Page 1
i
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI
DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH BIAYA
( Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara IX Semarang )
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
TOMAS BAYU KARYONO 991334061
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FALKUTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2007
Page 5
v
PERSEMBAHAN
Dengan penuh kasih dan cintaku yang tulus maka karyaku ini ku persembahkan
untuk :
1. Tri Tunggal Maha Kudus, Bapa, Putra, dan Roh Kudus
2. Bunda Maria, Bunda Juru selamatku didunai ini
3. Mamak Yasinta Surajiati yang tak henti-hentinya berkorban untuk
aku.bapakku Sudarman.
4. Pakde Romo Endro karyono “matur nuwun untuk semua bantuan baik doa
materi dan lain-lain”
5. Saudara-saudaraku adiekku viktor , kakakku mbak criss, mas heri,
keponakanku lita, sari dan rian.
6. Saudaraku di kenteng Bapak Sagiyo, Simbok, Mbak kakung Andri dan Sius.
7. Sahabat-sahabatku di relawan Sius, sisca, boim, bowo, widia, lia, ury Romo
Hero, acong, edu, punto, simbi, obet mira teki yang amat baik sekali
8. Teman-teman kopma usd mabak marni mabak lusi, mabak juli mas budi dan
Bob, stev, aris marsha ketrin ben dll.
9. Teman-temanku pendidikan akuntansi 99
10. Almamaterku
Page 6
vi
MOTTO
1. Semua orang pasti punya kelemahan sehingga jangan gunakan kelemahan itu
sebagai halangan justru sebagai alat untuk maju terus.
2. Jika ada hambatan datang lihatlah dari segi positifnya jangan negatifnya
karena semuanya pasti akan datang bersama-sama
3. Lakukan apa yg menurut anda bener selagi tidak menganggu, dan merugikan
orang-orang disekitarmu.
4. Kebahagiaan itu bagaikan kupu-kupu. Semakin dikejar semakin
menghindar.Ketika kita berhenti mengejarnya memandangnya penuh
kekaguman, sang kupu-kupu itu akan hinggap dipundamu.
5. Semakin kita bertambah ilmu maka kita harus semakin menunduk dan
menghargai semua orang tanpa memandang status sosial dan umur.
Page 7
vii
ABSTRAK
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI
SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SELISIH BIAYA
STUDI KASUS PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA IX SEMARANG
TOMAS BAYU KARYONO
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah langkah-langkah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi sudah tepat, dan juga untuk mengetahui apakah biaya produksi terkendali. Jenis penelitian ini adalah studi kasus pada PT P Nusantara IX Semarang yang dilaksanakan pada bulan Oktober 2004 sampai Januari 2005. Objek yang diteliti adalah anggaran biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang dan data biaya produksi pada tahun 2004. Teknik pengumpulan data ini dengan cara Dokumentasi, wawancara dan Observasi.Teknik analisis data dilaksanakan dengan cara : (1) Mengetahui apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang sudah tepat, yaitu dengan membandingkan antara prosedur penyusunan biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang tersebut dengan prosedur penyusunan biaya produksi menurut kajian teori. (2) Mengetahui apakah biaya produksi PT P Nusantara IX Semarang sudah terkendali yaitu dengan membandingkan antara biaya yang dianggarkan dengan biaya sesungguhnya. Apabila terjadi selisih, baik menguntungkan atau merugikan tetapi masih berada di bawah batas toleransi sebesar 5% dikatakan terkendali. Berdasarkan hasil analisis data diatas dapat disimpulkan bahwa: (1) Prosedur penyusunan anggaran biaya produksi pada PT P Nusantara IX Semarang sudah tepat . (2). Terdapat selisih biaya produksi merugi Rp 1.365.366.300 atau 0,69% ( tidak menguntungkan ) yang disebabkan oleh selisih biaya bahan baku sebesar Rp 7.150.943.500 atau 3,78%, selisih biaya tenaga kerja langsung 0 atau 0% sedangkan selisih biaya overhead pabrik Rp 5.785.577.182 atau 57% ( menguntungkan ). (3) Dari ketiga selisih biaya produksi tersebut ternyata selisih biaya overhead pabrik tidak terkendali karena berada diatas batas toleransi 5% .
Page 8
viii
ABSTRACT
PRODUCTION COST BUDGET AS A DEVICE OF THE PRODUCTION COST CONTROL
BY USING THE ANALYSIS OF COST DIFFERENCE
A CASE STUDY AT PT P NUSANTARA IX NGOBO KARANGJATI SEMARANG
TOMAS BAYU KARYONO
SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA
2007
The purpose of this research was to know whether the steps of production cost budget procedure arrangement had been appropriate and also to know if the production cost was well controlled. The method of the research was case study at PT P Nusantara IX Semarang that was conducted on October 2004 until January 2005. The object observed was the production cost budget at PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang and the data of production cost of 2004. The techniques of the data gathering were documentation, interview and observation. The technique of data analyzing was carried out through: (1) Knowing whether the procedure of production cost budget arrangement at PT P Nusantara Semarang was appropriate, that was by comparing between the procedure of production cost budget of PT P Semarang and the procedure of production cost arrangement according to the theoretical . (2) Knowing whether the production cost of PT P Nusantara IX Semarang was well controlled that was by comparing between the budgeted cost and the real cost. If there was difference both it was beneficial or detrimental, but as long as under tolerance 5% limit, it could be said to be well controlled. Based on the result of the analysis above could be concluded that: (1) The procedure of production cost budget arrangement at PT P Nusantara IX Semarang was appropriate. (2) There was deficit production cost Rp. 1.365.366.300 or 0,69% (no profit) that was caused by the difference of material production cost as big as Rp. 7.150.943.500 or 3,78%, the difference of direct employee cost 0 or 0%, whereas the difference of overhead factory cost was not well controlled because it was above tolerance 5% limit.
Page 9
ix
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Allah Bapa di Surga karena berkat kasih-Nya yang
begitu melimpah maka penulit dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA
PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN ANALISISN SELISIH BIAYA, studi
kasus PT Perkebunan Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang yang merupakan
salah satu syarat kelulusan Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis tidak lepas dari bimbingan dan dukunan
berbagai pihak yang telah memberikan bantuan baik materil maupun spiritual yang
sangat berarti bagi penulis, maka dengan segala kerendahan hati penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Falkutas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogykarta.
2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak L. Saptono, S.Pd.,M.S.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Bapak Drs. F.X Muhadi, M.Pd., SIP., selaku dosen pembimbing I yang sabar
membimbing memberi evaluasi dan memberi saran kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
Page 10
x
5. Ibu C. Purwanti, S.Pd.,M.S.A., selaku dosen tamu pertama terima kasih
banyak atas bimbingannya dalam mengoreksi skripsi saya sehingga saya bisa
menyelesaikan dengan baik.
6. Ibu Natalini Premastuti B., S.Pd., selaku dosen tamu kedua terima kasih atas
masukan-masukannya sehingga skripsi saya bisa baik.
7. Segenap Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta, yang telah membimbing penulis selama kuliah di
Universitas Sanata dharma Yogyakarta.
8. Bapak Chosa selaku dosen pembimbing abstrak bahasa inggris saya, terima
kasih sekali karena dengan sabar telah membimbing saya.
9. Segenap karyawan Universitas Sanata Dharma terutama secretariat
pendidikan akuntansi terima kasih atas bantuannya selama ini.
10. Mamakku Yansinta Surajiata terima kasih untuk semua doa-doanya kasih
sayangnya perhatiannya semoga saya tidak mengecewakan sekali lagi terima
kasih ya mak, buat bapak terima kasih.
11. Pakde Romo Endro Karyono terima kasih banyak doa semangat bimbingan
serta bantuan baik moril maupun material terima kasih pakde, saya pasti kan
jadi orang yang berguna.
12. Keluarga di Kenteng Nanggulan Kulon Progo bapak Sagiyo adekku Sius,
Simbok, mbah kakung, andri terimaksih untuk doa semangat dan kasih
sayangnya yang tiada taranya.
Page 11
xi
13. Sius matur nuwun banget yaaa atas semuanya aku ga tahu apa aku bisa jadi
sarjana atau ga jika ga kenal kamu, thank yaa kamu selalu memberikan
semangat buat aku dikala aku sedang ga semangat sampai aku ujian kamu
setia dengarkan keluh kesahku kamu memang saudara sahabat sejatiku
didunia ini.
14. Pak Heri yang tiada henti ngejar-ngejar aku untuk selesaikan skripsi thank
banget yaa pak aku senang bangat punya saudara pak Heri.thank yaa pak….
15. Romo Harto terima kasih atas doa dan bimbingannya.
16. Kakakku mbak kris, adikku viktor disolo dan keponakanku lita sari dan rian
thank banget yaa atas semuanya yang telah you…you berikan ke aku.
17. Ipuk terima kasih banyak yaaa atas semuanya engkau banyak membantu aku
saat aku sakit.
18. Boim, Bowo, Teki, Erna (Simbi) ayu, sisca, Ury, Punto, Edu, widya, acong ,
prima dan Romo Hero, kalian saudaraku yang sangat baik dari awal jadi
relawan dan akhirnya jadi saudara terimaksih yaa semuanya yang
diberikan………aku sayang kalian semua.
19. Mas yusak mas beni terima kasih yaa kalian semua mas masku yang paling
baik thank atas doa bantuan dan semuanya yaaa.
20. Teman-temanku anak PAK B’ 99 thank yaa walau jauh pasti kamu doakan
aku sehingga aku bisa lulus juga.
Page 12
xii
21. Sahabat-sahabatku di tempat kerja mbak marni, mbak juli, mbak lusi dan
semua pengurus kopma usd alfon, budi, ana, Bob stevanus aris marsha ketrin
lilies ben dan semunya terimaksih atas pemberian semangatnya aku sayang
kalian semua, thank yaa….
22. Kapel sadhar terimaksih banget yaa telah menerima aku untuk berdoa, sedang
jatiningsih terimakasih aku diizinkan berdoa juga disana.
23. Anak-anak di lampar 20 thank yaa dian wawan dan pram thank atas
semangatnya
24. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu , terimakasih
atas bantuanya hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak dan untuk ketidaksempurnaan pada skripsi ini penulis mohon
maaf dan menjadikan sikap kritis dan saran membangun dari pembaca sebagai
masukan sehinga dapat menambah ilmu.
Yogyakarta 2 Juli 2007 Penulis Tomas Bayu Karyono
Page 13
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………… ii
HALAMAN PENGESAHAN...……………………………………………… iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………….. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………… v
MOTTO………………………………………………………………………. vi
ABATRAK…………………………………………………………………... vii
ABSTRACT…………………………………………………………………. viii
KATA PENGANTAR……………………………………………………….. ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………… xiii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................................ 1
B. Batasan Masalah.................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah ................................................................................. 3
D. Tujuan Penelitian .................................................................................. 3
E. Manfaat Penelitian................................................................................. 3
Page 14
xiv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pengantar.................................................................................................... 5
A. Pengendalian Biaya Peroduksi.............................................................. 6
1. Pengertian ........................................................................................ 6
2. Tujuan Pengendalian Biaya ............................................................. 7
3. Prosedur Pengendalian Biaya.......................................................... 7
B. Sistem Biaya Standar Sebagai Aaalat Pengendalian Biaya Produksi ... 8
1. Pengertian ........................................................................................ 8
2. Penentuan biaya Standar .................................................................. 12
3. Anggaran Biaya Produksi ................................................................ 15
4. Analisis Selisih Biaya Produksi ....................................................... 23
5. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Selisih...................................... 29
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...................................................................................... 33
B. Subjek dan Objek Penelitian ................................................................. 33
C. Lokasi dan Waktu Penelitian................................................................. 34
D. Data-Data yang Diperlukan................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 34
F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 35
Page 15
xv
BAB IV GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan................................................................................ 47
B. Sejarah Singkat Kebun Ngobo .............................................................. 50
C. Bidang Usaha ........................................................................................ 50
D. Ketenagaan Kerja .................................................................................. 51
E. Produk.................................................................................................... 57
F. Pengolahan............................................................................................. 58
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Penyusunan Anggaran Menurut Perusahaan......................................... 67
1. Ramalan Penjualan........................................................................... 67
2. Rencana Produksi............................................................................. 77
3. Anggaran Biaya Produksi ................................................................ 78
B. Penyusunan Anggaran Menurut Teori .................................................. 88
C. Analisis Efisien Biaya Produksi ............................................................ 93
1. Analisis Selisih biaya Produksi antara Anggaran Yang dibuat
Perusahaan dengan Realisasi ........................................................... 98
2. Analisis Selisih Biaya Produksi antara Anggaran yang dibuat
Sesuai Teori dengan Realisasi ......................................................... 104
D. Pembahasan......................................................................................... 108
Page 16
xvi
BAB VI KESIMPULAN KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................... 111
B. Keterbatasan .......................................................................................... 112
C. Saran...................................................................................................... 112
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
Page 17
xvii
DAFTAR TABEL
5.1 Data Penjualan karet Lembaran ............................................................... 68
5.2 Perhitungan Ramalan Penjualan Karet lembaran...................................... 68
5.3 Data Penjualan Bulanan Karet lemabaran ................................................ 70
5.4 Perhitungan Indeks Musim ....................................................................... 75
5.5 Ramalan Penjualan Karet Lembaran ........................................................ 76
5.6 Anggaran kebutuhan Bahan Baku ............................................................ 79
5.7 Data Harga Beli Bahan Baku.................................................................... 80
5.8 Perhitungan Harga Beli Bahan Baku ........................................................ 80
5.9 Anggaran Pembelian Bahan Baku ............................................................ 81
5.10 Pemakaian Bahan Baku Sesungguhnya ................................................... 82
5.11 Anggaran Biaya Tenaga Kerja................................................................. 83
5.12 Realisasi Biaya Tenaga Kerja .................................................................. 84
5.13 Anggaran Biaya Overhead Pabrik ........................................................... 86
5.14 Realisasi Biaya Overhead Pabrik............................................................. 87
5.15 Perbandingan Prosedur Penyusunan anggaran Biaya Produksi............... 89
5.16 Anggaran Biaya Overhead Pabrik ........................................................... 92
5.17 Hasil Perhitungan Pemisahan Biaya Overhead Pabrik ............................ 93
5.18 Perhitungan Jumlah Anggaran Biaya Produksi Per bulan ....................... 94
Page 18
xviii
5.19 Perhitungan jumlah Realisasi Biaya Produksi Per bulan......................... 95
5.20 Perhitungan Jumlah Biaya Produksi ........................................................ 96
5.21 Perhitungan Selisih Anggaran dan Realisasi Biaya Produksi.................. 98
5.22 Tarif Tenaga Kerja ................................................................................... 101
5.23 Perhitungan selisih Biaya Produksi ......................................................... 107
Page 19
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, persaingan antar perusahaan semakin ketat. Adanya persaingan
yang ketat tersebut menuntut perusahaan untuk bekerja secara efektif dan efisien.
Akan tetapi, untuk mencapai tujuan yang dimaksud tidaklah mudah. Hal ini
karena di dalam aktivitasnya, perusahaan tidak dapat lepas dari faktor eksternal,
yang datangnya dari luar perusahaan atau di luar kekuasaan manajemen. Faktor
eksternal ini, misalnya peraturan pemerintah, persaingan di pasar, daya beli
masyarakat, dan kemajuan teknologi.
Oleh karena faktor eksternal datangnya dari luar perusahaan, maka faktor
tersebut sukar atau bahkan tidak dapat dikendalikan. Sebaliknya, faktor
internallah yang harus mendapat perhatian lebih banyak agar kelangsungan hidup
perusahaan lebih terjamin. Salah satu faktor internal adalah proses produksi.
Proses produksi yang sedang berlangsung akan menunjang tingkat penjualan dan
sejumlah penjualan diusahakan untuk mencapai laba, terutama dalam menghadapi
persaingan pasar. Agar proses produksi berjalan lancar tanpa ada gangguan dari
unsur-unsur produksi, seperti bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik,
maka perusahaan harus menyusun suatu rencana pelaksanaan kegiatan usahanya
untuk menghindari pemborosan biaya, yang diakibatkan oleh kelebihan unsur
produksi tersebut.
Page 20
2
Di dalam mencapai hasil yang optimal, perusahaan memerlukan suatu alat,
yaitu anggaran. Anggaran merupakan suatu alat untuk mengendalikan biaya
produksi. Penyusunan anggaran merupakan suatu kegiatan yang penting di
perusahaan. Pengendalian melalui anggaran dilakukan dengan cara
membandingkan laporan pelaksanaan atau realisasi biaya dengan anggaran yang
telah ditetapkan.
Dari perbandingan tersebut akan terlihat adanya penyimpangan atau selisih,
yang kemudian dianalisis, sehingga dapat diketahui penyebab selisih tersebut dan
dapat diambil tindakan yang sesuai. Selisih yang terjadi dapat bersifat
menguntungkan atau merugikan. Apabila bersifat menguntungkan, berarti dalam
pelaksanaannya, manajer tersebut berprestasi, dan jika bersifat merugikan
menunjukkan bahwa masih ada kekurangan yang harus diperbaiki dalam
pelaksanaan suatu operasi di suatu bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
Perlu diperhatikan pula bahwa selisih biaya tersebut terkendali atau tidak
terkendali oleh manajer yang bersangkutan dan bersifat material atau tidak.
Dengan analisis selisih ini, manajer dapat merumuskan tindakan koreksi atau
perbaikan terhadap program, anggaran, maupun pelaksanaan.
B. Batasan Masalah
Pada penulisan skripsi ini masalah anggaran biaya dibatasi pada
anggaran biaya produksi di PT P Nusantara IX Ngobo untuk periode tahun 2004.
Page 21
3
Pembatasan pada anggaran biaya produksi karena biaya produksi merupakan
biaya yang paling besar jumlahnya dibandingkan biaya lainnya
C. Rumusan Masalah
1. Apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi di PT P Nusantara IX
Ngobo Karangjati Semarang 2003 sudah baik?
2. Apakah biaya produksi yang terjadi pada tahun 2003 di PT P Nusantara IX
Ngobo Karangjati Semarang terkendali?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi di
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang 2003 sudah baik.
2. Untuk mengetahui apakah biaya produksi yang terjadi pada tahun 2003 di PT
P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang terkendali.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
pihak manajemen, terutama bagian produksi, dalam menentukan keputusan
kebijakan yang tetap.
Page 22
4
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa
Universitas Sanata Dharma, bahan pertimbangan, dan bahan acuan untuk
penelitian atau penulisan skripsi selanjutnya, yang berkenaan dengan
anggaran produksi.
3. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini, penulis dapat memperluas wawasan dan dapat
mengembangkan pengetahuan, serta dapat menerapkan teori yang diperoleh di
bangku kuliah ke dalam praktik yang sesungguhnya di perusahaan, sehingga
hasil penelitian ini dapat menambah dan melengkapi teori yang diperoleh
sebelumnya.
Page 23
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengantar Pada perusahaan kecil, pemilik yang biasanya juga sebagai pemimpin dapat
melakukan pengendalian langsung terhadap kegiatan perusahaan. Kegiatan
perusahaan tersebut belum begitu luas, sehingga perusahaan masih relatif mudah
dikendalikan. Akan tetapi bagi perusahaan kompleks dan besar akan mengalami
kesulitan untuk mengendalikan setiap aktivitas perusahaan.
Salah satu faktor yang harus dipertimbangkan oleh suatu perusahaan dalam
pengambilan keputusan adalah faktor biaya, sebab biaya akan berpengaruh besar
terhadap perusahaan dalam penyusunan anggaran dan pengendalian biaya, khususnya
biaya produksi. Biaya merupakan faktor penting yang perlu dipertimbangkan oleh
suatu perusahaan dalam setiap pengambilan keputusan. Untuk meningkatkan kualitas
laba yang diharapkan perusahaan tidak lepas dari biaya yang telah dikeluarkan untuk
memproduksi barang yang bersangkutan. Perusahaan perlu menyusun dan membuat
perencanaan serta pengawasan biaya khususnya mengenai biaya produksi.
