Top Banner
ANATOMI FISIOLOGI GINJAL Oleh : dr. Arnita A Harahap
76

anatomi fisiologi ginjal

Feb 16, 2016

Download

Documents

Arnita Asiah

Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: anatomi fisiologi ginjal

ANATOMI FISIOLOGI GINJAL

Oleh :dr. Arnita A Harahap

Page 2: anatomi fisiologi ginjal

Sistem urinary adalah sistem organ yang memproduksi, menyimpan, dan mengalirkan urin. Pada manusia, sistem ini terdiri dari dua ginjal, dua ureter, kandung kemih, dua otot sphincter, dan uretra.

Page 3: anatomi fisiologi ginjal

BAGIAN-BAGIAN SISTEM PERKEMIHAN GINJAL/ RENAL URETER VESICA URINARIA/ KANDUNG KEMIH URETRA

Page 4: anatomi fisiologi ginjal

GINJAL

KEDUDUKAN GINJAL DI BELAKANG DARI KAVUM ABDOMINALIS DI BELAKANG PERITONEUM PADA KEDUA SISI VERTEBRA LUMBALIS III MELEKAT LANGSUNG PADA DINDING ABDOMEN

FUNGSI GINJAL- MENGELUARKAN ZAT TOKSIK/ RACUN- KESEIMBANGAN CAIRAN- KESEIMBANGAN ASAM BASA- MENGELUARKAN SISA METABOLISME

(UREUM, KREATIN DLL)

Page 5: anatomi fisiologi ginjal

1.  Makroskopis

Ginjal terletak dibagian belakang abdomen atas, dibelakang peritonium (retroperitoneal), didepan dua kosta terakhir dan tiga otot-otot besar (transversus abdominis, kuadratus lumborum dan psoas mayor) di bawah hati dan limpa.

Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3.

Page 6: anatomi fisiologi ginjal
Page 8: anatomi fisiologi ginjal

1.  Makroskopis Ginjal pada orang dewasa  berukuran panjang

11-12 cm, lebar 5-7 cm, tebal 2,3-3 cm, kira-kira sebesar kepalan tangan manusia dewasa

Berat kedua ginjal kurang dari 1% berat seluruh tubuh atau kurang lebih beratnya antara 120-150 gram

Bentuknya seperti biji kacang, dengan lekukan yang menghadap ke dalam

kiri dan kanan, ginjal kiri lebih besar dari ginjal kanan dan pada umumnya ginjal laki-laki lebih panjang dari pada ginjal wanita.

Page 9: anatomi fisiologi ginjal

1.  Makroskopis

Ginjal kanan biasanya terletak sedikit ke bawah dibandingkan  ginjal kiri untuk memberi tempat  lobus hepatis dexter yang besar

 Ginjal dipertahankan dalam posisi tersebut oleh bantalan lemak yang tebal.

Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam guncangan.

Page 10: anatomi fisiologi ginjal

1.  Makroskopis Setiap ginjal terbungkus oleh selaput

tipis yang disebut kapsula fibrosa, terdapat cortex renalis di bagian luar, yang berwarna coklat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang berwarna coklat lebih terang dibandingkan cortex. Bagian medulla berbentuk kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tadi menghadap kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis.

Page 11: anatomi fisiologi ginjal

1.  Makroskopis Hilum adalah pinggir medial ginjal

berbentuk konkaf sebagai pintu masuknya pembuluh darah, pembuluh limfe, ureter dan nervus

Pelvis renalis berbentuk corong yang menerima urin yang diproduksi ginjal.

Terbagi menjadi dua atau tiga kaliks renalis majores yang masing-masing akan bercabang menjadi dua atau tiga kaliks renalis minores

Page 12: anatomi fisiologi ginjal

1.  Makroskopis Medulla terbagi menjadi bagian segitiga

yang disebut piramid. Piramid-piramid tersebut dikelilingi oleh bagian korteks dan tersusun dari segmen-segmen tubulus dan duktus pengumpul nefron. Papila atau apeks dari tiap piramid membentuk duktus papilaris bellini yang terbentuk dari kesatuan bagian terminal dari banyak duktus pengumpul (Price,1995 : 773).

Page 13: anatomi fisiologi ginjal

RANGKUMAN

Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).

Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.

