Top Banner
Husni Ahmad Khusaeri, S.Si., Apt.
49

ANTIINFLAMASI

Dec 26, 2015

Download

Documents

Arip Nurpriadi

mmmkjhgfdxcvbnhjnkuygtfdcvbnmjkl;pkjhbgvfcdxfcgvhbjnkml
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ANTIINFLAMASI

Husni Ahmad Khusaeri, S.Si., Apt.

Page 2: ANTIINFLAMASI

INFLAMASI

Page 3: ANTIINFLAMASI

RADANGADALAH RESPON VASCULER DAN SELULER DARI JARINGAN HIDUP

TERHADAP CIDERA

Inflamasi

Page 4: ANTIINFLAMASI

Perbaikan jaringan yang cidera

Page 5: ANTIINFLAMASI

Keberadaan Benda Asing

Dalam Jaringan: - Jaringan donor - Agen Biologis - Benda mati

Kerusakan Jaringan yang menimbulkan Nekrosa; Infark; Hemoragi; Thrombus

Terkait infeksi : Trauma fisik,

Radiasi, Racun, Suhu Ekstrim, Respon Imun.

Page 6: ANTIINFLAMASI

a. Rubor ( Redness ) = Kemerahanb. Kalor ( Heat ) = Panasc. Tumor ( Swelling ) = Bengkakd. Dolor ( Pain ) = rasa Sakite. Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu

Page 7: ANTIINFLAMASI

Agen kausatif, respon jaringan sekitar agen serta sel nekrotik di daerah radang akan menghasilkan mediator inflamasi

Mediator Inflamasi menginduksi vascula, aliran darah, dan mengaktifkan leukosit

Terjadinya vaso dilatasi arterioli maupun kapiler disekitar daerah radang menimbulkan perlambanan aliran darah dan leukosit mengalir ditepi lumen vasculer. ( Aliran non axial )

Page 8: ANTIINFLAMASI

Endothel kapiler meregang, timbul rongga, permiabilitas meningkat, plasma darah keluar terakumulasi di jaringan perivasculer.

Endothel menjadi lengket, leukosit menggelinding dan melekat ( adhesi ) pada permukaan endothel

Leukosit masuk ruang antar endothel (diapedesis) dan keluar dari vasculer (ekstravasasi)

Leukosit akan bergerak (migrasi) menuju agen causatif inflamasi

PROSES INFLAMASI

Page 9: ANTIINFLAMASI

Leukosit memfagosit baik agen asing, sel inang terinfeksi, maupun jaringan inang yang nekrotik degradasi agen secara enzymatik.

PROSES INFLAMASI

Page 10: ANTIINFLAMASI

PROSES INFLAMASI

Page 11: ANTIINFLAMASI

Respon VaskulerCidera aktivasi media inflamasi

vasodilatasi kapiler--------------------------------------------------------------Respon Seluler Aktivasi Leucosit

fagositosis

Page 12: ANTIINFLAMASI

a. Rubor ( Redness ) = Kemerahanb. Kalor ( Heat ) = Panasc. Tumor ( Swelling ) = Bengkakd. Dolor ( Pain ) = rasa Sakite. Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu

Page 13: ANTIINFLAMASI

a. Rubor ( Redness ) = Kemerahanb. Kalor ( Heat ) = Panasc. Tumor ( Swelling ) = Bengkakd. Dolor ( Pain ) = rasa Sakite. Fungsio laesa ( Loss Of Function ) = Fungsi jaringan / organ terganggu

Page 14: ANTIINFLAMASI

ANTI-INFLAMASI

Page 15: ANTIINFLAMASI

Anti-inflammatory

corticosteroid NSAIDNon Steroid Antiinflammation Drugs

Pembagian Antiinflamasi

Page 16: ANTIINFLAMASI

Anti-inflammatory

corticosteroid NSAIDNon Steroid Antiinflammation Drugs

Pembagian Antiinflamasi

Page 17: ANTIINFLAMASI

Bersifat kurang spesifik, dan telah digunakan bertahun-tahun untuk terapi inflamasi dan penyakit imunologis pada mata.

Untuk mencegah efek inflamasi: pembentukan jaringan ikat &neovaskularisasi

Lebih efektif pada fase akut

Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006

Page 18: ANTIINFLAMASI

Peran pada hampir semua aspek inflamasi:Vaskular:Permiabilitas pembuluh darah ↓

Selular :Penghambatan proliferasi limfosit (limfosit T), dengan imunitas selular ↓Penekanan kerja limfokin dalam migrasi makrofag dan produksi faktor pertumbuhan Inhibisi degranulasi netrofil granulosit, makrofag, sel mast, dan basofilsupresi sintesis asam arakidonat produksi prostaglandin ↓

Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006

Page 19: ANTIINFLAMASI

Prednisolone

Studi menunjukkan bahwa Prednisolone memiliki efektivitas anti-inflamasi terbesar dibanding steroid topikal mata lainnya.

Prednisolone acetate 1% merupakan steroid topikal mata yang paling efektif untuk terapi uveitis dan inflamasi kornea.

