ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TnA DENGAN GANGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER PADA KASUS HIPERTENSI ( Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Mata kuliah Keperawatan Komunitas III )
Oleh: Deny Widiantoro711.6.2.0013
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEPFAKULTAS KESEHATANPRODI S-1
KEPERAWATAN2014
LAPORAN PENDAHULUAN HIPERTENSI PADA LANSIA A. Konsep dasar
lansia1. Pengertian LansiaMasa dewasa tua (lansia) dimulai setelah
pensiun, biasanya antara usia 65-75 tahun (Potter, 2005). Proses
menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari
suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah
melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua
(Nugroho, 2008).Penuaan adalah suatu proses yang alamiah yang tidak
dapat dihindari, berjalan secara terus-manerus, dan
berkesinambungan (Depkes RI, 2001). Menurut Keliat (1999) dalam
Maryam (2008), Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir
perkembangan pada daur kehidupan manusia sedangkan menurut pasal 1
ayat (2), (3), (4) UU No.13 Tahun 1998 Tentang Kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih
dari 60 tahun (Maryam, 2008). Penuaan adalah normal, dengan
perubahan fisik dan tingkah laku yang dapat diramalkan dan terjadi
pada semua orang pada saat mereka mencapai usia tahap perkembangan
kronologis tertentu (Stanley, 2006).
2. Klasifikasi LansiaKlasifikasi berikut ini adalah lima
klasifikasi pada lansia.a. Pralansia (prasenilis) yaitu seseorang
yang berusia antara 45-59 tahun.b. Lansia yaitu seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih.c. Lansia Resiko Tinggi yaitu seseorang
yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI, 2003).d. Lansia
Potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,
2003).e. Lansia Tidak Potensial yaitu lansia yang tidak berdaya
mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang
lain (Depkes RI, 2003).
3. Karakteristik LansiaMenurut Keliat (1999) dalam Maryam
(2008), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut:a. Berusia
lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan).b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari
rentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai
spiritual, serta dari kondisi adaftif hingga kondisi maladaptif.c.
Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008).
4. Tipe LansiaDi zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak
ditemukan bermacam-macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara
lain:a. Tipe arif bijaksanaLanjut usia ini kaya dengan hikmah
pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai
diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah,
rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi
panutan.b. Tipe mandiriLanjut usia ini senang mengganti kegiatan
yang hilang dengan kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan
dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan.c. Tipe tidak
puasLanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin,
menentang proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan,
kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman
yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut,
sulit dilayani dan pengkritik. d. Tipe pasrahLanjut usia yang
selalu menerima dan menunggu nasib baik, mempunyai konsep habis
(habis gelap datang terang), mengikuti kegiatan beribadat, ringan
kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.e. Tipe bingungLansia yang
kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder,
menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008).
5. Tugas Perkembangan Lansia Menurut Erickson, kesiapan lansia
untuk beradaptasi atau menyesuaikan diri terhadap tugas
perkembangan usia lanjut dipengaruhi oleh proses tumbuh kembang
pada tahap sebelumnya. Adapun tugas perkembangan lansia adalah
sebagai berikut : a. Mempersiapkan diri untuk kondisi yang
menurun.b. Mempersiapkan diri untuk pensiun.c. Membentuk hubungan
baik dengan orang seusianya.d. Mempersiapkan kehidupan baru.e.
Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara
santai.f. Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian
pasangan (Maryam, 2008).
B. Konsep dasar Hipertensi1. Definisi HipertensiMenurut WHO,
penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan sistolik lebih
besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau tekanan diastolic sama
atau lebih besar 95 mmHg (Kodim Nasrin, 2003).Hipertensi adalah
tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan hipertensi
adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah (Mansjoer,2000)Hipertensi adalah keadaan
menetap tekanan sistolik melebih dari 140 mmHg atau tekanan
diastolic lebih tinggi dari 90 mmHg. Diagnostic ini dapat
dipastikan dengan mengukur rata-rata tekanan darah pada 2 waktu
yang terpisah (FKUI, 2001)
2. EtiologiHipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan
menjadi 2 golongan besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )a.
Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang
tidak diketahui penyebabnya, b. Hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.Hipertensi primer
terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi, sedangkan 10 %
sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi.Pada umunya hipertensi tidak mempunyai
penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi sebagai respon
peningkatan cardiac output atau peningkatan tekanan perifer.Namun
ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:a.
Genetik: Respon nerologi terhadap stress atau kelainan eksresi
atautransport Na.b. Obesitas: terkait dengan level insulin yang
tinggi yang mengakibatkantekanan darah meningkat.c. Stress
Lingkungan.d. Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis
pada orang tua sertapelabaran pembuluh darah.Penyebab hipertensi
pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan perubahan
pada :a. Elastisitas dinding aorta menurunb. Katub jantung menebal
dan menjadi kakuc. Kemampuan jantung memompa darah menurun. 1%
setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa
darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.d.
Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi e.
Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Meskipun hipertensi
primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data
penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering menyebabkan
terjadinya hipertensi.Faktor tersebut adalah sebagai berikut :a.
Faktor keturunan. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan
memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika
orang tuanya adalah penderita hipertensi. Ciri perseorangan. Ciri
perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah: Umur (
jika umur bertambah maka TD meningkat ), Jenis kelamin ( laki-laki
lebih tinggi dari perempuan ), Ras ( ras kulit hitam lebih banyak
dari kulit putih )b. Kebiasaan hidup. Kebiasaan hidup yang sering
menyebabkan timbulnya hipertensi adalah : Konsumsi garam yang
tinggi ( melebihi dari 30 gr ), Kegemukan atau makan berlebihan,
Stress, Merokok, Minum alkohol, Minum obat-obatan ( ephedrine,
prednison, epineprin )Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah
:a. Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular
akut, Tumorb. Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis,
Aneurisma, Emboli kolestrol, Vaskulitisc. Kelainan endokrin : DM,
Hipertiroidisme, Hipotiroidismed. Saraf : Stroke, Ensepalitis,
SGBe. Obat obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid
3. PatofisiologiMekanisme yang mengontrol konstriksi dan
relaksasi pembuluh darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla
diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna
medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan
pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik
ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi
pembuluh darah.Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan
dapat mempengaruhirespon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitive
terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas
mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana
system saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respons
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan
rennin. Rennin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian
diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi untuk pertimbangan
gerontology.Perubahan structural dan fungsional pada system
pembuluh perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang
terjadi pada usia lanjut. Perubahan tersebut meliputi
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan
dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya
menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.
Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung ( volume
sekuncup ), mengakibatkan penurunan curang jantung dan peningkatan
tahanan perifer ( Brunner & Suddarth, 2002 ).
4. Manifestasi KlinisTanda dan gejala pada hipertensi dibedakan
menjadi : (Menurut : Edward K Chung, 1995 )a. Tidak ada gejala yang
spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah,
selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini
berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika
tekanan arteri tidak terukur.b. Gejala yang lazim Sering dikatakan
bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi nyeri
kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya ini merupakan gejala
terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan
medis.Menurut Rokhaeni ( 2001 ), manifestasi klinis beberapa pasien
yang menderita hipertensi yaitu :a. Mengeluh sakit kepala, pusingb.
Lemas, kelelahanc. Sesak nafasd. Gelisahe. Mual muntahf.
Epistaksisg. Kesadaran menurun
5. Penatalaksanaan Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk
mencegah morbiditas dan mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler
yang berhubungan dengan pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah
dibawah 140/90 mmHg. Prinsip pengelolaan penyakit hipertensi
meliputi :Penanggulangan hipertensi secara garis besar dibagi
menjadi dua jenis penatalaksanaan:a. Penatalaksanaan Non
Farmakologis.1) DietPembatasan atau pengurangan konsumsi garam.
Penurunan BB dapat menurunkan tekanan darah dibarengi dengan
penurunan aktivitas rennin dalam plasma dan kadar adosteron dalam
plasma.2) Aktivitas.Klien disarankan untuk berpartisipasi pada
kegiatan dan disesuaikan dengan batasan medis dan sesuai dengan
kemampuan seperti berjalan, jogging, bersepeda atau berenang.b.
