Top Banner
Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 1 EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM KABUPATEN KUNINGAN Mita Friamita, Darsiharjo, Ahmad Yani Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidkan Indonesia ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan home industri tape ketan di Desa Tarikolot yang mempunyai potensi untuk dikembangkan dan memiliki peluang usaha yang cukup besar bagi para pelaku ekonomi karena proses pengolahannya yang tidak terlalu rumit (sederhana) namun memiliki nilai investasi yang besar. Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan home industri tape ketan, faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan dan kondisi sosial ekonomi pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Variabel penelitiannya adalah eksistensi home industri tape ketan dengan indikator yaitu sejarah home industri tape ketan (budaya), perkembangan home industri tape ketan, ketersediaan bahan baku, cara penjualan, transportasi, kondisi sosial ekonomi (tenaga kerja, tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan). Populasi untuk pemilik usahanya 12 orang dengan 150 pekerja. Sampel yang diambil pengusaha 12 orang, pengrajin 52 orang. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi lapangan, dokumentasi dan studi literatur. Teknik analisis datanya dengan analisis dekriptif dan analisis statistik (persentasi). Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan investasi dan kapasitas produksi home industri tape ketan tiap tahunnya semakin meningkat. Pemilihan lokasi berorientasi terhadap insitu dalam penyediaan tenaga kerja karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai pengrajin home industri tape ketan. Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan adalah kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke tempat produksi yang berasal dari luar kota dengan mobil pick up. Selain itu cara penjualan tape ketan yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan, dimana penyalurnya adalah keluarga sendiri. Tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling di utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan hanya tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh terhadap hasil dari produksi tape ketan itu sendiri. Pendapatan para pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan akan tetapi untuk para pengrajin pendapatannya relatif kecil. Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa home industri tape ketan masih tetap bertahan sampai saat ini. Bahkan ada juga home industri dadakan yang memproduksinya dikala Idul Fitri dan Idul Adha saja. Akan tetapi masih kurangnya dukungan dari pemerintah terkait pelatihan keterampilan dalam pembuatan tape ketan sehingga kualitas tenaga kerja tidak terjamin. Adanya home industri tape ketan memberikan cukup peluang dalam mengurangi pengangguran masyarakat Desa Tarikolot. Kata Kunci : Eksistensi, home industri, tape ketan, geografi.
25

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Oct 18, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 1

EKSISTENSI HOME INDUSTRI TAPE KETAN DI DESA TARIKOLOT KECAMATAN CIBEUREUM

KABUPATEN KUNINGAN

Mita Friamita, Darsiharjo, Ahmad Yani

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas

Pendidkan Indonesia

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan home industri tape ketan di Desa Tarikolot yang

mempunyai potensi untuk dikembangkan dan memiliki peluang usaha yang cukup besar bagi para

pelaku ekonomi karena proses pengolahannya yang tidak terlalu rumit (sederhana) namun memiliki

nilai investasi yang besar. Penelitian ini bertujuan menganalisis perkembangan home industri tape

ketan, faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan dan kondisi sosial

ekonomi pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum

Kabupaten Kuningan.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Variabel penelitiannya adalah

eksistensi home industri tape ketan dengan indikator yaitu sejarah home industri tape ketan (budaya),

perkembangan home industri tape ketan, ketersediaan bahan baku, cara penjualan, transportasi, kondisi

sosial ekonomi (tenaga kerja, tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan). Populasi untuk pemilik

usahanya 12 orang dengan 150 pekerja. Sampel yang diambil pengusaha 12 orang, pengrajin 52 orang.

Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi lapangan, dokumentasi dan studi literatur.

Teknik analisis datanya dengan analisis dekriptif dan analisis statistik (persentasi).

Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan investasi dan kapasitas produksi home

industri tape ketan tiap tahunnya semakin meningkat. Pemilihan lokasi berorientasi terhadap insitu

dalam penyediaan tenaga kerja karena sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai

pengrajin home industri tape ketan. Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape

ketan adalah kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke

tempat produksi yang berasal dari luar kota dengan mobil pick up. Selain itu cara penjualan tape ketan

yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan, dimana penyalurnya adalah keluarga

sendiri.

Tingkat pendidikan keluarga dan pendapatan tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home

industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling di

utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan hanya

tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh terhadap hasil

dari produksi tape ketan itu sendiri. Pendapatan para pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan

akan tetapi untuk para pengrajin pendapatannya relatif kecil.

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa home industri tape ketan masih tetap

bertahan sampai saat ini. Bahkan ada juga home industri dadakan yang memproduksinya dikala Idul

Fitri dan Idul Adha saja. Akan tetapi masih kurangnya dukungan dari pemerintah terkait pelatihan

keterampilan dalam pembuatan tape ketan sehingga kualitas tenaga kerja tidak terjamin. Adanya home

industri tape ketan memberikan cukup peluang dalam mengurangi pengangguran masyarakat Desa

Tarikolot.

Kata Kunci : Eksistensi, home industri, tape ketan, geografi.

Page 2: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

2 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor industri kecil merupakan salah satu sektor yang mendapat perhatian paling serius

dari pemerintah karena memiliki potensi yang sangat besar untuk memperkuat perekonomian

Bangsa Indonesia. Industri kecil mempunyai peranan terhadap pemerataan dan kesempatan

kerja bagi masyarakat serta dapat menekan angka pengangguran. Secara kualitatif peranan

usaha kecil menurut Suryana (2006:77) yaitu :

“Pertama, usaha kecil dapat memperkokoh perekonomian nasional melalui berbagai

keterkaitan usaha, seperti fungsi pemasok, produksi, penyalur, dan pemasaran bagi

hasil produk-produk industri besar. Usaha kecil berfungsi sebagai transformator antar

sektor yang mempunyai kaitan ke depan dan ke belakang. Kedua, usaha kecil dapat

meningkatkan efesiensi ekonomi, khususnya dalam menyerap tenaga kerja dan

sumber daya lokal serta meningkatkan sumber daya manusia agar dapat menjadi

wirausaha yang tanggung. Ketiga, usaha kecil dipandang sebagai sarana

pendistribusian pendapatan nasional, alat pemerataan berusaha dan pendapatan,

karena tersebar diperkotaan dan pedesaan”.

Adanya peranan usaha kecil tidak terlepas dari berbagai kendala yang menghambat

usaha kecil tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Tambunan (2002:7) yaitu :

”Masalah dalam usaha kecil adalah keterbatasan modal atau investasi, kesulitan

mendapatkan bahan baku dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau,

keterbatasan teknologi, sumber daya manusia dengan kualitas yang baik serta

kesulitan dalam pemasaran”.

