Page 1
ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
INVESTASI PADA MASA COVID-19
(Studi Kasus Pada Indeks Sektoral BEI yang Terdampak Positif dan Negatif
Covid-19 Periode 2020)
Oleh
Zahrotu Diniyah
NIM: 11170810000064
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
Page 2
ii
ANALISIS VALUASI SAHAM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
INVESTASI PADA MASA COVID-19
(Studi Kasus Pada Indeks Sektoral BEI yang Terdampak Positif dan Negatif
Covid-19 Periode 2020)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Zahrotu Diniyah
NIM: 11170810000064
Di Bawah Bimbingan
Deni Pandu Nugraha, S.E., M.Sc
NIP. 19851012202012100
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021 M
Page 3
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis Tanggal 22 Bulan April Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah
dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Zahrotu Diniyah
2. NIM : 11170810000064
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Valuasi Saham dalam Pengambilan Keputusan
Investasi Pada Masa Covid-19
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahan Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 April 2021
1. Dr. Faizul Mubarok (_______________________)
NIDN. 2014058801 Penguji I
2. Supriyono, S.E., M.M (_______________________)
NIP. 19720111 201411 1 001 Penguji II
Page 4
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu, 16 Juni 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Zahrotu Diniyah
2. NIM : 11170810000064
3. Jurusan : Manajemen
4. Judul Skripsi : Analisis Valuasi Saham dalam Pengambilan Keputusan
Investasi Pada Masa Covid-19
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di
atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Juni 2021
1. Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M (_______________________)
NIP. 19741003 200312 2 001 Ketua
2. Deni Pandu Nugraha, S.E., M.Sc (_______________________)
NIP. 19851012 20201 2 100 Pembimbing
3. Dr. Faizul Mubarok (_______________________)
NIDN. 2014058801 Penguji Ahli
Page 5
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : Zahrotu Diniyah
2. NIM : 11170810000064
3. Jurusan : Manajemen
4. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 15 Juli 2021
Yang Menyatakan
Zahrotu Diniyah
Page 6
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Zahrotu Diniyah
Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 9 Mei 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Swadaya RT 01/04 Karang Tengah, Kota
Tangerang 15157
Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
2005 – 2011 SD Negeri Karang Tengah 05
2011 – 2014 SMP Islam Al-Hasanah
2014 – 2017 SMA Negeri 3 Kota Tangerang
2017 – 2021 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
Anggota Divisi Sponsorship Youth Economic Summit (YES) 2017
Anggota Divisi Bendahara dalam @satuatapdonation 2020
Anggota Divisi Humas KKN Arenga Laksmana 2020
Page 7
vii
ABSTRACT
This study aims to determine which stock valuation model is the most
appropriate and to find the intrinsic value of the stock prices of companies that are
positively and negatively affected by Covid-19. Knowing the intrinsic value of
stocks is useful for determining the right investment decisions, especially during
this pandemic. One way to calculate the intrinsic value of a stock is using
fundamental analysis with the method of Price Earning Ratio (PER), Dividend
Discounted Model (DDM), and Price to Book Value (PBV). The sample of this study
was 35 companies from 5 sectors that were positively and negatively affected by
Covid-19. The sampling technique in this study used purposive sampling. The data
used is secondary data. Research results the most appropriate investment decision
making is buying shares that are undervalued (cheap). The most accurate stock
valuation model is the Dividend Discounted Model (DDM) based on Paired
Samples T-Test and Root Mean Squared Error (RMSE).
Keywords: Price Earning Ratio; Dividend Discounted Model; Price to Book
Value; Root Mean Squared Error; and Stock Price.
Page 8
viii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model penilaian saham manakah
yang paling tepat serta mencari nilai intrinsik dari harga saham perusahaan yang
terdampak positif dan negatif Covid-19. Mengetahui nilai intrinsik saham berguna
untuk menentukan keputusan investasi yang tepat, terutama pada masa pandemi ini.
Salah satu cara untuk menghitung nilai intrinsik saham menggunakan analisis
fundamental dengan metode Price Earning Ratio (PER), Dividend Discounted
Model (DDM), dan Price to Book Value (PBV). Sampel penelitian ini sebanyak 35
perusahaan dari 5 sektor yang terdampak positif dan negatif Covid-19. Teknik
pengumpulan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Data
yang digunakan adalah data sekunder. Hasil penelitian Pengambilan keputusan
investasi yang paling tepat adalah membeli saham yang mengalami undervalued
(murah). model penilaian saham yang paling akurat adalah Dividend Discounted
Model (DDM) berdasarkan Paired Samples T-Test dan Root Mean Squared Error
(RMSE).
Kata Kunci: Price Earning Ratio; Dividend Discounted Model; Price to Book
Value; Root Mean Squared Error; dan Harga Saham.
Page 9
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Valuasi Saham dalam Pengambilan Keputusan Investasi Pada Masa
Pandemi Covid-19” tepat pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW berserta
keluarga, sahabat, dan umatnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini merupakan hasil kerja keras yang
banyak memperoleh arahan, bantuan, bimbingan, dan dukungan serta doa restu dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan penuh keikhlasan,
ketulusan, dan kerendahan hari penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Kedua orang tua, Bapak Hambali dan Ibu Yunni yang selalu memberikan
doa dan dengan sabar serta bijaksana memberikan arahan serta semangat
bagi penulis. Terimakasih atas kasih sayang dan doa yang tiada henti. Kalian
adalah motivasi terkuat bagi penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.
2. Seluruh keluarga penulis, terima kasih selalu memberikan doa serta
semangat bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Deni Pandu Nugraha, S.E., M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi,
terima kasih telah berkenan meluangkan waktu untuk membimbing
penulisan skripsi ini dengan arahan dan kesabarannya.
4. Bapak Lili Supriyadi, S.Pd., MM selaku dosen pembimbing akademik,
terima kasih telah memberikan motivasi dan bimbingan selama penulis
menjadi mahasiswi.
5. Bapak Dr. Faizul Mubarok selaku dosen penguji skripsi, terima kasih telah
memberikan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
skripsi ini.
Page 10
x
6. Ibu Murdiyah Hayati, S.Kom., M.M selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih
telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.
7. Segenap dosen pengajar Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih atas semua ilmu pengetahuan,
budi pekerti, dan nilai kehidupan yang telah Bapak/Ibu berikan.
8. Segenap teman-teman Jurusan Manajemen angkatan 2017 terima kasih
semuanya. Terkhusus untuk Adhelia Syafira Putri, Anissa Putri Firdaus,
Rahmi Pratiwi, Karimah Nur Ihsani, Ananda Putri Sabila, Hanifa Rizqy
Ariani, Haspianti Nurmala Sari, dan Samantha Hasna yang selalu menemani
penulis pada masa perkuliahan serta selalu memberikan motivasi dan
semangat dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.
9. Segenap teman-teman penulis Maula Shopi, Erika Saskia, Nurul Azijah,
Shaffiya Rasidha A, Arisa May Hidayat, Nari Wulandari, Elma Rahmah,
Tiara Alya, dan Amanda Bunga serta teman-teman penulis yang lain yang
tidak bisa disebutkan namanya satu per satu, terima kasih telah menjadi
penghilang stres bagi penulis pada saat penulisan skripsi.
10. Teman sekaligus musuh penulis yang sangat berkesan bagi hidup penulis,
Rifki Alif Al Habib yang telah meluangkan waktunya untuk menemani dan
membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, yang tiada hentinya
memberikan motivasi, doa serta dukungan yang amat besar dan selalu ada
untuk penulis pada saat rendah-rendahnya.
11. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terima
kasih dengan tidak mengurangi rasa hormat.
Penulis mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang telah membantu dan mohon maaf kepada semua pihak
apabila penulis melakukan kesalahan baik yang disengaja maupun tidak
disengaja. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran dari para pembaca sangat
penulis harapkan untuk proses belajar, karena manusia jauh dari kata
Page 11
xi
sempurna. Semoga skripsi yang telah penulis susun dapat bermanfaat bagi
penelitian selanjutnya dan pihak-pihak yang membutuhkan.
Jakarta, 15 Juli 2021
Penulis,
Zahrotu Diniyah
Page 12
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Penelitian ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 13
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 14
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 16
A. Landasan Teori ........................................................................................ 16
1. Investasi ................................................................................................. 16
2. Valuasi Saham ...................................................................................... 17
4. Analisis Fundamental ........................................................................... 18
Page 13
xiii
5. Pendekatan Nilai Sekarang ................................................................. 20
6. Pendekatan Price Earning Ratio (PER) .............................................. 20
7. Pendekatan Price to Book Value (PBV) ............................................. 21
8. Perbandingan Akurasi Metode Valuasi Harga Saham ..................... 22
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 23
C. Kerangka Pemikiran ................................................................................ 34
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis ............................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 39
A. Populasi dan Sampel ................................................................................ 39
B. Data dan Sumber Data ............................................................................ 43
C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 43
D. Metode Analisis Data ............................................................................... 44
1. Metode Price Earning Ratio (PER) ..................................................... 44
2. Metode Dividend Discounted Model (DDM) ....................................... 45
3. Metode Price to Book Value (PBV) ..................................................... 47
4. Pengambilan Keputusan Investasi ...................................................... 48
E. Metode Pengujian Hipotesis .................................................................... 49
1. Uji Beda Paired Samples T-Test ........................................................... 49
2. Uji Root Mean Squared Error (RMSE) ............................................... 50
3. Uji Regresi Linear Berganda ............................................................... 51
F. Definisi Operasional Variabel ................................................................. 53
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 55
A. Gambaran Umum Objek Penelitian....................................................... 55
B. Temuan Hasil Penelitian ......................................................................... 58
1. Analisis Uji Statistik Deskriptif ........................................................... 58
Page 14
xiv
2. Analisis Variabel Fundamental dalam Valuasi Saham .................... 59
3. Tahapan Valuasi Harga Saham .......................................................... 72
4. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Price
Earning Ratio (PER) .................................................................................... 77
5. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Dividend
Discounted Model (DDM) ............................................................................ 87
6. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Price to
Book Value (PBV) ........................................................................................ 94
7. Perbandingan Nilai Intrinsik Saham Metode PER, DDM, PBV
dengan Harga Saham ................................................................................ 101
8. Hasil Pengujian Hipotesis .................................................................. 103
C. Pembahasan ............................................................................................ 113
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 116
A. Simpulan ................................................................................................. 116
B. Saran ....................................................................................................... 118
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 120
LAMPIRAN ....................................................................................................... 128
Page 15
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 23
Tabel 3. 1 Daftar Penentuan Perusahaan Sampel ........................................... 40
Tabel 3. 2 Daftar Perusahaan Indeks Sektoral BEI Periode 2020 ................. 41
Tabel 3. 3 Kriteria Pengambilan Keputusan Penilaian Investasi ................... 48
Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel .......................................................... 53
Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang Terdampak
Positif Covid-19 ................................................................................................... 58
Tabel 4. 2 Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19 .................................................................................................. 59
Tabel 4. 3 Harga Saham (Closing Price) Perusahaan yang Terdampak Positif
dan Negatif Covid-19 .......................................................................................... 60
Tabel 4. 4 Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang Terdampak
Positif Covid-19 ................................................................................................... 61
Tabel 4. 5 Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19 .................................................................................................. 62
Tabel 4. 6 Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang Terdampak
Positif Covid-19 ................................................................................................... 63
Tabel 4. 7 Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19 .................................................................................................. 64
Tabel 4. 8 Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang Terdampak
Positif Covid-19 ................................................................................................... 66
Tabel 4. 9 Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19 .................................................................................................. 67
Tabel 4. 10 Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 .............................................................................. 68
Tabel 4. 11 Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................................................ 69
Page 16
xvi
Tabel 4. 12 Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang Terdampak
Positif Covid-19 ................................................................................................... 70
Tabel 4. 13 Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19 .................................................................................................. 71
Tabel 4. 14 Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor dari
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 ................................................ 73
Tabel 4. 15 Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor dari
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 .............................................. 74
Tabel 4. 16 Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 .............................................................................. 75
Tabel 4. 17 Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................................................ 76
Tabel 4. 18 Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor dari
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 ................................................ 78
Tabel 4. 19 Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor dari
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 .............................................. 79
Tabel 4. 20 Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 .............................................................................. 80
Tabel 4. 21 Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................................................ 81
Tabel 4. 22 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning Ratio
(PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 .......................... 83
Tabel 4. 23 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning Ratio
(PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ......................... 85
Tabel 4. 24 Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 .............................................................................. 87
Tabel 4. 25 Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................................................ 88
Tabel 4. 26 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend Discounted
Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 ............. 90
Page 17
xvii
Tabel 4. 27 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend Discounted
Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ............ 92
Tabel 4. 28 PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 . 95
Tabel 4. 29 PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 96
Tabel 4. 30 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book Value
(PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 .......................... 97
Tabel 4. 31 Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book Value
(PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ......................... 99
Tabel 4. 32 Perbandingan Nilai Intrinsik Menggunakan Metode PER, DDM,
dan PBV dengan Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdampak Positif dan
Negatif Covid-19 ................................................................................................ 102
Tabel 4. 33 Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pada Perusahaan yang
Terdampak Positif dan Negatif Covid-19 ....................................................... 106
Tabel 4. 34 Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test Nilai Intrinsik Saham yang
Dinilai dengan Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan yang
Terdampak Covid-19 ............................................... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 35 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada Metode PER, DDM, dan
PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19 ....................................... 107
Tabel 4. 36 Hasil Uji F Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan
yang Terdampak Covid-19 ............................................................................... 108
Tabel 4. 37 Hasil Uji t Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan
yang Terdampak Covid-19 ............................................................................... 110
Tabel 4. 38 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pada Metode PER, DDM, dan
PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19 ....................................... 112
Page 18
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Harga Saham Indeks Sektoral BEI Tahun 2020 .......................... 4
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 34
Page 19
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 128
Lampiran 2: Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 128
Lampiran 3: Harga Saham (Closing Price) Perusahaan yang Terdampak
Positif dan Negatif Covid-19 ................................................. 128
Lampiran 4: Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 129
Lampiran 5: Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 130
Lampiran 6: Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 130
Lampiran 7: Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 131
Lampiran 8: Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 131
Lampiran 9: Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 132
Lampiran 10: Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 133
Lampiran 11: Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 133
Lampiran 12: Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 134
Lampiran 13: Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 135
Lampiran 14: Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 .......... 135
Page 20
xx
Lampiran 15: Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ......... 136
Lampiran 16: Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan
yang Terdampak Positif Covid-19 ........................................ 136
Lampiran 17: Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan
yang Terdampak Negatif Covid-19 ...................................... 137
Lampiran 18: Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19 .......... 138
Lampiran 19: Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19 ......... 138
Lampiran 20: Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 139
Lampiran 21: Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 140
Lampiran 22: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning
Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-
19 .............................................................................................. 140
Lampiran 23: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning
Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif
Covid-19 .................................................................................. 141
Lampiran 24: Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19 ................................................. 141
Lampiran 25: Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19 ............................................... 142
Lampiran 26: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend
Discounted Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak
Positif Covid-19 ...................................................................... 143
Lampiran 27: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend
Discounted Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19 ..................................................................... 143
Page 21
xxi
Lampiran 28: PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
.................................................................................................. 144
Lampiran 29: PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-
19 .............................................................................................. 144
Lampiran 30: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book
Value (PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif
Covid-19 .................................................................................. 145
Lampiran 31: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book
Value (PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif
Covid-19 .................................................................................. 146
Lampiran 32: Perbandingan Nilai Intrinsik Menggunakan Metode PER,
DDM, dan PBV dengan Harga Saham Pada Perusahaan yang
Terdampak Positif dan Negatif Covid-19 ............................ 146
Lampiran 33: Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pada Perusahaan yang
Terdampak Positif dan Negatif Covid-19 ............................ 147
Lampiran 34: Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test Nilai Intrinsik Saham
yang Dinilai dengan Metode PER, DDM, dan PBV Pada
Perusahaan yang Terdampak Covid-19............................... 148
Lampiran 35: Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada Metode PER, DDM,
dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19 .... 148
Lampiran 36: Hasil Uji F Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada
Perusahaan yang Terdampak Covid-19............................... 148
Lampiran 37: Hasil Uji t Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada
Perusahaan yang Terdampak Covid-19............................... 149
Lampiran 38: Hasil Uji Koefisien Determinasi Pada Metode PER, DDM, dan
PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19 ............ 149
Page 22
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran yang sangat
besar bagi pembangunan nasional. Adanya pasar modal membantu
membuka mata investor untuk berinvestasi, dan adanya spekulan yang
memiliki dampak terkait prospek yang dibawa oleh perusahaan di
Indonesia. Adanya pasar modal akan menarik banyak investor lokal maupun
asing. Dengan banyaknya aliran dana yang masuk ke Indonesia, bukan
hanya kinerja perusahaan yang akan semakin kuat. Tetapi akan berefek
dominan ke segala aspek yang berperan dalam perusahaan itu sendiri, salah
satunya pemerintah. Ketika kinerja perusahaan semakin kuat, membuat roda
perekonomian juga semakin kuat. Roda perekonomian yang semakin kuat
ini yang akan menguatkan pereknomian secara umum. Dengan
perekonomian yang kuat, pasar modal ini bisa dijadikan jembatan
pemerintah bagi pembangunan nasional. Tetapi dengan adanya Covid-19 ini
pasar modal Indonesia mengalami penurunan Tercatat sepanjang tahun
2020 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indonesia mengalami
penurunan sebesar 18,3%. Bagaimana tidak, peristiwa pandemi Covid-19
yang awal menyebar di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 ini membuat
perekonomian Indonesia mengalami tingkat penurunan yang signifikan.
Akibat Covid-19 ini, IHSG tercatat menyentuh tingkat terendahnya pada 24
Page 23
2
Maret 2020, yakni di tingkat 3.937 atau turun 37,5% dibandingkan dengan
IHSG penutupan tahun 2019 di tingkat 6.299.
Saat ini Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki Indeks Sektoral yang
terdiri dari 10 sektor perusahaan, diantaranya Agrikultur; Industri Dasar dan
Kimia; Industri Barang Konsumsi; Keuangan; Infrastuktur, Utilitas, dan
Transportasi; Pertambangan; Aneka Industri; Properti, Real Estate, dan
Konstruksi Bangunan; Perdagangan, Jasa, dan Investasi; dan Manufaktur.
Adanya Covid-19 memberikan dampak negatif maupun positif terhadap
perusahaan-perusahaan sektoral di BEI. Terdapat beberapa sektor
perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 yang menurut BEI mengalami
penurunan paling tajam, yaitu sektor Properti, Real Estate, dan Konstruksi
Bangunan mencapai 33,56%. Sektor lainnya adalah Perhotelan, Pariwisata,
dan Restoran yang mencatat kerugian sebesar Rp. 70 Triliun untuk
Pariwisata, Rp. 30 Triliun untuk Perhotelan, dan Rp. 40 Triliun untuk
Restoran selama periode 31 Maret 2020 (Chang, Mcaleer, & Wong, 2020;
Nurhaliza, 2020). Mengacu pada data BEI yang mencatat penurunan paling
tajam adalah sektor Pertambangan turun 18,42%, dan sektor Perdagangan,
Jasa, dan Investasi sebesar 20,88%. Hal ini diakibatkan karena tingkat
penyebaran virus Covid-19 yang semakin tinggi yang mengharuskan
Pemerintah Indonesia untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) yang sangat berdampak pada perekonomian Indonesia.
Terdapat juga beberapa sektor perusahaan yang terdampak positif
Covid-19, seperti sub sektor Kimia yang mendapatkan permintaan tinggi
Page 24
3
akan kebutuhan produk petrokimia seperti masker dan Alat Perlindungan
Diri (APD) yang sangat dibutuhkan pada masa pandemi Covid-19 ini
(Aldin, 2020). Selain itu, ada pula sub sektor Farmasi, seperti PT Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dan PT Kimia Farma Tbk
(KAEF) yang mengalami peningkatan penjualan selama masa pandemi.
Menurut laporan keuangan perseroan yang dikutip dari Bursa Efek
Indonesia terlihat bahwa sepanjang tahun 2020 penjualan dari segmen jamu
dan suplemen menjadi penopang pendapatan perseroan sebesar 68,45%,
disusul oleh segmen makanan dan minuman sebesar 27,06% dan segmen
farmasi yang berkontribusi sebesar 4,49% dari total omset (Böni &
Zimmermann, 2020; Supriyatna & Djailani, 2020).
Sektor Teknologi dan Digital juga mengalami peningkatan yang
signifikan pada masa pandemi ini karena dengan adanya Covid-19
menyebabkan hampir seluruh kegiatan masyarakat dilakukan berbasis
teknologi, mulai dari berbelanja, perkantoran, maupun pendidikan. Investor
dalam masa pandemi juga melihat peluang di sektor teknologi untuk melihat
pergeseran dari komoditas investasi ke investasi teknologi (Nugraha, 2021).
Berdasarkan data BEI per 28 Januari 2021, indeks sektor Teknologi yang
memiliki emiten sebanyak 19 saham melesat 78,69% sejak awal tahun.
Saham PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) memimpin penguatan harga sebesar
1.322% menjadi Rp. 5.975 per saham dan saham PT Kioson Komersial
Indonesia Tbk. (KIOS) menyusul karena meroket 349,92% (Ulfah, 2021).
Mengacu pada data BEI, sektor yang mengalami penguatan terbesar selama
Page 25
4
Covid-19 ini adalah sektor Industri Dasar dan Kimia yang mencapai
penguatan sebesar 4,8%, sektor Infrastruktur, Utilitas, dan Transportasi
mencapai 2,34%, dan sektor Transportasi mencapai 2,29%.
Keberadaan Covid-19 ini memberikan dampak negatif dan dampak
positif terhadap perusahaan-perusahaan. Sebagai gambaran nilai indeks
sektoral untuk tahun 2020 ditampilkan dalam grafik berikut ini:
Gambar 1.1 Harga Saham Indeks Sektoral BEI Tahun 2020
Berdasarkan gambar 1.1 dapat diketahui bahwa indeks sektoral BEI
mengalami penurunan dan kenaikan harga saham selama periode 2020.
Terdapat indeks sektoral yang mengalami dampak negatif Covid-19, seperti
sektor properti dan real estate yang pada awal tahun tepatnya bulan Januari
2020 harga saham sektor properti dan real estate mencapai level 451,35,
lalu mengalami penurunan yang cukup tajam pada bulan April mencapai
level 293,05. Sektor perdagangan dan jasa juga mengalami penurunan pada
0
500
1000
1500
2000
2500
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
Sektor Terdampak Positif dan Negatif Covid-19
Sektor Properti dan Real Estate Price Sektor Perdagangan dan Jasa Price
Sektor Industri Dasar dan Kimia Price Sektor Industri Barang Konsumsi Price
Sektor Teknologi Price
Page 26
5
tahun 2020 ini. Pada awal bulan Januari 2020 harga saham sektor
perdagangan dan jasa mencapai level 722,73, lalu mengalami penurunan
pada bulan Maret mencapai level 602,27. Penurunan harga saham ini
disebabkan oleh tingkat Covid-19 yang semakin tinggi yang mengakibatkan
menurunnya kinerja perusahaan akibat dampak dari Covid-19, seperti
adanya PSBB.
Terdapat pula indeks sektoral yang mengalami dampak positif dari
Covid-19, seperti sektor industri dasar dan kimia yang mengalami
peningkatan pada tahun 2020 ini. Pada awal Januari 2020 harga saham
sektor industri dasar dan kimia mencapai level 887,26 yang kemudian
mencapai penurunan pada bulan Maret 2020 mencapai level 580,26, setelah
itu sektor ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada akhir
Desember 2020 mencapai level 920,27. Sektor industri barang konsumsi
tepatnya sub sektor farmasi juga mendapatkan dampak positif dari Covid-
19. Pada awal Januari 2020 harga saham sektor industri barang konsumsi
mencapai level 1.986,37 yang kemudian mencapai penurunan pada bulan
Maret 2020 mencapai level 1.659,14 dan mengalami kenaikan pada bulan
Agustus 2020 mencapai level 1.933,18. Peningkatan harga saham ini
dikarenakan semakin tingginya kebutuhan sub sektor kimia, seperti masker
dan Alat Perlindungan Diri (APD) serta kebutuhan akan obat-obatan dari
sub sektor farmasi. Sektor teknologi juga mengalami peningkatan, dapat
dilihat dari awal Januari 2020 harga saham sektor teknologi mencapai level
732,06 lalu mengalami penurunan pada bulan Mei 2020 sebesar 416,11 dan
Page 27
6
mencapai level tertingi pada akhir tahun 2020 mencapai level 803,17. Hal
ini diakibatkan karena sentimen optimis pasar terkait kinerja saham
teknologi yang diuntungkan dengan bekerja ataupun sekolah dari rumah
seiring dengan pandemi Covid-19.
Menurut PT Schroders Investment Management Indonesia yang
telah melakukan survei pada 23.000 orang dari 32 lokasi di seluruh dunia
termasuk Indonesia, sebanyak 92% investor di Indonesia mengubah
portofolio investasi ketika pasar saham mengalami volatilitas pada Februari
dan Maret tahun 2020. Hal ini dikarenakan adanya pandemi Covid-19
diseluruh dunia, khususnya Indonesia yang menyebabkan penurunan
tingkat investasi karena harga saham yang mengalami kemerosotan yang
cukup signifikan. Adanya pandemi Covid-19 ini mempengaruhi keputusan
investasi di Indonesia dikarenakan investor bereaksi sensitif terhadap
informasi yang diberikan pasar sehingga investor berhati-hati dalam
mengambil keputusan investasi (Nugraha, 2021).
