ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET “ DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Disusun oleh EDY MULYONO C0202024 FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET” DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA
83
Embed
ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN …...Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis mendapatkan pengalaman kerja. 12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
i
ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET “
DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Indonesia
Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Disusun oleh EDY MULYONO
C0202024
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2010
ANALISIS WACANA
PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET” DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA
ii
Disusun oleh
EDY MULYONO C0202024
Telah disetujui oleh pembimbing
Pembimbing
Prof. Dr. H. D. Edi Subroto NIP 19440927197081001
Mengetahui Ketua Jurusan Sastra Indonesia
Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag. NIP 196206101989031001
ANALISIS WACANA PADA TAYANGAN “INFOTAINMENT SILET” DI RAJAWALI CITRA TELEVISI INDONESIA
iii
Disusun oleh
EDY MULYONO C0202024
Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Pada Tanggal
Jabatan
Nama Tanda Tangan
Ketua Dra. Chattri. S. Widyastuti, M.Hum
NIP 196412311994032005
......................
Sekretaris Miftah Nugroho, S.S
NIP 197707252005011002
......................
Penguji I
Prof. Dr. H. D. Edi Subroto
NIP 19440927197081001
......................
Penguji II Drs. F.X. Sawardi, M.Hum
NIP 19610526199031003
......................
Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Universitas Sebelas Maret
Drs. Soedarno, M.A. NIP 131472202
PERNYATAAN
Nama : Edy Mulyono
iv
NIM : C0202024
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul Analisis Wacana pada
Tayangan “Infotainment Silet” di Rajawali Citra Televisi Indonesia adalah betul-
betul karya sendiri, bukan plagiat, dan tidak dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang
bukan karya saya, dalam skripsi ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan
dalam daftar pustaka.
Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia
menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar yang diperoleh dari
skripsi tersebut.
Surakarta, 19 Januari 2010 Yang membuat pernyataan, Edy Mulyono
MOTTO
v
Hidup memang tidak bisa memilih,
tapi kita harus bisa menjalani apa yang diberikan oleh hidup,
menjadikanya sebuah alasan untuk berjuang.
Seribu kali pun kita berbuat baik, orang tetap mencari keburukan kita.
Maka kita balas dendam: meskipun seseorang berbuat buruk seribu kali,
kita tetap bersemangat untuk menemukan kebaikannya.
(Emha Ainun Nadjib)
PERSEMBAHAN
vi
Ayah (Ranto Wiyatmo)
Bunda (Karyani)
Kakakku (Isdwi Handayani)
Keponakan kecilku (Istika Indah, Keysa)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji syukur hanya kepada Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga dapat
vii
menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Wacana Pada Tayangan “Infotainment
Sile” di Rajawali Citra Televisi Indonesia
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari semua
pihak. Penulis dengan setulus hati mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak
yang telah membantu dalam penyusunan karya ini. Dalam kesempatan ini dengan
setulus hati mengucapkan terima kasih kepada:
1 Drs. Soedarno, M.A., selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, yang
telah memberikan kesempatan untuk menyusun skripsi.
2 Drs. Ahmad Taufiq, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Sastra Indonesia FSSR
UNS sekaligus Pembimbing Akademik, yang telah memberikan
kepercayaan dan kemudahan selama penyusunan skripsi.
3 Prof. Dr. H. D. Edi Subroto, selaku Pembimbing Skripsi yang telah
memberikan bimbingan dan saran dengan sabar dalam penulisan skripsi
ini, serta memberi motivasi dan nasihat kepada penulis.
4 Segenap dosen Jurusan Sastra Indonesia FSSR UNS yang telah
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
5 Staf Perpustakaan UNS dan Perpustakaan FSSR yang telah memberikan
kelonggaran kepada penulis untuk membaca dan meminjam buku-buku
referensi yang diperlukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6 Danang dan Anung yang telah memberikan waktu untuk sekedar diskusi
ilmu bahasa dengan penulis
7 Kawan-kawan di persewaan komputer “UNIX” ( Rahmanto, Amir, Toni,
dan Danang), kawan-kawan Sastra Indonesia angkatan 2002 kalian
keluarga kedua buatku.
viii
8 Komunitas Musik dan Film FSSR sebuah kenangan tak terlupa
9 Kawan-kawan Prodi Tv Isi Surakarta, Galsari Film Production,
Komunitas Movie Maker Solo, Karimanen Production, Maton
Production, Wong Film, yang telah memberikan kesempatan penulis
mendapatkan pengalaman dalam dunia film
10 Gang Oncom (Wira, Risti), Anak-anak Ponti da Jogja (Fadil, Reza,
Wendi, Yosvi, Heru, Andi), Gang Gong (Ardi, Putra, Anang, Diki), Gang
Konde (Lingga, May, Ardi, Alin, Depi’) makasih telah menemaniku
menjadi kelelawar.
11 Kawan-kawan Be-One Indo Marcom, Idee Production, Red House
Comunity, Quen Vanila, yang telah memberikan kesempatan penulis
mendapatkan pengalaman kerja.
12 Semua pihak yang telah membantu selama penyusunan skripsi yang tidak
mungkin disebutkan satu persatu oleh penulis dalam kesempatan ini.
Surakarta, 19 Januari 2010
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM .......................................................................................... .. ....... i
ix
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................... .. ...... ii
PENGESAHAN PENGUJI SKRIPSI .............................................................. .. ...... iii
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... .. ...... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... .. ...... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... .. ...... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... .. ...... ix
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... .. ...... xiii
DAFTAR SINGKATAN..................................................................................... ....xiii
ABSTRAK ....................................................................................................... .. ...... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah ....................................................................... ..... 1
B Pembatasan Masalah ............................................................................. ..... 4
C Perumusan Masalah .............................................................................. ..... 5
D Tujuan Penelitian .................................................................................. ...... 5
E Manfaat Penelitian ................................................................................ ...... 5
F Sistematika Penulisan ........................................................................... ...... 6
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
A Landasan Teori ..................................................................................... ...... 8
( ) : Opsional atau sekadar pelengkap dan nomor urut data.
…… : Ada bagian kalimat yang dihilangkan.
ABSTRAK
2010. Edy Mulyono. C 0202024. Analisis Wacana pada Tayangan Infotainment Silet di Rajawali Citra Televisi Indonesia. Skripsi: Jurusan Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimana karakteristik retorika yang digunakan pada program infotainment silet di RCTI.? (2) Aspek kohesi gramatikal apa saja yang dimanfaatkan untuk membangun keterpaduan wacana pada tayangan infotainment silet di RCTI? (3) Aspek kohesi leksikal apa saja
xv
yang dimanfaatkan untuk membangun keterpaduan wacana pada tayangan infotainment silet di RCTI? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah; (1) Mendeskripsikan karakteristik retorika yang digunakan pada program infotainment silet di RCTI.? (2) Mendeskripsikan aspek kohesi gramatikal yang membangun keterpaduan wacana pada tayangan Infotainment Silet di RCTI; (3) Mendeskripsikan aspek kohesi leksikal yang membangun keterpaduan wacana pada tayangan Infotainment Silet di RCTI.
Metode yang akan digunakan untuk menganalisis keterpaduan wacana dalam program acara Infotainment Silet adalah metode distribusional.dengan teknik oposisi, teknik penggantian atau substitusi, dan teknik pelesapan atau delisi
Dari analisis dapat disimpulkan beberapa hal; (1) Retorika siaran Infotainment Silet terbagi atas tiga bagian, bagian pembuka disebut Opening Host Program (OHP); bagian isi setiap segmen informasi terbagi atas tiga bagian (Opening Hosh Segmen, isi, Closing Host Segmen); bagian penutup (Closing Host Program) (2) Aspek-aspek kohesi gramatikal yang dimanfaatkan untuk membangun keterpaduan wacana pada tayangan infotainment silet di RCTI sebagai peranti pendukung kepaduan wacana adalah Pengacuan (referensi) dengan pengacuan pronomina III; Penyulihan (substitusi) meliputi substitusi nomina, substitusi frasal, substitusi klausal, substitusi dengan penyebutan ulang secara definit; Pelesapan (elipsis) meliputi pelesapan berupa kata, pelesapan frasa, dan pelesepan klausa; Perangkaian (konjungsi) meliputi konjungsi sebab-akibat, konjungsi pertentangan, konjungsi konsesif, konjungsi harapan (optatif), konjungsi syarat, konjungsi ketidakserasian, konjungsi cara, konjungsi misalan/contoh, konjungsi tegasan, konjungsi jelasan, konjungsi tujuan, konjungsi keragu-raguan (3) Aspek-aspek kohesi leksikal yang dimanfaatkan untuk membangun keterpaduan wacana pada tayangan infotainment silet sebagai peranti pendukung kepaduan wacana adalah sebagai berikut; Kohesi leksikal yang berupa repetisi (pengulangan), yang dapat dibedakan atas, repetisi epizeuksis, repetsisi anafora, dan repetisi mesodiplosis; Sinonimi yang dapat ditemukan antara lain sinonimi kata dengan kata, sinonimi kata dengan frasa atau sebaliknya, dan sinonimi frasa dengan frasa; Antonimi atau lawan kata yang ditemukan dalam tayangan infotainment silet, antara lain yaitu oposisi mutlak dan oposisi kutub, dan oposisi hubungan; Kolokasi atau sanding kata; Hiponimi atau hubungan atas-bawah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemakaian bahasa dalam masyarakat meliputi berbagai bidang kehidupan,
salah satunya dapat ditemukan dalam media elektronika televisi. Televisi sebagai
salah satu alat komunikasi mempunyai sistem penyiaran gambar yang obyeknya
xvi
bergerak dan disertai audio yang digunakan untuk menyiarkan pertunjukkan, berita,
informasi, hiburan dan sebagainya.
Onong Uchjana Efendi (1993:34) mengungkapkan bahwa televisi merupakan
salah satu media komunikasi audio visual yang tidak pernah terlepas dari kebutuhan
manusia. Sekarang ini televisi bukan lagi menjadi barang yang mewah, melainkan
sudah menjadi kebutuhan yang primer. Manusia selalu membutuhkan, karena
mengingat begitu pentingnya televisi dalam kehidupan manusia. Televisi digunakan
sebagai hiburan dalam keluarga setelah melaksanakan aktivitas seharian.
Perkembangan pertelevisian di Indonesia sangat pesat, televisi-televisi swasta
bermunculan melengkapi dan memperkaya TV yang sudah ada. Tercatat lebih dari
17 TV yang ada di Indonesia adalah TVRI, RCTI, SCTV, TPI, AN-TV, Indosiar,
Trans-TV, Lativi, TV-7, TV Global, dan Metro TV ditambah TV-TV lokal seperti
Bandung TV, STV, Padjadjaran TV, TATV Solo, Jogja TV dan sebagainya.
Fenomena ini tentu saja menggembirakan karena idealnya masyarakat Indonesia
memiliki banyak alternatif dalam memilih suguhan program acara televisi.
Program acara televisi di Indonesia pada umumnya diproduksi oleh stasiun
televisi yang bersangkutan. Stasiun televisi dapat memilih program menarik dan
memiliki nilai jual kepada pemasang iklan, perusahaan produksi acara televisi dapat
meraih keuntungan dari produksinya. Namun realitasnya, yang terjadi adalah stasiun-
stasiun TV di Indonesia terjebak pada selera pasar karena tema acara yang disajikan
hampir semua saluran TV tidak lagi beragam tetapi seragam. Hal ini terjadi hampir
pada seluruh format acara TV baik itu berita kriminal dan bedah kasus, tayangan
misteri, dangdut, sinetron, telenovela, serial drama Asia, infotainment, dan lain-lain.
