LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIASUHU TUBUH, BERAT
BADAN, DAN TINGGI BADAN
OLEH :
NAMA : LUSIANA HERMANNIM : 120210103017KELAS : AKELOMPOK : 5
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIJURUSAN PENDIDIKAN MIPAFAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS JEMBER2015
I. JUDULSuhu Tubuh, Berat Badan, dan Tinggi Badan
II. TUJUANMengetahui tempat pengukuran suhu tubuh, menegtahui
beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh, mengetahui cara
mengukur suhu tubuh, mengukur suhu tubuh, mengetahui cara mengukur
berat badan dan tinggi badan, mengukur berat badan dan tinggi
badan, menghitung nilai Indeks Massa Tubuh (Body Mass Index).
III. DASAR TEORIJaringan dan sel memberi gambaran tentang
keadaan kesehatan seseorangmelalui suatu rentang suhu. Hipotalamus
mengontrol suhu inti tubuh agar tetapberada pada suhu tubuh normal.
Secara fisiologis, suhu tubuh diatur olehmekanisme vasodilatasi,
vasokonstriksi, menggigil dan pengeluaran keringat.Suhu tubuh tidak
akan mengalami perubahan apabila produksi panas sama denganbesarnya
suhu tubuh yang hilang ke lingkungan (isnaeni, 2006).Pengukuran
suhu dapat dilakukan pada beberapa bagian tubuh antara lain,
aksila, oral, rektal, dan timpanik. Berbagai bagian tubuh memiliki
suhu tubuhberlainan, dan besar perbedaan suhu antara bagian-bagian
tubuh dengan suhulingkungan bervariasi. Pada manusia, nilai normal
untuk suhu aksila adalahdalam rentang antara 36 C 37 C, pada oral
antara 36,5 C - 37,5 C dan suhu pada rektal biasanya 0,6 C lebih
tinggi daripada suhu aksila. Suhu normal orang mudapada pagi hari
berkisar antara 36,3C 37,1 C. Suhu tubuh dipengaruhi olehberbagai
faktor seperti aktivitas, suhu lingkungan, keadaan emosi, usia,
jenis kelamin, hidrasi, obat-obatan, pakaian, dan lain-lain
(isnaeni, 2006).Serabut C radiks dorsal menghantarkan sebagian
impuls yang dibangkitkan oleh reseptor raba dan berbagai reseptor
kulit lain, selain impuls yang dibangkitkan oleh reseptor nyeri dan
suhu. Sebagian energi yang dibutuhkan untuk reaksi endotermik ini
diperoleh dari penguraian glukosa menjadi CO dan HO, tetapi di otot
juga ada senyawa fosfat berenergi tinggi lain yang dapat menyuplai
energi yang dibutuhkan dalam jangka waktu pendek. Dalam keadaan
istirahat dan selama olah raga ringan, otot menggunakan lemak dalam
bentuk asam lemak bebas. Bila intensitas olah raga meningkat,
penyediaan energi yang cukup cepat tidak diperoleh hanya dari
lemak, sehingga pemakaian karbohidrat juga penting sebagai komponen
campuran bahan bakar otot. Selama kerja otot, pembuluh darah otot
berdilatasi dan aliran darah meningkat, sehingga pasokan O menjadi
meningkat. Sampai titik tertentu, peningkatan pemakaian O sebanding
dengan energi yang dikeluarkan, dan semua kebutuhan energi dipenuhi
melalui proses aerobik. Secara termodinamika, energi yang tersalur
ke otot harus setara dengan energi yang dikelurkan. Keluaran energi
ini timbul sebagai kerja yang dilakukan otot, dalam pembentukan
ikatan fosfat berenergi tinggi sebagai panas. Panas yang timbul di
otot dapat diukur dengan tepat menggunakan thermocouples yang
sesuai (Ganong, 2008).Panas istirahat (resting heat), yakni panas
yang dilepaskan saat istirahat. Panas yang dihasilkan sebagai
kelebihan panas istirahat selama kontrkasi, disebut panas awal,
terdiri atas panas pengaktifan( activation heat), panas yang
dihasilkan otot saat berkontraksi, dan panas pemendekan (
Shortening heat), yang sebanding dengan besarnya pemendekan otot.