Page 24
6
A. Pengendalian Biaya Produksi
1. Pengertian
Pengendalian adalah suatu proses untuk menetapkan apa yang sudah
dilaksanakan, menilai dan mengawasi bila perlu dengan maksud supaya baik
pelaksanaan pekerjaan ( Manulang, 1987:52)
Menurut Supriyono pengendalian adalah proses untuk memeriksa
kembali menilai dan selalu memonitor. Laporan-laporan apakah pelaksanaan
tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditetapkan. Bertitik tolak dari
pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pengendalian dimaksudkan untuk
mengusahakan agar segala sesuatu yang direncanakan sesuai dengan rencana
atau tidak. Pengendalian di gunakan untuk menjamin pencapaian tujuan,
sasaran kebijakan dan standar secara efisien seperti yang telah ditentukan
dalam perencanaan. Sedangkan Mulyadi mendefinisikan bahwa
pengendalian merupakan sistem atau proses yang mana rencana dan
pelaksanaan tindakan dibandingkan dan hasil dari perbandingan tersebut
berfungsi sebagai dasar untuk menetapkan reaksi yang memadai terhadap
hasil pelaksanaan tersebut.
Biaya produksi menurut Supriyono meliputi semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi produksi yaitu semua biaya dalam rangka
pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap dijual. Biaya
Page 25
7
produksi tersebut dibagi menjadi tiga elemen yaitu biaya bahan baku, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. (Mulyadi 1993 : 14).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengendalian biaya produksi
merupakan sistem atau proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu
memonitor semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi, dalam
rangka mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, apakah penggunaannya
sudah sesuai dengan tujuan yang telah ditetapakan atau belum. Dalam
perencanaan pengendalian biaya produksi akan dapat dipakai untuk
menganalisis daya guna dan hasil guna biaya produksi yang terjadi
dibandingkan dengan anggarannya yang dapat berupa taksiran atau standar.
2. Tujuan Pengendalian Biaya
Pengendalian biaya mempunyai suatu tujuan yaitu untuk membantu
manajemen dalam satu unit produk yang dapat dipergunakan dengan biaya
yang sekecil mungkin, menurut standar kualitas yang telah ditentukan
sebelumnya. Standar menolong manajemen untuk membuat perbandingan-
perbandingan produk antara biaya sesungguhnya dengan biaya standar,
maksudnya untuk mengukur pelaksanaan dan mengoreksi ketidakefisienan
(James dan Raph, 1986 : 411 ).
3. Prosedur Pengendalian Biaya
Menurut Supriyono biaya dapat dikendalikan terutama dengan cara:
Page 26
8
a. Memutuskan tugas-tugas apa yang akan dilaksanakan dan tingkat usaha
yang harus dilaksanakan untuk setiap tugas tersebut
b. Menyusun anggaran biaya yang jumlahnya harus sedikit mungkin
dengan biaya yang sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang
direncanakan
c. Memperlakukan anggaran biaya sebagai batas atas yang tidak boleh
dilampaui.
Sedangkan menurut Carl Heyel, pengendalian biaya terdiri tiga fase
yaitu:
a. Membandingkan antara kinerja saat ini dengan standar yang telah
ditentukan sebelumnya
b. Mengambil tindakan korektif jika bisa dikerjakan
c. Menyatukan hasil dari langkah satu dan dua ke dalam perencanaan.
B. Sistem Biaya Standar Sebagai Alat Pengendalian Biaya Produksi.
1. Pengertian
Biaya dalam arti luas adalah pengorban sumber ekonomi yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu (Mulyadi 1993 : 3 ).
Standar boleh dikatakan merupakan suatu hal yang mutlak perlu dalam
menyusun anggaran. Penyusunan anggaran tanpa biaya standar tidak akan
Page 27
9
memungkinkan kita untuk mencapai sistem pengendalian anggaran yang
sebenarnya ( Matz-usry, 1990 : 20 ).
Langkah awal dalam analisis biaya pokok standar adalah penetapan
standar yang dapat disusun oleh perusahaan ada tiga jenis standar yang dapat
disusun oleh perusahaan, tergantung untuk apa standar tersebut disusun (Mas
ud 1982 :122 ) ketiga standar tersebut adalah:
a. Standar ideal
Standar ideal adalah standar yang disusun tanpa memperlihatkan
perubahan-perubahan kondisi perusahaan dan merupakan standar
pelaksanaan yang harus dicapai dengan kombinasi faktor-faktor produksi
yang baik. Untuk menentukan standar harga ideal, manajemen perlu
memperhitungkan tingkat harga serta penggunaan sumber atau faktor
produksi yang paling efisien tanpa memperhitungkan perubahan-perubahan
kecil yang bisa menyebabkan perubahan harga pokok.
b. Standar yang diharapkan
Standar yang diharapkan adalah standar yang disusun berdasarkan
keadaan yang bisa dicapai pada periode pemakaian standar. Jenis standar
ini untuk jangka waktu yang pendek, sehingga setiap terjadi kenaikan atau
penurunan angka produksi standar ini harus diubah, maka standar atau
menyusunan standar yang baru dibutuhkan biaya yang cukup besar dan
menyebabkan terjadinya pemborosan waktu.
Page 28
10
c. Standar Ekonomis atau Standar Normal
Standar ekonomi adalah standar yang disusun untuk tingkat operasi
yang normal dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Standar normal
didasarkan pada rata-rata tertentu yaitu rata-rata kegiatan di masa lalu
disesuaikan dengan taksiran keadaan biaya di masa yang akan datang.
Standar menurut Mulyadi adalah biaya yang ditentukan di muka
yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk
membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu di
bawah asumsi kondisi-kondisi ekonomi, efisiensi, dan faktor-faktor lain
tertentu. Sedangkan Larry dan Wayne berpendapat bahwa biaya standar
adalah:
Standard cost have been defined in a number of different
ways. For instance, a standard cost might be defined as an
estimate of the lowest cost than can be expected under
current conditions with available management. Another
possibility would be to define a standard cost as
predetermined cost that reflects ideal conditions. In both
cases, a standard cost is what the cast be for a product or
service under specified condition.
Page 29
11
Sedangkan menurut Matz dan Usry biaya standar adalah biaya yang
ditetapkan terlebih dahulu untuk memproduksi satu unit atau sejumlah unit
selama periode tertentu di masa mendatang. Biaya standar merupakan biaya
yang direncanakan untuk suatu produk dalam kondisi operasi berjalan dan
atau yang diantisipasi (Matz Usry 1990 : 111).
Beberapa kegunaan biaya standar menurut Matz Usry adalah sebagai
berikut:
a. Untuk menetapkan anggaran
b. Mengendalikan biaya dan memotivasi serta menukur efisiensi
c. Memperbesar kemungkinan pengurangan biaya
d. Menyerderhanakan prosedur penetapakan biaya dan mempercepat
penyajian laporan biaya
e. Membebankan biaya ke persediaan bahan , barang dalam proses dan
barang jadi
f. Memberikan dasar bagi penetapan tender atau kontrak serta untuk
menetapkan harga jual.
Sistem biaya standar merupakan suatu sistem akuntansi biaya yang
mengolah informasi biaya sedemikian rupa sehingga menajemen dapat
mendektesi kegiatan-kegiatan dalam perusahaan yang biayanya menyimpang
dari biaya standar yang ditetapkan. Sistem ini mencatat biaya yang seharusnya
dikeluarkan dan biaya sesungguhnya terjadi, selain itu juga menyajikan
Page 30
12
perbandingan antara kedua biaya serta analisa penyimpangan biaya
sesungguhnya dari biaya standar.
Biaya standar yang ditetapkan di awal periode digunakan sebagai alat
pengukur efisiensi dan pengendalian biaya dalam pelaksanaan kegiatan
produksi. Realisasi biaya yang melebihi standar akan menghasilkan selisih
yang merugikan dan sebaliknya, apabila realisasi biaya di bawah standar akan
menghasilkan selisih yang menguntungkan. Jadi penetapan standar harus tetap
dan teliti yang didasarkan pada:
a. Pengalaman pada perode sebelumnya
b. Penelitian yang mendalam mengenai operasi dari semua barang yang
dihasilkan
c. Pemilihan yang seksama terhadap waktu kinerja untuk melaksanakan
operasi perusahan yang beraneka ragam.
2. Penentuan Biaya Standar
a. Penentuan standar biaya bahan baku
Standar biaya bahan baku adalah biaya bahan baku yang
seharusnya terjadi dalam pengolahan satu satuan produk (Supriyono
1982:88). Standar biaya bahan baku terdiri atas dua komponen standar
(Muhadi dan joko Siswanto, 2001:62), yaitu standar kuantitas
(pemakaian) bahan baku dan standar harga bahan baku.
Page 31
13
Standar kuantitas (pemakaian) bahan baku adalah kuantitas bahan
yang seharusnya dipakai untuk mengolah satu satuan produk selesai.
Standar kuantitas ini dapat ditentukan berdasarkan studi/ penelitian teknis
dan pengalaman di masa lalu. Pengalaman masa lalu, rata-rata pemakaian
bahan baku yang terbaik dan terburuk di masa lalu.
Standar bahan baku adalah harga yang ditetapkan sebagai standar
dalam menentukan standar biaya bahan baku. Standar harga bahan baku,
dapat ditentukan berdasarkan daftar harga dari pemasok atau katalog
harga, dan informasi lain yang relevan untuk penentuan standar harga
bahan baku, seperti biaya angkut dan potongan tunai. Standar harga
bahan baku dapat dirumuskan sebagai berikut : Kuantitas standar (Kst) x
Harga Standar (Hst).
b. Penentuan Standar Biaya Tenaga Kerja
Standar biaya tenaga kerja ditentukan melalui dua komponen yaitu
standar tarif upah dan standar jam kerja langsung. Standar tarif upah
ditentukan berdasarkan pada perjanjian dengan serikat pekerja, apakah
upah dibayarkan berdasarkan satuan waktu, satuan produk, dan apakah
ada tambahan bonus (Muhadi dan Joko Siswanto, 2001:64). Sedangakan
jam kerja langsung biasanya ditetapkan oleh bagian industri atau teknik
produksi, standar jam kerja ini dapat ditentukan berdasarkan pada rata-
rata jam kerja masa lalu, tes run operasi produk di awal keadaan normal
Page 32
14
yang diharapakan, hasil studi ilmiah gerak dan waktu kerja (Muhadi dan
Joko Siswanto, 2001:64), dan estimasi di muka terhadap waktu yang
diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tertentu (Supriyono,1982:95).
c. Penentuan Standar BOP
Prosedur penentuan tarif biaya overhead pabrik standar menurut
Muhadi dan Joko Siswanto, melalui beberapa langkah yaitu:
(1) Menyusun anggaran biaya overhead pabrik yang meliputi biaya tetap
dan biaya variabel
(2) Menentukan dasar pembebanan
(3) Menghitung tarif biaya oerhead pabrik dengan membagi anggaran
biaya overhead pabrik dengan dasar pembebanan (kapasitas) yang
telah ditentukan.
Tarif biaya overhead pabrik standar merupakan tarif yang
ditentukan di muka (predetermined rate) yang biasanya didasarkan jam
kerja langsung atau jam mesin atau satuan produk (Muhadi dan Joko
Siswanto, 2001:65).
Tarif BOP standar yang menentukan berdasarkan jam kerja
langsung pada kapasitas normal dapat dirumuskan sebagai berikut
(Muhadi dan Joko Siswanto, 2001:66):
langsung kerja jamJumlah Total BOPAnggaran Totalstandar BOP Tarif =
Page 33
15
Tarif BOP standar total terdiri atas tarif BOP variabel dan tarif
BOP tetap yang dirumuskan sebagai berikut (Muhadi dan Joko siswanto,
2001:66):
langsung kerja jamJumlah variabelBOPAnggaran riabelstandar va BOP Tarif =
langsung kerja jamJumlah tetapBOPAnggaran tapstandar te BOP Tarif =
3. Anggaran Biaya produksi
a. Pengertian, penyusunan dan tujuan anggaran
(1) Pengertian anggaran
Di dalam membuat perencanaan tersebut, anggaran merupakan
salah satu bentuk rencana yang mungkin disusun, walaupun tidak
semua rencana dapat disebut anggaran. Berikut ini beberapa pendapat
para ahli tentang anggaran. Anggaran adalah suatu rencana terinci
yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitas, biasanya dalam
satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber
suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun
(Supriyono, 1991:90). Anggaran adalah suatu pendekatan formal dan
sistematis dari pelaksanaan tanggung jawab manajemen di dalam
perencanaan, koordinasi, dan pengawasan (Adisaputra dan Marwan,
Page 34
16
1992:6). Anggaran adalah perencanaan secara formal dari seluruh
kegiatan perusahaan di dalam jangka waktu tertentu, yang telah
dinyatakan dalam unit kuantitas (Agus Ahyari.1998:8).Dari ketiga
definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran adalah
rencana yang disusun secara formal di dalam perusahaan, yang
mencakup semua kegiatan dalam jangka waktu tertentu.
(2) Penyusunan Anggaran
Anggaran yang dipergunakan oleh perusahaan saling
berhubungan antara anggaran yang satu dengan anggaran yang lain.
Anggaran produksi dan anggaran penjualan mempunyai kaitan yang
sangat erat. Artinya bila rencana penjualan dalam jumlah yang besar
tidak ditunjang dengan produksi dalam jumlah yang besar pula, maka
anggaran yang telah disusun tidak akan terlaksana.
Penyusunan anggaran di suatu perusahaan dimulai dari
anggaran penjualan. Untuk menyusun anggaran ini, perusahaan harus
berdasarkan pada suatu ramalan penjualan yang disusun berdasarkan
pada model yang memadai bagi perusahaan. Kesalahan penyusunan
anggaran penjualan akan berakibat anggaran lain mengalami kesalahan
yang akhirnya akan merugikan perusahaan.
Setelah anggaran penjualan tersusun barulah anggaran
produksi bisa disusun. Jumlah unit produk yang akan dijual oleh
Page 35
17
perusahaan belum tentu sama dengan jumlah unit yang akan
diproduksi. Perbedaan ini terjadi karena jumlah persediaan akhir lebih
kecil dari pada pesediaan awal dan persediaan awal lebih kecil dari
pada persediaan akhir. Setelah anggaran produksi disusun selanjutnya
disusun anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, dan
anggaran biaya overhead pabrik.
Dalam anggaran bahan baku, ada dua hal yang penting dan
harus dibahas, yaitu keperluan bahan baku untuk proses produksi dan
keperluan bahan baku yang akan dibeli. Keperluan bahan baku untuk
proses produksi belum tentu sama dengan keperluan bahan baku yang
akan dibeli. Perbedaan ini terjadi karena sebagian kebutuhan bahan
baku telah tersedia dalam bentuk persediaan bahan baku awal. Jadi
yang harus dibeli dari pemasok adalah sebesar kekurangannya.
Anggaran tenaga kerja langsung menyangkut dua hal pokok,
yaitu jumlah dan jangka waktu yang ditargetkan untuk menyelesaikan
proses produksi selama satu periode tersebut. Sedangkan penyusunan
anggaran biaya overhead pabrik dilakukan dengan menetukan tarif
biaya overhead pabrik. Anggaran biaya overhead pabrik ini merupakan
semua jenis biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk, selain
biaya bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung.
Page 36
18
(3) Tujuan anggaran
Menurut M Nafarin anggaran mempunyai banyak tujuan antara
lain adalah sebagai berikut:
(a) Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih
sumber dan penggunaan dana
(b) Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan yang
digunakan
(c) Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis
penggunaan dana sehingga dapat mempermudahakan pengawasan.
(d) Untuk merasionalkan sumber dan penggunakan dana agar dapat
mencapai hasil yang maksimal
(e) Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan
anggaran lebih jelas dan nyata terlihat
(f) Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap
usulan yang berkaitan dengan keuangan.
b. Fungsi dan Manfaat Anggaran
(1) Fungsi Anggaran
Menurut Gunawan dan Marwan, fungsi anggaran adalah sebagai
berikut:
Page 37
19
(a) Fungsi perencanaan yaitu mendasarkan kegiatan-kegiatan pada
penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian
(b) Fungsi koordinasi yaitu membantu mengkoordinasi faktor
manusia dengan perusahaan, menghubungkan aktivitas
perusahaan dengan tren dalam dunia usaha, menempatkan
penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan
dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan untuk
mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi
(c) Fungsi pengawasan yaitu untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan
pengeluaran-pengeluaran, untuk mencegah terjadinya
pemborosan-pemborosan, untuk membandingkan realisasi dengan
rencana anggaran( M Nafarin, 2000:16) melakukan tindakan
perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat
penyimpangan yang merugikan) (M Nafarin,2000:17)
(2) Manfaat Anggaran
Menurut M Nafarin, manfaat anggaran bagi perusahaan adalah sebagai
berikut:
(a) Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama
(b) Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
karyawan
(c) Dapat memotivasi karyawan
Page 38
20
(d) Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan
(e) Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu
(f) Sumber daya seperti tenaga kerja, peralatan dan dana dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin
(g) Alat mendeteksi manajer.
c. Pengertian Anggaran Biaya Produksi
Anggaran biaya produksi adalah suatu rencana yang meliputi
rencana biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead
pabrik dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Anggaran biaya produksi sering disebut dengan istilah anggaran
harga pokok produk yang dihasilkan. Anggaran biaya produksi akan lebih
tepat didasarkan pada sistem biaya standar (Supriyono, 1982:23).
Supriyono merumuskan anggaran biaya produksi sebagai berikut:
Biaya Bahan Baku XXXX
Biaya Tenaga Kerja Langsung XXXX
Biaya Overhead Pabrik:
BOP Variabel XXXX
BOP Tetap XXXX
Page 39
21
+
Jumlah Harga Pokok Produk XXXX
d. Anggaran Biaya Bahan Baku
Sebagai kelanjutan dari anggaran produksi adalah penyusunan
anggaran biaya bahan baku. Anggaran ini menunjukkan besarnya biaya
bahan baku yang diperlukan untuk mengolah produk yang dianggarkan.
Besarnya anggaran biaya bahan baku ditentukan dengan dua langkah yaitu
(Supriyono, 1989: 115):
1) Menentukan kuantitas bahan baku yang akan dipakai untuk proses
produksi.
2) Mengalikan kuantitas bahan baku yang dipakai dengan harga bahan
baku per unit yang dianggarkan.
Anggaran pembelian bahan baku dalam unit atau rupiah yang
menunjukkan besarnya bahan baku yang akan dibeli dapat ditentukan
dengan rumus (Supriyono, 1989: 116):
Kebutuhan bahan baku untuk produksi XXXX
Persediaan akhir bahan baku yang diinginkan XXXX
+
Total kebutuhan bahan baku XXXX
Page 40
22
Persediaan bahan baku awal XXXX
-
Anggaran pembelian bahan baku XXXX
e. Anggaran Biaya Tenaga Kerja Langsung
Anggaran biaya tenaga kerja langsung dikembangkan dari anggaran
produksi. Tenaga kerja yang ada di perusahaan biasanya dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:
1) Tenaga kerja langsung
Pengertian ini terbatas pada tenaga kerja pabrik yang secara langsung
terlibat pada proses produksi dan biasanya dikaitkan pada biaya
produksi atau pada barang yang akan dihasilkan.
2) Tenaga kerja tidak langsung
Pengertian ini terbatas pada tenaga kerja di pabrik yang tidak terlibat
secara langsung pada proses produksi dan biasanya dikaitkan pada biaya
overhead pabrik.
Perencanaan tenaga kerja meliputi aspek yang luas, sehingga perlu
diperhitungkan dengan matang oleh pimpinan perusahaan. Secara umum
rumus perhitungan anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah sebagai
berikut (Supriyono, 1989: 372):
Page 41
23
Anggaran produksi dalam unit XXXX
Jam kerja langsung per unit XXXX
x
Total jam kerja langsung yang diperlukan XXXX
Tarif upah per jam kerja langsung XXXX
x
Anggaran total biaya tenaga kerja langsung XXXX
f. Anggaran Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik merupakan komponen ketiga dalam
penyusunan biaya dalam produksi selain biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya yang
terjadi di dalam pabrik kecuali bahan baku dan tenaga kerja langsung.
Anggaran biaya overhead pabrik yang disusun untuk tujuan
perencanaan, pembuatan keputusan dan pengendalian biaya overhead
pabrik digolongkan menjadi dua yaitu (Supriyono, 1989: 373):
Page 42
24
1) Perilaku biaya overhead pabrik
Perilaku ini dibedakan ke dalam biaya overhead pabrik tetap dan
biaya overhead pabrik variabel yang selanjutnya ditetapkan besarnya
tarif biaya overhead pabrik pada awal periode anggaran.
