ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK iB HASANAH CARD BNI SYARIAH (Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Utara) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) Oleh : TITIN SUHARTINI 109046100047 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
117
Embed
ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK iB HASANAH CARD …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/45018/1/TITIN SUHARTINI-FSH.pdf · Yakni kartu plastik atau yang biasa dikenal
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK
iB HASANAH CARD BNI SYARIAH
(Studi Kasus Pada BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Utara)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh :
TITIN SUHARTINI
109046100047
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
ANALISIS SWOT TERHADAP PRODUK iB HASANAH CARD BNISYARJAH (STUDI KASUS BNI SYARIAH CABANG JAKARTA UTARA)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakulktas Syariah dan Hukum Untuk Meemenuhi persyaratan' Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
Titin Suhartini
Nim. 109046100047
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Nip. 1 9760 62620090.r t0 t3:\
\
KONSENTRAASI PERNBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
F'AKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435Ht2014 M
lr
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul 'oAnalisis SWOT Terhadap Produk iB Hasanah Card BNISyariah Cabang Jakarta Utara" telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 April2014.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi Syariah (SE.Sy) program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat
(Ekonomi Islam)
Panitia UjianKetua
Munaqasah
Sekretaris
DR. Euis Amalia. M.Ag.NrP. 19710701 199803 2002
Mu'min Rauf. MA.NIP. 19700416 199703 1004
M. Bukhori Muslim. Lc. MA.NrP. 197606262 20090 I 1013
Pembimbing
Penguji I Dr. Muhammad Maksum. S.Aq..MANIP. 1 97807 | 52003 I2t 007
Dr. Hj. Mesraini. M.AgNrP. 1 97602t32003 12200 t
J*qttu29 April2014
21999031014
Penguji II
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata I di Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
14 April, 2014
Titin Suhartini
iv
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan produk
hasanah card BNI Syariah dibandingkan dengan CIMB Niaga gold card, serta untuk
mengetahui apa saja kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesess), peluang
(Opportunities) dan ancaman (Threats) yang dimiliki hasnah card.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan melalui kepustakaan dan penelitian lapangan. Adapun untuk teknik
pengolahan datanya menggunakan analisis deskritptif. Proses analisis dengan cara
identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan scoring, pembobotan dan rating
masing-masing faktor, menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor
dengan bobot dan rating akan menunjukkan nilai faktor SWOT sesungguhnya,
kemudian hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-masing
pendekatan dan menghasilkan strategi terbaik dari penggabungan kedua pendekatan
tersebut.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan hasanah card dari
tahun ke tahun selalu membanggakan terbukti tiap tahun pengguna hasanah card
selalu meningkat. Analisis SWOT hasanah card adalah sebagai berikut: kekuatan
produk hasanah card BNI Syariah yaitu Sesuai dengan tuntunan syariat islam, biaya
ringan karena tidak mengguna prinsip bunga, bisa digunakan di seluruh dunia, bisa
dimanfaatkan untuk keperluan bisnis,kartu hanya bisa digunakan untuk transaksi-
transaksi yang sesuai syariah, memberikan perlindungan asuransi perjalanan,
menawarkan program home stay, tidak mendorong pola konsumtif. Sedangkan
kelemahan produk hasanah card BNI Syariah antara lain dirasa masih kurangnya
sosialisasi (pengenalan) kepada masyarakat, promo yang dilakukan oleh pihak bank
masih dianggap kurang, SDM (Sumber Daya Manusia) masih belum memadai, masih
banyak yang beranggapan hasanah card ribet. Peluang produk hasanah card BNI
Syariah antara lain Populasi masyarakat yang mayoritas muslim, besarnya potensi
masyarakat yang berminat terhadap hasanah card, memiliki jaringan yang luas,
kebijakan pemerintah yang kini berpihak kepada bank syariah, akan menjadi satu-
satunya kartu kredit berbasis syariah. Sedangkan tantangannya antara lain Sudah
beredar produk yang sejenis meskipun berbeda konsep, kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap hasanah card, budaya tidak disiplin.
Untuk mengembangkan, meningkatkan penjualan hasanah card BNI Syariah
dan mampu bersaing dengan perusahaan lain, BNI syariah harus dalam posisi
strategis yang tepat serta mempertimbangkan SDM yang professional, memperluas
jaringan, melakukan promosi dan meningkatkan pelayanan.
Kata kunci: Analisis SWOT, Kartu Kredit Syariah, Hasanah Card dan BNI Syariah.
v
KATA PENGANTAR
حيمالر الرحمن اهلل بسم
Alhamdulillahirabbil A’lamin, tiada kata yang pantas diucapkan selain rasa
syukur kehadirat Allah SWT. Dialah sumber tertinggi spirit, optimisme dan energi
bagi penulis sehingga skripsi ini dapat selesai meskipun melalui proses yang tidak
sebentar.
Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada baginda nabi muhammad
SAW yang telah berhasil mengentaskan kemiskinan umat, kemiskinan etika, moral
dan norma-norma agama. Juga para sahabat, keluarga serta tabi’in yang telah
memperjuangkan agama allah SWT dalam berbagai gelombang kehidupan, hingga
berakhir kemenangan dan kejayaan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan sebagaimana yang diharapkan. Walaupun waktu, tenaga dan pikiran
telah diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan penulis miliki, demi
terselesaikannya skripsi ini agar bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
umumnya.