Melihat fenomena ini diharapkan investor harus cukup jeli dalam
memandang setiap instrumen pasar modal yang akan dijadikan objek
investasi. Investor perlu memperhatikan strategi investasi tertentu yang
dapat digunakan untuk mencapai investasi yang optimal atau investasi
terbaik yang memberikan return yang diharapkan dengan risiko minimal
(Hasanah & Rusliati, 2017). Hal ini dikarenakan risiko mempunyai
hubungan linier yang positif dengan hasil investasi yang diharapkan,
Page 28
7
semakin besar tingkat pengembalian yang diharapkan maka semakin besar
pula risiko yang harus ditanggung investor (Huda & Nasution, 2007).
Investasi memiliki kelemahan, yaitu risiko akan kerugian. Pada
saham, risiko ini sangat tinggi namun dibalik itu juga saham memiliki
keuntungan yang sangat tinggi. Investasi jenis saham ini memiliki peluang
dalam mendapatkan keuntungan mencapai ratusan persen dalam hitungan
bulan dengan diimbangi dengan jumlah presentase kerugian yang sama
apabila investasi tidak dikelola dengan baik terutama pada saat pandemi
Covid-19. Risiko yang dialami investor dalam berinvestasi di saham adalah
tidak mengetahui arah dari pergerakan suatu saham. Saham memiliki
pergerakan yang berfluktuatif. Jika seorang pemodal menanamkan
modalnya pada jenis investasi ini, harga saham bisa saja sama, menurun
bahkan naik pada saat yang akan datang. Penurunan harga saham sangat
dihindari oleh investor karena akan mengakibatkan kerugian. Besar
kerugian yang diterima oleh investor potensinya sebanding dengan
keuntungan yang akan diperoleh oleh investor. Dari latar belakang tersebut,
investor harus pintar memahami potensi apa yang akan didapatkan dalam
memilih saham yang akan dibeli terutama pada saat pandemi Covid-19
(Alhazami, 2020).
Salah satu cara mencegah risiko kerugian dari saham adalah
melakukan penilaian saham atau biasa disebut juga valuasi saham. Penilaian
atau valuasi terhadap saham dengan cermat akan meminimalkan risiko dari
kesalahan memilih saham. Penilaian harga saham seringkali mengalami
Page 29
8
kondisi dimana nilai harga saham tidak sesuai dengan nilai harga pasar.
Kondisi tersebut dikatakan sebagai overvalued ketika hasil valuasi saham
lebih rendah dibandingkan harga pasar dan jika terjadi sebaliknya maka
disebut undervalued (Suryanto, 2016). Saham tidak layak dibeli apabila
hasil perhitungan nilai valuasi saham lebih rendah dibandingkan nilai harga
pasar. Sebaliknya jika valuasi saham menunjukkan angka yang lebih tinggi
dari harga pasar, berarti saham tersebut cukup untuk dibeli.
Faktor-faktor yang mempengaruhi valuasi saham sama dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham karena valuasi
saham menganalisis pergerakan harga saham pada waktu tertentu, apakah
harga saham terlalu mahal atau terlalu murah. Pergerakan harga saham di
dipengaruhi oleh dua faktor: (a) Faktor internal, dimana faktor ini berkaitan
secara langsung dengan kondisi fundamental atau kinerja suatu perusahaan,
seperti nilai Earning Per Share, Dividend Per Share, Price Earning Ratio,
Net Profit Margin, Return on Assets, dan lain-lain (b) Faktor eksternal
dimana faktor ini berkaitan dengan kondisi dari luar perusahaan, seperti
adanya pandemi Covid-19 seperti sekarang ini (Harijito, 2009).
Grand Theory dalam penelitian ini adalah Signaling Theory yang
menjelaskan seberapa pentingnya informasi yang diterbitkan oleh
perusahaan terhadap keputusan investasi bagi pihak eksternal perusahaan.
Informasi tersebut berupa laporan keuangan, informasi kebijakan
perusahaan maupun informasi lainnya. Signaling Theory mengemukakan
tentang bagaimana perusahaan memberikan sinyal-sinyal kepada pengguna
Page 30
9
laporan keuangan (Meythi & Hartono, 2012). Reaksi pasar diketahui dengan
adanya perubahan harga saham pada saat informasi diumumkan dan semua
pelaku pasar telah menerima informasi tersebut. Pelaku pasar
menginterprestasi dan menganalisis informasi tersebut sebagai sinyal yang
baik (good news) atau sinyal yang buruk (bad news). Apabila penguman
informasi tersebut merupakan sinyal baik bagi investor, maka terjadi
perubahan dalam harga saham, harga saham menjadi naik sehingga return
saham mengalami peningkatan.
Analisis fundamental dan analisis teknikal dapat digunakan untuk
penilaian saham. Analisa teknikal dapat dilakukan dengan melihat data
historis harga saham untuk memprediksi trend harga saham. Sedangkan
analisis fundamental dapat dilakukan dengan menggunakan data keuangan
perusahaan untuk menghitung nilai intrinsik saham. Untuk analisis
fundamental terdapat dua pendekatan untuk menghitung nilai saham, yaitu
dengan Pendekatan Nilai Sekarang dan pendekatan Price Earning Ratio
(PER) (Natalia, E.R, & Yulita, 2019). Salah satu model yang menggunakan
komponen deviden untuk menentukan nilai saham (pendekatan nilai
sekarang) adalah Dividend Discounted Model (DDM), yang digunakan
untuk menentukan estimasi harga saham dengan mendiskontokan seluruh
aliran deviden yang akan diterima di masa yang akan datang (Tandelilin,
2017). Keunggulan DDM adalah modelnya bersumber dari konsep nilai
waktu uang dan arus kas (Hasanah & Rusliati, 2017). Price Earning Ratio
(PER) merupakan pendekatan yang paling sering digunakan oleh para
Page 31
10
investor dan analisis saham. PER memperlihatkan rasio atau perbandingan
antara harga saham terhadap earning suatu perusahaan.
Baik metode DDM dan PER didasarkan pada konsep nilai sekarang.
Menurut Eduardus Tandelilin (2010), berdasarkan teori pendekatan DDM
lebih baik dibandingkan pendekatan PER, namun pendekatan PER lebih
lebih sering digunakan oleh para investor dan analisis saham karena lebih
mudah digunakan. Selain DDM dan PER, ada metode valuasi saham lain
yaitu Price to Book Value (PBV). PBV merupakan pendekatan yang
digunakan untuk menilai suatu saham dengan melihat hubungan nilai harga
pasar dengan nilai buku per lembar (Tandelilin, 2017; Zeren & Hizarci,
2020). Menurut Hasanah dan Rusliati (2017), PBV dapat lebih
mengevaluasi saham perusahaan yang memiliki sektor atau industri sejenis,
sehingga terlihat jelas apakah harga saham tersebut lebih murah atau mahal.
Pendekatan PBV lebih fleksibel jika dibandingkan dengan DDM dalam
menghitung nilai wajar saham karena tidak terpengaruh oleh arus kas
(Fayana & Jatmiko, 2012). Dalam melakukan penilaian harga wajar saham,
investor diperlukan mengukur tingkat kerakuratan pendekatan penilaian
harga saham yang digunakan dalam penelitian. Untuk itu dalam penelitian
ini akan menggunakan Root Mean Square Error (RMSE) untuk melihat
model penilaian saham mana yang memiliki nilai penyimpangan paling
kecil.
Berdasarkan penghindaran risiko kerugian, maka valuasi saham
perlu dilakukan sebelum berinvestasi. Melakukan valuasi saham berarti
Page 32
11
menilai saham mana sajakah yang layak atau tidak layak untuk dibeli. Harga
wajar saham dievaluasi dengan membandingkan nilai sebenarnya dari
saham dengan harga pasar ditambah penilaian fundamental perusahaan,
faktor fundamental mempengaruhi nilai, dan laju perubahan biasanya lebih
lambat dari perubahan harga pasar (Aswath Damodaran, 2002).
Penelitian ini merupakan pengembangan dari Lutfi Alhazami, 2020
yang meneliti tentang valuasi saham pada masa pandemi Covid-19.
Perbedaan terletak pada variabel, subjek penelitian, dan periode
dilakukannya penelitian. Penelitian ini menambah dua variabel yaitu
Dividend Discounted Model (DDM) dan Price to Book Value (PBV), subjek
penelitian dalam penelitian ini adalah Indeks Sektoral BEI yang terdampak
positif dan negatif Covid-19, dan periode penelitian dilakukan dalam jangka
waktu 1 tahun, yaitu 2020. Penelitian yang akan dilakukan ini menganalisis
valuasi saham untuk pengambilan keputusan investasi pada masa pandemi
Covid-19 menggunakan metode Price Earning Ratio (PER), Dividend
Discounted Model (DDM), dan Price to Book Value (PBV). Penelitian ini
dimotivasi oleh beberapa alasan, pertama adanya kasus penurunan dan
kenaikan harga saham serta kinerja perusahaan pada beberapa sektor
perusahaan pada masa pandemi. Kedua, beberapa penelitian sebelumnya
terjadi perbedaan hasil penelitian (research gap). Menggunakan analisis
teknikal, menurut Ju, Yeon, & Lee, 2021, Carter, Mazumder, Simkins, &
Sisneros, 2021, Salisu, Vinh, & Lucey, 2021, dan Ayed, Medini, &
Lamouchi, 2020 menyatakan bahwa sektor Restoran, Perhotelan, Real
Page 33
12
Estate, Industrial, dan sektor Barang Konsumsi mengalami dampak negatif
akibat pandemi Covid-19. Menurut Salisu et al., 2021, Ayed et al., 2020,
dan Anguera-torrell, Aznar-alarcón, & Vives-perez, 2020 menyatakan
bahwa sektor Barang Konsumsi, Jasa, dan Perhotelan mengalami dampak
positif akibat pandemi Covid-19.
Menggunakan analisis fundamental, menurut penelitian oleh Natalia
et al., 2019 dan Afriani & Asma, 2019 menyatakan bahwa metode PER
memiliki ketepatan dalam memvaluasi harga saham dibandingkan metode
DDM, PBV, FCFF, dan FCFE. Menurut Cole, 2020 dan Sutjipto &
Setiawan, 2020 menyatakan bahwa metode DDM memiliki ketepatan dalam
memvaluasi harga saham dibandingkan metode APV, EV/EBITDA, dan
PER. Menurut Charumathi & Sudhakar, 2015 menyatakan bahwa metode
PER dan PBV memiliki ketepatan dalam memvaluasi harga saham
dibandingkan metode CAPM dan DDM. Penelitian ini menggunakan
analisis fundamental yang menghitung harga saham yang diharapkan
berdasarkan fundamental perusahaan (profitabilitas, efisiensi operasional,
keahlian manajerial, dan lain-lain) yang terkait dengan perusahaan,
produknya, industrinya, dan perekonomian secara umum (Thomsett, 2015).
Menurut penelitian oleh Beyaz, Tekiner, Zeng, & Keane, 2018
membandingkan valuasi saham menggunakan analisis teknikal dan analisis
fundamental dengan hasil, analisis fundamental menghasilkan peramalan
harga saham yang lebih baik dibandingkan analisis teknikal. Maka dari itu,
peneliti menggunakan analisis fundamental dalam penelitian ini.
Page 34
13
Berdasarkan uraian dari latar belakang, peneliti akan mengambil
judul “Analisis Valuasi Saham Dalam Pengambilan Keputusan
Investasi Pada Masa Covid 19”. Dengan objek penelitian adalah Indeks
Sektoral BEI yang terdampak positif dan negatif Covid-19. Adapun tahun
penelitian adalah tahun 2020 dengan pertimbangan bahwa tahun 2020
merupakan tahun awal terjadinya virus Covid-19 di Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diungkap sebelumnya, dapat
dirumuskan masalah yang akan diselesaikan sebagai berikut:
1. Apakah metode Price Earning Ratio (PER) dapat memvaluasi harga
saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI yang terdampak
positif dan negatif Covid-19?
2. Apakah metode Dividend Discounted Model (DDM) dapat
memvaluasi harga saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI
yang terdampak positif dan negatif Covid-19?
3. Apakah metode Price to Book Value (PBV) dapat memvaluasi harga
saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI yang terdampak
positif dan negatif Covid-19?
4. Metode penilaian saham manakah yang paling tepat dalam
memvaluasi harga saham?
Page 35
14
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, dapat dituliskan tujuan
penelitian sebagai berikut:
1. Menganalisis apakah metode Price Earning Ratio (PER) dapat
memvaluasi harga saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI
yang terdampak positif dan negatif Covid-19.
2. Menganalisis apakah metode Dividend Discounted Model (DDM)
dapat memvaluasi harga saham dengan tepat pada Indeks Sektoran
BEI yang terdampak positif dan negatif Covid-19.
3. Menganalisis apakah metode Price to Book Value (PBV) dapat
memvaluasi harga saham dengan tepat pada Indeks Sektoran BEI
yang terdampak positif dan negatif Covid-19.
4. Menganalisis metode penilaian saham manakah yang paling tepat
dalam memvaluasi harga saham.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk berbagai
kepentingan, diantaranya:
1. Manfaat Akademis
Secara akademis, penelitian ini diharapkan memberi
kontribusi ilmiah pada kajian tentang keputusan berinvestasi pada
masa pandemi. Kajian tentang keputusan berinvestasi sudah cukup
Page 36
15
beragam. Namun baru sedikit riset yang secara spesifik fokus pada
penetapan keputusan investasi pada masa pandemi, terutama
pandemi Covid-19. Oleh karena itu, riset ini diharapkan mampu
menyediakan referensi baru tentang penetapan keputusan
berinvestasi pada masa pandemi Covid-19.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberi alternatif
model terbaik yang dapat dimanfaatkan untuk keputusan
berinvestasi di masa pandemi dari saham yang terdampak positif dan
negatif Covid-19. Terlebih lagi agar investor maupun calon investor
lebih bijak sebelum membeli atau menjual saham pada masa
pandemi Covid-19 ini.
Page 37
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Investasi
Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada masa
kini untuk tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan
datang. Investasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
investasi pada aset riil dan aset finansial. Investasi pada aset riil
dapat berbentuk tanah, emas, mesin, maupun bangunan, sedangkan
investasi pada aset finansial berbentuk deposito, saham, obligasi
ataupun waran (Didit Herlianto, 2008).
Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut investor.
Investor dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu investor
individual dan investor institusional. Investor individual terdiri dari
individu-individu yang melakukan investasi, sedangkan investor
institusional terdiri dari perusahaan asuransi, lembaga penyimpanan
dana, lembaga dana pensiun, maupun perusahaan investasi
(Tandelilin, 2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi,
yaitu pribadi investor, pajak, likuiditas, situasi industri, sains dan
teknologi, siklus dan tren, situasi ekonomi nasional, serta situasi
ekonomi nasional (Didit Herlianto, 2008).
Page 38
17
2. Valuasi Saham
Tindakan awal dalam kepemilikan saham adalah menilai
(valuasi) apakah saham tersebut layak dibeli atau tidak. Penilaian
saham merupakan rangkaian cara untuk mengubah beberapa
variabel ekonomi atau perusahaan yang diperkirakan menjadi
ramalan tentang harga saham yang berguna sebagai suatu metode
untuk mencari nilai-nilai saham yang menjadi ukuran dalam
berinvestasi surat berharga (Tandelilin, 2010). Analisis dalam
valuasi saham terdiri dari dua teknik yang paling umum dalam
saham yaitu analisis teknikal dan fundamental. Analisis teknikal
merupakan metode analisis yang memperkirakan dengan melihat
data historis pergerakan saham dalam pengambilan keputusan
investasi jangka pendek. Sedangkan, analisis fundamental
merupakan metode analisis yang menitikberatkan kinerja keuangan
perusahaan seperti laporan keuangan.
Model valuasi saham terdiri dari tiga jenis nilai, yaitu nilai
buku, nilai pasar, dan nilai intrinsik. Nilai buku merupakan nilai
berdasarkan pembukuan perusahaan emiten. Harga pasar adalah
nilai saham yang diwakili oleh harga saham di pasar modal. Nilai
intrinsik merupakan nilai saham yang sebenarnya atau yang
seharusnya terjadi. Valuasi saham bertujuan untuk menghasilkan
perbandingan nilai intrinsik dengan harga pasar suatu saham
(Tandelilin, 2010).
Page 39
18
Hasil dari penilaian tersebut bertujuan dalam pengambilan
keputusan berinvestasi seperti membeli, menjual atau menahan
saham. Pengambilan keputusan membeli atau menjual saham
berkaitan dengan rentang perbandingan antara nilai intrinsik dan
nilai pasar saham, yaitu (Bhat & Suresh, 2020), (Halim, 2005):
a. Undervalue merupakan kondisi dimana nilai saham berada
di bawah nilai intrinsik (intrinsic value) dari harga saham
pasar saat ini (current market price), nilai undervalue
nantinya akan menentukan keputusan investor dalam
membeli atau tidaknya suatu saham.
b. Overvalue merupakan kondisi nilai saham lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai intrinsik (intrinsic value), maka
investor sebaiknya menjual saham yang dimilikinya untuk
merealisasikan keuntungan.
c. Correctly value merupakan kondisi tindakan pasif investor
untuk tidak menjual atau tidak membeli suatu saham karena
nilai saham masih wajar atau berada diantara rentang nilai
(no gap on value).
4. Analisis Fundamental
Analisis fundamental ialah analisis yang mempelajari
kondisi fundamental suatu perusahaan, seperti mempelajari kinerja
keuangan perusahaan, dan umumnya digunakan untuk menentukan
saham yang dapat dibeli atau dijual. Analisis fundamental berdasar
Page 40
19
pada fundamental suatu perusahaan. Teknik ini memfokuskan pada
rasio kinerja keuangan dan kejadian-kejadian yang terjadi secara
langsung maupun tidak langsung yang dapat mempengaruhi kinerja
keuangan perusahaan. Analisis fundamental memperlihatkan harga
saham di masa depan dengan melihat faktor-faktor fundamental
perusahaan yang mempengaruhi harga saham di masa depan dan
menetapkan hubungan antar faktor tersebut. Dalam menentukan
nilai intrinsik, analisis fundamental menggunakan data fundamental,
yaitu data yang berasal dari fundamental keuangan perusahaan,
misalnya penjualan, laba, dividen yang dibayar, dan lain-lain
(Hartono, 2017).
Dalam menentukan nilai intrinsik, analisis fundamental
menggunakan data fundamental, yaitu data yang berasal dari
fundamental keuangan perusahaan, misalnya penjualan, laba,
dividen yang dibayar, dan lain-lain. Dalam analisis fundamental,
terdapat dua pendekatan dalam menghitung nilai intrinsik saham,
yaitu dengan Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach)
dan pendekatan Price Earning Ratio (PER). Selain kedua metode
tersebut terdapat juga metode alternatif yaitu metode PBV (Price to
Book Value) untuk mengevaluasi harga wajar saham (Hartono,
2017).
Page 41
20
5. Pendekatan Nilai Sekarang
Pendekatan nilai sekarang (present value approach)
menggunakan metode Dividend Discounted Model (DDM) dengan
cara semua aliran kas yang diharapkan di masa yang akan datang
didiskontokan dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang
diharapkan oleh investor (Tandelilin, 2017). Model pertumbuhan
konstan atau dapat disebut juga sebagai model Gordon. Metode
pertumbuhan konstan dilakukan guna menentukan nilai saham, jika
dividen yang akan dibayarkan mengalami pertumbuhan konstan
dalam waktu yang tidak terbatas, dimana gt + 1 = gt untuk semua
waktu t. Persamaan DDM dituliskan sebagai berikut:
P̂0 =𝐷1
𝑘 − 𝑔
Dimana,
P̂0= Nilai instrinsik saham dengan DDM
𝐷1= Dividen yang akan diterima secara konstan selama
periode pembayaran dividen di masa yang akan datang
k= Tingkat return yang diharapkan investor
g= Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari
saham
6. Pendekatan Price Earning Ratio (PER)
Pendekatan PER merupakan metode multiplier, artinya
investor menghitung berapa kali jumlah pendapatan yang tercermin
Page 42
21
dalam harga saham. PER memperlihatkan perbandingan antara
harga saham dengan Earning Per Share (EPS), artinya jika PER
saham sebanyak 3 kali menunjukan harga saham tersebut sama
dengan 3 kali nilai EPS. Pendekatan PER menampilkan informasi
berapa harga yang harus dibayarkan oleh investor untuk
memperoleh setiap Rp 1 earning (Tandelilin, 2017). Persamaan
PER dituliskan sebagai berikut:
P̂0
𝐸1=
𝐷1
𝐸1
𝑘 − 𝑔
Dimana,
P̂0= Nilai instrinsik saham
𝐷1= Estimasi dividen tunai (DPS)
𝐸1= Estimasi EPS
k= Tingkat return yang diharapkan investor
g= Tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan dari
saham
7. Pendekatan Price to Book Value (PBV)
Hubungan antara nilai pasar dan nilai buku per saham juga
dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk mengevaluasi
keputusan investasi saham. Berdasarkan teori, nilai pasar suatu
saham diharuskan mencerminkan nilai bukunya. Rosenberg 1985
(dalam Tandelilin, 2017:324) mengemukakan bahwa saham yang
Page 43
22
memiliki rasio harga dengan nilai buku rendah maka akan
menghasilkan return yang secara signifikan lebih tinggi dari saham
yang memiliki rasio harga dengan nilai buku yang tinggi. Dengan
demikian, Rosenberg 1985 (dalam Tandelilin, 2017:324)
memberikan saran untuk membeli saham-saham yang memiliki
rasio harga dengan nilai buku yang rendah apabila menginginkan
return yang lebih besar pada tingkat risiko tertentu (Tandelilin,
2017). Persamaan PBV dituliskan sebagai berikut:
𝑃𝐵𝑉 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
8. Perbandingan Akurasi Metode Valuasi Harga Saham
Perbandingan nilai akurasi dilakukan guna mengetahui
metode mana yang hasilnya paling akurat diantara metode-metode
lain yang digunakan, pengujian akurasi bisa dilakukan dengan
menggunakan Root Mean Squared Error (RMSE). Berikut adalah
rumus perhitungan RMSE (Hasanah & Rusliati, 2017):
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √∑ (𝑌𝑖 − 𝑂𝑖)2𝑛
1=1
𝑛
Dimana,
𝑌𝑖= Harga pasar tahun i
𝑂𝑖= Nilai Intrinsik tahun i
n= Jumlah data
Page 44
23
B. Penelitian Terdahulu
Adapun pendapat dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
berhubungan dengan penulisan proposal penelitian ini adalah:
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu
a. N
o
.
Judul Hasil Persamaan Perbedaan
1 Valuasi Saham yang
Masih Layak untuk
Dikoleksi di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
pada Saat Pandemik
Covid-19
Lutfi Alhazami (2020)
Jurnal Ilmiah
Akuntansi dan
Keuangan Vol. 9 No. 2
Perusahaan yang dapat
dikatakan sebagai
perusahaan yang masih
murah dan masih baik
untuk dikoleksi oleh
investor pada saat
pandemik adalah ASII,
BSDE, dan MNCN.
Saham-saham perusahaan
tersebut masuk penilaian
kondisi undervalued.
Menganalisis
valuasi saham
menggunakan
metode PER
dan PBV.
Tidak
menganalisis
valuasi saham
dengan
metode DDM
dan memiliki
objek
penelitian
yang berbeda.
2 Stock Valuation
Analysis Using the
Dividend Discount
Model, Price Earning
Ratio and Price to
Book Value for
Investment Decisions
Dea Natalia, Caecilia
Wahyu E.R dan Ima
Kristina Yulita (2019)
Pengambilan keputusan
investasi yang tepat adalah
membeli diantara saham-
saham perusahaan berikut,
yaitu GGRM, HMSP,
ICBP, INDF, KLBF,
MERK, dan UNVR.
Menganalisis
valuasi saham
dengan metode
yang sama,
yaitu PER,
DDM, dan
PBV.
Menganalisis
valuasi saham
pada
perusahaan
sektor barang
konsumsi saja.
Page 45
24
Procuratio: Jurnal
Ilmiah Manajemen,
Vol. 7 No. 3
3 Analisis Fundamental
Dalam Penilaian Harga
Saham Dengan
Menggunakan Metode
Dividend Discounted
Model Dan Price
Earning Ratio (Studi
Pada Perusahaan
Multinasional Sub
Sektor Semen Yang
Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode
2013-2015)
Perdana, Brilliand, &
Darmawan, 2015
Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB), Vol. 37
No. 2
Hasil dengan metode
DDM maka dapat diambil
kesimpulan bahwa saham
SMCB, INTP dan SMGR
berada dalam kondisi
undervalued artinya
investor direkomendasikan
untuk membeli saham
tersebut. Menggunakan
metode PER maka dapat
diketahui bahwa saham
SMCB, INTP dan SMGR
berada dalam kondisi
undervalued artinya
investor direkomendasikan
untuk membeli saham
tersebut.
Menganalisis
valuasi saham
dengan metode
PER dan
DDM.
Tidak
menganalisis
valuasi saham
dengan
metode PBV
dan
menggunakan
objek
penelitian
yang berbeda.
4 Analisis Valuasi Harga
Saham Dengan Price
Earning Ratio, Free
Cash Flow to Equity
dan Free Cash Flow to
Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan valuasi
harga wajar saham dengan
metode Price Earning
Ratio (PER) menunjukkan
7 perusahaan dalam
Menganalisis
valuasi saham
dengan metode
PER.
Menganalisis
valuasi saham
dengan
metode Free
Cash Flow to
Equity dan
Page 46
25
Firm Pada Perusahaan
Manufaktur
Emma Afriani, dan
Rusdayanti Asma
(2019)
Jurnal Manajemen
Sains dan
Kewirausahaan, Vol. 3
No. 2
kondisi undervalued, 1
perusahaan dalam kondisi
fair valued, dan 4
perusahaan dalam kondisi
overvalued. Hasil
penelitian valuasi harga
wajar saham dengan
metode Free Cash Flow to
Equity, terdapat 4
perusahaan dalam kondisi
overvalued dan 8
perusahaan dalam kondisi
undervalued. Hasil
penelitian valuasi harga
wajar saham
menggunakan metode
Free Cash Flow to Firm
(FCFF) menghasilkan 1
perusahaan dalam kondisi
overvalued dan 11
perusahaan dalam kondisi
undervalued.
