Top Banner
i PENGARUH PEMBIAYAAN PRODUKTIF PADA PEGADAIAN SYARIAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN NASABAH ( Studi Pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren ) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi salah satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh : DANIA DEWI 203046101684 Dibawah Bimbingan Pembimbing I Pembimbing II Drs. Husni Thoyyar, M Ag Fahmi M. Ahmadi, S Ag M. Si NIP. 150 050 919 NIP. 150 326 914 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/ 2008 M
87

DANIA DEWI-FSH.pdf

Dec 31, 2016

Download

Documents

phamanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: DANIA DEWI-FSH.pdf

i

PENGARUH PEMBIAYAAN PRODUKTIF PADA PEGADAIAN SYARIAH

TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN NASABAH

( Studi Pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren )

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi salah satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)

Oleh :

DANIA DEWI 203046101684

Dibawah Bimbingan

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Husni Thoyyar, M Ag Fahmi M. Ahmadi, S Ag M. Si

NIP. 150 050 919 NIP. 150 326 914

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAH (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429 H/ 2008 M

Page 2: DANIA DEWI-FSH.pdf

ii

الرحمن الرحيمبسم اهللا

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan kita

nikmat iman dan nikmat islam dan dengan segala rahmat-NYA dan Pertolongan-

NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul : “

Pengaruh Pembiayaan Produktif Pada Pegadaian Syariah Terhadap Peningkatan

Pendapatan Nasabah “.

Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih

jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki

sangat terbatas, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritik serta tanggapan

dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini.

Skripsi yang telah penulis selesaikan ini merupakan salah satu dari banyaknya

nikmat yang telah diberikan. Terselesainnya skripsi ini tak lepas dari bantuan

berbagai pihak dan diatas segalanya adalah ALLAH SWT. Oleh karena itu ucapan

terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang semoga

selalu dikasihi oleh ALLAH SWT.

1. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Syaibun Babe dan Ibunda

Rubiah yang telah memberikan dukungan dan do’a yang tidak pernah

sedikitpun terlupakan dan sangat besar dan berarti bagi penulis, baik

dukungan moril maupun materil sehigga penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik.

Page 3: DANIA DEWI-FSH.pdf

iii

2. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak

Prof. Dr. Amin Suma, SH, MA, MM, beserta pembantu dekan, baik sebagai

parat birokrasi maupun sebagai pribadi, terima kasih yang sebesar-besarnya

atas segala bantuan yang diberikan.

3. Ibu Eis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Azharuddin Lathif, yang

telah banyak membantu penulis dalam menentukan judul dan dalam

penyelesaian hal-hal administratif dan nasehat nasehat yang sangat berharga.

4. Bapak Drs. Husni Thoyyar, M.ag, dan Bapak Fahmi M. Ahmadi, S.ag, M.Si,

selaku pembimbing yang telah sabar membimbing, memberikan arahan dan

meluangkan waktunya kepada penulis sehingga skripsi ini selesai.

5. Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah UIN Syarif

Hisayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis menyebutkan satu persatu yang

telah banyak memberikan peranan dalam memberikan pembelajaran.

6. Pimpinan dan seluruh staf karyawan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan

Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas

untuk studi kepustakaan.

7. Pimpinan serta seluruh pegawai pada pegadaian syariah cab. Pondok Aren

yang telah sangat membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Untuk adik-adik ku tersayang Nurul Akmal,Wikha Mutya Dewi, Dina Fatma

Dinanti dan seluruh keluarga besar ku yang telah banyak membantu dan

Page 4: DANIA DEWI-FSH.pdf

iv

ikut2an pusing serta doa yang cukup besar bagi penulis dalam pembuatan

skripsi ini.

9. Teman-teman ku seperjuangan Alumni DH angkatan ke VII, Syukron ,Wahyu

, Hafiz, Arizan, Intan dan Jokep yang selalu memberikan motivasi dan

dorongan sehingga terselesaikan skripsi ini, dan tak pernah akan terlupakan

atas kebaikan mereka semua.

10. Sahabat-sahabatku PS B, Lia, Pieta, Uni Ami, Ely Eboy, Rani, Via, Rahma,

Fitri, Yuni, Herni, Acho, Tompul, Atuy, Che-che, Jakwan, Julai, Musa, Kirul,

Sofyan, Husni, Andi, Mamat, Arie, Andra, Fairuz, Iden, b’Nasrul terima kasih

atas kebersamaannya selama ini kita kuliah dan menjalin persahabatan bahkan

persaudaraan dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman ku SEMARI (Ncung, rudi, Agus, Hanif,Oki dll) seperjuangan

dalam menuntut ilmu di jalan Illahi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

12. Sahabat-sahabat IKAPDH tercinta dan anak2 DH yang ganteng2 (Ulum

Rese’,Rijal, Fi’i, Feni, Alsa, Sadar, Sabo, Samsul, Mas Ar, Okta, Bali bawel,

Bayu, dll) dan yang Cute (Lu2k, Ta2, Ely, Bedah, Jefi, Kasih, Re2,Ti2n,

Umy, Ida, li2s,Tilah, Iil, Li2k, Arin, mineh , Duta dan lainnya yang tidak bisa

saya sebut satu persatu, yang pasti ucapan terimakasih banyak atas doa dan

motivasinya yang membuata penulis bersemangat dalam penulisan skripsi ini.

Page 5: DANIA DEWI-FSH.pdf

v

13. Abang ku “Erdiansyah” tersayang, terimakasih atas segala perhatian,

motivasi, waktu dan kasih sayangnya selama ini yang selalu setia

mendampingi penulis dan siap membantu dalam mencari data dari awal

sampai akhir penulisan skripsi ini.

14. Teman-teman kosan ku yang kocak Mileh (Mila Jamileh), Irma dan Cika yang

selalu membantu meminjamkan buku-buku dan dukungannya kepada penulis

sampai skripsi ini terselesaikan, mudah-mudahan kita wisudanya bareng yach

15. Abang-abangku yang baik hati dan tidak sombong b’ Syarif, b’ Ilham Saputra,

b’ Daniel dan b’ Ncek, b’ Supri, meskipun mereka jauh dari penulis tetapi

selalu memberikan bantuan, perhatian dan dukungan kepada penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini, terima kasih yang sebesar-besarnya.

Mudah-mudahan atas segala bantuan serta budi baik yang penulis

terima selama menjalani pendidikan mendapatkan ridho dari ALLAh SWT.

Akhir kata semoga skripsi ini sidikit dapat memberikan sumbangan fikiran

dan saran untuk perkembangan dalam pendidikan.

Penulis sangat menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan

dalam penulisan skripsi ini, oleh karena itu penulis sangat mengaharapkan

saran dan kritik yang konstruktif agar lebih baik lagi. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi semua pihak amin………………

Jakarta 21 April 2008-04-21

Penulis

Page 6: DANIA DEWI-FSH.pdf

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................i

KATA PENGANTAR………………………………………………………..…….ii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..…....vi

DAFTAR TABEL……………………………………………………………..…....ix

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..…....x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………….…..…….……1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah…………….……..…….…9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian……………………….…...……10

D. Kajian Pustaka…………………………………………...……..11

E. Metode Penelitian………………………………..………….….12

F. Sistematika Penulisan…………………………………...……...21

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Produktif…………………………………..………22

B. Pegadaian Syariah………………………………………………24

1. Pengertian Pegadaian Syariah………………………………..24

2. Landasan Hukum…………………………………………….26

Page 7: DANIA DEWI-FSH.pdf

vii

3. Rukun Gadai Syariah………………………………………...28

4. Syarat Gadai………...…………………………………….....29

5. Mekanisme Operasional Gadai Syariah……………………..31

6. Ketentuan Pelaksanaan Gadai Dalam Islam …..…….......…..33

BAB III GAMBARAN UMUM PEGADAIAN SYARIAH PONDOK

AREN

A. Sejarah Singkat Berdirinya…………………………………......40

B. Visi dan Misi ……………………..……………………………42

C. Struktur Organisasi………………….……………………....….43

D. Operasional Pegadaian Syariah Cabang Pondok Aren Tangerang

..…………………………………………………………….…..44

E. Resiko Usaha……………………………….………..……..…..49

BAB IV ANALISA PEMBIAYAAN PRODUKTIF PADA PEGADAIAN

SYARIAH TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN

NASABAH.

A. Gambaran Umum Responden………………………………….51

1. Deskriptif Karakteristik Responden…………………….….51

2. Analisis Statistik Deskriptif………………………………..57

3. Pengujian Hipotesis………………………………………..71

B. Interpretasi Data………………………………………....……..78

Page 8: DANIA DEWI-FSH.pdf

viii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………..…………..79

B. Saran-saran………………………………………………..…...81

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...83

Page 9: DANIA DEWI-FSH.pdf

ix

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

4.1 Output Hasil SPSS Korelasi 71 4.2 Output Hasil SPSS Model Summary 72 4.3 Output Hasil SPSS Coeffisients 73 4.4 Output Hasil SPSS Wilcoxon Signed Rank Test 76 4.5 Output Hasil SPSS Wilcoxon Test Statistik 77

Page 10: DANIA DEWI-FSH.pdf

x

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 51 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 52 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Jenis pekerjaan 53 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Usaha Perdagangan dan Pertanian 54 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan Nasabah Perbulan 55 4.6 Identitas Responden Berdasarkan Barang Yang Digadaikan 56 4.7 Persepsi Nasabah Terhadap Barang Yang Digadaikan Untuk Mendapatkan

Pembiayaan 57 4.8 Persepsi Nasabah Terhadap Jangka Waktu Yang Diberikan Pegadaian 58 4.9 Persepsi Nasabah Terhadap Pengaruh Pembiayaan Pada Tingkat Produktifitas

Usaha 59 4.10 Persepsi Nasabah Terhadap Pengaruh Pembiayaan Pada Tingkat Efektifitas

waktu 60 4.11 Persepsi Nasabah Terhadap Pengaruh Pembiayaan Pada Pegadaian Syariah 61 4.12 Persepsi Nasabah Terhadap Pengaruh Pembiayaan Produktif Terhadap

Usaha 62 4.13 Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Pelayanan Pada Pegadaian Syariah 63 4.14 Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Keamanan Pada Pegadaian Syariah 64 4.15 Persepsi Nasabah Terhadap Jaminan yang Diberikan Terhadap Pinjaman 65 4.16 Persepsi Nasabah Pembiayaan Produktif Terhadap Produksi 66 4.17 Persepsi Nasabah Pembiayaan Produktif Terhadap Perencanaan 67 4.18 Persepsi Nasabah Pembiayaan Produktif Terhadap Distribusi 68 4.19 Persepsi Nasabah Sebelum Melakukan Pembiayaan Produktif 69 4.20 Persepsi Nasabah Setelah Melakukan Pembiayaan Produktif 70 4.21 Normal P-Plot Of Regression Standardize Residual 75

Page 11: DANIA DEWI-FSH.pdf

xi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Krisis moneter dan keuangan yang dialami Indonesia dalam beberapa

tahun ini telah mendorong banyak pihak, termasuk para pelaku ekonomi untuk

menengok keuangan syariah sebagai alternatif lembaga keuangan yang

berdasarkan sistem ekonomi Islam semakin marak di Indonesia, semakin antusias

masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah. Hal ini merupakan fenomena

menarik, karena pada saat ini sudah saatnya umat Islam yang telah menyadari

akan pentingnya kehidupan yang sesuai dengan syariah yaitu kehidupan yang

terhindar dari maysir, gharar,riba.

Perkembangan tersebut cukup menggembirakan apalagi ditandai dengan

keberadaan UU. No.7/1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan

undang-undang No.10/1998;1 dimana ditegaskan bahwa sistem perbankan

syariah ditempatkan sebagai bagian dari sistem perbankan nasional, yang mana

saat itu perbankan syariah sudah berkembang dan bank konvensional boleh

membuka cabang syariah, dan semua ketentuan pelaksanaan baik berupa

peraturan pemerintah, keputusan Menteri Keuangan maupun surat Bank

Indonesia. Salah satu lembaga keuangan yang pertama kali didirikan yang sesuai

1 Bank Indonesia, Booklet Perbankan Indonesia 2006, (Jakarta,2006)

Page 12: DANIA DEWI-FSH.pdf

xii

dengan prinsip syariah adalah BMI (Bank Muamalat Indonesia), ini menjadi cikal

bakal terhadap pendirian lembaga keuangan syariah lainnya.

