Page 1
STRATEGI PEMASARAN SELASAR SUNARYO ART SPACE
SEBAGAI WISATA SENI DI KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
Program Strata-1
Program Studi Industri Perjalanan
Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung
Disusun Oleh :
RUT CHRISTIYANI
201520472
PROGRAM STUDI INDUSTRI PERJALANAN
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG
2019
Page 2
ii
LEMBAR PENGESAHAN
STRATEGI PEMASARAN SELASAR SUNARYO ART SPACE
SEBAGAI WISATA SENI DI KOTA BANDUNG
NAMA : RUT CHRISTIYANI
NIM : 201520472
PROGRAM STUDI : STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Sukmadi, SE., MM NIP. 19700810 200605 1 001
Dr. R. Kusherdyana, M.Pd NIP. 19640630 198703 1 001
Bandung, 14 Agustus 2019
Mengetahui,
Kepala Bagian Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan,
Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc
NIP.19710506 199803 1 001
Menyetujui,
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung
Faisal, MM.Par.,CHE
NIP. 19730706 199503 1 001
Page 3
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :
Nama : Rut Christiyani
Tempat/Tanggal Lahir : Bekasi, 17 April 1997
NIM : 201520472
Program Studi : SIP
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi yang berjudul:
STRATEGI PEMASARAN SELASAR SUNARYO ART SPACE
SEBAGAI WISATA SENI DI KOTA BANDUNG ini adalah merupakan
hasil karya dan hasil penelitian saya sendiri, bukan merupakan hasil
penjiplakan, pengutipan, penyusunan oleh orang atau pihak lain atau cara-
cara lain yang tidak sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku di STP
Bandung dan etika yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali arahan
dari Tim Pembimbing.
2. Dalam Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini tidak terdapat karya atau
pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang atau pihak lain kecuali
secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah
dengan disebutkan sumber, nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar
pustaka.
3. Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, apabila dalam naskah
Tugas Akhir/Proyek Akhir/Skripsi ini ditemukan adanya pelanggaran atas
apa yang saya nyatakan di atas, atau pelanggaran atas etika keilmuan,
dan/atau ada klaim terhadap keaslian naskah ini, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh
karena karya tulis ini dan sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku
di Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung ini serta peraturan-peraturan terkait
lainnya.
4. Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bandung, 9 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Page 4
iv
Rut Christiyani
NIM. 201520472
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
peneliti dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan judul ―STRATEGI
PEMASARAN SELASAR SUNARYO ART SPACE SEBAGAI WISATA
SENI DI KOTA BANDUNG” dengan tepat pada waktu yang telah ditetapkan.
Pada kesempatan kali ini, peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada pihak – pihak yang telah membantu, memberikan bimbingan serta
dorongan selama pebyusunan usulan penelitian ini, yaitu kepada:
1. Bapak Faisal, MM.Par.,CHE, selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata
NHI Bandung.
2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc selaku Kepala Bagian
Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata
NHI Bandung.
3. Ibu Endang Komesti Sinaga SS., MM.Par., CHE, selaku Ketua Jurusan
Perjalanan.
4. Ibu Dwiesty Dyah Utami, MM.Par.,Msc, selaku Ketua Program Studi
Industri Perjalanan.
5. Bapak Dr. Sukmadi, SE.,MM, selaku Pembimbing I yang telah
memberikan dukungan, waktu dan arahan untuk peneliti.
6. Bapak Dr. R. Kusherdyana, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah
memberikan dukungan, waktu dan arahan untuk peneliti.
7. Selasar Sunaryo Art Space, yang telah bersedia memberikan izin
penelitian, membantu memberikan informasi dan kerjasamanya selama
observasi,
Page 5
v
8. Dosen – dosen serta staff Jurusan Perjalanan khususnya Studi Industri
Perjalanan yang telah membantu peneliti dalam penyusunan usulan
penelitian ini.
9. Keluarga peneliti, Ibu Risda Simbolon, Bapak Gindo Sitompul, Febri,
Daniel serta keluarga besar yang selalu mendoakan dan mendukung
peneliti.
Akhir kata peneliti menyadari bahwa masih banyak kesalan dalam usulan
penelitian ini, dengan kerendahan hati peneliti menerima kritik dan saran untuk
dapat memperbaiki laporan ini agar lebih baik lagi sehingga penelitian ini dapat
bermanfaat bagi banyak pihak.
Bandung, 9 Juli 2018
Rut Christiyani
Page 6
vi
ABSTRAK
Rut Christiyani. 2019. ―Strategi Pemasaran Selasar Sunaryo Art Space
Sebagai Wisata Seni Di Kota Bandung‖. Skripsi. Jurusan Perjalanan. Program
Studi Industri Perjalanan. Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. Pembimbing I. Dr.
Sukmadi, SE., MM. Pembimbing II. Dr. R. Kusherdyana, M.Pd
Dari banyak pilihan destinasi yang ada di provinsi Jawa Barat, yang
menjadi salah satu dari destinasi terfavorit yang diminati oleh wisatawan domestik
maupun wisatawan asing adalah Kota Bandung. Kota Bandung sendiri kaya akan
wisata seni, mulai dari gelanggang seni, sanggar seni hingga galeri seni yang salah
satunya sudah lama berdiri dan eksis hingga hari ini adalah Selasar Sunaryo Art
Space. Namun dalam tiga tahun terakhir terjadi penurunan yang signifikan untuk
jumlah pengunjung yang datang ke SSAS. Ketika terjadi kenaikan atau penurunan
jumlah pengunjung yang signifikan atau pun fluktuatif, itu dapat menjadi tolok
ukur bahwa strategi pemasaran suatu galeri seni telah berhasil atau belum
mempengaruhi minat khalayak untuk datang berkunjung ke galeri seni.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pemasaran dan
juga keunggulan daya saing yang dimiliki oleh SSAS dengan metode penelitian
kualitatif, mewawancarai narasumber internal dan eksternal juga dengan Analisis
AVAC untuk mengidentifikasi keunggulan daya saing.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa SSAS memiliki segmen pasar
terbesarnya adalah mahasiswa dan pekerja, dengan taret pasar single segment
taegetting dan posisi saing pasar sebagai galeri yang paling aktif serta keunggulan
daya saingnya dalam posisi strategi sustainable competitive advantage.
Kata kunci: strategi pemasaran, keunggulan daya saing, analisis AVAC
Page 7
vii
ABSTRACT
Rut Christiyani. 2019. “Marketing Strategy Of Selasar Sunaryo Art Space
As An Art Tourism In Bandung City” Thesis. Travel Department. Travel Industry
Study. Bandung Institute of Tourism. Supervisor I. Dr. Sukmadi, SE., MM.
Supervisor II. Dr. R. Kusherdyana, M.Pd
Many choices of destination in the province of West Java, one of the most
favorite destination that demanded by domestic and foreign tourists is Bandung
City. Bandung City itself is rich in art tourism, there are many art venues, art
studios to art galleries, one of which has long been established and exists to this
day is Selasar Sunaryo Art Space. But in the last three years there has been a
significant decreasing in the number of visitors that visiting Selasar Sunaryo Art
Space. When there is a significant or fluctuating increase or decrease in the
number of visitors, it can be a sign that the marketing strategy of an art gallery
has succeeded or has not affected the interest of the audience to come to the art
gallery.
The aim of this research was to find out marketing strategies and
competitive advantage of SSAS with qualitative research methods, interviewing
internal and external sources also with AVAC Analysis to identify the competitive
advantage.
The results showed that SSAS has the largest market segment of students
and workers, with the market targeting is single segment targeting and market
positioned as the most active art gallery and also the position of the competitive
advantage is in sustainable competitive advantage strategy.
Keywords: marketing strategy, competitive advantage, AVAC analysis
Page 8
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................................ vii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... x
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Fokus Penelitian ............................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 6
D. Keterbatasan Penelitian .................................................................................. 7
E. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 8
A. Kajian Teori .................................................................................................... 8
Pemasaran ................................................................................................. 8 1.
B. Penelitian Terdahulu ..................................................................................... 23
C. Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 26
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................... 27
A. Rancangan Penelitian ................................................................................... 27
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ................................................................. 28
Partisipan Penelitian ................................................................................ 28 1.
Tempat Penelitian .................................................................................... 28 2.
C. Pengumpulan Data ....................................................................................... 29
Studi Dokumentasi .................................................................................. 29 1.
Wawancara .............................................................................................. 29 2.
D. Analisis Data ................................................................................................ 31
Reduksi Data ........................................................................................... 31 1.
Penyajian Data......................................................................................... 32 2.
Page 9
ix
Menarik Kesimpulan dan Verifikasi ....................................................... 32 3.
E. Rencana Pengujian Keabsahan Data ............................................................ 32
Triangulasi ............................................................................................... 33 1.
F. Jadwal Penelitian .......................................................................................... 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................. 36
A. Hasil Penelitian ............................................................................................. 36
1. Strategi Pemasaran Selasar Sunaryo Art Space. ...................................... 36
2. Analisis AVAC. ...................................................................................... 42
B. Pembahasan .................................................................................................. 44
1. Strategi Pemasaran Selasaran Sunaryo Art Space. .................................. 44
2. Analisis AVAC. ...................................................................................... 55
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ........................................................... 66
A. SIMPULAN.................................................................................................. 66
B. IMPLIKASI .................................................................................................. 67
C. SARAN ........................................................................................................ 68
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 70
LAMPIRAN ...................................................................................................................... 72
PEDOMAN WAWANCARA 1 ................................................................... 72
PEDOMAN WAWANCARA 2 ................................................................... 73
PERTANYAAN ANALISIS AVAC ........................................................... 74
COMPETITIVE CONSEQUENCE SELASAR SUNARYO ART SPACE ... 78
KODING 1 ................................................................................................... 79
KODING 2 ................................................................................................... 81
KODING 3 ................................................................................................... 83
TRANSKRIP WAWANCARA 1 ................................................................. 85
TRANSKRIP WAWANCARA 2 ............................................................... 103
DOKUMENTASI ....................................................................................... 108
Page 10
x
DAFTAR GAMBAR
NOMOR JUDUL GAMBAR
HALAMAN
1. LIMA STRATEGI DASAR DALAM TARGETTING
2. KOMPONEN ANALISIS AVAC
3. KERANGKA PEMIKIRAN PENELITI
4. MODEL TRIANGULASI
5. PUSTAKA SELASAR
6. RUANG PAMERAN SELASAR SUNARYO ART SPACE
14
18
25
33
46
51
Page 11
xi
DAFTAR GRAFIK
NOMOR JUDUL GRAFIK
HALAMAN
1. TINGKAT KUNJUNGAN KE SELASAR SUNARYO ART
SPACE TAHUN 2014 – 2018
2. REKAPITULASI PENGUNJUNG REMAJA,
MAHASISWA DAN PEKERJA TAHUN 2014 - 2018
4
44
Page 12
xii
DAFTAR TABEL
NOMOR JUDUL TABEL
HALAMAN
1. PENELITIAN TERDAHULU
2. JADWAL PENELITIAN
3. PROGRAM SELASAR SUNARYO ART SPACE
4. AKTIVITAS YANG DISELENGGARAKAN INSTANSI
DI SELASAR SUNARYO ART SPACE
5. ENTRANCE FEE SELASAR SUNARYO ART SPACE
6. COMPETITIVE CONSEQUENCE
22
34
49
54
61
75
Page 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, sektor pariwisata Indonesia mengalami banyak peningkatan
yang signifikan. Peningkatan ini dapat dilihat dari berbagai penghargaan yang
didapat dan prestasi yang telah dicapai dari banyak pihak penyelenggara di skala
internasional. World Travel and Tourism Council (WTTC) (2018:2) mencatat
Indonesia menempati peringkat sembilan dalam data WTTC Travel & Tourism
Power And Performance Top 30. Selain itu, khususnya Pulau Jawa, Bali dan
Lombok juga mendapat penghargaan dari majalah Travel + Leisure sebagai Pulau
Terbaik Dunia Tahun 2018 yang menduduki peringkat pertama, kedua, dan ketiga,
Kayak Travel Awards juga ikut memberikan penghargaan kepada Indonesia
sebagai destinasi favorit untuk liburan pantai dan juga DestinAsian Magazine
memberikan Reader‘s Choice Awards dalam kategori Pulau Terbaik di Asia
Pasifik.
Dari banyak pilihan destinasi yang ada di Indonesia, khususnya provinsi
Jawa Barat, yang menjadi salah satu dari destinasi terfavorit yang diminati oleh
wisatawan domestik maupun wisatawan asing adalah Kota Bandung. Kota
Bandung telah mendapat banyak penghargaan dari berbagai pihak, beberapa
diantaranya yaitu Indonesia Attractiveness Award (IAA) 2017 yang di dapat dari
Tempo Media Grup bekerja sama dengan Frontier Consulting Grup sebagai Kota
Page 14
2
Terbaik untuk Kategori Pariwisata, selain itu Kota Bandung juga mendapat
penghargaan sebagai ASEAN Clean Tourist City Standard Award atau Kota
Wisata Bersih dari ASEAN Tourism Forum 2018 yang diberikan dalam event
ASEAN Tourism Association (ASEANTA) pada tahun 2018 di Thailand. Ridwan
Kamil juga mengatakan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung
70% berasal dari industri pariwisata yang membuat ekonomi Kota Bandung
tumbuh 7,6% diatas rata-rata Indonesia yaitu 5% (Bandung.go.id, 2017).
Pertumbuhan ini tidak terlepas dari banyaknya pilihan wisata yang
ditawarkan kota Bandung. Wisata alam, buatan dan budaya di Kota Bandung
sangat beragam dan memiliki keunikannya masing – masing. Kondisi geografis
Kota Bandung membuat kota ini memiliki iklim sejuk yang sangat berbeda
dengan daerah perkotaan lainnya sehingga menjadi salah satu alasan banyak
wisatawan dari berbagai daerah datang untuk singgah dan merasakan kesejukkan
Kota Bandung. Tidak hanya itu, wisata buatan seperti gedung – gedung museum
atau peninggalan – peninggalan yang ada di Kota Bandung sangat kaya akan nilai
- nilai sejarah yang mengedukasi dan juga wisata unik lainnya yang sedang
berkembang saat ini yaitu wisata swafoto telah tersedia. Selain itu, terdapat wisata
kuliner dan juga perbelanjaan yang sudah terkenal.
Kota Bandung sendiri kaya akan wisata seni, mulai dari gelanggang seni,
sanggar seni hingga galeri seni. Perkembangan wisata seni di Kota Bandung
mengalami banyak peningkatan dalam lima tahun terakhir, telah banyak inisiasi
telah dilakukan oleh para individu seniman maupun juga kelmpok pekerja seni
lainnya dalam membangun ruang – ruang seni dan juga dalam mengembangkan
Page 15
3
program – program seni yang dapat dinikmati oleh semua kalangan sehingga
dapat menarik minat pengunjung untuk melakukan perjalanan ke Kota Bandung.
Terdapat banyak galeri seni yang populer dikunjungi oleh pengunjung dari
berbagai daerah, seperti Nuart Sculpture Park, Lawangwangi dan salah satu galeri
seni yang sudah lama berdiri dan eksis hingga hari ini di Kota Bandung adalah
Selasar Sunaryo Art Space (yang selanjutnya disebutkan SSAS).
SSAS yang berlokasi di Bukit Pakar Timur Kota Bandung ini adalah
sebuah organisasi nirlaba dan galeri seni yang bertujuan untuk mendukung
pengkajian seni, pengembangan praktik dan kebudayaan visual yang ada di
Indonesia. SSAS sendiri didirikan pada tahun 1998 oleh Sunaryo dan yang
menjadi tujuan utama dari SSAS adalah mengedukasi masyarakat yang tercermin
program-program seni kontemporer yang dilaksanakan melalui diskusi, pameran,
residensi dan juga lokakarya. Sebagai salah satu pusat kesenian dan kebudayaan
yang ada di Kota Bandung, SSAS menyelenggarakan macam - macam kegiatan
yang berhubungan dengan disiplin-disiplin ilmu seni lain seperti desain, kriya,
seni pertunjukan, sastra dan juga arsitektur. Telah banyak kegiatan seni yang
sudah diselenggarakan oleh SSAS dapat dibuktikan dengan banyaknya jumlah
pengunjung yang datang ke SSAS untuk berpartisipasi terlampir pada Grafik 1:
Page 16
4
GRAFIK 1
TINGKAT KUNJUNGAN
KE SSAS TAHUN 2014 – 2018
Sumber: Pengelola SSAS
Dari grafik diatas dapat diketahui bahwa dalam tiga tahun terakhir terjadi
penurunan yang signifikan untuk jumlah pengunjung yang datang ke SSAS.
Ketika terjadi kenaikan atau penurunan jumlah pengunjung yang signifikan atau
pun fluktuatif, itu dapat menjadi tolok ukur bahwa suatu galeri seni telah berhasil
atau belum mempengaruhi minat khalayak untuk datang berkunjung ke galeri
seni. Selain itu, data jumlah pengunjung juga dapat memberikan suatu asumsi
bahwa galeri seni dapat menjadi alternatif terbaru bagi masyarakat luas dalam
menghabiskan liburannya dan juga sebagai wadah untuk mendapatkan
pengalaman yang berbeda dan unik dalam menikmati masa liburan.
Tahap penting dalam proses perencenaan pemasaran yang strategis adalah
menentukan strategi pemasaran bagi museum atau galeri yang bertujuan untuk
mencapai tujuannya serta memenuhi visi dan misi yang telah diciptakan (Kotler et
al. 2008:93). Salah satu hal yang dapat menjadi tolok ukur keberhasilan
10216
19156
24382
18293 16153
2014 2015 2016 2017 2018
Page 17
5
manajemen galeri seni dalam menjalankan program – program yang telah
direncanakan adalah strategi pemasaran yang digunakan untuk meningkatkan
jumlah pengunjung.
Strategi pemasaran sangat penting untuk diidentifikasi secara aktual dan
dilaksanakan dengan baik supaya dapat menjangkau pasar yang tersedia. Kotler et
al. (2016:25) menjelaskan terdapat tiga dimensi dalam strategi pemasaran yaitu
Segmentation, Market Targetting dan Market Positioning (STP).
Segmentation atau segmentasi pasar (Tjiptono 2008:69) secara garis besar
adalah proses dimana perusahaan membagi keseluruhan pasarnya yang pada
awalnya bersifat heterogen ke dalam segmen – segmen tertentu. Perusahaan
memandang suatu pasar yang terdiri dari banyak bagian yang lebih kecil yang
masing – masing bagian memiliki karakteristik berbeda. Sedangkan Market
Targeting atau target pasar didefinisikan oleh Ferrell dan Hartline (2013:142)
adalah proses dimana perusahaan menentukan daya tarik dari segmen – segmen
yang ada yang sesuai dengan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki
perusahaan. Market Positioning atau posisi saing pasar merupakan proses
perusahaan dalam mengembangkan dan mengkomunikasikan perbedaan –
perbedaan yang berarti antara produk perusahaan dengan produk pesaingnya yang
melayani sasaran pasar yang sama dan Kotler et al. (2008:132) mengatakan bahwa
dalam menentukan posisi saing pasar melibatkan keunggulan daya saing yang
dimiliki.
Page 18
6
Selanjutnya, peneliti akan menghubungkan strategi pemasaran SSAS
dengan daya saing SSAS dibandingkan dengan pesaingnya dengan cara
mengetahui aktivitas (activity) yang ditawarkan oleh SSAS, nilai (value) yang
unik untuk pengunjung yang dibuat oleh SSAS, kelayakan (appropriability) dari
nilai yang telah dibuat oleh SSAS dan selanjutnya adalah perubahan (change)
yang akan dirubah oleh SSAS agar lebih unggul dan bersaing dengan galeri seni
lainnya atau kompetitornya di bidang yang sama yang dapat disebut juga
kenggulan daya saing atau competitive advantage.
Dengan adanya permasalahan yang ditemukan, peneliti menduga bahwa
masalah-masalah tersebut berhubungan dengan strategi pemasaran yang menurut
Kotler et al. (2016:25) yaitu Segmentation, Market Targetting dan Market
Positioning (STP) yang selanjutnya akan peneliti analisis kembali daya saing
SSAS dengan cara mengetahui kenggulan daya saing SSAS di antara pesaingnya.
Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui strategi pemasaran untuk SSAS agar
dapat menaikkan jumlah pengunjung dengan mengangkat judul ―STRATEGI
PEMASARAN SELASAR SUNARYO ART SPACE SEBAGAI WISATA
SENI DI KOTA BANDUNG”
B. Fokus Penelitian
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah strategi pemasaran SSAS
sebagai wisata seni di Kota Bandung.
C. Tujuan Penelitian
Page 19
7
Yang menjadi tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana
strategi pemasaran Selasar Sunaryo Art Space.
D. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian yang dirasakan oleh peneliti adalah kesulitan
untuk mencari teori keunggulan daya saing (competitive advantage) yang sesuai
dengan topik yang diteliti dan menyesuaikan teori strategi pemasaran yang tepat
untuk organisasi nirlaba.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis:
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan menjadi sarana untuk
memperkaya pengetahuan, wawasan dan juga pembelajaran mengenai strategi
pemasaran dan sebagai masukan untuk peneliti serta pihak - pihak lainnya yang
memiliki minat dalam bidang penelitian strategi pemasaran.
2. Manfaat Praktis:
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan menjadi bahan masukan serta
saran yang dapat digunakan dalam melakukan strategi pemasaran bagi pengelola
SSAS.
Page 20
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Pemasaran 1.
Pemasaran memainkan peranan sangat penting dalam industri perjalanan,
karena produk yang ditawarkan dari industri ini bersifat intangible (tidak dapat
disentuh atau diraba). Oleh sebab itu, untuk mengkonsumsi produk yang
ditawarkan dari industri ini, wisatawan atau pengunjung harus merasakan secara
langsung yaitu dengan cara melakukan perjalanan dengan moda transportasi yang
ditawarkan lalu setelah itu sampai di destinasi tujuan yang mana masing – masing
destinasi memiliki nilai yang berbeda – beda secara individu untuk tiap wisatawan
atau pengunjung.
Menurut Wijatno (2009:172) pemasaran sangat penting bagi suatu industri
karena tanpa adanya pemasaran suatu industri akan kehilangan dorongan untuk
bertahan dan bersaing yang selanjutkan berakibat pada kemunduran dari industri
tersebut, bahkan dapat mengakibatkan kekalahan dalam persaingan.
Kotler dan Keller (2016:27) menjelaskan bahwa pemasaran dapat
dipahami secara sederhana yaitu perpaduan dari seni dan ilmu dalam memilih dan
menggapai target pasar, menjaga target pasar yang sudah dimiliki dan
meningkatkan jumlahnya dengan cara menciptakan, memberikan serta
mengkomunikasikan keuntungan dan manfaat kepada customer dengan tujuan
Page 21
9
utama dari adanya pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami kebutuhan
produk atau pelayanan yang tepat untuk customer.