Setelah kontraksi, pembentukan panas sebagai kelebihan panas
istirahat berlanjut hingga 30 menit. Panas pemulihan (recovery
heat) ini adalah panas yang dilepaskan melalui proses metabolisme
yang mengembalikan otot ke keadaan sebelum kontraksi (Ganong,
2008).Dalam tubuh, panas dihasilkan oleh gerakan otot, asimilasi
makanan, danoleh semua proses vital yang berperan dalam
meningkatkan metabolisme basal.Panas dikeluarkan dari tubuh melalui
radiasi, konduksi (hantaran ), dan penguapanair di saluran napas
dan kulit. Sejumlah kecil panas juga dikeluarkan melalui urinedan
feses. Keseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran panas
menentukansuhu tubuh. Karena kecepatan reaksi kimia bervariasi
sesuai dengan suhu dankarena sistim enzim dalam tubuh memiliki
rentang suhu normal yang sempit agarberfungsi optimal, fungsi tubuh
normal bergantung pada suhu yang relatif konstan (Ganong, 2008
).Pengaturan hipotalamus terhadap nafsu makan terutama bergantung
pada interaksi antara dua area: pusat lapar lateral di dasar
nukleus berkas otak depan medial pada pertemuannya dengan
serat-serat palidohipotalamik, serta pusat kenyang medial di
nukleus ventromedial. Perangsangan nukleus ventromedial menyebabkan
berhenti makan, sedangkan lesi di regio ini menyebabkan hiperfagia
dan bila persediaan makanan banyak akan menimbulkan kegemukan
(obesitas) hipotalamik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
masukan makanan. Pada saat cuaca dingin, masukan makanan akan
meningkat dan menurun pada cuaca hangat. Peregangan traktus
gastrointestinal menghambat nafsu makan, dan kontraksi lambung yang
kosong (konstraksi lapar) merangsang nafsu makan, tetapi denervasi
lambung dan usus halus tidak mempengaruhi jumlah makanan yang
dimakan. Terutama pada manusia, faktor budaya, lingkungan, dan
pengalaman masa lalu yang berkaitan dengan melihat, menghidung, dan
mencicipi makanan juga mempengaruhi masukan makanan (Ganong,
2008).Kecepatan metabolisme dipengaruhi oleh banyak faktor.
Makanan-makanan yang baru saja dimakan juga meningkatkan kecepatan
metabolisme karena makanan-makanan tersebut mempunyai kerja dinamik
spesifik (specific dynamic action = SDA). SDA suatu makanan adalah
banyaknya energi yang harus dikeluarkan selama proses asimilasinya
dalam tubuh. Faktor lain yang meangsang metabolisme adalah suhu
lingkungan. Jika suhu lingkungan lebih rendah daripada suhu tubuh,
mekanisme penghemat panas seperti menggigil, diaktifkan dan
kecepatan metabolisme meningkat. Jika suhu cukup tinggi untuk
menaikkan suhu tubuh, akan ada percepatan umum proses metabolisme,
dan kecepatan metabolisme juga naik (Ganong, 2008).Kecepatan
metabolisme yang diukur pada saat istirahat di ruang yang nyaman
dalam zona termonetral 12-14 jam setelah makan terakhir disebut
kecepatan metabolisme basal/standar (basal metabolic rate = BMR).
