Top Banner
ANALISIS TREND DAN PERAMALAN NILAI TUKAR PETANI TANAMAN PANGAN DI SULAWESI SELATAN IKA AFRIANTI 105961119716 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2022
87

Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

Mar 30, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

ANALISIS TREND DAN PERAMALAN NILAI TUKAR

PETANI TANAMAN PANGAN DI SULAWESI SELATAN

IKA AFRIANTI

105961119716

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

Page 2: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

i

ANALISIS TREND DAN PERAMALAN NILAI TUKAR

PETANI TANAMAN PANGAN DI SULAWESI SELATAN

IKA AFRIANTI

105961119716

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu

(S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2022

Page 3: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...
Page 4: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...
Page 5: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

iv

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Trend

dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Di Sulawesi Selatan adalah

benar merupakan hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi

ini.

Makassar, Desember 2021

Ika Afrianti

Page 6: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

v

ABSTRAK

IKA AFRIANTI, 105961119716. Analisis Trend dan Peramalan Nilai

Tukar Petani Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan dibimbing oleh SRI

MARDIYATI dan NADIR.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui trend nilai tukar petani tanaman

pangan dan menganalisis peramalan nilai tukar petani tanaman pangan di Sulawesi

Selatan . Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif

berupa data sekunder ( time series ) bulanan ( Januari 2017 – Desember 2020 ).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa trend nilai tukar petani tanaman

pangan di Sulawesi Selatan selama kurun waktu bulan Januari 2017 – Desember

2021 mengalami penurunan sebesar 0,0204 persen per bulan sedangkan untuk

nilai tukar petani tanaman pangan di Sulawesi Selatan selama kurun waktu dari

bulan Januari 2021 – Desember 2023 diramalkan mengalami penurunan sebesar

0,168 persen per bulan.

Kata Kunci : trend, peramalan, ntp, tanaman pangan

Page 7: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

vi

ABSTRACT

IKA AFRIANTI, 105961119716. Trend Analysis and Forecasting of

Exchange Rates for Food Crops Farmers in South Sulawesi under the guidance of

SRI MARDIYATI and NADIR.

This study aims to determine the trend of the exchange rate of food crop

farmers and analyze the forecast of the exchange rate of food crop farmers in South

Sulawesi . The type of data used in this study is quantitative data in the form of

monthly secondary data (time series) (January 2017 – December 2020).

The results showed that the trend of the exchange rate of food crop farmers

in South Sulawesi during the period January 2017 - December 2021 decreased by

0.0204 percent per month while for the exchange rate of food crop farmers in South

Sulawesi during the period from January 2021 - December 2023 is forecasted to

decrease by 0.168 percent per month.

Keywords : trend, forecasting, ntp, food crops

Page 8: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

vii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat

dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik,

guna memenuhi salah satu syarat studi pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar,

Penulisan skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar. Judul yang penulis ajukan adalah “Analisis

Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Di Sulawesi Selatan”

Penulis menyadari bahwa penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena

itu, dalam kesempatan ini penulis dengan senang hati menyampaikan terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Dr. Sri Mardiyati, SP, M.P selaku pembimbing I dan Nadir, S.P., M.Si selaku

pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan

mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Dr. Ir. Andi Khaeriyah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Dr. Sri Mardiyati, SP., M.P selaku ketua Prodi Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 9: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

viii

4. Kedua orangtua, adik-adikku tercinta, dan suami tercinta serta segenap

keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik moril maupun material

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh Dosen Program Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali segudang ilmu kepada kami

khususnya penulis.

6. Kepada pihak Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan beserta

jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian.

7. Semua pihak yang telah membantu penyusunan skripsi dari awal hingga akhir

yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terkait dalam penulisan skripsi ini, semoga karya tulis ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan. Semoga

Allah senantiasa melindunginya, Amin.

Makassar, Desember 2021

Page 10: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ iii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ........................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. v

ABSTRAK .......................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 4

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4

1.4. Kegunaan Penelitian .......................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6

2.1. Tanaman Pangan................................................................................. 6

2.2. Nilai Tukar Petani ............................................................................... 8

2.3. Konsep Trend dan Peramalan ............................................................ 17

2.4. Penelitian Terdahulu yang Relevan ................................................... 21

2.5. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 25

III. METODE PENELITIAN ........................................................................... 26

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 26

3.2. Jenis dan Sumber Data ..................................................................... 26

3.3. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 26

3.4. Teknik Analisis Data ........................................................................ 27

Page 11: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

x

3.5. Definisi Operasional ......................................................................... 28

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ...................................... 30

4.1. Letak Geografis ................................................................................ 30

4.2. Kondisi Demografis .......................................................................... 32

4.3. Kondisi Pertanian ............................................................................. 37

V. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................. 40

5.1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan ............. 40

5.2. Peramalan Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan ..................... 42

VI. PENUTUP .................................................................................................. 45

6.1. Kesimpulan ....................................................................................... 45

6.2. Saran ................................................................................................. 45

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 47

LAMPIRAN ...................................................................................................... 49

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................... 57

Page 12: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Penelitian Terdahulu yang Relevan ......................................................... . 21

2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Provinsi Sulawesi

Selatan Menurut Kabupaten/Kota ............................................................. ..36

3. Data Luas total panen tanaman Padi ................................................................. 37

4. Trend Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Pada Tahun 2021 .................... 45

Page 13: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir Penelitian Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani

Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan ....................................................... 25

2. Grafik Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan ............ 36

3. Grafik Trend Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan .. 37

4. Peramalan Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi

Selatan Menurut Periode Bulan dari Tahun 2017-2023............................... 44

Page 14: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Peta Lokasi Penelitian ............................................................................... 45

2. Nilai Tukar Petani Sektor Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan ............. 46

3. Grafik Perkembangan dan Trend Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan

di Sulawesi Selatan .................................................................................. 48

4. Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan ..... 63

5. Summary Output Peramalan NTP Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan

................................................................................................................ ..55

6. Summary Output Trend Linear NTP Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan

................................................................................................................. 56

7. Surat Penelitian ......................................................................................... 52

8. Riwayat Hidup ......................................................................................... 73

Page 15: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

1

I . PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Provinsi Sulawesi Selatan hingga saat ini masih dikenal sebagai salah satu

daerah lumbung pangan nasional. Sebagai lumbung pangan nasional, pada

provinsi tersebut sektor tanaman pangan menjadi penyerap tenaga kerja yang

cukup besar. Ini terlihat dari data Badan Pusat Statistik 2017, yang menunjukkan

bahwa ada 39 persen dari total pekerja di Sulawesi Selatan atau sekitar 1,4 juta

orang yang bekerja di sektor usaha tani, dan didominasi oleh petani pangan (Badan

Pusat Statistik, 2017). Dominasi tersebut menunjukkan bahwa banyak penduduk

di Sulawesi Selatan yang perekonomiannya bergantung pada sektor tanaman

pangan.

Menurut Saparinto, dkk (2006), pangan adalah segala sesuatu yang berasal

dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang

diperuntukkan sebagai makanan ataupun minuman bagi konsumsi manusia.

Termasuk di dalamnya adalah bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan

bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan atau pembuatan

makanan atau minuman.

Sedangkan menurut Purnomo, dkk (2002), komoditas pangan harus

mengandung zat gizi yang terdiri atas karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral

yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia. Batasan untuk

komoditas ini meliputi kelompok tanaman pangan, tanaman hortikultura non hias,

dan kelompok tanaman lain penghasil bahan baku produk yang memenuhi batasan

pangan.

Page 16: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

2

Pangan ataupun produksi pangan selalu berkaitan dengan kebijakan

ketahanan pangan nasional sehingga trend dan permalan nilai tukar petani selalu

menjadi hal penting dalam bidang pertanian. Maryati, (2010) mengemukakan

bahwa trend adalah suatu gerakan atau kecenderungan naik atau turun dalam

jangka panjang yang diperoleh dari rata-rata perubahan waktu ke waktu. Rata-rata

perubahan dari waktu ke waktu dapat berubah, bisa bertambah dan berkurang.

Apabila rata-rata perubahan bertambah disebut dengan trend positif, sebaliknya

jika rata-rata perubahan berkurang makan disebut trend negatif atau menurun.

Kebijakan pemerintah dalam peningkatan kesejahteraan petani

mempunyai arti sangat strategis. Salah satu alat ukur daya beli petani yang

mencerminkan tingkat kesejahteraan petani, telah dipublikasikan oleh Badan

Pusat Statistik (BPS) dan diformulasikan dalam bentuk Nilai Tukar Petani (NTP),

indeks NTP merupakan salah satu indikator yang dipakai untuk mengukur nilai

tukar produk yang dijual petani dengan produk yang dibutuhkan petani dalam

berproduksi dan mengkonsumsi barang dan jasa untuk keperluan rumah tangga.

NTP berdampak ganda ( Supriyati, Dkk., 2001) tidak saja dalam peningkatan

partisipasi petani dan produksi dalam menggairahkan perekonomian pedesaan,

penciptaan lapangan pekerjaan di pedesaan dan membutuhkan permintaan non

pertanian, tetapi juga di harapkan akan mampu mengurangi perbedaan

(menciptakan keseimbangan) pembangunan antar daerah (desa-desa), maupun

antar wilayah serta optimalisasi sumber daya nasional. Upaya peningkatan NTP

telah dilakukan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah melalui subsidi

pupuk, penyuluhan, dan juga pemberian modal. Namun semua itu belum dapat

Page 17: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

3

meningkatkan NTP sesuai yang diharapkan.

Menurut Ekaria, Dkk (2014), NTP merupakan salah satu proxy tingkat

kesejahteraan petani di Indonesia. Nilai Tukar Petani adalah perbandingan antara

indeks harga yang diterima oleh petani dengan indeks harga yang dibayar oleh

petani (BPS, 2015). Nilai ini dapat menunjukkan tingkat kemampuan tukar atas

produk yang dihasilkan petani dengan produk atau jasa yang dibutuhkan untuk

proses produksi pertanian dan konsumsi rumah tangga. Cakupan NTP ini meliputi

kegiatan usaha tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, perikanan dan

peternakan. Rachmat, (2013) menyatakan bahwa walaupun tidak sepenuhnya

menggambarkan kesejahteraan petani sebagai alat ukur daya beli, namun NTP

sering kali digunakan sebagai salah satu indikator relatif tingkat kesejahteraan

petani.

Tingkat kesejahteraan petani (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

peternakan dan perikanan) secara utuh perlu dilihat dari sisi lain yaitu

perkembangan jumlah pengeluaran/pembelanjaan mereka, baik untuk kebutuhan

konsumsi maupun untuk produksi. Dalam hal ini petani sebagai produsen dan juga

konsumen dihadapkan kepada pilihan dalam mengalokasikan pendapatannya,

yaitu: pertama, untuk memenuhi kebutuhan pokok (konsumsi) demi kelangsungan

hidup petani beserta keluarganya; kedua, pengeluaran untuk produksi/budidaya

pertanian yang merupakan ladang penghidupannya yang mencakup biaya

oprasional produksi dan investasi atau pembentukan barang modal. Unsur kedua

ini hanya mungkin dilakukan apabila kebutuhan poko petani telah terpenuhi,

dengan demikian investasi dan pembentukan barang modal merupakan faktor

Page 18: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

4

penentu bagi tingkat kesejahteraan petani (Rianse, 2014).