Free Cash
Flow to Firm
dan
menggunakan
objek
penelitian
yang berbeda.
5 Penilaian Harga Saham
Sektor Manufaktur
Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia
(Periode 2009 - 2011)
Yulfita, 2013
Hasil dari penelitian ini
adalah kedua metode yang
digunakan untuk
menghitung nilai intrinsik
per lembar saham yang
diterbitkan setiap sektor
tidak terlalu memiliki
perbedaan harga, hal
tersebut dapat dilihat
Menganalisis
valuasi saham
dengan metode
DDM.
Menganalisis
valuasi saham
dengan
metode DCF
dan
menggunakan
objek
penelitian
yang berbeda.
Page 47
26
Jurnal EMBA, Vol. 1
No. 3
berdasarkan perbandingan
nilai intrinsik saham
dengan nilai harga pasar
saham, dari perubahan
harga dari terlalu mahal
dan terlalu murah, hal ini
sebetulnya dapat menjadi
perhatian bagi investor dan
perusahaan pada posisi
harga yang mana mereka
mengambil keputusan
untuk membeli ataupun
menjual sahamnya.
6 Stock Valuation by
Using Price Earning
Ratio (PER) in Stock
Index LQ45
Suryanto, 2016
Jurnal AdBispreneur,
Vol. 1 No. 2
Setelah melakukan
perhitungan nilai instrinsik
dari saham-saham
perusahaan yang
tergabung dalam Indeks
LQ45 dan
membandingkan nilai
instrinsik perusahaan
dengan harga pasar, dapat
diketahui bahwa 10 dari 13
emiten yang menjadi
sampel yaitu AKRA,
ASCII, BBCA, BBNI,
BBRI, JSMR, LKPR,
MPPA, UNTR, dan
UNVR semua dalam
kondisi undervalued,
sedangkan untuk
Menganalisis
valuasi saham
dengan metode
PER.
Tidak
menganalisis
valuasi saham
dengan
metode DDM
dan PBV,
menggunakan
objek
penelitian
yang berbeda.
Page 48
27
saham-saham ADRO,
BMRI dan SCMA dalam
kondisi overvalued.
7 P/E Ratio Dalam
Valuasi Saham Untuk
Pengambilan
Keputusan Investasi
Rahmawantari &
Puspitaningtyas, 2019
Jurnal Ekonomi dan
Industri, Vol. 20 No. 2
Berdasarkan perhitungan
nilai intrinsik dari saham-
saham perusahaan yang
tergabung dalam indeks JII
dan membandingkan nilai
intrinsik perusahaan
dengan harga pasarnya
dapat diketahui bahwa 12
dari 26 emiten (yang
membagikan dividen)
menjadi sampel yakni
ADRO, ASII, CTRA,
INDY, INTP, ITMG,
KLBF, PTPP, SCMA,
SMRA, SMGR dan UNTR
dalam kondisi undervalue.
Sedangkan saham-saham
AKRA, ANTM, CPIN,
ICBP, INDF, JSMR,
LPPF, PGAS, PTBA,
TLKM, TPIA, UNVR,
WIKA dan WSBP dalam
kondisi overvalue.
Menganalisis
valuasi saham
dengan metode
PER.
Tidak
menganalisis
valuasi saham
dengan
metode PBV,
DDM dan
menggunakan
objek
penelitian
yang berbeda.
8 Accuracy of Dividend
Discount Model and
P/E Ratio Valuation in
Berdasarkan hasil
penelitian, DDM, dan P/E
Ratio terdapat 43
perusahaan (86%) pada
Menganalisis
valuasi saham
menggunakan
metode PER
Tidak
menganalisis
valuasi saham
menggunakan
Page 49
28
Indonesia Stock
Exchange
Sutjipto & Setiawan,
2020
The 3rd International
Conference on
Education and Social
Science Research
(ICESRE 2020)
posisi undervalued atau
hanya tujuh perusahaan
overvalued (10%). MOS
lebih besar dari 30%
dengan DDM dan P/E
Ratio sebanyak 26
perusahaan (52%). Begitu
juga dengan hasil uji
akurasi menggunakan
Mean Absolute Pricing
Error (MAPE), ternyata
DDM hanya 0,14% lebih
besar dari P/E Ratio. Dapat
dikatakan bahwa DDM
relatif lebih akurat
dibandingkan P/E Ratio.
dan DDM pada
masa pandemi
Covid-19.
metode PBV
dan memiliki
objek
penelitian
yang berbeda.
9 The Effectiveness of
The Value Investment
Theory During the
Covid-19 Pandemic:
Using The Heavy Asset
Industry as an Example
Zhou & Liu, 2021
International
Conference on
Enterprise Management
and Economic
Development
(ICEMED 2021)
Peneliti menyelidiki
efektivitas aplikasi
investasi nilai di bawah
lingkungan ekonomi yang
tidak normal berdasarkan
kinerja metrik untuk
industri aset berat sebelum
dan sesudah terjadinya
COVID 19. Secara rinci,
perusahaan yang
diinginkan dengan valuasi
rendah, profitabilitas
tinggi, dan pertumbuhan
cepat, semuanya
berkinerja berlawanan di
Menganalisis
valuasi saham
menggunakan
metode PER
dan PBV pada
masa pandemi
Covid-19.
Tidak
menganalisis
saham
menggunakan
metode DDM
dan
menggunakan
objek
penelitian
yang berbeda.
Page 50
29
tingkat yang berbeda di
bawah paparan pandemi.
Dengan demikian, terdapat
cukup alasan untuk
meragukan relevansi
penerapan Value Investing
di bawah pengaruh faktor
ekonomi yang tidak biasa.
10 Determination of
Intrinsic Value:
Dividend Discounted
Model and Discounted
Cash Flow Methods in
Indonesia Stock
Exchange
Sutjipto, Setiawan, &
Ghozali, 2020
International Journal of
Management (IJM),
Vol. 11 Issue. 11
Berdasarkan hasil
penelitian dapat diketahui
bahwa dengan
menggunakan DDM
terdapat 40 perusahaan
(93%) yang berada pada
posisi undervalued atau
hanya tiga perusahaan
yang dinilai terlalu tinggi
(7%) sedangkan dengan
menggunakan DCF
terdapat 25 perusahaan
yang undervalued (58%)
atau 18 perusahaan yang
dinilai terlalu tinggi.
perusahaan (42%).
Selanjutnya, mari kita
periksa keakuratan model.
Dapat disimpulkan bahwa
DDM lebih akurat
daripada DCF karena
perhitungan mean absolute
pricing error (MAPE)
Menganalisis
valuasi saham
menggunakan
metode DDM
pada masa
pandemi
Covid-19.
Menganalisis
valuasi saham
menggunakan
metode DCF
dan
menggunakan
objek
penelitian
yang berbeda.
Page 51
30
menunjukkan nilai DDM
lebih kecil yaitu hanya
46% dan dengan DCF
nilainya 206%.
11 Fundamental Valuation
of The General Motors
Company (Assessing
the value in the midst of
a pandemic)
Cole, 2020
Master Thesis, MSc
Economics and
Business
Administration,
Finance
Menggunakan APV model
mendapatkan valuasi
$78,40 per lembar.
Menggunakan DDM
mendapatkan valuasi
$26,01 per lembar.
Menggunakan model
EV/EBITDA multiple
mendapatkan valuasi
$86,62 per lembar. Oleh
karena itu, peneliti merasa
bahwa dengan harga saat
ini sebesar $20,78, General
Motors adalah pembelian
yang kuat terlepas dari
hasil model.
Menganalisis
valuasi saham
menggunakan
metode DDM
pada masa
pandemi
Covid-19.
Menganalisis
valuasi saham
menggunakan
metode APV
dan
EV/EBITDA,
serta
menggunakan
objek
penelitian
yang berbeda.
12 Assessment of the
correlation between
price-earnings ratio
and stock market
returns of universal
banks in the
Philippines
Dayag & Trinidad,
2019
Hasil statistik penelitian
mengungkapkan temuan
yang konsisten dengan
penelitian sebelumnya
tentang hubungan yang
lemah dan tidak signifikan
antara return saham dan
PER. Namun tidak dapat
digeneralisasikan untuk
semua bank universal
Menganalisis
valuasi saham
dengan metode
PER.
Tidak
menganalisis
valuasi saham
dengan
metode PBV,
DDM dan
objek
penelitian
pada bank di
Filipina.
Page 52
31
International Journal of
Research in Business
and Social Science,
Vol. 8 No. 5
karena terdapat dua bank
yang salah satunya
merupakan bank besar
dalam hal kapitalisasi
pasar yang menunjukkan
korelasi positif, signifikan
secara statistik, dan kuat
antara kedua variabel
tersebut. Yang lainnya
adalah korelasi yang kuat,
negatif, dan signifikan
secara statistik. Kegunaan
dari hasil ini adalah,
investor dapat mengambil
keuntungan dalam
memilih bank mana yang
akan diinvestasikan,
karena korelasi yang
lemah tidak dapat
distandarisasi untuk dapat
diterapkan pada semua
bank.
13 P/E Usage as a Tool
for Share Valuation in
Global Market
Conditions
Astront & Minerva,
n.d.
Penelitian ini
menghasilkan kesimpulan
berikut dengan
menghitung kemungkinan
perdagangan yang sukses
berdasarkan indikator
individu. Secara terpisah,
rasio P / E adalah 58% dan
rata-rata bergerak 70%
Menganalisis
valuasi saham
dengan metode
PER.
Tidak
menganalisis
valuasi saham
dengan
metode PBV,
DDM dan
menggunakan
objek
penelitian
Page 53
32
Borneo Research
Bulletin, Vol. 37
berhasil. Di sisi lain, jika
kita hanya berdagang jika
prediksi rata-rata bergerak
yang dihasilkan dan rasio
P / E cocok, kita hanya
akan melakukan 9
perdagangan dari total 24
situasi, tetapi dalam
masing-masing dari 9
perdagangan pasar tidak
mengirim sinyal palsu,
yaitu. bahwa pasar
berkembang 100% sesuai
dengan hasil. Bagi
investor, ini berarti
kemungkinan untuk
menentukan prediksi yang
benar dari perkembangan
pasar dan menurut hasil
adalah membeli saham
atau menjualnya.
yang berbeda,
yaitu Apple
Inc.
14 Comparing Stock
Valuation Models for
Indian Bank Stocks
Dr. B. Charumathi dan
Suraj E.S (2014)
Dimana hasil penelitian ini
membandingkan 6 model,
yaitu EBO Model, CAPM,
P/E Model, P/B Model,
Dividend Discounted
Model (DDM), dan Excess
Return. Hasil penelitian ini
Menganalisis
valuasi saham
dengan metode
PER, DDM,
dan PBV
Menganalisis
valuasi saham
dengan
metode EBO
Model,
CAPM, dan
Excess Return
dan
menggunakan
objek
Page 54
33
International Journal of
Accounting and
Taxation, Vol. 2 No. 2
menunjukan bahwa model
P/E dan P/B lebih
informatif dengan daya
prediksi tinggi
memberikan estimasi nilai
pasar ekuitas yang lebih
baik dan akurat untuk
saham bank. Studi ini juga
menyimpulkan bahwa
model CAPM dan
Dividend Discounted
Model (DDM) tidak dapat
diandalkan untuk penilaian
saham bank di India.
penelitian 14
bank di India.
Page 55
34
C. Kerangka Pemikiran
Dari permasalahan di atas, dapat disusun kerangka pemikiran
penelitian yang dapat dideskripsikan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
D. Keterkaitan antar Variabel dan Hipotesis
Dalam hipotesis penelitian ini akan dijelaskan tentang Price Earning
Ratio (PER), Dividend Discounted Model (DDM), Price to Book Value
(PBV), dan Root Mean Square Error (RMSE).
Perhitungan nilai intrinsik menggunakan metode PER dapat
dilakukan dengan mengkombinasi variabel internal dan eksternal. Banyak
Page 56
35
investor dalam berinvestasi menggunakan acuan variabel PER untuk
menentukan harga saham suatu perusahaan masih murah atau mahal.
Variabel ini merupakan perbandingan antara harga saham dengan Earning
Per Share (EPS) dan investor rasional berpandangan bahwa PER dibawah
5% dianggap harga saham masih murah sehingga layak untuk dibeli dan
sebaliknya jika PER diatas 5% harga saham menjadi tidak layak untuk dibeli
(Sutjipto & Setiawan, 2020). Rumus ini akan dipengaruhi oleh besar
kecilnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham selama periode
pengamatan yaitu jika dividen besar atau mendekati 100% maka DPR besar
sehingga akan ada kecenderungan nilai intrinsik saham. menjadi relatif
masuk akal. Sebaliknya, jika dividen yang dibagikan kepada pemegang
saham kecil, maka DPR akan rendah dan kemungkinan akan menghasilkan
nilai intrinsik yang cukup besar (Tiwari, 2016).
Model ini juga akan sangat ditentukan oleh besar kecilnya EPS yang
dihasilkan perusahaan pada tahun lalu. Semakin besar EPS yang dihasilkan
maka nilai intrinsiknya akan semakin besar dan begitu pula sebaliknya.
Perusahaan yang dalam setahun terakhir menghasilkan keuntungan besar
dari penjualan aset, EPS yang dihasilkan akan jauh lebih besar daripada
yang dihasilkan dari operasi normal. Hal ini dapat menyesatkan hasil
perhitungan nilai intrinsik saham. Juga untuk meningkatkan EPS tanpa
melalui kegiatan penjualan atau efisiensi usaha, yaitu dengan membeli
kembali saham yang beredar (Horan & College, 2012). Hal ini dapat
dilakukan oleh perusahaan jika masih memiliki cadangan kas yang cukup
Page 57
36
dan harga saham cenderung mengalami penurunan yang tidak wajar. Di sisi
lain, EPS bisa turun jika ada aksi korporasi berupa rights issue dan stock
split.
H1: Price Earning Ratio (PER) dapat memvaluasi harga saham dengan
tepat.
Perhitungan nilai intrinsik saham dengan menggunakan metode
Dividend Discounted Model (DDM) merupakan salah satu model yang telah
lama dikenal karena sifatnya yang lugas dan konservatif (Gacus & Hinlo,
2018), (Aswath Damodaran, 2006). Investor yang membeli dan menjual
saham menggunakan dasar perhitungan nilai intrinsik dengan metode ini
akan dapat menentukan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual
saham, serta bisa mendapatkan dua keuntungan yaitu capital gain dan
dividend yield (Sutjipto & Setiawan, 2020), (Aswath Damodaran, 2006).
Penggunaan model ini sebagian besar menggunakan data internal
perusahaan, sehingga kemungkinan besar hasilnya akan lebih akurat. Data
yang digunakan berasal dari laporan keuangan, yaitu cash dividend, earning
per share (EPS), return on equity (ROE), dan harga saham periode terakhir.
Metode ini mengasumsikan bahwa nilai saham adalah hasil dari diskon
daripada jumlah semua pembayaran dividen masa depan (Sutjipto &
Setiawan, 2020).
H2: Dividend Discounted Model (DDM) dapat memvaluasi harga saham
dengan tepat.
Page 58
37
Nilai buku relatif terhadap harga saham diukur dengan seberapa
besar nilai buku tercermin dalam harga saham. Semakin tinggi nilai Book
Value per Share (BVS) tercermin dalam harga saham, semakin tinggi
kinerja perusahaan. Perhatian manajemen perusahaan adalah untuk
memaksimalkan nilai buku saham per setiap unit mata uang dari BVS, yaitu
Price to Book Value (PBV) yang dihitung dengan membagi harga saham
dengan BVS (Indrayono, 2019).
Nilai buku telah lama dianggap sebagai ukuran nilai yang relatif
stabil yang sebanding dengan nilai pasar ekuitas. Ekuitas pasar
mencerminkan ekspektasi pasar terhadap kekuatan pendapatan dan arus kas
perusahan. PBV yang tinggi terkadang dianggap memberikan margin of
safety, karena nilai buku dianggap sebagai dasar yang mendukung harga
pasar. Namun, nilai buku memiliki batasan serius yang terletak pada
keandalannya sebagai ukuran penilaian karena tidak mewakili nilai ekuitas
saat ini maupun nilai likuidasi. Namun, masih yang paling favorit di
kalangan peneliti sebagai ukuran penilaian (Tripathi & Aggarwal, 2018).
H3: Price to Book Value (PBV) dapat memvaluasi harga saham dengan
tepat.
Root Mean Squared Error (RMSE) telah digunakan sebagai metrik
statistik standar untuk mengukur kinerja model dalam berbagai studi
penelitian. Penelitian oleh Chai & Draxler, 2014 membuktikan bahwa
Page 59
38
RMSE tidak ambigu dalam arti dan lebih tepat digunakan dibandingkan
model lain ketika mengikuti distribusi normal.
Perhitungan RMSE melibatkan urutan 3 langkah sederhana. 'Total
square error' diperoleh terlebih dahulu sebagai jumlah dari masing-masing
kuadrat error; yaitu, setiap kesalahan mempengaruhi total secara
proporsional dengan kuadratnya, bukan besarnya. Akibatnya, kesalahan
besar memiliki pengaruh yang relatif lebih besar pada kesalahan kuadrat
total daripada kesalahan yang lebih kecil. Ini berarti bahwa kesalahan
kuadrat total akan bertambah karena kesalahan total terkonsentrasi dalam
jumlah kesalahan individu yang semakin besar semakin berkurang.
Kesalahan kuadrat total kemudian dibagi dengan n, yang menghasilkan
kesalahan kuadrat rata-rata (MSE). Langkah ketiga dan terakhir adalah
mengambil RMSE sebagai akar kuadrat dari MSE (Willmott & Matsuura,
2005).
H4: Dividend Discounted Model (DDM) memiliki ketepatan model
valuasi saham lebih dari Price Earning Ratio (PER) dan Price to Book
Value (PBV).
Page 60
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah yang tergeneralisasi terdiri atas objek
atau objek dengan kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan (M.
Kuncoro, 2003). Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Indeks Sektoral BEI periode 2020.
Sampel merupakan bagian dari populasi. Jika populasi besar, dan
karena adanya keterbatasan dana, tenaga, dan waktu peneliti tidak dapat
mempelajari semua bagian dalam populasi, maka peneliti dapat
menggunakan sampel yang ada dalam populasi (M. Kuncoro, 2003). Teknik
pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling
yang mengacu pada penyesuaian pengumpulan data dengan standar yang
telah ditentukan oleh peneliti (Asnawi & Wijaya, 2005).
Karakteristik yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Indeks Sektoral BEI
periode 2020.
2. Perusahaan-perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak
positif Covid-19 periode 2020.
Page 61
40
3. Perusahaan-perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak
negatif Covid-19 periode 2020.
4. Perusahaan-perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak
positif dan negatif Covid-19 yang mempublikasikan harga saham,
laporan keuangan, dan dividen lengkap selama periode 2020.
Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut, maka diperoleh
rincian pemilihan sampel dan sebanyak 35 sampel perusahaan yang
terdaftar di Indeks Sektoral BEI yang memenuhi kriteria selama periode
2020. Selengkapnya mengenai rincian pemilihan sampel penelitian dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 3. 1 Daftar Penentuan Perusahaan Sampel
Sumber: Data Diolah, 2021
Kriteria Total
Perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak positif
Covid-19 45
Perusahaan di Indeks Sektoral BEI yang terdampak negatif
Covid-19 97
Perusahaan yang tidak memenuhi kriteria pemilihan sampel 107
Jumlah sampel dalam penelitian 35
Page 62
41
Tabel 3. 2 Daftar Perusahaan Indeks Sektoral BEI Periode 2020
Perusahaan Indeks Sektoral BEI Terdampak Negatif Covid-19
A. Perusahaan Sub Sektor Restoran, Hotel, dan Pariwisata
No. Kode Saham Nama Perusahaan
1 ICON Island Concepts Indonesia Tbk
2 INPP Indonesian Paradise Property Tbk
3 KPIG MNC Land Tbk
4 PZZA Sarimelati Kencana Tbk
B. Perusahaan Sub Sektor Properti dan Real Estate
5 BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
6 CTRA Ciputra Development Tbk
7 DILD Intiland Development Tbk
8 DMAS Puradelta Lestari Tbk
9 JRPT Jaya Real Property Tbk
10 MTLA Metropolitan Land Tbk
11 NZIA Nusantara Almazia Tbk
12 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
13 PPRO PP Properti Tbk
14 PWON Pakuwon Jati Tbk
15 RDTX Roda Vivatex Tbk
16 SMRA Summarecon Agung Tbk
Perusahaan Indeks Sektoral BEI Terdampak Positif Covid-19
C. Perusahaan Sub Sektor Kimia
Page 63
42
17 AGII Aneka Gas Industri Tbk
18 DPNS Duta Pertiwi Nusantara Tbk
19 EKAD Ekadharma International Tbk
20 INCI Intanwijaya Internasional Tbk
21 MDKI Emdeki Utama Tbk
22 MOLI Madusari Murni Indah Tbk
23 SRSN Indo Acidatama Tbk
24 UNIC Unggul Indah Cahaya Tbk
D. Perusahaan Sub Sektor Farmasi
25 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
26 KLBF Kalbe Farma Tbk
27 MERK Merck Tbk
28 PEHA Phapros Tbk
29 SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
30 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk
E. Perusahaan Sektor Teknologi
31 ASGR Astra Graphia Tbk
32 DNET Indoritel Makmur Internasional Tbk
33 LUCK PT Sentral Mitra Informatika Tbk
34 MLPT Multipolar Technology Tbk
35 MTDL Metrodata Electronics Tbk
Sumber: Data Diolah, 2021
Page 64
43
B. Data dan Sumber Data
Data yang dipergunakan dalam penelitian ini merupakan data
sekunder. Data sekunder merupakan data yang bersumber secara tidak
langsung, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen-dokumen
(Sugiyono, 2007).
Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Data-data perusahaan yang tergabung dalam Indeks Sektoral BEI
yang diperoleh dari data statistik yang dipublikasikan oleh Bursa
Efek Indonesia.
2. Data harga saham, rasio, laporan keuangan, dan Indeks Sektoral BEI
diperoleh dari data statistik yang dipublikasi oleh Bursa Efek
Indonesia, Yahoo Finance, dan Investing.com.
C. Metode Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode
studi kepustakaan (library research). Studi kepustakaan merupakan teknik
pengambilan data yang dilakukan dengan membaca dan mempelajari serta
menganalisis literatur-literatur yang bersumber dari buku maupun jurnal
yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan (Nazir, 1988).
Page 65
44
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
beberapa langkah, sebagai berikut:
1. Metode Price Earning Ratio (PER)
Langkah-langkah dalam mencari nilai intrinsik
menggunakan pendekatan Price Earning Ratio (PER) (Tandelilin,
2017) adalah sebagai berikut:
a. Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g)
𝑔 = 𝑅𝑂𝐸 × 𝑟𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑅𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝑏) = 1 − 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐷𝑃𝑆
𝐸𝑃𝑆
Dimana,
g= Tingkat pertumbuhan dividen
ROE= Laba bersih atas modal sendiri
DPS= Dividen yang dibagikan per lembar saham
EPS= Earning yang didapatkan per lembar saham
b. Menentukan Estimated Cash Earning Per Share (EPS)
(Tambunan, 2007)
𝐸𝑃𝑆1 = 𝐸𝑃𝑆0(1 + 𝑔)
Dimana,
𝐸𝑃𝑆1= Estimated EPS
Page 66
45
𝐸𝑃𝑆0= EPS terakhir yang dibagikan
𝑔= Tingkat pertumuhan dividen
c. Menentukan Return yang Diharapkan (k) (Brigham &
Houston, 2018)
𝑘 = (𝐷0
𝑃0) + 𝑔
Dimana,
k= Tingkat return yang diharapkan
𝐷0= Dividen tahun terakhir dierima/dibagikan
𝑃0= Harga pasar saat ini
g= Tingkat pertumbuhan dividen
d. Menghitung Price Earning Ratio (PER) (Bodie, Kane, &
Marcus, 2014)
𝑃𝐸𝑅 =𝐷𝑃𝑅
𝑘 − 𝑔
Dimana,
PER= Price Earning Ratio
DPR= Dividend Payout Ratio
k= Tingkat return yang diharapkan
g= Tingkat pertumbuhan dividen
e. Menghitung Nilai Intrinsik Saham (Tandelilin, 2017)
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑡𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑘 = 𝐸𝑠𝑡𝑖𝑚𝑎𝑠𝑖 𝐸𝑃𝑆 × 𝑃𝐸𝑅
2. Metode Dividend Discounted Model (DDM)
a. Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g)
Page 67
46
𝑔 = 𝑅𝑂𝐸 × 𝑟𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
𝑅𝑂𝐸 =𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑅𝑒𝑡𝑒𝑛𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 (𝑏) = 1 − 𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑝𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜
𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑦𝑜𝑢𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐷𝑃𝑆
𝐸𝑃𝑆
Dimana,
g= Tingkat pertumbuhan dividen
ROE= Laba bersih atas modal sendiri
DPS= Dividen yang dibagikan per lembar saham
EPS= Earning yang didapatkan per lembar saham
b. Menentukan Estimasi Dividen yang Diharapkan di Masa
Depan (Tambunan, 2007)
𝐷𝑡 = 𝐷0(1 + 𝑔)
Dimana,
𝐷𝑡= Estimasi dividen yang diharapkan tahun t
𝐷0= Dividen tahun terakhir dierima/dibagikan
g= Tingkat pertumbuhan dividen
t= Tahun ke-t
c. Menentukan Return yang Diharapkan (k) (Brigham &
Houston, 2018)
𝑘 = (𝐷0
𝑃0) + 𝑔
Dimana,
k= Tingkat return yang diharapkan
Page 68
47
𝐷0= Dividen tahun terakhir dierima/dibagikan
𝑃0= Harga pasar saat ini
g= Tingkat pertumbuhan dividen
c. Menghitung Nilai Intrinsik (Tandelilin, 2017)
P̂0 =𝐷𝑡
𝑘 − 𝑔
Dimana,
P̂0= Nilai instrinsik saham dengan DDM
𝐷𝑡= Dividen yang akan diterima secara konstan selama
periode pembayaran dividen di masa yang akan
datang
k= Tingkat return yang diharapkan
g= Tingkat pertumbuhan dividen
3. Metode Price to Book Value (PBV)
a. Menghitung Book Value per Share (Tambunan, 2007)
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
b. Menghitung Price to Book Value Ratio (Tandelilin, 2017)
𝑃𝐵𝑉 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚
𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
c. Menghitung nilai intrinsik dicari dengan mengkonversikan
ke dalam bentuk Rupiah (Tambunan, 2007)
Page 69
48
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑡𝑟𝑖𝑛𝑠𝑖𝑘
= 𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐵𝑜𝑜𝑘 𝑉𝑎𝑙𝑢𝑒 𝑝𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
× 𝑃𝐵𝑉 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖
4. Pengambilan Keputusan Investasi
Langkah terakhir untuk metode analisis data adalah dengan
membandingkan Nilai Intrinsik dengan Nilai Harga Pasar Saham
dan memberikan penilaian atas keputusan investasi. Pedoman yang
digunakan untuk membandingkan nilai intrinsik menurut (Halim,
2005):
Tabel 3. 3 Kriteria Pengambilan Keputusan Penilaian Investasi
Keterangan Kondisi Harga
Saham
Keputusan
Investasi
Nilai intrinsik >
harga pasar
Harga saham terlalu
murah
(Undervalued)
Membeli, karena ada
kemungkinan harga
akan naik.