Menurut American Marketing Association dalam Kotler dan Keller
(2016:27) ―Marketing is the activity, set of institutions, and processes for
creating, communicating, delivering, and exchanging offerings that have value for
customers, partners, and society at large.‖ dari pengertian ini memiliki maksud
bahwa pemasaran merupakan suatu aktivitas, kumpulan institusi dan juga proses
untuk menciptakan, mengkomunikasikan, memberikan dan bertukarnya
penawaran yang memiliki nilai (value) bagi customer, rekan – rekan dan
masyarakat luas.
Adapun Cannon et al. (2008:8) mengartikan pemasaran sebagai suatu
aktivitas yang memiliki tujuan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan oleh
perusahaan, yang dilakukan dengan cara perusahaan mengantisipasi kebutuhan -
kebutuhan yang dimiliki pelanggan serta mengalihkan barang atau jasa dari
produsen yang akan memenuhi kebutuhan dari pelanggan. Tujuan pemasaran
yaitu mengidentifikasi apa yang dibutuhkan oleh pelanggan dan memenuhi
kebutuhan - kebutuhan tersebut.
Dari pengeritan diatas dapat disimpulkan bahwa pemasasaran adalah
kegiatan untuk mencapai sasaran perusahaan dalam menangkap target pasar dan
meningkatkannya dengan cara mengkomunikasikannya kepada customer
mengenai kebutuhannnya sehingga produsen dapat mengetahui, memahami dan
memenuhi kebutuhan dari customer itu sendiri.
Page 22
10
Pemasaran yang berhasil dapat diwujudkan jika perusahaan memiliki
strategi pemasaran yang tepat dan melaksanakannya dengan baik. Strategi
pemasaran menurut Solomon et al. (2018:202) menyebutkan bahwa ada tiga
langkah – langkahnya yaitu segmentasi pasar (segmenting), target pasar
(targeting) dan posisi pasar (positioning).
a. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran sangat menarik untuk diteliti karena berhubungan erat
dengan mempengaruhi orang dan tidak akan pernah stagnan. Strategi pemasaran
merupakan perpaduan antara seni dan keilmuan untuk mencari cara memberikan
nilai – nilai yang berbeda kepada setiap individu dengan cara memenuhi
kebutuhan dan keinginan customer sebagaimana dengan kebutuhan dan keinginan
produsen.
Definisi strategi pemasaran menurut Kotler dalam Soegoto (2014:164)
adalah suatu pola pikir pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan
pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi yang spesifik untuk pasar
sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran
pemasaran. Selain itu Kotler et al. (2016:25) mengartikan strategi pemasaran
sebagai seleksi dan penetapan segmen pasar (segmentation), target pasar (market
targeting) dan penentuan posisi saing pasar (market positioning) dan juga
pengembangan bauran pemasaran.
Tjiptono (2014:164) juga mendefinisikan bahwa strategi pemasaran adalah
alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai tujuan dari perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui
Page 23
11
pasar yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani
pasar sasaran tersebut.
Sedangkan menurut Ferrell dan Hartline (2013:17) menjelaskan bahwa
strategi pemasaran adalah rencana bagaimana perusahaan dapat menggunakan
kekuatan dan kemampuannya untuk cocok dalam kebutuhan dan keinginan pasar.
Dari definisi – definisi yang telah dijabarkan, dapat ditarik kesimpulannya
bahwa strategi pemasaran merupakan alat yang direncanakan untuk mencapai
tujuan dari perusahaan dengan cara menetapkan segmen pasar (segmentation),
target pasar (market targeting) dan posisi saing pasar (market positioning).
1) Segmentasi Pasar (Segmentation)
Segmentasi pasar dapat membantu sebuah museum untuk memahami
pengunjungnya dan juga potensi pengunjungnya (Kotler et al. 2008:117). Menurut
Kotler dan Keller (2016:27) segmentasi pasar terdiri dari sekelompok pelanggan
yang memiliki kesamaan dari segi kebutuhan dan juga keinginan. Menyusun
segmentasi pasar berarti mengirisnya kedalam beberapa variable agar marketer
dapat menyesuaikan program pemasaran untuk mengenail perbedaan masing –
masing customer. Terdapat empat variable dalam segmentasi pasar yaitu:
a) Segmentasi Geografis.
Segmentasi ini membagi customer secara geografis antara lain negara, provinsi
dan kota atau kabupaten.
Page 24
12
b) Segmentasi Demografis.
Segmentasi ini membagi customer secara demografis antara lain umur,
generasi, status, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.
c) Segmentasi Psikografis.
Segmentasi ini membagi customer secara psikografis yaitu gaya hidup dan
karakteristik pribadi dan tujuan (motives).
d) Segmentasi Perilaku
Segmentasi ini membagi customer secara perilaku antara lain sikap
terhadap produk, nilai yang dicari dalam produk, berapa kali mengkonsumsi
produk dan sensitivitas harga.
2) Target Pasar (Market Targeting)
Ferrell dan Hartline (2013:142) mengatakan bahwa setelah mengevaluasi
segmentasi pasar, marketer harus menentukan daya tarik dari segmen – segmen
yang ada, apakah itu memberikan peluang yang tepat dengan kemampuan dan
sumber daya perusahaan. Meskipun segmen pasar sesuai dengan kriteria untuk
ditangani lebih lanjut, bukan berarti perusahaan harus mengembangkannya,
segmen yang menarik mungkin saja mengalami penurunan karena berbagai
alasan, termasuk kurangnya sumber daya, tidak bersinergi dengan misi
perusahaan, persaingan yang terlalu ketat dan legalitas. Menurut Kotler et al.
(2008:129), tujuan dari penentuan target adalah untuk menarik juga
mengembangkan kelopok – kelopok yang ada, yang mungkin belum pernah
berkunjung atau masih belum terlibat ke dalam kegiatan – kegiatan yang ada.
Page 25
13
Berdasarkan hasil analisis dari setiap segmen, terdapat lima strategi dasar untuk
menentukan target pasar yaitu:
a) Single Segment Targeting.
Strategi ini digunakan ketika kemampuan perusahaan terikat kepada
kebutuhan dari suatu segmen pasar yang spesifik. Banyak perusahaan yang
menggunakan teknik ini karena sudah mengetahui bahwa perusahaan itu telah
menjadi spesialis di bidangnya, dengan kata lain perusahaan sangat mengerti
kebutuhan customer, preferensi dan gaya hidupnya.
b) Selective Targeting.
Perusahaan yang memiliki berbagai kemampuan di produk yang
kategorinya berbeda pada umumnya menggunakan strategi ini. Strategi ini
memiliki keuntungan yaitu bisa hanya memilih segmen yang memiliki
opportunities yang baik. Perusahaan harus teliti dalam memilih kobinasi produk
dan segmen dimana kemampuan perusahaan sesuai dengan kebutuhan customer.
c) Mass Market Targeting.
Hanya perusahaan besar yang dapat menggunakan strategi ini karena
strategi artinya memenuhi seluruh kebutuhan segmen pasar yang mana
memerlukan mdoal yang sangat besar.
d) Product Specialization.
Perusahaan menggunakan strategi ini ketika sudah menjadi ahli dalam satu
kategori produk dan dapat mempengaruhi segmen pasar berbeda lainnya.
Page 26
14
e) Market Specialization.
Strategi ini digunakan ketika perusahaan sudah mengetahui pengetahuan
yang luas dan ahli dalam satu pasar, kemampuan ini memberikan perusahaan
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan customer sekaligus menangani
permasalahan customer.
GAMBAR 1
LIMA STRATEGI DASAR DALAM TARGETTING
Single Segment
Targeting Selective Targeting
Mass Market
Targeting
M1 M2 M3
M1 M2 M3
M1 M2 M3
P1
●
P1 ●
P1 ● ● ●
P2
P2
●
P2 ● ● ●
P3
P3
●
P3 ● ● ●
Product
Specialization
Market
Specialization
M1 M2 M3
M1 M2 M3
P1 ● ● ●
P1
●
P2
P2
●
P3
P3
●
Sumber: Marketing Strategy: Text and Cases, 2013
3) Posisi Saing Pasar (Market Positioning)
Positioning merupakan seni dalam mengembangkan dan mengkomunikasikan
perbedaan – perbedaan yang berarti antara suatu produk perusahaan dengan
produk perusahaan pesaing lainnya yang melayani sasaran pasar yang sama.
Kotler et al. (2008:130) berpendapat bahwa prinsip positioning suatu museum
memiliki persamaan dengan positioning produk komersial dan dalam
mengindentifikasi elemen posisi saing ini dibutuhkan persepsi secara eksternal
juga harus mencari keunggulan daya saingnya.
Page 27
15
Beberapa strategi posisi saing pasar yang dapat diadopsi antara lain:
memposisikan galeri seni sebagai yang terbesar dan yang terunik di dalam suatu
area; galeri seni yang paling kreatif dan inovatif; sebagai tempat untuk santai dan
keluar hiruk pikuk perkotaan; atau tempat untuk belajar dan menjawab
pertanyaan. Terdapat empat kemungkinan positioning museum atau galeri seni:
a) Museum atau galeri seni yang pameran ilmiah yang serius.
b) Museum atau galeri seni yang dibuat untuk berinteraksi dengan kalangan
muda.
c) Museum atau galeri seni yang untuk orang dewasa yang mencari ilmu
literasi.
d) Museum atau galeri seni yang mencapai beberapa tujuan.
b. Kenggulan Daya Saing (Competitive Advantage)
Menurut David (2010:9) definisi dari kenggulan daya saing adalah segala
sesuatu yang dilakukan dengan sangat baik oleh perusahaan dibandingkan dengan
pesaingnya di industri yang sama. Kenggulan daya saing terjadi ketika suatu
perusahaan dapat melakukan sesuatu yang pesaingnya tidak dapat melakukannya
atau memiliki suatu keunggulan yang kompetitornya juga ingin memiliki
keunggulan tersebut. Namun pada umumnya, sebuah perusahaan biasanya hanya
mampu untuk mempertahankan kenggulan daya saing untuk periode tertentu
karena ditiru oleh pesaingnya dan berdampak pada melemahnya keunggulan
perusahaan tersebut.
Page 28
16
Afuah (2009:17) menjelaskan bahwa kenggulan daya saing adalah tentang
bagaimana menciptakan dan melayakkan suatu value yang lebih baik dibanding
dengan pesaingnya; namun dalam menciptakan dan melayakkan suatu nilai
dibutuhkan kegiatan – kegiatan yang tepat dan sumberdaya yang relevan juga
kemampuan perusahaan. Bahkan akan selalu ada elemen perubahan dalam
komponen kegiatan perusahaan baik secara internal perusahaan atau lingkungan
eksternal.
Afuah (2019:18) juga mendefinisikan kenggulan daya saing pada
perusahaan adalah kemampuan untuk menghasilkan keuntungan perusahaan yang
lebih tinggi daripada tingkat rata-rata keuntungan pasar dengan bidang yang sama.
Langkah penting dalam memperoleh kenggulan daya saing adalah menciptakan
nilai (value) yang unik untuk costumer; namun untuk menciptakan value yang
unik, perusahaan harus membuat kegiatan – kegiatan (activities) yang efektif
dalam menambahkan value; kegiatan – kegiatan yang dilakukan perusahaan harus
dibuat dari sumber daya yang relevan dan kemampuan – kemampuan lainnya.
Tidak hanya value yang unik yang dibutuhkan untuk membuat suatu perusahaan
memiliki kenggulan daya saing , namun juga kegiatan – kegiatan itu harus dapat
dikatakan layak (appropriate) untuk mendapatkan value bagi costumer; dan
dalam kegiatan – kegiatan yang dibuat oleh perusahaan akan selalu ada elemen
perubahan (change) yang dapat menciptakan potensi untuk membangun dan
memanfaatkan peluang sebagai first-mover, menarik reaksi dari pesaing atau
mengidentifikasi dan merespon peluang dan ancaman dari pesaing.
Page 29
17
Porter dalam Nilsson dan Birger Rapp (2005:39) mendefinisikan
kenggulan daya saing adalah suatu fitur dalam perusahaan yang memiliki posisi
yang kuat dalam pasarnya karena memiliki nilai (value) yang unik bagi costumer.
Porter juga menjelaskan untuk menciptakan kenggulan daya saing , perusahaan
harus memiliki pengetahuan yang menyeluruh mengenai lingkungan eksternal dan
juga sangat penting utnuk mengerti secara rinci bagaimana perusahaan terbaik
memanfaatkan fungsi struktur internalnya dalam positioning produknya.
Dari pengertian - pengertian dapat disimpulkan arti dari kenggulan daya
saing adalah suatu nilai (value) yang unik untuk costumer yang dibuat oleh suatu
perusahaan agar dapat lebih unggul dan bersaing kompetitornya di bidang yang
sama.
Terdapat teknik analisis untuk mengetahui keunggulan daya saing dari
suatu perusahaan atau organisasi. Afuah (2009:65) menjelaskan secara rinci
mengenai teknik analisis AVAC (Activities, Value, Appropiability, Change).
Analisis AVAC merupakan metode yang digunakan bukan hanya untuk
mengeksplorasi potensi keunggulan dari strategi sebuah perusahaan dan membuat
rekomendasi yang dapat dilakukan perusahaan dalam memperbaiki strategi dan
performanya, namun juga dapat digunakan untuk mengeksplorasi potensi
keuntungan dari model bisnis, produk, teknologi, brand, segmentasi pasar,
peluang investasi, kerjasama gabungan, riset dan pengembangan, strategi korporat
dan lain – lain.
Page 30
18
Pada saat diaplikasikan oleh perusahaan, Analisis AVAC dapat
memberikan informasi dan data dalam bahasa bisnis yang umum yang dapat
digunakan dalam menjawab pertanyaan – pertanyaan strategi untuk pengambilan
keputusan.
GAMBAR 2
KOMPONEN ANALISIS AVAC
Sumber: Afuah (2009:39)
Terdapat empat komponen dalam Analisis AVAC yang merupakan
konsekuensi kompetitif atau komsekuesi yang terjadi dalam persaingan.
Komponen – komponen itu adalah Activities (kegiatan – kegiatan yang dilakukan
Competitive Consequence
(Konsekuensi Kompetitif)
Activities
(Kegiatan)
Value
(Nilai)
Appropiability
(Kelayakan)
Change
(Perubahan)
Page 31
19
oleh perusahaan), Value (nilai yang diciptakan oleh perusahaan untuk costumer),
Appropiability (kelayakkan dari nilai yang telah diciptakkan oleh perusahaan) dan
Change (perubahan).
Dalam setiap komponen, terdapat pertanyaan – pertanyaan utama yang
bersifat pertanyaan tertutup yang harus dijawab setelah ini meruncing pada
pertanyaan – pertanyaan teknis yang hasilnya akan menjawab pertanyaan –
pertanyaan strategi yang terdapat pada Lampiran 2.
Selanjutnya setelah pertanyaan utama telah dijawab, maka langkah yang
dilakukan adalah jawaban – jawaban tersebut dicocokkan dalam tabel konsekuensi
kompetitif (competitive consequences) yang terdapat dalam Tabel 7 pada
Lampiran sehingga dapat diketahui pada strategi apa perusahaan berada yang
hasilnya akan dapat memberikan rekomendasi – rekomendasi dalam memperbaiki
strategi perusahaan.
Pada tabel konsekuensi kompetitif dalam Tabel 7, ketika jawaban –
jawaban dari pertanyaan utama dimasukkan ke dalam tabel tersebut, maka dapat
diketahui perusahaan ada dalam strategi yang mana dan sedang dalam posisi
persaingan yang mana. Setiap strategi yang dibuat akan selalu menghasilkan
konsekuensi dalam persaingannya. Berikut adalah penjelasan mengenai strategi –
strategi yang ada pada tabel:
a. Strategi 1 (Sustainable Competitive Advantage)
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan menciptakan value
yang dapat diterima oleh costumer sebagai keunikan karena perusahaan mampu
Page 32
20
membuat value yang layak dan juga perusahaan memiliki sumber daya dan
kemampuan untuk melakukan kegiatan – kegiatan tersebut.
Page 33
21
b. Strategi 2 (Temporary Competitive Advantage)
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan menciptakan value
yang dapat diterima oleh costumer sebagai keunikan karena perusahaan mampu
membuat value yang layak namun perusahaan tidak bisa mengambil keuntungan
sebelum terjadinya perubahan (change) karena keunggulan dalam persaingannya
hanya bersifat sementara.
c. Strategi 3 (Temporary Competitive Advantage)
Perusahaan mampu membuat value unik untuk costumer, namun
kenggulan daya saingnya hanya bersifat sementara saja karena disini competitor
dapat mengimitasi dengan mudah.
d. Strategi 4 (Competitive Parity)
Perusahaan tidak dapat melayakkan value ataupun mengambil keuntungan
dari perubahan, meskipun perusahaan dapat menciptakan value dan
mengaplikasikannya dalam kegiatan – kegiatan perusahaan, karena strategi ini
hanya memiliki tujuan untuk setara dengan kompetitornya.
e. Strategi 5 (Competitive Parity)
Perusahaan memiliki sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan
kegiatan – kegiatan yang menciptakan value meskipun tidak ada keunikannya,
dalam posisi ini rentan terjadi perubahan.
Page 34
22
f. Strategi 6 (Competitive Disadvantage)
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tidak menciptakan
value yang unik untuk costumer dan tidak layak, dalam posisi ini perusahaan tidak
dapat bersaing dengan kompetitor dan hanya merugikan perusahaan saja.
Terdapat empat jenis persaingan dalam konsekuensi kompetitif:
a. Kenggulan daya saing yang Berkelanjutan (Sustainable Competitive
Advantage)
Strategi yang mengarah pada kinerja yang konsisten menggunguli
pesaingnya dalam jangka waktu yang lama.
b. Kenggulan daya saing Temporer (Temporary Competitive Advantage)
Strategi yang mengarah pada kinerja yang unggul namun hanya sementara
karena pesaing dapat mengimitasi strategi yang dilakukan oleh
perusahaan.
c. Kompetitif Seimbang (Competitive Parity)
Strategi yang mengarah pada kinerja yang tujuannya hanya untuk memiliki
level yang sama atau setara dengan pesaung dalam bidang yang sama.
d. Kerugian Kompetitif (Competitive Disadvantage)
Strategi yang mengarah pada kinerja perusahaan tidak dapat bersaing dan
merugikan perusahaan.
Page 35
23
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian – penelitian sejenis yang sudah
dilakukan sebelumnya dan menjadi bahan perbandingan dan kajian agar penelitian
ini lebih kuat dan relevan. Peneliti sudah merangkum berbagai penelitian yang
terkait pada topik penelitian peneliti yaitu pemasaran yang mengambil strategi
pemasaran sebagai sub topik. Peneliti sudah merangkumnya ke dalam TABEL 1:
TABEL 1
PENELITIAN TERDAHULU
Judul dan Peneliti Metode
Penelitian Hasil dari Penelitian Perbedaan
A STUDY ON
‗NON-MARKET
STRATEGY‘:
COMPETITIVE
ADVANTAGE FOR
FIRMS AND
INDIRECT
BENEFITS FROM
GOVERNMENT
AND INTEREST
GROUPS
(Dr. Shriprakash
Soni, Assistant
Professor,
Massachusetts
Insntitute of
Technology)
2015
Deskriptif
Kuantitatif dengan
teknik analisis
studi komparatif.
Populasi top
manager dari
bidang
Consulting,
Education, Event
Management
Firms, PR &
Media,
Service/Hospitality
and Transportation
dari negara
Thailand, India
Perancis, Jerman,
Amerika Serikat
dengan sampel 30
orang (Top
Manager dari
perusahaan)
1. Faktor Non-Market
yang mempengaruhi
perusahaan adalah
Pemerintah, Media
dan Interest Group.
2. Kebanyakan top
manager sudah
mengetahui faktor
Non-Market dan
sudah memulai
untuk
menanganinya.
1. Metodologi penelitian
yang digunakan
berbeda, peneliti
terdahulu
menggunakan
kuantitatif sementara
peneliti menggunakan
kualitatif.
2. Peneliti terdahulu
meneliti mengenai
keunggulan daya
saing untuk
perusahaan yang
didapat dari
Pemerintah dan
Kelompok sementara
peneliti meneliti
mengenai keunggulan
daya saing perusahaan
dari kompetitornya.
Page 36
24
MARKETING
STRATEGIES AND
THEIR IMPACT ON
MARKETING
PERFORMANCE
OF INDONESIAN
SHIP
CLASSIFICATION
SOCIETY
(PT. Biro Klasifikasi
Indonesia)
(Budi Rustandi
Kartawinata, Aditya
Wardhana, Telkom
University)
2015
Kuantitatif dengan
teknik analisis
linear berganda.
Populasi dari
penelitian adalah
kapal yang
menjadi anggota
PT. BKI dan
dengan sampel 200
penumpang yang
sudah pernah
menaiki kapal
yang menjadi
anggota PT. BKI
1. Strategi pemasaran
berpengaruh positif
kepada performa
pemasaran.
2. Bauran pemasaran
berpengaruh positif
terhadap performa
pemasaran.
3. Startegi pemasaran
berpengaruh positif
terhadap bauran
pemasaran.
4. Strategi pemasaran
dan bauran
pemasaran
berpengaruh
terhadap performa
pemasaran.
1. Metodologi penelitian
yang digunakan
berbeda, peneliti
terdahulu
menggunakan
kuantitatif sementara
peneliti menggunakan
kualitatif.
2. Peneliti terdahulu
meneliti mengenai
pengaruh strategi
pemasaran kepada
performa pasar
sementara peneliti
mengekplorasi
strategi pemasaran
dan keunggulan daya
saing dengan
kompetitornya.
MARKETING
STRATEGIES OF
MUSEUMS IN
QUEBEC AND
NORTHEASTERN
UNITED STATES
(Prof. Lise Héroux
dan Prof.
James Csipak, State
University of New
York)
2013
Kualitatif dengan
teknik analisis
studi komparatif.
Informannya
adalah 12 Museum
di Quebec
(Kanada) dan 12
Museum di
Vermont.
1. Target Pasar:
Museum di Quebec
menarik lebih
banyak orang
dengan latar
belakang
pendidikan tinggi
dibandingkan
dengan museum di
Vermont.
2. Promosi: Kedua daerah
masih
mempromosikan
museumnya di
koran.
1. Peneliti terdahulu
menggunakan banyak
sample sementara
peneliti terfokus pada
satu galeri.
2. Peneliti terdahulu
membatasi topik
strategi pemasaran
hanya sampai
segmentasi dan target
pasar sementara
peneliti
mengekplorasi sampai
dengan posisi saing
pasar.
