PERCOBAAN 1TUBUH SEBAGAI SATU KESATUAN
I. Tujuan Percobaan Menunjukkan letak organ-organ tubuh
Menjelaskan sistem transport dalam tubuhII. Teori Dasar
III. Alat dan Bahan
i. Alat Gelas piala Selofan Tali Penangas Air Lampu Spirtus Kaki
tiga Cawan Petri Tabung reaksi Rak tabung Pipet tetes Batang
pengaduk Alat pelubangii. Bahan NaCl 0.9% Larutan glukosa 5% Putih
telur AgNO3 1% Agar Metil jingga Asam asetat Kristal KMnO4 Kristal
metil jingga Larutan benedict Larutan sukrosa 20%, 40%, 60% Air
hangat Eter
IV. Prosedura. Percobaan Difusii. Difusi sederhanaBeberapa butir
Kristal KMnO4 dimasukkan ke dalam gelas piala yang berisi air lalu
dilakukan pengamatan selama 1 jam. Percobaan dilakukan lagi
menggunakan air hangat kemudian percobaan tersebut diamati
perbedaannya (kecepatan difusi pada suhu yang berbeda).ii. Difusi
agarLarutan agar 2% dibuat pada gelas piala menggunakan air suling
kemudian agar dididihkan sampai larutan bening. 5 ml larutan agar
diambil dan dituang ke cawan petri, dibiarkan hingga memadat. Agar
yang telah memadat dibuat 2 lubang dengan jarak 3 cm dan diletakkan
kristal KMnO4 pada salah satu lubang dan metil jingga pada lubang
yang lain, kemudian dicatat jarak difusi KMnO4 dan metil jingga
sebagai fungsi waktu, mana yang lebih cepat berdifusi.iii. Difusi
melalui membranDibuat larutan kolodial yang terdiri dari air, putih
telur, NaCl 0,9% dan glukosa 5% lalu larutan kolodial dimasukkan
kedalam kantong selofan penuh, kantong selofan tersebut diikat
rapat dan kantong selofan digantung dengan tali pada batang
pengaduk. Kantong dicelupkan ke dalam gelas piala yang berisi air
suling pada posisi melayang kemudian didiamkan selama 1 jam.
Setelah 1 jam, air suling diuji dalam gelas piala terhadap adanya
NaCl, albumin, dan glukosa. Untuk uji difusi melalui membran,
disiapkan 9 buah tabung reaksi dan diberi nomor 1-9. Uji terhadap
NaClPada tabung reaksi ke 1, dimasukkan 3 ml cairan yang berasal
dari gelas piala di atas dan ditambahkan 3 ml larutan AgNO3. Pada
tabung reaksi ke 2, dimasukkan 3 ml air suling dan ditambahkan
dengan larutan AgNO3. Pada tabung reaksi ke 3, dimasukkan 3 ml
larutan NaCl 0,9% dan ditambahkan juga dengan AgNO3. Kemudian
ketiga tabung tersebut diamati perbedaannya (pada tabung mana yang
terdapat endapan putih). Uji terhadap glukosaPada tabung reaksi ke
4, dimasukkan 3 ml cairan yang berasal dari gelas piala di atas.
Pada tabung reaksi ke 5, dimasukkan 3 ml air suling. Pada tabung ke
6, dimasukkan 3 ml larutan glukosa. Kemudian masing-masing tabung
ditambahkan 3 ml larutan Benedict lalu dididihkan selama beberapa
menit dan didinginkan. Ketiga tabung tersebut diamati perbedannya
(pada tabung mana yang terbentuk endapan hijau, kuning atau merah).