Kabupaten Kuningan merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat.

Kabupaten Kuningan memiliki banyak industri kecil dan rumah tangga yang tersebar di setiap

kecamatan bahkan desa. Salah satu industri kecil yang ada di Kabupaten Kuningan adalah

home industri tape ketan. Home industri di Kabupaten Kuningan tersebar di tiga kecamatan

yaitu Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Sindangagung dan Kecamatan Cigugur. Berikut

adalah data home industri tape ketan di Kabupaten Kuningan pada Tahun 2012, dapat dilihat

pada Tabel 1.1.

Page 3: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 3

Tabel 1.1

Data Home Industri Tape Ketan Di Kabupaten Kuningan Tahun 2012

No. Kecamatan Desa Jumlah

1. Cibeureum Cibeureum 10

Tarikolot 12

2. Sindangagung Sindangagung 1

3. Cigugur Cigugur 2

Jumlah 25

Sumber : Dinas Koperasi Kabupaten Kuningan,2012

Dari Tabel 1.1 dapat diperoleh informasi bahwa home industri tape ketan terbanyak di

Kabupaten Kuningan adalah Kecamatan Cibeureum yaitu Desa Tarikolot. Berikut data home

industri tape ketan di Desa Tarikolot dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Data Home industri Tape Ketan di Desa Tarikolot

No. Nama Home

Industry Pemilik usaha Alamat Home Industry

1. Sari Asih I Yayat Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

2. Sari Asih II Deden Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

3. Sari Alami Rahman Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

4. Pamili Dasiti Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

5. Cita Rasa Elly Dusun I Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

6. Bu Wayo I Dasuni Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

7. Bu Wayo II Ijoh Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

8. Barokah Darsinah Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

9. Vanila Wasih Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

10. Warli Warli Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

11. Silvi Silvi Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

12. Pamella Carsim Dusun II Ds. Tarikolot Kecamatan Cibeureum

Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Kuningan,2012

Dari Tabel 1.2 dapat diperoleh informasi bahwa terdapat 12 home industri tape ketan

di Desa Tarikolot dimana terdapat lima home industri tape ketan di dusun satu dan tujuh home

industri tape ketan di dusun dua. Home industri tape ketan dikategorikan dalam skala kecil

namun memiliki prospek untuk terus bertahan bahkan berkembang menuju ke unit usaha

dengan skala besar. Home industri tape ketan di Desa Tarikolot telah mampu memasarkan hasil

produksinya tidak hanya di Jawa Barat, Jawa Tengah, Wilayah Jabodetabek, tetapi juga dapat

mencapai wilayah lain di Pulau Jawa dan Sumatera bahkan berpeluang untuk di ekspor ke

mancanegara khususnya Malaysia dan Philipina. Kapasitas produksi perbulan di Desa

Page 4: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

4 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

Tarikolot Kecamatan Cibeureum mencapai 86.750 kg (Dinas Perdagangan dan Perindustrian

Kabupaten Kuningan, 2012).

Pengusaha tape ketan memperoleh modal dengan peminjaman ke bank, modal tersebut

berkisar antara dua juta rupiah hingga lima juta rupiah. Namun terdapat permasalahan yang

cukup besar dalam pengelolaan usaha tape ketan ini di antaranya adalah kurang perhatiannya

pemerintah terkait sensus terhadap pemilik home industri tape ketan di Desa Tarikolot yang

akurat, sehingga untuk usaha home industri tape ketan ini dapat dikatakan belum terkondisikan.

Penelitian ini begitu penting dilakukan untuk mengetahui potensi yang dapat

dikembangkan dari home industri tape ketan tersebut. Selain itu adanya home industri tape

ketan memiliki peluang usaha yang cukup besar bagi para pelaku ekonomi di Desa Tarikolot

Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan dikarenakan proses pengolahannya yang tidak

terlalu rumit (sederhana) namun memiliki nilai investasi yang besar.

Penelitian ini juga perlu dilakukan karena home industri tape ketan merupakan sektor

industri rumah tangga (home industri) yang merupakan aset berharga yang patut dijaga dan

dikembangkan serta representasi dari industri kecil yang mampu bersaing dengan industri

besar. Home indutri tape ketan telah mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat

lokal dan menjadi salah satu penggerak roda perekonomian Kabupaten Kuningan. Berdasarkan

latar belakang tersebut, maka rumusan masalahnya adaalah 1.) Bagaimanakah perkembangan

home industri tape ketan? 2).Faktor apa yang mempengaruhi eksistensi home industri tape

ketan di Desa Tarikolot? 3).Bagaimana kondisi sosial ekonomi dan budaya pengusaha dan

pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten

Kuningan?

Tujuan

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1). Menganalisis

perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten

Kuningan. 2). Menganalisis faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan di

Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan. 3). Menganalisis kondisi sosial

ekonomi dan budaya pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan di Desa Tarikolot

Kecamatan Cibeureum Kabupaten Kuningan.

METODE PENELITIAN

Page 5: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 5

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian

deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui teknik observasi lapangan, wawancara,

dokumentasi dan literatur. Jumlah populasi para pengusaha 12 orang dan pengrajin 150 orang,

sedangkan sampel pengusaha 12 orang dan pengrajin 52 orang. Teknik pengolahan data dengan

persentase hal ini untuk mengetahui kecenderungan jawaban responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Geografis Desa Tarikolot

Desa Tarikolot terletak antara 108°41’45”-108°43´45” BT dan 07°00’40”-07°02’40”

LS. Desa Tarikolot merupakan salah satu desa yang termasuk kedalam Kecamatan Cibeureum

Kabupaten Kuningan. Luas Wilayah Desa Tarikolot sekitar 268,491 km² dengan batas-batas

wilayah : Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Cimulya Kecamatan Cimahi; Sebelah Timur

berbatasan dengan Desa Cisaat Kecamatan Cibimbin; Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa

Cibeureum Kecamatan Cibeureum; dan Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sukadana

Kecamatan Cibeureum.

Penduduk di Desa Tarikolot pada tahun 2010 tercatat sebanyak 1.314 jiwa dengan

kepadatan penduduk 100 jiwa/ km2. Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai

pengrajin home industri tape ketan.

