Mardiana-Mariyam-Monica Flora-Muaddin-Muhammad Aditya Pratama Muhammad Iqbal-Muhammad Yanuar-Mujib NS Jawahir-Mukhlis-Nihad Kartila Nining Aprilia-Nita Wardani-Novita Candra Rizki Ananda-Nurhidayati Antologi Puisi Mencoba Bersinar
Jul 07, 2015
Mardiana-Mariyam-Monica Flora-Muaddin-Muhammad Aditya Pratama
Muhammad Iqbal-Muhammad Yanuar-Mujib NS Jawahir-Mukhlis-Nihad Kartila
Nining Aprilia-Nita Wardani-Novita Candra Rizki Ananda-Nurhidayati
Antologi Puisi
Mencoba Bersinar
MNJpublishing
Jalan Pendidikan 1
Taliwang 84355 - Indonesia
Phone: +62-81-907349396
mujibnsjawahir.blogspot.com
©2012
All right reserved Cetakan 1, November 2012
Cetakan II, Oktober 2013
Penyuting Akhir : Mujib NS Jawahir Isi : Nihad Kartila
Tata Letak : M. Aditya Pratama Desain Sampul : Nining Aprilia
Perpustakan Pribadi Sumbawa Barat
MENCOBA BERSINAR Mujib NS Jawahir, dkk Viii + 40 halaman, mm x mm
Sebuah Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat dan ridho-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan Antologi Puisi “Mencoba Bersinar”. Antologi puisi sederhana ini
merupakan wujud kami untuk memeriahkan khazanah sastra di Indonesia secara umum dan di
Sumbawa Barat secara khusus.
Kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada Pak Zul Haeri selaku guru Seni
Budaya di SMA Negeri 1 Taliwang yang telah menyemangati kami untuk terus berkarya.
Kami menyadari bahwa antologi puisi kami ini masih banyak kekurangan, baik dari segi
isi maupun segi sastra, mengingat kami hanya seorang penulis pemula yang masih perlu
membaca, menulis, dan belajar yang sebanyak-banyaknya. Oleh karena itu, kami membutuhkan
saran dan kritik yang membangun demi perbaikan antologi puisi ini.
Salam Budaya !!!
Taliwang, 24 November 2012
Penyusun
Daftar Isi
Sebuah Pengantar…………………………………………………………...vi
Daftar Isi……………………………………………………………………vii
Ibuku……………………………...………………………………….………1
Pahlawan…………………………………………………………………….2
Sahabat……………………………………………………………………....4
Paskibra…………………………………………………………….………..5
Ayah Segalanya Untuk Ku…………………..…………………….…………6
Teman…………………………………………………………….…………8
Cukup Kau Baca !! ………………………………………………….………9
Indahnya Alam Negeri Ini…………………………………………….……10
Ancuk………………………………………………………………………12
Kesunyian Malam…………………………………………………………..13
Bertemu Untuk Berpisah…………………………………………………..14
Memori…………………………………………………………………….16
Hidup……………………………………………………………………….17
Mengapa??? ………………………………………………………….……..18
Kesepian……………………………………………………………………20
Penyesalan Terdalam………………………………………………….……21
Menangislah Sahabat……………………………………………………….22
Pagi yang Cerah……………………………………………………………24
Rapuh………………………………………………………………………25
Kimia Hidup………………………………………………………………..26
Harapan Kosong………………………………………………….………...28
1 Puisi, 5 Detik (?)……………………………………………….…………29
Ilusi dari Hati…………………………………………………….…………30
Abadi……………………………………………………………………….32
Wanita………………………………………………………….…………..33
Alam Desaku………………………………………………….……………34
W……………………………………………………………….………….36
Persembahan:
Orang Tua
(yang sudah membesarkan kami dengan kasih sayang)
Pak Zul Haeri
(yang selalu semangat mengajari kami dan berteriak Salam Budaya!!!)