Penulis sangat berterimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
penulis sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu
syarat untuk mencapai gelar sarjana ekonomi syariah. oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimaksih kepada:
vi
1. Prof. Dr. H. Amin Suma, SH, MA. MM selaku Dekan Fakultas Syariah
dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang
telah mencurahkan baktinya kepada kami, selaku mahasiswa fakultas
syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Euis Amalia, M.Ag, selaku ketua jurusan muamalat, fakultas syariah
dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Mu’min Rauf M.Ag, selaku sekertaris jurusan muamalat, fakultas syariah
dan hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. M. Bukhari Muslim, Lc, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
berkenan meluangkan waktu, mencurahkan segenap perhatian untuk
memberikan pencerahan dan pengarahan yang begitu berharga bagi
penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Para dosen Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan memberikan ilmunya
kepada penulis selama dibangku kuliah.
6. Segenap Staf Perpustakaan fakultas syariah dan hukum serta segenap staf
Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta atas fasilitas
referensi peminjaman buku sehingga membantu dalam penulisan skripsi
ini.
vii
7. Segenap staf BNI Syariah Jakarta Utara yang sudah berkenan meluangkan
waktu serta memberikan informasinya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Ayahanda dan Ibunda tercinta, H. Yusuf Sukendra dan Almh. Ibu
Tursi’ah beliau adalah cahaya hidupku, kekuatan saat lemahku,
penyemangat saat jatuhku. Terimakasih untuk doa yang tak pernah
berhenti di sepanjang pagi, siang dan malam untukku dan kucuran
keringat atas segala upaya untukku.
9. Kakak-kakakku yang selalu ku cintai dan ku banggakan, Umiyarsih,
Sugeng Pramuji Hidayat, Edi Juhaedi, Siti Aisyah dan Tati Rohayati,
adalah motivator terbaikku, terimakasih atas bantuannya dalam membiayai
kuliahku sehingga aku bisa meraih cita-citaku.
10. Muhammad Yaman Huri, lelaki baik hati sekaligus motivator, panutan dan
penyemangat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih
banyak atas segala bimbingan, pelajaran dan dukungan yang tak pernah
putus diberikan dari awal hingga akhir pembuatan skripsi ini.
Jazaakallaah khairal jazaa’
11. Sahabatku Resi Famila terimakasih banyak atas dukungan serta tenaganya
untuk bersedia mengantar penulis dalam melakukan penelitian skripsi ini.
viii
12. Sahabat-sahabat Perbankan Syariah kelas B angkatan 2009 khususnya Siiti
Aisyah, Nida Auliyani, Zulfa Suti Halwan, Santi Liani dan Nurdiyati yang
menjadi inspirasi penulis dalam membuat skripsi ini.
Ekonomi Islam sedang mengalami euforia, baik di negara berkembang,
maupun di negara maju. Hal ini ditandai dengan munculnya berbagai macam
industri keuangan dan berbagai bentuk lembaga ekonomi Islam yang tumbuh
subur di seantero jagat raya. Mulai dari Timur Tengah, kawasan Asia, maupun di
negara-negara barat pengguna kartu kredit syariah meningkat.1 Di Indonesia
ditandai dengan banyaknya bermunculan lembaga-lembaga yang menggunakan
label syariah, maka tak heran jika aktifitas lembaga keuangan di Indonesia
semakin tumbuh dengan menggunakan nama syariah, seperti Perbankan Syariah,
Asuransi Syariah, dan Pegadaian Syariah.
Salah satu yang turut meramaikan pasar „Syariah‟ di Indonesia yaitu
Perbankan Syariah yang terus bermunculan hingga saat ini. Alasan lain semakin
berkembangnya Bank Syariah di Indonesia dikarenakan Bank Syariah mampu
bertahan pada saat krisis moneter pada tahun 1997. Di sisi lain, kebutuhan
masyarakat modern yang sangat kompleks sehingga menuntut para praktisi,
regulator, dan akademisi bidang keuangan syariah untuk aktif dan kreatif dalam
1 Ganjar Hidayat, “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Kartu Kredit Syariah (Studi Tentang
Hasanah Card Bni Syariah” artikel ini di akses pada tanggal 27 maret 2013 dari http://digilib.uin
suka.ac.id/5637/
2
rangka memberikan respon terhadap perkembangan kebutuhan tersebut.2 Salah
satu kebutuhan masyarakat pada zaman modern saat ini di bidang ekonomi
adalah kebutuhan pelayanan jasa keuangan yang memberikan keamanan dan
menyediakan sejenis kredit cards syariah, yang dapat mempermudah masyarakat
dalam melakukan transaksi ekonomi.
Seiring dengan perkembangan dunia perbankan di Indonesia, bank-bank
yang ada berusaha untuk selalu meningkatkan mutu pelayanannya guna menarik
nasabah baru dan juga untuk menjaga loyalitas nasabah lama. Tidak heran jika
banyak bank mengeluarkan produk-produk baru dalam dunia perbankan sehingga
dapat meningkatkan pelayanannya yang akhirnya dapat menarik perhatian para
nasabah atau calon nasabah.3
Yakni kartu plastik atau yang biasa dikenal dengan nama kartu kredit,
merupakan produk baru yang dalam dunia perbankan di anggap mampu menarik
perhatian nasabah untuk menggunakannya. Salah satunya Bank BNI Syariah
yang telah mengeluarkan kartu kredit berbasis syariah pada tahun 2009 lalu.