Nilai intrinsik <
harga pasar
Harga saham terlalu
mahal (Overvalued)
Menjual, karena ada
kemungkinan harga
akan jatuh.
Nilai intrinsik =
harga pasar
Harga saham wajar
atau normal
(Correctly Valued)
Menahan, tidak
menjual atau
membeli saham
karena nilai saham
masih wajar atau
berada diantara
rentang nilai (no gap
on value).
Page 70
49
E. Metode Pengujian Hipotesis
1. Uji Beda Paired Samples T-Test
Uji beda Paired Samples T-Test digunakan untuk
mengetahui ada atau tidaknya perbedaan dari masing-masing
variabel bebas dengan variabel tak bebas, dengan tujuan apakah
pasangan tersebut memiliki rata-rata yang sama ataukah tidak secara
signifikan. Uji t dalam penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan
akhir antara nilai intrinsik PER dengan harga saham, nilai intrinsik
DDM dengan harga saham, nilai intrinsik PBV dengan harga saham,
dan variabel dummy yaitu perusahaan yang terdampak positif dan
negatif Covid-19 dengan harga saham. Jika terdapat perbedaan
antara nilai intrinsik dengan harga saham maka model penilaian
saham dapat memvaluasi harga saham dengan tepat, dan sebaliknya
jika tidak terdapat perbedaan antara nilai intrinsik dengan harga
saham maka model penilaian saham tidak dapat memvaluasi harga
saham dengan tepat.
Pengujian menggunakan SPSS versi 25 Paired Samples T-
Test dengan taraf signifikansi α = 5% dengan kriteria pengujian, jika
nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaann yang
signifikan dan jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat
perbedaan yang signifikan (Santoso, 2014).
Page 71
50
2. Uji Root Mean Squared Error (RMSE)
Tujuan dilakukannya perbandingan model penilaian harga
saham guna mengetahui pendekatan penilaian harga saham mana
yang paling tepat. Root Mean Squared Error (RMSE) biasanya
digunakan untuk mengetahui pendekatan manakah yang paling
tepat. RMSE adalah ukuran perbedaan antara nilai yang diketahui
(harga pasar saham) dengan nilai yang diprediksi (nilai intrinsik).
Total kuadrat dari simpangan antara hasil model dengan hasil
observasi adalah dasar yang digunakan pada RMSE. Semakin kecil
nilai RMSE, maka semakin bagus model penilaian harga saham
dalam mengestimasi nilai intrinsik saham (Noor & Satyawan, 2014).
Jika model penilaian saham memiliki nilai RMSE terkecil maka
dapat dikatakan model penilaian saham dapat memvaluasi harga
saham dengan tepat. Berikut adalah rumus perhitungan RMSE
(Hasanah & Rusliati, 2017):
𝑅𝑀𝑆𝐸 = √∑ (𝑌𝑖 − 𝑂𝑖)2𝑛
1=1
𝑛
Dimana,
𝑌𝑖= Harga pasar tahun i
𝑂𝑖= Nilai Intrinsik tahun i
n= Jumlah data
Page 72
51
3. Uji Regresi Linear Berganda
Tujuan dilakukannya uji regresi linear berganda adalah
untuk memperkuat hasil pengujian hipotesis menggunakan uji beda
dan RMSE. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk
mengetahui arah dan besarnya pengaruh dari variabel bebas
(independen) dengan variabel tak bebas (dependen). Persamaan
regresi linear berganda sebagai berikut:
𝑌(𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚)
= 𝛼 + 𝛽1(𝑃𝐸𝑅) + 𝛽2(𝐷𝐷𝑀) + 𝛽3(𝑃𝐵𝑉)
+ 𝛽4(𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘) + 𝜀
Dimana,
Y= Harga Saham
X₁= Nilai Intrinsik PER
X₂= Nilai Intrinsik DDM
X₃= Nilai Intrinsik PBV
D= Variabel Dummy (Perusahaan yang terdampak
positif dan negatif Covid-19)
α= Konstanta
β₁ - β₄= Koefisien Regresi
ε= Standar Error
Uji Regresi Linear Berganda mencangkup:
Page 73
52
a. Uji F Statistik
Uji F bertujuan sebagai alat prediksi untuk menguji
seberapa besar variabel bebas mampu menjelaskan
fenomena dari variabel tak bebas (A. Kuncoro, 2001). Model
dinyatakan layak apabila nilai sig. F < 0,05.
b. Uji t Statistik
Uji t bertujuan sebagai alat prediksi untuk menguji
hipotesis penelitian, yaitu seberapa besar pengaruh variabel
bebas dengan variabel tak bebas secara individu (A.
Kuncoro, 2001).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk
mengetahui persentase pengaruh variabel bebas terhadap
perubahan variabel tak bebas. R2 berada pada nol sampai
dengan satu, hal ini berarti bahwa nilai R2 yang semakin
besar mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan
semakin kuatnya kemampuan menjelaskan perubahan
variabel bebas terhadap variabel tak bebas (Natarsyah,
2000).
Page 74
53
F. Definisi Operasional Variabel
Tabel 3. 4 Definisi Operasional Variabel
No Variabel Definisi Variabel Skala
1 Price Earning
Ratio (PER)
PER memperlihatkan
perbandingan antara harga
saham dengan Earning Per
Share (EPS), artinya jika
PER saham sebanyak 3 kali
menunjukan harga saham
tersebut sama dengan 3 kali
nilai EPS.
Rasio
2 Dividend
Discounted
Model (DDM)
Pendekatan nilai sekarang
(present value approach)
menggunakan metode
Dividend Discounted
Model (DDM) dengan cara
semua aliran kas yang
diharapkan di masa yang
akan datang didiskontokan
dengan tingkat diskonto
sebesar tingkat return yang
diharapkan oleh investor.
Rasio
Page 75
54
3 Price to Book
Value (PBV)
Berdasarkan teori, nilai
pasar suatu saham
diharuskan mencerminkan
nilai bukunya. Saham yang
memiliki rasio harga
dengan nilai buku rendah
maka akan menghasilkan
return yang secara
signifikan lebih tinggi dari
saham yang memiliki rasio
harga dengan nilai buku
yang tinggi.
Rasio
Page 76
55
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
terdampak positif Covid-19, yaitu perusahaan pada sub sektor kimia, sub
sektor farmasi, dan sektor teknologi serta perusahaan yang terdampak
negatif Covid-19, yaitu perusahaan pada sub sektor restoran, hotel dan
pariwisata serta sektor properti dan real estate.
1. Perusahaan Sub Sektor Kimia
Perusahaan sub sektor kimia merupakan perusahaan yang
memproduksi atau mendistribusikan produk kimia dasar, seperti
produksi bahan kimia klorin dan alkali, logam alkali, gas industri
(seperti nitrogen, oksigen, karbondioksida, hidrogen, helium, dan
gas mulia) dan gas dasar. bentuk plastik (seperti polimer), bentuk
dasar senyawa karet, bahan kimia pertanian (seperti asam
aluminium, asam asetat, asam sitrat, asam benzoat, asam lemak,
alkohol lemak, furfural, sorbitol) (IDX, 2021). Perusahaan yang
termasuk dalam sub sektor kimia adalah Aneka Gas Industri Tbk
(AGII), Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS), Ekadharma
International Tbk (EKAD), Intanwijaya Internasional Tbk (INCI),
Emdeki Utama Tbk (MDKI), Madusari Murni Indah Tbk (MOLI),
Page 77
56
Indo Acidatama Tbk (SRSN), dan Unggul Indah Cahaya Tbk
(UNIC).
2. Perusahaan Sub Sektor Farmasi
Perusahaan sub sektor farmasi merupakan perusahaan yang
melakukan produksi atau distribusi obat-obatan kimia dan
tradisional/jamu, vaksin, antibiotik, vitamin, serta obat-obatan untuk
hewan (IDX, 2021). Perusahaan yang termasuk dalam sektor
farmasi adalah Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), Kalbe Farma
Tbk (KLBF), Merck Tbk (MERK), Phapros Tbk (PEHA), Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), dan Tempo Scan
Pacific Tbk (TSPC).
3. Perusahaan Sektor Teknologi
Sektor teknologi mencakup perusahaan yang menjual
Produk dan Jasa Teknologi, seperti Perusahaan Jasa Internet yang
bukan penyedia koneksi internet, Penyedia Jasa dan Konsultan TI,
Perusahaan Pengembang Perangkat Lunak, Produsen Perangkat
Jaringan, Perangkat Komputer, Perangkat dan Komponen
Elektronik, dan Semikonduktor (IDX, 2021). Perusahaan yang
termasuk dalam sektor teknologi adalah Astra Graphia Tbk (ASGR),
Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), PT Sentral Mitra
Informatika Tbk (LUCK), Multipolar Technology Tbk (MLPT), dan
Metrodata Electronics Tbk (MTDL).
4. Perusahaan Sub Sektor Restoran, Hotel, Pariwisata
Page 78
57
Sektor restoran, hotel, dan pariwisata mencangkup
perusahaan pemilik dan pengelola penginapan jangka pendek seperti
hotel, resor, vila sewaan, kapal pesiar. Perusahaan pemilik dan
pengelola restoran, kafetaria, bar dan diskotek, kedai kopi (IDX,
2021). Perusahaan yang termasuk dalam sub sektor restoran, hotel,
dan pariwisata adalah Island Concepts Indonesia Tbk (ICON),
Indonesian Paradise Property Tbk (INPP), MNC Land Tbk (KPIG),
dan Sarimelati Kencana Tbk (PZZA).
5. Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate
Sektor Properti dan Real Estate mencakup perusahaan
Pengembang Properti dan Real Estate dan perusahaan yang
menyediakan Jasa Penunjangnya, seperti perusahaan yang
melakukan pengembangan, penjualan, penyewaan, dan
pengoperasian real estat, seperti bangunan apartemen dan tempat
tinggal, bangunan bukan tempat tinggal termasuk pusat perbelanjaan
dan perkantoran, tanah pengembangan gedung, pembagian real estat
menjadi tanah kavling tanpa pengembangan lahan, kawasan industri
(IDX, 2021). Perusahaan yang termasuk dalam sektor properti dan
real estate adalah Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST),
Ciputra Development Tbk (CTRA), Intiland Development Tbk
(DILD), Puradelta Lestari Tbk (DMAS), Jaya Real Property Tbk
(JRPT), Metropolitan Land Tbk (MTLA), Nusantara Almazia Tbk
(NZIA), Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), PP Properti Tbk
Page 79
58
(PPRO), Pakuwon Jati Tbk (PWON), Roda Vivatex Tbk (RDTX),
dan Summarecon Agung Tbk (SMRA).
B. Temuan Hasil Penelitian
1. Analisis Uji Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui
deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai
maksimum, dan nilai minimum. Dalam penelitian ini yang
digunakan dalam perhitungan statistik deskriptif adalah harga saham
(closing price) dari perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Covid-19. Adapun statistik deskriptif perusahaan yang terdampak
positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 1 Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan
yang Terdampak Positif Covid-19
Descriptive Statistics
N Minimum
(Rp)
Maximum
(Rp)
Mean
(Rp)
ClosingPrice 19 59 4780 1444.16
Valid N
(listwise)
19
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil statistik deskriptif menggunakan SPSS
pada tabel 4.1, diketahui bahwa nilai rata-rata harga saham (closing
price) pada perusahaan yang terdampak positif Covid-19 adalah
sebesar Rp. 1.444,16. Harga saham tertinggi dimiliki oleh Unggul
Indah Cahaya Tbk (UNIC) sebesar Rp. 4.780. Harga saham terendah
dimiliki oleh Indo Acitama Tbk sebesar Rp. 59.
Page 80
59
Tabel 4. 2 Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan
yang Terdampak Negatif Covid-19
Descriptive Statistics
N Minimum
(Rp)
Maximum
(Rp)
Mean
(Rp)
ClosingPrice 16 82 5300 862.50
Valid N
(listwise)
16
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil statistik deskriptif menggunakan SPSS
pada tabel 4.2, diketahui bahwa rata-rata harga saham (closing price)
pada perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar
Rp. 862,50. Harga saham tertinggi dimiliki oleh Roda Vivatex Tbk
(RDTX) sebesar Rp. 5.300. Harga saham terendah dimiliki oleh
Island Concepts Indonesia Tbk (ICON) sebesar Rp. 82.
2. Analisis Variabel Fundamental dalam Valuasi Saham
a. Analisis Harga Saham (Closing Price)
Harga penutupan (Closing Price) merupakan harga
terakhir yang muncul ketika bursa tutup. Harga penutupan
berguna untuk memprediksi harga saham pada periode
selanjutnya. Adapun harga saham penutupan dari
perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19
dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut.
Page 81
60
Tabel 4. 3 Harga Saham (Closing Price) Perusahaan
yang Terdampak Positif dan Negatif Covid-19
Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-
19
Perusahaan yang
Terdampak Negatif
Covid-19
No Emiten
Closing
Price
(Rp)
No Emiten
Closing
Price
(Rp)
1 AGII 1,360 1 ICON 82
2 DPNS 276 2 INPP 710
3 EKAD 1,200 3 KPIG 143
4 INCI 900 4 PZZA 760
5 MDKI 248 5 BEST 159
6 MOLI 1,075 6 CTRA 1,155
7 SRSN 59 7 DILD 206
8 UNIC 4,780 8 DMAS 234
9 DVLA 2,400 9 JRPT 560
10 KLBF 1,470 10 MTLA 428
11 MERK 3,230 11 NZIA 156
12 PEHA 1,335 12 PLIN 2,450
13 SIDO 795 13 PPRO 82
14 TSPC 1,465 14 PWON 550
15 ASGR 795 15 RDTX 5,300
16 DNET 3,210 16 SMRA 825
17 LUCK 126
18 MLPT 1,120
19 MTDL 1,595
Sumber: Data Diolah, 2021
b. Analisis Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) merupakan perhitungan
rasio yang digunakan untuk menghitung tingkat imbal hasil
(Rate of Return) atas ekuitas. ROE merupakan salah satu
indikator penting yang sering digunakan oleh investor dalam
melakukan penilaian tingkat profitabilitas sebelum
Page 82
61
melakukan investasi (Septadi, Rodhiyah, & Hidayat, 2013).
Adapun ROE dari perusahaan yan terdampak positif dan
negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 4 Rata-rata Return on Equity (ROE)
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Emiten ROE (%)
1 AGII 1.78%
2 DPNS 2.59%
3 EKAD 9.21%
4 INCI 10.15%
5 MDKI 3.86%
6 MOLI 6.38%
7 SRSN 7.51%
8 UNIC 11.14%
9 DVLA 14.47%
10 KLBF 16.18%
11 MERK 20.52%
12 PEHA 12.78%
13 SIDO 29.72%
14 TSPC 11.37%
15 ASGR 3%
16 DNET 3.56%
17 LUCK 2.65%
18 MLPT 19.84%
19 MTDL 17.07%
Rata-rata 10.73%
Minimum 1.78%
Maksimum 29.72%
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan ROE pada tabel 4.2,
diketahui bahwa nilai rata-rata tingkat ROE pada perusahaan
yang terdampak positif Covid-19 adalah sebesar 10,73%.
Tingkat ROE tertinggi dimiliki oleh PT Industri Jamu dan
Page 83
62
Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar 29,72%. Tingkat
ROE terendah dimiliki oleh PT Aneka Gas Industri Tbk
(AGII) sebesar 1,78%.
Tabel 4. 5 Rata-rata Return on Equity (ROE)
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten ROE (%)
1 ICON 5.71%
2 INPP 2.84%
3 KPIG 0.58%
4 PZZA 3.35%
5 BEST 1.43%
6 CTRA 6.68%
7 DILD 5.13%
8 DMAS 13.93%
9 JRPT 13.83%
10 MTLA 12.07%
11 NZIA 0.49%
12 PLIN 5.37%
13 PPRO 4.43%
14 PWON 8.14%
15 RDTX 9.28%
16 SMRA 2.63%
Rata-rata 5.99%
Minimum 0.49%
Maksimum 13.93%
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan ROE pada tabel 4.3,
diketahui bahwa nilai rata-rata ROE pada perusahaan yang
terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar 5,99%. Tingkat
ROE tertinggi dimiliki oleh PT Putradelta Lestari Tbk
(DMAS) sebesar 13,93%. Tingkat ROE terendah dimiliki
oleh PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) sebesar 0,45%.
Page 84
63
c. Analisis Earning Per Share (EPS)
Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang
menunjukkan seberapa besar tingkat imbal hasil (return)
yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.
Semakin tinggi nilai EPS semakin besar laba yang diterima
untuk pemegang saham (Darmadji & Fakhruddin, 2001).
Laba biasanya menjadi dasar penentuan pembayaran dividen
dan kenaikan nilai saham dimasa yang akan datang
(Prastowo & Julianti, 2008). Apabila Earnings per Share
(EPS) perusahaan tinggi, akan semakin banyak investor yang
mau membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga
saham akan tinggi (Dharmastuti, 2004). Adapun EPS dari
perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19
sebagai berikut.
Tabel 4. 6 Rata-rata Earning Per Share (EPS)
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Emiten EPS (Rp)
1 AGII 18.69
2 DPNS 19.29
3 EKAD 107.19
4 INCI 181.26
5 MDKI 12.58
6 MOLI 28.7
7 SRSN 6.46
8 UNIC 695.48
9 DVLA 170.94
10 KLBF 55.87
11 MERK 259.5
12 PEHA 109.58
Page 85
64
13 SIDO 31.38
14 TSPC 140.76
15 ASGR 35.42
16 DNET 23.21
17 LUCK 4.92
18 MLPT 85.8
19 MTDL 149.04
Rata-rata 112.42
Minimum 4.92
Maksimum 695.48
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan EPS pada tabel 4.4,
diketahui bahwa nilai rata-rata EPS pada perusahaan yang
terdampak positif Covid-19 adalah sebesar Rp. 112,42.
Tingkat EPS tertinggi dimiliki oleh Unggul Indah Cahaya
Tbk (UNIC) sebesar Rp. 695,48. Tingkat EPS terendah
dimiliki oleh PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK)
sebesar Rp. 4,92.
Tabel 4. 7 Rata-rata Earning Per Share (EPS)
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten EPS (Rp)
1 ICON 8.9
2 INPP 14.46
3 KPIG 1.52
4 PZZA 13.84
5 BEST 6.41
6 CTRA 52.92
7 DILD 27.43
8 DMAS 18.22
9 JRPT 75.77
10 MTLA 55.66
11 NZIA 1.28
12 PLIN 198.26
Page 86
65
13 PPRO 3.54
14 PWON 24.3
15 RDTX 889.38
16 SMRA 13.04
Rata-rata 87.81
Minimum 1.28
Maksimum 889.38
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan EPS pada tabel 4.5,
diketahui bahwa nilai rata-rata EPS perusahaan yang
terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar Rp. 87,81.
Tingkat EPS tertinggi dimiliki oleh Roda Vivatex Tbk
(RDTX) sebesar Rp. 889,38. Tingkat EPS terendah dimiliki
oleh PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) sebesar Rp. 1,28.
d. Analisis Dividend Per Share (DPS)
Dividend Per Share (DPS) atau Dividen Per Lembar
Saham merupakan total semua dividen tunai yang dibagikan
dibandingkan dengan jumlah saham yang beredar (Intan,
2009). DPS merupakan informasi yang penting untuk
pemegang saham. Karena dengan informasi mengenai DPS,
pemegang saham dapat mengetahui berapa besar keuntungan
setiap lembar saham yang akan diterima oleh para pemegang
saham. Jika DPS yang diterima naik maka akan menarik
investor untuk membeli saham perusahaan. Dengan
banyaknya saham yang dibeli maka harga saham suatu
perusahaan di pasar modal akan mengalami kenaikan
Page 87
66
(Willem & Jayani, 2016). Adapun DPS dari perusahaan yang
terdampak positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 8 Rata-rata Dividend Per Share (DPS)
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Emiten DPS (Rp)
1 AGII 14.42
2 DPNS 3
3 EKAD 35
4 INCI 19.99
5 MDKI 9
6 MOLI 5.75
7 SRSN 2
8 UNIC 89.65
9 DVLA 106.89
10 KLBF 20
11 MERK 130.01
12 PEHA 85.02
13 SIDO 12.50
14 TSPC 50
15 ASGR 5
16 DNET 11.09
17 LUCK 5
18 MLPT 133
19 MTDL 33
Rata-rata 40.54
Minimum 2
Maksimum 133
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan DPS pada tabel 4.6,
diketahui bahwa nilai rata-rata DPS perusahaan yang
terdampak positif Covid-19 adalah sebesar Rp. 40,54.
Tingkat DPS tertinggi dimiliki oleh PT Multipolar
Technology Tbk (MLPT) sebesar Rp. 133. Tingkat DPS
Page 88
67
terendah dimiliki oleh Indo Acidatama Tbk (SRSN) sebesar
Rp. 2.
Tabel 4. 9 Rata-rata Dividend Per Share (DPS)
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten DPS (Rp)
1 ICON 3.13
2 INPP 4.50
3 KPIG 7.68
4 PZZA 29.72
5 BEST -7.71
6 CTRA 8
7 DILD -11.32
8 DMAS 21.00
9 JRPT 25.57
10 MTLA 6.30
11 NZIA 1.15
12 PLIN 112.51
13 PPRO 0.58
14 PWON 69.34
15 RDTX 90.01
16 SMRA -41.89
Rata-rata 19.91
Minimum -41.89
Maksimum 112.51
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan DPS pada tabel 4.7,
diketahui bahwa nilai DPS rata-rata perusahaan yang
terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar Rp. 19,91.
Tingkat DPS tertinggi dimiliki oleh Plaza Indonesia Realty
Tbk (PLIN) sebesar Rp. 112,51. Tingkat DPS terendah
dimiliki oleh PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar
- Rp. 41,89.
Page 89
68
e. Analisis Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan
perbandingan antara Dividend Per Share (DPS) dan Earning
Per Share (EPS). Semakin besar laba yang diterima
perusahaan, maka semakin besar dividen yang akan
dibagikan. Besarnya dividen yang akan dibagikan
tergantung dari hasil keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) serta mengacu pada kebijakan dividen
perusahaan. Adapun DPR dari perusahaan yang terdampak
positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 10 Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR)
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Emiten DPR (%)
1 AGII 77.16%
2 DPNS 15.55%
3 EKAD 32.65%
4 INCI 11.03%
5 MDKI 71.52%
6 MOLI 20.03%
7 SRSN 30.96%
8 UNIC 12.89%
9 DVLA 62.53%
10 KLBF 35.80%
11 MERK 50.10%
12 PEHA 77.59%
13 SIDO 39.84%
14 TSPC 35.52%
15 ASGR 14.11%
16 DNET 47.80%
17 LUCK 101.54%
18 MLPT 155.01%
19 MTDL 22.14%
Page 90
69
Rata-rata 48.09%
Minimum 11.03%
Maksimum 155.01%
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan DPR pada tabel 4.8,
diketahui bahwa nilai rata-rata DPR pada perusahaan yang
terdampak positif Covid-19 adalah sebesar 48,09%. Tingkat
DPR tertinggi dimiliki oleh PT Multipolar Technology Tbk
(MLPT) sebesar 155,01%. Tingkat DPR terendah dimiliki
oleh Intanwijaya Internasional Tbk (INCI) sebesar 11,03%.