EXPOEST
(teman-teman kelas XI IPA 2 yang pada gokil)
Ibuku
Muhammad Aditya Pratama
Engkau sangat berarti bagiku
Tidak ada yang bisa menggantikan ibu di hatiku
Sebelum aku bangun pagi ibu sudah pergi bekerja
Hanya sedikit waktu untuk kita bersama
Setiap malam kita selalu makan bersama
Setiap hari libur kita selalu bersama
Jika bukan karena ibu aku tidak aka nada di dunia ini
Dulu ibu mengajarkan aku banyak hal
Tapi kini ibu telah meninggalkanku untuk selamanya
Impianku kelak aku besar adalah membahagiakan ibu
Tapi kini hanya akan menjadi impian yang tidak akan pernah tercapai
Ibu akan selalu ada di hatiku
Pahlawan
Muaddin
Segala rintangan
Segala tantangan
Segala halangan
Semangatlah lawanya
Berbagai cobaan
Berbagai penderitaan
Berbagai kesedihan
Kemerdekaan tujuanya
Butiran semangat
Kumpulan dukungan
Dan segunung harapan
Demi jayanya tanah air
Pahlawan…….
Kau bagaikan secercah sinar harapan
Kau bagaikan kobaran api
Yang melenyapkan penjajah bangsa
Pahlawan……
Kini gelap telah lenyap
Kini sulit telah menghilang
Menjadi bumi pertiwi
Pahlawan…
Perjuanganmu akan kuteruskan
Kemerdekaanmu akan kupertahankan
Selama hayat masih dikandung badan
Pahlawan
Muaddin
Segala rintangan
Segala tantangan
Segala halangan
Semangatlah lawanya
Berbagai cobaan
Berbagai penderitaan
Berbagai kesedihan
Kemerdekaan tujuanya
Butiran semangat
Kumpulan dukungan
Dan segunung harapan
Demi jayanya tanah air
Paskibra
Novita Candra Rizky Ananda
Waktu itu,
Aku dan kawan,
Menerima seragam itu,
Ya, putih bersih
Bersih warnanya
Bangga sekali rasanya saat mengenakannya
Bersama kami di sana
Bersatu dalam pasukan paskibra
Menjadi sebuah rekan dan keluarga
Tertawa dalam bahagia
Dongkol saat merasa lelah
Bersabar saat terkena panas
Kompak dalam segala hal
Dan selalu harmonis satu sama lainnya
Hitungan hari ternyata yang tak lama
Dan hingga akhirnya lepas sudah tanggungan dalam pasukan
Ayah Segalanya Untuk Ku
Mariyam
Ayah…
Beribu kata telah kau ucapkan
Beribu cinta telah kau berikan
Beribu kasih telah kau curahkan
Hanya untuk anakmu
Ayah….
Kau ajarkan aku tentang kebaikan
Kau tunjukan ku tentang arti cinta
Kau jelaskan tentang makna kehidupan
Dan kau mendidikku dengan penuh kasih saying
Ayah….
Betapa mulianya hatimu
Kau korbankan segalanya untuk anakmu
Kau banting tulang hanya untuk anakmu
Kini ku berjanji untuk semua kerja kerasmu
Ku berjanji untuk semua kasih sayangmu
Dan ku berjanji untuk ketulusanmu
Bahwa aku akan selalu menyayangimu hingga akhir hidupku
Terima kasih ayah untuk semua kasih sayangmu
Teman
Mukhlis
Teman…
Kau bagaikan ulat dan aku daunnya
Disaat tubuhku masih segar dan utuh
Kau makan aku dengan semangat
Tetapi,
Ketika tubuhku telah habis dimakan olehmu
Kau tinggal begitu saja teman
Teman…
Betapa sakit hati ini
Ketika melihat perubahan sikapmu padaku
Kau lupakan kebaikan yang aku berikan
Kau bagaikan kacang yang lupa akan kulitnya
Cukup Kau Baca ! !
Muhammad Yanuar
Aku mungkin buta puisi,
tapi tak buta kata,
Aku mungkin buta hati,
tapi tak buta rasa…
JANGAN !
Jangan nilai coretan
busukku ini
yang ku buat dari aku..
KAU SIAPA !?
Tuhan kata!?
Dewa puisi!?
CUIH !! . . . . . . .
