Top Banner
. Asuhan keperawatan Menurut doengoes (2000) asuhan keperawatan pada klien dengan anemia meliputi pengkajian, diagnosa dan perencanan adalah sebagai berikut : 1. Pengkajian a. Aktivitas/istirahat Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produtivitas, penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak. Tanda : takikardia/takipnea; dispnea pada bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan. b. Sirkulasi Gejala : riwayat kehilangan darah kronis, mis; perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB); angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi). Tanda : TD ; peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postural. Distrimia; Abnormalis EKG, mis; depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung ; murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan menbran mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir)dan dasar kuku. (Catatan; pada pasien kulit hitam, pucat tampak sebagai keabu abuan); kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (PA). Sklera: Biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokontriksi kompensasi). Kuku; mudah patah, berbentuk seperti sendok (koikologikia) (DB). Rambut; kering, udah putus, menipis; tumbuh uban secara premature (AP). c. Integritas ego Tanda : keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, mis; penolakan transfuse darah. Gejala : depresi. d. Eleminasi
42

Anemia Pada Ibu Hamil

Oct 28, 2015

Download

Documents

Nisa

anemia, kesehatan, kehamilan, komplikasi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Anemia Pada Ibu Hamil

.  Asuhan keperawatan Menurut doengoes (2000) asuhan keperawatan pada klien dengan anemia meliputi

pengkajian, diagnosa dan perencanan adalah sebagai berikut :1.      Pengkajiana.       Aktivitas/istirahat

Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produtivitas, penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.Tanda : takikardia/takipnea; dispnea pada bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan.

b.      Sirkulasi Gejala : riwayat kehilangan darah kronis, mis; perdarahan GI kronis, menstruasi berat (DB); angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).Tanda : TD ; peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar; hipotensi postural. Distrimia; Abnormalis EKG, mis; depresi segmen ST dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung ; murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna): pucat pada kulit dan menbran mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir)dan dasar kuku. (Catatan; pada pasien kulit hitam, pucat tampak sebagai keabu abuan); kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (PA). Sklera: Biru atau putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokontriksi kompensasi). Kuku; mudah patah, berbentuk seperti sendok (koikologikia) (DB). Rambut; kering, udah putus, menipis; tumbuh uban secara premature (AP).

c.       Integritas egoTanda : keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, mis; penolakan transfuse darah.Gejala : depresi.

d.      Eleminasi Gejala : riwayat piclonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemasis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran urineTanda ; distensi abdomen.

e.       Makanan/cairanPenurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukkan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan.

f.       Neurosensori Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin. Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

g.      Nyeri/kenyamanan Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

h.      Pernapasan

Page 2: Anemia Pada Ibu Hamil

Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

i.        Seksualitas Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten. Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

2.    Diagnosa keperawatanAdapun diagnosa keperawatan yang lazim timbul pada klien dengan anemia mernurut

doengoes (1999) ialah sebagai berikut : a.    Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang

diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.b.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen

(pengiriman) dan kebutuhan.c.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk

mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

d.   Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist.

e.    Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.

f.     Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

g.    Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

3.    INTERVENSI KEPERAWATANPerencanaan dilakukan sesuai dengan diagnosa yang telah ditentukan,

adapun perencanaan menurut Doengoes 1999 adalah sebagai berikut :a.    Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang

diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel. Tujuan : peningkatan perfusi jaringan Kriteria hasil : – menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil. Intervensi Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku. Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi. Intervensi Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi. Rasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi. Intervensi Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius. Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jantung karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung. Intervensi Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi. Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark.Intervensi Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu air mandi dengan thermometer. Rasional : termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan oksigen. Intervensi Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi. Rasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.

Page 3: Anemia Pada Ibu Hamil

Intervensi Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi. Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

b.    Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.Kriteria hasil : – melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari) - menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal. Intervensi Kaji kemampuan ADL pasien. Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan. Intervensi Kaji kehilangan atau gangguan keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot. Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.Intervensi Observasi tanda-tanda vital sebelum dan sesudah aktivitas. Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.Intervensi Berikan lingkungan tenang, batasi pengunjung, dan kurangi suara bising, pertahankan tirah baring bila di indikasikan. Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru. Intervensi Gunakan teknik menghemat energi, anjurkan pasien istirahat bila terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri). Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan. Meingkatkan harga diri dan rasa terkontrol.

c.    Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi Kriteria hasil : menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal. - tidak mengalami tanda mal nutrisi. - Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai. Intervensi Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai. Rasional : mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi. Intervensi Observasi dan catat masukkan makanan pasien. Rasional : mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan. Intervensi Timbang berat badan setiap hari. Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi. Intervensi Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan. Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster. Intervensi Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan. Rasional : gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ. Intervensi Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka. Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat. Intervensi Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet. Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.