Tabel 4. 11 Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR)
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten DPR (%)
1 ICON 35.21%
2 INPP 31.11%
3 KPIG 505.13%
4 PZZA 214.73%
5 BEST -120.21%
6 CTRA 15.12%
7 DILD -41.26%
8 DMAS 115.24%
9 JRPT 33.75%
10 MTLA 11.32%
11 NZIA 89.83%
12 PLIN 56.75%
13 PPRO 16.43%
14 PWON 285.35%
15 RDTX 10.12%
16 SMRA -321.20%
Rata-rata 58.59%
Minimum -321.20%
Maksimum 505.13%
Sumber: Data Diolah, 2021
Page 91
70
Berdasarkan hasil perhitungan DPR pada tabel 4.9,
diketahui bahwa rata-rata tingkat DPR pada perusahaan yang
terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar 58,59%. Tingkat
DPR tertinggi dimiliki oleh MNC Land Tbk (KPIG) sebesar
505,13%. Tingkat DPR terendah dimiliki oleh PT
Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar -321,20%.
f. Analisis Price to Book Value (PBV)
Price to Book Value (PBV) merupakan perbandingan
antara market value dengan book value suatu saham. Dengan
rasio PBV ini, investor dapat mengetahui telah berapa kali
market value suatu saham dihargai dari book value-nya.
Rasio ini dapat memberikan gambaran potensi pergerakan
harga suatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secara
tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan pengaruh
terhadap harga saham (Tryfino, 2009). Adapun PBV dari
perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19
sebagai berikut.
Tabel 4. 12 Rata-rata Price to Book Value (PBV)
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Emiten PBV (Rp)
1 AGII 1,071.45
2 DPNS 756.02
3 EKAD 1,256.32
4 INCI 1,878.69
5 MDKI 327.72
6 MOLI 460.73
7 SRSN 88.22
Page 92
71
8 UNIC 6,543.56
9 DVLA 1,209.64
10 KLBF 363.86
11 MERK 1,334.53
12 PEHA 835.64
13 SIDO 108.22
14 TSPC 1,280.44
15 ASGR 1,158.66
16 DNET 658.67
17 LUCK 185.16
18 MLPT 405.31
19 MTDL 930.81
Rata-rata 1,097.56
Minimum 88.22
Maksimum 6,543.56
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan PBV pada tabel 4.10,
diketahui bahwa tingkat rata-rata PBV perusahaan yang
terdampak positif Covid-19 adalah sebesar Rp. 1.097,56.
Tingkat PBV tertinggi dimiliki oleh Unggul Indah Cahaya
Tbk (UNIC) sebessar Rp. 6.543,56. Tingkat PBV terendah
dimiliki oleh Indo Acidatama Tbk (SRSN) sebesar Rp.
88,22.
Tabel 4. 13 Rata-rata Price to Book Value (PBV)
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten PBV (Rp)
1 ICON 159.85
2 INPP 513.97
3 KPIG 283.72
4 PZZA 410.08
5 BEST 452.03
6 CTRA 793.88
7 DILD 494.92
8 DMAS 117.72
Page 93
72
9 JRPT 536.85
10 MTLA 485.39
11 NZIA 225.76
12 PLIN 3,265.63
13 PPRO 65.10
14 PWON 297.42
15 RDTX 9,986.65
16 SMRA 495.19
Rata-rata 1,161.51
Minimum 65.10
Maksimum 9,986.65
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan PBV pada tabel 4.11,
diketahui bahwa tingkat rata-rata PBV perusahaan yang
terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar Rp. 1.161,51.
Tingkat PBV tertinggi dimiliki oleh Roda Vivatex Tbk
(RDTX) sebesar Rp. 9.986,65. Tingkat PBV terendah
dimiliki oleh PT PP Properti Tbk (PPRO) sebesar Rp. 65,10.
3. Tahapan Valuasi Harga Saham
a. Menghitung Tingkat Pertumbuhan Dividen (g)
Apabila dividen diharapkan tumbuh pada tingkat
yang konstan, maka g sama dengan tingkat pertumbuhan
laba dan harga saham yang diharapkan. Semakin tinggi
tingkat pertumbuhan dividen, maka harga saham semakin
meningkat. Hal ini dikarenakan tingkat pertumbuhan dividen
(g) merupakan faktor pengurang dari required rate of return
(g) merupakan faktor pengurang dari required rate of return
(k), sehingga semakin besar pengurangnya maka
Page 94
73
pembaginya semakin kecil. Sebaliknya jika return semakin
besar, maka harga saham akan semakin kecil (Kausari,
2019). Adapun tingkat pertumbuhan dividen (g) dari
perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19
sebagai berikut.
Tabel 4. 14 Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang
Diharapkan Investor dari Perusahaan yang Terdampak
Positif Covid-19
No Kode Perusahaan g = ROE x (1 - DPR)
1 AGII 0.0041
2 DPNS 0.0219
3 EKAD 0.0620
4 INCI 0.0903
5 MDKI 0.0110
6 MOLI 0.0510
7 SRSN 0.0518
8 UNIC 0.0970
9 DVLA 0.0542
10 KLBF 0.1039
11 MERK 0.1024
12 PEHA 0.0286
13 SIDO 0.1788
14 TSPC 0.0733
15 ASGR 0.0258
16 DNET 0.0186
17 LUCK -0.0004
18 MLPT -0.1091
19 MTDL 0.1329
Rata-rata 0.0525
Minimum -0.1091
Maksimum 0.1788
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan dividen
(g) pada tabel 4.12, diketahui bahwa tingkat rata-rata
Page 95
74
pertumbuhan dividen (g) pada perusahaan yang terdampak
positif Covid-19 adalah sebesar 0,0525. Tingkat
pertumbuhan dividen tertinggi dimiliki oleh PT Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) sebesar 0,1788.
Tingkat pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh PT
Multipolar Technology Tbk (MLPT) sebesar -0,1091.
Tabel 4. 15 Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang
Diharapkan Investor dari Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan g = ROE x (1 - DPR)
1 ICON 0.0370
2 INPP 0.0196
3 KPIG -0.0235
4 PZZA -0.0384
5 BEST 0.0315
6 CTRA 0.0567
7 DILD 0.0725
8 DMAS -0.0212
9 JRPT 0.0916
10 MTLA 0.1070
11 NZIA 0.0005
12 PLIN 0.0232
13 PPRO 0.0370
14 PWON -0.1509
15 RDTX 0.0834
16 SMRA 0.1108
Rata-rata 0.0273
Minimum -0.1509
Maksimum 0.1108
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan pertumbuhan dividen
(g) pada tabel 4.13, diketahui bahwa tingkat rata-rata
pertumbuhan dividen (g) pada perusahaan yang terdampak
Page 96
75
negatif Covid-19 adalah sebesar 0,0273. Tingkat
pertumbuhan dividen tertinggi dimiliki oleh PT
Summarecon Agung Tbk (SMRA) sebesar 0,1108. Tingkat
pertumbuhan dividen terendah dimiliki oleh Pakuwon Jati
Tbk (PWON) sebesar -0,1509.
b. Menghitung Tingkat Return yang Diharapkan Investor (k)
Untuk menentukan nilai dugaan suatu saham,
investor harus menentukan seberapa besar tingkat return
yang diharapkan atas saham tersebut sebagai imbalan atas
risiko yang didapatkan. Tingkat return yang diharapkan
merupakan tingkat return minimum yang diharapkan atas
pembelian saham yang menggambarkan besarnya biaya
kesempatan (opportunity cost) dengan kata lain, karena
keputusan investasi saham, peluang untuk memperoleh
pengembalian dari pilihan nilai investasi lainnya menjadi
hilang (Tandelilin, 2017). Adapun tingkat return yang
diharapkan investor (k) dari perusahaan yang terdampak
positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 16 Tingkat Return yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan k = (D₀ / P₀) + g
1 AGII 0.0065
2 DPNS 0.0327
3 EKAD 0.0912
4 INCI 0.1125
Page 97
76
5 MDKI 0.0473
6 MOLI 0.0564
7 SRSN 0.0857
8 UNIC 0.1322
9 DVLA 0.0988
10 KLBF 0.1148
11 MERK 0.1426
12 PEHA 0.0923
13 SIDO 0.2115
14 TSPC 0.1074
15 ASGR 0.0321
16 DNET 0.0192
17 LUCK 0.0393
18 MLPT 0.0096
19 MTDL 0.1536
Rata-rata 0.0835
Minimum 0.0065
Maksimum 0.2115
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat return yang
diharapkan investor (k) pada tabel 4.14, diketahui bahwa
tingkat rata-rata return yang diharapkan (k) pada perusahaan
yang terdampak positif Covid-19 adalah sebesar 0,0835.
Tingkat return yang diharapkan tertinggi dimiliki oleh PT
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncur Tbk (SIDO) sebesar
0,2115. Tingkat return yang diharapkan terendah dimiliki
oleh PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII) sebesar 0,0065.
Tabel 4. 17 Tingkat Return yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan k = (D₀ / P₀) + g
1 ICON 0.0400
2 INPP 0.0259
Page 98
77
3 KPIG 0.0185
4 PZZA 0.0010
5 BEST 0.0865
6 CTRA 0.0636
7 DILD 0.0822
8 DMAS 0.1754
9 JRPT 0.1345
10 MTLA 0.1218
11 NZIA 0.0069
12 PLIN 0.0636
13 PPRO 0.0439
14 PWON -0.1381
15 RDTX 0.1004
16 SMRA 0.1168
Rata-rata 0.0589
Minimum -0.1381
Maksimum 0.1754
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat return yang
diharapkan investor (k) pada tabel 4.15, diketahui bahwa
tingkat rata-rata return yang diharapkan (k) pada perusahaan
yang terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar 0,0589.
Tingkat return yang diharapkan tertinggi dimiliki oleh PT
Putradelta Lestari Tbk (DMAS) sebesar 0,1754. Tingkat
return yang diharapkan terendah dimiliki oleh Pakuwon Jati
Tbk (PWON) sebesar -0,1381.
4. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Price
Earning Ratio (PER)
a. Menentukan Estimasi Earning Per Share (EPS) yang
Diharapkan
Page 99
78
Sebelum melakukan perhitungan intrinsik
menggunakan metode PER, investor terlebih dahulu perlu
untuk memperkirakan rata-rata proyeksi pertumbuhan laba
per lembar sahamnya. Hal ini bertujuan untuk
mempertimbangkan tingkat risiko yang dapat diterima oleh
investor dalam mengambil langkah keputusan investasi
dengan mengkalikan EPS tahun dilakukan pengamatan
dengan tingkat pertumbuhan EPS tahun sebelumnya
(Kausari, 2019). Adapun estimasi EPS dari perusahaan yang
terdampak positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 18 Estimasi Earning Per Share (EPS) yang
Diharapkan Investor dari Perusahaan yang Terdampak
Positif Covid-19
No Kode Perusahaan EPS₁ = EPS₀ (1 + g)
1 AGII 18.77
2 DPNS 19.71
3 EKAD 113.84
4 INCI 197.63
5 MDKI 12.72
6 MOLI 30.16
7 SRSN 6.79
8 UNIC 762.97
9 DVLA 180.21
10 KLBF 61.67
11 MERK 286.07
12 PEHA 112.72
13 SIDO 36.99
14 TSPC 151.08
15 ASGR 36.33
16 DNET 23.64
17 LUCK 4.92
18 MLPT 76.44
Page 100
79
19 MTDL 168.85
Rata-rata 121.13
Minimum 4.92
Maksimum 762.97
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi EPS pada
tabel 4.16, diketahui bahwa tingkat rata-rata estimasi EPS
pada perusahaan yang terdampak positif Covid-19 adalah
sebesar 121,13. Tingkat estimasi EPS tertinggi dimiliki oleh
Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC) sebesar 762,97. Tingkat
estimasi EPS terendah dimiliki oleh PT Sentral Mitra
Informatika Tbk (LUCK) sebesar 4,92.
Tabel 4. 19 Estimasi Earning Per Share (EPS) yang
Diharapkan Investor dari Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan EPS₁ = EPS₀ (1 + g)
1 ICON 9.23
2 INPP 14.74
3 KPIG 1.48
4 PZZA 13.31
5 BEST 6.61
6 CTRA 55.92
7 DILD 29.42
8 DMAS 17.83
9 JRPT 82.71
10 MTLA 61.62
11 NZIA 1.28
12 PLIN 202.86
13 PPRO 3.67
14 PWON 20.63
15 RDTX 963.56
16 SMRA 14.48
Rata-rata 93.71
Page 101
80
Minimum 1.28
Maksimum 963.56
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi EPS pada
tabel 4.17, diketahui bahwa tingkat rata-rata estimasi EPS
pada perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 adalah
sebesar 93,71. Tingkat estimasi EPS tertinggi dimiliki oleh
Roda Vivatex Tbk (RDTX) sebesar 963,56. Tingkat estimasi
EPS terendah dimiliki oleh PT Nusantara Almazia Tbk
(NZIA) sebesar 1,28.
b. Menghitung Estimasi Price Earning Ratio (PER)
Setelah melakukan perhitungan menggunakan
metode PER, maka didapatkan hasil estimasi PER atas nilai
intrinsik saham. Nilai PER menggambarkan tingkat valuasi
dari harga saham, yang artinya bahwa semakin tinggi nilai
PER, berharti semakin mahal harga perusahaan tersebut, dan
sebaliknya. Jika PER suatu perusahaan rendah namun
didukung oleh pertumbuhan prospek yang baik, maka akan
ada kemungkinan harga perusahaan akan naik di masa depan
(Kausari, 2019). Adapun estimasi PER dari perusahaan yang
terdampak positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 20 Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan PER
Page 102
81
1 AGII 76.77
2 DPNS 14.62
3 EKAD 11.38
4 INCI 5.05
5 MDKI 19.07
6 MOLI 36.06
7 SRSN 8.98
8 UNIC 6.93
9 DVLA 14.10
10 KLBF 27.57
11 MERK 12.29
12 PEHA 12.72
13 SIDO 25.34
14 TSPC 10.48
15 ASGR 22.59
16 DNET 138.74
17 LUCK 28.02
18 MLPT 13.46
19 MTDL 10.77
Rata-rata 26.05
Minimum 5.05
Maksimum 138.74
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi PER pada
tabel 4.18, diketahui bahwa tingkat rata-rata estimasi PER
pada perusahaan yang terdampak positif Covid-19 adalah
sebesar 26,05. Tingkat estimasi PER tertinggi dimiliki oleh
PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) sebesar
138,74. Tingkat estimasi PER terendah dimiliki oleh
Intanwijaya Internasional Tbk (INCI) sebesar 5,05.
Tabel 4. 21 Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan PER
1 ICON 8.87
Page 103
82
2 INPP 48.39
3 KPIG 105.89
4 PZZA 54.90
5 BEST 26.05
6 CTRA 21.54
7 DILD 7.73
8 DMAS 12.73
9 JRPT 7.39
10 MTLA 7.58
11 NZIA 122.31
12 PLIN 12.36
13 PPRO 22.03
14 PWON 22.23
15 RDTX 6.16
16 SMRA 66.72
Rata-rata 34.56
Minimum 6.16
Maksimum 122.31
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi PER pada
tabel 4.19, diketahui bahwa tingkat rata-rata estimasi PER
pada perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 adalah
sebesar 34,56. Tingkat estimasi PER tertinggi dimiliki oleh
PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA) sebesar 34,56. Tingkat
estimasi PER terendah dimiliki oleh Roda Vivatex Tbk
(RDTX) sebesar 6,16.
c. Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning
Ratio (PER)
Valuasi harga saham menggunakan metode PER
dapat dilakukan dengan cara membandingkan harga saham
dengan nilai intrinsik yang telah didapatkan dari mengalikan
Page 104
83
estimasi EPS dengan estimasi PER. Perbandingan ini akan
menentukan kondisi saham tersebut apakah berada dalam
kondisi undervalued, correctly valued atau overvalued.
Adapun valuasi harga saham menggunakan metode PER
pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-
19 sebagai berikut.
Tabel 4. 22 Valuasi Harga Saham Menggunakan
Metode Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan
yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
PER
Valuasi
1 AGII 1,360 1,440.66 Undervalued
2 DPNS 276 288.19 Undervalued
3 EKAD 1,200 1,295.49 Undervalued
4 INCI 900 998.02 Undervalued
5 MDKI 248 242.54 Overvalued
6 MOLI 1,075 1,087.72 Undervalued
7 SRSN 59 61.02 Undervalued
8 UNIC 4,780 5,287.38 Undervalued
9 DVLA 2,400 2,540.94 Undervalued
10 KLBF 1,470 1,700.34 Undervalued
11 MERK 3,230 3,515.82 Undervalued
12 PEHA 1,335 1,433.78 Undervalued
13 SIDO 795 937.34 Undervalued
14 TSPC 1,465 1,583.31 Undervalued
15 ASGR 795 820.75 Undervalued
16 DNET 3,210 3,280.00 Undervalued
17 LUCK 126 137.80 Undervalued
18 MLPT 1,120 1,028.83 Overvalued
19 MTDL 1,595 1,818.50 Undervalued
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham
menggunakan metode PER pada tabel 4.20, dapat diketahui
Page 105
84
bahwa terdapat 17 perusahaan yang terdampak positif
Covid-19 mengalami undervalued, yaitu Aneka Gas Industri
Tbk (AGII), Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS),
Ekadharma International Tbk (EKAD), Intanwijaya
Internasional Tbk (INCI), Madusari Murni Indah Tbk
(MOLI), Indo Acidatama Tbk (SRSN), Unggul Indah
Cahaya Tbk (UNIC), Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA),
Kalbe Farma Tbk (KLBF), Merck Tbk (MERK), Phapros
Tbk (PEHA), Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
(SIDO), Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), Astra Graphia
Tbk (ASGR), Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET),
PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK), dan Metrodata
Electronics Tbk (MTDL). Hal ini dikarenakan nilai intrinsik
lebih besar dibandingan harga saham. Terdapat juga 2
perusahaan yang mengalami overvalued, yaitu Emdeki
Utama Tbk (MDKI) dan Multipolar Technology Tbk
(MLPT) dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil dibandingan
harga saham.
Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan
keputusan investasi dengan menggunakan metode PER
adalah membeli 17 perusahaan yang terdampak positif
Covid-19, yaitu AGII, DPNS, EKAD, INCI, MOLI, SRSN,
UNIC, DVLA, KLBF, MERK, PEHA, SIDO, TSPC, ASGR,
Page 106
85
DNET, LUCK, dan MTDL karena saham-saham tersebut
berada dalam kondisi undervalued atau murah. Untuk
investor yang telah memiliki saham tersebut, keputusan yang
tepat adalah menambah kepimilikan saham ataupun
menahan saham tersebut dengan harapan harga saham akan
meningkat di masa yang akan datang. Selanjutnya adalah
tidak membeli saham MDKI dan MLPT karena berada
dalam kondisi overvalued atau mahal. Apabila investor telah
memiliki saham tersebut, lebih baik menjual saham tersebut
karena ada kemungkinan harga akan jatuh.
Tabel 4. 23 Valuasi Harga Saham Menggunakan
Metode Price Earning Ratio (PER) Pada Perusahaan
yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
PER
Valuasi
1 ICON 82 81.86 Overvalued
2 INPP 710 713.41 Undervalued
3 KPIG 143 157.17 Undervalued
4 PZZA 760 730.61 Overvalued
5 BEST 159 172.24 Undervalued
6 CTRA 1,155 1,204.53 Undervalued
7 DILD 206 227.40 Undervalued
8 DMAS 234 227.02 Overvalued
9 JRPT 560 611.24 Undervalued
10 MTLA 428 467.06 Undervalued
11 NZIA 156 156.63 Undervalued
12 PLIN 2,450 2,507.41 Undervalued
13 PPRO 82 80.87 Overvalued
14 PWON 550 458.69 Overvalued
15 RDTX 5,300 5,935.54 Undervalued
16 SMRA 825 966.41 Undervalued
Page 107
86
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan perhitungan hasil valuasi harga saham
menggunakan metode PER pada tabel 4.12, diketahui bahwa
terdapat 11 perusahaan yang terdampak negatif Covid-19
mengalami undervalued, yaitu Indonesian Paradise Property
Tbk (INPP), MNC Land Tbk (KPIG), Bekasi Fajar Industrial
Estate Tbk (BEST), Ciputra Development Tbk (CTRA),
Intiland Development Tbk (DILD), Jaya Real Property Tbk
(JRPT), Metropolitan Land Tbk (MTLA), PT Nusantara
Almazia Tbk (NZIA), Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN),
Roda Vivatex Tbk (RDTX), dan Summarecon Agung Tbk
(SMRA). Hal ini dikarenakan nilai intrinsik lebih besar
dibandingan harga saham. Terdapat juga 5 perusahaan dalam
kondisi overvalued, yaitu Island Concepts Indonesia Tbk
(ICON), Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), Puradelta Lestari
Tbk (DMAS), PP Properti Tbk (PPRO), dan Pakuwon Jati
Tbk (PWON) dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil
dibandingkan dengan harga saham.
Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan
keputusan investasi dengan menggunakan metode PER
adalah membeli 11 perusahaan yang terdampak negatif
Covid-19, yaitu INPP, KPIG, BEST, CTRA, DILD, JRPT,
MTLA, NZIA, PLIN, RDTX, dan SMRA karena berada
Page 108
87
dalam kondisi undervalued atau murah. Untuk investor yang
telah memiliki saham tersebut, maka keputusan yang tepat
adalah menambah kepimilikan saham ataupun menahan
saham tersebut dengan harapan harga saham akan meningkat
di masa yang akan datang. Selanjutnya adalah tidak membeli
saham ICON, PZZA, DMAS, PPRO, dan PWON karena
berada dalam kondisi overvalued atau mahal. Apabila
investor telah memiliki saham tersebut, lebih baik menjual
saham tersebut karena ada kemungkinan harga akan jatuh.
5. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode
Dividend Discounted Model (DDM)
a. Menghitung Estimasi Dividen yang Diharapkan
Setelah menghitung tingkat pertumbuhan dividen
dan tingkat return yang diharapkan investor maka dapat
diketahui perhitungan estimasi dividen yang diharapkan
dengan mengalikan dividen terakhir yang dibagikan oleh
perusahaan dengan (1+g). Adapun estimasi dividen yang
diharapkan dari perusahaan yang terdampak positif dan
negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 24 Estimasi Dividen yang Diharapkan dari
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan Dt = D₀ (1 + g)
1 AGII 3.26
2 DPNS 3.07
3 EKAD 37.17
Page 109
88
4 INCI 21.81
5 MDKI 9.10
6 MOLI 6.04
7 SRSN 2.10
8 UNIC 184.30
9 DVLA 112.80
10 KLBF 17.66
11 MERK 143.31
12 PEHA 87.47
13 SIDO 30.65
14 TSPC 53.67
15 ASGR 5.13
16 DNET 2.04
17 LUCK 5.00
18 MLPT 118.48
19 MTDL 37.39
Rata-rata 46.34
Minimum 2.04
Maksimum 184.30
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi dividen yang
diharapkan pada tabel 4.22, diketahui bahwa tingkat rata-rata
estimasi dividen yang diharapkan dari perusahaan yang
terdampak positif Covid-19 adalah sebesar 46,34. Tingkat
estimasi dividen tertinggi dimiliki oleh Unggul Indah
Cahaya Tbk (UNIC) sebesar 184,30. Tingkat estimasi
dividen terendah dimiliki oleh Indoritel Makmur
Internasional Tbk (DNET) sebesar 2,04.
Tabel 4. 25 Estimasi Dividen yang Diharapkan dari
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan Dt = D₀ (1 + g)
1 ICON 0.26
2 INPP 4.59
Page 110
89
3 KPIG 5.86
4 PZZA 28.80
5 BEST 9.03
6 CTRA 8.45
7 DILD 2.14
8 DMAS 45.02
9 JRPT 26.20
10 MTLA 6.97
11 NZIA 1.00
12 PLIN 101.30
13 PPRO 0.58
14 PWON 5.94
15 RDTX 97.51
16 SMRA 5.55
Rata-rata 21.83
Minimum 0.26
Maksimum 101.30
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan estimasi dividen yang
diharapkan pada tabel 4.23, diketahui bahwa tingkat rata-rata
estimasi dividen yang diharapkan dari perusahaan yang
terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar 21,83. Tingkat
estimasi dividen tertinggi dimiliki oleh Plaza Indonesia
Realty Tbk (PLIN) sebesar 101,30. Tingkat estimasi dividen
terendah dimiliki oleh Island Concepts Indonesia Tbk
(ICON) sebesar 0,26.
b. Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend
Discounted Model (DDM)
Valuasi harga saham menggunakan metode DDM
dapat dilakukan dengan cara membandingkan harga saham
dengan nilai intrinsik yang telah didapatkan dari estimasi
Page 111
90
dividen dibagi dengan (k-g). Perbandingan ini akan
menentukan kondisi saham tersebut apakah berada dalam
kondisi undervalued, correctly valued atau overvalued.
Adapun valuasi harga saham menggunakan metode DDM
pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-
19 sebagai berikut.
Tabel 4. 26 Valuasi Harga Saham Menggunakan
Metode Dividend Discounted Model (DDM) Pada
Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
DDM
Valuasi
1 AGII 1,360 1,365.53 Undervalued
2 DPNS 276 282.04 Undervalued
3 EKAD 1,200 1,274.44 Undervalued
4 INCI 900 981.27 Undervalued
5 MDKI 248 250.73 Undervalued
6 MOLI 1,075 1,129.85 Undervalued
7 SRSN 59 62.06 Undervalued
8 UNIC 4,780 5,243.85 Undervalued
9 DVLA 2,400 2,530.13 Undervalued
10 KLBF 1,470 1,622.70 Undervalued
11 MERK 3,230 3,560.74 Undervalued
12 PEHA 1,335 1,373.23 Undervalued
13 SIDO 795 937.14 Undervalued
14 TSPC 1,465 1,572.40 Undervalued
15 ASGR 795 815.48 Undervalued
16 DNET 3,210 3,269.65 Undervalued
17 LUCK 126 125.95 Overvalued
18 MLPT 1,120 997.76 Overvalued
19 MTDL 1,595 1,806.99 Undervalued
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham
menggunakan metode DDM pada tabel 4.24, diketahui
Page 112
91
bahwa terdapat 17 perusahaan yang terdampak positif
Covid-19 mengalami undervalued, yaitu Aneka Gas Industri
Tbk (AGII), Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS),
Ekadharma International Tbk (EKAD), Intanwijaya
Internasional Tbk (INCI), Emdeki Utama Tbk (MDKI),
Madusari Murni Indah Tbk (MOLI), Indo Acidatama Tbk
(SRSN), Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC), Darya-Varia
Laboratoria Tbk (DVLA), Kalbe Farma Tbk (KLBF), Merck
Tbk (MERK), Phapros Tbk (PEHA), Industri Jamu dan
Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), Tempo Scan Pacific Tbk
(TSPC), Astra Graphia Tbk (ASGR), Indoritel Makmur
Internasional Tbk (DNET), dan Metrodata Electronics Tbk
(MTDL). Hal ini dikarenakan nilai intrinsik lebih besar
dibandingan harga saham. Terdapat juga 2 perusahaan yang
berada pada kondisi overvalued, yaitu PT Sentral Mitra
Informatika Tbk (LUCK) dan Multipolar Technology Tbk
(MLPT) dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil dibandingkan
harga saham.
Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan
keputusan investasi dengan menggunakan metode DDM
adalah membeli 17 perusahaan yang terdampak positif
Covid-19, yaitu AGII, DPNS, EKAD, INCI, MDKI, MOLI,
SRSN, UNIC, DVLA, KLBF, MERK, PEHA, SIDO, TSPC,
Page 113
92
ASGR, DNET, dan MTDL karena berada dalam kondisi
undervalued atau murah. Untuk investor yang telah memiliki
saham tersebut, maka keputusan yang tepat adalah
menambah kepimilikan saham ataupun menahan saham
tersebut dengan harapan harga saham akan meningkat di
masa yang akan datang. Selanjutnya adalah tidak membeli
saham LUCK dan MLPT karena berada dalam kondisi
overvalued atau mahal. Apabila investor telah memiliki
saham tersebut, lebih baik menjual saham tersebut karena
ada kemungkinan harga akan jatuh.
Tabel 4. 27 Valuasi Harga Saham Menggunakan
Metode Dividend Discounted Model (DDM) Pada
Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
DDM
Valuasi
1 ICON 82 85.03 Undervalued
2 INPP 710 723.89 Undervalued
3 KPIG 143 139.64 Overvalued
4 PZZA 760 730.79 Overvalued
5 BEST 159 164.01 Undervalued
6 CTRA 1,155 1,220.49 Undervalued
7 DILD 206 220.93 Undervalued
8 DMAS 234 229.03 Overvalued
9 JRPT 560 611.31 Undervalued
10 MTLA 428 473.81 Undervalued
11 NZIA 156 156 Correctly
Valued
12 PLIN 2,450 2,506.90 Undervalued
13 PPRO 82 85.04 Undervalued
14 PWON 550 467.02 Overvalued
15 RDTX 5,300 5,742.07 Undervalued
16 SMRA 825 916.39 Undervalued
Page 114
93
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham
menggunakan metode DDM pada tabel 4.25, diketahui
bahwa terdapat 11 perusahaan yang terdampak negatif
Covid-19 mengalami undervalued, yaitu Island Concepts
Indonesia Tbk (ICON), Indonesian Paradise Property Tbk
(INPP), Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), Ciputra
Development Tbk (CTRA), Intiland Development Tbk
(DILD), Jaya Real Property Tbk (JRPT), Metropolitan Land
Tbk (MTLA), Plaza Indonesia Realty Tbk (PLIN), PP
Properti Tbk (PPRO), Roda Vivatex Tbk (RDTX), dan
Summarecon Agung Tbk (SMRA). Hal ini dikarenakan nilai
intrinsik lebih besar dibandingan harga saham. Terdapat juga
4 perusahaan dalam kondisi overvalued, yaitu Putra Delta
Lestari (DMAS), MNC Land Tbk (KPIG), Sarimelati
Kencana Tbk (PZZA), dan Pakuwon Jati Tbk (PWON)
dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil dibandingkan dengan
harga saham. Serta terdapat 1 perusahaan dalam kondisi
correctly valued, yaitu PT Nusantara Almazia Tbk (NZIA)
dikarenakan nilai intrinsik sama dengan harga saham.
Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan
keputusan investasi dengan menggunakan metode DDM
adalah membeli 11 perusahaan yang terdampak negatif
Page 115
94
Covid-19, yaitu ICON, INPP, BEST, CTRA, DILD, JRPT,
MTLA, PLIN, PPRO, RDTX, dan SMRA karena berada
dalam kondisi undervalued atau murah. Untuk investor yang
telah memiliki saham tersebut, maka keputusan yang tepat
adalah menambah kepimilikan saham ataupun menahan
saham tersebut dengan harapan harga saham akan meningkat
di masa yang akan datang. Selanjutnya adalah tidak membeli
saham DMAS, KPIG, PZZA, dan PWON karena berada
dalam kondisi overvalued atau mahal. Apabila investor telah
memiliki saham tersebut, lebih baik menjual saham tersebut
karena ada kemungkinan harga akan jatuh. Serta menahan,
tidak membeli ataupun menjual saham NZIA karena dalam
kondisi correctly valued.
6. Menghitung Nilai Intrinsik Saham Menggunakan Metode Price
to Book Value (PBV)
a. Menghitung Price to Book Value (PBV) Ratio
PBV Ratio mengukur seberapa besar pasar
menghargai nilai buku suatu saham. Semakin besar PBV
Ratio menggambarkan semakin besar kepercayaan pasar
akan prospek perusahaan. PBV Ratio menunjukkan sejauh
mana perusahaan dapat menciptakan nilai perusahaan relatif
terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin besar
rasionya maka semakin besar pula nilai pasar (market value)
Page 116
95
dibandingkan dengan nilai buku (book value) (Darmadji &
Fakhruddin, 2001). Adapun PBV Ratio dari perusahaan yang
terdampak positif dan negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 28 PBV Ratio dari Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan PBV Ratio
1 AGII 1.27
2 DPNS 0.37
3 EKAD 0.96
4 INCI 0.48
5 MDKI 0.76
6 MOLI 2.33
7 SRSN 0.67
8 UNIC 0.73
9 DVLA 1.98
10 KLBF 4.04
11 MERK 2.42
12 PEHA 1.60
13 SIDO 7.35
14 TSPC 1.14
15 ASGR 0.69
16 DNET 4.87
17 LUCK 0.68
18 MLPT 2.76
19 MTDL 1.71
Rata-rata 1.94
Minimum 0.37
Maksimum 7.35
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan PBV Ratio pada tabel
4.26, diketahui bahwa tingkat rata-rata PBV Ratio dari
perusahaan yang terdampak positif Covid-19 adalah sebesar
1,94. Tingkat PBV Ratio tertinggi dimiliki oleh PT Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk sebesar 7,35. Tingkat
Page 117
96
PBV Ratio terendah dimiliki oleh Duta Pertiwi Nusantara
Tbk (DPNS) sebesar 0,37.
Tabel 4. 29 PBV Ratio dari Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan PBV Ratio
1 ICON 0.51
2 INPP 1.38
3 KPIG 0.50
4 PZZA 1.85
5 BEST 0.35
6 CTRA 1.45
7 DILD 0.42
8 DMAS 1.99
9 JRPT 1.04
10 MTLA 0.88
11 NZIA 0.69
12 PLIN 0.75
13 PPRO 1.26
14 PWON 1.85
15 RDTX 0.53
16 SMRA 1.67
Rata-rata 1.07
Minimum 0.35
Maksimum 1.99
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan PBV Ratio pada tabel
4.27, diketahui bahwa tingkat rata-rata PBV Ratio dari
perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 adalah sebesar
1,07. Tingkat PBV Ratio tertinggi dimiliki oleh Puradelta
Lestari Tbk (DMAS) sebesar 1,99. Tingkat PBV Ratio
terendah dimiliki oleh Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
(BEST) sebesar 0,35.
Page 118
97
b. Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book
Value (PBV)
Valuasi harga saham menggunakan metode PBV
dapat dilakukan dengan cara membandingkan harga saham
dengan nilai intrinsik yang telah didapatkan dari mengalikan
PBV perusahaan dengan PBV Ratio rata-rata industri.
Perbandingan ini akan menentukan kondisi saham tersebut
apakah berada dalam kondisi undervalued, correctly valued
atau overvalued. Adapun valuasi harga saham menggunakan
metode PBV pada perusahaan yang terdampak positif dan
negatif Covid-19 sebagai berikut.
Tabel 4. 30 Valuasi Harga Saham Menggunakan
Metode Price to Book Value (PBV) Pada Perusahaan
yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
PBV
Valuasi
1 AGII 1,360 2,075.63 Undervalued
2 DPNS 276 1,464.57 Undervalued
3 EKAD 1,200 2,433.76 Undervalued
4 INCI 900 3,639.43 Undervalued
5 MDKI 248 634.86 Undervalued
6 MOLI 1,075 892.53 Overvalued
7 SRSN 59 170.90 Undervalued
8 UNIC 4,780 12,676.29 Undervalued
9 DVLA 2,400 2,343.33 Overvalued
10 KLBF 1,470 704.88 Overvalued
11 MERK 3,230 2,585.27 Overvalued
12 PEHA 1,335 1,618.82 Undervalued
13 SIDO 795 209.65 Overvalued
14 TSPC 1,465 2,480.49 Undervalued
15 ASGR 795 2,244.57 Undervalued
Page 119
98
16 DNET 3,210 1,275.99 Overvalued
17 LUCK 126 358.69 Undervalued
18 MLPT 1,120 785.17 Overvalued
19 MTDL 1,595 1,803.18 Undervalued
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham
menggunakan metode PBV pada tabel 4.28, diketahui bahwa
terdapat 12 perusahaan yang terdampak positif Covid-19
mengalami undervalued, yaitu Aneka Gas Industri Tbk
(AGII), Duta Pertiwi Nusantara Tbk (DPNS), Ekadharma
International Tbk (EKAD), Intanwijaya Internasional Tbk
(INCI), Emdeki Utama Tbk (MDKI), Indo Acidatama Tbk
(SRSN), Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC), Phapros Tbk
(PEHA), Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC), Astra Graphia
Tbk (ASGR), PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK),
dan Metrodata Electronics Tbk (MTDL). Hal ini
dikarenakan nilai intrinsik lebih besar dibandingan harga
saham. Terdapat juga 7 perusahaan dalam kondisi
overvalued, yaitu Madusari Murni Indah Tbk (MOLI),
Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA), Kalbe Farma Tbk
(KLBF), Merck Tbk (MERK), Industri Jamu dan Farmasi
Sido Muncul Tbk (SIDO), Indoritel Makmur Internasional
Tbk (DNET), dan Multipolar Technology Tbk (MLPT)
dikarenakan nilai intrinsik lebih kecil dibandingkan harga
saham.
Page 120
99
Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan
keputusan investasi dengan menggunakan metode PBV
adalah membeli 12 perusahaan yang terdampak positif
Covid-19, yaitu AGII, DPNS, EKAD, INCI, MDKI, SRSN,
UNIC, PEHA, TSPC, ASGR, LUCK, dan MTDL karena
berada dalam kondisi undervalued atau murah. Untuk
investor yang telah memiliki saham tersebut, maka
keputusan yang tepat adalah menambah kepimilikan saham
ataupun menahan saham tersebut dengan harapan harga
saham akan meningkat di masa yang akan datang.
Selanjutnya adalah tidak membeli saham MOLI, DVLA,
KLBF, MERK, SIDO, DNET, dan MLPT karena berada
dalam kondisi overvalued atau mahal. Apabila investor telah
memiliki saham tersebut, lebih baik menjual saham tersebut
karena ada kemungkinan harga akan jatuh.
Tabel 4. 31 Valuasi Harga Saham Menggunakan
Metode Price to Book Value (PBV) Pada Perusahaan
yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
PBV
Valuasi
1 ICON 82 171.18 Undervalued
2 INPP 710 550.40 Overvalued
3 KPIG 143 303.83 Undervalued
4 PZZA 760 439.14 Overvalued
5 BEST 159 484.07 Undervalued
6 CTRA 1,155 850.15 Overvalued
7 DILD 206 530.00 Undervalued
Page 121
100
8 DMAS 234 126.06 Overvalued
9 JRPT 560 574.90 Undervalued
10 MTLA 428 519.79 Undervalued
11 NZIA 156 241.76 Undervalued
12 PLIN 2,450 3,497.09 Undervalued
13 PPRO 82 69.71 Overvalued
14 PWON 550 318.50 Overvalued
15 RDTX 5,300 10,694.47 Undervalued
16 SMRA 825 530.29 Overvalued
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan valuasi harga saham
dengan metode PBV pada tabel 4.29, diketahui bahwa
terdapat 9 perusahaan yang terdampak negatif Covid-19
mengalami undervalued, yaitu Island Concepts Indonesia
Tbk (ICON), MNC Land Tbk (KPIG), Bekasi Fajar
Industrial Estate Tbk (BEST), Intiland Development Tbk
(DILD), Jaya Real Property Tbk (JRPT), Metropolitan Land
Tbk (MTLA), Nusantara Almazia Tbk (NZIA), Plaza
Indonesia Realty Tbk (PLIN), dan Roda Vivatex Tbk
(RDTX). Hal ini dikarenakan nilai intrinsik lebih besar
dibandingan harga saham. Terdapat juga 7 perusahaan dalam
kondisi overvalued, yaitu Indonesian Paradise Property Tbk
(INPP), Sarimelati Kencana Tbk (PZZA), Ciputra
Development Tbk (CTRA), Puradelta Lestari Tbk (DMAS),
Puradelta Lestari Tbk (PPRO), Pakuwon Jati Tbk (PWON),
dan Summarecon Agung Tbk (SMRA) dikarenakan nilai
intrinsik lebih kecil dibandingkan harga saham.
Page 122
101
Berdasarkan penjelasan di atas maka pengambilan
keputusan investasi dengan menggunakan metode PBV
adalah membeli 9 perusahaan yang terdampak negatif
Covid-19, yaitu ICON, KPIG, BEST, DILD, JRPT, MTLA,
NZIA, PLIN, dan RDTX karena berada dalam kondisi
undervalued atau murah. Untuk investor yang telah memiliki
saham tersebut, maka keputusan yang tepat adalah
menambah kepimilikan saham ataupun menahan saham
tersebut dengan harapan harga saham akan meningkat di
masa yang akan datang. Selanjutnya adalah tidak membeli
saham INPP, PZZA, CTRA, DMAS, PPRO, PWON, dan
SMRA karena berada dalam kondisi overvalued atau mahal.
Apabila investor telah memiliki saham tersebut, lebih baik
menjual saham tersebut karena ada kemungkinan harga akan
jatuh.
7. Perbandingan Nilai Intrinsik Saham Metode PER, DDM, PBV
dengan Harga Saham
Perbandingan nilai intrinsik saham yang diperoleh dari
metode Price Earning Ratio (PER), Dividend Discounted Model
(DDM), dan Price to Book Value (PBV) dengan harga saham
dilakukan untuk mengetahui seberapa beda (different) dari masing-
masing nilai intrinsik dengan harga sahamnya. Adapun
perbandingan nilai intrinsik PER, DDM, dan PBV dengan harga
Page 123
102
saham pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-
19 adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 32 Perbandingan Nilai Intrinsik Menggunakan
Metode PER, DDM, dan PBV dengan Harga Saham Pada
Perusahaan yang Terdampak Positif dan Negatif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham NI PER
NI
DDM NI PBV
1 AGII 1,360 1,440.66 1,365.53 2,075.63
2 DPNS 276 288.19 282.04 1,464.57
3 EKAD 1,200 1,295.49 1,274.44 2,433.76
4 INCI 900 998.02 981.27 3,639.43
5 MDKI 248 242.54 250.73 634.86
6 MOLI 1,075 1,087.72 1,129.85 892.53
7 SRSN 59 61.02 62.06 170.90
8 UNIC 4,780 5,287.38 5,243.85 12,676.29
9 DVLA 2,400 2,540.94 2,530.13 2,343.33
10 KLBF 1,470 1,700.34 1,622.70 704.88
11 MERK 3,230 3,515.82 3,560.74 2,585.27
12 PEHA 1,335 1,433.78 1,373.23 1,618.82
13 SIDO 795 937.34 937.14 209.65
14 TSPC 1,465 1,583.31 1,572.40 2,480.49
15 ASGR 795 820.75 815.48 2,244.57
16 DNET 3,210 3,280.00 3,269.65 1,275.99
17 LUCK 126 137.80 125.95 358.69
18 MLPT 1,120 1,028.83 997.76 785.17
19 MTDL 1,595 1,818.50 1,806.99 1,803.18
20 ICON 82 81.86 85.03 171.18
21 INPP 710 713.41 723.89 550.40
22 KPIG 143 157.17 139.64 303.83
23 PZZA 760 730.61 730.79 439.14
24 BEST 159 172.24 164.01 484.07
25 CTRA 1,155 1,204.53 1,220.49 850.15
26 DILD 206 227.40 220.93 530.00
27 DMAS 234 227.02 229.03 126.06
28 JRPT 560 611.24 611.31 574.90
29 MTLA 428 467.06 473.81 519.79
30 NZIA 156 156.63 156.08 241.76
31 PLIN 2,450 2,507.41 2,506.90 3,497.09
Page 124
103
32 PPRO 82 80.87 85.04 69.71
33 PWON 550 458.69 467.02 318.50
34 RDTX 5,300 5,935.54 5,742.07 10,694.47
35 SMRA 825 966.41 916.39 530.29
Sumber: Data Diolah, 2021
8. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test
Uji beda t-Test dalam penelitian ini untuk
membandingkan nilai harga pasar saham dengan nilai
intrinsik yang dinilai dengan metode Price Earning Ratio
(PER), Dividend Discounted Model (DDM), dan Price to
Book Value (PBV).
Pedoman pengambilan keputusan dalam uji Paired
Samples T-Test berdasarkan nilai signifikansi (Sig.) hasil
output SPSS adalah sebagai berikut (Santoso, 2014):
a. Jika nilai Sig. (2-tailed) < 0,05, maka H₀ ditolak dan Ha
diterima.
b. Jika nilai Sig. (2-tailed) > 0,05, maka H₀ diterima dan Ha
ditolak.
Berikut adalah hasil uji paired samples t-test untuk
membandingkan nilai harga saham dengan nilai intrinsik
yang diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan PBV pada
perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19.
Page 125
104
Tabel 4. 33 Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test Nilai
Intrinsik Saham yang Dinilai dengan Metode PER,
DDM, dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak
Covid-19
Paired Samples Test
Paired Differences Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation
Pair
1
Harga
Saham
- NI
PER
-84.50057 147.48880 .002
Pair
2
Harga
Saham
- NI
DDM
-69.57971 125.07865 .002
Pair
3
Harga
Saham
- NI
PBV
-
544.5814
3
1735.9448
3
.072
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.34 di atas,
diketahui nilai Sig. (2-tailed) pada metode PER dan DDM
adalah 0,002 yang merupakan lebih kecil dari 0,05 (0,002 <
0,05), maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan
dalam uji Paired Samples T-Test dapat disimpulkan bahwa
H₀ ditolak Ha diterima, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terdapat perbedaan signifikan antara nilai intrinsik
saham dengan metode PER dan DDM terhadap harga pasar
saham perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Page 126
105
Covid-19, artinya dapat diambil keputusan investasi yang
tepat karena nilai intrinsik saham tidak sama dengan harga
saham. Maka dapat disimpulkan bahwa metode PER dan
DDM dapat memvaluasi harga saham dengan tepat.
Sedangkan, untuk metode PBV diketahui nilai Sig.
(2-tailed) adalah 0,072 yang merupakan lebih besar dari 0,05
(0,072 > 0,05), maka sebagaimana dasar pengambilan
keputusan dalam uji Paired Samples T-Test dapat
disimpulkan bahwa H₀ diterima Ha ditolak, dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
signifikan antara nilai intrinsik saham dengan metode PBV
terhadap harga pasar saham perusahaan yang terdampak
positif dan negatif Covid-19, artinya tidak tidak dapat
diambil keputusan investasi yang tepat karena nilai intrinsik
sama dengan harga saham. Maka dapat disimpulkan bahwa
metode PBV tidak dapat memvaluasi harga saham dengan
tepat.
b. Hasil Uji Root Mean Square Error (RMSE)
Perbandingan metode Price Earning Ratio (PER),
Dividend Discounted Model (DDM), dan Price to Book
Value (PBV) dilakukan untuk mengetahui metode manakah
yang memiliki penyimpangan paling kecil atau perhitungan
Page 127
106
yang paling tepat. Semakin kecil nilai RMSE menandakan
semakin kecil pula penyimpangan yang terjadi pada metode
tersebut. Adapun nilai RMSE pada metode PER, DDM, dan
PBV dari perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Covid-19 adalah sebagai berikut.
Tabel 4. 34 Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pada
Perusahaan yang Terdampak Positif dan Negatif Covid-
19
Perusahaan yang
Terdampak Positif
Covid-19
Perusahaan yang
Terdampak Negatif
Covid-19
Metode RMSE Metode RMSE
PER 169.46 PER 166.57
DDM 158.46 DDM 118.39
PBV 1,965.79 PBV 1,388.14
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil perhitungan nilai RMSE pada
tabel 4.33, dapat diketahui bahwa nilai RMSE terkecil pada
perusahaan yang terdampak positif dan negatif Covid-19
adalah pada metode DDM, yaitu sebesar 158,46 dan 118,39.
Semakin kecil nilai RMSE maka semakin akurat pendekatan
yang digunakan. Artinya, penyimpangan nilai intrinsik
terhadap harga saham yang dimiliki metode DDM yang
paling kecil dibandingkan dengan metode PER dan PBV.
Karena itu metode yang paling akurat dan mendekati harga
pasarnya adalah metode DDM. Hal ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Cole, 2020; Hasanah &
Page 128
107
Rusliati, 2017; Sutjipto & Setiawan, 2020; Sutjipto et al.,
2020 yang mengatakan bahwa metode DDM lebih akurat
karena konsep DDM didasari pada dividen yang merupakan
imbal hasil dari investasi jangka panjang yang diterima oleh
investor di masa yang akan datang. Maka dapat disimpulkan
bahwa metode DDM dapat memvaluasi harga saham dengan
tepat.
c. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk
memperkuat hasil metode pengujian hipotesis menggunakan
uji beda dan RMSE.
Berikut adalah hasil uji regresi linear berganda nilai
intrinsik yang diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan
PBV pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Covid-19.
Tabel 4. 35 Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada
Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan yang
Terdampak Covid-19
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
1 (Constant) 24.18
9
17.77
7
1.361 .184
NI PER .207 .331 .626 .536
NI DDM .737 .332 2.218 .034
Page 129
108
NI PBV -.015 .008 -1.815 .080
Terdampa
k
-2.545 22.50
6
-.113 .911
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.35 di atas, hasil
uji regresi linear berganda diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
𝑌 = 24,189 + 0,207(𝑃𝐸𝑅) + 0,737(𝐷𝐷𝑀) − 0,015(𝑃𝐵𝑉)
− 2,545(𝑇𝑒𝑟𝑑𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘) + 𝜀
Hasil uji regresi linear berganda mencangkup:
1) Uji F Statistik
Uji F bertujuan sebagai alat prediksi untuk
menguji seberapa besar variabel bebas mampu
menjelaskan fenomena dari variabel tak bebas (A.
Kuncoro, 2001).
Berikut adalah hasil uji F nilai intrinsik yang
diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan PBV
pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Covid-19.
Tabel 4. 36 Hasil Uji F Pada Metode PER, DDM,
dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak
Covid-19
ANOVAa
Model df F Sig.
Page 130
109
1 Regression 4 3375.
312
.000b
Residual 30
Total 34
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), Terdampak, NI PBV,
NI DDM, NI PER
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.36 di
atas, diketahui nilai F hitung sebesar 3.375,312.
Sedangkan berdasarkan F tabel dengan n = 35 dan k
= 4, maka F tabel menunjukkan nilai 2,64. Dengan
demikian 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (3.375,312 > 2,64), maka
sebagaimana dasar pengambilan keputusan dalam uji
F dapat disimpulkan bahwa H₀ ditolak Ha diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan secara simultan antara nilai
intrinsik menggunakan metode Price Earning Ratio
(PER), Dividend Discounted Model (DDM), dan
Price to Book Value (PBV) terhadap harga saham
pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Covid-19, yang artinya secara simultan metode PER,
DDM, dan PBV dapat memvaluasi harga saham
dengan tepat.
2) Uji t Statistik
Page 131
110
Uji t bertujuan sebagai alat prediksi untuk
menguji hipotesis penelitian, yaitu seberapa besar
pengaruh variabel bebas dengan variabel tak bebas
secara individu (A. Kuncoro, 2001). Hipotesis
dirumuskan sebagai berikut:
Berikut adalah hasil uji t nilai intrinsik yang
diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan PBV
pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Covid-19.
Tabel 4. 37 Hasil Uji t Pada Metode PER, DDM,
dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak
Covid-19
Coefficientsa
Model
B t Sig.