Page 37
25
KONSEP
STRATEGI
PEMASARAN
MUSEUM
FATAHILLAH
SEBAGAI DAYA
TARIK WISATA DI
KAWASAN KOTA
TUA JAKARTA
(Nopi Widiyaswati,
Program Studi
Pariwisata,
Universitas Gadjah
Mada)
2013
Kuantitatif dengan
teknik Analisis
SWOT.
Populasinya
adalah wisatawan
yang berkunjung
ke Museum
Fatahillah dengan
sampel 100
wisatawan.
Museum Fatahillah
memiliki potensi fisik
maupun non-fisik.
Bauran pemasaran yang
telah dilakukan oleh
pengelola dinilai baik
oleh peneliti.
1. Peneliti terdahulu
melakukan evaluasi
konsep strategi
pemasaran yang telah
dilakukan sementara
peneliti melakukan
eksplorasi terhadap
strategi pemasaran
yang sedang
berlangsung.
Analisis Strategi
Keunggulan Bersaing
(Competitive
Advantage) Sektor
Usaha Kecil
Menengah di Kota
Gorontalo (Studi
Industri Meubel di
Kota
Gorontalo)
(Idris Yanto Niode,
Universitas Negeri
Surabaya)
2012
Kualitatif dengan
teknik Analisis
SWOT, IFA dan
EFA Matriks.
Informan
penelitian yaitu
Industri Meubel
yang masih masuk
dalam Sektor
Usaha Kecil.
Strategi meraih
keunggulan bersaing
industri meubel yang
ada dikota Gorontalo
dimasa yang akan
datang dapat dilakukan
dengan strategi Agresif
yaitu dengan cara
menurunkan harga,
mengembangkan
produk baru,
menambah kualitas
produk dan
meningkatkan akses
kepasar yang lebih luas.
1. Peneliti terdahulu
menggunakan
Analisis SWOT untuk
menemukan
keunggulan daya
saing sementara
peneliti menggunakan
Analisis AVAC yang
langsung menjurus
untuk menemukan
keunggulan daya
saing dari SSAS.
Sumber: Hasil Olahan Peneliti, 2019
Page 38
26
C. Kerangka Pemikiran
Penelitian ini mengeksplorasi mengenai strategi pemasaran dan
keunggulan daya saing dari Selasar Sunaryo Art Space. Dasar dari kedua variable
tersebut adalah pemasaran. Dalam pemasaran terdapat strategi pemasaran yang
harus dimiliki oleh suatu perusahaan untuk dapat bersaing. Strategi ini terdiri dari
segmentasi pasar, target pasar dan posisi saing perusahaan terhadap
kompetitornya di bidang yang sama.
Setelah mengetahui strategi pemasaran SSAS, peneliti mengaitkannya
dengan persaingan SSAS dengan galeri lainnya untuk mengetahui bagaimana
keunggulan daya saing yang dimiliki oleh SSAS yang tidak dimiliki oleh
kompetitornya di bidang yang sama.
Pemasaran
Strategi Pemasaran
Segmentasi Pasar
(Segmenting)
Target Pasar
(Targeting)
Posisi Saing Pasar
(Positioning)
Persaingan Pasar
Kenggulan Daya Saing
(Competitive Advantage)
GAMBAR 3
KERANGKA PEMIKIRAN PENELITI
Sumber: Kotler et al. (2016:25) dan Afuah (2009:17)
Page 39
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Raco (2010:2) mendefinisikan penelitian adalah kegiatan ilmiah yang
dilakukan secara bertahap, yang diawali dengan penentuan topik, lalu
pengumpulan data dan menganalisis data, sehingga didapat suatu pemahaman atas
topik, gejala dan pengertian atas topik gejala atau isu tertentu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.
Ghony dan Fauzan Almanshur (2016:25) menjelaskan bahwa metode penelitian
kualitatif adalah penelitian yang dapat menghasilkan temuan yang tidak dapat
dicapai dengan cara kuantitatif, melainkan dengan metode eksplorasi. Selain itu,
terdapat dua tujuan utama dari penelitian dengan metode kualitatif, yaitu yang
pertama adalah mengungkap dan menggambarkan dan kedua adalah
menggambarkan dan menjelaskan.
Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui strategi pemasaran untuk SSAS
ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan karakteristik deskriptif.
Penelitian kualitatif deskriptif adalah jenis penelitian yang data – datanya
dikumpulkan dalam bukan dalam wujud angka melainkan kata – kata dan gambar.
Data – data ini dapat berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,
dokumen pribadi atau memo dan dokumen resmi lainnya.
Page 40
28
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Partisipan Penelitian 1.
Penelitian dengassn metode kualitatif memperlakukan partisipannya
sebagai subjek dan bukan objek sehingga memberikan ruang yang besar kepada
pastisipan atau narasumber. Partisipan – partisipan dalam penelitian ini yaitu:
a. Sunaryo Soetono (SS), Pendiri SSAS.
b. Rosiyani Aman (RA), Manajer Internal SSAS.
c. Dea Aprilia (DA), Manajer Program SSAS.
d. Danuh Tyas P. (DTP), Kurator Galeri Soemardja ITB.
e. Loekman (L), Asisten bagian Program Budaya Goethe Institut.
Tempat Penelitian 2.
Tempat dari penelitian ini adalah Selasar Sunaryo Art Space. SSAS
merupakan salah satu galeri seni tertua di Bandung yang berdiri pada tahun 1998
dan terletak dikawasan perbukitan di Dago, Kota Bandung.
Fokus utama dari SSAS adalah pada penyelenggaraan program-program
seni rupa kontemporer, melalui pameran, diskusi, residensi & lokakarya. Sebagai
pusat kebudayaan, SSAS juga menyelenggarakan macam – macam kegiatan yang
berhubungan dengan disiplin-disiplin ilmu seni lainnya. Selain memajang koleksi
permanen, SSAS juga menyelenggarakan pameran-pameran tunggal atau
kolaborasi, dari Indonesia maupun mancanegara. Suasana yang asri dan bercita
rasa seni menjadi pembeda SSAS dengan galeri seni lainnya yang ada di Kota
Bandung dan juga akan memberikan pengalaman yang unik untuk tiap
pengunjung.
Page 41
29
C. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan hal yang esensial sebuah penelitian. Teknik
pengumpulan data merupakan langkah yang strategis, karena tujuan pokok
penelitian adalah untuk mendapatkan data (Ghony dan Fauzan Almanshur
2016:164). Penelitian ini menggunakan beberapa teknik dalam mengumpulkan
data, yaitu:
Studi Dokumentasi 1.
Sugiyono (2009:329) mendefinisikan bahwa studi dokumentasi merupakan
suatu teknik pengumpulan data yang dengan cara mempalajari dokumen untuk
mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti,
dokumen yang dipelajari merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, bisa
dalam bentuk tulisan, gambar atau karya – karya seseorang.
Studi dokumentasi dalam penelitian ini adalah data yang diminta dari
pengelola SSAS mengenai pengunjung yang datang ke SSAS dalam lima tahun
terakhir. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat mengetahui bagaimana profil
pengunjung yang datang secara geografis, demografis, psikografis dan perilaku
dari pengunjungnya.
Wawancara 2.
Ghony dan Fauzan Almanshur (2016:176) menjelaskan bahwa
penggunaan teknik wawancara ini didasarkan pada dua alasan yaitu yang pertama
adalah dengan wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui
dan dialami subjek yang diteliti, tetapi juga apa yang tersembunyi jauh di salam
subjek penelitian dan yang kedua, apa yang ditanyakan pada informan dapat
Page 42
30
mencakup hal – hal yang lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa
kini dan juga masa yang akan datang. Maksudnya adalah peneliti dapat secara
bebas dalam mengajukan pertanyaan dan juga leluasa, tanpa terikat oleh suatu
susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya oleh peneliti.
Teknik wawancara kualitatif menggunakan panduan wawancara yang
berisi butir – butir pertanyaan untuk diajukan kepada informan, hal ini bertujuan
untuk memudahkan peneliti dalam wawancara, penggalian data dan juga
informasi yang selanjutnya bergantung pada improvisasi peneliti di lapangan.
Penelitian ini menggunakan dua jenis teknik wawancara yaitu wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara Terstruktur.
Dengan teknik ini, pertanyaan – pertanyaan telah dirumuskan oleh peneliti
kepada informan diharapkan dapat menjawab dalam pertanyaan – pertanyaan
yang telah disusun oleh pewawancara. Wawancara terstruktur merupakan model
pilihan apabila pewawancara mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Tujuan
dari wawancara terstruktur yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk mengetahui
bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan oleh SSAS dan bagaimana
keunggulan daya saing SSAS dibandingkan dengan kompetitornya.
b. Wawancara Tidak Terstruktur.
Teknik ini bersifat luwes, susunan dapat diubah pada saat wawancara dan
disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan. Jadi wawancara ini merupakan kreasi
Page 43
31
interaksional dari kedua belah pihak. Teknik ini juga digunakan apabila peneliti
tidak mengetahui tentang apa yang tidak diketahuinya.
D. Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis dara dilakukan sebelum peneliti turun ke
lapangan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis data Model Miles dan
Huberman. Analisis data menggunakan model Model Miles dan Huberman
dilakukan dengan melalui tiga proses, yaitu:
Reduksi Data 1.
Analisis data melalui reduksi data sangat penting untuk dilakukan karena
pada saat peneliti memulai penelitian tentu akan mendapatkan banyak data,
relative beragam dan bahkan data – data yang rumit. Ghony dan Fauzan
Almanshur (2016:307) juga menjelaskan bahwa reduksi data merupakan suatu
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan
transformasi data mentah yang muncul dari catatan – catatan terttulis di lokasi
penelitian. Reduksi data ini berlangsung terus menerus selama kegiatan penelitian
bahkan hingga setelah penelitian.
Analisis yang dikerjakan peneliti selama proses reduksi data ialah
melakukan pemilihan tentang bagian data mana yang dikode, mana yang dibuang,
pola – pola mana yang meringkas sejumlah bagian yang tersebar, dan cerita –
cerita apa yang sedang berkembang. Dengan demikian, reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, membuang yang tidak
perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Page 44
32
Penyajian Data 2.
Setelah mereduksi data, langkah selanjutnya adalah menyajikan data (data
display). Dalam penelitian kualitatif, teknik penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk seperti grafik, tabel, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori,
flowchart dan sejenisnya. Semua dirancang untuk menggabungkan informasi yang
tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dalam menyajikannya,
data disusun ke dalam urutan sehingga strukturnya dapat dipahami.
Menarik Kesimpulan dan Verifikasi 3.
Setelah menyajikan data, yang dilakukan selanjutnya adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang ditemukan dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan terjadi perubahan jika tidak didukung
dengan bukti – bukti yang kuat yang digunakan untuk pengumpulan data
berikutnya.
Oleh sebab itu kesimpulan dalam penelitian kualitatif bisa jadi menjawab
rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal, namun tetap ada
kemungkinan bahwa kesimoulan tidak menjawab, karena seperti yang telah
dijabarkan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif
bersifat sementara dan terus berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
E. Rencana Pengujian Keabsahan Data
Satori dan Aan Komariah (2012:164) mengatakan bahwa data adalah
segala-galanya dalam penelitian, karena itu data harus benar-benar valid. Ukuran
validitas dalam suatu penelitian terdapat pada alat untuk menjaring data, apakah
Page 45
33
sudah tepat, benar dan sesuai untuk mengukur apa yang harus diukur. Peneliti
diuji ketepatannya dalam merancang fokus, menetapkan dan memilih informan,
menganalisis dan melaporkan hasil penelitian yang menunjukkan konsistensi satu
sama lain.
Triangulasi 1.
Untuk memeriksa keabsahan data, peneliti menggunakan teknik
pemeriksaan secara triangulasi yaitu teknik pemeriksaan dengan cara
membanding-bandingkan antara sumber, teori ataupun teknik penelitian
(Moeleong dalam Ibrahim, 2015:124). Ghony dan Fauzan Almanshur (2016:322)
juga menjelaskan bahwa triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain, data itu digunakan untuk keperluan
pengecekkan atau sebagai pembanding.
Teknik yang digunakan peneliti adalah triangulasi sumber, dimana peneliti
mewawancarai narasumber dalam waktu yang berbeda dan membandingkan hasil
wawancara narasumber satu dengan dua atau narasumber tiga untuk melihat
kesesuaian informasi yang didapatkan oleh peneliti dari setiap narasumber. Hal
yang demikian dapat dicapai dengan jalan:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakannya secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang – orang tenang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
Page 46
34
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan dari berbagai pihak.
5. Membandingkan isi wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
Dalam hal ini jangan sampai banyak mengharapkan bahwa hasil
perbandingan tersebut merupakan kesamaan pandangan, pendapat atau pemikiran.
Yang penting di sini ialah bisa mengetahui adanya alasan – alasan terjadinya
perbedaan – perbedaan itu. Agar dapat lebih mudah untuk dipahami, berikut
peneliti memberikan gambar mengenai triangulasi sumber:
GAMBAR 4
Model Triangulasi
Selanjutnya, peneliti menggunakan analisis AVAC untuk memverifikasi
kembali hasil wawancara dan juga dapat menghasilkan rekomendasi.
Data Dokumen
Narasumber 1
Narasumber 2
Narasumber 3, dsb
Situasi Lapangan
Telaah Dokumen Wawancara
Wawancara Wawancara Observasi
Page 47
35
F. Jadwal Penelitian
TABEL 2
JADWAL PENELITIAN
NO Kegiatan Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1 Observasi
2 Pengajuan TOR dan
Usulan Proposal
3 Pembuatan Usulan
Proposal
4 Seminar Usulan
Proposal
5 Revisi Usulan
Proposal
6 Pengumpulan Data
7 Penyusunan Skripsi
8 Pengumpulan Skripsi
9 Sidang Skripsi
Page 48
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini, strategi pemasaran merupakan alat yang direncanakan
untuk mencapai visi dan melaksanakan misi – misi yang telah dibuat oleh Selasar
Sunaryo Art Space dengan cara yaitu menetapkan segmen pasar, target pasar dan
posisi saing pasar Selasar Sunaryo Art Space di Kota Bandung. Setelah
menetapkan tiga elemen tersebut, peneliti juga dapat mengidentifikasi keunggulan
daya saing yang dimililiki agar menjadi jawaban atas fenomena penurunan jumlah
pengunjung yang dialami oleh Selasar Sunaryo Art Space. Berikut adalah hasil
penelitian yang ditemui oleh peneliti melalui wawancara terstruktur dan tidak
terstruktur:
1. Strategi Pemasaran Selasar Sunaryo Art Space.
a. Segmentasi pasar Selasar Sunaryo Art Space.
Dari hasil wawancara mengenai segmentasi pasar kepada pihak manajemen
(DA, RA) dan juga pendiri Selasar Sunaryo Art Space (SS), berikut adalah
segmentasi Selasar Sunaryo Art Space:
(Wawancara dengan Ibu Dea Aprilia selaku Manajer Program Selasar
Sunaryo Art Space) “Sebenarnya luas banget. terbuka sebanyak mungkin
lapisan masyarakat cuma yang perlu disadari juga kalau nggak semua
orang melihat seni rupa atau seni rupa kontemporer itu menarik atau jadi
kebutuhan. Kalau misalnya Selasar Sunaryo sendiri kan sebetulnya
Page 49
37
utamanya di galeri terus kegiatan utamanya itu pameran seni rupa jadi
orang-orang kita terbuka seluas mungkin lapisan masyarakat karena visi
misi kita tentang edukasi publik sebisa mungkin juga menjangkau bisa
menjangkau semua orang.”
(Wawancara dengan Ibu Rosiyani Aman selaku Manajer Internal Selasar
Sunaryo Art Space) “Dari banyaknya kegiatan yang dilakukan itu, segmen
otomatis akan terbentuk menurut saya. Karena setiap kita melakukan
pameran arsitek, pasti arsitek nanti yang kita undang, jadi ktia punya
database berdasarkan kegiatan yang berlangsung. Jadi misalnya kita ada
pameran tentang desain produk, pasti kita akan mengundang orang –
orang desain.”
(Wawancara dengan Bapak Sunaryo Soetono selaku pendiri Selasar
Sunaryo Art Space) “Orang – orang yang mempunyai ketertarikan seni
atau orang yang pengen belajar orang yang pengen tahu tentang seni itu.
Kalau untuk pendidikan, seni rupa udah jelas ya bagaimana mereka itu
mendapatkan sesuatu sesudah dari sekolah. Kalau untuk anak SMA, saya
ingin menebarkan embrio untuk mengenal seni dari Selasar Sunaryo.
SMA, anak muda, orang tua. Proporsional. Saya ingin orang tua paling
sedikit, anak muda sebanyak mungkin, SMA karena mereka biasanya
rombongan bisa menyebarkan bibit bibit seni, jam sekian tahun ini akan
memahami itu. Ya orang tua enggak juga enggak apa-apa.”
Dari hasil wawancara yang peneliti telah lakukan dengan semua informan
internal, dapat diketahui bahwa segmen pasar yang ditetapkan oleh Selasar
Sunaryo Art Space utamanya adalah pengunjung dengan jenjang pendidikan SMA
(15-18 tahun), mahasiswa (18-22 tahun) namun tidak menutup kemungkinan juga
untuk orang tua dapat menikmati karya seni yang ada di Selasar Sunaryo Art
Space.
Page 50
38
b. Posisi Saing Pasar Selasar Sunaryo Art Space sebagai wisata seni di Kota
Bandung (Eksternal).
Berikut adalah hasil wawancara dengan instansi (DTP dan L) yang telah
melakukan kerjasama dengan Selasar Sunaryo Art Space mengenai kegiatan atau
aktivitas yang ditawarkan oleh instansi kepada pengunjung:
―Karena pilihannya yang sekarang aktif itu kalau nggak di sini (Galeri
Soemardja), Selasar atau di Lawangwangi sama NuArt sih.” (Wawancara
dengan Bapak Danuh Tyas Pradipta selaku Kurator Galeri Soemardja, ITB)
“Selasar Sunaryo udah dibilang settle. Program residency yang salah satunya
diselenggarakan oleh Selasar Sunaryo dan karena sistem dan manajemen
yang sudah baik, residensi dari luar negeri pun berani untuk megang Selasar
Sunaryo. Jadi kita kalau misalnya ngadain kerjasama juga udah percaya.”
(Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Asisten bagian Program Budaya,
Goethe Institut)
Dari hasil wawancara yang peneliti telah lakukan dengan informan eksternal,
dapat diketahui bahwa posisi saing pasar Selasar Sunaryo Art Space menurut
sudut pandang eksternal yaitu galeri yang aktif dengan program – programnya
juga sudah settle atau diakui.
c. Target pasar Selasar Selasar Sunaryo Art Space.
Dari hasil wawancara mengenai target pasar kepada pihak manajemen dan
juga pendiri Selasar Sunaryo Art Space, berikut adalah target pasar Selasar
Sunaryo Art Space:
Page 51
39
“Kita keluarin service untuk edukasi pada akhirnya kembali ke orangnya
sendiri apakah dia memang mau atau nggak.‖ (Wawancara dengan Ibu
Dea Aprilia selaku Manajer Program Selasar Sunaryo Art Space)
“Kalau di sini itu tergantung kegiatan.” (Wawancara dengan Ibu Rosiyani
Aman selaku Manajer Internal Selasar Sunaryo Art Space)
“Tapi saya mau orang kesini itu sudah siap, saya ingin itu.” (Wawancara
dengan Bapak Sunaryo Soetono selaku pendiri Selasar Sunaryo Art Space)
Dari hasil wawancara yang peneliti telah lakukan dengan semua informan
internal, dapat diketahui bahwa segmen pasar dari Selasar Sunaryo Art Space
adalah pengunjung yang ingin diedukasi mengenai seni ataupun tergantung
dengan kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan yang pada umumnya selalu
berhubungan dengan seni.
d. Keunggulan Selasar Sunaryo Art Space.
1) Internal.
Berikut adalah hasil wawancara dengan pihak manajemen (DA, RA, SS)
mengenai keunggulan Selasar Sunaryo Art Space, dapat diketahui:
(Wawancara dengan Ibu Dea Aprilia selaku Manajer Program Selasar
Sunaryo Art Space) “Kalau misal aku lihat di galeri lain memang yang di
visi misinya literal untuk edukasi publik itu cuma Selasar terus juga harus
dirasain langsung suasananya kalau misalnya di galeri lain ngebangun
Selasar ini ada konsepnya pengen gimana caranya orang bisa tetap
merasakan alam, kalau dibandingin secara secara program yang lain juga
bisa dibilang yang paling rutin menyelenggarakan program, soalnya kita
pasti paling nggak sebulan dua bulan sekali itu pasti ada pameran.”
Page 52
40
(Wawancara dengan Ibu Rosiyani Aman selaku Manajer Internal Selasar
Sunaryo Art Space) “Yaitu adalah program-program yang kita bisa
continue untuk melaksanakan dan memang kalau saya boleh berbangga
ya, program di selasar itu terhitungnya cukup mahal biayanya. Kenapa?
Kalau kita bandingkan dengan di Jogja, Jogja itu bisa menyelenggarakan
1 pameran dengan biaya hanya dengan 2 juta. Selasar itu punya punya
Pak Naryo namanya ada Sunaryo nya salah satu kan sudah istilahnya
dalam tanda petik itu memiliki kualitas baik. Pak Naryo masih terlibat dan
secara estetika apapun itu beliau harus yang harus yang tahu lebih dulu.”
(Wawancara dengan Bapak Sunaryo Soetono selaku pendiri Selasar
Sunaryo Art Space) “Ada passion. Saya merasa senang kalau ketemu
dengan seniman muda, melihat karya-karya muda. Itu kalau saya
tujuannya untuk komersil, barangkali dalam situasi gini udah tiarap, udah
tutup”
Dari hasil wawancara yang peneliti telah lakukan dengan informan
internal, dapat diketahui bahwa keunggulan daya saing yang dimiliki yaitu visi
untuk mengedukasi public, program yang rutin dengan anggaran yang cukup
besar, konsep alam dalam bangunannya, passion Bapak Sunaryo selaku pendiri
dan juga keterlibatan beliau terhadap keputusan – keputusan yang akan diambil
oleh manajemen.
2) Eksternal.