Kecepatan selama aktivitas normal siang hari tentu saja lebih
tinggi daripada BMR karena aktivitas otot dan asupan makanan dan
kadang-kadang disebut kecepatan metabolisme lapangan (field
metabolic rate). Kecepatan metabolisme maksimum dicapai selama
berolahraga dan sering dikatakan sampai sepuluh kali lipat BMR. BMR
sorang pria berukuran rata-rata sekitar 2000 kkal/ hari. satu
variabel yang berkorelasi baik dengan kecepatan metabolisme pada
berbagai spesies yang berbeda adalah luas permukaan tubuh. Hal ini
dikarenakan pertukaran panas terjadi di permukaan tubuh (Ganong,
2008).Indeks massa tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI) merupakan
cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa,
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat
badan (obesitas). Berat badan kurang dapat meningkatkan risiko
terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan
meningkatkan risiko terhadap penyakit degeneratif. Oleh karena itu,
mempertahankan berat badan normal memungkinkan seseorang dapat
mencapai usia harapan hidup yang lebih panjang3. Obesitas merupakan
masalah kesehatan utama di beberapa negara maju maupun negara
berkembang. Prevalensi obesitas di dunia terus meningkat secara
dramatis dari sekitar 9,4% pada National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) I (1971-1974) menjadi 14,5% pada NHANES
II (1976-1980), 22,5% pada NHANES III (1988-1994) serta 30% pada
survei tahun 1999-2004 (Ristianingrum et al, 2010).Pada wanita, BMR
pada semua usia sedikit lebih rendah dibanding pria. Kecemasan dan
ketegangan meningkatkan BMR karena pada kondisi tersebut sekresi
epinefrin meningkat dan meningkatkan ketegangan otot, sekalipun
orang tersebut tenang. Pada kelaparan yang berlangsung lama, BMR
menurun. Fungsi simpatik juga ditekan, dan penurunan katekolamin
sirkulasi juga menjadi penyebab menurunnya BMR. Indeks Massa Tubuh
(IMT) merupakan cara sederhana yang digunakan untuk memantau status
gizi orang dewasa (usia 18 tahun ke atas), khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT digunakan
berdasarkan rekomendasi FAO/WHO/UNO tahun 1985 yang mengatakan
bahwa batasan berat badan (BB) normal orang dewasa berdasarkan Body
Mass Index (BMI) atau Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT tidak dapat
diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan,
juga tidak dapat diterapkan pada keadaan khusus (penyakit) seperti
edema, asites, dan hepatomegali.IMT dapat diukur dengan menggunakan
rumus berikut:IMT = Dengan keterangan sebagai berikut:BB = berat
badan TB = tinggi badanBatas ambang IMT menurut Food Agricultural
Organization (FAO) membedakan antara laki-laki (normal 20,1-25,0)
dan perempuan (normal 18,7-23,8). Kalori yang dibutuhkan untuk
memenuhi kebutuhan dasar adalah sebesar 2000 kkal/ hari. selain
itu, kita juga membutuhkan kalori untuk memenuhi kebutuhan ebergi
untuk aktivitas sehari-hari sebesar 500-2.500 kkal/hari. distribusi
kalor antara makanan dan karbohidrat, protein, dan lemak sebagian
ditentukan oleh rasa dan pertimbangan ekonomi. Protein tingkat I,
protein hewani dari daging, ikan, dan telur mengandung asam-asam
amino dengan perbandingan yang mendekati cukup untuk keperluan
sintesis protein atau penggunan lain. Beberapa protein nabati juga
masuk tingkat I, namun kebanyakan adalah tingkat II karena protein
ini memberikan proporsi asam amino yang berbeda-beda dan beberapa
tidak mempunyai satu atau beberapa asam amino esensial (Ganong,
2008).Nilai kalori masukkan dari makanan harus mendekati sama
dengan energi yang dikeluarkan sebagai panas dan kerja jika berat
badan akan dipertahankan. Jika masukkan kalori tidak cukup,
simpanan protein dan lemak tubuh akan di katabolis, dan kalau
masukkannya berlebihan, hasilnya adalah obesitas. Di samping 2000
kkal/hari yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar, 500-2500