Gambar 1 Peta Administrasi Desa Tarikolot

Faktor yang Mempengaruhi Eksistensi Home Industri Tape Ketan

1. Ketersediaan Bahan Baku

Page 6: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

6 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

Ketersediaan bahan baku merupakan faktor terpenting diantara faktor sumber daya

lainnya. Bahan baku merupakan kebutuhan pokok yang harus terus tersedia dalam jumlah yang

memadai untuk kelancaran suatu produksi. Bahan baku untuk kegiatan industri adalah ketan.

Berikut adalah bahan baku home industri tape ketan di Desa Tarikolot berasal dari berbagai

daerah. Asal bahan baku tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Gambar 4.7 Peta Asal Bahan

Baku.

Tabel 4.9

Asal Bahan Baku

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa kurang dari setengahnya (41,7%) bahan baku

tape ketan berasal dari daerah luar kota seperti Bogor, Jakarta, Cirebon dan Indramayu. Kurang

tersedianya bahan baku yang dibutuhkan para pengusaha untuk kegiatan produksi tape ketan

di daerah sendiri ataupun daerah sekitarnya, menandakan sulit atau tidaknya bahan baku yang

diperoleh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 mengenai cara memperoleh

bahan baku.

Tabel 4.10

Pernyataan Pengusaha Mengenai Cara Memperoleh Bahan Baku

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 4.10 dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) menyatakan mudah

memperoleh bahan baku atau tidak mengalami kesulitan apapun. Walaupun bahan baku yang

dibutuhkan oleh home industri tape ketan didatangkan dari daerah luar kota bukan menjadi

hambatan untuk para pengusaha memproduksi tape ketan. Adapun cara pengusaha membeli

bahan baku untuk kegiatan produksi dapat dilihat pada Tabel 4.11.

No. Alasan Keterampilan Bekerja F %

1. Mengikuti orang tua 1 1,9

2. Tidak ada usaha lain yang cocok 29 55,8

3. Pekerjaan ini lebih menguntungkan 22 42,3

Jumlah 52 100

No. Kemampuan Pengusaha F %

1. Sulit 0 0

2. Mudah 12 100

3. Biasa saja 0 0

Jumlah 12 100

Page 7: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 7

Gambar 4.7

Peta Asal Bahan Baku

Dari Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa sebagian besar (75%) cara memperoleh bahan baku

adalah diantar, ini dikarenakan keberadaan bahan baku yang berada di luar kota. Bahan baku

yang digunakan dalam usaha tape ketan ini ditentukan dari banyaknya pembelian ketan yang

dibeli oleh para pengusaha untuk kegiatan produksi. Hal ini mempengaruhi jumlah tape ketan

yang di tempatkan di ember, kotak mika, toples dan kardus baik yang berukuran kecil, sedang

maupun besar dengan harga yang beraneka ragam. Untuk lebih jelasnya mengenai pernyataan

pengusaha menggunakan bahan baku dalam satu hari dapat dilihat dari Tabel 4.12.

Tabel 4.11

Cara Membeli Bahan Baku

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Tabel 4.12

Jumlah Penggunaan Bahan Baku Dalam Satu Hari

No. Cara Membeli Bahan Baku F %

1. Diantar 9 75

2. Melalui perantara 1 8,3

3 Membeli langsung 2 16,7

Jumlah 12 100

No. Jumlah Penggunaan Bahan Baku

(Dalam Kwintal) F %

Page 8: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

8 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 4.12 dapat diketahui bahwa setengahnya (50%) pengusaha

memproduksi tape ketan mencapai 1-2 kwintal dengan jumlah produksi kurang lebih 500

ember, kotak mika, toples dan kardus. Banyaknya bahan baku sangat mempengaruhi

banyaknya jumlah tape yang akan di produksi.

2. Cara Penjualan

Cara penjualan merupakan bagian dari pemasaran yaitu hasil akhir dari suatu kegiatan

industri yang bertujuan untuk mencari keuntungan. Dimana cara penjualan merupakan

kesepakatan bersama antara pihak yang menjual untuk menyerahkan barang dan pihak pembeli

untuk membayar barang tersebut. Adanya distributor dalam penjualan dapat memperlancar

dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Distributor

sangat dibutuhkan oleh konsumen untuk memperoleh barang-barang yang dihasilkan oleh

produsen, apalagi bila produksinya jauh dari para konsumen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Orang yang Memasarkan Hasil Produksi

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.13 dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) yang memasarkan hasil

produksi adalah keluarga sendiri sebagai distributornya. Hal ini lebih mengutamakan tingkat

kepercayaan home industri tersebut. Distributor mempunyai peranan penting terhadap suatu

1. <0,5 5 41,7

2. 1-2 6 50

3. > 3 1 8,3

Jumlah 12 100

No. Orang yang Memasarkan Hasil

Produksi F %

1. Pengrajin 0 0

2. Kerabat 0 0

3. Keluarga 12 100

Jumlah 12 100

Page 9: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 9

industri, hal ini dikarenakan laku tidaknya produk yang dihasilkan tergantung dari cara

distributor memasarkan hasil produksi. Cara tepat dalam memasarkan hasil produksi

berdampak positif bagi produk yang dipasarkan dan sebaliknya. Cara yang kurang tepat

memasarkan produk akan berdampak negatif terhadap barang yang dipasarkan. Cara

pemasaran yang dilakukan para pengusaha dalam menjual produknya dapat diketahui dari

Tabel 4.14.

Tabel 4.14

Cara Memasarkan Hasil Produksi

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 4.14 pengusaha home industri tape ketan telah memiliki tempat

pemasaran produk masing-masing melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan. Bagi para

pengusaha yang masih tergolong dalam skala produksi kecil, pemasaran dilakukan hanya

dalam cakupan wilayah tertentu tetapi dapat menjangkau beberapa wilayah di Indonesia,

bahkan hingga ke mancanegara. Untuk lebih jelasnya mengenai daerah pemasaran produk tape

ketan dapat dilihat pada Tabel 4.15 dan Gambar 4.11 Peta Jangkauan Pemasaran Tape Ketan.