Berikut adalah hasil wawancara dengan pihak eksternal (DTP dan L)
mengenai keunggulan Selasar Sunaryo Art Space, dapat diketahui:
“Buat saya ruangan yang paling representative untuk pameran saya di
Selasar.. Satu buat saya yang cocok untuk pameran sih di Selasar, kedua buat
saya suasana ya beberapa orang manajemennya saya udah kenal. Yang
Page 53
41
ketiga, selasar memiliki nilai edukasi yang tinggi dibandingkan dengan
Lawang Wangi misalnya. Lawang Wangi misalnya menurut saya dia belum
secara kulturalnya belum terbentuk ya kemudian Lawang Wangi kan
terkenalnya dengan kompetisinya, untuk pameran yang komersial. Selasar
dengan ada diskusinya menurut saya lebih cocok aja gitu dengan apa yang
saya pengen.” (Wawancara dengan Bapak Danuh Tyas Pradipta selaku
Kurator Galeri Soemardja, ITB)
“Kalau kita sih kenapa suka dengan Selasar itu networking yang mereka
miliki sudah terbangun dengan baik, jadi jaringan punya itu sudah sangat
mendukung tujuan apa yang kita sampaikan misalkan kita ngadain pameran
di sana. Selasar Sunaryo adalah galeri yang settle, maksudnya selalu aktif
dan eksistensinya baik itu dibanding galeri lain. Jadi kenapa kita mau
ngadain kerjasama dengan kita yakin mereka pun dari management, sistem
yang lainnya sudah bagus” (Wawancara dengan Bapak Lukman selaku
Asisten bagian Program Budaya, Goethe Institut)
Dari hasil wawancara yang peneliti telah lakukan dengan informan eksternal,
dapat diketahui bahwa keunggulan daya saing (competitive advantage) Selasar
Sunaryo Art Space yaitu ruangan yang memadai, manajemen dan system yang
baik, networking atau jaringan yang dimiliki.
e. Kelemahanan Selasar Sunaryo Art Space.
Berikut adalah hasil wawancara dengan pihak manajemen (DA, RA, SS)
mengenai keunggulan Selasar Sunaryo Art Space, dapat diketahui:
(Wawancara dengan Ibu Dea Aprilia selaku Manajer Program Selasar Sunaryo
Art Space) “Mungkin karena pada saat awalnya Selasar dibangun gratis,
kemudian kalau misalnya dibandingin tempat lain itu kalau Selasar suasana
kekeluargaan nya masih kerasa banget itu dan itu mungkin yang jadi
kesulitan kita juga untuk apa ya, komersialisasi.”
Page 54
42
(Wawancara dengan Ibu Rosiyani Aman selaku Manajer Internal Selasar
Sunaryo Art Space) “Selasar punya koleksi karya yang di miliki tidak
banyak.”
(Wawancara dengan Bapak Sunaryo Soetono selaku pendiri Selasar Sunaryo
Art Space) “Bagaimana memimpin orang itu dalam kondisi stabil. Memimpin
orang untuk tetap dalam satu visi.”
Dari hasil wawancara yang peneliti telah lakukan dengan semua informan
internal, dapat diketahui bahwa kelemahan yang saat ini dimiliki oleh Selasar
Sunaryo Art Space yaitu kesulitan untuk komersialisasi ditambah dengan koleksi
yang tidak banyak juga bagaimana memimpin manajerial untuk tetap satu visi.
2. Analisis AVAC.
a. Aktivitas yang ditawarkan oleh institusi kepada pengunjung Selasar
Sunaryo Art Space (Eksternal).
Berikut adalah hasil wawancara dengan instansi (DTP dan L) yang telah
melakukan kerjasama dengan Selasar Sunaryo Art Space mengenai kegiatan atau
aktivitas yang ditawarkan oleh instansi kepada pengunjung:
“Biasanya ada pameran dan juga diskusinya ya.” (Wawancara dengan Bapak
Danuh Tyas Pradipta selaku Kurator Galeri Soemardja, ITB)
“Bentuk kegiatan kegiatannya di sana kan ada beberapa workshop, pameran
dan mereka juga ada perpustakaan, terus juga kegiatan sekarang tuh yang
saya tahu untuk penampilannya kerjasama dengan Korea Institut untuk
menampilkan film-film dari Korea. Beberapa kerjasama sama galeri lain atau
seni rupa yang lain yang lain atau seniman senimannya.” (Wawancara
dengan Bapak Lukman selaku Asisten bagian Program Budaya, Goethe
Institut)
Page 55
43
Dari hasil wawancara yang peneliti telah lakukan dengan informan eksternal,
dapat diketahui bahwa aktivitas yang ditawarkan oleh institusi kepada
pengunjung Selasar Sunaryo Art Space adalah pameran, diskusi, workshop juga
screening film.
b. Nilai (Value) diharapkan institusi ketika telah mendatangkan pengunjung
ke Selasar Sunaryo Art Space (Eksternal).
Berikut adalah hasil wawancara dengan instansi (DTP dan L) yang telah
melakukan kerjasama dengan Selasar Sunaryo Art Space mengenai kegiatan atau
aktivitas yang ditawarkan oleh instansi kepada pengunjung:
―Jadi lebih yang ke sifatnya nilai kultural kebudayaan, nilai pendidikan atau
edukasi.‖ (Wawancara dengan Bapak Danuh Tyas Pradipta selaku Kurator
Galeri Soemardja, ITB)
“Menurut saya valuenya adalah seni sama pendidikannya sih.” (Wawancara
dengan Bapak Lukman selaku Asisten bagian Program Budaya, Goethe
Institut)
Dari hasil wawancara yang peneliti telah lakukan dengan informan eksternal,
keduanya mengatakan bahwa value / nilai yang telah diberikan oleh Selasar
Sunaryo Art Space adalah edukasi dan seni.
Peneliti telah mengajukan pertanyaan tertutup kepada manajerial (Ibu Dea
Aprilia dan Ibu Rosiyani Aman) yang merupakan alat analisis AVAC pertanyaan
– pertanyaan tersebut meliputi:
a. Apakah Selasar Sunaryo Art Space sudah melakukan kegiatan – kegiatan
yang tepat?
b. Apakah value / nilai yang dibuat, dipilih oleh banyak pengunjung?
Page 56
44
c. Apakah strategi yang telah dilakukan Selasar Sunaryo Art Space
memungkin untuk menghasilkan uang?
d. Apakah strategi yang ada saat ini memberikan keuntungan dari perubahan
yang telah dilakukan?
Dari keempat pertanyaan yang telah diajukan kepada dua orang yang berbeda
dapat diketahui dari Tabel 7 competitive consequences (konsekuensi daya saing)
bahwa jawaban yang didapat adalah ‗Ya‘, yang berarti menempatkan Selasar
Sunaryo Art Space pada Strategi 1 dengan competitive consequences yaitu
Keunggulan Daya Saing yang Berkelanjutan atau Sustainable Competitive
Advantage.
B. Pembahasan
1. Strategi Pemasaran Selasaran Sunaryo Art Space.
1. Segmentasi pasar Selasar Sunaryo Art Space.
Segmentasi pasar yang ditetapkan oleh manajerial Selasar Sunaryo Art Space
adalah pengunjung dengan jenjang pendidikan dan umur SMA atau remaja (15-18
tahun), mahasiswa (18-22 tahun), namun tidak menutup kemungkinan pengunjung
yang datang berkunjung diluar dari target yang telah ditetapkan karena terdapat
lima kategori dalam segmentasi demografis Selasar Sunaryo Art Space yaitu anak
– anak, remaja, mahasiswa, pekerja dan manula.
Pengunjung remaja dipilih menjadi segmen yang ditetapkan karena Bapak
Sunaryo sendiri dalam wawancara dengan peneliti mengatakan bahwa beliau ingin
menebarkan bibit seni rupa kepada anak – anak remaja yang kelak nantinya akan
Page 57
45
mengambil studi di bidang seni rupa sehingga akan banyak seniman – seniman
muda yang nantinya akan muncul.
Pengunjung mahasiswa yang lebih spesifiknya seni rupa dipilih karena pendiri
dari Selasar Sunaryo Art Space, Bapak Sunaryo adalah seorang seniman dengan
latar belakang seni rupa murni, beliau juga berpengalaman sebagai dosen seni
rupa di kampus Insistut Teknologi Bandung (ITB). Selain itu ada banyak elemen
– elemen yang terdapat dalam bangunan Selasar yang sangat terkait dengan teori –
teori literasi seni rupa murni yang sangat cocok untuk dikunjungi oleh mahasiswa
dengan latar belakang pendidikan seni rupa.
Hal ini juga didukung dengan data yang dimiliki oleh tim manajerial yaitu
rekapitulasi pengunjung remaja, mahasiswa selama lima tahun terakhir yang
ternyata kateogri remaja, mahasiswa dan pekerja mendominasi dan menjadi tiga
teratas dari lima kategori segmentasi demografis. Grafiknya sebagai berikut:
GRAFIK 2
REKAPITULASI PENGUNJUNG
REMAJA, MAHASISWA DAN PEKERJA
TAHUN 2014 - 2018
Page 58
46
Sumber: Pengelola Selasar Sunaryo Art Space
2. Target pasar Selasar Selasar Sunaryo Art Space.
Target pasar yang dimiliki Selasar Sunaryo Art Space adalah Single Segment
Targeting, yaitu strategi yang digunakan ketika perusahaan atau galeri seni telah
terikat kepada kebutuhan dari suatu segmen pasar yang spesifik. Banyak
perusahaan yang atau galeri seni menggunakan teknik ini karena sudah
mengetahui bahwa perusahaan itu telah menjadi spesialis di bidangnya, dengan
kata lain perusahaan atau galeri seni sangat mengerti kebutuhan customer,
preferensi dan gaya hidupnya.
GAMBAR 4
SINGLE
SEGMENT
TARGETING
M1 M2 M3
P1
●
728
4615 4377
1903
8160 7858
2154
11294
9566
1552
7402 8046
1,969
6,533 6835
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
Rem
aja
Mah
asis
wa
Pek
erj
a
Rem
aja
Mah
asis
wa
Pek
erj
a
Rem
aja
Mah
asis
wa
Pek
erj
a
Rem
aja
Mah
asis
wa
Pek
erj
a
Rem
aja
Mah
asis
wa
Pek
erj
a
2014 2015 2016 2017 2018
Page 59
47
P2
P3
Dapat dipahami bahwa Selasar Sunaryo Art Space menawarkan produknya
kepada segmen pasar yang sudah spesifik, yaitu orang – orang yang memang
menginginkan edukasi dan seni dimana hal tersebut merupakan keahlian dari
galeri ini dan juga telah tertuang di dalam visi dan misi berdirinya Selasar
Sunaryo Art Space.
3. Posisi Saing Pasar Selasar Sunaryo Art Space sebagai wisata seni di Kota
Bandung (Eksternal).
Kotler et al. (2008:130) menjabarkan terdapat beberapa strategi posisi
saing pasar yang dapat diadopsi antara lain yaitu: memposisikan galeri seni
sebagai yang terbesar dan yang terunik di dalam suatu area; galeri seni yang
paling kreatif dan inovatif; sebagai tempat untuk santai dan keluar hiruk pikuk
perkotaan; atau tempat untuk belajar dan menjawab pertanyaan. Terdapat empat
kemungkinan positioning museum atau galeri seni menurut Kotler et al.
(2008:131), yaitu:
1) Museum atau galeri seni yang pameran ilmiah yang serius.
Selasar Sunaryo Art Space dalam menyelenggaran pamerannya, sangat serius
dalam penanganannya yang langsung melibatkan Bapak Sunaryo dan juga ketiga
kuraor lainnya sebelum menyelenggarakan kegiatan, dapat dikatakan setiap
pameran yang telah dilakukan merupakan hasil dari keseriusan jajaran
senimannya yang pasti juga ditinjau dari sudut pandang keilmuan. Bapak Sunaryo
sendiri sebelumnya merupakan dosen seni rupa ITB.
Page 60
48
2) Museum atau galeri seni yang dibuat untuk berinteraksi dengan
kalangan muda.
Dapat dilihat melalui pembahasan mengenai segmentasi pasar Selasar
Sunaryo Art Space bahwa yang menjadi segmen yang ditargetkan untuk saat ini
adalah kalangan muda, remaja dan juga mahasiswa.
3) Museum atau galeri seni yang untuk orang dewasa yang mencari
ilmu literasi.
GAMBAR 6
PUSTAKA SELASAR
Sumber: www.selasarsunaryo.com
Tidak hanya segmen kalangan muda yang disasar namun juga orang
dewasa atau segmen pekerja yang ingin mencari ilmu literasi mengenai seni yang
dapat dilihat dari tersedianya Pustaka Selasar yang telah dibuka sejak 2008
sebagai sub-divisi dari Departemen Dokumensi. Perpustakaan ini dilengkapi
dengan koleksi buku – buku mengenai seni dan budaya yang cukup lengkap.
4) Museum atau galeri seni yang mencapai beberapa tujuan.
Page 61
49
Tiga poin diatas telah menjadi strategi positioning yang saat ini
dilaksanakan oleh Selasar Sunaryo Art Space.
Saat ini posisi saing pasar Selasar Sunaryo Art Space di kota Bandung
dianggap sebagai galeri seni yang aktif dalam melaksanakan program –
programnya dibandingkan dengan galeri seni lainnya. Hal ini didukung dengan
jawaban langsung dari narasumber:
“Ya kalau dibilang keunggulan ya jadi Selasar Sunaryo adalah galeri
yang settle, maksudnya selalu aktif dan eksistensinya baik itu dibanding
galeri lain. Kan kalau di Bandung ada NuArt, ada yang lain juga cuman
kalau Selasar Sunaryo udah dibilang settle.” (Wawancara dengan Bapak
Lukman selaku Asisten bagian Program Budaya, Goethe Institut)
“Ini konteksnya Kota Bandung ya. Buat saya ruangan yang paling
representative untuk pameran saya di Selasar. Karena pilihannya yang
sekarang aktif itu kalau nggak di sini (Galeri Soemardja), Selasar atau di
Lawangwangi sama NuArt sih.” (Wawancara dengan Bapak Danuh Tyas
Pradipta selaku Kurator Galeri Soemardja, ITB)
Selasar Sunaryo Art Space sudah berhasil meposisikan dirinya sebagai
salah satu galeri seni yang paling aktif di kota Bandung dengan adanya agenda
kegiatan yang rutin dan berkelajutan yang selama dua dekade berdiri terlaksana
dengan baik dan sesuai dengan visi dan misi yang telah diciptakan oleh Bapak
Sunaryo selaku pendiri.
4. Keunggulan Selasar Sunaryo Art Space.
1) Internal.
Page 62
50
Selasar Sunaryo Art Space aktif menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada edukasi publik. Dengan arahan & dukungan dari Yayasan
Selasar Sunaryo, fokus utama SSAS adalah pada penyelenggaraan program-
program seni rupa kontemporer, melalui pameran, diskusi, residensi dan
lokakarya. Hal ini menjadi suatu keunggulan karena tujuan utama adalah
mengedukasi public mengenai seni rupa dan sampai saat ini masih konsisten dan
telah menjadi salah satu galeri seni di kota Bandung yang terus aktif dalam
menyelenggarakan program – program yang mendukung visi Bapak Sunaryo
selaku pendiri. Bapak Sunaryo sendiri sampai saat ini masih terlibat aktif dalam
penyelenggaraan suatu program, baik yang akan dilaksanakan atau sedang
dilaksanakan, beliau selaku pendiri masih menjadi pemegang quality control
dalam setiap program – program yang ada di Selasar Sunaryo Art Space, namun
tidak hanya beliau yang menjadi penentu dalam kegiatan – kegiatan yang akan
diselenggarakan, karena dalam galeri ini, Bapak Sunaryo dibantu oleh tiga kurator
yang berperan aktif dalam pemilihan kegiatan yang akan diselenggarakan, yaitu
Bapak Agung Hujatnikajennong, Bambang Sugiharto dan Titarubi.
Di samping itu, program – program yang ada hingga saat ini masih sangat
konsisten dengan tujuan utama berdirinya galeri seni ini. Berikut adalah contoh
program – program seni rupa yang telah diselenggarakan oleh Selasar Sunaryo Art
Space:
TABEL 3
PROGRAM SELASAR SUNARYO ART SPACE
No. Program
Page 63
51
1. Lawangkala
Waktu: 16 September 2018 –
16 Juni 2019
Merupakan Exhibition
Tunggal Bapak Sunaryo,
sekaligus menandai dua
dekade berdirinya Selasar
Sunaryo Art Space.
Lawangkala terdiri dari dua
suku kata yaitu ‗lawang‘
yang artinya pintu dan ‗kala‘
yang artinya waktu.
Exhibition ini memberikan
sedikit waktu untuk
pengunjungnya untuk dapat
merefleksikan waktu yang
telah dilewati dan juga akan
datang.
2. Pameran Tunggal R.E. Hartanto:
Museum Potret Dokter Rudolfo
Waktu: 15 Mei 2019 – 30
Juni 2019
R.E. Hartanto merupakan
salah satu seniman yang
menyelenggarakan
pamerannya di Selasar
Sunaryo Art Space. Dalam
program ini berisi pameran
lukisan yang diambil dari
foto – foto seniman
kenamaan Indonesia yang
dikemas dengan unik dan
menarik.
2) Eksternal.
Page 64
52
Menurut sudut pandang eksternal mengenai keunggulannya terdapat beberapa
hal yang disebutkan yaitu ruangan pameran yang memadai, manajemen dan
system yang baik dan juga networking atau jaringan yang telah terbangun sampai
saat ini sangat baik.
Dari sisi arsitektur, bangunan galeri Selasar Sunaryo Art Space sangat unik
karena struktur tanahnya tidak rata atau berbukit – bukit. Keunggulan dari hal ini
adalah membuat banyak ruangan menjadi tidak beraturan letaknya mengikuti
kontur tanah dan menjadikan itu sebagai sebuah keunikan tersendiri, ruang
pameran dalam galeri seni ini pun sangat memadai bagi seniman – seniman yang
ingin melakukan pameran karena ruangan – ruangan yang ada dapat dengan
mudah di dekorasi ulang sehingga memudahkan seniman untuk meletakkan karya
seninya sesuai dengan yang mereka inginkan. Berikut adalah gambar ruangan
pameran yang ada di Selasar Sunaryo Art Space:
GAMBAR 5
RUANG PAMERAN SELASAR SUNARYO ART SPACE
Galeri A
Galeri A (sekitar 177 m2), digunakan
untuk memamerkan karya-karya
Sunaryo. Ruang ini juga digunakan
untuk pameran seniman Indonesia dan
luar negeri berskala besar.
Bale Tonggoh
Bale Tonggoh (sekitar 190 m2), adalah
bangunan semi-permanen yang
difungsikan sebagai ruang proyek dan
exhibition sementara.
Page 65
53
Ruang Sayap dan Galeri B
Ruang Sayap (sekitar 48m2) dan Galeri B (sekitar 210 m2), digunakan untuk
menampilkan exhibition seniman muda dari Indonesia dan juga luar negeri.
Ruangan ini juga digunakan untuk menampilkan koleksi permanen dari seniman
Indonesia atau pun mancanegara.
Sumber: www.selasarsunaryo.com
Selain itu, manajemen dan system yang ada di galeri seni ini sudah
diaggap baik oleh kedua narasumber (DTP, L), hal ini dapat terlihat dari prestasi –
prestasi yang telah dianugerahkan kaepada Selasar Sunayo Art Space yang
pastinya didukung dari manajemen yang baik.
Keunggulan lainnya yang dinilai dari sudut pandang eksternal adalah
network atau jaringan yang dimiliki oleh Selasar Sunaryo Art Space. Dari hasil
wawancara peneliti dengan manajerial dan pendiri, galeri seni ini telah melakukan
banyak kerja sama dengan berbagai institusi dalam negeri maupun internasional.
Seperti kerja sama yang baru saja dilaksanakan yaitu dengan Japan Foundation,
Goethe Institut dan Korea Institut juga kerja sama yang sudah terus menerus
dilakukan dengan Insitut Teknologi Bandung (ITB) sebagai institusi pendidikan,
yang khususnya bekerja sama dibidang seni rupa.
Page 66
54
5. Kelemahanan Selasar Sunaryo Art Space.
Terdapat beberapa kelemahan yang dimiliki oleh Selasar Sunaryo Art
Space. terdapat dalam salah satu dialog antara peneliti dan narasumber mengenai
penurunan jumlah pengunjung. Perlu diketahui bahwa Selasar Sunaryo Art Space
merupakan organisasi nirlaba yang pada dua dekade berdirinya galeri ini tidak
dipungut biaya atau entrance fee untuk masuk menikmati karya seni atau
berpartisipasi dalam kegiatan – kegiatan yang diselenggarakan, namun pada tahun
2018 di bulan Septemeber, kebijakan ini diberlakukan.
Pada awalnya seluruh biaya operasional dan program murni diatasi oleh
Bapak Sunaryo sendiri selaku pendiri, namun dikarenakan usianya yang saat ini
sudah semakin tua (76 tahun), beliau pun mengurangi produktivitas, sehingga agar
tetap berjalan, galeri seni ini mengambil kebijakan untuk memungut biaya masuk
bagi pengunjung yang ingin datang ebrkunjung ke galeri atau pun ikut serta ke
dalam program yang sedang diselenggarakan.
Entrance fee yang ada dipungut oleh galeri seni ini difungsikan untuk
biaya operasional Selasar Sunaryo Art Space dan juga untuk membantu anggaran
program- program yang akan diselenggarakan, hal ini didukung oleh pertanyaan
dari salah satu narasumber:
(Wawancara dengan Bapak Lukman selaku Asisten bagian Program Budaya,
Goethe Institut) “Kalau Selasar Sunaryo bisa dibilang udah settle untuk satu
galeri. Yang kalau dulu kan dia terkenal dengan nonprofit sekarang kan
memang berubah walaupun berbayar tapi kan itu juga dipergunakan untuk
operasional bukan untuk profit gitu.”
Page 67
55
Diberlakukannya entrance fee saat ini berpengaruh dengan penurunan jumlah
pengunjung yang didukung oleh salah satu pernyataan dari narasumber dimana
peneliti menanyakan mengenai dampak dari diberlakukannya kebijakan baru ini:
(Wawancara dengan Ibu Dea Aprilia selaku Manajer Program Selasar Sunaryo
Art Space) “Ada sih jelas. Turun sih sejauh ini.. Tapi maksudnya wajar sih.
Kalau misalnya ticketing itu mungkin kelemahannya misalnya ini kita udah
display Lawangkala hampir udah setengah tahun lebih ya terus kan orang
udah banyak yang lihat sebetulnya jadi kalau misalnya kita ngasih tiket yang
apa namanya yang bisa ada 2 jenis tiket tiket terusan sama tiket program”
2. Analisis AVAC.
a. Aktivitas yang ditawarkan oleh institusi kepada pengunjung Selasar
Sunaryo Art Space (Eksternal).
Menurut sudut pandang narasumber dari instansi yang telah melakukan kerja
sama dengan Selasar Sunato Art Space, terdapat tiga aktivitas yang ditawarkan
oleh institusi tersebut untuk menarik pengunjung datang, yang pertama adalah
pamerah, diskusi, workshop dan juga screening film. Hal ini didukung dengan
fokus utama SSAS adalah pada penyelenggaraan program-program seni rupa
kontemporer, melalui pameran, diskusi, residensi & lokakarya
(www.selasarsunaryo.com). Berikut adalah aktivitas yang pernah diselenggarakan
di Selasar Sunaryo:
TABEL 4
AKTIVITAS YANG DISELENGGARAKAN INSTANSI DI
SELASAR SUNARYO ART SPACE
Screening Film
Page 68
56
Selasar Sunaryo Art Space bekerja sama
dengan Korean Cultural Center
Indonesia dan Bahasinema untuk
penayangan film ‗Breathless‘.