kkal/hari (atau lebih) diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi
untuk aktivitas sehari-hari. Distribusi kalori antara makanan dari
karbohidrat, protein, dan lemak sebagian ditentukan oleh
faktor-faktor fisiologik dan sebagian oleh rasa dan pertimbangan
ekonom. Masukkan protein harian sekurang-kurangnya 1 g/kg BB untuk
memenuhi kebutuhan 8 asam amino esensial dan asam amino lain yang
diperlukan. Sedangkan lemak adalah bentuk makanan yang paling
kompak, karena zat makanan ini mensuplai 9,3 kkal/g. Oleh karena
itu, asalkan keperluan asam lemak esensial terpenuhi, asupan lemak
yang rendah tampak tidak membahayakan dan dianjurkan diet dengan
lemak jenuh yang rendah. Untuk karbohidrat merupakan sumber kalori
yang paling murah dan menyediakan 50% atau lebih kalori pada
kebanyakan diet. Ketika menghitung kebutuhan diet/makanan, biasanya
peertama kali diupayakan untuk memenuhi keperluan protein baru
kemudian membagi kalori sisanya antara lemak dan karbohidrat,
bergantung pada rasa, penghasilan dan faktor-faktor lainnya
(Ganong, 2008). Obesitas adalah kelebihan berat badan yang banyak
dialami oleh masyarakat karena kurangnya kontrol pada masalah
makanan dan kurangnya budaya olahraga. Obesitas sendiri akan
berdampak pada berbagai komplikasi kesehatan seperti gangguan
sistem muskuloskeletal, kardiovaskuler, gangguan kemampuan fisik
dan lain-lain (Widodo dan Wahyuni, 2008). Obesitas merupakan
kelebihan massa lemak tubuh. Pada tahun 1998 Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) menyatakan obesitas sebagai penyebab kematian kedua di
dunia setelah merokok. Saat ini 1,6 miliar orang dewasa di seluruh
dunia mengalami berat badan berlebih (overweight), dan
sekurangkurangnya 400 juta diantaranya mengalami obesitas dengan
prevalensi penderitanya tiap tahun semakin meningkat. Obesitas
terjadi karena asupan makanan yang lebih besar dibandingkan dengan
yang dibutuhkan. Hal ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti
kebiasaan makan, kurang olah raga, dan perilaku kurangnya melakukan
aktivitas (Kumalasari et al, 2009).Lemak adalah bentuk makanan yang
paling kompak, karena zat makanan ini mensuplai 9,3 kkal/g.
Karbohidrat adalah sumber kalori yang paling murah dan menyediakan
50% atau lebih kalori pada kebanyakan diet. Kelebihan berat badan
adalah suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi
badan melebihi standar yang ditentukan. Sedangkan obesitas adalah
kondisi kelebihan lemak, baik di seluruh tubuh atau terlokalisasi
pada bagian bagian tertentu. Obesitas merupakan peningkatan total
lemak tubuh, yaitu apabila ditemukan kelebihan berat badan >20%
pada pria dan >25% pada wanita karena lemak. Penderita obesitas
mengalami penumpukan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan
penderita kegemukan untuk jangka waktu yang lama, dan beresiko
lebih tinggi untuk terkena beberapa penyakit jantung, hipertensi,
diabetes mellitus tipe 2 dan sebagainya (Ganong, 2008).Angka normal
untuk lemak adalah 12-18% berat tubuh pada pria dan 18-25% berat
tubuh wanita. Obesitas dikatakan terjadi jika terdapat kelebihan
berat badan 20% karena lemak pada pria dan lebih dari dari 25% pada
wanita. Tabel tinggi dan berat badan normal juga banyak digunakan,
tetapi nilai yang berkorelasi lebih baik dengan lemak tubuh adalah
Indeks Massa Tubuh (BMI), yakni berat badan (dalam kg) dibagi
dengan tinggi badan pangkat dua (dalam m). Nilai normal untuk
indeks ini adalah 20-25 kg/m2.
Gambar 1. Grafik BMI untuk orang dewasa atau sekitar umur 20
tahun.( http://www.bodymassindexchart.org/bmi-chart/)Massa tubuh
orang yang kurus (tanpa lemak) naik hingga mendatar pada usia
dekade ketiga, kemudian pada pria menurun dengan kecepatan yang
semakin besar mengikuti pertambahan umur. Pada wanita, penurunan
ini kecil hingga usia 50-55 tetapi menjadi cepat sesudah itu.