1
xvii
Infotainment merupakan salah satu program televisi yang menjadi salah satu
sajian wajib televisi Indonesia. Program acara infotainment adalah program acara
televisi yang menggabungkan antara berita atau informasi dan hiburan. Program
acara infotainment mengemas berita dengan penyampaian bahasa yang satai karena
sifatnya lebih digunakan sebagai hiburan saja.
Terdapat banyak program acara televisi swasta yang bertajuk infotainment
setiap hari (Expose, Insert, Kroscek, SMS, Cek dan Ricek, Showbiz On Location,
Kiss, Bibir Plus, Portal, Was Was, Betis, Silet, dan sebagainya). Infotainment pada
saat ini mencoba bermain dengan kata-kata yang bersifat sastra dalam penyajiannya,
terkadang bahasa yang digunakan dibuat sedemikian dramatis dan manis.
Silet merupakan salah satu program infotainment yang mempunyai gaya
bahasa yang khas. Silet merupakan program infotainment yang disiarkan oleh RCTI
setiap hari pada pukul 11.00 sampai 12.00 WIB. Silet adalah program infotainment
yang diproduksi oleh production house yang bernama Indigo Production.
Pengambilan nama Silet menurut Indigo Production mempunyai makna metaforis
bahwa infotainment silet mampu membahas dunia selebritis setajam pisau silet.
Dengan reputasinya, Silet selalu berhasil membuat selebritis angkat bicara tentang
persoalan yang tengah mereka hadapi, bahkan tidak jarang sampai menguraikan air
mata.
Program acara infotainment silet sangat diminati oleh masyarakat dibanding
dengan program acara sejenis, terbukti dengan didapatkannya rating tertinggi dalam
penganugrahan Panasonic Award. Dilihat dari segi retorika yang digunakan,
program acara Infotainment Silet berbeda dengan acara sejenis, terutama dilihat dari
bagian pembukaan (Opening) dan penutupan (Clossing).
xviii
Infotainment silet merupakan salah satu program siaran berita, walaupun
kemasannya lebih santai dan juga berita yang disampaikan kebanyakan seputar dunia
selebriti. Siaran infotainment termasuk salah satu bentuk retorika, yakni pembaca
berita dalam infotainment menyiarkan informasi-informasi yang diperlukan oleh
masyarakat. Setiap program infotainment mempunyai karakter berbeda dalam
retorikanya, begitu pula dalam program infotainment silet.. Secara garis besar,
retorika siaran infotainment silet terdiri atas bagian pembuka, bagian isi, dan bagian
penutup. Ciri pembeda retorika dalam infotainment silet dibanding dengan
infotainment yang lain adalah tuturan dalam bagian pembuka (Opening Host
Program) dan bagian penutup acara (Closing Host Program) serta gambaran bumper
yang ditayangkan.
Wacana dalam program acara infotainment silet termasuk dalam ragam lisan
yang berupa wacana bersifat monolog. Wacana tersebut merupakan wacana
komunikasi satu arah yang dilakukan seorang pembawa acara ataupun pembaca
berita dengan tanpa audience nyata. Audience yang ada merupakan audience
bayangan atau imagined audience, yaitu para pemirsa yang mengikuti siaran
program infotainment melalui sarana siaran televisi. Dengan bentuk kegiatan
semacam ini jelas tidak terjadi komunikasi kebahasaan antara pembawa acara
ataupun pembaca berita dengan pemirsanya. Wacana monolog semacam ini yang
membuat menarik untuk diteliti, karena para audience akan menyerap dan menerka
wacana yang disampaikan satu sama lain akan berbeda.
Kalimat-kalimat yang membangun wacana dalam program acara infotainment
silet di setiap segmen berita memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya.
Keterkaitan itu membawa konsekuensi terjadinya hubungan bentuk dan makna antar
xix
tuturan pada tiap segmen berita. Hal itu antara lain karena ada tuturan yang
dikembangkan dan dijelaskan tuturan lainnya secara kohesif dan koheren. “Pola dan
sifat kohesif berkaitan dengan bentuk secara struktural, sedangkan pola koheren
berkaitan dengan hubungan isi atau makna secara semantis” (Mulyana, 2005: 128).
Keterkaitan kalimat pada setiap segmen program infotainment silet
membentuk satu wacana yang utuh. Setiap segmen berita berupa paparan panjang
dalam bentuk lisan dengan bahasa tak resmi. Bentuk paparan secara lisan terkadang
sulit untuk membentuk satu wacana yang padu, tapi dalam infotainment silet, setiap
paparan dikembangkan dan dijelaskan secara padu pada tiap segmennya.
Berdasarkan uraian di atas penulis memberi judul penelitian ini, sesuai
dengan objek dan bahan penelitian yaitu Analisi Wacana Pada Tayangan
Infotainment Silet di Rajawali Citra Televisi Indonesia.
B. Pembatasan Masalah
Penelitian ini berusaha mengkaji masalah karateristik retorika serta aspek-
aspek yang membangun keterpaduan wacana pada program acara infotainment silet
di RCTI yang meliputi aspek kohesi leksikal dan gramatikal.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang dan pembatasan masalah di atas,
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
xx
1. Bagaimanakah karakteristik retorika yang digunakan pada program infotainment
silet di RCTI.?
2. Aspek kohesi gramatikal apa saja yang dimanfaatkan untuk membangun
keutuhan wacana pada program acara infotainment Silet di RCTI?
3. Aspek kohesi leksikal apa saja yang dimanfaatkan untuk membangun keutuhan
wacana pada program acara infotainment Silet di RCTI?
D. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini meliputi dua
hal sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan karakteristik retorika yang digunakan dalam infotainment silet
di RCTI.
2. Mendeskripsikan dan menjelaskan aspek kohesi gramatikal apa saja yang
dimanfaatkan untuk membangun keutuhan wacana tuturan pada program acara
infotainment silet di RCTI.
3. Mendeskripsikan dan menjelaskan aspek kohesi leksikal apa saja yang
dimanfaatkan untuk membangun keutuhan wacana tuturan pada program acara
infotainment silet di RCTI.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan
praktis. Di bawah ini akan diuraikan setiap manfaat yang dimaksud sebagai berikut.
xxi
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis merupakan manfaat yang berkenaan dengan pengembangan
ilmu, dan dalam hal ini ilmu linguistik atau kebahasaan. Hasil penelitian ini
diharapkan berguna dalam pengembangan ilmu bahasa, terutama di bidang wacana.
Hasil penelitian ini akan memperkuat suatu anggapan bahwa keterpaduan wacana
merupakan unsur penting dari keterbacaan wacana. Selain itu, dapat memperkaya
perkembangan ilmu dan pengetahuan mengenai model analisis wacana atas salah
satu bentuk wacana yang terdapat dalam media jurnalistik audio visual khususnya
program infotainment.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktisnya adalah hasil penelitian ini dapat memberikan konstribusi
pemahaman wacana secara utuh, terutama memahami makna berita audio – visual
pada program acara infotainment silet di RCTI. Selain itu, penelitian ini dapat
digunakan sebagai referensi atau rujukan untuk penelitian sejenis selanjutnya.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan diperlukan untuk mempermudah penguraian masalah
dalam suatu penelitian, karena cara kerja penelitian lebih terarah, runtut, dan jelas.
Penulisan yang sistematis banyak membantu pembaca dalam memahami hasil
penelitian. Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini tersusun atas lima bab.
Kelima bab itu adalah sebagai berikut.
Bab I pendahuluan. Bab ini menguraikan secara terperinci latar belakang
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika penulisan.
xxii
Bab II landasan teori dan kerangka pikir. Bab ini berisi teori-teori yang secara
langsung berhubungan dengan masalah yang hendak diteliti dan dikaji sebagai
landasan atau acuan dalam penelitian ini. Dalam bab ini juga dijelaskan kerangka
pikir yang digunakan untuk mengkaji dan memahami masalah yang sedang yang
diteliti.
Bab III metode penelitian. Bab ini menguraikan jenis penelitian, data dan
sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan teknik penyajian
hasil analisis data.
Bab IV analisis data. Bab ini berisi analisis terhadap data-data yang menjadi
objek penelitian. Analisis data ini berupa telaah karakteristik retorika dalam
infotainment silet serta telaah kohesi gramatikal dan kohesi leksikal wacana pada
program acara infotainment silet yang tayang di televisi RCTI. Di sini diuraikan
tentang karakteristik retorika pada tayangan program infotainment silet yang meliputi
tuturan pembukaan (opening), tuturan isi, tuturan penutup (closing). Mekanisme alat
kohesi gramatikal yang meliputi pengacuan (reference), substitusi/penyulihan
(substitution), pelesapan (elipsis), serta perangkai (konjungsi) dan alat kohesi
leksikal yang berupa pengulangan (repetition), sinonimi (padan kata), antonimi
(5) analisis kohesi leksikal dan (6) menyimpulkan hasil analisis data.
C. Data dan Sumber Data
Data sebagai bahan penelitian bukanlah bahan mentah atau calon data,
melainkan bahan jadi yang siap untuk dianalisis (Sudaryanto, 1990:3). Data tersebut
tidak muncul dari suatu ketiadaan, tetapi ada sumbernya atau ada asalnya. Asal data
disebut sumber data (Sudaryanto, 1990:33). Sumber data penelitian bahasa dapat
dibagi menjadi dua, yaitu sumber data lisan dan sumber data tertulis (D. Edi Subroto,
1992:33). Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siaran infotainment silet
yang ditayangkan pada bulan november sampai Desember 2008.
Data dalam penelitian adalah data lisan dari media audio-visual pada acara
infotainment silet berupa tuturan monolog kemudian ditranskrip menjadi bentuk
tulisan. Data kajian yang dikumpulkan untuk penelitian ini berasal dari empat buah
29
xliv
siaran Infotainment Silet, yang ditayangkan pada bulan November sampai Desember
2008.
D. Teknik Penyediaan Data
Data adalah hal yang sangat penting dalam proses penelitian. Menurut
Sudaryanto (1992:11) kualitas data sangat ditentukan oleh alat pengambil datanya.
Metode agar bermanfaat (untuk mewujudkan tujuan kegiatan ilmiah linguistik)
haruslah digunakan dalam pelaksanaan yang konkret. Untuk itu, metode sebagai cara
kerja haruslah dijabarkan sesuai dengan alat beserta sifat alat yang dipakai yang di
sebut “teknik” (Sudaryanto, 1992: 26).
Penyediaan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode simak.
Metode tersebut dilaksanakan dengan menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto,
1988: 2). Metode simak mempunyai teknik dasar yang berwujud teknik sadap.
Dalam praktiknya, teknik sadap diikuti teknik lanjutan berupa teknik simak bebas
libat cakap (selanjutnya disingkat SBLC). Dalam teknik SBLC, peneliti hanya
berperan sebagai penyimak penggunaan bahasa tanpa ikut berpartisipasi di dalamnya
(Sudaryanto, 1988: 3). Selanjutnya, teknik SBLC diikuti teknik lanjutan sesuai
dengan jenis data yang ada.
Teknik lanjutan yang dipakai dalam penyediaan data adalah teknik rekam.
Sesuai dengan namanya, teknik ini dilakukan dengan dengan cara merekam
pemakaian bahasa lisan yang bersifat spontan dengan menggunakan alat bantu yang
berupa tape recorder (Edi Subroto, 1992:36). Dalam hal ini dilakukan perekaman
terhadap tayangan program acara Infotainment Silet di RCTI dengan alat bantu tape
recorder dengan kaset rekaman yang berdurasi enam puluh menit.
xlv
Setelah data dikumpulkan melalui teknik rekam dan teknik bebas libat cakap,
kemudian dilakukan transkripsi data hasil rekaman dari tape recorder ke dalam kartu
data (tercatat dan tersimpan di dalam disket komputer).