29 Juni 2019
Selasar Sunaryo Art Space
berkolaborasi dengan A.D. Pirous
dengan kegiatan Selasar Weekend
Cinema 2017m yaitu penayangan film
– film yang dipilih langsung oleh A.D.
2017
Workshop
Puri Fidhini adalah seorang pelukis dari
kota Bandung yang berpartisipasi
dengan exhibition ―Lukisan Gapilan‖.
Dalam workshop ini tidak hanya
diajarkan cara melukis diatas cermin
namun juga bagaimana cara
Selasar Kids Program,
Environmental Art Class untuk anak
bersama Ardhana Riswarie. Anak tidak
hanya belajar mengenai siklus
kehidupan dengan membuat sutu karya
seni dari material bekas namun juga
Page 69
57
memodifikasi cermin sebagai media
lukis dengan proses kimia.
23 Juni 2019
belajar cara mengapresiasi alam.
10 November 2018
Pameran
Melalui pameran ini, Bunawijawa
meberitahukan bahwa eksistensi lukisan
pemandangan alam tidak slelau
berhubungan dengan Mooi Indie.
Pameran ini merupakan tour pameran
yang dimulai dari Selasar Sunaryo Art
Space dan selanjutnyan akan pindah ke
Galeri Nasional Indonsia.
10 November 2017
Pameran ini ingin menunjukkan
pendekatan khusus Toni Kanwa
Adikusumah terhadap
material meteorit. Patung-patung
manusia bergaya primitif Toni Kanwa
biasanya dibuat
dengan material kayu, mewadahi
metode penciptaan yang khas.
13-16 Maret 2018
Diskusi
Page 70
58
Mendiskusikan buku bunga rampai
tulisan kritikus seni Bambang Bujono
berupa ulasan, esai dan artikel seni rupa
di berbagai media massa, buku,
katalog—maupun makalah dalam
diskusi dan lokakarya periode 1968-
2017.
23 Februari 2018
Diskusi ini membahas mengenai
keberlangusngan galeri seni saat ini
melalui sudut pandang praktik
manajemen ruang seni.
2 September 2018
Sumber: www.selasarsunaryo.com
b. Nilai / Value diharapkan institusi ketika telah mendatangkan pengunjung
ke Selasar Sunaryo Art Space (Eksternal).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua narasumber yang berasal dari
instansi setuju, Selasar Sunaryo Art Space memiliki value dibidang edukasi dan
juga seni. Hal – hal ini sudah tertuang dalaam visinya yaitu edukasi publik melalui
kegiatan atau aktivitas seni yang diselenggarakan.
Berikut adalah misi – misi dari Selasar Sunaryo Art Space:
1) Untuk mendukung pengembangan seni dan budaya dan pengembangan
infrastruktur kebudayaan secara berkelanjutan di Indonesia.
Page 71
59
2) Untuk membuka peluang kepada public umum untuk terlibat dalam
aktivitas kebudayaan, seni visual dan program pendidikan seni.
3) Menjadi pusat sumber daya, menawarkan akses informasi mengenai seni
Indonesia dan internasional.
4) Menjadi rumah dan pembelajaran mengenai karya seni Sunaryo, figur
penting dalam pengembangan seni Indonesia.
c. Aktivitas.
Dari apa yang telah disampaikan oleh manajemen Selasar Sunayo Art Space
mengenai aktivitas atau program – program yang diselenggarakan sudah tepat dan
sesuai dengan visi dari pendiri galeri seni Selasar yaitu untuk mengedukasi public
mengenai seni rupa. Anggaran – anggaran yang dikeluarkan pada setiap program
yang diselenggarakan juga termasuk dalam kategori diferensiasi yang juga
didukung dengan jawaban dari para narasumber:
(Wawancara dengan Ibu Rosiyani Aman selaku Manajer Internal Selasar
Sunaryo Art Space) ―Yaitu adalah program-program yang kita bisa
continue untuk melaksanakan dan memang kalau saya boleh berbangga
ya, program di selasar itu terhitungnya cukup mahal biayanya. Kenapa?
Kalau kita bandingkan dengan di Jogja, Jogja itu bisa menyelenggarakan
1 pameran dengan biaya hanya dengan 2 juta, katalog fotokopian,
pembukaan alakadarnya kopi sama apa gitu terus, Selasar itu punya
punya Pak Naryo namanya ada Sunaryo nya salah satu kan sudah
istilahnya dalam tanda petik itu memiliki kualitas baik.”
(Wawancara dengan Bapak Sunaryo Soetono selaku pendiri Selasar
Sunaryo Art Space) ―Kalau dibandingkan dengan galeri galeri lain
mungkin mahal. Karena kadang-kadang kalau orang pameran itu jajanan
pasar aja atau snack. Kalau disini bisa dapat makan. Kemudian dalam
Page 72
60
penampilan saya nggak mau yang asal-asalan. Kalau perlu dinding dicat
dan selalu kalau misalnya kurang ruangan jadi tambah aja ruangannya nah
itu setiap tiap pameran itu mengeluarkan biaya. Mulai dari 20 juta sampai
ratusan.‖
Anggaran dengan kategori diferensiasi artinya biaya yang dikeluarkan
untuk menyelenggarakan suatu program atau aktivitas terhitung besar
dibandingkan dengan anggaran kegiatan yang diselenggarakan oleh galeri seni
lain karena dari hasil wawancara, narasumber RA dapat memberikan contoh
mengenai diferensiasi anggaran.
Di samping itu, kegiatan – kegiatan yang telah diselenggarakan sampai
saat ini juga telah menjadi pembeda dalam positioning Selasar Sunayo Art Space
sebagai galeri seni yang sangat aktif atau rutin dalam menyelenggarakan program,
di dukung dengan sasaran segmen yang dituju adalah anak muda dan setiap
program yang akan dilaksanakan sudah melalui proses filtering oleh Bapak
Sunaryo dan juga para kurator yang ada.
Kegiatan – kegiatan telah dilaksanakan juga ikut memberikan kontribusi
terhadap seniman – seniman yang berpotensi, dengan adanya kegiatan dua tahun
sekali yang diselenggarakan oleh Selasar Sunaryo Art Space yaitu ‗Bandung New
Emergence‘.
Bandung New Emergence (BNE) adalah pameran reguler yang digagas dan
diselenggarakan oleh Selasar Sunaryo Art Space setiap dua tahun yang bertujuan
memetakan perkembangan seni rupa kontemporer di Bandung melalui karya-
karya seniman muda. Para seniman yang masuk dalam seleksi kuratorial BNE
Page 73
61
adalah mereka para seniman muda yang telah menapaki karir sebagai seniman—
berkarya, terlibat dalam proyek-proyek seni maupun workshop dan berpameran—
minimum sejak dua sampai tiga tahun belakangan.
d. Value atau nilai.
Nilai yang dimiliki oleh Selasar Sunayo Art Space adalah edukasi publik
mengenai seni. Hal ini pastinya telah dipilih oleh pengunjung yang datang karena
Target pasar yang dimiliki Selasar Sunaryo Art Space adalah Single Segment
Targeting, yaitu strategi yang digunakan ketika perusahaan atau galeri seni telah
terikat kepada kebutuhan dari suatu segmen pasar yang spesifik. Spesifik artinya
pengunjung yang data sudah pasti tahu bahwa kegiatan – kegiatan yang
ditawarkan adalah kegiatan yang berhubungan dengan edukasi di bidang seni.
Selain itu, sangat penting bagi manajemen mengenai jumlah pengunjung yang
datang karena dapat menjadi tolok ukur keberhasilan suatu program yang selama
ini diselenggarakan, juga program – program yang ada saat ini adalah cara Selasar
untuk mengomunikasikan nilai yang dijunjung oleh Selasar kepada publik yang
datang berkunjung.
e. Appropiability (Kelayakkan)
Untuk mengidentifikasi sisi kelayakan, peneliti mengajukan pertanyaan
apakah dari strategi yang selama ini dilakukan oleh Selasar memungkin untuk
mendapatkan uang. Dalam suatu galeri seni terdapat beberapa pos – pos
pemasukkan keuangan, yaitu melalui penjualan karya, penyewaan venue atau tiket
masuk.
Page 74
62
Dalam penjualan karya yang terjadi dalam pameran di Selasar, transaksi
tersebut tidak langusng ditangani oleh manajemen namun melalui pihak ketiga
yaitu PT. Bale Project yang termasuk dalam Yayasan Selasar Sunaryo. Ketika
dalam suatu pameran yang diselenggarakan terjadi transaksi antara pengunjung
dan seniman, maka Bale Project akan mengurus pembagian persentasi yang
didapatkan oleh Selasar Sunaryo Art Space selaku penyedia ruang pameran.
Selain itu, pos pemasukkan lainnya adalah penyewaan venue. Selasar Sunaryo
Art Space dapat disewakan sebagai tempat foto untuk pre-wedding atau acara –
acara skala kecil, hal ini tercantum dalam website resmi Selasar Sunaryo Art
Space.
Yang terakhir adalah dari biaya tiket masuk yang tercantum dalam website
resmi Selasar Sunaryo Art Space:
Page 75
63
TABEL 5
ENTRANCE FEE
SELASAR SUNARYO ART SPACE
TIKET HARGA
All Access
(Untuk semua pameran) Rp. 25.000/orang
Regular
(Untuk 1 pameran) Rp. 15.000/orang
Anak dibawah 5 tahun
Manula diatas 70 tahun Gratis
Group Tour (min. 15 pax) Rp. 15.000
Sumber: www.selasarsunaryo.com
Pemasukkan finansial ini digunakan untuk operasional kegiatan,
perawatan bangunan dan peremajaan bangunan karena Selasar Sunaryo Art Space
merupakan galeri seni yang bersifat nirlaba.
Selain itu dari sisi kelayakkan, Selasar Sunaryo Art Space telah mendapat
banyak penghargaan antara lain penghargaan Akademi Jakarta, Lifetime
Achievement dari Art Stage Jakarta dan Jogja Biennale tahun 2017 lalu, dan
penghargaan Chevalier dans L’ordre des Arts et Lettres oleh Kementerian
Kebudayaan Perancis.
f. Change (Perubahan).
Akan selalu ada arus perubahan atau dinamika dalams suatu organisasi, dalam
hal ini peneliti melakukan wawancara untuk menanyakan apakah strategi yang
ada saat ini memberikan keuntungan dari perubahan atau dinamisme yang telah
dilalui, kedua narasumber mengatakan jawaban ‗Ya‘ yang diterjemahkan dari
setiap produk yang ditawarkan oleh sebuah perusahaan, apakah ada perubahan
Page 76
64
dari produk yang ada, dalam hal ini dinilai sebagai mutu atau kualitas dari
program – program yang diselenggarakan semakin baik. Selasar Sunaryo Art
Space sendiri akan tetp melaksanakan nilai yang telah dibuat hingga pendirinya,
Bapak Sunaryo tutup usia.
Dari peningkatan mutu program ini, Selasar Sunaryo Art Space memanfaatkan
segala sumber daya yang ada dan juga memanfaatkan kemampuan – kemampuan
dari sisi sumber daya manusianya dengan maksimal. Sebagai first-mover galeri
seni yang aktif di kota Bandung, itu merupakan sebuah keuntungan yang didapat
Selasar Sunaryo Art Space karena hal itu membentuk posisi saing pasarnya di
antara galeri seni lainnya (NuArt, Lawangwangi).
Dari keempat aspek yang ada dalam analisis AVAC, menunjukkan bahwa
Selasar Sunaryo Art Space ada pada Strategi 1 atau yang disebut sebagai
Sustainable Competitive Advantage yang berarti keunggulan daya saing yang
berkelanjutan.
Dalam strategi 1 (Afuah 2009:18) artinya aktivitas – aktivitas yang dilakukan
oleh Selasar Sunaryo Art Space menciptakan value atau nilai yang dengan mudah
dapat dipahami oleh pengunjung sebagai suatu keunikan dan Selasar Sunaryo Art
Space juga mampu untuk melayakkan nilai yang telah diciptakan. Di samping itu,
Selasar Sunaryo Art Space memiliki sumber daya dan manajemen yang baik untuk
melaksanakan berbabagai kegiatan. Selain itu, strategi yang saat ini telah
diterapkan juga memberikan keuntungan dari dinamika perubahan yang ada untuk
Page 77
65
membuat nilai yang ada saat ini menjadi lebih baik lagi diterima oleh
pengunjungnya.
Page 78
66
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan juga pembahasan yang terkait dengan strategi
pemasaran Selasar Sunaryo Art Space yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Segmentasi pasar Selasar Sunaryo Art Space saat ini didominasi oleh
remaja, dewasa dan pekerja namun tetap terbuka untuk umum.
2. Target pasar Selasar Sunaryo Art Space adalah single segment targeting,
dimana hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan segmen yang spesifik dan
Selasar Sunaryo Art Space sudah menjadi spesialis di bidang wisata seni
rupa di kota Bandung.
3. Keunggulan Selasar Sunaryo Art Space yaitu program – program yang
berkualitas aktif dilaksanakan, networking atau jaringan yang telah
dibentuk sudah sangat baik, ruangan pameran yang memadai.
4. Kelemahan yang saat ini dimiliki oleh Selasar Sunaryo Art Space yaitu
sulitnya untuk mengkomersialisasikan dan juga sulit untuk terus
memimpin orang – orang untuk tetap pada satu visi.
5. Aktivitas yang ditawarkan oleh instasi kepada pengunjung Selasar
Sunaryo Art Space yaitu berupa pameran, diskusi, screening film dan juga
ada workshop yang melibatkan pengunjung yang datang.
Page 79
67
6. Nilai atau value yang selama ini disampaikan yaitu untuk edukasi public
mengenai seni telah berhasil atau dengan efektif dilakukan, ditandai
dengan banyaknya pengunjung dari segmen remaja dan mahasiswa yang
mendominasi segmen pasar yang data ke Selasar Sunaryo Art Space.
7. Posisi saing pasar Selasar Sunaryo Art Space di antara galeri seni yang ada
saat ini adalah sebagai penyelenggara pameran dengan keilmuan seni rupa
dan juga segmen pasarnya menyasar kepada anak remaja dan mahasiswa.
Selain itu Selasar Sunaryo Art Space dapat menjadi tempat dimana untuk
mempelajari seni secara literasi langsung karena Selasar Sunaryo Art
Space memiliki perpustakaan (Pustaka Selasar) dengan banyak koleksi
buku mengenai seni rupa.
8. Analisis AVAC.
Selasar Sunaryo Art Space sudah ada pada tahap Sustainable Competitive
Advantage atau keunggulan daya saing yang dimiliki saat ini sebaiknya
dipertahankan.
B. IMPLIKASI
1. Selasar Sunaryo Art Space
Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi manajemen untuk mengeksplorasi
strategi pemasaran yang sudah diterapkan saat ini dan juga
memaksimalkan competitive advantage yang dimiliki oleh galeri untuk
meningkatkan jumlah pengunjung.
Page 80
68
2. Akademisi.
Hasil penelitian ini dapat ikut serta melengkapi khasanah pengetahuan di
bidang pemasaran khususnya untuk strategi pemasaran dan juga
keunggulan daya saing dari sebuah perusahaan atau organisasi.
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dijabarkan pada bab
sebelumnya, peneliti memberikan beberapa saran terkait dengan strategi
pemasaran Selasar Sunaryo Art Space sebagai wisata seni di Kota Bandung, yaitu:
1. Mengetahui cara menangani berbagai segmen pasar yang terbentuk
merupakan langkah terbaik bagi Selasar Sunaryo Art Space untuk dapat
memperluas segmentasi yang telah ditargetkan sebelumnya, selain itu juga
dapat pihak manajemen dapat mengetahui metode pendekatan apa yang
sebaiknya dilakukan pada setiap segmen yang ada. Sebaiknya Selasar
Sunaryo Art Space membuat database dengan lebih lengkap lagi seperti
mengenai aspek – aspek segmentasi demografis berupa umur, generasi, dan
pendapatan; segmentasi psikografis yang membagi pengunjung dari gaya
hidup dan karakteristik pribadi juga tujuan berkunjung; segmentasi sikap
untuk mengetahui bagaimana sikap pengunjung terhadap aktivitas yang ada,
nilai yang dicari, berapa kali mengunjungi Selasar Sunaryo Art Space dan
juga sensitivitas terhadap harga tiket masuk yang telah ditetapkan.
2. Sangat penting bagi setiap organisasi meskipun bersifat non-profit atau pun
tidak untuk memiliki staff khusus pemasaran yang bertujuan untuk
menambahkan sumber daya yang ada berupa kemampuan – kemampuan yang
Page 81
69
nantinya akan dimiliki sebagai suatu langkah untuk membuat nilai yang ada
saat ini menjadi lebih baik dari sebelumnya. Oleh sebab itu sebaiknya pihak
manajemen menambahkan staff pemasaran dalam strukturnya, karena sampai
saat ini Selasar Sunaryo Art Space masih belum memiliki staff pemasaran
meskipun telah terjadi tarik ulur mengenai hal ini, ketika direalisasikan justru
akan membantu pihak manajemen untuk memaksimalkan fungsinya masing –
masing karena menurut hasil wawancara, untuk divisi yang bertugas untuk
melakukan pemasaran sampai saat ini dikelola oleh manajer program.
3. Selasar Sunaryo Art Space sebaiknya membuat inovasi berupa program
workshop dan desain layanan untuk menarik pengunjung manula yang yang
dimaksudkan untuk menjangkau segmen yang lebih luas lagi dikarenakan
angka dari segmen manula yang terus bertambah. Galeri seni dapat
diuntungkan dari promosi secara langsung dengan rencana yang telah
terstruktur.
4. Selasar Sunaryo Art Space dapat menaikkan pendapatan dari tiket masuk
dengan cara melakukan inisiasi kerja sama dengan biro perjalanan wisata
untuk penjualan tiket pameran. Hal ini bertujuan tidak hanya untuk itu namun
juga sebagai cara lain dalam berpromosi kepada publik mengenai wisata seni
yang ditawarkan oleh Selasar Sunaryo Art Space.
Page 82
70
DAFTAR PUSTAKA
Afuah, Allan. (2009) Strategic Innovation: New Game Strategies for Competitive
Advantage. New York: Routledge.
Cannon, Joseph P., Perreault, Jr.William D., McCarthy, E.Jerome. (2008)
Pemasaran Dasar : Pendekatan Manajerial Global. Edisi Keenam Belas.
Jakarta: Salemba Empat
David, Fred R. (2010) Strategic Management: Concepts and Cases, 13th
Edition.
New Jersey: Pearson Pretice Hall, Inc.
Eddy Soeryanto Soegoto. (2014) Entrepreneurship: Menjadi Pebisnis Ulung Edisi
Revisi. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.
Fandy, Tjiptono. (2014) Pemasaran Jasa. Yogyakarta: Andi.
Ferrell O. C. & Michael D. Hartline. (2013) Marketing Strategy: Text and Cases,
6th
Edition. Mason: South-Western Cengange Learning.
Ghony, Djunaidi. M & Almanshur, Fauzan (2016). Metode Penelitian Kualitatif.
Jogjakarta: AR-Ruzz Media.
Ibrahim. (2015) Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Indonesia Attractiveness Award. (2017) Daftar Pemenang Tahun 2017. [online]
Tersedia: http://www.indonesiaattractiveness-award.com/the_winner.html
[Diakses tanggal 6 Februari 2019]
Kotler, Neil G., Kotler, Philip., Kotler, Wendy I. (2008) Museum Marketing and
Strategy. San Fransisco: Jossey-Bass.
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller. (2016) Marketing Management, 15th Edition.
New Jersey: Pearson Pretice Hall, Inc.
Miftah. (2017) Kebudayaan, Potensi Daya Tarik Pariwisata di Kota Bandung.
Portal.Bandung [online] 9 April 2017. Tersedia:
https://portal.bandung.go.id/posts/2017/04/10/kn1r/moment [Diakses
tanggal 6 Februari 2019]
Nilsson, Fredrik & Birger Rapp. (2005) Understanding Competitive Advantage.
New York: Springer.
Raco, J. R. (2013) Metode Penelitian Kualitatif Jenis Karakteristik dan
Keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
Satori, Djam‘an & Aan Komariah. (2012) Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Alfabeta.
Page 83
71
Selasar Sunaryo Art Space. (2018) [online] Tersedia:
http://www.selasarsunaryo.com/tentang-kami/ [Diakses tanggal 6
Februari 2019]
Solomon, Michael R., Greg W. Marshall & Elnora W. Stuart. (2018) Marketing:
Real People, Real Choices, 9th
Edition. New Jersey: Pearson Pretice Hall,
Inc.
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Bisnis. Bandung : Alfabeta.
Wijatno, Serian. (2009) Pengantar Entrepreneurship. Jakarta: Grasindo.
World Travel and Tourism Council. (2018) Power and Performance Rankings
2018 [online] September 2018. Tersedia: https://www.wttc.org/-
/media/files/reports/2018/power-and-performance-rankings-2018.pdf
[Diakses tanggal 6 Februari 2019]
Page 84
72
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA 1
Nomor :
Narasumber : Manajer Internal, Manajer Program, Pendiri SSAS
Tanggal Wawancara :
Lokasi Wawancara :
Waktu Wawancara :
NO WAWANCARA JAWABAN
1 Siapa saja segmen pasar SSAS?
2 Bagaimana target pasar yang telah ditetapkan
SSAS?
3 Apa saja keunggulan yang dimiliki oleh SSAS
dibandingkan dengan kompetitornya?
4 Apa saja kelemahan yang dimiliki oleh SSAS
dibandingkan dengan kompetitornya?
Page 85
73
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
LAMPIRAN
PEDOMAN WAWANCARA 2
Nomor :
Narasumber : Institusi
Tanggal Wawancara :
Lokasi Wawancara :
Waktu Wawancara :
NO WAWANCARA JAWABAN
1 Apa saja keunggulan yang dimiliki oleh SSAS
dibandingkan dengan galeri seni lainnya?
2 Aktivitas apa saja yang biasanya ditawarkan
oleh institusi kepada pengunjung SSAS?
3 Nilai / Value apa yang diharapkan institusi
ketika telah mendatangkan pengunjung ke
SSAS?
4 Bagaimana posisi saing pasar SSAS sebagai
wisata seni di Kota Bandung?