1 (Constant) 24.189 1.361 .184
NI PER .207 .626 .536
NI DDM .737 2.218 .034
NI PBV -.015 -1.815 .080
Terdampak -2.545 -.113 .911
a. Dependent Variable: Harga Saham
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.37 di
atas, dapat diketahui bahwa nilai n = 35 pada
signifikan 5% sehingga diperoleh nilai t tabel sebesar
1,689572. Nilai Sig. metode PER adalah 0,536 yang
merupakan lebih besar dari 0,05 (0,536 > 0,05). Hasil
Page 132
111
perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh
nilai t hitung sebesar 0,626 yang berarti 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (0,626 < 1,689572) yang berarti nilai intrinsik
saham dengan metode PER tidak berpengaruh
terhadap harga saham. Maka dapat disimpulkan
bahwa metode PER tidak dapat memvaluasi harga
saham dengan tepat. Nilai Sig. metode DDM adalah
0,034 yang merupakan lebih kecil dari 0,05 (0,034 <
0,05). Hasil perhitungan pada regresi linier berganda
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,218 yang berarti
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (2,218 > 1,689572) yang berarti nilai
intrinsik saham dengan metode DDM berpengaruh
positif terhadap harga saham, artinya apabila terjadi
kenaikan 1% dari nilai intrinsik DDM, maka harga
pasar saham akan mengalami kenaikan sebesar
0,737. Maka dapat disimpulkan bahwa metode DDM
dapat memvaluasi harga saham dengan tepat.
Nilai Sig. metode PBV adalah 0,80 yang
merupakan lebih besar dari 0,05 (0,80 > 0,05). Hasil
perhitungan pada regresi linier berganda diperoleh
nilai t hitung sebesar -1,815 yang berarti 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <
𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (-1,815 < 1,689572) yang berarti nilai intrinsik
dengan metode PBV tidak berpengaruh terhadap
Page 133
112
harga saham. Maka dapat disimpulkan bahwa
metode PBV tidak dapat memvaluasi harga saham
dengan tepat. Nilai Sig. Terdampak adalah 0,911
yang merupakan lebih besar dari 0,05 (0,911 > 0,05).
Hasil perhitungan pada regresi linier berganda
diperoleh nilai t hitung sebesar -0,113 yang berarti
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (-0,113 < 1,689572) yang berarti
perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Covid-19 tidak berpengaruh terhadap harga saham.
3) Uji koefisien determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) bertujuan
untuk mengetahui persentase pengaruh variabel
bebas terhadap perubahan variabel tak bebas. Berikut
adalah hasil uji koefisien determinasi nilai intrinsik
yang diperoleh dari perhitungan PER, DDM, dan
PBV pada perusahaan yang terdampak positif dan
negatif Covid-19.
Tabel 4. 38 Hasil Uji Koefisien Determinasi Pada
Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan
yang Terdampak Covid-19
Model Summary
Mo
del
R R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error
of the
Estimate
1 .999a
.998 .997 64.03705
Page 134
113
a. Predictors: (Constant), Terdampak, NI PBV, NI
DDM, NI PER
Sumber: Data Diolah, 2021
Berdasarkan hasil output pada tabel 4.38 di
atas, diketahui nilai adjusted R square sebesar 0,997,
artinya sebesar 99,7% harga saham dapat dijelaskan
oleh nilai intrinsik dengan metode PER, DDM, PBV
pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Covid-19. Sedangkan sisanya sebesar 0,3% harga
saham dijelaskan oleh variabel diluar model
penelitian.
C. Pembahasan
Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan uji beda paired
samples t-test dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara nilai
intrinsik dengan harga saham menggunakan metode Price Earning Ratio
(PER) dan Dividend Discounted Model (DDM), yang artinya metode PER
dan DDM dapat memvaluasi harga saham dengan tepat. Pengujian hipotesis
menggunakan Root Mean Squared Error (RMSE) dapat dikatakan bahwa
nilai RMSE metode PER dan DDM tidak jauh berbeda, namun metode
DDM-lah yang memiliki penyimpangan paling kecil berdasarkan RMSE,
yang artinya metode DDM dapat memvaluasi harga saham dengan tepat.
Karena baik metode PER dan DDM tidak memiliki nilai yang cukup jauh
Page 135
114
maka dilakukan pengujian hipotesis menggunakan uji pendukung, yaitu
regresi linear berganda untuk memperkuat hasil pengujian hipotesis
menggunakan uji beda dan RMSE, yang menghasilkan nilai intrinsik
dengan metode Dividend Discounted Model (DDM) memiliki pengaruh
positif terhadap harga saham, yang artinya metode DDM dapat memvaluasi
harga saham dengan tepat. Berdasarkan pengujian hipotesis menggunakan
uji beda, RMSE, dan regresi linear berganda dapat disimpulkan bahwa
metode DDM-lah yang memiliki ketepatan model dalam memvaluasi harga
saham. Hal ini sejalan dengan penelitian oleh (Cole, 2020; Hasanah &
Rusliati, 2017; Sutjipto & Setiawan, 2020; Sutjipto et al., 2020) yang
menyatakan bahwa metode DDM lebih tepat dibandingkan metode lain
dalam memvaluasi harga saham.
Berdasarkan metode Dividend Discounted Model (DDM), adapun
saham-saham yang layak dibeli pada masa Covid-19 berdasarkan metode
DDM adalah saham dari sektor kimia, yaitu Unggul Indah Cahaya Tbk
(UNIC) karena pada masa Covid-19 ini saham-saham dari sektor kimia
mengalami peningkatan karena adanya kebutuhan akan produk petrokimia
sekeperti masker dan Alat Perlindungan Diri (APD). Saham dari sektor
farmasi, yaitu Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO), Kalbe
Farma Tbk (KLBF) dan Merck Tbk (MERK) karena pada masa Covid-19
ini saham-saham dari sektor farmasi mengalami peningkatan karena adanya
kebutuhan untuk menggunakan obat-obatan baik herbal maupun kimia dan
pembuatan vaksin. Saham dari sektor teknologi, yaitu Metrodata
Page 136
115
Electronics Tbk (MTDL) karena pada masa Covid-19 ini saham-saham dari
sektor teknologi mengalami peningkatan karena hampir seluruh kegiatan
masyarakat dilakukan dengan berbasis teknologi, mulai dari berbelanja,
perkantoran, maupun pendidikan.
Adapun saham-saham yang tidak layak untuk dibeli pada masa
Covid-19 berdasarkan metode DDM adalah saham dari sektor Restoran,
Hotel dan Pariwisata, yaitu Sarimelati Kencana Tbk (PZZA) dan MNC
Land (KPIG) karena pada masa Covid-19 sektor ini mengalami penurunan
paling tajam menurut Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham dari sektor
Properti dan Real Estate, yaitu Pakuwon Jati Tbk (PWON), Putra Delta
Lestari (DMAS), dan Nusantara Almazia Tbk (NZIA). Hal ini diakibatkan
karena tingkat virus Covid-19 yang semakin tinggi yang mengharuskan
Pemerintah Indonesia untuk memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB) yang sangat berdampak pada sektor-sektor di atas.
Page 137
116
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil analisis valuasi saham menggunakan metode
Price Earning Ratio (PER), Dividend Discounted Model (DDM), dan Price
to Book Value (PBV) pada perusahaan yang terdampak positif dan negatif
Covid-19, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan pengujian hipotesis, Price Earning Ratio (PER) tidak
dapat memvaluasi harga saham dengan tepat. Pengambilan
keputusan investasi dengan menggunakan metode PER adalah
membeli 17 perusahaan yang terdampak positif Covid-19 karena
saham-saham tersebut berada dalam kondisi undervalued atau
murah dan tidak membeli 2 perusahaan yang terdampak positif
Covid-19 karena saham-saham tersebut berada dalam kondisi
overvalued atau mahal. Selanjutnya adalah membeli 11 perusahaan
yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham tersebut
berada dalam kondisi undervalued atau murah dan tidak membeli 5
perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham
tersebut berada dalam kondisi overvalued atau mahal.
2. Berdasarkan pengujian hipotesis, Dividend Discounted Model
(DDM) dapat memvaluasi harga saham dengan tepat. Pengambilan
Page 138
117
keputusan investasi dengan menggunakan metode DDM adalah
membeli 17 perusahaan yang terdampak positif Covid-19 karena
saham-saham tersebut berada dalam kondisi undervalued atau
murah dan tidak membeli 2 perusahaan yang terdampak positif
Covid-19 karena saham-saham tersebut berada dalam kondisi
overvalued atau mahal. Selanjutnya adalah membeli 11 perusahaan
yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham tersebut
berada dalam kondisi undervalued atau murah dan tidak membeli 4
perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham
tersebut berada dalam kondisi overvalued atau mahal. Serta
menahan, tidak membeli ataupun menjual saham NZIA karena
dalam kondisi correctly valued.
3. Berdasarkan pengujian hipotesis, Price to Book Value (PBV) tidak
dapat memvaluasi harga saham dengan tepat. Pengambilan
keputusan investasi dengan menggunakan metode PBV adalah
membeli 12 perusahaan yang terdampak positif Covid-19 karena
saham-saham tersebut berada dalam kondisi undervalued atau
murah dan tidak membeli 7 perusahaan yang terdampak positif
Covid-19 karena saham-saham tersebut berada dalam kondisi
overvalued atau mahal. Selanjutnya adalah membeli 9 perusahaan
yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham tersebut
berada dalam kondisi undervalued atau murah dan tidak membeli 7
Page 139
118
perusahaan yang terdampak negatif Covid-19 karena saham-saham
tersebut berada dalam kondisi overvalued atau mahal.
4. Berdasarkan pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa metode
Dividend Discounted Model (DDM) paling tepat dalam memvaluasi
harga saham dibandingkan metode Price Earning Ratio (PER) dan
Price to Book Value (PBV).
B. Saran
Valuasi harga saham menggunakan metode Price Earning Ratio
(PER), Dividend Discounted Model (DDM), dan Price to Book Value (PBV)
bukanlah satu-satunya metode dalam melakukan penilaian harga saham,
akan tetapi metode ini dapat dijadikan referensi bagi investor dalam
pengambilan keputusan investasi pada masa Covid-19. Adapun saran yang
dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
1. Sebaiknya investor tidak hanya menggunakan metode PER, DDM,
dan PBV saja dalam melakukan valuasi harga saham, karena analisis
yang digunakan dalam ketiga metode tersebut merupakan hasil dari
estimasi tentang sesuatu hal yang bersifat tidak pasti dan berpotensi
mengandung kesalahan. Selain itu, valuasi harga saham
menggunakan ketiga metode tersebut hanya didasarkan pada kondisi
fundamental perusahaan yang bersifat keuangan, sehingga kurang
memperhatikan kondisi makro dan faktor-faktor lainnya. Maka
Page 140
119
disarankan investor menggunakan teknik analisis lainnya agar
memiliki banyak referensi yang semakin membantu dalam
pengambilan keputusan investasi yang lebih akurat.
2. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menggunakan
metode-metode lain dalam melakukan valuasi harga saham, seperti
metode Free Cash Flow to Firm (FCFF), Free Cash Flow to Equity
(FCFE) maupun Discount Cash Flow (DCF). Dengan tujuan untuk
melengkapi penelitian sebelumnya agar dapat menggambarkan
keadaan yang sebenarnya dalam valuasi harga saham, sehingga
investor dapat lebih cermat dalam mengambil keputusan
berinvestasi.
Page 141
120
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, E., & Asma, R. (2019). Jurnal Sains Manajemen dan Kewirausahaan.
Analisis Valuasi Harga Saham Dengan Price Earning Ratio, Free Cash Flow
to Equity Dan Free Cash Flow to Firm Pada Perusahaan Manufaktur, 3(2),
111–123.
Aldin, I. U. (2020). Beberapa Perusahaan Publik Kebal dan Raih Untung saat
Pandemi Covid-19. Retrieved January 6, 2021, from
https://katadata.co.id/ekarina/finansial/5ecdde5b6d588/beberapa-perusahaan-
publik-kebal-dan-raih-untung-saat-pandemi-covid-19
Alhazami, L. (2020). Valuasi Saham yang Masih Layak untuk Dikoleksi di Bursa
Efek Indonesia (BEI) pada Saat Pandemik Covid -19. Jurnal Ilmiah Akuntansi
Dan Keuangan (JIAK), 9(2), 139–149.
Anguera-torrell, O., Aznar-alarcón, J. P., & Vives-perez, J. (2020). COVID-19 :
hotel industry response to the pandemic evolution and to the public sector
economic measures. Tourism Recreation Research, 1–10.
https://doi.org/10.1080/02508281.2020.1826225
Asnawi, S. K., & Wijaya, C. (2005). Riset Keuangan: Pengujian-Pengujian
Empiris. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Astront, J., & Minerva, K. (2019). P / E Usage as a Tool for Share Valuation in
Global Market Conditions Historical P / E. Borneo Research Bulletin, 37, 1–
10.
Aswath Damodaran. (2002). Investment Valuation Tools and Techniques for
Determining the value of Any Asset. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Aswath Damodaran. (2006). Damodaran on Valuation: Security Analysis for
Investment and Corporate Finance (6th ed.). Hoboken: N.J: John Wiley &
Sons.
Page 142
121
Ayed, W. Ben, Medini, F., & Lamouchi, R. A. (2020). Stock Market under the
Global Pandemic: Evidence from Tunisia during the Early Stage of the Covid-
19 Pandemic. SRSN Electronic Journal.
https://doi.org/https://dx.doi.org/10.2139/ssrn.3598726
Beyaz, E., Tekiner, F., Zeng, X., & Keane, J. A. (2018). Comparing Technical and
Fundamental indicators in stock price forecasting. 2018 IEEE 20th
International Conference on High Performance Computing and
Communications; IEEE 16th International Conference on Smart City; IEEE
4th International Conference on Data Science and Systems
(HPCC/SmartCity/DSS), 1607–1613.
https://doi.org/10.1109/HPCC/SmartCity/DSS.2018.00262
Bhat, R. B., & Suresh, V. N. (2020). Inter-linkages and performance of Asian stock
markets amidst COVID 2019. International Journal of Financial Engineering,
7(3), 1–10. https://doi.org/10.1142/S2424786320500280
Bodie, Z., Kane, A., & Marcus, A. J. (2014). Manajemen Portofolio dan Investasi
(9th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Böni, P., & Zimmermann, H. (2020). Are Stock Prices driven by Expected Growth
rather than Discount Rates ? Evidence based on the Covid-19 crisis. SRSN
Electronic Journal, 1–26. https://doi.org/https://doi.org/10.2139/ssrn.3626959
Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2018). Fundamentals of Financial Management
(14th ed.). Jakarta: Salemba Empat.
Carter, D., Mazumder, S., Simkins, B., & Sisneros, E. (2021). The stock price
reaction of the COVID-19 pandemic on the airline, hotel, and tourism
industries. Finance Research Letters, (1), 1–15.
https://doi.org/10.1016/j.frl.2021.102047
Chai, T., & Draxler, R. R. (2014). Root mean square error ( RMSE ) or mean
absolute error ( MAE )? – Arguments against avoiding RMSE in the literature.
Geoscientific Model Development, 7, 1247–1250.
Page 143
122
https://doi.org/10.5194/gmd-7-1247-2014
Chang, C., Mcaleer, M., & Wong, W. (2020). Risk and Financial Management of
COVID-19 in Business , Economics and Finance. Journal of Risk and
Financial Management, 13(102), 1–7. https://doi.org/10.3390/jrfm13050102
Charumathi, B., & Sudhakar, S. (2015). Comparing Stock Valuation Models for
Indian Bank Stocks Comparing Stock Valuation Models for Indian Bank
Stocks. International Journal of Accounting and Taxation, 2(2), 111–127.
Cole, A. (2020). Fundamental Valuation of The General Motors Company
Assessing the value in the midst of a pandemic. Norwegian School of
Economics.
Darmadji, T., & Fakhruddin, H. M. (2001). Pasar Modal Indonesia, Pendekatan
Tanya Jawab. Salemba Empat.
Dayag, A. J., & Trinidad, F. (2019). Research in Business & Social Science
Assessment of the correlation between price-earnings ratio and stock market
returns of universal banks in the Philippines. International Journal of
Research in Business and Social Science, 8(5), 172–181.
Dharmastuti, C. F. (2004). Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Keuangan Terhadap
Harga Saham Perusahaan Go Publik di BEJ. Jurnal Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Atmajaya, 1(1).
Didit Herlianto. (2008). Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta:
Wimaya Press.
Fayana, E., & Jatmiko, S. (2012). Penilaian Harga Wajar Saham Dengan
Menggunakan Metode Dividend Discount Model (DDM) Dan Metode Price
To Book Value Ratio (PBV Ratio) Pada Sektor Perbankan yang Termasuk
Saham LQ45 di BEI. Jurnal Akuntansi Universitas Gunadarma Jakarta.
Gacus, R. B., & Hinlo, J. E. (2018). The Reliability of Constant Growth Dividend
Discount Model ( DDM ) in Valuation of Philippine Common Stocks
Page 144
123
International Journal of Economics &. International Journal of Economics
and Management Sciences, 7(1), 1–9. https://doi.org/10.4172/2162-
6359.1000487
Halim, A. (2005). Analisis Investasi (2nd ed.). Jakarta: Salemba.
Harijito, A. (2009). Keuangan Perilaku Menganalisis Keputusan Investor (1st ed.).
Yogyakarta: Ekonisia.
Hartono, J. (2017). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (11th ed.). Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta.
Hasanah, R. S., & Rusliati, E. (2017). Harga Saham dengan Metode Dividend
Discount Model dan Price to Book Value. Jurnal Riset Bisnis Dan
Manajemen, 10(2), 1–10.
Horan, M., & College, W. (2012). Are buybacks increasing eps? Accounting &
Taxation, 4(1), 11–24.
Huda, N., & Nasution, M. E. (2007). Investasi pada Pasar Modal Syariah. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
IDX. (2021). Panduan IDX Industrial Classification.
Indrayono, Y. (2019). Predicting Returns with Financial Ratios: Evidence from
Indonesian Stock Exchange. Management Science Letters, 9, 1901–1908.
https://doi.org/10.5267/j.msl.2019.6.003
Intan, T. (2009). Pengaruh Dividen Per Share dan Earning Per Share Terhadap
Harga Saham Pada Perushaan Go Public Di Bursa Efek Indonesia.
Ju, H., Yeon, J., & Lee, S. (2021). International Journal of Hospitality Management
Impact of the COVID-19 pandemic : Evidence from the U . S . restaurant
industry. International Journal of Hospitality Management, 92, 1–7.
https://doi.org/10.1016/j.ijhm.2020.102702
Kausari, I. (2019). Analisis Valuasi Harga Saham dalam Pengambilan Keputusan
Investasi di Pasar Modal Syariah, 1–103.
Page 145
124
Kuncoro, A. (2001). Menggunakan dan Memaknai Analisis Asumsi Klasik (1st ed.).
Bandung: Alfabeta.
Kuncoro, M. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Meythi, & Hartono, S. (2012). Pengaruh Informasi Laba dan Arus Kas Terhadap
Harga Saham. Akurat: Jurnal Ilmiah Akuntansi, 7(3), 1–17.
Natalia, D., E.R, C. W., & Yulita, I. K. (2019). Stock Valuation Analysis Using The
Dividend Discount Model, Price Earning Ratio and Price to Book Valued for
Investment Decisions. Procuratio: Jurnal Ilmiah Manajemen, 7(3), 276–285.
Natarsyah, S. (2000). Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko
Sistematik Terhadap Harga Saham. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia,
15(3), 294–312.
Nazir, M. (1988). Metodologi Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Noor, M. S., & Satyawan, M. D. (2014). Analisis Penilaian Harga Wajar Saham
Studi Kasus Pada PT Multi Bintang Indonesia, Tbk. Jurnal Ilmu Manajemen,
2(3), 1095–1105.
Nugraha, D. P. (2021). Comparative Analysis of Risk and Return on Indonesian
Islamic Stock Index Different Economic Conditions. Jurnal Ekonomi Dan
Manajemen, 51–64.
Nurhaliza, S. (2020). Sembilan Sektor Paling Parah Kena Dampak, No.2 Rugi
hingga USD812 Juta. Retrieved January 6, 2021, from
https://www.idxchannel.com/infografis/sembilan-sektor-paling-parah-kena-
dampak-no2-rugi-hingga-usd812-juta
Perdana, D., Brilliand, E., & Darmawan, A. (2015). Analisis Fundamental dalam
Penilaian Harga Saham dengan Menggunakan Metode Dividend Discounted
Model dan Price Earning Ratio, 37(2), 206–211.
Prastowo, D., & Julianti, R. (2008). Analisis Laporan Keuangan (Konsep dan
Aplikasi) (2nd ed.). Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Page 146
125
Rahmawantari, D. M., & Puspitaningtyas, A. (2019). P/E Ratio dalam Valuasi
Saham untuk Pengambilan Keputusan Investasi. Jurnal Ekonomi Dan
Industri, 20(2), 1–10.
Salisu, A. A., Vinh, X., & Lucey, B. (2021). Research in International Business and
Finance Gold and US sectoral stocks during COVID-19 pandemic. Research
in International Business and Finance, 57, 1–11.
https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2021.101424
Santoso, S. (2014). Statistik Parametrik Edisi Revisi. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Septadi, R. A., Rodhiyah, & Hidayat, W. (2013). Analisis Pengaruh Return On
Asset (ROA), Return On Equity (ROE) dan Tingkat Inflasi Terhadap PER
(Price Earning Ratio) Pada Perusahaan Manufaktur Bidang Food and
Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Diponegoro Journal of
Social and Politic, 1–8.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Supriyatna, I., & Djailani, M. F. (2020). Industri Farmasi Raup Untung Besar di
Tengah Pandemi Covid-19. Retrieved January 6, 2021, from
https://www.suara.com/bisnis/2020/05/27/114012/industri-farmasi-raup-
untung-besar-di-tengah-pandemi-covid-19
Suryanto. (2016). Stock Valuation by Using Price Earning Ratio (PER) in Stock
Index LQ45. Jurnal AdBispreneur, 1(2), 137–144.
Sutjipto, E., & Setiawan, W. (2020). Accuracy of dividend discount model and p /
e ratio valuation in Indonesia stock exchange. The 3rd International
Conference on Eductaion and Social Science Research (ICESRE 2020),
(November), 1–13.
Sutjipto, E., Setiawan, W., & Ghozali, I. (2020). Determination of Intrinsic Value:
Dividend Discounted Model and Discounted Cash Flow Methods in Indonesia
Page 147
126
Stock Exchange. International Journal of Management (IJM), 11(11), 1842–
1852. https://doi.org/10.34218/IJM.11.11.2020.175
Tambunan, A. P. (2007). Menilai Harga Wajar Saham. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi (1st ed.).
Yogyakarta: Kanisius.
Tandelilin, E. (2017). Pasar Modal Manajemen Portofolio & Investasi.
Yogyakarta: Kanisius.
Thomsett, M. C. (2015). Getting Started in Stock Analysis. Hoboken, Singapore:
John Wiley Publishing.
Tiwari, R. (2016). Intrinsic value estimates and its accuracy : Evidence from Indian
manufacturing industry. Future Business Journal, 2(2), 138–151.
https://doi.org/10.1016/j.fbj.2016.10.001
Tripathi, V., & Aggarwal, P. (2018). Value effect in Indian stock market : an
empirical analysis. International Journal Public Sector Performance
Management, 4(2), 146–168.
https://doi.org/https://doi.org/10.1504/IJPSPM.2018.090735
Tryfino. (2009). Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia Pustaka.
Ulfah, F. U. (2021). IDX Sektor Teknologi Naik Tajam, Investor Harus Hati-Hati.
Retrieved March 25, 2021, from
https://market.bisnis.com/read/20210129/189/1349552/warning-idx-sektor-
teknologi-naik-tajam-investor-harus-hati-hati
Willem, & Jayani. (2016). Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS) Dan
Dividend Per Share (DPS) Terhadap Harga Saham Perusahaan LQ45 Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012. Jurnal Terapan
Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 25–46.
Willmott, C. J., & Matsuura, K. (2005). Advantages of the mean absolute error (
Page 148
127
MAE ) over the root mean square error ( RMSE ) in assessing average model
performance, 30, 79–82.
Yulfita, U. (2013). Penilaian Harga Saham Sektor Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (Periode 2009 - 2011). Jurnal EMBA, 1(3), 1089–1099.
Zeren, F., & Hizarci, A. E. (2020). THE IMPACT OF COVID-19
CORONAVIRUS ON STOCK MARKETS : EVIDENCE. Muhasebe Ve
Finans Incelemeleri Dergisi, 3(1), 78–84.
https://doi.org/10.32951/mufider.706159
Zhou, Q., & Liu, Y. (2021). The Effectiveness of the Value Investment Theory
During the COVID-19 Pandemic : Using the Heavy Asset Industry as an
Example. International Conference on Enterprise Management and Economic
Development (ICEMED 2021), 178, 211–220.