Secara konsep NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat

kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini

diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan

Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP

juga menunjukan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual

petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan

konsumsi rumah tangga (Badan Pusat Statistika, 2017).

Membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat

diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat

dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya.

Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah

pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani.

Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya

beli petani. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu peramalan NTP, agar pemerintah

memiliki gambaran mengenai NTP dimasa mendatang dan dapat dijadikan tolak

ukur dalam pengambilan keputusan pemerintah Sulawesi Selatan guna

meningkatkan pembangunan di bidang pertanian Provinsi Sulawesi Selatan.

Dalam perencanaan ramalan tentunya diperlukan ketepatan dalam memilih

metode yang akan digunakan. Trend nilai tukar petani merupakan gambaran suatu

gerakan atau kecendrungan naik atau turunnya dalam jangka panjang yang

diperoleh dari rata-rata perubahan waktu ke waktu. Jadi, untuk menganalisa

peramalan nilai tukar petani terlebih dahulu menganalisa trend untuk melihat hasil

Page 19: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

5

apakah cenderung mengalami naik atau turun maka dapat dilakukan suatu

peramalan untuk masa yang akan datang. Untuk mencapai kesejahteraan petani

penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian ini karena akan memberikan

dampak kepada masyarakat dan petani, jadi penulis akan menganalisa tren dan

peramalan nilai tukar petani.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana trend nilai tukar petani tanaman pangan di Sulawesi Selatan?

2. Bagaimana peramalan nilai tukar petani tanaman pangan di Sulawesi Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, adapun tujuan penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui trend nilai tukar petani tanaman pangan di Sulawesi

Selatan.

2. Untuk menganalisis peramalan nilai tukar petani tanaman pangan di Sulawesi

Selatan.

1.4 Kegunaan Penelitian

1. Penelitian ini memberikan informasi dan rekomendasi mengenai trend dan

peramalan nilai tukar petani tanaman pangan di Sulawesi Selatan sehingga

dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan

pemerintah dipembangunan dimasa yang akan dating guna meningkatkan

Page 20: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

6

produktivitas pertanian.

2. Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya terkait penelitian ini dapat

dijadikan acuan.

3. Untuk memperluas wawasan tentang analisis trend dan peramalan.

Page 21: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Pangan

Pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang

diolah maupun tidak diolah yang dimanfaatkan sebagai makanan ataupun

minuman sebagai konsumsi bagi manusia. Termasuk didalamnya adalah bahan

tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang melalui proses

penyiapan, pengolahan atau pembuatan minuman dan makanan (Saparinto dan

Hidayati, 2006).

Komoditas pangan harus mengandung zat gizi yaitu karbohidrat, lemak,

vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi ksehatan dan pertumbuhan manusia.

Batasan untuk komoditas ini meliputi kelompok tanaman pangan, tanaman

hortikultura non hias dan kelompok tanaman penghasil bahan baku produk yang

memenuhi batasan pangan (Hanny P dan Purnomo, 2002).

Tanaman pangan adalah jenis tanaman pangan yang dapat menghasilkan

seluruh kebutuhan mendasar manusia seperti karbohidrat dan protein sebagai

sumber energi manusia. Tanaman pangan juga dapat dikatakan sebagai tanaman

utama yang dikonsumsi manusia sebagai makanan untuk memberikan asupan

energy bagi tubuh. Umumnya tanaman pangan adalah tanaman yang tumbuh

dalam waktu semusim.Tanaman pangan terdapat 3 kelompok yaitu kelompok biji-

bijian, kelompok kacang-kacangan dan umbi-umbian.

Page 22: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

8

a. Kelompok Biji-Bijian

Tanaman pangan yang termasuk dalam kelompok biji-bijian yang

dibudidayakan di Indonesia adalah padu dan jagung. Padi adalah tanaman pangan

yang paling umum didapatkan tak hanya di Indonesia bahkan hampir sebagian

besar dunia telah bergantung pada tanaman padi. Padi sebagai makanan pokok

menjadi komoditas utama yang sangat dibutuhkan sehingg kegagalan panen atau

menurunnya hasil panen menyebabkan kematian dan kelaparan yang parah.

Semakin meningkatnya jumlah penduduk akan mengakibatkan kebutuhan akan

padi semakin meningkat (Suparyono, 1993).

Menurut Sastrapadja (2012) menyatakan bahwa padi dapat

dikelompokkan menjadi 3 kelompok menurut sistem pertanamannya yaitu padi

sawah (irigasi) padi air dalam dan padi tadah hujan (huma). Padi sawah atau irigasi

merupakan padi yang membutuhkan penggenangan air secara terus menerus.

Ketersediaan air dengan sistem irigasi yang baik menjadi faktor yang sangat

mepengaruhi produktivitas padi sawah (Balai Besar Penelitian Padi 2015).

Jagung merupakan tanama palawija yang mendunia tidak hanya ditanam

didaerah tropis tapi juga daerah tropis. Seperti halnya padi, jagung juga merupakan

tanaman sekali berbuah akan mati. Jagung tidak membutuhkan ketersediaan air

yang banyak pada awal pertumbuhannya, sehingga daerah dengan curah hujan

yang rendah, jagung dijadikan angan pokok (Sastrapradja 2012).

b. Kelompok Kacang-kacangan

Tanaman kacang-kacangan yang umum dibudidayakan di Indonesia adalah

kacang tanah, kacang kedelai dan kacang hijau (Sastrapradja 2012).

Page 23: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

9

1) Kedelai merupakan pangan utama karena mengandung sumber protein yang

umum dikonsumsi masyarakat dalam bentuk kecap, tempe, dan tahu.

2) Kacang tanah merupakan tanaman yang ditanam didataran rendah 50-500

meter diatas permukaan laut. Kacang tanah membutuhkan tanah yang

gembur agar buah yang dihasilkan dapat menembuas tanah dengan mudah.

3) Kacang hijau merupakanjenis tanaman dengan sumber penghasil nabati

tinggi. Kacang hijau akan tumbuh didaerah yang beriklim tropis.

Dibandingan dengn tanaman kcang lainnya kacang hijau memilki kelebihan

dari segi ekonomis dan agrono,is karena : (a) lebih tahan kekeirngan; (b)

dapat dipanen pada umur 55-60 hari; (c) serangan hama dan penyakit lebih

sdikit; (d) cara budidaya tanaman tersebut mudah; (e) dapat ditanam pada

tanah yang kurang subur.

2.2 Nilai Tukar Petani

Konsep nilai tukar petani (NTP) merupakan indikator kesejahteraan petani.

Nilai tukar petani merupakan pengembangan dari nilai tukar subsistem, dimana

petani merupakan konsumen dan produsen. Nilai tukar petani (NTP) berkaitan

hubungan antara hasil pertanian yang dihasilkan petani dengan barang dan jasa

yang dikonsumsi dan dibeli petani (Rusli, B 2011).

Menurut BPS, (2017) mengemukakan bahwa nilai tukar petani secara

umum merupakan indikator proxy kesejahteraan petani. Nilai tukar petani

merupakan perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan

indeks harga yang dubayar petani (Ib). Arti NTP > 100 berarti mengalami surplus,

berarti harga produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya.

Page 24: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

10

Pendapatan petani naik lebih besar dari pengeluarannya. NTP = 100 berati petani

mengalami impas. Kenaikan atau penurunan harga produksinya sama dengan

persentase kenaikan atau penurunan harga barang konsumsi. Pendapatan petani

sama dengan pengeluarannya. NTP < 100, berarti petani mengalami defisit.

Kenaikan harga produksi relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga

barang konsumsinya. Pendapatan petani turun, lebih kecil

NTP berkaitan dengan daya beli petani dalam hal membiayai kebutuhan

rumah tangganya. Jika pendapatan petani lebih besar dari kenaikan harga produksi

pertaniandan berdampak pada daya belinya, hal ini akan mengindentikasi bahwa

kemampuan petani menjadi lebih baik atau terjadi kenaikan pendapatannya.

Meningkatkan kesejahteraan petani dan kinerja sektor pertanian memerlukan

pembiayaan yang tidak hanya dapat menolong petani untuk mengolah

pertaniannya, tetapi juga dapat menolong mereka dalam hal pelunasannya

(Zamzami dan Muftia, 2018).

Menurut Hedayana, (2001) dalam Ilham, (2015) menyatakan bahwa nilai

tukar petani adalah fungsi dari indeks harga yang diterima dan indeks harga yang

dibayar oleh petani. Indeks harga yang diterima petani adalah fungsi dari indeks

harga tanaman bahan makanan dan perdagangan sedangkan indeks harga yang

dibayar petani adalah fungsi dari indeks harga konsumsi rumah tangga dan indeks

harga biaya produksi dan penambahan barang modal. Indeks harga yang diterima

petani yaitu fungsi dari indeks harga padi, palawija, sayuran dan buah-buahan.

Indeks harga yang dibayar petani untuk konsumsi rumah tangga merupakan fungsi

dari indeks harga makanan, perumahan, pakaian, aneka barang dan jasa. Indeks

Page 25: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

11

harga yang dibayar petani untuk biaya produksi dan penambahan modal yaitu

fungsi dari biaya untuk nonfactor produksi.

Nilai tukar petani (NTP) adalah perbandingan atau rasio indeks harga yang

diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) (Badan Pusat

Statistika, 2014). Menurut Simatupang, (1992) dalam Mega, (2016)

mengemukakan bahwa hubungan Nilai Tukar Petani (NTP) dengan tingkat

kesejahteraan petani sebagai produsen secara nyata terlihat dari posisi indeks

harga yang diterma berada pada pembilang dari angka Nilai Tukar Petani (NTP).

Apabila harga barang atau produk pertanian naik dengan asumsi volume produksi

tidak berkurang makan penerimaan atau pendapatan petani dari hasil panennya

juga akan bertambah. Dinamika tingkat kesejahteraan petani berkaitan dengan

variabel indikator ekonomi.

Menurut Saleh, (2000) dalam Ilham (2015) mengemukakan bahwa faktor

yang berpengaruh besar terhadap nilai tukar penerimaan dan nilai tukar

pendapatan. Nilai tukar penerimaan dipengaruhi oleh tingkat penerspan tenologi,

tingkat serangan hama atau penyakit, musim atau cuaca, dan harga (baik harga

saprodi maupun produk). Nilai tukar subsistem dipengaruhi oleh besarnya tingkat

pendapatan usaha pertanian dan tingkat pengeluaran untuk konsumsi pangan.