Page 86
74
PERTANYAAN ANALISIS AVAC
Narasumber : DA dan RA
Tanggal Wawancara : 20 Juni 2019
Lokasi Wawancara : Selasar Sunaryo Art Space
Waktu Wawancara : 13.00 WIB – Selesai
a. Activities (Kegiatan).
No Pertanyaan Utama Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah Selasar Sunaryo Art Space sudah
melakukan kegiatan - kegiatan yang tepat?
✔
No Pertanyaan Teknis
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah anggaran kegiatan – kegiatan yang
sudah dilakukan Selasar Sunaryo Art Space
termasuk dalam kategori diferensiasi?
(Diferensiasi adalah strategi untuk
membedakan penawaran Selasar Sunaryo Art
Space dari galeri seni lainnya.)
✔
2 Apakah kegiatan – kegiatan yang sudah
dilakukan Selasar Sunaryo Art Space dapat
menjadi pembeda posisi Selasar Sunaryo Art
Space terhadap galeri seni lainnya?
✔
3 Apakah kegiatan – kegiatan yang sudah
dilakukan Selasar Sunaryo Art Space
memberikan nilai tambah pada industri
kreatif/seni?
✔
4 Apakah kegiatan – kegiatan yang sudah ✔
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Page 87
75
dilakukan Selasar Sunaryo Art Space
berkontribusi untuk membangun sumber
daya atau kemampuan khusus?
5 Apakah kegiatan – kegiatan yang sudah
dilakukan Selasar Sunaryo Art Space sesuai
pada penghematan dan kelengkapan sumber
daya yang ada?
✔
b. Value (Nilai).
No Pertanyaan Utama Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah value yang telah ada lebih dipilih
oleh banyak pengunjung?
✔
No Pertanyaan Teknis
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah pengunjung Selasar Sunaryo Art
Space melihat value yang telah ada sebagai
keunikan?
✔
2 Apakah banyak pengunjung Selasar Sunaryo
Art Space melihat value yang telah ada
sebagai keunikan?
✔
3 Apakah pengunjung Selasar Sunaryo Art
Space penting?
✔
c. Appropiability (Kelayakkan).
Page 88
76
No Pertanyaan Utama Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah strategi yang telah dilakukan
memungkinkan Selasar Sunaryo Art Space
untuk mendapatkan uang?
✔
No Pertanyaan Teknis
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah Selasar Sunaryo Art Space
memanfaatkan posisi dan keuntungan dari
pengunjung?
✔
2 Apakah sulit untuk mengimitasi Selasar
Sunaryo Art Space?
✔
3 Apakah Selasar Sunaryo Art Space memiliki
sedikit peniru dan memiliki banyak
penghargaan?
✔
d. Change (Perubahan).
No Pertanyaan Utama Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah strategi yang ada saat ini
memberikan keuntungan dari perubahan
yang telah dilakukan?
✔
No Pertanyaan Teknis
Jawaban
Ya Tidak
1 Apakah atau akankah Selasar Sunaryo Art
Space mengambil keuntungan dari cara baru
dalam menciptakan dan melaksanakan value
yang ada?
✔
2 Apakah atau akankah Selasar Sunaryo Art
Space mengambil keuntungan dari sumber
✔
Page 89
77
daya khusus atau kemampuan – kemampuan
yang ada saat ini?
3 Apakah atau akankah Selasar Sunaryo Art
Space mengambil keuntungan sebagai first-
mover?
✔
4 Apakah atau akankah Selasar Sunaryo Art
Space mengambil keuntungan dari reaksi
galeri seni lain terhadap kegiatan – kegiatan
yang telah dilaksanakan?
✔
5. Apakah atau akankah Selasar Sunaryo Art
Space mengambil keuntungan dari peluang
atau ancaman dari galeri seni lainnya?
✔
Page 90
78
COMPETITIVE CONSEQUENCE SELASAR SUNARYO ART SPACE
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Strategi Activities:
Apakah perusahaan
sudah melakukan
kegiatan - kegiatan
yang tepat?
Value:
Apakah value yang
dibuat lebih dipilih oleh
banyak pengunjung?
Appropriability:
Apakah strategi yang
telah dilakukan
memungkinkan
perusahaan untuk
mendapatkan uang?
Change:
Apakah strategi yang
ada saat ini memberikan
keuntungan dari
perubahan yang telah
dilakukan?
Competitive consequence
Strategi 1 Ya Ya Ya Ya Sustainable Competitive
Advantage
Strategi 2 Ya Ya Ya Tidak Temporary Competitive
Advantage
Strategi 3 Ya Ya Ya/Tidak Ya Temporary Competitive
Advantage
Strategi 4 Ya Ya Tidak Tidak Competitive Party
Strategi 5 Tidak/Ya Tidak Ya Tidak Competitive Party
Strategi 6 Tidak Tidak Tidak Tidak Competitive
Disadvantage
TABEL 7
Page 91
79
79
KODING 1
STRATEGI PEMASARAN
No. Pertanyaan Kode Jawaban Kesimpulan
1. Siapa saja segmen
pasar SSAS?
DA Sebenarnya luas banget. terbuka sebanyak mungkin lapisan
masyarakat cuma yang perlu disadari juga kalau nggak
semua orang melihat seni rupa atau seni rupa kontemporer
itu menarik atau jadi kebutuhan. Kalau misalnya Selasa
Sunaryo sendiri kan sebetulnya utamanya di galeri terus
kegiatan utamanya itu pameran seni rupa jadi orang-orang
kita terbuka seluas mungkin lapisan masyarakat karena visi
misi kita tentang edukasi publik sebisa mungkin juga
menjangkau bisa menjangkau semua orang.
Semua kalangan.
RA Dari banyaknya kegiatan yang dilakukan itu, segmen
otomatis akan terbentuk menurut saya. Karena setiap kita
melakukan pameran arsitek, pasti arsitek nanti yang kita
undang, jadi ktia punya database berdasarkan kegiatan
yang berlangsung. Jadi misalnya kita ada pameran tentang
desain produk, pasti kita akan mengundang orang – orang
desain.
Tergantung kegiatan yang
diselenggarakan.
SS Orang – orang yang mempunyai ketertarikan seni atau
orang yang pengen belajar orang yang pengen tahu tentang
seni itu. Kalau untuk pendidikan, seni rupa udah jelas ya
1. Orang yang tertarik
dengan seni.
2. Mahasiswa.
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Page 92
80
bagaimana mereka itu mendapatkan sesuatu sesudah dari
sekolah. Kalau untuk anak SMA, saya ingin menebarkan
embrio untuk mengenal seni dari selasar Sunaryo. SMA,
anak muda, orang tua. Proporsional. Saya ingin orang tua
paling sedikit, anak muda sebanyak mungkin, SMA karena
mereka biasanya rombongan bisa menyebarkan bibit bibit
seni, jam sekian tahun ini akan memahami itu. Ya orang
tua enggak juga enggak apa-apa.
3. SMA.
4. Orang tua.
2. Bagaimana target
pasar yang telah
ditetapkan SSAS?
DA Kita keluarin service untuk edukasi pada akhirnya kembali
ke orangnya sendiri apakah dia memang mau atau nggak.
Orang yang ingin diedukasi
seni.
RA Kalau di sini itu tergantung kegiatan. Target yang ditetapkan
tergantung pada kegiatan.
SS Tapi saya mau orang kesini itu sudah siap, saya ingin itu. Orang yang ingin diedukasi
seni.
Page 93
81
KODING 2
COMPETITIVE ADVANTAGE
No. Pertanyaan Kode Jawaban Kesimpulan
1. Apa saja keunggulan
yang dimiliki oleh
SSAS dibandingkan
dengan
kompetitornya?
Apa saja keunggulan
yang dimiliki oleh
SSAS dibandingkan
dengan
kompetitornya?
DA Kalau misal aku lihat di galeri lain memang yang di visi
misinya literal untuk edukasi publik itu cuma Selasar terus
juga harus dirasain langsung suasananya kalau misalnya di
galeri lain ngebangun Selasar ini ada konsepnya pengen
gimana caranya orang bisa tetap merasakan alam, kalau
dibandingin secara secara program yang lain juga bisa
dibilang yang paling rutin menyelenggarakan program,
soalnya kita pasti paling nggak sebulan dua bulan sekali itu
pasti ada pameran.
1. Visi dan Misi untuk
edukasi publik.
2. Konsep alam.
3. Program yang rutin.
RA Yaitu adalah program-program yang kita bisa continue
untuk melaksanakan dan memang kalau saya boleh
berbangga ya, program di selasar itu terhitungnya cukup
mahal biayanya. Kenapa? Kalau kita bandingkan dengan di
Jogja, Jogja itu bisa menyelenggarakan 1 pameran dengan
biaya hanya dengan 2 juta. Selasar itu punya punya Pak
Naryo namanya ada Sunaryo nya salah satu kan sudah
istilahnya dalam tanda petik itu memiliki kualitas baik. Pak
Naryo masih terlibat dan secara estetika apapun itu beliau
harus yang harus yang tahu lebih dulu.
1. Program yang rutin.
2. Biaya program yang
mahal.
3. Bapak Sunaryo sebagai
pendiri.
4. Bapak Sunaryo masih
terlibat dalam keputusan
yang akan diambil.
SS Ada passion. Saya merasa senang kalau ketemu dengan
seniman muda, melihat karya-karya muda. Itu kalau saya
tujuannya untuk komersil, barangkali dalam situasi gini udah
tiarap, udah tutup.
Passion.
Page 94
82
2. Apa saja kelemahan
yang dimiliki oleh
SSAS dibandingkan
dengan
kompetitornya?
DA Mungkin karena pada saat awalnya Selasar dibangun gratis,
kemudian kalau misalnya dibandingin tempat lain itu kalau
Selasar suasana kekeluargaan nya masih kerasa banget itu
dan itu mungkin yang jadi kesulitan kita juga untuk apa ya,
komersialisasi.
Kesulitan untuk
komersialisasi.
RA Selasar punya koleksi karya yang di miliki tidak banyak. Koleksi yang tidak banyak.
SS Bagaimana memimpin orang itu dalam kondisi stabil.
Memimpin orang untuk tetap dalam satu visi.
Memimpin untuk tetap satu
visi.
Page 95
83
83
KODING 3
STRATEGI PEMASARAN DAN COMPETITIVE ADVANTAGE
No. Pertanyaan Kode Jawaban Kesimpulan
1. Apa saja keunggulan
yang dimiliki oleh
SSAS dibandingkan
dengan galeri seni
lainnya?
DTP Buat saya ruangan yang paling representative untuk pameran
saya di Selasar.. Satu buat saya yang cocok untuk pameran
sih di Selasar, kedua buat saya suasana ya beberapa orang
manajemennya saya udah kenal. Yang ketiga, selasar
memiliki nilai edukasi yang tinggi dibandingkan dengan
Lawang Wangi misalnya. Lawang Wangi misalnya menurut
saya dia belum secara kulturalnya belum terbentuk ya
kemudian Lawang Wangi kan terkenalnya dengan
kompetisinya, untuk pameran yang komersial. Selasar
dengan ada diskusinya menurut saya lebih cocok aja gitu
dengan apa yang saya pengen.
1. Ruangan yang
memadai.
2. Manajemen yang baik.
L Kalau kita sih kenapa suka dengan Selasar itu networking
yang mereka miliki sudah terbangun dengan baik, jadi
jaringan punya itu sudah sangat mendukung tujuan apa yang
kita sampaikan misalkan kita ngadain pameran di sana.
Selasar Sunaryo adalah galeri yang settle, maksudnya selalu
aktif dan eksistensinya baik itu dibanding galeri lain. Jadi
kenapa kita mau ngadain kerjasama dengan kita yakin
mereka pun dari management, sistem yang lainnya sudah
bagus.
1. Networking.
2. Program yang rutin.
3. Manajemen yang
bagus.
4. Sistem yang bagus.
2. Aktivitas apa saja yang
biasanya ditawarkan
DTP Biasanya ada pameran dan juga diskusinya ya. 1. Pameran.
2. Diskusi.
Page 96
84
oleh institusi kepada
pengunjung SSAS?
L Bentuk kegiatan kegiatannya di sana kan ada beberapa
workshop, pameran dan mereka juga ada perpustakaan, terus
juga kegiatan sekarang tuh yang saya tahu untuk
penampilannya kerjasama dengan Korea Institut untuk
menampilkan film-film dari Korea. Beberapa kerjasama
sama galeri lain atau seni rupa yang lain yang lain atau
seniman senimannya.
1. Workshop.
2. Pameran.
3. Screening film.
3. Nilai / Value apa yang
diharapkan institusi
ketika telah
mendatangkan
pengunjung ke SSAS?
DTP Jadi lebih yang ke sifatnya nilai kultural kebudayaan, nilai
pendidikan atau edukasi.
1. Kebudayaan.
2. Edukasi.
L Menurut saya valuenya adalah seni sama pendidikannya sih. 1. Seni.
2. Edukasi.
4 Bagaimana posisi saing
pasar SSAS sebagai
wisata seni di Kota
Bandung?
DTP Karena pilihannya yang sekarang aktif itu kalau nggak di
sini (Galeri Soemardja), Selasar atau di Lawangwangi sama
NuArt sih.
Galeri yang aktif.
L Selasar Sunaryo udah dibilang settle. Program residency
yang salah satunya diselenggarakan oleh Selasar Sunaryo
dan karena sistem dan manajemen yang sudah baik,
residensi dari luar negeri pun berani untuk megang Selasar
Sunaryo. Jadi kita kalau misalnya ngadain kerjasama juga
udah percaya.
Sudah diakui.
Page 97
85
TRANSKRIP WAWANCARA 1
Kode : DA
Narasumber : Ibu Dea Aprilia
Jabatan : Manajer Program
Tanggal Wawancara : 3 Mei 2019
Lokasi Wawancara : Selasar Sunaryo Art Space
Waktu Wawancara : 13.00 WIB - Selesai
Pewawancara: Siapa saja segmen pasar SSAS?
Narasumber: Sebenarnya luas banget. terbuka sebanyak mungkin lapisan
masyarakat cuma yang perlu disadari juga kalau nggak semua orang melihat seni
rupa atau seni rupa kontemporer itu menarik atau jadi kebutuhan gitu kalau
misalnya kesenian orang antara ngelihat viewnya atau ke kafenya. Kalau misalnya
Selasa Sunaryo sendiri kan sebetulnya utamanya di galeri terus kegiatan utamanya
itu pameran seni rupa jadi orang-orang kita terbuka seluas mungkin lapisan
masyarakat karena visi misi kita tentang edukasi publik sebisa mungkin juga
menjangkau bisa menjangkau semua orang.
Pewawancara: Bagaimana target pasar yang telah ditetapkan SSAS?
Narasumber: kita keluarin service untuk edukasi pada akhirnya kembali ke
orangnya sendiri apakah dia memang mau atau nggak.
Pewawancara: Apa saja keunggulan yang dimiliki oleh SSAS dibandingkan
dengan kompetitornya?
Narasumber: Kalau misal aku lihat di galeri lain memang yang di visi misinya
literal untuk edukasi publik itu cuma Selasar terus juga harus dirasain langsung
suasananya kalau misalnya di galeri lain ngebangun Selasar ini ada konsepnya
pengen gimana caranya orang bisa tetap merasakan alam,di sini banyak ruang
terbukanya sama si Selasar itu sendiri kan kalau secara arsitektur itu ruang terbuka
dari segi arsitektur sama tentang tujuan tentang edukasi dan kalau misalnya
dibandingin secara secara program yang lain juga bisa dibilang yang paling rutin
menyelenggarakan program, soalnya kita pasti paling nggak sebulan dua bulan
sekali itu pasti ada pameran.
Pewawancara: Apakah sudah ada agenda untuk tahun ini?
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Page 98
86
Narasumber: Cuman kalau misalnya tahun 2018 kemarin dipublish cuma untuk
tahun ini belum dipublish karena masih ada beberapa acara yang belum fix. Kalau
untuk dalam satu tahunkegiatannya ada berapa banyak kegiatannya ada berapa
banyak. Untuk programnya sendiri hampir 12 sampai dengan 15. Yang
direncanakan ada 10 sampai dengan 12, ada juga yang namanya program sisipan
jadi diantara misalnya kita lagi ada pamerandan kebetulan ada yang ngajuin
proposal terus bisa kita terima itu masuknya program sisipan itu bisa sampai 20.
Misalnya kita kosong kita naikin pameran koleksi kalau NuArt itu kan konsepnya
museum jadi memang dia kan selalu mendisplay karyanya Pak Nyoman. Kalau
misalnya di sini juga di ruang itu khusus untuk display karyanya Pak Sunaryo
makanya ini dari September tahun kemarin ini kita karya instalansi Pak Sunaryo
belum bongkar karena dari segi teknis nya lama dan kesulitannya juga sangat
tinggi jadi daripada cepet-cepet dibongkar sayang.
Pewawancara: Apakah ada lagi keunggulan daya saing yang dimiliki oleh SSAS?
Narasumber: Mungkin dari owner nya sendiri Bapak Sunaryo, beliau sering terjun
langsung ke lapangan kalau misalnya secara program kita ada program residensi
sih itu seniman dan itu banyak seniman yang masih bisa interaksi langsung sama
beliau diskusi tentang karyanya kemudian di program-program publik lain juga
kayak misalnya diskusi buat umum kalau misalnya temanya menarik beliau masih
suka datang jadi orang masih apa ya masih bisa menjangkau beliau.
Pewawancara: Apa saja kelemahan yang dimiliki oleh SSAS?
Narasumber: Mungkin karena pada saat awalnya Selasar dibangun gratis,
kemudian kalau misalnya dibandingin tempat lain itu kalau Selasar suasana
kekeluargaan nya masih kerasa banget itu dan itu mungkin yang jadi kesulitan kita
juga untuk apa ya, komersialisasi, kalau misalnya di galeri atau museum lagi
sudah wajar kita sendiri masih ragu gitu nanti orang-orang gimana ya nanti
seniman-seniman lain apakah jadi eksklusif, seperti itu sih.
Pewawancara: Mengapa entrance fee baru diberlakukan pada tahun kemarin?
Narasumber: Soalnya awalnya ini bangun karena untuk edukasi untuk menyerap
pasar yang seluas. Mungkin makanya digratiskan dan kemarin itu momentumnya
pas juga sih karena kan kita pas 20 tahun dan pameran tunggalnya Pak Naryo jadi
kita sekalian coba mulai ticketing.
Pewawancara: Apakah ada perbedaan jumlah pengunjung dari sebelum adanya
ticketing dan sesudah adanya ticketing?
Narasumber: Ada sih jelas. Turun sih sejauh ini turun. Tapi maksudnya wajar sih.
kalau misalnya ticketing itu mungkin kelemahannya misalnya ini kita udah
Page 99
87
display Lawangkala hampir udah setengah tahun lebih ya terus kan orang udah
banyak yang lihat sebetulnya jadi kalau misalnya kita ngasih tiket yang apa
namanya yang bisa ada 2 jenis tiket tiket terusan sama tiket program. Tiket reguler
kalau misalnya kita mau jual tiket terusan yang sebenarnya orang udah lihat yang
ini atau orang sebenarnya udah lihat yang ini jadi orang enggak bisa datang
berkali-kali.
Pewawancara: Apakah selasar Sunaryo bekerjasama dengan travel agent?
Narasumber: Belum pernah. Cuma orang-orang memang banyak yang
menghubungi langsung ke sini aja sih maksudnya sebagai destinasi nggak sebagai
kerja sama.
Pewawancara: Apakah ada kerjasama dengan online travel agent?
Narasumber: Kemarin baru pitching sama Traveloka. Entrance feenya aja.
Pewawancara: Promosi apa saja yang sudah dilakukan selasar Sunaryo dalam
setiap kegiatannya?
Narasumber: Lewat media sosial, ada yang offline juga online. Yang offline
berupa poster dan undangan. Undangan personal lebih ke klien atau kolega
personal sih. Kalau online biasanya dari website Instagram Facebook Twitter
sama broadcast WhatsApp.
Pewawancara: Untuk di tahun 2018 apakah ada permasalahan di bagian
pemasaran?
Narasumber: Paling ini sih sebenarnya ini bukan cuman di Selasar tapi mungkin
seni rupa keseluruhan. Itu kayaknya press conference udah nggak efektif lagi
kalau misalnya kerjasama dengan wartawan biasanya selama ini kan gak ngasih
uang karena nggak boleh juga membayar media, undangan untuk media tour gitu
misalnya udah nggak efektif antara nggak ada yang datang atau dikit banget yang
datang. Kalau misalnya untuk publikasi di media tulisan wartawan tulisan jurnalis
nya itu nggak sesuai dengan yang kita inginkan bukan maksudnya jelek tapi kita
pengen ada kupasan lagi pembahasan yang lebih dalam tapi orang-orang kan
kebanyakan ngambilnya dari press rilis atau masih apa ya masih pembahasannya
masih di permukaan kurang dalam kurang dalam. Misalnya kerjasama dengan
komunitas atau institusi lain misalnya kita mau bikin waktu itu mau bikin tour
untuk mahasiswa untuk anak-anak sekolah kebanyakan waktu itu soalnya lagi
promosi, kalau misalnya nggak, bawa rombongan ke sini untuk pameran yang
seniman Singapura itu memang digratiskan ini memang programnya tahun
terjadinya tahun 2019 awal cuman ini masih termasuk rangkaian tahun 2018 itu
Page 100
88
banyak orang yang akhirnya enggak jadi datang itu karena misalnya lokasi atau
mereka transportasinya susah untuk ke sini terus kayak gitu.
Pewawancara: Mengapa selasar Sunaryo belum memiliki divisi pemasarannya
sendiri? bukankah jika tasknya dibebankan kepada manajer program justru terlalu
banyak task untuk divisi tersebut?
Narasumber: Sebetulnya saya setuju banget sih., kalau secara manajemen menurut
saya pribadi masih banyak yang bisa di kembangin misalnya ada divisi baru atau
spesialisasi. Soalnya selama ini kalau publikasi itu berada di bawah program,
mungkin kalau menurut saya sih mungkin bisa lebih efektif lagi kalau misalnya
ada divisi khusus atau orang-orang khusus yang nanganin pemasaran publikasi
dan promosi. Cuma banyak faktor yang sulit untuk menambah SDM. Terus
misalnya mau ngambil waktu libur itu juga agak sulit itu jadwal operasionalnya
selalu tutup kalau misalnya libur nasional. Sebetulnya kesulitan utama itu ada di
financial, karena selama ini selalu bergantung ke donatur tunggalnya yaitu Pak
Naryo.
Page 101
89
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode : DA
Narasumber : Ibu Dea Aprilia
Jabatan : Manajer Program
Tanggal Wawancara : 15 Juni 2019
Lokasi Wawancara : Selasar Sunaryo Art Space
Waktu Wawancara : 14.00 WIB - Selesai
Pewawancara: Bagaimana kelanjutan kerjasama dengan Traveloka?
