴Terjemahnya :☜Sesungguhnya orang ♠ orang yang
pemboros itu adalah saudara setan dansetan itu sangat ingkar kepada
Tuhannya☝ (Departemen Agama, al ♠Qur☂an dan Terjemahannya Mushaf Al
Hilali surah al-Isra : 27)
Berdasarkan dalil dan pertimbangan Fatwa tentang hukummerokok
oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah :
1. Wajib hukumnya mengupayakan pemeliharaan dan
peningkatanderajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya dan
menciptakanlingkungan yang kondusif bagi terwujudnya suatu hidup
sehat yangmerupakan hak setiap orang dan merupakan bagian dari
tujuansyariah.
2. Merokok hukumnya adalah haram karena :a. Merokok termasuk
kategori perbuatan melakukan khabaits
yang dilarang dalam (Q.S al-A☂raaf : 157).b. Perbuatan merokok
mengandung unsur menjatuhkan diri ke
dalam kebinasaan dan bahkan merupakan perbuatan bunuh dirisecara
perlahan sehingga oleh karena itu bertentangan denganlarangan
al-Qur☂an.
c. Perbuatan merokok membahayakan diri dan orang lain
yangterkena paparan asap rokok sebab rokok adalah zat adiktif
danberbahaya sebagaimana telah disepakati oleh para ahli medisdan
oleh karena itu merokok bertentangan dengan prinsip
-
26
syariah dalam hadits Nabi Muhammad SAW bahwa tidak adaperbuatan
membahayakan diri sendiri dan membahayakanorang lain.
d. Merokok berarti melakukan perbuatan mubazir (pemborosan).3.
Mereka yang telah terlanjur menjadi perokok wajib melakukan
upaya dan berusaha sesuai dengan kemampuannya untuk berhentidari
kebiasaan.8
-
27
E. K
Gambar 2.3. Kerangka Teori
K PPOK4
Derajat I : VEP1 u 80% prediksiDerajat II : 50% t VEP1 u 80%
prediksiDerajat III : 30% t VEP1 u 50% prediksiDerajat IV : VEP1 t
30% prediksi
F R4
Polusi udaraStres oksidatifInfeksi saluran nafasbawah
berulangSosial ekonomiTumbuh kembangparuAsma
Diagnosis PPOK
KebiasaanMerokok
K MIndeks Brinkman: 12
Ringan : 0 ♠ 199 poinSedang : 200 ♠ 599 poinBerat : > 600
poin
-
28
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. K ¡
Tabel 3.1. Variabel Independen & DependenKeterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
B. D¢££ £ O¡ £¤
D¢££ £ A¤¥ U¦ C §¦ H £¤ U¦ S¤U¦
V£¨¤I©¡©(KebiasaanMerokok)
Menghisaprokok secaraberulang ♠ulang, denganberdasarkanjumlah
rokokyang dihisapperhari(batang) dan
Kuisioner& Rekammedik
Menjawabpertanyaan(Kuisionerterlampir) ataumelihat datarekam
medik,kemudiandilalukanperhitungan
Perokok ringan :0 ♠ 199 poinPerokok sedang :200 ♠ 599
poinPerokok berat :> 600 poin
Ordinal
Tingkat KeparahanPPOK
KebiasaanMerokok
-
29
lama merokok(tahun).13
menggunakanrumus IndeksBrinkman =[jumlah batangrokokpertahun]
×[lamanyamerokok].
Vª«¬ª®¯D®°®±²®±(Tingkat
KeparahanPPOK)
Kriteria yangmenentukanderajatkeparahanPPOKberdasarkanGOLD
yaituderajatketerbatasanaliran udara(VEP1).4
Rekammedik
Memilih datapasien PPOKdengan riwayatmerokok danmelihat
nilaiVEP1.
Berdasarkan nilaiVEP1 :- Ringan (GOLD 1)
VEP1 u 80%prediksi
- Sedang (GOLD 2)50% t VEP1 u80% prediksi
- Berat (GOLD 3)30% t VEP1 u50% prediksi
- Sangat berat(GOLD 4)VEP1 t 30%prediksi
Ordinal
C. Hipotesis Penelitian1. Ha (Hipotesis Alternatif) :
Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan tingkat
keparahanPPOK.
-
30
2. H0 (Hipotesis Nol) :Tidak terdapat hubungan antara kebiasaan
merokok dengan tingkatkeparahan PPOK.
-
31
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. O³´µ¶ Pµ·µ¸¹º¹»·
1. Populasi dan Sampel Penelitiana. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien PenyakitParu
Obstruksi Kronik yang pernah dirawat atau berobat di BalaiBesar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar dan RSUPDr. Wahidin
Sudirohusodo.
b. SampelSampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari
populasi
penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan sudah
disingkirkandengan kriteria ekslusi sebagai berikut :(1) Kriteria
inklusi
(a) Pasien yang telah didiagnosis Penyakit Paru ObstruktifKronik
(PPOK) di BBKPM Makassar dan RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo.
(b) Tercatat dalam rekam medik pasien hasil uji
spirometriataupun data Indeks Brinkman
(c) Bersedia untuk menjawab pertanyaan dari kuisioner,apabila
tidak terdapat data Indeks Brinkman dalam rekammedik
-
32
(2) Kriteria eksklusi(a) Tidak memiliki riwayat tidak merokok(b)
Pasien PPOK memiliki riwayat penyakit paru lainnya(c) Tidak
melengkapi atau menjawab pertanyaan dari
kuisioner2. Waktu dan Tempat Penelitian
a. Waktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan pada bulan
September 2017 ♠ Januari2018.
b. Tempat PenelitianPenelitian ini dilakukan di Balai Besar
Kesehatan ParuMasyarakat (BBKPM) Makassar dan RSUP Dr.