IndahnyA Alam Negeri Ini
Nihad Kartila
Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku
Ku pejamkan mata sejenak
Ku rentangkan tangan sejenak
Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan
Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk ku pendaam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam
Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Seperti indahnya taman di surga
Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahan takkan pernah sirna
Ancuk
Mujib NS Jawahir
bengkar jiwa jadi kerang air haram
susuh di tubuhnya jadi najis benda haram
remang terang, jadi masa kelam
aromanya sudah hilang jadi roman haram
Kesunyian Malam
Muhammad Iqbal
Malam ini terasa sepi
Karena tak kau lengkapi
Namun, kumerasa ramai lagi
Karena bulan dan bintang menemaniku
Dari mereka,
Ku dapat melihat wajahmu
Kini ku tak merasa sepi lagi
Dengan adanya mereka di sisiku
Tapi cepatlah
Cepatlah datang kemari
Temani aku yang merana ini
Dengan kehangatan darimu
Dikesunyian malam
Bertemu Untuk Berpisah
Mardiana
Dermaga,
Tempat aku dan kamu bertemu
Berjalan di pinggir pantai
Melewati semua mimpi dan angan
Berjanji, kita akan selalu bersama
Meski maut menjemput
Namun, semuanya hilang
Tertiup angin yang kencang
Teringat semua kenangan bersamamu
Melewati suka dan duka bersama
Kasih sayangmu telah pudar
Perhatianmu hilang
Setelah pengakuan terucap
Kau anggap suatu penghianatan
Yang takkan pernah temaafkan
Aku ingin kau kembali
Kita jalani masa itu bersama
Meskipun kita telah berpisah
Kau hanyalah sang MANTAN,
Yang takkan kulupakan
Memori
Monica Flora
Memori,
Senyummu, wajahmu, matamu
Tak mau jauh dari ingatanku
Khayalan lembut tentangmu
Terasa nyala sehingga membawa perih di hatiku
Memori,
Tolonglah pergi jauh, Jangan datang lagi
Kau hanya membuka luka lama
Bukan cinta begini yang kumau
Bukan juga seperti yang dia mau
Aku hanya ingin bahagia bersama cinta
Memori,
Tolonglah pergi jauh, jangan datang lagi
Kau hanya membuka luka lama
Memori, tolong daku
Bawa memorimu yang baru
Hidup
Muhammad Iqbal
Ku duduk disini
Merenungi nasib
Nasibku yang malang
Tak tau arah kumelangkah
Bulan semakin nampak
Bintang-bintang terlihat dekat
Mengitari diriku
Aku bingung atas ini
Lama kelamaan
Ku mengerti sesuatu
Ku mengerti arti hidup ini
Hidup yang begitu rumit
Mengapa???
Nita Wardani
Mengapa???
Mengapa bukan diriku yang menjadi dirinya
Menyapa harus dirinya
Hatiku seakan tercabik-baik
Karena sifatmu itu…
Mengapa kau begitu kejam
Pada diriku ini
Apa salah dan dosaku
Pada dirimu itu
Mengapa???
Kau berjanji padaku
Tapi mengapa kau mengingkarinya
Dulu kusangat mempercaimu
Tapi sekarang semuanya lenyap
Dasar munafik.
Lain di mulut lain di hati
Mulai sekarang kau mulai musnah
Dalam pikiran dan sanubariku
Selamat tinggal….dirimu
Kesepian
Nurhidayati
Di dalam rumah yang penuh keindahan
Aku berteduh sepanjang hari
Tersenyum mengingat masa lalu yang pernah kulalui
Ketika kau hadir dalam jiwa ini
Aku merasakan hangatnya,
Sebuah pelukan menghampiriku
Kau pergi tanpa sepengetahuanku
Meninggalkan rumah ini dengan hati,
Yang penuh lara
Aku mengharapkan hiburan,
Dari senyum manismu
Dalam rumah yang penuh keindahan
Aku takkan lupa,
Dengan semua kebahagiaan,
Yang kau berikan
Karena kesepianku adalah kesedihanku
Penyesalan Terdalam
Nining Aprilia
Kasih sayangmu tertanam di hati
Tapi, ada keraguan yang menyiksa batin ini
Hati goyah karena sebuah pilihan
Menusuk jiwa bila membayangkan kau jauh
Terdengar suara tangismu
Lenyapkan simponi kebahagiaan
Seiring waktu berjalan
Teringat bayang-bayang akan wajahmu
Malam menjadi saksi akan ketulusanmu
Kunang-kunang pun menemaniku dalam kesepian
Menumpahkan air mata kesedihan
Membangkitkan penyesalan hati
Merasa kasihan akan diri,
Terbawa angin kepalsuan….