Berdasarkan hasil pengumpulan data dengan teknik (a) mengumpulkan dan
merekam, (b) memilih, serta (c) menata atau mengklasifikasi di atas diperoleh data
dalam bentuk paragraf secara keseluruhan berjumlah 148 data. Secara berurutan
data-data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Data 1 – 29 bersumber dari tayangan acara Infotainment Silet pada episode yang
mengulas tentang Tragedi di Jakarta, TDJ/12/Nov/2008
b. Data 30 – 62 bersumber dari tayangan acara Infotainment Silet pada episode yang
mengulas tentang Sakit Yang Dideritan Artis Gugun Gondrong,
SYDAG/23/Nov/2008
c. Data 63 – 106 bersumber dari tayangan acara Infotainment Silet pada episode
yang mengulas tentang Hari Ibu, HI/22/Des/2008
d. Data 107 – (148) bersumber dari tayangan acara Infotainment Silet pada episode
yang mengulas tentang Menyambut Tahun Baru 2009, MTB/31/Des/2008
Teknik penomoran data berupa nomor data, tema program acara, tanggal
penayangan, bulan penayangan, dan tahun penayangan. Contoh penomoran dan
pentranskripsian data adalah sebagai berikut:
Perjalanan hari ini dipahami Luna sebagai masa lalu yang tidak mudah dikejar. Populeritasnya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat kesibukan yang kelewat ketat, membuat Luna Maya terlewat menyadari bahwa ibunya hanya seorang diri dirumah hanya ditemani Duli sang kakak, bahkan membuatnya merindukan wanita yang disayanginya tersebut.. (76/HI/22/Des/2008)
Keterangan : 76 : nomor data
HI : Hari Ibu (tema program acara)
xlvi
22 : tanggal penayangan acara
Des : bulan Des (bulan penayangan acara)
2008 : tahun 2006 (tahun penayangan acara)
D. Metode Analisis Data
Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi,
mengelompokkan data ( Mahsun, 2005: 229). Dalam rangka pengklasifikasian dan
pengelompokkan data tentu harus didasarkan pada apa yang menjadi tujuan
penelitian. Tujuan penelitian itu sendiri adalah memecahkan yang menjadi fokus
penelitian.
Metode yang akan digunakan untuk menganalisis keterpaduan wacana dalam
program acara Infotainment Silet adalah metode distribusional. Metode distribusional
merupakan metode yang menganalisis satuan lingual tertentu berdasarkan perilaku
atau tingkah laku kebahasaan satuan itu dalam hubungannya dengan satuan lain.
Metode itu terurai atas teknik; (1) urai unsur terkecil; (2) urai unsur langsung; (3)
penyisipan atau interupsi; (8) pembalikan urutan (permutasi); (9) parafrasis (Edi
Subroto, 1992:64). Metode distribusional yang digunakan dalam penelitian ini hanya
beberapa saja untuk menganalisis tuturan siaran Infotainment Silet di RCTI. Metode
distibusional yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik oposisi, teknik
penggantian atau substitusi, dan teknik pelesapan atau delisi
Teknik oposisi ada dua yaitu teknik oposisi pasangan minimal dan teknik
oposisi dua-dua. Teknik oposisi pasangan minimal terutama dipakai untuk
menentukan fonem-fonem suatu bahasa (segmental atau suprasegmental). Pasangan
itu berupa kata tunggal atau akar dengan bunyi teranalisis berada dalam lingkungan
xlvii
sama atau hampir sama. Teknik oposisi dua-dua terwujud dalam mengoposisikan dua
kontruksi morfologis atau kategori morfologis untuk dapat menentukan perbedaan
kategorinya (Edi Subroto, 1992:84).
Teknik penggantian atau substitusi terwujud dalam kemungkinannya
menggantikan satuan lingual atau unsur tertentu dari kontruksi morfologis atau
fraseologis tertentu oleh satuan lingual lain. Satuan lingual atau unsur yang saling
menggantikan itu termasuk dalam klas struktural yang sama (Edi Subroto, 1992:84).
Teknik pelesapan atau delisi berkemungkinan dipakai untuk mengetahui
unsur atau satuan lingual yang bagaimana dihilangkan atau dilesapkan dan akibat-
akibat struktural apa yang timbul dari pelesapan itu (Edi Subroto, 1992:84).
BAB IV
HASIL ANALISIS DATA
Hasil penelitian atau analisis data merupakan tahap yang penting dalam
sebuah penelitian. Dalam tahap ini penulis menangani secara langsung masalah-
masalah yang terkandung dalam data untuk menemukan jawaban-jawaban yang
berhubungan dengan masalah penelitian. Seperti telah disebutkan di awal bab I,
bahwa bahasan utama dalam penelitian ini adalah karakteristik serta aspek yang
membangun keterpaduan wacana infotainment silet di RCTI
A. Analisis Karakteristik Retorika Infotainment Silet di RCTI
Infotainment silet merupakan salah satu program siaran berita, walaupun
kemasannya lebih santai dan juga berita yang disampaikan kebanyakan seputar dunia
selebriti. Siaran infotainment termasuk salah satu bentuk retorika, yakni pembaca
xlviii
berita dalam infotainment menyiarkan informasi-informasi yang diperlukan oleh
masyarakat.
Infotainment silet adalah salah satu program berita yang menggunakan bahasa
Indonesia dengan tuturan kalimat tidak resmi. Infotainment silet merupakan program
infotainment yang disiarkan oleh RCTI setiap hari pada pukul 11.00 sampai 12.00
WIB. Infotainment silet adalah program televisi yang diproduksi oleh production
house yang bernama Indigo Production. Pengambilan nama silet menurut Indigo
Production mempunyai makna metaforis bahwa infotainment silet mampu
membahas dunia selebritis setajam pisau silet.
Secara garis besar, retorika infotainment silet terdiri atas tiga bagian, yakni
bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup. Bagian pembuka dari seluruh berita
disebut Opening House Program (OHP), bagian isi terdapat 6 segmen berita (tiap
segmen juga ada pembuka dan penutup), dan bagian penutup dari seluruh berita
disebut Closing Host Program (CHP). Pada setiap segmen, baik itu dalam OPH, isi
pada setiap segmen dan CHP diawali dan diakhiri dengan bumper
1. Pembuka (Opening House Program)
Pembuka (Opening House Program) adalah adegan yang dirancang
khusus untuk membuka acara dalam suatu program acara. Pembukaan dalam
program Infotainment silet dimulai dengan adanya bumper yang berisi tentang
gambar dengan audio yang menyentak dan ada beberapa muncul secara
bergantian teks (perceraian, silet, kasus selebriti, fenomena, tragedi, selebriti).
Bumper dalam infotainment silet dimaksudkan sebagi salah satu segmen
pembuka. Bumper berupa audio visual digambarkan adanya silet yang merobek
sebuah berita dalam sebuah media cetak, bersamaan dengan munculya teks
34
xlix
(perceraian, kasus, selebriti, fenomena, tragedi, selebriti) secara bergandian.
Hal tersebut dimaksudkan bahwa infotainment silet akan menguak secara tajam
tentang kasus dalam dunia selebriti serta semua kejadian yang diberitakan
secara mendalam dan tuntas. Simbol pisau silet yang tajam secara metafora
mengibaratkan suatu berita akan dikupas secara tajam dan mendalam setajam
pisau silet yang bisa merobek sebuah kertas. Setelah bumper selesai, muncul
narasi yang menggambarkan tentang isi dalam program infotainment silet yang
akan tayang dan dilanjutkan pembukaan dari seorang Host sebagai pemandu.
Berikut tuturan host (pembawa acara) sebagai salam pembukan dalam
program infotainment silet.
(01) Selamat siang pemirsa, Saya Fenni Rose akan hadir kehadapan anda selama satu jam kedepan untuk menguak kisah dan kasus para selebriti serta mengangkat hal-hal yang dianggap tabu menjadi layak dan patut diperbincangkan. Semuanya akan dikupas secara tajam setajam silet (4/TDJ/12/Nov/2008)
Tuturan sapaan pada data (01) ditandai dengan tuturan Selamat siang
pemirsa, tuturan tersebut dimaksudkan pembawa acara menyapa audience yang
sedang melihat siaran infotainment silet pada waktu siang saat acara itu
ditayangkan.
Tuturan selanjutnya adalah Saya Fenni Rose akan hadir kehadapan
anda selama satu jam kedepan untuk menguak kisah dan kasus para selebriti
serta mengangkat hal-hal yang dianggap tabu menjadi layak dan patut
diperbincangkan dimaksudkan bahwa pembawa acara tersebut bernama Fenni
Rose yang akan membawakan acara infotainment silet selama satu jam. Selain
itu, juga diberitakan bahwa infotainment silet akan membahas berita tentang
dunia selebriti serta akan mengulas gosip yang sebenarnya tidak patut
l
dibicarakan, tetapi silet akan memberikan berita yang sebenarnya sehingga hal-
hal yang berbau gosip itu dapat diluruskan atau dicari kebenarannya.
Kalimat berita Semuanya akan dikupas secara tajam setajam silet
dimaksudkan bahwa infotaiment silet akan membahas beritanya secara jelas
dan lengkap dan dimaksudkan agar para pemirsa tertarik untuk melihat
infotainment silet.
2. Isi Program Infotainment Silet
Isi dalam program berita dimaksudkan bahwa itu adalah sesuatu inti yang
akan diberitakan. Dalam infotainment silet, isi dalam infotainment silet terbagi
atas 6 segmen berita. Setiap segmen beita terbagi atas pembuka atau Opening
Host Segme (OHS), isi, penutup atau Closing Host Segmen (CHS). Pada isi
disetiap segmen, sebelum OHS dan sesudah CHS ada bumper yang muncul.
Bumper tersebut hanya berupa audio visual dengan gambar tayangan sebuah
pisau silet yang merobek sebuah teks berita pada media cetak. Fungsi bumper
tersebut sebagi penanda adanya program infotainment silet dan dimaksudkan
bahwa program infotainment silet akan mengupas berita setajam pisau silet
Pembuka (Opening House Segmen) adalah pembukaan dari pembawa
acara infotainment yang menuturkan tentang gambaran isi segmen yang akan
dibicarakan. Segmen isi berisi tentang paparan berita yang ditayangkan dan itu
merupakan kembangan dari paparan (Opening House Segmen). Penutup
(Closing House Segmen) berisi tentang kesimpulan dari isi pada segmen
tersebut dan paparan yang akan dibicarakan pada segmen berikutnya.
3. Penutup Infotainment Silet (Closing House Program)
li
Tuturan penutupan adalah tuturan yang digunakan oleh seseorang untuk
menutup suatu pembicaraan ataupun acara. Tuturan penutupan ditandai dengan
adanya kalimat berita yang berfungsi untuk menutup sebuah wacana. Tuturan
penutupan yang dilakukan oleh pembawa acara dalam Infotainment Silet menjadi
ciri khas acara tersebut karena isi dan redaksional tuturan relatif tetap dan selalu
digunakan di dalam setiap siaran Infotainment Silet. Tuturan penutupan terlihat
pada data berikut.
