Top Banner
OSTEOLOGI OSTEOLOGI Pengantar Anatomi Veteriner Berny Julianto, drh Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Wijaya Kusuma Surabaya
89

Anvet I - 02 - Osteologi

Oct 26, 2015

Download

Documents

Q_Zawa
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Anvet I - 02 - Osteologi

OSTEOLOOSTEOLOGIGI

Pengantar Anatomi Veteriner

Berny Julianto, drhFakultas Kedokteran HewanUniversitas Wijaya Kusuma Surabaya

Page 2: Anvet I - 02 - Osteologi

Pendahuluan

Osteologi adalah ilmu yang mempelajari kerangka tubuh.

Kerangka memberikan struktur dasar dan tampilan eksternal bagi kebanyakan hewan bertulang belakang.

Semua mamalia mempunyai kesamaan bentuk rancang dasar yang umum yang jelas pada struktur kerangkanya.

Perbedaan-perbedaan mencerminkan adaptasi untuk menghadapi berbagai macam cara hidup.

Page 3: Anvet I - 02 - Osteologi

Kerangka kuda

Page 4: Anvet I - 02 - Osteologi

Kerangka sapi

Page 5: Anvet I - 02 - Osteologi

Kerangka kucing

Page 6: Anvet I - 02 - Osteologi

Kerangka kelelawar

Page 7: Anvet I - 02 - Osteologi

Kerangka paus

Page 8: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang adalah struktur hidup Kerangka pada hewan hidup tersusun

dari tulang-tulang yang merupakan struktur-struktur yang hidup.

Padanya ada pembuluh darah, pembuluh getah bening (limfa) dan syaraf.

Sebagai benda hidup maka tulang bisa terserang penyakit, dapat memperbaiki diri, bila mengalami stres bisa mengalami perubahan

Page 9: Anvet I - 02 - Osteologi

Fungsi-fungsi tulang

Tulang mempunyai fungsi-fungsi penting antara lain sebagai :

1.Pelindung2.Memberi bentuk3.Mengangkat4.Menyimpan mineral5.Membentuk elemen-elemen sel-sel

darah.

Page 10: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang sebagai pelindung

Tulang melindungi bagian-bagian lunak dan peka pada berbagai lokasi di tubuh, tulang tengkorak melindungi otak tulang belakang melindungi medula spinalis

(sumsum tulang belakang) tulang-tulang rusuk (costae) melindungi

paru-paru dan jantung dari tekanan luar, di mana kedua organ tersebut akan sangat terganggu fungsinya bila tertekan

tulang pelvis melindungi organ-organ urogenitalia

Page 11: Anvet I - 02 - Osteologi

Rongga cranium pada anjing

Page 12: Anvet I - 02 - Osteologi

Rongga cranium pada babi

Page 13: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 14: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 15: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang belakang pada kucing, perhatikan rongga pada foto x-ray

Page 16: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 17: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 18: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 19: Anvet I - 02 - Osteologi

Sangkar rusuk pada kucing

Page 20: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 21: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 22: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang sebagai pengangkat Segala macam kegiatan sehari-hari

hewan seperti berjalan, berlari, menangkap mangsa, mengunyah makanan, memanjat, meraih dedaunan membutuhkan rangkaian tulang-tulang kerangka sebagai pengangkat/penekan/pendorong yang bekerja sama dengan sistem otot dan persendian.

Page 23: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang sebagai penyimpan mineral

Seluruh tulang kerangka dapat berfungsi sebagai penyimpan mineral.

Mineral yang disimpan terutama adalah fosfor dan kalsium. Mineral-mineral ini disimpan dan dipakai bila dibutuhkan dalam suatu proses homeokinetik.

Page 24: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang sebagai tempat pembentukan elemen-elemen sel-sel darah Pembentukan sel-sel darah bukanlah

fungsi tulang itu sendiri. Tetapi sebenarnya dilakukan dalam sumsum tulang yang ada di rongga di dalam tulang panjang dan substansi spons yang ada pada tulang hewan-hewan muda.

Page 25: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 26: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 27: Anvet I - 02 - Osteologi

Pembentukan dan Struktur Tulang Tulang diklasifikasikan sebagai suatu tipe

jaringan ikat yang terdiri dari matriks substansi yang disekresikan oleh sel-sel khusus yang disebut osteoblast.