Lembaga keuangan syariah di Indonesia mencapai puncaknya dan

tergolong cepat dalam proses perkembangannya, alasannya karena adanya

keyakinan kuat di kalangan masyarakat muslim bahwa perbankan konvensional

itu mengandung unsur riba yang dilarang oleh agama Islam.2

Imam Fahruddin al-Razi (1220 M) bisa dibilang sebagai seorang ekonom

awal yang menjelaskan pelarangan riba dari aspek ekonomi. Imam Razi

menjelaskan alasan pelarangan riba. Pertama karena riba berarti mengambil harta

peminjam secara tidak adil. Kedua, dengan riba, seseorang akan malas bekerja

dan berbisnis karena dapat duduk tenang sambil menungu uangnya berbunga.

Ketiga, riba akan merendahkan martabat manusia karena untuk memenuhi hasrat

dunianya seseorang tidak segan-segan meminjam dengan bunga tinggi walau

akhirnya dikejar-kejar penagih hutang. Keempat, riba akan membuat yang kaya

bertambah kaya dan miskin bertambah miskin. Kelima, riba jelas-jelas dilarang

oleh Alquran dan Sunnah.3 Sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT

yang berbunyi:

2 Zainul Arifin. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta, Al vabet, 2002) h. 7 3Adiwarman A. Karim, Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer. (Jakarta,Gema Insani,

2001) h. 71

Page 13: DANIA DEWI-FSH.pdf

xiii

Artinya: “ Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa Riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Baqarah: 278)

Ternyata dari sekian banyak sistem ekonomi yang ada hanya sistem

ekonomi Islam yang mampu memberikan jalan yang lurus dan adil, karena

ekonomi Islam meletakkan pondasinya atas dasar tauhid, untuk segala sesuatunya

dikembalikan kepada Allah SWT yang mengharap ridha-Nya. Untuk membangun

sebagai dasar dan ideologi, Islam menekankan pada masalah moralitas dan

keadilan dengan pendidikan moral, setiap individu dilatih untuk patuh terhadap

sistem yang telah ditentukan. Oleh karena itulah, prinsip moral dan undang-

undang (al-Quran dan Hadits) merupakan pondasi/pilar dalam ekonomi Islam.

Ditengah berkembangnya lembaga-lembaga keuangan syariah tersebut

hendaknya kita tidak mengabaikan lembaga keuangan lainnya yaitu pegadaian.

Perum pegadaian sebagai salah satu lembaga non bank yang menangani usaha

jasa gadai merupakan sarana masyarakat terutama di kota-kota kecil di Indonesia.

Disamping pencairan dana yang mudah terbilang cepat, pegadaian juga tidak

meminta persyaratan yang menyulitkan dalam meminta dana, cukup dengan

membawa barang jaminan yang bernilai ekonomis, masyarakat sudah bisa

mendapatkan dana untuk memenuhi kebutuhannya baik produktif maupun

konsumtif. Pemberian gadai pada dasarnya adalah suatu jaminan dalam hal

Page 14: DANIA DEWI-FSH.pdf

xiv

pelaksanaan suatu prestasi yang akan diberikan oleh nasabah untuk masa yang

akan datang.4

Masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah muslim, yang menghendaki

diterapkannya prinsip-prinsip syariah Islam dalam berbagai transaksi muamalah

sebagai untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.5Adapun landasan hukum

Pegadaian syariah atau sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-quran surat

Al-Baqarah ayat 283 yang berbunyi :

⌧ ⌧ ⌦

☺ ☺

⌦ ☺ ☺

Artinya : “ Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu melaksanakan muamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang menghutangkan), maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat (utangnya) dan hendaknya ia bertakwa kepada Allah SWT” (QS. Al-Baqarah (2) : 283).

4Bank Muamalat Institute, Perbankan Syariah Perspektif Praktisi. (Jakarta: 1999) h.126. 5 Umar Chapra, Islam dan Pembangunan Ekonomi, (Jakarta: Gema Insani Press dan Tazkia

Institute), Cet. Ke-1, h. 8.

Page 15: DANIA DEWI-FSH.pdf

xv

Selanjutnya pegadaian milik pemerintah tetap diberi fasilitas monopoli

atas kegiatan pegadaian di Indonesia. Dinas pegadaian mengalami beberapa kali

bentuk badan hukum sehingga akhirnya pada tahun 1990 menjadi perusahaan

umum. Pada tahun 1960 Dinas Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Negara

(PN) Pegadaian. Pada tahun 1969 Perusahaan Negara Pegadaian diubah menjadi

Perusahaan Negara Jawatan (Perjan) Pegadaian, dan pada tahun 1990 menjadi

Perusahaan Umum (Perum) Pegadaian melalui Peraturan pemerintah No. 10

tahun 1990 tanggal 10 April 1990.6

Berdirinya pegadaian syariah berawal pada tahun 1998 ketika beberapa

general manager melakukan studi banding ke Malaysia. Setelah melakukan studi

banding, mulai melakukan penggodokan rencana pendirian pegadaian syariah,

tetapi ketika itu ada sedikit masalah internal sehingga hasil studi itu pun hanya

ditumpuk. Pada tahun 2002 mulai diterapkannya sistem pegadaian syariah dan

pada tahun 2003 pegadaian syariah resmi dioperasikan dan pegadaian cabang

Dewi Sartika menjadi kantor cabang pegadaian pertama yang menerapkan sistem

pegadaian syariah. Kemudian disusul dengan pembukaan cabang-cabang

pegadaian syariah yang lain.

Kehadiran pegadaian syariah memberi warna tersendiri bagi

perekonomian nasional. Sejak kehadirannya tiga tahun yang lalu, pegadaian

6Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Adipura, 2003), Cet.

Ke-1, h. 157.

Page 16: DANIA DEWI-FSH.pdf

xvi

syariah kini telah menjadi alternatif baru masyarakat untuk memperoleh dana

cepat.7

Di kawasan Cinere, Pegadaian Syariah yang berlokasi di JL. Karang

Tengah Raya, Lebak Bulus, pertumbuhan Pegadaian Syariah terbilang melesat

cukup pesat sejak cabang tersebut dibuka tahun tahun 2004 lalu. Dari target omzet

Rp5 miliar pada tahun lalu, ternyata omzet yang tercapai Rp10,5 miliar.

Sementara di Depok, Jawa Barat, Cabang pegadaian di kota tersebut juga

mengalami peningkatan yang sangat membanggakan. Setiap bulan omzet kantor

meningkat 20 hingga 30%. Respon masyarakat juga sangat baik, bahkan setiap

hari ada penambahan 10 nasabah baru, yang sebelumnya belum pernah atau

mengenal pegadaian.”

Perum Pegadaian kini terus mengembangkan sayap bisnis syariahnya.

Setelah sukses mengembangkan dengan membuka kantor khusus Pegadaian

Syariah dibeberapa tempat, kini dalam waktu dekat akan segera diluncurkan

produk pembiayaan baru berbasis syariah (Ar-Rum) khusus untuk Usaha Mikro

dan Kecil (UMK).

Untuk tahap awal, pegadaian menargetkan pembiayaan yang bisa

disalurkan melalui produk Ar Rum ini sekitar Rp 100 miliar, dengan plafon antara

Rp. 1 juta hingga Rp 50 juta. Pegadaian syariah harus merespon kebutuhan

masyarakat yang menginginkan adanya transaksi secara syariah tersebut dengan

7 Majalah Wirausaha dan Keuangan, (Jakarta: 2006) Cet. Ke-38, h. 41.

Page 17: DANIA DEWI-FSH.pdf

xvii

produk-produk yang tepat. Berdasarkan kinerja di lapangan, seluruh cabang

Pegadaian Syariah di semua daerah mengalami pertumbuhan yang signifikan.

Sebagai gambaran, tahun 2005 konstribusi laba Pegadaian Syariah

terhadap perusahaan telah mencapai Rp 30 miliar, dan tahun 2006 di prediksi laba

sebesar Rp 40 juta miliar dapat tercapai. Untuk memberikan rasa aman bagi

nasabah pegadaian syariah, bahwa dana pembiayaan yang digunakan juga sumber

dari lembaga syariah.8

Pegadaian syariah tidak menekankan pada pemberian bunga dari barang

yang digadaikan. Meski tanpa bunga pegadaian syariah tetap mendapatkan

keuntungan seperti yang sudah diatur oleh Dewan Syariah Nasional, yaitu

memberlakukan biaya pemeliharaan dari barang yang digadaikan, barang dihitung

dari nilai barang yang bukan dari jumlah pinjaman. Sedangkan pada pegadaian

konvensional, biaya yang harus dibayar sejumlah dari yang dipinjamkan.

Dalam Islam, gadai merupakan salah satu kategori dari perjanjian hutang

piutang yang aman untuk suatu kepercayaan dari orang berpiutang, maka orang

yang berhutang menggadaikan barangnya sebagai jaminan terhadap hutangnya

itu. Barang jaminan tetap menjadi milik orang yang menggadaikan tetapi dikuasai

oleh penerima gadai. Gadai mempunyai nilai sosial yang sangat tinggi dan

dilakukan secara suka rela atas dasar tolong menolong.

Bagi perum pegadaian, yang paling penting ditingkatkan adalah pelayanan

kepada masyarakat agar selalu mendahulukan kepentingan para nasabah yang

8 Wasis Djuhar, Majalah Wirausaha dan Keuangan, (Jakarta: 2006), Cet. Ke-38, h. 42.

Page 18: DANIA DEWI-FSH.pdf

xviii

memerlukan pertolongan, dengan begitu nasabah akan merasa puas dan senang

untuk datang guna mendapatkan jasa dari pegadaian tersebut. Sehingga visi dan

misi dari perum pegadaian dapat tercapai. Pada hakikatnya sistem gadai pada saat

ini merupakan suatu jenis muamalah yang pernah dipraktekkan oleh Rasulullah,

yang disebut dengan istilah Ar-rahn (gadai), ketika itu Nabi melakukan transaksi

gadai pada saat beliau berada di Madinah dan tidak mempunyai uang tunai untuk

membeli gandum, maka praktek yang dilakukannya adalah dengan cara

mengadaikan baju besi beliau kepada orang yahudi untuk dijadikan jaminan akan

hutangnya.9

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui pegadaian

syariah dapat mensejahterakan nasabah adalah melalui pembiayaan produktif dan

kinerja karyawan bagi usaha menengah ke bawah. Dengan hal ini kita dapat

mengetahui apakah nasabah yang menggunakan pegadaian syariah ini, usaha

mereka semakin meningkat dan dapat membantu usahanya semakin maju dengan

produk yang telah diberikan atau ditawarkan oleh perum pegadaian. Suatu

perusahaaan yang bergerak dibidang apapun akan dikatakan berhasil adalah

apabila perusahaan tersebut dapat memberikan sesuatu kegiatan pembelian dan

atau penggunaan jasa yang sesuai dengan keinginan kebutuhan nasabah sehingga

mereka merasa puas dengan pelayanan dari perusahaan tersebut, sehingga akan

mengakibatkan peningkatan terhadap pendapatan.

9 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), Cet. Ke-1, h. 253.

Page 19: DANIA DEWI-FSH.pdf

xix

Oleh karena itu, agar dapat menilai keberhasilan dari kegiatan pegadaian

syariah dalam hal mensejahterakan nasabah melalui pembiayaan produktif, maka

diperlukan adanya suatu perbandingan dengan cabang pegadaian konvensional

yang memiliki usia yang sama. Sehingga diharapkan dapat memperoleh suatu

kesimpulan yang memberikan gambaran terhadap kemajuan dan perkembangan

pegadaian syariah dalam rangka peningkatan kesejahteraan melalui pembiayaan

produktif.

B. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu kiranya penulis membatasi objek

yang dikaji dalam skripsi ini agar tidak terjadi ditorsi pemahaman. Adapun

pembatasan masalah dalam skripsi ini dengan rumusan masalahnya adalah

sebagai berikut :

1. Rumusan Masalah

a. Bagaimana gambaran tingkat pembiayaan produktif para nasabah yang

telah menggunakan pegadaian syariah?

b. Apa tolak ukur pegadaian syariah terhadap tingkat pembiayaan produktif

para nasabah?

c. Bagaimana pengaruh pembiayaan produktif pada pegadaian syariah

terhadap peningkatan pendapatan nasabah?