Secara konsepsional nilai tukar petani yaitu mengukur kemampuan tukar

barang-barang atau produk pertanian yang dihasilkan petani dengan barang dan

jasayang diperlukan, kapasitas petani sebagai produsen dan konsumen. Menurut

(Rachmat, 2000) Nilai tukar petani (NTP) terdiri dari 5 konsep yaitu (1) Nilai tukar

barter; (2) Nilai tukar penerimaan; (3) Nilai tukar Faktorial (4) Nilai Tukar

Page 26: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

12

subsistem (5) Nilai tukar petani. Secara konsepsional nilai tukar petani merupakan

alat pengkur daya tukar dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani terhadap

produk yang dibeli untuk keperluan konsumsi dan keperluan dalam memproduksi

usahatani.

Konsep petani yang dimaksud oleh BPS adalah petani yang melakukan kegiatan di

subsektor tanaman pangan (padi dan palawija), tanaman perkebunan rakyat (kopi,cengkeh,

dan tembakau), hortikultura (buah-buahan, sayur-sayuran, dan tanaman hias), peternak

(ternak besar, ternak kecil, unggas) dan sektor perikanan (perikanan tangkap maupun

perikanan budidaya) (BPS, 2017).

2.2.1 Pengukuran Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat

tingkat kesejahteraan petani di pedesaan pada tahun tertenttu dibandingkan

dengan keadaan tahun dasarnya. NTP adalah perbandingan atau rasio antar indeks

10 yang Diterima petani (It) dengan indeks yang Dibayar Petani (Ib) yang

dinyatakan dalam presentase secara konseptual NTP adalah pengukur kemampuan

tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani terhadap barang

dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan kebutuhan-kebutuhan

dalam memproduksi hasil pertanian (BPS, 1993). Secara umum ada tiga macam

pengertian NTP yaitu:

a) NTP > 100, berarti petani mengalami surplus. Harga produksinya baik lebih

besar dari kenaikan harga konsumsinya. Pendapatan petani naik lebih besar

dari pengeluarannya, dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih

baik dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya.

b) NTP = 100, berarti petani mengalami impas/ break even.

Page 27: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

13

Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan presentase kenaikan/

penurunan harga barang konsumsinya. Tingkat petani tidak mengalami

perubahan.

c) NTP < 100, berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga barang

produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang

konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani pada suatu periode mengalami

penurunan dibandingkan tingkat kesejahteraan petani pada periode

sebelumnya.

NTP adalah indikator yang berfungsi untuk mengetahui tingkat

kesejahteraan petani di daerah tertentu. NTP merupakan perbandingan antara

Indeks yang diterima petani (It) dibandingkan dengan Indeks yang dibayarkan

petani (Ib) yang dinyatakan dalam satuan persentase (%) (BPS,2016). Oleh

karena itu, NTP dirumuskan dengan :

NTP = 𝐼𝑡

𝐼𝑏𝑥 100%

a). Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Menurut BPS (2016) Indeks harga yang diterima petani merupakan

indeks yang digunakan untuk mengukur rata-rata perubahan harga yang terjadi

dalam satu periode dari suatu jenis produksi pertanian dengan tingat harga

tertentu dan periode tertentu. It digunakan untuk mengetahui fluktuasi harga

barang yang dihasilkan oleh petani dan sebagai unsur dalam penghitungan

pendapatan disektor pertanian. It memiliki rumus yakni:

Page 28: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

14

Dimana:

Itt : Indeks harga yang diterima petani.

Ptti : Harga yang diterima petani bulan ke- t untuk jenis barang ke-i

Pt(t-1)i : Harga yang diterima petani pada bulan ke(t-1) untuk jenis barang ke-i

Ptti : Harga relatif yang diterima petani bulan ke- t dibanding ke- (t-1) untuk

Pt(t−1)i

jenis barang ke-i

Pt0i : Harga yang diterima petani pada tahun dasar untuk jenis barang ke- i

Q0i : Kuantitas pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i

m : Banyaknya jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas

b) Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Menurut BPS (2016) Indeks harga yang dibayar petani (Ib) merupakan

indeks yang berfungsi untuk mengukur rata-rata terjadinya perubahan harga dalam

suatu periode terhadap komoditas barang dan jasa produksi, tambahan terhadap

barang modal, dan konsumsi rumah tangga petani. Ib berfungsi untuk melihat

fluktuasi barang yang dikonsumsi rumah tangga petani atau barang produksi yang

dihasilkan oleh petani. Ib memiliki rumus yakni:

Dimana:

Ibt : Indeks harga yang dibayarkan petani.

Pbti : Harga yang dibayarkan petani bulan ke- t untuk jenis barang ke-i

Page 29: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

15

Pb(t-1)i : Harga yang dibayarkan petani pada bulan ke(t-1) untuk jenis barang ke-i

Pbti : Harga relatif yang diterima petani bulan ke- t dibanding ke- (t-1) untuk

Pb(t−1)i

jenis barang ke-i

Pb0i : Harga yang diterima petani pada tahun dasar untuk jenis barang ke- i

Q0i : Kuantitas pada tahun dasar untuk jenis barang ke-i

m : Banyaknya jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas

Dalam penyusunan dan perhitungan indeks harga terdapat tempat

komponen yaitu paket komoditas, diagram timbangan, tahun dasar dan data harga.

1) Penyusunan Paket Komoditas

(i) Paket komoditas Indeks Harga yang Diterima Petani (It) mencakup

barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan dan dijual petani.

Kriteria pemilihan jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas adalah:

(ii) Banyak di produksi /dihasilkan oleh petani.

(iii) Mempunyai nilai “Marketed Surplus” cukup besar. Marketed Surplus

adalah perbandingan antara nilai produksi yang dijual dengan nilai

produksinya dari setiap jenis tanaman pertanian.

(iv) Tersedia data harganya pada tahun dasar dan juga dapat dipantau

kesinambungannya.

2. Paket komoditas Indeks Harga yang dibayar Petani( Ib) mencakup barang dan

jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan kebutuhan dalam

memproduksi hasil pertanian. Kriteria pemilihan jenis barang yang tercakup dalam

paket komoditas adalah:

(i) Banyak dikonsumsi rumah tangga dan banyak digunakan dalam

Page 30: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

16

memproduksi hasil pertanian.

(ii) Mempunyai peran cukup besar terhadap total pengeluaran.

(iii) Tersedia data harga pada tahun dasar dan juga dapat dipantau

kesinambungannya.

3. Jenis barang yang tercakup dalam paket komoditas, diperoleh dari sumber-

sumber berikut:

a) Survei Harga Produsen Pedesaan (HPD)

b) Survei Harga Konsumen Pedesaan (HKD)

c) Survei Diagram Timbangan Nilai Tukar Petani (SDT NTP)

d) Sensus pertanian

e) Survei Struktur Ongkos Usaha Tani,

f) Susenas Modul Konsumsi.

g) Survei Biaya hidup

Menurut BPS (2017) indeks harga yang diterima petani (It) adalah indeks

yang mengukur rata-rata perubahan harga dalam suatu periode dari suatu paket

jenis barangg hasil produksi pertanian, pada tingkat harga produsen di petani

dengan dasar suatu periode tertentu. It dignakan untuk melihat fluktuasi harga

barang yang dihasilkan petani dan juga sebagai penunjang dalam perhitungan

pendapatan sektor pertanian.

Menurut BPS, (2017) indeks harga yang dibayar petani (ib) adalah indeks

yang mengukur rata-rata perubahan harga dalam satu periode dari suatu paket

komoditas barang dan jasa biaya produksi dan penambahan barang modal serta

konsumsi rumah tangga di daerah pedesaan dengan dasar suatu periode tertentu. Ib

Page 31: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

17

digunakan untuk melihat fluktuasi harga barang-barang yang dikonsumsi petani

dan dibutuhkan untuk memproduksi hasil pertanian.

Ruauw (2010), mengemukakan bahwa ada tiga pengertian nilai tukar

petani yaitu: Pertama, jika NTP > 100 berarti petani mengalami surplus, harga

produksi naik lebih besar daripada konsumsinya. Pendapatan naik lebih besar dari

pengeluarannya. Dengan demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik

dibanding tingkat kesejahteraan petani sebelumnya. Kedua, NTP = 100 berarti

petani mengalami impas atau break even. Kenaikan atau penurunan harga barang

konsumsinya. Tingkat kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan. Ketiga,

NTP < 100 berarti petani mengalami defisit. Kenaikan harga barang produksiny

relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan harga barang konsumsinya.

Tingkat kesejahteraan petani pada suatu periode mengalami penurunan disbanding

tingkat kesejahteraan petani periode sebelumnya.

Kecendrungan rendahnya NTP akan dapat mengurangi intensid petani

meningkatkan produktivitas pertanian secara optimal dalam jangka panjang.

Kondisi demkin dapat mengurangi laju peningkatan produksi relatif terhadap laju

peningkatan konsumsi dalam negeri.

2.3 Konsep Trend dan Peramalan

a. Konsep Trend

Menurut Maryati, (2010) mengemukakan bahwa trend adalah suatu

gerakan atau kecendrungan naik atau turunnya dalam jangka panjang yang

diperoleh dari rata-rata perubahan waktu ke waktu. Rata-rata perubah tersebut

bisa bertambah bisa berkurang. Jika rata-rata perubahan bertambah disebut trend

Page 32: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

18

positif atau mempunyai kecendrungan naik. Sebaliknya jika rata-rata perubahan

berkurang disebut trend negative atau trend yang mempunyai kecendrungan

menurun.

Garis trend pada dasarnya garis regresi dan variabel bebas (x) merupakan

variael waktu. Tren garis lurus (linier) adalah satu trend yang diramalkan naik atau

turun secara garis lurus. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat

menggunakan waktu tahunan, semesteran, bulanan, atau mingguan. Analisis trend

garis lurus atau linier tas merode kuadrat kecil atau least square dan moment.

Trend menunjukkan perubahan populasi, perubahan teknologi, peningkatan

produktivitas dan perubahan harga.