Page 4: Anemia Pada Ibu Hamil

Intervensi Kolaborasi ; pantau hasil pemeriksaan laboraturium. Rasional : meningkatakan efektivitas program pengobatan, termasuk sumber diet nutrisi yang dibutuhkan. Intervensi Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi. Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.

d.   Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi dan neurologist. Tujuan : dapat mempertahankan integritas kulit. Kriteria hasil : mengidentifikasi factor risiko/perilaku individu untuk mencegah cedera dermal. Intervensi Kaji integritas kulit, catat perubahan pada turgor, gangguan warna, hangat local, eritema, ekskoriasi. Rasional : kondisi kulit dipengaruhi oleh sirkulasi, nutrisi dan imobilisasi. Jaringan dapat menjadi rapuh dan cenderung untuk infeksi dan rusak. Intervensi Reposisi secara periodic dan pijat permukaan tulang apabila pasien tidak bergerak atau ditempat tidur. Rasional : meningkatkan sirkulasi kesemua kulit, membatasi iskemia jaringan/mempengaruhi hipoksia seluler. Intervensi Anjurkan pemukaan kulit kering dan bersih. Batasi penggunaan sabun. Rasional : area lembab, terkontaminasi, memberikan media yang sangat baik untuk pertumbuhan organisme patogenik. Sabun dapat mengeringkan kulit secara berlebihan. Intervensi Bantu untuk latihan rentang gerak. Rasional : meningkatkan sirkulasi jaringan, mencegah stasis. Intervensi Gunakan alat pelindung, misalnya kulit domba, keranjang, kasur tekanan udara/air. Pelindung tumit/siku dan bantal sesuai indikasi. (kolaborasi) Rasional : menghindari kerusakan kulit dengan mencegah /menurunkan tekanan terhadap permukaan kulit.

e.    Konstipasi atau Diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses pencernaan; efek samping terapi obat.Tujuan : membuat/kembali pola normal dari fungsi usus. Kriteria hasil : menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup, yang diperlukan sebagai penyebab, factor pemberat. Intervensi Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi dan jumlah. Rasional : membantu mengidentifikasi penyebab /factor pemberat dan intervensi yang tepat.Intervensi Auskultasi bunyi usus. Rasional : bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi. Intervensi Awasi intake dan output (makanan dan cairan). Rasional : dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam pengidentifikasi defisiensi diet. Intervensi Dorong masukkan cairan 2500-3000 ml/hari dalam toleransi jantung. Rasional : membantu dalam memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi. Akan membantu memperthankan status hidrasi pada diare.Intervensi Hindari makanan yang membentuk gas. Rasional : menurunkan distress gastric dan distensi abdomen Kaji kondisi kulit perianal dengan sering, catat perubahan kondisi kulit atau mulai kerusakan. Intervensi Lakukan perawatan perianal setiap defekasi bila terjadi diare. Rasional : mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan. Intervensi Kolaborasi ahli gizi untuk diet siembang dengan tinggi serat dan bulk. Rasional : serat menahan enzim pencernaan dan mengabsorpsi air dalam alirannya sepanjang traktus intestinal dan dengan demikian menghasilkan bulk, yang bekerja sebagai perangsang untuk defekasi.

Page 5: Anemia Pada Ibu Hamil

Intervensi Berikan pelembek feses, stimulant ringan, laksatif pembentuk bulk atau enema sesuai indikasi. Pantau keefektifan. (kolaborasi) Rasional : mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi. Intervensi Berikan obat antidiare, misalnya Defenoxilat Hidroklorida dengan atropine (Lomotil) dan obat mengabsorpsi air, misalnya Metamucil. (kolaborasi). Rasional : menurunkan motilitas usus bila diare terjadi. .

f.     Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan). Tujuan : Infeksi tidak terjadi.Kriteria hasil : mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi. - meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam. Intervensi Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh pemberi perawatan dan pasien. Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial. Catatan : pasien dengan anemia berat/aplastik dapat berisiko akibat flora normal kulit. Intervensi Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/perawatan luka. Rasional : menurunkan risiko kolonisasi/infeksi bakteri. Intervensi Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat. Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.Intervensi Motivasi perubahan posisi/ambulasi yang sering, latihan batuk dan napas dalam. Rasional : meningkatkan ventilasi semua segmen paru dan membantu memobilisasi sekresi untuk mencegah pneumonia. Intervensi : Tingkatkan masukkan cairan adekuat. Rasional : membantu dalam pengenceran secret pernapasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah stasis cairan tubuh misalnya pernapasan dan ginjal.Intervensi Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan. Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi. Perlindungan isolasi dibutuhkan pada anemia aplastik, bila respons imun sangat terganggu. Intervensi Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam. Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan. Intervensi Amati eritema/cairan luka. Rasional : indikator infeksi lokal. Catatan : pembentukan pus mungkin tidak ada bila granulosit tertekan.Intervensi Ambil specimen untuk kultur/sensitivitas sesuai indikasi (kolaborasi) Rasional : membedakan adanya infeksi, mengidentifikasi pathogen khusus dan mempengaruhi pilihan pengobatan. Intervensi Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik (kolaborasi). Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local.

g.    Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi. Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan. Kriteria hasil : pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan penyakit. Mengidentifikasi factor penyebab. Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup. Intervensi Berikan informasi tentang anemia spesifik. Diskusikan kenyataan bahwa terapi tergantung pada tipe dan beratnya anemia. Rasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program terapi.

Page 6: Anemia Pada Ibu Hamil

Intervensi Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostic. Rasional : ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan meningkatkan stress, selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan menurunkan ansietas. Intervensi Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya. Intervensi Berikan penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang. Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas. Intervensi Anjurkan klien dan keluarga untuk memperhatikan diet makanan nya. Rasional : diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan. Intervensi Minta klien dan keluarga mengulangi kembali tentang materi yang telah diberikan. Rasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.

4.    Implementasi Pelaksanaan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan dengan melaksanakan

berabagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai hal diantaranya bahaya-bahaya fisik dan perlindungan pada klien, teknik komunikasi, kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien (Hidayat, A, 2008. hal; 122).