Matriks memberikan kelenturan dan kekuatan untuk menopang tubuh, disebabkan adanya endapan garam-garam mineral seperti kalsium dan fosfor di dalam matriks.

Di samping kekuatan, kelenturan dibutuhkan tulang dalam menghadapi tekanan. Apabila tulang benar-benar kaku maka akan lebih mudah patah.

Page 28: Anvet I - 02 - Osteologi

Di samping kekuatan dan kelenturannya, dipandang dari ukurannya tulang mempunyai bobot ringan. Ini disebabkan karena adanya rongga-rongga di dalam tulang yang berisi udara, jaringan adiposa (lemak), atau sumsum tulang, disamping adanya tulang spons yang terletak di dalam.

Rongga-rongga ini memungkinkan hewan unuk menggerakkan tulang dengan menggunakan otot.

Apabila tulang merupakan struktur yang padat tanpa rongga maka akan sangat berat untuk digerakkan.

Page 29: Anvet I - 02 - Osteologi

Sel-sel Tulang Ada berbagai jenis sel yang berbeda di dalam tulang. Osteoblast adalah sel yang membentuk matrik

tulang baru. Sel ini sangat penting bagi perkembangan awal tulang hewan yang sedang tumbuh dan dalam penyembuhan patah tulang. Begitu sel ini telah dikelilingi oleh matriks tulang maka sel ini akan disebut osteosit

Osteosit adalah sel utama yang ditemukan di dalam tulang dewasa. Sel-sel ini tidak dapat membelah, sel-sel ini juga berperan dalam daur ulang

garam-garam kalsium yang matriks tulang yang mengelilinginya.

Osteosit bila diperlukan akan merubah dirinya menjadi osteoblast bila berperan dalam penyembuhan kerusakan tulang.

Osteosit terletak di dalam osteon di lapisan-lapisan dekat kanal Harvesian

Page 30: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 31: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 32: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 33: Anvet I - 02 - Osteologi

Sel-sel osteoprogenitor juga dapat ditemukan meskipun

jumlahnya biasanya sedikit. Sel ini membelah diri dan mengasilkan

sel-sel anak yang kemudian akan berdiferensiasi menjadi sel-sel osteoblast

Sel-sel osteoprogenitor mempunyai tanggungjawab dalam memelihara populasi sel-sel osteoblast di dalam tulang, oleh karena itu sangat penting dalam penyembuhan patah tulang

Page 34: Anvet I - 02 - Osteologi

Osteoclast adalah tipe sel yang mempunyai fungsi

berlawanan dengan osteoblast yaitu berperan dalam membongkar matriks tulang.

Sel-sel osteoclast membebaskan ion-ion kalsium dan fosfor. Menjaga kadar ion kalsium dan fosfor dalam sirkulasi darah dalam batas-batas yang bisa normal.

Apabila aktivitas osteoclast lebih tinggi daripada osteoblast maka akan terjadi demineralisasi tulang. Kasus ini biasanya terjadi pada hiperparatiroidisme.

Page 35: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang Padat Tulang padat (tulang cortical) terletak di

permukaan terluar tulang di mana tekanan mekanis paling besar.

Kekuatan dari keseluruhan tulang adalah dari lapisan terluarnya yang merupakan tulang padat, yang keras dan rapat.

Tulang padat terdiri dari unit-unit yang disebut osteon atau sistem Haversian yang tersusun dalam arah yang sama ( susunan ini memberikan kekuatan bagi tulang padat ini).

Tulang padat membentuk hampir seluruh batang tulang panjang

Page 36: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 37: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 38: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang Spons Berbeda dengan tulang padat, tulang spons atau

kanselus (cancelous) tidak tersusun dari osten-osteon. Tulang jenis ini tersusun dari rangkaian spikula-spikula

yang membentuk jaringan berpori. Ruang-ruang yang terbentuk biasanya terisi dengan sumsum tulang.

Ruang medula (rongga sumsum) adalah ruang yang dikelilingi korteks dari tulang panjang yang merupakan tulang padat.

Pada hewan muda terisi dengan sumsum merah (jaringan hematopoietik), yang secara bertahap digantikan oleh sumsum kuning (lemak) begitu hewan bertambah usia.

Tulang spons lebih ringan daripada tulang padat dan terdapat di lokasi-lokasi di mana tekanan mekanis tidak besar atau berasal dari banyak arah.