Menurut Dian, (2009) adapun jenis-jenis dalam analisis trend ada dua yaitu

trend linier dan trend non linier dijelaskan sebagai berikut:

1) Trend linier terdiri dari: free hand method, semi average method, moving

average method dan least square method.

a) Free hand metode (metode dengan bebas)

Metode dengan beba smerupakan cara yang paling mudah tetapi sifatnya

subjektif, yang dimaksud adalah jika lebih dari satu orang diminta untuk garis

Trend dengan cara ini diperoleh garis trend lebih dari satu. Sebab masing-masig

orang mempunyai pilihan sendiri, garis yang mewakili scatter diagram (kumpulan

titik-titik koordinat (X, Y); X = variabel waktu.

b) Semi average method (metode rata-rata semi)

Metode rata-rata semi miliki cara yaitu data dikelompokkan menjadi dua,

setiap kelompok harus memiliki data yang sama. Masing-masing kelompok dicari

Page 33: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

19

rata-ratanya. Dalam metode rata-rata semi ini tidak memerlukan grafik atau

gambar. Nilai ramalan langsung dapat dilihat dari persamaan. Sedangkan dengan

metode tangan bebas, hasil ramalan harus dibaca dari skala sumbu Y.

c) Moving average method

Dengan menggunakan rata-rata bergerak untuk mencari trend, maka dapat

kehilangan beberapa data dibandingkan dengan data asli. Banyaknya rata-raat

bergerak menjadi tidak sama dengan data asli. Data asli berkurang sebanyak (n-

10); n = derajat rata-rata bergerak, yaitu banyaknya data untuk menghitung rata-

rata bergerak.

d) Least square method

Metode kuadrat terkecil merupakan suatu perkiraan atau taksiran

mengenai nilai a dan b dari persamaan Y= a + bX yang didasarkan atas data hasil

observasi sehngga dihasilkan jumlah kesalahan kuartal yang terkecil (minimum).

Dimana: Y= nilai yang diperkirakan

a,b = nilai konstanta dan koefisien dalam

persamaan trend X = serangkaian tahun

b. Konsep Peramalan

Menurut Rahmad, (2004) menyatakan bahwa peramalan adalah perkiraan

tentang sesuatu yang akan terjadi pada waktu yang akan dating yang didasarkan

pada data yang ada pada waktu sekarang dan waktu lamapau. Dengan memahami

arti ramalan maka untuk membuat suatu peramalan yang baik, pertama kali kita

harus mencari faktor-faktor yang dapat mempengaruhi variabel yang akan

Page 34: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

20

diramal.

Menurut Narafin, (2013) mengatakan ramalan pendapatan penjualan

merupakan proses aktivitas memperkirakan produk yang aka dijual atau

disewakan di masa yang akan dating dalam keadaan tertentu dan dibuat

berdasarkan data historis yang pernah terjadi atau mungkin terjadi. Ramalan

(forecasting) adalah proses aktivitas meramalkan suatu kejadian yang mungkin

terjadi di masa yang akan datang dengan teknik mengkaji data yang ada.

Pendapatan (revenues) artinya hasil proses memberikan jasa pelayanan (service),

manfaat yang dapat digunakan oleh orang lain. Ramalan pendapatan berarti

perolehan modal (ekuitas) perusahaan yang diperoleh dari aktivitas bisnis yang

dilakukan pada waktu tertentu. Ramalan pendapatan juga merupakan faktor

penting dalam perencanaan perusahaan. Karena ramalan pendapatan akan

menentukan kepemilikan modal, anggaran laba rugi, anggaran atas posisi

keuangan.

Menurut Mustafa, (2009) menyatakan bahwa peramalan merupakan studi

terhadap data histories untuk menemukan hubungan dan pola yang sistematis.

Dikaitkan dengan perencanaan perusahaan, hasil peramalan lingkungan ekonomi

dan pasar memungkinkan perencanaan mengalihkan kebijakan perusahaan ke

sektor-sektor yang memberikan peluang keuntungan tertinggi yang mungkin

dicapai. Hal ini disebabkan oleh penekanan maksud dan tujuan dari suatu analisa

ekonomi dan kegiatan usaha perusahaan yang menitik beratkan pada mengkaji

situasi dan kondisi yang berlaku sekarang maupun yang telah lalu dan melihat

pengaruhnya pada situasi dan kondisi pada masa yang akan datang. Usaha untuk

Page 35: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

21

melihat situasi dan kondisi pada masa yang akan datang merupakan untuk

memperbaiki pengaruh situasi dan kondisi yang berlaku terhadap perkembangan

dimasa yang akan datang. Usaha untuk melihat dan mengkaji situasi dan kondisi

tersebut tidak terlepas dari peramalan. Menurut Mustafa, (2009) mengemukakan

bahwa pada dasarnya metode peramalan kuantitatif ini dapat dibedakan atas:

a) Metode yang didasarkan atas penggu naan analisa pola hubungan antara

variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu, yang merupakan

deret waktu atau time-series.

b) Metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola hubungan

antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel lain yang

mempengaruhinya, yang bukan waktu, yang disebut metode korelasi atau

sebab akibat (causal methods).

c) Metode – metode peramalan yang didasarkan atas penggunaan analisa pola

hubungan antara variabel yang akan diperkirakan dengan variabel waktu atau

analisa deret waktu.

Page 36: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

22

2.4. Penelitian yang Relevan

Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

Analisis Nilai Tukar

Petani Komoditas

Tanaman Pangan

Di Sumatera Utara,

Ilham, M. 2015

Pelaksanaan kegiatan

dilakukan selama 4

bulan, sampel yang

digunakan kombinasi

antara stratifikasi dan

cluster, sampel yang

digunakan sebanyak

30 orang

Berdasarkan hasil perhitungan

diperoleh rata-rata NTP

tanaman pangan Sumatera

Utara adalah sebesar 99,07

persen. Dari analisis Nilai

Tukar Subsisten Pangan

menunjukkan bahwa 376,69

persen dalam pengeluaran

rumah tangga petani.

Pengeluaran untuk sandang

merupakan pengeluaran

terkecil rumah tangga

sedangkan makanan

merupakan pengeluaran yang

terbesar. Sedangkan NTS

pangan terhadap produksi

menunjukkan bahwa biaya

pupuk dan biaya upah tenaga

kerja merupakan komponen

terbesar dalam biaya produksi

usaha tani pangan.Faktor-

faktoryang memengaruhi NTP

di Sumatera Utara adalah:

produktivitas hasil, luas lahan,

biaya tenaga kerja,

hargakomoditas, dan harga

pupuk.

Peramalan Nilai

Tukar Petani

Provinsi Jawa

TengahDenganMeto

de Deret Berkala

Arima Berbantuan

Software Minitab

Mega,R. 2016

Metode yang

digunakan adalah

metode dokumentasi

yakni mengumpulkan

data NTP Provinsi

Jawa dengan cara

mengambil data dari

layanan public pada

website BPS Provinsi

Jawa Tengah.

Hasil dari kegiatan ini adalah

terpilihnya model ARIMA

(2,1,2) dengan nilai MS

sebesar 0,00006017 sebagai

model yang terbaik untuk

meramalkan NTP Provinsi

Jawa Tengah. Nilai peramalan

NTP Provinsi Jawa Tengah

untuk bulan Januari sampai

Desember 2016 berturut-turut

adalah sebagai berikut

101,5781; 100,9113; 100,4685;

100,3113; 100,4199; 100,7140;

101,0904; 101,4448; 101,6951;

101,8005; 101,7654; 101,6272.

Page 37: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

23

Analisis Trend

dan Komparasi

Nilai Tukar Peani

(NTP) DiSulawesi

Selatan, Tria, N.

2019

Pengambilan sampel

dilakukan secara

sengaja(Purposive

Sampling), mengambil

sampel NTP sebanyak 48

bulan terakhir, dari bulan

Januari 2015-

Desember 2017.

Analisis data

menggunakan Analisis

trend dan Komparasi (

Test/Uji Beda Nyata).

Perkembangan Nilai Tukar

Petani, Tanaman Pangan

selama kurun waktu 4 tahun

terakhir (2015-2018)

mengalami penurunan

sebanyak 0,025 per bulan,

Hortikultura mengalami

penurunan sebanyak 0,104 per

bulan, Perkebunan mengalami

penurunan sebanyak 0,32 per

bulan, Peternakan mengalami

peningkatan sebanyak 0,0523

per bulan, dan Perikanan juga

mengalami peningkatan

sebanyak 0,0144 per bulan.

Berdasarkan Analisis Uji T (t

test) maka Nilai Tukar Petani

tanaman

Hortikultura secara nyata lebih

tinggi dibandingkan dengan

Tanaman Pangan. Perkebunan

secara nyata lebih rendah

dibandingkan dengan Tanaman

Pangan, Peternakan secara

nyata lebih tinggi

dibandingkan

denganperikanan. Hortikultura

secara nyata lebih tinggi

dibandingkan dengan

Peternakan dan Perikanan. Hal

ini menunjukkan bahwa

Hortikulturan secara nyata

lebih tinggi dibandingkan yang

lain.

Posisi Nilai Tukar

Petani Padi

dengan Nilai

Tukar Petani

Komoditas

Pangan,

Achadyah, 2011

Data Skunder berupa

data deret waktu dari

tahun 1990-2006 yang

dipublikasikan oleh

biro pusat statistic dan

departemen

perdagangandan

perindustrian.

Hasil penelitian menunjukkan

bahwa NTP Padi mengalami

peningkatan dandalam posisi

lebih tinggi dari pada NTP

komoditas pangan yang lain,

sedangkan NTP komoditas

pangan lain (Jagung, Kedelai,

Ubi kayu dan Ubi

jalar)mengalami penurunan.

Rata-rata NTP Padi di

Page 38: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

24

Peramalan Nilai

Tukar Petani

Kabupaten

Lamongan dengan

Arima, Dinita,

Dkk. 2020

Peramalan NTP

menggunakan merode

ARIMA dengan bantuan

aplikasi R.

Kabupaten Jember sebesar 203

dengan kisaran antara 16

hingga 392. NTP terendah

terjadi karena luas lahan sangat

sempit yaitu 0,13 Ha dan

kebutuhan untukmembiayai

anak yang masih sekolah. NTP

tertinggi karenaluas lahan

relatif luas yaitu 4 Ha. Faktor

yang sangat berpengaruh

terhadap tingkat NTP adalah

luas lahan,gabah, dan anggota

keluarga. Faktor usia,

pengalaman, pendidikan,

benih, pupuk, pestisida

danbiaya tenaga kerja kurang

berpengaruh terhadap NTP dan

hubungannya terhadap

NTP tidak signifikan.

Tujuan penelitian ini untuk

meramalkan nilai NTP pada

tahun selanjutnya dan

mengetahui sub sector pertanian

yang perlu dikendalikan oleh

pemerintah kabupaten

Lamongan. Sub sektor dalam

penelitian ini yaitu tanaman

pangan, hortikultura,perkebunan

rakyat, peternakan dan

perikanan. Peramalan nilai NTP

menggunakan metode ARIMA

dengan bantuan aplikasi R.

Berdasarkan hasil analisis dan

pembahasan, tanaman pangan

memiliki nilai NTP yang

tergolong rendah yakni rata-rata

≥100 pada setiap bulannya

selama jangka waktu 3 tahun dan

memiliki penurunan NTP

tertinggi pada

tahun 2019 sebesar 10,25%.

Page 39: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

25

2.5. Kerangka Pemikiran

Petani adalah seorang yang melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan

menumbuhkan dan memelihara tanaman dengan harapan memperoleh hasil

untuk dipergunakan sendiri maupun dijual. Sehingga Nilai Tukar Petani (NTP)

menjadi sangat penting untuk dianalisis dalam bidang ini karena dapat

mempengaruhi kebijakan pemerintah dalam bidang pembagunan pertanian.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan trend harga tanaman padi dan

palawija untuk menganalisis trend dan peramalan nilai tukar petani tanaman

pangan khususnya di Sulawesi Selatan.