5.    EvaluasiEvaluasi merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara melakukan

identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak. Dalam melakukan evaluasi perawat harusnya memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respons terhadap intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam menghubungkan tindakan keperawatan pada kriteria hasil (Hidayat, A, 2008. hal; 124). Daftar pustakaPedersen, G. W. (1996) Buku Ajar praktis bedah Mulut. Alih bahasa : drg. Purwanto & drg Basoeseno. Jakarta : EGC.Baughman, D. C., & Hckley, J.C. (2000) Keperawatan medikal-bedah : buku saku untuk brunner dan suddarth. alih bahasa : yasmin asih. Editor : Monica Ester. Jakarta : EGC.Wiwik. H., & Haribowo, A. S (2008) Buku ajar asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan sitem hematologi. Jakarta : Salemba Medika.Hayes, P. C., & mackay, T.W. (1997). Buku saku diagnosis dan terapi. Alih bahasa : devy. H. Jakarta : EGCHarrison (1999) prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam. Editor edisi bahasa Indonesia : Asdie, A. H. Jakarta : EGC.

Page 7: Anemia Pada Ibu Hamil

BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN IBU HAMIL

DENGAN ANEMIA

A.    PENGKAJIAN

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara

menyeluru(Boedihartono, 1994).

Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :

1.      Aktivitas / istirahat

Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan

semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan

istirahat lebih banyak.

Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,

apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.

Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda

lain yang menunujukkan keletihan.

2.      Sirkulasi

Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat

(DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis.

Palpitasi (takikardia kompensasi).

Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi

postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST dan pendataran atau depresi

gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat

pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan:

pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin,

pucat (aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara

(DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi

kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB). Rambut :

kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).

3.      Integritas ego

Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan

transfusi darah.

Tanda : depresi.

4.      Eleminasi

Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).

Page 8: Anemia Pada Ibu Hamil

Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi. Penurunan haluaran

urine.

Tanda : distensi abdomen.

5.      Makanan/cairan

Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk

sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring).

Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas

mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya

(DB).

Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin B12).

Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas

(DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir

dengan sudut mulut pecah. (DB).

6.      Neurosensori

Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.

Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan

buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.

Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu

berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis :

perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa

getar, dan posisi, tanda Romberg positif, paralysis (AP).

7.      Nyeri/kenyamanan

Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

8.      Pernapasan

Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.

Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

9.      Keamanan

Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada radiasi;

baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran

terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan,

penyembuhan luka buruk, sering infeksi.

Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum. Ptekie dan

ekimosis (aplastik).

Page 9: Anemia Pada Ibu Hamil

10.  Seksualitas

Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB). Hilang libido

(pria dan wanita). Imppoten.

Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.            Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan

oksigen

2.            Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mencerna makanan

3.            Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan tubuh sekunder yang tidak adekuat (mis:

penurunan hemoglobin, eukopenia, supresi/penurunan respon inflamasi)

4.            Konstipasi berhubungan dengan perubahan pada pola makan.

C.       INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan

Tujuan/Kriteria hasil Intevensi Rasional

1. Intoleransi aktivitas

berhubungan

dengan

ketidakseimbangan

antara suplai dan

kebutuhan oksigen.

Melaporkan

peningkatan toleransi

aktivitas(termasuk

aktivitas sehari-hari.

1.      Kaji kemampuan pasien untuk melakukan untuk melakukan tugas/AKS normal.

2.      Kaji kehilangan/gangguan keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.

3.      Awasi tekanan darah, nadi, pernapasan selama dan sesudah aktivitas.

4.      Berikan lingkungan tenang.

5.      Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.

6.      Anjurkan pasien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi.

1.      Mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan

2.      Menunjukkan perubahan neurologi karena defesiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera.

3.      Manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

4.      Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

5.      Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan pusing, berdenyut dan peningkatan resiko cedera.

Page 10: Anemia Pada Ibu Hamil

6.      Regangan/stres kardiopulmonal berlebihan/stres dapat menimbulkan kegagalan.

2. Ketidakseimbangan

nutrisi: kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan

dengan

ketidakmampuan

untuk mencerna

makanan.

Menunjukkan

peningkatan berat

badan atau berat badan

stabil dengan nilai

laboratorium normal.

1.      Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai.

2.      Observasi dan catat masukan makanan pasien.

3.      Timbang berat badan tiap hari.

4.      Berikan makan sedikit dan frekuensi sering dan/atau makan diantara waktu makan.

5.      Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan gejala lain yang berhubungan.

6.      Berikan dan bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila mukosa oral luka.

7.      Kolaborasi :1.Berikan obat sesuai

indikasi, mis.Vitamin dan suplemen mineral, seperti sianokobalamin (vitamin B12), asam folat (Flovite); asam askorbat (vitamin C),

2.Besi dextran (IM/IV.)

1.      Mengidentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan intervensi.

2.      Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.

3.      Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi.

4.      Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan dan meningkatkan pemasukan juga mencegah distensi gaster.

5.      Gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.

6.      Meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.

7.      Kolaborasi :1. Kebutuhan penggantian

tergantung pada tipe anemia dan/atau adanya masukan oral yang buruk dan defisiensi yag diidentifikasi.

2.      Diberikan sampai defisit diperkirakan teratasi dan disimpan untuk yang tak dapat diabsorpsi atau terapi besi oral, atau bila kehilangan darah terlalu cepat untuk penggantian oral menjadi efektif.

Page 11: Anemia Pada Ibu Hamil

3. Resiko infeksi

berhubungan

dengan pertahanan

tubuh sekunder

yang tidak adekuat

(mis: penurunan

hemoglobin,

eukopenia,

supresi/penurunan

respon inflamasi).