(02) Nah pemirsa sampai disini perjumpaan kita hari ini dan jangan lupa saksikan terus silet setiap hari dari pukul 11.00 wib selama 1 jam hanya di RCTI (29/TDJ/12/Nov/2008)
Pada data (02) Tuturan penutupan ditandai dengan tuturan sampai di sini
perjumpaan kita hari ini, tuturan tersebut dimaksudkan bahwa acara tersebut
telah selesai untuk hari ini. Tuturan selanjutnya adalah jangan lupa saksikan
terus silet setiap hari dari pukul 11.00 wib selama 1 jam hanya di RCTI
merupakan kalimat suruh dengan fungsi himbauan agar para pemirsa tetap
menyaksikan acara Infotainment Silet pada hari berikutnya. Kalimat suruh pada
data (02) menjadi kalimat khas yang digunakan oleh pembawa acara
Infotainment Silet untuk mengikat para pemirsanya agar tetap melihat acara
tersebut, kalimat itu disebutkan di setiap penutupan acara Infotainment Silet.
Berdasarkan rincian diatas, maka retorika program acara Infotainment Silet
yang disiarkan di RCTI dapat digambarkan dalam bentuk bagan sebagi berikut.
lii
PEMBUKA PROGRAM
Bumper Narasi
(OPENING HOST PROGRAM)
I S I
SEGMEN-1
bumper OHS-1
isi-1 CHS-1 bumper
SEGMEN-2
bumper OHS-2
isi-2 CHS-2 bumper
SEGMEN-3
bumper OHS-3
isi-3 CHS-3 bumper
SEGMEN-4
bumper OHS-4
isi-4 CHS-4 bumper
SEGMEN-5
liii
bumper OHS-5
isi-5 CHS-5 bumper
SEGMEN-6
bumper OHS-6
isi-6 CHS-6 bumper
PENUTUP PROGRAM
CLOSING HOST PROGRAM
bumper
Bagan Retorika Siaran Infotainment Silet di RCTI
B. Analisis Kohesi Gramatikal Infotainment Silet di RCTI
Kohesi adalah hubungan semantik atau hubungan makna antara unsur-unsur
di dalam teks dan unsur-unsur lain yang penting untuk menafsirkan atau
menginterpretasikan teks, pertautan logis antar kejadian atau makna-makna di
dalamnya, keserasian hubungan antara unsur yang satu dengan unsur yang lain dalam
wacana sehingga terciptalah pengertian yang apik (Hasan Alwi, et. al, 2003:343).
Secara formal, kadar atau tingkat kekohesifan suatu teks terletak pada pemakaian
pemarkah kohesi secara proposional dan fungsional.
Hubungan kohesif sering ditandai dengan pemarkah gramatikal (kohesi
gramatikal) maupun pemarkah leksikal (kohesi leksikal). Penanda aspek gramatikal
ini terdiri atas empat jenis: pengacuan (referensi), penyulihan (substitusi), pelesapan
(ellipsis), serta perangkaian (konjungsi).
1. Pengacuan (Referensi)
liv
Telah dikemukakan di bab II bahwa pengacuan itu dapat mengacu ke
antansenden sebelah kiri (pengacuan anaforis) dapat juga mengacu ke antansenden
yang ada di sebelah kanan konstituen pengacu (pengacuan kataforis). Kedua macam
sifat pengacuan ini dalam realisasinya menggunakan bentuk pengacuan pronomina
persona, pengacuan komparatif.
a. Pronomina Persona
Sebagai alat yang berfungsi untuk menciptakan kepaduan wacana,
pronomina persona banyak digunakan dalam wacana bahasa Indonesia.
Pronomina persona dapat mengacu pada diri sendiri (persona I), mengacu pada
orang yang diajak bicara (persona II), dapat juga mengacu pada orang yang
sedang dibicarakan (persona III).
Pronomina persona yang ditemukan dan dipaparkan dalam penelitian ini
adalah pronomina persona III. Pemakaian pronomina persona III sebagai alat
kohesi pengacuan dalam data yang diteliti dapat dilihat pada bahasan data
berikut ini
(03) Maia harus memendam mimpinya untuk bisa berkumpul bersama Al, El dan Dul dalam waktu dekat. Dhani terlampau kuat menggenggam Al, El dan Dul. Dia belum bisa melepaskan ketiga buah hatinya untuk bertemu ibu yang mengandung dan merawatnya hingga menjadi jagoan kecil yang membanggakan. (102/HI/22/Des/2008)
(04) Sebagai seorang dokter, Rita tau kesembuhan Gugun Gondrong
memang sebuah keajaiban yang menakjubkan. Ia pun pernah memiliki pengalaman maut yang nyaris sama yang dialami Gugun dan juga sebuah mukjizat menghampiri dirinya untuk menitipkan kesembuhan yang dikirimkan oleh Tuhan. (58/SYDAG/23/Nov/2008)
(05) Kepedihan hati Maria Cesilia dan Teti Lies Indriati serasa
menumpuk di hari ibu. Mereka telah dipaksa harus menjadi sosok yang serba sempurna, sementara air matanya selalu tidak mampu
lv
untuk dibendung melihat anak-anak mereka menjadi tahanan polisi karena tersangkut kasus hukum. (97/HI/22/Des/2008)
(06) Lima hari paska kepulangan Gugun Gondrong kerumahnya,
setelah lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski pelan membuat orang-orang disekitarnya bernafas lepas. Kini hidupnya memang masih bergantung pada beberapa peralatan medis yang di tanam dalam tubuhnya, selain ditentukan oleh rasa iba dari orang-orang disekelilingnya (30/SYDAG/23/Nov/2008)
Pronomina persona III pada data (03) merupakan pronomina persona III
tunggal anaforis, karena pronomina persona pada data (03) kontituen
pengacunya berada di sebelah kiri. Data (03) kata tunggal bentuk bebas Dia
mengacu pada unsur lain yang berada di dalam wacana (teks) yang disebutkan
sebelumnya, yaitu Maia.
Pronomina persona III pada data (04) merupakan pronomina persona III
tunggal anaforis, karena pronomina persona pada data (04) kontituen
pengacunya berada di sebelah kiri. Data (04) kata tunggal bentuk bebas Ia
mengacu pada unsur lain yang berada di dalam wacana (teks) yang disebutkan
sebelumnya yaitu Rita.
Pronomina persona III pada data (05) merupakan pronomina persona III
tunggal anaforis, karena pronomina persona pada data (05) kontituen
pengacunya berada di sebelah kiri. Data (05) kata tunggal bentuk bebas Mereka
mengacu pada unsur lain yang berada di dalam wacana (teks) yang disebutkan
sebelumnya, yaitu Maria Cesilia dan Teti Lies.
2. Penyulihan (Substitusi)
Penyulihan adalah penggantian suatu unsur wacana dengan unsur yang lain
yang acuannya tetap sama dalam hubungan antarbentuk kata atau lain yang lebih
lvi
besar daripada kata, seperti frasa dan klausa. Kohesi gramatikal dalam wacana
penyulihan terbagi atas substitusi nomina, substitusi frasal, substitusi klausal, dan
substitusi dengan penyebutan ulang secara definit. Adapun bentuk penyulihan yang
ditemukan dalam penelitian akan dipaparkan sebagai berikut.
a. Penyulihan (substitusi) Nominal
Substitusi nomina adalah penggantian satuan lingual yang berkategori
nomina (kata benda) dengan satuan lingual lain yang berkategori nomina
(Sumarlam, at.al, 2005: 28). Adapun substitusi nomina yang berhasil
ditemukan dapat dilihat pada data (07) dan (08) berikut ini.
(07) Banjir hanya salah satu tragedi yang menjadi labirin masyarakat Ibukota. Kemacetan adalah musibah lain yang tidak kalah menakutkan, bahkan sepanjang jalan Ibukota selalu dipenuhi kendaraan dari berbagai jenis. Kemacetan Jakarta menyebabkan perubahan perilaku dan gaya hidup warganya, salah satunya yang dialami bintang muda Kevin Yulio. (21/TDJ/12/Nov/2008)
(08) Tak semua bintang akan larut dalam kesibukan menyambut tahun
baru. Kabarnya banyak artis yang tidak mendapat job di malam pergantian tahun ini. Setelah sepanjang tahun berlelah dalam jadwal yang ketat, termasuk serangkaian pesta pernikahan penyanyi yang sedang melejit namanya, Bunga Citra Lestari justru memilih malam pergantian tahun dengan kegiatan pribadi. (143/MTB/31/Des/2008)
Pada data (07), nomina ibukota telah disebutkan terdahulu yang
kemudian disulih dengan nominal Jakarta. Demikian juga pada data (08)
nomina bintang disubsitusi dengan nomina artis. Penyulihan tersebut
dimaksudkan untuk mengurangi pengulangan bentuk-bentuk satuan lingual
yang sama dalam sebuah wacana sehingga dapat menghilangkan kemonotonan.
b. Substitusi Frasal
lvii
Substitusi frasal adalah penggantian satuan lingual tertentu yang berupa
kata atau frasa dengan satuan lingual lainnya yang berupa frasa (Sumarlam,
2005: 29). Substitusi frasa ini tampak pada data berikut ini.
(09) Menurut Rubby Abon, kakak kandung Ana, biaya yang harus disiapkan untuk mengejar kesembuhan adik iparnya tergolong fantastis. Kisaran rupiah tidak hanya dalam hitungan juta, melainkan milyard. Selama di Singapura saja biaya pengobatan Gugun sudah menyedot tidak kurang satu koma tiga milyard rupiah (51/SYDAG/23/Nov/2008)
Data (09) menunjukkan bahwa unsur satuan lingual adik iparnya yang
berupa frasa disubstitusi dengan satuan nomina Gugun. Data (09)
memperlihatkan penggantian unsur frase dengan kata. Selain penggantian unsur
frase dan kata, subtitusi frase juga bisa pergantian unsur kata yang digantikan
dengan unsur frase. Berikut data yang menunjukkan substitusi dari unsur
lingual kata ke unsur lingual dalam bentuk frase.
(10) Kasih ibu lainnya ditunjukkan saat buah hatinya terlilit persoalan hukum juga dialami oleh Teti Lies. Keprihatinan Maria Cesilia agaknya memang tidak jauh berbeda dengan yang kini tengah dirasakan ibunda Marsela Zalianti. Ia juga harus melihat kenyataan pahit dua buah hatinya menjadi tahanan polisi karena kasus penganiyayaan yang diadukan Agung Setyawan (94/HI/22/Des/2008)
(11) Bintang belia, Gita Gutawa tampak begitu konsern terhadap global
warming. Sebagai bukti nyata kepedulian penyayi remaja itu terhadap fenomena pemanasan global dengan jalan ikut tampil dalam konser global warming yang berlangsung di Jakarta. Belakangan ini gita bahkan lantang mengajak teman-teman sebayanya memulai kepedulian masa depan bumi mulai dari dirinya sendiri. (25/TDJ/12/Nov/2008)
Data (10) unsur lingual Teti Lies yang berbentuk kata nomina digantikan
dengan unsur lingual ibunda Marzela Zalianti yang berupa frasa pada kalimat
berikutnya. Data (11) substitusi frasa ditunjukkan dari unsur satuan lingual Gita
Gutawa yang berbentuk kata nomina digantikan dengan penyanyi remaja yang
lviii
berbentuk frasa. Substitusi frase juga dapat berbentuk penggantian antara unsur
frase dan frase. Berikut data substitusi frase yang menunjukkan penggantian
antara unsur frase dengan unsur frase.