Melalui produk hasanah card, BNI Syariah menjadi salah satu dari sedikit bank
syariah di Indonesia yang memberikan layanan kartu kredit syariah.4
Dibolehkannya praktek kartu kredit di Indonesia menimbulkan banyak
kontroversi dikalangan praktisi dan akademisi. Mereka yang setuju dengan
2 Hasanudin, “ Multi Akad dalam Transaksi Syariah Kontemporer pada Lembaga Keuangan
Syariah di Indonesia: Konsep dan Ketentuan ( Dhawabith) dalam Perspektif Fiqih” Artikel ini di akses
pada tanggal 21 maret dari http://www.ekonomisyariah.org/?page=artikelview&artSicle id=30/ 3 Nurafifah, “peluang dan tantangan kartu kredit syariah” artikel ini di akses pada tanggal 6 juli
adanya kartu kredit melihat bahwasannya kartu kredit dapat mempermudah
mereka dalam melakukan transaksi ekonomi serta memberikan keamanan dan
kenyamanan. Di sisi lain, bagi mereka yang menentang adanya kartu kredit,
mereka beranggapan bahwa kartu kredit merupakan simbol pemborosan,
hedonistic, dan mementingkan kemewahan, sementara Islam sangat
menganjurkan umatnya untuk hidup sederhana dan melarang pemborosan
(israf).5
Para bankir pun masih meragukan apakah syariah card sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah yang ada dalam transaksi syariah. Lebih dari itu, sebagian
pelaku bisnis bank syariah menilai bahwa dari segi manfaat syariah card sangat
kecil sekali.6 Bahkan Bank Muamalat yang sudah murni syariah pun jelas-jelas
menolak adanya kartu kredit syariah karena di anggap bertentangan dengan
hukum Islam.7
Setelah melakukan banyak pertimbangan terutama dalam
memperhatikan maslahah,8 maka DSN-MUI mengeluarkan fatwa nomor
54/DSN-MUI/X/2006 tentang diperbolehkannya Syariah Card. Adanya fatwa
Syariah Card secara tidak langsung tidak begitu saja menghapus keraguan yang
5 Irma devita, “transaksi kartu kredit syariah” artikel ini diakses pada maret 2013 dari
http://irmadevita.com/2010/transaksi-kartu-kredit-syariah. 6 agus Y, “ Danamon Syariah Tepis Kontroversi Syariah Card”. Artikel ini diakses pada maret
2013 dari http://www.goole.pkesinteraktif.com 7 Vibiznews, “kartu kredit syariah: sebuah pembeda dengan instrument konvensional”. Artikel
ini diakses pada maret 2013 dari http://stitattaqwa.com/2012/02/kartu-kredit-syariah.html 8 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam dari Masa Klasik hingga Kontemporer
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan
dalam bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan
menuju masa depan serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai
keberhasilan manajemen perusahaan dalam menjalankan misinya dan
mewujudkan visinya. Dari hasil analisis akan memetakan posisi
perusahaan terhadap lingkungan dan menyediakan pilihan strategi umum
yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam menetapkan sasaran-sasaran
perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan dari para stakeholder.
c. Tujuan Analisis SWOT
Untuk mengetahui kelemahan perusahaan dan menciptakan kelemahan
itu menjadi kekuatan, serta mencoba menghilangkan ancaman untuk
dijadikan suatu peluang, maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan
ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki
perusahaan melalui penelaahan terhadap lingkungan dan potensi sumber
daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi
organisasi yang realistik dalam mewujudkan visi dan misinya, maka tujuan
analisis SWOT adalah untuk faktor-faktor internal dan eksternal
perusahaan yang telah di analisis, dan apabila terdapat kekurangan maka
dapat disempurnakan.
24
3. Matrik Faktor Strategi Eksternal
Sebelum membuat matrik Faktor Strategi Eksternal, kita perlu
mengetahui terlebih dahulu faktor strategi ekternal (External Strategic Factor
Analysis Summery/EFAS). Beikut ini adalah cara-cara penentuan faktor
strategi eksternal (EFAS).17
a. Susunlah kolom 1 (5 sampai 10 peluang dan ancaman)
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai 1 (poor) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi yang bersangkutan. Pemberian
nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif (peluang yang semakin
besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil diberi rating +1).
Pemberian rating ancaman adalah sebaliknya. Misalnya, jika nilai
ancamannya besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya jika ancamannya
sedikit, ratingnya 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor
pembobotan untuk masing-masing faktor yang nilai bervariasi mulai dari
4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
17
Freddy rangkuty, Analisis SWOT Teknik Pembedah Kasus Bisnis, h.19
25
e. Gunakan kolom 5 untuk memberi komentar atau catatan mengapa faktor-
faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini
dapat kita gunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 2.2 Matriks EFAS18
Faktor-Faktor
Strategi Eksternal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Komentar
Peluang
Ancaman
Total 1,00
Jadi, sebelum strategi diterapkan, perencanaan strategi harus
menganalisis lingkungan eksternal untuk mengetahui berbagai peluang dan
ancaman. Masalah strategis yang akan dimonitor harus ditentukan karena
maslah ini mungkin dapat mempengaruhi perusahaan di masa yang akan
datang.
4. Matrik Faktor Strategi Internal19
Setelah faktor-faktor Strategis Internal suatu perusahaan diidentifikasi,
suatu tabeL IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary) disusun
untuk merumuskan faktor strategis internal tersebut dalam kerangka strength
dan weekness perusahaan. Tahap-tahapnya adalah:
18
Ibid, h.19 19
Freddy rangkuty, Analisis SWOT Teknik Pembedah Kasus Bisnis, h.20
26
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan
perusahaan dalam kolom.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 0,1
(paling penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-
faktor terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) samapi 1 (poor) berdasarkan
pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan.
Variabel yang bersifat positif (semua variabel yang termasuk kategori
kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai dengan +4 (sangat baik)
dengan membandingkannya rata-rata industri atau denga pesaing utama.
Sedangkan untuk variabel yang bersifat negatif, kebalikannya. Contohnya
jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandngkan rata-rata industri,
nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan dibawah rata-
rata industri, nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 kalikan bobot
pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan pada kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0
(outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
27
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa
faktor-faktor tertentu dipilih dan bagaimana skor pembobotannya
dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total
skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan
lainnya dalam kelompok industri yang sama.