Page 20: DANIA DEWI-FSH.pdf

xx

2. Pembatasan Masalah

a. Pada penelitian ini dibahas tentang pembiayaan produktifitas pada

penggadaian syariah terhadap peningkatan pendapatan nasabah.

b. Responden pada penelitian ini adalah nasabah penggadaian di lembaga

Perum Pegadaian Syariah Pondok Aren.

c. Objek yang di teliti pada penelitian ini lembaga Perum Pegadaian Syariah

Pondok Aren.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana gambaran tingkat pembiayaan produktif

nasabah yang telah menggunakan pegadaian syariah..

b. Untuk mengetahui tolak ukur pegadaian syariah terhadap tingkat

pembiayaan produktif para nasabah.

c. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan produktif pada pegadaian syriah

terhadap pendapatan nasabah.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi pemerintah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pemerintah,

khususnya DEPAG dan sosial dalam menentukan kebijakan.

b. Bagi lembaga pengadaian syariah

Page 21: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxi

Agar lembaga ini lebih melihat nasabah dan menjadikan nasabah sebagai

mitra kerja yang saling menguntungkan dan sesuai dengan syariat islam.

c. Bagi Masyarakat

Memberikan acuan yang jelas bagi masyarakat mengenai usaha jasa gadai

syariah sebagai alternatif untuk menghindari masyarakat dari sistem riba.

d. Bagi mahasiswa

Diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih terhadap pentingnya

penerapan pembiayaan produktif pada pegadaian syariah.

D. Kajian Pustaka

Berdasarkan telaah yang sudah dilakukan terhadap beberapa sumber,

kepustakaan, penulis meliput bahwa apa yang merupakan masalah pokok

penelitian ini tampaknya sangat penting dan prospektif, karena penelitian tentang

Pengaruh Pembiayaan Produktif Pada Pegadaian Syariah Terhadap Peningkatan

Pendapatan Nasabah sangatlah penting agar dalam memberikan pembiayaan

produktif kepada nasabah tidak mengalami masalah.

Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulis ini adalah :

1. Pada tahun 2005 telah ditulis skripsi atas nama Maimunah dengan judul

pengaruh biaya promosi terhadap peningkatan pendapatan Pegadaian

Syariah. Dalam penulisan tersebut membahas pelaksanaan promosi dan

konsep biaya promosi pada pegadaian syariah dan pegadaian konvensional

Page 22: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxii

akan tetapi tidak membahas tentang pengaruh pembiayaan produktif

terhadap peningkatan pendapatan nasabah.

2. Pada tahun 2005 juga telah ditulis skripsi atas nama Tuti Alawiyah dengan

judul preferensi dan prilaku nasabah dan pelayanan serta sistem operasional

pegadaian syariah. Dalam penulisan tersebut membahas tentang preferensi

dan prilaku nasabah dan pelayanan serta sistem operasional pegadaian

syariah. Tetapi tidak membahas tentang pelaksanaan atau aplikasi

pembiayaan produktif pada pegadaian syariah.

Namun, dalam penelitian ini berbeda dengan kedua penelitian yang ada di

atas yaitu pada penelitian ini akan membahas tentang pengaruh pembiayaan

produktif pada pegadaian syariah terhadap peningkatan pendapatan nasabah

kendala-kendalanya maupun aplikasinya pada pegadaian syariah.

Sedangkan pegadaian syariah salah satu cara untuk mempercepat pinjam-

meminjam dengan memberikan suatu jaminan. Dengan adanya jaminan tersebut

si pemberi pinjaman tidak takut atau khawatir karena keinginan si peminjam.

Apabila si peminjam ingkar maka jaminan tersebut menjadi alat pelunasan

hutang.

E. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian.

Jenis penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah jenis

penelitian kuantitatif, yaitu penulis menggambarkan permasalahan yang didasari

Page 23: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxiii

pada data yang ada berupa angka-angka, kemudian dianalisa lebih lanjut untuk

kemudian diambil kesimpulan.

2. Sumber Data.

Sumber data yang dibutuhkan dalam penulis dalam penyusunan skripsi

ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data adalah:

a. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden.

Responden ini adalah nasabah Pegadaian Syariah Pondok Aren. Penulis

mendapatkan informasi yang diinginkan dengan cara mengajukan kuesioner

atau daftar pertanyaan berupa angket yang mana setiap pertanyaan sudah

disediakan jawaban untuk dipilih (disediakan tempat untuk mengisi

jawabannya).

b. Data Sekunder

Penulis menggunakan data sekunder yang diperoleh dari:

1) Buku-buku metode penelitian, statistik dengan dan SPSS.

2) Buku-buku Perbankan Syariah dan Ekonomi Islam, khususnya yang

mengenai tentang gadai.

3) Buku-buku mengenai Pembiayaan Produktif.

4) Brosur-brosur, majalah, koran yang memuat artikel-artikel yang

mengenai pegadaian syariah.

5) Sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini.

3. Populasi dan Teknik Pengembalian Sampel.

Page 24: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxiv

a. Populasi dalam penelitian ini adalah mencakup nasabah pegadaian syariah

Pondok Aren, dengan jumlah nasabahnya sebanyak 537 orang. Akan tetapi

didalam penelitian ini penulis hanya mengambil nasabah yang

menggunakan jasa pegadaian syariah pada pembiayaan produktif yaitu

perdagangan dan pertanian dengan jumlah 78 orang.

Adapun cara untuk menghitung jumlah sampel yang harus diambil dengan

rumus slovin :10

2)(1 eNNn

+=

Dimana :

n = Sampel

N = Populasi

e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran

ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel).

b. Teknik Pengambilan Sampel.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik probabilty sampling (random sampling) teknik

pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

10 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif Teori dan

Aplikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), h. 137.

Page 25: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxv

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Pegadaian Syariah Cab. Pondok Aren Jl. Ceger

Raya 11A Jurangmangu Timur – Tangerang. Yang dilaksanakan pada bulan

Agustus 2007-Januari 2008, dan penulis melakukan penelitian dengan cara

menyebarkan angket kepada para nasabah yang telah menggunakan pegadaian

syariah.

5. Penentuan Variabel

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan.dalam

penelitian, variabel merupakan suatu konsep yang memiliki variasi nilai.

Dalam penelitian ini digunakan 2 variabel yang memungkinkan akan

membentuk dalam menyelesaikan masalah. Adapun variabel-variabel tersebut

adalah:

a. Pembiayaan produktif (X) yang didalamnya terdiri dari modal kerja dan

pembiayaan investasi, merupakan sebagai variabel yang mempengaruhi

variabel yang lain

b. Pendapatan (Y), sebagai variabel yang tidak bebas atau dipengaruhi oleh

variabel lain.

X Y

Pembiayaan Produktif

Pendapatan

Page 26: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxvi

6. Hipotesa

Hipotesa tidak lain adalah jawaban sementara yang digunakan penulis

dalam penelitian yang sebenarnya masih harus diuji kembali. Hipotesa bisa

saja benar dan bisa saja salah, hipotesa ini akan diuji oleh penulis sendiri

sehingga dapat suatu kesimpulan apakah hipotesa tersebut dapat diterima atau

ditolak. Dugaan penulis terhadap penelitian ini adalah ada hubungan antara X

dan Y, yaitu hubungan positif artinya apabila pembiayaan produktif besar,

maka tingkat pendapatan meningkat. Untuk menguji ada tidaknya korelasi

antara X dan Y, penulis mengunakan teori regresi sederhana.

Jika berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka hipotesa dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Ha : Ada pengaruh antara pembiayaan produktif (X) terhadap pendapatan

(Y).

2. Ho: Tidak ada pengaruh antara pembiayaan produktif (X) terhadap

pendapatan (Y).

7. Pendekatan Penelitian

Pada penelitian ini memakai kuantitatif dan statistik inferensial

parametrik. Maksud dari pada pendekatan kuantitatif adalah bahwa penelitian

ini banyak menggunakan data yang berupa angka-angka yang dapat

menggambarkan objek penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan

memakai alat statistik inferensial parametrik adalah karena penelitan ini

Page 27: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxvii

menggunakan sampel yang representatif untuk mewakili populasi dengan

memakai skala interval.

8. Teknik Pengumpulan Data.

Teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang lengkap dalam

penelitian ini adalah teknik angket (kuesioner). Teknik angket (kuesioner)

merupakan suatu pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan

daftar pertanyaan/pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan

respon atas daftar pertanyaan tersebut/daftar pertanyaan/pertanyaan dapat

bersifat terbuka jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya sedangkan bersifat

tertutup jika alternatif-alternatif jawaban yang telah disediakan.11

Jenis informasi yang diharapkan dapat diperoleh dari kuesioner

terstruktur ini adalah mengenai pembiayaan produktif terhadap peningkatan

pendapatan nasabah. Tipe pertanyaan yang akan diberikan kepada responden

untuk memilih salah satu jawaban atau lebih dari sekian banyak jawaban

(alternatif) yang sudah disediakan.12

9. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah deskriptif yang menampilkan data dengan tabel, frekuensi dan modus.

Kemudian teknik analisa data dari penelitian ini menggunakan analisa regresi

(pengaruh), menganalisa apakah antara variabel X dan Y saling

11 Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2004), Cet. Ke-6, h. 49-50. 12 Sutrisno Hadi, Metode Research. (Yogyakarta: Andi, 2004), Cet. Ke-2, h. 181.

Page 28: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxviii

mempengaruhi atau tidak. Metode analisa dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut metode kuantitatif, adalah metode untuk menganalisa angka-angka

yang ditujukkan oleh data serta menganalisa korelasi antara hubungan

variabel dan alat ukur yang ada. Dalam mengukur korelasi maka penulis

menggunakan korelasi ditulis dengan rumus:13

])(][)([))((

2222 yynxxnyxxynrxy

∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan :

Nilai r = -1 atau mendekati -1, maka korelasi antara variabel x dan variabel y

tersebut sempurna (kuat sekali) dan negatif.

Nilai r = 0 maka korelasi antara variabel x dan variabel y tersebut adalah

lemah (tidak ada hubungan).

Nilai r = +1 atau mendekati +1, maka korelasi antara variabel x dan variabel y

tersebut adalah sempurna (kuat sekali) dan positif.

Dimana :

r = Besarnya korelasi/hubungan antara x (pembiayaan produktif) dengan y

(pendapatan).

n = Jumlah sampel

x = Pembiayaan produktif

y = Pendapatan

13 Bilson Simamora, Panduan Riset Prilaku Konsumen, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama, Anggota IKAPI, 2002), h. 65.

Page 29: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxix

hasil koefisien korelasi juga dihitung dengan menggunakan SPSS

Untuk mengetahui arah hubungan antara dua variabel ditunjukkan oleh

tanda (+) dan negatif (-) yang terdapat pada koefisien korelasi, apabila

korelasi (r) bertanda minus (-) menunjukkan hubungan yang negatif dan

sebaliknya apabila korelasi (r) bertanda positif (+) maka hubungan yang

ditunjukkan adalah positif (+). Nilai r bertujuan untuk menentukan keeratan

hubungan atau korelasi antar variabel tersebut, besaran nilai r mengandung

arti sebagai berikut :14

< 0,20 artinya korelasi lemah sekali

0,21 sampai 0,40 artinya korelasi lemah

0,41 sampai 0,70 artinya korelasi cukup kuat

0,71 sampai 0,90 artinya korelasi kuat

0,91 sampai 1,00 artinya korelasi sangat kuat sekali.

Kemudian penulis mengunakan metode analisis regresi linier

sederhana. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:15

Y = a + bx

Keterangan:

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.

a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

14 Jonathan Sarwono, Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS, (Yogyakarta: C.V Andi

Offset, 2006), Cet. Ke-1, h. 166. 15 Riduwan dan Sunarto, Pengantar Statistika untuk Penelitian pendidikan, Sosial, Ekonomi,

Komunikasi, dan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2007), Cet. Ke-1, h. 97.