Mngidentifikasi

perilaku untuk

mencegah/menurunkan

resiko infeksi.

1.      Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh oemberi perawatan dan pasien.

2.      Pertahankan teknik aseptic ketat pada prosedur/ perawatan luka.

3.      Tingkatkan masukan cairan adekuat.

4.      Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau tanpa demam

5.      Kolaborasi: berikan antiseptic topical, antibiotic sistemik.

1.      Mencegah kontaminasi silang.2.      Menurunkan resiko infeksi

bakteri.3.       Membantu dalam pengenceran

secret pernafasan untuk mempermudah pengeluaran dan mencegah statis cairan tubuh.

4.      Adnya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan.

5.      Mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local.

4. Konstipasi

berhubungan

dengan perubahan

pada pola makan.

Membuat/kembali pola

normal dari fungsi

usus.

1.      Observasi warna feses, konsistensi, frekuensi, dan jumlah.

2.      Auskultas bunyi usus3.      Awasi masukan dan

haluaran dengan perhatian khusus pada makanan/cairan.

4.      Kaji kondisi kulit perianal dengan sering.

5.      Kolaborasi: berikan obat anti diare, misalnya: difenoxsilat hidroklorida.

1.   Membantu mengidentifikasi penyebab/ factor pemberat dan intervensi yang tepat.

2.   Bunyi usus secara umum meningkat pada diare dan menurun pada konstipasi.

3.   Dapat mengidentifikasi dehidrasi, kehilangan berlebihan atau alat dalam mengidentifikasi defisiensi diet.

4.   Mencegah ekskoriasi kulit dan kerusakan kulit.

5.   Menurunkan multilitas usus bila diare terjadi.

D.      EVALUASI1.      Terjadi penurunan tanda fisiologis intoleransi, mis, nadi, pernapasan, dan TD masih

dalamrentang normal pasien.

2.      A.   Tidak ada tanda terjadinya malnutrisi.

B. Klien menunjukan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan/atau    

mempertahankan berat badan yang sesuai.

3.      Perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi dapat diidentifikasi.

4.      Fungsi usus mulai kembali normal.

Page 12: Anemia Pada Ibu Hamil

DAFTAR PUSTAKA

Morgan Geri, dkk. 2009. Obstetri dan Ginekologi Pansuan Praktik. Jakarta: EGC.

Loowdermilk,dkk.2005.Buku Ajar Keperawatan Maternitas.Jakarta:EGC.

Taber Ben-zion,M,D.1994.Kapita Selekta Kedaruratan Obstet dan Ginekologi.Jakarta:EGC.

Prawirohardjo, Sarwono.2006.Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Meternal dan

Neonatal.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.

Doenges, Marilynn E,dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC.

Nanda.2009.Diagnosa Keperawatan 2009-2011.Jakarta:EGC.

1. DIAGNOSA KEPERAWATAN

             Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan anemia meliputi

1) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

2) Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

3) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

5) Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.

 

1. INTERVENSI/IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Intervensi dan implementasi keperawatan pasien dengan anemia adalah :

1). Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

Page 13: Anemia Pada Ibu Hamil

Tujuan : dapat mempertahankan/meningkatkan ambulasi/aktivitas.

Kriteria hasil : melaporkan peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari) menunjukkan penurunan tanda intolerasi fisiologis, misalnya nadi, pernapasan, dan tekanan darah masih dalam rentang normal.

Intervensi :

1. Kaji kemampuan ADL pasien.

Rasional : mempengaruhi pilihan intervensi/bantuan. keseimbangan, gaya jalan dan kelemahan otot.

1. Kaji kehilangan atau gangguan

Rasional : menunjukkan perubahan neurology karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/risiko cedera.

1. Observasi tanda-tanda vital sebelum dan

Rasional : manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.

1. Berikan lingkungan tenang, batasi

Rasional : meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen tubuh dan menurunkan regangan jantung dan paru.

1. Gunakan teknik menghemat energi, terjadi kelelahan dan kelemahan, anjurkan pasien melakukan aktivitas semampunya (tanpa memaksakan diri).Rasional : meningkatkan aktivitas secara bertahap sampai normal dan memperbaiki tonus otot/stamina tanpa kelemahan

2).  Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leucopenia, atau penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).

Tujuan : Infeksi tidak terjadi.

Kriteria hasil : mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi.meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam.

Intervensi :

             a.Tingkatkan cuci tangan yang baik ; oleh

                Rasional : mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bacterial

             b.Berikan perawatan kulit, perianal dan

                                 Rasional : menurunkan risiko kerusakan kulit/jaringan dan infeksi.

Page 14: Anemia Pada Ibu Hamil

       c.Pantau/batasi pengunjung. Berikan isolasi bila memungkinkan.         Rasional : membatasi pemajanan pada bakteri/infeksi

d.Pantau suhu tubuh. Catat adanya menggigil dan takikardia dengan atau  tanpa demam.

  Rasional : adanya proses inflamasi/infeksi membutuhkan evaluasi/pengobatan. sistemik (kolaborasi).

              e.Berikan antiseptic topical ; antibiotic

Rasional : mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan    kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi local.3).  Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhiKriteria hasil : menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium normal.tidak mengalami tanda mal nutrisi.Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau mempertahankan berat badan yang sesuai.