Page 149
128
LAMPIRAN
Lampiran 1: Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
ClosingPrice 19 59 4780 1444.16
Valid N
(listwise)
19
Lampiran 2: Uji Statistik Deskriptif Harga Saham Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
ClosingPrice 16 82 5300 862.50
Valid N
(listwise)
16
Lampiran 3: Harga Saham (Closing Price) Perusahaan yang Terdampak
Positif dan Negatif Covid-19
Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19
No Emiten Closing Price No Emiten Closing Price
1 AGII 1,360 1 ICON 82
2 DPNS 276 2 INPP 710
3 EKAD 1,200 3 KPIG 143
4 INCI 900 4 PZZA 760
5 MDKI 248 5 BEST 159
6 MOLI 1,075 6 CTRA 1,155
7 SRSN 59 7 DILD 206
8 UNIC 4,780 8 DMAS 234
9 DVLA 2,400 9 JRPT 560
10 KLBF 1,470 10 MTLA 428
11 MERK 3,230 11 NZIA 156
Page 150
129
12 PEHA 1,335 12 PLIN 2,450
13 SIDO 795 13 PPRO 82
14 TSPC 1,465 14 PWON 550
15 ASGR 795 15 RDTX 5,300
16 DNET 3,210 16 SMRA 825
17 LUCK 126
18 MLPT 1,120
19 MTDL 1,595
Lampiran 4: Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
No Emiten ROE (%)
1 AGII 1.78%
2 DPNS 2.59%
3 EKAD 9.21%
4 INCI 10.15%
5 MDKI 3.86%
6 MOLI 6.38%
7 SRSN 7.51%
8 UNIC 11.14%
9 DVLA 14.47%
10 KLBF 16.18%
11 MERK 20.52%
12 PEHA 12.78%
13 SIDO 29.72%
14 TSPC 11.37%
15 ASGR 3%
16 DNET 3.56%
17 LUCK 2.65%
18 MLPT 19.84%
19 MTDL 17.07%
Rata-rata 10.73%
Minimum 1.78%
Maksimum 29.72%
Page 151
130
Lampiran 5: Rata-rata Return on Equity (ROE) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten ROE (%)
1 ICON 5.71%
2 INPP 2.84%
3 KPIG 0.58%
4 PZZA 3.35%
5 BEST 1.43%
6 CTRA 6.68%
7 DILD 5.13%
8 DMAS 13.93%
9 JRPT 13.83%
10 MTLA 12.07%
11 NZIA 0.49%
12 PLIN 5.37%
13 PPRO 4.43%
14 PWON 8.14%
15 RDTX 9.28%
16 SMRA 2.63%
Rata-rata 5.99%
Minimum 0.49%
Maksimum 13.93%
Lampiran 6: Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
No Emiten EPS (Rp)
1 AGII 18.69
2 DPNS 19.29
3 EKAD 107.19
4 INCI 181.26
5 MDKI 12.58
6 MOLI 28.7
7 SRSN 6.46
8 UNIC 695.48
9 DVLA 170.94
10 KLBF 55.87
11 MERK 259.5
12 PEHA 109.58
13 SIDO 31.38
14 TSPC 140.76
Page 152
131
15 ASGR 35.42
16 DNET 23.21
17 LUCK 4.92
18 MLPT 85.8
19 MTDL 149.04
Rata-rata 112.42
Minimum 4.92
Maksimum 695.48
Lampiran 7: Rata-rata Earning Per Share (EPS) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten EPS (Rp)
1 ICON 8.9
2 INPP 14.46
3 KPIG 1.52
4 PZZA 13.84
5 BEST 6.41
6 CTRA 52.92
7 DILD 27.43
8 DMAS 18.22
9 JRPT 75.77
10 MTLA 55.66
11 NZIA 1.28
12 PLIN 198.26
13 PPRO 3.54
14 PWON 24.3
15 RDTX 889.38
16 SMRA 13.04
Rata-rata 87.81
Minimum 1.28
Maksimum 889.38
Lampiran 8: Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
No Emiten DPS (Rp)
1 AGII 14.42
2 DPNS 3
3 EKAD 35
4 INCI 19.99
Page 153
132
5 MDKI 9
6 MOLI 5.75
7 SRSN 2
8 UNIC 89.65
9 DVLA 106.89
10 KLBF 20
11 MERK 130.01
12 PEHA 85.02
13 SIDO 12.50
14 TSPC 50
15 ASGR 5
16 DNET 11.09
17 LUCK 5
18 MLPT 133
19 MTDL 33
Rata-rata 40.54
Minimum 2
Maksimum 133
Lampiran 9: Rata-rata Dividend Per Share (DPS) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten DPS (Rp)
1 ICON 3.13
2 INPP 4.50
3 KPIG 7.68
4 PZZA 29.72
5 BEST -7.71
6 CTRA 8
7 DILD -11.32
8 DMAS 21.00
9 JRPT 25.57
10 MTLA 6.30
11 NZIA 1.15
12 PLIN 112.51
13 PPRO 0.58
14 PWON 69.34
15 RDTX 90.01
16 SMRA -41.89
Rata-rata 19.91
Minimum -41.89
Page 154
133
Maksimum 112.51
Lampiran 10: Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
No Emiten DPR (%)
1 AGII 77.16%
2 DPNS 15.55%
3 EKAD 32.65%
4 INCI 11.03%
5 MDKI 71.52%
6 MOLI 20.03%
7 SRSN 30.96%
8 UNIC 12.89%
9 DVLA 62.53%
10 KLBF 35.80%
11 MERK 50.10%
12 PEHA 77.59%
13 SIDO 39.84%
14 TSPC 35.52%
15 ASGR 14.11%
16 DNET 47.80%
17 LUCK 101.54%
18 MLPT 155.01%
19 MTDL 22.14%
Rata-rata 48.09%
Minimum 11.03%
Maksimum 155.01%
Lampiran 11: Rata-rata Dividend Payout Ratio (DPR) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten DPR (%)
1 ICON 35.21%
2 INPP 31.11%
3 KPIG 505.13%
4 PZZA 214.73%
5 BEST -120.21%
6 CTRA 15.12%
7 DILD -41.26%
8 DMAS 115.24%
Page 155
134
9 JRPT 33.75%
10 MTLA 11.32%
11 NZIA 89.83%
12 PLIN 56.75%
13 PPRO 16.43%
14 PWON 285.35%
15 RDTX 10.12%
16 SMRA -321.20%
Rata-rata 58.59%
Minimum -321.20%
Maksimum 505.13%
Lampiran 12: Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
No Emiten PBV (Rp)
1 AGII 1,071.45
2 DPNS 756.02
3 EKAD 1,256.32
4 INCI 1,878.69
5 MDKI 327.72
6 MOLI 460.73
7 SRSN 88.22
8 UNIC 6,543.56
9 DVLA 1,209.64
10 KLBF 363.86
11 MERK 1,334.53
12 PEHA 835.64
13 SIDO 108.22
14 TSPC 1,280.44
15 ASGR 1,158.66
16 DNET 658.67
17 LUCK 185.16
18 MLPT 405.31
19 MTDL 930.81
Rata-rata 1,097.56
Minimum 88.22
Maksimum 6,543.56
Page 156
135
Lampiran 13: Rata-rata Price to Book Value (PBV) Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19
No Emiten PBV (Rp)
1 ICON 159.85
2 INPP 513.97
3 KPIG 283.72
4 PZZA 410.08
5 BEST 452.03
6 CTRA 793.88
7 DILD 494.92
8 DMAS 117.72
9 JRPT 536.85
10 MTLA 485.39
11 NZIA 225.76
12 PLIN 3,265.63
13 PPRO 65.10
14 PWON 297.42
15 RDTX 9,986.65
16 SMRA 495.19
Rata-rata 1,161.51
Minimum 65.10
Maksimum 9,986.65
Lampiran 14: Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan g = ROE x (1 - DPR)
1 AGII 0.0041
2 DPNS 0.0219
3 EKAD 0.0620
4 INCI 0.0903
5 MDKI 0.0110
6 MOLI 0.0510
7 SRSN 0.0518
8 UNIC 0.0970
9 DVLA 0.0542
10 KLBF 0.1039
11 MERK 0.1024
12 PEHA 0.0286
13 SIDO 0.1788
14 TSPC 0.0733
Page 157
136
15 ASGR 0.0258
16 DNET 0.0186
17 LUCK -0.0004
18 MLPT -0.1091
19 MTDL 0.1329
Rata-rata 0.0525
Minimum -0.1091
Maksimum 0.1788
Lampiran 15: Tingkat Pertumbuhan Dividen (g) yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan g = ROE x (1 - DPR)
1 ICON 0.0370
2 INPP 0.0196
3 KPIG -0.0235
4 PZZA -0.0384
5 BEST 0.0315
6 CTRA 0.0567
7 DILD 0.0725
8 DMAS -0.0212
9 JRPT 0.0916
10 MTLA 0.1070
11 NZIA 0.0005
12 PLIN 0.0232
13 PPRO 0.0370
14 PWON -0.1509
15 RDTX 0.0834
16 SMRA 0.1108
Rata-rata 0.0273
Minimum -0.1509
Maksimum 0.1108
Lampiran 16: Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan
yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan k = (D₀ / P₀) + g
1 AGII 0.0065
2 DPNS 0.0327
3 EKAD 0.0912
4 INCI 0.1125
Page 158
137
5 MDKI 0.0473
6 MOLI 0.0564
7 SRSN 0.0857
8 UNIC 0.1322
9 DVLA 0.0988
10 KLBF 0.1148
11 MERK 0.1426
12 PEHA 0.0923
13 SIDO 0.2115
14 TSPC 0.1074
15 ASGR 0.0321
16 DNET 0.0192
17 LUCK 0.0393
18 MLPT 0.0096
19 MTDL 0.1536
Rata-rata 0.0835
Minimum 0.0065
Maksimum 0.2115
Lampiran 17: Tingkat Return yang Diharapkan Investor dari Perusahaan
yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan k = (D₀ / P₀) + g
1 ICON 0.0400
2 INPP 0.0259
3 KPIG 0.0185
4 PZZA 0.0010
5 BEST 0.0865
6 CTRA 0.0636
7 DILD 0.0822
8 DMAS 0.1754
9 JRPT 0.1345
10 MTLA 0.1218
11 NZIA 0.0069
12 PLIN 0.0636
13 PPRO 0.0439
14 PWON -0.1381
15 RDTX 0.1004
16 SMRA 0.1168
Rata-rata 0.0589
Minimum -0.1381
Page 159
138
Maksimum 0.1754
Lampiran 18: Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan EPS₁ = EPS₀ (1 + g)
1 AGII 18.77
2 DPNS 19.71
3 EKAD 113.84
4 INCI 197.63
5 MDKI 12.72
6 MOLI 30.16
7 SRSN 6.79
8 UNIC 762.97
9 DVLA 180.21
10 KLBF 61.67
11 MERK 286.07
12 PEHA 112.72
13 SIDO 36.99
14 TSPC 151.08
15 ASGR 36.33
16 DNET 23.64
17 LUCK 4.92
18 MLPT 76.44
19 MTDL 168.85
Rata-rata 121.13
Minimum 4.92
Maksimum 762.97
Lampiran 19: Estimasi Earning Per Share (EPS) yang Diharapkan Investor
dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan EPS₁ = EPS₀ (1 + g)
1 ICON 9.23
2 INPP 14.74
3 KPIG 1.48
4 PZZA 13.31
5 BEST 6.61
6 CTRA 55.92
7 DILD 29.42
8 DMAS 17.83
Page 160
139
9 JRPT 82.71
10 MTLA 61.62
11 NZIA 1.28
12 PLIN 202.86
13 PPRO 3.67
14 PWON 20.63
15 RDTX 963.56
16 SMRA 14.48
Rata-rata 93.71
Minimum 1.28
Maksimum 963.56
Lampiran 20: Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan PER
1 AGII 76.77
2 DPNS 14.62
3 EKAD 11.38
4 INCI 5.05
5 MDKI 19.07
6 MOLI 36.06
7 SRSN 8.98
8 UNIC 6.93
9 DVLA 14.10
10 KLBF 27.57
11 MERK 12.29
12 PEHA 12.72
13 SIDO 25.34
14 TSPC 10.48
15 ASGR 22.59
16 DNET 138.74
17 LUCK 28.02
18 MLPT 13.46
19 MTDL 10.77
Rata-rata 26.05
Minimum 5.05
Maksimum 138.74
Page 161
140
Lampiran 21: Estimasi Price Earning Ratio (PER) dari Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan PER
1 ICON 8.87
2 INPP 48.39
3 KPIG 105.89
4 PZZA 54.90
5 BEST 26.05
6 CTRA 21.54
7 DILD 7.73
8 DMAS 12.73
9 JRPT 7.39
10 MTLA 7.58
11 NZIA 122.31
12 PLIN 12.36
13 PPRO 22.03
14 PWON 22.23
15 RDTX 6.16
16 SMRA 66.72
Rata-rata 34.56
Minimum 6.16
Maksimum 122.31
Lampiran 22: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning
Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
PER
Valuasi
1 AGII 1,360 1,440.66 Undervalued
2 DPNS 276 288.19 Undervalued
3 EKAD 1,200 1,295.49 Undervalued
4 INCI 900 998.02 Undervalued
5 MDKI 248 242.54 Overvalued
6 MOLI 1,075 1,087.72 Undervalued
7 SRSN 59 61.02 Undervalued
8 UNIC 4,780 5,287.38 Undervalued
9 DVLA 2,400 2,540.94 Undervalued
10 KLBF 1,470 1,700.34 Undervalued
11 MERK 3,230 3,515.82 Undervalued
12 PEHA 1,335 1,433.78 Undervalued
Page 162
141
13 SIDO 795 937.34 Undervalued
14 TSPC 1,465 1,583.31 Undervalued
15 ASGR 795 820.75 Undervalued
16 DNET 3,210 3,280.00 Undervalued
17 LUCK 126 137.80 Undervalued
18 MLPT 1,120 1,028.83 Overvalued
19 MTDL 1,595 1,818.50 Undervalued
Lampiran 23: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price Earning
Ratio (PER) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
PER
Valuasi
1 ICON 82 81.86 Overvalued
2 INPP 710 713.41 Undervalued
3 KPIG 143 157.17 Undervalued
4 PZZA 760 730.61 Overvalued
5 BEST 159 172.24 Undervalued
6 CTRA 1,155 1,204.53 Undervalued
7 DILD 206 227.40 Undervalued
8 DMAS 234 227.02 Overvalued
9 JRPT 560 611.24 Undervalued
10 MTLA 428 467.06 Undervalued
11 NZIA 156 156.63 Undervalued
12 PLIN 2,450 2,507.41 Undervalued
13 PPRO 82 80.87 Overvalued
14 PWON 550 458.69 Overvalued
15 RDTX 5,300 5,935.54 Undervalued
16 SMRA 825 966.41 Undervalued
Lampiran 24: Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang
Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan Dt = D₀ (1 + g)
1 AGII 3.26
2 DPNS 3.07
3 EKAD 37.17
4 INCI 21.81
5 MDKI 9.10
6 MOLI 6.04
Page 163
142
7 SRSN 2.10
8 UNIC 184.30
9 DVLA 112.80
10 KLBF 17.66
11 MERK 143.31
12 PEHA 87.47
13 SIDO 30.65
14 TSPC 53.67
15 ASGR 5.13
16 DNET 2.04
17 LUCK 5.00
18 MLPT 118.48
19 MTDL 37.39
Rata-rata 46.34
Minimum 2.04
Maksimum 184.30
Lampiran 25: Estimasi Dividen yang Diharapkan dari Perusahaan yang
Terdampak Negatif Covid-19
No Kode Perusahaan Dt = D₀ (1 + g)
1 ICON 0.26
2 INPP 4.59
3 KPIG 5.86
4 PZZA 28.80
5 BEST 9.03
6 CTRA 8.45
7 DILD 2.14
8 DMAS 45.02
9 JRPT 26.20
10 MTLA 6.97
11 NZIA 1.00
12 PLIN 101.30
13 PPRO 0.58
14 PWON 5.94
15 RDTX 97.51
16 SMRA 5.55
Rata-rata 21.83
Minimum 0.26
Maksimum 101.30
Page 164
143
Lampiran 26: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend
Discounted Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-
19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
DDM
Valuasi
1 AGII 1,360 1,365.53 Undervalued
2 DPNS 276 282.04 Undervalued
3 EKAD 1,200 1,274.44 Undervalued
4 INCI 900 981.27 Undervalued
5 MDKI 248 250.73 Undervalued
6 MOLI 1,075 1,129.85 Undervalued
7 SRSN 59 62.06 Undervalued
8 UNIC 4,780 5,243.85 Undervalued
9 DVLA 2,400 2,530.13 Undervalued
10 KLBF 1,470 1,622.70 Undervalued
11 MERK 3,230 3,560.74 Undervalued
12 PEHA 1,335 1,373.23 Undervalued
13 SIDO 795 937.14 Undervalued
14 TSPC 1,465 1,572.40 Undervalued
15 ASGR 795 815.48 Undervalued
16 DNET 3,210 3,269.65 Undervalued
17 LUCK 126 125.95 Overvalued
18 MLPT 1,120 997.76 Overvalued
19 MTDL 1,595 1,806.99 Undervalued
Lampiran 27: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Dividend
Discounted Model (DDM) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-
19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
DDM
Valuasi
1 ICON 82 85.03 Undervalued
2 INPP 710 723.89 Undervalued
3 KPIG 143 139.64 Overvalued
4 PZZA 760 730.79 Overvalued
5 BEST 159 164.01 Undervalued
6 CTRA 1,155 1,220.49 Undervalued
7 DILD 206 220.93 Undervalued
8 DMAS 234 229.03 Overvalued
Page 165
144
9 JRPT 560 611.31 Undervalued
10 MTLA 428 473.81 Undervalued
11 NZIA 156 156 Correctly Valued
12 PLIN 2,450 2,506.90 Undervalued
13 PPRO 82 85.04 Undervalued
14 PWON 550 467.02 Overvalued
15 RDTX 5,300 5,742.07 Undervalued
16 SMRA 825 916.39 Undervalued
Lampiran 28: PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode Perusahaan PBV Ratio
1 AGII 1.27
2 DPNS 0.37
3 EKAD 0.96
4 INCI 0.48
5 MDKI 0.76
6 MOLI 2.33
7 SRSN 0.67
8 UNIC 0.73
9 DVLA 1.98
10 KLBF 4.04
11 MERK 2.42
12 PEHA 1.60
13 SIDO 7.35
14 TSPC 1.14
15 ASGR 0.69
16 DNET 4.87
17 LUCK 0.68
18 MLPT 2.76
19 MTDL 1.71
Rata-rata 1.94
Minimum 0.37
Maksimum 7.35
Lampiran 29: PBV Ratio dari Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-
19
No Kode Perusahaan PBV Ratio
1 ICON 0.51
2 INPP 1.38
Page 166
145
3 KPIG 0.50
4 PZZA 1.85
5 BEST 0.35
6 CTRA 1.45
7 DILD 0.42
8 DMAS 1.99
9 JRPT 1.04
10 MTLA 0.88
11 NZIA 0.69
12 PLIN 0.75
13 PPRO 1.26
14 PWON 1.85
15 RDTX 0.53
16 SMRA 1.67
Rata-rata 1.07
Minimum 0.35
Maksimum 1.99
Lampiran 30: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book
Value (PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Positif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
PBV
Valuasi
1 AGII 1,360 2,075.63 Undervalued
2 DPNS 276 1,464.57 Undervalued
3 EKAD 1,200 2,433.76 Undervalued
4 INCI 900 3,639.43 Undervalued
5 MDKI 248 634.86 Undervalued
6 MOLI 1,075 892.53 Overvalued
7 SRSN 59 170.90 Undervalued
8 UNIC 4,780 12,676.29 Undervalued
9 DVLA 2,400 2,343.33 Overvalued
10 KLBF 1,470 704.88 Overvalued
11 MERK 3,230 2,585.27 Overvalued
12 PEHA 1,335 1,618.82 Undervalued
13 SIDO 795 209.65 Overvalued
14 TSPC 1,465 2,480.49 Undervalued
15 ASGR 795 2,244.57 Undervalued
16 DNET 3,210 1,275.99 Overvalued
17 LUCK 126 358.69 Undervalued
Page 167
146
18 MLPT 1,120 785.17 Overvalued
19 MTDL 1,595 1,803.18 Undervalued
Lampiran 31: Valuasi Harga Saham Menggunakan Metode Price to Book
Value (PBV) Pada Perusahaan yang Terdampak Negatif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham
Nilai
Intrinsik
PBV
Valuasi
1 ICON 82 171.18 Undervalued
2 INPP 710 550.40 Overvalued
3 KPIG 143 303.83 Undervalued
4 PZZA 760 439.14 Overvalued
5 BEST 159 484.07 Undervalued
6 CTRA 1,155 850.15 Overvalued
7 DILD 206 530.00 Undervalued
8 DMAS 234 126.06 Overvalued
9 JRPT 560 574.90 Undervalued
10 MTLA 428 519.79 Undervalued
11 NZIA 156 241.76 Undervalued
12 PLIN 2,450 3,497.09 Undervalued
13 PPRO 82 69.71 Overvalued
14 PWON 550 318.50 Overvalued
15 RDTX 5,300 10,694.47 Undervalued
16 SMRA 825 530.29 Overvalued
Lampiran 32: Perbandingan Nilai Intrinsik Menggunakan Metode PER,
DDM, dan PBV dengan Harga Saham Pada Perusahaan yang Terdampak
Positif dan Negatif Covid-19
No Kode
Perusahaan
Harga
Saham NI PER
Dif
(%) NI DDM
Dif
(%) NI PBV
Dif
(%)
1 AGII 1,360 1,440.66 6% 1,365.53 0.4% 2,075.63 34%
2 DPNS 276 288.19 4% 282.04 2% 1,464.57 81%
3 EKAD 1,200 1,295.49 7% 1,274.44 6% 2,433.76 51%
4 INCI 900 998.02 10% 981.27 8% 3,639.43 75%
5 MDKI 248 242.54 -2% 250.73 1% 634.86 61%
6 MOLI 1,075 1,087.72 1% 1,129.85 5% 892.53 -20%
7 SRSN 59 61.02 3% 62.06 5% 170.90 65%
8 UNIC 4,780 5,287.38 10% 5,243.85 9% 12,676.29 62%
Page 168
147
9 DVLA 2,400 2,540.94 6% 2,530.13 5% 2,343.33 -2%
10 KLBF 1,470 1,700.34 14% 1,622.70 9% 704.88 -109%
11 MERK 3,230 3,515.82 8% 3,560.74 9% 2,585.27 -25%
12 PEHA 1,335 1,433.78 7% 1,373.23 3% 1,618.82 18%
13 SIDO 795 937.34 15% 937.14 15% 209.65 -279%
14 TSPC 1,465 1,583.31 7% 1,572.40 7% 2,480.49 41%
15 ASGR 795 820.75 3% 815.48 3% 2,244.57 65%
16 DNET 3,210 3,280.00 2% 3,269.65 2% 1,275.99 -152%
17 LUCK 126 137.80 9% 125.95 -0.04% 358.69 65%
18 MLPT 1,120 1,028.83 -9% 997.76 -12% 785.17 -43%
19 MTDL 1,595 1,818.50 12% 1,806.99 12% 1,803.18 12%
20 ICON 82 81.86 -0.2% 85.03 4% 171.18 52%
21 INPP 710 713.41 0.5% 723.89 2% 550.40 -29%
22 KPIG 143 157.17 9% 139.64 -2% 303.83 53%
23 PZZA 760 730.61 -4% 730.79 -4% 439.14 -73%
24 BEST 159 172.24 8% 164.01 3% 484.07 67%
25 CTRA 1,155 1,204.53 4% 1,220.49 5% 850.15 -36%
26 DILD 206 227.40 9% 220.93 7% 530.00 61%
27 DMAS 234 227.02 -3% 229.03 -2% 126.06 -86%
28 JRPT 560 611.24 8% 611.31 8% 574.90 3%
29 MTLA 428 467.06 8% 473.81 10% 519.79 18%
30 NZIA 156 156.63 0.4% 156.08 0% 241.76 35%
31 PLIN 2,450 2,507.41 2% 2,506.90 2% 3,497.09 30%
32 PPRO 82 80.87 -1% 85.04 4% 69.71 -18%
33 PWON 550 458.69 -20% 467.02 -18% 318.50 -73%
34 RDTX 5,300 5,935.54 11% 5,742.07 8% 10,694.47 50%
35 SMRA 825 966.41 15% 916.39 10% 530.29 -56%
Lampiran 33: Nilai Root Mean Square Error (RMSE) Pada Perusahaan yang
Terdampak Positif dan Negatif Covid-19
Perusahaan yang Terdampak
Positif Covid-19
Perusahaan yang Terdampak
Negatif Covid-19
Metode RMSE Metode RMSE
PER 169.46 PER 166.57
DDM 158.46 DDM 118.39
PBV 1,965.79 PBV 1,388.14
Page 169
148
Lampiran 34: Hasil Uji Beda Paired Samples T-Test Nilai Intrinsik Saham
yang Dinilai dengan Metode PER, DDM, dan PBV Pada Perusahaan yang
Terdampak Covid-19
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig.
(2-
tailed)
Mean Std.
Deviatio
n
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Harga
Saham - NI
PER
-
84.500
57
147.488
80
24.93016 -
135.1647
5
-
33.83640
-
3.38
9
34 .002
Pair 2 Harga
Saham - NI
DDM
-
69.579
71
125.078
65
21.14215 -
112.5457
3
-
26.61370
-
3.29
1
34 .002
Pair 3 Harga
Saham - NI
PBV
-
544.58
143
1735.94
483
293.4282
3
-
1140.899
34
51.73648 -
1.85
6
34 .072
Lampiran 35: Hasil Uji Regresi Linear Berganda Pada Metode PER, DDM,
dan PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 24.189 17.777 1.361 .184
NI PER .207 .331 .228 .626 .536
NI DDM .737 .332 .799 2.218 .034
NI PBV -.015 .008 -.032 -1.815 .080
Terdampak -2.545 22.506 -.001 -.113 .911
a. Dependent Variable: Harga Saham
Lampiran 36: Hasil Uji F Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada
Perusahaan yang Terdampak Covid-19
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Page 170
149
1 Regression 55365158.364 4 13841289.591 3375.3
12
.000b
Residual 123022.321 30 4100.744
Total 55488180.686 34
a. Dependent Variable: Harga Saham
b. Predictors: (Constant), Terdampak, NI PBV, NI DDM, NI PER
Lampiran 37: Hasil Uji t Pada Metode PER, DDM, dan PBV Pada
Perusahaan yang Terdampak Covid-19
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 24.189 17.777 1.361 .184
NI PER .207 .331 .228 .626 .536
NI DDM .737 .332 .799 2.218 .034
NI PBV -.015 .008 -.032 -
1.815
.080
Terdampak -2.545 22.506 -.001 -.113 .911
a. Dependent Variable: Harga Saham
Lampiran 38: Hasil Uji Koefisien Determinasi Pada Metode PER, DDM, dan
PBV Pada Perusahaan yang Terdampak Covid-19
Model Summary
Model R R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .999a .998 .997 64.03705
a. Predictors: (Constant), Terdampak, NI PBV, NI DDM, NI
PER