Tulang jenis ini didapatkan di vertebrae (tulang punggung), tulang-tulang pipih, dan di ujung-ujung tulang panjang.

Page 39: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 40: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 41: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 42: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 43: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 44: Anvet I - 02 - Osteologi

Bagian-bagian Tulang Epifisis adalah ujung dari tulang panjang.

Ujung yang mendekat ke arah tubuh adalah epifisis proksimal, sedangkan ujung menjauh dari tubuh disebut epifisis distal.

Diafisis adalah batang silinder tulang panjang yang terletak di antara epifisis proksimal dan epifisis distal.

Metafisis dari tulang dewasa adalah wilayah melebar yang bersebelahan dengan epifisis.

Page 45: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 46: Anvet I - 02 - Osteologi

Kartilago epifisis atau disk (physis) adalah suatu lapisan kartilago (tulang rawan) hyalin dalam metafisis tulang muda yang memisahkan diafisis dari epifisis. Ini adalah wilayah satu-satunya di mana tulang dapat bertambah panjang.

Kartilago artikular adalah suatu lapisan kartilago (tulang rawan) hyalin yang menutupi permukaan artilular (persendian) tulang.

Page 47: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 48: Anvet I - 02 - Osteologi

Periosteum adalah membrana fibrosa yang

menutupi permukaan tulang kecuali tempat di mana terletak kartilago artikular.

Osteoblast (sel-sel penghasil tulang) dari periosteum yang berperan untuk meningkatkan diameter tulang, dan aktivitas dari sel-sel periosteum penting dalam penyembuhan patah tulang.

Periosteum mendapatkan vaskularisasi (pasokan darah dari pembuluh darah) dan ter-inervasi (dikendalikan oleh syaraf) dengan baik.

Page 49: Anvet I - 02 - Osteologi

Endosteum adalah membrana fibrosa yang melapisi

rongga sumsum tulang dan kanal-kanal osteonal (osteon) tulang.

Pengikisan tulang yang sudah ada oleh osteoclast (sel-sel penghacur tulang) dalam endosteum menentukan ukuran rongga sumsum dan ketebalan korteks diafisa.

Baik periosteum dan endosteum mengandung osteoblast dan osteoclast.

Page 50: Anvet I - 02 - Osteologi

Penonjolan & Penurunan pada Tulang Penonjolan-penonjolan dan penurunan-

penurunan pada tulang mempunyai nama-nama umum yang tergantung pada ukuran dan fungsinya.

Penonjolan-penonjolan dan penurunan-penurunan itu bisa berfungsi artikular atau non-artikular. Apabila berfungsi artikular maka akan

terbentuk suatu bagian yang menyatu dari suatu persendian dan tertutup dengan kartilago artikular.

Penonjolan-penonjolan dan penurunan-penurunan non-artikular ada di tempat-tempat selain persendian. Banyak darinya memberikan wilayah-wilayah untuk perlekatan bagi tendon-tendon otot dan ligamen.

Page 51: Anvet I - 02 - Osteologi

Jenis Keterangan Contoh

Penonjolan Artikular

Caput (head) Tonjolan artikulasi berbentuk bulat

Caput femur

Condylus Gumpalan artikulasi berbentuk hampir silinder

Condylus femoral medial & lateral

Trochlea Gumpalan artikulasi berbentuk seperti katrol

Trochlea os humerus distal

Facet Permukaan artikulasi yang relatif datar

Facet-facet artikular di antara tulang-tulang Carpal

Page 52: Anvet I - 02 - Osteologi

Jenis Keterangan ContohPenonjolan Non-artikularProcessus Istilah umum untuk

penonjolan tulangProcessus spinosus atau processus transversus pada vertebrae (tulang belakang).

Tuberositas/tuber Penonjolan non-artikular yang relatif besar

Tuberositas detoidea pada os humerus, tuber sacrale pada os pelvis.

Tuberculi/tuberculum Penonjolan non-artikular yang lebih kecil

Tuberculi mayor dan minor pada os humerus.

Spina Tonjolan atau bubungan runcing

Spina nasal pada os palatine, spina scapukae pada os scapula.