Tabel 4.15

Jangkauan Pemasaran Tape Ketan

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.15 dapat diketahui bahwa sebagian kecil (24%) produsen menyalurkan

hasil produksi ke kecamatan setempat yaitu Kecamatan Cibeureum yang di dalamnya terdapat

beberapa desa seperti Desa Tarikolot dan Desa Cibeureum. Sebagian kecil (24%) produsen

No. Cara Memasarkan Hasil Produksi F %

1. Langsung ke konsumen 0 0

2. Melalui pedagang kecil-kecilan/asongan 12 12

3. Pembelian langsung ke perusahaan 0 0

Jumlah 12 100

No. Jangkauan Pemasaran F %

1. Kecamatan setempat 12 24

2. Luar kecamatan 12 24

3. Kota setempat 12 24

4. Luar kota 6 13

5. Luar jawa barat 6 13

6. Luar negeri 2 4

Jumlah 50 100

Page 10: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

10 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

menyalurkan hasil produksi ke luar kecamatan seperti Kecamatan Cibingbin, Kecamatan

Cimara, Kecamatan Luragung dan Kecamatan Cileunya. Kurang dari setengahnya (24%)

produsen menyalurkan hasil produksi kota setempat seperti Cijoho, Cilimus, Kadugede,

Lamping/Cigadung, Jalaksana dan lain sebagainya. Sebagian kecil (13%) produsen

menyalurkan hasil produksi ke luar kota seperti Cirebon, Indramayu, Ciamis, Bogor, Depok,

Tanggerang dan Bandung. Sebagian kecil (13%) produsen menyalurkan hasil produksi ke luar

Jawa Barat seperti DKI Jakarta, Yogyakarta dan Sumatera. Sebagian kecil (4%) produsen

menyalurkan hasil produksi ke luar negeri seperti Malaysia dan Philipina.

Gambar 4.11

Peta Jangkauan Pemasaran Tape Ketan

3. Transportasi

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan kawasan industri adalah adanya

transportasi yang memadai. Transportasi merupakan sarana penghubung yang berfungsi

sebagai alat untuk menyalurkan barang atau manusia dan mempermudah dalam pencapaian ke

lokasi yang dituju. Sarana angkut sangat dibutuhkan untuk menghubungkan bahan baku

dengan tempat produksi barang atau mendistribusikan hasil produksi agar semuanya berjalan

dengan baik dan lancar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16

Alat Transportasi yang Digunakan Untuk Mengambil Bahan Baku dan Memasarkan

Hasil Produksi

No. Alat Transportasi F %

1. Mobil truk 0 0

Page 11: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 11

Sumber :

Hasil

Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 4.16 seluruhnya (100%) alat transportasi yang digunakan untuk

mengambil bahan baku dan memasarkan hasil produksi adalah mobil pick-up dikarenakan

jarak yang masih dekat dan kapasitas produksi yang relatif kecil. Adapun alat transportasi yang

digunakan oleh para pekerja menuju home industri tape ketan untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17

Kendaraan Menuju Tempat Bekerja

Sumber

: Hasil

Penelitian 2013

Dari Tabel 4.17 dapat diketahui bahwa sebagian besar (84%) jarak yang ditempuh oleh

para pekerja tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Jarak tempat tinggal ke

home industri tape ketan berjarak 100-200 m, hal ini dikarenakan para pengrajin tape ketan

merupakan tetangga terdekat.

4. Kondisi Sosial Ekonomi Pengusaha dan Pengrajin Tape Ketan

Selain menjelaskan peranan faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri

tape ketan, penelitian ini pun menjelaskan mengenai gambaran kehidupan para pengusaha dan

pengrajin tape ketan di Desa Tarikolot. Kehidupan para pengusaha dan pengrajin tape ketan

dapat ditinjau dari kondisi sosial ekonomi mereka. Kondisi sosial ekonomi yang dimaksud

dalam penelitian ini adalah gambaran umum meliputi tenaga kerja, tingkat pendidikan keluarga

dan pendapatan.

a. Tenaga Kerja

2. Mobil pick-up 52 100

Jumlah 52 100

No. Kendaraan Menuju Tempat Bekerja F %

1. Jalan kaki 44 84,61

2. Menggunakan sepeda 0 0

3. Ojeg 0 0

4. Kendaraan umum 0 0

5. Kendaraan pribadi 8 15,38

Jumlah 52 100

Page 12: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

12 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

Kualitas dan kuantitas tenaga kerja merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap

perkembangan dan proses produksi suatu industri. Kualitas tenaga kerja dapat dilihat dari

keterampilan atau mutu yang dimilikinya. Sedangkan kuantitas tenaga kerja dapat dilihat dari

jumlah tenaga kerja yang tersedia. Banyak sedikitnya tenaga kerja yang tersedia sangat

berpengaruh terhadap jumlah produksi yang dihasilkan.

Jumlah tenaga kerja pada masing-masing home industri tape ketan di Desa Tarikolot

sangat bervareatif mulai dari jumlah tenaga kerja <5 orang sampai tenaga kerja diatas 30 orang.

Jumlah tenaga kerja yang terserap pada home industri tape ketan dapat dilihat pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18

Jumlah Tenaga Kerja

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 4.18 kurang dari setengahnya (33,4%) pengusaha memperkerjakan

tenaga kerja antara 6-10 orang. Home industri tape ketan tidak memerlukan banyak tenaga

kerja. Hal ini dikarenakan proses pengolahan dan pembuatan tape ketan tidak begitu sulit,

masih menggunakan teknologi manual berupa tangan manusia. Selain itu apabila melihat

jumlah tenaga kerja pada tiap unitnya home industri tape ketan termasuk kedalam industri kecil

yang berbasis rumahan. Sesuai dengan kriteria industri kecil jika dilihat dari jumlah tenaga

kerja yaitu 1-19 orang. Selain tersedianya jumlah tenaga kerja untuk proses produksi,

ketersediaan tenaga kerja erat hubungannya dengan daerah asal tenaga kerja. Beberapa home

industri lebih cenderung mengambil tenaga kerja yang dekat dengan lokasi industri. Hal ini

dimaksudkan untuk mengurangi biaya transportasi tenaga kerja apabila tenaga kerja diberi

biaya transportasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.19 daerah asal tenaga kerja

yang terlibat dalam home industri tape ketan.

Dari Tabel 4.19 dapat dilihat bahwa tidak ada tenaga kerja yang berasal dari Luar Desa

Tarikolot maupun Luar Kecamatan Cibeureum. Seluruhnya (100%) berasal dari Desa Tarikolot

Kecamatan Cibeureum. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tenaga

No. Jumlah Tenaga Kerja F %

1. < 5 orang 3 25

2. 6-10 orang 4 33,4

3. 11-20 orang 3 25

4. 21-30 orang 1 8,3

5. 31-40 orang 1 8,3

6. >40 orang 0 0

Jumlah 12 100

Page 13: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 13

kerja pada home industri tape ketan cukup tersedia dengan tenaga kerja yang berasal dari

daerah setempat. Keberadaan home industri tape ketan yang berada di lokasi penelitian sudah

memberikan peluang kerja terhadap penduduk disekitarnya.