Dapat digunakan pada inflamasi berat mata seperti episkleritis, iritis, luka bakar kimiawi atau thermal pada kornea.

Reveiw of optamometry; June 2006Reveiw of optamometry; June 2006

Page 20: ANTIINFLAMASI

Dexamethasone

Pada konsentrasi yang sesuai, Dexamethasone secara klinis kurang efektif dibanding prednisolone dan berpotensi lebih besar dalam menaikkan Tekanan Intra Okular drug of second choice.

Reveiw of optamometry; June 2006Reveiw of optamometry; June 2006

Page 21: ANTIINFLAMASI

Fluorometholones

Memiliki sifat antiinflamasi yang cukup baik, tetapi juga menyebabkan peningkatan TIO sekunder.

Terdapat dalam dua bentuk formulasi: fluorometholone alkohol dan asetat.

Reveiw of optamometry; June 2006Reveiw of optamometry; June 2006

Page 22: ANTIINFLAMASI

Fluorometholone alkohol

Digunakan untuk menangani kondisi inflamasi sedang pada permukaan mata, memerlukan lama terapi yang panjang (hingga 3-4 minggu) seperti pada iridosiklitis kronik dan alergi.

Bermanfaat pada kondisi kronis o.k. Kurang menimbulkan peningkatan TIO

Reveiw of optamometry; June 2006Reveiw of optamometry; June 2006

Page 23: ANTIINFLAMASI

Fluorometholone acetate

Merupakan bentuk klinis yang lebih aktif. Menimbulkan efektivitas yang lebih besar.

Indikasi: bila terdapat efek samping dengan preparat kortikosteroid yang lain

Reveiw of optamometry; June 2006Reveiw of optamometry; June 2006

Page 24: ANTIINFLAMASI

Rimexolone

Cukup poten dan relatif aman, tapi tidak seefektif prednisolone acetate1% ; pengaruh pada TIO menyerupai fluorometholones.

Reveiw of optamometry; June 2006Reveiw of optamometry; June 2006

Page 25: ANTIINFLAMASI

Bentuk Sediaan:TopikalSistemikPeriokular

Page 26: ANTIINFLAMASI

Keuntungan: Dapat diberikan

didekat lokasi yang memerlukan indikasi untuk inflamasi segmen anterior

Dapat digunakan untuk salah satu mata saja

Menghindari efek sistemik

Kerugian:Terkadang dapat

terjadi supresi adrenal

Keratopati epitel bila penggunaan terlalu sering

Terkadang menimbulkan infeksi konjungtiva

Page 27: ANTIINFLAMASI

Peningkatan TIO Dapat menimbulkan kebutaan permanen bila tidak

terdeteksi/diterapi Meningkatkan kerawanan terhadap infeksi virus

atau jamur Berpotensi menimbulkan kebutaan

Penipisan sklera/kornea Berpotensi menimbulkan kebutaan

Penundaan atau gangguan penyembuhan luka Katarak

Page 28: ANTIINFLAMASI

• Digunakan pasca operasi untuk inflamasi pada mata

• Hanya boleh digunakan dibawah panduan dokter spesialis mata

• Dosis diturunkan bertahap sebelum dihentikan sepenuhnya• Dihentikan mendadak: rebound

effectMenimbulkan relaps

Tetes Mata Kortikosteroid

Page 29: ANTIINFLAMASI

TopikalPreparat:

prednisolone, dexamethasone, fluorometholone, remixolone

Mekanisme: menghambat pelepasan asam arakidonat dari

fospolipid dengan cara menghambat fosfolipase A2 Indikasi kegunaan inflamasi segmen

anterior pasca operasi, uveitis anterior, konjungitvitis alergi

berat, konjungtivitis vernal, pencegahan reaksi penolakan graft kornea, episkleritis, skleritis

Efek samping: rawan terhadap infeksi, glaukoma, katarak, ptosis,

midriasis, pelunakan sklera, atrofi kulit Prednisolone dan Dexamethasone paling poten

menimbulkan tekanan intraokular (TIO)

Page 30: ANTIINFLAMASI

Keuntungan: Mudah

pemberiannya: dengan tablet

Dapat mencapai seluruh mata dengan lebih baik

Kerugian:Terkadang dapat

terjadi supresi adrenal

Efek sistemik

Page 31: ANTIINFLAMASI

Peningkatan TIO Hipertensi Gula darah >> Berat badan

>/edema Gangguan sal cerna Gangguan psikiatrik

Osteoporosis Katarak Supresi adrenal

Page 32: ANTIINFLAMASI

Sistemik:Preparat:

prednisolone, cortisone, triamcinolone, depomedrol

Indikasi : inflamasi segmen posterior Uveitis posterior, neuritis optikus, arteritis

temporal anterior dengan neuropathy iskemikEfek samping:

Lokal: posterior subcapsular cataract, glaukoma, central serous retinopathy

Sistemik: supresi aksis hipofisis-adrenal, hyperglikemia, osteoporosis, ulkus peptikum, psikosis