Crista Bubungan tajam Crista median os sacrale

Collumna Bagian silindris dari tulang di mana caput melekat

Collumna femoralis

Linea Bubungan atau jejak kecil pada tulang

Linea glutea os ilium

Page 53: Anvet I - 02 - Osteologi

Jenis Keterangan Contoh

Penurunan Artikular

Fovea Lekukan kecil (bisa artikular bisa tidak)

Fovea capitis pada caput femur

Cavitas Glenoidea Cekungan artikular yang dangkal

Cavitas glenoidea pada os scapula

Incisura Lekukan (bisa artikular atau tidak)

Incisura semilunar pada os ulna, incisura alae pada os atlas

Page 54: Anvet I - 02 - Osteologi

Jenis Keterangan Contoh

Penurunan Non-artikular

Fossa Penurunan non-artikular yang besar

Fossa supraspinata pada os scapula

Foramen Lubang terbatas pada tulang

Foramne magnum pada dasar cranium (tengkorak)

Canal Lorong yang melalui satu atau lebih tulang

Canalis vertebralis yang melalui sepanjang columna vertebralis

Page 55: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 56: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 57: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 58: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 59: Anvet I - 02 - Osteologi

Vertebrae cervicalis kuda dan babi

Page 60: Anvet I - 02 - Osteologi

Radius dan ulna kiri pada sapi, tampak lateral (C) dan medial (D)

Page 61: Anvet I - 02 - Osteologi

Bentuk-bentuk Tulang

Menurut bentuknya tulang dapat dikategorikan menjadi : Ossa longa (tulang panjang) Ossa plana (tulang pipih) Ossa brevia (tulang pendek) Ossa irregularia (tulang tidak beraturan)

Page 62: Anvet I - 02 - Osteologi

Ossa longa (tulang panjang) biasanya adalah tulang-tulang kaki.

Misalnya femur, humerus, juga tulang-tulang metacarpal dan metatarsal, tulang-tulang phalanx (jari-jari).

Tulang panjang mempunyai bagian batang yang mempunyai rongga medula yang berisi sumsum tulang.

Page 63: Anvet I - 02 - Osteologi

Femur sapi

Page 64: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 65: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 66: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 67: Anvet I - 02 - Osteologi

Ossa plana (tulang pipih) mempunyai lapisan luar dari tulang

padat dengan lapisan tulang spons atau kanselus di dalamnya.

Tulang pipih tidak mempunyai rongga medula.

Contoh-contoh tulang pipih adalah scapula, cranium (tengkorak), costae (rusuk).

Page 68: Anvet I - 02 - Osteologi

Scapula anjing tampak lateral (A) dan medial (B)

Page 69: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang rusuk (costae) sapi dan kuda

Page 70: Anvet I - 02 - Osteologi

Ossa brevia (tulang pendek) Lapisan terluarnya berupa tulang padat

sedangkan bagian dalamnya berupa tulang spons.

Tidak ada rongga medula di dalamnya. Contohnya adalah tulang-tulang tarsal

dan carpal.

Page 71: Anvet I - 02 - Osteologi

Tulang-tulang carpal (8-13) di antara tulang radius (1) dan metacarpal (15) pada kuda

Page 72: Anvet I - 02 - Osteologi

Ossa irregularia (tulang tidak beraturan) hampir sama dengan tulang-tulang pendek

tetapi bentuknya tidak begitu seragam. Tulang-tulang seperti ini biasanya terletak

di bagian garis tengah tubuh dan tidak mempunyai pasangan seperti pada tulang-tulang bentuk lainnya.

Contoh-contoh dari tulang ini adalah tulang-tulang vertebrae (tulang belakang).

Page 73: Anvet I - 02 - Osteologi

Vertebrae cervicalis sapi

Page 74: Anvet I - 02 - Osteologi

Selain di atas ada pula tipe-tipe khusus tulang yaitu : Ossa sesamoidea Ossa pneumatic Ossa splanchnic

Page 75: Anvet I - 02 - Osteologi

Ossa sesamoidea merupakan tulang-tulang berbentuk biji

wijen yang berada di dalam tendon (terkadang juga ada di dalam ligamen) yang dapat bergerak di atas tonjolan tulang.

Fungsi tulang ini adalah untuk merubah sudut begitu tendon melewati tulang sehingga mengurangi resiko robeknya tendon.

Contoh dari tulang ini adalah tulang patella yang berada di sendi lutut.

Page 76: Anvet I - 02 - Osteologi

Ossa pneumatic mengandung ruang-ruang yang berisi

udara yang disebut sinus Sinus-sinus ini berefek mengurangi berat

tulang. Contoh-contoh tulang-tulang jenis ini

adalah tulang frontal pada tengkorak dan maxilla (tulang rahang).