Penatalaksanaan Farmakologis.Secara garis besar terdapat bebrapa
hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat
anti hipertensi yaitu:1) Mempunyai efektivitas yang tinggi.2)
Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.3)
Memungkinkan penggunaan obat secara oral.4) Tidak menimbulakn
intoleransi.5) Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh
klien.6) Memungkinkan penggunaan jangka panjang.Golongan obat
obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan
diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium, golongan
penghambat konversi rennin angitensin.
6. Pemeriksaan penunjang a. Hemoglobin / hematokritUntuk
mengkaji hubungan dari sel sel terhadap volume cairan ( viskositas
) dan dapat mengindikasikan factor factor resiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia. BUN : memberikan informasi tentang
perfusi ginjalb. Glukosa. Hiperglikemi ( diabetes mellitus adalah
pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan oleh peningkatan
katekolamin ( meningkatkan hipertensi )c. Kalium serum. Hipokalemia
dapat megindikasikan adanya aldosteron utama ( penyebab ) atau
menjadi efek samping terapi diuretik.d. Kalsium serum. Peningkatan
kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensie. Kolesterol dan
trigliserid serum. Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus
untuk / adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)f.
Pemeriksaan tiroid. Hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensig. Kadar aldosteron urin/serum. Untuk
mengkaji aldosteronisme primer ( penyebab )h. Urinalisa. Darah,
protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya
diabetes.i. Asam urat. Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor
resiko hipertensij. Steroid urin. Kenaiakn dapat mengindikasikan
hiperadrenalismek. IVP. Dapat mengidentifikasi penyebab
hieprtensiseperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal / ureterl.
Foto dada. Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub,
perbesaran jantungm. CT scan. Untuk mengkaji tumor serebral,
ensefalopatin. EKG. Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola
regangan, gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah
satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
7. KomplikasiDalam perjalannya penyakit ini termasuk penyakit
kronis yang dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi antara lain
:a. Strokeb. Gagal jantungc. Ginjald. Mata
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TnA DENGAN GANGGUAN SISTEM
KARDIOVASKULER PADA KASUS HIPERTENSIDI DESA REROTBAGEK POLAK KEC.
LABUAPI LOMBOK BARAT
A. PENGKAJIAN1. IDENTITASNama: TnAUmur: 66 TahunJenis kelamin:
Laki-LakiAlamat: kelurahan kepanjen, kabupaten sumenepStatus:
KawinAgama: IslamSuku: Sasak Riwayat pekerjaan keluarga :2. RIWAYAT
KESEHATAN2.1 Keluhan Utama : Pusing2.2 Riwayat Penyakit
SekarangPada saat melakukan pengkajian klien datang ke posyandu
dengan keluhn sakit kepala sejak 3 hari yang lalu, klien mengatakan
sakitnya berdenyut-denyut serta terasa kaku kuduk, sakitny dating
sewaktu-waktu, klien tampak memegang kepalanya, sebelumnya klien
pernah berobat ke dukun tetapi tidak ada perubahan, klien juga
mengatakan nyeri sendi dan penglihatannya kabur, klien
bertanya-tanya tentang penyakitnya, dan saat ini penyakit yang di
rasakan oleh klien adalah hipertensi.2.3 Riwayat Penyakit
DahuluKlien juga pernah merasakan pusing, nyeri sendi dan
gatal-gatal 3 bulan terakhir ini,3. STATUS FISIOLOGIS3.1 Postur
tulang belakang : postur tulang belakang klien saat berjalan
tegap.3.2 Tanda-tanda vital klienTD: 160/90 mmHgN: 87 x/menitS :
36,7 oCRR: 20 x/menitBB: 57 kg3.3 Pengkajian Head to Toea.