Page 30: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxx

b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan

ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel

independen. Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan.

x = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.

Untuk menguji apakah hal tersebut nyata atau tidak, dapat

menggunakan uji t untuk mengetahui hubungan masing-masing independen

terhadap variabel dependen secara individu dengan menggunakan tingkat

signifikansi 0,005.16

Hipotesis :

Ho : b1 = 0, tidak ada pengaruh antara pembiayaan produktif (x) terhadap

pendapatan (y).

Ha : b1 ≠ 0, terdapat pengaruh antara pembiayan produktif (x) terhadap

pendapatan (y).

Dengan mengambil keputusan :

a. Membandingkan statistik t-hitung dengan statistik t-tabel.

Statistik t-hitung < statistik t-tabel, maka Ho diterima.

Statistik t-hitung > statistik t-tabel, maka Ho ditolak.

b. Berdasarkan probabilitas :

Jika probabilitas > 0,005 maka Ho diterima

Jika probabilitas < 0,005 maka Ho ditolak

16 Imam Ghazali, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, (Semarang: Badan

Penerbit Universitas Diponegoro, 2002), h. 45.

Page 31: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxxi

10. Pedoman Penulisan Skripsi

Dalam teknik penulisan dan pedoman yang digunakan oleh penulisan

disesuaikan dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah pada buku pedoman

skripsi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

diterbitkan UIN Jakarta Press, 2007.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi yang merupakan laporan hasil

penelitian, terdiri dari :

BAB I : Pendahuluan, yang didalamnya membahas latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

kajian pustaka, kerangka teori, Metode penelitian dan Sistematika

Penulisan.

BAB II : Landasan teori, yang meliputi pengertian pembiayaan produktif, dan

pengertian pegadaian syariah meliputi landasan hukum, rukun gadai

syariah, syarat gadai, mekanisme operasional dan pelaksanaan gadai

dalam islam

BAB III : Gambaran Umum Perum Pegadaian Syariah, yang diawali dengan

sejarah perkembangannya, visi, misi dan slogan usaha syariah,

susunan direksi, dewan pengawas dan jeneral manajer, struktur

organisasi dan resiko usaha

Page 32: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxxii

BAB IV : Analisa Pelaksanaan Pembiayaan Produktif Pada Pegadaian Syariah

terhadap peningkatan pendapatan nasabah, meliputi gambaran umum

responden, deskriptif karakteristik responden, analisis statistik

deskriptif yang didalamnya tentang persepsi nasabah terhadap

pengaruh pembiayaan produktif dan pendapatan, pengujian hipotesis

dan interpretasi data.

BAB V : Penutup, meliputi kesimpulan dan saran-saran.

Page 33: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxxiii

BAB II

LANDASAN TEORI

16. Pembiayaan Produktif

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, biaya disebutkan sebagai uang yang

dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dsb) sesuatu; ongkos;

belanja; pengeluaran; misal: … sekolahnya ditanggung oleh kakaknya; … hidup

di Jakarta sangat tinggi.17

Dalam kamus perbankan, yang dimaksud dengan biaya adalah

pengeluaran atau pengorbanan yang tak terhindarkan untuk mendapatkan barang

atau jasa dengan tujuan memperoleh maslahat; pengeluaran untuk kegiatan,

tujuan atau waktu tertentu, seperti ongkos pengiriman, pengepakan dan penjualan

dimaksudkan untuk memperoleh penghasilan; dalam laporan laba rugi

perusahaan, komponen biaya merupakan pengurangan dari pendapatan,

pengertian biaya berbeda dengan beban. Semuanya biaya adalah beban, tetapi

tidak semua beban adalah biaya ( cost; expense).18

Pengertian pembiayaan menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun 1998 pasal 1 ayat (12) adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”.19 Pada bank konvensional kegiatan pembiayaan dikenal dengan istilah kredit. Pengertian kredit menurut undang-undang perbankan nomor 10 tahun

17 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 146. 18 Bank Indonesia, Kamus Perbankan, (1999), Cet. Ke-1. 19 Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 (Jakarta: Sinar Grafika, 2001), Cet. Ke-1 h. 10.

Page 34: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxxiv

1998 pasal 1 ayat (11) adalah “penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.20

Pembiayaan atau financing, yaitu pembiayaan yang diberikan oleh suatu

pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik

dilakukan sendiri maupun lembaga.21

Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan modal kerja dimana pembiyaan

ini digunakan untuk keperluan (a) meningkatkan produksi baik secara kualitatif

maupun kuantitatif dalam menjalankan operasionalnya. Contohnya pembiayaan

modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku dan biaya-biaya lainnya yang

terkait dengan proses produksi dan (b) pembiayaan modal kerja untuk

perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.22

Lembaga pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan

pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal dengan secara

langsung dari masyarakat. Sedangkan perusahaan pembiayaan (finance company)

adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk melakukan kegiatan yang

termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan.23

Melihat lingkup bidang usaha perusahaan pembiayaan yang jenisnya

beragam tersebut maka perusahaan pembiayaan yang melakukan lebih dari satu

20 Ibid. 21 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta, UPP AMP YKPN,

2002), h. 17 22 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank dari Teori dan Praktek, (Jakarta, Gema Insani Press, 2001),

Cet. Ke-1, h. 160. 23 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, (Jakarta: Penerbit FEUI, 2001), Cet. Ke-2, h.

282.

Page 35: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxxv

kegiatan sering pula disebut multi finance company. Selanjutnya dengan

keputusan Menteri Keuangan No. 1256/KMK.00/1989 tanggal 18 November

1089 bidang usaha perdagangan surat berharga dikeluarkan dari lingkup usaha

lembaga pembiayaan karena kegiatan terebut sangat terkait dengan kegiatan di

bidang pasar modal sehigga pengaturan dan pembinaan kegiatan perusahaan

perdangan surat berharga atau perusahaan efek tersebut dialihkan kepada

Bapepam sebagai otoritas pasar modal.24

A. Pegadaian Syariah

1. Pengertian Gadai

Gadai adalah jaminan barang yang dapat dijual sebagai jaminan hutang,

dan kelak (nantinya) dapat dijual membayar hutang, jika yang hutang tidak

mampu membayar hutangnya karena kesulitan. Karena itu tidak boleh

menggadaikan barang wakaf.25

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP) pasal 1150 disebutkan: “Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang yang berhutang atau oleh orang lain atas namanya, dan yang memberikan kekuasaan kepada si berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainnya, dengan kekecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya mana harus didahulukan.”26

24 Ibid. 25 Moh Rifai, Konsep Perbankan Syariah (Semarang: CV. Wicaksana, 2002), h. 89. 26 Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: Pradnya

Paramita, 2004), Cet. Ke-34, h. 297.

Page 36: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxxvi

Perusahaan Umum Pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di

Indonesia yang secara resmi mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan

lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana ke

masyarakat atas dasar hukum gadai seperti dimaksud dalam kitab Undang-

Undang perdata pasal 1150 diatas. Tugas pokoknya adalah memberikan pinjaman

kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh

kegiatan lembaga keuangan informal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan

dana mendesak dari masyarakat.27

Menurut Bahasa, gadai (al-Rahn), berarti al-tsubut dan al-habs yaitu

penetapan dan penahanan. Ada pula yang menjelaskan bahwa rahn adalah

terkurung atau terjerat.28 Sedangkan menurut syara’ artinya Akad yang objeknya

menahan harga terhadap sesuatu hak yang mungkin diperoleh bayaran dengan

sempurna darinya.29 Dalam definisinya rahn adalah barang yang digadaikan,

rahin adalah orang menggadaikan, sedangkan murtahin adalah orang yang

memberikan pinjaman.

Adapun pengertian rahn menurut Imam Ibnu Qudhamah dalam kitab Al-

Mughni adalah sesuatu benda yang yang dijadikan kepercayaan dari suatu utang

untuk dipenuhi dari harganya, apabila yang berutang tidak sanggup membayarnya

dari orang yang yang berpiutang. Sedangkan Imam Abu Zakaria Al-Anshary,

27 Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia), Cet ke-2, h.

156 28 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-1, h. 105 29 Ibid.

Page 37: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxxvii

dalam kitabnya Fathul Wahab, mendefinisikan rahn adalah menjadikan benda

yang bersifat harta benda sebagai kepercayaan dari suatu yang dapat dibayarkan

dari harta benda itu bila utang tidak dibayar.30

Secara umum pengertian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan

barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang

dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara

nasabah dan lembaga gadai.31

2. Landasan Hukum

a. Al-Quran

أمن فإن مقبوضة فرهان آاتبا تجدوا ولم سفر على آنتم وإن تكتموا ولا ربه الله وليتق أمانته اؤتمن الذي فليؤد بعضا بعضكم عليم تعملون بما والله قلبه ءاثم فإنه يكتمها ومن الشهادة

Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan kamu melaksanakan muamalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dapat dijadikan sebagai pegangan (oleh yang mengutangkan), tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian lain, maka hendaklah yang dipercaya itu menunaikan amanat (utangnya) dan hendaknya ia bertaqwa kepada Allah SWT. (QS. Al-Baqarah (2): 283).

Ayat di atas menjelaskan bolehnya memberi barang tanggungan

sebagai jaminan pinjaman, atau dengan kata lain menggadai, walau dalam

ayat ini dikaitkan dengan perjalanan, tetapi itu bukan berarti bahwa

30 Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah, (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003), h. 51. 31 Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta, Raja Grafido Persada), h.246

Page 38: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxxviii

menggadaikan hanya dibenarkan dalam perjalanan. Nabi SAW, pernah

menggadaikan perisai beliau kepada seorang Yahudi, padahal ketika itu beliau

sedang berada di Madinah. Dengan demikian penyebutan kata dalam

perjalanan, hanya karena seringnya tidak ditemukan penulis dalam perjalanan.

Dari sini pula dapat ditarik kesimpulan, bahwa sejak masa turunnya ayat ini

al-Quran telah menggaris bawahi bahwa ketidak mampuan menulis hanya

dapat ditoleransi–untuk sementara bagi yang tidak bertempat tinggal atau

nomad.32

Bahkan penyimpan barang jaminan atau menggadainyapun tidak harus

dilakukan, karena itu jika sebagian kamu mempercayai sebagian lain, maka

hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya, hutang atau apapun

yang dia terima. Disini jaminan bukan berbentuk tulisan atau saksi, tetapi

kepercayaan dan amanah timbal balik hutang diterima oleh pengutang, dan

barang jaminan diserahkan kepada pemberi hutang.33

i. Al-Hadits.

رى اشت عن عائشة رضي اهللا عنهاأن النبي صلى اهللا عليه وسلم

طعامامن يهودي الى أجل ور هنه درعامن حديد

Artinya: Aisyah r.a berkata, bahwa Rasulullah pernah memberi makanan dari orang Yahudi dan beliau menggadaikan kepadanya baju besi beliau” (HR. Bukhari dan Muslim).

32 Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Pesan, Kesan dan Keserasian al-Quran, (Jakarta:

Lentera Hati, 2002), Cet. Ke-XI, h. 610. 33 Ibid.

Page 39: DANIA DEWI-FSH.pdf

xxxix

ولقد رهن النبي صلى اهللا عليه : هللا عنه قالعن انس رضي ا وسلم در عاله بالمد ينة عنديهودي وأخذ منه شعيراأل هله

Artinya: Dari Anas ra berkata, Rasulullah saw menggadaikan baju besinya kepada seorang Yahudi di Madinah dan menggambil darinya gandum untuk sekeluarga beliau(HR. Bukhari, Ahmad, Nasa’i dan Ibnu Majah)

ii. Ijma

Berdasarkan ayat dan hadits diatas, para ulama fiqh sepakat bahwa gadai

diperbolehkan dan para ulama tidak pernah mempertentangkan kebolehannya,

demikian juga dengan landasan hukumnya,34 di samping itu juga karena

banyak kemaslahatan yang terkandung didalamnya dalam rangka hubungan

antar sesama manusia.35

Majelis Ulama Indonesia melalui Dewan Syariah Nasional mengenai

hukum gadai (rahn) tertuang dalam fatwa DSN No. 25/DSN/MUI/III/2002,

bahwa pinjaman dengan menggadaikan barang sebagai jaminan utang dalam

bentuk rahn dibolehkan dengan ketentuan yang ada.