Intervensi :a. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.Rasional : mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi pasien.

b. Observasi dan catat masukkan makananRasional : mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.c. Timbang berat badan setiap hari.Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi d. nutrisi. Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan.Rasional : menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukkan dan mencegah distensi gaster.e. Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang berhubungan.Rasional : gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ.f. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.Rasional : meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh/luka/perdarahan dan nyeri berat.g. Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet.Rasional : membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan individual.Kolaborasi ; berikan obat sesuai indikasi.Rasional : kebutuhan penggantian tergantung pada tipe anemia dan atau adanyan masukkan oral yang buruk dan defisiensi yang diidentifikasi.

4). Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

Page 15: Anemia Pada Ibu Hamil

Tujuan : peningkatan perfusi jaringanKriteria hasil : – menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

Intervensi :a. tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa, dasar kuku. Rasional : memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.

b. Tinggikan kepala tempat tidur sesuaiRasional : meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk c. Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi adventisius.Rasional : dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jantung karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.d. Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.Rasional : iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial risiko infark. pemeriksaan laboraturium. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.

e. Kolaborasi pengawasan hasilRasional : mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan /respons terhadap terapi.

f. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.Rasional : memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

5). Kurang pengetahuan sehubungan dengan kurang terpajan/mengingat ; salah interpretasi informasi ; tidak mengenal sumber informasi.Tujuan : pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.Kriteria hasil : pasien menyatakan pemahamannya proses penyakit dan penatalaksanaan penyakit.mengidentifikasi factor penyebab.Melakukan tiindakan yang perlu/perubahan pola hidup.

Intervensi :a. Berikan informasi tentang anemiaRasional : memberikan dasar pengetahuan sehingga pasien dapat membuat pilihan yang tepat. Menurunkan ansietas dan dapat meningkatkan kerjasama dalam program terapi.

b. Tinjau tujuan dan persiapan untuk pemeriksaan diagnostikRasional : ansietas/ketakutan tentang ketidaktahuan meningkatkan stress, selanjutnya meningkatkan beban jantung. Pengetahuan menurunkan ansietas. penyakitnya.

c. Kaji tingkat pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya dan kondisinya sekarang. Rasional : megetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan klien dan keluarga tentang penyakitnya.d. Berikan penjelasan pada klien tentang memperhatikan diet makanan nya. Rasional : dengan mengetahui penyakit dan kondisinya sekarang, klien dan keluarganya akan merasa tenang dan mengurangi rasa cemas.e. Anjurkan klien dan keluarga untuk kembali tentang materi yang telah diberikan.

Page 16: Anemia Pada Ibu Hamil

Rasional : diet dan pola makan yang tepat membantu proses penyembuhan.f. Minta klien dan keluarga mengulangiRasional : mengetahui seberapa jauh pemahaman klien dan keluarga serta menilai keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.4. EVALUASIEvaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi pada pasien dengan anemia adalah :1). pasien dapat mempertahankan / meningkatkan ambulasi/aktivitas.2). infeksi tidak terjadi.3). kebutuhan nutrisi terpenuhi.4). Peningkatan perfusi jaringan.5). Pasien mengerti dan memahami tentang penyakit, prosedur diagnostic dan rencana pengobatan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian pasien. EGC : Jakarta

Smeltzer Suzannec, Brenda Bare G.2002.Buku Ajar Keperwatan Medikal Bedah.Penerbit Buku Kedokteran:Jakarta.

Page 17: Anemia Pada Ibu Hamil

SATUAN ACARA PENYULUHAN ANEMIA PADA IBU HAMIL

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1.            Judul Penyuluhan :

ANEMIA PADA IBU HAMIL

2.            Identifikasi Masalah

Kehamilan merupakan kondisi alamiah yang unik karena meskipun bukan penyakit,

tetapi seringkali menyebabkan komplikasi akibat berbagai perubahan fisiologik yang terjadi

adalah perubahan haemodinamik. Selain itu, darah yang terdiri atas cairan dan sel – sel darah

berpotensi menyebabkan komplikasi perdarahan dan thrombosis jika terjadi

ketidakseimbangan faktor – faktor prokoaguasi dan hemostasis. (Sarwono.2009)

Suatu penelitian memperlihatkan perubahan konsentrasi Hb sesuai dengan

bertambahnya usia kehamilan. Pada trimester pertama, konsentrasi Hb tampak menurun,

kecuali pada perempuan yang telah memiliki kadar Hb rendah (< 11,5 g/dl). Konsentrasi Hb

paling rendah didapatkan pada trimester kedua, yaitu pada usia kehamilan 30 minggu. Pada

trimester ketiga terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah

mempunyai kadar Hb yang tinggi (> 14,5 g/dl) pada pemeriksaan pertama. (Sarwono.2009)

Sebagian besar perempuan mengalami anemia selama kehamilan, baik di Negara maju

maupun di Negara berkembang.

Anemia pada kehamilan merupakan masalah besar yang berdampak buruk terhadap

kehamilan/persalinan baik bagi ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan yang hati-hati,

termasuk pemeriksaan untuk mencari penyebab.

Berdasarkan data yang dimiliki posyandu “Menur” di Desa Kalak Ijo, Guwosari

Pajangan Bantul, persentase insidensi ibu hamil dengan anemia tahun 2012 mengalami

peningkatan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 40% (persentase insidensi ibu hamil dengan

anemia tahun 2011 sebanyak 30%, tahun 2010 sebanyak 20%). Data menunjukan bahwa ibu

hamil yang mengalami anemia di daerah tersebut rata – rata adalah ibu hamil yang bekerja di

luar rumah dan kondisi sosial ekonominya cenderung tinggi. Letak geografis di daerah

tersebut juga tergolong dekat dengan fasilitas kesehatan seperti Puskesmas, Bidan Praktik

Swasta, Posyandu. Setelah dilakukan survey, ternyata penyebab utamanya adalah kurangnya

pengetahuan ibu hamil tentang anemia pada kehamilan dan ibu hamil cenderung tidak

memperdulikan pentingnya tablet fe yang diberikan oleh bidan atau tenaga kesehatan karena 

Page 18: Anemia Pada Ibu Hamil

ibu hamil di daerah tersebut menganggap bahwa tablet fe hanya membuat merasa mual jika

diminum dan anggapan tersebut telah menjadi budaya pada ibu hamil di daerah tersebut.