Page 33: ANTIINFLAMASI

Pada pasien DM, gagal ginjal, hipertensi Sistemik: KI pada ulkus peptikum,

osteoporosis, psikosis Topikal: KI pada glaukoma KI pada sebagian besar infeksi, oleh

karena:Tidak membunuh bakteriMenurunkan resistensi terhadap

mikroorganismeMenyamarkan progresivitas infeksi

Page 34: ANTIINFLAMASI

Anti-inflammatory

corticosteroid NSAIDNon Steroid Antiinflammation Drugs

Pembagian Antiinflamasi

Page 35: ANTIINFLAMASI

Merupakan inhibitor sintesis prostaglandin dan berperan sebagai antiinflamasi dan analgesik

Keuntungan NSAID dibanding KS adalah bahwa NSAID tidak memicu penurunan aktivitas sistem pertahanan tubuh dan tidak meningkatkan TIO

NSAID tidak berinteraksi dengan sistem hemodinamik

Page 36: ANTIINFLAMASI
Page 37: ANTIINFLAMASI

Mekanisme kerja: menghambat cyclooxygenase (COX)

menghambat produksi prostaglandin

Terdapat 2 jenis COX: COX-1 – penting dalam kondisi non inflamasi

penghambatan COX1 dapat menghindari ESO (misal ESO lambung)

COX-2 – diinduksi pada kondisi inflamasi inhibisi COX-2 berperan dalam antiinflamasi

Aspirin, ibuprofen – menghambat COX-1 & COX-2

Page 38: ANTIINFLAMASI

Sebagian besar NSAID menghambat COX-1 dan COX-2

Penghambatan jalur sintetik dari asam arakidonat menjadi prostaglandin dapat menimbulkan peningkatan leukotrien yang dapat menimbulkan inflamasi

Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi serius pada beberapa pasien mis. Serangan asthma

Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 20062006

Page 39: ANTIINFLAMASI

Efek Antiinflamasi Prostaglandins merupakan mediator utama

inflamasi.

Efek Analgesik Penurunan inflamasi penurunan nyeri. Prostaglandin juga merupakan mediator nyeri pada

jaringan perifer inhibisi PG menimbulkan analgesi

Page 40: ANTIINFLAMASI

Efek antipiretik (=penurunan panas)

Saat inflamasi, endotoksin bakteri merangsang makrofag untuk melepaskan IL-1, suatu pyrogen (=agen yang menimbulkan demam) yang menstimulasi pembentukan prostaglandin E di hipotalamus dan meningkatkan set-point pengatur temperatur tubuh.

Page 41: ANTIINFLAMASI

Saat ini digunakan pada kondisi intra- dan pasca-operasi untuk menurunkan miosis pada saat operasi dan inflamasi yang mengikut operasi katarak dan laser trabeculoplasty.

Juga digunakan pada terapi dan pencegahan cystoid macular oedema dan konjungtivitis alergika.

Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998

Page 42: ANTIINFLAMASI

- Inflamasi segmen anterior mata, yang belum dapat ditentukan penyebabnya apakah dari virus atau bakteri, seperti pada edema kornea, edema konjungtiva dan skleritis.

- Reaksi inflamasi oleh karena trauma- Neovaskularisasi kornea karena

penggunaan lensa kontak dan peradangan yang ditimbulkan

Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998Vale J; Ophthalm Physiol Opt 1998

Page 43: ANTIINFLAMASI

Preparat topikal NSAID yang dikenal:- Diclofenac sodico- Flubiprofene sodico- Ketorolac trometamina- Piroxicam- Indometacina- Suprofene

Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006Genevieuve N; Clinical and Experimental Optometry 2006

Page 44: ANTIINFLAMASI

Pada mata, preparat NSAID topikal lebih disukai daripada sistemik, oleh karena NSAID topikal memberikan konsentrasi obat yang lebih besar dengan kurang menimbulkan efek samping sistemik.

NSAID digunakan sebagai antiinflamasi dan antinyeri pada kondisi inflamasi non infeksi atau pasca trauma operasi.

Page 45: ANTIINFLAMASI

Topikal NSAID: jarang menimbulkan toksisitas sistemik

Toksisitas lokal: sensasi terbakar, tersengat, iritasi dan hiperemia konjungtiva kerusakan epital, penipisan kornea perforasi

Komplikasi kornea: pelunakan kornea (Diklofenak)

Page 46: ANTIINFLAMASI

Inflamasi (perioperatif) Nyeri (operasi refraktif) Alergi pada mata (jarang) Antiinflamasi pre-operatif dan Pasca operatif

Page 47: ANTIINFLAMASI

Reaksi lokal (rasa terbakar) Tidak menimbulkan peningkatan TIO Tidak menimbulkan potensiasi infeksi HSV

dan jamur Dapat menimulkan regresi pada operasi

refraktif Jarang: kerusakan kornea (diklofenak)

Page 48: ANTIINFLAMASI

E.g. ketorolac, diclofenac, flurbiprofen Mekanisme: inaktivasi of cyclo-

oxygenase Indikasi: pasca operasi, konjungtivitis

alergika ringan, episkleritis, uveitis rignan, cystoid macular edema, pra operasi untuk mencegah miosis pada saat operasi.

Efek Samping: reaksi lokal

Page 49: ANTIINFLAMASI

Terima Kasih