34 Ibid. h, 156. 35 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), Cet. Ke- 1, h. 256.

Page 40: DANIA DEWI-FSH.pdf

xl

3. Rukun Gadai Syariah

Dalam menjalankan pegadaian syariah, pegadaian harus memenuhi rukun

gadai syariah. Rukun gadai tersebut antara lain:36

a. Ar-Rahin (yang menggadaikan)

Orang yang telah dewasa, berakal, bisa dipercaya, dan memiliki barang

yang digadaikan.

b. Al-Murtahin (yang menerima gadai)

Orang, bank, atau lembaga yang dipercaya oleh rahin untuk mendapatkan

modal dengan jaminan barang(gadai).

c. Al-Marhun/ rahn (barang yang digadaikan)

Barang yang digunakan rahin untuk dijadikan jaminan dalam

mendapatkan utang.

d. Al-Marhun bih (utang)

Sejumlah dana yang diberikan murtahin kepada rahin atas dasar besarnya

tafsiran marhun.

e. Siqhat, Ijab dan Qabul

Kesepakatan antara rahin dan murtahin dalam melakukan transaksi gadai.

36 Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 160.

Page 41: DANIA DEWI-FSH.pdf

xli

4. Syarat Gadai Syariah

Ulama fiqh sepakat bahwa syarat-syarat rahn sesuai dengan rukun rahn itu

sendiri, seperti : pihak yang berakal harus cakap hukum yaitu baligh dan berakal.

Isi akad tidak mengandung syarat fasid/bathil, seperti Murtahin (Pemilik Modal)

mensyaratkan barang jaminan dapat dimanfaatkan tanpa batas.

Syarat lain adalah Marhum bih (utang), yaitu jumlah utang tidak melebihi dari

nilai jaminan/agunan. Apabila melebihi nilai jaminan dikhawatirkan akan terjadi

sesuatu yang tidak benar. Syarat marhun (barang/harta yang dijaminkan) harus

bisa dijual dan nilainya seimbang dengan hutang dan bermanfaat. Ukuran dan

sifat marhun pun harus jelas. Marhun yang digunakan adalah milik sah dan penuh

nasabah dan tidak terkait dengan hak orang lain.37

Asy Syafi’i mengatakan bahwa syarat sah gadai adalah harus ada jaminan dan

yang berkriteria jelas dalam serah terima. Sedangkan Maliki mensyaratkan bahwa

gadai wajib dengan akad dan setelah akad, orang yang menggadaikan wajib

menyerahkan barang jaminan kepada yang menerima gadai.38 Secara umum

barang gadai harus memenuhi beberapa syarat, antara lain:39

a. Bisa diperjualbelikan.

b. Harus berupa harta yang bernilai.

c. Marhun harus bisa dimanfaatkan secara syariah.

37 Muamalah institute, Perbankan Syariah Perspektif Praktisi (Jakarta: Muamalat Institute, 1999),

h. 129. 38 Muhammad Sholikul Hadi, Pegadaian Syariah (Jakarta: Salemba Diniyah, 2003), h. 53. 39 Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 161.

Page 42: DANIA DEWI-FSH.pdf

xlii

d. Harus diketahui keadaan fisiknya, maka piutang tidak sah untuk

digadaikan harus berupa barang yang diterima secara langsung.

e. Harus dimiliki oleh rahin (peminjam atau pegadai) setidaknya harus seizin

pemiliknya.

5. Mekanisme Operasional Gadai Syariah

Berjalannya perjanjian gadai sangat ditentukan oleh banyak hal. Antara lain

adalah subyek dan obyek perjanjian gadai adalah rahin (yang mengadaikan

barang) dan murtahin (yang menahan barang gadai). Obyeknya adalah Marhum

(barang gadai) dan utang yang diterima rahin.

Berdasarkan beberapa aspek tersebut diatas, menyajikan alternatif mekanisme

aktivitas perjanjian gadai dengan menggunakan tiga akad perjanjian. Ketiga akad

tersebut adalah: (1) Akad al-Qardul Hasan, (2) Akad Mudharabah dan (3) Akad

al-Bai Muqayyadah.40

Akad al-Qardul Hasan dilakukan untuk nasabah yang menginginkan

menggadaikan barangnya untuk keperluan konsumtif. Dengan demikian, rahin

akan memberikan biaya upah atau fee kepada murtahin, karena murtahin telah

menjaga atau merawat marhum.

Akad Mudharabah diterapkan untuk nasabah yang menginginkan

menggadaikan jaminannya untuk menambah modal usaha (pembiayaan invetasi

40 Hadi, Pegadaian Syariah, h. 45.

Page 43: DANIA DEWI-FSH.pdf

xliii

atau modal kerja). Dengan demikian rahin akan memberi bagi hasil-berdasarkan

keuntungan usaha yang diperoleh kepada murtahin sesuai dengan kesepakatan.

Akad al-Bai Muqayyadah dapat dilakukan jika rahin yang menginginkan

menggadaikan barangnya untuk keperluan produktif, artinya dalam

menggadaikan barangnya rahin tersebut menginginkan modal kerja berupa

pembelian barang. Adapun untuk lebih jelasnya mengenai mekanisme akad

tersebut, dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1

Skema Akad Rahn dalam Pegadaian

3. Pencairan (uang)

1. Akad rahn

2. Utang dan jasa

4. Pemanfaatan Marhun

Keterangan Gambar:

. : Berhubungan

: Saling Berhubungan

Rahin Murtahin

Marhun Bih

Marhun

Akad Lain

Page 44: DANIA DEWI-FSH.pdf

xliv

Keterangan skema akad rahn :41

a) Rahin mendatangi Murtahin untuk minta fasilitas pembiayaan dengan

membawa marhum (barang jaminan yang dapat dimanfaatkan/ dikelola)

yang akan diserahkan kepada murtahin.

b) Murtahin melakukan pemeriksaan dan termasuk juga menaksir harga

barang jaminan yang diberikan oleh rahin sebagai jaminan utangnya

c) Setelah semua persyaratan terpenuhi, maka murtahin dan rahin akan

melakukan akad rahn.

d) Selanjutnya, setelah akad dilakukan, maka murtahin akan memberikan

sejumlah pinjaman uang yang jumlahnya di bawah nilai taksir kepada

rahin.

e) Setelah rahin menerima sejumlah uang pinjaman dari murtahin, maka

selanjutnya akan melakukan negosiasi (kasepakatan) kembali mengenai

barang yang digadaikan tersebut, yaitu apakah barang tersebut akan

dikelola/dimanfaatkan atau tidak.

6. Ketentuan Pelaksanaan Gadai Dalam Islam

1. Kedudukan Barang Gadai

Selama ada di tangan pemegang gadai, kedudukan barang gadai hanya

merupakan suatu amanat yang dipercayakan kepadanya oleh pihak

penggadai. Lebih lanjut Basyir (1993) menambahkan bahwa sebagai

41 Ibid, h. 87-88.

Page 45: DANIA DEWI-FSH.pdf

xlv

pemegang amanat, murtahin (penerima gadai) berkewajiban memelihara

keselamatan barang gadai yang diterimanya, sesuai dengan keadaan

barang.

2. Pemanfaatan Barang Gadai

Dalam pengambilan pemafaatan barang-barang yang digadaikan, para

ulama berbeda pendapat, diantaranya jumhur fuqaha dan Ahmad. Jumhur

fuqaha berpendapat bahwa murtahin tidak boeh menggambil manfaat

barang-barang gadaian tersebut sekalipun rahin mengizinkannya, karena

hal ini termasuk pada utang yang dapat menarik manfaat, sehingga bila

dimanfaatkan termasuk riba.42 Hak pemegang barang jaminan terhadap

barang itu hanyalah sebagai jaminan piutang yang ia berikan , dan apabila

orang yang berutang tidak mampu melunasi utangnya, barulah ia boleh

menjual atau menghargai barang itu untuk melunasi piutangnya.43

Akan tetapi, apabila pemilik barang mengizinkan pemegang barang

jaminan memanfaatkan barang itu selama ditangannya, maka sebagian

ulama Hanafiyah membolehkannya, karena adanya izin, maka tidak ada

halangan bagi pemegang barang jaminan untuk memanfaatkan barang itu.

Menurut Imam Ahmad , Ishak , al-Laits, dan al-Hasan, jika bahwa barang

gadaian berupa kendaraan yang dapat dipergunakan atau binatang ternak

yang dapat diambil susunya, maka penerima gadai dapat menggambil

42 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. Ke-1, h.

108. 43 Haroen, Fiqh Muamalah, h. 256.

Page 46: DANIA DEWI-FSH.pdf

xlvi

manfaat dari kedua benda gadai tersebut disesuaikan dengan biaya

pemeliharaan yang dikeluarkannya selama kendaraan atau binatang ternak

itu ada padanya. Dalam hal ini tidak ada halangan bagi si murtahin untuk

mengambil manfaatnya, umpamanya dengan memerah susunya atau

mempekerjakan sekedar untuk mengembalikan pengeluran biaya pada

barang gadaian tersebut.44 Dalam hadits Rasulullah saw, disebutkan :

يه وسلم عن ابي هريرة رضي اهللا عنه عن النبي صلى اهللا عللبن الدريشرب إذ اآان مر هونا والظهر ير آب اذ اآان : قال

رواه البخاري (مر هونا وعلى الذي يشرب و ير آب نفقته 45)وابود اود

Artinya: Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah saw bersabda : susu binatang-binatang ternak itu boleh diminum, apabila digadaikan dan binatang tunggangan boleh ditunggangi bila ia digadaikan, dan orang yang meminum dan menunggang itu wajib atas nafkah (belanja) binatang-binatang yang digadaikan itu.(HR Bukhari dan Abu Daud).

Pengambilan manfaat pada benda-benda gadai di atas ditekankan

kepada biaya atau tenaga untuk pemeliharaan, pemegang barang gadai

berkewajiban memberikan makanan, bila barang gadaian itu adalah

hewan. Harus memberikan bensin bila pemegang barang gadaian berupa

kendaraan.46

44 Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin, Fiqih Mazhab Syafi’i, (Bandung, PT. Penerbit Pustaka

Setia, 2000), Cet. Ke-2, h. 74. 45 Abi Dawud Sulaiman bin Asy’ats al-Sajistani, Sunan Abi Dawud (Beirut: Darul al-Fikri,

1994), Juz. 3, h. 46 Suhendi, Fiqh Muamalah, h.109.

Page 47: DANIA DEWI-FSH.pdf

xlvii

3. Resiko atas Kerusakan Barang Gadai

Apabila murtahin sebagai pemegang amanat telah memelihara barang

gadai dengan sebaik-baiknya sesuai dengan keadaan barang, kemudian

tiba-tiba barang tersebut mengalami kerusakan atau hilang tanpa

disengaja, maka para ulama dalam hal ini berbeda pendapat mengenai

siapa yang harus menaggung resikonya.Ulama-ulama mazhab Syafi’i dan

Hambali berpendapat bahwa murtahin (penerima gadai) tidak

menanggung resiko apapun. Namun, ulama-ulama mazhab Hanafi

berpendapat bahwa murtahin menanggung resiko sebesar harga barang

yang minimum. Perhitungan dimulai pada saat diserahkannya barang

gadai kepada murtahin sampai hari rusak atau hilang. Berbeda halnya jika

barang rusak atau hilang disebabkan kelengahan murtahin. Dalam hal ini

semua ulama sepakat bahwa murtahin menanggung resiko, memperbaiki

kerusakan atau mengganti yang hilang.

4. Pemeliharaan Barang Gadai

Dalam hal ini ulama berbeda pendapat, ulama Syafi’iyah dan

Hanabilah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan barang gadai menjadi

tanggungan penggadai dengan alasan bahwa barang tersebut berasal dari

penggadai dan tetap merupakan miliknya. Sedangkan ulama Hanafiah

berpendapat lain; biaya yang diperlukan untuk menyimpan dan

memelihara keselamatan barang gadai menjadi tanggungan penerima

gadai dalam kedudukannya sebagai orang yang menerima amanat.