KepalaNormocephalus, rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor,
tidak ada luka, tidak ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada
benjolan.b. MataBentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis,
sclera tidak ikterik, pupil isokor, penglihatan kabur, tidak ada
peradangan, tampak menggunakan kaca mata, tidak ada nyeri dan tidak
ada benjolan.c. HidungBentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak
ada peradangan, tidak ada secret pada hidung, tidak ada nyeri
tekan, penciuman masih cukup baik.d. Mulut dan TenggorokanMulut
tampak sedikit kotor, mukosa mulut tampak kering, tidak ada
peradangan, gigi tampak kuning, tampak careas gigi dan gigi tampak
ompong, sudah hilang tiga, mengalami kesulitan saat mengunyah dan
tidak ada kesulitan saat menelan.e. TelingaBentuk simetris, tidak
ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan, tidak nyeri
tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan,
pendengaran masih bagusf. LeherTidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan vena jugularis, klien
mengeluh leher bagian belakang, terasa berat (kaku kuduk).g.
DadaTampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
nyeri tekan.h. AbdomenBentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada
nyeri tekan, tidak ada massa.i. GenetaliaTidak terkajij.
EkstremitasKekuatan otot tangan kanan dan kiri 4, kaki kanan dan
kiri 4k. IntegumentKebersihan cukup baik, warna kulit hitam,
lembab, tidak ada gangguan pada kulit.
4. PENGKAJIAN PERKEMBANGAN UNTUK LANSIA4.1 Perubahan posisi atau
gerakan keseimbanganKlien mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan
saat bangun dari tempat duduk baik kursi maupun lantai, dan tampak
klien tidak stabil pada saat berdiri pertama kali. Setelah berdiri
klien berhenti sejenak lalu berjalan, saat duduk klien tampak duduk
secara perlahan, pandangan mata kabur, klien mengeluh pusing dan
terasa berat di leher bagian belakang, saat mengambil sesuatu klien
tampak perlahan-lahan dan terkadang dibantu, klien merasakan nyeri
pinggang saat membungkukkan badan.4.2 Komponen gaya berjalan dan
gerakanKlien tampak berjalan dengan perlahan-lahan tanpa alat bantu
seperti tongkat, melangkah secara hati-hati dan perlahan, jalan
tampak sempoyongan.5. PENGKAJIAN PSIKOSOSIALKlien mengatakan
hubungan dengan anak-anaknya baik, selalu berkumpul dengan
anak-anaknya karena ke empat anaknya tinggal bersama, klien juga
mengatakan terkadang berinterakasi dengan tetangga sekitar
rumahnya.Komunikasi dengan tetangga sekitar masih bagus dan baik,
emosi terkadang tidak stabil jika banyak pikiran, klien kooperatif
saat diajak bicara dan memberikan umpan balik dari sesuatu yang
sedang dibicarakan.
6. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIENKatz
indexNo.KegiatanMandiriBantuan SebagianBantuan Penuh
1.Mandi
2.Berpakaian
3.Ke Kamar Kecil
4.Berpindah Tempat
5.BAK/BAB
6.Makan/Minum
Keterangan : klien dapat beraktivitas secara mandiri tanpa
pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain.7.
STATUS KOGNITIF / AFEKTIFa. Short Portable Mental Status
Questionare ( SPMSQ ) Pertanyaan :
BenarSalahNomorPertanyaanJawaban
1Tanggal berapa hari ini ?11
2Hari apa sekarang ?Rabu
3Apa nama tempat ini ?Bangsal
4Dimana alamat anda ?Bansal
5Berapa umur anda ?65 tahun
6Kapan anda lahir ?Lupa
7Siapa presiden Indonesia ?SBY
8Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?Tidak tau
9Siapa nama kecil anda ?ati
10Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap angka
baru, secara menurun17, 14, 11, 8, 5,
JUMLAH Benar : 6 Salah : 4
Interpretasi :Salah 0 3: Fungsi intelektual utuhSalah 4 5:
Fungsi intelektual kerusakan ringanSalah 6 8: Fungsi intelektual
kerusakan sedangSalah 9 10: Fungsi intelektual kerusakan beratDari
hasil Short Portable Mental Status Questionare ( SPMSQ ) di
dapatkan hasil 7 benar dan 3 salah ini menunjukkan bahwah fungsi
intelektual TnA kerusakan ringan.
b. MMSE (Mini Mental Status
Exam)NoAspekKognitifNilaimaksimalNilaiKlienKriteria
1Orientasi51Menyebutkan dengan benar :Tahun : 2014 (Benar)Musim
:kemarauTanggal :11Hari :senin (Benar)Bulan :juli
2Orientasi53Dimana sekarang kita berada ?Negara : Indonesia
(Benar)Propinsi : jawa (Benar)Kabupaten/kota : malang (Benar)Panti
:-Wisma:-
3Registrasi33Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi, meja,
kertas), kemudia ditanyakan kepada klien, menjawab :1. kursi2.
meja3. kertas
4Perhatian dan kalkulasi52Meminta klien berhitung mulai dari 100
kemudia kurangi 7 sampai 5 tingkat.Jawaban :1. 932. 863. 794. 725.