Nilai Tukar Petani (NTP) sendiri adalah rasio perbandingan antara

Indeks harga yang diterima petani dengan Indeks harga yang dibayar oleh

petani yang dinyatakan dalam persentase.

Page 40: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

26

Gambar 1. Kerangka Pikir Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman

Pangan Di Sulawesi Selatan

Analisis Trend dan

Peramalan

Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) Indeks

Harga Yang

dibayar

Petani (Ib)

Indeks Harga

yang diterima

Petani (It)

Tanaman Pangan

Padi dan Palawija

Page 41: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

27

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah Sulawesi Selatan, pemilihan lokasi

dilakukan dengan melihat kondisi bahwa lokasi tersebut yaitu Provinsi Sulawesi

Selatan merupakan salah satu daerah sentra penghasil produksi tanaman pangan.

Waktu penelitian dilakukan selama 2 bulan, mulai dari bulan Maret sampai April

2021.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data

kuantitatif yang tersedia dalam website Badan Pusat Statistika dan Dinas Pertanian

Sulawesi Selatan yakni data angka perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Selatan yang kemudian diolah dalam bentuk

Microsoft Excel, adapun data yang digunakan adalah data yang berupa time series

dalam kurun waktu 48 bulan terakhir (2017 – 2020).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder.

Data sekunder diperoleh melalui studi literatur dengan dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan data yang dibutuhkan seperti jurnal yang berkaitan dengan fokus

penelitian.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi adalah teknik pengumpulan

data sekunder melalui kepustakaan dan dapat dilakukan dengan dua cara sebagai

berikut:

Page 42: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

28

1. Secara manual dengan mengumpulkan informasi dari buku atau literature,

laporan atau dokumen, serta publikasi resmi pemerintah.

2. Menggunakan media internet dalam mengakses data, dengan membuka

Sulawesi Selatan bps.go.id.

3.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data kuantitaif. Menurut Kasiram (2008) Data kuantitatif adalah data yang

berupa angka atau bilangan untuk menganalisis keterangan mengenai apa yang

ingin diketahui. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Analisis Trend

Menurut Ibrahim (2003), Trend merupakan peramalan suatu variabel

bebasnya waktu atau gerakan dari deret berkala selama beberapa tahun dan

cenderung menuju pada suatu arah, dimana arahnya dapat naik, mendatar,

maupun menurun. Persamaan trend adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Y = Variabel yang diramalkan (NTP tanaman pangan,)

a = Intersep Konstanta (nilai Y apabila X = 0)

b = Besarnya perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap

perubahan satu unit variabbel.

Y = a +bX

Page 43: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

29

2. Metode peramalan

Metode peramalan yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah

metode oleh Hagan et al, (2002) yaitu metode MSE (Mean Square Error),

dengan persamaan sebagai berikut:

Dimana:

Xi = Nilai Observasi ke

t Fi = Nilai Ramalan ke

t N = Jumlah Observasi

3.5 Definisi Operasional

1. Tanaman pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air,

baik yang diolah maupun tidak diolah yang dimanfaatkan sebagai makanan

ataupun minuman sebagai konsumsi bagi manusia atau masyarakat Sulawesi

Selatan.

2. Nilai Tukar Petani (NTP) nilai tukar petani (NTP) adalah perbandingan

antara indeks harga yang diterima petani di K(It) dengan indeks harga yang

dibayar petani (Ib) tanaman pangan di Sulawesi Selatan yang dinyatakan

dalam persentase.

3. Harga yang diterima petani adalah harga tertimbang dari harga setiap

komoditas pertanian terkhusus tanaman pangan yang diproduksi atau dijual

oleh petani Sulawesi Selatan.

4. Harga yang dibayar petani adalah harga tertimbang dari harga atau biaya

Page 44: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

30

konsumsi makanan, konsumsi non makanan dan biaya produksi dan

penambahan modal dari barang konsumsi atau yang dibeli oleh petani Sulawesi

Selatan.

5. Trend adalah suatu gerakan naik atau turun dalam jangka tertentu yang

diperoleh dari rata-rata dari data nilai tukar petani di Sulawesi Selatan tahun

2017-2020.

6. Peramalan adalah perkiraan munculnya sebuah kejadian di masa yang akan

datang, berdasarkan data historis atau data yang ada di masa lampau yang

terdapat di Sulawesi Selatan. penambahan modal dari barang konsumsi atau

yang dibeli oleh petani Sulawesi Selatan.

Page 45: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

31

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Provinsi Sulawesi Selatan yang beribukota di Makassar terletak antara 0o12’-8o

Lintang Selatan dan 116o 48’ - 122o3 6’ Bujur Timur, yang berbatasan dengan Provinsi

Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah di sebelah Utara dan Teluk Bone serta Provinsi

Sulawesi Tenggara di sebelah Timur. Batas sebelah Barat dan Timur masing-masing adalah

Selat Makassar dan Laut Flores. Jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Selatan

tercatat sekitar 67 aliran sungai, dengan jumlah aliran terbesar di Kabupaten Luwu, yakni

25 aliran sungai. Sungai terpanjang tercatat ada satu sungai yakni Sungai Saddang yang

mengalir meliputi Kabupaten Tator, Enrekang dan Pinrang. Panjang sungai tersebut

masing-masing 150 km. Di Sulawesi Selatan terdapat empat danau yakni Danau Tempe

dan Sidenreng yang berada di Kabupaten Wajo, serta danau Matano dan Towuti yang

berlokasi di Kabupaten Luwu Timur. Adapun jumlah gunung tercatat sebanyak 7 gunung,

dengan gunung tertinggi adalah Gunung Rantemario dengan ketinggian 3.470 m diatas

permukaan air laut. Gunung ini berdiri tegak di perbatasan Kabupaten Enrekang dan Luwu.

Luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat 45.764,53 km persegi yang

meliputi 21 Kabupaten dan 3 Kota. Kabupaten Luwu Utara Kabupaten terluas dengan luas

7.502,68 km persegi atau luas kabupaten tersebut merupakan 16,39 persen dari seluruh

wilayah Sulawesi Selatan. Sementara itu, Kabupaten Bantaeng merupakan Kabupaten

dengan luas wilayah terkecil dengan luas 99,33 km2 atau 0,22 persen dari wilayah Sulawesi

Selatan. Berdasarkan posisi geografisnya, provinsi Sulawesi Selatan memiliki batas-batas

:

- Sebelah Utara : Provinsi Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah

- Sebelah Selatan : Laut Flores

Page 46: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

32

- Sebelah Barat : Selat Makassar

- Sebelah Timur : Teluk Bone dan Provinsi Sulawesi Tenggara

Berdasarkan letak geografisnya, Sulawesi Selatan mempunyai dua

kabupaten kepulauan, yaitu Kepulauan Selayar dan Pangkajene dan Kepulauan

(Pangkep). Sulawesi Selatan terdiri 24 kabupaten/kota yang terdiri dari 21

Kabupaten dan 3 kota, yaitu :

- Kepulauan Selayar. - Sidrap.

- Bulukumba. - Pinrang.

- Bantaeng. - Enrekang.

- Jeneponto. - Luwu.

- Takalar. - Tana Toraja.

- Gowa. - Luwu Utara.

- Sinjai. - Luwu Timur.

- Maros. - Toraja Utara

- Pangkep. Dan kota

- Barru. - Makassar.

- Bone. - Pare-Pare

- Soppeng. - Palopo

- Wajo.

Desa/Kelurahan Tepi Laut adalah desa/kelurahan yang sebagian atau

seluruh wilayahnya bersinggungan langsung dengan laut, baik berupa pantai

maupun tebing karang. Desa/Kelurahan bukan tepi laut adalah desa/kelurahan yang

wilayahnya tidak bersinggungan langsung dengan laut.

Provinsi Sulawesi Selatan dan pada umumnya daerah di Indonesia mempunyai dua

Page 47: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

33

musim yaitu musim kemarau yang terjadi pada bulan Juni sampai September dan musim

penghujan yang terjadi pada bulan Desember sampai dengan Maret. Berdasarkan

pengamatan di tiga Stasiun Meteorologi (Hasanuddin dan Maritim Paotere) dan

Klimatologi Maros selama tahun 2018 rata-rata suhu udara 27,1oC di Kota Makassar dan

sekitarnya tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Suhu udara maksimum di stasiun

klimatologi Hasanuddin 32,2oC dan suhu minimum 27,1oC.

4.2 Kondisi Demografis

Sumber utama data kependudukan adalah sensus penduduk yang dilaksanakan

setiap sepuluh tahun sekali. Sensus penduduk telah dilaksanakan sebanyak enam kali sejak

Indonesia merdeka, yaitu tahun 1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010. Di dalam sensus

penduduk, pencacahan dilakukan terhadap seluruh penduduk yang berdomisili di wilayah

teritorial Indonesia termasuk warga Negara asing kecuali anggota korps diplomatic Negara

sahabat beserta keluarganya. Metode pengumpulan data dalam sensus dilakukan dengan

wawancara antara petugas sensus dengan responden dan juga melalui e-cencus, pencatatan

penduduk menggunakan konsep usual residence, yaitu konsep dimana penduduk biasa

bertempat tinggal. Bagi penduduk yang bertempat tinggal tetap di cacah dimana mereka

biasa tinggal, sedangkan untuk penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap di cacah

ditempat dimana mereka ditemukan petugas sensus pada malam ‘Hari Sensus’. Termasuk

penduduk yang tidak bertempat tinggal tetap adalah tuna wisma, awak kaoal berbendera

Indonesia, Penghuni perahu/rumah apung, masyarakat terpencil/terasing, dan pengungsi.

Bagi mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap dan sedang bepergian keluar wilayah

lebih dari enam bulan, tidak dicacah di tempat tinggalnya, tetapi di cacah ditempat

tujuannya. Untuk tahun yang tidak dilaksanakan sensus penduduk, data kependudukan

diperoleh dari hasil proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk merupakan suatu perhitungan

ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen perubahan penduduk, yaitu

Page 48: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

34

kelahiran, kematian, dan migrasi. Proyeksi penduduk Indonesia 2010-2035 menggunakan

data dasar penduduk.

Penduduk Indonesia adalah semua orang yang berdomisili diwilayah teritorial

Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan

tetapi bertujuan menetap. Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan

persentase pertambahan penduduk dalam jangka waktu tertentu.Kepadatan penduduk

adalah rasio banyaknya penduduk per kilometer persegi. Rasio jenis kelamin adalah

perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan pada suatu wilayah dan

waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dengan banyaknya penduduk laki-laki untuk 100

penduduk perempuan.