Page 77: Anvet I - 02 - Osteologi

Ossa splanchnic adalah tulang-tulang yang berkembang

dalam organ-organ lunak. Tulang-tulang jenis ini tidak menyatu

dengan kerangka tubuh. Contoh dari jenis tulang ini adalah os

penis (tulang dalam penis anjing dan kucing).

Page 78: Anvet I - 02 - Osteologi

Perkembangan Tulang

Proses pembentukan tulang disebut osifikasi.

Ada dua tipe osifikasi, yaitu osifikasi intramembran dan osifikasi endokhondral.

Sel yang berfungsi untuk membentuk lapisan tulang baru adalah osteoblast sedangkan yang bertugas untuk merusak atau merubah bentuk tulang adalah osteoclast.

Page 79: Anvet I - 02 - Osteologi

Osifikasi intramembran

Merupakan proses pembentukan tulang pipih tengkorak.

Osteoblast membentuk tulang di antara dua lapis jaringan ikat fibrous.

Tidak ada patron atau model kartilago pada tipe ini.

Page 80: Anvet I - 02 - Osteologi

Osifikasi endokhondral Pada tipe osifikasi ini terjadi

pengantian model kartilago hyalin pada embrio dengan tulang.

Proses dimulai pada embrio yang sedang berkembang tetapi tidak benar-benar selesai sampai hewan mencapai kedewasaan dan perkembangan berhenti.

Tulang-tulang panjang pada kaki berkembang dengan cara seperti ini.

Page 81: Anvet I - 02 - Osteologi

Proses osifikasi endokhondral1.Sebuah model kartilago berkembang

pada embrio2.Pusat-pusat primer osifikasi muncul di

diafisis (batang tulang). Kartilago digantikan begitu osteoblast membuat tulang yang secara berangsur meluas menuju ujung-ujung tulang.

3.Pusat-pusat sekunder osifikasi muncul di epifisis (ujung-ujung tulang), melanjutkan berkembangan tulang.

Page 82: Anvet I - 02 - Osteologi

4. Osteoclast lalu mulai menghilangkan tulang pada pusat diafisis untuk membentuk rongga sumsum tulang, sedangkan osteoclast melanjutkan membentuk tulang di sisi terluar tulang.

5. Di antara diafisis dan epifisis terdapat selarik tipis kartilago. Ini adalah piringan pertumbuhan (piringan epifisial), yang menjadikan tulang dapat memanjang pada saat hewan tumbuh. Pada saat hewan telah mancapai ukuran akhir maka kartilago ini akan digantikan oleh tulang dan bertumbuhan tidak dimungkinkan lagi. Piringan epifisa bisa dikatakan ‘tertutup’ dan saat terjadinya bervariasi bagi berbagai tipe tulang.

Page 83: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 84: Anvet I - 02 - Osteologi

Pasokan Darah bagi Tulang

Tulang dapat dianggap sebagai jaringan ikat vaskuler. Jaringan ini mendapat pasokan darah yang ekstensif.

1. Arteri dan vena nutrien memasok diafisis. Kebanyakan tulang mempunyai satu arteri

dan vena nutrien, meskipun sebagian lainnya memiliki lebih dari satu.

Pembuluh darah memasuki tulang melalui lubang kecil disebut foramen nutrien dan membawa pasokan darah bagi osteon.

Page 85: Anvet I - 02 - Osteologi

2. Pembuluh-pembuluh darah metafisial membawa darah ke piringan epifisis ketika pertumbuhan tulang berlangsung.

3. Pembuluh darah periosteal yang memasok darah bagi permukaan tulang dan pusat-pusat osifikasi sekunder pada saat pembentukan tulang.

Ketika tulang telah tuntas bertumbuh ketiga tipe pembuluh darah ini akan saling berhubungan satu sama lain.

Page 86: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 87: Anvet I - 02 - Osteologi
Page 88: Anvet I - 02 - Osteologi

Inervasi bagi Tulang

Tulang kaya akan pasokan syaraf, maka dari itu apabila terjadi jejas rasa sakit akan terasa.

Pasokan syaraf terutama berlokasi di periosteum bercabang bersama arteri ke dalam korteks memberi inervasi bagi epifisis, rongga sumsum tulang dan endosteum (selapis sel-sel yang melapisi rongga sumsum tulang).

Page 89: Anvet I - 02 - Osteologi