WahidinSudirohusodo.
B. M¼½¾¿¼ P¼À¼Á½ÂÃÀ
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian
denganmenggunakan rancangan penelitian observasional analitik
yaknimenghubungkan antara variabel dependen dan independen
denganpendekatan cross sectional (potong lintang). Desain
penelitian inidigunakan untuk meneliti suatu kejadian pada waktu
yang bersamaan(sekali waktu).
-
33
C. TÄÅÆÇÅ PÄÆÈÉÊËÇÌÉÆ SÉÊÍÄÌ
1. Besar SampelDalam mencari hubungan dari dua proporsi maka
digunakan
rumus analitik kategorik tidak berpasangan, sebagai berikut
:
1 = 2 =∝ 2 + 1 1 + 2 2
( 1 − 2)
Keterangan := deviat baku alfa (1,96)
= deviat baku beta (0,842)P2 = proporsi pada kelompok yang sudah
diketahui
nilainya(0,076)
Q2 = 1 ♠ P2 (0,9)P1 = P2 + 0,2 = 0.27Q1 = 1 ♠ P1 (0,7)P1-P2 =
selisih proposi minimal yang dianggap bermakna
(0,2)
P = = 0,17
Q = 1 ♠ P (0,8)
1 = 2 =∝ 2 + 1 1 + 2 2
( 1 − 2)
-
34
1 = 2 =1,96√2 0,17 0,8 + 0,842 √0,27 0,7 + 0,067 0,9
(0,2)
1 = 2 =1,96√0,28 + 0,842 √0,26
(0,2)
1 = 2 =1,450,2
1 = 2 = (7,25)
n= 52,6n= 53 sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah minimal 53 pasien
PenyakitParu Obstruksi Kronik di Balai Besar Penyakit Paru
MasyarakatMakassar dan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo yang bersedia
menjadiresponden.
2. Metode SamplingSampel penelitian ini diambil secara Purposive
Sampling, yaitu
merupakan jenis non-probability sampling dimana teknik yang
tidakmemberi kesempatan yang sama bagi anggota populasi untuk
dipilihmenjadi sampel. Purposive sampling adalah metode pemilihan
sampelyang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang
diterapkanberdasarkan tujuan penelitian atau permasalahan
penelitian untukdilakukan penelitian.
-
35
D. TÎÏÐÑÏ PÎÐÒÓÔÕÓÖ×Ð D×Ø×
1. Jenis dan Sumber dataCara pengambilan data dalam penelitian
ini menggunakan data
primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang diambil
secaralangsung dari responden dengan menggunakan kuesioner dan
datasekunder yaitu rekam medik.
2. Instrumen Pengumpulan Dataa. Rekam medikb. Kuisioner
3. Manajemen DataSetelah data terkumpul, maka langkah
selanjutnya adalah
pengolahan data. Pengolahan data dilakukan secara manual.
Tujuanpengolahan data adalah menyederhanakan seluruh data
yangterkumpul dan menyajikan dalam susunan yang lebih baik dan
rapi.Pengolahan data manual ini melalui 4 tahapan :a. Editing
Tahapan ini dilakukan pengecekan rekam medik dan kuisioneruntuk
melihat kelengkapan jawaban, sehingga yang kurang lengkapbisa
menjadi lengkap atau dilakukan diskualifikasi.b. Coding
Tahapan ini dilakukan dengan memberikan kode untukmempermudah
pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saatpenginputan
data.
-
36
c. SkoringMenghitung nilai terhadap variabel independen
dengan
mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan,
kemudianmengklasifikasikan data ♠ data dari variabel independen dan
dependenagar mudah untuk pengklasifikasian data ♠ data yang
didapat.d. Cleaning
Cleaning yaitu melakukan pengecekan dan pembersihanterhadap
isian data yang tidak lengkap untuk mengindari kesalahansebelum
data di analisa.
E. TÙÚÛÜÚ AÛÝÞÜßÜß àÝáÝ
1. Analisis DataData yang diperoleh kemudian diolah menggunakan
program
Statistical Product and Service Solution (SPSS), kemudian
dilakukananalisis univariat dan bivariat.a. Analisis Univariat
Analasis univariat dilakukan pada setiap variabel
untukmemperoleh gambaran distribusi dari masing-masing variabel
yangditeliti. Kemudian dimasukkan kedalam bentuk tabel distribusi
danfrekuensi berdasarkan masing ♠ masing isi variabel untuk
persentase.b. Analisis Bivariat
Analisa ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antaravariabel
bebas dengan vairabel terkait secara tersendiri. Kemudian uji
-
37
statistik yang digunakan yaitu Two ♠ Sample Kolmogrov ♠
Smirnovuntuk mengetahui apakah keduanya saling berhubungan atau
tidak.
Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan padatingkat
signifikan (nilai p), yaitu :
a. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian penelitian
ditolak.b. Jika nilai p t 0,05 maka hipotesis penelitian
diterima.
2. Penyajian DataPenyajian data yang digunakan dalam bentuk teks
dan tabel.
F. Eâãäå æçèçéãâãåè
Hal ♠ hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian
ini adalah :1. Mengajukan permohonan izin ke Balai Besar Kesehatan
Paru
Masyarakat (BBKPM) Makassar dan RSUP Dr. WahidinSudirohusodo
untuk melakukan penelitian.
2. Mengisi lembar persetujuan untuk menjadi responden
penelitiandalam menjawab kuisioner.
3. Menjaga kerahasian identitas dan temuan klinis pasien
yangterdapat pada rekam medik dan hasil kuisioner,
sehinggadiharapkan tidak ada pihak yang merasa dirugikan atas
penelitianyang dilakukan.