Page 48: DANIA DEWI-FSH.pdf

xlviii

5. Katagori Barang Gadai

Jenis barang yang dapat digadaikan sebagai jaminan adalah semua

jenis barang yang bergerak dan tak bergerak yang memenuhi syarat

sebagai berikut:

a. Benda bernilai menurut hukum syara’.

b. Benda berwujud pada waktu pejanjian terjadi.

c. Benda diserahkan seketika kepada murtahin.

6. Akad Gadai

Ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa pengadaian dianggap sah

apabila telah memenuhi tiga syarat. Pertama, berupa barang karena utang

tidak bisa digadaikan. Kedua, penetapan kepemilikan penggadaian atas

barang yang digadaikan tidak terhalang, seperti mushaf. Ketiga, barang

yang digadaikan bisa dijual manakala sudah tiba masa pelunasan utang

gadai. Imam malik berpendapat bahwa menggadaikan apa yang tidak

boleh dijual pada waktu pengadaian dibolehkan, seperti buah-buahan yang

belum nampak kebaikannya.

7. Hak Penerima Gadai atas Harta Peninggalan

Hak para kreditur atas harta peninggalan seseorang ada yang berasal

dari utang lepas, yaitu utang tanpa gadai; dan ada yang berasal utang

terkait, yaitu utang gadai. Hak para kreditur atas utang yang berkait

dipandang lebih kuat dari pada hak para kreditur atas utang lepas, sebab

murtahin berhak menahan barang gadai yang merupakan sebagaian dari

Page 49: DANIA DEWI-FSH.pdf

xlix

atau bahkan harta peninggalan. Oleh karena itu ulama sepakat bahwa hak

murtahin untuk menerima pembayaran utang, lebih didahulukan dari pada

hak kreditur atas utang lepas.

8. Pembayaran/Pelunasan Utang Gadai

Apabila pada waktu yang telah ditentukan, rahin belum juga

membayar kembali utangnya, maka rahin dapat dipaksa oleh marhum

untuk menjual barang gadaiannya dan kemudian digunakan untuk

melunasi hutangnya. Selanjutnya, apabila telah diperintahkan hakim,

rahin tidak mau membayar utangnya dan tidak pula mau menjual barang

gadaiannya, maka hakim dapat memutuskan untuk menjual barang

tersebut guna melunasi utang-utangnya.

9. Prosedur Pelelangan Barang Gadai

Jumhur fuqaha berpendapat bahwa orang yang menggadaikan tidak

boleh menjual atau menghibahkan barang gadai. Sedangkan bagi penerima

gadai dibolehkan untuk menjual barang tersebut dengan syarat pada saat

jatuh tempo pihak penggadai tidak dapat melunasi kewajibannya. Jika

terdapat persyaratan; menjual barang gadai pada saat jatuh tempo, hal ini

dibolehkan dengan ketentuan:

a. Murtahin harus terlebih dahulu mencari tahu keadaan rahin (mencari

tahu penyebab belum melunasi utang)

b. Dapat memperpanjang tenggang waktu pembayaran

Page 50: DANIA DEWI-FSH.pdf

l

c. Kalau murtahin benar-benar butuh uang dan rahin belum melunasi

hutangnya, maka murtahin boleh memindahkan barang gadai kepada

murtahin lain dengan seizin rahin.

d. Apabila ketentuan diatas tidak terpenuhi, maka murtahin boleh

menjual barang gadai dan kelebihan uangnya dikembalikan kepada

rahin.

Page 51: DANIA DEWI-FSH.pdf

li

BAB IV

ANALISA PEMBIAYAAN PRODUKTIF PADA PEGADAIAN SYARIAH

TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN NASABAH

A. Gambaran Umum Responden

Sampel penelitian pengaruh pembiayaan produktif pada pegadaian

syariah terhadap peningkatan pendapatan nasabah adalah sebanyak 78 orang

nasabah yang mempunyai karakteristik yang berbeda. Berikut ini adalah

penjelasan tentang identitas para responden, yaitu:

1. Deskriptif Karakteristik Responden

1).karakteristik berdasarkan jenis kelamin.

Gambar 4.1

Page 52: DANIA DEWI-FSH.pdf

lii

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Perempuan38.46%

Laki-laki 61.54%

Sumber: data diolah dari angket

Dari gambar 4.1 menunjukkan bahwa responden sebagian besar di

dominasi oleh laki-laki yaitu 61,54%, dan responden perempuan sebanyak

38,46%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar nasabah yang

menggunakan pembiayaan produktif pada pegadaian syariah Pondok Aren adalah

laki-laki. Ternyata tidak hanya perempuan saja yang lebih dominan menggunakan

pegadaian syariah, dan laki-laki lebih banyak jumlahnya yang menggunakan jasa

pegadaian syariah untuk pembiayaan produktif atau usaha

2). Karakteristik bedasarkan tingkat pendidikan

Gambar 4.2

Page 53: DANIA DEWI-FSH.pdf

liii

Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

6.41%

30.76% 32.05%

8.97%0%

21.79%

0.00%5.00%

10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%

SD SLTP SLTA S1 S2 S3

Sumber: data diolah dari angket

Dari gambar No.4.2 dapat diketahui tingkat pendidikan para responden

yang sebagian besar responden 32,05% tingkat pendidikannya sampai dengan S1,

sedangkan yang tingkat SLTA sebanyak 30,76 %, SLTP sebanyak 21,79%, S2

sebanyak 8,97%, dan 6,41% yaitu pendidikannya SD. Dapat disimpulkan bahwa

nasabah pada pegadaian syariah yang lebih banyak tingkat pendidikannya

dibandingkan yang lain adalah S1.

3). Karakteristik berdasarkan pekerjaan

Gambar 4.3

Page 54: DANIA DEWI-FSH.pdf

liv

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

Pedagang98.71%

Petani1.28%

Sumber: data diolah dari angket

Dari hasil pengamatan pada gambar No. 4.3 dapat dilihat pekerjaan

responden lebih besar nasabah pada pegadaian syariah Pondok Aren adalah

pedagang 98,71% dan petani 1,28%. Maka dapat disimpulkan sebagian besar

nasabah pegadaian syariah mempunyai pekerjaan adalah sebagai pedagang

dibandingkan sebagai petani..

4). Karakteristik jenis usaha perdagangan dan pertanian

Gambar 4.4

Page 55: DANIA DEWI-FSH.pdf

lv

28,20%

10,25%

37,17%

0% 1,28%

23,27%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

PerdaganganJasa

PerdaganganMaterial

PerdaganganSembako

PertanianPalawija

Perkebunan Lain-lain

Identitas Responden Berdasarkan Jenis Usaha Perdagangan dan Pertanian

Sumber: data diolah dari angket

Dari hasil gambar No 4.4 dapat dilihat jenis usaha perdagangan para

responden yang paling besar adalah 37.17% perdagangan sembako,kemudian

28,20% perdagangan jasa, perdagangan lainnya adalah 23,07% dan 10,25% pada

pergagangan material, sedangkan 1,28% pada jenis usaha pertanian

perkebunan/sawah. Maka dapat disimpulkan bahwa yang paling besar adalah

perdagangan sembako. Dalam hal ini nasabah lebih banyak menggunakan usaha

mereka dengan menjual kebutuhan bahan pokok yang lebih dibutuhkan oleh

masyarakat pada umumnya.

5). Karakteristik pendapatan nasabah perbulan

Page 56: DANIA DEWI-FSH.pdf

lvi

Gambar 4.5

12.82%17.94%

25.68%

12.82%15.38% 14.10%

1.28%0.00%5.00%

10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%

1.500.000 2.500.000 4.000.000 8.000.000

Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan Nasabah Perbulan

Sumber: data diolah dari angket.

Dari gambar No. 4.5 dapat dilihat bahwa pendapatan nasabah perbulan

yang besar adalah 25,68% yang pendapatannya Rp. 2.500.000-, 17,94% yang

pendapatannya Rp. 2.000.000- , 15,38% yang pendapatanya Rp. 4.000.000,

14,10% yang pendapatannya Rp. 5.000.000, kemudian12,82% yang

pendapatannya Rp. 1.500.000- dan Rp. 3.000.000-, dan 1,28% pada

pendapatannya Rp. 8.000.000-. Maka dapat disimpulkan pendapatan nasabah

perbulannya yang paling besar yaitu Rp. 2.500.000.

6). Karakteristik barang yang digadaikan.

Page 57: DANIA DEWI-FSH.pdf

lvii

Gambar 4.6

64.10%

2.56%

33.33%

0% 0%0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%

Emas Elektronik Berlian

Identitas Responden Berdasarkan Barang Yang Digadaikan

Sumber: data diolah dari angket

Dari hasil pengamatan pada gambar No. 4.6 berdasarkan pada barang

yang digadaikan paling besar adalah 64,10% emas,kemudian 33,33% elektronik

dan 2,56% adalah surat berharga. Maka dapat disimpulkan bahwa barang yang

digadaikan yang paling banyak pada pegadaian syariah adalah emas. Karena emas

merupakan barang yang banyak digunakan oleh nasabah dan nilai dari emas itu

sendiri sangat tinggi apabila dibandingkan dengan barang-barang berharga

lainnya.

2. Analisis Statistik Deskriptif

Page 58: DANIA DEWI-FSH.pdf

lviii

1). Persepsi Nasabah terhadap Pengaruh Pembiayaan Produktif

Pada bagian ini penulis akan mendeskripsikan persentase jawaban nasabah

selaku responden (persepsi nasabah), terhadap kinerja pembiayaan produktif yang

telah dilaksanakan oleh Perum Pegadaian Syariah Pondok Aren selama ini.

Berikut ini adalah penjelasannya sebagai berikut:

Gambar 4.7

Persepsi Nasabah Terhadap Barang Yang Digadaikan Untuk Mendapatkan Pembiayaan

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

1 2 3 4 5

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.7 sebanyak 64,10%

menyatakan bahwa barang yang digadaikan untuk mendapatkan pembiayaan pada

pegadaian syariah adalah sesuai. Sebanyak 19,23% mengatakan kadang-kadang

dan sebanyak 16,66% mengatakan sangat sesuai. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa pembiayaan produktif pada pegadaian syariah nasabah rata-rata

menyatakan sesuai.

Page 59: DANIA DEWI-FSH.pdf

lix

Gambar 4.8

Persepsi Nasabah Terhadap Jangka Waktu Yang Diberikan Pegadaian

-5%0%5%

10%15%20%25%30%35%40%45%50%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.8 sebanyak 43,58%

menyatakan bahwa jangka waktu yang diberikan oleh pegadaian adalah sesuai.

Sebanyak 34,61% mengatakan kadang-kadang dan sebanyak 21,79% mengatakan

sangat sesuai. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata nasabah

menyatakan jangka waktu pada pegadaian syariah sesuai, dapat dilihat pada

gambar di atas nilai persen yang paling tinggi adalah 4.

Gambar 4.9

Page 60: DANIA DEWI-FSH.pdf

lx

Persepsi Nasabah Terhadap Pengaruh Pembiayaan Pada Tingkat Produktifitas Usaha

-10%0%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.9 sebanyak 76,92%

menyatakan pengaruh pembiayaan pada tingkat produktifitas usaha adalah

berpengaruh. Sebanyak 14,10% menyatakan kadang-kadang, sebanyak 8,97%

menyatakan sangat berpengaruh, dan pada gambar diatas terlihat jelas bahwa nilai

persen yang paling tinggi adalah pada angka 4.9.

Gambar 4.10

Page 61: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxi

Persepsi Nasabah Terhadap Pengaruh Pembiayaan Pada Tingkat Efektifitas Waktu

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.10 sebanyak 78,20%

menyatakan pengaruh pembiayaan pada tingkat efektifitas waktu adalah

berpengaruh. Sebanyak 8,97% menyatakan tidak berpengaruh, dan sebanyak

6,41% menyatakan sangat berpengaruh dan menyatakan kadang-kadang. Jadi

dapat disimpulkan bahwa nasabah pada pegadaian syariah menyatakan pada

tingkat efektifitas waktu berpengaruh terhadap pembiayaan.