Menangislah Sahabat
Nihad Kartila
Tak bisa ungkap dengan kata apapun
Ini memang sangat membosankan
Ini begitu melelahkan
Bahkan, ini sangat menjengkelkan
Tubuh seakan beku dalam bongkahan es
Membeku tidak tahu kapan akan mencair
Ya… itu benar sobat
Itu semua seperti sorot lampu panggung tanpa penonton
Menerangi tubuh di dalam kegelapan
Terdiam bisu tanpa senyum dan air mata
Ini sangat menyedihkan
Namun, ingatlah sobat
Kau tidak sendiri
Kau tidak berdiri sendiri di kegelapan itu
Teteskanlah air matamu jika kau terisak
Berteriaklah sepuasmu jika hatimu memanas
Karena itu lebih baik untuk ku lihat
Daripada, kau terdiam kaku di bawah sorot lampu itu
Bagai seorang tokoh tanpa dialog
Pagi yang Cerah
Mukhlis
Di saat ku terbangun dari tidurku
Ku buka jendela kamarku
Kulihat….
Mentari pagi yang cerah
Dan embun pagi yang bersahaja
Ke dengar kicauan burung yang sangat merdu
Ku rasakan hembusan angin pagi yang begitu sejuk
Membuatku merasa nyaman dengan suasana ini
Membuatku bersemangat menyambut pagi yang cerah ini
Dan ku awali langkahku ini
Dengan penuh keyakinan dan semangat
Untuk menempuh hariku yang baru
Rapuh
Novita Candra Rizky Ananda
Lilin kecil ini,
Telah redup cahayanya,
Karena asa dan diri ini yang rapuh,
Lenyap karena hati yang rapuh
Waktu telah habis rasanya
Telah tiada kesempatan memperbaiki sebuah kekhilafan
Dan rasanya aku enggan tuk kembali dalam kerealitaanku
Realita hidup yang ada saat ini,
Menjadi arti hidup yang dibatasi oleh waktu
Kesempatanlah yang menjadi kunci kehidupan
Kimia Hidup
Nita Wardani
Kimia…
Kau seolah pembunuh kejam
Yang membuatku terguncang
Melihatmu saja aku begitu kaget
Hingga air hujan bercucuran dari tubuhku
Kimia…
Di atas kertas ini ku tulis rumus hidupmu
Aku rela menyontek karenamu
Setiap perintahmu kukerjakan
Ku duduk bersamanya
Di kursi yang bukan milikkku
Kimia…
Ku berpindah tempat demi dirimu
Dari depan hingga belakang
Ku membuat janji untuknya
Agar aku tidak menangis nantinya
Di dekatnya aku bertanya segalanya
Yang membuatku tersipu
Hingga harus ku tanya berulang-ulang
Agar ku tahu arti hidupmu
Harapan kosong
Mardiana
Di bawah keheningan malam
Aku mengharapkan engkau datang
Membawa segenggam harapan,
Membawa segenggam impian
Dengan raut wajah yang penuh tanda tanya
Di bawah rintik hujan
Bersama pohon-pohon yang rindang
Sambil mengulurkan tangan,
Mengharapkan maaf,
Mengharapkan engkau kembali
Namun,
Semuanya pudar
Semuanya hilang
Betapa pilu hati ini
Mengingat masa itu
1 puisi, 5 detik (?)
Muhammad Yanuar
“Satu” (hingga beberapa detik kemudian)
“Dua” (hingga beberapa detik kemudian)
Bingung…
“Tiga” (hingga beberapa detik kemudian)
“Empat” (hingga beberapa detik kemudian)
Masih bingung…
“Lima” (hingga beeberapa detik kemudian)
“Waktu habis” (hingga beberapa detik, hingga seterusnya)
Satu puisi (YA)
Lima detik (?)
Ilusi dari hati
Mariyam
Ketika fajar menyambut di ufuk timur
Dan dikala senja ikut tenggelam di ufuk barat
Memberi pemandangan indah
Bagai goresan nama yang terukir di hati
Begitu tebal dan lekat seperti tinta
Ketika angina sepoi-sepoi terlintas
Membuat ranting-ranting pohon seakan ikut bergoyang
Memberi kesejukan di dada
Seperti embun di pagi buta
Menyambut bunga-bunga yang indah
Mengundang kehanyutan sang kupu-kupu
Seindah taman disana
Seraya bernyanyi bersama-sama
Menciptakan kumpulan warna
Bagai pelangi setelah hujan
Memberikan cinta dan ketulusan
Abadi
Muaddin
Sepi….
