EKOLOGI dan DISTRIBUSI Mytilus edulisA. Mytilus edulis
Anna Ida Sunaryo P C551090011
1
Mytilus edulis atau sering disebut juga blue mussel merupakan
anggota kelas bivalvia. Meskipun Mytilus edulis sering disebut
sebagai blue mussel, namun ternyata warna cangkang yang dimiliki
spesies ini tidak hanya biru, ada yang berwarna ungu atau coklat
gelap. Sama halnya dengan spesies bivalvia yang lain, Mytilus
edulis juga memiliki dua keping atau belahan yaitu belahan sebelah
kanan dan kiri yang disatukan oleh suatu engsel bersifat elastis
disebut ligament. Pada bagian dalam cangkang berwarna putih,
seperti mutiara, dengan mantel yang agak keputihan atau kuning.
Pada cangkang juga terdapat dua buah otot adductor yang berfungsi
untuk membuka dan menutup kedua belahan cangkang tersebut. Otot
adductor bagian anterior berukuran kecil, sedangkan adductor
posterior memiliki ukuran yang besar. Pada spesies ini, tidak
ditemukan adanya sifon, tetapi terdapat pertautan antara filamen
dengan cilia. Mytilus merupakan hewan sessile dengan kaki kecil dan
memiliki bisus. Mytilus dewasa akan menempel pada substrat secara
permanen. Secara taksonomis, Mytilus edulis memiliki klasifikasi
sbb : Kingdom Phylum Class Subclass Order Family : Animalia :
Mollusca : Bivalvia : Heterodonta : Mytiloida : Mytilidae
Subfamily : Mytilinae Genus Species : Mytilus : Mytilus
edulis
Anna Ida Sunaryo P C551090011
2
Gambar Mytilus edulis (FAO Fisheries, 2010)
Blue mussel merupakan organism filter feeder dan scavenger.
Spesies ini akan mengambil makanan apa saja yang ditemukan di kolom
air yang memiliki ukuran cukup kecil untuk dimakan. Nicol (1960)
mengemukakan bahwa M.edulis biasanya mengkonsumsi organism atau pun
partikel yang memiliki ukuran minimal 2. Ukuran partikel optimal
yang efisien dikonsumsi adalah 7-8. Makanan blue mussel meliputi
fitoplankton, dinoflagelata, diatom yang berukuran kecil, flagelata
dan protozoa lainnya, detritus dan alga bersel satu.
B. Habitat Mytilus edulis Meskipun sebagian besar spesies
mussels hidup di daerah litoral, seluruh anggota family Mytilidae
juga memiliki kemampuan untuk hidup di daerah sublitoral. Mytilus
edulis tersebar di perairan yang luas, daerah intertidal hingga
subtidal. Spesies ini hidup mulai dari daerah yang pantai di
estuary dangkal hingga laut pada kedalaman mencapai 499 m. Beberapa
karakteristik habitat spesies ini adalah sbb : 1. Salinitas Mytilus
edulis merupakan organism eurihaline, yaitu organism yang dapat
mentolerir daerah dengan kisaran salinitas luas. Mytilus dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik bila berada pada daerah
bersalinitas yang mendekati salinitas estuaria. Bila Mytilus
terpaparkan pada daerah yang bersalinitas rendah pada jangka waktu
singkat, Mytilus akan menghentikan aktivitas makan mereka. Mytilus
juga menghentikan pertumbuhannya bila terpaparkan pada salinitas 18
. Namun demikian, bila dalam jangka waktu yang lama, M.edulis mampu
berdaptasi dengan baik pada salinitas rendah. Misalnya pada daerah
Baltic, M.edulis mampu beradaptasi dan berkembang dengan baik pada
salinitas 4-5 (Kautsky, 1982)
2. Temperatur
Anna Ida Sunaryo P C551090011
3
Selain sebagai organism eurihaline, M.edulis juga merupakan
organism euritermal. Mytilus mampu beradaptasi pada kisaran
temperature yang luas, bahkan Mytilus juga mampu bertahan hidup
hingga beberapa bulan pada kondisi beku. Spesies ini mampu
mentolerir temperature mulai dari suhu 50C hingga 200C, yang
merupakan perwakilan temperature pada daerah dingin hingga
subtropical. Kisaran temperature paling atas yang mampu ditolerir
oleh Mytilus adalah pada suhu 290C, sedangkan kisaran yang paling
rendah adalah pada suhu -100C. Kemampuan Mytilus dalam beradaptasi
terhadap temperature disebabkan karena adanya nucleating agents
yang dihasilkan oleh organ dalam Mytilus (haemolymph). Malone and
Dod (1967) mengemukakan bahwa temperature merupakan salah satu
faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan Mytilus. Mereka
menunjukkan bukti penelitian yang dilakukan oleh Moosop (1922)