Page 62: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxii

Gambar 4.11

Persepsi Nasabah Terhadap Pembiayaan Pada Pegadaian Syariah

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.11 sebanyak 55,12%

menyatakan pengaruh pembiayaan pada pegadaian syariah adalah praktis,

Sebanyak 33,33% menyatakan sangat praktis, sebanyak 6,41% nasabah

menyatakan tidak praktis dan sebanyak 5,12% kadang-kadang. Maka dapat

disimpulkan bahwa penggunaan pembiayaan dengan pegadaian adalah praktis

dapat dilihat dengan jelas pada gambar atau grafik di atas.

Page 63: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxiii

Gambar 4.12

Persepsi Nasabah Terhadap Pengaruh Pembiayaan Produktif Terhadap Usaha

-10%0%

10%20%30%40%50%60%70%80%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.12 sebanyak 74,35%

menyatakan pengaruh pembiayaan produktif terhadap usaha adalah berpengaruh,

dan Sebanyak 25,64% nasabah pegadaian syariah menyatakan sangat

berpengaruh. Maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh pembiayaan produktif

terhadap usaha dengan pegadaian adalah berpengaruh dapat dilihat dengan jelas

pada gambar atau grafik di atas.

Page 64: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxiv

Gambar 4.13

Persepsi Nasabah Terhadap Sistem Pelayanan Pada Pegadaian Syariah

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.13 sebanyak 70,51%

menyatakan sistem pelayanan pada pegadaian syariah adalah baik dan sebanyak

11,53% menyatakan sangat baik, sebanyak 6,41% nasabah menyatakan tidak baik

dan tidak baik sama sekali dan sebanyak 5,12% nasabah pegadaian menyatakan

kadang-kadang. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem pelayanan pada pegadaian

syariah adalah baik dapat dilihat dengan jelas pada gambar atau grafik di atas.

Page 65: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxv

Gambar 4.14

Resepsi Nasabah Terhadap Sistem Keamanan Pada Pegadaian Syariah

-10%

0%

10%

20%

30%40%

50%

60%

70%

80%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.14 sebanyak 71,79%

menyatakan sistem keamanan pada pegadaian syariah adalah baik, dan sebanyak

28,20% nasabah pada pegadaian syariah menyatakan sangat baik. Maka dapat

disimpulkan bahwa sistem pelayanan pada pegadaian syariah adalah baik dapat

dilihat dengan jelas pada gambar atau grafik di atas.

Page 66: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxvi

Gambar 4.15

Persepsi Nasabah Terhadap Jaminan Yang Diberikan Terhadap Pinjaman

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

0 1 2 3 4 5 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.15 sebanyak 71,79%

menyatakan jaminan yang diberikan terhadap pinjaman adalah sesuai, sebanyak

24,35% menyatakan sangat sesuai dan 3,84% nasabah menyatakan kadang-

kadang. Maka dapat disimpulkan bahwa jaminan yang diberikan terhadap

pinjaman adalah sesuai dapat dilihat dengan jelas pada gambar atau grafik di

atas.

Page 67: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxvii

Gambar 4.16

Persepsi Nasabah Pembiayaan Produktif Terhadap Produksi

-20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan gambar yang di atas pada No. 4.16 sebanyak 88,46%

menyatakan pembiayaan produktif terhadap produksi adalah berpengaruh,

sebanyak 6,41% nasabah menyatakan kadang-kadang dan 4,12% nasabah

menyatakan sangat berpengaruh. Maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan

produktif terhadap produksi adalah berpengaruh dapat dilihat dengan jelas pada

gambar atau grafik di atas.

Page 68: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxviii

Gambar 4.17

Persepsi Nasabah Pembiayaan Produktif Terhadap Perencanaan

-10%0%

10%20%30%40%50%60%70%80%90%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.17 sebanyak 79,48%

menyatakan pembiayaan produktif terhadap perencanaan adalah berpengaruh,

sebanyak 11,53% nasabah menyatakan sangat berpengaruh dan 8,97%

menyatakan kadang-kadang. Maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan

produktif terhadap perencanaan adalah berpengaruh dapat dilihat dengan jelas

pada gambar atau grafik di atas.

Page 69: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxix

Gambar 4.18

Resepsi Nasabah Pembiayaan Produktif Terhadap Distribusi

-10%

0%

10%

20%30%

40%

50%

60%

70%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.18 sebanyak 64,10%

menyatakan pembiayaan produktif terhadap distribusi adalah berpengaruh,

sebanyak 26,92% menyatakan kadang-kadang dan 8,97% menyatakan sangat

berpengaruh. Maka dapat disimpulkan bahwa pembiayaan produktif terhadap

distribusi adalah berpengaruh dapat dilihat dengan jelas pada gambar atau grafik

diatas.

Page 70: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxx

2). Persepsi Nasabah terhadap pendapatan

Pada bagian ini penulis akan mendeskripsikan persentase jawaban nasabah

selaku responden (persepsi nasabah), terhadap pendapatan nasabah yang sebelum

dan sesudah melakukan pembiayaan produktif pada pegadaian syariah Pondok

Aren selama ini. Berikut ini adalah penjelasannya sebagai berikut:

Gambar 4.19

Persepsi Nasabah Sebelum Melakukan Pembiayaan Produktif

-5%0%5%

10%15%20%25%30%35%40%

0 1 2 3 4 5 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.19 sebanyak 34,61%

mengatakan pendapatan sebelum melakukan pembiayaan produktif dengan

pegadaian syariah adalah sebesar Rp 2.000,000 – 2,500,000, sebanyak 33,33%

menyatakan pendapatannya sebesar Rp < 1,000,000 – 1,500,000,sebanyak

30,76% mengatakan pendapatan sebesar Rp 3,000,000 – 4,000,000 dan sebanyak

1,28% pendapatannya sebesar Rp > 7,000,000.

Page 71: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxi

Maka dapat disimpulkan bahwa pendapatan sebelum melakukan

pembiayaan produktif dengan pegadaian syariah dalah sebesar Rp 2,000,000 –

2,500,000 dapat dilihat dengan jelas pada gambar atau grafik diatas.

Gambar 4.20

Persepsi Nasabah Setelah Melakukan Pembiayaan produktif

0%5%

10%15%20%25%30%35%40%45%

0 2 4 6

Sumber: data diolah dari angket

Berdasarkan data yang di atas pada gambar No. 4.20 sebanyak 41,02%

mengatakan pendapatan setelah melakukan pembiayaan produktif dengan

pegadaian syariah adalah sebesar Rp 2.000,000 – 2,500,000, sebanyak 30,76%

menyatakan pendapatannya sebesar Rp3.000,000 – 4.000,000,sebanyak 16,66%

mengatakan pendapatan sebesar Rp 5.000,000 – 6.000,000, sebanyak 10,25%

pendapatannya sebesar < Rp 1.000,000 – 1,500,000 dan sebanyak 1,28%

pendapatannya sebesar > Rp 7.000,000. Maka dapat disimpulkan bahwa

pendapatan setelah melakukan pembiayaan produktif dengan pegadaian syariah

Page 72: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxii

adalah sebesar Rp 2,000,000 – 2,500,000 dapat dilihat dengan jelas pada gambar

atau grafik diatas.

3. Pengujian Hipotesis

Setelah pengujian analisis statistik deskriptif yang mendeskripsikan

persentase persepsi nasabah, maka langkah selanjutnya melakukan pengujian

signifikan dan interprestasi model korelasi, untuk melihat penggaruh variabel

indenpenden terhadap variabel dependen secara individual.

1. Pengujian Koefisien Korelasi

Tabel 4.1 Correlations

1 .017.884

78 78.017 1.884

78 78

Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N

Pembiayaan Produktif

Pendapatan

PembiayaanProduktif Pendapatan

Hasil korelasi variabel X dan Y. Nilai yang diperoleh sebesar 0.017 berarti

terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel pembiayaan produktif dan

variabel pendapatan. Untuk membuktikan hipotesis “ terdapat hubungan antara

variabel X dan Y” lihat saja signifikansinya.

Page 73: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxiii

Uji signifikansi ditunjukkan oleh tabel korelasi. Hipotesis penelitian yang

akan diuji dirumuskan secara statistik sebagai berikut :

Ha : Pỵх ≠ 0

Ho : Pỵх = 0

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : Pembiayaan produktif berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

Ho : Pembiayaan Priduktif tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan.

Kaidah keputusan :

1. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 < Sig] maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

2. Jika nilai Probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas Sig

atau [0,05 > Sig], maka Ho ditolak Ha diterima, artinya signifikan.

Tabel Correlations diperoleh variabel pembiayaan produktif dan

pendapatan nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0.884, dibandingkan dengan probabilitas

0,05, ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai probabilitas Sig. (2-

tailed) atau [0,05 < 0,884], maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak

signifikan. Terbukti bahwa pembiayaan produktif mempunyai hubungan secara

tidak signifikan terhadap pendapatan.

Page 74: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxiv

Tabel 4.2

Model Summaryb

.017a .000 -.013 1.77419 2.248Model1

R R SquareAdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Pembiayaan Produktifa.

Dependent Variable: Pendapatanb.

Hasil dari tabel model summary, pada bagian ini ditampilkan nilai R =

0,017 dan koefisien determinasi (R square) sebesar 0.000. (adalah pengkuadratan

dari koefisen korelasi, atau 0,017 X 0,017 = 0,000) hal ini menunjukkan

pengertian bahwa pembiayaan produktif (Y) tidak dipengaruhi oleh pendapatan

(X). Hal tersebut juga menyebutkan kemampuan variabel independent dalam

menjelaskan variabel dependent adalah lemah sekali (dianggap tidak ada).

3. Pengujian Koefisien Regresi.

Tabel 4.3.

Coefficientsa

4.034 3.548 1.137 .259.010 .068 .017 .146 .884

(Constant)Pembiayaan Produkt

Model1

B Std. Error

UnstandardizedCoefficients

Beta

StandardizedCoefficients

t Sig.

Dependent Variable: Pendapatana.

Dari persamaan Y = 4.034 + 0.010

Dari persamaan regresi Y= 4.034 + 0.010X

Hasil dari uji Coeffisiens, pada bagian ini dikemukakan nilai kostanta (a)

= 4.034 dan beta = 0.010 serta harga t hitung dan tingkat signifikansi = 0.884. dari

tabel diatas diperolah persamaan hitungnya adalah Y = 4.034 + 0.010X

Page 75: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxv

Kostanta sebesar 4.034 menyatakan bahwa jika tidak ada pembiayaan

produktif, maka pendapatan adalah 4.034. Koefisien regresi sebesar 0.010

menyatakan bahwa setiap penambahan (karena tanda +) Rp 1 biaya pembiayaan

produktif akan menigkatkan pendapatan sebesar 0.010. sebaliknya jika

pembiayaan produktif menurun sebesar Rp 1, maka pendapatan juga diprediksi

mengalami penurunan sebesar 0.010. Jadi tanda (+) menyatakan arah hubungan

yang searah, dimana kenaikan dan penurunan variabel independen (X) akan

mengakibatkan kenaikan/penurunan variabel dependen (Y).

Uji t untuk menguji signifikansi kostanta dan variabel dependen

(pendapatan). Persamaan regresi (Y = 4.034 + 0.010X) yang didapat tersebut

selanjutnya akan diuji apakah memang valid untuk memprediksi dari variabel

dependen. Dengan kata lain, akan dilakukan pengujian apakah pembiayaan

produktif benar-benar dapat memprediksi pendapatan dimasa mendatang. Disini

diberi uji koefisien regresi dari variabel pembiayaan produktif. Hipotesis

berdasrkan uji t dirumuskan secara statistik berikut:

Ha : Pỵх ≠ 0

Ho : Pỵх = 0

Hipotesis bentuk kalimat :

Ha : Pembiayaan produktif berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

Ho : Pembiayaan Priduktif tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan

Page 76: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxvi

Kaidah keputusan:

1. Jika nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya

signifikan

2. Jika nilai t hitung < tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak

signifikan.

Ternyata nilai 0.146 < 1,671 atau t hitung lebih < t tabel, maka Ho

diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Jadi, pembiayaan produktif tidak

berpengaruh signifikan terhadap pendapatan.