-
38
G. Aêëì Píîíêïðïñî
Gambar 4.1. Alur Penelitian
Primer( Kuisioner)
Sekunder (Rekam Medik)
Perumusan masalah
Penentuan manfaat dan tujuan
Studi pustaka
Pengumpulan sampel secara Purposive Sampling diBBPKM
Pengumpulan data di BBPKM dan RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Data Kebiasaan Merokok :-Jumlah rokok per hari(Batang)-Lama
merokok (Tahun)
Nilai fungsi paru (VEP1) :- Ringan u 80%- Sedang 50% t VEP1 u
80%- Berat 30% t VEP1 u 50%- Sangat berat t 30%
Data Lengkap
Hasil, Pembahasan dan Kesimpulan
Data TidakLengkap
Pengolahan data
Pengolahan data
-
39
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Gòóôòõòö Uó÷ó Pøù÷úòûü/Sòóùýú
Telah dilakukan penelitian tentang ☜Hubungan Kebiasaan
Merokokdengan Tingkat Keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik☝ di
BalaiBesar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar dan RSUP
Dr.Wahidin Sudirohusodo. Pengambilan data rekam medis di RSUP
Dr.Wahidin Sudirohusodo pada periode Januari 2015 ♠ Desember 2017
danpengambilan data rekam medis dan kuisioner Balai Besar Kesehatan
ParuMasyarakat (BBKPM) Makassar dimulai pada tanggal 31 Oktober ♠
8November 2017.
Data diperoleh dari hasil pengisian check list secara
langsungmelalui buku rekam medik dan sebagian sampel mengisi
kuisioner yangsaat itu bisa dilakukan wawancara dengan sampel.
Setelah data terkumpul,selanjutnya data tersebut disusun dalam
tabel induk (master tabel) denganmengunakan program komputerisasi
yaitu Microsoft Excel. Dari tabelinduk tersebutlah, kemudian data
dipindahkan dan diolah menggunakanprogram SPSS 16.0 for windows dan
kemudian disajikan dalam bentukdisajikan dalam bentuk table
frekuensi dan tabulasi silang cross tabs (ChiSquare) sesuai dengan
tujuan penelitian dan disertai narasi sebagaipenjelasan tabel.
-
40
B. Aþÿ����� �þ��ÿ��ÿ�
Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan,
makahasil penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tÿ��� 5.1 D�������� F���þ�� �ÿþ P����þ�ÿ�� Sÿ�������ÿ�ÿ�ÿþ
K���ÿ�ÿÿþ M����
Karakteristik Jumlah (n) Persentase(%)
K���ÿ�ÿÿþ M����
RinganSedangBerat
91826
17.034.049.1
Total 53 100Sumber : Data Primer & Sekunder 2017
Berdasarkan tabel 5.1, ditemukan bahwa distribusi sampel
tertinggiyaitu kebiasaan merokok dengan kategori perokok berat
sebanyak 26orang (49.1%), lalu kategori perokok sedang sebanyak 18
orang (34%)kemudian kategori perokok ringan sebanyak 9 orang
(17%).
Tÿ��� 5.2 D�������� F���þ�� �ÿþ P����þ�ÿ�� Sÿ�������ÿ�ÿ�ÿþ
T�þ�ÿ� K�ÿ�ÿ�ÿþ PPOK
Karakteristik Jumlah (n) Persentase(%)
T�þ�ÿ� K�ÿ�ÿ�ÿþ PPOKRinganBerat
2033
37.762.3
-
41
Total 53 100Sumber : Data Primer & Sekunder 2017
Adapun distribusi sampel tertinggi berdasarkan tingkat
keparahanPPOK yaitu pada sampel dengan kategori berat sebanyak 33
orang(62.3%), dan sampel dengan kategori ringan sebanyak 22 orang
(37.7 %).
T���� 5.3 D��������� F�������� ��� P��������� S����������������
U���
Kelompok Jumlah (n) Persentase(%)
U���< 45 tahun45 ♠ 59 tahun60 ♠ 74 tahun
11630
1.930.256.6
75 ♠ 90 tahun 6 11.3
Total 53 100Sumber : Data Primer & Sekunder 2017
Berdasarkan tabel 5.3, didapatkan bahwa kelompok batasan
usiaberdasarkan WHO, usia terbanyak berdasarkan sampel yang
dijadikandalam penelitian ini, yaitu pada kelompok usia lanjut (60
♠ 74 tahun)dengan sampel sebanyak 30 orang (56.6%), setelah itu
kelompok usiapertengahan (45 ♠ 59 tahun) dengan sampel sebanyak 16
orang (30.2%),kemudian kelompok usia lansia tua (75 ♠ 90 tahun)
dengan sampel
-
42
sebnayak 6 orang (11.3%) dan kelompok usia terendah dalam
penelitianini yaitu kelompok usia < 45 tahun dengan sampel
sebanyak 1 orang(1.9%).
C. A� !"#"# $"% &" '
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara
variabelindependen (Kebiasaan Merokok) dengan variabel dependen
(TingkatKeparahan PPOK) dan variabel lain yang dapat diteliti
(Usia).
T ()! 5.4 P)�* &+, K)(" # � M)&-.-. / � T"�*. ' K)0
& , �PPOK
V &" ()!L "�
T"�*. ' K)0 & , � PPOK T-' ! 1R"�* � B)& '
(n) (%)(n) (%) (n) (%)KebiasaanMerokok
Ringan 5 9,5 4 7.5 9 17
Sedang 9 17 9 17 18 34 0.194
Berat 6 11.3 20 37.7 26 49.1
Total 20 37.7 33 62.3 53 100Sumber : Data Primer & Sekunder
2017
Berdasarkan tabel diatas, jumlah sampel dengan kategori
kebiasaanmerokok ringan dengan tingkat keparahan PPOK ringan
didapatkansampel sebanyak 5 orang (9.5%), dengan tingkat keparahan
PPOK berat
-
43
didapatkan sampel sebanyak 4 orang (7.5%). Adapun untuk
kategorikebiasaan merokok sedang dengan tingkat keparahan PPOK
ringandidapatkan sampel sebanyak 9 orang (17%), dengan tingkat
keparahanPPOK berat didapatkan sampel sebanyak 9 orang (17%).