Akibatnya, jika asupan makanan tidak dikurangi dengan semakin
bertambahnya usia, akan terjadi obesitas. Di samping itu, kecepatan
metabolisme basal menurun sesuai dengan pertambahan usia.Tabel 1.
Klasifikasi Internasional untuk orang dewasa dalam kelebihan berat
badan dan obesitas menurut penilaian
BMI.ClassificationBMI(kg/m2)
Principal cut-off pointsAdditional cut-off points
Underweight100% (Obesitas berat ditemukan sebanyak 5% dari
antara orang-orang yang gemuk).Resiko kesehatan yang berhubungan
dengan obesitas akan meningkat sejalan dengan meningkatnya angka
BMI:Resiko rendah: BMI < 27Resiko menengah: BMI 27-30Resiko
tinggi: BMI 30-35Resiko sangat tinggi: BMI 35-40Resiko sangat
sangat tinggi: BMI 40 atau lebih.Berbagai penelitian memperlihatkan
bahwa, secara rata-rata, orang yang gemuk tidak makan lebih banyak
daripada orang kurus.Salah satu penjelasan yang mungkin adalah
bahwa orang yang kegemukan tidak makan berlebihan, tetapi kurang
bergerak. Penelitian-penelitian memperlihatkan bahwa tingkat
aktivitas fisik yang sangat rendah tidak disertai oleh penurunan
pemasukan makanan yang setara. Penjelasan lain adalah bahwa
kelebihan pemasukan makanan energi terjadi hanya ketika kegemukan
sedang berlangsung. Kegemukan dan obesitas merupakan dua hal yang
berbeda. Namun, keduanya sama-sama menunjukkan adanya penumpukan
lemak yang berlebihan di dalam tubuh, yang ditandai dengan
peningkatan nilai indeks masa tubuh di atas normal. Microbial
community atau komunitas mikrobia merupakan sekelompok mikroba
yangt hidup pada suatu bagian tubuh tertentu pada manusia.
Keberadaan mikroba ini dapat menyebabkan terjadinya obesitas.
Contohnya serat didalam usus besar akan terkonvensi menjadi glukosa
dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan enzim selulase akan
terurai menjadi SCFA (Sort Chain Fatty Acid), CO2 dan H2.
Keberadaan CO2 dan H2 ini akan menekan kadar SCFA. CO2 dan H2 ini
dapat meembentuk CH4 bila terdapat bakteri meatanoge
Methanobacterium smithii. Bila jumlah Methanobacterium smithii
berlebih, maka produksi SCFA di dalam usus besar akan meningkat
karena sebagian besar CO2 dan H2 akan terkonvensi menjadi CH4.
Akibatnya SCFA akan tertimmbun di dalam tubuh dan teerjadilah
obesitas. Jadi, tidak menutup kemungkinan seseorang vegetarian
dapat mengalami obesitas walaupun dia hanya menkonsumsi seraat atau
sayur bila jumlah Methanobacterium smithii berlebih di dalam tubuh.
Obesitas adalah penimbunan lemak yang berlebihan pada jaringan
tubuh. Obesitas dapat dikenali dengan tanda dan gejala sebagai
berikut: dagu rangkap, leher relative pendek, dada yang menggembung
dengan payudara yang membesar mengandung lemak, perut membuncit dan
dinding perut berlipat-lipat seta kedua tungkai umumnya berbentuk X
dengan pangkal paha bagian dalam saling menempel menyebabkan
laserasi dan ulserasi yang dapat menimbulkan bau tak sedap. Studi
tentang pasien gemuk sekali menunjukkan bahwa suatu proporsi
kegemukan yang sangat besar diakibatkan oleh faktor pshychogenic.