yaitu bahwa pertumbuhan rata-rata terjadi pada saat temperature
perairan hangat, pertumbuhan paling lambat terjadi pada temperature
dingin. Di daerah subtropis, pertumbuhan Mytilus edulis terjadi
paling baik pada saat musim semi. Tidak hanya pertumbuhan Mytilus
yang dipengaruhi oleh temperature. Aktifitas silia yang dimiliki
oleh Mytilus juga sangat tergantung pada temperature. Peningkatan
temperature antara 0340C mengakibatkan aktivitas silia menjadi
meningkat sehingga konsumsi oksigen oleh Mytilus juga menjadi ikut
meningkat (Nicol, 1960) 3. Substrat Pada umumnya Mytilus
menempelkan bisus pada substrat. Oleh karena itu, Mytilus
membutuhkan daerah yang memiliki substrat kasar sebagai tempat
menempelnya. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan ditemukannya
juga Mytilus pada daerah bersubtrat lumpur yaitu menempel cobbles,
pebbles yang terdapat di sedimen lumpur tersebut. Meski demikan,
spesies ini akan tumbuh dan berkembang lebih baik pada daerah yang
berpasir atau berbatu. Tidak seperti anggota bivalvia pada umumnya,
Mytillus edulis dapat hidup di daerah intertidal. Hal ini karena
Mytilus mampu menutup rapat cangkangnya untuk mencegah kehilangan
air.
4. Kualitas Air Mytilus edulis merupaka organism yang mampu
melakukan toleransi yang cukup luas pada kondisi kualitas
lingkungan yang berbeda. Tidak hanya mencakup salinitas dan
temperature, tetapi
juga teramasuk keberadaan makanan. M.edulis mampu melakukan
adaptasi, baik secara morfologi, tingkah laku dan fisiologi,
terhadap fluktuasi keberadaan makanan, secara kualitas dan
kuntitas, termasuk juga variasi partikel organic dalam kolom air.
Keberadaan detritus organic dalam jumlah yang sangat berlebihan,
diperkirakan menjadi penyebab kematian Mytilus. Hal ini disebabkan
akumulasi yang berlebihan oleh Mytilus. Akan tetapi, sebagian besar
diduga penyebab kematiannya adalah karena terganggunya kualitas
perairan (Seed and Suchanek, 1992)
Anna Ida Sunaryo P C551090011
4
C. Distribusi Mytilus edulis
Gambar Persebaran Mytilus edulis (FAO Fishery Statistics, 2006
dalam FAO Fisheries, 2010) Mytilus edulis merupakan anggota
Mytilidae yang memiliki persebaran yang paling luas. Spesies ini
terdistribusi di di daeah empat musim (temperate), baik di belahan
bumi utara maupun selatan. Secara geografis, Mytilus edulis pantai
di utara Samudera Atlanktik, termasuk Amerika Utara, Eropa dan
utara Palearctic. Pada daerah Eropa, distribusinya tersebar mulai
dari White Sea di Rusia hingga selatan Perancis, sepanjang British
Isles, barat daya dan utara Inggris dan barat Scotland. Di daerah
Atlantik Bara, Mytilus ditemukan di utara Canada (FAO Fisheries,
2010). Pada daerah Amerika Utara, Mytilus edulis ditemukan di
Samudera Arctic hingga Cabo San Lucas Baja, California. Spesies ini
menghuni daerah pantai dangkal hingga dalam, terkadang di daerah
sublitoral hingga mencapai kedalaman 29 m. Terdistribusi juga di
perarian mid-litoral hingga sublitoral Samudera Arctic hingga
Carolina Selatan. Pada perairan Amerika Selatan, Mytilus edulis
ditemukan di perairan mid-litoral hingga sub litoral Valparaiso,
Chile hingga Terusan Beagle, selatan Brazil dan
Argentina. Di daerah Eropa, Mytilus edulis terdistribusi pada
daerah high litoral hingga sublitoral (Moore and Seed, 1986). Pada
perairan di daerah Asia, Mytilus ditemukan di daerah intertidal
Asamushi, utara Jepang dan Teluk Osaka. Di perairan ini, M.edulis
merupakan biota bentik yang hidup di substrat berbatu. Tsuchiya and
Nishihira (1986) menemukan bahwa di perairan Asamushi, terdapat
blue mussels bed yang memiliki komposisi beragam usia dengan jumlah
M.edulis yang melimpah. Tsuchiya (1979) berhasil membuat daftar
seluruh organism bentik yang menghuni pantai intertidal Asamushi
dan ternyata 80% dari total spesies adalah M.edulis. Bahkan lebih
lanjut, Tsuchiya juga menemukan bahwa pada blue mussels bed
tersebut ditemukan 80 spesies sebagai penghuninya. Pada belahan
bumi bagian selatan, Mytilus edulis ditemukan di Australia dan