Page 14: anatomi fisiologi ginjal
Page 15: anatomi fisiologi ginjal

Ginjal dilihat dari belakang (tulang rusuk dihilangkan)

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

Page 16: anatomi fisiologi ginjal

SETIAP GINJAL TERBUNGKUS SELAPUT TIPIS (KAPSULA RENALIS) BERUPA JARINGAN FIBRUS BERWARNA UNGU TUA

LAPISAN GINJAL TERBAGI ATAS :- LAPISAN LUAR (YAITU LAPISAN KORTEKS / SUBSTANTIA KORTEKALIS)- LAPISAN DALAM (YAITU MEDULLA (SUBSTANTIA MEDULLARIS)

LAPISAN GINJAL

Page 17: anatomi fisiologi ginjal

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis.

Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran pengumpul.

Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang disebut kapsula.

Page 18: anatomi fisiologi ginjal

2. Mikroskopis Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron

yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.

Page 19: anatomi fisiologi ginjal

2. Mikroskopis Sebuah nefron terdiri dari sebuah

komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).

Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen.

Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan.

Page 20: anatomi fisiologi ginjal

2. Mikroskopis Darah dapat disaring melalui dinding

epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah.

Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal.

Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.

Page 21: anatomi fisiologi ginjal

2. Mikroskopis

Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal.

Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.

Page 22: anatomi fisiologi ginjal

2. Mikroskopis Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya

yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi.

Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis.

Page 23: anatomi fisiologi ginjal

2. Mikroskopis

Ginjal terbentuk oleh unit yang disebut nephron yang berjumlah 1-1,2 juta buah pada tiap ginjal. Nefron adalah unit fungsional ginjal.

Setiap nefron terdiri dari kapsula bowman, tumbai kapiler glomerulus, tubulus kontortus proksimal, lengkung henle dan tubulus kontortus distal, yang mengosongkan diri keduktus pengumpul. (Price, 1995)

Page 24: anatomi fisiologi ginjal

2. Mikroskopis Unit nephron dimulai dari pembuluh

darah halus / kapiler, bersifat sebagai saringan disebut Glomerulus, darah melewati glomerulus/ kapiler tersebut dan disaring sehingga terbentuk filtrat (urin yang masih encer) yang berjumlah kira-kira 170 liter per hari, kemudian dialirkan melalui pipa/saluran yang disebut Tubulus.

Page 25: anatomi fisiologi ginjal

2. Mikroskopis Urin ini dialirkan keluar ke saluran Ureter, kandung

kencing, kemudian ke luar melalui Uretra. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat

terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang.

Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan disebut urin.

Page 26: anatomi fisiologi ginjal
Page 27: anatomi fisiologi ginjal
Page 28: anatomi fisiologi ginjal

NEFRON MEMBERSIHKAN ZAT DENGAN CARA :- SEPERLIMA PLASMA DISARING MELALUI MEMBRAN GLOMERULUS & CAIRAN YANG TERBENTU MASUK KE TUBULUS GINJAL (FILTRASI)- DALAM TUBULUS, ZAT YANG MASIH BERMANFAAT AKAN DIABSORBSI KEMBALI SEPERTI AIR DAN ELEKTROLIT, DAN ZAT YANG TIDAK DIPERLUKAN TIDAK DIREABSORBSI DAN DIKELUARKAN BERSAMA URINE (REABSORBSI)- MEKANISME LAIN MELALUI PROSES SEKRESI YAITU ZAT YANG BERASAL DARI PLASMA DISEKRESIKAN MELALUI EPITEL TUBULUS KEDALAM LUMEN TUBULUS (SEKRESI)

FUNGSI LAIN GINJAL ADALAH MENGELUARKAN HORMON ERITROPOETIK (PENGHATURAN PEMBENTUKAN SEL DARAH MERAH) DAN HORMON RENIN (PENGATURAN TEKANAN DARAH DAN KESEIMBANGAN ION Na DALAM PLASMA DARAH)

Page 29: anatomi fisiologi ginjal

Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari: - tubulus penghubung - tubulus kolektivus kortikal - tubulus kolektivus medularis

Page 32: anatomi fisiologi ginjal

3.  Vaskularisasi ginjal

Arteri renalis dicabangkan dari aorta abdominalis kira-kira setinggi vertebra lumbalis II. Vena renalis menyalurkan darah kedalam vena kavainferior yang terletak disebelah kanan garis tengah

Saat arteri renalis masuk kedalam hilus, arteri tersebut bercabang menjadi arteri interlobaris yang berjalan diantara piramid selanjutnya membentuk arteri arkuata kemudian membentuk arteriola interlobularis yang tersusun paralel dalam korteks.