Tabel 4.19

Asal Tenaga Kerja

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Selain itu pekerjaan sebagai pengrajin tape ketan merupakan mata pencaharian pokok

penduduk Desa Tarikolot. Jarak tempat tinggal tenaga kerja ke home industri tape ketan dapat

dilihat pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20

Jarak Tempat Tinggal Tenaga Kerja Ke Home Industri Tape Ketan

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.20 dapat diketahui bahwa kurang dari setengahnya (34,61%) jarak tempat

tinggal tenaga kerja ke home industri tape ketan sekitar 110-200 meter. Jarak tersebut tidak

terlalu jauh dan tidak memerlukan biaya transportasi yang mahal bisa ditempuh dengan

berjalan kaki.

Selain faktor jarak adanya berbagai alasan tenaga kerja mau bekerja pada home industri tape

ketan dilihat pada Tabel 4.21.

Berdasarka Tabel 4.21 dapat dilihat bahwa lebih dari setengahnya (55,8%) para pekerja

menjawab tidak ada usaha lain yang cocok sehingga dari pada menganggur mereka bersedia

mengambil kesempatan untuk bekerja di home industri tape ketan. Selain itu mereka beralasan

sulitnya mencari pekerjaan dan hanya menambah pengetahuan dan pengalaman saja. Akan

No. Asal Tenaga Kerja F %

1. Desa Tarikolot Kecamatan Cibeureum 52 100

2. Luar Desa Tarikolot 0 0

3. Luar Kecamatan Cibeureum 0 0

Jumlah 52 100

No. Jarak Tempat Tinggal F %

1. < 50 m 10 19,23

2. 50-100 m 14 26,92

3. 110-200 m 18 34,61

4. > 200 m 10 19,23

Jumlah 52 100

Page 14: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

14 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

tetapi hubungan sedekat apapun harus dibarengi dengan kualitas kerja yang terampil dan

unggul. Tabel 4.22 hubungan tenaga kerja dengan pengusaha.

Tabel 4.21

Alasan Keterlibatan Bekerja Pada Home Industri Tape Ketan

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Tabel 4.22

Hubungan Tenaga Kerja dengan Pengusaha

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.22 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya (61,53%) hubungan

tenaga kerja dengan pemilik usaha adalah orang lain yaitu tetangga terdekat dari rumah

produksi. Keberadaan home industri tape ketan dapat membantu masyarakat sekitarnya dan

dapat mengurangi angka pengangguran di desa tersebut. Mengenai status tenaga kerja dapat

dilihat pada Tabel 4.23.

Dari Tabel 4.23 dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) adalah pekerja tetap. Home

industri tape ketan tidak menggunakan sistim kontrak karena home industri ini masih berskala

kecil dengan pengalaman kerja yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya mengenai pengalaman

tenaga kerja pengrajin dapat dilihat pada Tabel 4.24.

Berdasarkan Tabel 4.24 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya (55,76%) tenaga

kerja telah bekerja 6-10 tahun lamanya. Pengalaman tersebut telah menunjukan bahwa bekerja

pada home industri tape ketan telah menjadi pilihan mata pencaharian penduduk di Desa

Tarikolot. Pengalaman kerja merupakan salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan

suatu usaha, semakin lama tenaga kerja menekuni pekerjaannya semakin bertambah pula

pengetahuan dan keterampilannya.

No. Alasan Keterampilan Bekerja F %

1. Mengikuti orang tua 1 1,9

2. Tidak ada usaha lain yang cocok 29 55,8

3. Pekerjaan ini lebih menguntungkan 22 42,3

Jumlah 52 100

No. Hubungan Tenaga Kerja F %

1. Anak 0 0

2. Kerabat 6 11,53

3. Saudara 14 26,92

4. Orang lain 32 61,53

Jumlah 52 100

Page 15: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 15

Tabel 4.23

Status Tenaga Kerja

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Tabel 4.24

Pengalaman Tenaga Kerja

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Proses pembuatan tape ketan membutuhkan waktu yang cukup lama. Waktu bekerja

tenaga kerja dapat diketahui dari berapa jam dalam satu hari mereka bekerja. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.25.

Tabel 4.25

Waktu Bekerja Tenaga Kerja Dalam Satu Hari

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.25 dapat diketahui bahwa kurang dari setengahnya (42,3%) tenaga kerja

bekerja selama 8 jam dan tidak tetap tergantung dari banyaknya pesanan. Semakin banyak

permintaan pesanan dari konsumen semakin panjang pula waktu yang dibutuhkan oleh para

pengrajin tape ketan untuk memproduksi tape ketan dan semakin besar pula upah kerja yang

mereka dapat. Terkadang jika permintaan konsumen mendadak mereka bisa bekerja 24 jam

dalam satu hari. Sedangkan untuk jumlah hari tenaga lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel

4.26 dan Gambar 4.19.

Tabel 4.26

Jumlah Hari Tenaga Kerja Dalam Bekerja Satu Bulan

No. Status Tenaga Kerja F %

1. Kerja Kontrak 0 0

2. Kerja Tetap 52 100

Jumlah 52 100

No. Pengalaman Tenaga Kerja F %

1. < 5 tahun 15 28,84

2. 6-10 tahun 29 55,76

3. > 10 tahun 8 15,38

Jumlah 52 100

No. Waktu Bekerja Tenaga Kerja F %

1. <8 jam 8 15,38

2. 8 jam 22 42,3

3. Tidak tetap, tergantung dari banyaknya

pekerjaan 22 42,3

Jumlah 52 100

Page 16: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

16 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.26 dapat diketahui bahwa sebagian besar (90,38%) tenaga kerja yang

bekerja di home industri tape ketan antara 20-25 hari dalam satu bulan. Selain adanya jumlah

hari yang berbeda ada pula kesulitan tenaga kerja yang bekerja pada home industri tape ketan.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.27.

Tabel 4.27

Kesulitan Tenaga Kerja Bekerja Pada Home Industri Tape Ketan

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 4.27 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya (53,84%)

kesulitan yang di alami tenaga kerja adalah kecilnya upah.

b. Tingkat Pendidikan Keluarga

Tingkat pendidikan keluarga bisa terlihat dari kemajuan masyarakat dan kualitas tenaga

kerjanya. Perbaikan tingkat pendidikan bertujuan untuk membentuk masyarakat yang

berkualitas dan mampu memanfaatkan segala potensi yang terdapat dilingkungan sekitarnya.