2) Biaya kas dan bukan kas
Penggolongan biaya overhead pabrik ke biaya kas dan bukan kas
bermanfaat untuk mempermudah penyusunan anggaran kas dan untuk
membuat keputusan. Biaya overhead pabrik variabel pada umumnya
merupakan biaya kas dan sebagian lagi merupakan biaya bukan kas
.
4. Analisis Selisih Biaya Produksi
Dalam pengukuran efisiensi biaya produksi dilakukan dengan cara
membandingkan antara realisasi dengan anggaran. Dari hasil perbandingan
tersebut dapat diketahui atau ditentukan jumlah penyimpangan atau selisih.
Apabila realisasi biaya melebihi anggaran atau kurang dari anggaran, hal itu
merupakan pemborosan atau penghematan.
Untuk mengetahui penyebab dan pertanggungjawaban terjadi selisih,
perlu dilakukan analisis yang terdiri atas (Supriyono, 1982:89):
a. Selisih biaya bahan baku
1) Selisih harga bahan baku
Page 43
25
Secara matematis selisih harga bahan baku dapat dinyatakan dengan
rumus:
SHB = (HS – Hst) KS
Keterangan:
SHB = selisih harga baha baku
HS = harga beli sesungguhnya
Hst = harga beli standar setiap satuan
KS = kuantitas sesungguhnya yang dibeli
Di dalam menghitung selisih harga bahan baku dapat ditentukan
apakah sifat selisih harga menguntungkan atau merugikan. Apabila
HS > Hst, maka selisih harga bahan baku merugikan (Unfavorable),
sedangkan bila HS < HSt maka bersifat menguntungkan (Favorable).
2) Selisih kuantitas bahan baku
Secara matematis selisih kuantitas bahan baku dapat dinyatakan
dengan rumus:
SKB = (KS –Kst) Hst
Keterangan:
SKB = selisih kuntitas bahan baku
KS = kuantitas sesungguhnya atas bahan yang dipakai
Kst = kuantitas standar atas bahan yang dipakai
Hst = harga beli standar atas bahan yang dipakai
Page 44
26
Sifat selisih kuantitas bahan baku dapat ditentukan apabila KS > Kst,
maka selisih kuantitas merugikan (Unfavorable) sedangkan bila KS <
KSt maka bersifat menguntungkan (Favoravble).
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
1) Selisih tarif upah langsung
Secara matematis selisih tarif upah langsung dapat dinyatakan
dengan rumus:
STUL = ( TS – Tst ) JS
Keterangan:
STUL = selisih tarif upah langsung
TS = tarif sesungguhnya
Tst = tarif standar
JS = jam kerja langsung sesungguhnya
Apabila TS > Tst, maka selisih tarif upah langsung sifatnya
merugikan dan sebaliknya.
2) Selisih efisiensi upah langsung
Secara matematis, selisih efisiensi upah langsung dapat dinyatakan
dalam rumus:
SEUL = (JS – Jst) Tst
Page 45
27
Keterangan:
SEUL = selisih efisiensi upah langsung
JS = jam sesungguhnya
Jst = jam standar
Tst = tarif standar
Apabila JS > Jst, maka efisiensi upah langsung sifatnya tidak
menguntungkan (favorable) sedangkan bila JS < JSt maka bersifat
merugikan (Unfavorable).
c. Selisih biaya overhead pabrik
1) Analisi Dua Selisih
a) Selisih Terkendali
ST = BOPS – AFKSt atau
ST = BOPS –((KN X TT ) + ( KSt X TV ))
Keterangan:
ST = selisih terkendalikan
BOPS = biaya overhead pabrik sesungguhnya
AFKSt = anggaran fleksibel pada kapasirtas standar
KN = kapasitas normal
TT = tarif total
KSt = kapasitas standar
TV = tarif variabel
Page 46
28
Apabila BOPS > AFKSt maka selish terkendalikan bersifat tidak
menguntungkan (Unfavorable) sedangkan bila BOPS < AFKSt
maka bersifat menguntungkan (Favorable)
b) Selisih Volume
SV = AFKSt – ( KSt X T), atau
SV = ( KN – KSt)TT
Keterangan:
SV = selisih volume
AFKSt = anggaran fleksibel pada kapasitas standar
KSt = kapasitas standar
T = tarif total BOP
KN = kapasitas normal
TT = tarif tetap
TV = tarif variabel
Apabila KN > KSt, maka selisih volume bersifat tidak
menguntungkan (Unfavoreble) sedangkan bila KN < KSt maka
selisih bersifat menguntungkan ( Favorable).
2) Analisis Tiga Selisih
a) Selisih anggaran
SA= BOPS – AFKS atau
SA= BOPS – (( KN X TT ) + ( KS X TV ))
Page 47
29
Keterangan:
SA = Selisih anggaran
BOPS = biaya overhead pabrik sesungguhnya
AFKS = anggaran fleksibel kapasitas sesungguhnya
KN = kapasitas normal
KS = kapasitas sesungguhnya
TT = tarif tetap
TV = tarif variabel
Apabila BOPS < AFKS maka selisih anggaran bersifat
menguntungkan (Favorable) sedangkan bila BOPS > AFKSt
maka selisihnya bersifat merugikan (Unfavorable).
b) Selisih Kapasitas
SK = AFKS - BOPD atau
SK = TT ( KN – KS )
Keterangan:
S K = selisih kapasitas
AFKS = anggaran fleksibel kapasitas sesungguhnya
BOPD = biaya overhead pabrik dibebankan
TT = tarif tetap
KN = kapasitas normal
KS = kapasitas sesungguhnya
Page 48
30
Apabila AFKS < BOPD maka selisih kapasitas bersifat
menguntungkan (Favorable) sedangkan bila AFKS > BOPD
maka selisih besifat merugikan (Unfavorable).
a) Selisih Efisiensi
SE = BOPD – BOPSt atau
SE = T ( KS – KSt)
Keterangan:
SE = selisih efisiensi
BOPSt = biaya overhead pabrik standar
T = tarif total
KSt = kapasitas standar
KS = kapasitas sesungguhnya
BOPD = biaya overhead pabrik dibebankan
Apabila BOPD < BOPSt maka selisih efisiensi bersifat
menguntungkan (Favorable) sedangkan bila BOPD > BOPSt
maka selisih bersifat merugikan (Unfavorable).
5. Faktor-faktor penyebab terjadinya selisih pada biaya produksi adalah: 1. Selisih Biaya Bahan Baku
a. Selisih harga bahan baku:
1) Fluktuasi harga pasar bahan baku yang bersangkutan
Page 49
31
2) Kontrak dan jangka waktu pembelian yang menguntungkan dan tidak
menguntungkan
3) Kegagalan dalam memanfaatkan kesempatan potongan pembelian atau
ketidaktepatan jumlah potongan pembelian yang diharapkan.
4) Penyimpangan kualitas bahan yang berbeda
5) Ada pembelian yang bersifat khusus
6) Perkiraan biaya angkut yang tidak tepat.
b. Selisih kuantitas bahan baku
1) Pengawasan yang terlalu kaku
2) Perubahan dari rancangan produk, mesin, peralatan atau pengolahan
produk yang belum dinyatakan dalam standar
3) Kegagalan dalam penggunaan mesin dan peralatan dalam kondisi yang
baik
4) Kerugian bahan baku karena rusak atau susut yang disebabkan
karyawan kurang terlatih, bekerja kurang memuaskan.
2. Selisih Biaya Tenaga Kerja
a. Selisih Tarif Upah Langsung
1) Telah digunakan tenaga kerja langsung dengan tarif upah yang berbeda
dengan standar pekerjaan tertentu.
2) Telah dibayar upah dengan tarif upah lebih besar atau lebih kecil
dibandingkan tarif standar.
Page 50
32
3) Adanya kenaikan atau penurunan pangkat karyawan yang
mengakibatkan perubahan tarif upah
4) Karyawan yang baru diterima tidak dibayar sesuai dengan tarif upah
standar
5) Pembayaran tambahan atau upah karena perubahan peraturan upah
minimum yang diterapkan pemerintah.
b. Selisih Efisiensi Upah
1) Pengawasan yang terlalu kaku
2) Bahan baku kualitasnya kurang baik
3) Kesalahan mesin sehingga mengakibatkan gangguan dan terhambatnya
pekerjaan.
3. Selisih Biaya Overhead Pabrik
a. Selisih Harga
1) Mutu bahan baku tidak langsung yang tidak sesuai standar
2) Mutu tenaga kerja tidak langsung yang tidak sesuai standar
3) Perubahan harga pasar bahan baku tidak langsung
4) Perubahan harga pasar tenaga kerja tidak langsung
b. Selisih Kapasitas
1) Kelebihan kapasitas
2) Berkembangnya permintaan konsumen
3) Kerusakan mesin yang tidak dapat dihindari
Page 51
33
4) Kekurangan operator
5) Kekurangan alat
6) Kekurangan koordinasi dalam proses produksi
c. Selisih Efisiensi
1) Apabila kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarif BOP adalah
unit yang diproduksi: Produk aktual yang lebih besar dari kapasitas yang
ada di perusahaan.
2) Apabila kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarif BOP adalah
biaya bahan baku langsung: Pemborosan pemakaian bahan baku
langsung.
3) Apabila kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarif BOP adalah
tenaga kerja langsung:
(a) Ketidakefisiensian tenaga kerja.
(b) Jumlah tenaga kerja yang terlalu banyak
4) Apabila kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarif BOP adalah
jam kerja langsung: Ketidakefisiensian tenaga kerja langsung
Apabila kapasitas yang digunakan untuk menghitung tarif BOP adalah jam mesin:
Penggunan atau penyalaan mesin yang berlebihan.
Page 52
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan merupakan studi kasus yaitu
penelitian yang memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan
mendetail yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan, pengambilan
data, dan wawancara mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan
pengendalian biaya produksi berdasarkan anggaran biaya produksi PT P
Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitain
Subjek penelitian adalah yang terlibat dalam penelitian, yaitu mereka
yang bertindak sebagai pemberi informasi yang berhubungan dengan
penelitian ini, yaitu pimpinan perusahaan, bagian produksi, bagian anggaran,
bagian personalia, dan staf yang ditunjuk.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah biaya produksi, biaya standar, anggaran
biaya produksi, selisih antara biaya produksi sesungguhnya dengan biaya
standar pada PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati semarang.
Page 53
35
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada PT P Nusantara IX Ngobo
Karangjati Semarang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Desember 2004 sampai
dengan Januari 2005.
D. Data-data yang diperlukan
1. Gambaran Umum Perusahaan
2. Data volume penjuaalan
3. Data Volume Produksi tahun 2003
4. Data biaya produksi bahan baku
5. Data biaya produksi biaya tenaga kerja langsung
6. Data biaya produksi biaya overhead pabrik
7. Data anggaran biaya produksi
8. Data lain yang mungkin diperlukan
Page 54
36
E. Teknik Pengumpulan Data
Di dalam memperoleh data yang diperlukan, peneliti menggunakan cara
sebagai berikut:
1. Dokumentasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk
memperoleh data berupa laporan keuangan perusahaan tahun 2003, anggaran
biaya produksi tahun 2003, struktur organisasi dan biaya produksi yang
sesungguhnya terjadi pada tahun 2003. Laporan keuangan perusahaan tersebut
meliputi Neraca, laporan Rugi laba dan laporan perubahan modal untuk tahun
2003.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
untuk memperoleh data berupa sejarah perusahaan dan perkembangannya,
laporan keuangan perusahaan, anggaran biaya produksi, struktur organisasi
dan biaya produksi yang sesungguhnya terjadi. Teknik ini digunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh dari teknik dokumentasi.
3. Observasi
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengamati secara langsung pada objek yang diteliti pada anggaran biaya
produksi PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang.
Page 55
37
F. Teknik Analisa Data
1. Langkah yang ditempuh untuk menjawab perumusan masalah yang pertama
yaitu dengan mengevaluasi penyusunan anggaran biaya produksi tahun 2004
pada PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang, kemudian
membandingkan dengan anggaran biaya produksi yang disusun berdasarkan
teori. Adapun langkah penyusunan anggaran biaya produksi menurut teori
adalah sebagai berikut:
a. Menyusun ramalan penjualan, yaitu menentukan jumlah penjualan dalam
unit yang diperkirakan akan dijual pada tahun 2002 dengan metode least
square.
Rumusnya.
Y = a + b x
Keterangan:
Y = besarnya penjualan
a = komponen tetap dari penjualan setiap tahun
b = tingkat perkembangan dari penjualan setiap tahun
∑ ∑∑ ∑ ∑
∑ ∑∑∑ ∑ ∑ ∑
−=
−
−=
22
22
2
))(())(()(
)()())(())((
XXnYXXYn
b
XXnYXXY
a
Page 56
38
X = angka tahun
n = jumlah tahun dari data historis
b. Menghitung index musim.
Langkah untuk menghitung index musim yaitu:
1. Membuat rata-rata bulanan
2. Menentukan nilai x dengan cara membuat pertambahan trend setengah
bulanan selama 1 tahun dengan memberikan angka –11, -9, -7, -5, -3, -
1, 1, 3, 5, 7, 9,11.
3. Mengalikan antara rata-rata bulanan dengan hasil perhitungan langkah
2.
4. Mengkuadratkan nilai x kemudian menjumlahkannya.
5. Mencari pertambahan trend bulanan dengan cara nilai x dibagi dengan
jumlah kuadrat nilai x dikalikan dengan 2. Karena awal bulan
dianggap sebagai bulan dasar, maka pertambahan trend = 0 untuk
bulan seterusnya tinggal mengalikan 1, 2, 3 dan seterusnya.
6. Menghitung variasi musim yaitu dengan mengurangkan rata-rata
bulanan dengan pertambahan trend.
7. Menentukan indeks musim yaitu dengan mencari nilai rata-rata variasi
musim setiap bulan. Nilai rata-rata setiap bulan dicari dengan
membagi jumlah variasi musim dibagi dengan 12, kemudian hasil bagi
Page 57
39
tersebut dipakai untuk membagi nilai variasi musim setiap bulan
kemudian dikalikan 100%.
c. Membuat anggaran penjualan.
Anggaran penjualan diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran
produksi. Anggaran penjualaan ini didapat dari perkalian antara rencana
penjualan dalam unit dengan rencana harga jual per unit.
d. Menyusun anggaran produksi
Anggaran produksi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:
Anggaran penjualan dalan unit XXXX
Unit persediaan akhir produk selesai yang diinginkan XXXX
+
Unit produk yang diperlukan XXXX
Unit persediaan awal produk selesai XXXX
-
Anggaran produksi dalam unit XXXX
Anggaran produksi ini merupakan dasar untuk menyusun anggaran
produksi yang mencakup anggaran biaya bahan baku, anggaran tenaga
kerja langsung, dan anggaran biaya overhead pabrik.
Page 58
40
e. Menyusun anggaran biaya bahan baku.
Anggaran biaya bahan baku terdiri dari anggaran pemakaian bahan baku,
dan anggaran biaya bahan baku.
Anggaran kebutuhan bahan baku ditentukan dengan dua langkah yaitu:
1) Menentukan standar pemakaian bahan baku.
2) Standar pemakaian bahan baku dikalikan jumlah produksi
Anggaran biaya bahan baku ditentukan dengan langkah sebagai berikut:
1) Menentukan harga standar bahan baku per unit.
2.) Mengalikan jumlah kebutuhan bahan baku dengan harga bahan
baku per unit.
f. Menyusun anggaran biaya tenaga kerja langsung
Secara umum rumus perhitungan anggaran biaya tenaga kerja
langsung yaitu:
Anggaran produksi dalam unit XXXX
Jam kerja langsung per unit XXXX
x
Total jam kerja langsung yang diperlukan XXXX
Tarif upah per jam kerja langsung XXXX
x
Anggaran total biaya tenaga kerja langsung XXXX
Page 59
41
g. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik.
Anggaran biaya overhead pabrik ditentukan dengan langkah sebagai
berikut:
1) Melihat elemen biaya overhead pabrik untuk menentukan apakah:
a). Elemen yang terangkum dalam penyusunan anggaran BOP telah
mencakup semua elemen yang memang harus dipertimbangkan.
b). Elemen yang tercakup dalam anggaran BOP tidak memasukan
elemen non BOP.
2) Menentukan tarif biaya overhead pabrik tetap dan variabel. Tarif
biaya overhead pabrik tetap dan biaya overhead pabrik variabel
ditulis berdasarkan standar produksi kapasitas normal. Jika ada biaya
semi variabel akan dipisahkan ke biaya tetap dan biaya variabel.
Adapun metode yang digunakan untuk memisahkan biaya
semivariabel ke dalam biaya tetap dan biaya variabel adalah metode
regresi
3) Mengalikan standar produksi dengan tarif biaya per elemen biaya
overhead pabrik.
Setelah mengetahui prosedur penyusunan anggaran biaya produksi
secara teoritis, kemudian membandingkan dengan prosedur penyusunan
anggaran yang dilakukan oleh perusahaan. Jika perusahaan dalam menyusun
Page 60
42
anggaran biaya produksi berdasarkan teori maka prosedur penyusunan
anggaran pada perusahaan bisa dikatakan baik
3. Langkah yang perlu ditempuh untuk menjawab perumusan masalah yang
kedua yaitu dengan cara membandingkan antara biaya yang dianggarkan
dengan biaya yang sesungguhnya. Jika perusahaan tidak membuat anggaran
sesuai dengan teori maka penulis akan membandingkan anggaran yang dibuat
secara teori dengan realisasi yang terjadi di perusahaan.
Selisih anggaran biaya produksi dikatakan terkendali apabila selisih
tersebut menguntungkan bagi perusahaan dan masih di bawah toleransi 5%,
sedangkan bila selisih tersebut tidak menguntungkan bagi perusahaan dan
batas toleransinya di atas 5% maka dikatakan tidak terkendali yang kemudian
kesemuanya akan dianalisis penyebabnya. Cara menghitung presentase selisih
yaitu dengan membandingkan antara selisih yang terjadi dengan anggaran
yang dibuat kemudian dikalikan 100%. Untuk mencari penyebab terjadinya
selisih, maka digunakan cara sebagai berikut:
1) Selisih biaya bahan baku
(a) Selisih harga bahan baku
Secara matematis selisih harga bahan baku dapat dinyatakan
dengan rumus
SHB = ( HS – HSt ) KS
Page 61
43
Keterangan:
SHB = selisih harga bahan baku
HS = harga beli sesungguhnya
HSt = harga beli standar
KS = kuantitas sesungguhnya
Di dalam menghitung selisih harga bahan baku dapat ditentukan
apakah sifat selisih harga menguntungkan atau merugikan.
Apabila HS > HSt, maka harga bahan baku merugikan dan
sebaliknya.
(b) Selisih kuantitas bahan baku
Secara matematis selisih kuantitas bahan baku dapat dinyatakan
dalam rumus:
SKB = ( KS – KSt ) HSt
Keterangan:
SKB = selisih kuantitas bahan baku
KS = kuantitas sesungguhnya
KSt = kuantitas standar
HSt = harga beli standar
Sifat selisih kentitas bahan baku dapat ditentukan apabila KS >
KSt, maka selisih kuantitas merugikan dan sebaliknya.
Page 62
44
2) Selisih biaya tenaga kerja
(a) Selisih tarif upah langsung
Secara matematis selisih tarif upah langsung dapat dinyatakan
dengan rumus:
STU = ( TS – TSt ) JS
Keterangan:
STU = selisih tarif upah langsung
TS = tarif sesungguhnya
TSt = tarif standar
JS = jam sesungguhnya
Apabila TS > TSt, maka selisih tarif upah langsung sifatnya
merugikan dan sebaliknya.
(b) Selisih efisiensi upah langsung
Secara matematis, selisih efisiensi upah langsung dapat
dinyatakan dengan rumus:
SEUL = ( JS – JSt ) TSt
Keterangan:
SEUL = selisih efisiensi upah langsung
JS = jam sesungguhnya
JSt = jam standar
TSt = tarif standar
Page 63
45
Apabila JS> JSt, maka slisih efisiensi upah langsung sifatnya tidak
menguntungkan dan sebaliknya.