Distribusi penduduk adalah pola persebaran penduduk di suatu wilayah, baik

berdasarkan batas-batas geografis maupun berdasarkan batas-batas administrasi

pemerintahan. Komposisi penduduk adalah pola persebaran penduduk menurut

karakteristiknya, contoh : penduduk menurut kelompok umur, penduduk menurut jenis

kelamin. Rumah tangga adalah seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian

atau seluruh bangunan fisik/sensus dan biasanya tinggal bersama serta pengelolaan makan

dari satu dapur. Yang dimaksud makan dari satu dapur adalah jika pengurusan kebutuhan

sehari-harinya dikelola bersama-sama menjadi satu. Anggota rumah tangga adalah semua

orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah tangga, baik yang berada di rumah

pada waktu pencacahan maupun yang sementara tidak ada.

Rata-rata anggota rumah tangga adalah angka yang menunjukkan rata-rata jumlah

anggota rumah tangga per rumah tangga. Istilah migrasi seumur hidup disebut bila provinsi

tempat tinggal seseorang pada saat pencacahan berbeda dengan provinsi tempat lahirnya.

Istilah migrasi risen disebut bila provinsi tempat tinggal seseorang pada saat pencacahan

berbeda dengan provinsi tempat tinggalnya 5 tahun yang lalu. Angkatan kerja adalah

Page 49: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

35

penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) yang bekerja, punya pekerjaan namun sementara

tidak bekerja, dan pengangguran.

Buruh/karyawan/pegawai adalah seseorang yang bekerja pada orang lain atau

instansi/kantor/perusahaan secara tetap dengan menerima upah/gaji baik berupa uang

maupun barang. Buruh yang tidak mempunyai majikan tetap, tidak digolongkan sebagai

buruh/karyawan, tetapi sebagai pekerja bebas. Seseorang dianggap memiliki majikan tetap

jika memiliki 1 (satu) majikan (orang/rumah tangga) yang sama dalam sebulan terakhir,

khusus pada sektor bangunan batasannya tiga bulan. Apabila majikannya

instansi/Lembaga, boleh lebih dari satu. Pekerja bebas adalah seseorang yang bekerja pada

orang lain/majikan/institusi yang tidak tetap (lebih dari 1 majikan dalam sebulan terakhir)

di usaha pertanian baik berupa usaha rumah tangga maupun bukan usaha rumah tangga,

ataupun di non pertanian atas dasar balas jasa dengan menerima upah atau imbalan baik

berupa uang maupun barang, dan baik dengan system pembayaran harian maupun

borongan. Pekerja tak dibayar adalah seseorang yang bekerja membantu usaha untuk

memperoleh penghasilan/keuntungan yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah

tangga atau bukan anggota rumah tangga tanpa mendapat upah/gaji baik berupa uang

maupun barang.

Page 50: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

36

Tabel 2. Luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Provinsi Sulawesi

Selatan Menurut Kabupaten/kota, 2020

No Kabupaten/Kota

Luas Penduduk Kepadatan

penduduk

Km2 % Jumlah % Orang/km2

1. Kepulauan

Selayar

1.357,03 2,90 135,6 1,53 150

2. Bulukumba 1.284,63 2,75 420,6 4,75 364

3. Bantaeng 395,83 0,85 187,6 2,12 474

4. Jeneponto 706,52 1,51 363,8 4,11 403

5. Takalar 566,61 1,21 298,7 3,37 527

6. Gowa 1.883,32 4,03 772,7 8,73 410

7. Sinjai 798,96 1,71 244,1 2,76 298

8. Maros 1.619,12 3,47 353,1 3,99 218

9. Pangkep 1.132,08 2,42 335,5 3,79 302

10. Barru 1.174,71 2,51 174,3 1,97 148

11. Bone 4.559,00 9,76 758,6 8,57 166

12. Soppeng 1.557,00 3,33 227,0 2,56 167

13. Wajo 2.504,06 5,36 397,8 4,49 159

14. Sidrap 1.883,23 4,03 302,0 3,41 160

15. Pinrang 1.961,67 4,20 377,1 4,26 192

16. Enrekang 1.784,73 3,82 206,4 2,33 116

17. Luwu 3.343,97 7,16 362,0 4,09 121

18. Tana Toraja 1.990,22 4,26 234,0 2,64 114

19. Luwu Utara 7.502,58 16,06 312,9 3,53 42

20. Luwu Timur 6.944,88 14,87 299,7 3,39 43

21. Toraja Utara 1.215,55 2,60 231,2 2,61 201

22. Makassar 199,26 0,43 1.526,7 17,25 8.686

23. Pare-Pare 99,33 0,21 145,2 1,64 1.462

24. Palopo 252,99 0,54 184,6 2.09 742

Sulawesi Selatan 46.717,48 100 8.851,

2

100,0

0

193

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan

Page 51: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

37

4.3 Kondisi Pertanian

Tabel 3. Data Luas total panen tanaman Padi

Wilayah

Luas Panen Padi Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan (Ha)

2020

Subround 1 Subround 2 Subround

3 Tahunan

Kepulauan Selayar

744,17 635,20 231,03 1 610,40

Bulukumba 4 488,45 19 218,52 19 532,98 43 239,95

Bantaeng 1 032,93 5 235,25 3 984,95 10 253,13

Jeneponto 11 998,20 11 404,38 2 351,96 25 754,54

Takalar 15 931,65 9 747,36 1 992,68 27 671,69

Gowa 18 949,57 21 281,72 12 037,05 52 268,34

Sinjai 2 025,28 12 905,97 6 383,37 21 314,62

Maros 17 622,27 19 810,27 6 782,83 44 215,37

Pangkajene dan Kepulauan

11 972,87 11 008,60 3 220,66 26 202,13

Barru 9 481,04 8 711,71 3 983,03 22 175,78

Bone 32 159,25 96 224,24 35 712,93 164 096,42

Soppeng 12 235,55 18 924,33 17 401,93 48 561,81

Wajo 23 115,20 68 343,16 38 848,59 130 306,95

Sindereng Rappang

32 137,40 29 231,49 27 556,69 88 925,58

Pinrang 31 369,49 20 042,45 41 219,36 92 631,30

Enrekang 1 454,86 4 016,76 4 093,35 9 564,97

Luwu 5 331,05 21 254,05 25 263,74 51 848,84

Tana Toraja 1 477,68 8 604,72 1 326,22 11 408,62

Luwu Utara 10 317,11 13 204,29 17 062,97 40 584,37

Luwu Timur 3 649,06 19 811,79 18 050,68 41 511,53

Toraja Utara 2 202,19 10 917,00 2 128,95 15 248,14

Makassar 727,58 1 520,51 660,58 2 908,67

Parepare 533,12 430,00 34,91 998,03

Palopo 258,30 1 231,90 1 466,76 2 956,96

Page 52: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

38

Luas panen tanaman padi di Sulawesi Selatan pada tahun 2019 seluas

1.010.118,75 ha dengan produksi padi 5.054.166,96 ton. Produksi padi tertinggi berada di

kabupaten Bone 772.874,27 ton yang sejalan dengan produksi beras 441.218,72 ton.

Selain tanaman pangan Sulawesi Selatan juga penghasil produksi tanaman

hortikultura. Adapun rincian data produksi tanaman pangan di Sulawesi Selatan pada tahun

2019 yaitu 1.017.620 kuintal bawang merah, 210.546 kuintal cabai, 406.285 kuintal

kentang. 504.525 kuintal kubis 585.128 kuintal tomat dan 2.818 kuintal bawang putih.

Produksi tanaman biofarmaka tahun 2019 yaitu 13.473.810 kg jahe, 3.133.000 kg laos,

110.394 kg kencur, 9.552.180 kg kunyit. Sementara untuk daerah penghasil tanaman hias

terbanyak adalah kabupaten Gowa. Dengan rincian jenis tanaman hias anggrek 17.839

tangkai, krisan 471.556 tangkai, dan mawar 9.799 tangkai.

Berdasarkan hasil Survei, realisasi panen padi sepanjang Januari hingga Desember

2020 sebesar 0,98 juta hektar, atau mengalami penurunan sekitar 33,93 ribu hektar (3,36

persen) dibandingkan 2019 yang mencapai 1,01 juta hektar. Puncak panen padi pada 2020

tidak mengalami pergeseran dibanding 2019. Pada 2020, puncak panen terjadi pada bulan

Agustus, yaitu mencapai 0,19 juta hektar, sementara puncak panen pada 2019 terjadi pada

bulan Agustus, yaitu sebesar 0,21 juta hektar.

Tiga populasi ternak paling banyak di Sulawesi Selatan ialah sapi potong

1.370.797 ekor, 826.177 ekor babi dan 756.021 ekor kambing. Produksi daging unggas

untuk ayam kampung 31.294.308 ton ayam petelur 9.355.621 ton, ayam pedaging

65.137.337 ton dan itik 3.163.243 ton.

Sementara untuk hasil perkebunan pada tahun 2019 di Sulawesi Selatan ialah

kelapa sawit 80.804 ton, kelapa 56.889 ton, karet 297 ton, kopi 32.197 ton, kakao 118.775

ton, tebu 2.125 ton, dan tembakau 1.335.

Page 53: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

39

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Trend Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan

NTP adalah perbandingan antar indeks yang Diterima petani (It) dengan

indeks yang Dibayar Petani (Ib) NTP adalah salah satu indikator yang berguna

untuk mengukur tingkat kesejahteraan petani karena mengukur kemampuan tukar

komoditas (produk) pertanian yang dihasilkan petani terhadap barang dan jasa

yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga petani, jika NTP lebih besar dari

100 maka dapat diartikan kemampuan daya beli petani periode tersebut relatif

lebih baik di bandingkan dengan periode tahun dasar, sebaliknya jika NTP lebih

kecil atau di bawah 100 berarti terjadi penurunan daya beli petani.

Petani adalah orang yang mengusahakan usaha pertanian (tanaman pangan,)

atas resiko sendiri dengan tujuan untuk dijual, baik sebagai petani pemilik maupun

petani penggarap (sewa/kontrak/bagi hasil). Orang yang bekerja di sawah/ladang

orang lain dengan mengharapkan upah (buruh tani) bukan termasuk petani

Dalam metodologi di uraikan bahwa analisis NTP dilakukan di provinsi

Sulawesi Selatan dengan menggunakan data dari periode tahun 2017- 2020.

Dalam penelitian ini pengumpulan data harga produsen pertanian dilakukan

melalui wawancara langsung kepada petani dengan daftar HD-1 sampai dengan

HD-6, sedangkan pengumpulan harga eceran pedesaan (konsumen) dilakukan

melalui wawancara dengan para pedagang di pasar Kecamatan terpilih sebagai

sample dengan daftar HKD-1, HKD-2.1 dan HKD-2.2. semua kegiatan

pencacahan harga-harga di lakukan oleh koordinator statistik kecamatan (KSK).