(12) Panggung politik tahun 2009 memang akan dipenuhi dengan wajah-wajah populer yang jauh lebih banyak dari sebelumnya. Sebuah gejala baru dibanding dengan saat para artis hanya dipakai sebagai simbol pengumpul suara, tetapi melibatkan langsung di arena politik akan menjadi cerita tersendiri, sebab ini dunia yang sama berbeda soal kebutuhan akan citra baik dan popularitas (127/MTB/31/Des/2008)
Pada data (12) substitusi frasa ditunjukkan dari satuan lingual Panggung
politik yang berupa frasa, disubstitusi oleh satuan lingual arena politik yang
juga berbentuk frasa. Pola penggantian itu menyebabkan kalimat tersebut
berkaitan secara kohesif dan koheren. Substitusi dalam wacana dapat
menciptakan dinamisasi narasi guna mendukung kepaduan sebuah wacana.
c. Penyulihan (substitusi) Klausal
Penyulihan (substitusi) klausal adalah penggantian satuan lingual tertentu
yang berupa klausal atau kalimat dengan satuan lingual lainnya yang berupa
kata atau klausal. Data yang menunjukkan adanya pola substitusi klausal ini
dapat dilihat pada data (13) dan (14)
(13) Dorongan batin serta ketebalan spiritual itu buat Tuning menjadi penting, karena sebelum dilarikan ke Singapura, team dokter rumah sakit Medistra Jakarta sudah merasa tidak sanggup menjanjikan kesembuhan buat seorang Gugun Gondrong. Masih sangat jelas pemaparan team dokter Medistra saat membuat pertemuan media kala itu, mereka menyatakan angkat tangan dalam mengawal kembalinya kesehatan Gugun yang saat itu sedang koma. Tidak hanya team dokter angkat tangan, Ayah Gugun Suko Bagio juga pesimis, karena Gugun sendiri sudah mustahil ditolong menginggat serangan tumor sudah sampai ke batang otak sudah sangat parah (56/SYDAG/23/Nov/2008)
lix
(14) Sungguh kenyataan yang terlampau dramatik dan amat berat melebihi kisah opera sabun yang sering ia mainkan yang kini dirasakan Teti Lies, ketika harus melihat dua buah hatinya menjadi tahanan polisi. Fakta menyedihkan yang membuat makna peringatan hari ibu lebih dirasa miris dibanding taun-taun sebelumnya (95/HI/22/Des/2008)
Data (13) dan (14) diatas terdapat substitusi klausal. Pada data (13),
substitusi klausal tersebut terlihat pada tuturan team dokter rumah sakit
Medistra Jakarta sudah merasa tidak sanggup menjanjikan kesembuhan
buat seorang Gugun Gondrong yang berupa satuan lingual klausa atau kalimat
itu disubstitusikan oleh satuan lingual lain pada tuturan mereka menyatakan
angkat tangan dalam mengawal kembalinya kesehatan Gugun yang juga
berupa satuan lingual klausa.
Pada data (14) klausa atau kalimat Sungguh kenyataan yang terlampau
dramatik dan amat berat melebihi kisah opera sabun yang sering ia mainkan
yang kini dirasakan Teti Lies, ketika harus melihat dua buah hatinya
menjadi tahanan polisi disubstitusikan oleh satuan lingual lain Fakta
menyedihkan yang berupa satuan lingual frasa. Berdasarkan pengamatan pada
data (13) dan (14), dapat diketahui substitusi berfungsi sebagai variasi,
dinamisasi narasi dan juga memperoleh unsur pembeda.
d. Substitusi Dengan Penyebutan Secara Definit
Penyulihan lain dalam sebuah wacana ialah dengan penyebutan ulang
secara definit. Sebagai penanda definit biasanya digunakan ini, itu, tersebut,
dan yang (Ebah Suhaebah, S.S.T. Wisnu Sasangka, dan Syahidin Badru 1996:
23). Wacana berikut menunjukkan bahwa strategi penyebutan ulang secara
definit dapat digunakan untuk memelihara kepaduan wacana.
lx
Penyulihan dengan penyebutan ulang yang ditambah dengan pendefinit
itu dapat dilihat pada data (15) berikut ini.
(15) Perjalanan karir Luna Maya yang melesat pesat diakuinya tidak lepas dari peranan sang bunda. Setiap kali menginggat itu selalu saja tak habis-habisnya Luna menggagumi sosok ibunya yang ia sebut sebagai wanita tangguh. Sepeninggal ayahnya sang ibulah yang menggambil alih seluruh beban kehidupannya. (80/HI/22/Des/2008)
Pada data (15) Perjalanan karir Luna Maya yang melesat pesat
diakuinya tidak lepas dari peranan sang bunda yang berupa satuan lingual
klausa atau kalimat disubstitusi oleh menginggat itu yang berupa frasa dengan
pendefinit itu. Hal ini dimungkinkan dalam strategi penyulihan karena frasa
menginggat itu dapat menggantikan klausa Perjalanan karir Luna Maya yang
melesat pesat diakuinya tidak lepas dari peranan sang bunda secara penuh.
Selain penggunaan penanda definit itu, dalam penelitian ini juga
ditemukan penyulihan dengan penanda definit ini. Pada data (16) di bawah ini
dapat dilihat penggunaan pendefinit ini.
(16) Memasuki lima hari pasca kepulangan Gugun Gondrong kerumahnya setelah lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski pelan mulai membuat orang-orang disekitarnya bernafas lepas. Kondisi ini membuat Ana Maria istri dan orang yang selalu ada didekat Gugun merasa kemudian suaminya memang tidak bisa diharapkan terlalu cepat (34/SYDAG/23/Nov/2008)
Data (16) Memasuki lima hari pasca kepulangan Gugun Gondrong
kerumahnya setelah lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di
National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski
pelan disubstitusi oleh Kondisi ini yang berupa frasa dengan pendefinit ini.
lxi
Penyulihan dalam wacana tersebut digunakan sebagai salah satu alternatif yang
dapat dipakai pemakai bahasa dalam memelihara kepaduan wacana.
3. Pelesapan (Elipsis)
Penghilangan satuan lingual tertentu yang telah disebutkan sebelumnya
merupakan salah satu jenis kohesi gramatikal yang disebut pelesapan atau elipsis.
Unsur atau satuan lingual yang dilesapkan dapat berupa kata, frasa, klausa, atau
kalimat.
Pelesapan atau elipsis dalam teori wacana umum berguna untuk mengejar
kepraktisan dan efisiensi komunikasi dengan tetap menjaga kepaduan wacana
dengan cara merangsang pembaca untuk mengasosiasikan dan menghubungkan
pikirannya terhadap hal-hal yang diungkapkan secara linguistis dalam wacana.
Berikut ini adalah data pemakaian bentuk sifar sebagai penanda keterpaduan dalam
wacana infotainmen silet
(17) Brigjen Indraditanus, direktur 4 Mabes Polri menetapkan status Ahmad Akbar sebagai tersangka karena terbukti memakai sabu, dan Ø Fakhri Akbar masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO karena dikamarnya di kawasan megapolitan Cinere Jawa Barat ditemukan 1,2 gram cokain (38/TDJ/12/Nov/2008)
Data (17) unsur yang dilesapkan adalah satuan lingual kata menetapkan.
Dalam data (17) pelesapan digunakan untuk efektifitas dan efisien dalam
berbahasa. Jika dituliskan secara lengkap, bentuk wacana itu dapat dilihat pada
kalimat di bawah ini.
Brigjen Indraditanus, direktur 4 Mabes Polri menetapkan status Ahmad Akbar sebagai tersangka karena terbukti memakai sabu, dan menetapkan Fakhri Akbar masuk dalam daftar pencarian orang atau DPO karena dikamarnya di kawasan megapolitan Cinere Jawa Barat ditemukan 1,2 gram cokain.
lxii
Pelesapan dalam sebuah wacana tidak hanya berupa pelesapan kata, tetapi
juga dalam satuan lingual berupa frasa. Pelesapan berupa frasa dapat dilihat
pada data (18)
(18) Akibat banjir air pasang banyak warga yang memilih tinggal dan bertahan di tempat pengungsian. Ø Banyak warga takut kembali kerumah, sementara yang lain rumahnya sudah roboh dan rusak diterpa gelombang pasang. Kondisi para warga yang mengungsi sungguh memprihatinkan, karena tidak ada listrik dan air bersih, bahkan anak-anak dan bayi terpaksa tidur dalam kegelapan (19/TDJ/12/Nov/2008)
Data (18) mengalami pelesapan sataun lingual yang berupa frasa, yaitu
Akibat banjir air pasang. Pelesapan yang terjadi pada data (18) berfungsi
untuk mengaktifkan pikiran pembaca terhadap hal-hal yang tidak diungkapkan
dalam satuan bahasa. Dengan demikian, apabila kalimat itu dituliskan kembali
dalam bentuknya yang lengkap tanpa pelesapan dapat dipresentasikan menjadi
seperti dibawah ini
Akibat banjir air pasang banyak warga yang memilih tinggal dan bertahan di tempat pengungsian. Akibat banjir air pasang Banyak warga takut kembali kerumah, sementara yang lain rumahnya sudah roboh dan rusak diterpa gelombang pasang. Kondisi para warga yang mengungsi sungguh memprihatinkan, karena tidak ada listrik dan air bersih, bahkan anak-anak dan bayi terpaksa tidur dalam kegelapan
Pelesapan yang terjadi tidak hanya berupa kata dan frasa, tetapi bisa juga
satuan lingual berupa klausa. Pelesapan satuan lingual klausa dapat dilihat
pada data (19) berikut ini
(19) Perjalanan hari ini dipahami Luna sebagai masa lalu yang tidak mudah dikejar. Populeritasnya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat kesibukan yang kelewat ketat, membuat Luna Maya terlewat menyadari bahwa ibunya hanya seorang diri dirumah hanya ditemani Duli sang kakak. Bahkan, Ø membuatnya merindukan wanita yang disayanginya tersebut (76/HI/22/Des/2008)
lxiii
Data (19) mengalami pelesapan satuan lingual yang berupa klausa, yaitu
Populeritas Luna Maya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat
kesibukan yang kelewat ketat. Pelesapan yang terjadi pada data (19) apabila
kalimat itu kembali dituliskan dalam bentuknya yang lengkap tanpa pelesapan
dapat dipresentasikan menjadi seperti di bawah ini
Perjalanan hari ini dipahami Luna sebagai masa lalu yang tidak mudah dikejar. Populeritas Luna Maya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat kesibukan yang kelewat ketat membuatnya terlewat menyadari bahwa ibunya hanya seorang diri dirumah hanya ditemani Duli sang kakak. Bahkan Populeritas Luna Maya sebagai selebritis yang laris manis dengan tingkat kesibukan yang kelewat ketat membuatnya merindukan wanita yang disayanginya tersebut.
4. Perangkaian (Konjungsi)
Kohesi gramatikal lainnya adalah konjungsi. Konjungsi merupakan
penghubung dua unsur, baik yang berupa frasa, klausa, kalimat, atau paragraf.
Yang dimaksud dengan relasi konjungsi pada penelitian ini adalah relasi dua
unsur bahasa, baik antarklausa, antarkalimat, maupun antarparagraf. Berikut
pemakaian relasi konjungsi sebagai alat kohesi gramatikal yang ditemukan
dalam wacana Infotainment Silet di RCTI.
a. Sebab-Akibat
Sebab dan akibat merupakan dua kondisi yang berhubungan. Hubungan
sebab-akibat terjadi apabila salah satu proposisi menunjukkan penyebab
terjadinya suatu kondisi tertentu yang merupakan akibat atau sebaliknya (Abdul
Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006: 122). Penanda konjungsi sebab-
akibat yang ditemukan seperti data di bawah ini.