3) Selisih Biaya Overhead Pabrik
(a) Analisis Dua Selisih
(1) Selisih terkendali
ST = BOPS – AFKSt atau
ST= BOPS- (( KN X TT ) ( KSt X TV ))
Keterangan:
ST = Selisih terkendalikan
BOPS = Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya
AFKSt = Anggran Fleksibel pada kapasitas standar
KN = Kapasitas Normal
TT = Tarif Tetap
KSt = Kapasitas Standar
TV = Tarif Variabel
Apabila BOPS > AFKSt maka selisih tekendalikan bersifat
tidak menguntungkan (Unfavorable), sedangkan apabila
BOPS < AFKSt maka selisih terkendali bersifat tidak
menguntungkan.
(2) Selisih Volume
SV = AFKSt – ( KSt X T ) atau
Page 64
46
SV = ( KN – KSt ) TT
Keterangan:
SV = Selisih Variabel
AFKSt = anggaran fleksibel pada kapasitas standar
KSt = Kapasitas Standar
T = Tarif Total BOP
KN = Kapasitas Nornal
TT = Tarif Tetap
TV = Tarif Variabel
Apabila KN > KSt maka selish volume bersifat tidak
menguntungkan (Unfavorable) sedangkan apabila KN < KSt
maka selisih volume bersifat menguntungkan (Favorable)
(b) Analisis Tiga Selisih
(1) Selisih Anggaran
SA = BOPS – AFKS atau
SA = BOPS – {( KN X TT ) + ( KS X TV )}
Keterangan:
SA = Selisih anggaran
BOPS = Biaya Overhead Pabrik sesungguhnya
AFKSt = Anggaran Fleksibel pada Kapasitas Sesungguhnya
Page 65
47
KN = Kapasitas Normal
KS = Kapasitas Sesungguhnya
TT = Tarif tetap
TV = Terif Variabel
Apabila BOPS < AFKS maka selisih anggaran bersifat
menguntungkan (Favorable ), sedangkan bila BOPS > AFKS
maka selisih anggaran bersifat merugikan (Unfavorable).
(2) Selisih Kapasitas
SK = AFKS – BOPD, atau
SK = TT (KN – KS)
Keterangan:
SK = Selisih Kapasitas
BOPD = Biaya Overhead Pabrik dibebankan
TT = Tarif Tetap
KN = Kapasitas Normal
KS = Kapasitas Sesungguhnya
AFKS = Anggaran Fleksibel Kapasitas sengguhnya
Apabila AFKS < BOPD maka selisih bersifat menguntungkan
(Unfavorable), sedangkan bila AFKS > BOPD maka selisih
bersifat merugikan (Favorable)
Page 66
48
(3) Selisih Efisiensi
SE = BOPD – BOPSt, atau
SE = T ( KS- KSt )
Keterangan:
SE = Selisih Efisiensi
BOPSt = Biaya Overhead Pabrik Standar
T = Tarif Total
KSt = Kapasitas Standar
Apabila BOPD < BOPSt maka selisih efisiensi bersifat
menguntungkan (Unfavorable), sedangakan bila BOPD >
BOPSt maka selisih efisiensi bersifat merugikan (Favorable)
Page 67
49
BAB IV
GAMBARAN PERUSAHAAN
A. Sejarah perusahaan.
PT Perkebunan Nusantara IX adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang berbentuk perusahaan perseroan (Persero) dan sejak tahun 2000 terbagi
menjadi 2 manajemen divisi yaitu:
1. Devisi tanaman tahunan
Berkantor pusat dijalan Mugas Dalam (atas) Semarang (50243)
2. Divisi tanaman semusim
Berkantor pusat di jalan Ronggowasito No 164 Surakarta (57131)
Berdasarkan sejarah PT Perkebunan Nusantara IX (Persero), divisi
tanaman tahunan merupakan panggabungan 30 kebun eks pemerintah Belanda
dan perusahaan swasta asing. Unit usaha yang dikelola oleh PT perkebunan
Nusantara IX divisi tanaman tahunan terdiri dari 15 unit kebun yang berlokasi
diseluruh daerah jawa tengah. Gambaran singkat perkembangan organisasi PT
Perkebunan Nusantara IX divisi tanaman tahunan dari tahun 1945 sampai dengan
sekarang sebagai berikut:
1. Periode sampai dengan tahun 1945
Berdasarkan asal usul kebun yang saat ini milik PT Perkebunan
Nusantara IX divisi tanaman tahunan adalah perkebunan yang dulu dibangun
Page 68
50
oleh pemerintah Belanda dan pengusaha asing swasta yaitu Mangkunegaran
(1 kebun), Gouvernemen Landbouw Bedriffen (1 kebun), Kultuur
Maatschappij (5 kebun), Th crone (4 kebun), Semarangsche Administratie
Kanroormij (2 kebun), Faktory NHM (1kebun), Preanger Rubber (1kebun),
sosische Kultuur (1kebun), John Piet dan Co (1kebun), Internatio (1kebun),
Mirandolle dan Voute, kultuur Bank (1kebun), Tieenmen (1kebun), Kooy dan
Koster (1kebun).
2. Periode tahun 1945 sampai dengan 1960
Pada masa pendudukan Belanda kedua tahun 1947 semua perkebunan
dikuasi pemiliknya kembali, tetapi sejak bulan September
1950 perkebunan milik pemerintahHindia Belanda pengelolanya
diserahkan kepada Pusat Perkebunan Negara (PPN) sedang milik swasta asing
tetap dimiliki pemiliknya. Bentuk organiasi perkebunan pada tahun 1950
sampai denagn 1960 berubah menjadi PPN lama/baru yang dibagi menjadi
rayon/Unit, tanggal 10 Desember 1957 seluruh perkebunan Belanda diambil
alih penguasaannya oleh pemerintah ( nosionalisasi).
3. Periode 1960 sampai dengan tahun 1968
Sesuai dengan peratuan pemerintah nomor 14 tahun 1961 bentuk
PPN lama, baru diubah menjadi PPN Unit Jawa Tengah dan sejak tahun 1963
dirubah lagi serta dipisahkan menjadi PPN Aneka Tanaman XI dan PPN
Karet XIII serts PPN karet XIV.
Page 69
51
4. Periode tahun 1968 samapai dengan tahun 1973
Sesuai peratuan pemerintah tahun 1968 tanggal 13 Aprel 1968 bentuk
perusahaan dirubah lagi menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP) yang
merupakan gabungan dari PPN Aneka Tanaman XI-PPN Karet XIII, PPN
Karet IV, BPU-PPN Aneka Tanaman Perwakilan Jawa Tengah, BPU-PPN
Karet Perwakilan Jawa Tengah.
5. Periode 1973 sampai dengan tahun 1996
Sesuai dengan Akte Notaris GHS Loemban Tobing SH Jakarta Nomor
98 Tahun 1973 tanggal 31 Juli 1993 yang disempurnakan dengan Akte
Notaris Imas Fatimah SH Jakarta Nomor 107 tahun 1984 tanggal 13 Agustus
1984 dan Akte Perubahan Nomor 39 tahun 1985 tanggal 8 Maret sesuai
kutipan Surat Menteri Kehakiman RI Nomor C2.52.5436.HT.01.04 tahun
1985 tanggal 28 Agustus 1985 bahwa PNP XVIII dirubah menjadi Perseroan
Terbatas (PT) Perkebunan XVIII.
6. Periode tahun 1996 sampai dengan sekarang
Berdasarkan Akte Notaris Harun Kamil SH Jakarta nomor 42 tahun
1996 tanggal 11 Maret 1996 dan peraturan pemerintah RI Nomor 14 tahun
1996 tanggal 14 Febuari tahun 1996 tentang peleburan PT Perkebunan XV
samapai XVI dan PT Perkebunan XVIII menjadi PT Perkebunan Nusantara
IX serta perubahan struktur organisasi sesuai Surta Keputusan Dieksi PT
Perkebunan Nusantara IX Nomor PTPN.IX.0/SK /005/2001.SL tanggal 31
Page 70
52
Januari 2001 tentang penyempurnaan struktur organisasi PT Perkebunan
Nusantara IX dalam bentuk divisi tanaman semusim dengan pengaturan tugas
anggota direksi dan belaku sampai sekarang.
B. Sejarah Singkat Kebun Ngobo
1. Tahun 1957 Kebun Ngobo merupakan kebun milik swasta Belanda yang
semula dari nama Firma MC TH Crone. Kantor direksi disemarang yang
dinasionalisasi tanggal 10 Desember 1957 oleh pemerintah RI dengan nama
PPN ( Persuahaan Perkebunan Negara).
2. Tahun 1973 berubah menjadi PT Perkebunan XVIII ( Persero) tepatnya
tanggal 1 Agustus 1973.
3. Tahun 1980 kebun Ngobo digabung dengan kebun Jatirunggo gabunagn
menjadi nama baru kebun Ngobo/Jatirunggo/gabungan dengan dasar surat no
XVIII/KPTS/135/1980 tanggal 23 Aprel 1980
4. Tahun 1994 Manajemen PT Perkebuanan XVIII ( Persero ) ditangani PT
Perkebunan XXI-XXII.
5. Tahun 1996 PT Perkebunan XVIII dimerge dengan PT Perkebunan XV-XVI
dengan nama PT P Nusantara IX ( Persero ) Berdasarkan PP No 14 tahun
1996.
Page 71
53
C. Bidang Usaha
Sejak tahun 1995 bidang usaha PTPN IX yang diutamakan ( menanam,
memelihara dan mengolah) hanya 4 komiti pokok dan 3 komoditi produksi hilir
yaitu:
1. Karet
2. Kopi
3. Teh
4. Kakao
5. Karet gelang (produksi hilir)
6. Banaran coffi ( produksi hilir)
7. Kaligua Black tea ( produksi hilir )
Dari 4 komoditi pokok dan komoditi produksi hilir tersebut, karet
merupakan penyumbang pendapatan terbesar PT P Nusantara IX ( Persero) divisi
tanaman tahunan (kurang lebih 80 %). Disamping bidang usaha komoditi pokok
tersebut, juga diproduksi bidang usaha sampingan yaitu Kelapa, pala, kapok, biji
kapok, cengkeh, pisang.
Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti produk karet lembaran pada
pabrik pengolahan karet milik PTPN IX di Ngobo Karang jati Ungaran yang
bahan bakunya diperoleh dari kebun Ngobo yang terdiri dari 4 afdeling yaitu
afdeling setro, klepu,jatirunggo, gabungan.
Page 72
54
D. Ketenagakerjaan PT P Nusantara IX
1. Tenaga Kerja
PT Perkebunan Nusantara IX menggolongkan tenaga kerja yang
dimilik manjadi tiga golongan yaitu:
a. Karyawan pimpinan terdiri dari sinder dan administratur
b. Karyawan pelaksana terdiri dari pegawai bulanan sperti mandor,juru tulis
dll
c. Karyawan pembantu pelaksana terdiri dari pembanu mendor dan
pembantu juru tulis.
Saat ini jumlah tenaga kerja yang ada sebanyak kurang lebih 1273
orang. Perinciannya karyawan berdasarkan status dan bagiannya terlihat
seperti dibawah ini
Jumlah Karyawan PT Perkebunan Nusantara IX
(Persero) Kebun Ngopbo Karangjati di Semarang
No Status Kantor Tenaga
Kerja Pabrik
Kebon Jumlah
1 Karyawan Pimpinan 3 1 5 9
2 Karyawan Pelaksana 20 21 40 81
3 Karyawan Pembantu Pelaksana 14 76 378 468
Page 73
55
4 Harian Lepas - 46 666 712
5 Honor 3 - - 3
Jumlah 40 144 1089 1273
Sedangkan pada tahun 2004 struktur organisasi PTPN IX terdiri dari:
1. Dewan komisaris 4 orang
2. Direksi 5 orang
3. Kepala Biro/bagian 6 orang
4. Adminitratur 15 orang
Sedangkan di pabrik pengolahan karet di Ngobo Karangjati
mempunyai karyawan:
1. Sinder teknik 1 orang
2. Karyawan bagian pengolahan 20 orang
3. Karyawan bagian giling karet 20 orang
4. Karyawan bagian pengasapan 9 orang
5. Karyawan bagian sortasi dan pengepakan 16 orang
6. Karyawan bagian tranportasi 21 orang
7. Karyawan bagian teknik mesin 9 orang
8. Juru tulis 2 orang
9. Kemanaan 8 orang
Page 74
56
10. Kebersihan 15 orang
2. Jam Kerja Karyawan
Jam kerja karyawan PT P Nusantara IX kebun Ngobo Karang jati
sesuai dengan peraturan departemen tenga kerja yaitu selama tujuh jam wajib
hadir.
Untuk hari senin sampai kamis
1. Jam kerja 06.30 – 09.30 WIB
2. Jam istirahat 09.30 – 10.00 WIB
3. Jam kerja 10.00 – 14.00 WIB
Untuk hari Jumat
Jam kerja 06.30 – 13.30 WIB
Untuk hari Sabtu
Jam kerja 06/30 – 13.30 WIB
Waktu jam kerja lembur dilaksanakan diluar jam yang sudah terjadwal
tersebut sedangkan jam kerja lembur adalah waktu yang dilaksanakan diluar
jam kerja tersebut.
Page 75
57
3. Upah
Sistem upah yang digunakan PTPN IX adalah sistem upah menurut
golongan karyawan sama dengan sedangkan gaji pokok ditambah tunjangan
ditambah jaminan sosial ketentuan sesuai dengan dengan direksi.
4. Jaminan Sosial
Keselamatan dan kesejahteraan karyawan juga mendapat perhatian
dari perushaan untuk merangsang semangat kerja karyawan maka diberikan
tunjangan dan jaminan sosial yang diberikan oleh PT P Nusantara adalah:
a. Tunjangan prestasi
b. Tunjangan kesehatan
c. Tunjangan hari raya
d. Asuransi tenaga kerja
Page 76
58
5. Struktur Organisasi Perusahaan dan Deskripsi Jabatan
Struktur Organisasi Bagian Teknik/pengolahan PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang
SINDER TEKNIK Margo Trisno
MANDOR BESAR
PENGOLAHAN KARET
. 1 Podo Widodo
2. Budi Ningsih
GILING KARET
1. Siswadi
PENGASAPAN
1. Saryono
SORTASI/PENGEPAKAN
1.Budi Asih
KENDA
RAAN
1. Mujiono
TEKNIK MESIN
1. Mulyono
JURU TULIS
1. Ali Imron
KEAMANAN 1. Tugimin
PENGOLAHAN PALA
1. Faisal SN
PENGOLAHAN KAKAO
1. Supeno
SORTASI 1. Titik
Page 77
59
6. Deskripsi Jabatan
a. Sinder Teknik
1) Bertanggung jawab atas jalannya proses produksi secara keseluruhan
2) Bertanggung jawab atas hasil produksi yang dihasilkan baik kualitas
maupun kuantintas.
b. Mandor Besar
1) Mengawasi kerja para mandor
2) Membantu tugas sinder teknik
c. Mandor Pengolahan Karet
1) Menerima latesk dari kebun
2) Memperkirakan kadar karet kering
3) Mencatat taksasi/perkiraan hasil produksi
4) Mengawasi jalannya proses pengolahan lateks
d. Mandor Giling Karet
Mengawasi jalannya proses penggilingan lembaran karet
e. Mandor Pengasapan
1) Mengawasi pengontrolan suhu di rumah asap
2) Bertanggung jawab terhadap kualitas lembaran karet kering sesuai
standar perusahaan
f. Mandor Sortasi/Pengepakan
Page 78
60
1) Mengawasi jalannya proses sortasi yang menghasilkan
RSS1,RSS2,RSS3 dam RSS 4, cutting
2) Mengawasi proses pengepakan karet lembaran meliputi penimbangan
pengepresan dan pelaburan
g. Bagian Kendaraan
1) Bertanggung jawab terhadap proses pengakutan lateks dari kebun ke
pabrik
2) Bertanggungjawab terhadap proses pengangkutan produk karet
lembaran dari pabrik ke gudang penyimpanan
h. Juru Tulis
Bertanggung jawab mengatur semua aktivitas surat menyurat, penulisan
dokumen, pengarsipan dokumen, maupan pekerjaan administrasai lainnya
i. Teknik Mesin
Bertanggung jawab atas pemeliharaan mesin-mesin yang digunakan dalam
proses produksi
j. Keamanan
Bertanggung jawab atas kemampuan pabrik dan semua fasiltasnya
k. Mandor Pengolahan Pala
Mengawasi jalannya proses pengolahan pala
l. Mandor Pengolahan Kakao
Mengawasi jalannya proses pengolahan kakao menjadi biji coklat
Page 79
61
m. Sortasi
Mengawasi proses sortasi biji kakao sesuai standar perusahaan
n. Gudang
Bertanggung jawab pada barang barang yang ada digudang
D. Produk
Pada PTPN IX Ngobo Ungaran memproduksi karet yang berupa
lembaran-lembaan atau sheet. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan
produk karet lembaran yaitu lateks/getah karet yang dihasilkan dari perkebunana
karet milik PTPN IX. PTPN IX mengolah latek dari kebun hingga jadi bahan
yang setengah jadi, hasil dari olahan tadi selebihnya dikirim kesemarang sebagian
untuk keperluan dalam negeri dan sebagian lagi untuk keperluan ekspor.
Produk karet tersebut disebut dengan RSS dan dibagi menjadi empat
yaitu:
1. RSS (Ribbed smoke sheet) I
2. RSS (Ribbed smoke sheet) II
3. RSS (Ribbed smoke sheet) III
4. RSS (Ribbed smoke sheet) IV
Sedangkan mutu dari RSS I sampai dengan RSS IV adalah sebagai
berikut:
1. RSS I : Bersih jernih dan tidak ada gelembung udara sedikit pun
Page 80
62
2. RSS II : Terdapat bintik-bintik yang halus dan hanya sedikit sekali
3. RSSIII : Terdapat gelombung-gelombung udara yang kecil dan jarang
4. RSSIV : Terdapat gelembung-gelembung udara serta bintik kotoran.
Disamping itu juga terdapat hasil lain yaitu potongan dari lembaran tadi di
dalam sortasi yang disebut cutting yaitu:
1. Cutting A adalah cutting yang banyak yang matang
2. Cutting B adalah cutting yang kurang matang
Produk yang lain yang dihasilkan adalah LUMP yaitu lateks yang
membeku dalam mangkok sadap yang dapat juga diolah menjadi lembaran
lembaran sheet juga. Lembaran-lembaran karet yang dihasilkan tadi mempunyai
ukuran sebagai berikut :
1. Ketebalan 3 mm
2. Panjang 2 m
3. Lebar 34 cm
E. Pengolahan
1. Penyadapan
Penyadapan ini dilakukan pada pagi hari pukul 10.30 WIB sedangkan
penyadapan untuk satu pohon membutuhkan waktu :
a. Tanaman umur 6 – 7 tahun 17,2 menit
b. Tanaman umur 8 – 16 tahun 19 menit
Page 81
63
c. Tanaman umur 21 – 30tahun 25,8 menit
d. Tanaman umur 30 - ……… 17,6 menit
Langkah-langkah penyadapan:
a. Mengambil serap
b. Membetulkan letak paku
c. Menyadap
d. Memasang mangkok
e. Making
f. Setor
g. Mencuci peralatan sadap
2. Pengangkutan
a. Latek dari kebun ke pabrik
Jika dekat dipikul pakai ember jika jauh naik truk
b. Bak pembeku ke penggilingan
Pengangkutan ini menggunakan alat air yaitu air dialirkan ketalang dan
menuju kepenggilingan dan latesk dari bak pembeku dialirkan ke
penggilingn dengan bantuan tenaga kerja yang mengangkut
c. Penggilingan keruang pengasapan
Setelah penggilingan latesk yang berupa lembaran atau shett tadi
dialirkan ke bak yang bersih yang berisi air dan diatuskan atau diletakkan
ke dalam glentengan yang mana tiap glentengan berisi 4 lembar sheet.
Page 82
64
Setelah air dalam lembaran tadi menurun baru diangkat keruang
pengasapan.
d. Pengangkutan dari ruang asap ke sortasi
Setelah hari ke lima lembaran tadi diturunkan dari ruang asap dan
diangkut secara borongan artinya meskipun waktunya belum habis akan
tetapi bila pengangkutan sudah selesai maka para pekerja sudah boleh
pulang.