Tabel 2.3 Matriks IFAS
Faktor-faktor Strategi
Internal
Bobot Rating Bobot x
Rating
Komentar
Kekuatan
Kelemahan
Total 1,00
Melalui Kuadran Pearce dan Robinson (1998) memberikan empat
kemungkinan posisi yang ditempati oleh suatu organisasi.
28
Gambar 2.1 Kuadran Pearce dan Robinson20
Kuadran I (stretegi SO)
a. Merupakan situasi yang sangat menguntungkan
b. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat
memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal.
c. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah prima dan mantap
sehingga pertumbuhan yang agresif
Progresif artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, membesar pertumbuhan dan
meraih kemajuan secara maksimal.
20
Siti Muyasari, Analisis SWOT terhadap Produk Unit Link (Studi pada PT Asuransi Takaful
Keluarga, 2010, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. h. 73
Berbagai
Peluang
Kelemahan
Internal
Kekuatan
Internal
Berbagai
Ancaman
Kuadran III
(-,+) Ubah Strategi.
Kuadran I
(+,+) Progresif
Kuadran IV
(_ ,_) Strategi Bertahan
Kuadran II
(+ , -) Diversifikasi Strategi
29
Kuadran II (ST):
a. Meskipun menghadapi berbagai macam ancaman, perusahaan ini masih
memiliki kekuatan dari segi internal.
b. Perusahaan pada posisi seperti ini dapat menggunakan kekuatannya untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang.
c. Dilakukan melalui penggunaan strategi diversifikasi produk atau pasar.
Diversifikasi artinya perusahaan dalam kondisi mantap namun
menghadapi sejumlah tantangan berat, sehingga diperkirakan roda organisasi
akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada
strategi sebelumya. Oleh karena itu organisasi disarankan untuk segera
memperbanyak ragam strategi teknisnya.
Kuadran III (WO) :
a. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang besar tetapi sumberdaya
lemah.
b. Karena itu dapat memanfaatkan peluang tersebut secara optimal.
c. Fokus strategi perusahaan pada posisi ini ialah meminimalkan kendala-
kendala internal perusahaan.
Ubah strategi artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi
sebelumnya, strategi lama sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada
sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
Kuadran IV (WT):
a. Merupakan kondisi yang srba tidak menguntungkan.
30
b. Perusahaan menghadapi berbagai ancaman eksternal sementara
sumberdaya yang dimiliki banyak kelemahan.
c. Strategi yang diambil Defensif, Penciutan atau Likuidasi.21
Strategi bertahan artinya kondisi internal organisasi yang lemah yang
akan dihadapkan pada situasi eksternal yang sulit, menyebabkan organisasi
berada pada pilihan dramatis. Karena itu organissi disarankan untuk
menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak
semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri.
B. Kartu Kredit Syariah
1. Pengertian Kartu Kredit Syariah
Syariah berasal dari kata شرع yang berarti syariat, ajaran, Undang-
Undang dan hukum.22
Syariah juga berarti jalan yang ditempuh atau garis
yang mesti dilalui. Secara Terminology, definisi Syariah adalah peraturan-
peraturan dan hukum yang telah digariskan oleh Allah atau telah digariskan
pokok-pokoknya dan dibebankan kepada kaum Muslimin supaya
mematuhinya, supaya Syariah ini diambil oleh orang Islam sebagai
penghubung diantaranya dengan Allah dan diantaranya dengan Manusia. Jadi
singkatnya, syariah itu berisi peraturan dan hukum-hukum yang menentukan
garis hidup yang harus dilalui oleh seorang Muslim. 23
21
Siti Muyasari, Analisis SWOT terhadap Produk Unit Link (Studi pada PT Asuransi Takaful Keluarga, 2010, Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta. h. 78
22 Munir Baalbaki dan Rohi Baalbak, Kamus al-Maurid, (Surabaya: Halim Jaya, 2006), h. 509
23 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2004), h. 7
31
Sedangkan yang dimaksud dengan Syariah Card adalah kartu yang
berfungsi seperti (berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak
berdasarkan prinsip syariah.24
Berdasarkan fatwa DSN No. 54/ DSN-
MUI/X/2006 yang dimaksud dengan Kartu Kredit Syariah (Syariah Card)
adalah Kartu yang berfungsi sebagai kartu kredit yang hubungan hukum
(berdasarkan sistem yang sudah ada) antara para pihak berdasarkan prinsip
syariah sebagaimana diatur dalam fatwa..