Selanjutnyauntuk kategori kebiasaan merokok dengan intensitas berat
dengan tingkatkeparahan PPOK ringan didapatkan sampel sebnayak 6
orang (11.3%),dengan tingkat keparahan PPOK berat didapatkan
sebanyak 20 orang(37.7%).
Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa
persentasetertinggi dari 53 sampel yang diteliti adalah 37.7% (20
orang) yaituintensitas kebiasaan merokok berat dengan tingkat
keparahan PPOKberat, sedangkan persentase terendah adalah 7.5% (4
orang) yaituintensitas kebiasaan merokok ringan dengan tingkat
keparahan PPOKberat.
T2345 5.5 P467289: U;
-
44
75 ♠ 90 tahun 1 1.9 5 9.4 6 11.3
TCDEF 20 37.7 33 62.3 53 100Sumber : Data Primer & Sekunder
2017
Berdasarkan tabel diatas, jumlah sampel dengan usia < 45
tahundengan tingkat keparahan PPOK ringan tidak didapatkan
sampel,sedangkan untuk tingkat keparahan PPOK berat didapatkan
sampelsebanyak 1 orang (1.9%). Adapun untuk kelompok usia 45 ♠ 59
tahundengan tingkat keparahan PPOK ringan didapatkan sampel
sebanyak 8orang (15.1%), sedangkan untuk tingkat keparahan PPOK
beratdidapatkan sampel sebanyak 8 orang (15.1%). Adapun untuk
kelompokusia 60 ♠ 74 tahun dengan tingkat keparahan PPOK ringan
didapatkansampel sebanyak 11 orang (20.8%), sedangkan untuk tingkat
keparahanPPOK berat didapatkan sebanyak 19 orang (35.8%) .
Selanjutnya untukkelompok usia 75 ♠ 90 tahun dengan tingkat
keparahan PPOK ringandidapatkan sampel sebnayak 1 orang (1.9%),
sedangkan untuk tingkatkeparahan PPOK berat didapatkan sebanyak 5
orang (9.4%).
Hasil penelitian ini meberikan informasi bahwa kelompok usia 60♠
74 tahun dengan jumlah sampel 19 orang (35.8%) dari 53 sampel
yangditeliti memiliki persentase terbanyak pada tingkat keparahan
PPOK berat.Sedangkan kelompok usia < 45 tahun dengan tingkat
keparahan PPOKringan tidak didapatkan sampel.
-
45
TGHIJ 5.6 PIKLGMNO KIHPGQGGK MIMRSRS TGK UQPG
KIHPGQGGK
MIMRSRS
UQPG
TRUGJ V< 45tahun
45 ♠ 59tahun
60 ♠ 74tahun
75 ♠ 59tahun
(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%)
0.194Ringan 0 0 5 9.4 3 5.7 1 1.9 9 17
Sedang 1 1.9 7 13.2 9 17 1 1.9 18 34
Berat 0 0 4 7.5 18 34 4 7.5 26 49.1
Total 1 1.9 16 30.2 30 56.6 6 11.3 53 100
Sumber : Data Primer & Sekunder 2017
Berdasarkan tabel diatas yaitu tabel hubungan intensitas
kebiasaanmerokok dengan umur, didapatkan persentase tertinggi dari
jumlahsampel 53 orang adalah 34% (18 orang) yaitu pada intensitas
kebiasaanmerokok berat pada kelompok usia 60 ♠ 74. Sedangkan
persentaseterendah adalah 0% terdapat pada intensitas kebiasaan
merokok ringandan berat dengan kelompok usia < 45 tahun.
Uji statistik pada variabel kebiasaan merokok dan
tingkatkeparahan PPOK menggunakan uji alternatif Two ♠ Sample
Kolmogrov ♠Smirnov dikarenakan uji Chi square memenuhi syarat.
Sehingga hasil ujiTwo ♠ Sample Kolmogrov ♠ Smirnov didapatkan
p-value = 0,194 (p ≤
0,05), secara statistik dapat di simpulkan Ha diterima, artinya
terdapathubungan antara kebiasaan merokok dan tingkat keparahan
PPOK.
-
46
BAB VI
PEMBAHASAN
A. PWXYZ[Z\Z] HZ\^_ PW]W_^`^Z]Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dalam hal ini kebiasaan
merokok dikategorikan menjadi ringan, sedang dan berat.
Dimanadihubungkan dengan tingkat keparahan PPOK yang mempunyai
kategoriringan, sedang, berat, dan sangat berat. Dalam mengolah
data kelompokkategori tingkat keparahan PPOK tersebut kemudian
dikelompokkanmenjadi dua yaitu ringan (u 80%) dan berat (
-
47
Hasil penelitian dari intensitas kebiasaan merokok terhadap
tingkatkeparahan PPOK, yang memiliki persentase tertinggi dari 53
sampel yangditeliti sebanyak 37.7% (20 orang) yaitu intensitas
kebiasaan merokokberat dengan tingkat keparahan PPOK berat. Hal ini
sesuai denganpatofisiologi dari PPOK, semakin sering terpapar
dengan asap rokok makaterjadi peningkatan hiperinflasi dan
terperangkapnya udara, dengan aliranekspirasi berkurang, sehingga
terjadi sesak napas yang meningkat.5
Hambatan aliran udara yang terjadi pada penderita PPOK
bersifatprogresif dan berhubungan dengan respons inflamasi paru
terhadappartikel atau gas yang beracun / berbahaya. Hal ini
disebabkan karenaterjadinya inflamasi kronik akibat pajanan
partikel atau gas beracun yangterjadi dalam kurun waktu yang cukup
lama.7
Semakin lama masa waktu menjadi perokok semakin besar
resikomengalami PPOK. Rokok juga punya Dose-response effect,
artinyasemakin muda usia merokok akan semakin besar pengaruhnya.