Tasmania serta New Zealand. Pada perairan di Australia dan
Tasmania, Mytilus ditemukan di Fremantle, Western Australia hingga
Port Stephenss, New South Wales hingga Tasmania. Berada pada daeah
low-litoral hingga sublitoral. Umumnya hingga kedalaman 18 m. Di
New Zealand, spesies ini tersebar mulai dari sebalah utara dan
selatan pulau, pada perairan mid-litoral hingga sublitoral (Moore
and Seed, 1986) Daerah persebaran Mytilus dibatasi oleh dua faktor,
yaitu faktor fisika dan faktor biologi. Faktor Fisika Suhu,
dessication, ombak dan pasang surut merupakan faktor fisika yang
membatas distribusi M.edulis. Selain itu, faktor-faktor tersebut
juga mempengaruhi tingkat kelimpahan Mytilus. Suhu yang rendah,
merupakan penyebab tingginya kematian Mytilus. Penaikan suhu,
meskipun kecil akan sangat mempengaruhi tingkat survival Mytilus
edulis. Oleh karena itu, perairan yang memiliki fluktuasi suhu
tinggi, akan jarang atau bahkan tidak ada sama sekali ditemukannya
M.edulis. Meskipun spesies ini merupakan organism eurithermal.
Sedangkan ombak yang besar, mengakibatkan distribusi Mytilus sangat
terbatas jaraknya. Bila ombak perairan terlalu besar, Mytilus akan
mengalami kesulitas saat fase penempelan ketika masih berada dalam
kondisi juvenile. Bagi Mytilus dewasa pun, terkadang sulit untuk
mempertahankan posisi penempelannya. Faktor Biologi Meliputi
kompetisi, predator dan pergerakan larva : Kompetisi. Mussels
merupakan competitor yang efektif dan dominan. Namun demikian, bila
pada bed yang sama ada dua jenis mussels, maka kompetisi
interspesifik akan mengkibatkan salah satu spesies
Anna Ida Sunaryo P C551090011
5
kalah. Ada dua kemungkinan kompetisi interspesifik yang terjadi,
yaitu pasokan makanan yang terbatas dan ruang penempelan yang
terbatas. Predator. Keberadaan predator akan mempengaruhi tingkat
kelimpahan mussels di wilayah perairan tersebut. Semakin banyak
organism yang bertindak sebagai predator, maka kelimpahan mussels
akan makin berkurang. Sehingga, distribusinya juga akan makin
terbatas. Mytilus edulis merupakan organism menempel seperti
bivalvia lainnya. Penempelan bysus pada substrat sangat kuat dan
mengakibatkan spesies ini menjadi organism yang pasif. Mytilus
edulis akan cenderung tetap berada di tempat menempel, meskipun
terdapat predator pada perairan tersebut. Hal ini mengakibatkan
Mytilus edulis sangat mudah menjadi makanan predator tersebut. Bila
predator berada dalam jumlah yang banyak, tentu kelimpahan Mytilus
edulis akan makin berkurang atau bahkan habis. Predasi ini tidak
hanya saat Mytilus edulis dalam kondisi dewasa. Predasi saat dalam
fase larva dan juvenile pun ikut mempengaruhi distribusi Mytilus
edulis. Bila larva dan juvenile mengalami tingkat predasi yang
tinggi, tentu spesies ini tidak dapat terdistribusi secara luas.
Pergerakan Larva dan Juvenil. Saat Mytilus edulis berada dalam fase
larva dan juvenile, mereka merupakan biota planktonik yang berenang
mengikuti arus. Hal ini dilakukan hingga larva dan juvenile
menemukan tempat yang sesuai untuk menempel atau hingga persediaan
makanannya habis. Pergerakan larva dan juvenile yang terbatas,
tentu akan mengakibatkan distribusinya saat dewasa juga dalam jarak
yang dekat. D. Asosiasi Mytilus edulis Pertumbuhan serta aktivitas
biologi M.edulis seperti filtering, biodeposition, dipengaruhi oleh
proses-proses yang terjadi dalam komunitas asosiasinya. Rendahnya
kelimpahan larva Mytilus, dapat dijelaskan secara biologis, yaitu
kemungkinan adanya predasi dari organism yang berasosiasi. Tsuchiya
& Nishihira (1986) menjelaskan lebih lanjut bahwa pada siklus
hidupnya, setelah larva menempel di batuan, satu lapisan mussel bed
terbentuk. Seiring dengan perkembangannya, Mytilus memerlukan
daerah yang lebih luas untuk menetap. Hal ini menyebabkan beberapa
individu terdorong keluar dari bed dan sebagian lain semakin
menguatkan bisus pada batuan. Hal ini menyebabkan terbentuknya
double / multi layer mussel bed. Pada saat yang bersamaan, beberapa
mussel mengalami kematian. Sehingga struktur asosiasi akan
mengalami perubahan.