Uji terhadap albuminPada tabung ke 7, dimasukkan 3 ml cairan yang
berasal dari gelas piala di atas. Pada tabung reaksi ke 8,
dimasukkan 3 ml air suling. Pada tabung reaksi ke 9, dimasukkan 3
ml putih telur. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan beberapa
tetes HNO3. Ketiga tabung tersebut diamati perbedannya (pada tabung
mana terdapat kekeruhan).b. Percobaan OsmosisDisiapkan 5 kantong
selofan yang berukuran sama. Kantong 1 diisi 10 ml air hangat,
kantong 2 diisi 10 ml larutan sukrosa 20%, kantong 3 diisi 10 ml
larutan sukrosa 40%, kantong 4 diisi 10 ml larutan sukrosa 60%, dan
kantong 5 diisi 10 ml air suling hangat. Semua kantong ditutup dan
diikat dengan tali hingga tidak ada udara didalamnya lalu bobot
kantong ditimbang. Kantong 1 - 4 dicelupkan dalam gelas piala
berisi air hangat dan 1 kantong dicelupkan dalam 1 gelas piala
lain. Kantong 5 dicelupkan dalam gelas piala yang berisi larutan
sukrosa 60%. Setelah 15 menit, kantong-kantong diangkat dan
dikeringkan bagian luarnya lalu bobot tiap kantong ditimbang.
Kemudian kantong-kantong dicelupkan kembali ke dalam masing-masing
gelas piala dan diulangi pada menit ke 30, 45, 60, dan 75.
V. Data PengamatanIV.1. Anatomi ManusiaIV.2. Fisiologia.
Percobaan DifusiLama pengamatan 60 menitWaktu (menit)Kecepatan
Difusi KMnO4
Air dinginAir hangat
5+++
15+++++
30+++++
40+++++
50+++++++
60+++++++++
a.air dinginB.air hangatb. Difusi AgarLama pengamatan 5
menitKMnO4 berwarna unguKristal Metil Jingga berwarna orange KMnO4
lebih cepat berdifusi dibandingkan dengan kristal metil jingga
c. Difusi Membran Uji NaClTabungHasilKeterangan
1Larutan berwarna agak putihTerdapat larutan NaCl
2Larutan bening, sedikit putihTidak terdapat larutan NaCl
3Larutan berwarna putihTerdapat larutan NaCl
Tb.1 Tb.3 Uji GlukosaTabungHasilKeterangan
4Larutan berwarna biru dan tidak terdapat endapan merah
bataTidak Terdapat glukosa
5Larutan berwarna biruTidak terdapat glukosa
6Larutan berwarna merah bata dan terdapat endapan merah
bataTerdapat glukosa
Tb.5 Tb.6 Uji Albumin TabungHasilKeterangan
7Larutan bening Tidak terdapat albumin
8Larutan beningTidak terdapat albumin
9Larutan KeruhTerdapat albumin
Tb.7 Tb.8 tb.9i. OsmosisWaktu (menit)Berat Kantung setiap 15
menit (gram)
01530456075
19,6669,2549,0228,8228,7088,561
210,39610,33310,43010,63410,61210,691
310,63311,56410,37810,61110,58910,601
410,90910,8579,0889,0858,6338,457
510,0148,6447,6467,0786,3145,791
VI. PembahasanPada percobaan difusi sederhana membandingkan
keceptan difusi pada KMnO4 dengan partikel yang sama yang
dilarutkan dalam air dingin dan air hangat. Hasil yang diperoleh
menunjukan bahwa KMnO4 yang didifusikan pada gelas piala yang
berisi air hangat, lebih cepat berdifusi salah satunya adalah
factor suhu yang dapat mempercepat reaksi sehingga KMnO4 lebih
cepat berdifusi. Suhu pada air hangat memiliki suhu yang lebih
tinggi daripada air dingin sehingga partikel mendapatkan energi
untuk bergerak lebih cepat dan semakin cepat berdifusi. Hal ini
sesuai dengan literatur pengertian difusi bahwa difusi dapat
diartikan perpindahan zat (padat, cair, dan gas) dari larutan
konsentrasi tinggi (hipertonis) ke larutan dengan konsentrasi
rendah (hipotenis). Dan salah satu faktor difusi dipengaruhi oleh
faktor suhu sehingga semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan
energi untuk bergerak dengan lebih cepat, maka semakin cepat pula
kecepatan difusinya.
Difusi agar
VII. KesimpulanVIII. Daftar Pustaka Syaifuddin., 2006, anatomi
fisiologi untuk mahasiswa keperawatan, buku kedokteran EGC,
Jakarta.