Hasanah Card adalah kartu pembiayaan yang menggunakan prinsip
syariah dan bertujuan untuk memudahkan sistem pembayaran serta sebagai
jaminan atas setiap transaksi pembelian barang dan jasa. Hasanah card adalah
kartu berbasis syariah yang berfungsi sebagai kartu kredit sehingga diterima
diseluruh tempat bertanda mastercard dan semua ATM yang bertanda
Cirrus.25
Walaupun berdasarkan definisi di atas Syariah Card berfungsi sebagai
kartu kredit, tetapi pada Syariah Card tidak memberlakukan sistem bunga
yang identik dengan riba. Oleh karenanya, pada Syariah Card menggunakan
mekanisme akad yang berdasarkan prinsip syariah. Di dalam syariah card juga
terdapat ketentuan tentang batasan (Dhawabith Wa Hudud)26
, yakni tidak
menimbulkan riba, tidak digunakan untuk transaksi yang tidak sesuai dengan
24
Fatwa DSN No 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card, h. 1 25
Ibid. 26
Prof. Dr.Shalah ash-Shawi & Prof Dr. Abdullah al-Mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan Islam,
(Jakarta: Darul Haq, 2008) h. 300
32
syariah, tidak mendorong pengeluaran berlebihan (Ishraf), pemegang kartu
(Card Holder) harus memiliki kemampuan finansial untuk melunasi pada
waktunya dan tidak memberikan fasilitas yang bertentangan dengan prinsip
syariah.27
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya fungsi
Syariah Card sama dengan Kartu Kredit. Walaupun demikian, antara Syariah
Card dengan Kartu Kredit terdapat perbedaan yang mendasar, yakni pada
Kartu Kredit menetapkan bunga atas pinjaman yang diberikan beserta
transaksi yang berkaitan dengan penggunaan kartu kredit tersebut, tetapi pada
Syariah Card hubungan transaksi berdasarkan akad, yaitu akad Kafalah,
Qardh, dan Ijarah dengan menetapkan bagi hasil atas pinjaman yang diberikan
kepada nasabah.28
Menurut Wahbah Zuhaili umat Islam boleh menggunakan Kartu
Kredit yang tidak berbasis bunga, namun bila terpaksa atau tuntutan
memaksanya menggunakan kartu kredit yang berbasis bunga maka demi
kemudahan transaksi boleh menggunakan kartu kredit tersebut dengan
keyakinan penuh dapat membayar utang dan komitmen untuk melunasi tepat
waktu sebelum jatuh tempo agar tidak membayar bunga.29
27
artikel ini di akses pada tanggal 2 Desember 2014 pukul 20.12 dari http://BNI Hasanah Card Tentang BNI Hasanah Card_files/blank.htm
28
Rahmawati, Analisis Akad dan Aplikasi Produk Hasanah Card pada Unit Usaha Syariah PT BNI (Persero), Tbk Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010
29
Een Kurniati, Manajemen Resiko pada Produk Hasanah Card (Study Kasus pada PT BNI Syariah), Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010, h. 38
33
2. Akad-akad Kartu Kredit Syariah
a. Akad Kafalah
1). Pengertian Kafalah
Kafalah (Guaranty) adalah jaminan (Al-Dhaman), beban
(Hamalah), atau tanggungan (Za‟amah)30
yang diberikan oleh
penanggung (Kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kwajiban pihak
kedua atau yang ditanggung (Makful). Kafalah juga dapat berarti
mengalihkan tanggung jawab seseorang yang dijamin dengan berpegang
pada tanggung jawab orang lain sebagai penjamin. Atas jasanya penjamin
dapat meminta imbalan tertentu dari orang yang dijamin.
Jadi, secara singkat kafalah berarti mengalihkan tanggung jawab
seseorang kepada orang lain dengan imbalan.31
2). Rukun dan Syarat Kafalah
Rukun dari akad kafalah yang harus terpenuhi dalam transaksi ada
beberapa hal, yaitu:
a) Pelaku akad, yaitu kafil (penanggung) adalah pihak yang menjamin
dan makful (ditanggung), adalah pihak yang menjamin.dengan syarat
kafil harus baligh, berakal, tidak dalam keadaan sakit keras, tidak
terpaksa, harus merdeka.
b) Objek akad, yaitu makful alaih (tertanggung) adalah objek
30
Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 117-118 31
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) h. 105
34
penjaminan, objek akad harus jelas dan.
c) Shighah, yaitu ijab dan qabul.
shighah kafalah bisa dengan setiap laafal yang mengandung arti
tanggungan atau iltizam, seperti: saya tanggung dan saya jamin.32
Sedangkan syarat – syarat dari akad kafalah, yaitu:
a) Tidak bertentangan dengan syariat Islam.33
b) objek akad jelas dan dapat dijaminkan.
3). Landasan Hukum Alquran dan Hadits
a). Al-Quran
Dasar hukum untuk akad memberi kepercayaan ini dapat dipelajari
dalam Al-Quran Surat Yusuf: 72
Artinya: “Kami menjawab kami kehilangan piala raja, dan siapa yang
dapat mengembalikannya akan memperoleh (bahan makanan
seberat) beban unta, dan aku jamin itu”
b). Hadits:
Artinya: “Telah dihadapkan kepada Rasulullah SAW, jenazah seorang
laki-laki untuk dishalatkan. Rasulullah SAW bertanya
„Apakah dia mempunyai hutang? Sahabat menjawab. „tidak‟ ,
32
Ahmad Wardi Muslich, Fiqih Muamalat, (Jakarta: Amzah, 2010), h. 437 33
Ibid, h. 106
35
maka beliau menshalatkannya, kemudian dihadapkan lagi
jenazah lainnya, Rasulullah pun bertanya,apakah ia
mempunyai hutang?‟ “ya‟ Rasulullah berkata, “ shalatkanlah
temanmu itu”,beliau sendiri tidak mau menshalatkannya, lalu
abu qatadah berkata, “ saya menjamin hutangnya ya
rasulullah”, maka rasulullah pun menshalatkan jenazah
tersebut.”34
4). Macam – Macam Kafalah35
a) Kafalah Bin-Nafs
Kafalah Bin-Nafs merupakan akad memberikan jaminan atas diri
(Personal Guarante). Sebagai contoh, dalam praktik perbankan untuk
bentuk kafalah Bin-Nafs adalah seorang nasabah yang mendapat
pembiayaan dengan jaminan nama baik dan ketokohan seseorang atau
pemuka masyarakat. Walaupun bank secara fisik tidak memegang
barang apapun, tetapi bank berharap tokoh tersebut dapat
mengusahakan pembayaran ketika nasabah yang dibiayai mengalami
kesulitan.