Anna Ida Sunaryo P C551090011
6
E. Peranan Ekologis Mytilus edulis
Anna Ida Sunaryo P C551090011
7
M.edulis memiliki kemampuan toleransi yang tinggi terhadap
kenaikan permukaan substrat. Hal ini menyebabkan M.edulis mampu
mengurangi tingkat kekeruhan kolom air akibat sedimen dengan
kemampuan suspensinya. M.edulis juga dapat meningkatkan kesuburan
perairan dengan
kemampuannya menjadi penangkap alga. M.edulis juga merupakan
penyedia makanan bagi organism lain, baik dalam bentuk blue mussel
beds yang luas maupun larva M.edulis. Organism yang menjadi
predator M.edulis misalnya Asterias vulgaris, Cancer spp dan
Carcinus spp, sedangkan organism pemangsa larva M.edulis misalnya
Nucella lapilluss, Tautogolabrus. Selain hal yang disebutkan di
atas, Mytilus edulis juga memiliki peranan penting sebagai
bioindikator kondisi suatu perairan. M.edulis yang cenderung pasif,
menempel dan menetap pada substrat, ternyata juga memiliki
kemampuan untuk melakukan akumulasi bahan pencemar, termasuk di
dalamnya adalah logam berat. Kemampuan tinggi dari Mytilus edulis
untuk beradaptasi dengan lingkungan, memampukan Mytilus
mengakumulasi pencemar tanpa mengganggu kehidupannya. Meskipun
beberapa adaptasi tentu akan dilakukan. Perubahan morfologi, jenis
kelamin dan kandungan kontaminan dalam tubuh M.edulis memudahkan
kita untuk mengetahui seberapa parah pencemaran yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKABarkati S. 1989. Population structure of Mytilus
edulis l. From Lindaspollene, Western Norway. Journal of Islamic
Academy of Sciences 2:3, 160-164 Bates J. A Mussel Hybrid Zone:
Genetics, Ecology and Evolution Implications for Aquaculture.
http://www.mun.ca/biology/dinnes/Mussels/Mussels.html (tanggal
akses 30 Januari 2010) Bierne N, Bonhomme F and David P. 2003.
Habitat Preference and The Marine-Speciation Paradox. The Royal
Society. Pub online 5 June 2003 FAO Fisheries. 2010.
http://www.fao.org/fishery/culturedspecies/Mytilus_edulis/en_files/Mytilus_edulis/en.htm
(tanggal akses 30 Januari 2010) Gosling E. 2003. Bivalve Molluscs :
Biology, Ecology and Culture. Australia, Fishing News Books Malone
PG and Dod JR. 1967. Temperature and Salinity Effects on
Calcification Rate in Mytilus edulis and Its Paleoecological
Implicatons.
Moore PG and Seed R. 1986. The Ecology of Rocky Coasts. New
York, Columbia University Press.
Anna Ida Sunaryo P C551090011
8
Mytilus edulis, blue mussel.
http://www.geog.mcgill.ca/climatechange/ReportsMap/mussellRpt.pdf
(tanggal akses 30 Januari 2010) Nicol JAC. 1960. The Biology of
Marine Animals. London, Sir Isaac Pitman & Sons Ltd Tsuchiya M.
1979. Quantitative survey of intertidal organisms on rocky shores
in Mutsu Bay, with special reference to the influence of wave
action. Bull. mar. Biol. Stn Asamushi, Tohoku Univ. 16: 69-86
Tsuchiya M and Nishihira M. 1986. Islands of Mytilus edulis as a
habitat for small intertidal animals: effect of Mytilus age
structure on the species composition of the associated fauna and
community organization. Marine Ecology - Progress Series. Vol. 31:
171-178, 1986
http://www.jncc.gov.uk/marine/biotopes/biotope.aspx--biotope=JNCCMNCR00001202.htm
akses 30 Januari 2010)
http://www.ukmarinesac.org.uk/communities/habitats-review/hr6_1.htm
(tanggal akses 30 Januari 2010) (tanggal