(20) Sebagai pasien yang baru keluar dari ruang perawatan dengan serangkaian operasi besar, sangat wajar jika Gugun membutuhkan
lxiv
waktu panjang untuk sampai pada kondisi semula. Oleh sebab itu, Gugun harus menjalani fisioterapi secara rutin untuk mempertemukan kembali daya hidupnya yang sempat berada di titik terrendah...... (36/SYDAG/23/Nov/2008)
(21) Perjalanan hidup sekaligus pergumulan Olga dalam mengejar karir
tidak bisa dilepaskan dari peranan ibundanya yang melimpahkannya dengan doa. Akibatnya, Olga selalu tak kuasa menahan air mata setiap menginggat ketulusan sang ibunda dalam memberi sokongan batin untuk karirnya (87/HI/22/Des/2008)
Konjungsi sebab-akibat pada data (20) yaitu oleh sebab itu Satuan lingual
kata oleh sebab itu menunjukkan hubungan sebab-akibat. Proposisi Sebagai
pasien yang baru keluar dari ruang perawatan dengan serangkaian operasi
besar, sangat wajar jika Gugun membutuhkan waktu panjang untuk sampai
pada kondisi semula menjadi konstituen penyebab, sedangkan proposisi
Gugun harus menjalani fisioterapi secara rutin untuk mempertemukan
kembali daya hidupnya yang sempat berada di titik terrendah sebagai
konstituen akibat.
Pada data (21) menandakan adanya hubungan akibat-sebab, penanda
konjungsi tersebut adalah kata akibat. Preposisi Perjalanan hidup sekaligus
pergumulan Olga dalam mengejar karir tidak bisa dilepaskan dari peranan
ibundanya yang melimpahkannya dengan doa sebagai konstituen penyebab,
dan Olga selalu tak kuasa menahan air mata setiap menginggat ketulusan
sang ibunda dalam memberi sokongan batin untuk karirnya sebagai
konstituen akibat.
b. Pertentangan
Hubungan pertentangan terjadi apabila ada dua proposisi/ide yang
menunjukkan pertentangan atau kekontrasan. Untuk menyatakan hubungan
pertentangan dapat digunakan kohesi konjungsi pertentangan (Abdul Rani,
lxv
Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006: 120). Konjungsi pertentangan ditandai
dengan satuan lingual tetapi dan namun. Penggunaan konjungsi pertentangan
dapat dilihat pada data (22) di bawah ini.
(22) Empat bulan mendampingi suami yang terlelap dalam ketidaksadaran di Singapura, lalu lima hari di rumah menjaga perjalanan mengetik kesembuhan total, membuat Ana Maria selalu berada dalam ruang perasaan yang bercampur aduk antara sedih, kesepian, dan putus asa, kadang ada timbul rasa sendiri didiri Ana. Tetapi Ana Marisa tak akan menyerah demi cintanya pada sang suami. (42/SYDAG/23/Nov/2008)
Konjungsi tetapi pada data (22) mengandung makna pertentangan, yaitu
proposisi Empat bulan mendampingi suami yang terlelap dalam
ketidaksadaran di Singapura, lalu lima hari di rumah menjaga perjalanan
mengetik kesembuhan total, membuat Ana Maria selalu berada dalam ruang
perasaan yang bercampur aduk antara sedih, kesepian, dan putus asa,
kadang ada timbul rasa sendiri didiri Ana dipertentangkan dengan preposisi
Ana Marisa tak akan menyerah demi cintanya pada sang suami..
c. Harapan (optatif)
Hubungan optatif terjadi apabila ada ide atau proposisi yang mengandung
suatu harapan atau doa (Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006: 123).
Satuan lingual penanda konjungsi harapan antara lain, mudah-mudahan,
semoga, dan moga-moga. konjungsi harapan dapat dilihat pada data berikut.
(23) Ratusan kepala keluarga di Muara Baru dan Muara Karang Jakarta yang mengalami musibah banjir pasang semuanya tanpa harapan, sebab harta benda dan mata pencaharian mereka hanyut tersapu laut dan untuk sementara, tinggal dipengungsian tanpa listrik dan tanpa air bersih. Semoga para korban bisa tabah dan kuat menghadapi bencana yang terjadi. (12/TDJ/12/Nov/2008)
Konjungsi semoga pada data (23) menyatakan makna harapan (optatif).
Dalam data tersebut dapat diketahui, bahwasannya penutur mengharapkan
lxvi
Ratusan kepala keluarga di Muara Baru dan Muara Karang Jakarta yang
mengalami musibah banjir pasang semuanya tanpa harapan, sebab harta
benda dan mata pencaharian mereka hanyut tersapu laut dan untuk
sementara, tinggal dipengungsian tanpa listrik dan tanpa air bersih bisa
tabah dan kuat menghadapi bencana yang terjadi .
d. Konjungsi Tegasan
Dalam menyampaikan gagasan, pembawa acara ataupun narator
Infotainment sering menggunakan berbagai macam cara agar proposisi yang
disampaikan itu segera dipahami oleh pemirsa. Salah satu cara yang dilakukan
pembawa acara atau narator adalah dengan menggunakan cara penegasan
(Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006: 126). Satuan lingual
penanda konjungsi tegasan yakni bahkan dan apalagi. Penggunaan konjungsi
tegasan dapat dilihat pada data (24) dan (25) di bawah ini.
(24) Ada satu persoalan berat yang membuat Ana dan keluarga harus membanting tulang mengatasinya. Persoalan menyangkut beban biaya yang teramat berat untuk menjemput kesembuhan Gugun yang sebenar-benarnya sembuh. Setiap kali teringat bentangan biaya yang harus diukur, Ana selalu disudutkan pada rasa putus asa yang mendalam, bahkan kinipun biaya untuk menjaga Gugun agar tetap mengalami perkembangan dalam kesehatannya sudah mulai menipis (48/SYDAG/23/Nov/2008)
(25) Olga berhasil memaknai popularitasnya dengan cara yang sederhana
saja. Bahwa kesuksesan yang ia raih juga kesuksesan orang-orang disekitarnya. Dan setiap kali teringgat perjuangan yang berat dalam menapak karir, air matanya tak mudah dibendung, apalagi setiap kali mendengar suara ibunya yang mengharap ia pulang kerumahnya berkumpul dengan orang tua dan adik-adiknya. (83/HI/22/Des/2008)
Konjungsi bahkan pada data (24) berfungsi menegaskan proposisi yang
diuraiakan sebelumnya. Proposisi Ada satu persoalan berat yang membuat
Ana dan keluarga harus membanting tulang mengatasinya. Persoalan
lxvii
menyangkut beban biaya yang teramat berat untuk menjemput kesembuhan
Gugun yang sebenar-benarnya sembuh ditegaskan lagi melalui proposisi
selanjutnya, yaitu Setiap kali teringat bentangan biaya yang harus diukur,
Ana selalu disudutkan pada rasa putus asa yang mendalam, bahkan kinipun
biaya untuk menjaga Gugun agar tetap mengalami perkembangan dalam
kesehatannya sudah mulai menipis
Kojungsi tetapi yang terdapat pada data (25) menunjukkan hubungan
tegasan, yakni proposisi setiap kali teringgat perjuangan yang berat dalam
menapak karir, air matanya tak mudah dibendung ditegaskan lagi melalui
proposisi selanjutnya, yaitu setiap kali mendengar suara ibunya yang
mengharap ia pulang kerumahnya berkumpul dengan orang tua dan adik-
adiknya.
e. Tujuan
Hubungan tujuan terjadi apabila proposisi yang satu menyatakan suatu
tujuan dari apa yang disebut oleh proposisi sebelumnya (Hasan Alwi, et.al,
2003: 407). Satuan lingual penanda konjungsi tujuan yang ditemukan dalam
penelitian ini yakni satuan lingual agar. Penggunaan konjungsi tujuan dapat
dilihat pada data di bawah ini.
(26) Pemanasan global sudah menjadi masalah paling mendesak di abad ini. Perubahan iklim dunia yang membawa serta banjir memberi isyarat bagi semua manusia agar mulai belajar menciptakan harmoni dengan alam. Agar alam juga bisa bersahabat dengan manusia dan tidak menimbulkan bencana lebih dahsyat lagi (26/TDJ/12/Nov/2008)
lxviii
Konjungsi agar pada data (26) menunjukkan makna tujuan. Unsur tujuan
pada data (26) terdapat pada proposisi Pemanasan global sudah menjadi
masalah paling mendesak di abad ini. Perubahan iklim dunia yang
membawa serta banjir memberi isyarat bagi semua manusia agar mulai
belajar menciptakan harmoni dengan alam dengan preposisi tujuannya pada
alam juga bisa bersahabat dengan manusia dan tidak menimbulkan bencana
lebih dahsyat lagi
C. Analisis Kohesi Leksikal Infotainment Silet di RCTI
Kohesi leksikal terjadi ketika dua kata atau dua unsur dalam suatu wacana
atau teks dihubungkan melalui kriteria semantik (Sarwiji, 2003: 247). Berdasarkan
hasil analisis, ditemukan beberapa jenis kohesi leksikal, yaitu repetisi (pegulangan),
leksikal berupa repetisi yang ditemukan dalam wacana Infotainment Silet adalah
repetisi epizeuksis, repetsisi anafora, repetisi mesodiplosis, seperti terlihat pada data-
data berikut.
a. Repetisi Epizeuksis
lxix
Repetisi epizeuksis adalah pengulangan satuan lingual (kata/frasa) yang
dipentingkan beberapa kali secara berturut-turut (Sumarlam, et.al, 2005: 35).
Repetisi epizeuksis dapat dilihat pada data (27) dan (28) berikut ini
(27) Air pasang yang menyebabkan banjir meski tanpa curah hujan itu menurut warga sampai saat ini belum mendapatkan perhatian dari pemerintah. Sebagian warga terpaksa swadaya membangun tanggul, padahal meluapnya air pasang kepemukiman warga erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah yang memberi izin pembanggunan realestate dan pertokoan diarea resapan air sekitar Muara Karang dan Muara Baru (15/TDJ/12/Nov/2008)
(28) Sebagai bintang muda yang melimpah materi, tidak sulit baginya menghujani kado bagi ibunya, tapi bagi bela memberikan bingkisan bagi sang mama tidak harus moment-moment spesial seperti ini. Kapanpun dan dimanapun Bela mau, ia bisa saja memberi kado bagi wanita yang telah melahirkan dan membesarkannya. Bagi Anita, tidak ada kado yang sangat indah yang ia terima tidak lain tidak bukan adalah rasa sayang yang tulus yang ia terima dari sang anak yang membuat hatinya bunggah (68/HI/22/Des/2008)
Pada data (27) ditemukan repetisi epizeuksis, yaitu pengulangan satuan
lingual yang dipentingkan beberapa kali secara langsung. Dalam hal ini, frasa
air pasang diulang dua kali secara langsung. Frasa air pasang tersebut diulang
untuk memfokuskan permasalahan tentang bencana air pasang yang terjadi di
Jakarta, sehingga pembaca dapat lebih memahaminya.
Adapun pada data (28), dapat ditemukan pengulangan kata kado yang
terjadi tiga kali. Pengulangan satuan lingual berupa kata kado beberapa kali
tersebut dengan maksud untuk menekankan pentingnya pemberian kado kepada
seorang ibu ketika perayaan hari ibu.
b. Repetisi Anafora
lxx
Repetisi anafora adalah pengulangan satuan lingual berupa kata atau frasa
pertama pada tiap baris atau kalimat berikutnya (Sumarlam, et.al, 2005: 36).
Repetisi Anafora dapat dilihat pada data berikut ini
(29) Kepercayaan yang telah diberikan secara penuh oleh sang ibu harus selalu dijaga adalah komitmen Bela kepada ibunya yang tidak bisa dilanggar untuk hari ini dan hari hari kedepan yang harus ia lewati. Kepercayaan yang tidak bisa ditawar seolah menjadi tanggung jawab yang sangat berat bagi Bella (69/HI/22/Des/2008)
(30) Menjadi seorang ibu berarti menjadi tumpuan manakala anak-anak
sedang dalam masa pancaroba. Menjadi seorang ibu juga melihat tumbuhnya harapan di masa nanti............... (105/HI/22/Des/2008)
Pada data (29) pengulangan kata kepercayaan diulang dua kali pada tiap
awal kalimat. Repetisi anafora dalam data (29) tersebut berfungsi menuntun
pembaca pada satu pokok pikiran yaitu sebuah kepercayaan yang diberikan
orang tua kepada anaknya yang tinggal berjauhan.