Arteri interlobularis ini kemudian membentuk arteriola aferen pada glomerulus (Price, 1995).

Page 33: anatomi fisiologi ginjal
Page 34: anatomi fisiologi ginjal
Page 35: anatomi fisiologi ginjal

3.  Vaskularisasi ginjal Glomeruli bersatu membentuk arteriola aferen yang

kemudian bercabang membentuk sistem portal kapiler yang mengelilingi tubulus dan disebut kapiler peritubular

Darah yang mengalir melalui sistem portal ini akan dialirkan kedalam jalinan vena selanjutnya menuju vena interlobularis, vena arkuarta, vena interlobaris, dan vena renalis untuk akhirnya mencapai vena cava inferior.

Ginjal dilalui oleh sekitar 1200 ml darah permenit suatu volume yang sama dengan 20-25% curah jantung (5000 ml/menit) lebih dari 90% darah yang masuk keginjal berada pada korteks sedangkan sisanya dialirkan ke medulla

Page 36: anatomi fisiologi ginjal

3.  Vaskularisasi ginjal Sifat khusus aliran darah ginjal adalah

otoregulasi aliran darah melalui ginjal arteiol afferen mempunyai kapasitas intrinsik yang dapat merubah resistensinya sebagai respon terhadap perubahan tekanan darah arteri dengan demikian mempertahankan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus tetap konstan ( Price, 1995).

Page 37: anatomi fisiologi ginjal

4. Persarafan Pada Ginjal

Menurut Price (1995) “Ginjal mendapat persarafan dari nervus renalis (vasomotor), saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah darah yang masuk kedalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal”.

Page 38: anatomi fisiologi ginjal

Fisiologi Ginjal

Ginjal adalah organ yang mempunyai pembuluh darah yang sangat banyak (sangat vaskuler) tugasnya memang pada dasarnya adalah “menyaring/membersihkan” darah.

Aliran darah ke ginjal adalah 1,2 liter/menit atau 1.700 liter/hari, darah tersebut disaring menjadi cairan filtrat sebanyak 120 ml/menit (170 liter/hari) ke Tubulus.

Cairan filtrat ini diproses dalam Tubulus sehingga akhirnya keluar dari ke-2 ginjal menjadi urin sebanyak 1-2 liter/hari.

Page 39: anatomi fisiologi ginjal

Fungsi Ginjal

a)  memegang peranan penting dalam pengeluaran zat2 toksis atau racun,

b)  mempertahankan  keseimbangan cairan tubuh,c)  mempertahankan keseimbangan kadar asam dan

basa dari cairan tubuhd) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein

ureum, kreatinin dan amoniak.e) Mengaktifkan vitamin D untuk memelihara kesehatan

tulang.f)  Produksi hormon yang mengontrol tekanan darah.g) Produksi Hormon Erythropoietin yang membantu

pembuatan sel darah merah

Page 40: anatomi fisiologi ginjal

Fungsi homeostasis ginjal Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion

mineral, dan komposisi air dalam darah. Ginjal mempertahankan pH plasma darah

pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urin yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH 5 atau alkalis pada pH 8.

Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus konvulasi.

Page 41: anatomi fisiologi ginjal

Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal pada kelenjar pituitari dengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon antidiuretik (vasopresin, untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali menjadi 98%.

Page 42: anatomi fisiologi ginjal

URETER

TERDIRI DARI 2 PIPA YANG MASING-MASING BERSAMBUNG DARI GINJAL KE KANDUNG KEMIH

LAPISAN DINDING URETER TERDIRI DARI :- LAPISAN LUAR (JARINGAN IKAT/ FIBROSA)- LAPISAN TENGAH (OTOT POLOS)