barangkali faktor pshychogenic yang paling umum contributingto
kemegukan menjadi gagasan yang lazim yang sehat makan kebiasaan
memerlukan tiga makanan [adalah] suatu hari dan bahwa masing-masing
makanan harus mengisi (Guyton, 1996).Penderita obesitas mengalami
penumpukan lemak yang lebih banyak dibandingkan dengan penderita
kegemukan untuk jangka waktu yang lama, dan beresiko lebih tinggi
untuk terkena beberapa penyakit jantung, hipertensi, diabetes
mellitus tipe 2 dan sebagainya. Obesitas menyebabkan peradangan
yang merusakkan gondok, yang mana mengeluarkan hormon untuk
mengatur metabolisme dan fungsi penting lain. mereka mengevaluasi
186 di atas berat/beban dan anak-anak gemuk sekali untuk sekitar
tiga tahun, menguji thryoid hormon mengukur dan zat darah penyerang
kuman gondok dan imaging kelenjar/penekan yang gondok menggunakan
ultrasound. Penanganan obesitas mempunyai beberapa cara tatalaksana
diet, adalah tetap menyediakan makanan dengan nutrient yang cukup
optimum (nutrisi seimbang), serta yang perlu diperhatikan adalah
membiasakan hidup sehat. Hanya dalam mengeliminasi makanan kecil,
mengurangi makanan mengandung tinggi gula / lemak atau
minum-minuman manis dapat menghasilakn penurunan berat badan. Cara
mengatur makanan lain yaitu dengan cara diet traffic light, makanan
dibagi dalam kelompok seperti warna traffic light. Makanan-makanan
dikategorikan kedalam makanan hijau yaitu makanan yan dapat dimakan
dalam jumlah tanpa batas, sebagai contoh makanan non fat/low fat
adalah : ikan, sebagian besar buah-buahan dan sayur-sayuran, susu
rendah/bebas lemak, keju bebas lemak. Makanan kuning, seperti
gandum, ubi rambat. Makanan dalam kategori kuning boleh dikonsumsi
secara terbatas yaitu hanya dalam waktu makan. Yang termasuk
makanan merah adalah makanan yang tidak boleh dimakan atau boleh
dimakan hanya seminggu sekali, meliputi : makanan tinggi lemak,
kacang-kacangan, margarine, cokelat, makanan digoreng. Diet dengan
cara mengurangi konsumsi makanan dalam kelompok makanan merah
menunjukkan keberhasilan bila dikombinasikan dengan komponen
perubahan perilaku dan aktifitas fisik. Diet tersebut sama dengan
diet rendah lemak jenuh, gula dan garam, serta makan banyak sayuran
dan buah.Ketika di atas berat badan mencoba untuk menyimpan semua
untuk mampu memberi makan dirinya sendiri lebih baik, tetapi yang
semakin gemuk mengenakan semakin itu berpikir harus mendukung
berat/beban ekstra. ketika badan adalah di bawah berat/beban dan
ilmu gizi bukanlah suatu masalah sangat mencoba untuk menyimpan
semua gemuk, metabolisme adalah tinggi/kelebihan di dalam makanan
dan kamu lewat segalanya selain itu, yang gemuk ketika kamu
mempunyai semua jenis ilmu gizi dan makanan yang nampaknya tanpa
akhir.Beberapa cara untuk menentukan obesitas diantaranya
desintrometri, pengukuran total kalium tubuh, total air tubuh,
USG,CT,MRI, pengukuran antropometri dengan mengkur berat badan
total, tinggi badan, tebal lemak subkutis, anjang lingkar bagian
tubuh tertentu, dan perhitungan berdasarkan nilai angka
antropometri, diantaranya BMI,WHR, indeks ponderal, indeks broca,
v/s,w/sks/,tetapi semuanya belum dapat digunakan sebagai standar
utama mengukur total lemak tubuh. Cara yang paling sering digunakan
diklinik dan dilapangan dalam menetukan obesitas adalah mengukur
berat badan relative (berat badan subyek dibagi berat badan standar