3.            Pengantar

Hari/Tanggal               : Jumat, 18 Mei 2012

Waktu                         : 09.00 WIB – 09.20 WIB

(20 menit)

Tempat                        : Aula TK ‘Aisyiyah Bustanul Atfhal Kalak Ijo Guwosari Pajangan   

                             Bantul, selaku tempat dilaksanakannya posyandu “Menur”.

Sasaran                        : Ibu hamil di Dusun Kalak Ijo, Guwosari, Pajangan, Bantul.

4.            Tujuan

A.       Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini peserta dapat menambah pengetahuan tentang anemia.

B.     Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan selama 1 x 20 menit, diharapkan ibu hamil dengan anemia

di Dusun Kalak Ijo Guwosari Pajangan Bantul dapat mengetahui tentang :

1.      Pengertian anemia dan anemia pada ibu hamil

2.      Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia

3.      Macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya

4.      Akibat anemia pada ibu hamil

5.      Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil

6.      Menjelaskan cara minum tablet zat besi yang benar

C.    Materi

Terlampir

D.    Metode

1.      Ceramah

2.      Tanya Jawab

3.      Praktek dengan alat (tablet zat besi)

Page 19: Anemia Pada Ibu Hamil

E.     Media

1.      Leaflet

2.      Power Point

3.      Laptop

4.      LCD

5.      Alat praktek (tablet zat besi)

F.         Kegiatan Pembelajaran

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 3 menit Pembukaan Menjawab salam,

mendengarkan dengan seksamaa.   Mengucapkan salam dan terima

kasih atas kedatangan para peserta.

b.   Memperkenalkan diri dan apersepsi.

2 7 menit Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan Mendengarkan dan

memperhatikana.       Menyampaikan materi tentang

pengertian Anemia dan anemia pada

ibu hamil

b.      Menyampaikan ciri-ciri ibu hamil

dengan anemia

c.    Menjelaskan Macam-macam anemia

pada ibu hamil dan penyebabnya

d.    Menjelaskan Akibat anemia pada ibu

hamil

e.    Menjelaskan Penatalaksanaan dan

pencegahan anemia pada ibu hamil.

f.      Menjelaskan cara minum tablet zat

besi yang benar

3 10

menit

Penutup Peserta memperhatikan dan

memberikan pertanyaan jika ada

yang belum jelas serta

menjawab pertanyaan yang

a.       Memberikan kesempatan pada

peserta untuk bertanya jika terdapat

hal-hal yang belum jelas.

b.      Menyimpulkan atau merangkum

Page 20: Anemia Pada Ibu Hamil

hasil penyuluhan

diberikan kepada peserta saat

evaluasi.

Menjawab salam

c.       Mengevaluasi hasil kegiatan dan

meminta salah satu dari peserta

untuk mengulangi cara meminum

tablet zat besi yang benar.

d.      Memberi salam dan meminta maaf

bila ada kesalahan

9.      Pengesahan

Yogyakarta, 18 Mei 2011

   Sasaran                                                                                 Pemberi Penyuluhan

         (                          )                                                                         (Nasrul Lufiyasari)

         Mengetahui,

         Pembimbing

    (Dwi Ernawati, S.ST)

10.        Evaluasi

Pertanyaan lisan :

1.                  Apa yang dimaksud dengan anemia dan anemia pada ibu hamil ?

2.                  Apa saja ciri-ciri ibu hamil dengan anemia ?

3.                  Sebutkan macam-macam anemia pada ibu hamil dan penyebabnya ?

4.                  Apa akibat anemia pada ibu hamil ?

5.                  Bagaimana penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil ?

Page 21: Anemia Pada Ibu Hamil

6.                  Bagaimana cara minum tablet zat besi yang benar ?

11.  Lampiran Materi

ANEMIA PADA IBU HAMIL

A.       Pengertian

Anemia adalah jumlah sel darah merah menurun, kadar Hb menurun di bawah normal

(normal wanita 12 gr %, pria 14 gr%). Pada wanita hamil dikatakan anemia apabila kadar Hb

nya di bawah 11 gr % dan anemia berat jika Hb dibawah 8 gr%. Cara mengetahui secara pasti

kadar Hb dengan dilakukan tes darah.

B.     Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia

Biasanya ibu hamil dengan anemia mengeluhkan sebagian atau keseluruhan ciri-ciri

dibawah ini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb dalam darah. Ciri-ciri

tersebut antara lain :

a.          Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.

b.         Lemah

c.          Letih

d.         Lesu

e.          Lunglai

f.          Nafas terengah-engah

g.         Nyeri dada

h.         Ikterus

C.    Macam-macam anemia pada ibu hamil

1.      Anemia defisiensi besi/ karena kekurangan zat besi

Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi

dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran

darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi

pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan

berikutnya.

Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi (Scholl, 1998). Pada

gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-

rata mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu

Page 22: Anemia Pada Ibu Hamil

sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas

melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara jumlah

cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas

dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi. 