Data (30) menunjukkan pengulangan frasa Menjadi seorang ibu diulang
sebanyak dua kali pada tiap awal kalimat. Repetisi anafora pada data (30)
tersebut berfungsi memberikan arti menjadi seorang ibu.
c. Repetisi Mesodiplosis
Repetisi mesodiplosis adalah pengulangan satuan lingual ditengah-tengah
baris atau kalimat (Sumarlam, et.al, 2005: 37). Repetisi mesodiplosis dapat
dilihat pada data (31) berikut ini
(31) Menurut Rubby Abon, kakak kandung Ana, biaya yang harus disiapkan untuk mengejar kesembuhan adik iparnya tergolong fantastis. Kisaran rupiah tidak hanya dalam hitungan juta, melainkan milyard. Selama di Singapura saja biaya pengobatan Gugun sudah menyedot tidak kurang satu koma tiga milyard rupiah (51/SYDAG/23/Nov/2008)
Repetisi mesodiplosis dalam wacana Infotainment Silet ditemukan pada
data (31). Satuan lingual kata biaya ditengah-tengah baris atau kalimat diulang
lxxi
dua kali. Pengulangan satuan lingual kata biaya dimaksudkan memberikan
informasi tentang beban pembiayaan yang besar ketika orang tengah sakit, dan
itu untuk menekankan pelibatan poendengar dalam konteks yang dikemukakan.
Hal ini sangat efektif untuk membawa pendengar dalam situasi yang
dimaksudkan penutur.
2. Sinonimi
Salah satu aspek kohesi leksikal yang dimanfaatkan untuk mendukung
kepaduan wacana adalah sinonimi atau padan kata. Sinonimi dipakai untuk menjalin
hubungan makna yang sepadan antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual
yang lain dalam wacana. Sinonimi dapat terjadi pada tataran morfem (bebas) dengan
morfem (terikat), kata dengan kata, kata dengan frasa atau sebaliknya, frasa dengan
frasa, dan klausa/kalimat dengan klausa/kalimat. Dalam penelitian ini, kohesi
leksikal yang berupa sinonimi yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
data-data berikut.
a. Sinonimi Kata dengan Kata
(32) Penangkapan Akhmad Akbar sontak menghebohkan, karena keberadaan Iyek bersama Jenni, isteri buronan bandar narkoba besar di Asia. Hal itu, menimbulkan rumor keterlibatan Iyek dalam sindikasi peredaran narkoba internasional. Polisi dan BNN masih mengembangkan dugaan keterkaitan Iyek dalam jaringan narkoba yang dibongkar polisi di mall taman anggrek senin lalu (8/TDJ/12/Nov/2008)
(33) Lima hari paska kepulangan Gugun Gondrong kerumahnya setelah
lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski pelan membuat
lxxii
orang-orang disekitarnya bernafas lepas. Kini hidupnya memang masih bergantung pada beberapa peralatan medis yang ditanam dalam tubuhnya, selain ditentukan oleh rasa iba dari orang-orang disekelilingnya. (30 /SYDAG/23/Nov/2008)
Tampak pada data (32) dan (33) terdapat aspek kohesi leksikal yang
berupa sinonimi kata dengan kata. Pada data (32) terdapat satauan lingual kata
yang bersinonim, yaitu satuan lingual kata keterlibatan bersinonim dengan kata
keterkaitan. Data (33) juga menunjukkan adanya sinonimi kata dengan kata,
yaitu kata disekitarnya yang bersinomim dengan kata disekelilingnya.
b. Sinonimi Kata dengan Frasa
(34) Sebagai seorang dokter, Rita tau kesembuhan Gugun Gondrong memang sebuah keajaiban yang menakjubkan. Ia pun pernah memiliki pengalaman maut yang nyaris sama yang dialami Gugun dan juga sebuah mukjizat menghampiri dirinya untuk menitipkan kesembuhan yang dikirimkan oleh Tuhan (58/SYDAG/23/Nov/2008)
Kepaduan wacana pada data (34) didukung oleh aspek leksikal berupa
sinonimi kata dengan frasa. Data (34) kata keajaiban yang menakjubkan
bersinonim dengan mukjizat
c. Sinonimi Frase dan frase
(35) Bintang belia gita gutawa tampak begitu konsern terhadap global warming. sebagai bukti nyata kepedulian penyayi remaja itu terhadap fenomena pemanasan global dengan jalan ikut tampil dalam konser global warming yang berlangsung dijakarta belakangan ini gita bahkan lantang mengajak teman-teman sebayanya memulai kepedulian masa depan bumi mulai dari dirinya sendiri. (25/TDJ/12/Nov/2008)
Pada data (35) terdapat sinonimi antara satuan lingual global warming
yang berbentuk frase dan bersinonim dengan satuan lungual pemanasan
global yang juga berbentuk frase. Sinonimi diatas merupakan perpadanan arti
antara bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
lxxiii
3. Antonimi
Antonimi atau lawan kata adalah satuan lingual yang berlawanan, disebut
juga dengan istilah oposisi makna. Berdasarkan sifatnya, oposisi makna dibedakan
menjadi lima macam, yaitu oposisi mutlak, oposisi kutub, oposisi hubungan, oposisi
hirarkial, dan oposisi majemuk. Adapun oposisi makna yang ditemukan dalam
wacana Infotainment Silet terlihat pada data-data berikut ini.
a. Oposisi Mutlak
Opoisi mutlak adalah pertentangan makna secara mutlak. Oposisi mutlak
yang ditemukan dalam penelitian dapat dilihat pada data (36) berikut ini.
(36) Kebersamaan Al, El dan Dul serta Dhani dipentas idola cilik 2 tentulah adalah pemandangan yang membuat hati Maia teriris. Betapa tidak, sebagai ibu yang berjuang antara hidup dan mati saat melahirkan ketiga jagoannya itu ia justru tidak bisa mengecap manisnya bercengkrama dengan Al, El dan Dul (103/HI/22/Des/2008)
Pada data (36) kata hidup beroposisi mutlak dengan kata mati. Kata
hidup berarti tidak bernyawa atau mati. Begitu pula makna kata mati yang
berarti tidak hidup.
b. Oposisi Kutub
Dikatakan oposisi kutub sebab pertentangan maknanya tidak mutlak,
tetapi bersifat gradasi. Oposisi kutub yang ditemukan dalam penelitian dapat
dilihat pada data (37) dan (38) berikut ini.
(37) Bintang datang dan pergi, yang redup dan yang mulai bersinar, semuanya berselang ditengah waktu. Jejak tahun sebelumnya kadang-kadang menjadi pertanda bagi mereka yang akan redup atau justru mulai bersinar, tetapi tidak semuanya bisa terbaca dengan terang, selalu saja ada kejutan dalam berbagai bentuk. (131/ MTB/31/Des/2008)
(38) Air mata olga tentulah tidak sepenuhnya berisi kesedihan-
kesedihan, sebab tangisan Olga berarti juga kebahagiaan yang tak
lxxiv
terhingga. Kepada ibunya yang selalu menjadi sumber kesedihan, ia memang paling besar dalam memberikan rasa sayang, karena itu tanpa diminta pun berbagai kado spesial sering ia berikan kepadanya, terlebih dengan kesuksesan yang ia raih yang tentunya mendatangkan berlimpah uang mengalir kekantongnya (84/ HI/22/Des/2008)
Pada wacana di atas, yaitu data (37) dan (38) terdapat oposisi kutub. Data
(37) kata redup beroposisi kutub dengan kata bersinar. Dalam data tersebut,
antara kata redup dan bersinar dapat digradasikan, yaitu redup, agak redup,
agak bersinar, bersinar, sangat bersinar. Selanjutnya, data (38) terdapat
oposisi kutub antara kata sedih dan bahagia Dalam hal ini, antara kata sedih
dan bahagia dapat digradasikan, yaitu sangat sedih, agak sedih, sedih,
bahagia, agak bahagia, dan sangat bahagia.
c. Oposisi Hubungan
Oposisi hubungan adalah oposisi makna yang bersifat saling melengkapi.
Karena oposisi ini bersifat saling melengkapi, maka kata yang satu
dimungkinkan ada kehadirannya karena kehadiran kata yang lain menjadi
oposisinya, atau kehadiran kata yang satu disebabkan oleh adanya kata yang
lain. Oposisi hubungan yang ditemukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
data (39) dan (40) berikut
(39) Memasuki lima hari pasca kepulangan Gugun Gondrong kerumahnya setelah lebih dari empat bulan mengejar kesembuhan di National University Hospytal Singapura tanda-tanda kesembuhan meski pelan mulai membuat orang-orang disekitarnya bernafas lepas. Kondisi ini membuat Ana Maria, istri dan orang yang selalu ada didekat Gugun, merasa kemudian suaminya memang tidak bisa diharapkan terlalu cepat. Ia sendiri merasa seperti juga para dokter di Singapura takjub (34/SYDAG/23/Nov/2008)
(40) Pesimisme dokter Medistra yang kala itu menanggani Gugun
Gondrong bisa dipahami oleh Rita Dinakandi, bekas pasien tumor otak yang kini sembuh total. Menurutnya, vonis tidak bisa sembuh
lxxv
dokter dapat dimaknai sebagai ajakan untuk berserah diri pada Tuhan (57/SYDAG/23/Nov/2008
Pada wacana diatas, yaitu data (39) dan (40) terdapat oposisi hubungan.
Pada data (39) terdapat oposisi hubungan antara kata istri dan suami. Kata istri
sebagai realitas dimungkinkan ada karena kehadirannya dilengkapi oleh suami
dan sebaliknya. Sementara kata dokter dan pasien pada data (40) juga
merupakan oposisi hubungan, karena kata dokter dimungkinkan ada karena
kehadirannya dilengkapi oleh pasien.
4. Kolokasi
Kolokasi atau sanding kata merupakan salah satu jenis aspek kohesi
leksikal yang dapat diartikan sebagai asoaiasi tertentu dalam menggunakan
pilihan kata yang cenderung secara berdampingan. Kata-kata yang berkolokasi
adalah kata-kata yang cenderung dipakai dalam satu domain atau jaringan
tertentu (Sumarlam, et.al, 2005: 44). Kolokasi sebagai penanda keterpaduan
dalam wacana dapat dilihat pada data berikut ini.
(41) Penetapan status Iyek sebagai tersangka dalam kasus narkoba begitu menyita perhatian publik. Apalagi hasil tes urine ayahanda Fahri Akbar itu positip mengandung sabu-sabu. Polisi berhasil menemukan sebutir pil ekstasi di kamar mandi Ahmad Akbar di kawasan megapolitan, Cinere Jawa Barat. Peristiwa sial yang menimpa vokalis goodbles ini sontak mendapat keprihatinan dari para personelnya (7/TDJ/12/Nov/2008)
(42) Bencana dan pertumbuhan ekonomi adalah dua dari sejumlah topik
ramalan yang kerap muncul. Kini giliran sejumlah peramal, ahli spiritualis hingga ahli Taurot membaca kondisi alam Indonesia. Benarkah ada bencana besar yang mengintai di tahun 2009?. prediksi bencana seperti apakah itu? (117/MTB/31/Des/2008)
Pada data (41) terdapat kata-kata yang berkolokasi yang berguna
mendukung kepaduan wacana, yaitu kata tersangka, narkoba, tes urine, pil
ekstasi, sabu-sabu, dan Polisi. Dalam data tersebut Polisi merupakan pihak
lxxvi
yang berwenang dalam menangani penangkapan dalam sindikat peredaran
narkoba sehingga mereka bisa dikenai proses hukum. Tersangka adalah orang
yang diduga sebagi orang yang melakukan tindak kriminal, dalam dunia
narkotika pembuktian pengguna barang tersebut salah satunya dengan
melakukan tes urine. Dalam dunia narkoba sendiri terdapat bandar narkoba
(orang yang menjual narkoba). Pil ekstasi dan sabu-sabu merupakan bagian
dari produk narkoba.