Inflamasikronik pada PPOK berlangsung pada jalan napas kecil dan
parenkim paruyang melibatkan neutrofil, makrofag dan CD8+. Proses
inflamasi padaPPOK tidak hanya terjadi di paru tapi secara sistemik
dan tetapberlangsung walaupun proses berhenti merokok sudah
dilakukan.19
Didapatkan pula hasil penelitian ini bahwa kelompok
usiaterbanyak pada penelitian ini adalah umur 60 ♠ 74 tahun dengan
jumlah 30orang (56.6%) dari 53 sampel, hal ini sesuai dengan teori
bahwa PPOKsering menjadi simptomatik pada tahun ♠ tahun usia baya
dan insidennya
-
48
terus meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Penurunan
fungsi paruakan memperburuk berbagai perubahan fisiologis yang
berkaitan denganpenuaan.20
Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan di
RSM. Djamil Padang mendapatkan hubungan yang signifikan antara
derajatmerokok dengan derajat keparahan PPOK.6 Hasil penelitian
yang samajuga didapatkan oleh Salawati, Liza di Ruang Inap Paru
RSUDZA BandaAceh bulan September ♠ November 2014, terdapat hubungan
merokokdengan derajat PPOK pada penderita PPOK.7
PPOK memiliki karakteristik gejala pernapasan yang menetap
danketerbatasan aliran udara, dikarenakan abnormalitas saluran
napasdan/atau alveolus yang biasanya disebabkan oleh pajanan gas
atau partikelberbahaya.4 Asap rokok mempunyai prevalensi yang
tinggi sebagaipenyebab gejala respirasi dan gangguan fungsi paru.
Dari beberapapenelitian dilaporkan bahwa terdapat rerata penurunan
VEP1. Serta risikoPPOK pada perokok tergantung dari dosis rokok
yang dihisap, usia mulaimerokok, jumlah batang rokok pertahun dan
lamanya merokok ( IndeksBrinkman ).5
B. Pabcadeef Pafaghihef Sajebefk lafkef Pafaghihef
Sacagmnfoe
Penelitian sekarang meneliti hubungan antara kebiasaan
merokokdan tingkat keparahan Penyakit Paru Obstruktif Kronik.
Metode penelitian
-
49
menggunakan observational analitik pendekatan cross-sectional
denganjumlah sampel sebanyak 53 orang dengan usia 41 - 82 tahun.
Hasil analisismenggunakan uji alternatif Two ♠ Sample Kolmogrov ♠
Smirnovdidapatkan hasil penelitian ini terdapat hubungan antara
kebiasaanmerokok dan tingkat keparahan Penyakit Paru Obstruktif
Kronik.
Penelitian Ika Nugraha C.A 2010, meneliti hubungan derajat
beratmerokok berdasarkan indeks brinkman dengan derajat berat ppok.
Metodepenelitian observasional menggunakan desain case control,
dengan jumlahsampel 40 orang 20 orang (kasus) dan 20 orang
(kontrol). Hasil analisismenggunakan OpenEpi version 2.3 didapatkan
hasil penelitian terdapathubungan yang signifikan antara derajat
berat merokok dengan derajatberat PPOK.
Penelitian Liza Salawati 2014, meneliti hubungan merokok
denganderajat penyakit paru obstruksi kronik. Metode Penelitian
menggunakandesain cross-sectional, dengan jumlah sampel 60 orang.
Hasil analisismenggunakan uji Kolmogrov ♠ Smirnov didapatkan hasil
penelitian initerdapat hubungan merokok dengan derajat PPOK pada
penderita PPOK.
C. Kpqprstqtutv Ppvpwxqxtv
Beberapa keterbatasan penelitian yang dihadapi
penelitidiantaranya yaitu masih kurangnya sampel yang ingin
dijadikan sebagairesponden dalam penelitian ini, terbatasnya dalam
mendapatkan nilaiVEP1 dari rekam medik pasien karena sebagian
pasien sudah didiagnosis
-
50
PPOK namun tidak memiliki data nilai VEP1, serta diperlukan
waktu yangsesuai dengan jadwal kuliah akademik dengan saat
melakukanpengambilan sampel dikarenakan waktu yang bersamaan.
-
51
BAB VII
PENUTUP
A. Kyz{|}~
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kebiasaan
merokokdengan tingkat keparahan PPOK terdapat hubungan pada
penelitian ini.Serta perlu diketahui bahwa semakin bertambahnya
usia adalah salah satufaktor predisposisi pada PPOK.
1. Dalam penelitian ini didapatkan hasil dengan
mengklasifikasikanderajat kebiasaan merokok dibagi menjadi tiga
berdasarkan indeksbrinkman, yaitu a.) Ringan (0 ♠ 199 poin) : 9
orang, b.) Sedang(200 ♠ 599 poin) : 18 orang, dan c.) Berat (>
600 poin) : 26 orang.
2. Hasil penelitian tingkat derajat keparahan PPOK ini dibagi
menjadidua yaitu ringan (VEP1 u 80%) : 20 orang dan berat (VEP1
< 80%) :33 orang.