Page 54: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

40

Grafik 1. Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan Provinsi

Sulawesi Selatan Menurut Periode Bulan dari Tahun 2017-2020

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021.

Pada grafik 1 dapat dilihat perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

Tanaman Pangan dari bulan Januari 2017 sampai Desember 2020 yang ditandai

dengan garis biru pada grafik, dimana pada grafik diatas menunjukkan bahwa Nilai

Tukar Petani Tanaman Pangan mengalami penurunan yang menandakan bahwa

adanya fluktuasi dan cenderung menurun, bahkan sebagian besar nilainya berada

dibawah angka 100, dimana kondisi ini menggambarkan jika petani tanaman

pangan di Sulawesi Selatan dikategorikan belum sejahtera. Hal ini menunjukkan

jika tingkat pendapatan petani masih lebih kecil dibandingkan pengeluarannya. Hal

ini sesuai dengan penelitian (Siti Zulmeida,2016), dimana Nilai tukar petani pada

tahun 2017 < 100, artinya petani mengalami defisit, harga produksinya naik lebih

kecil dari kenaikan harga konsumsi dan harga produksi. Tingkat kesejahteraan

petani mengalami penurunan dibandingkan tingkat ksesejahteraan petani

sebelumnya. Secara umum menurunnya nilai tukar petani tanaman pangan

90

92

94

96

98

100

102

104

106

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47

NTP Tanaman Pangan

Page 55: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

41

disebabkan oleh peningkatan harga komoditi yang dibayar responden lebih tinggi

dibandingkan dengan peningkatan harga komoditi yang diterima responden.

Grafik 2. Trend Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi Selatan

Menurut Periode Bulan dari Tahun 2017-2020

Sumber : Data Sekunder Setelah Diolah, 2021

Grafik diatas menunjukkkan bahwa trend nilai tukar petani tanaman pangan dari

tahun 2017- 2020, yang ditampilkan dalam garis biru (trend linear), dimana grafik trend

menunjukkan terjadinya penurunan dari Januari 2017 sampai Desember 2020, sehingga

penurunan ini menandakan bahwa tingkat kesejahteraan petani cenderung belum sejahtera.

Pada data analisis trend sebelumnya dapat pula dilihat dari Analisis Regresi

sederhananya sebagai berikut :

Y= -0,0204x + 98,986

R2 = 0,0309

Y= a + bX sebagai rumus dari Analisis Trend dapat dijelaskan bahwa, Y

menunjukkan variabel yang diramalkan (NTP Tanaman Pangan) menghasilkan koefisien

(a) sebesar 98,986 dan besarnya perubahan variabel Y yang terjadi pada setiap perubahan

satu unit variabel X (bX) menurun sebesar 0,0204 yang artinya pada saat NTP Tanaman

y = -0,0204x + 98,986

R² = 0,0309

94

96

98

100

102

104

May-16 Sep-17 Feb-19 Jun-20 Oct-21 Mar-23

NT

P (

%)

Trend NTP Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan

(Januari 2017 - Desember 2021)

Page 56: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

42

Pangan telah mencapai titik 100 terjadi penurunan berdasarkan periode waktu (per bulan)

sebesar 0,0309. Penurunan NTP terjadi disebabkan harga yang diterima petani lebih kecil

dibandingkan yang dibayarkan. Sedangkan R2 menunjukkan seberapa besar pengaruh

tingkat variabel yang diteliti terhadap kesejahteraan petani, jika R2 = 0,0309 maka

dikalikan dengan 100%, maka variabel yang diteliti sebesar 3,09 %.

5.2 Peramalan Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan

Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan di Sulawesi Selatan akan

diramalkan untuk beberapa periode ke depan. Model yang tepat untuk meramalkan

Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan di Sulawesi Selatan adalah model Mean

Square. Dimana data Nilai Tukar Petani (NTP) yang digunakan untuk peramalan

adalah bulan Januari 2017 sampai dengan bulan Desember 2020, yang akan

meramalkan Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan di Sulawesi Selatan pada

bulan Januari 2021 sampai dengan bulan Desember 2021. Berikut hasil

peramalannya dapat dilihat pada grafik 3:

Page 57: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

43

Grafik 3. Peramalan Nilai Tukar Petani (NTP) Tanaman Pangan Provinsi Sulawesi

Selatan Menurut Periode Bulan dari Tahun 2017-2023

Grafik diatas menunjukkan bahwa peramalan nilai tukar petani tanaman

pangan di Sulawesi Selatan selama kurun waktu dari bulan Januari 2017 –

Desember 2023. Cenderung megalami penurunan trend nilai tukar petani sebesar

0,168% per bulan.

y = -0,0314x + 99,269

R² = 0,168

94

96

98

100

102

104

May-16 Sep-17 Feb-19 Jun-20 Oct-21 Mar-23 Jul-24

NT

P (

%)

Peramalan NTP Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan

(Januari 2017 - Desember 2023)

Page 58: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

44

Tabel 4. Trend Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Pada Tahun 2021

Bulan Tahun

2017 2018 2019 2020 2021

Januari 99.75 100.79 102.54 95.15 97.48

Februari 98.63 99.82 103.52 95.90 97.46

Maret 97.15 99.21 102.42 95.23 97.40

April 96.68 98.49 101.37 96.70 97.27

Mei 97.79 97.54 99.70 96.00 97.11

Juni 97.53 97.82 97.75 96.18 96.98

Juli 97.08 95.53 97.92 95.76 96.84

Agustus 97.40 97.97 99.38 95.69 96.66

September 97.02 98.98 100.61 96.38 96.48

Oktober 97.53 100.68 100.86 96.40 96.27

Nopember 98.57 102.31 100.36 96.27 96.08

Desember 99.17 102.25 100.54 95.85 95.91

Sumber : Data Primer Setelah Diolah, 2021.

Berdasarkan Tabel 5.1 tersebut, diperoleh Trend Nilai Tukar Petani (NTP)

Tanaman Pangan Di Sulawesi Selatan periode Januari 2017 sampai dengan periode

Desember 2021. Hasil trend Nilai Tukar Petani (NTP) tanaman pangan Sulawesi

Selatan mengalami penurunan, dimana Januari 2021 nilai trendnya 97,48% dan

menurun hingga Desember 2021 menjadi nilai 95,51%. Hal ini menunjukkan

bahwa peramalan nilai tukar petani tanaman pangan Sulawesi Selatan di tahun

2021 cenderung mengalami penurunan, sehingga nilai tukar petani untuk tanaman

pangan dimana petani cenderung belum sejahtera. Dengan melihat NTP yang

merupakan alat ukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang

dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah

tangga petani dan keperluan dalam memproduksi barang-barang pertanian. Hal ini

sesuai dengan Penelitian (Syaiful,P,dkk, 2020), dimana tanaman pangan memiliki

Page 59: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

45

nilai NTP yang tergolong rendah yakni rata-rata ≥ 100 pada setiap bulannya selama

jangka waktu 3 tahun dan memiliki penurunan NTP tertinggi pada tahun 2019

sebesar 10,25%. Misalnya dengan cara memperhatikan saluran irigasi agar dapat

berfungsi dengan maksimal, mengontrol pembangunan pada beberapa tanah yang

produktif, mengadakan sosialisasi tentang pemproduksian hasil tanam.

Page 60: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

46

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , maka penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa :

a. Trend nilai tukar petani tanaman pangan di Sulawesi Selatan selama

kurun waktu bulan Januari 2017 – Desember 2021 mengalami penurunan

sebesar 0,0204 persen per bulan. Penurunan NTP terjadi disebabkan

harga yang diterima petani lebih kecil dibandingkan yang dibayarkan.

b. Nilai tukar petani tanaman pangan di Sulawesi Selatan selama kurun

waktu dari bulan Januari 2021 – Desember 2023 diramalkan mengalami

penurunan sebesar 0,168 persen per bulan.

6.2 Saran

a. Diharapkan pemerintah dapat melakukan intervensi melalui program dan

kebijakan yang efektif seperti program penyuluhan, kebijakan harga dasar,

kebijakan pengadaan benih, pupuk dan sebagainya. Dengan adanya

intervensi tersebut, akan melindungi petani juga mendorong produksinya

sehingga akan meningkatkan pula tingkat kesejahteraannya.

b. Kepada Petani Diharapkan petani dapat memanfaatkan bantuan yang ada

dan memaksimalkan hasil produksinya. Petani diharapkan pula dapat

mengelola penerimaannya dengan baik untuk kebutuhan konsumsi rumah

tangganya dan kebutuhan barang modal produksinya dapat terpenuhi.

Page 61: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

47

DAFTAR PUSTAKA

Achadyah, P. 2011. Posisi Nilai Tukar Petani Padi dengan Nilai Tukar Petani

Komoditas Pangan. Jurnal Penelitian Vo. 1. No.1 2011. STIA

Pembangunan Jember.

BPS. 1993. Nilai Tukar Petani Sulawesi Selatan. Badan Pusat Statistik Makassar.

BPS, 2017. Pengertian Nilai Tukar Petani. Badan Pusat Statistika

Balai Besar Penelitian Padi, 2015.Peramalan tanaman Pangan.

Dian, A. 2009. Analisis Trend Laba PT. Bank Muamalat Tbk. Skripsi. IAIN

Sumatera Utara.

Ekaria dan A.N. Hasyyati. 2014. Kajian Penghitungan Nilai Tukar Petani

Tanaman Pangan (NTPP) di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Tahun 2011-

2013. Jurnal Aplikasi Statistika dan Komputasi Statistik.

Ilham, M. 2015. Analisis Nilai Tukar Petani Komoditas Tanaman Pangan Di

Sumatera Utara. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik Vol. 6 No. 1, Juni

2015. Universitas Islam sumatera Utara

Kasiram, Moh. 2008. Metodologi Penelitian: UIN-Malang Pers. Malang.

Maryati. 2010. Strategi Pembelejaran Inkuiri Diaksesdari

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/maryati-ssi-

msi/7strategi- pembelajaran-inkuiripdf.pdf

M. Narafin, 2013. Penganggaran Pengajaran. Salemba empat. Jakarta .

Mustafa, K. 2009. Peramalan Hasil Produksi Minyak Kelapa Sawit Pada PT>

Perkebunan Nusantara III (PERSERO) Sumatera Utara Skripsi.

Universitas Sumatera Utara.

Rachmad, F. 2004. Pengantaran Peramalan dalam Telekomunikasi. Skripsi.

Univeristas Sumatera Utara

Rachmat,M. 2000. Analisis Nilai Tukar Petani Di Indonesia : Perilaku, Dampak

Perubahan Harga-harga dan Relevansi Nilai Tukar Petani Sebagai

Indikator Kesejahteraan Petani. Disertai Ilmu Ekonomi Pertanian.IPB

Bogor.

Rianse, 2014. Peran Nilai Tukar Petani Dalam Menentukan Tingkat

Kesejahteraan Petani. Pengolahan Pemasaran Hasil Pertanian. Diakses 20

Mei 2019.