LAPISAN DINDING URETER TERJADI GERAKAN PERISTALTIK TIAP 5 MENIT SEKALI YANG MENDORONG URINE MELALUI URETER

Page 43: anatomi fisiologi ginjal

VESIKA URINARIA

SEBUAH KANTUNG DENGAN OTOT YANG MULUS DAN BERFUNGSI SEBAGAI PENAMPUNG AIR SENI YANG BERUBAH-UBAH JUMLAHNYA KARENA KANDUNG KEMIH DAPAT MENGEMBANG DAN MENGEMPIS

PROSES MIKSI- DISTENSI KANDUNG KEMIH ( 250 CC) REFLEK KONTRAKSI DINDING KANDUNG KEMIH RELAKSASI SPINKTER INTERNUS RELAKSASI SPINKTER EKSTERNUS PENGOSONGAN KANDUNG KEMIH- KONTRAKSI KANDUNG KEMIH DAN RELAKSASAI SPINKTER DIHANTARAKAN MELALUI SERABUT SARAF SIMPATIS- PERSARAFAN VESIKA URINARIA DIATUR TORAKOLUMBAL & KRANIAL DARI SISTEM SARAF OTONOM

Page 44: anatomi fisiologi ginjal
Page 45: anatomi fisiologi ginjal

URETRA

MERUPAKAN SALURAN SEMPIT YANG BERPANGKAL PADA KANDUNG KEMIH

BERFUNGSI MENYALURKAN AIR KEMIH KELUARDalam anatomi, uretra adalah saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh. Uretra berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual. Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran air mani.

Page 46: anatomi fisiologi ginjal

Uretra pada wanita Pada wanita, panjang uretra

sekitar 2,5 sampai 4 cm dan terletak di antara klitoris dan pembukaan vagina.

Pria memiliki uretra yang lebih panjang dari wanita. Artinya, wanita lebih berisiko terkena infeksi kantung kemih atau sistitis dan infeksi saluran kemih.

Page 47: anatomi fisiologi ginjal

Pada pria, panjang uretra sekitar 20 cm dan berakhir pada akhir penis.

Uretra pada pria dibagi menjadi 4 bagian, dinamakan sesuai dengan letaknya:

pars pra-prostatica, terletak sebelum kelenjar prostat.

pars prostatica, terletak di prostat, Terdapat pembukaan kecil, dimana terletak muara vas deferens.

pars membranosa, sekitar 1,5 cm dan di lateral terdapat kelenjar bulbouretralis.

pars spongiosa/cavernosa, sekitar 15 cm dan melintas di corpus spongiosum penis.

Uretra pada pria

Page 50: anatomi fisiologi ginjal

Tahap Pembentukan Urine :

1. Filtrasi Glomerular Pembentukan kemih dimulai dengan

filtrasi plasma pada glomerulus, seperti kapiler tubuh lainnya, kapiler glumerulus secara relatif bersifat impermiabel terhadap protein plasma yang besar dan cukup permabel terhadap air dan larutan yang lebih kecil seperti elektrolit, asam amino, glukosa, dan sisa nitrogen.

Page 51: anatomi fisiologi ginjal

Tahap Pembentukan Urine : Aliran darah ginjal (RBF = Renal

Blood Flow) adalah sekitar 25% dari curah jantung atau sekitar 1200 ml/menit.

Sekitar seperlima dari plasma atau sekitar 125 ml/menit dialirkan melalui glomerulus ke kapsula bowman.

Page 52: anatomi fisiologi ginjal

Tahap Pembentukan Urine :

Ini dikenal dengan laju filtrasi glomerulus (GFR = Glomerular Filtration Rate).

Gerakan masuk ke kapsula bowman’s disebut filtrat. Tekanan filtrasi berasal dari perbedaan tekanan yang terdapat antara kapiler glomerulus dan kapsula bowman’s, tekanan hidrostatik darah dalam kapiler glomerulus mempermudah filtrasi dan kekuatan ini dilawan oleh tekanan hidrostatik filtrat dalam kapsula bowman’s serta tekanan osmotik koloid darah.

Filtrasi glomerulus tidak hanya dipengaruhi oleh tekanan-tekanan koloid diatas namun juga oleh permeabilitas dinding kapiler.

Page 53: anatomi fisiologi ginjal

Tahap Pembentukan Urine

Page 54: anatomi fisiologi ginjal

Tahap Pembentukan Urine : 2.  Reabsorpsi

Zat-zat yang difilltrasi ginjal dibagi dalam 3 bagian yaitu : - non elektrolit- elektrolit - dan air.