b) Kafalah Bit-Tamsil
Jenis kafalah ini biasa dilakukan untuk menjamin
pengembalian atas barang yang disewa, pada masa waktu sewa
berakhir. Jenis pemberian jaminan ini dapat dilaksanakan oleh bank
untuk kepentingan nasabahnya dalam bentuk kerja sama dengan
perusahaan penyewaan (Leasing Company). Jaminan pembayaran bagi
34
Ibn Ismail Al-Bukhori, shahih bukhari, hadist ke-2295, h.253 35
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, h. 105
36
bank dapat berupa deposito/ tabungan dan bank dapat membebankan
uang jasa (Fee) kepada nasabah itu. 36
Gambar 2.2
Skema Jasa Kafalah37
JAMINAN KEWAJIBAN
b. Akad Qard
1) Pengertian Qard
Qard adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih
atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa
mengharapkan imbalan. Dalam literatur Fikih Klasik, Qard dikategorikan
dalam Akad Tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi
komersial.38
36
Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2010) Cet Ke -1 h. 124 37
Ibid, h. 125 38
Ahmad Asy-Syarbasi, Al-mu‟jam Al-Iqtishad Al-Islami, (Beirut: Dar Alamil Kutub, 1987);
Sayyid Sabiq, Fiqih Al-Sunnah, (Beirut: Darul Kitab Al-Arabi, 1987), Cet. VIII, Vol. III, h. 163
PENANGGUNG
(Lembaga)
TERTANGGUNG
(Jasa/Objek)
DITANGGUNG
(Nasabah)
37
2) Rukun dan Syarat Qard39
Rukun dari akad qard atau qardul hasan yang harus dipenuhi
dalam transaksi ada beberapa:
a) Pelaku akad, yaitu muqtaridh (peminjam), pihak yang membutuhkan
dana, dan muqridh (Pemberi Pinjaman), pihak yang memiliki dana.
b) Objek akad, yaitu qard (dana).
c) Tujuan, yaitu „iwad atau counter Value berupa pinjaman tanpa
imbalan, dan
d) Shighah, yaitu ijab dan qabul.
Sedangkan syarat dari akad qard atau qardhul hasan yang harus dipenuhi
dalam transaksi, yaitu:
a) Kerelaan dua belah pihak; dan
b) Dana digunakan untuk sesuatu yang bermanfaat dan halal.
3) Landasan Hukum Qard40
Transaksi Qard diperbolehkan oleh para ulama berdasarkan Hadits
Riwayat Ibnu Majjah dan Ijma‟ Ulama. Sesungguhnya demikian. Allah SWT
mengajarkan kepada kita agar meminjamkan sesuatu bagi “Agama Allah”
a) Al-Quran
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Hadiid: 11
39
Muhammad syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani
Press, 2010) Cet. Ke-1 h. 130 40
Ibid, h. 132
38
Artinya: “Barang siapa meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman
yang baik, maka Allah akan mengembalikannya berlipat-ganda
untuknya, dan baginya pahala yang mulia”.
b) Hadits:
Artinya: “Ibnu Mas‟ud meriwayatkan bahwa nasi saw bersabda, bukanlah
seorang muslim (mereka) yang meminjamkan muslim (lainnya)
dua kali kecuali yang satunya adalah yang (senilai) sedekah.
Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Qardh41
Perjanjian Qardh
Tenaga Kerja Modal 100%
100% Kembali Modal
41
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah dan Deskripsi Dana Ilustrasi, Edisis
Ketiga (Yogyakarta: Ekonisia, 2008), h. 85
PROYEK/USAHA
KEUNTUNGAN
NASABAH BANK
39
c. Akad ijarah
1) Pengertian Ijarah
Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa,
melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan
kepemilikan (ownership/ milkiyyah) atas barang itu sendiri.
2) Rukun dan Syarat Ijarah42
Rukun dari akad ijarah yang harus dipenuhi dalam transaksi ada
beberapa, yaitu:
a) Pelaku akad, yaitu musta‟jir (penyewa) adalah pihak yang menyewa
aset, dan mu‟jir/muajir (pemilik) adalah pihak pemilik yang
menyewakan aset.
b) Objek akad, yaitu ma‟jur (aset yang disewakan), dan ujrah (harga
sewa); dan.
c) Shighah, yaitu ijab dan qabul.
Sedangkan syarat yang harus terpenuhi dalam akad ijarah, yaitu:
a) Kedua belah pihak harus mempunyai kemampuan, yaitu berakal dab
dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
b) Jika salah satu pihak anak kecil atau orang gila maka akadnya di
anggap tidak sah.
42
Op. Cit, Muhammad syafi‟I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, h.133
40
3) Landasan Hukum Ijarah43
a) Al-Quran
Firman Allah SWT dalam QS. Al-Baqarah: 233
Artinya: “Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua
tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan
kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan
cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari
kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena
ananknyadan jangan pula seorang ayah (menderita) karena
anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila
keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan
permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa antara
keduanya. Dan jika kamu menyusukan anakmu kepada orang lain,
maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara
yang patut. Bertakwalah kepada allah dn ketahuilah bahwa allah
maha melihat apa yang kamu kerjakan”.