Narasumber: Kalau online travel agent kan kemarin kita baru mulai kerja sama
dengan Traveloka, penjajakannya dari mulai bulan Mei. Baru dari bulan lalu kan
dan efektif dari mulai Rabu kemarin (12 Juni 2019).
Pewawancara: Berarti di tanggal 12 Juni Traveloka sendiri sudah aktif untuk
menjual paket?
Narasumber: Untuk harganya sih sesuai dengan yang kita publish di sini sih Rp.
25.000.
Pewawancara: Apakah sudah ada kerjasama lain dari travel agent untuk menjual
paket tour dari Selasar?
Narasumber: Untuk sejauh ini sih belum ada lagi.
Pewawancara: Apakah ada perubahan metode dalam promosi di Selasar Sunaryo?
Narasumber: Enggak ada sih, kalau dari Bulan Mei itu terlalu dekat jarak benda
yang sekarang. Nggak berbeda sih.
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Page 102
90
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode : RA
Narasumber : Ibu Rosiyani Aman
Jabatan : Manajer SSAS
Tanggal Wawancara : 2 Mei 2019
Lokasi Wawancara : Selasar Sunaryo Art Space
Waktu Wawancara : 13.00 WIB - Selesai
Pewawancara: Siapa saja segmen pasar SSAS?
Narasumber: Selasar itu kan bergerak di bidang seni budaya, kita sebagai lembaga
nirlaba, Pak Sunaryo adalah perupa, jadi disini yang jadi produk utamanya adalah
pameran seni rupa. Tapi karena di Selasar itu memili dewan pertimbangan
kuratornya, itu pertama berdirinya ada orang seni rupanya 3 orang, ada orang
teater, dari arsitek. Selasar itu mempunyai amphiteater, jadi disini itu sering
mengadakan kegiatan teater, kita punya kids programme, kita punya artistor, kita
ada kegiatan diskusi, workshop, tapi yang menjadi paling utama adalah pameran
seni rupa, ada pameran arsitek ada pameran desain produk. Selasar itu banyak
banget gitu programnya. Dari situ kita juga punya seorang dewan kurator yang
mengarahkan, kalau misalnya arsitek apa kira – kira yang ingin dimunculkan.
Sekarang kurator itu tinggal Bapak Bambang untuk filsafat, Bapak Sunaryo itu
sendiri dari seni rupa dan Ibu Litarugi seniman dari Yogyakarta sebagai orang
dinamis. Dari banyaknya kegiatan yang dilakukan itu, segmen otomatis akan
terbentuk menurut saya. Karena setiap kita melakukan pameran arsitek, pasti
arsitek nanti yang kita undang, jadi ktia punya database berdasarkan kegiatan
yang berlangsung. Jadi misalnya kita ada pameran tentang desain produk, pasti
kita akan mengundang orang – orang desain. Jadi pada setiap pameran di Selasar
itu minimal ada 300 orang. Kita punya banyak sekali nama – nama seniman yang
sudah melakukan pameran di Selasar itu, all over the world. Jadi kita punya
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Page 103
91
kerjasama dengan Goethe Institute, British Council, Prancis, Itali, banyak sekali.
Jadi misalnya pamerannya arsitektur, kita mengundang arsitektur. Misalnya
kegiatannya anak – anak, pasti kita mengundang anak – anak, ada linknya itu
disitu.
Pewawancara: Bagaimana target pasar yang telah ditetapkan SSAS?
Narasumber: Kalau di sini itu tergantung kegiatan.
Pewawancara: Apa saja keunggulan yang dimiliki oleh SSAS
Narasumber: Yaitu adalah program-program yang kita bisa continue untuk
melaksanakan dan memang kalau saya boleh berbangga ya, program di selasar itu
terhitungnya cukup mahal biayanya. Kenapa? Kalau kita bandingkan dengan di
Jogja, Jogja itu bisa menyelenggarakan 1 pameran dengan biaya hanya dengan 2
juta, katalog fotokopian, pembukaan alakadarnya kopi sama apa gitu terus,
Selasar itu punya punya Pak Naryo namanya ada Sunaryo nya salah satu kan
sudah istilahnya dalam tanda petik itu memiliki kualitas baik. Dalam hal program
yang disediakan orang datang kita jamu padahal udah jauh kita ada bandrek,
bajigur, ada rebusan yang panas juga kayak mie bakso atau apa itu untuk
sebanyak 300 orang nggak enggak murah di tambah untuk mengadakan terus ada
pembuka pameran setelah itu pameran berlangsung kita ada exhibition guide,
enggak bisa nggak itu kalau bisa 2 ruangan pameran kita minimal 2 orang jaga
satu kali per orang mintanya Rp. 75.000. Sebulan ini udah biaya-biaya yang harus
dikeluarkan oleh Selasar.
Pewawancara: Dulu kalau nggak salah masuk selasar Sunaryo itu gratis ya Bu?
Kenapa sekarang bayar?
Narasumber: Iya. Kita udah 20 tahun Mbak kita berpikir bahwa cukuplah ya kita
dengan gratisan. Kita menyerahkan segala juga kan pasti perlu biaya besar, harus
mendidik publik yang datang itu mereka untuk menghargai. Kalau melihat
pameran itu mereka harus bayar kan kita juga untuk membayar lagi biaya-biaya
yang terjadi walaupun tidak menutup Mbak tapi istilahnya kita pembelajaran aja
ya biar menghargai. Kalau di sini Rp. 15.000. pameran terusan mereka bayar Rp.
25.000.
Pewawancara: Di bagian pemasaran, tugasnya apa saja ya Bu?
Narasumber: Kalau untuk galeri seni, kita tidak proaktif, kita tidak pasang iklan,
karena kita memang lembaga nirlaba yang kita nggak punya uang untuk itu. jadi
lebih kepada persiapan pada saat kita mau membuat program. Artinya apa?
misalnya untuk mengundang tamu banyak datang ke acara kita, kita pakai
sekarang pakai instagram, Facebook, pakai website, pakai spanduk, itu masih
Page 104
92
bikin diluar poster kita masih di kampung budaya, undangan juga udah jam sepuh
sepuh kita masih undang. kalau yang muda-muda kita pakai WA aja. Kayak gitu,
kayak misalnya kita punya di sini tempat yang bisa disewakan, tempat kopi
selasar juga bisa kayak ada orang mau bikin ulang tahun, kalau pernikahan belum
diizinkan karena terlalu berantakan, apalah kalau pernikahan orang makan opo
lempar-lempar, takutnya kan sayang ya buat ini secara estetika gimana jadi
sistem kita untuk menjaring tamu yang datang selain programnya memang juga
khusus kan gitu kayak misalnya kita juga banyak menyebarkan yang tadi saya
sampaikan kita nggak punya semacam marketing manager atau lebih di program
saja. Program-program ini nanti misalnya oke ini udah jadi ntar di mana aja
sekolah-sekolah pasti itu pendidikan, Mbak. Kita tuh menyampaikan apa yang di
pamerkan di sini dan kita selingi dengan artist stock atau kalau nggak juga ada
group tour yang jalan-jalan didampingi oleh kurator cerita juga nanti si
senimannya yang bicara gitu jadi terjadi tanya jawab.
Pewawancara: Apakah ada evaluasi mengenai manajerial di Selasar Sunaryo Art
Space?
Narasumber: Setiap tahun itu sebelum rapat dengan dewan kurator, kita internal
dulu membahas, jadi dari program-program, kita ada masalah di mana, dari
manusianya juga, pokoknya SWOT itu kita analisa juga.
Pewawancara: Untuk evaluasi di tahun 2018 apakah ada masalah yang terjadi di
bagian pemasarannya?
Narasumber: Kemarin 2018 itu kan peresmian 20 tahunnya Selasar. Waktu kita
evaluasi program itu banyak sekali yang kita apa ya istilahnya orang itu karena
besarnya programkan, Pak Naryo membuat pameran tunggal bikin Lawangkala
ini, terus dari target misalnya undangan itu disebar kurang lebih ada 500 yang
datang itu lebih dari 500 ya, tapi nggak bisa kurang karena kita dalam RSVP
misalnya kita enggak telepon semua orang di datang juga sayang ya. Orang udah
diundang ada yang juga mereka udah otomatis ada, satu masukan dari teman
bahwa saya ini kurang proaktif karena tidak semua ditelepon. Terus pada saat
penyelenggaraan pembukaan juga akan berlangsung di depan kan, itu kita
memakai satu orang seniman dari Makassar yang untuk dalam pembukaan itu dia
juga datang dari Makassar dan anak-anak yang itu perform itu tidak tertangani
dengan baik. Padahal Pak Naryo itu adalah orang yang perfeksionis, kalau ada
apa-apa itu beliau pengennya juga ikut terlibat, melihat, memberi masukan segala
macam. Sehingga pada saat menghitung yang datang aja 500 orang itu kita
anggap biasa aja, pembukaan yang kita harapkan lebih banyak orang datang lagi.
Pewawancara: Apakah program kerja selasar Sunaryo art space telah 2019
direncanakan di akhir tahun 2018?
Page 105
93
Narasumber: Program kerja iya, misalnya ada proposal masuk, ada usulan dari
kurator, ada usulan dari dewan kurator, itu digodok nya di bulan Desember.
Pewawancara: Artinya apakah dalam satu tahun ini sudah ada program kerja yang
akan dilaksanakan?
Narasumber: Sudah ada. Namun dari program manajer memutuskan untuk tidak
membuat agenda, karena kita lebih aktif di website. Nggak tahu gimana, Mbak
sudah ngecek website kami belum di tahun 2019 apakah sudah ada?
Pewawancara: Ketika saya cek update terakhir masih di Lawangkala, Bu.
Narasumber: Ya begitulah Mbak. Kadang-kadang 1 program Manager itu harus
segala di handle jadi kadang-kadang banyak juga yang keteteran.
Pewawancara: Mengapa selasar Sunaryo art space tidak menambahkan staff di
bidang pemasaran?
Narasumber: Kita nirlaba ya. Sebenarnya kita sudah 30 orang loh mbak yang
bekerja di sini. Sebuah galeri itu hitungannya kebanyakan ya mbak, namun kita di
kopi selasar saja Ada 10 orang, kebersihan 4, satpam 4, ada yang di perpustakaan,
di front office, tiket box, ada dokumentasi, keuangan, ada saya, ada kurator, ada
program Manager. Itu ada 12 orang yang intinya.
Pewawancara: Apakah memungkinkan Bu untuk menambahkan staf di bidang
pemasaran untuk membantu program Manager?
Narasumber: Kalau untuk bidang pemasaran Mbak sebenarnya kita nggak fokus
di situ. Untuk sekarang juga program Manager sudah banyak yang bantu yaitu 2
orang yang magang di Selasar Sunaryo. Artinya yang magang itu membantu
untuk dokumentasi, untuk manager program sendiri kan itu lebih banyak
pemikiran-pemikiran dari dia sendiri kan. Kalau saya belum belum kebayang
kalau nanti dibantu sama staff lainnya, karena dia harus bantu kurator juga untuk
membuat persiapan ini itu. Nanti dia yang sebagai eksekutor kan. Dari mulai bikin
timeline, kontak dengan seniman, segala macem.
Pewawancara: Adakah keunggulan lainnya selasar Sunaryo art space
dibandingkan dengan galeri seni di kota Bandung lainnya?
Narasumber: Yang pertama adalah program, tidak semua galeri mau untuk
melakukan kegiatan yang berkelanjutan, maksudnya gini, di Jalan Riau itu dulu
ada Galeri Kita namanya, punya disbudpar Bandung yang dikelola oleh seniman
Bandung. Itu hanya bertahan berapa tahun ya sekarang udah nggak ada. Karena
mahalnya untuk menyelenggarakan sebuah program. Apalagi selasar Sunaryo art
space itu nirlaba, jadi setiap ada pameran kita tidak menutup kemungkinan untuk
Page 106
94
dapat komisi beberapa persen dan itu kita gunakan untuk kegiatan selanjutnya.
Jadi nggak ada itu karyawan dapat bonus. Cuma kita disini punya kelebihan juga
yaitu kekeluargaan, Mbak. Jadi karyawan di sini itu ada yang dari mulai
pembangunan sampai sekarang masih kerja di sini.
Pewawancara: Apa saja keunggulan yang dimiliki oleh SSAS?
Narasumber: Yang pertama punya kualitas. Pak Naryo masih terlibat dan secara
estetika apapun itu beliau harus yang harus yang tahu lebih dulu. Dan beliau
sangat ahli dalam mengelola ruang. Apapun yang dia pegang pasti jadi maha
karya. Nah kemarin itu gini Mbak, kemarin itu saya ada yang nelepon. Bu Yani
Saya mau pentas dong di sini, namanya Salang arang. Terus saya baca ke
sinopsisnya lebih ke politik dan pas kita mau pemilu. Saya diskusikan rekan-
rekan, ini tuh tidak bisa di selasar karena masuk dalam perpolitikan. terus kata si
kurator nya biarin aja Bu nanti saya aja yang bikin surat untuk menolak. Terus dia
bikin suratnya, bagus banget gitu yang menyatakan bahwa selasar itu yang
ditonjolkan adalah budayanya gitu. Nah lalu saya sarankan saja untuk ke NuArt.
Ini saya kasih nomor telepon direktur nya. Pas pentas domba, itu yang punya nu
art langsung walk out. Terus jadi viral. Sampai bikin press conference dan
ternyata yang pantes adalah wartawan wartawan. Jadi ternyata pementasan itu
untuk dukungan ke salah satu paslon untuk pemilu. Lalu pak Naryo membahas,
terima kasih ya untuk teman-teman selasar sudah mengambil tindakan yang benar
tidak menerima mereka di sini. Hitunglah nilainya selasar Mbak Di sini tidak ada
politik, agama, pengajian. Pokoknya kita normal aja.
Pewawancara: Berarti selasar Sunaryo art space ini hanya mengambil dari sisi
sosial dan budaya. yang mana dari karya Pak Sunaryo ini yang saya lihat adalah
kebanyakan mengkritisi tentang sosial dan budaya di Indonesia ya Bu. berarti
yang saya pahami di sini adalah selasar Sunaryo art space itu masih dipegang
quality control nya oleh Pak Sunaryo itu sendiri ya. Selanjutnya apa lagi sih bu
selain itu?
Narasumber: Pertama kualitas program, kedua kita selalu setiap program-
programnya dibahas secara detail gitu nanti apa-apa ininya apa apa apa apa gitu
nanti hujannya masih jadi dia update terbaru seperti apa itu satu keunggulannya
solid. SDM nya loyal kekeluargaan dan solid. Saya sendiri sudah kerja di sini 19
tahun, belum lagi ada yang bekerja dari sebelum ini itu masih pembangunan. Jadi
saya pikir, loyalitas di sini sangat bagus sekali, walaupun mereka juga tahu bahwa
standar gaji di sini tidak besar. Pernah disini nirlaba, tidak mencari keuntungan.
Sama yang ketiga itu dari tempat, Karena pak Naryo sendiri sangat care dengan
program dengan kondisi lingkungan. Kitab mempunyai jadwal yang teratur untuk
quality control bangunan. Selasar juga sudah mendapat penghargaan dari ikatan
Page 107
95
arsitek Indonesia, sebagai bangunan budaya. keempat adalah pak Naryo nya
masih ada dan beliau sangat care dengan tempat ini.
Pewawancara: Apa saja kelemahan yang dimiliki oleh SSAS
Narasumber: Kalau selasar kenapa tidak diberi nama museum, karena Selasar
punya koleksi karya yang di miliki tidak banyak, saya tidak tahu apakah itu
merupakan salah satu kelemahan. Kan ini nih udah 19 tahun kan bosen pengen
tampilan nya dirubah terus kebetulan juga tahun, kemarin itu kita dapat bantuan
pertama kali dari pemerintah kita dari bekraf, ddapat bantuan untuk bangun
bagian atas dan diganti dengan kaca dan lantainya diganti tapi memang ini secara
kualitas itu nggak puas karena bukan begini itu yang diinginkan. Dengan kita
dapat bantuan dana 1M misalnya yang mengerjakan badan ekonomi kreatif, kita
mau nggak mau harus menerima hasilnya. Kita selain dapat fasilitas dari bekraf,
udah dapet genset kita dapat sound system, kita dapat kursi kita dapet apa lagi ya,
rak rak untuk di kantor tapi memang karena mereka itu selalu terburu-buru gitu.
Jadi misalnya kayak mesin pompa yang dikasih sampai akhirnya kalau airnya
nggak ada ini kasihan mesinnya gak bisa nyedot. Generator datang ke sini juga
tanpa tanpa kabel, soalnya banyak banget kayak kita akhirnya harus modalnya dia
juga bikin rumah ini nya rumah genset nya sampai habis sendiri 10 juta lebih.
Terus kita dapat juga ini mesin mintanya mesin penghancur ranting dan kita kan
disini sampah dikelola sendiri Mbak, jadi kita nggak ada ikut membuang sampah
ke desa kita punya lahan besar kita di situ bikin sambalnya yang dipilah ada
plastik ada buat apa itu mau dijual. Tapi kayak sampah basah itu bisa bikin
kompos. Kita dikasih mesin pembakar sampah yang harus pakai gas terus beli gas
sekarang, berapa tahun boleh dijual kalau nggak dipakai gua tahu udah tahu saya
ke sana gitu. Kalau bapak sudah nggak ada ya apakah ini akan terus berlanjut atau
bagaimana, tapi kalau menurut gambaran dari bapak sih mungkin ada anak yang
meneruskan dia kan beda-beda model lama ya kalau kena lu kan lebih tua lebih
banyak pengalaman lu kalau anak muda nggak tahu itu kan dulu juga sehat.
Pewawancara: Apakah ada kerjasama dengan institusi atau pihak – pihak lainnya?
Narasumber: Kemarin Traveloka baru nawarin, pengen jualin tiket juga dari
aplikasinya. Itu lagi digodok juga sama Dea. Kita lebih banyak kerjasama dengan
institusi asing, Japan foundation, Ghoete Institute. Lebih ke kerjasama pameran.
Pewawancara: Kenapa seperti itu Bu?
Narasumber: Mungkin mereka melihat dari fasilitasnya, mungkin dari tim kerja
kita juga. Kita kerjasama dengan good eh ini bukan hanya sekali, beberapa kali
kita pameran di selasar.
Page 108
96
Pewawancara: Berarti untuk saat ini belum ada kerjasama dengan travel agent ya
Bu?
Narasumber: Belum menurut saya travel agent itu membawa tamunya ke tempat-
tempat entertainment berbeda dengan selasar Sunaryo di sini itu sebagai wisata
seni.
Pewawancara: Apakah Selasar Sunaryo Art Space bekerjasama dengan
akademisi?
Narasumber: Kerjasama terutama kita dalam kegiatan workshop, ada seniman dari
luar datangnya mereka pasti akan membuat website dengan seniman yang ada di
Bandung atau dengan mahasiswa tingkat pasti ulang mahasiswa tidak jadi teteh
aja walaupun terus kita juga ingin membuat jalinan dengan orang di luar,
misalnya dengan IKIP, Itenas. Kunjungan-kunjungan juga banyak dari luar pulau
Jawa, dari Makassar dari palu. Dan biasanya Pak Baskoro (Arsitek SSAS)
langsung bersama mereka mengobrol.
Page 109
97
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode : RA
Narasumber : Ibu Rosiyani Aman
Jabatan : Manajer SSAS
Tanggal Wawancara : 15 Juni 2019
Lokasi Wawancara : Selasar Sunaryo Art Space
Waktu Wawancara : 14.00 WIB - Selesai
Pewawancara: Apakah sudah ada kerjasama lain dari travel agent untuk menjual
paket tour dari Selasar?
Narasumber: Biasanya sih kita kerja sama dengan sekolah-sekolah. Kasih
kerjasamanya tidak seperti mereka dapat apa dari sini, tapi lebih mereka diterima
di selasar, mereka bayar dan mereka dikasih tour guide untuk berkeliling.
Pewawancara: Apakah ada perubahan metode dalam promosi di Selasar Sunaryo?
Narasumber: Sebenarnya kayak semacam kita melakukan promosi itu sudah
seperti ada template itu. Ade misalnya kita udah bikin acara, sudah mengirim juga
pres rilis ke media, terus selanjutnya kadang-kadang ada press-con. Tapi sekarang
dinilai nggak terlalu efektif gitu jadi kita lebih banyak mengirim mengirim press
rilis juga ada yang memuat ada yang enggak, emang di tahun ini pamerannya gede
banget. Terus kalau exhibition tour sekarang kuratornya yang menjelaskan kepada
media kepada pengunjung, masih baru ya tahun ini. Sebelumnya belum. Nah itu
juga satu peningkatan.
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Page 110
98
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode : SS
Narasumber : Bpk. Sunaryo Soetono
Jabatan : Pendiri SSAS
Tanggal Wawancara : 7 May 2019
Lokasi Wawancara : Selasar Sunaryo Art Space
Waktu Wawancara : … WIB - Selesai
Pewawancara: Apa harapan Bapak dari Selasar Sunaryo Art Space?
Narasumber: Sebenarnya ini merupakan satu membuat ruang untuk beraktualisasi
seniman seniman muda. Kalau ruang itu memiliki seleksi yang baik, tentunya
hadir disini itu diperhitungkan dalam dunia seni itu sekarang saya merasa terjadi.
Pewawancara: Siapa saja segmen pasar SSAS?
Narasumber: Orang – orang yang mempunyai ketertarikan seni atau orang yang
pengen belajar orang yang pengen tahu tentang seni itu.
Pewawancara: Dari segi pendidikan apakah Bapak memiliki sasaran?
Narasumber: Kalau untuk pendidikan, seni rupa udah jelas ya bagaimana mereka
itu mendapatkan sesuatu sesudah dari sekolah. Kalau untuk anak SMA, saya ingin
menebarkan embrio untuk mengenal seni dari selasar Sunaryo.
Pewawancara: Mengapa selasar Sunaryo membuat entrance fee baru di tahun
2018?
Narasumber: Dari dulu sebenarnya saya ingin mewujudkan mimpi saya, untuk
mimpi saya itu di sini perlu biaya kan itu semua dari kantong saya. Sebetulnya
program seperti ini itu adalah program pemerintah, pemerintah memberikan
edukasi. Waktu saya masih produktif saya dengan senang hati, tetapi saya
semakin mengurangi produktivitas karena usia sehingga untuk jalan bagaimana.
Kemudian dia dipungut saja, diluar ada yang Rp. 100.000 ada yang berapa, paling
tidak, bisa membiayai guide kalau nggak salah sehari Rp. 100.000. Nah untuk
guide saja sudah Rp. 400.000. Tiap hari di sini kadang-kadang bisa 10 orang 20
orang kadang-kadang nggak ada sama sekali kalau udah mendung itu udah sepi,
jadi uang entrance fee itu saja untuk biasa aja masih kurang apalagi kemarin saya
bikin bambu ini sampai 100 juta. Kalau saya pameran habis itu dibuang aja, saya
bukan mesin uang gitu, semakin kesini itu, berkesenian itu secara fisik berkurang.