Gambar 4.21

Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0

Expe

cted

Cum

Pro

b

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: pendapatan

Hasil dari output SPSS normal P-Plot Pendapatan memperlihatkan bahwa

distribusi dari titik-titik data pendapatan tidak menyebar disekitar garis diagonal,

Page 77: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxvii

akan tetapi dari titik-titik data pada gambar diatas hanya menggumpul disekitar

titik-titik data saja, pada gambar ini menjelaskan penyebaran dari data-data yang

ada pada variabel (menggambarkan garis regresi) karena titik-titik tidak

mendekati atau disektar garis lurus. Jadi data pada variabel pendapatan tidak

dapat dikatakan normal.

3. Pegujian Wilcoxon Signed Ranks Test

Tabel 4.4

Wilcoxon Signed Ranks Test

Ranks

0a .00 .00

44b 22.50 990.00

34c

78

Negative Ranks

Positive Ranks

Ties

Total

Pendapatan setelahmelakukan denganpegadaian syariah -Pendapatan sebelummelakukan denganpegadaian syariah

N Mean Rank Sum of Ranks

Pendapatan setelah melakukan dengan pegadaian syariah < Pendapatansebelum melakukan dengan pegadaian syariah

a.

Pendapatan setelah melakukan dengan pegadaian syariah > Pendapatansebelum melakukan dengan pegadaian syariah

b.

Pendapatan setelah melakukan dengan pegadaian syariah = Pendapatansebelum melakukan dengan pegadaian syariah

c.

Hasil dari tabel 4.24 dapat dijelaskan bahwa dari jumlah 78 sampel

menunjukkan 44 sampel yang menghasilkan nilai positif sedangkan yang negatif

menghasilkan nilai 0, dari nilai yang positif menghasilkan rata-rata rangkingnya

sebesar 22,50 dan nilai rangking yang negatif menghasilkan nilai rata-rata 0,00.

jadi dapat disimpulkan bahwa pendapatan setelah melakukan dengan pegadaian

syariah berpengaruh besar terhadap pendapatan sebelum melakukan dengan

pegadaian syariah.

Page 78: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxviii

Tabel 4.5 Test Statisticsb

-6.633a

.000ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Pendapatansetelah

melakukandengan

pegadaiansyariah -

Pendapatansebelum

melakukandengan

pegadaiansyariah

Based on negative ranks.a.

Wilcoxon Signed Ranks Testb.

Bagian ini pada membahas pengujian pendapatan sebelum dan sesudah

melakukan pembiayaan produktif dengan pegadaian syariah dengan uji willcoxon

sign test. Tingkat signifikansi (a) dapat dilihat melalui Asymp Sig sebesar 5%

(0.05). Pengujian dilakukan hipotesis Ha. Kriteria ini digunakan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut :

Bila Asymp Sig < 0.05 maka Ha diterima (ada perubahan)

Bila Asymp Sig > 0.05 maka Ho ditolak (tidak ada perubahan)

Berdasarkan pada tabel 4.25 dapat dinyatakan mengalami perubahan

secara signifikan. Kumpulan ini ditunjukkan berdasarkan dengan nilai Asym Sig

(2-tailed) pada tabel diatas 0.000 yang lebih kecil dari pada taraf kesalahan 5%

atau α = 0.05 (0.000 < 0.05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Dapat

disimpulkan bahwa pendapatan setelah melakukan pembiayaan produktif dengan

pegadaian syariah maka mengalami perubahan pendapatan secara signifikan, dan

Page 79: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxix

berdampak positif. Hal ini dikarenakan terdapat penaikan setelah nasabah

melakukan pembiayaan produktif pada pegadaian syariah. Maka dari itu semakin

memperjelas bahwa tujuan ekonomis dari pegadaian syariah tercapai.

B. Interpretasi Data

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil

pada penelitian ini tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan

produktif yang diberikan dengan pendapatan nasabah.

Dengan tidak adanya pengaruh yang signifikan hasil penelitian tersebut,

dikarenakan pada pegadaian syariah hanya memberikan biaya atau modal yang

sangat kecil bagi para nasabahnya, sehingga para nasabah tidak bisa

menggembangkan usahanya menjadi yang lebih besar, dan keberadaan pegadaian

syariah hanyalah sebagai akad tambahan saja dalam pembiayaan produktif para

nasabah dari biaya-biaya yang lain. Sehingga dapat dilihat bahwa besar dan

kecilnya pendapatan tidak hanya diperoleh dari hasil pembiayaan produktif,

dikarenakan pegadaian syariah hanya memberikan akad tambahan sebesar 0.85%

dan itu tergantung dari besarnya nilai taksiran barang yang digadaikan oleh para

nasabah.

Page 80: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxx

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan dari hasil uji yang telah dilakukan maka dapat diambil

kesimpulan pengaruh pembiayaan produktif pada pegadaian syariah terhadp

pendapatran nasabah secara simultan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Gambaran tingkat pembiayaan produktif para nasabah yang telah

menggunakan pegadaian syariah dapat dilihat berdasarkan perbandingan

analisa sebelum dan sesudah melakukan pembiayaan produktif pada

pegadaian syariah terdapat perubahan, dengan nilai signifikansi terendah yaitu

0.000 pada alpha atau tingkat kesalah 0.05 dengan z-hitung sebesar -

6.633.sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatan nasabah yang

menggunakan pembiayaan produktif mengalami peningkatan.

2. Dari hasil tabel korelesi diperoleh variabel pembiayaan produktif dan

pendapatan dengan nilai sig. (2-tailed) sebesar 0.884, dibandingkan dengan

probabilitas 0.05 ternyata nilai 0.05 lebih kecil dari nilai probabilitas sig. (2-

tailed) atai [0.05 < 0.884] terbukti bahwa pembiayaan produktif mempunyai

hubungan secara tidak signifikan terhadap pendapatan, dan kemudian dari

Page 81: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxxi

hasil uji t menunjukkan tidak adanya pengaruh yang signifikan antara

pembiayaan produktif terhadap pendapatan nasabah pada pegadaian syariah,

yaitu dengan melihat nilai 0.146 < 1,671 atau t hitung lebih < t tabel, maka Ho

diterima dan Ha ditolak artinya tidak ada pengaruh yang signifikan. Jadi,

pembiayaan produktif tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan.

3. Hasil dari uji Coeffisiens, pada bagian ini dikemukakan nilai kostanta (a) =

4.034 dan beta = 0.010 serta harga t hitung dan tingkat signifikansi = 0.884.

dari tabel diatas diperolah persamaan hitungnya adalah Y = 4.034 + 0.010X

Kostanta sebesar 4.034 menyatakan bahwa jika tidak ada pembiayaan

produktif, maka pendapatan adalah 4.034. Ternyata nilai 0.146 < 1.671 atau t

hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan.

Jadi, pembiayaan produktif tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

pendapatan.

4. Dari hasil semua kesimpulan di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa peningkatan pendapatan nasabah pada pegadaian syariah Pondok Aren,

ternyata tidak hanya berasal dari pembiayaan produktif yang telah diberikan

oleh pegadaian syariah, tetapi juga banyak berbagai faktor lain yang lebih

mempengaruhi peningkatan pendapatan di luar pembiayan produktif termasuk

modal usaha. Dengan tidak adana pengaruh yang signifikan pada hasil

penelitian ini, dikarenakan pada pegadaian syariah hanya memberikan biaya

atau dana yang sangat kecil bagi para nasabahnya, sehingga para nasabah

tidak bisa menggembangkan usahanya menjadi yang lebih besar, dan

Page 82: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxxii

keberadaan pegadaian syariah hanyalah sebagai akad tambahan saja dalam

pembiayaan produktif para nasabah dari biaya-biaya yang lain. Sehingga

dapat dilihat bahwa besar dan kecilnya pendapatan tidak hanya diperoleh dari

hasil pembiayaan produktif, dikarenakan pegadaian syariah hanya

memberikan akad tambahan sebesar 0.85% dan itu tergantung dari besarnya

nilai taksiran barang yang digadaikan oleh para nasabah.

B. Saran

Adapun saran-saran yang diberikan untuk pegadaian syariah adalah:

1. Dengan penelitian ini diharapkan pegadaian syariah akan lebih seksama atau

lebih berhati-hati dalam menggambil keputusan agar tujuan utama tercapai.

2. Sebaiknya perusahaan memperhatikan aspek-aspek non ekonomis yang

mungkin berpengaruh terhadap pendapatan nasabah agar dapat diperoleh

gambaran yang lebih lengkap mengenai kinerja pegadaian seperti teknologi,

sumber daya manusia, pelayanan, pajak, budaya perusahaan dan sebagainya.

3. Jika memungkinkan sebaliknya diuji untuk kelompok sampel yang lebih besar

digunakan kelompok sampel pembanding dan membedakan sehingga hasilnya

menjadi lebih baik. Peneliti sebaiknya memperluas pengujian efisiensi

pegadaian dengan menggunakan rasio yang lebih komprehensip.

4. Dalam penelitian ini tidak memperhitungkan dampak krisis terhadap tingkat

signifikansi peningkatan pendapatan nasabah pada pegadaian syariah sebelum

dan sesudah melakukan pembiayaan produktif. Sehingga sebaiknya dalam

Page 83: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxxiii

penelitian ini tentang pegadaian syariah dengan seluruh data yang dibuat

sebelum masa krisis.

DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafi’i, Bank dari Teori dan Praktek, Jakarta: Gema Insani

Press, 2001, Cet. Ke-1

Page 84: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxxiv

Arifin, Zainul. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Jakarta: Al vabet, 2002.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002, Cet. Ke-12.

Bank Indonesia, Booklet Perbankan Indonesia, Jakarta: 2002.

Bank Indonesia, Kamus Perbankan, 1999, Cet. Ke-1

Bank Muamalat Institute, Perbankan Syariah Perspektif Praktisi, Jakarta: 1999.

Chapra, Umar. Islam dan Pembangunan Ekonomi. Jakarta: Gema Insani Press

dan Tazkia Institute.

Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Ghazali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2002.

Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalah. Jakarta, Gaya Media Pratama, 2002, Cet. Ke-1

Hadi, Sutrisno. Metode Research. Yogyakarta: Andi, 2004.

Hadi, Muhammad Sholikul. Pegadaian Syariah. Jakarta: Salemba Diniyah, 2003.

Jonathan, Sarwono. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS I. Yogyakarta:

C.V Andi Offset, 2006.

Kasmir. Bank dan Lembaga Keuangan lainnya. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2001, Cet. Ke-1.

Karim, Adiwarman. Ekonomi Islam Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta: Gema

Insani Press, 2001, Cet. Ke-1.

………….. Majalah Wirausaha dan Keuangan. Jakarta: 2006, Cet. Ke-38

Page 85: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxxv

Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah.Yogyakarta: UUP AMP

YKPN, 2005.

Mas’ud, Ibnu dan Abidin, Zainal. Fiqh Mazhab Syafi’i. Bandung: PT. Pustaka

Setia, 2000, Cet. Ke-2.

Nugroho, Bhuono Agung. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

dengan SPSS. Penerbit Andi.

Prasetyo, Bambang dan Jannah, Lina Miftahul. Metode Penelitian Kuantitatif:

Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006.

Rifa’i, Moh. Konsep Perbankan Syariah. Semarang: CV. Wicaksana, 2002.

Riduwan dan Sunarto. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial,

Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung: Alfabeta, 2007, Cet. Ke-1.

Shihab, Quraish. Tafsir Al-Misbah, Pesan dan Keserasian Al-Quran. Jakarta:

Lentera Hati, 2002, Cet. Ke-XI

Simamora, Bilson. Panduan Riset Prilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama, Anggota IKAPI, 2002.

Siamat, Dahlan. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta: Penerbit FUEI, 2001,

Cet. Ke-2.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: Ekonisia,

Cet. Ke-2.

Suhendi, Hendi. Fiqh Muamalah. Jakarta: Salemba Diniyah, 2003.

Sugianto, Mikael dan Community, Smitdev. SPSS 15. Jakarta: PT. Elex Media

Komputindo, 2007.

Page 86: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxxvi

Subekti dan R. Tjitrosudibio. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Jakarta:

Pradnya Paramita, 2004. Cet. Ke-34.

Sulaiman, Abi Dawud. Sunan Abu Dawud. Beirut: Darul Al-Fikri, 1994, juz 3.

Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2004.

Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, (Jakarta: Sinar Grafika, 2001),

Cet. Ke-1.

Page 87: DANIA DEWI-FSH.pdf

lxxxvii