Gelap menyelimuti hati
Beribu renungan tak berarti
Dan suara rintihan menyelimuti hati
Sunyi…
Malam mulai menghampiri
Di tambah bisikan menusuk hati
Rintihan kata-kata mulai terucap
Dunia baru mulai mendatangi
Dan damai merantau hati
Sejuknya angin kuresapi
Beningnya air membasahi jiwa
Rasa senang…
Rasa bahagia…
Senyum abadi sepanjang masa
wanita
Nurhidayati
Ketika aku memandang sebuah lautan
Aku teringat betapa indahnya,
Seorang wanita
Cahaya wajahmu,
Mengalahkan cahaya matahari
Tatapan matamu,
Mengalahkan tatapan harimau
Senyum bibirmu,
Mengalahkan Miss Indonesia
Alam Desaku
Monica flora
ketika pagi datang…
Fajar mulai menampakkan rambut terangnya
Burung mendengarkan suara indahnya
Dan suara kokohan ayam yang ikut meramaikan pagi
Ketika sore menyapa…
Angin pun mulai menampakkan keberadaannya
Dedaunan menampakkan kesuciannya
Dan pohon menunjukkan goyangan indahnya
Ketika malam menghampiri…
Rasa nyaman semakin ku resapi ketenangan
Dan kedamaian menyejukkan hati
Pagi yang cerah
Sore yang indah
Malam yang damai
Dan kehidupan yang sempurna
Kecerahan ini…
Keindahan ini…
Kedamaian dan kesempatan ini
Hanya dapat kunikmati
Di desaku tercinta
w
mujib NS Jawahir
Wiss wiss wiss
sss sss sss
WOZ WOZ WOZ
ZZZ ZZZ ZZZ
We…eh! We…eh!
WAKTU Wah!!!
Tentang Para Penulis
Mariyam
Lahir di Madura 31 Desember 1994. Seorang siswi SMAN 1 Taliwang. Hobi memasak dan mepunyai cita-cita sebagai chef.
Muhammad Yanuar
Lahir di Surabaya 14 Januari 1995. Pernah bersekolah di Malaysia sampai kelas 6 SD. Wakil ketua OSIS SMAN 1 Taliwang. Bercita-cita menjadi orang sukses.
Muhammad Aditya Pratama
Lahir pada tanggal 23 Maret 1995. Seorang siswa SMAN 1 Taliwang.
Monica Flora
Lahir pada tanggal 16 September 1995. Anggota penyanyi inti SMAN 1 Taliwang.
Novita Candra Rizky Ananda
Lahir pada tanggal 14 November 1995. Anggota Paskibra KSB Tahun 2011/2012.
Mujib NS Jawahir
Lahir di Gunungsari 29 Desember 1995. Calon sastrawan dunia dan bercita-cita mendapatkan nobel sastra. Karya-karyanya bisa di baca diblognya: mujibnsjawahir.blogspot.com
Nita Wardani
Lahir di Taliwang 4 Februari 1996. Tim Olimpiade Kimia SMAN 1 Taliwang
Nining Aprilia
Lahir pada tanggal 24 April 1996. Seorang siswi SMAN 1 Taliwang yang cukup berprestasi dalam kelas.
Nihad Kartila Facebook: Thilout
NtuchniehadmMbem
Lahir di Lampok 26 April 1996. Sekretaris CAPAS dan anggota Majalah CMP.
Nurhidayati
Lahir di Labu Lalar 5 Juni 1996. Seorang siswi SMAN 1 Taliwang. Bercita-cita menjadi guru Bahasa Arab
Muaddin
Lahir di Labu Lalar 4 September 1996. Ketua kelas XI IPA 2 SMAN 1 Taliwang dan kordinator Imtaq OSIS SMAN 1 Taliwang.
Mardiana
Lahir di Tamekan 24 Desember 1996. Seorang siswi dari SMA Negeri 1 Taliwang. Hobi membaca dan mempunyai cita-cita sebagai guru.
Muhammad Iqbal
Lahir pada tanggal 9 Juni 1997. Anggota Pramuka SMAN 1 Taliwang.
Mukhlis
Lahir pada tanggal 19 September 1997. Seorang siswa SMAN 1 Taliwang.