b) Hadits:
43
Ibid. 134
41
Artinya: “Dari Ibnu Umar, Ia berkata: Telah bersabda Rasulallah SAW, “ Berilah kepada seseorang buruh upahnya sebelum kering peluhnya”. (HR Ibnu Majah)”
Gambar 2.4 Skema Al-Ijarah.44
B. Milik
3. Sewa Beli
A. Milik
1. Pesan Objek Sewa
2. Beli Objek Sewa
3. Pihak – Pihak yang Terkait dalam Kartu Kredit Syariah
Syariah card dalam transaksinya melibatkan berbagai pihak yang satu
sama lain terkait perjanjian, baik mengenai hak maupun kewajibannya. Adapun
para pihak yang terkait dalam sistem kerja sama syariah card, yakni penerbit kartu
(Mushdir Al- Bithaqah), pemegang kartu (Hamil Al – Bithaqah), dan penerima
kartu (Merchant, Tajir atau Qabil Al- Bithaqah).45
Penerbit kartu (Mushdir Al- Bithaqah) atau disebut juga Issuer Bank
memiliki hak untuk menagih pembayaran dari pemegang kartu atau card holder
serta mempunyai kewajiban melakukan pembayaran kepada merchant.46
44
Ibid. h. 89 45
Fatwa DSN No 54/DSN-MUI/X/2006 Tentang Syariah Card, h. 1 46
JohanesIbrahim, Kartu Kredit dan Dilematis antara Kontrak dan Kejahatan, (Bandung: RefikaAditama,2004), h. 22
Penjulal
Suplier
Nasabah Objek
Sewa
Bank Syariah
42
Pemegang kartu (Hamil Al- Bithaqah) atau disebut juga Card Holder
adalah seseorang yang telah diberi kepercayaan oleh pihak penerbit kartu untuk
menggunakan kartu dalam melakukan transaksi dengan merchant yang telah
ditetapkan oleh pihak penerbit.47
Penerima kartu (Merchant, Tajir atau Qabil Al- Bithaqah) adalah
seseorang atau perusahaan yang melakukan kerjasama dengan bank penerbit kartu
dalam menerima kartu sebagai pembayaran atas transaksi barang atau jasa yang
dijualnya, sesuai dengan ketentuan – ketentuan yang telah disepakati dalam
perjanjian kerjasama.48
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa syariah card, seperti kartu
kredit, terdapat 3 (tiga) pihak terkait dalam sistem kerjanya, yaitu penerbit kartu
(Mushdir Al- Bithaqah), pemegang kartu (Hamil Al- Bithaqah), dan penerima
kartu (Merchant, Tajir atau Qabil Al- Bithaqah).49
4. Perbedaan Kartu Kredit Syariah dengan Kartu Kredit Konvensional
Yang membedakan antara kartu kredit syariah (Hasanah Card) dengan
kartu kredit konvensional dapat dilihat dari delapan aspek, yaitu:
a. Dasar Hukum
Pada kartu kredit syariah, yang menjadi dasar hukum adalah Undang-
Undang Perbankan, Undang-Undang Perbankan Syariah, dan Fatwa Dewan
47 Abu sulaiman, abdul wahab Ibrahim, Banking Cards Syariah: Kartu Kredit dan Debit dalam
Perspektif Fiqih, (jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2006), h. 30
48
Kasmir SE, MM., Bank & Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,
2002), h. 319
49
Prof. Dr.Shalah ash-Shawi & Prof Dr. Abdullah al-Mushlih, Fikih Ekonomi Keuangan
Islam,h 301
43
Syariah Nasional. Sedangkan, pada kartu kredit konvensional yang menjadi
dasar hukum hanya Undang-Undang Perbankan.
b. Penerbit
Yang menjadi penerbit kartu kredit syariah adalah bank syariah, yaitu
PT Bank BNI Syariah yang bekerja sama dengan Divisi BSK. Sedangkan yang
menjadi penerbit kartu kredit konvensional adalah bank konvensional, yaitu PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Sentra Bisnis Kartu.
c. Provider
Provider merupakan suatu lembaga yang merupakan pemilik lisensi
kartu perbankan. Provider ini tidak menerbitkan kartu kredit, tetapi lembaga
ini bekerja sama dengan penerbit kartu kredit, misalnyan pihak perbankan.
Dalam kartu kredit syariah, yang menjadi provider adalah MasterCard,
sedangkan pada kartu kredit konvensional yang menjadi provider adalah
MasterCard dan Visa.
d. Perjanjian
Perjanjian yang digunakan dalam kartu kredit syariah yaitu berdasarkan
pada akad kafalah, qardh, dan ijarah. Sedangkan pada kartu kredit
konvensional, perjanjian yang digunakan adalah berdasar pada bunga.
e. Ketentuan Penggunaan
Dalam kartu kredit syariah, ketentuan penggunaannya dibatasi, yaitu
hanya untuk transaksi yang sesuai dengan syariah. Sedangkan dalam kartu
kredit konvensional, penggunaannya tidak dibatasi.
44
f. Pendapatan Bank
Pendapatan yang diperoleh bank dari kartu kredit syariah adalah annual
Nomor : Un,A7 / F4 / PP.0t.1/ 53g$/2013Lamp : 1 (satu) Berkas ProposalHal : Mohon Kesediaan menjadi pembimbing Skripsi
Jakarta, 19 Luli 2013 tul
10 Ramadhan 1434 H
Yang I'erhormit,M. Bukhori lUuslim, Lc, MADosen F'akultas Svariah dan I-{ukurn UIN Jakarta
Assn l n ruu a la ikt r t t t rLttt rahnr n t u lI ah utsh n ruka h t I t
Pimpinan Fakultas svariah dan Hukum ulN syarif Hidayatullah Jakartamengharapkan kesediaan saudara untuk menjadi pembimbing skripsi mahasisr.r,a:Nama : Titin SuhartiniNllvl : 109046100047Prodi/Konsentrasi : MuamalaVperbankan Syariah
Judul Skripsi : "Analisis SWOT Terhadap Produk iB Hasanah Card BNI Syariah
Beberapa hal y"ang dapat dipertinrbangkan aclalalr sebagai berikut:l. 'l-opik bahasan dan olrl lirtr: dimana perlu dapat ctiadakar.r perubahap dan
penyemPurnaan:' l'eknik penulisan slrpava merujuk kepada buku "Peciornan Pentrlisan Skripsi
Fakultas svariah darr Huk.m LIIN svarif Hiclayatulrah Jakarta"
Demikia.lah atas kesediaan saudara kami ucapkan terima kasih.