Dengan pengetahuan dan keahlian yang dimiliki tenaga kerja akan mengantarkan sektor

industri kecil kearah yang lebih maju. Seberapa pentingkah pendidikan para pekerja home

industri tape ketan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.28.

Tabel 4.28

Pernyataan Pengusaha dan Pengrajin Mengenai Pendidikan

No. Jumlah Hari Tenaga Kerja F %

1. < 20 hari 1 1,92

2. 20-25 hari 47 90,38

3. > 26 hari 4 7,7

Jumlah 52 100

No. Kesulitan Tenaga Kerja F %

1. Upah yang kecil 28 53,84

2. Jauh dari tempat tinggal 6 11,53

3. Waktu kerja tidak tetap 18 34,61

Jumlah 52 100

Page 17: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 17

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.28 dapat diketahui bahwa sebagian besar (75%) pengusaha dan sebagian

besar (88,46%) pengrajin menjawab bahwa pendidikan itu penting. Sedangkan untuk jenjang

pendidikan pengusaha dan pengrajin tape ketan masih tergolong rendah. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada Tabel 4.29.

Tabel 4.29

Jenjang Pendidikan Pengusaha dan Pengrajin Tape Ketan

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.29 diketahui bahwa jenjang pendidikan para pengusaha kurang dari

setengahnya (41,7%) dan pengrajin lebih dari setengahnya (57,7%) adalah tamatan sekolah

dasar (SD). Berdasarkan uraian diatas, keseluruhan tingkat pendidikan pengusaha dan

pengrajin home industri tape ketan masih belum cukup baik karena sebagian besar hanya

lulusan sekolah dasar (SD). Mereka berpendapat bahwa ketika itu pendidikan masih dianggap

terlalu mahal, sehingga para pengusaha dan pengrajin tidak bisa melanjutkan sekolah ke

jenjang yang lebih tinggi. Tetapi mereka mempunyai keinginan untuk anak-anak mereka

kelak, yaitu ingin menyekolahkan anak-anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi di

bandingkan orang tuanya saat ini. Ditunjang pula dengan program pemerintah yang

mewajibkan penduduknya untuk mengikuti program sembilan tahun. Untuk lebih jelasnya

mengenai kebutuhan pendidikan bagi anak-anak pengusaha dan pengrajin dapat dilihat pada

Tabel 4.30.

Tabel 4.30

No. Pernyataan Pengusaha dan

Pengrajin Mengenai Pendidikan

Pengusaha Pengrajin

F % F %

1. Tidak Penting 0 0 0 0

2. Kurang penting 0 0 0 0

3. Penting 9 75 46 88,46

4. Sangat penting 3 25 6 11,53

Jumlah 12 100 52 100

No. Jenjang Pendidikan Pengusaha

dan Pengrajin

Pengusaha Pengrajin

F % F %

1. SD 5 41,7 30 57,7

2. SMP 4 33,3 13 25

3. SMA 3 25 9 17,3

4. Perguruan tinggi 0 0 0 0

Jumlah 12 100 52 100

Page 18: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

18 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

Jenjang Pendidikan Anak Pengusaha dan Pengrajin Tape Ketan

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 4.30 dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan yang ditempuh oleh

anak-anak pengusaha dan pengrajin sangat beranekaragam. Kemampuan pengusaha dan

pekerja untuk menyekolahkan anaknya sangat tinggi, bahkan ada pengusaha yang mampu

menyekolahkan sampai ke jenjang perguruan tinggi (PT). Kurang dari setengahnya (37,5%)

anak-anak pengusaha sudah tamat sekolah menengah atas (SMA).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keinginan serta kemampuan

pengusaha dan pekerja untuk menyekolahkan anaknya sangat tinggi, mereka beranggapan

bahwa pendidikan penting untuk perbaikan taraf hidup masa depannya kelak. Untuk jumlah

anggota keluarga yang masih sekolah lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.31.

Tabel 4.31

Jumlah Anggota Keluarga Pengusaha dan Pengrajin

Tape Ketan yang Masih Sekolah

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.31 dapat diketahui bahwa jumlah anggota keluarga pengusaha dan

pengrajin yang masih sekolah dan menjadi tanggungan keluarga cukup bervareasi. Untuk para

No. Jenjang Pendidikan Anak Pengusaha Pengrajin

F % F %

1. PAUD/TK 2 8,3 10 11,1

2. SD 5 20,8 24 26,7

3. SMP 4 16,7 34 37,8

4. SMA 9 37,5 22 24,4

5. Perguruan tinggi 4 16,7 0 0

Jumlah 24 100 90 100

No. Jumlah Anggota Keluarga yang

Masih Sekolah

Pengusaha Pengrajin

F % F %

1. 1 orang 2 16,7 10 19,2

2. 2 orang 7 58,3 24 46,15

3. 3 orang 3 25 8 15,38

4. 4 orang 0 0 4 7,7

5. > 4 orang 0 0 6 11,53

Jumlah 12 100 52 100

Page 19: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 19

pengusaha lebih dari setengahnya (58,3%) dan untuk para pengrajin setengahnya (46,15%)

jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan adalah dua orang.

Pendidikan yang diperoleh di sekolah formal kurang memberikan pengaruh terhadap

kemampuan pekerja tentang cara pembuatan tape ketan. Fungsi pendidikannya adalah

pendidikan non formal yaitu pendidikan yang di peroleh dari belajar sendiri, belajar dari tenaga

kerja lainnya dan belajar dari orang tua. Untuk lebih jelasnya mengenai sumber keterampilan

tenaga kerja pengrajin dapat dilihat pada Tabel 4.32.

Tabel 4.32

Sumber Keterampilan Tenaga Kerja

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 4.32 dan Gambar 4.29 dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya

(67,3%) para pekerja memperoleh keterampilannya secara autodidak (belajar sendiri).

Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh terhadap hasil dari produksi

tape ketan itu sendiri, karena apabila tidak adanya keterampilan dalam pembuatan tape ketan

maka hasilnya pun akan mengalami kegagalan. Jadi hanya tangan terampilah yang mampu

membuat tape ketan dengan hasil yang baik.

c. Pendapatan

Bekerja dilakukan seseorang untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan.