Dengan meningkatnya volume darah yang relatif pesat selama trimester kedua, maka

kekurangan besi sering bermanifestasi sebagai penurunan tajam konsentrasi hemoglobin.

Walaupun pada trimester ketiga laju peningkatan volume darah tidak terlalu besar, kebutuhan

akan besi tetap meningkat karena peningkatan massa hemoglobin ibu berlanjut dan banyak

besi yang sekarang disalurkan kepada janin. Karena jumlah besi tidak jauh berbeda dari

jumlah yang secara normal dialihkan, neonatus dari ibu dengan anemia berat tidak menderita

anemia defisiensi besi ( Arisman, 2007 ).

2.      Anemia karena perdarahan

Sering terjadi pada masa nifas. Solusio plasenta dan plasenta previa dapat menjadi

sumber perdarahan serius dan anemia sebelum atau setelah pelahiran. Pada awal kehamilan,

anemia akibat perdarahan sering terjadi pada kasus-kasus abortus, kehamilan ektopik, dan

mola hidatidosa. Perdarahan masih membutuhkan terapi segera untuk memulihkan dan

mempertahankan perfusi di organ-organ vital walaupun jumlah darah yang diganti umumnya

tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila

hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa

seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya

lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan perdarahan serius,

dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama

setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah ( Sarwono,

2005 ). 

3.      Anemia karena radang/ keganasan

Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman dulu

dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dan

neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan

eritrosit yan sedikit hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,

endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah

secara bermakna menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal

kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan

kronik merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.

Page 23: Anemia Pada Ibu Hamil

Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia. Beberapa

diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus (inflammatory

bowel disease), lupus eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis

remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume plasma

melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan pielonfritis akut berat sering

mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit

dengan produksi eritropoietin normal (Cavenee dkk,2001). 

4.      Anemia aplastik karena kerusakan sumsum tulang

Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu penyulit

yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai

trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999).

Pada sekitar sepertiga kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,

leukemia, dan gangguan imunologis.

Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel induk yang

terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai

oleh proses imunologis (Young dan Maciejewski, 1999). Pada penyakit yang parah, yang

didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25 persen, angka

kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen (Suhemi, 2007).

5.      Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek

Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih

cepat dari pembuatannya. Ini dapat disebabkan oleh :

a. Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel

sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal hemoglobinuria

b.      Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan dapat beserta

obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain. 

Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah, kelelahan,

kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital

Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh

infeksi maka infeksinya di berantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada

beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang

berulang dapat membantu penderita ini. 

6.      Anemia megaloblastik karena gangguan pencernaan

Page 24: Anemia Pada Ibu Hamil

Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 selama kehamilan

sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh menyerap vitamin B12 karena tidak

adanya faktor intrinsik. Ini adalah suatu penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita

dengan kelainan ini. Defisiensi vitamin B12 pada wanita hamil lebih mungkin dijumapai

pada mereka yang menjalani reseksi lambung parsial atau total. Kausa lain adalah penyakit

Crohn, reseksi ileum, dan pertumbuhan bakteri berlebihan di usus halus. 

Kadar vitamin B12 serum diukur dengan radio immunoassay. Selama kehamilan, kadar

nonhamil karena berkurangnya konsentrasi protein pengangkut B12 transkobalamin. Wanita

yang telah menjalani gastrektomi total harus diberi 1000 mg sianokobalamin (vitamin B12)

intramuscular setiap bulan. Mereka yang menjalani gastrektomi parsial biasanya tidak

memerlukan terapi ini, tetapi selama kehamilan kadar vitamin B12 perlu dipantau. Tidak ada

alasan untuk menunda pemberian asam folat selama kehamilan hanya karena kekhawatiran

bahwa akan terjadi gangguan integritas saraf pada wanita yang mungkin hamil dan secara

bersamaan mengidap anemia pernisiosa Addisonian yang tidak terdeteksi (sehingga tidak

diobati).

7.      Anemia karena penyakit keturunan misalnya anemia sel sabit

Penyakit sel sabit (sickle cell disease) adalah suatu penyakit keturunan yang ditandai

dengan sel darah merah yang berbentuk sabit dan anemia hemolitik kronik. Pada penyakit sel

sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut oksigen) yang bentuknya

abnormal, sehingga mengurangi jumlah oksigen di dalam sel dan menyebabkan bentuk sel

menjadi seperti sabit.

Sel yang berbentuk sabit menyumbat dan merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa,

ginjal, otak, tulang dan organ lainnya; dan menyebabkan berkurangnya pasokan oksigen ke

organ tersebut. Sel sabit ini rapuh dan akan pecah pada saat melewati pembuluh darah,

menyebabkan anemia berat, penyumbatan aliran darah, kerusakan organ dan mungkin

kematian.

Anemia sel sabit adalah kondisi serius di mana sel-sel darah merah menjadi berbentuk

bulan sabit, seperti huruf C. Sel darah merah normal berbentuk donat tanpa lubang

(lingkaran, pipih di bagian tengahnya), sehingga memungkinkan mereka melewati pembuluh

darah dengan mudah dan memasok oksigen bagi seluruh bagian tubuh. Sulit bagi sel darah

merah berbentuk bulan sabit untuk melewati pembuluh darah terutama di bagian pembuluh

darah yang menyempit, karena sel darah merah ini akan tersangkut dan akan menimbulkan

rasa sakit, infeksi serius, dan kerusakan organ tubuh.