3. Asap rokok mempunyai prevalensi yang tinggi sebagai
penyebabgejala respirasi dan gangguan fungsi paru.5 Hambatan aliran
udarayang terjadi pada penderita PPOK bersifat progresif
danberhubungan dengan respons inflamasi paru akibat pajanan
partikelatau gas beracun yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup
lama.7
4. Seorang muslim akan meninggalkan sesuatu yang tidak
berguna,salah satunya merokok yang telah menjadi kebiasaan
dalamkehidupan sehari-hari. Memberikan dampak salah satunya
yaitu
-
52
kesehatan, maka harus di tinggalkan. Sehingga lakukanlah
suatuyang dapat memberikan dampak yg baik pada diri sendiri
ataupununtuk orang lain dan bernilai ibadah di sisi Allah SWT.
B. S
1. Bagi peneliti selanjutnyaUntuk peneliti selanjutnya yang
ingin meneliti serupa agar dapat
menggunakan responden lebih banyak agar dapat melihat
hubunganyang bermakna antara variabel yang digunakan dalam
penelitian iniserta meminta data di poli paru agar mendapatkan data
pasien nilaiVEP1, karena tidak semua data di rekam medik pasien
terdapat datanilai VEP1.
Penelitian selanjutnya sebaiknya ditindaklanjuti dengan
menambahfaktor-faktor di luar penelitian ini yang dapat
mempengaruhi kejadianPPOK.
2. Bagi Instansi KesehatanPerlunya informasi tambahan dari
instansi pemerintah serta tenaga
pendidik kesehatan untuk selalu memberikan promosi dan
edukasimengenai kebiasaan merokok yang bisa memberikan
dampakterjadinya PPOK.
-
53
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization (WHO). 2013. WHO Report on the
GlobalTobacco Epidemic. Country Profile Indonesia.
2. OECD. Education at a Glance 2013 - Statistics [Internet].
2013. 480 p.Available from:
http://www.oecd-ilibrary.org/education/education-at-a-glance-2013_eag-2013-en;jsessionid=4qrj2lt4d2oge.x-oecd-live-01
3. Balitbang Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar.
RISKESDAS.Jakarta: Balitbang Kemenkes RI.
4. Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease
(GOLD). Globalstrategy for the diagnosis, management, and
prevention of chronicobstructive pulmonary disease. National
Institutes of Health. NationalHeart, Lung and Blood Insitute,
Update 2017.
5. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2011. Penyakit paru
obstruktifkronik Diagnosis dan penatalaksanaan. Jakarta: PDPI
6. Naser, F. 2016. Gambaran Derajat Merokok Pada Penderita
PPOK.Jurnal Kesehatan Andalas, 5(2).
7. Liza, Salawati. 2014. Hubungan merokok dengan derajat
penyakit paruobstruksi kronik. Diakses 7 Juli 2017.
http://Jurnal/6481-13629-1-SM.pdf
8. Trigiyatno, Ali. 2011. ☜Fatwa Hukum Rokok dalam Prespektif
MUI danMuhammadiyah☝, Jurnal Penelitian, Volume 8. Nomor 1. Diakses
16
juli2011.http://ejournal.iainpekalongan.ac.id/index.php/Penelitian/article/download/42/641
-
54
9. Komalasari dan Helmi. 2006. Faktor-faktor Penyebab Merokok
PadaRemaja. Jurnal Psikologi Unversitas Gajah Mada Yogyakarta
10. Depkes, A. 2012. Kemenkes Luncurkan Hasil Survei
Tembakau.Departemen kesehatan Indonesia. 23 Juli
2017.http://www.depkes.go.id/article/view/2048/kemenkes-luncurkan-hasil-survei-tembakau.html
11. Wawan A, dkk. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
PerilakuManusia. Yogyakarta: Nuha Medika; 2011.Hal 19-36.
12. Gondodiputro, S.,dr., MARS. 2007. Bahaya Tembakau dan
Bentuk-BentukSediaan Tembakau. Bandung : FK Universitas
Padjadjaran.
13. GB, Nusa. 2016. Klasifikasi Perokok. Diakses pada tanggal 24
Juli
2017.http://eprints.undip.ac.id/50541/3/Galang_Bela_Nusa_22010112120003_Lap.KTI_Bab2.pdf
14. Djojodibroto, Darmanto. 2014. Respirologi (Respiratory
Medicine).Jakarta : EGC.
15. Y, Rahmadi. 2015. Diakses pada tanggal 24 Juli
2017.http://eprints.ums.ac.id/34292/5/BAB%20I.pdf
16. Khairani, Fathia. 2013. Hubungan Antara Skor Copd Assessment
Test(Cat) Dengan Rasio Fev1/Fvc Pada Pasien Penyakit Paru
ObstruktifKronik (PPOK) Klinis. Diakses pada tanggal 21 Maret
2018.https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=8&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjVsb_d99DeAhWEiXAKHaKCD2sQFjAHegQICBAC&url=http%3A%2F%2Feprints.undip.ac.id%2F43859%2F
-
55
2%2FFATHIA_KHAIRANI_G2A009079_BAB_2_KTI.pdf&usg=AOvVaw0S3cAuwY3v1tUwGPRt7fmL
17. BMJ Best Practice. 2017. COPD. Diakses pada tanggal 25 Juli
2017.http://bestpractice.bmj.com/best-practice/monograph/7/follow-up/prognosis.html
18. Bin Sa☂ad, al-U☂taibi Thalal. Maaf Dilarang Merokok. Diakses
padatanggal 28 Juli 2017.
http://files.islamdownload.net/123910/pdf-islamhouse/Hukum%20Merokok.pdf
19. Margaretha, Ela .Siswanto, Yuliaji. Tarmali, Auly. Hubungan
FaktorRisiko Merokok dengan Derajat Keparahan PPOK pada Penderita
PPOKdi BKPM Wilayah Ambarawa. Diakses pada tanggal 31 Januari
2018.https://vdocuments.mx/documents/1pdf563db939550346aa9a9b43f3.html
20. Smelzer, S., & Bare. 2008. Brunerr & Suddarth☂s
textbook of medicalsurgical nursing. Philadelpia : Lippincott.