3. Pengolahan
Latesk dari kebun dimasukkan kedalam bak penampung setelah
diketahui jumlah diambil contoh sebayak 100cc untuk mengetahui kadar karet
kering (KKK), kemudian ditampung dalam mangkok dan diberi asam semut
sebanyak 0,0115cc sampai 1.32 cc kemudian diaduk dan didiamkan hingga
kental dan digiling denagn gilingan manster sebanyak 50 kali puteran
selanjutanya dikeringkan airnya dengan kain dan ditimbang dengan
timabnagn monster untuk mengetahui KKK dan kebutuhan air.
4. Pembekuan
Setelah diketahui kebutuhan air kemudian dialirkan lewat talang dan
dialurkan kebak pembeku yang sudah ada air, latesk ditambah air 23 cm dan
644 liter. Pembekuan ini lamanya 2 jam setelah didiamkan selama 2 jam serta
membeku maka perlu ditambah air dan dicabut sekat-sekatnya, penambahan
air tadi disamping menjaga agar lateks tidak lengket pada sekat-sekat dan
Page 83
65
lateks yang lainnya juga mempermudah pencabutan sekat. Setelah itu
dilangsir ke dalam talang tong berisi air menuju kepenggilingan dan
pelangsiran dilakukan secara berurtan
5. Penggilingan
Di dalam proses penggilingan membutuhkan tenaga kerja 14 sampai
16 orang. Dan setiap jamnya dapat menggiling 360 sampai 415 kg KK atau 47
lembar. Sebelum digiling karet mempunyai kadar air 90% dan setelah karet
digiling mempunyai kadar air 16% lembaran sebelum digiling lebarnya 23
cm panjangnya 1 meter dan tebalnya 5 cm setelah penggilingan mempunyai
lebar 34 cm panjang 2 m dan tebal 3 mm. Setelah digiling maka dilakukan
pencucian hasil giling yang berupa lembaran tadi kedalam bak supaya zat
asamnya hilang atau kotoran yan lain.
6. Penuntasan
Penuntasan ini menggunakan alat yang berupa bambu atau yang
disebut gelantong engan ukuran panjang 2 meter. Tinggi untuk tempat
penuntasan adalah 1,25m dibuat dari besi penuntasan tadi yaitu lembaran-
lembaran yang telah dicuci dalam bak pencuci tadi diletakana pada gelantong
dan tiap gelantong memuat 4 lembar karet atau lembaran. Setelah mencapai
kadar air 60% dalam penuntasan maka dilakukan pengasapan.
Page 84
66
7. Pengasapan
Ada dua kamar pangasapan:
a. Kapasitas kamar besar 3 ton atau 2500lembar
b. Kapasitas kamar kecil 1800kg atau 500lembar
Pengasapan ini di lakukan sampai lima hari suhu panasnya dari hari
pertam sampai dengan hari kelima juga berbeda-beda, dibawah ini di berikan
suhu panas per harinya:
Hari pertama 40 °C – 45 °C
Hari kedua 45 °C – 50 °C
Hari ketiga 50 °C – 55 °C
Hari keempat 55 °C – 60 °C
Bila pada hari pertama panasnya tidak memenuhi syarat maka akan
timbul cendawan karet, tapi bila panasnya berlebihan karet yang berbentuk
tidak baik akan tetapi timbul gelombang udara. Lembaran yang keluar disebut
RSS (Ribbed smoke sheet)
8. Sortasi
Setelah hari kelima maka lembaran-lembaran tersebut diangkut
keruang sortasi dengan sistem borongan.
Sortasi adalah pemilihan karet hasil olah yang sudah diasap dan
diturunkan kemudian dibedakan menjadi RSS I, RSS II, RSS III, RSS IV,
Cutting A dan Cutting B
Page 85
67
Cutting adalah sisa potongan dari lembaran karet.
Dasar sortasi adalah kotoran dan gelembung gelembung udara.
9. Pengepakan
Hasil dari sortasi tadi kemudian dipak, tiap harinya bisa menghasilkan
40 bandela, 1 bandela beratnya 113kg
10. Penggudangan
Dari pengepakan dan labaling serta pemberian tlak mka bandela
bandela tadi diangkut digudang.
11. Peralatan
a. Proses penyadapan
1) Pisau sadap
2) Mangkok penampong latesk
3) Ember penampung latesk
4) Penyaring
5) Tangki
b. Proses pengolahan/pembekuan/penggilingan
1) Penyaring 1 dan 2
2) Bak penampung
3) Kayu pengatur meteran
4) Bak pembeku
5) Sket/palt-plat
Page 86
68
6) Pengaduk
7) Talang air
8) Penggiling
9) Bak pencuci
10) Gantengan
11) Takaran latek untuk sample
12) Mangkok untuk pembekuan
13) Gilingan monster
14) Timbangan monster
c. Peralatan Pengasapan
1) Pikulan, gentanguan ,tungku api
2) Rumah asap
d. Sortasi/Pengempakan
1) Gerobak
2) Meja kaca
3) Lampu
4) Gunting
5) Tempat mal
6) Alat pengepres
7) Kuas untuk tlak
8) Karet pembukus
Page 87
69
PROSEDUR PENGOLAHAN KARET LEMBARAN
PENYARINGAN DAN PENCAMPURAN
LATEKS KEBUN PENYADAPAN AIR PENCUCI
SISA DALAM CUP EMBER
LUMP BASAH
PENGENCERAN DAN PEMBEKUAN
ASAM SEMUT 2% + AIR
PENGILINGAN
PENGASAPAN
SORTASI
KAYU KARET
RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4 CUTT A/B
BAHAN PELARUT TALK, LEM,CAT LETTER
PENGEPAKAN DAN LABEL
PRNGIRIMAN 113 kg/Bandel
Page 88
70
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis akan menjawab perumusan masalah yang terdiri dari:
1. Apakah prosedur penyusunan anggaran biaya produksi di PT P Nusantara IX
Ngobo Karangjati Semarang sudah baik?
2. Apakah selisih biaya produksi yang terjadi pada tahun 2004 di PT P Nusantara IX
Ngobo Karangjati Semarang terkendali?
Untuk menjawab masalah yang pertama, penulis akan menjabarkan
penyusunan anggaran menurut PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang dan
penyusunan anggaran menurut teori
A. Presedur Penyusunan Anggaran Biaya Produksi PT P Nusantara IX Ngobo
Karangjati Semarang
1. Ramalan penjualan
Sebelum menyusun anggaran biaya produksi tahunan, PT P Nusantara
IX Ngobo Karangjati Semarang terlebih dahulu membuat ramalan penjualan
untuk tahun yang akan datang sebagai berikut:
a. Ramalan penjualan tahunan untuk tahun 2004
Page 89
71
Dalam menyusun ramalan penjualan, PT P Nusantara IX Ngobo
Karangjati Semarang menyiapkan data penjualan tahunan seperti pada
tabel sebagai berikut:
Tabel 5.1 Data Penjualan Karet Lembaran
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Periode 1999 – 2003
Tahun Penjualan ( kg )1999 1.182.441
2000 1.110.154
2001 1.090.328
2002 1.052.192
2003 1.264.465
Jumlah 5.699.580
Berdasarkan data di atas perusahaan membuat ramalan penjualan tahun
2004 dengan menggunakan least square. Adapun perhitungannya dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut
Tabel 5.2 Perhitungan Ramalan Penjualan karet Lembaran (kg)
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Tahun Y ( kg ) X XY X2 1999 1.182.441 0 0 0
2000 1.110.154 1 1.110.154 1
2001 1.090.328 2 2.180.656 4
2002 1.052.192 3 3.165.576 9
2003 1.264.465 4 5.057.860 16
5.699.580 10 11.505.246 30
Page 90
72
Y = a + bx
a =( )( ) ( )( )
( ) ( )22
2
∑∑∑∑∑∑
−
−
xxn
xyxxy
( )( ) ( )( )( ) ( )210305
1150524610305699580−−
=a
100150115052460170987400
−−
=
5055934940
=
= 1118698,8
( ) ( )( )( ) ( )22 ∑∑
∑∑∑−
−=
xxn
yxxynb
( ) ( )( )( ) ( )210305
569958010115052465−−
=b
1001505699580057526230
−−
=b
50530430
=b
6,10608=b
y = a + bx
y = 1118698,8 + 10608,6
y = 1171741,8
Page 91
73
b. Perhitungan ramalan penjualan bulanan selama tahun 2004
Untuk menghitung ramalan penjualan bulanan pada tahun 2004
perusahaan menyiapkan data penjualan bulanan tahun-tahun sebelumnya
seperti pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5.3 Data Pesanan Bulanan Karet Lembaran
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Periode 1999 – 2003
Bulan Penjualan ( kg )
1999 2000 2001 2002 2003 Januari 22428 38420 81699 91854 113794 Febuari 82111 105300 69159 104864 93790 Maret 125310 96309 107346 78982 107902 Aprel 112348 120677 87877 96140 97268 Mei 173222 98416 73038 83181 139130 Juni 44704 97439 161083 169919 122627 Juli 208445 65081 124362 120072 171921
Agustus 91985 101966 48928 97781 92437 September 89263 42996 81545 35861 71004
Oktober 66624 145903 72733 84637 88384 November 41504 94760 48062 31534 60583 Desember 124497 94627 134494 102192 105625
1182441 1105484 1090328 1052192 1264465
Berdasarkan data di atas dibuat ramalan penjualan bulanan dengan
menggunakan indeks musim dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Membuat ramalan bulanan selama 5 tahun
Rata-rata ini dicari dengan menjumlahkan data-data penjualan setiap
bulan kemudian dibagi 5. Adapun masing-masing bulan sebagai
berikut:
Page 92
74
Bulan 1999 2000 2001 2002 2003 Dibagi
Rata-Rata Bulanan
Januari 22428 38420 81699 91854 113794 5 69639
Febuari 82111 105300 69159 104864 93790 5 91044.9
Maret 125310 96309 107346 78982 107902 5 103169.8
Aprel 112348 120677 87877 96140 97268 5 102862
Mei 173222 98416 73038 83181 139130 5 113397.4
Juni 44704 97439 161083 169919 122627 5 119154.4
Juli 208445 65081 124362 120072 171921 5 137976.2
Agustus 91985 101966 48928 97781 92437 5 86619.4
September 89263 42996 81545 35861 71004 5 64133.8
Oktober 66624 145903 72733 84637 88384 5 91656.2
November 41504 94760 48062 31534 60583 5 55288.6
Desember 124497 94627 134494 102192 105625 5 112287
1182441 1105484 1090328 1052192 1264465 1147228.7
2). Menentukan nilai X dengan membuat pertambahan trend setengah
bulanan selama setengah tahun dengan membagi -17, -15, -13, -11, -9,
-7, -5, -3, -1, 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17 kemudian mengalikan dengan
rata-rata bulanan ( Y ). Dari perhitungan tersebut diketahui jumlah dari
XY = -188427,2
3). Mengkuadratkan nilai X kemudian menjumlahkannya, sehingga
didapat nilainya = 572
4). Menghitung Penambahan trend bulanan
Pertambahan trend bulanan dihitung dengan mencari nilai b sebagai
berikut:
Page 93
75
∑∑= 2X
XYb
5722,188427−
=b
b = -330
Nilai b merupakan penambahan trend bulanan sehingga petambahaan
trend bulanan adalah 2b = 2 ( -330 )
= -660
Apabila bulan Januari dianggap sebagai bulan dasar maka jumlah
pertambahan trendnya sama dengan 0. Sehingga pertambahan trend
pada bulan selanjutnya sebagai berikut:
Bulan 2.b JumlahJanuari -660 0 0
Febuari -660 1 -660
Maret -660 2 -1320
Aprel -660 3 -1980
Mei -660 4 -2640
Juni -660 5 -3300
Juli -660 6 -3960
Agustus -660 7 -4620
September -660 8 -5280
Oktober -660 9 -5940
November -660 10 -6600
Desember -660 11 -7260
Page 94
76
5). Perhitungan varian musim
Cara yang dilakukan untuk menentukan besar kecilnya varian musim
yaitu dengan mengurangkan rata-rata penjualan bulanan dengan
pertambahan trendnya. Adapun perhitungannya seperti dibawah ini :
Bulan Rata-rata Bulanan
Januari 69639 0 69639
Febuari 91044.9 -660 91704.9
Maret 103169.8 -1320 104489.8
Aprel 102862 -1980 104842
Mei 113397.4 -2640 116037.4
Juni 119154.4 -3300 122454.4
Juli 137976.2 -3960 141936.2
Agustus 86619.4 -4620 91239.4
September 64133.8 -5280 69413.8
Oktober 91656.2 -5940 97596.2
November 55288.6 -6600 61888.6
Desember 112287 -7260 119547
1148162.6 1192457.6
6). Menentukan indeks musim
Indeks musim merupakan nilai varian musim untuk tiap-tiap bulan
yang dinyatakan sebagai persentase dari nilai rata-rata varian musim
itu sendiri selama 12 bulan. Untuk menentukan indeks musim yaitu
dengan membagi rata-rata bulanan dengan rata-rata varian musim
dalam setiap bulan. Nilai rata-rata varian musim perbulan adalah :
99371,512 1192457,6 =
Page 95
77
Sehingga indeks musim perbulannya adalah
Bulan
Januari 69639 99310.21667 0.701226947 100% 0.701226947
Febuari 91044.9 99310.21667 0.932822454 100% 0.916932454
Maret 104489.8 99310.21667 1.052155594 100% 1.052155594
Aprel 104842 99310.21667 1.055702057 100% 1.055702057
Mei 116037.4 99310.21667 1.168433661 100% 1.168433661
Juni 122454.4 99310.21667 1.233049369 100% 1.233049369
Juli 141936.2 99310.21667 1.429220525 100% 1.429220525
Agustus 91239.4 99310.21667 0.918731255 100% 0.918731255
September 69413.8 99310.21667 0.698959305 100% 0.698959305
Oktober 97596.2 99310.21667 0.982740782 100% 0.982740782
November 61888.6 99310.21667 0.623184624 100% 0.623184624
Desember 119547 99310.21667 1.203773428 100% 1.203773428
1191722.6 99310.21667
Untuk keseluruhan perhitungan indeks musim yang telah dihitung
diatas dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Page 96
78
Tabel 5.4 Perhitungan Indeks Musim
PTP Nusantara IX Ngobo karangjati Semarang
Bulan
Penjualan
(kg) Rata-rata (Y) X XY XX Trend
Varian
musim Indeks musim
1999 2000 2001 2002 2003
Januari 22428 38420 81699 91854 113794 69639 -11 -766029 121 0 69639 0.701226947
Febuari 82111 109970 69159 104864 93790 91978.8 -9 -827809 81 -660 92638.8 0.932822454
Maret 125310 96309 107346 78982 107902 103169.8 -7 -722189 49 -1320 104489.8 1.052155594
Aprel 112348 120677 87877 96140 97268 102862 -5 -514310 25 -1980 104842 1.055702057
Mei 173222 98416 73038 83181 139130 113397.4 -3 -340192 9 -2640 116037.4 1.168433661
Juni 44704 97439 161083 169919 122627 119154.4 -1 -119154 1 -3300 122454.4 1.233049369
Juli 208445 65081 124362 120072 171921 137976.2 1 137976.2 1 -3960 141936.2 1.429220525
Agustus 91985 101966 48928 97781 92437 86619.4 3 259858.2 9 -4620 91239.4 0.918731255
September 89263 42996 81545 35861 71004 64133.8 5 320669 25 -5280 69413.8 0.698959305
Oktober 66624 145903 72733 84637 88384 91656.2 7 641593.4 49 -5940 97596.2 0.982740782
November 41504 94760 48062 31534 60583 55288.6 9 497597.4 81 -6600 61888.6 0.623184624
Desember 124497 94627 134494 102192 105625 112287 11 1235157 121 -7260 119547 1.203773428
118244
1 1110154 1090328 1052192 1264465 1148162.6 -196832 572
1191722.
6
Page 97
79
Setelah perhitungan indeks musim setiap bulan diketahui, maka
ramalan penjualan bulan untuk tahun 2004 dapat dicari dengan cara
mengalikan ramalan penjualan tahunan yang telah dibagi 12 dengan
indeks musim per bulannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di
bawah ini:
Januari 1171741.8 12 97645.15 0.7012 68471.41039 Febuari 1171741.8 12 97645.15 0.9328 91085.58843 Maret 1171741.8 12 97645.15 1.0522 102737.8908 Aprel 1171741.8 12 97645.15 1.0557 103084.1857 Mei 1171741.8 12 97645.15 1.1684 114091.8801 Juni 1171741.8 12 97645.15 1.233 120401.2906 Juli 1171741.8 12 97645.15 1.4292 139556.4525 Agustus 1171741.8 12 97645.15 0.9187 89709.65121 September 1171741.8 12 97645.15 0.699 68249.98616 Oktober 1171741.8 12 97645.15 0.9827 95959.87108 November 1171741.8 12 97645.15 0.6232 60850.95606 Desember 1171741.8 12 97645.15 1.2038 117542.637 1171741.8
Dari perhitungan diatas dapat dibuat ramalan penjualan bulanan tahun
2004 seperti ditabel berikut ini:
Tabel 5.5 Ramalan Penjualan Karet lembaran
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Bulan Produksi
(kg) Januari 68471.4104Febuari 91085.5884Maret 102737.891Aprel 103084.186Mei 114091.88Juni 120401.291Juli 139556.453
Page 98
80
Agustus 89709.6512September 68249.9862Oktober 95959.8711November 60850.9561Desember 117542.637 1171741.8
2. Rencana Produksi
Biaya produksi yang terjadi di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati
Semarang adalah sebagai berikut:
a. Biaya Bahan Baku
1) Harga Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan lateks yang dihasilkan dari devisi perkebunan.
2) Kuantitas Bahan Baku
b. Biaya Tenaga Kerja Langsung yang terdiri dari bagian
1). Penyadapan
2). Pengangkutan
3). Pengolahan
4). Giling Karet
5). Pengasapan
6). Sortasi
7). Pengepakan
8). Penggudangan
c. Biaya Overhead pabrik
1). Biaya Bahan Penolong
2). Bambu
Page 99
81
3). Kayu Bakar
4). Air
5). Listrik
6). Juru Tulis
7). Teknik Karyawan
8). Sinder Teknik
9) . Transportasi
10). Pemeliharaan Gedung dan mesin
11). Depresiasi Mesin
12). Depresiasi Gedung
13). Depresiasi Inventaris Pabrik
14). Kebersihan
15). Asuransi tenaga kerja
16). Kesejahteraan Karyawan
17). Keamanan
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang tidak menentukan
besarnya persediaan akhir dan awal dalam membuat perhitungan produksi
dari rencana penjualan, sehingga jumlah rencana produksi sama dengan
jumlah rencana penjualan.
Page 100
82
3. Anggaran Biaya Produksi
Setelah rencana produksi disusun langkah berikutnya adalah
penyusunan anggaran biaya produksi. Anggaran ini mencakup tiga komponen
proses produksi, yaitu bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan
biaya overhead pabrik, langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan
anggaran biaya produksi yaitu:
Penyusunan anggaran biaya bahan baku
1). Anggaran kebutuhan bahan baku
Biaya bahan baku yang digunakan dalam proses produksi karet
lembaran di PT P Nusnatara IX Ngobo Karang jati Semarang adalah
lateks, untuk menentukan anggaran kebutuhan bahan baku ditentukan
standar pemakaian bahan baku terlebih dahulu. Standar bahan baku
yang dipakai oleh perusahaan untuk membuat satu lembar karet
membutuhkan 0,98 kg lateks. Jadi jumlah kebutuhan bahan baku
masing-masing bulan dapat dihitung dengan jalan mengalikan jumlah
produksi untuk masing-masing bulan dengan 0,98 kg . untuk lebih
jelasnya kebutuhan bahan baku dapat dilihat ditabel dibawah ini.