Pada data (42) dapat dijumpai kata-kata yang berkolokasi, yaitu kata
Peramal, ahli spiritualis, ahli Taurot, ramalan, teropongan, prediksi
bencana. Dalam data (42) ramalan dilakukan oleh para peramal, ahli spiritual
dan ahli taurot, mereka biasanya melakukan teropongan dan prediksi bencana
yang akan terjadi sehingga diharapkan agar orang yang tau dan percaya bisa
waspada.
5. Hiponimi
Hiponimi atau hubungan atas-bawah dapat diartikan sebagai satuan lingual
yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna satauan lingual yang lain
(Sumarlam, at.al, 2005: 45). Unsur atau satuan lingual yang mencakupi beberapa
unsur atau satuan lingual yang berhiponim itu disebut hipernim atau superordinat.
Berikut data yang memuat hiponimi.
(43) Pelawak, mc dan terutama musisi dan penyanyi mendulang rupiah besar. Job tahun baru selalu dinanti dengan harap, meski tak semua selebriti berhasil mendapat kakap untuk menjemput tangkapan tangkapan kerja dengan janji rupiah membumbung. Setidaknya tahun ini suka cita itu mampir kepada Olga Syahputra, Afgan, hingga Julia Peres yang mendapatkan job ditahun baru. Sementara sejumlah band populer Indonesia seperti Peterpan, Nidji, Kangen band, Ada band hingga Ungu akan memeriahkan malam pergantian tahun dikawasan Ancol (141/ MTB/31/Des/2008)
lxxvii
(44) Empat bulan mendampingi suami yang terlelap dalam ketidaksadaran di Singapura lalu lima hari dirumah menjaga perjalanan mengetik kesembuhan total membuat Ana Marisa selalu berada dalam ruang perasaan yang bercampur aduk antara sedih, kesepian, dan putus asa kadang ada timbul rasa sendiri didiri Ana. (42/SYDAG/23/Nov/2008)
Pada data (43) terdapat dua hiponimi. Kata selebriti merupakan hipernim
dari sejumlah hiponim, yaitu Pelawak, MC, Musisi, dan Penyanyi. Sedangkan
frasa group band merupakan hipernim dari sejumlah hiponim yaitu Peterpan,
Nidji, Kangen band, Ada band dan Ungu Jika digambarkan, hubungan antara
hipernim dan hiponim pada data (43) tersebut dapat dilihat pada bagan berikut.
Selebriti Hipernim
Pelawak mc musisi penyanyi Hiponim
(Bagan Analisis Hiponimi Dari Satuan Lingual Selebriti)
Group Band Hipernim
Ungu Peterpan Nidji Kangen band Ada band Hiponim
(Bagan Analisis Hiponimi Dari Satuan Lingual Group Band)
Pada data (44) yang menjadi hipernim adalah kata perasaan dan yang
menjadi hiponim adalah sedih, kesepian, dan putus asa dan rasa sendiri.
Hubungan hipernim dan hiponim pada data (44) ini dapat dibuat bagan seperti
berikut.
Perasaan Hipernim
kesepian sedih putus asa rasa sendiri Hiponim
(Bagan Analisis Hiponimi Dari Satuan Lingual Perasaan)
lxxviii
6. Ekuivalensi
Beberapa kata bentukan sebagai proses afiksasi dari bentuk asal sama
disebut ekuivalensi. Ekuivalensi juga merupakan salah satu peranti untuk
mendukung kepaduan wacana. Pada data (45) dan (46) seperti di bawah ini
menunjukkan adanya hubungan ekuivalensi.
(45) Akibat banjir air pasang banyak warga yang memilih tinggal dan bertahan ditempat pengungsian sebagian takut kembali kerumah sementara yang lain rumahnya sudah roboh dan rusak diterpa gelombang pasang. Kondisi para warga yang mengungsi sungguh memprihatinkan karena tidak ada listrik dan air bersih bahkan anak-anak dan bayi terpaksa tidur dalam kegelapan (19/TDJ/12/Nov/2008)
(46) Pernikahannya belum lebih satu tahun, perbedaan usia yang terlampau jauh serta badai cobaan yang maha berat telah membawa Ana Maria kepada kesadaran sejati bahwa Gugun adalah sosok yang sangat berati dalam hidupnya. Menyadari kenyataan yang menyentuh hatinya itu ia tidak pernah menyesal mendampingi Gugun Gondrong yang kritis dengan rasa setia yang tak pernah goyah. (44/SYDAG/23/Nov/2008)
Pada data (45) terdapat hubungan ekuivalensi antara kata pengungsian dan
kata mengungsi.
Pe- + ungsi + -an = pengungsian
Me- + ungsi = mengungsi
Kedua kata tersebut memiliki hubungan kesepadanan karena berasal dari
morfem yang sama, yaitu kata ungsi. Kata kesadaran dan menyadari pada data
(46), juga memiliki hubungan kesepadanan karena berekuivalensi dengan kata
adil sebagai kata dasarnya.
Ke- + sadar + -an = kesadaran
lxxix
Me- + sadar + -i = menyadari
BAB V
PENUTUP
Simpulan
Sehubungan dengan pembahasan yang telah disajikan pada bab IV, maka
diperoleh beberapa simpulan. Berikut adalah beberapa simpulan dalam penelitian ini.
1. Karakteristik retorika yang digunakan dalam infotainment Silet di RCTI adalah
sebagai berikut.
· Retorika siaran infotainment silet terbagi atas tiga bagian, bagian
pembuka disebut Opening Host Program (OHP); bagian isi terdiri
dari enam segmen, setiap segmen terbagi atas (Opening Hosh Segmen,
isi, Closing Host Segmen); bagian penutup (Closing Host Program).
· Karakteristik yang membedakan dengan acara sejenis adalah pada
tuturan pembuka pembawa acara (OHP), tuturan penutup pembawa
acara (CHP) serta bumber yang muncul pada setiap segmen.
2. Aspek kohesi gramatikal yang dimanfaatkan untuk membangun keutuhan
wacana pada program acara infotainment Silet di RCTI adalah sebagai berikut.
· Pengacuan (referensi) dengan pengacuan pronomina III
3. Aspek kohesi leksikal yang dimanfaatkan untuk membangun keutuhan wacana
pada program acara infotainment Silet di RCTI adalah sebagai berikut.
· Kohesi leksikal yang berupa repetisi (pengulangan), yang dapat
dibedakan atas, repetisi epizeuksis, repetsisi anafora, dan repetisi
mesodiplosis.
· Sinonimi dipakai untuk menjalin hubungan makna yang sepadan
antara satuan lingual tertentu dengan satuan lingual yang lain dalam
wacana. Sinonimi yang dapat ditemukan antara lain; sinonimi kata
dengan kata, sinonimi kata dengan frasa atau sebaliknya, dan sinonimi
frasa dengan frasa.
· Antonimi atau lawan kata adalah satuan lingual yang berlawanan,
disebut juga dengan istilah oposisi makna. Antonimi yang ditemukan
dalam tayangan infotainment silet, antara lain; yaitu oposisi mutlak
dan oposisi kutub, dan oposisi hubungan.
lxxxi
· Kolokasi atau sanding kata merupakan salah satu jenis aspek kohesi
leksikal, yang dapat diartikan sebagai asoaiasi tertentu dalam
menggunakan pilihan kata yang cenderung secara berdampingan.
· Hiponimi atau hubungan atas-bawah dapat diartikan sebagai satuan
lingual yang maknanya dianggap merupakan bagian dari makna
satauan lingual yang lain.
Saran
Penelitian analisis wacana pada tayangan infotainment silet di RCTI masih
terbuka untuk diteliti lebih lanjut. Penulis dalam penelitian ini hanya meneliti tentang
karakteristik serta keterpaduan wacana dilihat dari segi leksikal dan gramatikal serta
karakteristik tayangan dilihat dari segi retorika yang dianggap dapat mewakili data
secara keseluruhan. Masalah lain yang dapat diteliti lebih lanjut, misalnya konteks
dan inferensi dalam wacana yang meliputi prinsip penafsiran personal, prinsip
penafsiran lokasional, prinsip penafsiran temporal, prinsip analogi, dan inferensi dll
Penelitian keterpaduan wacana semacam ini penting dilakukan untuk
mengetahui gambaran keterpaduan dari berbagai bentuk pemakaian bahasa, baik
pemakaian bahasa dalam karya jurnalistik, karya sastra, maupun pemakaian bahasa
dalam proses komunikasi sehari-hari.
Dari pernyataan tersebut, penulis berharap hendaknya masalah analisis
wacana mendapat perhatian yang lebih serius lagi, terutama pada wacana jenis lain.
Semoga dengan penelitian yang sederhana dan jauh dari sempurna ini dapat
memotivasi peneliti lain untuk meneliti masalah tersebut dengan lebih mendalam.
lxxxii
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Rani, Bustanul Arifin, dan Martutik, 2006. Analis Wacana: Sebuah Kajian
Bahasa dalam Pemakaian (cetakan kedua). Malang: Bayumedia Publishing.
Anton M. Moeliono. 1989. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka Dede Oetomo. 1993. “Pelahiran dan Perkembangan Analisis Wacana” dalam
Bambang Kaswanti Purwo (penyunting). PELLBA 6. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.
Dori Wuwur Hendrikus. 2005. Retorika: Terampil Berpidato, Berdiskusi,
Berargumentasi, Bernegosiasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius. Edi Soebroto, D. 1992. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural.
Surakarta: Sebelas Maret University Press. Eryanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. (Yogyakarta: LKiS,
2001) Fatimah T. Djajasudarma. 1994. Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur.
Bandung: PT. Eresco. Harimurti Kridalaksana. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. Hasan Alwi, et.al. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta:
Balai Pustaka.
I Dewa Putu Wijana. 2002. “Wacana dan Pragmatik” dalam Aminudin (penyunting). Analisis Wacana: dari Linguistik Sampai Dekonstruksi. Yogyakarta: Kanal.
Mulyana. 2005. Kajian Wacana: Teori, Metode, dan Aplikasi Prinsip-Prinsip Wacana. Yogyakarta: Penerbit Tiara Wacana. Onong Uchjana Effendi. 1993. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Jakarta: Remaja
Rosdakarya Samsuri. 1987/1988. Analisis Wacana. Malang: Penyelenggaraan Pendidikan Pasca
Sarjana IKIP Malang. Soeseno Kartomihardjo. 1993. “Analisis Wacana dengan Penerapannya pada
Beberapa Wacana” dalam Bambang Kaswanti Purwo (penyunting). PELLBA 6. Jakarta: Lembaga Bahasa Unika Atma Jaya.
lxxxiii
Sudaryanto. 1990. Aneka Konsep Kedataan Lingual dalam Linguistik. Yogyakarta:
Duta Wacana University Press.
______. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.
Sumarlam, et.al. 2005. Teori dan Praktek Analisis Wacana (cetakan ketiga). Surakarta: Pustaka Cakra.
Henry Guntur Tarigan. 1987. Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa.
Tim Penyusun Kamus. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.