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Page 111
99
Pewawancara: Oleh sebab itu diadakan entrance fee ya pak.
Narasumber: Dan komentar orang asing, selama sekian tahun itu "gak fair"
memberi free, harus ada satu sumber yang bisa sustainable.
Pewawancara: Apa yang membedakan selasar Sunaryo dengan galeri seni
lainnya?
Narasumber: Sebenarnya kalau museum itu totally pendidikan. Saya tidak berani
pakai kata-kata museum itu terlalu berat. Saya kepingin punya image kontemporer
avantgardas, bisa maju, terus dinamik. Biasanya sesudah museum galeri, tapi
galeri itu konotasinya komersil. Galeri itu tempat menampung jualan, sekarang
sudah ke situ. Makanya kita juga nggak pakai kata galeri, oleh sebab itu kita pakai
selasar Sunaryo Art Space, yang artinya bergerak, memberi edukasi. Tetapi
seandainya pameran bisa terjadi transaksi, kenapa tidak? Karena mungkin itu bisa
ada membantu biaya.
Pewawancara: Jadi yang saya tangkap adalah memungkinkan bahwa terjadi
transaksi di selasar Sunaryo walau memang tujuan utamanya bukan untuk
komersial. Jadi apakah ketika kita mengatakan suatu tempat adalah sebuah galeri
maka sifatnya komersial?
Narasumber: Kebanyakan seperti itu, terutama di Indonesia. Galeri ini misalnya
ada pameran pameran si A, pameran itu boleh dijual. Maka yang mengelola bukan
selasar ada namanya Balai Project. Bukan orang selasar, tapi orang khusus, kalau
nanti ada pameran orang ini enggak tahu-menahu, pokoknya transaksi diurus.
Nanti kalau udah selesai laporan, misal ini ada yang beli 3 lukisan gitu, harganya
segini terus saya dapat sekian persen, supaya kami ini dikasih maintenance 5%
atau 10%.
Pewawancara: Apa yang membuat sasaran sunaryo tetap bertahan selama 20
tahun terakhir?
Narasumber: Ada passion. Saya merasa senang kalau ketemu dengan seniman
muda, melihat karya-karya muda. Itu kalau saya tujuannya untuk komersil,
barangkali dalam situasi gini udah tiarap, udah tutup. Selain passion, passion kan
bisa ke siapa saja, tapi kan saya seniman. Sehingga saya merasa penyegaran batin,
event-event di sini membuat saya merasa semangat terus.
Pewawancara: Mengapa sampai saat ini belum ada staff khusus pemasaran atau
promosi?
Narasumber: Tarik ulur. Kalau saya bikin promosi, yang datang ke sini adalah
orang-orang yang sebenarnya tidak menghendaki itu. Misalnya dinas pariwisata,
rombongan melihat begini saya gak suka. Tapi saya mau orang kesini itu sudah
Page 112
100
siap, saya ingin itu. Sehingga seperti misalnya saya ke luar negeri, di sana yang
saya datangi galeri atau museum yang menurut saya penting tetapi sifatnya
turistik. Misalnya ada tempat untuk Taman selfie. Saya nggak mau di sini.
Misalnya kalau ke Singapura, pokoknya saya mengunjungi tempat-tempat yang
ingin saya kunjungi. Maka kalau ikut tour yang sifatnya wisata, terus gitu, di situ
paling yang menarik dari 10 aja mungkin satu orang aja, sehingga kami tidak
ingin berpromosi pada orang-orang yang tidak terlalu agresif untuk seni.
Pewawancara: Apa harapan Bapak kedepannya dengan selasar Sunaryo?
Narasumber: Bagaimana selasar ini terupdate dengan seni yang selalu bergerak.
Anak saya kebetulan seniman, saya mengatakan kalau misalnya saya sudah tidak
ada, selasar pasti tutup. Jawabannya menyenangkan, harus terus berjalan tapi
beda. Jadi saya curiga dia lebih selektif lagi dibanding saya. Kalau saya lebih
fleksibel, anak mungkin lebih yang ke kontemporer. Jadi passion itu penting.
Tetapi warna dari passion itu sendiri yang membuat bentuk dari perjalanan.
Pewawancara: Apakah kegiatan-kegiatan dalam satu tahun di Selasar Sunaryo Art
Space sudah dibuat di periode sebelumnya?
Biasanya pada bulan Desember itu kita siap untuk tahun depan.
Pewawancara: Biasanya ada berapa kegiatan dalam satu tahun?
Rata-rata 15. Apakah itu pameran atau seminar besar atau performance. Kalau
pamerannya sendiri rata-rata mungkin 4.
Pewawancara: Beralih ke finansial, menurut Bapak apakah kegiatan-kegiatan
yang diselenggarakan di sini biayanya murah atau mahal?
Narasumber: Kalau dibandingkan dengan galeri galeri lain mungkin mahal.
Karena kadang-kadang kalau orang pameran itu jajanan pasar aja atau snack.
Kalau disini bisa dapat makan. Kemudian dalam penampilan saya nggak mau
yang asal-asalan. Kalau perlu dinding dicat dan selalu kalau misalnya kurang
ruangan jadi tambah aja ruangannya nah itu setiap tiap pameran itu mengeluarkan
biaya. Mulai dari 20 juta sampai ratusan.
Pewawancara: Apakah selasar Sunaryo melakukan kerjasama dengan institusi
pendidikan?
Narasumber: Secara kontinu itu tidak ada. Tapi dengan Goethe ada beberapa kali,
dengan Japan foundation beberapa kali. Dengan IFI prancis beberapa kali.
Pewawancara: Kerjasama yang dilakukan Selasar Sunaryo biasanya dalam bentuk
apa?
Page 113
101
Narasumber: Kita punya program, program yg kita laksanakan di sini. Kita
arahkan kita kemas.
Pewawancara: Kurator itu tugasnya seperti apa sih Pak?
Narasumber: Disini itu terbagi menjadi dua, ada kurator in house. Tugasnya untuk
mengawasi kegiatan kegiatan on track. Kalau perlu kurator in house itu
mengkuratori langsung. kalau ada pameran dan butuh misalnya kurator dari
Jakarta atau Jogja, get approach. Kemudian ada pertimbangan dewan kurator, itu
orang-orang yang mempunyai visi. Itu kita undang setahun sekali, mengenai
bagaimana perjalanan kami, apakah ada masukan atau saran, itu biasanya 3 tahun
sekali kita tinjau.
Pewawancara: Bagaimana sistem penyelenggaraan kegiatan di selasar Sunaryo art
space?
Narasumber: Kalau dengan perjalanan ini, seniman yang sudah tahu bahwa disini
mementingkan kualitas. Disini dirapatkan, apa yang bisa didapat, apakah ini
bagus atau cocok. Khususnya untuk yang dari luar negeri biasanya butuh asisten-
asisten nah itu kita ambil dari mahasiswa. Jadi kalau kita dikatakan kerjasama
dengan institut lain, yang kontinu tapi tidak ada MoU itu seni rupa ITB, karena
saya dari ITB.
Pewawancara: Biasanya dalam suatu galeri seni dapat membahas mengenai hal-
hal sosial, budaya, ekonomi, politik dalam suatu negara. Apa yang menjadi target
pembahasan dalam selasar?
Narasumber: Targetnya adalah bagaimana berkesenian itu bisa ikut karnaval
dunia. Target-target itu kadarnya ada di setiap seniman itu sendiri. Misalnya saya
melihat pameran di luar negeri, Saya melihat orang Indonesia itu tampil. Saya
teliti orang itu pernah ke sini, workshop di sini pameran di sini. Dulu kita punya
program 2 tahun sekali yang namanya Bandung New Emergence. Jadi seniman
muda Bandung yang menjanjikan di sini 3 tahun dimentori lalu pameran di sini.
Kita mengundang para seniman, pengamat seni. Bandung sangat potensial.
Pewawancara: Adakah kegiatan kegiatan yang tidak boleh dilakukan di selasar
Sunaryo?
Narasumber: Kegiatan politik Saya tidak suka.
Pewawancara: Mengapa institusi banyak melakukan kegiatan secara berulang kali
di selasar Sunaryo?
Narasumber: Banyak mahasiswa bisa dari Jakarta datang ke sini untuk melakukan
kegiatan mereka yang berkaitan dengan seni rupa.
Page 114
102
Pewawancara: Apa tujuan mahasiswa datang mengunjungi selasar?
Narasumber: Kegiatan pendidikan mereka yang berhubungan dengan seni atau
barangkali mencari suasananya saja.
Pewawancara: Segmentasi apa yang dipilih oleh selasar Sunaryo
Narasumber: SMA, anak muda, orang tua. Proporsional. Saya ingin orang tua
paling sedikit, anak muda sebanyak mungkin, SMA karena mereka biasanya
rombongan bisa menyebarkan bibit bibit seni, jam sekian tahun ini akan
memahami itu. Ya orang tua enggak juga enggak apa-apa.
Pewawancara: Apa saja kelemahan yang dimiliki oleh SSAS?
Narasumber: Mungkin bukan kelemahan ya tapi kesulitan. Bagaimana memimpin
orang itu dalam kondisi stabil. Karena mereka menjalankan mimpi. Memimpin
orang untuk tetap dalam satu visi. Selanjutnya dana mungkin. Institusi seperti ini
biasanya pemerintah yang menghire orang profesional. Misalnya saya di support
pemerintah secara kontinu akan bisa jauh lebih baik. Mimpi saya adalah sharing
pengetahuan, pengalaman, selama saya menjadi dosen itu dibatasi oleh kurikulum.
Kebetulan saya di ITB kurikulum itu banyak kendala yaitu ITB punya target yang
kaitannya dengan teknologi. Untuk seni tidak harus begitu, bisa saja bebas
caranya. Sehingga dengan adanya ini sering diadakan workshop seniman-seniman
dari desa Jelekong, mereka itu satu desa menjadi di desa industri lukisan dikirim
ke Bali ke Medan dan tempat-tempat lain dengan harga Rp. 200.000. Saya pilih
orangnya terus workshop di sini, dari 24 orang sepertinya 4 orang itu berbakat.
Yang 20 orangnya berbakat teknis. Jadi kita panggil dosen muda ITB, bagaimana
cara mencampur cat yang benar, bagaimana membuat sinar yang benar. Kalau
yang 4 orang itu, apa itu seni, 4 itu saya suruh pameran di sini dan karyanya itu
dijual saat pameran 15 juta rupiah. Saya pilih lagi ada dua orang yang berbakat
lalu saya masukkan studio di Jakarta pameran supaya dia masuk ke barisan seni
rupa karena saya yakin seni rupa itu tidak harus melalui perguruan tinggi yang
sistematik yang seperti kurikulum itu kadang-kadang menghambat batas karena
senyuman itu memiliki cara-cara sendiri. Seniman itu cara kerjanya lebih banyak
melihat membaca mendengar, berbeda-beda. Jadi kalau di universitas kan harus
sistem, dan untuk setiap seniman itu sistem itu masing-masing. Sehingga setelah
saya pensiun saya dapat ruang untuk sharing. Ada suatu kebahagiaan ketika yang
saya bantu itu bisa sukses.
Page 115
103
TRANSKRIP WAWANCARA 2
Kode : DTP
Narasumber : Bpk. Danuh Tyas Pradipta
Jabatan : Kurator Galeri Soemardja, ITB
Tanggal Wawancara : 21 Juni 2019
Lokasi Wawancara : Galeri Soemardja, ITB
Waktu Wawancara : 14.00 WIB - Selesai
Pewawancara: Berapa kali Bapak melakukan pameran di SSAS?
Narasumber: Sekitar 3 kali. Pada tahun 2014 saya mengajukan proposal bersama
dengan teman-teman tapi pamerannya di Balai Tonggoh. Yang kedua Selasar
meminta saya untuk melakukan fasilitator residenci. Selasar mengundang tiga
seniman dari Lengkong untuk ada di selasar dan saya diminta untuk menjadi
fasilitator nya. Terus yang terakhir ya yang kemarin, Lukisan Gapilan.
Pewawancara: Apa saja keunggulan yang dimiliki oleh SSAS dibandingkan
dengan galeri seni lainnya
Narasumber: Ini konteksnya Kota Bandung ya. Buat saya ruangan yang paling
representative untuk pameran saya di Selasar. Karena pilihannya yang sekarang
aktif itu kalau nggak di sini (Galeri Soemardja), Selasar atau di Lawangwangi
sama NuArt sih. Satu buat saya yang cocok untuk pameran sih di Selasar, kedua
buat saya suasana ya beberapa orang manajemennya saya udah kenal. Yang
ketiga, selasar memiliki nilai edukasi yang tinggi dibandingkan dengan Lawang
Wangi misalnya. Lawang Wangi misalnya menurut saya dia belum secara
kulturalnya belum terbentuk ya kemudian Lawang Wangi kan terkenalnya dengan
kompetisinya, untuk pameran yang komersial. Selasar dengan ada diskusinya
menurut saya lebih cocok aja gitu dengan apa yang saya pengen.
Pewawancara: Aktivitas apa saja yang biasanya ditawarkan oleh institusi kepada
pengunjung SSAS?
Narasumber: Biasanya ada pameran dan juga diskusinya ya. Kayak misalnya
pamerannya kemarin besoknya ada diskusinya sama Minggu kemarin kan juga
ada tour nya, jadi saya juga nggak jelasin kalau orang yang datang.
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Page 116
104
Pewawancara: Nilai / Value apa yang diharapkan institusi ketika telah
mendatangkan pengunjung ke SSAS?
Narasumber: Pada umumnya ruang seni, pasti value nya adalah value budayanya.
Pada akhirnya kalau seni khususnya seni rupa, dia secara nilai praktis fungsinya
tidak ada. Bukan kayak kamu ke toserba beli bareng ada fungsi praktisnya tapi dia
nilainya lebih ke yang bersifat kultural, kemudian nilainya lebih bersifat filosofis.
Misalnya kamu datang lihat karya kamu tidak dapat fungsi secara fisik, tetapi
kemudian kamu akan dapat pencernaan secara intelektual, secara psikologis
senang dsb. Jadi lebih yang ke sifatnya nilai kultural kebudayaan, nilai pendidikan
atau edukasi. Belakangan ini kan di selasar mulai sering ada program publik,
biasanya itu untuk orang-orang atau publik yang senang datang ke sana, ya dia
bisa dapat pengetahuan dari program publik seperti itu, seni itu apa atau cara
membuatnya bagaimana. Kalau dari selesainya sih lebih begitu sih ya kecuali
kalau kamu sekalian mau hitung kopi selasar nya jelas secara nilai ya dia punya
nilai ekonomi dan orang ke situ enggak cuma dapat makanan tapi juga dapat view.
Tapi yang utama di selasar sih nilai edukasi nya dan nilai kultural nya.
Pewawancara: Apa harapan Bapak dengan publik umum yang berkunjung ke
SSAS?
Narasumber: Menurut saya ketika ada sebuah pameran, buat saya harus ada
pembedaan yaitu yang pertama adalah publik seni dan publik umum. Kalau publik
seni dia adalah orang-orang yang ada latar belakang seni rupa, orang yang
berkecimplung dan bersentuhan dengan seni rupa, dari mulai seniman, mahasiswa
seni rupa dan dosen, kurator dsb. Kalau saya bikin pameran yang pertama
harapannya untuk publik seni mereka dapat sudut pandang yang baru. Sementara
untuk publik umum, mereka bisa dapat hiburan yang lain misalnya. Entah itu buat
sekedar nonton, atau selfie atau sekedar konten Instagram. Yang kedua mereka
juga secara langsung atau tidak mendapat pengetahuan baru tentang seni rupa.
Mereka jadi lebih dekat dengan seni rupa gitu.
Page 117
105
TRANSKRIP WAWANCARA
Kode : L
Narasumber : Bpk. Loekman
Jabatan : Asisten bagian Program Kebudayaan, Goethe
Institut
Tanggal Wawancara : 25 Juni 2019
Lokasi Wawancara : Goethe Institut
Waktu Wawancara : 13.00 WIB - Selesai
Pewawancara: Saya mau nanya biasanya Goethe Institut itu kerjasamanya itu
dalam kegiatan apa aja dengan Selasar?
Narasumber: Kalau sama Selasar Sunaryo sih bentuk kerjasamanya lebih ke
pameran, ke bidang-bidangnya memang berhubungan sama seni rupa seperti itu,
tapi saya juga pernah kerjasama sama Selasar Sunaryo untuk penayangan film.
Yang kurang lebih udah sampai 3 tahun atau 2 tahun saya lupa. Pemutaran film
secara rutin setiap bulan sekali, film dari Jerman yang dikurasi oleh kita juga terus
ditayangkan di Selasar Sunaryo. Kalau dulu masih Bale Handap yang di bawah
itu. Proses terjadinya kerja sama kayak bentuk pameran itu karena Goethe
representative dari interaksi kebudayaan yang dari Jerman jadi kita memang pusat
kebudayaan Jerman yang ada di bawah kementerian luar negeri Jerman. Salah
satu tugas kita adalah mempromosikan atau mengenalkan budaya budaya dari
Jerman di bidang-bidang yang memang udah kita bagi bidang seni rupa musik dan
lain-lain untuk bidang seni rupa biasanya kalau nggak sama galeri atau kampus
lain atau Selasar Sunaryo. Yang terbaru ini bulan kita kerjasama untuk pameran
desain produk dari Jerman yang dipamerkan nya di Selasar Sunaryo.
Pewawancara: Dari yang Bapak ketahui itu di Selasar Sunaryo sebenarnya
segmen pasarnya menurut bapak siapa aja?
Narasumber: Kalau segmen pasar Selasar itu sih kebanyakan mahasiswa atau
orang yang memang suka dengan karya seni. Kan biasanya dulu yang dipamerkan
adalah hasil karya-karya nya Pak Sunaryo. ya kebanyakan memang difokuskan
SEKOLAH TINGGI PARIWISATA NHI
BANDUNG
STUDI INDUSTRI PERJALANAN
Page 118
106
untuk orang yang suka dengan seni karena kan lebih ke art space terus
kebanyakan mahasiswa di sana juga ada juga orang yang datang untuk nongkrong
aja sekalian atau lihat karya di sana gitu.
Pewawancara: Goethe sendiri itu kan sudah pernah kerja sama di berbagai
institusi kan di berbagai tempat, menurut bapak sendiri itu apa aja sih keunggulan
Selasar dibanding tempat-tempat yang Goethe Institut itu udah pernah kerja sama?
Narasumber: F Terus dari kapasitas ruangan juga besar dibandingkan galeri yang
lainnya, dari segi desain arsitektur maksud saya biar lebih lebih enak untuk
dituliskan dengan konsep apa yang kita pamerkan.
Pewawancara: Terus yang Bapak ketahui mengenai itu aktivitas yang ditawarkan
sama Selasar itu apa aja sih yang?
Narasumber: Bentuk kegiatan kegiatannya di sana kan ada beberapa workshop,
pameran dan mereka juga ada perpustakaan, terus juga kegiatan sekarang tuh yang
saya tahu untuk penampilannya kerjasama dengan Korea Institut untuk
menampilkan film-film dari Korea. Beberapa kerjasama sama galeri lain atau seni
rupa yang lain yang lain atau seniman senimannya.
Pewawancara: Menurut bapak value yang dipunyai Selasar Sunaryo itu apa sih?
Narasumber: Menurut saya valuenya adalah seni sama pendidikannya sih.
Pewawancara: Menurut bapak apa saja keunggulan yang dipunyai Selasar
Sunaryo?
Narasumber: Kalau kita sih kenapa suka dengan Selasar itu networking yang
mereka miliki sudah terbangun dengan baik, jadi jaringan punya itu sudah sangat
mendukung tujuan apa yang kita sampaikan misalkan kita ngadain pameran di
sana. Beda dengan galeri galeri baru kan networkingnya masih dibangun, tapi
kalau Selasar Sunaryo karena yang di belakangnya itu Pak Sunaryo, sudah kuat,
jadi nilai di situnya yang kita lihat.
Pewawancara: Dari kegiatan - kegiatan yang udah pernah diselenggarakan di sana,
menurut Bapak kan setiap kegiatan itu pasti punya targetnya siapa yang mau
datang itu apakah tercapai?
Narasumber: Tercapai kok tercapai, kita punya indikator sendiri gitu. Kalau
selama ini misalkan contohnya penayangan film itu tercapai, terus untuk kerja
sama yang lain pun itu tercapai.
Pewawancara: Berarti dari hal-hal tersebut bakal kain ia akan terus melakukan
kerja sama ya Pak?
Page 119
107
Narasumber: Kalau kita akan masalah kerjasama akan terus atau tidak itu kan
dilihat dari konsep acara ini kita. Misal pameran desain produk, tempat yang
dibutuhkan adalah yang kapasitas cukup luas itu di banding galeri seni yang ada
di kota Bandung. Bentuk kerjasama antara Goethe dan Selasar lebih ke
cenderungnya kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan seni rupa, pameran
pameran seperti itu.
Pewawancara: Menurut Bapak keunggulan lainnya Selasar Sunaryo dibandingkan
galeri-galeri seni lainnya di kota Bandung itu saat ini seperti apa?
Narasumber: Ya kalau dibilang keunggulan ya jadi Selasar Sunaryo adalah galeri
yang settle, maksudnya selalu aktif dan eksistensinya baik itu dibanding galeri
lain. Kan kalau di Bandung ada NuArt, ada yang lain juga cuman kalau Selasar
Sunaryo udah dibilang settle. Jadi kenapa kita mau ngadain kerjasama dengan kita
yakin mereka pun dari management, sistem yang lainnya sudah bagus.
Kegiatannya juga di sana rutin. Bisa dibilang nih kalau misalnya ada tamu dari
Jerman atau kurator dari Jerman yang datang ke Indonesia atau ke Bandung
khususnya ataupun pimpinan Goethe Institut Indonesia yang datang ke Bandung,
biasanya Selasar Sunaryo akan menjadi salah satu tujuan yang akan dikunjungi.
Jadi kita misalnya bikin trip, seniman mau datang dan bilang ―coba dong anterin
kita ke galeri galeri seni di kota Bandung‖, kita pasti antara mereka aku Selasar
Sunaryo juga. Kalau galeri yang besarkan di kota Bandung antara NuArt,
lawangwangi atau Selasar Sunaryo. Gitu sih biasanya yang sering kita kerjasama.
Nah ada yang namanya Magang Nusantara, program residency yang salah satunya
diselenggarakan oleh Selasar Sunaryo dan karena sistem dan manajemen yang
sudah baik, residensi dari luar negeri pun berani untuk megang Selasar Sunaryo.
Jadi kita kalau misalnya ngadain kerjasama juga udah percaya.