Tabel 5.6 Anggaran Kebutuhan Bahan baku
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Bulan Produksi
(kg) Pemakaian
kg Pemakaian/bulan kg
Januari 68471.4104 0.98 67101.98218 Febuari 91085.5884 0.98 89263.87666
Page 101
83
Maret 102737.891 0.98 100683.133 Aprel 103084.186 0.98 101022.502 Mei 114091.88 0.98 111810.0425 Juni 120401.291 0.98 117993.2648 Juli 139556.453 0.98 136765.3235 Agustus 89709.6512 0.98 87915.45819 September 68249.9862 0.98 66884.98644 Oktober 95959.8711 0.98 94040.67366 November 60850.9561 0.98 59633.93693 Desember 117542.637 0.98 115191.7843 1171741.8 1148306.964
2). Anggaran Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan baku di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati
Semarang disesuaikan dengan pesanan setiap bulannya. Untuk
menentukan anggaran pembelian bahan baku disajikan data harga beli
bahan baku. Data harga beli bahan baku selama 5 tahun terakhir dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 5.7 Data Harga Beli Bahan baku
PT P Nusantara Ngobo Karangjati Semarang Periode 1999 – 2003
Tahun Harga Beli Rp
1999 131054
2000 131987
2001 137895
2002 138311
2003 140334
679581 Data Perusahaan
Page 102
84
]Untuk mempredeksi harga beli bahan baku tahun 2004 dibuat tabel
Persiapan perhitungan sebagai berikut :
Tabel 5.8 Persiapan Perhitungan Harga Beli Bahan Baku
Tahun 2004 Tahun Y X XX XY 1999 131054 -2 4 -262108 2000 131987 -1 1 -131987 2001 137895 0 0 0 2002 138311 1 1 138311 2003 140334 2 4 280668
679581 0 24884
Dari tabel diatas dicari persamaan Y = a + bx sebagai berikut :
5
679581=a
= 135916
10
24884=b
= 2488,4
Nilai a dan b tersebut kemudian dimasukan ke dalam persamaan Y = a
+ bx sehingga diperoleh harga beli bahan baku untuk tahun 2004 sebagai
berikut
Y = 135916 + 2488,4 ( 10 )
= 160800
Page 103
85
Tabel 5.9 Anggaran Pembelian Bahan Baku
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Bulan Produksi
(kg) Pemakaian
kg Pemakaian/bulan
kg Harga
Rp Pemakaian Januari 68471.41039 0.98 67101.98218 160800 10789998734Febuari 91085.58843 0.98 89263.87666 160800 14353631367Maret 102737.8908 0.98 100683.133 160800 16189847783Aprel 103084.1857 0.98 101022.502 160800 16244418319Mei 114091.8801 0.98 111810.0425 160800 17979054827Juni 120401.2906 0.98 117993.2648 160800 18973316977Juli 139556.4525 0.98 136765.3235 160800 21991864018
Agustus 89709.65121 0.98 87915.45819 160800 14136805677September 68249.98616 0.98 66884.98644 160800 10755105819
Oktober 95959.87108 0.98 94040.67366 160800 15121740325November 60850.95606 0.98 59633.93693 160800 9589137059 Desember 117542.637 0.98 115191.7843 160800 18522838907
1171741.8 1148306.964 1.84648E+11
Tabel 5.10 Pemakaian Bahan Baku Sesungguhnya
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Bulan Produksi kg Pemakaian kg
Pemakaian/bulan kg
Harga Rp Pemakaian
Januari 72510 0.98 71059.8 162000 11511687600
Febuari 92520 0.98 90669.6 162000 14688475200
Maret 104010 0.98 101929.8 162000 16512627600
Aprel 103978 0.98 101898.44 162000 16507547280
Mei 116010 0.98 113689.8 162000 18417747600
Juni 121334 0.98 118907.32 162000 19262985840
Juli 142466 0.98 139616.68 162000 22617902160
Agustus 93980 0.98 92100.4 162000 14920264800
September 70330 0.98 68923.4 162000 11165590800
Page 104
86
Oktober 97967 0.98 96007.66 162000 15553240920
November 69330 0.98 67943.4 162000 11006830800
Desember 123660 0.98 121186.8 162000 19632261600
1208095 1183933.1 1.91797E+11
Penyusunan anggaran biaya tenaga kerja langsung
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang memiliki tenaga kerja
1273 orang. Jumlah karyawan yang mengerjakan karet lembaran tahun
2004 sebanyak 106 orang. Sedangkan upah yang diberikan untuk setiap
jenis pekerjaannya adalah Penyadapan Rp 250,00 , Pengangkutan Rp
215,00 , Pengolahan Rp 535,00 , Giling karet Rp 265,00 , sortasi Rp 50,00
, Pengepakan Rp 30,00 , Penggudangan Rp 150,00. Untuk lebih jelasnya
akan di berikan tabelnya sebagai berikut.
Page 105
87
Tabel 5.11 Anggaran Biaya Tenaga Kerja
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Bulan Produksi kg Jumlah Penyadapan Pengakutan Proses Pengepakan Penggudangan
1520 250 215 Pengolahan Giling Karet Pengasapan Sortasi 30 150
535 265 25 50
Januari 68471,41039 104076543,8 17117852,6 14721353,23 36632204,56 18144923,75 1711785,26 3423570,519 2054142,312 10270711,56
Febuari 91085,58843 138450094,4 22771397,11 19583401,51 48730789,81 24137680,93 2277139,711 4554279,421 2732567,653 13662838,26
Maret 102737,8908 156161594 25684472,7 22088646,52 54964771,57 27225541,06 2568447,27 5136894,54 3082136,724 15410683,62
Aprel 103084,1857 156687962,3 25771046,42 22163099,92 55150039,35 27317309,21 2577104,642 5154209,285 3092525,571 15462627,85
Mei 114091,8801 173419657,7 28522970,01 24529754,21 61039155,83 30234348,22 2852297,001 5704594,003 3422756,402 17113782,01
Juni 120401,2906 183009961,7 30100322,65 25886277,48 64414690,47 31906342,01 3010032,265 6020064,53 3612038,718 18060193,59
Juli 139556,4525 212125807,9 34889113,14 30004637,3 74662702,11 36982459,92 3488911,314 6977822,627 4186693,576 20933467,88
Agustus 89709,65121 136358669,8 22427412,8 19287575,01 47994663,4 23773057,57 2242741,28 4485482,561 2691289,536 13456447,68
September 68249,98616 103739979 17062496,54 14673747,02 36513742,6 18086246,33 1706249,654 3412499,308 2047499,585 10237497,92
Oktober 95959,87108 145859004 23989967,77 20631372,28 51338531,03 25429365,84 2398996,777 4797993,554 2878796,132 14393980,66
November 60850,95606 92493453,21 15212739,01 13082955,55 32555261,49 16125503,35 1521273,901 3042547,803 1825528,682 9127643,408
Desember 117542,637 178664808,2 29385659,25 25271666,95 62885310,79 31148798,8 2938565,925 5877131,85 3526279,11 17631395,55
1171741,8 1781047536 292935450 251924487 626882398 310511842 29293570 58587140 35152254 175761270
Page 106
88
Tabel 5.12 Realisasi Tenaga Kerja
PT P Nusnatara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Bulan Produksi
kg Jumlah Penyadapan Pengakutan Proses Pengepakan Penggudangan
1520 250 215 Pengolahan Giling Karet Pengasapan Sortasi 30 150
535 265 25 50
Januari 72510 110302900 18215200 15589650 38792850 19215150 1812750 3625500 2175300 10876500
Febuari 92520 140630400 23130000 19891800 49498200 24517800 2313000 4626000 2775600 13878000
Maret 104010 158095200 26002500 22362150 55645350 27562650 2600250 5200500 3120300 15601500
Aprel 103978 158046560 25994500 22355270 55628230 27554170 2599450 5198900 3119340 15596700
Mei 116010 176335200 29002500 24942150 62065350 30742650 2900250 5800500 3480300 17401500
Juni 121334 184427680 30333500 26086810 64913690 32153510 3033350 6066700 3640020 18200100
Juli 142466 216548320 35616500 30630190 76219310 37753490 3561650 7123300 4273980 21369900
Agustus 93980 142849600 23495000 20205700 50279300 24904700 2349500 4699000 2819400 14097000
September 70330 107171600 17852500 15120950 37626550 18637450 1758250 3516500 2109900 10549500
Oktober 97967 101709810 24491750 21062905 5212345 25961225 2449175 4898350 2939010 14695050
November 69330 105381600 17332500 14905950 37091550 18372450 1733250 3466500 2079900 10399500
Desember 123660 187963200 30915000 26586900 66158100 32769900 3091500 6183000 3709800 18549000
1208095 1789462945 302381450 259740425 599131360 320145410 30202400 60404800 36242850 181214250
Page 107
89
Penyusunan anggaran Biaya Overhead Pabrik
Setelah menyusun anggaran biaya bahan baku langsung dan anggaran
biaya tenaga kerja langsung, maka langkah yang ditempuh selanjutnya
oleh perusahaan adalah menyusun anggaran biaya overhead pabrik. Biaya
overhead pabrik merupakan bagian dari keseluruhan biaya produksi yang
sulit ditelusuri pada produk tertentu secara langsung. BOP terdiri dari
biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi
lainnya.
Anggaran biaya overhead pabrik pada perusahaan dibedakan menjadi
dua macam, yaitu anggaran biaya overhead pabrik tetap dan anggaran
biaya overhead pabrik variabel. Untuk anggaran biaya overhead pabrik
yang sifatnya tetap, beban biaya tidak ada perubahan dari tahun yang lalu.
Berikut ini adalah anggaran biaya overhead pabrik untuk karet lembaran
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang untuk tahun 2004.
Tabel 5.13 Anggaran Biaya Overhead Pabrik Karet Lembaran
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Biaya Overhead Pabrik Tetap Variabel Penolong Zat Asam Semut 2636397113 Bambu 6600000 Kayu Bakar 14750000 Air 12203605,61 Listrik 557945662,9 Transportasi 14386000 Pemeliharaan Mesin dan Gedung 61945000 Sinder Teknik 13536000
Page 108
90
Teknik Karyawan 107865000 Juru Tulis 53883000 Depresiasi Mesin 64963155,66 Depresiasi Gedung 172066554,9 Depresiasi Inventaris Pabrik 14421780,22 Kebersihan 93485456,29 Asuransi Tenaga Kerja 89944300,2 Kesejahteraan Tenga Kerja 210300600,3 Keamanan 81901345,3
902367192,8 3304227381
Berdasarkan data anggaran biaya overhead pabrik diatas, Perusahaan
membebankan biaya overhead pabrik ke produk. Dengan kapasitas normal
perusahaan sebesar 501930lembar dengan perhitungan 65 orang tenaga kerja
dikalikan 27 kg dikalikan 286 hari perhitungan tarif BOP perproduk adalah
sebagai berikut:
ormalKapasitasNTetapPAnggaranBOBOPTariftetap =
5019318,902367192
=
1797,79
normal Kapsitas variabelBOPAnggaran BOP Variabel Tarif =
04,6583
501930 ,483304227381
=
=
normal KapsitasTotall BOPAnggaran BOP Total Tarif =
Page 109
91
84,8380
5019304206594574
=
=
Penulis hanya meneliti biaya overhead pabrik pada karet saja dimana realisasi
produksi karet sebesar 1208095kg. Ada pun realisasi biaya overhead pabrik.
Tabel 5.14 Realisasi Biaya Overhead Pabrik Karet Lembaran PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang
Tahun 2004
Biaya Overhead Pabrik Tetap Variabel Bahan Penolong Zat Asam Semut 2718213750 Bambu 7985000 Kayu Bakar 17205000 Air 13500000 Listrik 601850995 Transportasi 15300000 Pemeliharaan Mesin dan Gedung 62850700 Sinder Teknik 13536000 Teknik Karyawan 107865000 Juru Tulis 53883000 Depresiasi Mesin 64963155,66 Depresiasi Gedung 172066554,9 Depresiasi Inventaris Pabrik 14421780,22 Kebersihan 93485456,29 Asuransi Tenaga Kerja 89944300,2 Kesejahteraan Tenga Kerja 210300600,3 Keamanan 81901345,3 902367192,8 3436905445
Page 110
92
B. Penyusunan Anggaran Menurut Teori
Pada tabel 5.15 dibawah ini akan disajikan perbandingan antara langkah-
langkah penyusunan anggaran menurut kajian teori dengan langkah-langkah-
langkah penyusunan anggaran yang sesungguhnya dari perusahaan.
Page 111
93
Tabel 5.16 Perbandingan Prosedur Penyususnan Anggaran Biaya Produksi
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
No Menurut perusahaan No Menurut Teori No Kesimpulan 1. Menyusun rencana produksi berdasarkan
rencana penjaualn, dimana rencana penjaualn ditetapakan berdasarkan ramalan penjaualn dengan analisis trend dan rencana produksi di pengaruhi oleh jumlah persediaan barang jadi
1. Perusahaan menggunakan siistem penjaualn berdasarkan hasil yang diproduksi. Perusahaan menyusun rencanna produksi yang jumlahnya sama dengan rencana penjaulan. Rencana penjaualan tersebut disusun denagna menggunakan analisis trend
1. Kurang tepat karena perusahaan menjaual berdasarkan pada hasil produksi
2. Bahan baku a). Menetapakan standar kuantitas bahan baku dengan cara menghitung rata-rata pemakaian bahan baku tahuan-tahuan yang lalu untuk menyususn rencana kebutuhan bahan baku
a).
Menetapakan rencana kebutuhana bahan baku untuk periode tahun 2004 frngasn cara mengalikan langsung antara jumlah rencana produksi denagan jumlah pemakiana bahan baku yang biasa diperlukan untuk membuat barang produksi sesuai dengan jenis produksinya
a).
Tepat
b). Menetapakan standar harga bahan baku dengan trend
b) Menetapakan harga bahan baku berdasarkan data harga bahna baku tahun-tahun sebelumnya
b). Teapat
3. Tenaga kerja langsung a) Menetapakan standar jam kerja langsusng dengan cara menghitung rata-rata prestasi jam kerja langsusng tahun yang lalau dnegan menggunakan data-data histeris
a).
Perusahaan tidak menentukan jam kerja langsung yang diperlukaan untuk menyelesaiakan suatau produk
a).
Kurang tepat karena dalam menyususnm anggaran BTKL perusahaan hanya berpatoakan pada tarif sesuai dengan unit yang
Page 112
94
dihasilkan b). Menetapakan standar tarif upah langsung
melalui perjanjaian dengan karyawan b). Menetapakan tarif upah langsung
berdasarkan jenis pekerjaan masing-masing karyawan
b). Tepat
4. Biaya Overhead Pabrik a). Menyusun angagran BOP berdasarkan kapasitas produksi yang terpilih.Sebelumnya diaaanalisi dengan perusahaan baiya semi variabel denagna metode regresi
a).
Menyusun anggaran BOP yang berisi jenis-jenis baiya yang dikatogorikan kedal;amBOP tetap dna BOP Variabel pada kapasitas produksi yang diharapakan.dalamhal ini perusahaan tidak mengindentifikasikan baiaya-baiya yang termasuk dlaam baiya semi variabel sehingga tidak dilakuakan perusahaan.
a).
Tidaka tepat perusahaan tidak melakuakn pemishan baiya semivariabel kedalam baiya tetap dan baiya variabel
b). Memilih dasar pembebana dengan salah satu dasar pembebanan yaitu satuan produk, baiya bahan baku langsusng, baiya tenaga akrja langsusng, jam mesin dan jam tenaga kerja langsusng c). Menghitung tarif BOP denagn cara membagi angaran BOP dengan kapasitas normal, sehingga dperoleh tarif BOP
b). c).
Memilih dasar pembebanna yaitu jumlah produksi yang dihitung dalam sataun kg pada kapasitas normal Menhitung tarif BOP dengan cara membagi anggaran BOP yang telah disusun dengan kapasssitas normal
b) c).
Tidak tepat perusahaan akan lebih baik teapat menggunakan dasar [pembebana JTKL karena baisanya dasar pembebanan satuan produk digunakan jika perusahaan memproduksi hanya satu macam produk Tepat
Page 113
95
Sebagaimana di ungkapkan dalam analis data, jika anggaran yang disusun
perusahaan tidak sama dengan anggaran yang disusun berdasarkan teori, maka
penulis akan menyusun anggaran yang sesuai dengan teori untuk kasus PT P
Nusantara IX Ngobo KarangJati Semarang, hanya penyusunan anggaran BOP
yang berbeda dengan teori , oleh karena itu penulis akan menyusun anggaran
BOP yang berbeda dengan teori.
Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam menentukan tarif BOP
menurut kajian teori adalah:
1. Menyusun Anggaran BOP
Berisi jenis-jenis biaya yang dikategorikan sebagai BOP baik biaya tetap,
biaya Variabel maupun biaya semi variabel pada tingkat kapasitas yang
dipilih untuk menghitung tarif BOP
2. Memilih dasar pembebanan
Yaitu penentuan dasar aktivitas yang tepat dalam rangka proses produksi yang
dijadikan sebagai dasar bagi pembebanan BOP per produk.
3. Menghitung tarip BOP
Menghitung tarif Bop per produk dilakukan setelah mengetahui besarnya
anggaan BOP yang telah disusun. Biaya overhead pabrik adalah biaya
produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung
yang ikut mendukung proses produksi.
Page 114
96
Dalam menyusun anggaran BOP perusahaan tidak memisahkan biaya semi
variable kedalam biaya tetap dan biaya variable sedangkan menurut kajian
teori, biaya dibedakan kedalam tiga unsur, yaiu biaya tetap, biaya semi
variable dan biaya variable. Untuk itu penulis akan mengelompokan biaya
berdasarkan jenis biaya yang dibagi menjadi tiga unsure yaitu biaya tetap,
biaya variabel biaya semivariabel seperti yang tertera di bawah ini.
Tabel 5.16 Anggaran Biaya Overhead Pabrik
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarnag Tahun 2004
Biaya Overhead Pabrik Tetap Variabel Semi Variabel Jumlah
Bahan Penolong
Zat Asam Semut 2636397113 2636397113
Bambu 6600000 6600000
Kayu Bakar 14750000 14750000
Air 12203605,61 12203605,61
Listrik 557945662,9 557945662,9
Transportasi 14386000 14386000
Pemeliharaan Mesin dan Gedung 61945000 61945000
Sinder Teknik 13536000 13536000
Teknik Karyawan 107865000 107865000
Juru Tulis 53883000 53883000
Depresiasi Mesin 64963155,66 64963155,66
Depresiasi Gedung 172066554,9 172066554,9
Depresiasi Inventaris Pabrik 14421780,22 14421780,22
Kebersihan 93485456,29 93485456,29
Asuransi Tenaga Kerja 89944300,2 89944300,2
Kesejahteraan Tenga Kerja 210300600,3 210300600,3
Keamanan 81901345,3 81901345,3
902367192,8 667830268,5 4206594574
Page 115
97
Berdasarkan data di atas, maka untuk menetapakan tarif Bop. Biaya semi
varibel harus dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variable. Pemishan
kedalam biaya tetap dan biaya variable ini dilakukan dengan menggunakan
metode kuadrat terkecil (last square). Pemisahan biaya semi variable ke
dalam biaya tetap dan biaya variable ini dapat dilihat pada lampiran 2
Hasil perhitungan pemisahan biaya semi variable kedalam biaya tetap dan
biaya variable adalah sebagi berikut:
Tabel 5. 17 Hasil Perhitungan Pemisahan BOP untuk Karet Lembaran
Ke dalam BOP Tetap dan BOP Variable PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang
Tahun 2004
Biaya Overhead Pabrik Tetap Variabel Jumlah Bahan Penolong Zat Asam Semut 2636397113 2636397113Bambu 616632,056 5983367,94 6600000Kayu Bakar 661639,4595 14088360,5 14750000Air 656990 11546615,6 12203605,61Listrik 59897177,28 498048486 557945662,8Transportasi 616525,2194 13769374,8 14385900Pemeliharaan Mesin dan Gedung 6088728,879 55856271,1 61945000Sinder Teknik 13536000 Teknik Karyawan 107865000 Juru Tulis 53883000 Depresiasi Mesin 64963155,66 Depresiasi Gedung 172066554,9 Depresiasi Inventaris Pabrik 14421780,22 Kebersihan 93485456,29 Asuransi Tenaga Kerja 89944300,2 Kesejahteraan Tenga Kerja 210300600,3 Keamanan 81901345,3 970904885,7 3235689589 3304227281
Page 116
98
C. Analisis Efisien Biaya Produksi
Pada table 5.18 dan table 5. 19 akan disajikan rincian anggaran statis biaya
produksi perbulan dan realisasi biaya produksi perbulan.