untuk tinggi tertentu), dan indeks masa tubuh (IMT/BMI), berat
dibagi kuadrat tinggi badan. Dari segi makanan, hendaknya untuk
sementara mengurangi atau sementara mmengurangi atau bahkan bahkan
menghindari makanan yang berlemak, begitu juga makanan yang
manis-manis. Makanan sumber lemak tinggi banyak terdapat makanan
fast foot dan lain-lain yang memiliki kontribusi terhaadap
kegemukan. Sangat dianjurkan mengkonsumsikan makanaan bersderta
tinggi. Serat makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti
sayuran dan buah-buahan mempunyai efek mengenyangkan dan relative
rendah kalori tetapi kaya akan vitamin dan mineral.Satuan standard
energi menjadi kalori, menggambarkan sebagai temperatur 1 g air 1
derajat tingkat, dari 15 [bagi/kepada] 16 celcius, apakah unit
kalori gram, kalori kecil, atau kalori standard. unit yang biasanya
yang digunakan di dalam phsyology dan obat kedokteran menjadi
kalori, atau kilokalori (Ganong, 2008).Faktor lain yang menyebabkan
perbedaan berat badan dan tingi badan yaitu perbedaan asupan
makanan dan gizinya. Masing-masing OP mungkin memiliki asupan gizi
dan kebutuhan nutrisi sehari-hari yang berbeda. Kondisi yang
mempengaruhi kebutuhan gizi sehari-hari diantaranya bobot badan,
tinggi badan, jenis kelamin, usia serta aktivitas, perlu juga
diperhatikan apakah seseorang sedang menderita penyakit. Selain itu
pula faktor genetic bias menjadi penentu perbedaan berat badan dan
tinggi badan.
VII. PENUTUP7.1 KesimpulanKesimpulan yang dapat diperoleh dari
praktikum ini adalah sebagai berikut:1. Tempat pengukuran suhu
tubuh berada pada aksila dan oral (mulut).2. Suhu tubuh dipengaruhi
oleh beberapa faktor, seperti exercise, hormone, sistim saraf, suhu
tubuh, asupan makanan, dan faktor lainnya.3. Cara mengukur suhu
tubuh adalah dengan menggunakan thermometer..4. Rata-rata suhu
tubuh di oral OP adalah 36-370C.5. Cara mengukur suhu tubuh
haruslah secara benar, yaitu dengan menurunkan air raksa pada
thermometer terlebih dahulu kemudian mengeringkannya dan menaruh
pada bagian yang akan diukur (aksila maupun oral) dan memberi
perlakuan serta waktu sesuai dengan penelitian yang akan diujikan
(istirahat, aktivitas, berkumur air es, dll). Dan jangan lupa
melihat suhu dengan mata sejajar dengan thermometer. Kesalahan
dalam praktikum dapat terjadi apabila OP tidak mengikuti langkah
kerja dengan baik.6. Cara mengukur berat badan adalah dengan
menimbang pada timbangan berat badan, dan cara mengukur tinggi
badan adalah dengan menggunakan microtoise atau meteran.7.2
SaranSebaiknya praktikum dilakukan dengan serius dan teliti agar
hasil yang dapatkan maksimal.
DAFTAR PUSTAKAGanong, F. William. 2008.Fisiologi Kedokteran.
ECG: Jakarta.Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme
Penyakit. EGC : JakartaIsnaeni, Wiwi. 2006.Fisiologi Hewan. Bandung
: PT. Rineka Cipta.Kumalasari T,S., Saryono, Purnawan I. 2009.
Hubungan Indeks Massa Tubuh Dengan Kadar Asam Urat Darah Pada
Penduduk Desa Banjaranyar Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas.
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing).
Volume 4 (3).
Ristianingrum I., Rahmawati I., Rujito L. 2010. Hubungan Antara
Indeks Massa Tubuh (Imt) Dengan Tes Fungsi Paru. Mandala of Healt.
Vol. 4 (2).
Widodo W.S. & Wahyuni. 2008. Korelasi Antara Kegemukan
Dengan Peningkatan Kurva Lumbal Bidang Sagital. Jurnal kesehatan.
Vol.1 (2).