-
¡ ¢£¤¥ ¦§ ¤¥ £¨¤
©¥¡¥
ª«¬®¬ ¯«¬®¬°®±®¬®¬² ³«¯´®µ ²¬²¶ ·®¸®¹º®¯® ¹
»·²® ¹
¼³®¯®± ¹
½«¯´«µ²¾®¬ ¿«µ·«±ÀÁÀ®¬ À¬±À¾ ¯«¬Á®°² µ«·¿Â¬°«¬ °®³®¯ ¿«¬«³²±²®¬
¸®¬´«µÁÀ°À³ ÃÄÀ´À¬®¬ ®¬±®µ® ¾«´²®·®®¬ ¯«µÂ¾Â¾ °®¬ ±²¬¾®± ¾«¿®µ®Å®¬
Æ«¬¸®¾²±Æ®µÀ Ç´·±µÀ¾±²È ɵ¬²¾☝ yang akan dilakukan oleh Ryska Al
Nurfianty Ansarmahasiswi program studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran UniversitasMuhammadiyah Makassar.
Makassar, 2017Yang menyatakan
( )
-
ÊËÌÍÎÏÐÎÎÏ
ÑÒËÓÔÎÕÎÎÏ ÖËÌ×Ò×ÒØ
ÙÚÛÚ Ü
ÝÛÞß Ü
àáÚÛÚâÜ
ãä åæçÚè èÚéÚê ÚêëÚ ÛÞáÚì ÛæßíèíèîïÚðÚñ Ü
òä óæßÚéÚ çÞÛáÚô ßíèíè õÚêö ÚêëÚ èíê÷ÞÛ÷ì éæßôÚßìîïÚðÚñ Ü
øä àéÚèÚô ÚêëÚ ÛÚ÷ìô Ûæßíèíè ÷ÚÛéÚì ÷æèÚßÚêöîïÚðÚñ Ü
ùä ïìèÚ âìëÚèú ÷æçÚè èÚéÚê ÚêëÚ ñæßôæêâì ÛæßíèíèîïÚðÚñ Ü
-
ûüýþÿ�ü� �
��������
���������������������� ���� � �������������
!������"���� �����
����#��#���$#�% �#�
��������&� �'�����( ��) �����& �����
���&� ���&( ����*
+,-../01.
+0.2 3,-42..567 89::0,;�����
"� ��?�<
& ���@��? & ���@��? & ���@��?
�������� ������� A �p�r�h�n ��� 53 BCC*CD C *CD 53 BCC*CD
�mur A �p�r�h�n ��� 53 BCC*CD C *CD 53 BCC*CD
E2150.006 F2,-G-G H E2I0,0J06 33KE
+,-../01
�p�r�h�n ��� �o?�lL8CD 5CM8CD
����s��n ��rokok CMB99 �ount 5 N 9�xp�@?�= �ount 3*N 5*O 9*CD
within ����s��n ��rokok 55*OD NN*ND BCC*CDD within �p�r�h�n ���
P5*CD BP*BD BQ*CDD oR �o?�l 9*ND Q*5D BQ*CD
PCCM599 �ount 9 9 B8�xp�@?�= �ount O*8 BB*P B8*CD within
����s��n ��rokok 5C*CD 5C*CD BCC*CDD within �p�r�h�n ��� N5*CD
PQ*3D 3N*CDD oR �o?�l BQ*CD BQ*CD 3N*CD
-
STUU VWXYZ T [U [T
\]^_`Z_a VWXYZ bcd eTc[ [TcU% fgZhgY i_jgklkkY m_nWoWo [pce%
qTcb% eUUcU%% fgZhgY i_^knkhkY rrsi pUcU% TUcT% tbce%% Wu vWZkw
eecp% pqcq% tbce%
vWZkw VWXYZ[U pp xp
\]^_`Z_a VWXYZ [UcU ppcU xpcU% fgZhgY i_jgklkkY m_nWoWo pqcq%
T[cp% eUUcU%% fgZhgY i_^knkhkY rrsi eUUcU% eUUcU% eUUcU%% Wu vWZkw
pqcq% T[cp% eUUcU%
yz{|}~
kwX_ au
l^c gc[lga_a
r_knlWY VhgXkn_ tcqtT [ cUbpgo_wghWWa kZgW tcdtp [
cUdbgY_knjgY_kn llW`gkZgWY tcett e cUt[ Wu kwga Vkl_l xpkc e `_wwl
eTq% hk_ _]^_`Z_a `WXYZ w_ll ZhkY xc vh_ gYgX _]^_`Z_a `WXYZgl
ptUc
{ {mkwX_
saal kZgW uWn i_jgklkkYm_nWoWo Uebb [UUxbb
kc glo \lZgkZ_ lZkZglZg`l `kYYWZ j_ `W^XZ_acvh_ kn_ WYw `W^XZ_a