Setelah filtrasi langkah kedua adalah reabsorpsi selektif zat-zat tersebut kembali lagi zat-zat yang sudah difiltrasi

Page 55: anatomi fisiologi ginjal

Tahap Pembentukan Urine : 3.  Sekresi

Sekresi tubular melibatkan transfor aktif molekul-molekul dari aliran darah melalui tubulus kedalam filtrat.

Banyak substansi yang disekresi tidak terjadi secara alamiah dalam tubuh (misalnya penisilin).

Page 56: anatomi fisiologi ginjal

Substansi yang secara alamiah terjadi dalam tubuh termasuk asam urat dan kalium serta ion-ion hidrogen.Pada tubulus distalis, transfor aktif natrium sistem carier yang juga telibat dalam sekresi hidrogen dan ion-ion kalium tubular.

Dalam hubungan ini, tiap kali carier membawa natrium keluar dari cairan tubular, cariernya bisa hidrogen atau ion kalium kedalam cairan tubular “perjalanannya kembali” jadi, untuk setiap ion natrium yang diabsorpsi, hidrogen atau kalium harus disekresi dan sebaliknya.

Page 57: anatomi fisiologi ginjal

Tahap Pembentukan Urine : Pilihan kation yang akan disekresi tergantung pada

konsentrasi cairan ekstratubular (CES) dari ion-ion ini (hidrogen dan kalium).

Pengetahuan tentang pertukaran kation dalam tubulus distalis ini membantu kita memahami beberapa hubungan yang dimiliki elektrolit dengan lainnya.

Sebagai contoh, kita dapat mengerti mengapa bloker aldosteron dapat menyebabkan hiperkalemia atau mengapa pada awalnya dapat terjadi penurunan kalium plasma ketika asidosis berat dikoreksi secara theurapeutik.

Page 58: anatomi fisiologi ginjal

58

Nephrologi Batasan: ilmu yg mempelajari fungsi dan

patofisiologi ginjal dan saluran2 penunjangnya serta penyakit2nya.

Dasar2 yg perlu:1. Anatomi & histologi2. Fisiologi & biokimia3. Patologi & laborat.

Page 59: anatomi fisiologi ginjal

59

Pendekatan klinis:1. Anamnesis2. Pemeriksaan fisik3. Laboratorium4. Pem. Penunjang:

a. radiologis: - BOF - IVP - CT Scan - MRI

b. biopsi ginjal.

Page 60: anatomi fisiologi ginjal

60

Anamnesis: 1. Keluhan utama:a.

dysuria,polyuri,polakisuri,b. edemac. nyerid. penurunan fungsi ginjale. hematuria

2. Penyakit terdahulu3. Anamnesa keluarga.

Page 61: anatomi fisiologi ginjal

61

Pemeriksaan fisik:inspeksi

palpasiperkusi

auskultasi

Page 62: anatomi fisiologi ginjal

62

Pem.laboratorium:1.urinalisis: - pH, BJ, warna

- albumin - reduksi - bilirubin/urobilin - sedimen: eri,leko,

kristal,silinder epitel.

2. Kimia darah: kreatinin plasma klirens kreatinin konsentrasi ureum plasma.

Page 63: anatomi fisiologi ginjal

63

Glomerulopathy - adalah proses inflamasi glomerulus- Terjadi akibat berbagai sebab yg

berbeda etiologi, patofisiologi ataupun patogenesanya

- Dulu dikenal dg istilah glomerulonephritis

- Peyebab utama Gagal Ginjal- Manifestasi klinis bisa tanpa gejala

sampai gejala yang berat - Terpenting:menghambat progresifitas

kerusakan

Page 64: anatomi fisiologi ginjal

64

Klasifikasi glomerulopathy1. Klasifikasi klinis2. Klasifikasi lesi histopatologi 3. Klasifikasi berdasar

etiologi&patogenesis4. Klasifikasi berdasar proses imunologi

Page 65: anatomi fisiologi ginjal

65

Klasifikasi klinis:1. Kelainan urine tanpa keluhan2. Sindroma nefrotik3. Sindroma nefritik akut4. Sindroma nefritik kronik5. Sindroma RPGN (Rapid Progressive

Glomerulonephritis)

Page 66: anatomi fisiologi ginjal

66

Klasifikasi lesi histopatologisa. Lesi minimalb. Lesi glomerulosklerosis fokal segmentalc. Lesi mesangioproliferatif (IgM)d. Lesi mesangioproliferatif (IgA)

(penyakit Berger)e. Lesi proliferatif akutf. Lesi membranoproliferatifg. Lesi membranosah. Lesi bulan sabit (crescentic)i. Lesi glomerulosklerosis.