Wcssalnnwnlnikt
Ketua Programr ahma tull ahi wabarakatuh
lat {Ekonomi Islam)
Tembusan
Disampaikan dengan hormat kepada:l. Kasubag Akademik & Kemahasiswaan Fakultas syariah dan Hukum2. sekretaris Program studi lv{uamalat Fakultas syariah dan Hukum3. Arsip
-7,-/Dr. Euis ANrP. 1971
Il?lea
Daftar Pertanyaan
Nama : Kaharuddin Yasin
Hari/ Tanggal : kamis/ 19 desember 2013
Tempat : Kantor BNI Syariah
Pertanyaan
1. Bagaimana latar belakang diluncurkannya produk hasanah card bni syariah?
Jawaban: karena diantara perbankan syariah pada waktu itu hanya baru satu
bank yang mengeluarkan kartu kredit syariah yaitu bank danamon dengan
nama dirham card. Tetapi produk itu masih samar-samar terdengar
syariahnya. Sehingga BNI Syariah mengadakan lomba untuk menciptakan
kartu kredit kemudian terpilih dengan nama hasanah card.
2. Kapan mulai di luncurkannya produk hasanah card?
Jawaban: hasanah card diluncurkan pada awal februari 2009 bersamaan
dengan Festival Ekonomi Syariah (FES). Penerbitan hasanah card berdasarkan
fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 54/DSN-MUI/X/2006 mengenai
syariah card.
3. Apakah dalam mensosialisasikan hasanah card, BNI Syariah menjalin kerja
sama dengan pihak lain?
Jawaban: biasanya BNI Syariah masuk ke instansi-instansi seperti
departemen, BUMN, rumah sakit. Dan untuk lebih mengenal maka hasanah
card masuk ke pameran-pameran.
4. Berapa jumlah nasabah hasanah card saat ini?
Jawaban: jumlah nasabah hasanah card sudah mencapai puluhan ribu, tahun
ini saja ditargetkan sekitar 50 ribu namun Alhamdulillah sudah melebihi
target.
5. Bagaimana perkembangan hasanah card dari awal diluncurkan hingga saat
ini?
Jawaban: dari tahun ketahun hasanah card semakin meningkat dikarenakan
banyak peminatnya ditambah lagi hasanah card tidak memakai bunga.
6. Apa harapan kedepannya dalam mengembangkan hasanah card?
Jawaban: dengan menciptakan produk-produk baru dengan cara menjalin
kerjasama dan bergabung dengan waralaba yang kemudian kita jual melalui
catalog, dan sekarang bergabung dengan Samsung dan waralaba kebab.
7. Apakah nasabah akan diberi denda apabila nasabah tidak mampu membayar
pada saat jatuh tempo?
Jawaban: bagi nasabah yang tidak mampu membayar pada saat jatuh tempo
maka akan dikenakan monthly fee. Tetapi denda itu akan dikenakan setelah
satu bulan kemudian.
8. Apakah nasabah akan diberi bonus apabila mampu melunasi sebelum jatuh
tempo?
Jawaban: bagi nasabah yang mampu melunasi sebelum jatuh tempo tidak akan
mendapatkan bonus sama sekali.
9. Bagaimana langkah kedepan dalam mensosialisasikan produk hasanah card
sehingga mampu bersaing dengan bank syariah lain?
Jawaban: untuk mampu bersaing dengan bank syariah lain maka BNI Syariah
memperbanyak kerjasama dengan pasar swalayan, alfamart, indomaret, tip
top, Carrefour dll. Dan bekerjasama dengan visa card dan mastercard yang
membuat hasanah card lebih baik.
10. Apa saja kelebihan produk hasanah card?
Jawaban: kelebihan yang dimiliki hasnah card yaitu Sesuai dengan tuntunan
syariat islam, Biaya ringan karena tidak mengguna prinsip bunga, Bisa
digunakan di seluruh dunia, Bisa dimanfaatkan untuk keperluan bisnis, kartu
hanya bisa digunakan untuk transaksi-transaksi yang sesuai syariah,
Memberikan perlindungan asuransi perjalanan, Menawarkan program home
stay, Tidak mendorong pola konsumtif.
11. Apa saja yang menjadi kelemahan dari hasanah card?
Jawaban: kelemahan atau kekurangan hasanah card yaitu Adanya bank islam
yang mengeluarkan kartu kredit syariah yang sama, Masih banyak orang yang
belum mengerti akad, SDM (sumber daya manusia) masih belum
memadai,Masih banyak yang beranggapan hasanah card ribet.
12. Apa saja kendala yang dihadapi produk hasanah card?
Jawaban: ancaman atau kendala yang dihadapi hasanah card yaitu Sudah
beredar produk yang sejenis meskipun berbeda konsep, Kurangnya
pemahaman masyarakat terhadap hasanah card,Budaya tidak disiplin.
13. Apa saja peluang yang dimiliki produk hasanah card?
Jawaban: peluang yang dimiliki hasanah card yaitu Populasi masyarakat yang
mayoritas muslim, Besarnya potensi masyarakat yang berminat terhadap
hasanah card, Memiliki jaringan yang luas, Kebijakan pemerintah yang kini
berpihak kepada bank syariah, Akan menjadi satu-satunya kartu kredit