uWn k [[ Zkjw_without _mpty `_llsc
-
¡¢££¤£¥ ¦¦§
¨©ªª«£¬
®¯°±°²°³ ´´µ¶·¸°¹º»¼% ½¼¾»¼%
¿ÀÁ±  ý ¸°²Á³ Ä·Á³¸ ¼ Å ÅÆǯ®È¸®É Ä·Á³¸ Êà ÊË Åʼ% Ì͸²Í³ ¿ÀÁ±
ʼ% ż¼Ê¼% ż¼Ê¼%% Ì͸²Í³ ®¯°±°²°³ ´´µ ʼ% Îʼ% ÅÊÏ%% ·Ð ¶·¸°¹ ʼ%
ÅÊÏ% ÅÊÏ%
ý¾½Ï ¸°²Á³ Ä·Á³¸ » » ÅËÆǯ®È¸®É Ä·Á³¸ Ëʼ żʼ ÅËʼ% Ì͸²Í³
¿ÀÁ± ½¼Ê¼% ½¼Ê¼% ż¼Ê¼%% Ì͸²Í³ ®¯°±°²°³ ´´µ üʼ% ÑÃÊÑ% μÊÑ%% ·Ð
¶·¸°¹ ŽÊÅ% ŽÊÅ% μÊÑ%
˼¾Òà ¸°²Á³ Ä·Á³¸ ÅÅ ÅÏ Î¼Æǯ®È¸®É Ä·Á³¸ ÅÅÊÎ Å»ÊÒ Î¼Ê¼% Ì͸²Í³
¿ÀÁ± ÎËÊÒ% ËÎÊÎ% ż¼Ê¼%% Ì͸²Í³ ®¯°±°²°³ ´´µ ½½Ê¼% ½ÒÊË% ½ËÊË%% ·Ð
¶·¸°¹ Ѽʻ% νʻ% ½ËÊË%
Ò½¾Ï¼ ¸°²Á³ Ä·Á³¸ Å ½ ËÆǯ®È¸®É Ä·Á³¸ ÑÊÎ ÎÊÒ Ëʼ% Ì͸²Í³ ¿ÀÁ±
ÅËÊÒ% »ÎÊÎ% ż¼Ê¼%% Ì͸²Í³ ®¯°±°²°³ ´´µ ½Ê¼% ŽÊÑ% ÅÅÊÎ%% ·Ð ¶·¸°¹
ÅÊÏ% ÏÊÃ% ÅÅÊÎ%
¶·¸°¹ Ä·Á³¸ Ѽ ÎÎ ½Î
Æǯ®È¸®É Ä·Á³¸ Ѽʼ ÎÎʼ ½Îʼ% Ì͸²Í³ ¿ÀÁ± ÎÒÊÒ% ËÑÊÎ% ż¼Ê¼%%
Ì͸²Í³ ®¯°±°²°³ ´´µ ż¼Ê¼% ż¼Ê¼% ż¼Ê¼%% ·Ð ¶·¸°¹ ÎÒÊÒ% ËÑÊÎ%
ż¼Ê¼%
-
ÓÔÕÖ×ØÙÚÛÜ ÝÜÞßÞ
àáâãä åæ
çèéêëì íîïìðñòèîåäåó
ôäáõèö÷ øùîòíúãáõä ñìûûüý þ ìÿñû�î�äâîùööå �á�îö þìñþ� þ ìþ�û�
öæ àáâîå øáèäè �þáì ÿ �äââè ð����%ó ùáä äëä��äå �öã÷� âäèè �ùá÷ �ì
�ùä êî÷îêãê äëä��äå�öã÷� îè �þüì
�ÕÞ �ÞßÕmÚßÜàáâãä
�ååè �á�îö æöõ �êãõ ð� ÿ��áùã÷ � ÿ�ò�� �áùã÷ó
ý
áì �îè� �è�îêá�ä è�á�îè�î�è �á÷÷ö� �ä �öêëã�äåì�ùäé áõä ö÷âé
�öêëã�äå æöõ á ñ�ñ �á�âäwithout ämpty �ällsì
�Ü�ÕÚÞÚÚ� �ÜÛ�� � �mÙÛÓÛ�ÞÞßÚ�
�mur
�o�ál� ÿ5�áhun
ÿ5ò59�áhun
��òûÿ
�áhunû5ò9��áhun
�ä�îásáán ärokok
�ò!99 øount � 5 3 ! 9" within �ä�îásáán ärokok ì�" 55ì�" 33ì3"
!!ì!" !��ì�"
" within �mur ì�" 3!ìñ" !�ì�" !�ìû" !ûì�"" oæ �o�ál ì�" 9ìÿ"
5ìû" !ì9" !ûì�"
ñ��ò599 øount ! û 9 ! !8" within �ä�îásáán ärokok 5ì�" 38ì9"
5�ì�" 5ì�" !��ì�"
" within �mur !��ì�" ÿ3ì8" 3�ì�" !�ìû" 3ÿì�"" oæ �o�ál !ì9"
!3ìñ" !ûì�" !ì9" 3ÿì�"
-
#$%% &'()* % + ,- + .$
% /0*10) 23405655)738'9'9
:%% ,;:+% $(8 :%% .;:%% $%:%% $$:?% + 3dU3a*3Ra'()* 06 b,?:
eFOf gOPFmKPMQ5B(3
hRR6 _5*0' @'8 23405655)738'9'9 X%Y,U(*3R @'8 5 .k. *54B3without
3mpty a3lls:
l_jQ=j`&IjV QS_ISm^jVnk3405s55no73rokok/h_pj_nS`S^qVIV:
-
rstuvtwcxty
z{|{xy{x}y
~
tx|y||w ts
¡¢¢ ¢ ¡£¤ ¡£¤ ¡£¤
¥ ¢¢ ¡¦ §¤ §¤ ¤¢
¨© ¥© §¢¤¡ §¢¤¡ ¡¤
ª ¡¤ ¡¤
-
Scanned by CamScanner
-
Scanned by CamScanner
-
Scanned by CamScanner
-
Scanned by CamScanner
2.pdf3.pdf4.pdf5.pdf6.pdf7.pdf8.pdf9.pdf