Page 67: anatomi fisiologi ginjal

67

Klasif. Etiologi& patogenesaa. Kelainan imunologib. Kelainan metabolik:

- nefropati diabettik- nefropati as. Urat- amiloidosis primer/sekunder

c. Kelainan vaskulerd. Disseminated Intravascular

Coagulopathy (DIC)e. Kel. Herediter: sindr.Alport, peny.Fabryf. Patogenesis tak diketahui: lipoid nefrosis

Page 68: anatomi fisiologi ginjal

68

Klasif. imunologia. peny. Kompleks immun:

1. Circulating immune complex:Nephropathy BergerHenoch-Schonlein PurpuraNefritis Lohlein

(endokar.bakteri)2. Pembentukan komplek imun insitu:

Glom. Post Streptococcus infection

Glom. Membranosa b. peny.AGBM: sindroma Goodpasteur.

Page 69: anatomi fisiologi ginjal

69

Sindroma nefrotikBatasan: sindroma klinik ok.berbagai

penyakit yg ditandai dg meningkatnya perm.membran basal glomerulus thd protein dg.G/ utama proteinuri > 3,5 gram/24 jam.

Patofisiologi:- meningkatnya perm.GBM proteinuri- Bila loss albumin>

produksihipoalbuminemi- Hipoalbumin edema anasarka- Hiperlipidemia : patogenesanya belum

jelas- Ggn. Metab.lemaklipiduria: oval Fat

Bodies

Page 70: anatomi fisiologi ginjal

70

Etiologi:1. Glomerulopati primer2. Glomerulopati sekunder:

a. infeksi: sifilis, malaria, TBC, tifus,virusb. nefrotoksin: diuretik merkuri, bismuth, preparat emasc. allergen: sengatan lebah, gigitan ular, tepung sari.d. peny.kolagen: SLE, PAN,dermatomiositis, peny.Goodpastur, giant cell arteritis.e. peny.lain: Hodgkin, mieloma, leukemi, DM, feokromositoma, miksedema, gagal jantung kongestif, SBE, perikarditis konstriktif, amiloidosis, trombosis vena renalis, obstruksi vena cava inferior.

Page 71: anatomi fisiologi ginjal

71

Gejala klinis:- kencing berbuih- Sembab tungkai yg progresif s/d

anasarka- Sesak nafas (bila ada cairan pleura)- Sebah dan perut buncit (bila ada asites)

Page 72: anatomi fisiologi ginjal

72

Pemeriksaan & diagnosis1.urinalisis: - proteinuri +3+4, lipiduria

- torak eritrosit: khas utk SN prim -glukosuri: bila ok DM.

2.ekskresi protein 24 jam (Esbach)3.kadar albumin serum4. Elektroforesa protein serum & protein urin5.kadar lipid plasma6.tes imunologi7.pem.radiologi: BOF, IVP, foto thorax8. Biopsi ginjal.

Page 73: anatomi fisiologi ginjal

73

Diagnosis banding:Penyakit dg edema dan hipoalbuminemi

lain:1. Penyakit hati kronis2. Malnutrisi3. Gagal jantung

Page 74: anatomi fisiologi ginjal

74

Penatalaksanaan 1. Diet TKTP rendah garam.2. Obat: a. diuretik

b. antiagregasi platelet: dipiridamolc. infus albumind. kortikosteroid:prednison 2mg/kg/hr 4 minggu lalu tapering ofe. imunosupresif: siklofosfamid 2 mg/ kg/hr atau klorambusil 0,2 mg/kg/hr selama 8 minggu.

3. Koreksi penyakit primernya

Page 75: anatomi fisiologi ginjal

75

Komplikasi:1. Kelainan kardiovaskuler

(atherosclerosis)2. Shock hipovolemi3. Mudah terserang infeksi4. Gagal ginjal kronik.

Page 76: anatomi fisiologi ginjal

Terima kasih ….