Page 62: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

48

Ruauw, E. 2010. “Nilai Tukar Petani Sebagai Indikator Kesejateraan Petani.”

Universitas Samratulangi, Manado. ASE6 (2): 1–8.

Rusli, B.2011. Nilai Tukar Petani dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Di

Sentra Produksi Jagung Di Kalimantan Barat. Jurnal Pembangunan

Manusia. Vol 4 No. 1 2011. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Kalimantan Barat.

Sahrizal, 2016. Budidaya Singkong Manggu Untuk Pemula Secara Baik Dan

Benar.http://www.seputarpertanian.com/2017/01/budidaya-singkong-

manggu-untuk-pemula-secara-baik-dan-benar.html. Diakses pada tanggal

20 Januari 2021.

Saparinto C, Hidayati D. Bahan Tambahan Pangan. Yogyakarta: Kanisius; 2006.

Syaiful Pradana, Rahmalia,D, Prahasiti,D,E,A, 2020 Peramalan Nilai Tukar Petani

Kabupaten Lamongan dengan Arima. Jurnal Matematika Vol. 10, No.2,

Desember 2020

Siti Zulmeida, 2016. Analisis Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan Di Kabupaten

Lombok Barat. Skripsi. Universitas Mataram. Nusa Tenggara Barat.

Suparyono dan A. Setyono. 1993. Padi. Penebar Swadaya.Jakarta.

Supriyati, Sptana, dan Sumedi. 2001. Dinamika ketenagakerjaan dan penyerapan

Tenaga Kerja di Pedesaan Jawa (Kasus di Propinsi Jawa Barat, Jawa

Tengah dan Jawa Timur). Pusat penelitian dan Pengembangan Sosia

Ekonomi Pertanian, bogor Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,

Departemen Pertanian Ri.

Wirawan, A. 2014. Analisis Produktivitas Tanaman Padi di Kabupaten Badung.

Provinsi Bali. Jurnal Manajemen Agribisnis. Vol.2, No.1 Mei 2014.

Universitas Udayana.

Zamzami dan Muftia, 2018. Indikatir Kesejahteraan Petani Melalui Nilai Tukar

Petani (NTP) dan pembiayaan Syariah Sebagai Solusi. Jurnal Ekonomi

Islam Vo. 9. No. 1 2018. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh.

Page 63: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

49

LAMPIRAN

Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian

Page 64: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

50

Lampiran 2: Trend Nilai Tukar Petani Sektor Tanaman Pangan,di Sulawesi Selatan

Tahun 2017-2020

Tahun No X Y

Bulan NTP

2017

1 Jan-17 99,75

2 Feb-17 98,63

3 Mar-17 97,15

4 Apr-17 96,68

5 Mei-17 97,79

6 Jun-17 97,53

7 Jul-17 97,08

8 Agt-17 97,40

9 Sep-17 97,02

10 Okt-17 97,53

11 Nov-17 98,57

12 Des-17 99,17

2018

13 Jan-18 100,79

14 Feb-18 99,82

15 Mar-18 99,21

16 Apr-18 98,49

17 Mei-18 97,54

18 Jun-18 97,82

19 Jul-18 95,53

20 Agt-18 97,97

21 Sep-18 98,98

22 Okt-18 100,68

23 Nov-18 102,31

24 Des-18 102,25

2019

25 Jan-19 102,54

26 Feb-19 103,52

27 Mar-19 102,42

28 Apr-19 101,37

29 Mei-19 99,70

30 Jun-19 97,75

31 Jul-19 97,92

32 Agt-19 99,38

33 Sep-19 100,61

34 Okt-19 100,86

35 Nov-19 100,36

36 Des-19 100,54

2020 37 Jan-20 95,15

Page 65: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

51

38 Feb-20 95,90

39 Mar-20 95,23

40 Apr-20 96,70

41 Mei-20 96,00

42 Jun-20 96,18

43 Jul-20 95,76

44 Agt-20 95,69

45 Sep-20 96,38

46 Okt-20 96,40

47 Nov-20 96,27

48 Des-20 95,85

2021

49 Jan-21 96,79

50 Feb-21 97,23

51 Mar-21 97,87

52 Apr-21 97,77

53 Mei-21 97,80

54 Jun-21 98,14

55 Jul-21 97,51

56 Agt-21 97,64

57 Sep-21 98,38

58 Okt-21 99,25

59 Nov-21 99,44

60 Des-21 99,84

Page 66: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

52

Lampiran 3. Grafik Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman

Pangan di Sulawesi Selatan 2017-2020

y = -0,0204x + 98,986

R² = 0,0309

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

May-16 Sep-17 Feb-19 Jun-20 Oct-21 Mar-23

NT

P (

%)

Trend NTP Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan

(Januari 2017 - Desember 2021)

y = -0,0314x + 99,269

R² = 0,168

94

96

98

100

102

104

May-16 Sep-17 Feb-19 Jun-20 Oct-21 Mar-23 Jul-24

NT

P (

%)

Peramalan NTP Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan

(Januari 2017 - Desember 2023)

Page 67: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

53

Lampiran 4. Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan

2017-2023

Tahun No

X Y

Bulan NTP

2017

1 Jan-17 99,75

2 Feb-17 98,63

3 Mar-17 97,15

4 Apr-17 96,68

5 Mei-17 97,79

6 Jun-17 97,53

7 Jul-17 97,08

8 Agt-17 97,40

9 Sep-17 97,02

10 Okt-17 97,53

11 Nov-17 98,57

12 Des-17 99,17

2018

13 Jan-18 100,79

14 Feb-18 99,82

15 Mar-18 99,21

16 Apr-18 98,49

17 Mei-18 97,54

18 Jun-18 97,82

19 Jul-18 95,53

20 Agt-18 97,97

21 Sep-18 98,98

22 Okt-18 100,68

23 Nov-18 102,31

24 Des-18 102,25

2019

25 Jan-19 102,54

26 Feb-19 103,52

27 Mar-19 102,42

28 Apr-19 101,37

29 Mei-19 99,70

30 Jun-19 97,75

31 Jul-19 97,92

32 Agt-19 99,38

33 Sep-19 100,61

34 Okt-19 100,86

35 Nov-19 100,36

36 Des-19 100,54

2020 37 Jan-20 95,15

Page 68: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

54

38 Feb-20 95,90

39 Mar-20 95,23

40 Apr-20 96,70

41 Mei-20 96,00

42 Jun-20 96,18

43 Jul-20 95,76

44 Agt-20 95,69

45 Sep-20 96,38

46 Okt-20 96,40

47 Nov-20 96,27

48 Des-20 95,85

2021

49 Jan-21 96,79

50 Feb-21 97,23

51 Mar-21 97,87

52 Apr-21 97,77

53 Mei-21 97,80

54 Jun-21 98,14

55 Jul-21 97,51

56 Agt-21 97,64

57 Sep-21 98,38

58 Okt-21 99,25

59 Nov-21 99,44

60 Des-21 99,84

2022

61 Jan-22 97,74

62 Feb-22 97,75

63 Mar-22 97,72

64 Apr-22 97,64

65 Mei-22 97,54

66 Jun-22 97,46

67 Jul-22 97,38

68 Agt-22 97,27

69 Sep-22 97,16

70 Okt-22 97,04

71 Nov-22 96,92

72 Des-22 96,84

2023

73 Jan-23 96,77

74 Feb-23 96,76

75 Mar-23 96,72

76 Apr-23 96,66

77 Mei-23 96,58

78 Jun-23 96,46

Page 69: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

55

79 Jul-23 96,35

80 Agt-23 96,15

81 Sep-23 96,02

82 Okt-23 95,92

83 Nov-23 95,87

84 Des-23 95,89

Page 70: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

56

Lampiran 5. Summary Output Peramalan NTP Tanaman Pangan di Sulawesi

Selatan SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,409926906

R Square 0,168040068 Adjusted R Square 0,157894215 Standard Error 1,714979393

Observations 84

ANOVA

Df SS MS F Significance F Regression 1 48,71268885 48,71268885 16,56243896 0,000107778 Residual 82 241,1746541 2,941154318

Total 83 289,8873429

Coefficients Standard Error t Stat P-value Lower 95% Upper 95%

Intercept 99,26873189 0,377605722 262,8899036 9,2844E-122 98,51755382 100,01991

Bulan -0,031406788 0,007717229 -

4,069697649 0,000107778 -0,046758814 -0,016054761

Page 71: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

57

Lampiran 6. Summary Output Trend Linear NTP Tanaman Pangan di Sulawesi

Selatan SUMMARY OUTPUT

Regression Statistics

Multiple R 0,175904568

R Square 0,030942417

Adjusted R Square

0,014234528

Standard Error

2,011592424

Observations 60

ANOVA

df SS MS F

Significance

F

Regression 1 7,493981696

7,493982

1,851964

0,17881971

9

Residual 58 234,6972366

4,046504

Total 59 242,1912183

Coeffici

ents Standard Error t Stat

P-valu

e Lower 95%

Upper 95%

Lower 95,0%

Upper 95,0%

Intercept 98,98624859

0,525951918

188,204

0,00000

97,9334414

4

100,03

90557

97,9334414

4 100,0390557

Bulan

-0,0204

0706 0,014995608

-1,360

87

0,17882

-0,050

424027

0,0096099

12

-0,050

424027

0,009609912

Lampiran 7: Surat Penelitian

Page 72: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

58

Page 73: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

59

Page 74: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

60

Page 75: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

61

Page 76: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

62

Page 77: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

63

Page 78: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

64

Page 79: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

65

Page 80: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

66

Page 81: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

67

Page 82: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

68

Page 83: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

69

Page 84: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

70

Page 85: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

71

Page 86: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

72

Page 87: Analisis Trend dan Peramalan Nilai Tukar Petani Tanaman ...

73

RIWAYAT HIDUP

Ika Afrianti, lahir di Makassar pada 18 Desember 1997 dari ayah Agung dan ibu

Rusnawati. Penulis merupakan anak pertama dari dua

bersaudara. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah SDN

186 Lemahabang lulus pada tahun 2010, kemudian melanjutkan

Pendidikan di SMPN 1 Bone-Bone. Sekolah di SMAN 1 Bone –

Bone (sekarang SMAN 4 Luwu Utara) dan lulus pada tahun

2016. Pada tahun yang sama, penulis lulus seleksi masuk

program studi Agribisnis Fakultas Peranian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Selama mengikuti proses perkuliahan penulis pernah melakukan magang yang

bertempat di UPT Balai Benih Tanaman Pangan Sulawesi Selatan selama 40 hari

dan melakukan KKP (Kuliah Kerja Profesi) di kelurahan Balangtoa, kec. Binamu

kabupaten Jeneponto selama dua bulan. Tugas akhir dalam pendidikan tinggi

diselesaikan dengan menulis skripsi yang berjudul “Analisis Trend dan Peramalan

Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan di Sulawesi Selatan”