Pendapatan bisa berupa uang maupun barang atas pekerjaan atau mata pencaharian yang

dimilikinya. Mata pencaharian pokok masyarakat Desa Tarikolot adalah sebagai pengrajin

home industri tape ketan. Pengrajin dan keluarganya sangat bergantung kepada besarnya nilai

upah yang diterima untuk memenuhi kebutuhan hidup sandang, pangan dan papan. Untuk

sistem upah yang diterima oleh pengrajin lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.33.

Tabel 4.33

Sistem Upah Tenaga Kerja

No. Sumber Keterampilan F %

1. Belajar sendiri 35 67,3

2. Belajar dari tenaga kerja lainnya 5 9,61

3. Dari orang tua 12 23,08

Jumlah 52 100

No. Sistem Upah Pengusaha Pengrajin

Page 20: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

20 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.33 dan Gambar 4.30 dapat diketahui bahwa ada dua sistem upah yang

ditetapkan oleh para pengusaha dimana lebih dari setengahnya (58,3%) upah harian dan kurang

dari setengahnya (41,7%) tergantung banyaknya produk yang dihasilkan oleh para pengrajin.

Sedangkan sebagian besar (73,07%) sistem upah yang diterima oleh para pengrajin adalah

harian dan kurang dari setengahnya (26,92%) tergantung banyaknya produk yang dihasilkan

oleh para pengrajin.

Pendapatan merupakan salah satu faktor penunjang tingkat kesejahteraan masyarakat.

Dengan mayoritas masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pengrajin tape ketan dan

ditunjang dengan keterampilan yang dimilikinya, maka pendapatan yang dihasilkan dapat

mempengaruhi kondisi sosial ekonomi pekerja dan tentunya dapat menentukan besar kecilnya

pendapatan yang berdampak pada kualitas kehidupan mereka. Untuk mengetahui pendapatan

yang diperoleh para pengrajin tape ketan dapat dilihat pada Tabel 4.34.

Tabel 4.34

Pendapatan Pengusaha dan Pengrajin Per Bulan

F % F %

1. Harian 7 58,3 38 73,07

2. Mingguan 0 0 0 0

3. Bulanan 0 0 0 0

4. Borongan 0 0 0 0

5. Tergantung banyaknya produk

yang dihasilkan 5 41,7 14 26,92

Jumlah 12 100 52 100

No. Pendapatan Pengusaha dan

Pengrajin Per Bulan

Pengusaha Pengrajin

F % F %

Page 21: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 21

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Dari Tabel 4.33 dapat diketahui bahwa setengahnya (50%) pendapatan pengusaha

dalam satu bulan adalah Rp.1.100.000,- sampai Rp.5.000.000,-. Sedangkan unuk para

pengrajin sebagian besar (80,8%) mendapatkan penghasilan Rp. 600.000,- sampai Rp.

1.000.000,-.

Berdasarkan uraian di atas pendapatan tenaga kerja adalah dampak positif dari adanya

home industri tape ketan, dimana penghasilan para pengrajin mengalami perubahan yang

cukup baik. Cukup tidaknya pendapatan yang diperoleh untuk memenuhi kebutuhan hidup

dapat dilihat pada Tabel 4.35,.

Berdasarkan Tabel 4.35 dapat diketahui bahwa sebagian besar (91,7%) penghasilan

pengusaha tape ketan mencukupi kebutuhan hidupnya. Sedangkan lebih dari setengahnya

(57,7%) penghasilan pengrajin tape ketan tidak mencukupi kebutuhan hidupnya. Adanya

perbedaan kecukupan kebutuhan hidup antara pengusaha dan pengrajin tape ketan harus

diperhatikan lebih lanjut oleh pemilik home industri tape ketan misalnya dengan cara menaikan

upah pengrajin, agar kebutuhan hidup mereka terpenuhi apalagi yang mempunyai tanggungan

keluarga yang cukup banyak.

Tabel 4.35

Kecukupan Pendapatan Untuk Kebutuhan Hidup

Pengusaha dan Pengrajin Tape Ketan

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Selain itu pengrajin harus pintar-pintar mencari pekerjaan tambahan. Untuk lebih

jelasnya biaya hidup pengusaha dan pengrajin tape ketan dapat dilihat pada Tabel 4.36 dan

Gambar 4.35.

Tabel 4.36

1. < Rp. 500.000,- 0 0 3 5,8

2. Rp. 600.000,- sampai Rp.

1.000.000,- 1 8,3 42 80,8

3. Rp. 1.100.000,- sampai Rp.

5.000.000,- 6 50 7 13,4

4. > Rp. 5.000.000,- 5 41,7 0 0

Jumlah 12 100 52 100

No. Kecukupan Pendapatan

Untuk Kebutuhan Hidup

Pengusaha Pengrajin

F % F %

1. Ya 11 91,7 22 42,30

2. Tidak 1 8,3 30 57,7

Jumlah 12 100 52 100

Page 22: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

22 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

Biaya Hidup Pengusaha dan Pengrajin Per Bulan

Sumber : Hasil Penelitian 2013

Berdasarkan Tabel 4.36 dapat diketahui bahwa seluruhnya (100%) biaya hidup

pengusaha tape ketan > Rp. 2.000.000,-. Sedangkan kurang dari setengahnya (48,07%) biaya

hidup pengrajin tape ketan Rp. 1.100.000,- sampai Rp. 2.000.000,-. Kecukupan penghasilan

untuk biaya hidup tidak membuat risau para pengrajin tape ketan, hal ini dikarenakan beberapa

pengrajin mempunyai tambahan penghasilan berupa pekerjaan menjadi kuli bangunan, buruh

dan penjaga warung.

Desa Tarikolot merupakan salah satu desa bagian dari Kecamatan Cibeureum. Desa

Tarikolot memiliki potensi untuk mengembangkan home industri tape ketan. Hal ini dapat

dilihat dari hasil produksi yang dipasarkan tidak hanya di dalam negeri tetapi sampai ke luar

negeri. Selain itu perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot dari tahun 2010

sampai 2012 mengalami peningkatan, dapat dilihat dari jumlah kapasitas produksi yang

semakin meningkat dan berdampak terhadap investasi para pengusaha. Adanya home industri

tape ketan juga memberikan kontribusi besar terhadap penambahan jumlah tenaga kerja yang

semakin dibutuhkan. Pemilihan lokasi home industri tape ketan berorientasi terhadap insitu

dalam penyediaan tenaga kerja karena sebagian besar mata pencaharian pokok penduduknya

bekerja sebagai pengrajin home industri tape ketan. Adanya home industri tape ketan

memberikan peluang besar untuk masyarakat sekitarnya hal ini dikarenakan penempatan home

industri di tempat yang banyak tenaga kerjanya menguntungkan secara ekonomis untuk para

pengusaha agar biaya transportasi untuk para pekerja tidak terlalu besar. Dapat diperkuat dari

teori lokasi menurut Abdurachmat dan E. Maryani (1997:48) yaitu :

1. Industri-industri yang cenderung didirikan di daerah bahan mentah, biasanya

Industri-industri ini memerlukan bahan mentah dalam jumlah besar, segar, dan

mengalami susut banyak dalam proses pengolahannya.