D.    AKIBAT ANEMIA PADA IBU HAMIL

Page 25: Anemia Pada Ibu Hamil

Akibat anemia pada ibu hamil antara lain :

a.       Abortus

b.      Persalinan preterm/sebelum waktunya

c.       Proses persalinan lama

d.      Perdarahan setelah persalinan

e.       Syok

f.       Infeksi pada saat dan sesudah persalinan

g.      Payah jantung

h.      Bayi lahir prematur

i.        Bayi cacat bawaan

j.        Kekurangan cadangan besi

k.      Kematian janin

l.        Kematian ibu

E.     Penatalaksanaan dan pencegahan anemia pada ibu hamil

Penatalaksanaan dan pencegahan yang umum dilakukan adalah dengan pemberian

suplemen zat besi sedikitnya 1 tablet selama 90 hari berturut-turut selama masa kehamilan.

Pemeriksaan kadar Hb semua ibu hamil dilakukan pada kunjungan ANC pertama dan pada

minggu ke-28. Apabila ditemukan ibu hamil dengan anemia berikan tablet Fe 2-3 kali 1 tablet

perhari dan disarankan untuk tetap minum tablet zat besi sampai 4-6 bulan setelah persalinan.

Pada ibu hamil trimester  3 dengan anemia perlu diberi zat besi dan asam folat secara IM dan

disarankan untuk bersalin di rumah sakit.

Pencegahan juga bisa dilakukan secara mandiri dengan mengkonsumsi makanan yang

mengandung gizi seimbang (4 sehat 5 sempurna) dan memperbanyak konsumsi makanan-

makanan yang kaya akan zat besi seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupun

sapi, sayur bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur dan buah organik).

Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang sangat diperlukan oleh sel-sel

darah merah dapat terpenuhi secara maksimal dan dapat terhindar dari. Periksakan sedini

mungkin apabila terdapat tanda-tanda anemia, agar langkah-langkah antisipasi bisa segera

dilakukan.

F.     Cara meminum Tablet zat besi

Page 26: Anemia Pada Ibu Hamil

1.      Sehari minum 1 tablet Fe pada malam hari sebelum tidur untuk mengurangi rasa mual

2.      Minum tablet Fe bersamaan dengan vitamin C dan vitamin B12, misalnya dengan jus jeruk

atau air lemon untuk membantu proses penyerapan.

3.      Jangan minum tablet Fe bersamaan dengan kopi, teh, alkohol dan susu karena dapat

menghambat proses penyerapan.

DAFTAR PUSTAKA

Dorland. 2003. Kamus Saku Kedokteran. Jakarta : EGC

Kapita Selekta Kedokteran Edisi ke Tiga Jilid I. 2001. Jakarta : Media Aesculapius FK UI

Mufdilah.2009.Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil. Yogyakarta : Mitra Cendikia

Panjaitan, yudistira.2008.blogspot satuan-acara-penyuluhan.html

Pengurus pusat Ikatan Bidan Indonesia.2003.Standar pelayanan kebidanan. Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta:Bina pustaka sarwono prawirohardjo

Supandiman, Imam. 1997. Hematologi Klinik. Bandung : Alumni

Suseno, Tutu A, dkk. 2009. Kamus Kebidanan. Yogyakarta : Citra Pustaka

Utami, Sintha.2008.Info Penting Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat

Makanan :

Untuk mencegah dan menangani anemia pada ibu hamil, cara yang dapat dilakukan adalah meningkatkan asupan makanan tinggi zat besi seperti makanan hewani; kacang-kacangan; dan sayuran hijau. Di samping itu, imbangi pola makan sehat tersebut dengan mengonsumsi vitamin serta suplemen penambah zat besi untuk memperoleh hasil yang maksimal.

Meningkatkan Penyerapan zat besi, Tentunya ada beberapa makanan mengandung zat besi, namun sulit diserap oleh tubuh, seperti nabati. Dalam membantu meningkatkan penyerapan zat besi, ibu hamil disarankan untuk  memperbanyak konsumsi makan yang mengandung vitamin C seperti; buah kiwi, jeruk, stroberi, pepaya, dan brokoli.

Page 27: Anemia Pada Ibu Hamil

Batasi konsumi teh, Bagi ibu yang sedang hamil yang menderita anemia biasanya akan mendapat suplemen penambah darah dari dokter. Agar penyerapan zat besi tak terganggu, sebaiknya memberikan jarak konsumsi dengan makanan-makanan yang menghambat.

Contoh MenuDiit Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

JENIS DIETPAGI

SIANGMALAM

Jenis dietTKTP I(kebutuhankalori 2600 dan protein 100 gr)

pagi        Susu1 gelas        Nasi1 gelas        1potong tempe        Kacangmerah

siang        Nasi1½ gelas        Sayurdaun singkong 1 gelas, setelah direbus atau ditiriskan        Daging1 potong sedang        Singkong2 potong

malam        Tahu1 gelas        Nasi1 gelas        Sayurdaun katuk untuk 1 mangkuk yang direbus dan ditiriskan

jenisTKTP II(kebutuhankalori 3000 dan protein 125 gr)

pagi        Susu1 gelas        Nasi1 gelas        Telurdadar        Buburkacang hijau

siang        Nasi1 ½ gelas        Ikansegar 1 porongsedang

Page 28: Anemia Pada Ibu Hamil

        Oncom2 potong sedang        Sayurbayam 1 mangkuk

malam        Nasi1 gelas        Telurbebek 1 butir        Miebasah 1 gelas        Sayurkatuk 1 mangkuk