Tabel 5.18 Perhitungan Jumlah Anggaran Biaya Produksi Per Bulan
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Bulan
Anggaran Bahan
Baku
Anggaran
BTKL
Anggaran
BOP Jumlah
Januari 10789998734 104013174,4 245667163,3 11139679072
Febuari 14353631367 138357711,2 326785011,9 14818774090
Maret 16189847783 156064297,6 368605933,8 16714518014
Aprel 16244418319 156598608 369867913,6 16770884840
Mei 17979054827 173310764,8 409340107,2 18561705699
Juni 18973316977 182898742,4 431985808,3 19588201528
Juli 21991864018 211989414,4 500694093,5 22704547526
Agustus 14136805677 136220454,4 321737056,9 14594763188
September 10755105819 103671812,8 244860906,4 11103638538
Oktober 15121740325 145763896 344277569,1 15611781790
November 9589137059 92436368 218324077,1 9899897504
Desember 18522838907 179707700 424448932,9 19126995540
1,84648E+11 1781032944 4206594574 1,90635E+11
Page 117
99
Tabel 5.19 Perhitungan Jumlah Realisasi Biaya Produksi Per Bulan
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Bulan Realisasi Bahan Baku
Realisasi
BTKL
Realisasi
BOP Jumlah
Januari 11511687600 110302900 260443639,8 11882434140
Febuari 14688475200 140630400 332316170,9 15161421771
Maret 16512627600 158095200 373586304,9 17044309105
Aprel 16507547280 158046560 373471366,4 17039065206
Mei 18417747600 176335200 416688272,6 19010771073
Juni 19262985840 184427680 435811179 19883224699
Juli 22617902160 216548320 511713744 23346164224
Agustus 14920264800 142849600 337560243,6 15400674644
September 11165590800 107171600 252613449 11525375849
Oktober 15553240920 101709810 351880872,4 16006831602
November 11006830800 105381600 249021618,3 11361234018
Desember 19632261600 187963200 444165777 20264390577
1,91797E+11 1836304400 4339272638 1,97926E+11
Untuk mengetahui apakah anggaran biaya produksi pada PT P Nusantara IX
Ngobo Karangjati Semarang dalam mengendalikan biaya produksi sudah
efisien atau belum, dilakukan dengan membandingkan antara anggaran biaya
produksi dengan realisasinya, karena penyusunan antara anggaran biaya
Page 118
100
overhhead pabrik perusahaan tidak sesuai dengan anggaran baiaya overhead
pabrik secara teori maka penulis akan membandingkan antara:
a. Anggaran yang dibuat oleh perusahaan dengan realisasi yang terjadi
didalam perusahaan.
b. Anggaran yang dibuat sesuai teori dengan realisasi yang terjadi didalam
perusahaan.
Selisih biaya produksi tidak dapat dihitung secara langsung karena
terdapat perbedaan tingkat aktivitas antara anggaran dengan realisasinya.
Maka untuk mencari selisih biaya produksi harus dibuat terlebih dahulu
anggaran fleksibelnya dimana didalam anggaran tersebut besarnya
aktivitas disesuaikan dengan tingkat aktivitas yang sesungguhnya terjadi
dalam perusahaan yaitu sebesar 1208095 kg. Langkah pertama yang
dilakukan untuk membuat anggaran fleksiel adalah mencari biaya
produksi perunitnya terlebih dahulu, Berikut ini tabel perhitungan biaya
produksi perunit.
Tabel 5.20 Perhitungan Biaya Produksi per kg
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Perhitungan Biaya Per Unit Jumlah
Bahan baku Rp.157584
BTKL Rp.1520
BOP Rp.8380,84
Jumlah Rp.167484,84
Page 119
101
Keterangan:
1. Untuk memproduksi 1 kg karet lembaran dibutuhkan bahan baku
sebanyak 0,98 kg dengan harga standar 1 kg bahan baku Rp
160800,00. Dengan demikian biaya bahan baku yang diguanakan
untuk membauta 1 kg karet lembaran adalah 0,98 kg X Rp 160800,00
= Rp 157.584,00
2. Untuk memproduksi 1 kg karet lembaran dibutuhkan biaya tenaga
kerja langsung sebesar Rp 1.520,00 yang meliputi biaya tenaga kerja
langsung bagian penyadapan Rp 250,00, bagian pengangkutan Rp
215,00, bagian pengolahan Rp 535,00, bagian giling karet RP 265,00,
bagiab pengasapan Rp 25,00, bagiab sortasi Rp 50,00, bagaibn
pengepakan Rp 30,00, bagian gudang Rp 150,00,
3. Untuk Biaya overhead pabrik yang dianggarkan oleh perusahaan
asebesar Rp 4206594574,00. Biaya sebesar itu dibebankan keproduk
dengan cara dibagi dengan kapasitas normal sebesar 501930 kg
sehingga biaya overhead pabrik untuk 1 kg sebesar Rp 8380,84.
Perusahaan menetapakan kapasitas normal sebesar 501930 kg dengan
perhitungan sebagai berikut 65 orang tenaga kerja X 27 kg X 286 hari.
Setelah menhitung besarnya biaya produksi per kg, langakah
selnjutanya adalah menyusun anggaran yang didasarkan pada tingkat
Page 120
102
produksi yang sesungguhnya dengan cara mengalikan antara biaya
produksi per kg dengan besarnya produksi yang sesungguhnya terjadi.
Tabel 5.21 Perhitungan Selisih Antara
Anggaran Biaya Produksi dengan Realisasi Biaya Produksi Karet Lembaran PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang
Tahun 2004
Kg Produksi Realiasi dianggarakan Varian
Biaya Bahan Baku 157584 1,91797E+11 1,84646E+11 7150943500
BTKL 1520 1836304400 1836304400 0
BOP 8380,84 4,33927E+11 10124849820 5785577183
Total biaya Produksi 167484,84 6,27561E+11 1,96607E+11 12936520683
1. Analisi Selisih biaya produksi anatra anggaran yang dibuat oleh PT P
Nusantara IX Ngobo KarangjatinSemarnag dengan realisasi
Dengan melihat table diatas, maka dapat dilihat anggaran biaya produksi
PT P Nusantara IX Ngobo Karnagjati Semarang selama tahun 2004 yang
telah disesuiakan pada tingkat kapasitas sesungguhnya sebagai berikut:
Anggaran biaya bahan baku Rp 184646218704
Anggaran biaya tenaga kerja langsung Rp 1781032944
Anggaran biaya overhead pabrik Rp 1124849820
Jumlah anggaran biaya produksi Rp 196552101500
+
Page 121
103
Dengan demikian anggran biaya produksi sebesar RP 196552101500
dengan jumlah produksi yang dianggarakan untuk tahun 2004 sebesar
1171732,05 kg. Maka biaya produksi per kg adalah
9221,1677441171732.05
001965521015=
Maka kita dapat melihat juga realisasi biaya produksi PT P Nusantara IX
Ngobo Karangjati Semarang selama tahun 2004 sebagai berikut:
Realisasi biaya bahan baku Rp. 191797162200
Realisasi biaya tenaga kerja langsung Rp. 1836304400
Realisasi biaya overhead pabrik Rp. 4339272637,8
Jumlah Realisasi biaya produksi Rp. 197972839237,8
Jumlah realisasi biaya produksi perusahaan selama tahun 2004 sebesar Rp
197972839,8 dengan jumlah produksi sesungguhnya pada tahun 2004 Rp
1208095 kg maka biaya produksi per kg adalah
= 163871,91 Rp1208095 Rp
8197972839, Rp=
Dengan demikian biaya produksi per kg menurut anggaran sebesar Rp
167744,9221 dan realisasinya Rp 163871,91.
Cara yang dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya selisih biaya
produksi yaitu dengan cara membandingkan antaa anggaran dennngan
+
Page 122
104
realisasinya dengan menggunakan analisis selisih biaya produksi. Elemen-
elemen dari biaya produksi meliputi biaya bahan baku, biaya tenga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik. Urutan analisisnya adalah sebagai
berikut:
a. Analisis selisih biaya bahan baku
Biaya bahan baku yang digunakan setelah tingkat aktivitas disesuaikan
sebesar Rp 184646218704 sedangkan realisasinya sebesar Rp
191797162200 sehingga terdapat selisih yang merugikan sebesar Rp
7150943500
Selisih biaya bahan baku
SBBB = ( Hst x Kst ) – ( Hs x Ks )
= ( Rp 160800 x 1148306,97) – ( 162000 x 1183933,1 )
= 184647760700 – 191797162200
= 7149401424 (tidak menguntungkan)
Selisih yang tidak menguntungkan sebesar itu disebabbkan oleh
1). Selisih harga bahan baku
HBB = (Hs – Hst ) Ks
= (162000 – 160800) 1183933,1
= 1420719720 (tidak menguntungkan)
2). Selisih kuantitas bahan baku
SKBB = (Ks – Kst) Hst
Page 123
105
= ( 1183933,1 – 1148306,97 ) 160800
= 35626,13 x 160800
= 5728681704 ( tidak menguntungkan )
b. Selisih biaya tenaga kerja langsung
Biaya tenaga kerja langsung yang dianggarakn setelah disesuaikan
pada tingkat kapasitas sesungguhnya sebesar Rp 1836304400
sedangkan pada realisasinya juga sebesar Rp 1836304400 sehingga
tidak terjadi selisih. Berikut ini table tariff per kg pakaian yang
diselesaikan sesuai dengan jenis pekerjaan
Tabel 5.22 Tarif tenaga kerja per kg karet lembaran
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang Tahun 2004
Pekerjaan Tarif (Rp)
Penyadapan 250
Pengangkutan 215
Pengolahan 535
Giling Karet 265
Pengasapan 25
Sortasi 50
Pengepakan 30
Penggudangan 150
Jumlah 1520
Page 124
106
Penyebab tidak terjadi selisih karena:
1) selisih tariff upah langsung
STUL = (Ts – T st) kg yang dihasilkan
= (1520 – 1520) 1208095
= 0 x 1208095
= 0
Karena terif sesungguhnya sama dengan tariff standar, maka selisih tariff
upah langsung sama dengan 0
2.) Selisih efisiensi tenaga kerja
SETK = (jam sesungguhnya – jam standar) x tariff standar
Selisih efisiansi tenaga kerja tidak dapat dihitung karena perusahaan tidak
menetapkan standar efisinsi tenaga kerja. Upah untuk tenaga kerja
langsung dibebankan berdasarkan jumlah kg produksi yang diselesaikan
bukanberdasarkan jumlah jam kerja yang efisiensi
c. Analisis selisih biaya overhead pabrik
Dalam menghitung selisih biaya overhead pabrik menggunakan kapasitas
standar. Kapasiatas standar ini dilakuakn untuk menetapkan suatau standar
proses produksi yang dihitung pada kondisi normal. Adapun besarnya
kapasitas standar sama dengan besarnya kapasitas sesungguhnya, karena
dasar pembebanan BOP yang digunakan berdasarkan satuan jumlah yang
Page 125
107
diproduksi yaitu sebesar 1208095 kg sedangkan rumus BOP standar
adalah =
BOP standar = Kapasitas standar x tariff BOP
Denagn demikian selisih BOP dapat dicari dengan cara:
Selish BOP = BOPs – BOPst
= 4339272637,8 – 10124849820
= 5785577182 (tidak Menguntungkan)
Selisih yang tidak menguntungkan sebesar itu disebabkan oleh :
1). Selisih anggaran
SA = BOPs – AFKs
= BOP s – { (KN x TT) + (Ks x Tv) }
= 4339272637,8 - { (501930x1797,79) + (1208095x6583,04) }
= 4339272637,8 – (902364734,7 + 7952937709)
= 4516029807
2). Selisih kapasitas
SK = AFKs – BOPb
= ( KN – Ks ) x TT
= (501930 – 1208095 ) x 1797,79
= – 706165 x 1797,79
= 1269547375 (menguntungkan)
Page 126
108
3). Selisih efisiensi
SE = BOP b – Bop st
= ( Ks – Kst) x T
= (1208095 – 1208095) x 8380,84
= 0 x 8380,84
= 0
2. Analisis Selisih Biaya Produksi antara Anggaran yang dibuat sesuai teori
dengan realisasi.
Anggaran yang dibuat oleh perusahaan dengan anggran yang
dibuat berdasarkan teori hanya berbeda pada anggaran biaya overhead
pabrik, oleh karena perhitungan analisis biaya bahan baku dan biaya
tenaga kerja langsung sama dengan yang telah ditulis pada sub bahasan
sebelumnya. Pada bagian ini penulis hanya akan mnganalisi selish biaya
overhead pabrik yang dibuat berdaarkan teori dengan realisasinya.
Berikut akan disajikan perhitungan tarif BOP angka yang
digunakan untuk menghitung tarif BOP dapat dilihat pada table 5.19
NormalKapasitasTotalBOPAnggaranBOPTetapTarif =
501930
7,970904885=
= 1934,343207
Page 127
109
NormalKapasitasVariabelBOPAnggaranBOPVariabelTarif =
501930
3235689688=
= 6446,495902
ormalKapasitasNTotalPAnggaranBOTotalTarif =
5019304206594574
=
= 8.380,839109
Dalam menghitung selisih biaya overhead pabrik menggunakan
kapasitas normal. Kapasitas normal standar ini dilakukan untuk
menetapkan suatu standar produksi yang dihitung pada kapasitas normal.
Ada pun besarnya kapasitas standar sama dengan besarnya kapasiats
sesungguhnya, karena dasar pembebanan BOP yang digunakan satuan
jumlah yang diproduksi, yaitu sebesar 1208095 sedangkan rumusnya BOP
standar adalah
BOP standar = Kapasitas standar x tariff Bop
Dengan demikian selisih BOP dapat dicari dengan cara:
Selisih BOP = BOPs – BOP st
= 4339272638 - 10124849820
= 5785577182 (menguntungkan)
Page 128
110
Selisih yang menguntungkan sebesar ini disebabkan oleh:
a. Selisih anggaran
SA = BOPs - AFKs
= BOPs – { ( KN x TT ) + ( KS x TV ) }
= 4339272638 – { (501930x1934,343) + (1208095x 6446,495) }
= 4339272638 – ( 970904885,9 + 7787979467)
= 4339272638 – 8758884353
= 4419611715 ( menguntungkan )
b. Selisih kapasitas
SK = AFKs – BOPb
= (KN – Ks) TT
= (501930 –1208095) 1934,343
= 706165 x 1934,343
= 1365965,471 (menguntungkan)
c. Selisih Efisiensi
SE = BOPe – BOPst
= (KS – Kst) T
= (1208095 – 1208095) 8380,8391
= 0 x 8380,8391
= 0
Page 129
111
Untuk lebih jelasnya hasil peritungan analisis tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 5.23 Perhitungan seliish biaya Produksi
PT P Nusantara IX Ngobo Karnagjati Semarang Tahun 2004
Anggaran Realisasi Menurut Perusahaan Menurut Teori Keterangan % % Biaya bahan baku 1.84646E+11 1.91797E+11 7150943500 4 7150943500 4 Tidak menuntungkan 1. Selisish harga bahan baku 1420719720 1 1420719720 1 Tidak menguntungkan 2. Selisih kuntitas bahan baku 5730223776 3 5730223776 3 Tidak menguntungkan Biaya Tenaga kerja Langsung 1836304400 1836304400 0 0 0 0 1. Seliish tarif upah 0 0 0 0 2. Selish efisiensi TKL 0 0 0 0 Biaya Overhead Pabrik 10124849820 4339272637,8 578557182 6 5785557182 6 Menguntungkan 1. Seliish harga 4516029807 4 4419611715 4 Menguntungkan 2. Seliish kapasitas 1269547375 2 0 0 Menguntungkan 3. Selish efisiens Total 1.96607E+11 1.97973E+11 12936500680 1,365,386,318 menguntngkan
Page 131
113
D. Pembahasan analisis selisih biaya produksi
Selanjutnya untuk mengetahui terkendali atau tidaknya biaya
produksi pada PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarnag dilakukan
perbandingan antara anggaran dengan realisasinya. Pada PT P nusantara
IX Ngobo Karangjati Semarang anggaran produksi yang ditetapkan untuk
karet lembaran adalah Rp 196.607.372.924 sedangkan pada reelisasinya
biaya yang dikeluarkan PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang
adalah Rp 197.972.739.200 sehingga terjadi pemborosan biaya sebesar Rp
1.365.366.318
Selisih biaya ini disebabkan oleh biaya bahan baku Rp
7.150.943.500 yang berasal dari selisih harga bahan baku sebesar Rp
1.420.719.720 (tidak menguntungkan) dan selisih kuantitas bahan baku
sebesar Rp 5.730.223.776 (tidak menguntungkan) selisih merugikan
harga bahan baku disebabkan oleh harga bahan baku yang dianggarkan
sebesar Rp 160.800 perkg, sedangkan pada realisasuinya Rp 162.000
perkg selisih harga bahan baku ini bukan disebabkan oleh salahnya
penganggaran tetapi disebabkan oleh factor lain yaitu naiknya harga bahan
baku
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang dalam
menganggarkan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 1.836.304.400
Page 132
114
sedangkan realisasinya juga sebesar Rp 1.836.304.400 sehingga tidak
terjadi selisih.
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang dalam
menganggarkan biaya overhead pabrik sebesar Rp 10.124.849.820
sedangkan realisasinya sebesar Rp 4.339.272.637,8 sehingga terdapat
selisih yang menguntungkan sebesar Rp 5.785.577.182 BOP ini
dibedakan kedalam BOP tetap sebesar Rp 902.367.192,8 dan BOP
variable sebesar Rp 3.304.227.381,48. Perusahaan ini menentukan
kapasitas normal sebesar 501.930 kg serta realisasinya sebesar 1.208.095
kg. Dengan demikian dapat diketahui bahwa tarif BOP tetap Rp
902.367.192,8 dibagi 501.930 lembar sama dengan Rp 1.797,79 tarif
BOPv Rp 3.304.227.381,48 dibagi 501.930 lembar sama dengan Rp
6.583,04 sehingga tarif BOP total Rp 8.380,84 selisih BOP
menguntungkan sebesar Rp 5.785.577.182 disebabkan karena selisih
anggaran sebesar Rp 4.419.611.715 (menguntungkan). Selisih kapasitas
sebesar Rp 1.365.965.471 (menguntungkan) dan selisih efisiensi sebesar 0
karena kapasitas standar sama dengan kapasitas sesungguhnya. Hal itu
disebabkan karena dasar pembebanan yang digunakan oleh perusahaan
adalah satuan kg.
Page 133
115
Menurut teori BOP dibedakan menjadi 3 yaitu biaya tetap, biaya
variabel dan biaya semivariabel. Biaya semi variabel tersebut kemudian
dipisahkan kedalam biaya tetap dan biaya variabel, sehingga didapat biaya
overhead pabrik tetap sebesar Rp 970.904.885,7 dan biaya overhead
pabrik sebesar Rp 3.235.689.688 karena perusahaan menetapkan kapasitas
normal sebesar 501.930 lembar dengan demikian tarif BOP tetap adalah
Rp 970.904.885 dibagi dengan 501.930 lembar sama dengan Rp 1.943,34
dan tarif BOP variabel Rp 325.689.688 dibagi dengan 501.930 lembar
sama dengan Rp 6.446,49 sehingga tarif BOP total Rp 8.830,83. Selisih
BOP menguntungkan sebesar Rp 5785577182 sesuai dengan teori
disebabkan karena selisih anggaran sebesar Rp 4.419.611.715
(menguntungkan). Selisih kapasitas sebesar Rp 1.365.965.471
(menguntungkan) dan selisih efisiensi sebesar 0 karena kapasitas standar
sama dengan kapasitas sesungguhnya. Hal ini disebabkan karena dasar
pembebanan yang digunakan oleh perusahaan adalah satuan kg.
Dari hasil perhutungan analisis selisih dapat diketahui bahwa
jumlah selish biaya produksi yang tidak menguntunkan tersebut terjadi
sebagai berikut :
1. Selisih biaya bahan baku ( Rp 7.150.943.500 )
2. Selisih biaya tenga kerja langsung Rp 0
3. Selisih biaya overhead pabrik Rp 5.785.577.182
Page 134
116
BAB VI
KESIMPULAN KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada pembahasan dan analisis data yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang dalam menyusun anggaran
biaya produksi sudah menggunakan prosedur yang tepat. Hal ini dapat dilihat
dengan membandingkan langkah penyusunan anggaran biaya produksi yang
dilakukan oleh perusahaan dengan kajian teori. Perbedaan anggaran biaya
produksi yang disusun oleh perusahaan dengan anggaran biaya produksi yang
disusun sesuai teori hanya pada penyusunan anggaran biaya overhead pabrik
tetapi hal ini tidak menjadi masalah. Jika dilihat pada tabel 5.23 dapat dilihat
bahwa hasil analisis selisih BOP yang tidak dipisahkan ke biaya semi variabel
dengan analisis selisih BOP yang dipisahkan ke biaya semi variabel tidak jauh
berbeda.