65
5Mengingat33Minta klien untuk mengulangi ketiga obyek pada poin
ke- 2 (tiap poin nilai 1)
6Bahasa96Menanyakan pada klien tentang benda (sambil menunjukan
benda tersebut).Minta klien untuk mengulangi kata berkut : tidak
ada, dan, jika, atau tetapi )Klien menjawab :tidak ada, jika dan
tetapi.Minta klien untuk mengikuti perintah berikut yang terdiri 3
langkah.1. Ambil kertas ditangan anda2. lipat dua3. dan taruh
dilantaiPerintahkan pada klien untuk hal berikut (bila aktifitas
sesuai perintah nilai satu poin.tutup mata andaPerintahkan kepada
klien untuk menulis kalimat dan menyalin gambar.
Total nilai3018
Interpretasi hasil :24 30: tidak ada gangguan kognitif18 23:
gangguan kognitif sedang0 - 17: gangguan kognitif beratDari
hasilMMSE (Mini Mental Status Exam)di dapatkan hasil 21 ini
menunjukkan bahwah TnA mengalami gangguan kognitif sedang.8.
PENGKAJIAN STATUS MENTALKlien mengatakan tidak pernah merasa sedih
dan selalu merasa ceria, klien tidak pernah berkecil hati tentang
masa depan karena klien merasa senang tinggal bersama cucu dan
istrinya, klien tidak pernah merasa gagal dalam membimbing
anak-anaknya karena berhasil dalam menjadi kepala keluarga, klien
juga merasa puas dengan keadaannya yang sekarang, klien mengatakan
cepat lelh apabila melakukn aktivitas yang berlebihan.9. PENGKAJIAN
MASALAH EMOSIONALa. Masalah EmosionalKlien mengatakan tidak
mengalami kesulitan tidur. Tetapi terkadang Klien terbangun pada
malam hari untuk kencing, Klien mengatakan tidak pernah mempunyai
masalah dengan orang lain dan klien tidak pernah mengkonsumsi obat
tidur mupun obat penenang serta klien mengatakan tidak pernah
mengurung diri, klien selalu ditemani oleh istri dan cucunya.10.
PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATANPola kebiasaan : klien
mengatakan sering merokok menghabiskan lebih dari 3 batang perhari
dan minum kopi setiap hari.Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-haria.
NutrisiKlien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak
teratur dengan menhabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk
seadanya, klien tidak senang makan tampa garam, klien juga
mengatakan makan makanan yang sama dengan keluarganya tampa adanya
perbedaan makanan, klien minum 7-8 gelas per hari.
b. Pola istirahat tidurKlien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari,
klien sering terbangun saat malam hari karenan ingin kencing, klien
jarang tidur siang, klien sering merenung nasib cucu-cucunya, saat
waktu luang klien biasanya bermain dengan cucu nya.c.
EliminasiKlien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB
1 kali per hari dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari
lancar tanpa ada gangguan.d. Pola aktivitasKlien masih bisa
melakukan kegiatan dapur seperti memasak, mencucui piring, klien
berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan anak-anaknya.e.
Personal hygieneKlien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu
pagi dan sore harimenggunakan sabun, sikat gigi setiap kali mandi,
menggunakan pasta gigi, biasanya mengganti pakaian 2 hari
sekali.
11. PENGKAJIAN LINGKUNGANa. PemukimanLuas bangunan rumah klien
6:5, klien tinggal bersama dengan istri dan 3 orang cucu-cucunya,
bentuk rumah petak dengan jenis bangunan atap rumah menggunakan
atap genteng berdindingkan tembok, lantai semen. Kebersihan lantai
kurang, ventilasi