BAB II KAJIAN TEORI 1. Sistem integumen Mamalia Integumen atau kulit menututpi seluruh permukaan luar tubuh hewan. Dengan kata lain, kulit merupakan penghubung antara tubuh hewan dan lingkungan luar. Pada manusia, berat kulit adalah sekitar 16% dari berat total tubuh (Tenzer et al, 2014). Menurut Tenzer et al (2014), integumen mamalia relatif tebal terutama bagian dermisnya. Kulit memiliki ikatan yang sangat erat dengan jaringan otot yang terdapat di sebelah dalamnya. Ciri khas mamalia adalah adanya rambut penutup tubuh yang merupakan derivat dari stratum korneum. Gambar 2.1 Struktur Anatomi Kulit Manusia (Gunstream, Stanley E. 2000) a. Struktur Rambut Rambut terdiri atas bagian akar dan batang. Meskipun merupakan derivat epidermis, akar dan sebagian batang rambut terdapat di lapisan dermis, sebagian batang rambut menembus epidermis dan menonjol ke permukaan. Akar rambut
berisi perbandingan fisiologi dan anatomi beberapa hewan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Sistem integumen
Mamalia
Integumen atau kulit menututpi seluruh permukaan luar tubuh hewan.
Dengan kata lain, kulit merupakan penghubung antara tubuh hewan dan
lingkungan luar. Pada manusia, berat kulit adalah sekitar 16% dari berat total
tubuh (Tenzer et al, 2014).
Menurut Tenzer et al (2014), integumen mamalia relatif tebal terutama
bagian dermisnya. Kulit memiliki ikatan yang sangat erat dengan jaringan otot
yang terdapat di sebelah dalamnya. Ciri khas mamalia adalah adanya rambut
penutup tubuh yang merupakan derivat dari stratum korneum.
Gambar 2.1 Struktur Anatomi Kulit Manusia (Gunstream, Stanley E. 2000)
a. Struktur Rambut
Rambut terdiri atas bagian akar dan batang. Meskipun merupakan derivat
epidermis, akar dan sebagian batang rambut terdapat di lapisan dermis, sebagian
batang rambut menembus epidermis dan menonjol ke permukaan. Akar rambut
diselubungi oleh folikel rambut yang tersusun atas jaringan epitel. Ke dalam
folikel rambut ini bermuara kelenjar minyak (glandula sebasea). Bagian ujung
akar rambut menggembung, disebut bulbus rambut, ke dalamnya menjorok
jaringan ikat dari dermis yang disebut papila rambut. Rambut dapat tumbh terus
karena adanya mitosis dari sel-sel pada bagian rambut yang berasal dari lapisan
germinativum. Warna rambut ditimbulkan oleh adanya melanin yang digetahkan
oleh melanosit yang banyak terdapat pada bulbus rambut yang berbatsan dengan
papila rambut (Tenzer et al, 2014).
Menurut Tenzer et al (2014), kelenjar-kelenjar epidermal yang terdapat
pada mamalia adalah kelenjar keringat, kelenjar minyak, kelenjar bau dan kelenjar
susu. Kelenjar keringat (glandula sudorifera) merupakan ciri khas mamalia.
Banyak sekali tersebar di kulit pada hewan berambut tipis, sedikit pada hewan
yang berambut tebal. Ikan paus dan ikan duyung tidak mempunyai kelenjar
keringat karena memang tidak membutuhkannya. Kelenjar keringat berfungsi
untuk mengatur suhu tubuh dan untuk eksresi.
Kelenjar minyak (glandula sebasea) hanya terdapat pada mamalia.
Terdapat di sekitar dan bermuara ke akar rambut. Minyak yang dihasilkan
berfungsi untuk meminyaki rambut (Tenzer et al, 2014).
Kelenjar bau terdapat di daerah anal (pada marmot), pada muka (pada
kelelawar), pada punggung (pada tikus, kangguru), atau pada bagian tubuh yang
lain. Fungsi sekresi yang dihasilkannya : untuk proteksi, pengenalan jenis atau
untuk menarik birahi lawan jenisnya (Tenzer et al, 2014).
Pisces
Lapisan epidermis pisces banyak mengandung kelenjar mukus. Mukus
yang dihasilkan berfungsi untuk membasahi tubuh, untuk proteksi dan untuk
mengurangi hambatan pada waktu berenang. Derivat dari dermis kulit pada sisik
berupa sisik (Tenzer et al et al, 2014). Sisik pada ikan berfungsi untuk mencegah
absorbsi air (Triastuti, Juni 2007).
Gambar 2.2 Macam Sisik pada Ikan (Hickman et al., 2006)
Amphibia
Integumen katak berfungsi untuk melindungi diri dari keadaan luar yang tidak
menguntungkan serta untuk pernapasan dan absorbsi air. Pada epidermisnya
mengandung mukopolisakarida untuk mencegah kekeringan. Derivat epidermis
adalah kelenjar mukus dan kelenjar glandular. Mukus yang dihasilkan oleh kelenjar
mukus berfungsi untuk membersihkan kulit, meminyaki kulit, dan membasahi kulit
sehingga memungkinkan untuk melakukan pernapasan kulit. Kelenjar granular
berfungsi menggetahkan cairan bersifat asam yang berbau menusuk dan beracun
yang berfungsi untuk proteksi (Tenzer et al, 2014).
Gambar 2.2 Irisan melintang kulit dari suatu amphibian
(Sumber: Hildebrand, 1974 dalam Tenzer et al , 2014)
Reptil
Kulit reptil mempunyai epidermis dengan stratum korneum yang tebal dan
mengandung keratin untuk mencegah kekeringan. (Tenzer et al,2014). Derivat
epidermis pada reptile berupa sisik-sisik tanduk yang terbentuk akibat penebalan
dan pergeseran epidermis yang menanduk (mengalami kornifikasi). Pada kura-
kura dan penyu, kornifikasi dari epidermis membentuk sepasang perisai yang
melindungi tubuhnya. Perisai sebelah dorsal berbentuk lonjong dan konveks yang
disebut karapaks dan sebelah ventral berbentuk lonjong dan datar disebut plastron
(Tenzer et al, 2014).
Gambar 2.3 Pelat-pelat keratin (skutelum) pada kerapas dan plastron dari kura-
kura Crysemis (A) karapas ; (B) plastron. Pada karapas terdapat (l) kostal, (m)
marginal, (nu) nukhal, (p) pigal, (n) neural. Pada plasron terdapat (g) gular, (h)