2. Industri-industri yang cenderung ditempatkan di daerah sumber tenaga, industri ini

biasanya memerlukan banyak energi (bahan bakar).

No. Biaya Hidup Pengusaha dan

Pengrajin Per Bulan

Pengusaha Pengrajin

F % F %

1. < Rp. 1.000.000,- 0 0 21 40,38

2. Rp. 1.100.000,- sampai Rp.

2.000.000,- 0 0 25 48,07

4. > Rp. 2.000.000,- 12 100 6 11,53

Jumlah 12 100 52 100

Page 23: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 23

3. Industri-industri yang cenderung ditempatkan di daerah sumber tenaga kerja

terutama industri yang memerlukan “Skilled Labor” dengan kemampuan khusus.

4. Industri-industri yang cenderung ditempatkan di daerah pasaran, dimana bahan-

bahan untuk keperluan industri mudah didapat atau didatangkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan adalah

kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke tempat

produksi yang berasal dari luar kota seperti Cirebon, Indramayu, Bogor dan Jakarta. Selain itu

cara penjualan tape ketan yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan,

dimana penyalurnya adalah keluarga sendiri. Hasil produksi tape ketan tidak hanya dipasarkan

di dalam negeri tetapi sampai ke luar negeri. Untuk mengambil bahan baku dan memasarkan

hasil produksi menggunakan mobil pick up.

Kondisi sosial ekonomi pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan keluarga dan

pendapatan dimana kedua faktor tersebut tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home

industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling

di utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan

hanya tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh

terhadap hasil dari produksi tape ketan itu sendiri, karena apabila tidak adanya keterampilan

dalam pembuatan tape ketan maka hasilnya pun akan mengalami kegagalan. Jadi hanya tangan

terampilah yang mampu membuat tape ketan dengan hasil yang baik. Kualitas home industri

tape ketan akan meningkat apabila sumber daya manusianya pun ditingkatkan. Pendapatan para

pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan akan tetapi untuk para pengrajin

pendapatannya relatif kecil. Apabila dalam pemenuhan kebutukan hidup yang kurang

mencukupi para pekerja sudah mensiasati dengan pekerjaan tambahan seperti membuka

warung, kuli bangunan, buruh dan sebagainya.

SIMPULAN

Perkembangan home industri tape ketan di Desa Tarikolot dari tahun 2010 sampai 2012

mengalami peningkatan, dapat dilihat dari jumlah kapasitas produksi yang semakin meningkat

dan berdampak terhadap investasi para pengusaha. Adanya home industri tape ketan juga

memberikan kontribusi besar terhadap penambahan jumlah tenaga kerja yang semakin

dibutuhkan. Pemilihan lokasi home industri tape ketan berorientasi terhadap insitu dalam

penyediaan tenaga kerja karena sebagian besar mata pencaharian pokok penduduknya bekerja

sebagai pengrajin home industri tape ketan. Adanya home industri tape ketan memberikan

peluang besar untuk masyarakat sekitarnya hal ini dikarenakan penempatan home industri di

Page 24: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

24 | Mita Friamita, dkk.

Eksistensi Home Industri Tape Ketan di Desa Tarikolot…

tempat yang banyak tenaga kerjanya menguntungkan secara ekonomis untuk para pengusaha

agar biaya transportasi untuk para pekerja tidak terlalu besar.

Faktor-faktor yang mempengaruhi eksistensi home industri tape ketan adalah

kemudahan memperoleh bahan baku karena bahan baku tersebut langsung diantar ke tempat

produksi yang berasal dari luar kota seperti Cirebon, Indramayu, Bogor dan Jakarta. Selain itu

cara penjualan tape ketan yang dipasarkan melalui pedagang kecil-kecilan atau asongan,

dimana penyalurnya adalah keluarga sendiri. Hasil produksi tape ketan tidak hanya dipasarkan

di dalam negeri tetapi sampai ke luar negeri. Untuk mengambil bahan baku dan memasarkan

hasil produksi menggunakan mobil pick up.

Kondisi sosial ekonomi pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan keluarga dan

pendapatan dimana kedua faktor tersebut tidak berpengaruh besar terhadap eksistensi home

industri tape ketan karena pada home industri tape ketan pendidikan non formalah yang paling

di utamakan walaupun sebagian besar para pengusaha dan pengrajin home industri tape ketan

hanya tamatan sekolah dasar. Keterampilan dalam pembuatan tape ketan sangat berpengaruh

terhadap hasil dari produksi tape ketan itu sendiri, karena apabila tidak adanya keterampilan

dalam pembuatan tape ketan maka hasilnya pun akan mengalami kegagalan. Jadi hanya tangan

terampilah yang mampu membuat tape ketan dengan hasil yang baik. Kualitas home industri

tape ketan akan meningkat apabila sumber daya manusianya pun ditingkatkan. Pendapatan para

pengusaha sebagian besar mengalami peningkatan akan tetapi untuk para pengrajin

pendapatannya relatif kecil. Apabila dalam pemenuhan kebutukan hidup yang kurang

mencukupi para pekerja sudah mensiasati dengan pekerjaan tambahan seperti membuka

warung, kuli bangunan, buruh dan sebagainya.

Pengaruh budaya penduduk terhadap eksistensi home industri tape ketan sangat

signifikan, dilihat dari hasil data di lapangan bahwa masih banyak beberapa home industri yang

masih bertahan sampai saat ini. Bahkan ada juga home industri dadakan yang memproduksinya

dikala Idul Fitri dan Idul Adha saja.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachmat, I dan E Maryani (1997). Geografi Ekonomi. Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS

IKIP Bandung.

Page 25: Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember ...

Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember 2013 | 25

Suryana. (2006). Kewirausahaan. Jakarta : Salemba Empat

Tambunan. (2002). Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Beberapa Isu Penting. Jakarta :

Salemba Empat