Perbedaan kedua adalah perusahaan tidak menetapkan standar efisiensi tenaga
kerja . Tetapi hal itu tidak begitu menjadi masalah karena upah tenaga kerja tidak
didasarkan pada jam kerja tetapi pada unit yang diselesaikan. Standar Pengupahan
per unit yang di selesaikan tersebut akan memotivasi tenaga kerja langsung untuk
bekerja secara efisien.
Page 135
117
Ringkasan hasil analisis selisih dapat dilihat pada tabel 5.23 jika dilihat per
item biaya produksi, biaya yang paling tidak terkendali adalah biaya overhead
pabrik.
B. Kerterbatasan penelitian
Keterbatasan penelitian yang dirasakan oleh penulis dalam melaksanakan
penelitian adalah:
Keterbatasan dalam ruangan lingkup penelitian
Penulis mengadakan penelitian pada PT P Nusantara IX Ngobo
Karangjati Semarang sehingga kesimpulan yang ada tentu saja sesuai
dengan keadaan perusahaan yang diteliti dan tidak berlaku pada
perusahaan lain yang sejenis.
Perusahaan tidak memisahakan biaya overhead pabrik menurut jenis
produknya masing-masing sehingga penulis mencari besarnya biaya
overhead pabrik dengan cara mengalikan antara besarnya produk karet
lembaran dibagi dengan besarnya produksi untuk semua produksinya
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukan di atas, maka penulis berusaha
memberikan saran yang mungkin berguna bagi perkembangan perusahaan.
Adapun saran yang penulis kemukakan adalah:
1. Setelah melihat selisih biaya overhead pabrik yang bersifat merugikan dan
cukup material ( 57 %), maka perusahaan sebaiknya mengadakan
Page 136
118
penelitian lebih lanjut untuk mencari solusi agar tidak terjadi selisih yang
merugikan lebih besar lagi.
2. Perusahaan perlu mengevaluasi standar jam kerja yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap jenis produk, seperti karet lembaran kopi dan kakao.
Jika jumlah jam kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap jenis
produk tersebut berbeda-beda maka perusahaan perlu mempertimbangkan
pemakaian jam kerja langsung untuk setiap masing-masing produk. Karena
perusahaan tidak hanya memproduksi satu jenis produk saja akan lebih
baik jika dasar pembebanan biaya overhead pabrik yang dipergunakan oleh
perusahaan adalah jam tenaga kerja langsung.
3. Sebaiknya perusahaan tidak memasukkan biaya pemprosesan kedalam
biaya overhead pabrik karena jika dilihat sesuai dengan teori, biaya
pemprosesan order merupakan bagian dari biaya pemasaran.
Akhirnya dengan saran-saran yang penulis sampaikan berkaitan dengan
masalah prosedur penyusunan anggaran dan pengendalian biaya produksi yang
menjadi masalah pokok penelitian ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi PT P
Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang
Page 137
119
DAFTAR PUSTAKA Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. ( 1982 ). Anggaran Perusahaan. Edisi III.
Yogyakarta : BPFE
Ahyari, Agus. (1996 ). Anggaran Perusahaan, Pendekatan Kuantitatif. Edisi I.
Yogyakarta : BPFE.
Carl, Heyel. ( 1979 ). The VNR Concise Guide to Accounting and Control, New York
: Educational Publishing, Inc.
Indriyo Gitosudarmo. ( 1985 ). Sistem Perencanaan dan Pengendalian. Edisi Revisi,
Yogyakarta : BPFE.
James, A.C dan Raplh, S>P> ( 1986 ). Akuntansi Biaya.Jilid I, Jakarta : Erlangga. Killought, Larry. N dan Wayne, E. Leininger. ( 1984 ). Cost Accounting : Cancept
and Techniques for Management, St Paul, Minnesata : West Publishing Campany.
Matz- Usry. ( 1990 ). Akuntansi Biaya : Perencanaan Pengendalian. Jilid III, Jakarta
: Erlangga.
Muhadi dan Joko Siswanto. ( 2001 ). Akuntansi Biaya II, Yogyakarta : Kanisius. Mulyadi. ( 1993 ) Akuntansi Biaya, Edisi V, Yogyakarta : STIE YKPN.
Page 138
120
Supriyono, R.A. ( 1989 ). Akuntansi Manajemen III. Proses Pengendalian
Manajemen, Yogyakarta : STIE YKPN.
Supriyono , R.A ( 1982 ). Akuntansi Biaya : Perencanaan dan Pengendalian Biaya
serta Data relevan untuk pembuatan keputusan, Yogyakarta : BPFE.
Page 139
121
Lampiran 1
DAFTAR PERTANYAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
1. PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang didirikan tahun
berapa dan oleh siapa?
2. Pendirian PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang deangan
akte notaris siapa dan nomor berapa?
3. Apa tujuan didirikannya PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati
Semarang/
4. Berapa luas tanah yang dipakai PT P Nusantara IX Ngobo
Karangjati Semarang untuk melaksanakan produksi?
5. Di mana letak PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang
pertamakali didirikan?
6. Apa alasan pemilihan lokasi tersebut?
B. Struktur Organisasi
1. Apa bentuk struktur organisasi PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati
Semarang?
Page 140
122
2. Apa perlunya struktur organisasi tersebut bagi PT P Nusantara IX Ngobo
Karangjati Semarang?
C. Produksi
1. Apa sajakah bahan baku yang digunakan dalam proses produksi?
2. Berapakah macam mesin yang digunakan dalam proses produksi?
3. Berapakah macam jenis produk yang dihasilkan?
4. Bagaimana proses produksi di PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati
semarang?
D. Personalia
1. Berapakah jumlah karyawan PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati
Semarang?
2. Bagaimana sisitem Pengupahan yang dilakaukan oleh PT P Nusantara
IX Ngobo Karangjati Semarang?
3. Fasilitas apa saja yang diberikan kepada karyawan selain gaji dan
upah?
Page 141
123
E. Data Yang Diperlukan Untuk Analisis
1. Apakah PT P Nusnatara IX Ngobo Karangjati Semarang menyusun anggaran
biaya produksi berdasarkan teori?
Jika PT P Nusantara IX Ngobo Karangjati Semarang menyususn anggaran
biaya prodiksi tidak berdasarkan teori, maka apakah perusahaan dalam
menyusun anggaran biaya produksi terlebih dahulu:
a). Menyusun ramalan penjaualan? Jika ya, bagaimana caranya menyusun
ramalan penjualan?
b). Menggunakan indeks musim? Jika ya, bagaimana caranya menyusun
indeks musim?
c). Menyusun anggaran produksi?
d). Menentukan anggaran biaya bahan baku? Apakah anggrana bahan
baku didasarkan pada standar bahan baku? Jika ya, bagaimana caranya
menyususn standar?
e). Menetukan anggaran biaya tenaga kerja? Apakah anggaran biaya
tenaga kerja didasarkan pada standar tenaga kerja? Jika ya, bagaimana
carnya mentyusun standar?
f). Menetukan anggaran biaya overhead pabrik?
g). Elemen-elemen apa saja yang diperhitungkan dalam menyusun
standar?
2. Berapakah jumlah pen jualan untuk tahun 1999 samapai 2003?
Page 142
124
3. Berpakah rencana penjualan untuk tahun 2004?
4. Berapakah jumlah produksi tahun 1999 sampai 2003?
5. Berapkah volume produksi sesungguhnya tahun 2004?
6. Berapakah volume produksi menurut anggaran tahun 2004?
7. Berapakah harga standar bahan baku tahun 2004?
8. Berapakah sesungguhnya harga bahan baku tahun 2004?
9. Berapakah anggaran kebutuhan bahan baku untuk tahun 2004?
10. Berapakah realisasi kebutuhana bahan baku tahun 2004?
11. Berapakah anggaran pembelian abhaan baku tahun 2004?
12. Berapakah realisasi pembelian bahan baku tahun?
13. Berapa tarif upah standar tahun 2004/
14. Berapakah tarif upah sesungguhnya tahun 2004?
15. Berapakah jam kerja standar tahun 2004?
16. Berapakah jam kerja sesungguhnya tahun 2004?
17. Berapakah biaya tenaga kerja langsung menurut anggaran tahun
2004?
18. Berapakah biaya tenaga kerja sesungguhnya tahun 2004?
19. Berapakah kapasitas normal untuk produksi tahun 2004?
20. Berapakah tarif biaya overhead pabrik tetap untuk tahun 2004?
21. Berapakah tarif biaya overhead pabrik variabel untuk tahun 2004?
22. Berapakah biaya overhead pabrik variabel untuk tahun 2004
Page 143
125
23. Berapakah biaya overhead pabrik tetap untuk tahun 2004?
24. Berapakah biaya overhead pabrik menurut anggaran tahun 2004?
25. Berapakah biaya overhead pabrik sesungguhnya terjadi pada tahun
2004?
26. Elemen-elemen biaya overhead pabrik di PT P NusantaraIX Ngobo
Karnagjati Semarang meliputi apa saja?
27. Metode apa yang dipakai dalam menghitung tarif biaya overhead
pabrik?
Page 144
126
Bambu
6,600,000.00 1,171,732.05
Bulan Biaya ( Y ) Per kg Produksi ( X ) XY XX
Januari 390443.2 5.632687098 68,429.72 26717918852 4682626579
Febuari 522714.27 5.632687098 91,024.81 47579967111 8285516036
Maret 588329.02 5.632687098 102,673.88 60406023200 10541925634
Aprel 590309.84 5.632687098 103,025.40 60816907390 10614233045
Mei 647240.33 5.632687098 114,020.24 73798497764 13000615130
Juni 667770.65 5.632687098 120,328.12 80351586906 14478856463
Juli 735572.39 5.632687098 139,466.57 1.02588E+11 19450924148
Agustus 509794.21 5.632687098 89,618.72 45687104564 8031514974
Septeber 394178.21 5.632687098 68,205.14 26884979998 4651941122
Oktober 545159.48 5.632687098 95,897.30 52279322201 9196292147
November 352542.85 5.632687098 60,813.40 21439329354 3698269620
Desember 655945.55 5.632687098 118,228.75 77551622445 13978037327
6600000 1,171,732.05 6.76101E+11 1.20611E+11
( ) ( )( ) ( )22.
..
XXn
YXXYnb
∑∑∑ ∑∑−
−=
( ) ( )( ) ( )205.11717321120611.112
1475000005.1171732176101.612−+
−+=
ExxExb
( ) ( )( ) ( )1237296.11244733.1
1273343.71211321.8+−++−+
=EEEEb
674373029691179781.3 +
=Eb
106430215.5=b
( )n
xbYa ∑ ∑−=
.
Page 145
127
( )12
05.1171732106430215.56600000 xa −=
12944.59833676600000 −
=a
12056.616632
=a
00467.51386=a
Biaya Tetap Bambu Rp 616632.056 dan Biaya variabel Rp 5983367.944
Transpotas
transpotasi
14,386,000.00 1,171,732.20 12.27754943
Bulan Biaya ( Y ) Per kg Produksi ( X ) XY XX
Januari 845149.2695 12.27754943 68,429.72 57833327870 4682626579
Febuari 1127561.604 12.27754943 91,024.81 1.02636E+11 8285516036
Maret 1270583.636 12.27754943 102,673.88 1.30456E+11 10541925634
Aprel 1274899.441 12.27754943 103,025.40 1.31347E+11 10614233045
Mei 1404889.132 12.27754943 114,020.24 1.60186E+11 13000615130
Juni 1467334.441 12.27754943 120,328.12 1.76562E+11 14478856463
Juli 1662309.548 12.27754943 139,466.57 2.31837E+11 19450924148
Agustus 1105298.264 12.27754943 89,618.72 99055415638 8031514974
September 847391.9775 12.27754943 68,205.14 57796488460 4651941122
Oktober 1182383.841 12.27754943 95,897.30 1.13387E+11 9196292147
November 756639.5243 12.27754943 60,813.40 46013822047 3698269620
Desember 1441559.322 12.27754943 118,228.75 1.70434E+11 13978037327
14386000 1,171,732.05 1.47754E+12 1.20611E+11
( ) ( )( ) ( )22.
..
XXn
YXXYnb
∑∑∑ ∑∑−
−=
Page 146
128
( ) ( )( ) ( )205.11717321120611.112
1438600005.11717321247754.112−+
−+=
ExxExb
1237296.11244733.11368565.11377305.1
+−++−+
=EEEEb
67437302969117398.8 +
=Eb
75129995.11=b
( )n
XxbYa ∑ ∑−=
( )12
05.117173275129995.1114386000 xa −=
1278.1376937414386000 −
=a
122194.616625
=a
43495.51385=a
Biaya Tetap untuk transportasi Rp 616525,2194 dan Biaya Variabel Rp 13769374,78
Page 147
129
Pemeliharaan mesin dan gedung
61,945,000.00 1,171,732.05
Bulan Biaya ( Y ) Per kg Produksi ( X ) XY XX
Januari 3667879.3 52.86618216 68,429.72 2.50992E+11 4682626579
Febuari 4912481.71 52.86618216 91,024.81 4.47158E+11 8285516036
Maret 5528368.03 52.86618216 102,673.88 5.67619E+11 10541925634
Aprel 5546952.9 52.86618216 103,025.40 5.71477E+11 10614233045
Mei 6078250.09 52.86618216 114,020.24 6.93044E+11 13000615130
Juni 6231747.7 52.86618216 120,328.12 7.49854E+11 14478856463
Juli 6899124.07 52.86618216 139,466.57 9.62197E+11 19450924148
Agustus 4788141.73 52.86618216 89,618.72 4.29107E+11 8031514974
September 3706005.75 52.86618216 68,205.14 2.52769E+11 4651941122
Oktober 5120090.25 52.86618216 95,897.30 4.91003E+11 9196292147
November 3315204.46 52.86618216 60,813.40 2.01609E+11 3698269620
Desember 6150754.01 52.86618216 118,228.75 7.27196E+11 13978037327
61,945,000.00 1,171,732.05 6.34402E+12 1.20611E+11
( ) ( )( ) ( )22.
..
XXn
YXXYnb
∑∑∑ ∑∑−
−=
( ) ( )( ) ( )205.11717321120611.112
6194500005.11717321234402.612−+
−+=
ExxExb
1237296.11244733.11325829.71361283.7
+−++−+
=EEEEb
674373029691254535.3 +
=Eb
66983298.47=b
( )n
XbYa ∑ ∑−=
.
Page 148
130
( )12
05.117173266983298.4761945000 xa −=
1212.5585627161945000 −
=a
12879.6088728
=a
0733.507394=a
Biaya Tetap untuk Pemeliharaan Mesin dan Gedung Rp 6088728,879 dan Biaya variabel Rp 55856271,12
listrik
557,945,662.87 1,171,732.20 476.1716567
Bulan Biaya (Y ) Per kg Produksi( X ) XY XX
Januari 33084293.14 476.1716567 68,429.72 2.26395E+12 4682626579
Febuari 44343434.58 476.1716567 91,024.81 4.03635E+12 8285516036
Maret 49890391.54 476.1716567 102,673.88 5.12244E+12 10541925634
Aprel 50057775.4 476.1716567 103,025.40 5.15722E+12 10614233045
Mei 54793206.58 476.1716567 114,020.24 6.24753E+12 13000615130
Juni 56296840.25 476.1716567 120,328.12 6.77409E+12 14478856463
Juli 61610099.07 476.1716567 139,466.57 8.59255E+12 19450924148
Agustus 43073894.37 476.1716567 89,618.72 3.86023E+12 8031514974
September 33477354.51 476.1716567 68,205.14 2.28333E+12 4651941122
Oktober 46063576.21 476.1716567 95,897.30 4.41737E+12 9196292147
November 29957617.43 476.1716567 60,813.40 1.82182E+12 3698269620
Desember 55297179.76 476.1716567 118,228.75 6.53772E+12 13978037327
557945662.8 1,171,732.05 5.71146E+13 1.20611E+11
( ) ( )( ) ( )22.
..
XXn
YXXYnb
∑∑∑ ∑∑−
−=
( ) ( )( ) ( )205,11717321120611,112
8,55794566205,11717321371146,512−+
−+=
ExxExb
Page 149
131
1237296,11244733,11453763,61485375,6
+−++−+
=EEEEb
674373029691316125,3 +
=Eb
0532224,425=b
( )n
XbYa ∑ ∑−=
.
( )12
05,11717320532224,4258,557945662 xa −=
125,4980484858,557945662 −
=a
1228,5987177
=a
44,4991431=a
Biaya Tetap untuk listrik Rp 59897177,28 dan Biaya Variabel Rp 498048485,5
kayu bakar
Bulan Biaya Rp ( Y ) Per kg Produksi kg ( X ) XY XX Januari 866530.17 12.58820223 68,429.72 59296416905 4682626579Febuari 1151002.36 12.58820223 91,024.81 1.0477E+11 8285516036Maret 1302664.15 12.58820223 102,673.88 1.3375E+11 10541925634Aprel 1307089.79 12.58820223 103,025.40 1.34663E+11 10614233045Mei 1440514.82 12.58820223 114,020.24 1.64248E+11 13000615130Juni 1504931.03 12.58820223 120,328.12 1.81086E+11 14478856463Juli 1705886 12.58820223 139,466.57 2.37914E+11 19450924148Agustus 1133299.69 12.58820223 89,618.72 1.01565E+11 8031514974September 868702.71 12.58820223 68,205.14 59249989954 4651941122
Page 150
132
Oktober 1212347 12.58820223 95,897.30 1.16261E+11 9196292147November 775640.71 12.58820223 60,813.40 47169348754 3698269620Desember 1478499.96 12.58820223 118,228.75 1.74801E+11 13978037327 14750000 1,171,732.05 1.51477E+12 1.20611E+11
( ) ( )( ) ( )22.
..
XXn
YXXYnb
∑∑∑ ∑∑−
−=
( ) ( )( ) ( )205.11717321120611.112
1475000005.11717321251477.112−+
−+=
ExxExb
1237296.11244733.1137283.11381773.1+−+
+−=
EEEEb
674373029691194227.8 +
=Eb
b = 02353434.12
( )n
XbYa ∑ ∑−=
.
( )12
05,117173202353434,1214750000 xa −=
1254,1408836014750000 −
=a
124595,661639
=a
62163,55136=a
Page 151
133
Biaya Tetap untuk kayu bakar Rp 661639,4595 dan Biaya Variabel Rp 14088360,54
Air
Bulan Biaya (Y) Per kg Produksi (X)
XY XX
Januari 718037.68 10.41501392 68,429.72 49135117392 4682626579 Febuari 958478.52 10.41501392 91,024.81 87245325172 8285516036 Maret 1079861.83 10.41501392 102,673.88 1.10874E+11 10541925634April 1083524.67 10.41501392 103,025.40 1.11631E+11 10614233045Mei 1193090.9 10.41501392 114,020.24 1.36037E+11 13000615130Juni 1243819.01 10.41501392 120,328.12 1.49666E+11 14478856463Juli 1397399.3 10.41501392 139,466.57 1.9489E+11 19450924148Agustus 938827.06 10.41501392 89,618.72 84136479419 8031514974 September 720697.56 10.41501392 68,205.14 49155277977 4651941122 Oktober 1004249.87 10.41501392 95,897.30 96304851058 9196292147 November 643675.63 10.41501392 60,813.40 39144103557 3698269620 Desember 1221943.58 10.41501392 118,228.75 1.44469E+11 13978037327 1220360.61 1,171,732.05 1.25269E+12 1.20611E+11
( ) ( )( ) ( )22.
..
∑∑∑ ∑∑−
−=
XXn
YXXYnb
( ) ( )( ) ( )205.11717321120611.112
61.122036005.11717321225269.112−+
−+=
ExxExb
( ) ( )( ) ( )373029696.11244733.1
1342994.11350323.1−+
+−+=
EEEb
674373029691132895.7 +
=Eb
854314058.9=b
Page 152
134
( )n
XbYa ∑ ∑−=
.
( )12
05.1171732854314058.961.12203605 xa −=
1261.1154691561.12203605 −
=a
12656990
=a
16667.54749=a
Biaya Tetap untuk air Rp 656990 dan Biaya Variabel untuk air Rp 11546615.61